Abstrak: Penilaian kinerja karyawan merupakan hal yang penting bagi rumah sakit.
Untuk menilai kinerja karyawan dan memotivasi agar karyawan semangat dalam
bekerja.Dalam penelitian menggunakan metode kualitatif yang menggunakan wawancara
dengan coordinator dan karyawan RSCM. Dari penelitian bahwa unsur objektivitas perlu
ditingkatkan dan perlu ada pelatihan yang di selenggarakan oleh bagian SDM supaya
maksud tujuan dan yang diinginkan tercapai. Metode yang digunakan dalam penilaian
kinerja menggunakan rating scale.Menggunaka formulir yang di sediakan oleh bagian
SDM di unit masing-masing. Presepsi karyawan tentang penilaian kinerja yang sudah
berjalan sudah sangat baik. Dengan hasil penilitian untuk penilaian kinerja kriteria
istimewa 4 orang, sangat baik 40 orang, baik 2 orang.
Kata kunci: Penilaian Kinerja, Sensitivitas Penilaian
1. Pendahuluan
Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan
yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Salah satu tujuan
pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya memperbaiki kualitas pelayanan
kesehatan. Pelayanan berkualitas ini harus dapat dilaksanakan di seluruh sarana
pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta, sehingga diharapkan masyarakat akan lebih
berminat untuk memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan mulai dari tingkat puskesmas,
rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya, rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan masyarakat yang padat modal, padat teknologi dan padat karya yang
dalam pekerjaan sehari-hari melibatkan sumber daya manusia dengan berbagai keahlian.
Jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan sangat bergantung pada kapasitas dan
kualitas tenaga di institusi tersebut (Suprihanto, 2001).
Pengorganisasian suatu sistem, seperti rumah sakit tidak akan terlepas dari
sumber daya manusia (SDM) yang pada hakekatnya merupakan bagian integral dari
keseluruhan rumah sakit. Keberhasilan sebuah rumah sakit sangat ditentukan oleh
pengetahuan, keterampilan, kreativitas, dan motivasi staf atau karyawannya.Kebutuhan
tenaga-tenaga terampil di dalam berbagai bidang dalam sebuah rumah sakit sudah
merupakan tuntutan dunia global yang tidak bisa dihindari. Kehadiran teknologi dan
sumber daya lain hanyalah alat bantu dan bahan pendukung, karena pada akhirnya SDM-
lah yang paling menentukan (Yuli cantika,2005).
Menurut Cascio (2010) penilaian kinerja yang efektif adalah penilaian kinerja
tersebut cukup peka dalam membedakan antara karyawan yang menunjukkan kinerja
2. Metode Penelitian
A. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus untuk
mendapatkan informasi yang mendalam tentang gambaran proses penilaian kinerja
karyawan di Bagian SDM RSCM.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bagian SDM RSCM.Waktu Penelitian mulai tanggal
18 Desember sampai Juni 2014.
C. Informan Penelitian
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan secara lebih akurat dan
dapat dipercaya tentang pelaksanaan penilaian kerja ini, peneliti melakukan wawancara
mendalam kepada staf di Bagian SDM RSCM yang terkait langsung dalam hal ini antara
lain:
1. Koordinator Pelayanan Kepegawaian
2. Koordinator Pemantauan dan Evaluasi
3. Koordinator Kesejahteran
4. Penanggungjawab Rekrutmen
5. Penanggungjawab Penilaian Kinerja
6. Penanggungjawab Insentif
E. Instrumen Penelitian
Dengan menggunakan formulir penilaian kinerja serta pedoman wawancara
dengan beberapa informan yang sesuai dengan spesifikasinya.Ada enam yaitu
Koordinator Pemantauan dan Evaluasi, Koordinator Pelayanan Kepegawaian dan
Koordinator kesejahteraan. Dan yang dinilai penanggung jawab rekrutmen, penanggung
jawab penilaian kinerja dan penanggung jawab insentif.
maupun sekunder selanjutnya data diolah. Hasil wawancara terhadap informan
F. Pengolahan Data
Pengolahan dan penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengobservasi cara memvalidasi penilaian kinerja dan menginput data penilaian kinerja.
Mengetahui permasalahan yang terjadi, kemudian wawancara mendalam dengan pihak
yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan penilaian kinerja. Mencari bahan dan
literatur yang berhubungan dengan penilaian kinerja.
Setelah data dikumpulkan baik data primer dibuat transkrip. Lalu trankrip dikumpulkan
untuk dibuat tabel matriks dirangkum jadi satu untuk jawaban perinforman kemudian
dibuat analisis penelitian.
3. Hasil
A. Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini berjumlah enam orang yang memiliki jabatan yang
berbeda. Adapun karakteristik informan tersebut adalah :
B. Penilai
Penilai di bagian SDM RSCM yaitu atasan langsung dari karyawan. Sifatnya berjenjang
mulai dari staf yang menilai adalah penanggung jawab, penangung jawab yang menilai
adalah koordinator. Sedangkan koordinator yang menilai adalah kepala bagian. Kepala
bagian dinilai oleh direktur SDM dan Pendidikan. Dari hasil wawancara bahwa yang
menilai karyawan adalah atasannya langsung.
”Dilakukan oleh atasan langsung di unit kerja.Di sini yang melakukan penilaian
yaitu kalau staf yang menilai penanggung jawab, penanggung jawab yang
menilai koordinator,koordinator yang menilai kepala, kepala yang menilai
direktur SDM.”
”Seluruh pegawai yang mendapatkan insentif baik PNS dan Non PNS.”
Yang dinilai di bagian SDM untuk satu koordinator 2 sampai 5 orang. Yang dinilai
berada dalam satu area, sehingga mudah dalam memantau kinerja karyawan.
E. Instrumen Penilaian
Dari hasil wawancara instrumen yang digunakan adalah absensi karyawan kehadirannya
selama satu bulan dan lampiran apabila dia cuti atau tugas kerja.
”Penilaian kinerja Ada 2 yaitu penilaian yang lama dan yang baru. Instrumennya
kalau dia cuti ada form untuk cuti kalau dia izin tugas ada form untuk surat
tugas.”
Adapun form penilaian yang lama berisi 8 komponen yang terdiri dari mutu pekerjaan,
kuantitas pekerjaan, keandalan, sikap pribadi, inisiatif, kerja sama, keberadaan dan
kepatuhan.
-Keberadaan
1. Meninggalkan unit kerja/terlambat lebih 1 jam/pulang lebih awal 1 jam untuk urusan
pribadi > 5 hari kerja dalam 1 bulan
2. Meninggalkan unit kerja/terlambat lebih 1 jam/pulang lebih awal 1 jam untuk urusan
pribadi 3-5 hari kerja dalam 1 bulan
3. Meninggalkan unit kerja/terlambat lebih 1 jam/pulang lebih awal 1 jam untuk urusan
pribadi 2-3 hari kerja dalam 1 bulan
4. Meninggalkan unit kerja/terlambat lebih 1 jam/pulang lebih awal 1 jam untuk urusan
pribadi 1-2 hari kerja dalam 1 bulan
5. Tidak pernah meninggalkan unit kerja/terlambat lebih 1 jam/pulang lebih awal 1 jam
untuk urusan pribadi dalam hari kerja
- Kepatuhan
1. Sering melanggar peraturan rumah sakit
2. Beberapa kali melakukan pelanggaran yang sama terhadap peraturan RS,
melaksanakan tugas dengan setengah hati
3. Sesekali melakukan pelanggaran yang sama terhadap peraturan RS, tetapi setelah
ditegur dapat mengerti dan melaksankan tugas dengan sungguh-sungguh
4..Taat terhadap peraturan RS, melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh
5.Taat terhadap peraturan RS, sering kali memotivasi karyawan lain untuk mentaati
peraturan, melaksankan tugas dengan sungguh-sungguh.
F. Waktu penilaian
Periode penilaian kinerja dilakukan sebulan sekali pada awal bulan untuk mengetahui
hasil kinerja karyawan. Dengan disertai absensi karyawan selama sebulan. Dan setiap
enam bulan di buat rata-rata penilaian. Untuk dasar penilaian enam bulan kedepan.
G. Pelaksanaan Penilaian
Penilaian kinerja dilakukan penilaian kinerja individu setiap bulan yang di akumulasikan
enam bulan dan diambil nilai rata-rata. Yang diukur berdasarkan parameter dan indikator
serta skor sebagaimana yang telah di tetapkan.
“Karyawan terbaik akan mendapatkan The best employe dan hadiah 20 juta
dalam bentuk pelatihan untuk pengembangan pendidikanya. Kalau Punishment
Dari atasan langsung akan di panggil sebagai tindak evaluasi. Kalau PNS di
beri sanksi sesuai di dalam PP 53 kalau non PNS akan di hentikan
penugasannya.”
Dari hasil penilaian didapatkan skor Istimewa 4 orang, sangat baik 40 orang dan baik 2
orang. Dengan presentase Istimewa 8,6 % dan sangat baik 86 % baik 4,3%.
4. Pembahsan
A. Penilai
Untuk melakukan penilaian seorang penilai harus sudah mengerti fungsi dan tujuan
penilaian dan cara melakukan penilaian. Untuk itu diperlukannya sosialisasi dan
pelatihan untuk para penilai. Agar maksud dan tujuan yang di inginkan dapat tercapai.
Menurut Soeprihanto (2001) penilai merupakan pejabat langsung yang mengangkat dan
memberhentikan pegawai yang dinilai. Sebagai atasan dalam melakukan penilaian harus
seobjektif mungkin.
Menurut peneliti para penilai di RSCM sudah cukup faham dan mengerti tujuan
dari penilaian kinerja. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara seperti tujuan dan cara
penilaian.
C. Metode penilaian
Metode yang digunakan di RSCM adalah dengan rating scale. Karena dapat
dilihat dari form penilaian. Penilai mengisi skala yang sudah ada dengan cara
membandingkan hasil pekerjaan karyawan dengan kriteria yang sudah di tentukan.
Keuntungan metode ini adalah biayanya murah dalam penggunaan maupun
pengembangannya. Penilai membutuhkan sedikit pelatihan dan waktu untuk
menyempurnakan formulir. Kelemahannya adalah penyimpangan dalam hal prasangka
penilai tampak terlihat dalam metode ini (Rivai, 2011).
Di RSCM penilaian menggunakan Indeks Kinerja Lama dan Indeks Kinerja Baru.
Adapun indeks kinerja lama berisikan 8 komponen yaitu mutu pekerjaan, kuantitas
pekerjaan, kehandalan, sikap pribadi, inisiatif, kerja sama, keberadaan, kepatuhan.
Penilaian kinerja dilengkapi dengan form cuti dan surat tugas apabila karyawan yang
bersangkutan cuti atau tugas kerja. Serta presensi selama sebulan.
Menurut (Rivai, 2011) metode ratingscale lebih cenderung subjektif. Dikarenakan
ada spektrum angka. Sehingga terkadang terjadi salah penilaian. Tetapi metode ini cocok
untuk instansi dan rumah sakit yang berkapasitas besar. Karena mudah membuat
formatnya dan sesuai dengan jumlah pegawai yang banyak.
D. Instrumen Penilaian
Instrumen di bagian SDM RSCM dengan menggunakan form penilaian kinerja IKI
(indeks kualitas individu) yang lama yaitu mutu pekerjaan, kuantitas pekerjaan,
kehandalan, sikap pribadi, inisiatif, kerja sama, keberadaan dan kepatuhan sedangkan IKI
yang baru berisikan kualitas dan kuantitas dan perilaku kerja seperti kehandalan,
kepatuhan, kerjasama dan sikap perilaku.
F. Pelaksanaan
Dari wawancara dengan koordinator kesejahteraan prosedur pelaksanaan penilaian
kinerja Bagian SDM RSCM adalah sebagai berikut:
a. Bagian SDM menyediakan formulir penilaian kinerja
b. Formulir isian diserahkan ke Bagian SDM beserta kelengkapannya. Apabila berkas
tidak lengkap atau salah dikembalikan lagi ke unitnya
c. Setelah diterima di Bagian SDM berkas dilakukan:
- Memeriksa kebenaran dan kelengkapan berkas
- Menceklis kebenaran penghitungan Indeks Kinerja Individu
- Menginputnya untuk di olah data dan di rata-rata perenam bulan.
Penilaian kinerja di Bagian SDM RSCM dilaksanakan secara terbuka dimana pegawai
yang dinilai dapat mengetahui hasil penilaian yang dilakukan oleh atasannya karena
pegawai menandatangani form penilaian kinerja.
Adapun kelebihan dari penilaian secara terbuka adalah:
1. Yang dinilai dapat mengetahui langsung hasil dari penilaiannya
2. Tidak ada kesenjangan antara atasan dan bawahan
3. Lebih terjalin komunikasi antara bawahan dan atasan
4. Memudahkan pegawai untuk mengoreksi dirinya dari hasil penilaian
5. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan secara umum adalah sebagai berikut:
a. Penilaian Kinerja Karyawan SDM RSCM, yang melakukan penilaian adalah atasan
langsung sifatnya berjenjang mulai dari staf yang menilai adalah penanggung jawab,
penangung jawab yang menilai adalah koordinator. Sedangkan koordinator yang menilai
adalah kepala unit. Kepala unit dinilai oleh Direktur SDM dan Pendikan. RSCM
melakukan penilaian kinerja sebulan sekali. Dan direkap setiap 6 bulan sebagai laporan.
b. Metode yang digunakan untuk menilai kinerja karyawan di SDM RSCM adalah rating
scale. Adapun metode rating scale biasa digunakan oleh organisasi atau rumah sakit yang
memiliki karyawan dalam jumlah besar. Dengan cara mengisi skala yang sudah ada
dengan cara membandingkan hasil pekerjaan karyawan dengan kriteria yang telah
ditentukan.
c. Tindak lanjut dari penilaian kinerja
- Untuk IKI sebagai pembayaran insentif pegawai (baik penurunan atau kenaikan
insentif)
- Untuk promosi dan pelatihan
- Untuk pengembangan karir karyawan
- Sebagai evalusi bagi pihak manajemen untuk melakukan perbaikan
6. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut saran yang diberikan peneliti adalah :
1. Kepada Direktur SDM dan Pendidikan
a. Mengadakan sosialisasi minimal setahun sekali agar para penilai dapat mengerti dan
menghindari terjadinya kesalah fahaman tata cara penghitungan.
b. Mengadakan pelatihan untuk karyawan tentang pengembangan diri, sikap dan perilaku
seperti kejujuran, tanggung jawab, loyalitas agar karyawan dapat mengembangkan
dirinya baik secara emosional maupun intelektual.
2. Kepada Kepala Bagian SDM
Penulis menyarankan adanya penambahan staf sebanyak 4 atau 5 orang di bagian validasi
di karenakan beban kerja yang banyak dari jumlah pegawai RSCM 4860 orang, yang
melakukan validasi hanya 3 orang.
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, Dewi (2010). Hubungan Antara Penilaian Kinerja Pegawai Tetap Non PNS
Dengan Pendapatan Tunjangan Peningkatan Penghasilan Di Rumah Sakit Pasar Rebo
Tahun 2010. Skripsi, Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakatan Universitas Indonesia
Handoko, Hani (1996). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta.
Ilyas, Yaslis. (2002). Teori Penilaian Kinerja dan Penelitian. Depok: Pusat Kajian
Ekonomi Kesehatan FKMUI
Aditama, Tjandra Yoga (2003) Manajemen Adminstrasi Rumah Sakit, Jakarta:UI Press.
Kirk Patrick (2002). How To Improve Performance. Newyork: Management Association.
Manulang, Marihot AMH (2004). Manajemen Personalia. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Kementrian Hukum dan HAM RI. (2011) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No.46 tahun 2011 Tentang penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negri Sipil.
Rivai, Veithzal (2011). Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan dan
Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers.
Siagian, Sondang P. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara.
Muttaqin, Hadi (2012). Hambatan Dalam Penilaian Kinerja. Diunduh 16 januari 2014
dari http.//www.psychologymania.com