Anda di halaman 1dari 12

IJCCS ISSN: 1978-1520 1

Rancang Bangun Sistem Pengarsipan dan Pengambilan Akta


Cerai Berbasis Web Pada Pengadilan Agama Takalar
Agus Halid1, Markani2, Sunardi3
Universitas Teknologi Akba Makassar
Program Studi Teknik Informatika, UNITAMA, Makassar
e-mail: 1agushalid@akba.ac.id, 2markani@akba.ac.id, 3sunardi@mhs.akba.ac.id

Abstrak
Permasalahan yang terjadi adalah pihak yang datang ke kantor Pengadilan Agama
Takalar terlalu lama menunggu karena petugas pembuatan Akta Cerai masih perlu mencari
berkas atau mencetak Akta Cerainya, dan biasanya juga terjadi Pihak yang datang ke kantor
Pengadilan Agama Takalar, belum bisa dibuatkan Akta Cerai karena masih belum Berkekuatan
Hukum Tetap (BHT). Dalam peraturan Mahkamah Agung Akta Cerai bisa dibuatkan ketika
sudah Berkekuatan Hukum Tetap (BHT). Sistem antrian yang berjalan saat ini dianggap masih
kurang efektif dalam melayani masyarakat, karena ketika Pihak yang datang ke Kantor
Pengadilan Agama Takalar masih lama menunggu, sehingga hal ini cukup merugikan Pihak,
belum lagi yang sudah jauh-jauh datang ke Kantor Pengadilan Agama Takalar dan ternyata
belum bisa dibuatkan Akta Cerainya. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem untuk
memudahkan petugas, penggugat ataupun tergugat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
merancang sistem pengarsipan dan pengambilan Akta Cerai. Data ini diperoleh melalui
penelitian lapangan, penelitian pustaka, wawancara dan dokumentasi. Perancangan sistem ini
menggunakan metode RAD (Rapid Appication Development), bahasa pemrograman PHP,
database MySQL, dan pengujian sistem menggunakan black box. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penelitian ini menghasilkan sistem pengarsipan dan pengambilan Akta
Cerai yang memudahkan berbagai pihak. Berdasarkan hasil pengujian yang diperoleh dari
kuesioner sebesar 82,14% yang menunjukkan bahwa sistem yang dirancang berjalan dengan
baik dan sesuai fungsinya.

Kata Kunci — Akta Cerai, RAD, MySQL, PHP, Black Box

Abstract
The problem that occured was that parties who come to the office of the Takalar
Religious Court waited too long because the Divorce Certificate making officer still needs to
find the file or print the Divorce Deed, and usually it also happens. Permanent Legal Force
(BHT). In the Supreme Court's regulations, the divorce deed can be made when it has
Permanent Legal Force (BHT). The queuing system that is currently running is considered to be
still ineffective in serving the community, because when the Party who comes to the Takalar
Religious Court Office is still waiting a long time, so this is quite detrimental to the Party, not to
mention those who have come all the way to the Takalar Religious Court Office and it turns out
the Divorce Deed has not yet been drawn up. Therefore we need a system to facilitate officers,
plaintiffs or defendants. The aim of the study was to design a system for filing and taking
divorce certificates. The data was obtained through field research, library research, interviews
and documentation. This system design uses RAD (Rapid Appication Development) method,
PHP programming language, MySQL database, and system testing using black box. The results
of the study indicate that this study resulted in a filing and retrieval system for divorce deeds
that facilitated various parties. Based on the test results obtained from the questionnaire of
82,14% which indicates the designed system is running well and according to its function.

Keywords— Divorce Certificate, RAD, MySQL, PHP, Black Box


2IJCCS ISSN: 1978-1520

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang masih menjunjung tinggi adat ketimuran dengan
anggapan bahwa pernikahan sesuatu yang sakral. Namun demikian, dari tahun ke tahun angka
perceraian kerap melonjak tinggi di beberapa Pengadilan Agama di Indonesia. Angka perceraian
pada tahun 2020 periode April dan Mei, terlihat pendaftaran cerai masih di bawah angka 20.000
yang tercatat di Pengadilan Agama seluruh Indonesia. Jumlah itu, lantas meningkat pada masa
adaptasi kebiasaan baru yang melonjak menjadi 57.000 perceraian pada Juni hingga Juli 2021
Kondisi tersebut menuntut Pengadilan Agama untuk selalu mengembangkan strategi khususnya
dalam bidang jasa agar dapat bertahan dan terus berkembang dalam memberikan pelayanan
yang baik ditengah gencarnya angka perceraian yang melonjak. 1
Perceraian merupakan suatu proses dimana sebelumnya kedua belah pihak sudah pasti
berusaha mempertahankan rumah tangganya, namun jalan terbaiknya adalah sebuah perceraian.
Proses perceraian di Indonesia hanya dapat dilakukan di Pengadilan Agama (Bagi yang
beragama Islam) dan di Pengadilan Negeri (Untuk non-muslim).2
Akta cerai merupakan bukti outentik atas sahnya perceraian yang dilakukan oleh
seorang suami dan seorang istri, dan dengan akta cerai itu pula sebagai dasar dan Legalitas
putusnya perkawinan, akta cerai pula yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan perubahan
status, sebagai janda cerai atau duda cerai.3
Pengadilan Agama Takalar Kelas II merupakan Pengadilan Tingkat Pertama yang
bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat
pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang perkawinan, warisan, wasiat, hibah,
wakaf, zakat, infaq, shadaqah dan ekonomi syariah. Pengadilan Agama Takalar yang semakin
maju dan berkembang, maka semakin banyak pula data-data, berkas maupun arsip yang
terkumpul dan disimpan karena masih mempunyai nilai guna. Sehingga perlu penyimpanan
secara sistematis sehingga apabila dibutuhkan dapat ditemukan dengan mudah dan cepat.4
Informasi pencatatan arsip masih dilakukan dengan cara penulisan manual pada buku
agenda arsip dan belum di klarifikasi secara terperinci karena dalam catatan hanya tercatat
nomor arsip dan perihal. Sedangkan pengelompokan arsip, rincian lokasi penyimpanan, serta
pendeskripsian arsip belum ada sehingga untuk menemukan kembali arsip tersimpan sangat
sulit serta membutuhkan waktu yang lama. Selain itu sering terjadi kehilangan dan rusaknya
arsip karena penyimpanan yang dilakukan belum sesuai Stantar Operasional Manajemen
Kearsipan. Dari kegiatan tersebut menyebabkan adanya masalah lain yang timbul dalam proses
antrian pengambilan Akta Cerai. Permasalahannya adalah Pihak yang datang ke kantor
Pengadilan Agama Takalar terlalu lama menunggu karena petugas pembuat Akta Cerai masih
perlu mencari berkas atau mencetak Akta Cerainya, dan biasanya juga terjadi Pihak yang datang
ke kantor Pengadilan Agama Takalar, belum bisa dibuatkan Akta Cerai karena masih belum
Berkekuatan Hukum Tetap (BHT). Dalam peraturan Mahkamah Agung Akta Cerai bisa
dibuatkan ketika sudah Berkekuatan Hukum Tetap (BHT). Sistem antrian yang berjalan saat ini
dianggap masih kurang efektif dalam melayani masyarakat, karena ketika Pihak yang datang ke
Kantor Pengadilan Agama Takalar masih lama menunggu, sehingga hal ini cukup merugikan
Pihak, belum lagi yang sudah jauh-jauh datang ke Kantor Pengadilan Agama Takalar dan
ternyata belum bisa dibuatkan Akta Cerainya. 5
Dari permasalahan tersebut penulis bermaksud untuk merancang dan dapat
mengimplementasikan sistem pengarsipan dan pengambilan akta cerai berbasis web agar dapat
menambah wawasan petugas dalam pengarsipan dan pengambilan akta cerai berbasis web,
memudahkan Pengugat/Tergugat untuk mengecek akta cerai dan Jadwal sidang di kantor
Pengadilan Agama Takalar
IJCCS ISSN: 1978-1520 3

2. METODE PENELITIAN

Untuk membuat sistem pengarsipan dan pengambilan akta cerai berbasais web pada
Pengadilan Agama Takalar, berikut tahap- tahap dalam penelitian ini:

2.1. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh hasil yang maksimal
dan sesuai dengan permasalahan yang ada serta kebutuhan yang diinginkan. Adapun metode
pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut :
1) Metode Obsevasi
Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan
pencatatan secara sistematis terhadap obyek yang akan diteliti. Observasi dilakukan oleh
peneliti dengan cara pengamatan dan pencatatan mengenai lokasi penelitian, subyek
penelitian, serta kebutuhan yang digunakan untuk menunjang pembuatan aplikasi.
2) Wawancara
Wawancara adalah Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung
kepada pihak Pengadilan Agama Takalar, yang dalama hal ini dilakukan terhadap
informasi kunci yaitu wawancara dilakukan dengan pegawai dan pihak tergugat/penggugat
yang sedang mengambil akta cerai untuk memperoleh informasi secara lengkap dan pihak-
pihak lainnya yang berhubungan dengan penilitian.
3) Metode Angket/Kuesioner
Metode angket atau kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan yang berisikan rangkaian
pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Pengisian angket atau
kuesioner bertujuan untuk mengambil data dari responden untuk mendapatkan hasil yang
kemudian disimpulkan jawaban dari angket-angket yang telah diisi. Pada masa pandemi
seperti ini, google form menjadi pilihan terbaik untuk melakukan pengisian angket
penelitian. Dalam hal ini, peneliti membuat instrument-instrumen pertanyaan tertulis yang
kemudian dijawab oleh responden. Kuesioner ini akan menggunakan model pertanyaan
tertutup, yakni bentuk pertanyaan yang sudah disertai alternatif jawaban, sehingga
responden dapat memilih salah satu dari alternatif jawaban yang disediakan.

2.2. Metode Pengembangan Sistem


Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode pengembangan RAD yang
terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
1) Perencanaan Kebutuhan
Tahapan ini merupakan tahap awal dalam suatu pengembangan sistem, dimana pada tahap
ini dilakukan identifikasi masalah dan pengumpulan data yang diperoleh dari pengguna
atau stakeholder pengguna yang bertujuan untuk mengidentifikasi maksud akhir atau tujuan
dari sistem dan kebutuhan informasi yang diinginkan. Pada tahap ini keterlibatan kedua
belah sangatlah penting dalam mengidentifikasi kebutuhan untuk pengembangan suatu
sistem.
2) Desain Sistem
Di dalam tahap desain sistem, keaktifan pengguna yang terlibat sangatlah penting untuk
mencapai tujuan karena pada tahapan ini dilakukan proses desain dan proses perbaikan
desain secara berulang-ulang apabila masih terdapat ketidaksesuaian desain terhadap
kebutuhan pengguna yang telah diidentifikasi pada tahapan sebelumnya. Luaran dari
tahapan ini adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi di dalam sistem secara
umum, struktur data, dan lain-lain.
3) Proses Pengembangan dan Pengumpulan Feedback
Pada tahap ini desain sistem yang telah dibuat dan disepakati, diubah ke dalam bentuk
aplikasi versi beta sampai dengan versi final. Pada tahapan ini juga programmer harus
terus- menerus melakukan kegiatan pengembangan dan integerasi dengan bagian-bagian
4IJCCS ISSN: 1978-1520

lainnya sambal terus mempertimbangkan feedback dari pengguna atau klien. Jika proses
berjalan lancar maka dapat berlanjut ke tahapan berikutnya, sedangkan jika aplikasi yang
dikembangkan belum menjawab kebutuhan, programmer akan kembali ke tahapan desain
sistem.
4) Implementasi atau Penyelesaian Produk
Tahapan ini merupakan tahapan dimana programmer menerapkan desain dari suatu sistem
yang telah disetujui pada tahapan sebelumnya. Sebelum sistem diterapkan, terlebih dahulu
dilakukan proses pengujian terhadap program untuk mendeteksi kesalahan yang ada pada
sistem yang dikembangkan. Pada tahap ini biasa memberikan tanggapan akan sistem yang
sudah dibuat dan mendapat persetujuan mengenai sistem tersebut.

2.3. Metode Analisis


Agar sistem ini dapat bekerja, diperlukan metode analisis sistem. Untuk dapat
menganalisis kelemahan sistem, digunakan metode analisis PIECES. Adapun penjelasan dari
analisis PIECES dapat dilihat pada tabel berikut.
Jenis Analisis Sistem Yang Sistem Yang
Berjalan Diusulkan
PERFORMANCE Pengarsipan yang dilakukan oleh Merancang sistem
petugas masih secara pengarsipan berbasis web
manual
INFORMATION Informasi yang ada sulit dijangkau Membuat sistem
pihak penggugat / tergugat pengarsipan dan
pengambilan Akta Cerai
untuk memudahkan pihak
penggugat
Tergugat
ECONOMY Pengarsipan secara manual Merancang sistem
menghambat petugas/pihak pengarsipan dan
penggugat / tergugat dalam proses pengambilan akta cerai
antrian dimana pihak penggugat /
tergugat dapat melihat proses
penerbitan Akta
Cerai melalui web
CONTROL Petugas harus mencatat manual dan Membuat sistem
menyimpan di box penyimpanan pengarsipan dan
pengambilan Akta Cerai
dimana petugas lebih
mudah untuk mengarsipkan
Akta Cerai
EFFICIENCY Kurang efisien Merancang sistem
karena pihak penggugat / pengarsipan dan
pengambilan Akta

2.4. Perancangan Proses


Dalam proses pembuatan sistem ini, beberapa rancangan yang dibuat antara lain use
case diagram dan class diagram. Dalam penelitian ini melibatkan 3 aktor, yaitu: Admin,
Petugas Sidang, dan Penggugat/Tergugat. Berikut perancangannya:

2.4.1. Use Case Diagram


Use case dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut.
IJCCS ISSN: 1978-1520 5

Gambar 2. 1 Use Case Diagram

2.4.2. Class Diagram


Class diagram di dalam penelitian ini terdiri dari 3 kelas. Kelas-kelas tersebut
merupakan tabel-tabel berhubungan yang akan digunakan dalam database. Class diagram dalam
penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2. 2 Class Diagram


6IJCCS ISSN: 1978-1520

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut penjelasan dari hasil implementasi dan pembahasan berupa uji coba sistem,
manual program dan pembahasan listing dari sistem ini:

3.1 Uji Coba Sistem dan Program


Setelah tahap coding dilakukan, aplikasi harus diuji terlebih dahulu untuk mengetahui
bahwa aplikasi tersebut dapat bekerja dengan baik dan telah sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Pada penelitian ini, digunakan metode pengujian black box. Berikut hasil pengujian
aplikasi menggunakan black box:
No. Skenario Hasil Yang Diharapkan Hasil
1. Melakukan login Menampilkan menu utama admin [ √ ] Berhasil
admin setelah login [ ] Gagal
2. Melakukan login Menampilkan menu utama [ √ ] Berhasil
petugas petugas setelah login [ ] Gagal
3. Mengakses halaman Menampilkan data profil yang telah [ √ ] Berhasil
profil diinput [ ] Gagal
4. Mengakses halaman Menampilkan data petugas yang telah [ √ ] Berhasil
data petugas di input [ ] Gagal
5. Tambah data petugas Menampilkan data petugas yang telah [ √ ] Berhasil
tersimpan di database [ ] Gagal
6. Edit data Menampilkan data petugas [ √ ] Berhasil
petugas yang telah diubah [ ] Gagal
7. Hapus data petugas Menghapus data petugas dari database [ √ ] Berhasil
[ ] Gagal
8. Mengakses halaman Menampilkan data akta cerai yang [ √ ] Berhasil
kelola akta cerai telah di input [ ] Gagal
9. Tambah data akta Menampilkan data akta cerai yang [ √ ] Berhasil
cerai telah tersimpan di database [ ] Gagal
10. Cari akta cerai Menampilkan data akta cerai [ √ ] Berhasil
berdasarkan nomor perkara [ ] Gagal
11. Cetak data akta cerai Menampilkan data akta cerai [ √ ] Berhasil
yang siap untuk dicetak [ ] Gagal
12. Update data akta Menampilkan data akta cerai yang [ √ ] Berhasil
cerai telah di update status pengerjaannya [ ] Gagal
13. Edit data akta Menampilkan data akta [ √ ] Berhasil
cerai cerai yang telah diubah [ ] Gagal
14. Input tanggal Menampilkan data akta cerai yang [ √ ] Berhasil
sidang disertai dengan jadwal sidang, [ ] Gagal
ruangan dan keterangan
15. Hapus data akta Menghapus data akta [ √ ] Berhasil
cerai cerai dari database [ ] Gagal
16. Kirim notifikasi Mengirimkan notifikasi kepada [ √ ] Berhasil
whatsapp penggugat [ ] Gagal
17. Mengakses halaman Menampilkan data berkas yang telah [ √ ] Berhasil
kelola berkas di input [ ] Gagal
18. Cari data berkas Menampilkan data berkas [ √ ] Berhasil
berdasarkan nomor perkara [ ] Gagal
IJCCS ISSN: 1978-1520 7

No. Skenario Hasil Yang Diharapkan Hasil


19. Edit data berkas Menampilkan data berkas [ √ ] Berhasil
yang telah diubah [ ] Gagal
20. Mengakses halaman Menampilkan halaman untuk [ √ ] Berhasil
laporan mencetak data [ ] Gagal
21. Cek data Menampilkan data akta cerai [ √ ] Berhasil
berdasarkan tanggal pengajuan [ ] Gagal
22. Melakukan logout Keluar dari aplikasi [ √ ] Berhasil
[ ] Gagal
23. Mengakses halaman Menampilkan halaman penginputan [ √ ] Berhasil
daftar pengajuan pengambilan akta cerai [ ] Gagal
24. Tambah data pengajuan Data pengajuan penggugat tersimpan [ √ ] Berhasil
pada database [ ] Gagal
25. Upload kelengkapan Berkas yang diupload tersimpan [ √ ] Berhasil
akta cerai di database [ ] Gagal
26. Mengakses Menampilkan halaman monitoring [ √ ] Berhasil
halaman monitoring akta cerai beserta jadwal sidang [ ] Gagal
27. Cari nomor perkara Menampilkan data akta cerai [ √ ] Berhasil
berdasarkan nomor perkara [ ] Gagal
28. Lihat jadwal sidang Menampilkan jadwal sidang, ruangan [ √ ] Berhasil
dan keterangan sidang [ ] Gagal
29. Mengakses halaman Menampilkan halaman daftar [ √ ] Berhasil
kelengkapan kelengkapan dokumen untuk [ ] Gagal
dokumen mengurus pengambilan akta cerai

3.2 Implementasi Program


Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah sistem pengarsipan dan pengambilan akta
cerai berbasis web yaitu sebagai berikut :

Gambar 3. 1 Halaman Login Tergugat/Penggugat

Halaman login merupakan halaman awal aplikasi. User membutuhkan NIK dan Nomor Perkara
yang sudah didaftarkan sebelumnya untuk bisa memulai aplikasi.
8IJCCS ISSN: 1978-1520

Gambar 3. 2 Tampilan Dashboard Tergugat/Penggugat

Tampilan Dashboard Penggugat/Tergugat adalah rancangan menu pada aplikasi dimana dalam
sistem informasi ditampilkan data user berupa jadwal siding dan informasi pengambilan akta
cerai beserta draff akta cerai.

Gambar 3. 3 Tampilan Login Admin/Petugas

Tampilan login admin/petugas adalah akses untuk masuk ke menu utama pada aplikasi.
Admin/petugas membutuhkan email dan password yang sudah didaftarkan sebelumnya untuk
bisa memulai aplikasi.

Gambar 3. 4 Tampilan Dashboard Admin

Tampilan Dashboard Admin adalah rancangan tampilan menu pada aplikasi dimana ringkasan
infirmasi dalam sistem informasi ditampilkan.
IJCCS ISSN: 1978-1520 9

Gambar 3. 5 Tampilan Kelola Data Petugas

Tampilan kelola data petugas adalah halaman yang digunakan untuk mengelola data petugas.

Gambar 3. 6 Tampilan Kelola Akta Cerai

Tampilan ini digunakan untuk mengelola data akta cerai penggugat/tergugat yang telah
mengikuti sidang.

Gambar 3. 7 Tampilan Kirim Notifikasi Whatsapp

Tampilan inti untuk memberitahukan kepada pihak penggugat tentang status pengerjaan Akta
Cerai melalui Whatsapp.
IJCCS
10 ISSN: 1978-1520

Gambar 3. 8 Tampilan Halaman Kelola Berkas

Tampilan ini digunakan untuk melihat daftar berkas dan melakukan pengubahan data
berkas.

Gambar 3. 9 Tampilan Halaman Dashboard Petugas

Untuk login sebagai petugas memerlukan username dan password maka akan tampil
dashboard.

3.3 Pembahasan Listing

Gambar 3.10 Tampilan Listing Tambah Data


IJCCS ISSN: 1978-1520 11

Gambar 3.11 Tampilan Listing Simpan dan Edit

Gambar 3.12 Tampilan Listing Edit Berkas

Gambar 3.13 Tampilan Listing Dashboard Akta

.Gambar 3.14 Tampilan Notifikasi Whatsapp


IJCCS
12 ISSN: 1978-1520

4. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem Pengarsipan dan Pengambilan Akta Cerai berbasis web pada Pengadilan Agama
Takalar dimulai dari masalah yang terjadi dengan pemecahan masalah dilakukan
wawancara dan observasi. Kemudian perancangan sistem menggunakan metode
pengembangan sistem Rapid Application Development (RAD). Dari hasil perancangan
hingga sistem selesai dilakukan pengujian black box dengan menguji keseluruhan fitur
sistem yang ada.
2. Setelah melakukan implementasi pengujian sistem kepada responden yaitu 21 pihak
pengadilan Agama Takalar terdapat penggugat dan tergugat melalui angket/kuesioner yang
dibagikan menggunakan google form. Kuesioner menghasilkan skor total nilai 552 yang
dikonversi ke dalam skala index mendapatkan nilai sebesar 82,14%. Kemudian persentase
sebesar 82,14% dikonversikan kedalam skala kualitatif menghasilkan skala penilaian
“sangat layak”. Sehingga dapat disimpulkan sistem pengambilan dan pengarsipan akta
cerai dinyatakan layak digunakan.

5. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun saran yang dijadikan pengembangan untuk
penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut:
1. Melakukan pengembangan dari sisi desain interface atau template yang menarik.
2. Fitur-fitur dikembangkan lebih sederhana dan mudah dipahami alurnya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu atas dukungan, arahan, masukan, serta bimbingannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Devi, Permana, Slamet Muchsin dan Suyeno. 2021. “Inovasi Program Pelayanan Publik
Berbasis Digital Government (Studi Kasus pada Pengadilan Agama di Kota Malang).”
Jurnal Respon Publik 15(1): 32– 40.
2. Hermanto. 2017. “Sistem Informasi Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Kraksaan
dengan Menggunakan PHP dan MySQL.” AiTech 3(2): 120–25.
3. Ilmi, Muhamad Ightana Hakim. 2019. “Sistem Informasi Penerbitan Akta Cerai di
Pengadilan Agama Lumajang.” 3(2): 75–82.
4. Listanto, Virgi Andika. 2021. “Efektifitas Layanan Pengambilan Akta Cerai Melalui
Aplikasi Online di Pengadilan Agama Bandung.” : 6.
5. Setiawan, Rahmat. 2021. “Aplikasi E-Akra (Elektronik Akta Cerai) Berbasis Android Studi
Kasus Pengadilan Agama Teluk Kuantan.” 4(1): 991–96.
6. Sholikhah, Faizatush, dan Dewi Kumalaeni. 2017. “Sistem Informasi Penelusuran Perkara
(Sipp): Penelusuran Arsip Berkas Perkara Di Pengadilan Agama Temanggung.”
Diplomatika: Jurnal Kearsipan Terapan 1(1): 38–46.
7. Trijoko, Arif, Dwi Kristiani, dan Wisnu Sanjaya. 2021. “Aplikasi Sistem Antrian
Pengadilan Agama Boyolali sebagai Upaya Meningkatkan Pelayanan Umum Berbasis Web
dan Android.” 5(2): 71–77.

Anda mungkin juga menyukai