Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PERAN JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI

HUKUM (JDIH) DALAM MENDUKUNG PROSES LEGISLASI DAERAH


PADA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN
SEMARANG

Miftakhus Salami*), Amin Taufiq Kurniawan

Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro,


Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Analisis Peran Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH) dalam
Mendukung Proses Legislasi Daerah pada Bagian Hukum Sekretariat daerah Kabupaten Semarang”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek kebijakan yang berkaitan antara JDIH dengan proses legislasi
daerah, upaya JDIH dalam mendukung pengambilan keputusan, implementasi teknologi informasi pada
JDIH, serta dokumen yang digunakan dalam proses legislasi daerah. Desain penelitian yang digunakan yaitu
desain penelitian kualitatif, metode yang digunakan adalah deskriptif interpretatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa aspek kebijakan yang terkait antara JDIH dan proses legislasi daerah ditunjukan pada
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah yang menunjukan peran JDIH pada proses penyebarluasan
Peraturan Daerah hasil proses legislasi serta pada Peraturan Bupati Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kabupaten Semarang yang menunjukan peran JDIH dalam
penyediaan dokumen dan informasi hukum dalam proses legislasi daerah. Upaya yang dilakukan oleh JDIH
Kabupaten Semarang dalam mendukung proses pengambilan keputusan ditunjukan dengan kegiatan yang
berkaitan pada aktivitas dokumentasi. Dokumen hukum yang digunakan dalam proses legislasi daerah
adalah peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dari Peraturan Daerah yang dijadikan sebagai
dasar menimbang dan mengingat dalam konsideran suatu Peraturan Daerah.

Kata Kunci: jaringan informasi; jaringan dokumentasi dan informasi hukum (JDIH); proses legislasi
daerah; peraturan daerah; Kabupaten Semarang.

Abstract
This study entitled "Analysis of the Role of Documentation and Legal Information Network (JDIH) in the
Regional Legislative Process Support at the Legal Division Secretariat Semarang regency". The purpose of
this study was to determine the policy aspects related to the process of local legislation JDIH, JDIH efforts in
supporting decision-making, implementation of information technology in JDIH, as well as the documents
used in the process of local legislation. The design study is a qualitative research design, the method used is
descriptive interpretative. The results showed that the aspects related policies and legislation between JDIH
area shown in Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 and Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80
Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum on the Establishment of Regional Legal Products that
show JDIH role in the dissemination process Regional Regulation and the results of the legislative process
Peraturan Bupati Nomor 13 Tahun 2015 tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kabupaten
Semarang which shows JDIH role in the provision of documents and legal information in the process of local
legislation. The efforts made by JDIH Semarang District in supporting the decision making process is shown
by the activities related to the activity documentation. Legal documents used in the process of local
legislation is legislation that is higher than the regional regulations serve as the basis of weighing and
considering in the preamble of a regional regulation.

Keywords : network information, network documentation and legal information (JDIH), documentation,
process of local legislation, local regulations, Semarang regency.

-----------------------------------------------------------------
*)
Penulis Korespondensi.
E-mail: miftakhus.salami.amie@gmail.com
1. Pendahuluan bidang hukum yang telah dikelola dengan baik
Membentuk peraturan perundang-undangan (Indrati, 2006:56).
daerah merupakan salah satu kewenangan yang Keberadaan informasi dan dokumen hukum
dimiliki oleh daerah sejak adanya otonomi daerah. sangat dibutuhkan untuk dimanfaatkan dalam proses
Proses pembentukan peraturan perundang-undangan legislasi daerah. Namun saat ini masih saja terjadi
daerah ini disebut juga dengan proses legislasi daerah. permasalahan yang berkaitan proses legislasi daerah
Pada proses legislasi tersebut harus dilakukan sesuai khususnya pada substansi hukum di daerah
dengan prosedur, sehingga peraturan perundang- (Nurbaningsih, 2015), diantaranya seperti masih ada
undangan daerah yang dihasilkan juga akan memiliki Peraturan Daerah yang bertentangan dengan peraturan
kualitas yang baik dan dapat diterima oleh perundang-undangan yang lebih tinggi di atasnya,
masyarakat. serta banyak produk hukum yang dihasilkan oleh
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam mencapai pemerintah yang tidak sinkron dengan peraturan lain,
suatu proses legislasi yang ideal yaitu dengan baik yang setara maupun yang lebih tinggi
melakukan kajian yang memadai, pemahaman tentang kedudukannya. Kondisi tersebut disebabkan oleh
materi muatan peraturan perundang-undangan yang berbagai faktor yang salah satunya adalah akibat tidak
baik, pemahaman asas-asas pembentukan peraturan lengkapnya data peraturan perundang-undangan yang
perundang-undangan, peran serta masyarakat, dimiliki sehingga proses harmonisasi perundang-
harmonisasi dan sinkronisasi, serta pemakaian bahasa undangan sering mengalami kendala (Aliamsyah
yang tepat dan substansi peraturan perundang- dalam Hukum Online, 2010).
undangan yang tidak bertentangan dengan peraturan di Permasalah tersebut dapat di atasi dengan baik
atasnya, sehingga didapatkan hasil yang optimal dari apabila ketersediaan dokumen dan informasi hukum
proses legislasi tersebut (Indarti, 2007:21). dikelola dengan baik. Sesungguhnya dalam konsep
Ketersediaan informasi hukum yang lengkap dokumentasi dan informasi hukum, di mana dokumen
dan akurat merupakan syarat mutlak yang harus peraturan yang lebih tinggi dihimpun, diolah,
dipenuhi dalam proses legislasi. Hal ini karena disimpan disebarluaskan serta informasi hukum yang
dokumentasi dan informasi hukum merupakan bahan dapat diakses dengan cepat dan mudah, ada sebuah
baku, baik dalam menetapkan dasar menimbang, dasar wadah yang disebut dengan Jaringan Dokumentasi
mengingat (landasan hukum) ataupun dalam dan Informasi Hukum (JDIH). Jaringan ini merupakan
penyusunan materi muatan (BPHN, 2011). Jadi untuk suatu kesatuan tatanan yang terdiri atas organisasi,
menghasilkan produk legislasi yang berkualitas, maka manajemen, himpunan data, teknologi, dan sumber
dalam proses legislasi daerah idealnya dengan daya manusia yang mampu menghasilkan dan
dukungan data dan informasi hukum yang lengkap dan menyampaikan informasi secara cepat, tepat, lengkap
akurat yang berasal dari dokumentasi hukum, dan akurat untuk mendukung berbagai upaya dalam
sehingga produk hukum yang dihasilkan tersebut mewujudkan sasaran yang hendak dicapai termasuk
mempunyai kualitas yang baik. Artinya substansi dari diantaranya adalah pembentukan peraturan daerah
produk hukum tersebut tidak tumpang tindih dan (Ismail, 2007).
bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi di Konsep Jaringan Dokumentasi dan Informasi
atasnya. Hukum (JDIH) merupakan salah satu jenis dari
Peran penting informasi dan penelitian dalam jaringan informasi. Pendayagunaan dokumen hukum
proses legislasi juga ditunjukkan di Negara Uganda merupakan inti dari kegiatan jaringan dokumentasi
dari hasil penelitian yang dilakukan Rugabwa (2013). dan informasi hukum. Sebelum akhirnya dibentuk
Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa infomasi sebah jaringan dokumnetasi dan informasi, tentunya
dan penelitian berperan penting dalam mendorong setiap unit peserta jaringan harus mlakukan kegiatan
pengambilan keputusan pada proses legislasi. dokumentasi yang terkait dengan kerjasama jaringan
Informasi yang relevan digunakan untuk nantinya. Dokumentasi ini merupakan penyusunan,
menghasilkan peraturan perundang-undangan yang penyimpanan, temu balik, pemencaran, evaluasi
berkualitas. informasi dalam bidang sains, teknologi, ilmu-ilmu
Implementasi pentingnya peran dokumen dan sosial dan kemanusiaan (Federation International de
informasi hukum dalam proses legislasi di Negara Documentation dalam Sulistyo-Basuki, 2004:5).
Indonesia ditunjukkan pada proses evaluasi Peraturan Purwono juga menjelaskan bahwa dokumentasi
Daerah yang dilakukan oleh Kementerian Dalam (2010:9) yaitu suatu departemen melakukan pekerjaan
Negeri Republik Indonesia (KEMENDAGRI), dokumentasi yang berupa penyediaan keterangan yang
dibutuhkan dokumen berupa Peraturan Daerah yang terdapat didalam dokumen, memberitahukan
sudah ada sebelumnya dan peraturan yang lebih tinggi ketersediaan keterangan tersebut kepada orang yang
(Beritasatu Online, 2015). Selain dalam proses membutuhkan. Apabila ada permintaan dari pemakai
evaluasi Perda, pada proses perencanaan penyusunan dokumen maka akan disusun dokumen baru sebagai
Peraturan Daerah yang di dalam hal ini juga selalu tindak lanjut dari kegiatan penyediaan dokumen. Pada
membutuhkan kajian-kajian yang bersifat normatif suatu sistem manajemen dokumentasi dapat dijadikan
maupun empiris yang dapat diambil dari database di suatu bahan mentah dalam proses pengambilan
keputusan.
Pada dasarnya kegiatan dokumentasi ini perencanaan hukum dan perancangan peraturan
meliputi teknik kegiatan yang berkaitan dengan perundang-undanan (Ismail, 2007:4). Adapun menurut
aktivitas yang ada dalam proses pendokumentasian. PERPRES RI Nomor 33 tahun 2012 tentang Jaringan
Aktivitas tersebut meliputi penyeleksian dokumen, Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional
pengumpulan dokumen untuk diolah dengan (JDIHN) pada Pasal 3 disebutkan bahwa tujuan dari
menggunakan teknik tertentu agar kelestariannya tetap JDIH diantaranya adalah untuk menjamin
terjaga. Tujuannya adalah agar dokumen tersebut keeresediaan dokumentasi dan informasi hukum yang
masih dapat didistribusikan isi informasinya bagi lengkap dan akurat, serta dapat diakses secara cepat
siapa saja yang membutuhkan untuk dimanfaatkan dan mudah. Ada pula tujuan lainnya yaitu untuk
menurut keperluan masing-masing individu. Pada meningkatkan kualitas pembangunan hukum nasional.
aktivitasnya, dokumentasi lebih ditekankan pada Para anggota JDIH juga harus melakukan
penyediaan dokumen agar dapat disebarkan kepada pengembangan terhadap unit JDIH yang dikelolanya
pemakai yang membutuhkan informasi yang ada untuk mencapai tujuan seperti yang telah dijelaskan
dalam dokumen tersebut untuk dapat dijadikan bahan sebelumnya. Berdasarkan hasil rapat kerja tentang
referensi dalam pembuatan dokumen baru lagi. SJDI Hukum, dihasilkan bahwa ada 5 aspek yang
Isi informasi dalam sebuah dokumen hukum merupakan poin pengembangan JDIH (Empi, 2006:7)
akan bermanfat dalam pengambilan keputusan dalam yang mencakup organisasi/metoda, personalia/diklat,
proses legislasi daerah. Hal ini berkaitan dengan peran koleksi, teknis/sarana, serta mekanisme/otomasi.
informasi seperti yang disampaikan oleh Davis Salah satu kabupaten yang merupakan anggota
(1999:29) bahwa informasi merupakan data yang telah JDIHN yang juga telah menerapkan oengembangan
diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya teradap unit jaringannya adalah Kabupaten Semarang.
dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini JDIH kabupaten Semarang ini berlokasi dan dikelola
atau mendatang. Informasi merupakan salah satu oleh Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten
sumberdaya penting dalam suatu organisasi yang Semarang. Salah satu tujuan dari JDIH Kabupaten
digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan Semarang adalah untuk menjamin ketersediaan
(Kadir dan Triwahyuni, 2003:546). Berkaitan dengan dokumentasi dan informasi hukum yang lengkap dan
manfaat informasi dalam pengambilan keputusan akurat serta dapat diakses secara cepat dan mudah
Eastbrook (dalam Yusup, 2009:356) menjelaskan dalam mendukung proses legislasi daerah. Hal ini
bahwa dalam langkah pengambilan suatu keputusan, berkaitan dengan tugas Bagian Hukum Sekretariat
kehadiran infomasi dapat menciptakan pilihan-pilihan Daerah Kabupaten Semarang yaitu menyiapkan bahan
dan dapat menetapkan langkah pengambilan kebijakan teknis bidang penyusunan peraturan
keputusan yang berarti. Berdasarkan peran pentng perundang-undangan dan mengkoordinasikan
tersebut, maka perlu adanya sumber informasi yang penyusunan peraturan perundang-undangan yang
memang menyediakan dokumen-dokumen hukum khususnya dilaksanakan oleh Subbagian Perundang-
yang lengkap dan dapat diakses dengan mudah untuk undangan.
tujuan mendukung proses legislasi daerah. Pengelolaan JDIH Kabupaten Semarang
Salah satu sumber informasi dalam sudah dinilai cukup baik. Hal ini terbukti dengan
mempersiapkan dan menyusun peraturan daerah prestasi yang diperolehnya dalam lomba pengelolaan
adalah Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum JDIH se-Provinsi Jawa Tengah dengan mendapatkan
(JDIH) menyedikan informasi terkait dengan materi- juara 3. JDIH Kabupaten Semarang ini dikelola oleh
materi hukum, dari jaringan ini bisa diperoleh Subbagian Pengkajian, Dokumentasi dan Publikasi
informasi hukum yang relevan (Ismail, 2007:10). Produk hukum yang berada di bawah wewenang
Seperti yang juga disampikan oleh Indarti bahwa Bagian Hukum yang merupakan salah satu bagian dari
perencanaan penyusunan peraturan perundang- Asisten Pemerintahan pada Sekretariat Daerah
undangan dalam hal ini selalu membutukan kajian- Kabupaten Semarang. Namun berdasarkan
kajian normatif maupun empiris yang dapat diambil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap
dari database di bidnag hukum yang dikelola dengan prapenelitian, ditemukan permasalahan pada JDIH
baik (Indarti, 2007:56). Maka dari itu pelu adanya Sekretariat Daerah Kabupaten Semarang yaitu terkait
sebuah jaringan dokumentasi dan informasi hukum dengan website JDIH Kabupaten Semarang tidak
yan mana jaringan ini merupakan pendayagunaan dapat menampilkan informasi apapun. Tidak ada
bersama dalam arti pendayagunaan koleksi hukum berita informasi apapun mengenai produk hukum yang
yang dilakukan secara bersama-sama, adapun koleksi bisa diakses maupun diunduh dokumennya oleh
yang dimiliki masing-masing anggota jaringan baik pengguna.
dalam bentuk peraturan perundang-undangan (Pusat, Hal tersebut inilah yang melatar belakangi
Kementerian/Non Kementerian/ Badan negara, penulis untuk melakukan penelitian tentang analisis
Daerah) kepustakaan hukum (buku, artikel hukum, peran jaringan doumenasi dan informasi hukum pada
hasil penelitian dan pengkajian hukum) dan putusan Bagian Hukum Sekretraiat Daerah Kabupaten
pengadilan (Ramli, 2011:112). Tujuan didirikannya Semarang.
JDIH ini antar lain adlaah untuk membantu pejabat Penelitian ini bertujuan unruk mengetahui
dalam pengambilan keputusan, membantu dalam bagaimana aspek kebijakan yang berkaitan antara
JDIH dengan proses legislasi daerah, upaya yang secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data
dilakukan oleh JDIH Kabupaten Semarang dalam dan penarikan kesimpulan. Upaya yang dilakukan
mendukung pengambilan keputusan pada proses penulis dalam menjaga keabsahan data di dalam
legislasi daerah yang dilakukan pada Bagian Hukum, penelitian ini dengan melakukan triangulasi sumber
bagaimana implementasi teknologi informasi pada yaitu membandingkan data hasil pengamatan dengan
JDIH Kabupaten Semarang dalam mendukung proses data hasil wawancara dan membandingkan hasil
legislasi daerah, serta dokumen yang digunakan dalam wawancara dengan isi suatu dokumen.
proses legislasi daerah pada Bagian Hukum
Sekretariat Daerah Kabupaten Semarang. Melalui
kajian ini diharapkan dapat diketahui peran JDIH 3. Hasil dan Pembahasan
Kabupaten Semarang dlaam mendukung proses 3.1. Konsep Jaringan Dokumentasi dan Informasi
legislasi daerah agar dapat meningkatkan kualitas Hukum (JDIH)
pembangunan hukum dalam wujud pembentukan 3.1.1. JDIH Kabupaten Semarang
Peraturan Daerah Kabupaten Semarang yang materi Membangun kerjasama dengan lembaga
muatannya tidak tumpang tindih serta bertentangan informasi lainnya yang bergerak pada satu bidang
dengan peraturan tertinggi di atasnya. adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan informasi bagi penggunanya
pada suatu unit lembaga informasi. Pelaksanaan
2. Metode Penelitian kerjasama ini dapat berupa resource sharing atau
Penelitian ini menggunakan desain penelitian berbagi sumberdaya informasi yang dimilikinya
kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui cara kerjasama jaringan informasi. Menurut
deskriptif interpretatif. Penulis dalam penelitian ini Sulistyo-Basuki (1993:65) jaringan informasi ini
menganalisis secara detail terhadap data yang telah merupakan sistem terpadu dari badan-badan yang
terkumpul mengenai peran Jaringan Dokumentasi dan bergerak dalam bidang pengolahan informasi, dapat
Informasi Hukum (JDIH) dalam mendukung proses terdiri dari perpustakaan, unit dokumentasi, pusat
legislasi daerah, kemudian dilakukan interpretasi dari informasi maupun pusat analisis informasi yang
data yang telah terkumpul. Informasi yang telah tujuannya adalah menyediakan pemasukan data dalam
diperoleh penulis mengenai peran Jaringan memenuhi kebutuhan pemakai. Salah satu jaringan
Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH) dalam informasi di Indonesia yang bergerak dalam kerjasama
mendukung proses legislasi daerah pada Bagian informasi dalam bidang hukum adalah Jaringan
Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Semarang Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH). Jaringan
dianalisis yaitu dilakukan penafsiran terhadap obyek ini beranggotakan lembaga informasi yang menangani
yang diteliti berdasarkan data yang telah diperoleh informasi dan dokumen khusunya dalam bidang
kemudian diambil kesimpulan. hukum.
Teknik pemilihan informan yang digunakan Berdasarkan keterangan para informan dalam
dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian ini serta didukung dengan data observasi
probability sampling dengan teknik purposive dan studi dokumentasi, ditemukan simpulan bahwa
sampling yaitu dengan cara memilih informan JDIH Kabupaten Semarang merupakan salah satu unit
berdasarkan pada tujuan atau kriteria tertentu. Kriteria anggota JDIHN yang memang merupakan salah satu
tersebut adalah bahwa informan merupakan staf yang bagian unit dokumentasi yang bertugas untuk
bertugas sebagai pengelola JDIH Kabupaten menyelenggarakan fungsi dokumentasi berupa
Semarang minimal bertugas 1 tahun, merupakan pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan
pengelola JDI yang juga pernah ikut menjadi tim pendayagunaan dokumen hukum baik yang diterbitkan
anggota pemebntukan Peraturan Daerah, bersedia oleh instansinya maupun dokumen hukum dari pusat
berparisipasi dalam penelitian ini dan dapat seperti UUD 1945, Undang-undang, Peraturan
memberikan informasi mengenai peran JDIH dalam Pemerintah, Peraturan Presdien dan Peraturan Daerah
mendukung proses legislasi daerah. Berdasarkan dari Provinsi, serta melakukan kerjasama secara nasional
kriteria informan tersebut peneliti memilih 3 (tiga) untuk mendayagunakan dokumen hukum tersebut
informan yaitu pengelola JDIH Kabupaten Semarang, dalam satu bentuk wadah kerjasama dokumentasi
2 orang informan pendukung dari Subbagian hukum dengan lembaga yang bergerak di bidang
Perundang-undangan dan 2 (tiga) informan kunci hukum lainnya dalam rangka penyediaan dokumen
yaitu Kepala Bagian Hukum serta Kepala Subbagian hukum untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk
Perundang-undangan pada Bagian Hukum Sekretariat menunjang berbagai tugas pada instansi masing-
Daerah Kabupaten Semarang. masing. Pemrakarsa dari JDIHN ini adalah Badan
Teknik pengumpulan data yang dilakukan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN).
penulis adalah observasi non partisipan, wawancara
semi terstruktur dengan jenis wawancara mendalam Kerjasama JDIHN bergerak dalam bidang
dan studi dokumentasi. Pada proses analisis data dokumentasi hukum baik itu peraturan pusat maupun
penulis menggunakan tiga alur kegiatan yang terjadi peraturan Daerah yang dihasilkan oleh angota-anggota
JDIHN. Hal tersebut sesuai dengan pengertian JDIHN
pada Peraturan Presiden Nomor 33 tahun 2012 tentang dari badan-badan yang bergerak di bidang pengolahan
Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional informasi seperti perpustakaan hukum perguruan
(JDIHN) pada pasal 1 angka 1 yang berbunyi bahwa tinggi, dokumentasi hukum pada masing-masing
Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional instansi yang menangani dokumentasi hukum. Tujuan
merupakan wadah pendayagunaan bersama atas dari adanya jaringan informasi ini adalah untuk
dokumen hukum secara tertib, terpadu dan menyediakan pemasukan data yang relevan bagi setiap
berkesinambungan, serta merupakan sarana pemberian instansi yang memang membutuhkan bahan tersebut
informasi hukum secara lengkap, akurat, mudah dan dalam mendukung tugas yang harus dilaksankan pada
cepat. instansinya.
Setiap anggota JDIHN termasuk JDIH
Kabupaten Semarang dalam mendukung kerjasama 3.1.2. Kedudukan JDIH Kabupaten Semarang
tersebut bertugas untuk menyelenggarakan fungsi Salah satu komponen dari jaringan informasi
pembangunan sistem informasi hukum berbasis menurut Sulistyo-Basuki (1996:15) adalah struktur
teknologi informasi dan komunikasi yang dapat organisasi. Adanya struktur organisasi tentunya akan
diintegrasikan dengan website pusat JDIHN. Tujuan menentukan posisi ataupun kedudukan sebuah unit
adanya penggunaan teknologi terebut agar resource informasi dalam sistem jaringan informasi. Struktur
sharing dapat berjalan dengan baik sesuai dengan ini harus dapat dipertanggung jawabkan dari berbagai
tujuan JDIHN. Hal tersebut juga sesuai dengan teori segi seperti dari segi hukum.
dari Reitz (2004) yang menjelaskan bahwa jaringan Berdasarkan keterangan seluruh informan
informasi merupakan kerjasama dua atau lebih penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
organisasi yang terlibat dalam pertukaran informasi JDIH Bagian Hukum Kabupaten Semarang dalam
yang biasanya untuk mencapai tujuan bersama. lingkup Nasional hanya merupakan anggota JDIHN
Seperti yang disampaikan oleh Miller dalam sama juga kedudukannya dalam lingkup Provinsi Jawa
Haryono (1992:8) yaitu kerjasama yang dilakukan Tengah, adapun kedudukan JDIH Bagian Hukum
oleh unit-unit perpustakaan atau unit yang menangani Kabupaten Semarang merupakan pusat jaringan yang
informasi secara bergabung karena mereka memiliki membawahi kecamatan-kecamatan di lingkungan
sumber informasi dalam bidang yang sama, atau Kabupaten Semarang, sehingga dapat dikatakan
berada di wilayah yang sama atau didasarkan pada bahwa JDIH Bagian Hukum Kabupaten Semarang
kesamaan-kesamaan lainnya. Unit-unit tersebut secara merupakan JDIH Kabupaten Semarang karena
bersamaan memanfaatkan dan mendayagunakan kedudukan Bagian Hukum Kabupaten atau Kota
sumber-sumber informasi yang telah ada pada mereka, merupakan pengelola dari JDIH Kabupaten Semarang
termasuk juga memanfaatkan dan mendayagunakan seperti yang temuat dalam Peraturan Bupati Nomor 13
sumber-sumber informasi yang telah ada pada mereka, Tahun 2015 tentang Jaringan Dokumentasi dan
termasuk juga memanfaatkan sumber daya lainnya Informasi Hukum Kabupaten Semarang dan Peraturan
seperti keahlian yang mereka miliki, peralatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2014.
teknologi yang diperlukan untuk memberi pelayanan Seperti keterangan yang dijelaskan oleh SP selaku
informasi yang efektif. informan kunci, maka kedudukan JDIH Kabuapten
Hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti, Semarang ini sudah sesuai dengan Peraturan Presiden
disimpulkan JDIHN ini merupakan salah satu jaringan RI Nomor 33 Tahun 2012 tentang Jaringan
informasi yang berorientasi pada satu bidang Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional yang
(Sulistyo-Basuki, 1993). Bidang yang menjadi temuat dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a dan ayat (2)
orientasi JDIHN tersebut adalah bidang hukum. Hal yang berbunyi bahwa struktur organisasi JDIHN
ini terlihat dari anggota-angota lembaga yang telah terdiri dari Pusat JDIHN yaitu Badan pembinaan
dientukan oleh JDIHN pada pasal 4 ayat (3) huruf a, b, Hukum Nasional Kementerian Hukum dan Hak Asasi
dan c yang dapat dapat dirangkum bahwa anggota Manusia. Adapun anggota JDIHN menurut Pasal 4
JDIHN merupakan unit kerja yang tugas dan ayat (3) huruf a angka 3 yaitu bahwa anggota JDIHN
fungsinya menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan adalah biro hukum dan/atau unit kerja yang tugas dan
dengan dokumen hukum seperti Kementerian Negara, fungsinya menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan
Sekretariat Negara, Lembaga pemerintah Provisnis, dengan Dokumen hukum pada pemerintah
Biro Hukum Pemerintah Provinsi, Bagian Hukum Kabupaten/Kota. Diperjelas pada pasal 5 ayat (3) yang
Pemerintah Kabupaten atau Kota dan Sekretariat berbunyi bahwa Pemerintah Provinsi bertindak
DPRD Tingkat Provinsi dan Kabupaten atau Kota, sebagai pusat Jaringan Dokumentasi dan Informasi
serta Perpustakaan Hukum pada perguruan tinggi baik Hukum di wilayahnya, serta pengelola JDIH
negeri maupun swasta dan, lembaga lain yang Kabupaten/Kota berkedudukan pada Bagian Hukum
bergerak di bidang pengembangan dokumentasi dan Sekretariat Daerah Kabupaten atau kota, sehingga
informasi hukum yang ditetapkan oleh Menteri. jelas bahwa JDIH Bagian Hukum Kabupaten
Hal di atas menunjukan kesesuaian dengan Semarang juga merupakan JDIH Kabupaten Semarang
teori jaringan informasi yang disampaikan oleh yang secara struktur merupakan anggota jaringan pada
Sulistyo-Basuki (1993:65), yang mana pada tingkat nasional dan Provinsi.
implementasi JDIH sebagai jaringan infomasi terdiri Berikut digambarkan kedudukan JDIH Kabupaten
Semarang dalam jaringan:
dipertanggung jawabkan dari berbagai segi, salah
satunya dari segi hukum, simpul (nodes), pemakai,
sistem komunikasi antar simpul, katalog induk
terpusat, pedoman pemilihan dokumen, program
pelathan bagi pemakai peserta jaringan.
Berdasarkan keterangan para informan pada
penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa komponen
yang ada pada JDIH Kabupaten Semarang meliputi
struktur organisasi yang tertuang dalam landasan
hukum baik dari pusat maupun dari daerah. Pada JDIH
Kabupaten Semarang ditemukan simpul (node) yang
ditunjukan dengan adanya anggota jaringan yaitu
anggota JDIH Kabupaten Semarang yang mencakup
Gambar 1. Kedudukan JDIH Kabupaten Semarang kecamatan-kecamatan di lingkungan Kabupaten
(Olahan Peneliti, 2016) Semarang. Adapun dalam tingkat nasional JDIH
Kabupaten Semarang merupakan anggota dari JDIHN,
Berdasarkan kedudukan tersebut, maka dapat dari sini dapat dilihat bahwa terdapat simpul atau
disimpulkan bahwa bentuk jaringan dari JDIH anggota jaringan.
Kabupaten Semarang adalah Jaringan non terpimpin Komponen pemakai jaringan pada JDIH
dengan pusat khusus. Hal ini karena para anggota Kabupaten Semarang yaitu internal dari staf Bagian
jaringan (simpul) dapat berhubungan langsung dengan Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Semarang serta
pusat khusus. JDIH Kabupaten Semarang juga bisa SKPD lain baik yang ada lingkungan Kabupaten
berhubungan dengan anggota jaringan lain tanpa harus Semarang maupun SKPD dari daerah lain. Untuk
melalui pusat jaringan. pedoman pemilihan dokumen JDIH Kabupaten
Alur informasi pada jaringan dalam hal ini Semarang berpedoman pada Peraturan Menteri
JDIH Kabupten Semarang berdasarkan keterangan Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 2 Tahun
informan ES, DS, dan TP serta didukung dengan data 2013 tentang Standar Pengelolaan Teknis
observasi dan studi dokumen, yaitu pada lingkup Dokumentasi dan Informasi Hukum. Kegiatan
nasional dapat bersifat langsung tanpa harus melalui evaluasi mulai dari tingkat nasional yang mana JDIH
pusat jaringan. Jadi apabila JDIH Kabupaten Kabupaten Semarang sebagai anggota jaringan dari
Semarang membutuhkan dokumen dari daerah lain, pusat dilakukan setiap akhir tahun dengan mengisi
JDIH dapat langsung menghubungi JDIH yang dituju. form yang diberikan oleh pusat JDIH Provinsi.
Tipe relasi yang muncul dalam jaringan ini Adanya beberapa komponen tersebut sesuai
berdasarkan penjelasan di atas adalah tipe jaringan dengan teori komponen jaringan informasi menurut
relasi direct seperti teori D’Andrea (dalam Eriyanto, Sulistyo-Basuki (1996:15-16) yaitu struktur
2014:41) yaitu adanya relasi antar simpul yang organisasi, simpul, pemakai, evaluasi kerja. Pada
mempunyai arah yaitu ada pengirim dan penerima. komponen jaringan yang berupa program pelatihan
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya pengiriman bagi para pemakai jaringan belum dilakukan oleh
dokumen dari JDIH Kabupaten Semarang kepada JDIH Kabupaten Semarang pada peserta jaringan di
JDIH Kabupaten lain yang membutuhkan peraturan lingkungannya, namun JDIH Kabupaten Semarang
dari JDIH Kabupaten Semarang, dalam hal ini JDIH pernah ikut dalam bintek secara Nasional dari
Kabupaten Semarang berperan sebagai pengirim dan pengelola JDIHN pusat yaitu BPHN, serta katalog
JDIH Kabupaten lain sebagai penerima begitu pula induk terpusat yang belum ada di JDIH Kabupaten
sebaliknya. Semarang namun dalam lingkup nasional sebagai
anggota JDIHN katalog induk terpusat tersebut sudah
3.1.3. Komponen JDIH Kabupaten Semarang ada dan dikelola oleh pusat JDIHN.
Jaringan infomasi tidak hanya terdiri dari
3.1.4. Aktivitas JDIH Kabupaten Semarang
satu unit informasi, melainkan terdiri dari berbagai
Sebuah unit jaringan dokumentasi tentunya
unit informasi yang melakukan kerjasama untuk
memiliki tugas dan fungsi yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan masing-masing anggota jaringan.
mencapai tujuan dari adanya kerjasama jaringan
Adapun karakteristik yang mencirikan bahwa
informasi. Tugas dan fungsi tersebut tercermin dari
kerjasama tersebut berbentuk suatu jaringan informasi
aktivitas yang dilakukan oleh unit dokumentasi yang
yang dibuktikan dengan adanya komponen-komponen
melakukan kerjasama jaringan. Aktivitas tersebut
yang ada didalamnya. Adanya komponen jaringan ini,
tentunya berkaitan dengan prinsip dokumentasi yang
maka kinerja jaringan informasi dapat berjalan dengan
berupa pencarian, pengumpulan, pengolahan,
efektif dan tujuan dari pembentukan jaringan
penyusunan, penyimpanan, penyebaran serta temu
informasi ini yaitu pemerolehan informasi bagi para
balik informasi dari dokumen yang dikelola dengan
anggota jaringan pun dapat tercapai.
tujuan untuk menyediakan dokumen yang lengkap
Komponen jaringan tersebut diantaranya
untuk mendukung tugas dari para penggunanya.
adalah adanya struktur organisasi yang dapat
Dilihat dari penjelasan para informan, yurisprudensi dan terbitan berseri seperti lembaran
disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan pada resmi seperti Berita Negara, Berita daerah, Lembaran
JDIH Kabupaten Semarang meliputi kegiatan yang Daerah, Lembaran Negara, serta majalah.
ada pada unit dokumentasi pada umumnya yaitu
melakukan kegiatan pencarian dokumen, 3.2. Proses Legislasi Daerah Pada Bagian Hukum
pengumpulkan dokumen yang diciptakan oleh unit 3.2.1. Tahapan Proses Legislasi Daerah
induk lembaga yaitu produk hukum daerah Kabupaten Proses legislasi daerah yang dalam hal ini
Semarang, mengolah dokumen tersebut sebagai upaya adalah proses pembentukan Peraturan Daerah tentunya
penyediaan dokumen untuk digunakan pemakai harus dilakukan berdasarkan prosedur penyusunan
dokumen dalam rangka menghasilkan keterangan serta peraturan daerah yang terarah dan terkoordinasi agar
menjaga objektivitas informasi suatu dokumen dengan dihasilkan Peraturan Daerah yang baik dan sesuai
bersikap netral dengan dibuatkan abstraknya. Hal dengan kebutuhan masyarakat. Pada proses
tersebut sesuai dengan teori Sudarsono (2009:42) pembentukan Peraturan Daerah tersebut terdapat
mengenai aktivitas yang dialakukan dalama proses prosedur ataupun tahapan yang telah diatur dalam
dokumentasi yang mana terdiri dari pencaran dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
pengumpulan serta mengatur dokumen menurut sistem 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah.
tertentu, menyediakan dokumen tersebut untuk dapat Pada proses pembentukan Peraturan Daerah terdiri
digunakan pemakai, mengolah dokumen tersebut dari beberapa tahapan yang dimulai dari perencanaan,
dengan bersikap netral. penyusunan, pembahasan, penetapan, pengundangan,
dan penyebarluasan.
3.1.5. Koleksi JDIH Kabupaten Semarang Berdasarkan para informan dalam penelitian
Salah satu tujuan JDIH adalah menjamin ini, maka dapat disimpulkan bahwa proses legislasi
ketersediaan dokumentasi dan informasi hukum yang daerah, dalam hal ini dalam proses penyusunan
lengkap dan akurat. Adanya penyediaan koleksi ini Peraturan Daerah terdiri dari tahap perencanaan,
tentunya adalah untuk mendukung instansi yang penyusunan, pembahasan, penetapan, pengundangan
dinaunginya dalam menjalankan tugas instansi serta penyebarluasan. Tahapan proses legislasi
tersebut. Untuk itulah JDIH Kabupaten menyediakan tersebut sesuai dengan teori Indarti (2007:55) bahwa
berbagai bahan hukum baik bahan hukum berupa proses legislasi daerah merupakan suatu tahapan
peraturan perundang-undangan maupun informasi kegiatan yang diawali dengan terbentuknya suatu ide
hukum lainnya seperti majalah, artikel hukum putusan atau gagasan tentang perlunya pengatran terhadap
Badan Peradilan yang mempunyai kekuatan hukum suatu permasalahan, yang kemudian dilanjutkan
tetap. Tujuan dari penyediaan bahan-bahan ini dengan kegiatan mempersiapkan rancangan peraturan
tentunya untuk mendukung instansi atau lembaganya daerah, pembahasan rancanan Peraturan Daerah di
dalam melaksanakan tugas. Salah satunya adalah tugas Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk mendapatkan
bagian hukum untuk merumuskan kebijakan teknis persetujuan, kemudian dilanjutkan dengan penetapan
bidang penyusunan produk hukum daerah, bantuan dan diakhiri dengan pengundangan.
hukum, dan pengkajian, dokumentasi, dan publikasi Tahapan dalam proses legislasi daerah
produk hukum daerah. tersebut terdiri dari perencanaan, pembentukan,
Berdasarkan keterangan informan-informan pembahasan dan pengesahan, penyusunan,
pada penelittian ini, ditemukan bahwa koleksi yang pengundangan dan penyebarluasan serta pasrtisipasi
dimiliki oleh JDIH Kabupaten Semarang berupa Tap masyarakat. Proses legislasi yang terjadi pada
MPR, Himpunan Peraturan Perundang-undangan RI, Sekretariat Daerah Kabupaten Semarang ini juga
Peraturan Pemerintah RI, Peraturan Menteri Dalam sudah sesuai dengan Pasal 1 Angka 18
Negeri, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah PERMENDAGRI No. 80 Tahun 2015 tentang
Kabupaten Semarang, Peraturan Daerah lain, pembentukan Produk Hukum Daerah juga diuraikan
Staatblade, majalah hukum, jurnal penelitian, naskah bahwa pembentukan Perda adalah pembuatan
akademik, kamus, yurisprudensi, buku-buku materi peraturan perundang-undangan daerah yang mencakup
hukum. tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan,
Hal tersebut sesuai dengan teori menurut penetapan, pengundangan, dan penyebarluasan.
Ramli (2011:112) yaitu koleksi yang dapat
didayagunakan oleh para anggota jaringan berupa 3.2.2. Peran Proses Legislasi Daerah
koleksi perUndang-undangan, yang meliputi peraturan Bagian Hukum Sekretariat Derah Kabupaten
perundang-undangan pusat, Kementerian/Non Semarang tentunya mempunyai peran yang sangat
Kementerian, Badan Negara dan Perundang-undangan vital dalam proses legislasi Daerah. Peran Bagian
daerah. Hal tersebut juga tercantum dalam pasal 5 ayat Hukum dalam Proses legislasi daerah yang dalam hal
(1) dan (2) dan pada BAB II Peraturan Menteri ini penyusunan Peraturan Daerah ini tertuang dalam
Hukum dan HAM Nomor 2 tahun 2013 yaitu pada tugas dan fungsi dari Bagian Hukum yang ada dalam
bahasan ruang lingkup bahan dokumen hukum yang Peraturan Bupati Nomor 89 Tahun 2011 tentang
meliputi bahan pustaka seperti buku-buku hukum, Tugas Pokok, Fungsi, dan Rincian Tugas Sekretariat
himpunan peraturan perundang-undangan, himpunan Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Semarang.
Pada Peraturan Bupati tersebut dijelaskan 3.2.3. Peran Informasi pada Proses Legislasi
bahwa tugas Bagian Hukum merumuskan kebijakan Daerah
teknis bidang penyusunan produk hukum daerah, Informasi merupakan salah satu kebutuhan
bantuan hukum, dan pengkajian, dokumentasi, dan yang harus dipenuhi untuk menjalani peran manusia
publikasi produk hukum daerah, yang mana tugas dalam kehidupannya. Salah satu peran informasi
dalam menyiapkan bahan teknis bidang penyusunan dalam kehidupan seseorang adalah untuk mendukung
perundnag-undnagan dan mengkoordinasikan pekerjaanya. Tidak seorangpun yang tidak
penyusunan dan melaksankan peneliian penyusunan membutuhkan informasi, apapun pekerjaan orang
produk hukum daerah merupakan tugas dari tersebut (Yusup, 2010:81). Termasuk salah satunya
Subbagian Perundang-undangan. Pengkoordinasian adalah bagi staf Bagian Hukum dalam menjalankan
penyusunan produk hukum daerah dalam hal ini peran dalam menyiapkan bahan kebijakan teknis di
adalah Perda dilakukan oleh Subbagian perundang- bidang penyusunan perundang-undangan. Informasi
undangan mulai dari proses perencanaan penyusunan ini tentunya dibutuhkan oleh Bagian Hukum dalam
peraturan daerah. menentukan keputusan penentuan Prolegda serta
Peran Bagian Hukum dalam proses legislasi dalam pembentukan Perda dan untuk mengisi materi
daerah dimulai dari sejak awal perencanaan muatan yang dituangkan dalam draf Raperda
Propemperda yang berisikan rencana pembuatan Perda khusunya pada proses harmonsasi, pembulatan dan
selama 1 tahun anggaran. Adapun sebelum pemantapan konsepsi Raperda yang nantinya akan
menentukan prioritas apa saja Perda yang akan menjadi Perda yang diberlakukan untuk daerahnya.
disusun dalam 1 tahun anggaran, tahun sebelumnya Keseluruhan penjelasan dari informan-
Bagian Hukum dalam hal ini Subbagain Pengkajian informan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
melakukan kajian dan evaluasi Produk hukum yang peran informasi dalam proses legislasi pada Bagian
mana dari hasil kajian akan ditentukan Perda apa saja Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Semarang
yang perlu dibuat, diubah maupun dicabut berdasarkan adalah sebagai bahan acuan pertimbangan untuk
pada hasil kajian dari produk hukum perundang- melakukan tindakan, baik sebagai dasar dalam
undangan yang berasal dari pemerintah pusat. Hal membuat rancangan Peraturan Daerah baru jika
tersebut disimpulkan berdasarkan keterangan yang memang Kabupaten Semarang belum memiliki
telah diberikan oleh informan. Peraturan Daerah yang diperintahkan oleh Peraturan
Selain peran tersebut, pada proses pusat terbaru tersebut,bisa juga sebagai bahan
penyusunan Perda Bagian hukum juga sangat berperan pertimbangan untuk mengubah maupun mencabut
dalam prosesnya. Bagian Hukum dalam hal ini Peraturan Daerah apabila memang Peraturan Daerah
melakukan penyusunan Perda dengan melakukan yang dimiliki sudah tidak sesuai lagi dengan Peraturan
harmonisasi, pembulatan dan pemantapan draf Pusat tertinggi yang baru dikeluarkan.
Raperda serta melakukan drafting sesuai dengan Informasi dalam proses legislasi juga
teknik penyusunan Perda yang termuat dalam berperan dalam proses menyusun materi muatan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun dalam membuat Peraturan Daerah agar tidak
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah. bertentangan dan harmonis dengan Peraturan
Peran lain Bagian Hukum dalam proses lainnya yaitu Perundang-undangan tertinggi di atasnya, hal tersebut
proses Pembahasan adalah ikut serta dalam tim dijelaskan oleh informan LS. Pada proses harmonisasi
pembahasan untuk menjelaskan konsep Raperda dan dan sinkronisasi ini, informasi yang terdapat dalam
latar belakang pembuatan Perda serta menjawab Produk hukum perundang-undangan tertinggi akan
pertanyaan yang diajukan oleh anggota DPRD menjadi bahan acuan untuk memastikan apakah
berkaitan dengan usulan Raperda tersebut. rancangan Peraturan Daerah yang telah disusun sudah
Setelah mendapatkan persetujuan dari DPRD bagus substansinya yaitu tidak tumpang tindih dengan
maka Bagian Hukum berperan untuk mengkoordinir peraturan di atas maupun bertentangan dengan
dalam poses fasilitasi dan pengajuan nomor register peraturan di atasnya. Dalam proses
kepada provinsi untuk selanjutnya ditetapkan oleh pengharmonisasian dan sinkronisasi ini Bagian
kepala daerah dengan penandatangan oleh Kepala Hukum sangat berperan penting karena Bagian
daerah dan pemberian nomor Perda yang dilakukan Hukum yang melakukan pengharmonisasian dengan
oleh Bagian Hukum. Peran yang terakhir adalah mengacu Peraturan tertinggi yang terkait dengan
Bagian Hukum melakukan pengundangan Perda Perda yang sedang disusun.
dalam Lembaran Dearh untuk selanjutnya diserahkan Peran infomasi dalam proses legislasi yang
kepada JDIH agar dapat didokumentasikan dan telah dijelaskan di atas juga sesuai dengan pendapat
disebarluaskan Perda yang telah selesai disusun Darmawan (2012) yang merangkum definisi infomasi
tersebut. yaitu Infomasi merupakan data yang telah mengalami
pengolahan, informasi memberikan makna, informasi
berguna atau bermanfaat serta informasi merupakan
bahan pembuat keputusan. Keterangan tersebut di atas
juga sesuai dengan teori manfaat informasi dalam
pengambilan keputusan oleh Eastbrook (dalam Yusup,
2009) yaitu bahwa dalam langkah pengambilan suatu informasi ini bertujuan untuk menemukan yang
keputusan, kehadiran informasi dapat menciptakan informasi yang dibutukan.
pilihan-pilihan dan dapat menetapkan langkah Pada prosesnya, pencarian informasi ini
pengambilan keputusan yang berarti. dapat menggunakan sumber informasi manual seperti
buku atau menggunakan internet. Penggunaan internet
3.2.4. Sumber Informasi dalam melakukan pencarian informasi biasanya
Sumber informasi berperan penting bagi dilakukan dengan cara menelusur atau browsing. Cara
seseorang untuk menentukan keputusan dalam tersebut juga yang dilakukan oleh pengelola JDIH
bertindak. Apalagi jika berhubungan dengan dalam memenuhi kebutuhan informasi Bagian Hukum
pekerjaan, tentunya sumberi informasi ini menjadi dalam mendukung proses legislasi.
salah satu hal yang vital untuk mendukung Seperti yang dijelaskan oleh informan ES,
pemerolehan informasi bagi para pekerja. Salah satu yang menyatakan bahwa kegiatan pencarian dokumen
sumber informasi yang dipersiapkan oleh instansi peraturan perundang-undangan terbaru yang akan
dalam mendukung pekerjaan staf adalah menyediakan dijadikan bahan dalam proses kajian dan evaluasi
perpustakaan atau unit dokumentasi yang dilakukan dengan cara mengunjungi website-website
menyediakan bahan-bahan informasi yang relevan seperti JDIHN, Kementerian Dalam Negeri, serta
dengan kebutuhan para pekerjanya. Termasuk salah website Sekretariatan Negara. Hal tersebut sesuai
satunya adalah JDIH Kabupaten Semarang yang dengan teori tahap dalam penemuan informasi
memang dirancang untuk memenuhi kebutuhan menurut Ellis, Cox dan Hal (1992:359) yaitu bahwa
informasi Bagian Hukum dalam proses legislasi browsing merupakan tahap kegiatan yang ditandai
daerah. dengan kegiatan pencarian informasi dengan cara
Berdasarkan keterangan informan pada saat menelusur.
diwawancarai, serta adanya dukungan dokumen dari Selain hal tersebut, dalam penelitian ini juga
observasi, maka dapat diketahui bahwa sumber ditemukan bahwa adanya pola perilaku penemuan
informasi yang sering dipakai oleh Bagian Hukum informasi berupa networking, seperti yang
Sekretriat daerah Kabupaten Semarang adalah JDIH diungkapkan oleh informan kunci EP.
Kabupaten Semarang. Hal tersebut karena adanya Agar dokumen dan informasi tersebut dapat
beberapa faktor seperti tersedianya bahan cetak dengan mudah ditemukan, maka diperlukan strategi
dokumen hukum yang dibutuhkan dan lokasi JDIH penelusuran yang baik. Hal tersebut juga digunakan
yang memang menjadi 1 ruangan dengan Bagian oleh pengeola JDIH Kabupaten Semarang.
Hukum, sehingga memudahkan akses para staf Bagian Berdasarkan keterangan informan DS penggunaan
Hukum dalam memanfaatkan kolaksi yang disediakan kata kunci subjek dan kata kunci jenis dan nomor
untuk mendukung proses legislasi daerah pada peraturan yang dicari. Cara tersebut digunakan agar
Kabupaten Semarang. dokumen peraturan yang dicari untuk di unduh dapat
Dapat disimpulkan bahwa JDIH Kabupaten dengan mudah ditemukan hasilnya pada website JDIH
Semarang merupakan unit penyedia informasi hukum Kabupaten lain yang dituju.
yang dipersiapkan dalam rangka mendukung Bagian Selain penelusuran menggunakan internet
Hukum dalam proses legislasi daerah atau proses dengan cara browsing, pengelola JDIH juga sering
penyusunan Peraturan Daerah yang berasal dari menggunakan penelusuran melalui OPAC dalam
Kepala Daerah atau pemerintah Daerah. Hal tersebut membantu Staf bagian Hukum lain untuk menemukan
sudah sesuai dengan teori dari Ismail (2007:10) bahwa koleksi yang dicari yang digunakan untuk
salah satu sumber informasi dalam mempersiapkan mempermudah pencarian koleksi pada suatu
dan menyusun peraturan daerah adalah Jaringan perpustakaan. Pada proses penelusuran menggunakan
Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH) yang OPAC, pengelola JDIH Kabupaten Semarang
menyediakan informasi terkait dengan materi-materi menggunakan bebrapa startegi penelusuran dengan
hukum. Dari jaringan ini bisa diperoleh informasi menggunakan beberapa kata kunci seperti
hukum yang relevan. menggunakan kata kunci subjek peraturan perundang-
undangan, penggunaan kata kunci jenis peraturan
3.2.5. Perilaku Pencarian Informasi perundang-undangan serta menggunakan kata kunci
Tugas JDIH dalam menyediakan dokumen lengkap mulai dari jenis peraturan perundang-
dan informasi yang dibutuhkan oleh para undangan, nomor dan tahun peraturan perundang-
penggunanya khususnya para staf Bagian Hukum undangan serta subjek dari peraturan perundang-
membuat pengelola JDIH melakukan berbagai upaya undangan.
untuk menjamin ketersediaan dokumen dan informasi Hasil penelitian menunjukan adanya temuan
tersebut. Hal ini tentunya berkaitan dnegan kebutuhan implementasi jaringan informasi, d berupa tipe relasi
informasi yang diperlukan oleh Bagian Hukum. yang dilakukan oleh JDIH Kabupaten Semarang
Adanya kebutuhan informasi dalam mendukung digambarkan sebagai berikut:
proses legislasi daerah menimbulkan perilaku
pencarian informasi yang dilakukan oleh pengelola
JDIH Kabupaten Semarang. Perilaku pencarian
dialog langsung; dan/atau Jaringan Dokumentasi dan
Informasi Hukum (JDIH). Adanya aspek kebijakan ini
maka JDIH Kabupaten Semarang juga melakukan
kegiatan penyimpanan dan penyebarluasan Peraturan
daerah dari hasil proses legislasi daerah yang
dilakukan oleh Kabupaten Semarang. Hal tersebut
dijelaskan oleh informan ES yang menyatakan bahwa
penyebarluasan melalui media elektronik dilakukan
melalui e-mail karena website sedang dalam proses
pemulihan. Melalui media elektronik lain seperti radio
juga baru dilakukan oleh JDIH Kabupaten Semarang
melalui siaran radio pada Radio Suara Serasi. Inovasi
Gambar 2. Relasi JDIH Kabupaten Semarang dengan
publikasi produk hukum terbaru lainnya yang
JDIH Kabupaten Lain (Hasil Olahan Peneliti, 2016)
dilakukan oleh JDIH Kabupaten Semarang adalah
Berdasarkan gambar relasi di atas, maka dengan menggunakan papan informasi. Proses
dapat dilihat adanya relasi yang dilakukan oleh JDIH penyebarluasan melalui pelayanan langsung yang
Kabupaten Semarang. Jenis tipe relasi yang terlihat dilakukan oleh JDIH Kabupaten Semarang dengan
adalah relasi direct (D’Andrea dalam Eriyanto, 2014). memberikan salinan Peraturan Daerah dalam bentuk
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya pengirim lembaran lepas yang diminta oleh masyarakat yang
dan penerima dokumen peraturan dari daerah lain membutuhkan Peraturan Daerah tersebut. JDIH
kepada JDIH Kabupaten Semarang. Terlihat juga Kabupaten Semarang juga melakukan penyebarluasan
sistem komunikasi langsung yang dialkukan antara melalui pengiriman himpunan peraturan daerah yang
JDIH Kabupaten Semarang dengan JDIH Kabupaten sudah djilid ke anggota jaringan yaitu kecamatan-
Pemalang, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sidoarjo. kecamatan di lingkungan Kabupaten Semarang.
Sistem komunikasi bersifat langsung ini dapat Selain kebijakan tersebut di atas yang telah
dianalisis dari adanya pemerolehan dokumen produk dijelaskan, ada aspek kebijakan dari JDIH yang juga
hukum daerah dari daerah lain kepada JDIH berkaitan dengan proses legislasi daerah yaitu aspek
Kabupaten Semarang yang langsung dapat diterima kebijakan yang berkaitan dengan penyediaan dokumen
tanpa harus melalui pusat JDIHN terlebih dahulu. Tipe dalam mendukung proses legislasi daerah pada Bagian
relasi weight tidak terlihat dalam relasi antara JDIH Hukum Sekretariat daerah Kabupaten Semarang.
Kabupaten Semarang dengan JDIH Kabupaten lain Berkaitan dengan penyediaan dokumen dan informasi
tersebut. Muncul pula tipe relasi one mode (Pryke hukum yang digunakan sebagai dasar dalam
dalam Eriyanto, 2014:40) yang ditunjukkan dengan pembentukan Peraturan Daerah, Kabupaten Semarang
adanya kesamaan aktor yang dalam hal ini adalah telah membuat Peraturan Bupati mengenai JDIH
antar lembaga instansi antar pemerintah daerah yang Kabupaten Semarang. Kebijakan tersebut tertuang
menjadi anggota dari JDIHN. dalam Peraturan Bupati Nomor 13 Tahun 2015
tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum
3.3. Peran JDIH dalam Proses Legislasi Daerah Kabupaten Semarang.
3.3.1. Aspek Kebijakan Pada Pasal 3 huruf (b) dan huruf (d)
Aspek kebijakan yang berkaitan antara JDIH Peraturan Bupati Nomor 13 Tahun 2015 dijelaskan
dan proses legislasi daerah ini tertuang dalam bahwa tujuan JDIH Kabupaten Semarang adalah
beberapa peraturan seperti dalam Undang-undang untuk menjamin tersedianya dokumentasi dan
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah informasi hukum yang lengkap dan akurat serta dapat
yaitu pada pasal 254 Ayat (1) dan Peraturan Menteri diakses secara mudah dan cepat, serta meningkatkan
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 80 Tahun kualitas pembangunan hukum dan pelayanan kepada
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah masyarakat sebagai wujud ketatapemerintahan yang
pada pasal 165 Ayat (1) yang berbunyi sama yaitu baik, transparan, efektif dan efisien dan bertanggung
bahwa Kepala Daerah wajib menyebarluaskan Perda jawab yang juga bunyinya sama dengan Peraturan
yang telah diundangkan dalam Lembaran Daerah dan Presdien Nomor 33 Tahun 2012 tentang Jaringan
Perkada yang telah diundangkan dalam Berita Daerah. Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional. Adanya
Mengenai pemuatan Perda pada JDIH juga dijelaskan kebijakan ini memperjelas kepastian hukum atas
pada Pasal 125 Peraturan Menteri Dalam Negeri pengelolaan JDIH Kabupaten Semarang yang
Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2015. merupakan salah satu komponen dalam rangka
Termuat juga dalam Peraturan Presdien menunjang tugas-tugas pemerintahan seperti
Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan pembangunan hukum daerah yang diwujudkan dalam
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan Peraturan Daerah.
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan pada Berdasarkan penjelasan para informan dalam
pasal 171 ayat (1) yang berbunyi bahwa penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa adanya
penyebarluasan dilakukan pemerintah dengan melalui kebijakan yang dikeluarkan oleh Bupati Kabupaten
media elektronik, media cetak, forum tatap muka atau Semarang dalam bentuk Peraturan Bupati Nomor 13
Tahun 2015 tentang Jaringan Dokumentasi dan serta mencarikan produk hukum daerah lain kepada
Informasi Hukum Kabupaten Semarang memperjelas JDIH daerah lain yang dibutuhkan dalam rangka
tujuan JDIH Kabupaten Semarang dalam proses legislasi daerah.
meningkatkan kualitas pembangunan hukum yang Kegiatan tersebut merupakan langkah
dititik beratkan pada penyusunan peraturan daerah pengumpulan produk hukum pusat dan produk hukum
dengan cara menjamin ketersediaan dokumentasi dan daerah yang dilakukan oleh JDIH Kabupaten
informasi hukum yang lengkap. Semarang. Setelah dokumen hukum tersebut
Berlakunya kebijakan tersebut memperjelas terkumpul, maka JDIH Kabupaten Semarang
status kelembagaan JDIH Kabupaten Semarang serta melakukan pengolahan produk hukum tersebut sesuai
kewenangan yang dimiliki oleh JDIH Kabupaten dengan standar pengelolaan teknis dokumentasi dan
dalam mengelola dan mengembangkan JDIH informasi hukum yang tertuang dalam Peraturan
Kabupaten Semarang, sehingga apabila JDIH Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Kabupaten Semarang hendak melakukan Nomor 02 Tahun 2013 tentang Standarisasi
penyelenggaraan mengenai pengelolaan JDIH Pengelolaan Teknis Dokumentasi. Hal tersebut
kabupaten Semarang, ada landasan hukum yang disampaikan oleh informan DS pada saat
menguatkan JDIH Kabupaten Semarang dalam rangka diwawancarai. Pengolahan ini dilakukan karena
meningkatkan perannya agar dapat mencapai tujuan banyaknya produk hukum baik pusat dan daerah yang
yang sudah jelas termuat dalam kebijakan tersebut. dimiliki oleh JDIH Kabupaten Semarang, sehingga
Hal tersebut tentunya sesuai dengan teori perlu adanya pengolahan. Tujuan pengolahan tersebut
aspek pengembangan JDIH yaitu aspek metoda yang adalah agar produk hukum tersebut dapat dengan
disampaikan oleh Empi (2006:7) dan Mantiri mudah ditemukan oleh staf Bagian Hukum dalam
(2011:171) yaitu dalam rangka peningkatan dan mendukung tugasnya pada proses legislasi daerah atau
pemantapan JDIH, setiap anggota jaringan agar dapat membentuk Peraturan Daerah.
mengupayakan landasan hukum bagi unit anggota Peningkatan pengolahan koleksi yang
JDIH berupa keputusan pimpinan instansi. Pada JDIH dilakukan oleh JDIH Kabupaten Semarang dengan
Kabupaten Semarang sendiri yaitu dalam bentuk menggunakan sistem otomasi yang mana juga
Peraturan Bupati Nomor 13 tahun 2015 tentang mempermudah para staf bagian hukum dalam
Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum menemukan koleksi yang dibutuhkan dalam
Kabupaten Semarang. menyusun peraturan daerah karena ada alat bantuan
penelusuran (OPAC) yang telah disediakan dari sitem
3.3.2. Upaya JDIH dalam Mendukung otomasi tersebut. Hal ini tentunya juga mempermudah
Pengambilan Keputusan staf JDIH dalam melakukan pelayanan kepada staf
JDIH Kabupaten Semarang tentunya juga Subbagian lain dengan lebih baik karena kadang juga
mengusahakan berbagai upaya dalam memenuhi staf Subbagian lain hanya meminta dicarikan tidak
ketersediaan dokumentasi dan informasi hukum untuk melakukan pencarian mandiri.
mendukung Bagian Hukum dalam menentukan Berdasarkan hasil wawancara, studi
pengambilan keputusan pada proses legislasi daerah. dokumentasi dan observasi, maka dapat disimpulkan
Salah satu usaha tersebut adalah pencarian peraturan bahwa upaya JDIH Kabupaten Semarang dalam
perundang-undangan tertinggi yang merupakan mendukung proses legislasi daerah pada Bagian
landasan dalam mengingat dan menimbang pada suatu Hukum ini merujuk pada kesesuaian aktivitas yang
Peraturan Daerah. dilakukan dalam proses dokumentasi seperti teori
Upaya yang dilakukan oleh JDIH Kabupaten yang disampaikan oleh Sudarsono (2009:42) yang
Semarang dalam mendukung pengambilan keputusan mengatakan bahwa aktivitas dalam proses
pada proses legislasi daerah adalah dengan dokumentasi meliputi kegiatan mencari dan
menyediakan produk hukum pusat baru yang mengumpulkan serta mengatur dokumen menurut
dijadikan dasar dalam mempertimbangkan untuk sistem tertentu, menyediakan dokumen untuk dapat
mencabut, mengubah ataupun memerintahkan digunakan pemakai dokumen untuk menghasilkan
penyusunan Peraturan Daerah baru karena adanya keterangan , mengolah dokumen dan menyebarkan
peraturan pusat yang baru dikeluarkan yang dilakukan dokumen yang diperlukan oleh masyarkatnya yang
oleh JDIH dengan cara mencari produk hukum pusat dilakukan oleh JDIH Kabupaten Semarang dalam
terbaru setiap pagi melalui website JDIHN, bentuk pelayanan kepada staf Bagian Hukum yang
Mahkamah Konstitusi, Sekretariat Negara, serta memerlukan bahan-bahan hukum untuk proses
website Kementerian Dalam Negeri yang memang up legislasi daerah.
date menampilkan Produk Hukum Pusat baru.
Selain itu upaya JDIH yang lainnya adalah 3.3.3. Implementasi Teknologi Informasi
dengan menyediakan bahan-bahan dokumen hukum 3.3.3.1. Sistem Otomasi pada JDIH Kabupaten
yang lengkap dan dapat digunakan dalam penyusunan Semarang
materi pada proses legislasi daerah dengan cara Sistem otomasi yang diterapkan di JDIH
melakukan pengadaan koleksi melalui pembelian Kabupaten Semarang menurut keterangan ES adalah
koleksi jika memang itu peraturan pusat yang sering sistem otomasi dengan menggunakan software
digunakan dalam proses legislasi dan memintakan
SLiMS. Adanya otomasi ini bertujuan untuk dengan menggunakan sistem internet atau website
memudahkan dalam pengolahan dokumen hukum sehingga penyebarluasan produk hukum daerah lebih
yang dimiliki oleh JDIH serta untuk mempermudah cepat dan menyeluruh.
temu kembali informasi yang berupa koleksi yang Penerapan website JDIH Kabupaten Semarang
dimiliki oleh JDIH Kabupaten Semarang, baik itu sesuai dengan amanah Peraturan Presdien Nomor 33
berupa koleksi peraturan hukum maupun koleksi yang Tahun 2012 tentang Jaringan Dokumentasi dan
lainnya. Temu kembali informasi ini menjadi lebih Informasi Hukum Nasional (JDIH), yang mana JDIH
mudah karena ada alat bantu telusur dari sistem Kabupaten Semarang merupakan anggota dari JDIHN
otomasi yang memudahkan staf Bagian Hukum dalam sehingga JDIH Kabupaten Semarang harus
menemukan lokasi koleksi yang sedang dibutuhkan. melaksanakan tugas angota JDIHN yang tertuang
Tujuan dari penerapan teknologi informasi dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b yaitu
yang berupa sistem otomasi ini adalah untuk menyelenggarakan fungsi pembangunan sistem
memudahkan para pengguna internal yaitu staf Bagian informasi hukum berbasis teknologi informasi dan
Hukum dalam menemukan koleksi peraturan yang komunikasi yang dapat diintegrasikan dengan website
dibutuhkan dalam mendukung pekerjaannya, pusat JDIHN sebagai salah satu media penyebarluasan
diantaranya adalah untuk mendukung tugas dalam informasi hukum hasil dari proses legislasi.
menyusun produk hukum daerah Kabupaten
Semarang. 3.3.4. Dokumen dalam Proses Legislasi Daerah
Penerapan sistem otomasi yang ada di JDIH Peranan bahan hukum menurut Arifah
Bagian Hukum Kabupaten Semarang ini juga sesuai (2007:1) yaitu peranan bahan hukum sangat dominan
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 dalam menunjang kegiatan perencanaan hukum dan
Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Jaringan perancangan peraturan perundang-undangan yang
Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementerian memang berkaitan dengan tugas dan fungi
Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah pada Pasal 6 dokumentasi hukum atau Bagian Hukum. Perencanaan
Ayat (1) yang berbunyi bahwa penataan sistem penyusunan peraturan perundang-undangan di dalam
informasi hukum melalui pemanfaatan teknologi hal ini selalu membutuhkan kajian-kajian yang
informasi dan komunikasi antara lain melalui sistem bersifat normatif maupun empiris yang dapat diambil
katalog. Keterangan ini diperjelas dalam Pasal 6 Ayat dari database di bidang hukum yang telah dikelola
(2) yang berbunyi bahwa penataan sistem informasi dengan baik (Indarti, 2006:56).
hukum melalui sistem katalog sebagaimana dimaksud Seperti yang dilakukan oleh Subbagian
adalah dengan cara merekam informasi dokumen Pengkajian, Dokumentasi dan Publikasi pada Bagian
peraturan perundang-undangan yang berisi jenis, Hukum Kabupaten Semarang yang memerlukan
nomor, tanggal, judul, sumber dan status peraturan dokumen peraturan baru untuk mengkaji sebuah
perundang-undangan ke dalam suatu unit komputer. Peraturan Pusat terbaru yang dikeluarkan oleh
Adapun pada Pasal 6 Ayat (3) juga menjelaskan Pemerintah Pusat, tentunya juga perlu dikaitkan
bahwa JDIH juga dapat menerapkan sistem dengan peraturan lainnya seperti Undang-undang yang
mandiri/stand alone yang merupakan sistem aplikasi mengatur tentang ketentuan tersebut. Seperti contoh
database peraturan perundang-undangan yang berdiri pada kajian tentang keluarnya PP Nomor 18 tahun
sendiri dalam satu unit komputer tanpa menggunakan 2016 tentang perangkat Daerah, dibutuhkan Undang-
jaringan. undang yang mengatur Perangkat Daerah yang
tertuang dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun
3.3.3.2. Website JDIH Kabupaten Semarang 2014 tentang Pemerintah Daerah yang memang
Implementasi website pada JDIH Kabupaten berkaitan dengan peraturan tersebut.
Semarang ini dilakukan sejak tahun 2012 hal ini Pada sebuah kajian dokumen yang
disampaikan oleh ES. Penerapan website yang dibutuhkan tentunya Peraturan Perundang-undangan
dilakukan JDIH Kabupaten Semarang merupakan yang lebih tinggi dan peraturan perundang-undangan
tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun yang berkaitan lainnya sesuai dengan hierarki yang
2012 tentang jaringan Dokumentasi dan Informasi termuat dalam Undang-undang Nomor 12 tahun 2011
Hukum Nasional pada pasal 10 ayat (2) huruf b yang tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
berbunyi bahwa anggota JDIHN melaksanakan tugas Selain kajian, pada proses evaluasi,
pembangunan sistem informasi hukum berbasis penyusunan materi muatan Raperda, harmonisasi dan
teknologi informasi dan komunikasi yang dapat sinkronisasi serta pada proses pembahasan Raperda
diintegrasikan dengan website pusat JDIHN. dengan DPRD juga memerlukan peran dokumen di
Pembangunan sistem informasi hukum ini dalamnya.
merupakan wujud dari perubahan JDIN dalam Seperti contoh pada evaluasi Perda Nomor 10
menyesuaikan perkembangan zaman, yaitu kehadiran Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan,
teknologi informasi, sehingga dalam melakukan Pengesahan, Pengangkatan Dan/Atau Pemberhentian
pelayanan informasi secara akurat, cepat, tepat dan Perangkat Desa yang memang berkaitan dengan
mudah, JDIH juga perlu menerapkan teknologi Permendagri Nomor 83 Tahun 2015 tentang
informasi melalui penerapan sistem informasi hukum Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Daerah.
Dokumen yang digunakan dalam proses ini adalah proses legislasi daerah pada Bagian Hukum
berupa Perda tersebut Permen 83 tahun 2015 , PP Sekretariat Daerah Kabupaten Semarang adalah
Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas PP sebagai berikut:
Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan a. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014
Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
yang memang satu sama lain saling terkait. Contoh undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
tersebut memperjelas bahwa dalam melakukan Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
kegiatan evaluasi Peraturan Daerah yang dilakukan pada pasal 171 ayat (1) huruf d yang
oleh Bagian Hukum diperlukan dokumen Peraturan berbunyi bahwa penyebarluasan peraturan
seperti Peraturan Daerah yang akan di evaluasi, perundang-undangan dilakukan melalui
Peraturan yang lebih tinggi dari Perda. Dokumen- Jaringan Dokumnetasi dan Informasi Hukum.
dokumen tersebut juga dibutuhkan dalam proses Selain itu, pada pasal 125 ayat Peraturan
penyusunan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan
Desa. Dokumen tersebut digunakan sebagai dasar Produk Hukum Daerah disebutkan bahwa
menimbang, dasar mengingat sertadalam harmonisasi Peraturan Daerah dimuat dalam Jaringan
materi muatan yang tertuang dalam Perda Nomor 14 Dokumentasi dan Informasi Hukum.
Tahun 2016 Tentang Pengangkatan dan b. Aspek kebijakan dari Pemerintah Daerah
Pemberhentian Perangkat Desa. Kabupaten Semarang yang menunjukan
Pada pembahasan Raperda dengan DPRD keterkaitan antara JDIH dan proses legislasi
juga dokumen yang dibutuhkan sama seperti yang daerah terdapat pada Peraturan Bupati
digunakan pada saat penyusunan mulai dari Undang- Semarang Nomor 13 Tahun 2015 tentang
undang, PP, Permendagri. Kamus dalam hal ini juga Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum
pakai agar bahasa yang digunakan dalam Perda Kabupaten Semarang yaitu pada Pasal 3
memang bahasa yang baku berlaku secara umum huruf d yang mengatur tentang tujuan JDIH
sehinga tidak menimbulkan multitafsir bagi yang Kabupaten Semarang yaitu meningkatkan
membacanya. kualitas pembangunan hukum yang
Selain Peraturan tertinggi yang terkait, dalam diwujudkan dalam pembentukan peraturan
penyusunan Peraturan Daerah juga terkadang daerah.
dibutuhkan Peraturan Daerah dari daerah lain untuk 2. Upaya JDIH Kabupaten Semarang dalam
dipersandingkan dengan Perda yang akan dibuat pada mendukung pengambilan keputusan adalah
Kabupaten Semarang. Dokumen hukum berupa dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:
Putusan yang ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi a. Melakukan kegiatan pencarian produk
memang diakui keberadaanya dan mempunyai hukum pusat baru pada website JDIHN,
kekuatan hukum. Hal ini karena putusan tersebut website Mahkamah Konstitusi serta Website
dibentuk berdasarkan kewenangan yang dimiliki Sekretariat Negara yang dijadikan bahan
Mahkamah Konstitusi untuk melakukan pengujian dalam melakukan kajian produk hukum pusat
suatu undang-undang yang diduga bertentangan dan evaluasi Peraturan Daerah sebagai dasar
dengan Undang-undang Dasar Negara Republik dalam menyimpulkan untuk mengambil
Indonesia Tahun 1945. keputusan melakukan penyusunan peraturan
Sesuai dengn hasl wawancara dan observasi Daerah, melakukan Perubahan Peraturan
dapat disimpulkan bahwa dokumen yang dibutuhkan Daerah ataupun melakukan pencabutan
dalam proses legislasi daerah adalah Peraturan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang yang
Perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya saat ini berlaku di Kabupaten Semarang.
dengan Peraturan Daerah, Putusan Mahkamah b. Melakukan pengumpulan peraturan
Konsitusi dan Mahkamah Agung, Peraturan daerah perundang-undangan yang lebih tinggi dari
Kabupaten Semarang sendiri yang juga terkait dengan Peraturan Daerah yaitu mulai dari UUD
Peraturan daerah yang sedang disusun, Perda dari 1945, Undang-undang, Peraturan Pemerintah,
daerah lain yang dijadikan pembanding, serta kamus Peraturan Presiden, Peraturan Menteri serta
yang digunakan sebagai acuan dalam penggunaan kata yurisprudensi yang dijadikan sebagai bahan
dalam bahasa Indonesia yang baku. dasar dan bahan pembanding dalam
pengkajian dan evaluasi untuk
4. Simpulan mempertimbangkan dalam pengambilan
Penelitian mengenai analisis peran Jaringan keputusan.
Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH) dalam c. Melakukan pengolahan koleksi yang dimiliki
mendukung proses legislasi daerah pada Bagian oleh JDIH Kabupaten Semarang sesuai
Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Semarang dengan standar pengelolaan teknis
diperoleh simpulan sebagai berikut : dokumentasi dan informasi hukum agar
1. Aspek kebijakan yang berkaitan antara Jaringan koleksi yang dimiliki oleh JDIH Kabupaten
Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH) dan Semarang lebih tersusun secara sistematis
sehingga lebih mudah ditemukan kembali Informasi Hukum Tingkat Dasar. Jakarta:
oleh staf Bagian Hukum. BPHN.
d. Menerapkan penelusuran koleksi dengan BPHN. 2011. Hasil Pertemuan Berkala XX Kegiatan
mengunakan OPAC sehingga koleksi Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum
Peraturan dan dokumen hukum yang lainnya Wilayah Jawa Barat di Palembang, 24 s.d. 26
dapat dengan mudah ditemukan kembali. Mei 2011. Jakarta: BPHN.
3. Implementasi teknologi informasi yang dilakukan Darmawan, Deni. 2012. Pendidikan Teknologi
oleh JDIH Kabupaten Semarang untuk Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Remaja
mendukung proses legislasi daerah adalah Rosda Karya.
sebagai berikut: Davis, Gordon B. 1999. Kerangka dasar Sistem
a. Penerapan sistem otomasi dokumen hukum Informasi Manajemen. Jakarta: Pustaka
dengan menggunakan software Senayan Binama Presindo.
Library Information Management System Ellis, David. Deborah. Katherine Hall. 1993. “A
(SLiMS), yang tujuannya adalah untuk Comparison of the Information Seeking
memudahkan staf Bagian Hukum dalam Patterns of Reserachers In The Physical and
menemukan koleksi Peraturan Perundang- Social Sciences” Journal of Documentation,
undangan yang digunakan sebagai dasar Vol.49, no.4, December 1993, pp. 359-
dalam proses kajian, evaluasi, dan 369.Reserachhttp://libgen.io/scimag/get.php?d
penyusunan Peraturan Daerah. oi=10.1108/eb026919&downloadname=&key
b. Penerapan website JDIH Kabupaten =VQRO6MCSS4W79GN3. Diunduh Rabu, 10
Semarang, yang bertujuan untuk mendukung Agustus 2016.
peran JDIH Kabupaten Semarang dalam Empi, Abdullah. 2006. “Peranan Jaringan
proses penyebarluasan Peraturan Daerah Dokumentasi dan Informasi Hukum dalam
melalui media elektronik sehingga dapat rangka Membangun Supremasi Hukum”, dalam
dengan mudah dijangkau oleh masyarakat Himpunan Karya Tulis Bidang Hukum Tahun
yang membutuhkan Peraturan Daerah 2006. Jakarta: BPHN.
tersebut. Eriyanto. 2014. Analisis Jaringan Komunikasi.
4. Dokumen digunakan dalam proses legislasi Jakarta: Prenadamedia Group.
daerah adalah sebagai berikut: Hukum Online. 2010. “Minimnya Database Peraturan
a. Dokumen berupa Peraturan Pusat terbaru Persulit Harmonisasi Hukum”. Sumber:
seperti Undang-Undang, Peraturan http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4
Pemerintah, Peraturan Presiden maupun d0989a80b9af/minimnya-idatabasei-
Peraturan Menteri yang digunakan dalam peraturan-persulit-harmonisasi-hukum.
proses kajian peraturan perundang-undangan. Diakses Rabu, 23 Maret 2016.
b. Dokumen berupa Peraturan Daerah Indrati, Maria Farida. 2006. “ Peran jaringan
Kabupaten Semarang yang digunakan dalam Dokumentasi dan Informasi Hukum dalam
proses evaluasi Peraturan Daerah, serta pembentukan Legislasi daerah Sebagai
Peraturan perundang-undangan yang terkait Komponen Pembangunan Sistem Hukum
dengan Peraturan daerah yang dievaluasi Nasional”. dalam Pembinaan dan
tersebut. Pengembangan Jaringan Dokumentasi dan
c. Dokumen Peraturan Perundang-undangan Informasi Hukum Nasional. Jakarta: Badan
yang lebih tinggi yang dijadikan dasar pembinaan Hukum Nasional Departemen
mengingat, menimbang serta dijadikan bahan Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.
dalam menyusun materi muatan Peraturan Indrati, Maria Farida. 2007. “Meningkatkan Kualitas
Daerah. Peraturan Perundnag-undnagan di Indonesia”.
d. Dokumen berupa Peraturan Daerah dari dalam Jurnal Legislasi Indonesia. Jakarta:
daerah lain sebagai pembanding dari aspek Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-
materi muatan maupun sistematika dalam undnagan Departemen Hukum dan Hak Asasi
Peraturan Daerah yang dibuat oleh daerah Manusia RI.
lain tersebut. Ismail, Isra. 2007. “Peran Jaringan Dokumentasi dan
e. Kamus, yang digunakan sebagai bahan acuan Informasi Hukum dalam Pembentukan
dalam penggunaan kata yang dituangkan Peraturan Daerah”. Pertemuan berkala
dalam Peraturan Daerah. Pelaksanaan Sistem jaringan Dokumentasi dan
Informasi ukum Nasional XVI, 23-26 Juni
2007, di Banjarmasin. Perpustakaan BPHN.
Daftar Pustaka Kadir, Abdul. Terra Ch. Triwahyuni. 2003.
Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta :
Arifah, Ninuk. 2007. “Pembuatan Abstark Peraturan Andi.
Perundang-undangan”. Makalah Bimbingan Kaelan. 2012. Metode Penelitian Kualitatif
Teknis Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Interdisipliner. Yogyakarta: Paradigma.
Mantiri, Tana. 2011. “Fungsi Perpustakaan Hukum Yusup, Pawit, M. Priyo Subekti. 2010. Teori dan
dalam menunjang JDIH” . Makalah Praktik Penelusuran Informasi (Information
disampaikan pada pelatihan JDIH di Wisma Retrieval). Jakarta: Kencana.
Tanah Air, 14 Maret 2011. dalam majalah
Hukum Nasional, Nomor 2 Tahun 2011.
Meho, Lokman I. dan Tibbo, Hellen R. 2003.
“Modelling the Information-Seeking Behavior
of Social Scientist: Ellie’s Study Revised”.
dalam Journal of The American Society for
Information Science and Technology 54.
Sumber: http://elis.da.ulcc.ac.uk/8364/1/meho-
tibbo.pdf. Diunduh Senin, 21 November 2016.
Nurbaningsih, Enny. 2015. “Kebijakan Pengembangan
JDIHN dalam Rangka Penguatan
Pembangunan di Bidang Hukum”, dalam
Prosiding APEC Workshop II Penerapan
Aplikasi Integrasi Website JDIHN, Batam, 28-
30 September 2015.
Purwono. 2010. Dokumentasi. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Ramli, Ahmad M. 2010. “Peranan Jaringan
Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional
dalam Meningkatkan Akses Informasi Hukum
dan pentingnya Etika Berinternet”. Makalah
Pada pertemuan Berkala Jaringan Dokumentasi
dan Informasi Hukum Ke XIX, Batam, 20-22 Juli
2010, dalam Majalah Hukum Nasional. Jakarta:
Badan Pembinaan Hukum Nasional kementerian
Hukum dan HAM RI.
Republik Indonesia. 2012. Peraturan Presiden Nomor
33 Tahun 2012 Tentang Jaringan Dokumentasi
dan Informasi Hukum Nasional. Jakarta:
Sekretariat Negara.
Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor 80 Tahun
2015 Tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah. Jakarta: Sekretariat Negara.
________. 2014. Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Jaringan Dokumentasi
dan Informasi Hukum Kementerian Dalam
negeri dan Pemerintah Daerah. Jakarta:
Sekretariat Negara.
Rugambwa. Innoncent. 2010. “ Emerging Library and
Research Services For Legislature in Africa:
The Case of the Parliament of Uganda”.
Library Trend, Vol. 58, No.4, Spirng 10.
Sumber:
http://digitalcommons.unl.edu/cgi/viewcontent.
cgi?article=2888&context=libphilprac.pdf.
Diunduh Rabu, 23 Maret 2016.
Sudarsono, Blasius. 2006. Antologi Kepustakawanan
Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.
Sulistyo-Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
_______. 1996. Kerjasama dan Jaringan Informasi
Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka.
_______.2004. Pengantar Dokumentasi. Jakarta:
Rekayasa Genetika.

Anda mungkin juga menyukai