Anda di halaman 1dari 19

Praktek Kerja Aman

1. Bekerja di Ketinggian
Insiden yang disebabkan oleh ‘bekerja pada ketinggian’ biasanya serius dan menyebabkan
cacat dan bahkan kematian. Salah satu alat pelindung jatuh untuk bekerja di ketinggian >/= 1,8
m dengan menggunakan safety harness. Alat ini dapat menghentikan jatuh dan menyebabkan
goncangan ke bagian tubuh secara luas. Harness perngaman harus dikaitkan ke :
Tali penyandang strap atau sabuk yang mempunyai penahan benturan built in (terpasang
tetap); atau tali penyandang yang bisa menarik masuk sendiri yang memiliki rem dalam built in.
 Hal-hal perlu dilakukan saat menggunakan harness pengaman:
I. Mengecek harness untuk melihat apakah ada tanda-tanda keausan atau kerusakan pada
kain atau jahitan
II. Mengecek apakah tali penyandang sudah terpasang dengan kuat pada harness
III. Menyambungkan tali penyandang ke tumpuan statis atau poin pengait yang kuat
IV. Memastikan agar poin pengait diposisikan diatas tempat anda bekerja, tidak dibawahnya.
V. Bila anda menggunakan tali penyandang strap atau sabuk pastikan agar panjangnya tali
penyandang minimum sehingga anda tidak bisa jatuh leb ih dari 2 meter.

2. Bekerja dengan Tangga


 Hal-hal yang perlu dilakukan saat bekerja menggunakan alat bantu tangga :
I. Pasanglah tangga sedemikian rupa sehingga jarak antara ujung bawah tangga dengan ujung
bawah dinding atau tempat sandaran 1:4
II. Alat-alat kerja harus digantungkan pada sabuk atau dinaik turunkan dengan tali pada saat
orangnya sudah berada pada posisi kerja
III. Pastikan perentang tangga benar-benar terpasang kokoh (tangga lipat)
IV. Buatlah tangga satu meter leboh tinggi dari sandaran atas
V. Pastikan anak tangga tidak licin
VI. Ikat bagian atas tangga
VII. Selalu menghadap pada tangga bila menaiki dan menuruni tangga
VIII. Hanya menginjak satu anak tangga di atas atau di bawah setiap anda bergerak naik atau
turun
IX. Selalu menjaga kontak tiga titik (3 point contact)
X. Selalu menempatkan tubuh di tengah pijakan tangga
XI. Turun dari tangga bila Anda perlu mengatur posisi tangga tersebut

 Hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat bekerja menggunakan alat bantu tangga
I. Jangan menggunakan tangga di depan pintu kecuali pintunya di kunci atau dipasang tanda
peringatan
II. Menggunakan tangga bila angin kencang sekali dalam keadaan darurat
III. Menyandarkan pada kisi jendela
IV. Menyandarkan di atas kotak-kotak, blok-blok, batu bata atau semen yang tidak kokoh untuk
mendapatkan ketinggian ekstra
V. Dilarang berdiri pada dua anak tangga paling atas
VI. Tidak boleh mengangkangi anak tangga paling atas
VII. Jangan sekali-kali meninggalkan perkakas/alat kerja di anak tangga
VIII. Tangga tidak boleh dinaiki oleh leboh dari satu orang sekaligus
IX. Jangan menggunakan tangga dalam posisi horizontal sebagai tempat kerja atau jalan
X. Dilarang berdiri pada dua anak tangga paling atas
XI. Jangan menggunakan rantai atau tali sebagai perentang (tangga lipat)
XII. Tangga logam tidak boleh dicat

3. Bekerja dengan Perancah (Scafolding)


 Hal-hal yang perlu dilakukan saat bekerja menggunakan scafolding:
I. Platform kerja paling tidak lebarnya 450 mm, susuran tangan setinggi 1 meter pada sisi-
sisinya, susuran di tengah setinggi 500 mm, atau jala diantara susuran platform
II. Papan penahan setinggi 200 mm di sekekliling sisi platform
III. Papan-papan perancah diikatkan dengan kencang pada perancah

 Hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat bekerja menggunakan scafolding:


I. Mengubah atau memodifikasi perancah kecuali bila anda kompeten atau memiliki sertifikat
II. Melebihi batas kerja aman perancah
III. Meninggalkan alat-alat pada susuran perancah atau di dekat tepi platform
IV. Berdiri pada susuran tangan atau susuran tengah untuk menjangkau pekerjaan
V. Bekerja pada perancah yang tidak rusak atau hilang papan atau susurannya

4. Bekerja dengan Alat Angkat (Crane)


 Hal-hal yang perlu dilakukan saat bekerja menggunakan alat angkat/crane:
I. Alat angkat harus pada kondisi stabil (layak pakai)
II. Memasang batas muatan maksimum yang aman (safe working load) harus jelas tertera
III. Mengangkat beban tidak melebihi SWL
IV. Sling, shackle, hook dan klem harus diperiksa rutin
V. Semua alat angkat disimpan pada tempat yang benar dan tepat
VI. Sistem kelistrikan harus dibumikan
VII. Memasang label

5. Menangani tabung gas bertekanan


 Hal-hal yang perlu dilakukan saat menangani tabung gas bertekanan :
I. Tangani semua tabung seolah-olah dalam keadaan terisi penuh
II. Pemindahan harus dengan cara sedikit memiringkan tabung kemudian digelindingkan
dengan cara diputar putar pada bagian dasar
III. Tabung disimpan dalam posisi tegak
IV. Ikat dengan tali atau rantai masing-masing tabung secara kokoh
V. Jaga katup selalu tertutup rapat
VI. Tabung tersimpan dengan tutup pelndung dalam keadaan terpasang
VII. Beri tanda KOSONG pada semua tabung kosong
VIII. Simpan di tempat sejuk, di luar ruangan jika memungkinkan dan jangan langsung terkena
sinar matahari

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat menganani tabung gas bertekanan:
I.Jangan menggelindingkan tabung dalam keadaan rebah
II.Jangan sekali-kali menyeret tabung gas dan dijaga supaya tabung tidak saling berbenturan
III.Jangan menaruh jaket las, raincoat atau apapun di atas botol-botol oksigen maupun asetilin.
Jika botol-botol tersebut bocor, bisa terjadi ledakan atau pun kebakaran.
IV. Jangan mengelas atau memotong di atas botol-botol oksigen dan asetilin. Tempatkan botol-
botol tersebut dalam jarak yang aman.

6. Bekerja dengan peralatan las


 Hal-hal yang perlu dilakukan saat bekerja dengan las :
I. Memakai APD yang memadai
II. Memasang tabir las
III. Menyiapkan alat pemadam api ringan
IV. Selalu menggunakan sarung tangan insulasi kering
V. Membuang sisa-sisa elektroda dengan tepat
VI. Selalu menempatkan penyangga elektroda pada material insulasi pada saat tidak digunakan
VII. Selalu mematikan listrik pada sumbernya bila pekerjaan dihentikan untuk waktu yang cukup
lama
VIII. Memastikan apakah ada tanda-tanda material yang terbakar sebelum Anda meninggalkan
suatu area pengelasan
IX. Tabung las diikat dengan kuat dan terpisah antara gas oksigen dan asetilen bertekanan
X. Mencantolkan kabel ground sedekat mungkin ke tempat pengelasan atau pada bagian yang
sedang dilas

 Hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat bekerja dengan las:


I. Mengganti elektroda tanpa memakai sarung tangan, menggunakan sarung tangan basah atau
sambal berdiri di dalam air
II. Mencelupkan penyangga elektroda yang terlalu panas ke dalam air untuk mendinginkannya
III. Melingkarkan loop welding atau kabel-kabel pada bagian tubuh anda
IV. Berada di dekat orang mengelas tanpa memakai alat pelindung mata yang memadai

7. Bekerja dengan Mesin Gerinda


 Hal-hal yang perlu diperhatikan saat bekerja dengan mesin gerinda:
I. Batu gerinda harus sesuai dengan gerindanya
II. Guard (pengaman) harus dipasang
III. Kabel-kabelnya harus dalam kondisi aman
IV. Memakai APD diri yang telah ditetapkan, termasuk face shield

 Hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat bekerja dengan mesin gerinda:
I. Menggunakan jenis roda yang salah untuk material yang dipotong atau di gerinda
II. Menggunakan roda yang tidak seimbang
III. Melebihi kecepatan putaran roda yang ditetapkan
IV. Menggunakan roda pemotong untuk menggerinda
V. Melakukan pemotongan yang terlalu dalam
VI. Memasang perlengkapan dengan tidak benar
VII. Memasang roda dengan cukup kencang
VIII. Menggunakan mesin gerinda yang rodanya sudah tidak standar

8. Menggunakan perkakas tangan


 Hal-hal yang perlu dilakukan saat bekerja dengan menggunakan perkakas kerja :
I. Pemeriksaan harus dilakukan secara teratur. Jangan dipakai jika dalam kondisi rusak.
Pemeriksaan meliputi :
II. Saklar yang rusak
III. Sambungan kabel yang terputus
IV. Sambungan kabel yang tidak memenuhi syarat
V. Sambungan yang longgar
VI. Percikan atau kilatan
VII. Suara yang tidak normal
VIII. Panas yang berlebihan (overheating) pada alat atau kabel
IX. Pembumian, kecuali alat yang double insulated
X. Memilih perkakas tangan yang tepat dan menggunakannya dengan cara yang benar
XI. Tempat penyimpanan yang memadai , misalnya di lemari , rak , kotak alat dsb

 Hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat menggunakan perkakas tangan:


I. Jangan menggunakan alat yang aus/rusak
II. Jangan menggunakan alat yang tidak sesuai

9. Menggunakan peralatan listrik portable


 Hal-hal yang perlu dilakukan saat bekerja menggunakan peralatan listrik portable :
I. Memastikan kondisi kabel dan sambungan. Jika aus/rusak/cacat segera disingkirkan / tidak
dipakai
II. Posisikan kabel-kabel listrik dan sambungan sedemikian rupa sehingga kabel-kabel ini tidak
menyebabkan potensi bahaya tersandung bagi personel lain di area itu
III. Kabel-kabel sambungan harus ditarik sampai habis dari gulungannya sebelum dihidupkan

 Hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat bekerja menggunakan listrik portable:
I. Memilih kabel listrik karena guntingan kawat yang putus bias menusuk insulasi dan
menyebabkan sengatan listrik atau potensi bahaya konsleting
II. Membiarkan kabel-kabel listrik hidup pada sumber listrik bila tidak digunakan
III. Meninggalkan alat-alat listrik hidup pada sumber listrik
IV. Memegang peralatan listrik dengan tangan basah, tempat kelembabannya tinggi atau diluar
setelah hujan badai
V. Melepaskan alat listrik dari sumber listrik tanpa mematikan listrik pada outlet

10. Bekerja dengan pengaman mesin


 Do’s :
I. Bagian-bagian kecil dan berputar serta bagian yang bias menjepit harus diberi pengaman
yang memadai
II. Alat ON-OFF darurat dan kabel Tarik darurat harus mudah diketahui dan mudah dijangkau
III. Setiap pengaman harus merupakan bagian dari mesin itu sendiri
IV. Lakukan penyetelan mesin dengan cara sesuai petunjuk yang disediakan untuk mesin
tersebut
V. Semua bagian mesin yang bergerak masuk dalam program pemeliharaan preventif. Jika ada
penyimpangan segera dilaporkan dan dicatat
 Dont’s :
I. Jangan mengoperasikan suatu alat atau mesin yang pengamannya dilepas / tidak ada
II. Jangan mengoperasikan mesin dengan mengenakan pakaian dan perhiasan yang mudah
terkait ke mesin
III. Jangan menggunakan tangan atau alat yang tidak tepat untuk melepas komponen mesin atau
mengambil bena kerja yang tertinggal di mesin
IV. Dilarang membuat lubang pada pengaman dengan maksud sebagai jalan untuk pelumasan
atau penyetelan
V. Dilarang meletakkan barang pada atau sekitar pengaman sehingga akses ke pengaman
tersebut menjadi terhalang

11. Mengangkat secara manual


 Hal-hal yang perlu dilakukan saat mengangkat secara manual:
I. Melakukan peregangan otot untuk pemanasan sebelum melakukan pengangkatan
II. Perkirakan kemampuan mengangkat anda. Mintalah bantuan teman untuk mengangkat
benda berat yang diangkat langsung dari lantai
III. Topang beban dengan memposisikan kuda-kuda kaki yang kuat dan stabil. Tumpuan kedua
kaki terbuka tidak terlalu rapat.
IV. Angkatlah barang dengan posisi punggung dan pinggang lurus
V. Bawalah beban sedekat mungkin dengan badan
VI. Jika memungkinkan, tariklah barang dan jangan mendorong
VII. Selalu gunakan alat pengangkat mekanis jika tersedia

 Hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat mengangkat secara manual :


I. Jangan mengangkat barang dengan posisi tubuh memutar
II. Jangan memiringkan tubuh untuk mengambil barang
III. Jangan mengangkat barang berat ke bahu tanpa bantuan
IV. Jangan condong ke belakang pada saat membawa
V. Jangan terlalu jauh/renggang antara barang yang diangkat dengan tubuh anda

12. Penyusunan dan penyimpanan barang


 Hal-hal yang perlu dilakukan terkait dengan penyusunan dan penyimpanan barang
I. Pembongkaran barang dilakukan dari bagian atas, bukan dari samping
II. Beban barang harus stabil dan diberi penahan
III. Tinggi penyusunan barang adalah 3 kali jarak terpendek bagian bawah tumpukan
IV. Palet dan rak selalu diperiksa dan dalam kondisi baik
V. Ruang diantara tempat penyimpanan harus cukup lebar untuk lalu lintas orang dan
kendaraan
VI. Bahan-bahan mudah terbakar disimpan secara terpisah
VII. Semua barang harus diberi label
VIII. Pembongkaran tumpukan barang dibawah pengawasan yang memadai

 Hal-hal yang tidak boleh dilakukan terkait dengan penyusunan dan penyimpanan barang
I. Tidak boleh memanjat tumpukan barang

13. Identifikasi Bahaya


Setiap kali anda akan melakukan suatu aktifitas kerja, maka hal utama yang harus dilakukan
adalah dengan mengidentifikasi bahaya terlebih dahulu, sehingga apabila ini dilakukan dengan
benar , maka kecelakaan kerja bisa kita hindari.
Potensi bahaya adalah suatu kondisi atau situasi yang muncul di dalam lingkungan kerja yang
bisa mengakibatkan ancaman bahaya fisik, cedera dan/atau kerusakan
 Ada 3 (tiga) jenis Potensi Bahaya :
1. Potensi bahaya kasat mata adalah bahaya yang tampak jelas dan dengan mudah bisa dilihat
dan diidentifikasi dengan inspeksi
Contoh :
- penataan tempat kerja yang semrawut
- pelindung mesin yang hilang
- tangga yang patah atau rusak

2. Potensi bahaya tersembunyi adalah potensi bahaya yang tidak bisa dilihat bila perhatian
tidak diarahkan secara khusus.
Contoh :
- Gas beracun
- Uap di dalam ruang tertutup
- Emisi dari sumber radioaktif

3. Potensi bahaya berkembang adalah jenis potensi bahaya yang bila tidak dibetulkan akan
menjadi semakin buruk
Contoh :
- Kerusakan bangunan karena kelembaban atau vibrasi
- korosi dan kerusakan karena pengaruh cuaca
- paparan secara terus menerus terhadap kebisingan

 Menangani Potensi Bahaya


Ada 5 (lima) metode utama hirarki control potensi bahaya:
1. Eliminasi adalah menyingkirkan potensi bahaya, atau praktek secara keseluruhan
2. Substitusi, menggunakan laternatif yang lebih aman
3. Teknis (engineering), membuat disain yang lebih aman, misalnya mengisolasi,
menutupi dan mengendalikan potensi bahaya tersebut
4. Administrative adalah dengan diberlakukannya system rotasi, training, pemberian
rambu-rambu , prosedur kerja aman dsb.
5. Alat Pelindung Diri, merupakan ‘pelindung baris terakhir’ dari situasi yang berbahaya.
APD diperlukan bila semua metode lainnya tidak praktis

14. Isolasi & LOTO


 Definisi
Isolasi adalah menghentikan secara sementara aliran semua energi ke peralatan
Lock out (penggembokan) adalah suatu cara atau system yang digunakan untuk menjaga
suatu peralatan dari kemungkinan digerakkan atau bergerak sehingga daoat membahayakan
karyawan
Tag out (pelabelan) adalah suatu cara atau sisem peringatan atau pemberitahuan kepada
orang lain bahwa saklar, valve atau sumber-sumber energi penggerak alam keadaa terkunci
dan aman serta tidak boleh dioperasikan

 Isolasi, Penggembokan / Penguncian


Isolasi didisain untuk menghentikan secara sementara aliran semua energi ke peralatan.
Penguncian memastikan agar peralatan tetap terisolasi. Prosedur digunakan bila pekerjaan
dilaksanakan pada, di alat atau di dekat peralatan dimana sumber energi bisa
membahayakan keselamatan.
Personel yang bekerja pada peralatan tersebut personel lain di area tersebut.
Peralatan dan mesin hanya bisa diisolasi dan dikunci oleh personel tertentu yang berwenang
dan sudah mendapatkan pelatihan.

 Tag ‘’Out of Service’’


Tag ‘’Out of Service’’ digunakan untuk memperingatkan para personel bahwa suatu
peralatan rusak , tetapi pekerjaan perbaikan tidak dilakukan pada peralatan tersebut
Digunakan untuk mengindikasi bahwa suatu peralatan tidak aman untuk dioperasikan .
Hanya boleh dilepas dari titik-titik isolasi bila peralatan sudah diperbaiki.
Tidak ada Batasan mengenai siapa yang memasang tag ‘’out of service’’
Namun anda harus memberi tahu kepada pengawas bila anda memasang tag ‘’out of
service’’
 Tag ‘’Personal Danger’’
Tag ‘’Personal Danger’’ digunakan untuk memperingatkan para personel untuk mencegah
pergerakan atau pengoperasian suatu isolator switch, katup atau alat tag ‘’personal danger’’
digunakan:
Bersama dengan kunci=kunci isolasi sendiri bila tidak praktis untuk menggunakan kunci
isolasi

 Peraturan dasar LOTO


1. Jangan bekerja pada peralatan yang diisolasi tanpa terlebih dulu memasang ‘’personal
danger’’
2. Jangan bekerja dengan menggunakan personal danger tag milik orang lain
3. Jangan memasangkan personal danger tag orang lain pada suatu peralatan
4. Selalu lepas personal danger tag bila anda sudah selesai pada suatu eralatan biarpun
pekerjaan itu sendiri belum selesai
5. Jangan melepaskan personal danger tag orang lain hanya personel yang mengisi dan
menandatangani personel tersebut yang boleh melepaskannya

15. Ijin Kerja


 Ijin Kerja di ruang tertutup
Ruang tertutup adalah bangunan yang tertutup seluruhnya dengan jalan masuk yang
terbatas. Misalnya, tangka penyimpanan, ball mills maupun tempat jalan masuknya berupa
manhole (lubang untuk orang masuk) tangka, lubang sumur pengering atau struktur lain yang
bagian atasnya biasanya terbuka dan kedalamannya lima kaki atau lebih. Ruang tertutup
lainnya seperti saluran manhole listrik, terowongan atau pipa. Setiap area tertutup dimana
atmosfir bisa terkontaminasi oleh debu.

 Ijin untuk masuk keruang tertutup


1. Sebelum masuk keruang tertutup harus mengkonfirmasikan telah mendapat
persetujuan/tanda tangan dari yang berwenang. Ijin masuk dengan ruang tertutup dengan
mengisi form checklist yang disediakan
2. Alat pelindung diri apa saja yang harus dikenakan
3. Berapa lama diijinkan diruang tertutup
4. Material atau bahan apa yang tidak boleh berada di ruang tertutup
5. Tindakan pencegahan apa yang harus diikuti untuk melaksanakan pekerjaan dengan aman

 Ijin Kerja Panas


Ijin kerja panas adalah untuk mencegah terjadinya kebakaran, ledakan, cedera dan kerusakan
alat selama pengelasan, pemotongan atau kegiatan kerja panas lainnya
Anda harus :
1. Menyingkirkan material yang mudah terbakar dari area dimana akan melakukan aktivitas
pengelasan, pemotongan atau kegiatan kerja panas lainnya
2. Pastikan alat pemadam kebakaran tersedia dalam radius 5 meter, untuk berjaga-jaga bila
kebakaran terjadi
3. ‘fire watch’ bila pemotongan atau pengelasan di dalam ruang tertutup

16. Keselamatan Berkendara


 Peraturan umum keselamatan mengemudi :
1. Tidak diijinkan mengemudikan kendaraan bagi yang tidak memiliki SIM & SIMPER
Perusahaan
2. Melakukan pengecekan alat/kendaraan (P2H) dengan benar sebelum anda menjalankan
3. Mengemudi sesuai batas kecepatan yang diijinkan. Negebut merupakan penyebab utama
kecelakaan kendaraan
4. Mengemudilah pada jalur anda
5. Berhenti saat ngantuk, jangan memaksakan diri mengemudikan kendaraan
6. Tidak mengemudi dalam kondisi mabuk
7. Waspadalah dalm minum obat-obatan yang kemungkinan mempunyai efek samping
mengantuk
8. Memakai sabuk pengaman adalah suatu keharusan
9. Mengemudilah sesuai dengan kondisi jalan
10. Merespon dengan segera terhadap laporan kerusakan unit yang ditemukan dalam
pemeriksaan
11. Mematuhi prosedur (SOP) mengemudi kendaraan yang aman (terlampir)

 Kartu Mengemudikan Kendaraan Perusahaan


Di area kerja PT PLN (Persero) PLTU Sumbawa Barat, setiap orang yang hendak
mengoperasikan alat tertentu diharuskan memiliki min operasional alat/lisen.
Alat yang penggunaannya harus memiliki ijin adalah :
1. Semua alat berat, termasuk dump truck, bus
2. Semua jenis crane, semua jenis kendaraan kecil

17. Bangunan dan Tempat Kerja


 Bangunan: lantai & area kerja
1. Bangunan dan area kerja dijaga selalu rapi, bersih dan dalam keadaan baik dan aman
2. Melaksanakan tugas kebersihan
3. Tiang-tiang penyangga atap dan dinding kuat
4. Perlengkapan dan peralatan yang benar selalu tersedia dan di simpan di tempat yang
benar setelah digunakan
5. Pembagian tugas dan tanggung jawab

 Polusi : udara, tanah dan air


Berusaha mencegah kerusakan lingkungan dengan cara mengurangi volume limbah,
merubah sifat kimia limbah , memisahkan unsur-unsur berbahaya dan atau pembuangan
yang aman
 Penerangan : Alamiah dan buatan
1. Tidak ada bagian area kerja yang gelap, khususnya di area yang terdapat peralatan gerak
2. Tidak ada cahaya yang menyilaukan di atas permukaan kerja
3. Lampu darurat disediakan, dirawat dan selalu berfungsi baik
4. Jendela dan kaca dibersihkan secara teratur
5. Bola lampu yang rusak segera diganti

 Halaman & Gudang


Halaman depan dan belakang, jalur lalu lintas dsb tidak boleh digunakan untuk membuang
barang bekas atas barang yang tidak dipakai lagi. Saluran pembuangan bukan untuk tempat
pembuangan sampah

 Ventilasi : Alamiah dan Buatan


Tempat kerja harus selalu memiliki udara segar yang cukup atau terdapat aliran udara bebas.
Apabila terdapat bahaya terhadap pernapasan, mis. Debu, gas dsb, maka karyawan
dilengkapi alat pelindung diri (masker,resipirator)

 Sanitasi dan Higienitas Fasilitas


Sanitasi dan higienitas fasilitas selalu dijaga dalam keadaan bersih dan teratur ketika selesai
menggunakan atau setiap akhir pergantian kerja. Fasilitas ini antara lain: toilet, ruang ganti,
tempat mandi atau cuci tangan (wastafel), locker, ruang makan

 Demarkasi Lantai
1. Gang, jalur pejalan kaki dan kendaraan harus selalu bersih. Barang dan bahan harus
disimpan di tempat terpisah yang telah diberi tanda
2. Standar demarkasi :
a. Jalur lalu lintas di bengkel dan Gudang adalah garis kuning 100 mm
b. Lantai kerja (dimana tinggi permukaan berubah dan bisa menyebabkan
tersandung/tersungkur) dengan demarkasi hitam dan kuning
c. Tempat penyimpanan dengan demarkasi warna putih, 100 mm
d. Switchgear listrik dengan demarkasi cat orange
e. Peralatan darurat (alat pemadam) dengan cat garis merah

18. Alat Pelindung Diri (APD)


Alat Pelindung Diri (APD) disediakan untuk memberikan perlindungan terhadap potensi-
potensi bahaya yang tidak dapat dieliminasi. Secara umum, alat pelindung diri minimal yang
harus dipakai di area kerja tambang adalah :
a. Helm
b. Rompi pantul
c. Sepatu
Setiap orang selama berada di area kerja tertentu diharuskan menggunakan alat pelindung diri
yang sudah ditentukan. Pada area tertentu diharuskan memakai tambahan alat pelindung diri.
Anda bisa mendapatkan alat pelindung diri dari pengawas anda.

 Prinsip dasar APD


a. Semua APD memiliki keterbatasan
b. Gunakan jenis APD yang cocok
c. Periksa APD setiap hari dan rawat APD dengan benar
d. Bersihkan APD bila perlu dan simpan APD di tempat yang benar
e. Ganti APD bilamana rusak, aus, atau kadaluarsa
f. Laporkan jika ada masalah menyangkut APD
g. Jangan berbagi pakai APD
h. Perhatikan tanda-tanda peringatan
i. Peringatkan orang lain untuk memakai APD

19. Rambu-rambu K3L


 Contoh rambu-rambu K3L
BENTUK WARNA WARNA SISI WARNA
GEOMOTRIS ARTI TIPE LATAR LATAR GAMBAR/TULISAN
BELAKANG
Lingkaran Larangan Putih Merah dengan Hitam
Diagonal Merah
Lingkaran Perintah Biru Tidak Ada Putih

Segi tiga Peringatan Kuning Hitam Hitam

Segi empat Informasi Merah Putih Putih


Kebakaran
Segi empat Informasi Hijau Putih Putih
Umum
20. Penanganan Bahan Kimia
 Kategori bahan kimia berbahaya bahan kimia berbahaya bisa berbentuk gas, cair dan padat.
Kategori bahan kimia berbahaya al:
a. Asphyxiant (zat yang menyumbat jalan nafas) – zat yang menyebabkan tingkat oksigen di
udara menjadi rendah seperti sianida, sehingga tubuh tidak bisa menyerap oksigen
b. Bahan beracun – bahan yang bisa menyebabkan penyakit serius, kerusakan organ utama
atau kematian melalui keracunan, seperti pestisida
c. Bahan mudah terbakar – cairan atau gas yang membentuk campuran yang mudah terbakar
bila bercampur dengan udara
d. Bahan peledak – campuran yang bisa menimbulkan ledakan
e. Korosif – bahan seperti asam dan soda kaustik, yang merusak jaringan manusia

 Sebelum menggunakan bahan kimia anda harus mengetahui :


a. Bagaimana bahan tersebut bisa masuk ke tubuh
b. Apa potensi bahayanya bagi kesehatan
c. Alat pelindung diri apa yang harus dikenakan
d. Bagaimana menanganinya dengan aman
e. Bagaimana cara menyimpannya dengan aman
f. Pertolongan pertama apa yang harus dilakukan jika terjadi pemaparan
g. Bagaimana membersihkan tumpahan dengan aman
h. Apa yang harus dilakukan bila terjadi kebakaran

21. Perlindungan Kebakaran


 Kimia Api
Untuk membuat suatu benda terbakar, harus terpenuhi 3 (tiga) unsur yang bereaksi :
a. Panas : listrik, nyala api terbuka, korek api, rokok dsb
b. Bahan bakar : kain, kayu, bensin, dsb
c. Oksigen : 21%

 Tindakan Pencegahan Kebakaran


1. Mengetahui resiko yang dapat menyebabkan kebakaran
2. Mengetahui tempat dan cara menghidupkan alarm
3. Mengetahui tempat alat pemadam api ringan dan tahu cara menggunakannya
4. Selalu memastikan semua perlengkapan kebakaran dan jalur darurat berada dalam
kondisi bebas hambatan
5. Melaporkan setiap kerusakan perlengkapan
6. Mengetahui tempat berkumpul saat keadaan darurat
7. Patuhi rambu “Dilarang Merokok”
8. Jangan menimbun sampah, jaga agar area kerja dan tempat penyimpanan selalu bersih
dan rapi
9. Buang sampah di tempat sampah yang telah disediakan, dan kosongkan tempat sampah
secara teratur sebelum terisi penuh
10. Tangani dan simpan cairan yang mudah terbakar dengan aman, jaga agar api terbuka dan
percikannya jauh dari bahan mudah terbakar
11. Jangan gunakan adaptor, kabel-kabel listrik yang Panjang atau rusak
12. Jaga agar stop kontak dan staker selalu tertata rapi
13. Segera laporkan semua kebakaran, biarpun hanya kecil, kepada pengawas atau FSO

 Jenis Alat Pemadam Kebakaran


a. Pemadam Kebakaran Busa (Foam)
Mekanisme pemadaman api dengan menutupi dan mendinginkan bahan bakar.
Tabungnya bewarna biru/merah-biru/merah-hijau.
b. Pemadam Kebakaran Air
Mekanisme pemadaman api dengan mendinginkan dan menyingkirkan panas dari api.
Tabungnya berwarna merah
c. Pemadam Kebakaran Serbuk Kimia (Dry Chemical Powder)
Serbuk bahan kimia memadamkan api dengan memecahkan reaksi berantai diantara uap-
uap bahan bakar dan oksigen. Tabungnya berwarna merah dengan garis putih melingkar
d. Pemadam Kebakaran Karbondioksida (CO2)
Karbondioksida memadamkan api dengan menekan/menutupi api dan mendinginkan
bahan bakar yang terbakar. Tabungnya berwarna merah dengan garis hitam melingkar.
e. Pemadam Kebakaran Basah
Bahan kimia basah terdiri dari 90% air dan 10% bahan kimia emulsi. Tabungnya berwarna
abu-abu coklat (beige)

22. Penanganan Keadaan Darurat


Jenis-jenis insiden yang tergolong keadaan darurat meliputi
a. Kebakaran
b. Ledakan
c. Tumpahan bahan kimia
d. Tanah runtuh
e. Kecelakaan kendaraan
f. Bencana alam
g. Ancaman bom
h. Dll

 Elemen Pokok Pencegahan Keadaan Darurat


a. Disusunnya Emergency response plan
b. Kepatuhan terhadap prosedur-prosedur operasional dan maintenance
c. Mengidentifikasi potensi-potensi bahaya
d. Menganalisa resiko keselamatan

 Muster Points
Muster Points (tempat tempat berkumpul) sudah ditentukan untuk:
a. Memastikan keselamatan personil
b. Membantu dalam evakuasi
c. Memungkinkan pengawas untuk mengontrol dan menghitung jumlah orang

23. Kesehatan Kerja


Semua karyawan diwajibkan untuk selalu menjaga kesehatannya baik di tempat kerja maupun
di luar tempat kerja. Dengan kondisi kesehatan yang baik, maka akan dapat menghindari
terjadinya kecelakaan dan meningkatkan produktivitas kerja.

 Beberapa saran yang perlu diikuti adalah :


a. Apabila anda besok harinya masuk kerja, cukuplah tidur, jangan begadang
b. Konsumsi makanan yang sehat dan memenuhi standar gizi
c. Hindari makanan berlemak atau mengandung cholesterol tinggi
d. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran
e. Lakukan olahraga secara teratur
f. Memanfaatkan waktu luang dengan efektif
g. Hindari merokok
24. Kebersihan dan Lingkungan
Keuntungan menjaga kebersihan
a. Resiko terjadinya insiden lebih kecil
b. Resiko terjadinya kebakaran lebih kecil
c. Tempat kerja menjadi lebih nyaman
d. Lebih sedikit waktu yang terbuang percuma untuk mencari alat-alat peralatan dan material

 Tindakan untuk menjaga kebersihan dan lingkungan


a. Menjaga agar lantai dan jalan akses bebas rintangan
b. Hanya menyimpan peralatan dan perkakas pada tempat yang tersedia
c. Menggunakan rak-rak penyimpanan, jika tersedia, untuk menghemat ruang penyimpanan
d. Menjaga agar lantai kerja bersih dan bebas dari sisa-sisa material, onderdill, perkakas,
sampah dsb
e. Sampah , barang bekas, benda tidak terpakai harus ditempatkan atau dibuang pada tempat
yang telah ditentukan
f. Tempat sampah atau barang bekas dibersihkan sesuai jadwal
g. Tempat sampah atau barang bekas dekat dengan sumber sampah
h. Pemisahan sampah padat

 Pengelolaan Limbah dan Prioritasnya


a. Mengurangi (reduce)
b. Memanfaatkan kembali (reuse)
c. Mendaur ulang (recycle)
d. Mengolah (treatment)
e. Membuang (dispose)

25. Program Pertanggunggugatan K3L / Safety Accountability


 Program (SAP)
1. Program Pemeriksaan dan Perawatan Harian (P2H)
Berupa program pemeriksaan harian unit sebelum beroperasi / pra operasi. Tujuan
pelaksanaan P2H adalah:
a. Untuk memastikan bahwa semua peralatan dan cara kerja aman
b. Memastikan tugas yang diberikan telah dipahami
c. Melakukan tindakan perbaikan terhadap kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman

2. Safety Talk
Merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengembangkan pemahaman dan
kesadaran keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan di tempat kerja

3. Inspeksi K3L
Tujuannya adalah untuk melihat apakah praktek (kondisi dan tindakan) telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan apakah semua bahaya telah dikenali serta ditanggulangi.
 Tindakan Disiplin K3L
a. Surat teguran tertulis
a. Sanksi diberikan bermaksud untuk pembelajaran
b. Pelanggaran K3L yang ringan dan dilakukan koreksi untuk pertama kalinya
c. Tingkat resiko rendah dan masih bisa ditolerir
d. Sanksi berlaku selama 3 bulan kecuali dalam kurun waktu tersebut ada kebijakan/alas an
khusus dari manajemen sehingga sanksi bisa di cabut
e. Apabila dalam masa 3 bulan yabs melakukan kesalahan yang sama atau lebih berat, maka
akan menerima sanksi yang lebih tinggi (SP1/2/3/PHK tergantung pelanggaran yang
dilakukan)

b. Surat Peringatan 1
a. Sanksi diberikan bermaksud untuk menegakkan peraturan
b. Pelanggaran K3L yang tingkat resikonya sedang
c. Akibat dari suatu tindakan kelalaian dan kecerobohan
d. Sanksi berlaku selama 3 bulan, kecuali dalam kurun waktu tersebut ada kebijakan/alasan
khusus dari manajemen yang dapat dipertanggung jawabkan, sehingga sanksi bisa di cabut
e. Apabila dalam masa 3 bulan yabs melakukan kesalahan yang sama atau lebih berat, maka
akan menerima sanksi yang lebih tinggi (SP2 dst)

c. Surat Peringatan 2
a. Sanksi diberikan bermaksud untuk memberikan peringatan keras
b. Pelanggaran K3L yang tingkat resikonya tinggi yang bisa berdampak pada kecelakaan
cedera parah/total
c. Akibat tidak menjalankan fungsi/peran K3L secara memadai
d. Terlibat secara tidak langsung suatu kejadian/kecelakaan
e. Sanksi berlaku selama 6 bulan, kecuali dalam kurun waktu tersebut ada kebijakan/alasan
khusus dari manajemen yang dapat dipertanggung jawabkan, sehingga sanksi bisa di cabut
f. Apabila dalam masa 6 bulan ybs melakukan kesalahan yang sama atau lebih berat , maka
ybs akan menerima sanksi yang lebih tinggi (SP3 dan/atau PHK)

d. Surat Peringatan 3
a. Sanksi diberikan bermaksud untuk memberikan peringatan terakhir
b. Pelanggaran K3L yang tingkat resikonya sangat tinggi yang bisa berdampak pada
kecelakaan cedera parah/total
c. Akibat dari suatu tindakan ketidakpedulian terhadap K3L
d. Terlibat secara tidak langsung suatu kejadian/kecelakaan
e. Mengakibatkan karyawan lain mengalami cedera parah/fatal dan kerugian/kerusakan
asset milik perusahaan yang sangat besar >Rp 100 juta
f. Sanksi berlaku selama 6 bulan, kecuali dalam kurun waktu tersebut ada kebijakan/alasan
khusus dari manajemen yang dapat dipertanggung jawabkan, sehingga sanksi bisa di cabut
g. Apabila dalam masa 6 bulan ybs melakukan kesalahan yang sama atau lebih berat , maka
ybs akan menerima sanksi yang lebih tinggi (SP3 dan/atau PHK)

Anda mungkin juga menyukai