Abstrak
Permasalahan yang terjadi adalah pihak yang datang ke kantor Pengadilan Agama
Takalar terlalu lama menunggu karena petugas pembuatan Akta Cerai masih perlu mencari
berkas atau mencetak Akta Cerainya, dan biasanya juga terjadi Pihak yang datang ke kantor
Pengadilan Agama Takalar, belum bisa dibuatkan Akta Cerai karena masih belum Berkekuatan
Hukum Tetap (BHT). Dalam peraturan Mahkamah Agung Akta Cerai bisa dibuatkan ketika
sudah Berkekuatan Hukum Tetap (BHT). Sistem antrian yang berjalan saat ini dianggap masih
kurang efektif dalam melayani masyarakat, karena ketika Pihak yang datang ke Kantor
Pengadilan Agama Takalar masih lama menunggu, sehingga hal ini cukup merugikan Pihak,
belum lagi yang sudah jauh-jauh datang ke Kantor Pengadilan Agama Takalar dan ternyata
belum bisa dibuatkan Akta Cerainya. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem untuk
memudahkan petugas, penggugat ataupun tergugat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
merancang sistem pengarsipan dan pengambilan Akta Cerai. Data ini diperoleh melalui
penelitian lapangan, penelitian pustaka, wawancara dan dokumentasi. Perancangan sistem ini
menggunakan metode RAD (Rapid Appication Development), bahasa pemrograman PHP,
database MySQL, dan pengujian sistem menggunakan black box. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penelitian ini menghasilkan sistem pengarsipan dan pengambilan Akta
Cerai yang memudahkan berbagai pihak. Berdasarkan hasil pengujian yang diperoleh dari
kuesioner sebesar 82,14% yang menunjukkan bahwa sistem yang dirancang berjalan dengan
baik dan sesuai fungsinya.
Abstract
The problem that occured was that parties who come to the office of the Takalar
Religious Court waited too long because the Divorce Certificate making officer still needs to
find the file or print the Divorce Deed, and usually it also happens. Permanent Legal Force
(BHT). In the Supreme Court's regulations, the divorce deed can be made when it has
Permanent Legal Force (BHT). The queuing system that is currently running is considered to be
still ineffective in serving the community, because when the Party who comes to the Takalar
Religious Court Office is still waiting a long time, so this is quite detrimental to the Party, not to
mention those who have come all the way to the Takalar Religious Court Office and it turns out
the Divorce Deed has not yet been drawn up. Therefore we need a system to facilitate officers,
plaintiffs or defendants. The aim of the study was to design a system for filing and taking
divorce certificates. The data was obtained through field research, library research, interviews
and documentation. This system design uses RAD (Rapid Appication Development) method,
PHP programming language, MySQL database, and system testing using black box. The results
of the study indicate that this study resulted in a filing and retrieval system for divorce deeds
that facilitated various parties. Based on the test results obtained from the questionnaire of
82,14% which indicates the designed system is running well and according to its function.
1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang masih menjunjung tinggi adat ketimuran dengan
anggapan bahwa pernikahan sesuatu yang sakral. Namun demikian, dari tahun ke tahun angka
perceraian kerap melonjak tinggi di beberapa Pengadilan Agama di Indonesia. Angka perceraian
pada tahun 2020 periode April dan Mei, terlihat pendaftaran cerai masih di bawah angka 20.000
yang tercatat di Pengadilan Agama seluruh Indonesia. Jumlah itu, lantas meningkat pada masa
adaptasi kebiasaan baru yang melonjak menjadi 57.000 perceraian pada Juni hingga Juli 2021
Kondisi tersebut menuntut Pengadilan Agama untuk selalu mengembangkan strategi khususnya
dalam bidang jasa agar dapat bertahan dan terus berkembang dalam memberikan pelayanan
yang baik ditengah gencarnya angka perceraian yang melonjak. 1
Perceraian merupakan suatu proses dimana sebelumnya kedua belah pihak sudah pasti
berusaha mempertahankan rumah tangganya, namun jalan terbaiknya adalah sebuah perceraian.
Proses perceraian di Indonesia hanya dapat dilakukan di Pengadilan Agama (Bagi yang
beragama Islam) dan di Pengadilan Negeri (Untuk non-muslim).2
Akta cerai merupakan bukti outentik atas sahnya perceraian yang dilakukan oleh
seorang suami dan seorang istri, dan dengan akta cerai itu pula sebagai dasar dan Legalitas
putusnya perkawinan, akta cerai pula yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan perubahan
status, sebagai janda cerai atau duda cerai.3
Pengadilan Agama Takalar Kelas II merupakan Pengadilan Tingkat Pertama yang
bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat
pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang perkawinan, warisan, wasiat, hibah,
wakaf, zakat, infaq, shadaqah dan ekonomi syariah. Pengadilan Agama Takalar yang semakin
maju dan berkembang, maka semakin banyak pula data-data, berkas maupun arsip yang
terkumpul dan disimpan karena masih mempunyai nilai guna. Sehingga perlu penyimpanan
secara sistematis sehingga apabila dibutuhkan dapat ditemukan dengan mudah dan cepat.4
Informasi pencatatan arsip masih dilakukan dengan cara penulisan manual pada buku
agenda arsip dan belum di klarifikasi secara terperinci karena dalam catatan hanya tercatat
nomor arsip dan perihal. Sedangkan pengelompokan arsip, rincian lokasi penyimpanan, serta
pendeskripsian arsip belum ada sehingga untuk menemukan kembali arsip tersimpan sangat
sulit serta membutuhkan waktu yang lama. Selain itu sering terjadi kehilangan dan rusaknya
arsip karena penyimpanan yang dilakukan belum sesuai Stantar Operasional Manajemen
Kearsipan. Dari kegiatan tersebut menyebabkan adanya masalah lain yang timbul dalam proses
antrian pengambilan Akta Cerai. Permasalahannya adalah Pihak yang datang ke kantor
Pengadilan Agama Takalar terlalu lama menunggu karena petugas pembuat Akta Cerai masih
perlu mencari berkas atau mencetak Akta Cerainya, dan biasanya juga terjadi Pihak yang datang
ke kantor Pengadilan Agama Takalar, belum bisa dibuatkan Akta Cerai karena masih belum
Berkekuatan Hukum Tetap (BHT). Dalam peraturan Mahkamah Agung Akta Cerai bisa
dibuatkan ketika sudah Berkekuatan Hukum Tetap (BHT). Sistem antrian yang berjalan saat ini
dianggap masih kurang efektif dalam melayani masyarakat, karena ketika Pihak yang datang ke
Kantor Pengadilan Agama Takalar masih lama menunggu, sehingga hal ini cukup merugikan
Pihak, belum lagi yang sudah jauh-jauh datang ke Kantor Pengadilan Agama Takalar dan
ternyata belum bisa dibuatkan Akta Cerainya. 5
Dari permasalahan tersebut penulis bermaksud untuk merancang dan dapat
mengimplementasikan sistem pengarsipan dan pengambilan akta cerai berbasis web agar dapat
menambah wawasan petugas dalam pengarsipan dan pengambilan akta cerai berbasis web,
memudahkan Pengugat/Tergugat untuk mengecek akta cerai dan Jadwal sidang di kantor
Pengadilan Agama Takalar
IJCCS ISSN: 1978-1520 3
2. METODE PENELITIAN
Untuk membuat sistem pengarsipan dan pengambilan akta cerai berbasais web pada
Pengadilan Agama Takalar, berikut tahap- tahap dalam penelitian ini:
lainnya sambal terus mempertimbangkan feedback dari pengguna atau klien. Jika proses
berjalan lancar maka dapat berlanjut ke tahapan berikutnya, sedangkan jika aplikasi yang
dikembangkan belum menjawab kebutuhan, programmer akan kembali ke tahapan desain
sistem.
4) Implementasi atau Penyelesaian Produk
Tahapan ini merupakan tahapan dimana programmer menerapkan desain dari suatu sistem
yang telah disetujui pada tahapan sebelumnya. Sebelum sistem diterapkan, terlebih dahulu
dilakukan proses pengujian terhadap program untuk mendeteksi kesalahan yang ada pada
sistem yang dikembangkan. Pada tahap ini biasa memberikan tanggapan akan sistem yang
sudah dibuat dan mendapat persetujuan mengenai sistem tersebut.
Berikut penjelasan dari hasil implementasi dan pembahasan berupa uji coba sistem,
manual program dan pembahasan listing dari sistem ini:
Halaman login merupakan halaman awal aplikasi. User membutuhkan NIK dan Nomor Perkara
yang sudah didaftarkan sebelumnya untuk bisa memulai aplikasi.
8IJCCS ISSN: 1978-1520
Tampilan Dashboard Penggugat/Tergugat adalah rancangan menu pada aplikasi dimana dalam
sistem informasi ditampilkan data user berupa jadwal siding dan informasi pengambilan akta
cerai beserta draff akta cerai.
Tampilan login admin/petugas adalah akses untuk masuk ke menu utama pada aplikasi.
Admin/petugas membutuhkan email dan password yang sudah didaftarkan sebelumnya untuk
bisa memulai aplikasi.
Tampilan Dashboard Admin adalah rancangan tampilan menu pada aplikasi dimana ringkasan
infirmasi dalam sistem informasi ditampilkan.
IJCCS ISSN: 1978-1520 9
Tampilan kelola data petugas adalah halaman yang digunakan untuk mengelola data petugas.
Tampilan ini digunakan untuk mengelola data akta cerai penggugat/tergugat yang telah
mengikuti sidang.
Tampilan inti untuk memberitahukan kepada pihak penggugat tentang status pengerjaan Akta
Cerai melalui Whatsapp.
IJCCS
10 ISSN: 1978-1520
Tampilan ini digunakan untuk melihat daftar berkas dan melakukan pengubahan data
berkas.
Untuk login sebagai petugas memerlukan username dan password maka akan tampil
dashboard.
4. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem Pengarsipan dan Pengambilan Akta Cerai berbasis web pada Pengadilan Agama
Takalar dimulai dari masalah yang terjadi dengan pemecahan masalah dilakukan
wawancara dan observasi. Kemudian perancangan sistem menggunakan metode
pengembangan sistem Rapid Application Development (RAD). Dari hasil perancangan
hingga sistem selesai dilakukan pengujian black box dengan menguji keseluruhan fitur
sistem yang ada.
2. Setelah melakukan implementasi pengujian sistem kepada responden yaitu 21 pihak
pengadilan Agama Takalar terdapat penggugat dan tergugat melalui angket/kuesioner yang
dibagikan menggunakan google form. Kuesioner menghasilkan skor total nilai 552 yang
dikonversi ke dalam skala index mendapatkan nilai sebesar 82,14%. Kemudian persentase
sebesar 82,14% dikonversikan kedalam skala kualitatif menghasilkan skala penilaian
“sangat layak”. Sehingga dapat disimpulkan sistem pengambilan dan pengarsipan akta
cerai dinyatakan layak digunakan.
5. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun saran yang dijadikan pengembangan untuk
penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut:
1. Melakukan pengembangan dari sisi desain interface atau template yang menarik.
2. Fitur-fitur dikembangkan lebih sederhana dan mudah dipahami alurnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu atas dukungan, arahan, masukan, serta bimbingannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Devi, Permana, Slamet Muchsin dan Suyeno. 2021. “Inovasi Program Pelayanan Publik
Berbasis Digital Government (Studi Kasus pada Pengadilan Agama di Kota Malang).”
Jurnal Respon Publik 15(1): 32– 40.
2. Hermanto. 2017. “Sistem Informasi Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Kraksaan
dengan Menggunakan PHP dan MySQL.” AiTech 3(2): 120–25.
3. Ilmi, Muhamad Ightana Hakim. 2019. “Sistem Informasi Penerbitan Akta Cerai di
Pengadilan Agama Lumajang.” 3(2): 75–82.
4. Listanto, Virgi Andika. 2021. “Efektifitas Layanan Pengambilan Akta Cerai Melalui
Aplikasi Online di Pengadilan Agama Bandung.” : 6.
5. Setiawan, Rahmat. 2021. “Aplikasi E-Akra (Elektronik Akta Cerai) Berbasis Android Studi
Kasus Pengadilan Agama Teluk Kuantan.” 4(1): 991–96.
6. Sholikhah, Faizatush, dan Dewi Kumalaeni. 2017. “Sistem Informasi Penelusuran Perkara
(Sipp): Penelusuran Arsip Berkas Perkara Di Pengadilan Agama Temanggung.”
Diplomatika: Jurnal Kearsipan Terapan 1(1): 38–46.
7. Trijoko, Arif, Dwi Kristiani, dan Wisnu Sanjaya. 2021. “Aplikasi Sistem Antrian
Pengadilan Agama Boyolali sebagai Upaya Meningkatkan Pelayanan Umum Berbasis Web
dan Android.” 5(2): 71–77.