BMRI - Annual Report - 2017 - IND - Lamp PDF
BMRI - Annual Report - 2017 - IND - Lamp PDF
Corporate
Governance
Efektivitas penerapan
GCG tercermin dari
governance outcome
yang telah diperoleh.
Bank Mandiri
memiliki capaian
yang sangat baik
di 2017 baik untuk
kinerja operasional
maupun kinerja
keuangan. Di samping
itu, penerapan GCG
di Perseroan telah
dirasakan manfaatnya
oleh para pemangku
kepentingan yang
antara lain terlihat dari
tingginya kepuasan
karyawan, nasabah
dan pemasok selama
tahun 2017.
07
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk | Laporan Tahunan 2017
390
Bank Service Excellence selama infrastruktur tata kelola agar proses penerapan prinsip tata kelola yang
baik menghasilkan outcome yang sesuai dengan harapan pemangku
10 Tahun secara berturut-turut kepentingan (stakeholders).
dan The Most Trusted Company Yang termasuk dalam struktur tata kelola adalah Direksi, Dewan
selama 11 Tahun secara berturut- Komisaris, komite-komite, dan satuan kerja Perseroan. Adapun yang
termasuk infrastruktur tata kelola antara lain kebijakan dan prosedur,
turut, di samping beberapa sistem informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi masing-
Selanjutnya, adanya kelemahan pada governance process berdampak Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness (TARIF) yang
pada governance outcome. telah disepakati oleh seluruh Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai
Bank Mandiri.
Komitmen Bank Mandiri dalam menerapkan corporate governance
terlihat dari dimilikinya governance structure dan governance process Dengan menerapkan tata kelola dengan mengacu pada pedoman
yang efektif, sehingga menghasilkan governance outcome yang dan standar tata kelola perusahaan yang berlaku, baik secara nasional
memuaskan, sesuai dengan harapan para pemangku kepentingan dan internasional, Bank Mandiri bertujuan menjadi Bank terdepan
(stakeholders). kebanggaan Indonesia dan mencapai tujuan jangka panjang yang telah
ditetapkan dan senantiasa memberikan kontribusi positif bagi seluruh
Bank Mandiri menyadari bahwa dengan tata kelola yang baik, stakeholders.
Bank Mandiri tidak hanya mendapatkan hasil keuangan yang baik,
akan tetapi juga menjadi Bank dengan reputasi yang baik di mata Seluruh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pegawai Bank
stakeholders. Keberlangsungan Bank Mandiri dengan kepercayaan Mandiri berkomitmen dan telah menerapkan prinsip-prinsip tata
stakeholders, akan senantiasa meningkatkan kontribusi Bank Mandiri kelola perusahaan yang baik dan tidak terdapat pelanggaran yang
bagi seluruh masyarakat. material terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selain itu Bank Mandiri melaksanakan prinsip tata kelola sesuai
Oleh karena itu, Bank Mandiri berkomitmen untuk senantiasa dengan ASEAN Corporate Governance Scorecard, adapun prinsip-
menempatkan tata kelola sebagai fondasi utama dalam menjalankan prinsip yang belum dilaksanakan oleh Bank Mandiri telah dijelaskan
bisnis, serta untuk mempertahankan eksistensi Perseroan dalam (explain) dalam website Bank Mandiri.
menghadapi tantangan dan persaingan usaha di masa-masa
mendatang, khususnya di sektor industri perbankan. Bank Mandiri
senantiasa menerapkan seluruh prinsip tata kelola yaitu Transparency,
Governance Framework
Komitmen Bank Mandiri dalam menerapkan corporate governance diwujudkan dalam Corporate Governance Framework sebagai berikut:
Selain ketentuan yang diharuskan dari berbagai aturan perundang-undangan di atas, Perseroan juga mendasarkan pada pedoman-pedoman
implementasi GCG sebagai berikut.
1. Prinsip-prinsip Corporate Governance yang dikembangkan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).
2. ASEAN Corporate Governance Scorecard.
3. Pedoman GCG Indonesia yang dikembangkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG).
4. Pedoman GCG Perbankan Indonesia yang dikembangkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG).
5. Principles for Enhancing Corporate Governance yang diterbitkan oleh Basel Committee on Banking Supervision.
Internalisasi dari berbagai peraturan perundang-undangan dan pedoman di atas ke dalam kebijakan internal Perseroan merupakan komitmen dari
Dewan Komisaris dan Direksi dan seluruh pegawai. Komitmen Perseroan terhadap penerapan GCG ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.
• Komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara berkelanjutan
• Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal
• Dewan Komisaris
• Direksi
• Pengungkapan informasi dan transparansi
Organ Pendukung
Organ Utama • Organ Pendukung Dewan Komisaris
Sekretaris Dewan Komisaris, Komite Audit , Komite Remunerasi dan
Nominasi, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Tata Kelola Terintegrasi.
RUPS STRUKTUR
GCG
Dewan Komisaris •
Organ Pendukung Direksi
Sekretaris Perusahaan, Internal Audit, ALCO, Business Committee, Risk
Direksi Management Committee, Human Capital Policy Committee, IT Committee,
Capital and Subsidiaries Committee, Credit Committee, Integrated Risk
Committee dan Policy and Procedure Committee.
KOMITMEN GCG
Visi Misi Nilai Budaya Perusahaan
PRINSIP GCG
Transparency Accountability Responsibility Independency Fairness
Komitmen Bank Mandiri dalam menerapkan GCG terlihat dari visi, misi 1. Meningkatkan kesungguhan manajemen dalam menerapkan
dan nilai-nilai budaya Perseroan. Visi jangka panjang Bank Mandiri prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab,
di 2020 adalah menjadi Indonesia’s best, ASEAN’s prominent, serta independensi, kewajaran dan kehati-hatian dalam pengelolaan
diwujudkan dalam misinya dan didasarkan pada nilai-nilai budaya Perseroan.
Perseroan. Dalam mewujudkan visi dan menjalankan misinya, 2. Meningkatkan kinerja Perseroan, efisiensi dan pelayanan kepada
Perseroan senantiasa berpegang pada prinsip tata kelola yaitu stakeholders.
Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness 3. Menarik minat dan kepercayaan investor.
(TARIF). 4. Memenuhi kepentingan shareholders atas peningkatan shareholder
values.
Penerapan 5 (lima) prinsip tata kelola di Bank Mandiri mempunyai 5. Melindungi Perseroan dari intervensi politik dan tuntutan hukum.
tujuan utama untuk:
Melalui komitmen Bank Mandiri dalam menjalankan bisnis berlandaskan GCG, Bank Mandiri berharap untuk selalu memberikan kontribusi positif
dan nyata antara lain meningkatkan daya saing, kinerja, serta kepercayaan stakeholder Perseroan. Dalam menjalankan operasional, Bank Mandiri
menerapkan 5 (lima) prinsip tata kelola yaitu Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi dan Fairness (Keadilan).
Prinsip-prinsip
Uraian
Tata Kelola
1. Perseroan mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta dapat diak-
ses oleh pihak yang berkepentingan (stakeholders).
2. Perseroan mengungkapkan informasi yang meliputi tetapi tidak terbatas pada visi, misi, sasaran usaha, strategi Perseroan,
kondisi keuangan dan non keuangan Perseroan, susunan Direksi dan Dewan Komisaris, pemegang saham pengendali, pen-
Transparansi
gelolaan risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, penerapan fungsi kepatuhan, sistem dan implementasi good
corporate governance serta informasi dan fakta material yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal.
3. Kebijakan Perseroan harus tertulis dan dikomunikasikan kepada stakeholders yang berhak memperoleh informasi tentang ke-
bijakan tersebut.
4. Prinsip keterbukaan tetap memperhatikan ketentuan rahasia Perseroan, rahasia jabatan dan hak-hak pribadi sesuai peraturan
yang berlaku.
1. Perseroan menetapkan sasaran usaha dan strategi untuk dapat dipertanggungjawabkan kepada stakeholders.
2. Perseroan menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi masing-masing organ anggota Dewan Komisaris dan Direksi
serta seluruh jajaran di bawahnya yang selaras dengan visi, misi, nilai-nilai Perusahaan, sasaran usaha dan strategi Perseroan.
3. Perseroan harus meyakini bahwa masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi maupun seluruh jajaran di bawahnya
mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam pelaksanaan good corporate gov-
Akuntabilitas ernance.
4. Perseroan menetapkan check and balance system dalam pengelolaan Perseroan.
5. Perseroan memiliki ukuran kinerja dari semua Jajaran Perseroan berdasarkan ukuran yang disepakati secara konsisten dengan
nilai perusahaan (Corporate Culture Values), sasaran usaha dan strategi Perseroan serta memiliki rewards and punishment sys-
tem.
1. Perseroan berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudential banking practices) dan menjamin kepatuhan terhadap peraturan
Responsibilitas yang berlaku.
2. Perseroan sebagai good corporate citizen peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial secara wajar.
1. Perseroan menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholders manapun dan tidak terpengaruh oleh kepent-
Independensi ingan sepihak serta terbebas dari benturan kepentingan (conflict of interest).
2. Perseroan mengambil keputusan secara obyektif dan bebas dari segala tekanan dari pihak manapun.
1. Perseroan memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment).
Kewajaran dan Kesetaraan 2. Perseroan memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat
bagi kepentingan Perseroan serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.
Berdasarkan prinsip tata kelola, Perseroan mengembangkan struktur GCG yang meliputi GCG structure dan GCG infrastructure guna menjalankan
mekanisme GCG sesuai peraturan perundang-undangan serta best practices yang ada. Dengan mendasarkan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-
prinsip GCG, diharapkan akan tercipta kesinambungan usaha dalam jangka panjang.
Governance Outcome
Efektivitas penerapan GCG tercermin dari governance outcome yang telah diperoleh. Perseroan dan para pemangku kepentingan telah mendapatkan
manfaat dari penerapan GCG dengan dicapainya kinerja keuangan maupun operasional yang baik di tahun 2017 sebagai berikut.
• Pertumbuhan Kredit sebesar 9,99%
• Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga sebesar 6,77%
• Pertumbuhan Aset 8,28%
• Pertumbuhan Ekuitas 10,85%
• Pertumbuhan Laba Tahun Berjalan 46,37%
• Penurunan NPL turun 0,54% menjadi 3,45%
Di samping itu, efektivitas penerapan GCG juga bisa dilihat dari kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan tidak dikenakannya sanksi
dalam perkara hukum yang dihadapi oleh Perseroan. Perseroan juga mendapatkan manfaat dari penerapan GCG dengan menurunnya temuan audit,
dari 689 temuan di tahun 2016 menjadi 349 di tahun 2017.
Efektivitas penerapan GCG juga tercermin dari didapatkannya predikat “The Most Trusted Company” dalam penilaian CGPI tahun 2017. Penghargaan
ini merupakan penghargaan Bank Mandiri yang ke-11 (sebelas) sejak tahun 2007 hingga tahun 2017 secara berturut-turut.
Standar KualitasI
Implementasi GCG
Peningkatan Kualitas
Implementasi
Implementasi GCG
GCG
dan Benchmarking
Monitoring
Assessment GCG Implementasi GCG
Penetapan Standar Kualitas Lingkup standar implementasi GCG Bank Mandiri mengacu pada
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.55/POJK.03/2016 tentang
Implementasi Good Corporate penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum dan Surat Edaran Otoritas
Jasa Keuangan No. 13/SEOJK.03/2017 tentang Penerapan Tata Kelola
Governance Bagi Bank Umum.
Dalam rangka mewujudkan Visi dan menjalankan Misinya, Perseroan
telah menetapkan standar implementasi GCG yang dapat dijadikan Standar penilaian pelaksanaan GCG meliputi 11 (sebelas) aspek yaitu:
sebagai acuan dasar. Acuan dasar tersebut meliputi kriteria yang 1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris.
akan dicapai dari berbagai aspek yang terkait dengan implementasi 2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi.
GCG. Selain itu, penetapan standar implementasi juga bertujuan 3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite.
agar Perseroan mampu untuk senantiasa meningkatkan kualitas 4. Penanganan Benturan Kepentingan.
implementasi GCG. Standar tersebut dirumuskan berdasarkan 5. Penerapan Fungsi Kepatuhan.
peraturan terkait, masukan dari stakeholders, hasil assessment dan 6. Penerapan Fungsi Audit Intern.
benchmarking. 7. Penerapan Fungsi Audit Ekstern.
2000 - 2001 • Respon Bank Mandiri terhadap Kontrak Manajemen dengan Bank Dunia tersebut, menerbitkan ketentuan antara lain:
- Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris tentang Prinsip-prinsip GCG.
- Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris tentang Code of Conduct yang menjadi pedoman perilaku dalam
Peletakan Dasar-Dasar berinteraksi dengan nasabah, rekanan dan sesama pegawai.
Governance Commit- - Keputusan Direksi tentang Kebijakan Kepatuhan (Compliance Policy) yang mewajibkan seluruh jajaran Bank Mandiri untuk
ment, Structure And bertanggung jawab penuh secara individu di dalam melakukan kegiatan operasional Bank dibidangnya masing-masing.
Mechanisms • Bank Mandiri telah menugaskan konsultan independen untuk melakukan diagnostic review atas implementasi GCG. Atas im-
plementasi pelaksanaan GCG tersebut, Lembaga Rating Independen telah memberikan penilaian GCG untuk periode tahun
2003 dengan skor sebesar 6,2, meningkat dari penilaian tahun sebelumnya dengan skor 5,4.
• Secara berkelanjutan melaksanakan penyempurnaan penerapan prudent banking, GCG serta internal control melalui
2008 - 2010 pengembangan website GCG, Compliance Risk Management System, Standar prosedur Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Teroris, Risk Based Audit Tools dan Sistem Informasi Manajemen Audit.
Transformasi Budaya • Pengambilan keputusan bisnis maupun keputusan manajemen lainnya dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip GCG serta
Lanjutan senantiasa mempertimbangkan semua ketentuan yang berlaku.
• Pelaksanaan program internalisasi budaya lanjutan antara lain melalui penyelenggaraan Culture Fair, Culture Seminar, dan
Recognition Program berupa pemberian penghargaan kepada unit kerja dan change agent terbaik dalam implementasi
program budaya.
• Bank Indonesia mengeluarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, mewajibkan Bank
baik secara individual maupun konsolidasi melakukan penilaian GCG dengan pendekatan Risk Based Bank Rating (RBBR).
• Konsistensi penerapan GCG Bank Mandiri secara terus menerus, mendapatkan apresiasi dari berbagai lembaga nasional dan
internasional yang independen dan profesional, antara lain:
- Rating GCG oleh The Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) kepada 100 perusahaan publik dengan nilai
2011 - 2013
kapitalisasi pasar terbesar yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, Bank Mandiri meraih predikat Best Financial.
- Rating GCG oleh Corporate Governance Asia (CGA) yang berkedudukan di Hongkong, sejak tahun 2009 Bank Mandiri selalu
meraih posisi sebagai perusahaan terbaik dalam implementasi GCG.
• Menerapkan pengendalian Gratifikasi melalui implementasi pelaporan Gift Disclosure tanggal 2 Juli 2013 sebagai upaya dalam
pencegahan penerimaan gratifikasi yang sejalan dengan himbauan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
• Berpartisipasi untuk terus menciptakan budaya anti korupsi antara lain dengan mengikuti acara kegiatan Pekan Anti Korupsi
2013 yang diselenggarakan KPK.
• Rating GCG oleh The Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) dalam ajang ASEAN CG Scorecard, Bank Mandiri
meraih kategori “I”.
• Rating GCG oleh Corporate Governance Asia (CGA) yang berkedudukan di Hongkong, Bank Mandiri meraih predikat The Best of
Asia sebagai Icon on Corporate Governance.
2014 • Good Corporate Citizen (GCC) sejalan dengan corporate plan Bank Mandiri 2015 – 2020 yang salah satunya adalah social
economic impact, salah satu komponen yaitu role model corporate citizen. Bank Mandiri telah melakukan diagnostic review
terhadap penerapan GCC di Perseroan.
• Menyempurnakan ketentuan larangan gratifikasi yang diatur dalam Petunjuk Teknis Operasional (PTO) Gift Disclosure
Statement sesuai dengan himbauan KPK.
• Melakukan transformasi tahap 3.
• Rating GCG oleh The Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) dalam ajang ASEAN CG Scorecard 2016, Bank Mandi-
ri meraih kategori “The Best Financial Sector”.
• Rating GCG oleh Corporate Governance Asia (CGA), Bank Mandiri meraih predikat The Best of Asia sebagai Icon on Corporate
Governance.
• Penerapan Tata Kelola Terintegrasi
- Menerapkan tata kelola terintegrasi dan satuan kerja terintegrasi pada Mandiri Group sesuai dengan Peraturan Otoritas
2015 Jasa Keuangan No. 18/POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014 tentang Tata Kelola Terintegrasi.
- Membentuk Satuan Kerja Kepatuhan, Satuan Kerja Manajemen Risiko Terintegrasi dan Satuan Kerja Audit Intern Terinte-
grasi, serta Komite Tata Kelola Terintegrasi.
- Menyusun Pedoman Tata Kelola Terintegrasi.
• Penyempurnaan Petunjuk Teknis Operasional (PTO) Gift Disclosure Statement menjadi PTO Pengendalian Gratifikasi yang ber-
laku per tanggal 3 Juli 2015 dan launching Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) pada 9 Juli 2015. UPG Bank Mandiri mendapat-
kan penghargaan BUMN dengan Unit Pengendali Gratifikasi Terbaik Tahun 2015 dari Komisi Pemberantasan Korupsi.
• Rating GCG oleh The Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) dalam ajang ASEAN CG Scorecard 2016, Bank
Mandiri meraih kategori “The Best Overall”.
• Mengikuti Forum Unit Pengendali Gratifikasi Nasional yang diselenggarakan pada tanggal 31 Oktober sampai dengan 3
2016 November 2016 di Bogor, Jawa Barat.
• Mengikuti Festival Hari Anti Korupsi International Tahun 2016 yang diselenggarakan pada tanggal 8-10 Desember 2016 di
Pekanbaru Riau, Bank Mandiri terpilih sebagai BUMN dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik.
• Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah program riset dan pemeringkatan penerapan GCG yang dilakukan oleh
lembaga independen yaitu The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). Bank Mandiri telah mengikuti penilaian
CGPI selama 14 (empat belas) tahun berturut-turut sejak tahun 2003. Di tahun 2017 Bank Mandiri kembali meraih predikat
“Sangat Terpercaya” sebanyak 11 kali berturut-turut.
2017
• Rating GCG oleh The Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) dalam ajang ASEAN CG Scorecard 2016, Bank
Mandiri meraih kategori “The Best Overall”.
• Mengikuti Festival Hari Anti Korupsi International Tahun 2017 yang diselenggarakan pada tanggal 11-12 Desember 2017 di
Hotel Bidakara, Jakarta. Bank Mandiri terpilih sebagai BUMN dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik.
Untuk memastikan pelaksanaan tata kelola menjadi fondasi seluruh insan Mandiri dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Bank Mandiri
melakukan berbagai upaya spesifik di tahun 2017 antara lain sebagai berikut:
1. E-learning GCG
Bank Mandiri mengembangkan e-learning GCG untuk meningkatkan pemahaman GCG seluruh pegawai Bank Mandiri. E-learning tersebut di
assign kepada seluruh pegawai Bank Mandiri dimana pada akhir modul akan terdapat post test yang dapat menguji pemahaman pegawai
terhadap GCG.
4. Modul GCG dan Pengendalian Gratifikasi yang wajib bagi training Officer Development Program (ODP) dan Senior Development
Program (SDP)
Calon pegawai pimpinan di Bank Mandiri mendapatkan modul GCG dalam kelasnya, karena diharapkan suatu saat para pegawai dapat
menjadikan GCG sebagai pedoman dalam menjalankan tugasnya.
Pelaksanaan Penerapan Aspek dan Prinsip Tata Kelola Perusahaan Terbuka Sesuai Ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan
Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 21/POJK.04/2015 tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka dan Surat Edaran OJK No.
32/SE.OJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka, pedoman Tata Kelola mencakup 5 aspek, 8 prinsip dan 25 rekomendasi
penerapan aspek dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Rekomendasi penerapan aspek dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik
dalam Pedoman Tata Kelola adalah standar penerapan aspek dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik yang harus diterapkan Perseroan untuk
mengimplementasikan prinsip tata kelola. Adapun uraian penerapannya, dapat disampaikan, sebagai berikut.
Tabel Pelaksanaan Penerapan Aspek dan Prinsip Tata Kelola Perusahaan Terbuka Sesuai Ketentuan OJK
Keterangan: Comply
Keterangan: Comply
Prinsip 2 4. Perusahaan Terbuka − Adanya komunikasi antara Perusahaan Bank Mandiri telah memiliki kebijakan komunikasi dengan
Meningkatkan Kualitas memiliki suatu ke- Terbuka dengan pemegang saham atau pemegang saham atau investor sebagaimana diatur
Komunikasi Perusahaan bijakan komunikasi investor dimaksudkan agar para pemegang dalam Standar Pedoman Corporate Secretary (SPCS) Bab
Terbuka dengan dengan pemegang saham atau investor mendapatkan III.A.I. Keterbukaan Informasi.
Pemegang Saham atau saham atau investor. pemahaman lebih jelas atas informasi yang
Investor. telah dipublikasikan kepada masyarakat, Selain hal tersebut, Bank Mandiri memiliki agenda Public
seperti laporan berkala, keterbukaan Expose yang dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan sekali yang
informasi, kondisi atau prospek bisnis selain bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada
dan kinerja, serta Pelaksanaan Tata Kelola publik dan investor seperti laporan berkala, keterbukaan
Perusahaan Terbuka. Disamping itu, informasi, kondisi atau prospek bisnis dan kinerja, serta
pemegang saham atau investor juga dapat Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Terbuka.
menyampaikan masukan dan opini kepada
manajemen Perusahaan Terbuka. Bank Mandiri juga telah membentuk suatu unit kerja
− Kebijakan komunikasi dengan para khusus yang mengelola hubungan dengan investor,
pemegang saham atau investor khususnya investor publik yang mempunyai fungsi antara
menunjukan komitmen Perusahaan lain sebagai pusat informasi atas kinerja Perseroan kepada
Terbuka dalam melaksanakan komunikasi investor serta menjaga hubungan baik dengan investor.
dengan para pemegang saham atau
investor. Dalam kebijakan tersebut dapat Keterbukaan Informasi kepada pemangku kepentingan
mencakup strategi, program, dan waktu telah disusun dengan merujuk kepada ketentuan Pasar
pelaksanaan komunikasi, serta panduan Modal dan Bursa serta peraturan perundangan lain
yang mendukung pemegang saham yang terkait, yang secara ringkas dapat dikelompokkan
atau investor untuk berpartisipasi dalam menjadi:
komunikasi tersebut. a. Pelaporan baik berkala maupun insidentil
kepada lembaga terkait (Otoritas Jasa Keuangan,
Bank Indonesia, Lembaga Penjamis Simpanan,
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Bursa
Efek) dan pelaporan melalui situs website.
b. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Dilaksanakan sesuai ketentuan perundangan dan
Anggaran Dasar Bank Mandiri yang terdiri dari RUPS
tahunan dan RUPS lainnya (RUPS Luar Biasa)
Menyelenggarakan kegiatan lainnya yang berkaitan
dengan aksi korporasi dan/atau keterbukaan
informasi yang meliputi Public Expose (triwulanan)
dan Analyst Meeting.
Keterangan: Comply
Keterangan: Comply
Keterangan: Comply
19. Perusahaan Terbuka Kebijakan anti korupsi bermanfaat untuk Bank Mandiri telah memiliki kebijakan Strategi Anti Fraud
memiliki kebijakan memastikan agar kegiatan usaha Perusahaan yang berlaku sejak tanggal 2 Mei 2012, sebagai tindak
anti korupsi dan anti Terbuka dilakukan secara legal, prudent, dan lanjut dari Surat Edaran BI No. 13/28/DPNP tanggal 09
fraud. sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola yang Desember 2011 perihal Penerapan Strategi Anti Fraud
baik. Kebijakan tersebut dapat merupakan (SAF). Dalam SAF tersebut diatur antara lain mengenai
bagian dalam kode etik, ataupun dalam bentuk organisasi dan 4 Pilar SAF di Bank Mandiri, yaitu:
tersendiri. Dalam kebijakan tersebut dapat Pilar 1 : Pencegahan
meliputi antara lain mengenai program dan Pilar 2 : Deteksi
prosedur yang dilakukan dalam mengatasi Pilar 3 : Investigasi, Pelaporan dan Sanksi
praktik korupsi, balas jasa (kickbacks), fraud, Pilar 4 : Pemantauan, Evaluasi dan Tindak Lanjut
suap dan/atau gratifikasi dalam Perusahaan
Terbuka. Lingkup dari kebijakan tersebut harus Bank Mandiri menyampaikan Laporan Penerapan SAF
menggambarkan pencegahan Perusahaan kepada OJK secara rutin setiap semester dan laporan
Terbuka terhadap segala praktik korupsi baik insidentil atas kasus yang dapat mengganggu kegiatan
memberi atau menerima dari pihak lain operasional Bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pengendalian Gratifikasi
Bank Mandiri memiliki PTO Pengendalian Gratifikasi
dan memiliki Unit Pengendali Gratifikasi (UPG)
untuk melaksanakan fungsi pengendalian gratifikasi
berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direksi yang berlaku
sejak tanggal 3 Juli 2015.
Keterangan: Comply
Keterangan: Comply
21. Perusahaan Terbuka Kebijakan tentang pemenuhan hak-hak Kebijakan tentang pemenuhan hak-hak kreditur diatur
memiliki kebijakan kreditur digunakan sebagai pedoman dalam dalam:
tentang pemenuhan melakukan pinjaman kepada kreditur. Tujuan SPO Produk Dana, Manual Produk dan SPO Pengelolaan
hak-hak kreditur. dari kebijakan dimaksud adalah untuk Pengaduan Nasabah, yang secara ringkas mengatur:
menjaga terpenuhinya hak-hak dan menjaga 1. Hak untuk memperoleh penjelasan yang cukup
kepercayaan kreditur terhadap Perusahaan tentang karateristik produk.
Terbuka. Dalam kebijakan tersebut mencakup 2. Hak untuk mendapat mengakses syarat dan
pertimbangan dalam melakukan perjanjian, ketentuan produk dana melalui website Bank
serta tindak lanjut dalam pemenuhan Mandiri.
kewajiban Perusahaan Terbuka kepada 3. Kemudahan untuk bertransaksi melalui cabang,
kreditur. layanan e-banking atau sarana lainnya yang
ditetapkan Bank.
4. Memperoleh bunga yang besarnya sesuai ketentuan
yang berlaku di Perseroan.
Keterangan: Comply
23. Perusahaan Terbuka − Insentif jangka panjang merupakan Pada RUPS Tahunan tanggal 14 Maret 2017, pemegang
memiliki kebijakan insentif yang didasarkan atas pencapaian saham telah menetapkan pemberian insentif jangka
pemberian insentif kinerja jangka panjang. Rencana insentif panjang kepada Direksi. Perseroan telah melaksanakan
jangka panjang jangka panjang mempunyai dasar ketentuan terkait insentif jangka panjang sebagaimana
kepada Direksi dan pemikiran bahwa kinerja jangka panjang diatur dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan
karyawan perusahaan tercermin oleh pertumbuhan peraturan perundangan.
nilai dari saham atau target-target
jangka panjang perusahaan lainnya. Saat ini Perseroan telah memiliki kebijakan internal terkait
Insentif jangka panjang bermanfaat insentif jangka panjang kepada Direksi dengan mengacu
dalam rangka menjaga loyalitas dan pada Peraturan Menteri BUMN No. PER-04/MBU/2014
memberikan motivasi kepada Direksi dan tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan
karyawan untuk menigkatkan kinerja atau Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik
produktivitasnya yang akan berdampak Negara sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan
pada peningkatan kinerja perusahaan Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/MBU/06/2017 yang
dalam jangka panjang. dituangkan dalam Keputusan Dewan Komisaris No. KEP.
− Adanya suatu kebijakan insentif jangka KOM/003/2014 tentang Tunjangan dan Fasilitas serta
panjang merupakan komitmen nyata Benefit Lainnya bagi Direksi dan Dewan Komisaris.
Perusahaan Terbuka untuk mendorong
pelaksanaan pemberian insentif jangka Selain itu, Kebijakan insentif jangka panjang Direksi
panjang kepada Direksi dan Karyawan dan Karyawan mengacu kepada Peraturan OJK No. 45/
dengan syarat, prosedur dan bentuk yang POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola dalam
disesuaikan dengan tujuan jangka panjang Pemberian Remunerasi bagi Bank Umum. Kebijakan
Perusahaan Terbuka. Kebijakan dimaksud Insentif jangka panjang kepada karyawan yang
dapat mencakup, antara lain: maksud dan terkait dengan Material Risk Taker telah disiapkan dan
tujuan pemberian insentif jangka panjang, penerapannya akan disesuaikan dengan peraturan
syarat dan prosedur dalam pemberian implementasi bagi Direksi dan Komisaris yang akan
insentif, serta kondisi dan risiko yang harus diterbitkan oleh Kementrian BUMN.
diperhatikan oleh Perusahaan Terbuka
dalam pemberian insentif. Kebijakan Keterangan: Comply
tersebut juga dapat tercakup dalam
kebijakan remunerasi Perusahaan Terbuka
yang ada.
Pelaksanaan Penerapan Aspek dan Prinsip Tata Kelola Perusahaan Sesuai Guidelines of
Corporate Goverance Principles for Banks yang Diterbitkan oleh Basel Committee in Banking
Supervision
Pedoman Tata Kelola mencakup 12 prinsip corporate governance. Pedoman Tata Kelola adalah standar praktik terbaik yang bisa dijadikan acuan
dalam penerapan tata kelola perusahaan di perbankan. Adapun uraian penerapannya, dapat disampaikan, sebagai berikut
Tabel Pelaksanaan Penerapan Aspek dan Prinsip Tata Kelola Perusahaan Sesuai Guidelines of Corporate Goverance Principles For Banks .
Prinsip Penjelasan Implementasi di Bank Mandiri
Prinsip 1 Dewan Komisaris memiliki tanggungjawab yang antara lain: Dalam Tata Tertib Dewan Komisaris sebagaimana dituangkan dalam
Tanggung Jawab Dewan persetujuan dan pengawasan terhadap penerapan strategi bisnis, Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor KEP.KOM/005/2016
Komisaris. struktur dan mekanisme governance dan budaya perusahaan disebutkan bahwa tanggung jawab Dewan Komisaris adalah
memberikan pendapat dan saran atas Rencana Kerja dan Anggaran
Tahunan serta memberikan saran atas hal yang dianggap penting
oleh Perseroan dalam hal ini termasuk budaya perusahaan.
Prinsip 2 Anggota Dewan Komisaris harus memiliki kualitas sesuai dengan Dewan Komisaris Bank Mandiri tidak memiliki hubungan keuangan,
Kualifikasi dan Komposisi tugas dan tanggungjawabnya, baik secara individu maupun hubungan kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan
Dewan Komisaris. secara kolegial. Dewan Komisaris harus memahami perannya keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/
dalam pengawasan dan penerapan corporate governance, serta atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank,
mampu melaksanakan pengambilan keputusan secara sehat dan yang dapat memengaruhi kemampuan yang bersangkutan untuk
obyektif. bertindak Independen sebagaimana diatur dalam ketentuan
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum dan telah
menandatangani Surat Pernyataan Independen.
Prinsip 3 Dewan Komisaris harus menetapkan struktur dan praktik Dewan Komisaris mempunyai Komite di bawah Dewan Komisaris
Struktur dan Mekanisme governance yang tepat dalam melaksanakan tugasnya dan secara yang membantu pelaksanaan tugas Dewan Komisaris yaitu Komite
Dewan Komisaris. periodik melakukan telaah atas efektivitasnya. Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi
serta Komite Tata Kelola Terintegrasi.
Prinsip 4 Di bawah arahan dan pengawasan Dewan Komisaris, Direksi Direksi mengelola Perseroan di bawah arahan dan pengawasan
Direksi. mampu mengelola kegiatan Bank sesuai dengan strategi bisnis, Dewan Komisaris, terbukti dari pencapaian bisnis perusahaan
selera risiko, kebijakan remunerasi dan kebijakan lainnya yang yang meningkat dari tahun sebelumnya. Seluruh kebijakan yang
telah disetujui oleh Dewan Komisaris. mendasari kegiatan operasional Bank Mandiri harus mendapatkan
persetujuan Dewan Komisaris.
Prinsip 5 Dalam suatu kelompok usaha, Dewan Komisaris perusahaan Direksi dan Dewan Komisaris Bank Mandiri memiliki pengetahuan
Struktur Governance induk memiliki tanggungjawab menyeluruh terhadap kelompok dan pemahaman mengenai bisnis utama serta risiko utama
Kelompok Usaha. usaha tersebut dan untuk memastikan penetapan dan perusahaan, terbukti dari lolosnya seluruh Dewan Komisaris
pelaksanaan praktek governance yang bersih terkait dengan dan Direksi dari Fit and Proper Test. Direksi dan Dewan Komisaris
struktur, bisnis, dan risiko kelompok usaha dan entitas. Dewan juga senantiasa mengikuti pelatihan dan pengembangan untuk
Komisaris dan Direksi harus memahami struktur organisasi meningkatkan kemampuannya.
kelompok usaha dan risiko yang dihadapi.
Prinsip 6 Bank harus memiliki fungsi manajemen risiko yang berkualitas, Bank Mandiri menjalankan Proses Identifikasi, Pengukuran,
Fungsi Manajemen Risiko. independen, memiliki sumber daya yang berkualitas dan memiiki Pemantauan, Pengendalian Risiko, dan Sistem Informasi Manajemen
akses dengan Dewan Komisaris. Risiko melalui kerangka kerja Enterprise Risk Management (ERM).
Bank Mandiri senantiasa meningkatkan kapabilitas dan pengetahuan
seluruh pegawai terutama dalam hal pengelolaan risiko, dengan
menyelenggarakan pelatihan internal secara rutin melalui Risk
Management Academy. Selain itu, Bank Mandiri juga secara rutin
minimal sekali dalam setahun mengadakan sosialisasi, forum
diskusi, magang, maupun program mengenai manajemen risiko
yang sejalan dengan internalisasi budaya perusahaan. Bank Mandiri
mengkomunikasikan manajemen risiko kepada Dewan Komisaris
melalui Komite Pemantau Risiko dan Komite Tata Kelola Terintegrasi.
Prinsip 7 Risiko harus diidentifikasi, dimonitor dan dikendalikan untuk Dalam pengelolaan Manajemen Risiko Bank Mandiri telah dilakukan
Identifikasi Pemonitoran seluruh kegiatan aktivitas Bank. Kualitas dari infrastruktur identifikasi, pengukuran dan penilaian risiko secara bankwide dengan
dan Pengendalian Risiko. manajemen risiko dan pengendalian internal harus mampu menyusun profil risiko secara berkala. Pengukuran dan penilaian
mengikuti perubahan profil risiko Bank, kondisi risiko eksternal risiko telah dapat berjalan dengan baik sesuai Kebijakan Manajemen
dan praktik industri. Risiko yang telah ditetapkan yang disesuaikan dengan tingkat risiko
yang dihadapi Bank Mandiri.
Prinsip 8 Implementasi risk governance yang efektif membutuhkan Penilaian Risk Based Bank Rating (RBBR) setiap semester
Komunikasi Risiko. komunikasi risiko yang akurat dalam lingkungan Bank baik antar disampaikan kepada Integrated Risk Committed (IRC) yang
organisasi maupun melalui pelaporan kepada Dewan Komisaris beranggotakan Direksi Bank Mandiri serta Perusahaan Anak. Selain
dan Direksi. itu, hasil penilaian RBBR disampaikan kepada Dewan Komisaris
melalui Komite Tata Kelola Terintegrasi.
Prinsip 9 Dewan Komisaris bertanggungjawab dalam mengawasi Dewan Komisaris memastikan terselenggaranya good corporate
Kepatuhan. manajemen terkait dengan risiko kepatuhan Bank. Dewan governance dalam setiap kegiatan usaha serta kebijakan tata
Komisaris harus menetapkan fungsi kepatuhan dan memberikan kelola perusahaan, termasuk didalamnya pelaksanaan kepatuhan.
persetujuan terhadap kebijakan dan proses identifikasi, penilaian, Penilaian risiko kepatuhan dalam RBBR dilaporkan kepada Dewan
pemonitoran dan pelaporan, dan pemberian nasihat kepada Komisaris setiap 6 (enam) bulan sekali untuk mendapatkan feedback.
risiko kepatuhan.
Pemonitoran Penerapan Good Pedoman Tata Kelola Terintegrasi dan mengevaluasi Pedoman
Tata Kelola Terintegrasi serta mengarahkan dalam rangka
Fungsi monitoring dari pelaksanaan implementasi GCG dilakukan oleh 4. Internal Audit yang salah satu tugas dan tanggungjawabnya
beberapa organ Perseroan sebagai berikut: adalah menguji dan mengevaluasi proses manajemen risiko
1. Compliance Group yang memiliki fungsi utama untuk membantu (risk management), pengendalian internal (internal control) dan
Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan untuk melakukan proses tata kelola (governance) untuk menilai kecukupan dan
dimaksudkan untuk memetakan kekuatan (strenght) dan kelemahan seperti fraud, pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit
(weakness) pelaksanaan GCG di Bank Mandiri yang ditinjau dari tiga (BMPK), pelanggaran ketentuan terkait laporan bank kepada
aspek yaitu: regulator.
1. Governance Structure
Penilaian governance structure bertujuan untuk menilai kecukupan Self assessment meliputi 11 (sebelas) faktor penilaian pelaksanaan tata
struktur dan infrastruktur tata kelola Perseroan agar proses kelola yang meliputi:
pelaksanaan prinsip GCG menghasilkan outcome yang sesuai 1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.
dengan harapan stakeholders Perseroan. Yang termasuk dalam 2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi.
struktur tata kelola Perseroan adalah Dewan Komisaris, Direksi, 3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite.
Komite dan satuan kerja pada Perseroan. Adapun yang termasuk 4. Penanganan benturan kepentingan.
infrastruktur tata kelola Perseroan antara lain adalah kebijakan 5. Penerapan fungsi kepatuhan.
dan prosedur, sistem informasi manajemen serta tugas pokok dan 6. Penerapan fungsi audit internal.
fungsi masing-masing struktur organisasi. 7. Penerapan fungsi audit eksternal.
2. Governance Process 8. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian
Penilaian governance process bertujuan untuk menilai efektivitas internal .
proses pelaksanaan prinsip GCG yang didukung oleh kecukupan 9. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan
struktur dan infrastruktur tata kelola Perseroan sehingga penyediaan dana besar (large exposure).
menghasilkan outcome yang sesuai dengan harapan stakeholders. 10. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank, laporan
3. Governance Outcome pelaksanaan Good Corporate Governance dan pelaporan internal.
Penilaian governance outcome bertujuan untuk menilai kualitas 11. Rencana Strategis Bank .
outcome yang memenuhi harapan stakeholders yang merupakan
hasil proses pelaksanaan prinsip GCG yang didukung oleh Pihak yang Melakukan Assessment
kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola Perseroan. Yang Proses penilaian self assessment tata kelola Bank Mandiri melibatkan
termasuk dalam governance outcome mencakup aspek kualitatif seluruh Dewan Komisaris, Direksi dan unit kerja yang terkait dengan
dan aspek kuantitatif, antara lain yaitu: faktor penilaian tata kelola dimaksud.
- Kecukupan transparansi laporan.
- Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Skor Penilaian
- Perlindungan konsumen. Pada semester I 2017, Bank Mandiri telah melakukan penilaian sendiri
- Obyektivitas dalam melakukan assessment/audit. terhadap pelaksanaan tata kelola dan telah disampaikan kepada
- Kinerja bank seperti rentabilitas, efisiensi, dan permodalan. OJK pada tanggal 25 Juli 2017. Atas penilaian tersebut, OJK telah
- Peningkatan/penurunan kepatuhan terhadap ketentuan yang memberikan feedback terhadap hasil penilaian tata kelola sehingga
berlaku dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi bank nilai Bank Mandiri adalah sebagai berikut:
Mencerminkan manajemen Perseroan telah melakukan penerapan Tata Kelola yang secara umum baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan
2 yang memadai atas prinsip Tata Kelola. Dalam hal terdapat kelemahan penerapan prinsip Tata Kelola, secara umum kelemahan tersebut
kurang signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh manajemen Bank.
Pada semester II 2017, Bank Mandiri telah melakukan penilaian tata kelola secara individu yang telah disampaikan kepada OJK pada tanggal 24
Januari 2017. Penilaian sendiri semester II 2017 mendapatkan nilai sebagai berikut :
Mencerminkan manajemen Bank telah melakukan penerapan Tata Kelola yang secara umum sangat baik. Hal ini tercermin dari
1 (sangat baik) pemenuhan yang sangat memadai atas prinsip Tata Kelola. Dalam hal terdapat kelemahan penerapan prinsip Tata Kelola, secara umum
kelemahan tersebut tidak signifikan dan dapat segera dilakukan perbaikan oleh manajemen Bank.
Dari kedua hasil penilaian tersebut, pelaksanaan tata kelola Bank Mandiri pada tahun 2017 dapat disimpulkan sebagai berikut:
Strength Weakness
Struktur
• Berdasarkan hasil keputusan RUPS Luar Biasa pada tanggal 21 Agustus 2017, komposisi -
anggota Komisaris Independen pada periode Semester II/2017 telah memenuhi ketentu-
an POJK No. 55/POJK.03/2016, dimana Komisaris Independen paling sedikit berjumlah
50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris.
• OJK telah menyampaikan hasil kelulusan Fit & Proper Test dan menyetujui pengangka-
tan Bpk. Hartadi A. Sarwono, Bpk. Makmur Keliat, dan Bpk. R. Widyo Pramono sebagai
anggota Dewan Komisaris Bank Mandiri, serta Bpk. Darmawan Junaidi sebagai
anggota Direksi Bank Mandiri.
• Direksi memiliki kompetensi yang memadai dan pembidangan tugas Direksi telah
mempertimbangkan relevansi kompetensi dengan jabatannya.
Proses
• Dewan Komisaris dan Direksi telah memastikan dan menerapkan terselanggaranya Masih terdapat pengenaan sanksi denda pada periode berjalan, khu-
penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola yang baik dalam setiap jenjang organisasi, yang susnya terkait akurasi data debitur dalam Sistem Informasi Debitur yang
diantaranya tercermin dari Peningkatan Skor ASEAN CG Scorecard dan Keberhasilan Bank masih perlu ditingkatkan.
Mandiri dalam mempertahankan predikat Perusahaan “Sangat Terpercaya” (The Most
Trusted Company) oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG), selama 11
kali berturut-turut.
• Selama tahun 2017 rencana audit yang tercantum dalam Annual Audit Plan (AAP)
telah direalisasikan seluruhnya oleh Bank.
• Pada tahun 2017 Bank Mandiri melakukan proses revisi formulir pengaduan nasabah,
untuk mempermudah dokumentasi keluhan nasabah serta mempercepat pemberian
tindak lanjut atas keluhan dimaksud.
Hasil
• Bank Mandiri selaku Bank BUMN berkomitmen dan konsisten berperan sebagai agent Masih terdapat pengenaan sanksi denda pada periode berjalan
of development dalam hal mendukung kebijakan pembangunan yang diputuskan
oleh pemerintah, diantaranya melalui program-program pembangunan infrastruktur,
pengembangan program kewirausahaan, dan pemberdayaan TKI.
• Terdapat penurunan pelanggaran sebesar 19.3% pada periode Semester II/2017
dibandingkan dengan periode Semester II/2016. Selain itu, secara year on year terdapat
penurunan pelanggaran sebesar 18% pada posisi tahun 2016 dibandingkan dengan tahun
2017.
• Pencapaian kinerja Bank Mandiri di triwulan III/2017 mengalami peningkatan
dibandingkan periode sebelumnya. Diantaranya tercermin dari peningkatan laba
bersih sebesar 25.4% dan penurunan rasio kredit bermasalah menjadi 3.74% di
triwulan III/2017.
Bapak Hartadi A. Sarwono telah memperoleh persetujuan dari OJK atas hasil penilaian Uji Kemampuan dan
Komposisi Komisaris Independen yang belum sesuai Kepatutan sebagaimana dinyatakan dalam Surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. SR-193/PB.12/2017 tanggal
dengan ketentuan minimum. 15 November 2017 perihal Penyampaian Salinan Keputusan atas Pengangkatan Komisaris Utama Independen PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan Keputusan Dewan Komisioner OJK No. KEP-205/D.03/2017 tanggal 09 November
2017 tentang Hasil Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Sdr. Hartadi Agus Sarwono Selaku Komisaris Utama
Independen PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., sehingga pengangkatan yang bersangkutan sebagai Komisaris Utama/
Komisaris Independen dinyatakan efektif terhitung sejak tanggal 15 November 2017 sebagaimana dinyatakan
dalam Surat Bank Mandiri No. RMC/1412/2017 tanggal 15 November 2017 perihal Penetapan Efektif atas
Pengangkatan Komisaris Utama Independen PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Penilaian Pihak Eksternal penanggungjawab pengadaan barang dan jasa; serta struktur
Selain melakukan penilaian sendiri pelaksanaan tata kelola penanggungjawab manajemen perubahan.
berdasarkan ketentuan regulator, Bank Mandiri secara aktif melakukan b. Kebijakan tata kelola perusahaan, yang mencakup pedoman
penilaian tata kelola oleh Pihak Eksternal untuk mendapatkan dan kebijakan terkait GCG, penegakkan etika, keterbukaan
feedback dalam pelaksanaan tata kelola Bank Mandiri. informasi, pengawasan dan audit serta kepatuhan,
pengelolaan SDM, operasional/produksi, pemasaran,
Corporate Governance Perception Index (CGPI) keuangan dan akuntasi, manajemen risiko, tata kelola
Dalam menilai kualitas penerapan tata kelola, Bank Mandiri mengikuti teknologi informasi, hubungan dengan stakeholders,
program riset dan pemeringkatan CGPI yang diadakan oleh The pengadaan barang dan jasa, serta manajemen perubahan.
Indonesian Institute of Corporate Governance (IICG). CGPI diikuti oleh
perusahaan publik (emiten), BUMN, perbankan dan perusahaan swasta 2. Proses Tata Kelola (Governance Process)
lainnya dimana Bank Mandiri telah mengikuti penilaian CGPI selama 14 Aspek proses tata kelola merupakan penilaian terhadap efektivitas
(empat belas) tahun berturut-turut sejak tahun 2003. sistem dan mekanisme dalam mengelola perubahan yang
berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Indikator
Kriteria yang Digunakan penilaian dari aspek proses tata kelola meliputi:
Hingga tahun 2016, terdapat 4 (empat) tahapan penilaian CGPI yang a. Sistem tata kelola perusahaan, yang mencakup sistem terkait
meliputi self assessment, sistem dokumentasi, makalah dan observasi. GCG, penegakkan etika, keterbukaan informasi, pengawasan
Pada tahun 2017, penilaian CGPI mengangkat tema “Manajemen dan audit serta kepatuhan, pengelolaan SDM, operasional/
Perubahan dalam Kerangka GCG”. Melalui tema tersebut, Bank Mandiri produksi, pemasaran, keuangan dan akuntasi, manajemen
menjelaskan mengenai sistem dan mekanisme yang digunakan organ risiko, tata kelola teknologi informasi, hubungan dengan
perusahaan dalam mengelola perubahan di dalam organisasi yang stakeholders, pengadaan barang dan jasa, serta sistem
berorientasi pada penciptaan nilai bagi stakeholders dalam rangka manajemen perubahan.
mewujudkan keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang. b. Mekanisme tata kelola perusahaan, yang mencakup
mekanisme dan proses implementasi GCG, penegakkan
Melalui tema utama perubahan, terdapat perubahan pada metode etika, keterbukaan informasi, pengawasan dan audit serta
penilaian dan aspek penilaian. Metode penilaian dalam periode kepatuhan, pengelolaan SDM, operasional/produksi,
sebelumnya yang menggunakan 4 (empat) tahapan, diubah menjadi pemasaran, keuangan dan akuntasi, manajemen risiko,
2 (dua) tahapan yaitu analisis melalui metode self assessment dan pengelolaan teknologi informasi, hubungan stakeholders,
penilaian dokumen perusahaan, serta observasi. Aspek penilaian pengadaan barang jasa, dan manajemen perubahan.
dalam CGPI 2017 antara lain:
3. Hasil Tata Kelola (Governance Outcome)
1. Struktur Tata Kelola (Governance Structure) Aspek hasil tata kelola merupakan penilaian terhadap kualitas
Aspek struktur tata kelola merupakan penilaian terhadap luaran, hasil, dampak dan manfaat dari mengelola perubahan
kecukupan struktur dan infrastruktur perusahaan dalam yang berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
mengelola perubahan yang berdasarkan prinsip tata kelola Indikator penilaian dari aspek hasil tata kelola meliputi:
perusahaan yang baik. Indikator penilaian dari aspek struktur tata a. Luaran tata kelola perusahaan (output), yang mencakup
kelola meliputi: output dari proses implementasi GCG, penegakkan etika,
a. Struktur tata kelola perusahaan, yang mencakup keterbukaan informasi, pengawasan dan audit serta
komposisi Pemegang Saham; komposisi Organ kepatuhan, pengelolaan SDM, operasional/produksi,
Perusahaan; struktur dan fungsi penanggungjawab pemasaran, keuangan dan akuntasi, manajemen risiko,
terkait GCG; struktur penanggungjawab penegakkan pengelolaan teknologi informasi, hubungan dengan
etika; struktur penanggungjawab keterbukaan informasi; stakeholders, pengadaan barang dan jasa, serta manajemen
struktur penanggungjawab pengawasan dan audit; perubahan.
struktur penanggungjawab pengelolaan SDM; struktur b. Kualitas luaran tata kelola perusahaan (outcome), yang
penanggungjawab operasional/produksi; struktur mencakup hasil dari proses implementasi GCG, penegakkan
penanggungjawab pemasaran; struktur penanggungjawab etika, keterbukaan informasi, pengawasan dan audit serta
keuangan; struktur manajemen risiko; struktur kepatuhan, pengelolaan SDM, operasional/produksi,
penanggungjawab pengelolaan teknologi informasi; pemasaran, keuangan dan akuntasi, manajemen risiko,
struktur penanggungjawab hubungan stakeholders; struktur pengelolaan teknologi informasi, hubungan dengan
stakeholders, pengadaan barang dan jasa, serta manajemen Pihak yang Melakukan Assessment
perubahan. Pihak yang melakukan penilaian CGPI yaitu The Indonesian Institute of
c. Dampak luaran tata kelola perusahaan (impact) yang Corporate Governance (IICG).
mencakup dampak dari proses implementasi GCG,
penegakkan etika, keterbukaan informasi, pengawasan Skor Penilaian
dan audit serta kepatuhan, pengelolaan SDM, operasional/ Hasil dari penilaian CGPI digunakan Bank Mandiri untuk melakukan
produksi, pemasaran, keuangan dan akuntasi, manajemen evaluasi dan penyempurnaan pelaksanaan GCG.Hasil penilaian CGPI
risiko, pengelolaan teknologi informasi, hubungan dengan Bank Mandiri selama 2 (dua) tahun terakhir pada tahun 2015 dan 2016
stakeholders, pengadaan barang dan jasa, serta manajemen adalah sebagai berikut:
perubahan.
Bank Mandiri mendapatkan predikat “Perusahaan Sangat Terpercaya” dalam penilaian CGPI tahun 2017, dengan komposisi penilaian sebagai
berikut:
Penghargaan ini merupakan penghargaan Bank Mandiri yang ke-11 (sebelas) sejak tahun 2007 hingga tahun 2017 secara berturut-turut. Hasil
Penilaian CGPI Bank Mandiri tahun 2017 mendapatkan skor 93.32 dengan predikat “Perusahaan Sangat Terpercaya” (The Most Trusted Company).
Hasil penilaian CGPI selama 11 tahun berturut-turut adalah sebagai berikut:
90 88.86
88
86
84
82
80
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Skor Penilaian
Hasil penilaian ASEAN Corporate Governance Scorecard Bank Mandiri dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut:
Dengan penilaian 104,09 Bank Mandiri mendapat predikat Leadership In Corporate Governance dan atas implementasi GCG diberikan penghargaan
Best Overall.
Laporan atas pemenuhan persyaratan pada suatu subkategori dinilai dengan mempertimbangkan; persyaratan subkategori tersebut, faktor-faktor
bisnis utama yang dilaporkan dalam Profil Perusahaan, kesempurnaan sistem yang diterapkan di perusahaan, keluasan cakupan penerapan sistem,
serta konsistensi peningkatan kualitas proses dan kinerja sebagaimana diatur dalam sistem pemberian skor. Evaluasi kinerja BUMN berdasarkan
pada dua dimensi penilaian yaitu proses dan hasil. Faktor-faktor penilaian untuk masing-masing dimensi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Faktor Penilaian Proses 2. Faktor Penilaian Hasil-hasil Faktor yang digunakan untuk
Faktor yang digunakan untuk menilai proses adalah Metode/ mengevakuasi hasil-hasil perusahaan adalah Level, Trend,
Sistem (Approach), Penerapan (Deployment), Pembelajaran Comparison dan Integration (LeTCI).
(Learning), dan Integrasi (Integration) atau disingkat ADLI. a. Level mengacu pada: tingkat pencapaian kinerja saat ini/
a. Metode/Sistem (Approach) adalah metode/sistem yang di tahun ini/tahun terakhir.
desain untuk melaksanakan pekerjaan. Penilaian mengacu b. Trend mengacu pada: (1) Tingkat peningkatan kinerja atau
pada: (1) Kesesuaian metode/sistem dengan persyaratan kemampuan mempertahankan kinerja yang sudah baik (yakni,
dalam KPKU BUMN dan lingkungan operasi perusahaan, kecuraman data trend) dari waktu ke waktu (minimum dalam
(2) Efektifitas dari penggunaan metode/sistem tersebut, (3) 3 tahun terakhir), (2) Keluasan (tingkat penerapan) dari hasil-
Sejauh mana metode/sistem dilakukan secara berulang hasil kinerja.
(repeatable) dan didasarkan pada data dan informasi yang c. Comparison mengacu pada: (1) Pembandingan kienrja
reliable (misalnya, terstruktur dan sistematik). perusahaan relatif terhadap pembading yang sesuai
b. Penerapan (Deployment) mengacu pada sejauh mana: (1) misalnya, pesaing atau peruhaaan dalam industri sejenis,
Metode/Sistem diterapkan sesuai dengan desainnya, (2) (2) Pembandingan kinerja perusahaan relatif terhadap
Metode/Sistem diterapkan secara konsisten, (3) Metode/ benchmarks atau pemimpin industrinya, atau dengan
Sistem dilaksanakan oleh seluruh fungsi/unit kerja yang perusahaan kelas dunia.
relevan sesuai dengan desainnya d. Integration mengacu pada: (1) Ukuran hasil-hasil yang terkait
c. Pembelajaran (Learning) mengacu pada: (1) Penyempurnaan persyaratan kinerja pelanggan, produk, pasar, proses, dan
Metode/sistem melalui siklus evaluasi dan perbaikan program kerja utama, yang dijelaskan dalam Profil Perusahaan
(improvement), (2) Inovasi metode/sistem untuk mendorong dan dalam sub-sub kategori pada kategori 1 sampai dengan
perubahan yang bersifat terobosan (breakthrough), (3) Berbagi 6; (2) Hasil-hasil yang meliputi indikator yang valid tentang
hasil penyempurnaan dan inovasi terhadap metode/sistem, kinerja mendatang; (3) Hasil-hasil diharmonisaikan secara
kepada unit-unit kerja lain dan pemilik proses lainnya yang lintas proses dan lintas unit untuk mendukung sasaran
relevan dalam perusahaan. perusahaan.
d. Integrasi (Integration) mengacu pada: (1) Keselarasan sistem/
metode dengan kebutuhan perusahaan yang dijelaskan Pihak Yang Melakukan Assessment
pada Profil Perusahaan dan pada subkategori proses Penilaian Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) dilakukan oleh
lainnya, (2) Ukuran, informasi dan sistem perbaikan telah Kementerian Badan Usaha Milik Negara.
610
601,0
600
590
580,3
580 572,0
570
560
550
540
530
530
2014 2015 2016 Proj. 2017
Organ Utama
Komite Risk
Human Capital
Remunerasi & Management
Policy Committee
Nominasi Committee
Komite
Credit
Pemantau IT Committee
Committee
Risiko
Integrated Risk
Committee
Untuk meningkatkan kualitas dan cakupan implementasi tata 5. Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris () yang telah
kelola secara berkelanjutan, Bank Mandiri telah menyusun dan dimutakhirkan dan disetujui melalui Surat Keputusan Dewan
menerapkan kebijakan-kebijakan operasional bagi seluruh unit Komisaris No. KEP.KOM/005/2016 pada tanggal 21 Desember
kerja sejalan dengan prinsip tata kelola perusahaan yang dinamakan 2016.
Arsitektur Kebijakan Bank Mandiri. Arsitektur Kebijakan Bank Mandiri 6. Pedoman Tata Tertib Kerja Direksi yang telah dimutakhirkan dan
merupakan hirarki/tatanan kebijakan sebagai kerangka dasar disetujui melalui Surat Keputusan Direksi No. KEP.DIR/211/2017
dan tata kelola dalam penyusunan kebijakan serta pelaksanaan pada tanggal 13 September 2017.
aktivitas Perseroan. Bank Mandiri memiliki Group Principles Guideline 7. Pedoman Tata Kelola Terintegrasi telah mendapatkan
yang menjadi pedoman seluruh perusahaan dalam Konglomerasi persetujuan dari Dewan Komisaris pada tanggal 30 Juni 2015.
Keuangan Bank Mandiri. 8. Standar Pedoman Manajemen Risiko yang telah dimutakhirkan
dan disetujui pada tanggal 9 Februari 2016.
Tata urutan atau Arsitektur Kebijakan Bank Mandiri adalah sesuai 9. Kebijakan Sekretaris Perusahaan yang disahkan pada tanggal 1
an
da
Te
rP
uk
ro
nj
2016.
s
tu
ed
Pe
ur
p s“
icy
Pr G
1 Desember 2016.
in PG
l
Po
cip “
le
23. Standar Prosedur Internal Audit (SPIA) yang terakhir kali direvisi Pemegang Saham
dan disetujui tanggal 1 Desember 2017. Pemegang Saham merupakan seseorang atau badan hukum yang
24. Kebijakan Sumber Daya Manusia yang terakhir kali dipada secara sah memiliki satu atau lebih saham pada perusahaan. Para
tanggal 8 Juni 2017. pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan tersebut. Saham
25. Standar Pedoman Sumber Daya Manusia yang telah Perseroan adalah saham atas nama dan dikeluarkan atas pemiliknya
dimutakhirkan dan disetujui pada tanggal 13 Oktober 2017. yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham yang terdiri dari:
26. Mandiri (MSMPG) yang disahkan pada tanggal 8 Januari 2016. 1. Saham Seri A Dwiwarna yang hanya khusus dapat dimiliki Negara
Republik Indonesia.
Mekanisme Good Corporate 2. Saham Seri B yang dapat dimiliki oleh Negara Republik Indonesia
dan/atau Masyarakat.
Governance
Mekanisme GCG merupakan proses penerapan prinsip yang Hak Pemegang Saham
didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola bank, Pemegang Saham sebagai pemilik modal, memiliki hak dan tanggung
sehingga menghasilkan yang sesuai dengan harapan pemangku jawab atas Perusahaan sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan
kepentingan Perseroan. Proses penerapan melekat pada struktur dan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan hak dan
sebagai berikut. tanggungjawabnya, perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Pemegang Saham harus menyadari bahwa dalam melaksanakan
Rapat Umum Pemegang Saham hak dan tanggung jawabnya harus memperhatikan juga
RUPS merupakan organ Perseroan Terbatas yang tertinggi. Organ ini kelangsungan hidup Perusahaan; dan
mempunyai hak dan kewenangan yang tidak dimiliki oleh Direksi dan 2. Perusahaan menjamin terpenuhinya hak dan tanggung jawab
Komisaris. Dengan demikian, RUPS merupakan organ yang tertinggi Pemegang Saham atas dasar asas kewajaran sesuai dengan
di dalam Perseroan. Dilihat dari sudut peranannya dalam Perseroan, Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan
RUPS mempunyai peranan yang sangat penting. RUPS berwenang
untuk mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris Pemegang Saham Bank Mandiri, baik Pemegang Saham Seri A
dan Direksi, melakukan evaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, Dwiwarna maupun Pemegang Saham Seri B memiliki hak yang sama
menyetujui perubahan dan pengesahan Anggaran Dasar, menyetujui di luar Hak Istimewa Saham Seri A Dwiwarna di atas dan sepanjang
laporan tahunan dan menetapkan bentuk dan jumlah remunerasi tidak ditentukan lain oleh Anggaran Dasar Perseroan, antara lain
anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta mengambil keputusan sebagai berikut:
terkait tindakan korporasi atau keputusan strategis lainnya yang 1. Hak untuk menghadiri, menyampaikan pendapat, dan
diajukan Direksi, alokasi penggunaan laba dan pembagian dividen. memberikan suara dalam RUPS berdasarkan satu saham.
2. Kesempatan untuk mengajukan agenda pada RUPS.
Keputusan dalam RUPS didasarkan pada kepentingan Perseroan. 3. Kesempatan untuk memberikan kuasa kepada pihak lain apabila
RUPS tidak dapat melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi, serta pemegang saham berhalangan hadir dalam RUPS.
wewenang Dewan Komisaris dan Direksi dengan tidak mengurangi 4. Bertanya untuk setiap pembahasan agenda dan setiap putusan
wewenang RUPS untuk menjalankan haknya sesuai dengan agenda RUPS.
Anggaran Dasar dan peraturan. Bank Mandiri menjamin untuk 5. Kesempatan untuk memberikan suara setuju, tidak setuju, atau
memberikan segala keterangan yang berkaitan dengan Perseroan abstain pada setiap usulan putusan agenda RUPS.
kepada pemegang saham, sepanjang tidak bertentangan dengan 6. Hak untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan secara
kepentingan perusahaan dan peraturan perundang-undangan. tepat waktu, benar dan teratur, kecuali hal-hal yang bersifat
rahasia.
7. Hak untuk menerima bagian dari keuntungan Perusahaan yang
diperuntukan bagi Pemegang Saham dalam bentuk dividen
dan pembagian keuntungan lainnya, sebanding dengan jumlah untuk menyediakan informasi yang akurat, teratur dan terkini
saham yang dimiliki. kepada Pemegang Saham. Selama ini, kegiatan komunikasi
8. Hak untuk memperoleh penjelasan lengkap dan informasi yang terhadap Pemegang Saham di Bank Mandiri dikelola oleh Sekretaris
akurat mengenai prosedur yang harus dipenuhi berkenaan Perusahaan dan Unit Kerja . Mendasarkan pada Pasal 5 Peraturan OJK
dengan penyelenggaraan RUPS. Nomor 35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau
Perusahaan Publik, salah satu fungsi Sekretaris Perusahaan adalah
Tanggung Jawab Pemegang Saham sebagai penghubung antara Emiten dengan pemegang saham, OJK
Selain memiliki hak dan kewenangan, Pemegang Saham Bank Mandiri dan pemangku kepentingan lainnya.
sebagai pemilik modal juga memiliki tanggung jawab terhadap
Perseroan yang harus dilaksanakan. Kebijakan internal yang mengatur tentang hubungan antara Bank
Mandiri dengan Pemegang Saham adalah Kebijakan yang disahkan
Adapun tanggung jawab Pemegang Saham antara lain sebagai pada tanggal 1 Juli 2011 dan Standar Pedoman sebagaimana terakhir
berikut: kali di pada tanggal 24 Februari 2016. Kebijakan antara lain mengatur
1. Pemegang saham pengendali harus dapat: tentang aktivitas komunikasi korporasi yang mencakup hal-hal
a. Memperhatikan kepentingan pemegang saham minoritas sebagai berikut:
dan sesuai peraturan perundang-undangan. 1. Kegiatan mengendalikan pengelolaan strategi komunikasi
b. Mengungkapkan kepada instansi penegak hukum tentang eksternal dan internal dengan segenap secara terbuka dan
pemegang saham pengendali yang sebenarnya dalam hal bertanggung jawab serta membangun citra positif Bank Mandiri.
terdapat dugaan terjadiya pelanggaran terhadap peraturan 2. Penghubung komunikasi antara Perseroan dengan seluruh
perundang-undangan atau dalam hal diminta oleh otoritas pemangku kepentingan termasuk pemegang saham serta
terkait. masyarakat luas dengan bekerja sama dengan unit-unit kerja
2. Pemegang saham yang merupakan pemegang saham pengendali lainnya.
pada beberapa perseroan, perlu diupayakan agar akuntabilitas
dan hubungan antar perseroan dapat dilakukan secara Selain itu, pengaturan tentang hubungan antara Bank Mandiri dengan
transparan. Pemegang Saham juga tertuang dalam Standar Pedoman Bab II.A.I
3. Pemegang sagam minoritas bertanggungjawab untuk yang antara lain menerangkan bahwa aktivitas yang menjadi ruang
menggunakan haknya dengan baik sesuai dengan Anggaran lingkup tanggung jawab adalah melakukan aktivitas komunikasi yang
Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan. bersifat korporasi kepada pemangku kepentingan internal maupun
4. Pemegang saham harus dapat: eksternal.
a. Memisahkan kepemilikan harta Perseroan dengan
kepemilikan harta pribadi Referensi Peraturan
b. Memisahkan fungsinya sebagai pemegang saham dan RUPS adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang
sebagai anggota Dewan Komisaris atau Direksi dalam hal tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas
pemegang saham menjabat pada salah satu dari kedua yang ditentukan dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
organ tersebut. Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar. Berdasarkan
Anggaran Dasar Perseroan RUPS terdiri dari RUPS Tahunan dan
Kebijakan Hubungan dengan Pemegang Saham RUPS luar Biasa (RUPSLB) yang dapat diadakan sewaktu-waktu
Sebagai Perusahaan Terbuka, Bank Mandiri senantiasa berupaya berdasarkan kebutuhan. Tahapan Pelaksanaan RUPS mengacu
pada ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Peraturan OJK Nomor
32/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Rencana dan
Penyelenggaraan RUPS Perusahaan Terbuka. dimaksud tidak tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan dengan
ketentuan RUPS ketiga sah dan berhak mengambil keputusan
Ketentuan Kuorum jika dihadiri oleh pemegang saham dari saham dengan hak suara
Ketentuan kuorum kehadiran dan keputusan RUPS terhadap hal yang sah dalam kuorum kehadiran dan persyaratan pengambilan
yang harus diputuskan dalam Rapat dilakukan dengan mengikuti keputusan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas
ketentuan: permohonan Perseroan.
1. Dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili lebih dari ½ (satu
per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara Penyelenggaraan RUPS
yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari Pelaksanaan RUPS dilakukan melalui RUPS Tahunan dan RUPS Luar
½ (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak Biasa. Proses pengumuman dan pemanggilan RUPS dilakukan sesuai
suara yang hadir dalam Rapat kecuali Undang-undang dan/atau dengan ketentuan yang berlaku, baik RUPS Tahunan maupun RUPS
Anggaran Dasar Perseroan menentukan jumlah kuorum yang Luar Biasa. Pada tahun 2017, Bank Mandiri telah menyelenggarakan 1
lebih besar. (satu) kali RUPS Tahunan dan 1 (satu) kali RUPS Luar Biasa.
2. Dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud tidak
tercapai, maka RUPS kedua adalah sah dan berhak mengambil
keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh pemegang saham
yang mewakili paling sedikit 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah
sah jika disetujui oleh lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam rapat
kecuali undang-undang dan/atau Anggaran Dasar Perseroan
menentukan jumlah kuorum yang lebih besar.
3. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS kedua sebagaimana
Dewan Komisaris dan Direksi yang hadir dapat dilihat pada tabel berikut:
Tindak lanjut
1. Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Laporan Keuangan
disampaikan kepada Regulator melalui Surat tanggal 16 Februari 2017. Sedangkan Laporan Tahunan disampaikan pada tanggal 20 Februari 2017 melalui Surat
No. CEO.CSC/CMA.387/2017 tanggal 20 Februari 2017 perihal Penyampaian Laporan Tahunan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tahun Buku 2016.
2. Laporan pertanggungjawaban realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Bank Mandiri Tahap I Tahun 2016 telah dilaporkan
kepada Dewan Komisioner OJK dan Kepala Departemen Pengawas Pasar Modal 2B masing-masing melalui Surat No. CBG/1103/2016 dan
CEO.CSC/CMA.2969/2016.
3. Rapat telah memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada segenap anggota Direksi dan Dewan
Komisaris atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.
4. Rapat telah memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Sdr. Suwhono sebagai Komisaris, Sdr.
Budi Gunadi Sadikin sebagai Direktur Utama, dan Sdr. Sentot Achmad Sentausa menjabat sebagai Direktur Perseroan.
Status: Terealisasi
Status: Terealisasi
Status: Terealisasi
Status: Terealisasi
Status: Terealisasi
Status: Terealisasi
Pengangkatan anggota Dewan Komisaris tersebut berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan (Fit and Proper Test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berakhirnya masa jabatan anggota Dewan Komisaris yang diangkat tersebut adalah sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
Perseroan yang ke-5 sejak pengangkatan yang bersangkutan yaitu Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang diselenggarakan tahun 2022 dengan
memperhatikan peraturan perundangan di bidang Pasar Modal dan tanpa mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan untuk memberhentikan
sewaktu-waktu.
4. Dengan adanya pemberhentian dan pengangkatan anggota Dewan Komisaris Perseroan tersebut, maka susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris
Perseroan adalah sebagai berikut:
Direksi
Direktur Utama : Bapak Kartika Wirjoatmodjo;
Wakil Direktur Utama : Bapak Sulaiman A. Arianto;
Direktur : Bapak Ogi Prastomiyono;
Direktur : Bapak Pahala Nugraha Mansury;
Direktur : Bapak Royke Tumilaar;
Direktur : Bapak Hery Gunardi;
Direktur : Bapak Ahmad Siddik Badruddin;
Direktur : Bapak Tardi;
Direktur : Ibu Kartini Sally;
Direktur : Bapak Rico Usthavia Frans.
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Bapak Wimboh Santoso;
Wakil komisaris utama : Bapak Imam Apriyanto Putro;
Komisaris independen : Bapak Goe Siauw Hong;
Komisaris independen : Bapak Bangun S. Kusmulyono;
Komisaris : Bapak Askolani;
Komisaris : Bapak Ardan Adiperdana;
Komisaris independen : Ibu Destry Damayanti;
Komisaris independen : Bapak Makmur Keliat.
5. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi dengan hak substitusi untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan keputusan mata
acara ini sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, termasuk untuk menyatakan dalam Akta Notaris tersendiri dan memberitahukan susunan anggota
Dewan Komisaris kepada Kementerian Hukum dan HAM, serta meminta Otoritas Jasa Keuangan untuk melakukan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and
Proper Test) terhadap Calon anggota Dewan Komisaris tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tindak Lanjut
1. Pemberhentian masa jabatan Bapak Suwhono sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan telah dikukuhkan dalam RUPS Tahunan.
2. Ibu Aviliani dan Bapak Abdul Aziz selaku Komisaris Independen berakhir masa jabatannya per 14 Maret 2017.
3. Pencalonan Ibu Destry Damayanti sebagai anggota Dewan Komisaris Bank Mandiri tidak efektif, karena yang bersangkutan menyatakan untuk tetap menjabat
sebagai anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan.
4. Bpk. Makmur Keliat telah memperoleh persetujuan dari OJK atas hasil penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan sebagaimana dinyatakan dalam Surat OJK No.
SR-158/PB.12/2017 tanggal 22 September 2017 perihal Penyampaian Salinan Keputusan atas Pengangkatan Komisaris Independen PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk. dan Keputusan Dewan Komisioner OJK No. KEP-185/D.03/2017 tanggal 19 September 2017 tentang Hasil Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Sdr.
Makmur Keliat Selaku Calon Komisaris Independen PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., sehingga pengangkatan yang bersangkutan sebagai Komisaris Independen
dinyatakan efektif terhitung sejak tanggal 25 September 2017 sebagaimana terhitung sejak dalam Surat Bank Mandiri No. OPS/1237/2017 tanggal 25 September
2017 perihal penetapan Efektif Atas Pengangkatan Komisaris Independen PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Status: Terealisasi
Dewan Komisaris dan Direksi yang hadir dapat dilihat pada tabel berikut:
4. Askolani Komisaris √
5. Ardan Adiperdana Komisaris √
6. Makmur Keliat* Komisaris Independen √
7. Kartika Wirjoatmodjo Direktur Utama √
8. Sulaiman A. Arianto Wakil Direktur Utama √
9. Ogi Prastomiyono Direktur Operations √
10. Royke Tumulaar Direktur Wholesale Banking √
11. Hery Gunardi Direktur Distribution √
12. Tardi Direktur Retail Banking √
13. Ahmad Siddik Badruddin Direktur Risk Management & Compliance √
14. Kartini Sally Direktur Government and Institutional √
15. Rico Usthavia Frans Direktur Digital Banking and Technology √
Keterangan:
*Pengangkatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris tersebut berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and
Proper Test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Status: Terealisasi
Sebelum Sesudah
Direktur Utama Direktur Utama
Wakil Direktur Utama Wakil Direktur Utama
Direktur Direktur Wholesale Banking
Direktur Direktur Kelembagaan
Direktur Direktur Treasury
Direktur Direktur Retail Banking
Direktur Direktur Distribution
Direktur Direktur Operations
Direktur Direktur Digital Banking & Technology
Direktur Direktur Risk Management & Compliance
Dengan adanya pembatalan dan pemberhentian serta pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan tersebut, maka susunan anggota Direksi
dan Dewan Komisaris Perseroan adalah sebagai berikut:
Direksi
Direktur Utama : Bapak Kartika Wirjoatmodjo;
Wakil Direktur Utama : Bapak Sulaiman Arif Arianto;
Direktur Operations : Bapak Ogi Prastomiyono;
Direktur Distribution : Bapak Hery Gunardi;
Direktur Retail Banking : Bapak Tardi;
Direktur Risk Management & Compliance : Bapak Ahmad Siddik Badruddin;
Direktur Kelembagaan : Ibu Kartini Sally;
Direktur Wholesale Banking : Bapak Royke Tumilaar;
Direktur Digital Banking & Technology : Bapak Rico Usthavia Frans;
Direktur Treasury : Bapak Darmawan Junaidi*;
Dewan Komisaris
Komisaris Utama merangkap : Bapak Hartadi A. Sarwono*;
Komisaris Independen
Wakil Komisaris Utama : Bapak Imam Apriyanto Putro;
Komisaris Independen : Bapak Goei Siauw Hong;
Komisaris Independen : Bapak B.S. Kusmulyono;
Komisaris : Bapak Askolani;
Komisaris : Bapak Ardan Adiperdana;
Komisaris Independen : Bapak Makmur Keliat*;
Komisaris : Bapak R. Widyopramono*:
*Pengangkatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris tersebut berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan (Fit & Proper Test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan keputusan mata
acara ini sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, termasuk untuk menyatakan kembali ke dalam Akta Notaris tersendiri dan memberitahukan perubahan
susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan kepada Kementerian Hukum dan HAM RI serta meminta Otoritas Jasa Keuangan untuk melakukan Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) terhadap calon-calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tindak Lanjut
1. Pencalonan Ibu Destry Damayanti sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan telah dibatalkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa.
2. Pemberhentian masa jabatan Bapak Wimboh Santoso sebagai Komisaris Utama telah dikukuhkan dalam RUPS Luar Biasa.
3. Bapak Hartadi A. Sarwono telah memperoleh persetujuan dari OJK atas hasil penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan sebagaimana dinyatakan dalam Surat Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) No. SR-193/PB.12/2017 tanggal 15 November 2017 perihal Penyampaian Salinan Keputusan atas Pengangkatan Komisaris Utama Independen
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan Keputusan Dewan Komisioner OJK No. KEP-205/D.03/2017 tanggal 09 November 2017 tentang Hasil Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan Sdr. Hartadi Agus Sarwono Selaku Komisaris Utama Independen PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., sehingga pengangkatan yang bersangkutan sebagai
Komisaris Utama/ Komisaris Independen dinyatakan efektif terhitung sejak tanggal 15 November 2017 sebagaimana dinyatakan dalam Surat Bank Mandiri No.
RMC/1412/2017 tanggal 15 November 2017 perihal Penetapan Efektif atas Pengangkatan Komisaris Utama Independen PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
4. Bapak R. Widyo Pramono telah memperoleh persetujuan dari OJK atas hasil penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan sebagaimana dinyatakan dalam Surat
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. No. SR-8/PB.12/2018 tanggal 12 Januari 2018 perihal Penyampaian Salinan Keputusan Hasil Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan atas Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan Keputusan Dewan Komisioner OJK No. KEP-6/D.03/2018 tanggal
8 Januari 2018 tentang Hasil Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Sdr. R. Widyo Pramono Selaku Anggota Dewan Komisaris PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.,
sehingga pengangkatan yang bersangkutan sebagai Komisaris dinyatakan efektif terhitung sejak tanggal 15 Januari 2018 sebagaimana dinyatakan dalam Surat
Bank Mandiri No. RMC/xx/2018 tanggal 15 November 2017 perihal Penetapan Efektif atas Pengangkatan Komisaris PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
5. Pemberhentian masa jabatan Bapak Pahala N. Mansury sebagai Direktur telah dikukuhkan dalam RUPS Luar Biasa.
6. Perubahan nomenklatur struktur susunan anggota-anggota Direksi telah diterapkan.
7. Struktur susunan anggota-anggota Direksi telah menggunakan nomenklatur.
8. Bapak Darmawan Junaidi telah memperoleh persetujuan dari OJK atas hasil penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan sebagaimana tertuang dalam Surat
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. No. SR-7/PB.12/2018 tanggal 10 Januari 2018 perihal Penyampaian Salinan Keputusan Hasil Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan atas Pengangkatan Direktur Treasury PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan Keputusan Dewan Komisioner OJK No. KEP-7/D.03/2018 tanggal 8 Januari
2018 tentang Hasil Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Sdr. Darmawan Junaidi Selaku Direktur Treasury PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., sehingga pengangkatan
yang bersangkutan sebagai Direktur Treasury dinyatakan efektif per tanggal 12 Januari 2018 sebagaimana tertuang dalam Surat Bank Mandiri No. RMC/37/2017
tanggal 12 Januari 2018 perihal Penetapan Efektif atas Pengangkatan Direktur Treasury PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
9. Direksi Perseroan telah melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan keputusan mata acara ini sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Status: Terealisasi
Pelaksanaan RUPS Tahunan dihadiri oleh anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menjabat sampai pada saat Rapat tersebut diselenggarakan
dan dihadiri pula oleh Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yaitu:
1. Notaris yaitu Ashoya Ratam SH.,M.Kn yang juga menjadi Pihak Independen dalam melakukan perhitungan dan validasi suara.
2. Konsultan Hukum yaitu Melli Darsa & Co.
3. Biro Administrasi Efek Perseroan yaitu PT Datindo Entrycom.
Dewan Komisaris dan Direksi yang hadir dapat dilihat pada tabel berikut:
Tindak lanjut
1. Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Laporan Keuangan
disampaikan kepada Regulator melalui Surat tanggal 24 Februari 2016. Sedangkan Laporan Tahunan disampaikan pada tanggal 26 Februari 2016 melalui Surat
No. CEO.CSC/CMA.364/2016 tanggal 26 Februari 2016 perihal Penyampaian Laporan Tahunan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tahun Buku 2015.
2. Rapat telah memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada segenap anggota Direksi dan Dewan
Komisaris atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015. Pembebasan
pelunasan dan pembebasan tanggung jawab tersebut juga diberikan kepada:
a. Sdr. Mahmuddin Yasin, Sdr. Pradjoto, Sdr. Anton H. Gunawan, Sdr. Krisna Wijaya yang pada tanggal 1 Januari
2015 sampai dengan tanggal 16 Maret 2015
menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris Perseroan dan Sdr. Darmin Nasution yang pada tanggal 11 Juni 2015 sampai dengan tanggal 12 Agustus 2015
menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan; dan
b. Sdr. Riswinandi, Sdr. Abdul Rachman, Sdr. Kresno Sediarsi, Sdr. Sunarso dan Sdri. Fransisca N Mok yang pada tanggal 1 Januari 2015 sampai dengan tanggal
16 Maret 2015 menjabat sebagai anggota Direksi Perseroan.
Status: Terealisasi
Penetapan penggunaan laba bersih Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada 31 Desember 2015.
Jumlah Pemegang Saham yang mengajukan Pertanyaan dan/atau memberikan pendapat: 3
Hasil Pemungutan Suara
Setuju : 99,086% Termasuk satu saham seri A Dwiwarna
Tidak Setuju : 0,627%
Abstain : 0,286%
Keputusan
Menyetujui dan menetapkan penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada 31 Desember 2015 sebesar Rp 20.334.967.510.904,70 (dua
puluh triliun, tiga ratus tiga puluh empat miliar, sembilan ratus enam puluh tujuh juta lima ratus sepuluh ribu sembilan ratus empat rupiah dan tujuh puluh sen)
dengan alokasi sebagai berikut:
a. 30% dari Laba Bersih Perseroan periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015 atau sebesar
Rp6.100.490.253.271,41 dibagikan sebagai dividen tunai kepada para
pemegang saham dan khusus untuk dividen Negara Republik Indonesia akan disetorkan sesuai ketentuan peraturan perundangan. Memberikan Kuasa dan wewenang
kepada Direksi untuk mengatur tata cara dan pelaksanaan pembayaran dividen tunai tersebut serta selanjutnya mengumumkannya sesuai ketentuan yang berlaku.
b. 11,2% dari Laba Bersih Perseroan periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015 atau sebesar Rp2.277.516.361.221,33 ditetapkan sebagai Cadangan Tujuan
guna kebutuhan investasi Perseroan. Cadangan Tujuan tersebut akan dipergunakan secara bertahap yang pelaksanaannya akan disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan Perseroan.
c. 58,8% dari Laba Bersih Perseroan atau sebesar Rp11.956.960.896.411,96 ditetapkan sebagai Laba Ditahan. Besaran dana untuk Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL) untuk Tahun Buku 2016 dihitung ekuivalen ± (lebih kurang) 0,5% dari Laba Bersih Tahun Buku yang berakhir pada 31 Desember 2015 yang
sumber dananya dari beban Perseroan serta sisa saldo dana PKBL dari rangkaian tahun sebelumnya.
Tindak lanjut
Bank Mandiri telah mengumumkan Jadwal dan Tata cara Pembagian Dividen Tunai Tahun Buku 2016 pada tanggal 23 Maret 2016 dan telah melakukan pembayaran
dividen tunai kepada pemegang saham pada tanggal 22 April 2016.
Status: Terealisasi
Penetapan besarnya gaji dan honorarium untuk Tahun Buku 2016 serta tantiem atas kinerja untuk Tahun Buku yang berakhir pada 31 Desember 2015 untuk anggota
Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.
Jumlah Pemegang Saham yang mengajukan Pertanyaan dan/atau memberikan pendapat: -
Hasil Pemungutan Suara
Setuju : 96,601% Termasuk satu saham seri A Dwiwarna
Tidak Setuju : 2,512%
Abstain : 0,885%
Keputusan
Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Seri A Dwiwarna untuk
menetapkan gaji anggota Direksi dan honorarium anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku 2016 serta tantiem atas kinerja anggota Direksi dan Dewan
Komisaris Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 sesuai ketentuan Peraturan Menteri BUMN No. PER-04/MBU/2014 tentang
Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN.
Tindak lanjut
Gaji anggota Direksi dan honorarium anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku 2016 serta tantiem atas kinerja anggota Direksi dan Dewan Komisaris
Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 telah diberikan.
Status: Terealisasi
Keputusan
1. Menetapkan Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja sebagai Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit Laporan Keuangan Konsolidasian
Perseroan dan Laporan Tahunan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk tahun buku yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.
2. Memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan honorarium dan persyaratan lainnya bagi Kantor Akuntan Publik tersebut, serta menetapkan
Kantor Akuntan Publik Pengganti dalam hal Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja, karena sebab apapun tidak dapat menyelesaikan audit
Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Laporan Tahunan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk Tahun Buku yang akan berakhir
pada tanggal 31 Desember 2016.
Tindak lanjut
Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja (member of Ernst and Young) telah selesai pelaksanakan audit atas Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan
untuk tahun buku yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 sesuai Laporan Auditor Independen No. RPC-2941/PSS/2017 tanggal 30 Januari 2017 dengan
opini audit tanpa modifikasian.
Status: Terealisasi
Persetujuan untuk mengubah Rasio Kecukupan Dana (RKD) Dana Pensiun Bank Mandiri Satu, Dana Pensiun Bank Mandiri Dua, Dana Pensiun Bank Mandiri Tiga dan
Dana Pensiun Bank Mandiri Empat sebagaimana ditetapkan dalam keputusan RUPS Tahunan Perseroan tanggal 2 April 2013 yang sebelumnya minimal sebesar 115%
menjadi minimal sebesar 105% yang pelaksanaan keputusan peningkatan Manfaat Pensiun dan Manfaat Lainnya telah dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.
Jumlah Pemegang Saham yang mengajukan Pertanyaan dan/atau memberikan pendapat: -
Hasil Pemungutan Suara
Setuju : 78,403% Termasuk satu saham seri A Dwiwarna
Tidak Setuju : 19,564%
Abstain : 2,032%
Keputusan
Untuk mengubah ketentuan syarat minimal Rasio Kecukupan Dana (RKD) untuk Dana Pensiun Bank Mandiri Satu, Dana Pensiun Bank Mandiri Dua, Dana Pensiun Bank
Mandiri Tiga dan Dana Pensiun Bank Mandiri Empat sebagaimana dalam keputusan RUPS Tahunan Perseroan Tanggal 2 April 2013 yang sebelumnya minimal
115%
menjadi minimal sebesar 105% yang pelaksanaan keputusan peningkatan Manfaat Pensiun dan Manfaat Lainnya telah dilimpahkan kepada Dewan Komisaris Pendiri,
sehingga pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris Pendiri berkaitan dengan Keputusan Peningkatan Manfaat Pensiun dan atau Pemberian Manfaat Lain di
Dana Pensiun Bank Mandiri Satu sampai dengan Dana Pensiun Bank Mandiri Empat, selanjutnya ketentuannya diubah menjadi telah memenuhi persyaratan sekurang-
kurangnya:
1. Rasio Kecukupan Dana (RKD) setelah kenaikan Manfaat Pensiun dan atau pemberian Manfaat Lain minimal sebesar 105% berdasarkan tabel mortalita yang
ditetapkan oleh Perseroan sebagai Pendiri.
2. Masih terdapat surplus dan tidak menimbulkan kewajiban iuran tambahan serta kewajiban akuntansi berdasarkan PSAK 24.
Tindak Lanjut
Ketentuan syarat minimal Rasio Kecukupan Dana (RKD) untuk Dana Pensiun Bank Mandiri Satu, Dana Pensiun Bank Mandiri Dua, Dana Pensiun Bank Mandiri Tiga dan
Dana Pensiun Bank Mandiri Empat telah diubah menjadi minimal sebesar 105%.
Status: Terealisasi
Keputusan
1. Memberhentikan dengan hormat nama berikut sebagai anggota Direksi:
a. Bapak Budi Gunadi Sadikin sebagai Direktur Utama;
b. Bapak Sentot A. Sentausa sebagai Direktur;
c. Bapak Royke Tumilaar sebagai Direktur.
Pemberhentian anggota Direksi tersebut terhitung sejak ditutupnya rapat dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikiran yang diberikan
selama menjabat sebagai Anggota Direksi.
2. Mengalihkan penugasan Bapak Kartika Wirjoatmodjo yang diangkat berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan tahun 2015 yang semula
Direktur menjadi Direktur Utama dengan masa jabatan meneruskan sisa masa jabatan sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut.
3. Mengangkat nama tersebut dibawah ini sebagai anggota Direksi Perseroan:
a. Bapak Rico Usthavia Frans sebagai Direktur;
b. Bapak Royke Tumilaar sebagai Direktur
Berakhirnya masa jabatan anggota Direksi yang diangkat tersebut adalah sampai dengan ditutupnya RUPS Tahunan yang ke-5 sejak pengangkatan yang
bersangkutan yaitu RUPS Tahunan yang diselenggarakan tahun 2021 dengan memerhatikan peraturan perundangan di bidang Pasar Modal dan tanpa
mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan sewaku-waktu.
4. Mengangkat Bapak Ardan Adiperdana sebagai Komisaris Perseroan.
Berakhirnya masa jabatan anggota Dewan Komisaris yang diangkat tersebut adalah sampai
dengan ditutupnya RUPS Tahunan yang ke-5 sejak pengangkatan yang bersangkutan dengan memerhatikan peraturan perundangan di bidang Pasar Modal dan
tanpa mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu.
5. Mengalihkan penugasan Bapak Wimboh Santoso yang diangkat berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tahun 2015 yang
semula Komisaris Utama menjadi Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen dengan masa jabatan meneruskan sisa masa jabatan sesuai dengan
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tersebut.
6. Dengan adanya pemberhentian, pengangkatan dan pengalihan tugas anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris tersebut, maka susunan anggota Direksi dan
Dewan Komisaris Perseroan adalah sebagai berikut:
Direksi
Direktur Utama : Bapak Kartika Wirjoatmodjo;
Wakil Direktur Utama : Bapak Sulaiman A. Arianto;
Direktur : Bapak Ogi Prastomiyono;
Direktur : Bapak Pahala N. Mansury;
Direktur : Bapak Hery Gunardi;
Direktur : Bapak Tardi;
Direktur : Bapak Ahmad Siddik Badruddin;
Direktur : Ibu Kartini Sally;
Direktur : Bapak Royke Tumilaar;
Direktur : Bapak Rico Usthavia Frans.
Dewan Komisaris
Komisaris Utama/Komisaris Independen : Bapak Wimboh Santoso;
Wakil Komisaris Utama : Bapak Imam Apriyanto Putro;
Komisaris Independen : Ibu Aviliani;
Komisaris Independen : Bapak Goei Siauw Hong.
Komisaris Independen : Bapak Bangun S. Kusmulyono;
Komisaris Independen : Bapak Abdul Aziz;
Komisaris : Bapak Askolani;
Komisaris : Bapak Suwhono;
Komisaris : Bapak Ardan Adiperdana.
Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk melakukan
segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan keputusan
Mata Acara ini sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, termasuk untuk menyatakan dalam Akta Notaris tersendiri dan memberitahukan perubahan
susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan kepada Kementerian Hukum dan HAM, serta meminta Otoritas Jasa Keuangan untuk melakuan Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) terhadap calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan sesuai ketentuan yang berlaku.
Tindak Lanjut
1. Masa jabatan Bapak Budi Gunadi Sadikin sebagai Direktur Utama dan Bapak Sentot A. Sentausa sebagai Direktur telah berakhir terhitung sejak tanggal 21 Maret
2016. Sedangkan Bapak Royke Tumilaar diangkat kembali sebagai Direktur dimana jabatan yang bersangkutan akan berakhir pada penutupan RUPS Tahunan
yang ke-5 (lima) setelah tanggal pengangkatannya, yaitu RUPS Tahunan Tahun 2021.
2. Bapak Kartika Wirjoatmodjo telah efektif menjabat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri terhitung sejak tanggal 17 Mei 2016 sebagaimana dinyatakan dalam Surat
OJK No. SR-83/D.03/2016 tanggal 11 Mei 2016 perihal Keputusan Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) atas Peralihan Jabatan Direktur menjadi
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan Surat Bank Mandiri No. DCO/330/2016 tanggal 17 Mei 2016 perihal Penetapan Efektif atas Peralihan Jabatan
Direktur menjadi Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
3. Bapak Rico Usthavia Frans telah efektif menjabat sebagai Direktur Digital Banking & Technology Bank Mandiri terhitung sejak tanggal 20 Juli 2016 sebagaimana
dinyatakan dalam Surat OJK No. SR-126/D.03/2016 tanggal 18 Juli 2016 perihal Keputusan Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) atas Pengangkatan
Direktur Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan Surat Bank Mandiri No. RMC/526/2016 tanggal 20 Juli 2016 perihal Penetapan Efektif atas Pengangkatan Direktur PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk.
4. Bapak Ardan Adiperdana telah efektif menjabat sebagai Komisaris Bank Mandiri terhitung sejak tanggal 3 Oktober 2016 sebagaimana dinyatakan dalam Surat
OJK No. SR-195/D.03/2016 tanggal 27 September 2016 perihal Keputusan Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) atas Pengangkatan Direktur Bank
Mandiri (Persero) Tbk. dan Surat Bank Mandiri No. RMC/794/2016 tanggal 3 Oktober 2016 perihal Penetapan Efektif atas Pengangkatan Direktur PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk.
5. Pengalihan tugas Bapak Wimboh Santoso yang semula Komisaris Utama menjadi Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen Bank Mandiri telah
ditindaklanjuti melalui Surat No. DCO/225/2016 tanggal 29 Maret 2016 perihal Permohonan Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Anggota Direksi
dan Anggota Dewan Komisaris PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Namun, permohonan tersebut tidak dapat ditindaklanjuti oleh OJK sehingga status beliau tetap
sebagai Komisaris Utama Non Independen.
Dewan Komisaris Adapun isi dari Tata Tertib Dewan Komisaris antara lain mengatur
Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas untuk hal-hal sebagai berikut.
dengan Anggaran Dasar, memberikan nasihat kepada Direksi, serta 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang
memastikan bahwa Perseroan melaksanakan prinsip-prinsip GCG. a. Tugas dan Tanggung Jawab
Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada Pemegang Saham b. Kewajiban Dewan Komisaris
dalam hal mengawasi kebijakan Direksi terhadap operasional c. Hak dan Wewenang Dewan Komisaris
Perseroan secara umum yang mengacu kepada rencana bisnis d. Keterbukaan Informasi dan Benturan Kepentingan
yang telah disetujui Dewan Komisaris dan pemegang saham, serta e. Komite
memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan dan perundang- 3. Rapat Dewan Komisaris
Setiap anggota Dewan Komisaris harus memiliki integritas yang c. Pimpinan Rapat
Dewan Komisaris sangat strategis. Oleh karena itu, komposisi Dewan f. Risalah Rapat
Komisaris Perseroan harus memungkinkan pengambil keputusan g. Pemanggilan dan Penyelenggaraan Rapat
yang efektif, tepat dan cepat. Selain itu, Dewan Komisaris juga h. Sekretaris Dewan Komisaris
dituntut untuk dapat bertindak secara independen, dalam arti 4. Pembagian Tugas
kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis, b. Waktu Kerja Komisaris
baik dalam hubungan satu sama lain maupun hubungan terhadap c. Penandatanganan Dokumen
Tata Tertib Dewan Komisaris (Board Charter) Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Secara lebih rinci, Pedoman dan tata tertib kerja Dewan Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris berdasarkan Tata Tertib
Komisaris diatur dalam Tata Tertib Dewan Komisarisyang telah Dewan Komisaris adalah sebagai berikut.
ditetapkan melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor: 1. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris mencakup:
KEP.KOM/005/2016 tanggal 21 Desember 2016. Tata Tertib Dewan a. Melakukan pengawasan terhadap pengurusan Perseroan
Komisaris mengatur tentang Tata Laksana Kerja Dewan Komisaris yang dilakukan Direksi serta memberi nasihat kepada
antara lain berisi tentang petunjuk tata laksana kerja Dewan Direksi termasuk mengenai rencana kerja, pengembangan
Komisaris menjelaskan tahapan aktivitas secara terstruktur, Perseroan, pelaksanaan ketentuan Anggaran Dasar dan
sistematis, mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan konsisten, keputusan RUPS dan/atau RUPS Luar Biasa dan peraturan
dapat menjadi acuan bagi Dewan Komisaris dalam melaksanakan perundang-undangan yang berlaku.
tugas masing-masing untuk mencapai visi dan misi Perseroan. b. Memastikan terselenggaranya pelaksanaan Good Corporate
Dengan adanya Tata Tertib Dewan Komisaris, diharapkan akan Governance dalam setiap kegiatan usaha Perseroan
tercapai standar kerja yang tinggi dan selaras dengan prinsip-prinsip serta melakukan evaluasi terhadap kebijakan tata kelola
GCG. perusahaan secara terintegrasi.
c. Menjaga kepentingan Perseroan dengan memperhatikan j. Melakukan pengawasan secara periodik atas pelaksanaan
kepentingan para Pemegang Saham dan bertanggung jawab RKAP dan memberikan pendapat/persetujuan atas
kepada RUPS. perubahan RKAP sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. Meneliti dan menelaah Laporan Tahunan yang disiapkan k. Menyampaikan laporan pengawasan pemegang saham pada
Direksi serta menandatangani Laporan Tahunan tersebut. saat RUPS Tahunan dan/atau RUPS Luar Biasa.
e. Memberikan pendapat dan saran atas Rencana Kerja l. Melakukan pengawasan atas mutu pelayanan Perseroan
dan Anggaran tahunan yang diusulkan Direksi dan kepada nasabah dan memberikan nasihat yang diperlukan
mengesahkannya sesuai ketentuan pada Anggaran Dasar. kepada manajemen.
f. Memonitor perkembangan kegiatan Perseroan. m. Melakukan penilaian, memberikan pendapat serta nasihat
g. Memberikan pendapat dan saran kepada pemegang atas penerapan manajemen risiko mencakup pula hal-hal
saham mengenai masalah yang dianggap penting bagi yang terkait dengan pengendalian Fraud.
kepengurusan Perseroan. n. Menyusun program kerja Dewan Komisaris yang didalamnya
h. Melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi termasuk program Komite-Komite penunjang Dewan
gejala menurunnya kinerja Perseroan dengan disertai saran Komisaris.
mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh. 3. Setiap Komisaris harus memperhatikan tugas, tanggung jawab
i. Memberitahukan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan batasan-batasan termasuk yang diatur dalam peraturan
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukannya (a) perundangan.
pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang
keuangan dan perbankan; dan (b) keadaan atau perkiraan Tugas dan Tanggung Jawab Komisaris Utama
keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Berdasarkan Tata Tertib Dewan Komisaris Bank Mandiri, tugas dan
Perseroan. tanggung jawab Komisaris Utama Bank Mandiri, antara lain sebagai
j. Mengusulkan kepada RUPS penunjukkan Akuntan Publik berikut:
yang akan melakukan pemeriksaan atas pembukuan 1. Melakukan pemanggilan Rapat Dewan Komisaris secara tertulis
Perseroan. yang disampaikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris
2. Dalam menjalankan tugasnya melakukan pengawasan dan dengan mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat.
pemberian nasihat, Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk: 2. Bertindak sebagai Ketua Rapat dalam Rapat Dewan Komisaris.
b. Memberikan pendapat dan nasihat kepada manajemen 3. Memastikan pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris dan Rapat
tentang penentuan visi, misi, budaya dan nilai-nilai Perseroan. Komite-Komite Dewan Komisaris terlaksana termasuk ketertiban
c. Melakukan review dan memberikan pendapat tentang Risalah Rapat.
strategi usaha yang diterapkan Perseroan. 4. Menerima laporan-laporan dari Komite-Komite di bawah Dewan
d. Melakukan review, memberikan pendapat dan nasihat atas Komisaris.
sistem pengelolaan sumber daya manusia. 5. Mengkoordinasikan semua tugas Dewan Komisaris yang sedapat
e. Melakukan penilaian, memberikan pendapat serta nasihat mungkin telah dibagi rata secara merata.
atas sistem pengendalian risiko.
f. Melakukan penilaian, memberikan pendapat serta nasihat Kewajiban Dewan Komisaris
atas Rancangan Business Plan dan penjabarannya kedalam Dewan Komisaris berkewajiban untuk:
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahunan. 1. Mengesahkan dan mengawasi pelaksanaan RKAP.
g. Memberikan persetujuan atas rancangan keputusan- 2. Melakukan pengawasan atas tindak lanjut dari temuan terhadap
keputusan bisnis strategis atau kebijakan yang memenuhi penyimpangan berdasarkan peraturan perundangan, anggaran
perundang-undangan, Anggaran Dasar dan keputusan RUPS dasar dan prudential banking practices.
dan prudential banking practices termasuk komitmen untuk 3. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, dan dalam hal
menghindari segala bentuk benturan kepentingan (conflict of Perseroan menunjukkan gejala kemunduran, apabila diperlukan
interest). Dewan Komisaris dapat menyelenggarakan RUPS untuk
h. Melakukan penilaian atas laporan auditor internal maupun melaporkan kepada pemegang saham dengan disertai saran
eksternal dan memberikan nasihat kepada manajemen atas mengenai langkah-Iangkah perbaikan yang harus ditempuh.
hal-hal yang perlu ditindaklanjuti. 4. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap
i. Melakukan pengawasan secara periodik dan memberikan persoalan yang dianggap penting bagi kepengurusan Perseroan.
nasihat kepada manajemen atas penyelenggaraan tata
kelola perusahaan yang baik.
5. Melakukan tugas-tugas pengawasan lainnya yang ditentukan Masa Jabatan Dewan Komisaris
oleh RUPS dan peraturan perundang-undangan. Anggaran Dasar Perseroan menyatakan Para anggota Dewan
6. Menumbuhkan budaya dan kepedulian anti fraud pada seluruh Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS, dalam RUPS
jajaran organisasi Perseroan. tersebut dihadiri oleh Pemegang Saham Seri A Dwiwarna dan
7. Membentuk Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi keputusan rapat tersebut harus disetujui oleh Pemegang Saham
dan komite lainnya sebagaimana disyaratkan oleh peraturan Seri A Dwiwarna. Para anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS
perundangan. dari calon yang diajukan oleh RUPS dari calon yang diajukan oleh
Pemegang Saham Seri A Dwiwarna, pencalonan mana mengikat bagi
Hak dan Wewenang Dewan Komisaris RUPS.
Hak dan wewenang Dewan Komisaris sebagai berikut:
1. Memberikan keputusan-keputusan atas tindakan-tindakan Keputusan RUPS mengenai pengangkatan dan pemberhentian
Direksi sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan. anggota Dewan Komisaris juga menetapkan saat mulai berlakunya
2. Setiap Komisaris, baik secara bersama-sama maupun sendiri- pengangkatan dan pemberhentian tersebut. Dalam hal RUPS tidak
sendiri setiap waktu berhak memasuki bangunan-bangunan dan menetapkan, maka pengangkatan dan pemberhentian anggota
halaman-halaman atau tempat-tempat lain yang dipergunakan Dewan Komisaris tersebut mulai berlaku sejak penutupan RUPS
atau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak memeriksa buku- dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan.
buku, surat-surat bukti, persediaan barangbarang, memeriksa
dan mencocokkan keadaan uang kas untuk keperluan verifikasi Para anggota Dewan Komisaris diangkat untuk jangka waktu
dan surat berharga serta mengetahui segala tindakan yang telah terhitung sejak tanggal yang ditetapkan oleh RUPS yang
dijalankan oleh Direksi. mengangkatnya dan berakhir pada penutupan RUPS Tahunan yang
3. Tindakan harus dijalankan dalam kapasitas sebagai Dewan ke 5 (lima) setelah tanggal pengangkatannya, dengan syarat tidak
Komisaris dan wajib dilaporkan dalam rapat Dewan Komisaris boleh melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun, dengan memperhatikan
tentang tindakan-tindakan tersebut. peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, namun
4. Jika dianggap perlu, Dewan Komisaris berhak meminta bantuan dengan tidak mengurangi hak dari RUPS untuk sewaktu-waktu dapat
tenaga ahli dalam melaksanakan tugasnya untuk jangka waktu memberhentikan para anggota Dewan Komisaris sebelum masa
terbatas dengan beban Perseroan. jabatannya berakhir. Setelah masa jabatannya berakhir, para anggota
5. Setiap Komisaris berhak meminta penjelasan tentang segala hal Dewan Komisaris dapat diangkat kembali oleh RUPS untuk satu kali
dari Direksi maupun dari seluruh jajaran di bawahnya dan Direksi masa jabatan.
wajib memberikan penjelasan.
6. Setiap Komisaris berhak untuk menghadiri rapat-rapat yang Kriteria Anggota Dewan Komisaris
diselenggarakan oleh Direksi atau unit-unit di bawahnya tanpa Kriteria Dewan Komisaris Bank Mandiri telah diatur dalam Anggaran
ikut memberikan keputusan. Dasar Perseroan adalah sebagai berikut:
7. Dewan Komisaris dengan suara terbanyak setiap waktu berhak 1. Mempunyai akhlak, moral, dan integritas yang baik;
memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih 2. Cakap melakukan perbuatan hukum;
anggota Direksi, apabila mereka terbukti bertindak bertentangan 3. Dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan dan selama
dengan Anggaran Dasar atau terbukti melalaikan kewajibannya menjabat:
atau terdapat alasan mendesak bagi Perseroan. a. tidak pernah dinyatakan pailit;
8. Pemberhentian sementara tersebut harus diberitahukan b. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota
secara tertulis kepada yang bersangkutan disertai alasan yang Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan
menyebabkan tindakan itu. suatu perusahaan dinyatakan pailit;
9. Dalam waktu 90 (sembilan puluh) hari setelah tanggal c. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana
pemberhentian sementara itu, Dewan Komisaris diwajibkan yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan
untuk menyelenggarakan RUPS yang akan memutuskan dengan sektor keuangan; dan
apakah anggota Direksi yang bersangkutan akan diberhentikan d. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota
seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukannya, dimana Dewan Komisaris yang selama menjabat:
yang bersangkutan diberi kesempatan untuk hadir dan membela − pernah tidak menyelenggarakan RUPS Tahunan;
diri. − pertanggungjawabannya sebagai anggota Direksi dan/
atau anggota Dewan Komisaris pernah tidak;
diterima oleh RUPS atau pernah tidak memberikan 4. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
pertanggungjawaban sebagai anggota Direksi; dan/atau undangan;
anggota Dewan Komisaris kepada RUPS; dan 5. Memiliki pengetahuan dan/atau keahlian di bidang yang
− pernah menyebabkan perusahaan yang memperoleh dibutuhkan Perseroan; dan
izin, persetujuan, atau pendaftaran dari Otoritas Jasa 6. Memenuhi persyaratan lainnya sebagaimana telah ditentukan.
Keuangan tidak memenuhi kewajiban menyampaikan
laporan tahunan dan/atau laporan keuangan kepada
Otoritas Jasa Keuangan.
Keterangan:
*Telah efektif pada tanggal 15 Januari 2018 setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
Dokumen-dokumen tersebut antara lain dokumen Laporan Tahunan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Rencana Jangka Panjang
Perusahaan (RJPP), Anggaran Dasar Perseroan, Kebijakan Tata Kelola Perusahaan, Kode Etik Perusahaan, Program Kerja Dewan Komisaris dan
Komite di bawah Dewan Komisaris, Pedoman Tata Tertib Dewan Komisaris.
Mengingat pada RUPS Tahunan Bank Mandiri tanggal 14 Maret 2017 dan RUPS Luar Biasa tanggal 21 Agustus 2017 terdapat diantaranya mata
acara perubahan anggota dan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan yang memiliki beragam latar belakang, maka Bank Mandiri menilai perlu
diselenggarakannya program orientasi bagi anggota Dewan Komisaris untuk memberikan gambaran atas kegiatan bisnis, rencana Perseroan ke
depan, panduan kerja dan lainnya yang menjadi tanggung jawab Dewan Komisaris, sebagai berikut:
1. Penyampaian dokumen perusahaan berupa Laporan Tahunan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Rencana Bisnis Bank,
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Anggaran Dasar Perseroan, Kebijakan Tata Kelola Perusahaan, Kode Etik Perusahaan, Program
Kerja Dewan Komisaris dan Komite di bawah Dewan Komisaris, Pedoman Tata Tertib Dewan Komisaris, Pedoman Tata Tertib Direksi dan
Pedoman Tata Tertib Komite di bawah Dewan Komisaris, serta peraturan perundang-undangan yang terkait dengan proses bisnis Bank
Mandiri.
2. Kegiatan on site visit (kunjungan) ke kantor wilayah untuk bertemu dan bertatap muka langsung antara anggota Dewan Komisaris, terutama
untuk komisaris yang baru dengan jajaran Bank Mandiri yang berada di kantor wilayah (Regional). Dengan dilakukannya kunjungan ke
kantor wilayah, baik sesama anggota Dewan Komisaris maupun anggota Dewan Komisaris dengan kantor wilayah, dapat saling mengenal,
memahami serta menjalin kerjasama yang baik dan solid.
Setelah RUPS Tahunan Bank Mandiri tanggal 14 Maret 2017 dan RUPSLB tanggal 21 Agustus 2017, Dewan Komisaris telah melakukan
kunjungan ke Regional XI, yaitu wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Area Lombok dan Denpasar) pada tanggal 16 – 17 Oktober 2017.
3. Penjelasan yang berkaitan dengan organisasi, tugas dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi, audit internal dan eksternal, sistem dan
kebijakan internal, serta peran Komite – komite di bawah Dewan Komisaris untuk anggota Dewan Komisaris yang baru, dilaksanakan dengan
cara presentasi kepada Dewan Komisaris, sebagai berikut:
4. Sumber Daya Manusia/Kepegawaian Bidang Human Capital 13 Oktober 2017 R. Widyo Pramono
6. Audit Internal Bank Mandiri Bidang Internal Audit 21 November 2017 R. Widyo Pramono
4. Update kondisi perbankan terkini dengan topik financial technology dan makro ekonomi secara nasional dan global kepada Dewan Komisaris,
sebagai berikut:
Adapun pembagian tugas Dewan Komisaris melalui keanggotaan dalam komite di bawah pengawasan Dewan Komisaris selama tahun 2017
mengalami beberapa kali perubahan, sebagai berikut:
− Berdasarkan Surat Komisaris No. KOM/004/2016 tanggal 19 Oktober 2016, perihal Perubahan Keanggotaan Komite di bawah Dewan
Komisaris mengatur pembagian keanggotaan Dewan Komisaris sebagai berikut:
− Berdasarkan Surat Komisaris No. KOM/048/2017 tanggal 19 April 2017, perihal Perubahan Keanggotaan Komite di bawah Dewan Komisaris
mengatur pembagian keanggotaan Dewan Komisaris sebagai berikut:
− Surat Komisaris No. KOM/101/2017 tanggal 19 September 2017, perihal Perubahan Keanggotaan Komite di bawah Dewan Komisaris mengatur
pembagian keanggotaan Dewan Komisaris sebagai berikut:
Keterangan:
*Telah efektif pada tanggal 15 Januari 2018 setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
Pendelegasian Wewenang Dewan Komisaris dalam Rapat Kebijakan Keberagaman Komposisi Dewan Komisaris
Pendelegasian wewenang oleh seorang anggota Dewan Komisaris dan Penerapannya
kepada anggota Dewan Komisaris lainnya hanya dapat dilakukan Dalam rekomendasi Otoritas Jasa Keuangan yang dituangkan
melalui surat kuasa khusus untuk keperluan dimaksud dan dalam Lampiran Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor
pendelegasian wewenang tersebut tidak melepaskan tanggung 32/SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan
jawab Dewan Komisaris secara kolektif. Praktiknya, pada tahun Terbuka dinyatakan bahwa komposisi Dewan Komisaris wajib
2017 terdapat pendelegasian wewenang seorang Anggota Dewan memperhatikan keberagaman komposisi Dewan Komisaris.
Komisaris lainnya melalui surat kuasa khusus. Dengan demikian, Keberagaman komposisi Dewan Komisaris merupakan kombinasi
kuorum Rapat Dewan Komisaris untuk pengambilan keputusan dapat karakteristik baik dari segi Dewan Komisaris maupun anggota Dewan
terpenuhi. Komisaris secara individu, sesuai dengan kebutuhan Perusahaan
Terbuka. Karakteristik tersebut dapat tercermin dalam penentuan dedikasi, pemahaman mengenai masalah manajemen perusahaan
keahlian, pengetahuan, dan pengalaman yang dibutuhkan dalam yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen, memiliki
pelaksanaan tugas pengawasan dan pemberian nasihat oleh pengetahuan dan/atau keahlian di bidang yang dibutuhkan Perseroan
Dewan Komisaris Perusahaan Terbuka. Komposisi yang telah dan dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
memperhatikan kebutuhan Perusahaan Terbuka merupakan suatu tugasnya serta persyaratan lain berdasarkan peraturan perundang-
hal yang positif, khususnya terkait pengambilan keputusan dalam undangan. Namun demikian, kebijakan keberagaman tersebut
rangka pelaksanaan fungsi pengawasan yang dilakukan dengan baru mengatur tentang keberagaman pengetahuan dan/atau
mempertimbangkan berbagai aspek yang lebih luas. keahlian sesuai dengan bidang tugas Dewan Komisaris. Kebijakan
keberagaman terkait usia dan jenis kelamin belum dimiliki oleh Bank
Keberagaman komposisi Dewan Komisaris seperti yang diatur dalam Mandiri, karena nominasi diprioritaskan pada kebutuhan Perseroan.
Lampiran Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor
32/SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka Pada periode 2017, keberagaman komposisi Dewan Komisaris yang
telah diakomodir dalam Anggaran Dasar Perseroan. Pengangkatan tercermin dalam pendidikan, pengalaman kerja, usia dan jenis
Dewan Komisaris dilakukan dengan mempertimbangkan integritas, kelamin, dapat dilihat sebagaimana dalam tabel di bawah ini:
Jenis
Nama Jabatan Periode Usia Pendidikan Pengalaman kerja Keahlian
Kelamin
Wimboh Komisaris 16 Februari 60 Tahun Pria Sarjana Ekonomi dari Beliau mengawali 29 tahun Perbankan,
Santoso Utama 2016 - 20 Juli Universitas Negeri karir di Bank Indonesia Macroeconomics
2017 Sebelas Maret, Solo, sejak tahun 1984 sebagai
pada tahun 1983, gelar Staf pemeriksa (1984-1990),
Master of Business kemudian sebagai Kepala
Administration dari Seksi Biro Penelitian Intern
University of Illionis, dan Urusan Penelitian dan
Amerika Serikat pada Pengembangan Intern
tahun 1993 dan gelar (UPPN) Bank Indonesia
Doktor di bidang (1993-1994), Peneliti
Financial Economics Senior-Direktur Penelitian
dari University of dan Pengembangan
Loughborough, Perbankan Bank Indonesia
London,tahun 1999 (1999-2003), Ketua Unit
Transformasi Perbankan
di Bank Indonesia (2001-
2003), Peneliti Eksekutif-
Direktur Penelitian dan
Pengembangan Perbankan
(DPNP) Bank Indonesia
(2003-2005), Kepala Biro
Stabilitas Sistem Keuangan
Bank Indonesia (2006-
2009), Direktur Penelitian
dan Pengembangan
Perbankan (DPNP) Bank
Indonesia (2010-2012). Pada
tahun 2012 Beliau menjabat
sebagai Kepala Perwakilan
Bank Indonesia New York
hingga tahun 2013 dan
puncaknya beliau menjabat
sebagai Direktur Eksekutif
IMF pada tahun 2013-2015
Jenis
Nama Jabatan Periode Usia Pendidikan Pengalaman kerja Keahlian
Kelamin
Hartadi A. Komisaris 15 November 65 Tahun Pria Gelar Sarjana di Beliau mengawali karir Perbankan, Economic
Sarwono Utama 2017 – 31 bidang Teknik Industri di Bank Indonesia sejak
Merangkap Desember dari Institut Teknlogi tahun 1980 sebagai staf
Komisaris 2017 Bandung pada di urusan logistik (1980-
Independen tahun 1979, gelar 1983), kemudian setelah
Master of Arts bidang menempuh gelar MA dan
Macroeconomics pada Ph.D Beliau menjabat
tahun 1985 dan gelar sebagai Peneliti Ekonomi
Doctor of Philosophy Yunior di Desk Penelitian
di bidang Monetary dan Pengembangan (1989-
Theory and Policy tahun 1990), Staf Gubernur Bank
1989, kedua gelar Indonesia (1990-1993),
tersebut diperoleh dari Kepala Bagian Ekonomi
University of Oregon, Umum (1993-1994), Kepala
Amerika Serikat. Bagian Moneter (1994-
1996), Kepala Bagian
Analisis dan Perencanaan
Kebijakan (1996-1997),
Deputi Direktur Riset
Ekonomi dan Kebijakan
Moneter (1997-2000),
Direktur Riset Ekonomi dan
Kebijakan Moneter (2000-
2003), Direktur/Kepala
Perwakilan Bank Indonesia-
Tokyo (Februari 2003 – Juni
2003) dan puncak karirnya
di Bank Indonesia sebagai
Deputi Gubernur untuk 2
periode yaitu Juni 2003-
Juni 2008 dan Juni 2008-
Juni 2013 dan Komisaris
Utama PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk
(04 Mei 2016 – 21 Agustus
2017).
Imam Wakil 11 Juni 54 Tahun Pria Sarjana Ekonomi Beliau mengawali karir Governance
Apriyanto Komisaris 2015 – 31 bidang Manajemen dari sebagai Pjs. Kepala
Putro Utama Desember Universitas Diponegoro, Seksi Analis Pendanaan
2017 Semarang, pada tahun dan Sumber Daya di
1988 dan gelar Master Kementerian BUMN
Manajemen dari (1993-2010), Komisaris di
Sekolah Tinggi Ilmu PT Permodalan Nasional
Ekonomi IBII, Jakarta, Madani (Persero) (2007-
pada tahun 2000. 2011), Asisten Departemen
Riset danInformasi di
Kementerian BUMN
(2010- 2012), Komisaris
di PT Petrokimia Gresik
(Persero) (2011-2012),
Komisaris di PT Bukit Asam
(Persero) Tbk (2011-2013),
Kepala Biro Perencanaan
dan SDM di Kementerian
BUMN (2012-2013), Plh.
Deputy Bidang Usaha
Infrastrukturdan Logistik di
Kementerian BUMN (2013),
Komisaris di PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk
(2013-2014), Sekretaris
Kementerian BUMN (2013–
sekarang), Komisaris di PT
Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk (2014-2015).
Jenis
Nama Jabatan Periode Usia Pendidikan Pengalaman kerja Keahlian
Kelamin
Abdul Aziz Komisaris 25 Juni 2015 56 Tahun Pria Sarjana di bidang Beliau mengawali karir Perbankan
Independen – 14 Maret Perikanan/Sosial sebagai Staf di PT Aquatic
2017 Ekonomi dari Institut Konsultan (1987-1988),
Pertanian Bogor pada Marketing di PT Pusat
tahun 1987 dan gelar Pengembangan Agribisnis
Master di bidang (1988-1990), Pengembang
manajemen strategik usaha Majalah Ulumul
dari Institut Pendidikan Qur’an (1990-1993),
dan Pengembangan Manager di PT Pasarini
Manajemen pada tahun Padibumi (1993-1997),
1993. Komisaris di PT Panca
Nugraha Paramitra
(1997-2005), Komisaris di
PT PLN (Persero) (2009-
2013), Direktur Utama di
PT Sarana Jasa Utama
(2005-2015), dan sebagai
Komisaris Non Independen
Bank Mandiri (2013-2015).
Aviliani Komisaris 03 September 56 Tahun Wanita Sarjana di bidang Beliau pernah Makroeconomic,
Independen 2014 – 14 Ekonomi Manajemen menjabatsebagai Wakil Perbankan
Maret 2017 dari Universitas Atma Direktur Pengembangan
Jaya pada tahun di INDEF (1997-1999),
1985, gelarMagister Wakil Direktur Penelitian
Management bidang dan Pengabdian di
Ilmu Sosial dan Politik Perbanas (1997-1999),
dari Universitas Pembantu Ketua (PUREK
Indonesia pada tahun II) di Perbanas (2000-
1995, dan gelar Doktor 2002), Ketua Jurusan di
bidang Manajemen Universitas Paramadina
Bisnis dari Institut (2002-2005), Komisaris
Pertanian Bogor pada Independen di PT BRI (Tbk)
tahun 2012. (2005-2014), Sekretaris
Komite Ekonomi Nasional
(KEN) (2010-2014),
Wakil Sekretaris Komite
Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Indonesia
(KP3EI) (2012-2014).
Askolani Komisaris 3 September 51 Tahun Pria Sarjana Ekonomi dan Beliau pernah menjabat Fiscal, Budget and Tax
2014 – 31 Studi Pembangunan sebagai Direktur
Desember dari Universitas Penerimaan Negara
2017 Sriwijaya pada tahun Bukan Pajak (PNBP) di
1990 dan gelar Master Kementerian Keuangan
di bidang Economics (2011-2013), Komisaris di
and Banking dari PT Indonesia Ferry (ASDP)
University of Colorado, (2007-2010), Komisaris di
Denver-USA pada tahun PT Pertamina Gas (2012-
1999. 2013), Komisaris di PT
Angkasa Pura I (2013-2014),
Governor of Indonesia pada
Opex Fund for International
Development (OFID) (2015).
Jenis
Nama Jabatan Periode Usia Pendidikan Pengalaman kerja Keahlian
Kelamin
Goei Siauw Komisaris 25 Juni 53 Tahun Pria Sarjana di bidang Beliau mengawali karir Finance, Perbankan
Hong Independen 2015 – 31 Agronomi dari Institut sebagai Analis Sistem di
Desember Pertanian Bogor Astra Graphia (1988-1991),
2017 pada tahun 1988 Analis Equity dan Analis
dan gelar Master of Senior Equity di WI Carr
Business Administration Indonesia (1993-1995),
(MBA) di bidang Wakil Kepala Riset dan
Bisnis, Keuangan Kepala Riset di CLSA
dan Pemasaran dari Indonesia (1995-1996),
Indiana University, Kepala Riset di SocGen
Bloomington USA pada Crosby (1996-1998), Wakil
tahun 1993. Presiden Riset di Nomura
Singapore (1998-1999),
Kepala Riset di Nomura
Indonesia (1999-2001) dan
sebagai Anggota Komite
Pemantau Risiko Bank
Permata (2006-2010).
Bangun Komisaris 25 Juni 74 Tahun Pria Sarjana bidang Teknik Beliau mengawali karir Perbankan
Sarwito Independen 2015 – 31 Kimia dari Institut sebagai Staf Pelaksana
Kusmulyono Desember Teknologi Bandung di Badan Koordinasi
2017 pada tahun 1970, gelar Penanaman Modal (BKPM)
Master of Business (1970-1972), kemudian
Administration dari sejak tahun 1962 hingga
University Southern 1985 Beliau berkarier di
California, Los Angeles, Chase Manhattan Bank (di
USA pada tahun 1974 New York dan Hong Kong),
serta gelar Doktor di Fincorinvest, dan Asian
bidang Manajemen Development Bank. Setelah
Lingkungan dari Institut itu beliau menduduki
Pertanian Bogor pada posisi sebagai Direktur
tahun 2007. Utama di Bank Nusa
International (1988-1998),
Lemhanas KSA V (1995).
Beliau juga berkarir sebagai
Anggota Dewan Komisaris
di Maybank Nusa (1990-
1997) dan Anggota Dewan
Komisaris di Bank Niaga
(1998–1999). Pada tahun
1999 hingga 2005 beliau
menjabat sebagai Direktur
Utama di Permodalan
Nasional Madani (PNM) dan
sebagai Anggota Dewan
Komisaris di Syarikat
Takaful Indonesia. Sebelum
menjabat sebagai Komisaris
Bank Mandiri, Beliau
menduduki posisi sebagai
Komisaris Independen
Bank Rakyat Indonesia (BRI)
(2005-2010) dan Komisaris
Independen Bank Negara
Indonesia (BNI) (2010-2015).
Ardan Komisaris 3 Oktober 57 Tahun Pria Sarjana Ekonomi dari Beliau pernah menjabat Accounting, Audit
Adiperdana 2016 – 31 STAN pada tahun sebagai Komisaris di PT
Desember 1987, gelar Master Hotel Indonesia Natour
2017 di bidang Business (Persero) (2011-2013) dan
Administration dari sebagai Komisaris Utama
Saint Mary’s University di PT Jasa Raharja (Persero)
(SMU), Nova Scotia, (2013-2015).
Canada pada tahun
1992 dan gelar Doktor
di bidang Strategic
Managementdari
Universitas Indonesia
pada tahun 2013.
Jenis
Nama Jabatan Periode Usia Pendidikan Pengalaman kerja Keahlian
Kelamin
Makmur Keliat Komisaris 25 September 56 Tahun Pria Sarjana Muda di bidang Beliau mengawali Macroeconomics
Independen 2017 – 31 Ekonomi Perusahaan karir sebagai Dosen di
Desember dari Unversitas Departemen Hubungan
2017 Pembangunan Nasional Internasional Fakultas
“Veteran” pada tahun Ilmu Sosial dan Ilmu
1984, gelar Bcahelor Politik Universitas
of Art di bidang Ilmu Indonesia pada tahun
Sosial dan Ilmu Politik/ 1999, selanjutnya Beliau
Jurusan Hubungan menjabat sebagai Ketua
Internasional dari Program Pascasarjana di
Universitas Gadjah Departemen Hubungan
Mada pada tahun Internasional Fakultas Ilmu
1984, gelar Drs. di Sosial dan Ilmu Politik
bidang Ilmu Sosial Universitas Indonesia
dan Ilmu Politik/ (2002-2004), Direktur
Jurusan Hubungan Eksekutif di Pusat Kajian
Internasional dari Global Civil Society Studies
Universitas Gadjah (PACIVIS UI) (2002-2004),
Mada pada tahun Direktur Eksekutif di
1986 dan gelar Ph.D Pusat Kajian Asia Timur
di bidang School of Departemen Hubungan
International Studies Internasional FISIP UI
dari Jawaharlal Nehru CEACoS (Center for East
University pada tahun Asia Cooperation Studies)
1995. (2005-2007), Manajer Riset
dan Publikasi di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
(2007-2008), Ketua
Program Pascasarjana di
Departemen Hubungan
Internasional Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia (2009-
2012) dan jabatan terakhir
Beliau sebelum menjabat
sebagai Komisaris Bank
Mandiri adalah sebagai Staf
Khusus Sekretariat Kebinet
Republik Indonesia (Mei-
Agustus 2015).
Jenis
Nama Jabatan Periode Usia Pendidikan Pengalaman kerja Keahlian
Kelamin
R. Widyo Komisaris 21 Agustus 60 Tahun Pria Sarjana Hukum dari Beliau mengawali karir Hukum
Pramono* 2017 – 31 Universitas Negeri Solo, di Kejaksaan Negeri
Desember Surakarta pada tahun Jakarta Selatan sebagai
2017 1984, gelar Magister Staf Tata Usaha (1986-
Manajemendari STIE 1990), Jaksa/Kasubsi
IPWI, Jakarta pada PRA Penuntutan pada
tahun 2001, Magister Kasi Pidana (1990-1993),
Hukum dari Universitas Jaksa/Kasubsi Tindak
Gadjah Mada, Pidana Ekonomi para
Yogyakarta pada tahun Kasi Pidsus (1993-1995).
2007 dan gelar Doktor Selanjutnya menjabat
di bidang hukum sebagai Jaksa/Kasubsi
pidana dari Universitas Penuntutan di Kejaksaan
Padjajaran, Bandung Tinggi DKI Jakarta (1995),
pada tahun 2012. Kasubid Akademis dan
Kemudian pada tahun Penjenjangan di Pusdiklat
2015 Beliau dikukuhkan Kejaksaan RI (1995-1996),
sebagai Guru Besar Jaksa/Dir TPUL di Kasi
Hukum Pidana pada Eksaminasi I pada Kasubdit
Universitas Diponegoro Ekseminasi (1996-1998),
KTU Pidum di Sekretaris
Jam Pidum Kejaksaan
Agung RI (1998-1999),
Atase Kejaksaan pada KBRI
Thailand di Kejaksaan RI
KBRI Bangkok, Thailand
(1999-2003), Kajari
Sukabumi di Kejaksaan
Tinggi Jawa Barat
(2003-2005). Selanjutnya
Beliau berkarir di Jaksa
Agung Muda Pembinaan
Kejaksaan Agung RI sebagai
Kabag Kahlu Biro Hukum
di (2005-2006), Asisten
Khusus Jaksa Agung RI
(2006-2007) dan sebagai
Kepala Biro Umum (2007-
2008). Kemudian Beliau
berkarir di Jaksa Agung RI
sebagai Kepala Kejaksaan
Tinggi Papua (2008-2009),
Inspektur Pidum Pada
Jamwas (2009-2010),
Kepala Kejaksaan Tinggi
Jawa Tengah (2010-2011),
Sekretaris Jaksa Agung
Muda Tindak Pidana Umum
(2011-2012), Staf Ahli Jaksa
Agung RI Bidang Tindak
Pidana Umum (2012-2013),
Jaksa Agung Muda Tindak
Pidana Khusus (2013-2015)
dan sebagai Jaksa Agung
Muda Pengawasan (2015-
Agustus 2017).
Keterangan:
*Telah efektif pada tanggal 15 Januari 2018 setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 14 Maret 2017 tidak efektif, karena yang
bersangkutan menyatakan untuk tetap menjabat sebagai anggota Dewan Komisioner
Pada periode 2017, jumlah dan komposisi Dewan Komisaris Perseroan Lembaga Penjamin Simpanan.
Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris Perseroan Sebelum Jumlah dan Komposisi anggota Dewan Komisaris Perseroan
RUPS Tahunan Tanggal 14 Maret 2017 sebelum RUPS Luar Biasa tanggal 21 Agustus 2017 berjumlah 7
Jumlah dan Komposisi anggota Dewan Komisaris Perseroan (tujuh) orang terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Utama, 1 (satu)
sebelum RUPS Tahunan tanggal 14 Maret 2017 berjumlah 8 (delapan) orang Wakil Komisaris Utama, 2 (dua) orang Komisaris dan 3 (tiga)
orang terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Utama, 1 (satu) orang orang Komisaris Independen. Seluruh anggota Dewan Komisaris
Wakil Komisaris Utama, 2 (dua) orang Komisaris dan 4 (empat) berdomisili di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Mandiri.
orang Komisaris Independen. Seluruh anggota Dewan Komisaris
berdomisili di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Mandiri. No. Nama Jabatan
1. Wimboh Santoso* Komisaris Utama
No. Nama Jabatan 2. Imam Apriyanto Putro Wakil Komisaris Utama
1. Wimboh Santoso Komisaris Utama 3. Askolani Komisaris
2. Imam Apriyanto Putro Wakil Komisaris Utama 4. Goei Siauw Hong Komisaris Independen
3. Abdul Aziz* Komisaris Independen Bangun Sarwito
5. Komisaris Independen
Kusmulyono
4. Aviliani * Komisaris Independen
6. Ardan Adiperdana Komisaris
5. Askolani Komisaris
7. Makmur Keliat** Komisaris Independen
6. Goei Siauw Hong Komisaris Independen
7. Bangun Sarwito Kusmulyono Komisaris Independen Keterangan:
*Masa jabatan Komisaris Utama Perseroan, Bpk.Wimboh Santoso berakhir sehubungan
8. Ardan Adiperdana Komisaris dengan pengangkatan yang bersangkutan sebagai Dewan Komisioner OJK yang telah
dilantik pada tanggal 20 Juli 2017.
Keterangan: **Pengangkatan Bpk. Makmur Keliat berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari
*Menjabat sampai dengan tanggal 14 Maret 2017. Beliau telah diberhentikan dengan Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Kem]mpuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) dan
hormat sebagai Anggota Dewan Komisaris Bank Mandiri berdasarkan hasil Rapat Umum memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pemegang Saham Tahun 2017 pada tanggal 14 Maret 2017.
2. Imam Apriyanto Putro Wakil Komisaris Utama 2. Imam Apriyanto Putro Wakil Komisaris Utama
4. Goei Siauw Hong Komisaris Independen 4. Goei Siauw Hong Komisaris Independen
Hubungan afiliasi antara anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham Pengendali, dapat dilihat sebagaimana tabel di bawah ini:
Keterangan:
*Telah efektif pada tanggal 15 Januari 2018 setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
Kebijakan Rangkap Jabatan Dewan Komisaris dan d. Jabatan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan
Penerapannya dengan BUMN yang bersangkutan.
Berdasarkan Anggaran Dasar, Dewan Komisaris dilarang memangku 2. Anggota Dewan Komisaris dilarang melakukan rangkap jabatan
jabatan rangkap sebagai: sebagai Direksi, anggota Dewan Komisaris atau pejabat
a. Anggota Direksi pada Badan usaha Milik Negara, Badan Usaha Eksekutif:
Milik Daerah, badan usaha milik swasta. a. pada lembaga keuangan atau perusahaan keuangan, baik
b. Pengurus partai politik dan/atau calon/anggota Dewan bank maupun bukan bank.
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan b. pada lebih dari 1 (satu) lembaga bukan keuangan atau
Rakyat Daerah Tingkat I, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah perusahaan bukan keuangan, baik yang berkedudukan di
Tingkat II dan/atau calon kepala daerah/wakil kepala daerah. dalam maupun di luar negeri.
c. Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan dalam peraturan 3. Tidak termasuk rangkap jabatan sebagai:
perundang-undangan. a. Sebagai Direksi, Dewan Komisaris atau Pejabat Eksekutif
d. Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan. yang melaksanakan fungsi pengawasan pada 1 (satu)
perusahaan anak bukan bank yang dikendalikan oleh Bank.
Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-03/MBU/02/2015 b. Komisaris Non Independen menjalankan tugas fungsional
dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.03/2016 dari pemegang saham Bank yang berbentuk badan hukum
Tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum mengatur rangkap pada kelompok usaha Bank.
jabatan Dewan Komisaris sebagai berikut: c. Anggota Dewan Komisaris pada organisasi atau lembaga
1. Anggota Dewan Komisaris dilarang memangku jabatan rangkap nirlaba.
sebagai:
a. Anggota Dewan Komisaris BUMN lainnya. Dewan Komisaris Bank Mandiri telah mengungkapkan rangkap
b. Anggota Direksi pada BUMN, BUMD, Badan Usaha Milik jabatan yang dimilikinya dan tidak memiliki rangkap jabatan di
swasta. luar yang diperkenankan oleh peraturan yang berlaku dan dapat
c. Jabatan lainnya yang berdasarkan peraturan perundang- menimbulkan benturan kepentingan yang dilarang oleh peraturan
undangan dilarang untuk dirangkap. perundangan.
Rangkap jabatan Dewan Komisaris dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
21 Agustus 2017 – 31
R. Widyo Pramono* Komisaris - -
Desember 2017
Keterangan:
*Telah efektif pada tanggal 15 Januari 2018 setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
Kepemilikan Saham
Kepemilikan Saham
Keterangan:
*Telah efektif pada tanggal 15 Januari 2018 setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
Komisaris Independen
Komposisi anggota Dewan Komisaris telah memenuhi ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.03/2016 tanggal 9 Desember
2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/SEOJK.03/2017 tentang Penerapan
Tata Kelola Bagi Bank Umum yang mengatur bahwa paling kurang 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah
Komisaris Independen. Komposisi Dewan Komisaris Perseroan Per 31 Desember 2017 berjumlah 8 (delapan) orang anggota dengan 4 orang
diantaranya sebagai Komisaris Independen yang berarti 50% (lima puluh persen) dari Komisaris yang ada dan telah memenuhi ketentuan Bank
Indonesia/OJK.
Komisaris Independen
Keterangan:
*Berhenti menjabat sejak tanggal 14 Maret 2017
Masing-masing Komisaris Independen Bank Mandiri, yaitu: Bapak Hartadi A. Sarwono, Bapak Abdul Aziz, Ibu Aviliani, Bapak Goei Siauw Hong,
Bapak Bangun Sarwito Kusmulyono dan Bapak Makmur Keliat, telah membuat Surat Pernyataan Independen dan telah disampaikan kepada OJK.
Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, bila berhalangan dapat dilakukan oleh Wakil Komisaris Utama, dan bila Wakil Komisaris
Utama berhalangan dapat dilakukan oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris. Rapat adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang
mengikat apabila dihadiri atau diwakili oleh lebih dari 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota Dewan Komisaris. Materi rapat disampaikan kepada
seluruh peserta rapat 5 (lima) hari kerja sebelum pelaksanaan rapat. Seluruh keputusan dalam rapat diambil dengan musyawarah untuk mufakat,
apabila tidak tercapat musyawarah untuk mufakat, maka keputusan rapat diambil dengan suara terbanyak. Seluruh keputusan rapat tersebut
bersifat mengikat bagi seluruh anggota Dewan Komisaris.
Alasan
No. Tanggal Mata Acara Rapat Peserta Rapat Hadir/Tidak Hadir
Ketidakhadiran
3. Rabu, 1. Perubahan Organisasi Commercial, Wimboh Santoso Hadir
1 Februari 2017 Corporate, Wholesale Risk, Retail
Risk, dan Risk Management and Imam Apriyanto Putro Hadir
Compliance. Abdul Aziz Hadir
2. Usulan Pemberian Fasilitas Kredit
Baru Kepada Pihak Terkait Aviliani Hadir
3. Lain – lain
Askolani Hadir
Goei Siauw Hong Hadir
Bangun Sarwito Kusmulyono Hadir
Ardan Adiperdana Hadir
4. Rabu, 1. Persetujuan Perpanjangan Masa Wimboh Santoso Hadir
22 Februari 2017 Laku Fasilitas Kredit dan Tambahan
Fasilitas Kredit Kepada Pihak Terkait Imam Apriyanto Putro Hadir
2. Penetapan Anggota Dewan Abdul Aziz Hadir
Komisaris yang akan ditunjuk
sebagai Pimpinan RUPS Tahun. Aviliani Hadir
Askolani Hadir
Goei Siauw Hong Hadir
Bangun Sarwito Kusmulyono Hadir
Ardan Adiperdana Hadir
5. Rabu, Persetujuan Dewan Komisaris atas usulan Wimboh Santoso Hadir
28 Februari 2017 Penyesuaian Struktur Organisasi Dalam
rangka Implementasi Rencana Jangka Hadir (dikuasakan kepada
Imam Apriyanto Putro
Panjang (Re-Start Corplan) 2020. Dewan Komisaris lain
Abdul Aziz Hadir
Aviliani Hadir
Hadir (dikuasakan kepada
Askolani
Dewan Komisaris lain
Goei Siauw Hong Hadir
Bangun Sarwito Kusmulyono Hadir
Ardan Adiperdana Hadir
6. Rabu, 8 Maret 2017 1. Penunjukan Kantor Akuntan Publik Wimboh Santoso Hadir
(KAP) Mandiri DPLK Tahun 2016.
2. Persetujuan Kantor Akun tan Publik Imam Apriyanto Putro Hadir
Untuk Audit Laporan Keuangan Abdul Aziz Hadir
Bank Mandiri Tahun Buku 2017.
3. Persetujuan Penambahan Platfond Aviliani Hadir
Fasilitas KMK Kepada Pihak Terkait.
Askolani Tidak Hadir Izin
Goei Siauw Hong Hadir
Bangun Sarwito Kusmulyono Hadir
Ardan Adiperdana Hadir
7. Rabu, Pembahasan Susunan Anggota Komite. Wimboh Santoso Hadir
22 Maret 2017
Imam Apriyanto Putro Tidak Hadir Izin
Askolani Tidak Hadir Izin
Goei Siauw Hong Hadir
Bangun Sarwito Kusmulyono Hadir
Ardan Adiperdana Hadir
Alasan
No. Tanggal Mata Acara Rapat Peserta Rapat Hadir/Tidak Hadir
Ketidakhadiran
8. Rabu, 1. Persetujuan Pemberian Fasilitas Wimboh Santoso Hadir
22 Maret 2017 Kredit
2. Persetujuan Penetapan Pemberian Imam Apriyanto Putro Tidak Hadir Izin
Honorarium KAP Purwanto, Hadir (dikuasakan kepada
Sungkora & Surja. Askolani
Dewan Komisaris lain
3. Persetujuan Penunjukan Kantor
Akuntan Publik (KAP) Mandiri DPLK Goei Siauw Hong Hadir
Tahun.
Bangun Sarwito Kusmulyono Hadir
Alasan
No. Tanggal Mata Acara Rapat Peserta Rapat Hadir/Tidak Hadir
Ketidakhadiran
14. Rabu, 14 Juni 2017 1. Persetujuan Tambahan Fasilitas Wimboh Santoso Hadir
Kredit Modal Kerja Kepada Pihak
Terkait Atas Nama PT Mandiri Utama Imam Apriyanto Putro Hadir
Finance. Hadir (dikuasakan kepada
2. Persetujuan Revisi RKAP Tahun Askolani
Dewan Komisaris lain
2017 dan revisi Rencana Bisnis
Tahun 2017 - 2019 PT Bank Mandiri Goei Siauw Hong Hadir
(Persero) Tbk.
Bangun Sarwito Kusmulyono Hadir
Ardan Adiperdana Hadir
Makmur Keliat Hadir
15. Kamis, 22 Juni 2017 Penetapan Remunerasi Tahun 2017 dan Wimboh Santoso Hadir
Tantiem Kinerja Tahun 2016 Direksi dan
Dewan Komisaris Bank Mandiri Sesuai Imam Apriyanto Putro Hadir
Surat Kementrian BUMN No. S-17/ Askolani Tidak Hadir Iziin
D5.MBU/06/2017 tanggal 21 Juni 2017.
Goei Siauw Hong Hadir
Bangun Sarwito Kusmulyono Hadir
Ardan Adiperdana Hadir
Makmur Keliat Hadir
16. Rabu, 19 Juli 2017 Persetujuan atas Rencana Penambahan Wimboh Santoso Hadir
Modal PT Bank Syariah Mandiri (BSM).
Imam Apriyanto Putro Hadir
Askolani Hadir
Goei Siauw Hong Hadir
Bangun Sarwito Kusmulyono Hadir
Ardan Adiperdana Hadir
Makmur Keliat Hadir
17. Rabu, 26 Juli 2017 1. Persetujuan Pemberian Kembali Imam Apriyanto Putro Hadir
Fasilitas Kredit.
2. Persetujuan Pelaksanaan Stock Split Askolani Hadir
PT Bank Mandiri pada tanggal 21
Agustus 2017. Goei Siauw Hong Hadir
3. Penunjukan anggota Dewan
Komisaris yang akan menjadi Hadir
pimpinan RUPSLB Bank Mandiri Bangun Sarwito Kusmulyono
pada tanggal 21 Agustus 2017.
Ardan Adiperdana Hadir
Alasan
No. Tanggal Mata Acara Rapat Peserta Rapat Hadir/Tidak Hadir
Ketidakhadiran
20. Rabu, 16 Agustus Persetujuan atas Pemberian Fasilitas Imam Apriyanto Putro Tidak Hadir Izin
2017 Kredit Investasi Kepada Pihak Terkait
Askolani Hadir
Goei Siauw Hong Hadir
Bangun Sarwito Kusmulyono Hadir
Ardan Adiperdana Hadir
Makmur Keliat Hadir
21. Rabu, 30 Agustus Persetujuan atas Pendirian Anak Hartadi A. Sarwono Hadir
2017 Perusahaan di Malaysia.
Imam Apriyanto Putro Hadir
Askolani Hadir
Goei Siauw Hong Hadir
Alasan
No. Tanggal Mata Acara Rapat Peserta Rapat Hadir/Tidak Hadir
Ketidakhadiran
25. Rabu, 4 Oktober Update Development Program Bank Hartadi A. Sarwono Hadir
2017 Mandiri.
Imam Apriyanto Putro Hadir
Askolani Hadir
Goei Siauw Hong Hadir
Bangun Sarwito Kusmulyono Hadir
Ardan Adiperdana Hadir
Makmur Keliat Hadir
R. Widyo Pramono Hadir
26. Rabu, 25 Oktober Persetujuan Perpanjangan Masa Laku dan Hartadi A. Sarwono Hadir
2017 Penambahan Fasilitas Kredit.
Imam Apriyanto Putro Hadir
Askolani Hadir
Goei Siauw Hong Hadir
Bangun Sarwito Kusmulyono Hadir
Ardan Adiperdana Hadir
Makmur Keliat Hadir
R. Widyo Pramono Hadir
27. Rabu, 1 November 1. Wawancara Calon Anggota Komite Imam Apriyanto Putro Hadir
2017 Audit.
2. Persetujuan Pemberian Fasilitas Askolani Hadir
Kredit dan Persetujuan Pemberian Goei Siauw Hong Hadir
Issuer Limit Baru dan Perpanjangan
Credit Line. Bangun Sarwito Kusmulyono Hadir
Ardan Adiperdana Hadir
Makmur Keliat Hadir
R. Widyo Pramono Hadir
28. Rabu, 15 Nov 2017 1. Persetujuan Perpanjangan dan Hartadi A. Sarwono Hadir
Tambahan Fasilitas Kredit Modal
Kerja. Imam Apriyanto Putro Hadir
2. Persetujuan Penambahan Plafond Askolani Hadir
Anggaran Hapus Buku 2017.
3. Update hasil pertemuan dengan Goei Siauw Hong Hadir
Kementerian BUMN dan Himbara
Bangun Sarwito Kusmulyono Hadir
terkait Kriteria perbuatan Direksi
dalam Anggaran Dasar dari Bank Ardan Adiperdana Hadir
Mandiri.
Makmur Keliat Hadir
R. Widyo Pramono Hadir
29. Rabu, 22 Nov 2017 Persetujuan Usulan RKAP Tahun 2018 dan Hartadi A. Sarwono Hadir
Rencana Bisnis Bank Tahun 2018 - 2020
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Hadir (dikuasakan kepada
Imam Apriyanto Putro
Dewan Komisaris lain
Askolani Hadir
Goei Siauw Hong Hadir
Bangun Sarwito Kusmulyono Hadir
Ardan Adiperdana Hadir
MakmurKeliat Hadir
R. Widyo Pramono Hadir
Alasan
No. Tanggal Mata Acara Rapat Peserta Rapat Hadir/Tidak Hadir
Ketidakhadiran
30. Rabu, 29 Nov 2017 Penetapan Anggota Komite Audit Hartadi A. Sarwono Hadir
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Imam Apriyanto Putro Tidak Hadir Izin
Askolani Hadir
Goei Siauw Hong Hadir
Bangun Sarwito Kusmulyono Hadir
Ardan Adiperdana Hadir
Makmur Keliat Hadir
R. Widyo Pramono Hadir
31. Rabu, 06 Des 2017 1. Update Progress Holding Perbankan. Hartadi A. Sarwono Hadir
2. Persetujuan Perubahan Availability
Period dan Grace Period Imam Apriyanto Putro Hadir
3. Persetujuan Tambahan Limit dengan Askolani Hadir
Perubahan Syarat dan Perpanjangan
masa laku Fasilitas Commercial Line. Goei Siauw Hong Hadir
Bangun Sarwito Kusmulyono Hadir
Ardan Adiperdana Hadir
Makmur Keliat Hadir
R. Widyo Pramono Hadir
32. Rabu, 13 Des 2017 1. Persetujuan Usulan Recovery Plan Hartadi A. Sarwono Hadir
Bank Mandiri
2. Persetujuan Penyelesaian Properti Imam Apriyanto Putro Tidak Hadir izin
Terbengkalai Melalui Penjualan Askolani Hadir
Secara Lelang dan atau Optimalisasi
Melalui Kerjasama dengan Badan Goei Siauw Hong Hadir
Usaha/Pihak lain.
Bangun Sarwito Kusmulyono Hadir
Ardan Adiperdana Hadir
Makmur Keliat Hadir
R. Widyo Pramono Hadir
33. Rabu, 20 Des 2017 Persetujuan atas Usulan Fasilitas Kredit. Hartadi A. Sarwono Hadir
Hadir (dikuasakan kepada
Imam Apriyanto Putro
Dewan Komisaris lain
Askolani Hadir
Goei Siauw Hong Hadir
Bangun Sarwito Kusmulyono Hadir
Ardan Adiperdana Hadir
Makmur Keliat Hadir
R. Widyo Pramono Hadir
Tardi Hadir
Goei Siauw Hong Hadir Ahmad Siddik
Hadir
Badruddin
Bangun Sarwito
Hadir Kartini Sally Hadir
Kusmulyono
Rico Usthavia
Ardan Adiperdana Tidak Hadir Izin Hadir
Frans
2. Rabu, 22 Laporan Keuangan
Kartika
Maret 2017 dan Kinerja Bulan Wimboh Santoso Hadir Hadir
Wirjoatmodjo
Februari 2017
Imam Apriyanto Sulaiman A.
Hadir Hadir
Putro Arianto
Ogi
Askolani Hadir Hadir
Prastomiyono
Pahala N.
Goei Siauw Hong Hadir Hadir
Mansury
Izin Ogi
Hadir
Imam Apriyanto Prastomiyono
Tidak Hadir
Putro
Royke Tumilaar Hadir
Keterangan:
*Telah efektif pada tanggal 15 Januari 2018 setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
Keterangan:
*Telah efektif pada tanggal 15 Januari 2018 setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
Hartadi A. Komisaris 15 November Badan Nasional Level 1 Manajemen Risiko 16 Februari 2016 16 Februari 2020
Sarwono Utama 2017 – 31 Sertifikasi Profesi/LSPP
Merangkap Desember 2017
Komisaris Badan Sertifikasi Level 2 Manajemen Risiko 29 Maret 2016 29 Maret 2020
Independen Manajemen Risiko
(BSMR)
Ikatan Bankir Indonesia Refreshment Intensive Wealth 26 Agustus 2017 26 Agustus 2019
(IBI) dan Magister Management and
Manajemen FEB UGM Risk Management
(MMUGM) Refreshment
Programs for
Executives
Ikatan Bankir Indonesia Refreshment International Risk 4 November 2017 4 November 2019
(IBI) dan Magister Management
Manajemen FEB UGM Refreshment
(MMUGM) Programs for
Executives di
Spanyol
Imam Apriyanto Wakil 11 Juni 2015 – Badan sertifikasi Level 1 Manajemen Risiko 11 April 2015 11 April 2019
Putro Komisaris 31 Desember manajemen risiko
Utama 2017
Abdul Aziz Komisaris 25 Juni 2015 – Badan Nasional Level 1 Manajemen Risiko 11 Mei 2013 11 April 2019
Independen 14 Maret 2017 Sertifikasi Profesi/LSPP
Badan Nasional Level 2 Manajemen Risiko 11 April 2015 11 april 2019
Sertifikasi Profesi/LSPP
Refreshment Refreshment:
Revisit Entriprise
Risk Management
Bara Risk Forum and Learning Best 1-2 Desember 2016 30 November 2018
Practices of Credit
Risk Management di
Bandung
Badan Nasional Level 2 Manajemen Risiko 11 April 2015 24 Juni 2018
Sertifikasi Profesi/LSPP Perbankan
Aviliani Komisaris Bank Indonesia Level 2 Program 10 Agustus 2005 10 Agustus 2007
Independen Pembekalan
Manajemen Risiko
bagi Komisaris
Bank
Badan Sertifikasi Refreshment Risk management in 22-25 Februari 2010 22-25 Februari
Manajemen Risiko Retail Banking 2012
(BSMR)
Bara Risk Forum Refreshment Seminar Senior 9 Juli 2010 9 Juli 2012
Management Risk
Summit 2010’
Leadership for
Sustainable Risk
Management
Framework
Bara Risk Forum Refreshment Seminar Program 29 Desember 2011 29 Desember 2013
Implement Best
Practice Risk
Management as
a tool to minigate
systemic, Risk, and
Support Nation
Financial Stability
Keterangan:
*Telah efektif pada tanggal 15 Januari 2018 setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
Penetapan remunerasi Dewan Komisaris juga mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.45/POJK.03/2015 tentang Penerapan
Tata Kelola dalam Pemberian Remunerasi Bagi Bank Umum, Bank Mandiri menerapkan Tata Kelola dalam Pemberian Remunerasi yang telah
mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk stabilitas keuangan bank, terciptanya manajemen risiko, kebutuhan likuiditas jangka pendek
dan jangka panjang, serta potensi pendapatan di masa yang akan datang. Perseroan dapat menunda remunerasi yang bersifat variabel yang
ditangguhkan (Malus) atau menarik kembali remunerasi yang bersifat variabel yang sudah dibayarkan (Clawback) kepada pejabat yang tergolong
Material Risk Taker (MRT), dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Perseroan menerapkan Malus dan atau Clawback untuk kondisi khusus tertentu dalam penerapan remunerasi bersifat variabel, dengan
mempertimbangkan faktor antara lain:
- Besarnya kerugian finansial maupun non finansial Perseroan.
- Keterlibatan pegawai bersangkutan secara langsung maupun tidak langsung dalam kerugian yang terjadi.
2. Remunerasi yang bersifat variabel wajib ditangguhkan sebesar persentase tertentu yang dietapkan oleh Perseroan.
3. Kebijakan ini berlaku untuk pejabat yang tergolong MRT, dengan kriteria sebagai berikut:
- Menyebabkan kerugian bank finansial maupun non finansial.
- Melakukan tindakan kecurangan (fraud), melanggar hokum, perilaku tidak etis, dan/atau pemalsuan catatan.
- Melakukan pelanggaran terhadap kebijakan, peraturan, dan prosedur bank secara sengaja.
- Menyebabkan dampak negatif yang signifikan terhadap permodalan bank yang tidak disebabkan oleh peubahan iklim ekonomi atau
industri.
4. Dalam implementai remunerasi MRT, Bank Mandiri berpedoman terhadap ketentuan OJK, Permen BUMN, dan kebijakan remunerasi
Perseroan.
Komite Pemegang
Dewan
Remunerasi dan RUPS Saham Seri A
Komisaris
Nominasi Dwiwarna
Indikator Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris Remunerasi dalam satu tahun dikelompokkan dalam kisaran tingkat
Indikator yang digunakan dalam menentukan Remunerasi anggota penghasilan adalah sebagai berikut.
Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
1. Key Performance Indicator (KPI) Tabel Kelompok Jumlah Remunerasi Dewan Komisaris
2. Kinerja Perseroan Jumlah Remunerasi Jumlah Komisaris
3. Business Size Di atas Rp2 Milyar 9
4. Hasil benchmarking remunerasi industri Perbankan Di atas Rp1 Milyar - Rp2 Milyar 1
5. Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank.
Di atas Rp500 juta - Rp1 Milyar 2
Rp500 juta kebawah 1
Jumlah Nominal/Komponen Remunerasi Dewan Komisaris
Pengungkapan komponen remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi
Fokus Pengawasan Dewan Komisaris Tahun 2017
mengacu pada Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 40/
Dewan Komisaris memberikan pengarahan dan dukungan kepada
SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Dalam Pemberian
Direksi dalam re-focusing pada segmen Corporate dan Consumer
Remunerasi Bank Umum. Adapun jumlah nominal/komponen
sebagai new corebusiness Bank Mandiri tanpa mengesampingkan
remunerasi Dewan Komisaris adalah sebagai berikut.
segmen bisnis lainnya.
Transportasi (tidak dapat dimiliki) - - b. Terkait dengan proses reorganisasi yang telah dilakukan
2. Penghimpunan Dana RKAP, serta sesuai dengan kebutuhan riil perkembangan bisnis
Dewan Komisaris merekomendasikan agar Direksi dapat Bank.
memperkuat program-program yang fokus untuk meningkatkan
dana murah, sehingga dapat menjaga level cost of fund yang Pemenuhan SDM yang dilakukan agar tetap memperhatikan
kompetitif. kompetensi dan integritas SDM yang senantiasa ditingkatkan
melalui pendidikan, pelatihan serta internalisasi budaya
3. Manajemen Risiko perusahaan, sehingga dapat mendukung pertumbuhan bisnis
Sehubungan dengan peningkatan risiko terkait penambahan Bank.
jumlah perusahaan anak, jaringan kantor, peningkatan jumlah
sumber daya manusia, beragamnya produk perbankan serta 7. Perusahaan Anak
semakin tinggi ketergantungan operasional Bank terhadap Dewan Komisaris merekomendasikan:
teknologi informasi, Dewan Komisaris merekomendasikan agar a. Agar dalam mengembangkan usaha secara non-organik
Direksi memperkuat infrastruktur manajemen risiko dan sistem didasari oleh pertimbangan saling mendukung dan
pengendalian internal. menguntungkan antara perusahaan induk dan anak, dan
disertai dengan pengawasan yang lebih ketat terhadap
4. Pengendalian Internal perkembangan usaha perusahaan anak.
Dewan Komisaris merekomendasikan agar Direksi memperbaiki b. Setiap perusahaan anak agar mengoptimalkan penggunaan
kualitas pengendalian internal antara lain: modal yang diberikan oleh Bank Mandiri, sehingga dapat
a. Meningkatkan pengawasan melekat pada setiap proses memberikan kontribusi positif bagi kinerja keuangan Bank
operasional di unit kerja. Mandiri secara konsolidasi.
b. Mengoptimalkan peran dan fungsi manajemen risiko pada
seluruh unit kerja. Keputusan, Rekomendasi dan Pelaksanaan Tugas
c. Meningkatkan monitoring oleh pemimpin unit kerja terhadap Dewan Komisaris
tindak lanjut yang dilakukan oleh unit kerja terhadap temuan Selama tahun 2017 Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas,
audit internal maupun eksternal. kewajiban dan tanggungjawabnya dalam rangka melakukan
d. Satuan Kerja Internal Audit agar secara proaktif pengawasan terhadap kebijakan pengurusan dan jalannya
mensosialisasikan lesson learned dari hasil temuannya agar pengurusan Perseroan yang ditetapkan peraturan perundang
temuan audit yang sudah memiliki pola dan cenderung undangan yang berlaku, Anggaran Dasar Perseroan serta Rencana
berulang ke depannya dapat dihindari. Kerja yang ditetapkan pada awal tahun.
5. Teknologi Informasi Tugas, kewajiban dan tanggung jawab tersebut antara lain dilakukan
Dewan Komisaris merekomendasikan agar pengembangan antara lain melalui rapat Dewan Komisaris, Rapat Dewan Komisaris
teknologi informasi dititikberatkan pada peningkatan bersama Direksi, atau rapat dengan mengundang Direktur sektor,
kehandalan jaringan dan keamanan agar dapat menyediakan serta rapat dan evaluasi bersama komite-komite di bawah Dewan
layanan prima kepada nasabah dan mengoptimalkan peran Komisaris.
teknologi informasi dalam mendukung peningkatan akurasi,
kecepatan dan pengembangan produk Bank. Pelaksanaan tugas Dewan Komisaris selama tahun 2017 secara
umum adalah sebagai berikut:
6. Sumber Daya Manusia 1. Melakukan review atas pelaksanaan audit yang dilakukan Kantor
Sumber Daya Manusia memiliki peran yang sentral dalam Bank, Akuntan Publik (KAP) atau pihak eksternal lainnya atas laporan
oleh karena itu Dewan Komisaris senantiasa memberi perhatian keuangan tahun buku 2016 Bank Mandiri dan juga Dana Pensiun
khusus terhadap pengelolaan SDM Bank. Lembaga Keuangan (DPLK) Bank Mandiri.
2. Melakukan evaluasi terhadap Kinerja Keuangan Konsolidasi Bank
Dewan Komisaris memberikan rekomendasi kepada Direksi Mandiri setiap bulan serta Kinerja Keuangan anak perusahaan
terkait dengan pengelolaan SDM, dengan melakukan Bank Mandiri setiap triwulan.
perencanaan SDM dan Manpower Planning (MPP) secara strategis 3. Menelaah informasi keuangan setiap triwulan yang akan
dan terintegrasi, yang mengacu pada Corporate Plan, RBB dan dipublikasikan oleh Perusahaan.
4. Melakukan fungsi pengawasan Rencana Kerja dan Anggaran 9. Memantau serta mengevaluasi perkembangan pengembangan
Perusahaan (RKAP), antara lain: serta pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk
a. Melakukan review atas Revisi Rencana Kerja dan Anggaran rancangan Struktur Organisasi dibawah Direksi, khususnya
Perusahaan (RKAP) Tahun 2017. berkenaan dengan upaya perbaikan kualitas kredit.
b. Memberikan arahan, memantau penyusunan serta 10. Memantau rencana dan strategi Direksi dalam mempersiapkan
memberikan persetujuan atas RKAP tahun 2018 serta Bank Mandiri dalam memasuki era Financial Technology (Fintech)
menyampaikan Laporan RKAP 2018 kepada Kementerian dan memastikan bahwa Bank telah memiliki sumber daya baik
BUMN. manusia maupun sistem yang mumpuni dan berkompeten.
5. Melakukan fungsi pengawasan Rencana Bisnis Bank (RBB), antara 11. Melakukan pengawalan, memberikan arahan dan mengevaluasi
lain: strategi Direksi dalam melakukan aksi korporasi antara lain
a. Mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan rencana akuisisi ataupun pelepasan anak usaha.
kebijakan strategis Bank Mandiri tahun 2017. 12. Memberikan persetujuan terhadap hal-hal yang wajib mendapat
b. Melakukan pengawasan terhadap upaya pencapaian RBB, persetujuan Dewan Komisaris berdasarkan peraturan
khususnya terhadap pencapaian beberapa aspek penting perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar
seperti perbaikan kualitas aset, penghimpunan dana pihak Perseroan.
ketiga, produktivitas dan efisiensi. 13. Melakukan pengawasan terhadap Penerapan Tata Kelola pada
c. Melakukan review dan memberikan persetujuan atas RBB masing-masing Lembaga Jasa Keuangan dalam Konglomerasi
tahun 2018 – 2020. Keuangan Bank Mandiri.
d. Melakukan evaluasi atas realisasi RBB yang dilaporkan 14. Memantau dan mengevaluasi kebijakan Direksi yang terkait
kepada Otoritas Jasa Keuangan setiap semester serta dengan penciptaan sinergi dan penguatan bisnis perusahaan
menyampaikan laporan pengawasan RBB kepada Otoritas anak serta melakukan review atas Kinerja Perusahaan Anak
Jasa Keuangan. setiap triwulan.
6. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan prinsip kehati-hatian 15. Pengawasan terhadap Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) yaitu
dalam pemberian fasilitas kredit antara lain melakukan review Satuan Pengawasan Internal Bank Mandiri, antara lain:
atas keputusan Direksi untuk pemberian fasilitas kredit diatas a. Melakukan evaluasi atas internal control atau Satuan
jumlah tertentu, memberikan persetujuan atas pemberian Pengawasan Internal Bank Mandiri setiap tahun.
fasilitas kredit pada pihak terkait yang wajib berdasarkan b. Melakukan review rencana dan pelaksanaan audit serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku, melakukan review pemantauan tindak lanjut hasil audit dari pelaksanaan tugas
secara rutin dan berkala terhadap perkembangan kredit-kredit Satuan Pengawasan Internal Bank Mandiri.
yang membutuhkan persetujuan dari Dewan Komisaris serta c. Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan
melakukan evaluasi dan memberikan persetujuan atas kebijakan audit dan rekomendasi dari Satuan Pengawasan Internal
dan strategi perkreditan. Bank Mandiri, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan
7. Melakukan review secara berkala terhadap tingkat Non dan/atau pengawasan otoritas lainnya, temuan Badan
Performing Loan (NPL) Bank. Pemeriksa Keuangan, auditor eksternal atau hasil audit
8. Melakukan fungsi pengawasan terhadap Manajemen Risiko, akuntan publik antara lain dengan meminta Direksi untuk
antara lain: menindaklanjuti temuan audit baik secara tertulis maupun
a. Memastikan efektivitas sistem dan proses manajemen secara lisan.
risiko dengan memantau pengelolaan risiko utama Bank, 16. Memastikan terselenggaranya prinsip dan praktek GCG pada
melakukan review atas Profil Risiko secara berkala dan seluruh jenjang organisasi, melakukan pemantauan terhadap
evaluasi atas posisi dan perkembangan risiko Bank setiap hasil self assessment GCG, mendorong penyempurnaan praktek
triwulan. GCG dengan mengacu kepada international best practices serta
b. Memastikan dan mengevaluasi pelaksanaan penerapan melakukan review laporan pelaksanaan GCG termasuk penilaian
Manajemen Risiko Terintegrasi Konglomerasi Keuangan berdasarkan ASEAN CG Scorecard.
Bank, serta melakukan review dan memberikan arahan 17. Melakukan review Kinerja Investasi Dana Pensiun Lembaga
terhadap kebijakan Manajemen Risiko Terintegrasi. Keuangan (DPLK) Bank Mandiri.
c. melakukan evaluasi dan memberikan persetujuan atas 18. Melakukan review remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris.
kebijakan Umum Manajemen Risiko dan Kebijakan Umum 19. Melakukan kunjungan ke cabang/wilayah dalam rangka
Manajemen Risiko Terintegrasi. melaksanakan fungsi pengawasan.
20. Memastikan terselenggaranya prinsip dan praktek GCG pada 22. Mengadakan Rapat-Rapat Dewan Komisaris baik Rapat internal
seluruh jenjang organisasi, melakukan pemantauan terhadap maupun dengan Direktur Bidang terkait untuk membahas aspek-
hasil self assessment GCG, mendorong penyempurnaan praktek aspek tertentu seperti bisnis, organisasi, sumber daya manusia,
GCG dengan mengacu kepada international best practices serta dan lain-lain yang diselenggarakan secara rutin sebanyak 43
melakukan review laporan pelaksanaan GCG. (empat puluh tiga) kali.
21. Memberikan arahan dan mengawal proses pemilihan Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang akan melakukan Audit Laporan Sepanjang tahun 2017 Dewan Komisaris telah memberikan
Keuangan Tahun 2018 untuk Bank Mandiri untuk diusulkan dalam Rekomendasi serta melakukan tugas dan tanggung jawab Dewan
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Laporan Keuangan Komisaris tersebut melalui forum antara lain:
Tahun 2017 untuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Bank 1. Rapat Dewan Komisaris
Mandiri. 2. Rapat bersama Komite – Komite di bawah Dewan Komisaris
3. Kunjungan Kerja (On site Visit) Dewan Komisaris
Berikut daftar beberapa surat persetujuan yang dikeluarkan Dewan Komisaris selama tahun 2017.
3. 24 Maret 2017 Persetujuan Penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tahun 2016.
Selain mengeluarkan surat persetujuan, Dewan Komisaris juga mengeluarkan surat keputusan. Berikut daftar beberapa surat keputusan Dewan
Komisaris selama tahun 2017.
Penilaian Kinerja Dewan Komisaris Komisaris tersebut sebagai perdoman kerja bagi setiap anggota
Penilaian Kinerja Dewan Komisaris dilakukan melalui beberapa Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas pengawasan perseroan.
macam prosedur, antara lain sebagai berikut:
Penilaian Kinerja Dewan Komisaris Dengan Metode Self
Penilaian Kinerja Dewan Komisaris oleh RUPS Assessment
Penilaian kinerja Dewan Komisaris juga dilakukan oleh Pemegang Penilaian kinerja Dewan Komisaris dilakukan melalui Self –
Saham dalam RUPS Tahunan yang disampaikan dalam Laporan Assessment berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK)
tugas pengawasan Dewan Komisaris pada RUPS yang dituangkan No.55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank
dalam Laporan Tahunan Perseroan, dimana berdasarkan laporan Umum.
tersebut RUPS menyatakan memberikan pembebasan sepenuhnya
Prosedur Pelaksanaan Assessment Kinerja Dewan Komisaris
pertanggungjawaban (acquit et decharge) kepada Dewan Komisaris
Pelaksanaan assessment kinerja Dewan Komisaris termasuk di dalam
atas tugas pengawasan yang dilakukan sepanjang tahun buku yang
pelaksanaan self assessment GCG Perseroan yang dilakukan secara
bersangkutan.
berkala setiap semester.
Prosedur Pelaksanaan Assessment Kinerja Dewan Komisaris
Kriteria Evaluasi Kinerja Dewan Komisaris
Kinerja Dewan Komisaris dilaporkan kepada pemegang saham
Kriteria yang digunakan dalam melakukan evaluasi kinerja Dewan
melalui RUPS.
Komisaris antara lain, sebagai berikut:
Kriteria Evaluasi Kinerja Dewan Komisaris 1. Pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan Dewan Komisaris.
Kinerja Dewan Komisaris yang dilaporkan kepada pemegang saham 2. Kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
melalui RUPS dinilai berdasarkan kriteria – kriteria yang berhubungan 3. Tingkat kesehatan Bank.
dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris 4. Tingkat kehadiran Anggota Dewan Komisaris dalam Rapat
yang mencakup aspek struktur, operasional, pengarahan, pegawasan Dewan Komisaris maupun rapat dalam komite – komite di bawah
dan pelaporan serta pencapaian realisasi Program Kerja/Rencana pengawasan Dewan Komisaris.
Kerja Tahunan Dewan Komisaris tahun 2017. 5. Keterlibatan Dewan Komisaris dalam penugasan – penugasan
tertentu.
Pihak Yang Melakukan Assessment
Pihak yang melakukan assessment atas kinerja Dewan Komisaris yaitu Pihak yang Melakukan Assessment
Pemegang Saham dalam RUPS. Pelaksanaan assessment tata kelola secara individu yang mencakup
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dilakukan
Hasil Penilaian Kinerja Dewan Komisaris melalui seft assessment oleh Dewan Komisaris.
Untuk Tahun 2017, Dewan Komisaris telah menyusun Rencana Kerja
Tahunan Dewan Komisaris dengan memperhatikan tugas, wewenang Hasil Penilaian Kinerja Dewan Komisaris
dan kewajiban Dewan Komisaris sesuai dengan peraturan dan Adapun hasil self assessment GCG Bank Mandiri pada semester I
perundang-undangan yang berlaku. Sepanjang tahun 2017, Dewan tahun 2017 komposit 1 ("Sangat Baik"), namun demikian pada tanggal
Komisaris telah menggunakan Rencana Kerja Tahunan Dewan 2 Oktober 2017, OJK memberikan feedback atas penilaian dimaksud
dengan penilaian komposit 2 ("Baik").
Selain itu, hasil self assessment pada semester II tahun 2017 adalah Komite Remunerasi dan Nominasi memiliki tugas dan tanggung
komposit 1 ("Sangat Baik"). Hasil penilaian didukung oleh penilaian jawab membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi dan
kinerja Dewan Komisaris dalam penerapan prinsip tata kelola. tugasnya di bidang yang berkaitan dengan nominasi dan remunerasi
terhadap anggota Direksi dan Dewan Komisaris. Selama tahun 2017,
Penilaian Kinerja Dewan Komisaris Melalui Asean CG Scorecard Komite Remunerasi dan Nominasi telah membantu Dewan Komisaris
Bank Mandiri telah melakukan penyelarasan praktik tata kelola memperoleh dan menganalisa data bakal calon Direksi dari talent
sejalan dengan standar ASEAN Corporate Governance (CG pool pejabat satu tingkat di bawah Direksi serta mengidentifikasi
Scorecard). Perolehan nilai dalam ASEAN CG Scorecard menjadi calon Dewan Komisaris yang memenuhi syarat serta mengusulkan
Key Performance Indicator (KPI) atau p enilaian kinerja dari Dewan sistem remunerasi yang sesuai bagi Direksi dan Dewan Komisaris
Komisaris Bank Mandiri. berupa sistem penggajian/honorarium, fasilitas/tunjangan, tantiem.
Prosedur Pelaksanaan Assessment Kinerja Dewan Komisaris Komite Pemantau Risiko memiliki tugas dan tanggung jawab jawab
Prosedur pelaksanaan assessment kinerja Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan atas penerapan manajemen risiko
berdasarkan kriteria ASEAN CG Scorecard dilakukan berdasarakan Perseroan tetap memenuhi unsur-unsur kecukupan prosedur dan
informasi dan dokumen publik yang berkaitan dengan praktik-praktik metodologi pengelolaan risiko, sehingga kegiatan usaha Perseroan
GCG yang dilakukan oleh Dewan Komisaris. tetap dapat terkendali pada batas/limit yang dapat diterima dan
menguntungkan. Selama tahun 2017, Komite Pemantau Risiko
Kriteria Evaluasi Kinerja Dewan Komisaris
telah mengevaluasi terkait penyediaan kredit dan penyediaan dana
Kriteria yang digunakan untuk menilai kinerja Dewan Komisaris
kepada pihak terkait, recovery plan Bank Mandiri serta review atas
melalui ASEAN CG Scorecard mengacu kepada Cross Reference ASEAN
pelaksanaan manajemen risiko di Bank Mandiri.
CG Scorecard pada Laporan Tahunan ini.
Pihak Yang Melakukan Assessment Komite Tata Kelola Terintgerasi memiliki tugas dan tanggung jawab
Pihak yang melakukan Assessment CG Scorecard di Bank Mandiri mengawasi penerapan Tata Kelola pada masing-masing Lembaga
adalah Indonesian Institute for Corporate Directorship, yaitu sebuah Jasa Keuangan (LJK) dalam Konglomerasi Keuangan Bank Mandiri,
lembaga independen penyedia jasa advokasi, pelatihan dan riset mengevaluasi sistem pengendalian internal (internal control system)
dalam bidng tata kelola perusahaan. terintegrasi yang baku sesuai dengan praktek terbaik (best practice)
yang berlaku melalui kajian atas Pedoman Tata Kelola Terintegrasi
Hasil Penilaian Kinerja Dewan Komisaris yang diberlakukan di Bank Mandiri. Pada tahun 2017, Komite Tata
Skor ASEAN CG Scorecard dari Bank Mandiri atas penilaian kinerja Kelola Terintegrasi memberikan hasil evaluasi atas pelaksanaan Tata
Dewan Komisaris setiap tahunnya mengalami peningkatan. Kelola Terintegrasi pada Bank Mandiri dan Anak Perusahaan dan
memonitor tindak lanjut yang dilakukan oleh seluruh satuan kerja
Penilaian Kinerja Komite Di Bawah Dewan Komisaris terintegrasi secara berkesinambungan.
Dalam rangka meningkatkan peran Dewan Komisaris dalam
menjalankan fungsi pengawasan, Dewan Komisaris telah membentuk Dewan Komisaris secara periodik (tahunan) melakukan penilaian atas
4 (empat) komite yaitu: efektivitas kinerja komite-komite di bawah Dewan Komisaris. Dewan
1. Komite Audit Komisaris menilai bahwa selama tahun 2017 komite-komite telah
2. Komite Remunerasi dan Nominasi menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan cukup efektif
3. Komite Pemantau Risiko dilihat dari pencapaian Key Performance Indicator (KPI) masing-
4. Komite Tata Kelola Terintegrasi masing komite.
Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab melakukan Mekanisme Pengunduran Diri dan Pemberhentian
pengawasan atas hal-hal yang terkait dengan informasi keuangan, Dewan Komisaris
sistem pengendalian internal (internal control system), efektivitas Mekanisme pengunduran diri dan pemberhentian Dewan Komisaris
pemeriksaan oleh auditor eksternal dan internal, efektifitas berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan adalah sebagai berikut:
pelaksanaan manajemen risiko serta kepatuhan terhadap peraturan 1. Para anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh
perundang-undangan yang berlaku. Selama tahun 2017, Komite Audit RUPS, dimana dalam RUPS tersebut dihadiri oleh Pemegang
telah memantau dan mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan Saham Seri A Dwiwarna dan keputusan RUPS tersebut harus
audit serta tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupun disetujui pula oleh Pemegang Saham Seri A Dwiwarna. Para
pengendalian internal. anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS dari calon yang
diajukan Pemegang Saham Seri A Dwiwarna, pencalonan mana 13. Terhadap anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan
mengikat bagi RUPS. diri sebagaimana tersebut di atas tetap dapat dimintakan
2. Anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu dapat diberhentikan pertanggungjawabannya sebagai anggota Dewan Komisaris
berdasarkan keputusan RUPS dengan menyebutkan alasannya. hingga tanggal disetujuinya pengunduran dirinya dalam RUPS.
3. Alasan pemberhentian anggota Dewan Komisaris sebagaimana 14. Pembebasan tanggung jawab anggota Dewan Komisaris
dimaksud dilakukan apabila berdasarkan kenyataan, anggota yang mengundurkan diri diberikan setelah RUPS Tahunan
Dewan Komisaris yang bersangkutan antara lain: membebaskannya.
a. Tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik; 15. Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri
b. Melanggar ketentuan Anggaran Dasar dan/atau peraturan sehingga mengakibatkan jumlah anggota Dewan Komisaris
perundang-undangan; menjadi kurang dari 3 (tiga) orang, maka pengunduran diri
c. Terlibat dalam tindakan yang merugikan Perseroan dan/atau tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah
negara; diangkat anggota Dewan Komisaris yang baru, sehingga
d. Melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Dewan
kepatutan yang seharusnya dihormati sebagai anggota Komisaris.
Dewan Komisaris; 16. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila:
e. Dinyatakan bersalah dengan putusan Pengadilan yang telah a. Pengunduran dirinya telah efektif;
mempunyai kekuatan hukum yang tetap; b. Meninggal dunia;
f. Mengundurkan diri. c. Masa jabatannya berakhir;
4. Dewan Komisaris dapat diberhentikan oleh RUPS berdasarkan d. Diberhentikan berdasarkan RUPS; atau
alasan lainnya yang dinilai tepat oleh RUPS demi kepentingan e. Dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga yang telah
dan tujuan Perseroan. mempunyai kekuatan hukum yang tetap atau ditaruh
5. Keputusan pemberhentian karena alasan sebagaimana di bawah pengampuan berdasarkan suatu keputusan
dimaksud, diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan Pengadilan;
membela diri dalam RUPS. f. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Dewan
6. Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud angka 3 Komisaris berdasarkan Anggaran Dasar dan peraturan
huruf c dan e merupakan pemberhentian dengan tidak hormat. perundang-undangan lainnya.
7. Antar para anggota Dewan Komisaris dan antara anggota Dewan 17. Bagi anggota Dewan Komisaris yang berhenti sebelum atau
Komisaris dengan anggota Direksi tidak boleh ada hubungan pada saat maupun setelah masa jabatannya berakhir kecuali
keluarga sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus berhenti karena meninggal dunia, maka yang bersangkutan
maupun garis kesamping, termasuk hubungan yang timbul tetap bertanggung jawab atas tindakannya yang belum diterima
karena perkawinan. pertanggungjawabannya oleh RUPS.
8. Dalam hal terjadi keadaan tersebut, maka RUPS berwenang
memberhentikan salah seorang di antara mereka. Kebijakan Terkait Pengunduran Diri Dewan Komisaris Apabila
9. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri Terlibat dalam Kejahatan Keuangan
dari jabatannya sebelum masa jabatannya berakhir dengan Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengatur mengenai kebijakan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut pengunduran diri anggota Dewan Komisaris dan Direksi apabila
kepada Perseroan. terlibat dalam kejahatan keuangan. Apabila anggota Dewan
10. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan Komisaris dan Direksi tidak lagi memenuhi persyaratan perundangan,
permohonan pengunduran diri anggota Dewan Komisaris dalam termasuk terlibat dalam kejahatan keuangan maka masa jabatan
jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan sendirinya berakhir.
diterimanya surat pengunduran diri.
11. Perseroan wajib melakukan keterbukaan informasi kepada Direksi
masyarakat dan menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya permohonan jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan
pengunduran diri anggota Dewan Komisaris. Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta
12. Sebelum pengunduran diri berlaku efektif, anggota Dewan mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan
Komisaris yang bersangkutan tetap berkewajiban menyelesaikan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan Anggaran Dasar tugasnya, Direksi wajib mencurahkan tenaga, pikiran, perhatian dan
dan peraturan perundang-undangan. pengabdiannya secara penuh pada tugas, kewajiban dan pencapaian
tujuan Perseroan.
Anggota Direksi harus mematuhi Anggaran Dasar Perseroan dan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip- Tugas pokok Direksi Perseroan sesuai dengan Anggaran Dasar adalah
prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, sebagai berikut:
akuntabilitas, pertanggungjawaban serta kewajaran. Setiap anggota 1. Menjalankan dan bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan
Direksi wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan untuk kepentingan serta sesuai dengan maksud dan tujuan
itikad baik, penuh tanggung jawab, dan kehati-hatian, dengan Perseroan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan bertindak
mengindahkan perundang-undangan yang berlaku. selaku pimpinan dalam pengurusan tersebut.
2. Memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan.
Referensi Peraturan
Berdasarkan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya
Terbatas dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014 untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuan
tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik. Perseroan.
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi (Board Charter) Hak dan Wewenang Direksi
Pedoman dan Tata Tertib kerja Direksidisahkan melalui Surat Direksi mempunyai hak dan wewenang antara lain:
Keputusan Direksi Nomor: KEP.DIR/211/2017 tanggal 13 September 1. Menetapkan kebijakan yang dipandang tepat dalam
2017 tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi PT Bank Mandiri kepengurusan Perseroan.
(Tbk). Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi mengatur tentang 2. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili atau
Tata Laksana Kerja Direksi antara lain berisi tentang petunjuk tata beberapa orang yang khusus ditunjuk untuk itu termasuk
laksana kerja Dewan Komisaris menjelaskan tahapan aktivitas secara pegawai Perseroan baik sendiri maupun bersama-sama dan/atau
terstruktur, sistematis, mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan kepada badan lain.
konsisten, dapat menjadi acuan bagi Direksi dalam melaksanakan 3. Mengatur ketentuan tentang pegawai Perseroan termasuk
tugas masing-masing untuk mencapai visi dan misi Perseroan. penetapan upah, pensiun, atau jaminan hari tua dan penghasilan
Dengan adanya Pedoman dan Tata tertib Kerja Direksi, diharapkan lain bagi pegawai Perseroan berdasarkan peraturan perundang-
akan tercapai standar kerja yang tinggi dan selaras dengan prinsip- undangan.
prinsip GCG. 4. Mengangkat dan memberhentikan pegawai Perseroan
berdasarkan peraturan ketanagakerjaan dan peraturan
Adapun isi dari Pedoman dan Tata tertib Kerja Direksi antara lain perundang-undangan lainnya.
mengatur hal-hal sebagai berikut. 5. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perusahaan dan/
1. Ketentuan Umum atau Kepala Satuan Pengawas Intern dengan persetujuan Dewan
2. Organisasi, Pembidangan Kepengurusan, Kewenangan Komisaris.
Bertindak, dan Kebijakan Umum 6. Menghapusbukukan piutang macet dengan ketentuan
3. Rapat Direksi sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan yang selanjutnya
4. Etika dan Waktu Kerja dilaporkan kepada Dewan Komisaris selanjutya dilaporkan dan
5. Komite dipertanggungjawabkan dalam Laporan Tahunan.
6. Korespondensi 7. Tidak menagih lagi piutang bunga, denda, ongkos, dan piutang
7. Kepemilikan Saham Direksi lainnya dalam rangka restrukturisasi dan/atau penyelesaian
8. Evaluasi Kinerja Direksi piutang serta melakukan perbuatan lain dalam rangka
9. Lain-lain penyelesaian piutang Perseroan dengan kewajiban melaporkan
10. Perubahan kepada Dewan Komisaris yang ketentuan dan tata cara
11. Penutup pelaporannya ditetapkan oleh Dewan Komisaris.
8. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai a. tidak pernah dinyatakan pailit;
pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat b. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota
Perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan
Perseroan, serta mewakili Perseroan di dalam dan di luar suatu Perseroan dinyatakan pailit;
Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian, dengan c. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana
pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang- yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan
undangan, Anggaran Dasar dan/atau keputusan RUPS. dengan sektor keuangan;
d. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota
Masa Jabatan Direksi Dewan Komisaris yang selama menjabat:
Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, kebijakan terkait Masa − pernah tidak menyelenggarakan RUPS tahunan;
Jabatan Direksi adalah sebagai berikut: − pertanggungjawabannya sebagai anggota Direksi
1. Para anggota Direksi diangkat untuk masa jabatan terhitung dan/atau anggota Dewan Komisaris pernah tidak
sejak ditutupnya RUPS atau tanggal lain yang ditetapkan oleh diterima oleh RUPS atau pernah tidak memberikan
RUPS yang mengangkatnya dan berakhir pada penutupan RUPS pertanggungjawaban sebagai anggota Direksi dan/atau
Tahunan yang ke 5 (lima) setelah tanggal pengangkatannya, anggota Dewan Komisaris kepada RUPS; dan
dengan syarat tidak boleh melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun, − pernah menyebabkan perusahaan yang memperoleh
dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan izin, persetujuan, atau pendaftaran dari Otoritas Jasa
termasuk peraturan di bidang Pasar Modal, namun dengan Keuangan tidak memenuhi kewajiban menyampaikan
tidak mengurangi hak dari RUPS untuk sewaktu-waktu dapat Laporan Tahunan dan/atau laporan keuangan kepada
memberhentikan para anggota Direksi sebelum masa jabatannya Otoritas Jasa Keuangan.
berakhir. e. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
2. Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan RUPS undangan; dan
tersebut, kecuali apabila ditentukan lain oleh RUPS. Perseroan di f. memiliki pengetahuan dan/atau keahlian di bidang yang
dalam dan di luar Pengadilan kepada seorang Direksi berwenang dibutuhkan Perseroan.
dan bertanggung jawab penuh atas Perusahaan serta mewakili
Perusahaan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Serta Dasar
dengan ketentuan Anggaran Dasar. Pengangkatan Direksi
3. Setelah masa jabatannya berakhir, para anggota Direksi dapat Pengangkatan anggota Direksi berlaku efektif setelah mendapatkan
diangkat kembali oleh RUPS untuk satu kali masa jabatan. persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Kemampuan
dan Kepatutan (Fit and Proper Test) sesuai dengan Peraturan
Kriteria Direksi Otoritas Jasa Keuangan Nomor 27/POJK.03/2016 tentang Penilaian
Yang dapat diangkat sebagai anggota Direksi adalah orang Kemampuan dan Kepatutan Bagi Pihak Utama Lembaga Jasa
perseorangan, yang memenuhi persyaratan pada saat diangkat dan Keuangan serta memenuhi peraturan perundang-undangan yang
selama menjabat: berlaku. Untuk dapat mengikuti proses Fit and Proper Test, Perseroan
1. mempunyai akhlak, moral, dan integritas yang baik; mengajukan permohonan untuk memperoleh persetujuan calon
2. cakap melakukan perbuatan hukurn; anggota Direksi kepada Otoritas Jasa Keuangan.
3. dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan dan selama
menjabat:
Keterangan:
*Efektif sejak tanggal 12 Januari 2018 setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
4. Update kondisi perbankan terkini khususnya Direktorat Treasury secara nasional dan global kepada Direktur Treasury yang baru dengan
materi sebagai berikut:
Keterangan:
*Efektif sejak tanggal 12 Januari 2018 setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
Pendelegasian Wewenang Direksi dalam Rapat jabatan Direksi dalam mencapai tujuan Perusahaan Terbuka. Dengan
Pendelegasian wewenang oleh seorang anggota Direksi kepada demikian, pertimbangan kombinasi karakteristik dimaksud akan
anggota Direksi lainnya hanya dapat dilakukan melalui surat kuasa berdampak dalam ketepatan proses pencalonan dan penunjukan
khusus untuk keperluan dimaksud dan pendelegasian wewenang individual anggota Direksi ataupun Direksi secara kolegial.
tersebut tidak melepaskan tanggung jawab Direksi secara kolektif.
Praktiknya, pada tahun 2017 terdapat pendelegasian wewenang Keberagaman komposisi Direksi seperti yang diatur dalam Lampiran
seorang Anggota Direksi lainnya melalui surat kuasa khusus. Dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/SEOJK.04/2015
demikian, kuorum Rapat Direksi untuk pengambilan keputusan dapat tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka telah diakomodir
terpenuhi. dalam Anggaran Dasar Perseroan. Pengangkatan Direksi dilakukan
dengan mempertimbangkan integritas, dedikasi, pemahaman
Kebijakan Keberagaman Komposisi Direksi mengenai masalah manajemen perusahaan yang berkaitan
dan Penerapannya dengan salah satu fungsi manajemen, memiliki pengetahuan dan/
Dalam rekomendasi Otoritas Jasa Keuangan yang dituangkan atau keahlian di bidang yang dibutuhkan Perseroan dan dapat
dalam Lampiran Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/ menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya
SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka serta persyaratan lain berdasarkan peraturan perundang-undangan.
dinyatakan komposisi anggota Direksi memperhatikan keberagaman Namun demikian, kebijakan keberagaman tersebut baru mengatur
komposisi anggota Direksi. Keberagaman komposisi anggota tentang keberagaman pengetahuan dan/atau keahlian sesuai
Direksi merupakan kombinasi karakteristik yang diinginkan baik dengan bidang tugas Direksi. Kebijakan keberagaman terkait usia
dari segi organ Direksi maupun anggota Direksi secara individu, dan jenis kelamin belum dimiliki oleh Bank Mandiri, karena nominasi
sesuai dengan kebutuhan Perusahaan Terbuka. Kombinasi tersebut diprioritaskan pada kebutuhan Perseroan.
ditentukan dengan cara memperhatikan keahlian, pengetahuan dan
pengalaman yang sesuai pada pembagian tugas dan fungsi Pada periode 2017, keberagaman komposisi Direksi yang tercermin
dalam pendidikan, pengalaman kerja, usia dan jenis kelamin, dapat
dilihat sebagaimana dalam tabel di bawah ini:
Jenis
Nama Jabatan Periode Usia Pendidikan Pengalaman kerja Treasury
Kelamin
Kartika Direktur 17 Mei 2016 – 44 Laki-laki Sarjana Ekonomi Beliau mengawali karir sebagai Akuntansi, Bisnis
Wirjoatmodjo Utama 31 Desember Tahun jurusan akuntansi Konsultan Tax and Accounting di RSM dan Perbankan
2017 dari Universitas AAJ (1995-1996), Credit Analyst di
Indonesia pada Industrial Bank of Japan (1996-1998),
tahun 1996 dan gelar Senior Consultant di PwC Financial
Master of Business Advisory Services (1998-1999), Senior
Administration dari Consultant di The Boston Consulting
Erasmus University Group (2000-2003). Kemudian Beliau
di Rotterdam pada memulai karir di Bank Mandiri dengan
tahun 2001 menduduki beberapa posisi penting
seperti Dept. Head Strategy and
Performance Management Group
(2003-2005), Group Head of Strategy
and Performance Management Group
(2005-2008), serta sebagai Managing
Director di Mandiri Sekuritas (2008-2011).
Beliau melanjutkan berkarir seagai
Presiden Direktur dan CEO di Indonesia
Infrastructure Finance (2011-2013),
Kepala Eksekutif dan Anggota Dewan
Komisioner di Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) (2014-2015). Sebelum
menduduki jabatannya saat ini, beliau
menjabat sebagai Direktur Finance and
Strategy Bank Mandiri periode 2015-
2016.
Sulaiman Arif Wakil Direktur 25 Juni 2015 – 58 Laki-laki Sarjana Peternakan Beliau mengawali karir di perbankan Analis Kredit,
Arianto Utama 31 Desember Tahun dari Institut Pertanian pada tahun 1991, dengan menduduki UMKM dan
2017 Bogor pada tahun berbagai posisi seperti Asisten Korporasi serta
1981 dan gelar Manajer Pembiayaan Korporasi di BRI Special Asset
Master of Business (1991-1992), Wakil Ketua Korporasi Management
Administration di IV di BRI (1992-1994), Kepala Seksi
bidang Keuangan Pembiayaan Korporasi di BRI (1994-
dari University of New 1999), Wakil Kepala Divisi Pembiayaan
Orleans, USA pada Korporasi di BRI (1999), Kepala Divisi
tahun 1991. Kredit Menengah di BRI (1999-2002),
Kepala Divisi Agribisnis Kantor Pusat
di BRI (2001-2002), Pemimpin Wilayah
Regional Denpasar di BRI (2002-2003),
Pemimpin Wilayah Regional Jakarta di
BRI (2003-2006), Direktur Micro and Small
Business di BRI (2006-2009) danDirektur
Commercial Banking di BRI (2009-2015).
Ogi Direktur 24 Desember 56 Laki-laki Sarjana Teknologi Karir Beliau di dunia perbankan diawali Human Capital,
Prastomiyono Operations 2008 – 31 Tahun Pertanian dari Institut sebagai General Manager Perencanaan Kredit, Planning
Desember 2017 Pertanian Bogor pada dan Pengembangan di Bank Ekspor and Strategic
tahun 1984 dan gelar Impor Indonesia (Bank Exim) pada Management,
Master of Business tahun 1998–1999, kemudian karirnya Asset and Liability
Administration dari di Bank Mandiri dimulai sejak tahun Management, IT
University of Notre 1999 dengan menjabat sebagai Kepala and Operations,
Dame pada tahun Divisi Compliance di Bank Mandiri Internal
1994. (1999–2001), Project Head of IPO Working Audit, Risk
Team Bank Mandiri (2001–2003), Management,
Direktur Bidang Kepatuhan, Manajemen Compliance,
Risiko, Pengembangan Produk, Perbankan
Perencanaan dan Pengembangan di Syariah
Bank Syariah Mandiri (2004–2005),
Group Head Compliance di Bank Mandiri
(2005–2006), Group Head Internal
Audit di Bank Mandiri (2006–2008),
Direktur Compliance and Human
Capital(2008–2014) di Bank Mandiri,
Direktur Risk Management & Compliance
di Bank Mandiri (2014–2015), dan
Direktur Technology and Operations
(2015–2016).
Jenis
Nama Jabatan Periode Usia Pendidikan Pengalaman kerja Treasury
Kelamin
Pahala N. Direktur 16 Juli 2010-12 46 Laki-laki Sarjana Ekonomi Beliau mengawali karir sebagai Banking, Finance,
Mansury Finance and April 2017 Tahun Jurusan Akuntansi konsultan diantaranya Financial Advisory Treasury
Treasury dari Universitas Services di PwC (1994), Konsultan
Indonesia pada Change Management di Anderson
tahun 1994 dan gelar Consulting Indonseia (1994-1997), Senior
Master of Business Consultant di Booz Allen Hamilton
Administrationdi (1999-2000) dan Project Leader di The
bidang Finance Boston Consulting Group (2002-2003).
dari Stern School of Kemudian Beliau memulai karir di
Business, New York Bank Mandiri sejak tahun 2003 dengan
University, AS pada menjabat berbagai posisi seperti SVP
tahun 1999. Beliau Economic and Financial Research (2003-
merupakan CFA 2005), SVP Accounting merangkap SVP
Charter holder dari Change Management Office Bank Mandiri
CFA Institute sejak (2005), SVP Corporate Development Bank
tahun 2003. Mandiri (2005-2006), EVP Coordinator
Finance and Strategy Bank Mandiri
(2006-2010). Sebelum menjabat di
posisi saat ini, beliau dipercaya untuk
menjabat sebagai Direktur Finance
and Strategy (2010-2015) dan Direktur
Treasury and Markets (2015-2016).
Royke Tumilaar Direktur 25 Juli 2011 – 53 Laki-laki Sarjana Ekonomi di Beliau mengawali karir di perbankan Treasury &
Wholesale 31 Desember Tahun bidang Manajemen pada tahun 1998 sebagai Analis International
Banking 2017 dari Universitas Kredit dalam urusan Pengawasan Banking,
Trisakti pada tahun dan Penelitian Kredit di BDN. Setelah Procurement,
1987 dan gelar Master itu Beliau memulai karirnya di Bank Special Asset
of Business in Finance Mandiri sejak tahun 2005 dengan Management,
dari University of menempati berbagai posisi seperti Commercial
Technology, Sydney Dept. Head Corporate Banking di Bank Banking,
pada tahun 1999. Mandiri (2005), Pemegang Kewenangan Corporate
Memutus Kredit (Setingkat Group Head) Banking
Commercial Banking (2006), Group
Head Regional Commercial Sales Bank
Mandiri (Januari 2007), Group Head
Regional Commercial Sales Bank Mandiri
(November 2007). Beliau juga pernah
menjabat sebagai Komisaris Utama di PT
Staco Jasapratama (General Insurance)
(2008) dan Komisaris di Mandiri
Sekuritas (2009). Sebelum menduduki
jabatan saat ini, Beliau dipercaya sebagai
Direktur Treasury, Finance Institutions
and Special Asset Management Bank
Mandiri (2011-2015).
Jenis
Nama Jabatan Periode Usia Pendidikan Pengalaman kerja Treasury
Kelamin
Hery Gunardi Direktur 4 Juli 2013 – 31 55 Laki-laki Sarjana jurusan Beliau mengawali karir di perbankan Micro & Retail
Distributions Desember 2017 Tahun Administrasi Niaga pada tahun 1993 sebagai Analis Kredit Banking,
dari Universitas Bermasalah dalam urusan Consumer
17 Agustus 1945 Debitur Khusus di Bapindo (1993 – Banking, Micro &
(1987) dan gelar 1996), Kepala Sub Bagian Sindikasi Business Banking,
Master of Business Surat Hutang dalam urusan Treasury di Distributions,
Administration Bapindo (1996-1998). Setelah itu Beliau Credit Risk
in Finance and memulai karirnya di Bank Mandiri sejak Management,
Accounting dari tahun 1998 dengan menempati berbagai Special Asset
University of Oregon, posisi seperti Anggota Tim Merger Bank Management,
USA pada tahun 1991 Mandiri (1998-1999), Regional Marketing Branding
Manager Bank Mandiri Wilayah Jakarta & Strategic
Kota (1999-2002), Area Manager Bank Marketing
Mandiri Daan Mogot (2002), Dept. Head
Bank Assurance dan Direktur Project
PendirianPerusahaan Asuransi Patungan
dengan AXA (2002-2003), Direktur PT AXA
Mandiri Financial Services (2003-2006),
Group Head Wealth Management Mandiri
sekaligus menjadi Komisaris Utama PT
AXA Mandiri Financial Services (2006-
2009), Group Head Jakarta Network
di Bank Mandiri (2009-2011) sekaligus
menjadi Komisaris Utama PT Mandiri
Manajemen Investasi (2009-2013),Group
Head Distribution Network 1 di Bank
Mandiri (2011-2013), EVP Coordinator
Consumer Finance (2013). Sebelum
menjabat sebagai Direktur Distribution,
Beliau pernah ditunjuk sebagai Direktur
Micro and Retail Banking Bank Mandiri
(2013-2015), Direktur Micro and Business
Banking Bank Mandiri (2015) dan
Direktur Consumer Banking Bank Mandiri
(2015-2016).
Tardi Direktur Retail 22 September 53 Laki-laki Sarjana Agronomi dari Beliau mengawali karir di perbankan Corporate
Banking 2015 – 31 Tahun Universitas 11 Maret sejak tahun 1989 sebagai Staf Profesional Banking (Sektor
Desember 2017 pada tahun 1987 di PT Bank Bumi Daya Kehutanan,
dan gelar Master di (1989-1998). Memulai karir di Bank perkebunan
bidang Keuangan dari Mandiri sejak tahun 1998 dengan perdagangan
Universitas Padjajaran menempati beberapa posisi seperti dan industri,
pada tahun 1999. Group Head Credit Operation and Control Pengembangan
Credit Administration (1998-1999), Group bisnis maupun
Head Credit Operation and Control Loan recovery
Operations Development (2000), Dept. management,
Head Loan Disbursement (2001-2005), Segmen Retail
Dept. Head Jakarta Disbursement dan Banking, Segmen
Dept. Head Loan Collection I (2006), Mikro, Segmen
Group Head Credit Recovery II (2006- Usaha Menengah
2008), Anggota Dewan Komisaris di (UMKM)
Investama Mandiri (2007-2009), Group
Head Micro Business Development di
Bank Mandiri (2008-2013), Anggota
Dewan Komisaris di Bank Syariah
Mandiri (2008-2013), SEVP Consumer
Finance di Bank Mandiri (2013-2015),
SEVPWholesale Risk di Bank Mandiri
(2015). Sebelum menduduki posisinya
saat ini, Beliau dipercaya sebagai
Direktur Micro Banking Bank Mandiri
(2015-2016).
Jenis
Nama Jabatan Periode Usia Pendidikan Pengalaman kerja Treasury
Kelamin
Ahmad Siddik Direktur Risk 25 Juni 2015 – 52 Laki-laki Sarjana Teknik Beliau mengawali karir di dunia Manajemen risiko
Badruddin Management 31 Desember Tahun Kimia pada tahun perbankan sejak tahun 1990 sebagai kredit, strategi
& Compliance 2017 1988 dan gelar Management Associate di Citibank penanganan
Master of Business (1990-1995), Regional Risk Officer of risiko, analisa
Administration Global Consumer Bank (AVP) di Citibank, risiko,
di bidang sistem Singapura (1995-1997), Retail Bank Risk manajemen
informasi manajemen Director of Global Consumer Bank (VP) dan strategi
pada tahun 1990, di Citibank, Jakarta (1997-1998), Head collection,
keduanya diperoleh of Risk Management di ABN AMRO Bank, manajemen
dari Universitas of Hong Kong (1999-2001), Country Risk risiko fraud,
Texas, Austin, USA Director di Citibank (2001-2004), Country akuisisi maupun
Risk Director and Deputy Country Risk penutupan/
Director di Citibank, Jerman (2004- penjualan bisnis
2008), Regional Senior Credit Officer for dan portfolio,
Central & Eastern Europe and Middle manajemen
East Africa Region di Citibank, London scorecard
(2008-2011), Global Unsecured Product portfolio,
Risk Management di Citibank, New York manajemen
(2011-2014). Sebelum menjabat sebagai risiko
Direktur Risk Management & Compliance, operasional,
Beliau menjabat sebagai SEVP Retail proses self-
Chief Risk Officer Bank Mandiri (2014- assessment untuk
2015). kontrol risiko,
manajemen
agen collection
eksternal,
dan berbagai
program
training terkait
manajemen
risiko.
Kartini Sally Direktur 10 Juni 2015 – 52 Perempuan Sarjana Kedokteran Beliau mengawali karir di perbankan Corporate
Kelembagaan 31 Desember Tahun Gigi dari Universitas pada tahun 1990 sebagai Loan Officer Banking,
2017 Indonesia pada Corporate Banking di Bank Commercial
tahun 1988, Program Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) Banking, Risk
Magister “Wijawiyata (1990-1997) dan Kepala Seksi Corporate Management,
Management” dari Banking di Bank Exim (1997-1999). Investment
IPPM Jakarta pada Kemudian Beliau memulai karirnya Banking,
tahun 1990 dan di Bank Mandiri sejak tahun 1999 dan Bank Syariah,
program Magister telah menempati beberapa posisi Pembiayaan,
Management dari seperti Senior Relationship Manager solusi transaksi
Universitas Jayabaya, Corporate Banking (1999-2002), Dept. keuangan untuk
Jakarta pada tahun Head Corporate Banking (2003-2006), Kementerian/
1998. Pemegang Kewenangan Pemutus Kredit Lembaga dan
Segmen Commercial and Business karyawan,
Banking Bank Mandiri (Februari implementasi
2006 - September 2006), Group Head inklusi keuangan
Commercial Risk (2006-2012), Group melalui Proyek
Head Corporate Banking (2012-2015) Bantuan
serta Anggota Dewan Komisaris di Pemerintah
Mandiri Sekuritas (2012-2015).
Rico Usthavia Direktur 20 Juli 2016 – 47 Laki-laki Sarjana Teknik Elektro Beliau mengawali karir sebagai Field Digital Banking
Frans Digital 31 Desember Tahun dari Institut Teknologi Manager di Schlumberger (1993-1995). & Technology,
Banking & 2017 Bandung pada tahun Karir di dunia perbankan di mulai Transaction
Technology 1992. sejak tahun 1995 sebagai Management Banking/Payment
Associate di Citibank NA (1995-1997), System/Financial
e-Trade Head Asset Based Finance Head Technology,
di Citibank NA (1997-2001), e-Business Information
Head di Citibank NA (2001-2006) dan Technology,
Group Head Electronic Banking di Data Analytics/
Citibank NA (2006-2010). Bergabung Enterprise Data
dengan Bank Mandiri sejak tahun 2010, Management
sebelum menjabat sebagai Direktur
Digital Banking & Technology, Beliau
menempati beberapa posisi seperti
Group Head Electronic Banking (2010-
2013) dan SEVP Transaction Banking
Bank Mandiri (2013-2015).
Jenis
Nama Jabatan Periode Usia Pendidikan Pengalaman kerja Treasury
Kelamin
Darmawan Direktur 21 Agustus 2017 51 Laki-laki Beliau memperoleh Beliau mengawali karir Perbankan di Digital banking,
Junaidi* Treasury – 31 Desember Tahun gelar Sarjana Hukum PT Bank Bumi Daya (Persero) sejak pengembangan
2017 dari Universitas tahun 1992 sebagai Tata Usaha Kantor User Experience,
Sriwijaya, Palembang Pusat (1992-1994), Credit Recovery data analysis
pada tahun 1990. Officer (1994-1996), Profesional Staff menggunakan
Urusan Pengawasan Intern (1996-1997), big data,
Profesional Staff Urusan Treasury (1997- machine learning
1999). Selanjutnya mengawali karir di dan artificial
Bank Mandiri sebagai Treasury Manager inteligence.
of Cayman Islands Branch (1999-2005),
Senior Manager – Professional Staff of
Treasury Marketing, Treasury Group
(2005-2007), Assistant Vice President -
Chief Dealer of Marketing II, Treasury
Group (2007-2009), Vice President -
Department Head of Marketing West,
Treasury Group (2009-2011), Vice
President -Department Head of Banking
Book Management, Treasury Group
(2011-2012), Senior Vice President -
Deputy Group Head of Treasury (Pejabat
Eksekutif di bidang Funding andLending)
(2012-2015), Senior Vice President
-Regional CEO Bali dan Nusa Tenggara
(Pejabat Eksekutif di bidang Fundingand
Lending) (2015-2016) dan sebagai Senior
Vice President - Group Head of Treasury
(Pejabat Eksekutif di bidang Funding and
Lending) (Januari-Mei 2016). Selanjutnya
Beliau berkarir di PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk dengan jabatan sebagai
Direktur Keuangan dan sekaligus
sebagai Komisaris Utama di PT Semen
Kupang Indonesia (2016- Agustus 2017),
kemudian pada Mei 2017- Agustus 2017
beliau ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas
Direktur Utama PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk.
Keterangan
*Efektif sejak tanggal 12 Januari 2018 setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
Jumlah dan Komposisi Direksi Perseroan Sebelum RUPS Tahunan Tanggal 14 Maret 2017
Jumlah dan komposisi Direksi Perseroan sebelum RUPS Tahunan tanggal 14 Maret 2017 yaitu Direksi berjumlah 10 (sepuluh) orang yang terdiri
dari 1 (satu) orang Direktur Utama, 1 (satu) orang Wakil Direktur Utama dan 8 (delapan) orang Direktur.
Jumlah dan Komposisi Direksi Perseroan Sesudah RUPS Tahunan Tanggal 14 Maret 2017 Hingga RUPS Luar Biasa Tanggal 21 Agustus
2017
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. yang dilaksanakan pada tanggal 12 April 2017, diputuskan
bahwa Sdr. Pahala N. Mansury diangkat menjadi Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Sehubungan dengan hal tersebut, sesuai
dengan Peraturan Menteri BUMN serta Anggaran Dasar Perseroan maka kedudukan Sdr. Pahala N. Mansury sebagai anggota Direksi dengan
sendirinya berakhir dan pengakhiran masa jabatannya tersebut akan dikukuhkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan terdekat.
Sehingga jumlah Direksi Perseroan menjadi 9 (sembilan) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang Direktur Utama, 1 (satu) orang Wakil Direktur Utama
dan 7 (tujuh) orang Direktur.
Susunan Anggota Direksi Perseroan Sebelum RUPS Luar Biasa Tanggal 21 Agustus 2017
Jumlah dan komposisi Direksi Perseroan sebelum RUPS Luar Biasa tanggal 21 Agustus 2017 yaitu Direksi berjumlah 9 (sembilan) orang yang terdiri
dari 1 (satu) orang Direktur Utama, 1 (satu) orang Wakil Direktur Utama dan 7 (tujuh) orang Direktur.
Susunan Anggota Direksi Perseroan Sesudah RUPS Luar Biasa Tanggal 21 Agustus 2017
Salah satu keputusan RUPS Luar Biasa pada tanggal 21 Agustus 2017 yaitu mengangkat Bpk. Darmawan Junaidi sebagai Direktur Treasury yang
akan berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper
Test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sehingga jumlah dan komposisi Direksi Perseroan sesudah RUPS Luar Biasa tanggal 21 Agustus 2017 yaitu berjumlah 10 (sepuluh) orang Direksi,
yang terdiri dari 1 (satu) orang Direktur Utama, 1 (satu) orang Wakil Direktur Utama dan 8 (delapan) orang Direktur.
Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan
Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, sehingga, dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya secara independen.
Direksi tidak memangku jabatan rangkap sebagai Direktur Utama atau Direktur lainnya pada Badan Usaha Milik Negara, Daerah dan Swasta
atau jabatan lain yang berhubungan dengan pengelolaan Perseroan, maupun jabatan struktural, dan jabatan fungsional lainnya pada instansi/
lembaga pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berlaku.
Hubungan afiliasi antara anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham Utama dan/atau pengendali, yang meliputi:
- Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan anggota Direksi lainnya.
- Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.
- Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan Pemegang Saham Utama dan/atau pengendali.
- Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan anggota Komisaris lainnya; dan
- Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham Utama dan/atau pengendali.
Keterangan:
*Efektif sejak tanggal 12 Januari 2018 setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
2. Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.03/2016, para anggota Direksi dilarang memangku jabatan rangkap
sebagai anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris atau Pejabat Eksekutif pada bank, perusahaan dan/atau lembaga lain. Namun, tidak
termasuk rangkap jabatan dalam hal Direksi yang bertanggung jawab terhadap pengawasan atas penyertaan Bank pada perusahaan
anak, menjalankan tugas fungsional menjadi anggota Dewan Komisaris pada perusahaan anak bukan bank yang dikendalikan oleh Bank,
sepanjang tidak mengakibatkan yang bersangkutan mengabaikan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagai anggota Direksi Bank.
Keterangan:
*Efektif sejak tanggal 12 Januari 2018 setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
Keterangan:
*Efektif sejak tanggal 12 Januari 2018 setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
Rapat Direksi
Rapat Direksi adalah rapat yang dihadiri oleh Direksi yang dapat diadakan paling kurang 1 (satu) kali dalam setiap bulan atau setiap waktu
bilamana dipandang perlu atas permintaan seorang atau lebih anggota Direksi, atau atas permintaan tertulis dari Dewan Komisaris. Rapat
Direksi wajib mengadakan Rapat Direksi bersama Dewan Komisaris secara berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam 4 (empat) bulan. Materi rapat
disampaikan kepada seluruh peserta rapat 5 (lima) hari kerja sebelum pelaksanaan rapat.
Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, dan dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan, Rapat dipimpin oleh Wakil Direktur
Utama. Apabila Wakil Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan, maka Pimpinan Rapat adalah Direktur Pengganti Direktur Utama atau
Direktur Pengganti Wakil Direktur Utama sebagaimana telah ditetapkan dalam keputusan Direksi tentang Pembidangan Tugas dan Wewenang
Angota Direksi Serta Penetapan Daftar Direktur Pengganti. Jika Direktur Pengganti yang telah ditetapkan tersebut berhalangan juga, maka Rapat
Direksi dipimpin oleh seorang anggota Direksi yang hadir dan dipilih dalam rapat tersebut.
Tardi Hadir
3. 17 Januari 2017 1. Update Pelaksanaan RUPS Tahunan. Kartika Wirjoatmodjo Tidak Hadir Dinas
2. Performance Review - Kinerja Unit Kerja Tahun
2016. Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Pahala N. Mansury Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
4. 24 Januari 2017 1. Persetujuan Laporan Keuangan Audit 31 Kartika Wirjoatmodjo Hadir
Desember 2016.
2. Update Implementasi Inisiatif Corporate Plan. Sulaiman A. Arianto Tidak Hadir Cuti
3. Portfolio Management SME. Ogi Prastomiyono Hadir
4. Update Project Nusantara dan Perusahaan Anak.
5. Laporan Tingkat Kesehatan Bank Individu Pahala N. Mansury Hadir
Periode Desember 2016.
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Tidak Hadir Cuti
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
Hadir/ Alasan
No. Tanggal Mata Acara Rapat Peserta Rapat
Tidak Hadir Ketidakhadiran
5. 31 Januari 2017 1. Update Perkembangan IT. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Usulan Sponsorship Bank Mandiri.
3. Pembahasan Human Capital. Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Pahala N. Mansury Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
6. 7 Februari 2017 1. Update Inisiatif Jaringan Kantor 2017. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Update Perkembangan Debitur SAM
3. Pembahasan Human Capital. Sulaiman A. Arianto Hadir
4. Update Performance Management. Ogi Prastomiyono Hadir
Pahala N. Mansury Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
7. 14 Februari 2017 1. Laporan Tingkat Kesehatan Bank Konsolidasi Kartika Wirjoatmodjo Hadir
posisi 31 Desember 2016.
2. Update Pelaksanaan RUPS Tahunan Tahun Buku Sulaiman A. Arianto Hadir
2016. Ogi Prastomiyono Hadir
3. Persiapan Public Expose dan Analyst Meeting Q4
2016. Pahala N. Mansury Hadir
4. Update Inisiatif Strategis Distribution.
Royke Tumilaar Hadir
5. Update Corporate Real Estate Group.
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
8. 21 Februari 2017 1. Pembahasan Human Capital. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Update Inisiatif Corporate Plan.
Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Pahala N. Mansury Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
Hadir/ Alasan
No. Tanggal Mata Acara Rapat Peserta Rapat
Tidak Hadir Ketidakhadiran
9. 28 Februari 2017 1. Usulan Penggunaan Plafon Anggaran Hapus Kartika Wirjoatmodjo Hadir
Buku.
2. Update Inisiatif Corporate Plan. Sulaiman A. Arianto Hadir
3. Usulan Pengadaaan. Ogi Prastomiyono Hadir
Pahala N. Mansury Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Tidak Hadir Dinas
10. 3 Maret 2017 Pembahasan Human Capital. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Pahala N. Mansury Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Tidak Hadir Dinas
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Tidak Hadir Dinas
11. 7 Maret 2017 1. Update Pengadaan Jasa Audit LK Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo Hadir
Tahun Buku 2017.
2. Update Perkembangan Nasabah Wholesale. Sulaiman A. Arianto Hadir
3. Update Inisiatif Corporate Plan. Ogi Prastomiyono Hadir
Pahala N. Mansury Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
12. 14 Maret 2017 1. Update Perkembangan Debitur SAM. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Update Perkembangan IT.
Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Pahala N. Mansury Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
Hadir/ Alasan
No. Tanggal Mata Acara Rapat Peserta Rapat
Tidak Hadir Ketidakhadiran
13. 15 Maret 2017 1. Tindak Lanjut Keputusan RUPS Tahunan. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Update Legal.
Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Pahala N. Mansury Tidak Hadir Dinas
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
14. 22 Maret 2017 1. Penyelarasan Struktur Organisasi. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Kinerja Keuangan Bulan Februari 2017.
3. Update Perkembangan Debitur SAM. Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Pahala N. Mansury Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Tidak Hadir Dinas
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Tidak Hadir Dinas
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
15. 29 Maret 2017 1. Update Inisiatif Corporate Plan. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Usulan Penggunaan Plafond Hapus Buku
Q1/2017. Sulaiman A. Arianto Hadir
3. Penyelarasan Struktur Organisasi. Ogi Prastomiyono Hadir
4. Update Perkembangan Collection.
5. Update Perkembangan Transaction Banking. Pahala N. Mansury Hadir
6. Pembahasan Project Agent of Decelopment.
Royke Tumilaar Hadir
7. Usulan Kewenangan.
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
16. 4 April 2017 1. Penyelarasan Struktur Organisasi. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Pembahasan Human Capital.
3. Update Perkembangan Project Vulcan. Sulaiman A. Arianto Hadir
4. Update Corporate Secretary. Ogi Prastomiyono Hadir
Pahala N. Mansury Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
Hadir/ Alasan
No. Tanggal Mata Acara Rapat Peserta Rapat
Tidak Hadir Ketidakhadiran
17. 10 April 2017 1. Diskusi Umum : Pengarahan Pejabat. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Update Pengelolaan Risiko.
3. Kinerja Keuangan Bulan Maret 2017. Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Pahala N. Mansury Hadir
Royke Tumilaar Tidak Hadir Cuti
Hery Gunardi Hadir
Tardi Tidak Hadir Cuti
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
18. 17 April 2017 1. Diskusi Umum Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Update Direktorat Internal Audit.
3. Update Legal Group. Sulaiman A. Arianto Hadir
4. Update Perkembangan Project Marvel. Ogi Prastomiyono Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
19. 25 April 2017 1. Persiapan Analyst Meeting Q1 2017. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Update Perkembangan Nasabah Wholesale.
3. Update Inisiatif Transaction Banking. Sulaiman A. Arianto Hadir
4. Pembahasan Human Capital. Ogi Prastomiyono Hadir
5. Usulan Penggunaan Plafon Anggaran Hapus
Buku. Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
20. 2 Mei 2017 1. Pembahasan Human Capital. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Update Perkembangan Bisnis KLN.
3. Update Perkembangan Project Vulcan. Sulaiman A. Arianto Hadir
4. Usulan Manfaat Tahun. Ogi Prastomiyono Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Tidak Hadir Dinas
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
Hadir/ Alasan
No. Tanggal Mata Acara Rapat Peserta Rapat
Tidak Hadir Ketidakhadiran
21. 12 Mei 2017 1. Update Perkembangan IT. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Kinerja Keuangan Bulan April 2017.
3. Update Corporate Portfolio Risk Group. Sulaiman A. Arianto Hadir
4. Usulan Kewenangan. Ogi Prastomiyono Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Tidak Hadir Cuti
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
22. 23 Mei 2017 1. Update Corporate Secretary Group. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Usulan Direktorat Special Asset Management.
3. Update Inisiatif Corporate Plan. Sulaiman A. Arianto Hadir
4. Update Corporate Real Estate Group. Ogi Prastomiyono Hadir
5. Pembahasan Human Capital.
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
23. 29 Mei 2017 1. Revisi RKAP Tahun 2017. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Update Perkembangan Bisnis Wealth.
3. Update Perkembangan Bisnis Perusahaan Anak. Sulaiman A. Arianto Tidak Hadir Cuti
4. Update Perkembangan IT. Ogi Prastomiyono Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
24. 13 Juni 2017 1. Kinerja Keuangan Bulan Mei 2017. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Usulan Direktorat Special Asset Management.
3. Update Legal Group. Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Tidak Hadir Izin
Rico Usthavia Frans Hadir
Hadir/ Alasan
No. Tanggal Mata Acara Rapat Peserta Rapat
Tidak Hadir Ketidakhadiran
25. 20 Juni 2017 1. Update Perkembangan Bisnis KLN. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Update Credit Portfolio Risk Group.
3. Update Pelaksanaan RUPS LB. Sulaiman A. Arianto Hadir
4. Usulan Penggunaan Plafond Hapus Buku Ogi Prastomiyono Hadir
Q2/2017.
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Tidak Hadir Dinas
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
26. 3 Juli 2017 1. Update Perkembangan IT. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Usulan Evaluasi Kewenangan.
Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Tidak Hadir Cuti
27. 4 Juli 2017 1. Update Direktorat Corporate Transformation. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Indikator Kinerja Utama (KPI).
Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Tidak Hadir Izin
Rico Usthavia Frans Hadir
28. 18 Juli 2017 1. Kinerja Keuangan Bulan Juni 2017. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Wholesale Transaction Dashboard.
3. Update Sponsorship Bank Mandiri. Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Royke Tumilaar Tidak Hadir Cuti
Hery Gunardi Tidak Hadir Dinas
Tardi Tidak Hadir Cuti
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
Hadir/ Alasan
No. Tanggal Mata Acara Rapat Peserta Rapat
Tidak Hadir Ketidakhadiran
29. 25 Juli 2017 1. Update Direktorat Internal Audit. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Pembahasan Human Capital.
3. Usulan Kewenangan. Sulaiman A. Arianto Hadir
4. Update Project Vulcan. Ogi Prastomiyono Tidak Hadir Sakit
5. Usulan Penggunaan Plafon Anggaran Hapus
Buku. Royke Tumilaar Hadir
6. Strategi Pengelolaan Portfolio.
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
30. 1 Agustus 2017 1. Update Sponsorship Bank Mandiri. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Update Direktorat Corporate Transformation.
3. Update Accounting dan Legal Group. Sulaiman A. Arianto Hadir
4. Usulan Corporate Secretary Group. Ogi Prastomiyono Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
31. 8 Agustus 2017 1. Update Perkembangan Debitur SAM. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Pembahasan Human Capital.
3. Update Rangkaian Apresiasi Mandiri Excellent Sulaiman A. Arianto Hadir
Award. Ogi Prastomiyono Hadir
4. Pembahasan Human Capital.
5. Update Project Marvel. Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
32. 15 Agustus 2017 1. Update Perkembangan IT. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Kinerja Keuangan Bulan Juli 2017.
3. Pembahasan Human Capital. Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Tidak Hadir Dinas
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
Hadir/ Alasan
No. Tanggal Mata Acara Rapat Peserta Rapat
Tidak Hadir Ketidakhadiran
33. 23 Agustus 2017 1. Tindak Lanjut Keputusan RUPS LB 2017. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Pembahasan Kewenangan.
3. Laporan Tingkat Kesehatan Bank Secara Sulaiman A. Arianto Hadir
Konsolidasi Posisi 30 Juni 2017. Ogi Prastomiyono Hadir
4. Update Credit Portfolio Risk Group.
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
Darmawan Junaidi Tidak Hadir Dinas
34. 29 Agustus 2017 1. Pembahasan Struktur Organisasi. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Pembahasan Human Capital.
Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Tidak Hadir Cuti
Kartini Sally Tidak Hadir Dinas
Rico Usthavia Frans Tidak Hadir Dinas
Darmawan Junaidi Hadir
35. 5 September 1. Kinerja Keuangan Bulan Agustus 2017. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2017 2. Pembahasan Human Capital.
Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Royke Tumilaar Tidak Hadir Dinas
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Tidak Hadir Dinas
Darmawan Junaidi Hadir
36. 12 September 1. Indonesia Economic Update 2017. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2017 2. Update Accounting Group.
3. Update Inisiatif Corporate Plan. Sulaiman A. Arianto Tidak Hadir Dinas
4. Usulan Perubahan Peraturan Dana Pensiun (PDP) Ogi Prastomiyono Hadir
DPLK.
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Tidak Hadir Dinas
Rico Usthavia Frans Hadir
Darmawan Junaidi Hadir
Hadir/ Alasan
No. Tanggal Mata Acara Rapat Peserta Rapat
Tidak Hadir Ketidakhadiran
37. 19 September 1. Update Strategy and Performance Group. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2017 2. Update Inisiatif SAM.
3. Pembahasan Human Capital. Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Tidak Hadir Izin
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
Darmawan Junaidi Tidak Hadir Dinas
38. 26 September 1. Update Inisiatif Corporate Plan. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2017 2. Update Perkembangan IT .
3. Usulan Corporate Secretary Group. Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
Darmawan Junaidi Hadir
39. 03 Oktober 2017 1. Kick Off RKAP 2018 dan RBB 2018-2020. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Update Perkembangan Bisnis SME.
3. Pembahasan Project Agent of Development. Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Royke Tumilaar Tidak Hadir Dinas
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
Darmawan Junaidi Hadir
40. 10 Oktober 2017 1. Kinerja Keuangan Bulan September 2017. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Update Inisiatif Corporate Plan.
Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Tidak Hadir Dinas
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
Darmawan Junaidi Hadir
Hadir/ Alasan
No. Tanggal Mata Acara Rapat Peserta Rapat
Tidak Hadir Ketidakhadiran
41. 18 Oktober 2017 1. Usulan Pelaksanaan MEA. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Pembahasan Human Capital.
Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Tidak Hadir Dinas
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Tidak Hadir Dinas
Darmawan Junaidi Hadir
42. 24 Oktober 2017 1. Persiapan Public Expose dan Analyst Meeting Q3 Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2017.
2. Update Perkembangan Bisnis Micro. Sulaiman A. Arianto Hadir
3. Update Perkembangan Bisnis Consumer. Ogi Prastomiyono Tidak Hadir Dinas
4. Update Direktorat Risk Management.
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
Darmawan Junaidi Hadir
43. 31 Oktober 2017 1. Proyeksi Keuangan Tahun 2017. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2. Update Inisiatif Corporate Plan.
Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Tidak Hadir Dinas
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Tidak Hadir Dinas
Darmawan Junaidi Tidak Hadir Dinas
44. 07 November 1. Update Inisiatif Corporate Plan. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2017 2. Pembahasan Human Capital.
Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
Darmawan Junaidi Hadir
Hadir/ Alasan
No. Tanggal Mata Acara Rapat Peserta Rapat
Tidak Hadir Ketidakhadiran
45. 14 November 1. Pembahasan Human Capital. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2017 2. Kinerja Keuangan Bulan Oktober 2017.
3. Usulan RKAP dan Inisiatif Corporate Plan. Sulaiman A. Arianto Hadir
4. Update Perkembangan Bisnis Commercial. Ogi Prastomiyono Hadir
5. Update Perkembangan SME.
6. Update Inisiatif Corporate Plan. Royke Tumilaar Hadir
7. Update Perkembangan Nasabah Wholesale.
Hery Gunardi Hadir
8. Perkembangan Kewenangan.
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
Darmawan Junaidi Hadir
46. 28 November 1. Usulan Corporate Real Estate Group. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2017 2. Update Perkembangan IT.
3. Update Recovery Plan Bank Mandiri. Sulaiman A. Arianto Hadir
4. Update Direktorat Risk Management. Ogi Prastomiyono Hadir
5. Update Project Lafite.
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Tidak Hadir Dinas
Rico Usthavia Frans Tidak Hadir Dinas
Darmawan Junaidi Hadir (dikuasakan ke
Direksi Lain)
47. 05 Desember 1. Pembahasan Human Capital. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2017
Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Hadir
Rico Usthavia Frans Hadir
Darmawan Junaidi Hadir
48. 11 Desember 1. Pembahasan Human Capital. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2017 2. Usulan Persetujuan Recovery Plan Bank Mandiri.
Sulaiman A. Arianto Hadir
Ogi Prastomiyono Hadir
Royke Tumilaar Hadir
Hery Gunardi Hadir
Tardi Tidak Hadir Dinas
Ahmad Siddik Badruddin Tidak Hadir Dinas
Kartini Sally Tidak Hadir Cuti
Rico Usthavia Frans Hadir
Darmawan Junaidi Hadir
Hadir/ Alasan
No. Tanggal Mata Acara Rapat Peserta Rapat
Tidak Hadir Ketidakhadiran
49. 19 Desember 1. Kinerja Keuangan Bulan November 2017. Kartika Wirjoatmodjo Hadir
2017 2. Update RKAP Perusahaan Anak.
3. Performance Evaluation. Sulaiman A. Arianto Hadir
4. Update dan Usulan Treasury Group. Ogi Prastomiyono Hadir
5. Update Inisiatif SAM.
6. Usulan Perubahan Peraturan Dana Pensiun Royke Tumilaar Tidak Hadir Cuti
Mandiri DPLK.
Hery Gunardi Tidak Hadir Cuti
7. Branchless Banking.
Tardi Hadir
Ahmad Siddik Badruddin Hadir
Kartini Sally Tidak Hadir Dinas
Rico Usthavia Frans Hadir
Darmawan Junaidi Hadir
Keterangan:
*Efektif sejak tanggal 12 Januari 2018 setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
22 September Workshop Micro Banking 03 Agustus 2017, Denpasar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Direktur Retail
Tardi 2015 – 31 Refreshment Manajemen 26 April 2017, Graha Niaga- Lembaga Sertifikasi Profesi
Banking
Desember 2017 Risiko Perbankan Jakarta Perbankan (LSPP)
Executive Training Financial 11-15 Desember 2017,
London Business School
Strategies for Value Creation London
17 - 19 Bankers Association for Risk
Sound Practice in ICAAAP
Oktober 2017, Management
Implementation
Prague (BARa)
14 September 2017 dan 28
Juli 2017, Bankers Association for Risk
Unsecured Retail Credit Risk
Assembly Hall lantai Management
Management
9 Menara Mandiri dan (BARa)
Financial Hall-Jakarta
Direktur Risk
Ahmad Siddik 25 Juni 2015 – 31 Refocusing on Credit Risk
Management &
Badruddin Desember 2017 Management, Credit Risk Bankers Association for Risk
Compliance 23 Maret 2017,Four Seasons
Model, Pricing, and Being Management
Hotel-Jakarta
Prepared for Upcoming (BARa)
Regulations
Bankers Association for Risk
Risk Management in 10 Maret 2017, Auditorium
Management
Mortgage Banking Plaza Mandiri-Jakarta
(BARa)
Forum Digital Banking 17 Februari 2017, Batam PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
21 Agustus 2017
Sertifikasi Manajemen Risiko 07 Oktober 2017, Lembaga Sertifikasi Profesi
Darmawan Junaidi* Direktur Treasury – 31 Desember
Level 5 Jakarta Perbankan (LSPP)
2017
Keterangan:
*Efektif sejak tanggal 12 Januari 2018 setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
Badan Nasional Level 5 Manajemen Risiko Perbankan 11 April 2015 11 April 2017
Direktur Risk Sertifikasi Profesi/
Ahmad Siddik 25 Juni 2015 – 31 LSPP
Management &
Badruddin Desember 2017
Compliance BARa Risk Forum - Refreshment at Stockholm 19 21 September 2016 21 September
– 21 September 2016 2018
Badan Nasional Level 5 Manajemen Risiko Perbankan 11 April 2015 11 April 2017
Direktur 10 Juni 2015 – 31 Sertifikasi Profesi/
Kartini Sally LSPP
Kelembagaan Desember 2017
BARa Risk Forum - BARa Risk Program, Denpasar 17 Mei 2017 17 Mei 2019
Badan Sertifikasi Level 5 Manajemen Risiko Perbankan 7 Mei 2016 7 Mei 2018
Manajemen Risiko
(BSMR)
Badan Sertifikasi Level 4 Manajemen Risiko Perbankan 25 April 2010 25 April 2012
Manajemen Risiko
Direktur Digital (BSMR)
Rico Ushtavia 20 Juli 2016 – 31
Banking &
Frans Desember 2017 Badan Sertifikasi Level 2 Manajemen Risiko Perbankan 2 Juni 2007 2 Juni 2011
Technology
Manajemen Risiko
(BSMR)
Badan Sertifikasi Level 1 Manajemen Risiko Perbankan 9 Agustus 2007 9 Agustus 2011
Manajemen Risiko
(BSMR)
21 Agustus 2017 LSPP Level 5 Manajemen Risiko Perbankan 7 Oktober 2017 7 Oktober 2019
Darmawan Direktur
– 31 Desember
Junaidi* Treasury
2017
Keterangan:
*Efektif sejak tanggal 12 Januari 2018 setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
Kebijakan dan Jumlah Remunerasi Direksi 4. Dalam implementai remunerasi MRT, Bank Mandiri berpedoman
Remunerasi Direksi mengacu pada Peraturan Menteri Negara BUMN terhadap ketentuan OJK, Permen BUMN, dan kebijakan
No. PER-02/MBU/06/2016 tanggal 20 Juni 2016 tentang Perubahan remunerasi Perseroan.
atas Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-04/MBU/2014 tentang
Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Selain tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-
Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara. Formulasi kebijakan undangan yang berlaku, kebijakan remunerasi yang bersifat
Remunerasi Direksi disusun dengan berbagai pertimbangan yang tetap harus memerhatikan skala usaha, kompleksitas usaha,
meliputi kebutuhan likuiditas jangka pendek dan jangka panjang, peer group, tingkat inflasi, kondisi, dan kemampuan keuangan.
kecukupan dan penguatan permodalan, aspek stabilitas keuangan, Sedangkan kebijakan remunerasi yang bersifat variabel selain harus
terciptanya efektivitas manajemen risiko serta, potensi pendapatan mengedepankan hal-hal yang berhubungan kebijakan remunerasi
di masa yang akan datang. Dalam pemberian remunerasi baik yang bersifat tetap, juga harus memerhatikan adanya prudent risk
remunerasi yang bersifat tetap maupun remunerasi yang bersifat taking.
variabel, Bank Mandiri mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Prosedur Penetapan Remunerasi
Penetapan remunerasi Direksi juga mengacu pada Peraturan Otoritas Selain tercermin dalam realisasi Rencana Kerja Anggaran Perusahaan
Jasa Keuangan No.45/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola (RKAP), penetapan remunerasi Direksi juga membutuhkan pengkajian
dalam Pemberian Remunerasi Bagi Bank Umum, Bank Mandiri yang diusulkan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
menerapkan Tata Kelola dalam Pemberian Remunerasi yang telah 1. Penyampaian Rencana Bisnis Bank (RBB) kepada ke Pemangku
mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk stabilitas keuangan Kepentingan/Stakeholder dan regulator yang dilakukan pada
bank, terciptanya manajemen risiko, kebutuhan likuiditas jangka akhir tahun;
pendek dan jangka panjang, serta potensi pendapatan di masa yang 2. Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktur Utama yang
akan datang. Perseroan dapat menunda remunerasi yang bersifat disetujui oleh Dewan Komisaris dan ditandatangani oleh Direktur
variable yang ditangguhkan (Malus) atau menarik kembali remunerasi Utama dan Komisaris Utama;
yang bersifat variabel yang sudah dibayarkan (Clawback) kepada 3. Penyusunan IKU Wakil Direktur Utama dan Direktur Bidang untuk
pejabat yang tergolong Material Risk Taker (MRT), dengan ketentuan meng-cover IKU Direktur Utama;
sebagai berikut: 4. Secara berkala dilakukan evaluasi kinerja masing-masing
1. Perseroan menerapkan Malus dan atau Clawback untuk kondisi bisnis unit dan target utama dievaluasi secara bulanan melalui
khusus tertentu dalam penerapan remunerasi bersifat variable, performance review;
dengan mempertimbangkan faktor antara lain: 5. Pada akhir tahun dilakukan penilaian secara komprehensif yang
- Besarnya kerugian finansial maupun non finansial Perseroan. dibahas dalam rapat Direksi;
- Keterlibatan pegawai bersangkutan secara langsung 6. Hasil penilaian dilaporkan kepada Dewan Komisaris dan setelah
maupun tidak langsung dalam kerugian yang terjadi. RUPS dilakukan pembagian tantiem kepada Direksi yang
2. Remunerasi yang bersifat variable wajib ditangguhkan sebesar didasarkan pada penilaian tersebut, sehingga tantiem 1 (satu)
persentase tertentu yang dietapkan oleh Perseroan. orang Direktur dapat berbeda dengan Direktur lainnya.
3. Kebijakan ini berlaku untuk pejabat yang tergolong MRT, dengan
kriteria sebagai berikut: RUPS memutuskan penetapan remunerasi bagi Direksi dimana
- Menyebabkan kerugian bank finansial maupun non finansial. mekanisme basis formula yang telah ditetapkan oleh RUPS terlebih
- Melakukan tindakan kecurangan (fraud), melanggar hukum, dahulu dikaji dan diusulkan besaran remunerasi oleh Dewan
perilaku tidak etis, dan/atau pemalsuan catatan. Komisaris dengan melibatkan Komite Remunerasi dan Nominasi
- Melakukan pelanggaran terhadap kebijakan, peraturan, dan untuk melakukan pendalaman. Dalam hal penetapan tunjangan dan
prosedur bank secara sengaja. fasilitas lainnya serta santuna purna jabatan bagi Direksi, Komite
- Menyebabkan dampak negatif yang signifikan terhadap Remunerasi dan Nominasi berkonsultasi dengan Menteri Negara
permodalan bank yang tidak disebabkan oleh peubahan BUMN selaku Pemegang Saham Seri A Dwiwarna.
iklim ekonomi atau industri.
Komite Pemegang
Dewan
Remunerasi & RUPS Saham Seri A
Komisaris
Nominasi Dwiwarna
Tunjangan Hari Raya 9 3.241 diadakan sebanyak 51 (Lima Puluh Satu) kali Rapat Direksi dan 10
Tentiem 12 156.892
(sepuluh) kali Rapat Gabungan.
5. Menghadiri rapat Dewan Komisaris.
Fasilitas lain dalam bantuk Natura
6. Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham, pada tahun
Perumahan (tidak dapat dimiliki) 3 -
2017 terdapat 2 (dua) kali Rapat Umum Pemegang Saham,
Transportasi (tidak dapat dimiliki) 10 -
yaitu Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tanggal 14
Asuransi purna jabatan(dapat dimiliki) 10 6.945
Maret 2017 dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada
Kesehatan (tidak dapat dimiliki) 10 1.137
tanggal 21 Agustus 2017.
Keterangan 7. Pengawasan dan perbaikan proses bisnis internal, Bank Mandiri
*Termasuk Direksi yang berhenti menjabat di tahun 2017.
semakin selektif dalam menyalurkan kredit di seluruh segmen.
8. Penerapan dan pengawasan Good Corporate Governance dalam
Remunerasi dalam satu tahun dikelompokkan dalam kisaran tingkat
setiap kegiatan usaha.
penghasilan adalah sebagai berikut.
9. Penerbitan Obligasi Berkelajutan I Bank Mandiri Tahap II Tahun
2017 sebesar Rp6 Triliun.
Tabel Kelompok Jumlah Remunerasi
10. Pelaksanaan pemecahan nominal saham (stock split) dengan
Jumlah Remunerasi Jumlah Orang
rasio 1:2 dari Rp 500,00 (lima ratus rupiah) per saham menjadi Rp.
Di atas Rp. 2 Milyar 12 250,00 (dua ratus lima puluh rupiah) per saham.
Di atas Rp. 1 Milyar - Rp. 2 Milyar 1 11. Berpartisipasi aktif sebagai salah satu First Movers dalam Pilot
Di atas Rp. 500 juta - Rp. 1 Milyar - Project Keuangan Berkelanjutan yang berjudul “First Movers
Rp. 500 juta ke bawah - on Sustainable Banking” yang dicanangkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan dan WWF Indonesia.
12. Pelaksanaan tugas lainnya terkait pengurusan Perseroan.
5. 21 Maret 2017 Penunjukan dan penetapan Senior Executive Vice President PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
6. 21 Maret 2017 Pembidangan Direksi.
7. 10 April 2017 Pembentukan tim pendirian perusahaan anak Bank Mandiri di Malaysia.
8. 26 Mei 2017 Penetapan Anggota Komite Audit.
13. 23 Agustus 2017 Penugasan sebagai Pejabat Eksekutif Yang Membidangi Treasury.
15. 13 September 2017 Pembidangan Tugas dan Wewenang Anggota Direksi serta Penetapan Direktur dan SEVP Pengganti.
16. 13 September 2017 Penetapan Direktur Pembina Region beserta Tugas dan Wewenangnya.
17. 11 Oktober 2017 Penetapan Keanggotaan Komite Audit.
Peninjauan Ulang Strategi Tahunan Perusahaan Pemegang Saham (RUPS) dengan mengacu pada Key Performance
Direksi berupaya mendorong kinerja Perusahaan untuk tahun Indicators (KPI) yang telah disepakati sebelumnya oleh Pemegang
berikutnya dengan melakukan peninjauan ulang atas strategi Saham, Dewan Komisaris, dan Direksi.
tahunan Perusahaan yang dilakukan pada akhir tahun berjalan.
Prosedur Pelaksanaan Assessment Kinerja Direksi
Tahun 2017 peninjauan ulang strategi tahunan Perusahaan dilakukan
Kinerja Direksi dilaporkan kepada pemegang saham melalui RUPS.
melalui rapat Direksi.
22,14
Efektivitas Produk dan Proses 20,0%
6. Meningkatkan sinergi HIMBARA 5,0% ATM dan EDC Merah Putih terimplementasi sesuai target project (unit).
a. Implementasi ATM sebesar 9.900 unit 2,50
b. Implementasi EDC sebesar 50.000 unit 2,56
7. Meningkatkan inklusi dan literasi keuangan 5,0% Jumlah agen branchless banking tercapai sesuai target bank (unit). 5,32
8. Meningkatkan penyaluran kredit ekspor non 5,0% Kredit ekspor non migas yang disalurkan tercapai sesuai target bank 6,50
migas (% total kredit).
9. Meningkatkan profitabilitas perusahaan anak. 5,0% Laba Perusahaan Anak (PA) (Rp miliar) 4,82
21,70
Fokus Tenaga Kerja 17,0%
10. Meningkatkan kapabilitas dan kompetensi 9,0% Produktivitas pegawai lebih baik dibandingkan tahun lalu (Rp juta/ 11,70
Human Resources. Pekerja).
8,0% Human Capital Score lebih baik dibandingkan tahun lalu.
a. Attrition Rate maks 2%. 2,74
b. Talent Development Program. 2,71
c. Employee Development Coverage. 3,47
20,62
Kepemimpinan, Tata Kelola, dan CSR 17,0%
11. Meningkatkan kinerja unggul dan daya saing 6,0% Score KPKU lebih baik dibandingkan tahun lalu. 6,19
12. Meningkatkan kontribusi bank terhadap 5,0% Realisasi PKBL minimal 80% dari anggaran RKAP (%) 6,50
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
13. Meningkatkan penerapan Good Corporate 6,0% Score CGPI lebih baik dibandingkan tahun lalu. 6,00
Governance (GCG)
18,69
Total 100,0% 108,47
Penilaian Kinerja Direksi dengan Metode Self Assessment Hasil Penilaian Kinerja Direksi
Penilaian kinerja Direksi dilakukan melalui Self Assessment berdasarkan Adapun hasil self assessment GCG Bank Mandiri pada Semester I
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.55/POJK.03/2016 Tahun 2017 adalah Komposit 1 ("Sangat Baik"), namun demikian pada
tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum dan SE OJK No. 13/SE tanggal 2 Oktober 2017, OJK memberikan feedback atas penilaian
OJK.03/2017 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum. dimaksud dengan penilaian Komposit 2 ("Baik").
Prosedur Pelaksanaan Assessment Kinerja Direksi Selain itu, hasil self assessment pada semester II tahun 2017 adalah
Pelaksanaan assessment kinerja Direksi termasuk di dalam Komposit 1 ("Sangat Baik"). Hasil penilaian ini didukung oleh
pelaksanaan self assessment GCG Perseroan yang dilakukan secara penilaian kinerja Direksi atas penerapan prinsip tata kelola.
berkala setiap semester.
Kriteria Evaluasi Kinerja Direksi risiko Perseroan, mengevaluasi kinerja Perseroan pada kondisi
Kriteria yang digunakan untuk menilai kinerja Direksi melalui ASEAN stress, serta menyempurnakan penerapan manajemen risiko akibat
CG Scorecard mengacu pada Cross Reference ASEAN CG Scorecard perubahan internal maupun eksternal. Selama tahun 2017, RMC
pada halaman ..... telah melaksanakan 9 (sembilan) kali rapat dan telah melaksanakan
tugasnya dengan baik.
Pihak yang Melakukan Assessment
Pihak yang melakukan assessment ASEAN CG Scorecard di Bank Human Capital Policy Committee (HCPC) merupakan komite yang
Mandiri adalah Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD), bertugas untuk membantu Direksi dalam menetapkan strategi
sebuah Lembaga Independen Penyedia Jasa Advokas, pelatihan dan pengelolaan human capital Perseroan. Selama tahun 2017, HCPC
riset dalam bidang tata kelola perusahaan. telah melaksanakan 2 (dua) kali rapat dan telah melaksanakan
tugasnya dengan baik.
Hasil Penilaian Kinerja Direksi
Skor ASEAN CG Scorecard dari Bank Mandiri atas penilaian kinerja
Information Technology Committee (ITC) merupakan komite yang
Direksi senantiasa mengalami peningkatan setiap tahunnya.
bertugas untuk membantu Direksi dalam proses pengambilan
keputusan terkait kebijakan pengelolaan operasional Perseroan
Penilaian Kinerja Komite di Bawah Direksi
pada bidang Information Technology (IT). Selama tahun 2017, ITC telah
Dalam melaksanaan tugas kepengurusannya, Direksi juga dibantu
melaksanakan 6 (enam) kali rapat dan telah melaksanakan tugasnya
oleh Komite di bawah Direksi atau disebut juga Komite Eksekutif
dengan baik.
sebanyak 9 (sembilan) Komite, yaitu:
1. Assets and Liabilities Committee (ALCO)
Capital And Subsidiaries Committee (CSC) merupakan komite yang
2. Business Committee (BC)
bertugas untuk membantu Direksi dalam menetapkan strategi
3. Risk Management Committee (RMC)
pengelolaan perusahaan anak, rekomendasi penyertaan modal dan
4. Human Capital Policy Committee (HCPC)
divestasi serta remunerasi dan penetapan pengurus perusahaan
5. Information Technology Committee (ITC)
anak. Selama tahun 2017, CSC telah melaksanakan 11 (sebelas) kali
6. Capital and Subsidiaries Committee (CSC)
rapat dan telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
7. Credit Committee/Rapat Komite Kredit (RKK)
Credit Committee/Rapat Komite Kredit (RKK) merupakan komite yang
8. Integrated Risk Committee (IRC)
bertugas untuk membantu Direksi dalam memutus pemberian kredit
9. Policy and Procedure Committee (PPC)
(baru, tambahan, penurunan, dan atau perpanjangan) yang dikelola
oleh Business Unit sesuai limit kewenangan, termasuk penetapan/
Direksi menilai bahwa selama 2017, komite-komite di bawah Direksi
perubahan struktur kredit. Selama tahun 2017, Credit Committee telah
telah menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik.
melaksanakan 484 kali rapat untuk segmen Corporate dan 426 kali
rapat untuk segmen Commercial serta telah melaksanakan tugasnya
Assets and Liabilities Committee (ALCO) merupakan komite yang
dengan baik.
bertugas untuk membantu Direksi dalam menjalankan fungsi
penetapan strategi pengelolaan assets dan liabilities, penetapan
Integrated Risk Committee (IRC) merupakan komite yang bertugas
suku bunga dan likuiditas, serta hal-hal lain yang terkait dengan
untuk membantu Direksi dalam penyusunan antara lain kebijakan
pengelolaan assets dan liabilities Perseroan. Selama tahun 2017, ALCO
Manajemen Risiko Terintegrasi dan perbaikan atau penyempurnaan
telah melaksanakan 8 (delapan) kali rapat dan telah melaksanakan
kebijakan Manajemen Risiko Terintegrasi berdasarkan hasil evaluasi
tugasnya dengan baik.
pelaksanaan. Selama tahun 2017, IRC telah melaksanakan 5 (lima) kali
rapat dan telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
Business Committee (BC) merupakan komite yang bertugas untuk
membantu Direksi dalam penetapan strategi pengelolaan bisnis
Policy and Procedure Committee (PPC) merupakan komite
Perseroan secara terintegrasi, pengaturan produk dan/atau aktivitas
yang bertugas untuk membantu Direksi dalam membahas dan
Perseroan serta penetapan strategi dan efektifitas marketing
merekomendasikan penyesuaian/penyempurnaan kebijakan
communication dalam bidang wholesale banking dan retail banking.
dan menetapkan prosedur Perseroan termasuk kebijakan dan
Selama tahun 2017, BC telah melaksanakan 18 kali rapat dan telah
prosedur human capital serta membahas dan memutus pemberian
melaksanakan tugasnya dengan baik.
kewenangan kepada pejabat Perseroan (ex-officio). Selama tahun
2017, PPC telah melaksanakan 16 kali rapat dan telah melaksanakan
Risk Management Committee (RMC) merupakan komite yang bertugas
tugasnya dengan baik.
untuk membantu Direksi dalam memantau dan mengelola profil
Mekanisme Pengunduran Diri dan Pemberhentian 9. Perseroan wajib melakukan keterbukaan informasi kepada
Direksi masyarakat dan menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan
Mekanisme pengunduran diri dan pemberhentian Direksi yang diatur paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah:
dalam Anggaran Dasar Perseroan adalah sebagai berikut: a. diterimanya permohonan pengunduran diri Direksi
1. RUPS dapat memberhentikan para anggota Direksi sewaktu b. hasil penyelenggaraan RUPS
waktu dengan menyebutkan alasannya. 10. Sebelum pengunduran diri berlaku efektif, anggota Direksi
2. Alasan pemberhentian anggota Direksi sebagaimana dimaksud yang bersangkutan tetap berkewajiban menyelesaikan tugas
dilakukan apabila berdasarkan kenyataan, anggota Direksi yang dan tanggung jawabnya sesuai dengan Anggaran Dasar dan
bersangkutan antara lain: peraturan perundangundangan.
a. tidak/kurang dapat memenuhi kewajibannya yang telah 11. Direksi yang mengundurkan diri baru bebas dari tanggung jawab
disepakati dalam kontrak manajemen; setelah memperoleh pembebasan tanggung jawab dari RUPS
b. tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik; Tahunan.
c. melanggar ketentuan Anggaran Dasar dan/atau peraturan 12. Jabatan anggota Direksi berakhir apabila:
perundang-undangan; a. pengunduran dirinya telah efektif;
d. terlibat dalam tindakan yang merugikan Perseroan dan/atau b. meninggal dunia;
negara; c. masa jabatannya berakhir;
e. melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau d. diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS;
kepatutan yang seharusnya dihormati sebagai anggota e. dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga yang telah
Direksi; mempunyai kekuatan hukum yang tetap atau ditaruh
f. dinyatakan bersalah dengan keputusan Pengadilan yang di bawah pengampuan berdasarkan suatu keputusan
mempunyai kekuatan hukum yang tetap; Pengadilan; atau
g. mengundurkan diri; f. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Direksi
h. alasan lainnya yang dinilai tepat oleh RUPS demi berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan
kepentingan dan tujuan Perseroan; perundang-undangan.
3. Keputusan pemberhentian karena alasan sebagaimana 13. Bagi anggota Direksi yang berhenti sebelum maupun setelah
dimaksud diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan masa jabatannya berakhir, kecuali berhenti karena meninggal
untuk membela diri, kecuali pemberhentian karena alasan pada dunia, maka yang bersangkutan wajib menyampaikan
ayat (2) huruf f dan g. pertanggungjawaban atas tindakannya yang belum diterima
4. Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat pertanggungjawabannya oleh RUPS;
2 huruf d dan f Pasal ini merupakan pemberhentian dengan tidak 14. Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan untuk
hormat. sementara oleh Dewan Komisaris dengan menyebutkan
5. Antara para anggota Direksi dan antara anggota Direksi dengan alasannya apabila mereka bertindak bertentangan dengan
anggota Dewan Komisaris tidak boleh ada hubungan keluarga Anggaran Dasar atau terdapat indikasi melakukan tindakan
sedarah sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus yang merugikan Perseroan atau melalaikan kewajibannya
maupun garis ke samping, termasuk hubungan yang timbul atau terdapat alasan yang mendesak bagi Perseroan, dengan
karena perkawinan. memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
6. Dalam hal yang telah dimaksud sebelumnya RUPS berwenang a. pemberhentian sementara dimaksud harus diberitahukan
memberhentikan salah seorang di antara mereka. secara tertulis kepada anggota Direksi yang bersangkutan
7. Seorang anggota Direksi dapat mengundurkan diri dari disertai alasan yang menyebabkan tindakan tersebut
jabatannya sebelum masa jabatannya berakhir. Dalam hal dengan tembusan kepada Direksi;
terdapat anggota Direksi yang mengundurkan diri, maka anggota b. pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
Direksi yang bersangkutan wajib menyampaikan permohonan disampaikan dalam waktu paling lambat 2 (dua) hari kerja
pengunduran diri secara tertulis mengenai maksudnya tersebut setelah ditetapkannya pemberhentian sementara tersebut;
kepada Perseroan. c. anggota Direksi yang diberhentikan sementara tidak
8. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan berwenang menjalankan pengurusan Perseroan untuk
permohonan pengunduran diri anggota Direksi paling lambat 90 kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan
(sembilan puluh) hari setelah diterimanya surat pengunduran diri Perseroan atau mewakili Perseroan baik di dalam maupun di
tersebut. luar Pengadilan;
d. dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) Kebijakan Terkait Pengunduran Diri Direksi Apabila Terlibat
hari setelah pemberhentian sementara dimaksud Dewan dalam Kejahatan Keuangan
Komisaris harus menyelenggarakan RUPS untuk mencabut Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengatur mengenai kebijakan
atau menguatkan keputusan pemberhentian sementara pengunduran diri anggota Dewan Komisaris dan Direksi apabila
tersebut; terlibat dalam kejahatan keuangan. Apabila anggota Dewan
e. dengan lampaunya jangka waktu penyelenggaraan RUPS Komisaris dan Direksi tidak lagi memenuhi persyaratan perundangan,
sebagaimana dimaksud pada huruf d atau RUPS tidak dapat termasuk terlibat dalam kejahatan keuangan maka masa jabatan
mengambil keputusan, maka pemberhentian sementara anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan sendirinya berakhir.
tersebut menjadi batal;
f. pembatasan kewenangan pada huruf c ayat ini berlaku sejak Hubungan Dewan Komisaris dan Direksi
keputusan pemberhentian sementara oleh Dewan Komisaris Sebagaimana dituangkan dalam Anggaran Dasar Bank Mandiri dan
sampai dengan: peraturan perundang-undangan yang berlaku, Dewan Komisaris
− terdapat keputusan RUPS yang menguatkan atau dan Direksi secara bersama-sama memiliki tugas dan tanggung
membatalkan pemberhentian sementara pada huruf d jawab dalam mengelola Perusahaan, dimana Direksi bertugas dalam
ayat ini; atau melaksanakan pengurusan Perusahaan dan Dewan Komisaris
− lampaunya jangka waktu pada huruf d ini. bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap kebijakan
g. dalam RUPS sebagaimana dimaksud pada huruf d ayat ini, pengurusan yang dilaksanakan oleh Direksi.
anggota Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan untuk
membela diri; Selama Tahun 2017, hubungan Dewan Komisaris dengan Direksi di
h. pemberhentian sementara tidak dapat diperpanjang atau Bank Mandiri dapat mencakup tetapi tidak terbatas pada hal-hal
ditetapkan kembali dengan alasan yang sama, apabila antara lain sebagai berikut:
pemberhentian sementara dinyatakan batal sebagaimana 1. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan prinsip kehati-hatian
dimaksud pada huruf e ayat ini; dalam pemberian fasilitas kredit antara lain melakukan review
i. apabila RUPS membatalkan pemberhentian sementara atas keputusan Direksi untuk pemberian fasilitas kredit di atas
atau terjadi keadaan sebagaimana dimaksud pada huruf jumlah tertentu.
e ayat ini, maka anggota Direksi yang bersangkutan wajib 2. Melakukan pengawalan, memberikan arahan dan mengevaluasi
melaksanakan tugasnya kembali sebagaimana mestinya; strategi Direksi dalam melakukan aksi korporasi antara lain
j. dalam RUPS menguatkan keputusan pemberhentian rencana akuisisi ataupun pelepasan anak usaha.
sementara, maka anggota Direksi yang bersangkutan 3. Memantau dan mengevaluasi kebijakan Direksi yang terkait
diberhentikan untuk seterusnya; dengan penciptaan sinergi dan penguatan bisnis perusahaan
k. apabila anggota Direksi yang diberhentikan sementara anak serta melakukan review atas Kinerja Perusahaan Anak
tersebut tidak hadir dalam RUPS setelah dipanggil setiap triwulan.
secara tertulis, maka anggota Direksi yang diberhentikan 4. Melakukan pengawasan secara periodik dan memberikan
sementara tersebut dianggap tidak menggunakan haknya nasihat kepada Direksi atas penyelenggaraan tata kelola
untuk membela dirinya dalam RUPS dan telah menerima perusahaan yang baik.
keputusan RUPS; 5. Memberikan pendapat terkait kajian Visi dan Misi Perseroan yang
l. Perseroan wajib melakukan keterbukaan informasi kepada dilakukan Direksi.
masyarakat dan menyampaikan kepada Otoritas Jasa 6. Memberikan arahan, memantau penyusunan serta memberikan
Keuangan mengenai: persetujuan atas RKAP tahun 2018 yang diusulkan Direksi dan
− keputusan pemberhentian sementara; dan mengesahkannya sesuai ketentuan pada Anggaran Dasar.
− hasil penyelenggaraan RUPS untuk mencabut atau 7. Meneliti dan menelaah Laporan Tahunan dan Laporan
menguatkan keputusan pemberhentian sementara Keberlanjutan Tahun Buku 2017 yang disiapkan Direksi serta
sebagaimana tersebut pada huruf d ayat ini, atau menandatangani kedua Laporan tersebut.
informasi mengenai batalnya pemberhentian sementara 8. Melaksanakan Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi, dimana
oleh Dewan Komisaris karena tidak terselenggaranya pada tahun 2017 telah dilaksanakan sebanyak 10 (sepuluh) kali
RUPS sampai dengan lampaunya jangka waktu Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi.
sebagaimana dimaksud dalam huruf e ayat ini, paling 9. Apabila diperlukan, Dewan Komisaris dibantu Direksi dalam:
lambat 2 (dua) hari kerja setelah terjadinya peristiwa a. Proses penunjukan calon auditor eksternal sesuai dengan
tersebut. ketentuan pengadaan barang dan jasa.
b. Penunjukan penilai (assessor) independen dalam proses bertugas membantu kelancaran kegiatan adminitrasi pelaksanaan
assessment penerapan GCG di Perseroan. tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris. Sekretaris Dewan
10. Hal-hal lainnya sebagaimana tercantum dalam Tata Tertib Dewan Komisaris (Sekdekom) berasal dari luar Perusahaan yang diangkat
Komisaris dan Tata Tertib Direksi serta Anggaran Dasar Perseroan dan diberhentikan oleh serta bertanggung jawab kepada Dewan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Komisaris.
Organ dan Komite di Bawah Dewan Komisaris Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Dewan Komisaris
Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor KEP.
Sekretaris Dewan Komisaris dan Komite Penunjang, yaitu Komite KOM/005/2016 tentang Tata Tertib Dewan Komisaris, Sekretaris
Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Nominasi dan Remunerasi Dewan Komisaris memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
serta Komite Tata Kelola Terintegrasi. Organ dan Komite di bawah berikut:
Dewan Komisaris tersebut diuraikan sebagai berikut. 1. Mempersiapkan segala keperluan rapat, mulai dari penyediaan
material rapat sampai pembuatan risalah rapat.
Sekretaris Dewan Komisaris 2. Secara berkala menjamin ketersediaan informasi yang
Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No. PER-12/MBU/2012 tentang dibutuhkan Dewan Komisaris dalam proses pengambilan
Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha keputusan maupun informasi yang dibutuhkan.
Milik Negara, Dewan Komisaris dapat membentuk Sekretariat Dewan 3. Membantu Dewan Komisaris dalam hal penyusunan laporan-
Komisaris yang dipimpin oleh Sekretaris Dewan Komisaris yang laporan serta Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan.
Usia : 33 Tahun
Tempat dan Tanggal Lahir : Palembang pada tahun 1984
Domisili : Kelapa Gading, Jakarta
Riwayat Pendidikan : − Sarjana di bidang Akuntansi dari Universitas Indonesia pada
tahun 2009 .
− Pasca sarjana di bidang Manajemen Keuangan Syariah dari
Universitas Indonesia pada tahun 2013.
Riwayat Jabatan : − Saat ini juga menjabat sebagai Kepala Subbagian Reformasi
Birokrasi Kementerian BUMN.
− Analis Keuangan Kementerian BUMN tahun 2007
− Kepala Subbidang Usaha Logistik dan Kawasan Industri IIb
Kementerian BUMN tahun 2014
− Kepala Subbagian Reformasi Birokrasi Kementerian BUMN Tahun
2015 sampai dengan sekarang.
Dini Desvalina
Sekretaris Dewan Komisaris
Pelaksanaan Tugas Sekretaris Dewan Komisaris Tahun 2017 9. Menyusun konsep penyempurnaan Tata Tertib Dewan Komisaris
Sekretaris Dewan Komisaris telah menyusun pokok-pokok program untuk disesuaikan dengan Peraturan perundang-undangan
kerja dan telah terealisasi di tahun 2017 sebagai berikut: terkini.
1. Menyiapkan dan menyusun bahan serta mengkoordinasikan
rapat terkait pemantauan, evaluasi dan pemberian masukan Sekretaris Dewan Komisaris menggunakan program kerja ini sebagai
atas pelaksanaan kebijaksanaan strategis Perseroan dalam pedoman dalam menjalankan tugasnya dalam rangka mendukung
Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2018 - 2020, dan RKAP Tahun dan memperlancar program kerja Dewan Komisaris. Di luar
2018 dengan memperhatikan aspek likuiditas, NPL, pencapaian program kerja dimaksud Sekretaris Dewan Komisaris Dewan juga
market share, nilai kapitalisasi pasar dan profitabilitas. melaksanakan tugas lain untuk memperlancar tugas pengawasan
2. Menyiapkan dan menyusun bahan serta mengkoordinasikan dan pemberian nasihat yang dilakukan oleh Dewan Komisaris
rapat terkait pengawasan dan pemberian masukan atas
kebijakan dan strategi Direksi/Manajemen dalam rangka Komite Audit
pelaksanaan sasaran strategis dalam RKAP tahun 2018 dan Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris Bank Mandiri
program pengembangan bisnis. berdasarkan Keputusan No.013/KEP/KOM/1999 tanggal 19 Agustus
3. Menyiapkan dan menyusun bahan serta mengkoordinasikan 1999 dengan tujuan untuk membantu dan memfasilitasi Dewan
rapat terkait pemantauan dan pemberian masukan/saran Komisaris dalam menjalankan tugas dan fungsi pengawasan atas
kepada Direksi dalam pelaksanaan program pengembangan hal-hal yang terkait dengan informasi keuangan, sistem pengendalian
perusahaan non organik. internal (internal control system), efektivitas pemeriksaan oleh auditor
4. Menyiapkan dan menyusun bahan serta mengkoordinasikan eksternal dan internal, efektifitas pelaksanaan manajemen risiko
rapat terkait pemantauan program pengembangan (bersama-sama dengan Komite Pemantau Risiko) serta kepatuhan
infrastruktur (IT dan non IT), Human Capital serta legal yang terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
berkesinambungan sesuai dengan strategi bisnis dan kapasitas
Perseroan. Dasar Pembentukan Komite Audit
5. Menyiapkan dan menyusun bahan serta mengkoordinasikan Pembentukan Komite mengacu pada peraturan-peraturan berikut ini:
rapat terkait pemantauan pelaksanaan prinsip-prinsip Good 1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.55/POJK.03/2016 tentang
Corporate Governance, Compliance dan Risk Management secara Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum.
terintegrasi dengan perusahaan anak. 2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.55/POJK.04/2015 tentang
6. Menyiapkan dan menyusun bahan serta mengkoordinasikan Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
rapat terkait pemantauan dan evaluasi atas perencanaan 3. Peraturan I-A Lampiran I Keputusan Direksi PT Bursa Efek
dan pelaksanaan audit/internal control system lainnya serta Indonesia Nomor: KEP-00001/BEI/01-2014 tanggal 20 Januari
pemantauan atas tindak lanjut hasil audit/pemeriksaan lainnya, 2014 tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain
termasuk perusahaan anak perusahaan anak. Saham yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat.
7. Menyiapkan dan mengkoordinasikan rapat terkait pelatihan 4. Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor KEP. KOM//004/2016
dalam rangka penyegaran dan menambah wawasan di bidang tanggal 19 Oktober 2016 tentang Perubahan Komite Audit,
Risk Management dan lain-lain untuk Dewan Komisaris. Komite Pemantau Risiko, Komite Tata Kelola Terintegrasi dan
8. Menyiapkan dan mengkoordinasikan kunjungan lapangan bagi Komite Remunerasi dan Nominasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Dewan Komisaris. yang dikukuhkan dengan Surat Keputusan Direksi Nomor KEP.
DIR/374/2016 tentang Penetapan Keanggotaan Komite Audit.
Komite Audit mempunyai suatu pedoman kerja Komite Audit Anggaran Perusahaan serta Rencana Jangka Panjang
yaitu Charter Komite Audit yang disahkan pada 2 Mei 2014 dan Bank Mandiri.
terakhir kali sebagaimana diubah pada bulan Januari 2015, yang − Mempelajari secara mendalam laporan keuangan
menetapkan secara jelas peran, tanggung jawab dan lingkup kerjanya interim dan tahunan baik yang di audit maupun yang
untuk meningkatkan efektifitas, tanggung jawab, keterbukaan tidak di audit.
dan objektifitas Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsinya. − Mempelajari secara mendalam perubahan angka/nilai
Dalam Charter Komite Audit berisi tujuan umum, kewenangan, yang signifikan pada pos-pos Neraca dan Rugi/Laba.
keanggotaan, persyaratan keanggotaan, tugas dan tanggung jawab, − Mempelajari secara mendalam pos-pos Aktiva Lain dan
hubungan kerja, rapat, pelaporan, masa tugas dan kompensasi, serta Pasiva Lain.
kerahasiaan Bank. − Mempelajari secara mendalam laporan realisasi
rencana kerja dan anggaran serta meneliti pos-pos yang
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit mempunyai perbedaan yang signifikan.
Tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah sebagai berikut: − Melakukan pertemuan secara berkala dengan unit
1. Ketua Komite bertugas dan bertanggungjawab untuk melakukan kerja terkait dan Auditor Ekstern yang memeriksa
koordinasi atas seluruh kegiatan Komite Audit untuk memenuhi Bank Mandiri untuk meminta tambahan informasi dan
tujuan komite sesuai dengan pembentukannya, diantaranya klarifikasi dalam bidang akuntansi dan keuangan.
bertanggung jawab untuk hal-hal sebagai berikut: − Melaporkan secara berkala atas hasil pemantauannya
a. Menentukan rencana kerja tahunan. dan memberi masukan atas hal-hal yang perlu menjadi
b. Menentukan jadwal rapat tahunan. perhatian Dewan Komisaris.
c. Membuat laporan berkala mengenai kegiatan Komite Audit b. Internal Control
serta hal-hal yang dirasakan perlu untuk menjadi perhatian Melakukan pemantauan dan evaluasi atas efektivitas
Dewan Komisaris. pelaksanaan dan hasil pemeriksaan oleh auditor intern atas
d. Membuat Self Assessment mengenai efektifitas dari kegiatan penerapan internal control.
komite audit. − Mempelajari dan memastikan bahwa Bank Mandiri telah
2. Anggota Komite bertugas dan bertanggung jawab diantaranya memiliki sistem pengendalian intern (internal control
untuk: system) yang baku sesuai dengan praktek yang berlaku.
a. Menyelenggarakan rapat secara teratur. − Mempelajari secara mendalam laporan hasil
b. Mempelajari materi rapat terlebih dahulu. pemeriksaan Satuan Kerja Audit Intern dan Auditor
c. Menghadiri rapat. Ekstern yang memeriksa Bank Mandiri guna memastikan
d. Berperan aktif dan memberikan kontribusinya dalam setiap bahwa pengendalian intern sudah dilaksanakan dengan
kegiatan komite. benar.
e. Membuat risalah rapat. − Melakukan pertemuan berkala unit-unit kerja yang
f. Melakukan kunjungan kerja ke lapangan. terkait dengan sistem pengendalian intern dan
3. Ketua dan anggota Komite Audit bertugas dan bertanggung pelaksanaannya.
jawab untuk melakukan pemantauan atas kecukupan − Melakukan pemantauan dan mengevaluasi terhadap
pengendalian intern, kecukupan dan kebenaran atas proses pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan
dalam pembuatan laporan keuangan, efektifitas kerja dari Satuan Kerja Audit Intern, akuntan publik, dan hasil
internal dan eksternal auditor, mengidentifikasi hal-hal yang pengawasan Bank Indonesia.
memerlukan perhatian Dewan Komisaris, menyusun konsep − Melaporkan secara berkala atas hasil pemantauannya
dan analisa yang berhubungan dengan fungsi Komite Audit dan dan memberi masukan atas hal-hal yang perlu menjadi
melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Dewan Komisaris, perhatian Dewan Komisaris.
yang meliputi: c. Compliance
a. Laporan Keuangan Melakukan pemantauan dan evaluasi atas kepatuhan
Melakukan pemantauan dan evaluasi atas informasi perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan di
keuangan yang akan dikeluarkan Bank Mandiri, seperti bidang Pasar Modal dan peraturan Bank Indonesia serta
laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya. peraturan lainnya yang terkait dengan usaha perbankan
− Mempelajari secara mendalam Rencana Kerja dan melalui koordinasi dengan Komite Pemantau Risiko.
− Mempelajari laporan berkala yang dikeluarkan oleh
Susunan keanggotaan Komite Audit pada tahun 2017 dapat disampaikan sebagai berikut:
Keterangan:
*Masa jabatan Sdri. Aviliani berakhir pada tanggal 14 Maret 2017.
Keterangan:
*Efektif menjabat sebagai anggota Komite Audit terhitung sejak disetujuinya pengangkatan yang bersangkutan oleh OJK Penilaian Kemampuan dan Kepatutan serta memenuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku pada tanggal 15 November 2017.
Profil dapat dilihat pada bagian Dewan Komisaris Profil dapat dilihat pada bagian Dewan Komisaris Profil dapat dilihat pada bagian Dewan Komisaris
Profil dapat dilihat pada bagian Dewan Komisaris Usia: 62 Tahun Kewarganegaraan: Warga negara Usia: 50 Tahun. Kewarganegaraan: Warga negara
Indonesia Indonesia.
Riwayat Pendidikan: Riwayat Pendidikan:
− Sarjana di bidang Ekonomi dari Universitas − Sarjana di bidang Teknik Pertambangan dari
Indonesia pada tahun 1985. Universitas Sriwijaya pada tahun 1990.
− Master of Business Administration di University − Master of Business Administration di Swiss
of Illinois pada tahun 1994. German University – Serpong Indonesia pada
Tanggal Pengangkatan: 25 Februari 2014. tahun 2005.
Riwayat Jabatan: Beliau menduduki berbagai Tanggal Pengangkatan: 19 Oktober 2016.
jabatan penting di Bank Mandiri, antara lain sebagai : Riwayat Jabatan:
− Regional Manager Kanwil VII Semarang (2005- − National Head of Telemarketing, Shared
2006) Distribution Standard Charter Bank (2006-2007)
− Group Head Accounting (2006-2010) − Credit Planning, MIS Reporting and QA Head,
− Anggota Komite Pemantau Risiko (2014-2016). Credit – Consumer Banking (AVP) Standard
Chartered Bank (Februari 2007 – Agustus 2007)
− Head of Consumer Risk Credit Operation (VP)
Standard Chartered Bank (2007-2010)
− Enterprise Risk and Policy Integrated Risk Bank
Danamon Indonesia (2010-2014)
− Chief Credit Officer (CCO) Consumer and Mass
Market Bank Danamon Indonesia (2014-2016).
Kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja Ketua dan Anggota Komite Audit adalah sebagai berikut.
Laporan Singkat Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit Tahun 2017 Remunerasi dan Nominasi sebagai penerapan good corporate
Sepanjang tahun 2017, Komite Audit telah memberikan beberapa governance sehingga Perseroan dapat dikelola berlandaskan
rekomendasi atau masukan kepada Dewan Komisaris antara lain prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
sebagai berikut: independensi dan kewajaran sehingga pengelolaan Perseroan dapat
1. Usulan nama Kantor Akuntan Publik (KAP) yang telah melalui dipertanggungjawabkan.
prosedur procurement yang lengkap, yang akan melakukan
proses audit Laporan Keuangan Bank Mandiri dan Dana Pensiun Dasar Pembentukan Komite Remunerasi dan Nominasi
Lembaga Keuangan (DPLK) Bank Mandiri tahun 2017. Dasar pembentukan Komite Remunerasi dan Nominasi mengacu
2. Terkait satuan kerja Internal Audit maupun KAP yang terpilih, pada:
Komite Audit memberikan masukan antara lain sebagai berikut: 1. Anggaran Dasar Perusahaan.
- Perlunya dilakukan pemeriksaan audit yang intensif terhadap 2. Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN.
account – account debitur, terutama pada unit bisnis yang 3. POJK No. 55/POJK.03/2016 Tentang Penerapan Tata Kelola Bagi
memiliki tingkat Non Performing Loan (NPL) yang tinggi. Bank Umum.
- Sehubungan dengan temuan audit atas adanya fraud yang 4. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-12/MBU/2012 tentang
terjadi di cabang, agar audit Internal dapat melakukan Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan
penguatan terhadap pelaksanaan seluruh prosedur yang Usaha Milik Negara.
membutuhkan dual control. 5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 34/POJK.04/2014
- Terkait pemilihan sampel audit oleh KAP yang terpilih, tentang Komite Remunerasi dan Nominasi Emiten atau
diharapkan agar sampel yang dipilih dapat cukup Perusahaan Publik dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK)
mempresentasikan kondisi yang sebenarnya. No. 45/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Dalam
- Atas audit di bidang IT, diharapkan agar audit yang Pemberian Remunerasi Bagi Bank Umum.
dilaksanakan baik oleh Internal Audit maupun KAP terpilih, 6. Surat Keputusan Dewan Komisaris No. KEP.KOM/004/2016
dapat mencegah terjadinya kegagalan sistem yang berulang tanggal 19 Oktober 2016 tentang Perubahan Komite Audit,
(repetition). Komite Pemantau Risiko, Komite Tata Kelola Terintegrasi dan
- Agar audit yang dilaksanakan dapat mengarah kepada Komite Remunerasi dan Nominasi PT Bank Mandiri (Persero)
tindakan preventif atas terjadinya suatu event. Dimisalkan Tbk yang dikukuhkan dengan Surat Keputusan Direksi No.
untuk NPL bank, audit diharapkan tidak hanya dapat KEP.DIR/376/2016 tentang Penetapan Keanggotaan Komite
mengetahui kewajaran nilai dari NPL, melainkan dapat Remunerasi dan Nominasi.
menjadi early warning signal/detection sebelum menjadi
NPL. Piagam Komite Remunerasi dan Nominasi
3. Usulan persetujuan atas RKAP tahun 2018 dan Rencana Bisnis Agar Komite Remunerasi dan Nominasi dapat bekerja secara efektif,
Bank tahun 2018 – 2020 yang diajukan oleh Direksi. maka Komite Remunerasi dan Nominasi harus mempunyai suatu
pedoman yang mengatur secara jelas peran dan tanggung jawab
komite dan lingkup kerjanya. Pedoman kerja Komite Remunerasi dan
Pernyataan Komite Audit Atas Efektivitas Sistem Pengendalian
Nominasi diatur dalam Charter Komite Remunerasi dan Nominasi
Internal dan Manajemen Risiko
yang telah disahkan pada 29 Mei 2012 dan terakhir kali sebagaimana
Sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh Bank Mandiri
diubah pada tanggal 15 Juli 2016. Charter Komite Remunerasi dan
dinilai sudah berjalan efektif dan memadai tercermin dari efektivitas
Nominasi berisi fungsi, wewenang dan tanggung jawab, keanggotaan
pelaksanaan fungsi-fungsi pengendalian internal, antara lain
dan tata tertib serta sistem nominasi dan remunerasi.
fungsi internal audit, manajemen risiko, kepatuhan, finansial dan
operasional kontrol.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi
Komite Remunerasi dan Nominasi bertugas dan bertanggung jawab
Komite Remunerasi dan Nominasi dalam melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
Komite Remunerasi dan Nominasi merupakan salah satu alat 1. Menyusun konsep dan analisa yang berhubungan dengan fungsi
kelengkapan Dewan Komisaris yang berfungsi untuk membantu Komite Remunerasi dan Nominasi.
Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya di bidang 2. Membantu Dewan Komisaris untuk memberikan rekomendasi
yang berkaitan dengan nominasi dan remunerasi terhadap anggota tentang jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
Direksi dan Dewan Komisaris. Peraturan Bank Indonesia/Peraturan 3. Membantu Dewan Komisaris dalam penetapan kebijakan umum
Otoritas Jasa Keuangan mewajibkan bank untuk membentuk Komite Sumber Daya Manusia.
4. Merekomendasikan persetujuan perubahan struktur organisasi Struktur, Keanggotaan dan Keahlian Komite Remunerasi dan
sampai dengan satu tingkat di bawah Direksi. Nominasi
5. Membantu Dewan Komisaris memperoleh dan menganalisa data Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi sekurang-kurangnya
bakal calon Direksi dari talent pool pejabat satu tingkat di bawah memenuhi kualifikasi sebagai berikut:
Direksi. 1. Mempunyai integritas, obyektifitas dan etika yang tinggi.
6. Membantu Dewan Komisaris dalam memberikan rekomendasi 2. Mempunyai kompetensi yang tinggi dalam hal:
tentang opsi kepada Dewan Komisaris, Direksi dan Pegawai, a. Mempunyai pengetahuan yang memadai termasuk
antara lain opsi saham serta pengawasan pelaksanaannya. ketentuan dan peraturan serta perudang-undangan yang
7. Memiliki data base dan talent pool calon-calon anggota Direksi berlaku.
dan Dewan Komisaris. b. Memahami konsep manajemen sumber daya manusia
8. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi dan secara komprehensif dan memiliki pengetahuan mengenai
memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai: ketentuan sistem remunerasi dan/atau nominasi serta
− Kebijaksanaan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi succession plan Bank.
untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. c. Mampu bersikap independen yaitu mampu melaksanakan
− Kebijaksanaan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan tugas secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
Direksi. dengan peraturan perundangundangan yang berlaku dan
9. Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenal sistem prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota 3. Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi terdiri dari sekurang-
Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk kurangnya 1 (satu) orang Dewan Komisaris Independen, 1 (satu)
disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. orang Dewan Komisaris sebagai voting member dan Group Head
10. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Komisaris Human Capital (ex officio) sebagai non voting member.
dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris disampaikan kepada 4. Komite Remunerasi dan Nominasi diketuai oleh Dewan Komisaris
Rapat Umum Pemegang Saham dan regulator. Independen.
11. Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen yang 5. Dalam hal anggota Komite Remunerasi dan Nominasi ditetapkan
akan menjadi anggota Komite Audit serta Komite Pemantau lebih dari 3 (tiga) orang, maka anggota Dewan Komisaris
Risiko dan Good Corporate Governance. Independen paling kurang berjumlah 2 (dua) orang.
6. Apabila diperlukan, Komite Remunerasi dan Nominasi dapat
Wewenang Komite Remunerasi dan Nominasi mengangkat anggota yang berasal dari pihak luar yang
Komite Remunerasi dan Nominasi mempunyai wewenang sebagai independen terhadap Bank Mandiri.
berikut: 7. Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi diangkat oleh Direksi
1. Meminta Bank Mandiri untuk melakukan survey sesuai kebutuhan berdasarkan keputusan rapat Dewan Dewan Komisaris.
Komite Remunerasi dan Nominasi. Adapun struktur, keanggotaan dan keahlian Komite Remunerasi dan
2. Meminta informasi hal-hal yang diperlukan dari berbagai pihak Nominasi adalah sebagai berikut.
baik internal maupun eksternal Bank Mandiri.
Periode 1 Januari 2017 – 25 Mei 2017
Pelaporan Komite Remunerasi dan Nominasi Susunan keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi periode
Komite Remunerasi dan Nominasi harus melaporkan pelaskanaan 1 Januari 2017 – 25 Mei 2017 telah diangkat oleh Dewan Komisaris
tugas, tanggung jawab, serta prosedur Nominasi dan Remunerasi dan dikukuhkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor KEP.
yang dijalankan atas setiap penugasan yang diberikan dan/atau DIR/376/2016 tanggal 20 Oktober 2016, adalah sebagai berikut:
Keterangan:
* Masa jabatan Sdr. Abdul Aziz dan Sdri. Aviliani berakhir pada tanggal 14 Maret 2017.
Keterangan:
*Masa jabatan Sdr. Wimboh Santoso berakhir pada tanggal 19 Juli 2017.
Keterangan:
*Efektif menjabat sebagai anggota Komite Remunerasi dan Nominasi terhitung sejak disetujuinya pengangkatan yang bersangkutan oleh OJK atas Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan serta memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku pada tanggal 15 November 2017.
**Efektif menjabat sebagai anggota Komite Remunerasi dan Nominasi terhitung sejak disetujuinya pengangkatan yang bersangkutan oleh OJK atas Penilaian Kemampuan
dan Kepatutan serta memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku pada tanggal 15 Januari 2018.
Profil dapat dilihat pada bagian Dewan Komisaris Profil dapat dilihat pada bagian Dewan Komisaris Profil dapat dilihat pada bagian Dewan Komisaris
Profil dapat dilihat pada bagian Dewan Komisaris Profil dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Komisaris Profil dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Komisaris
Profil dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Profil dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Usia: 48 Tahun. Kewarganegaraan: Warga Negara
Komisaris Komisaris Indonesia. Tanggal Pengangkatan: 28 Mei 2014.
Riwayat Pendidikan: Sarjana di bidang Teknologi
dan Bisnis dari University of Australia - Victoria pada
tahun 1993.
Riwayat Pekerjaan:
− Senior Manager Consulting di Accenture,
Jakarta (1997-2004)
− Country Head Watson Wyatt, Mumbani India
(2004-2005)
− Senior Consultant di Gyann Consultant Jakarta
dan Australia (2006-2007)
− Senior Vice President HR Centres of Expertise
and Operation di Bank Permata (2007-2008)
− Group Head Human Capital Strategy and
Policies di Bank Mandiri (2008-2012)
− Direktur Human Capital PT Rajawali Corpora.
− Bergabung di Bank Mandiri tahun 2008 sebagai
Group Head of Human Capital Strategy and
Policies.
− Sejak 2015 menjabat sebagai Senior
Executive Vice President/SEVP Human Capital
berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KEP.
DIR/009/2015 tanggal 2 Januari 2015.
Kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja Ketua dan Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi adalah sebagai berikut.
Tabel Kualifikasi Pendidikan dan Pengalaman Kerja Komite Remunerasi dan Nominasi
Hartadi A. Ketua 11 Oktober Gelar Sarjana di bidang Teknik Beliau mengawali karir di Bank Indonesia sejak tahun 1980 sebagai
Sarwono 2017 -31 Industri dari Institut Teknlogi staf di urusan logistik (1980-1983), kemudian setelah menempuh
Desember 2017 Bandung pada tahun 1979, gelar gelar MA dan Ph.D Beliau menjabat sebagai Peneliti Ekonomi Yunior
Master of Arts bidang Macroeconomics di Desk Penelitian dan Pengembangan (1989-1990), Staf Gubernur
pada tahun 1985 dan gelar Doctor of Bank Indonesia (1990-1993), Kepala Bagian Ekonomi Umum (1993-
Philosophy di bidang Monetary Theory 1994), Kepala Bagian Moneter (1994-1996), Kepala Bagian Analisis
and Policy tahun 1989, kedua gelar dan Perencanaan Kebijakan (1996-1997), Deputi Direktur Riset
tersebut diperoleh dari University of Ekonomi dan Kebijakan Moneter (1997-2000), Direktur Riset Ekonomi
Oregon, Amerika Serikat. dan Kebijakan Moneter (2000-2003), Direktur/Kepala Perwakilan
Bank Indonesia-Tokyo (Februari 2003 – Juni 2003) dan puncak
karirnya di Bank Indonesia sebagai Deputi Gubernur untuk 2 periode
yaitu Juni 2003-Juni 2008 dan Juni 2008-Juni 2013 dan Komisaris
Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (04 Mei 2016 – 21
Agustus 2017).
Imam Anggota 1 Januari 2017 Sarjana Ekonomi bidang Manajemen Beliau mengawali karir sebagai Pjs. Kepala Seksi Analis Pendanaan
Apriyanto Putro – 31 Desember dari Universitas Diponegoro, dan Sumber Daya di Kementerian BUMN (1993-2010), Komisaris
2017 Semarang, pada tahun 1988 dan di PT Permodalan Nasional Madani (Persero) (2007-2011), Asisten
gelar Master Manajemen dari Sekolah Departemen Riset danInformasi di Kementerian BUMN (2010- 2012),
Tinggi Ilmu Ekonomi IBII, Jakarta, Komisaris di PT Petrokimia Gresik (Persero) (2011-2012), Komisaris di
pada tahun 2000. PT Bukit Asam (Persero) Tbk (2011-2013), Kepala Biro Perencanaan
dan SDM di Kementerian BUMN (2012-2013), Plh. Deputy Bidang
Usaha Infrastrukturdan Logistik di Kementerian BUMN (2013),
Komisaris di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (2013-2014),
Sekretaris Kementerian BUMN (2013–sekarang), Komisaris di PT
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (2014-2015).
Askolani Anggota 1 Januari 2017 Sarjana Ekonomi dan Studi Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Penerimaan Negara Bukan
– 31 Desember Pembangunan dari Universitas Pajak (PNBP) di Kementerian Keuangan (2011-2013), Komisaris di PT
2017 Sriwijaya pada tahun 1990 dan gelar Indonesia Ferry (ASDP) (2007-2010), Komisaris di PT Pertamina Gas
Master di bidang Economics and (2012-2013), Komisaris di PT Angkasa Pura I (2013-2014), Governor
Banking dari University of Colorado, of Indonesia pada Opex Fund for International Development (OFID)
Denver-USA pada tahun 1999. (2015).
Goei Siauw Anggota 1 Januari 2017 Sarjana di bidang Agronomi dari Beliau mengawali karir sebagai Analis Sistem di Astra Graphia (1988-
Hong – 31 Desember Institut Pertanian Bogor pada tahun 1991), Analis Equity dan Analis Senior Equity di WI Carr Indonesia
2017 1988 dan gelar Master of Business (1993-1995), Wakil Kepala Riset dan Kepala Riset di CLSA Indonesia
Administration (MBA) di bidang Bisnis, (1995-1996), Kepala Riset di SocGen Crosby (1996-1998), Wakil
Keuangan dan Pemasaran dari Presiden Riset di Nomura Singapore (1998-1999), Kepala Riset
Indiana University, Bloomington USA di Nomura Indonesia (1999-2001) dan sebagai Anggota Komite
pada tahun 1993. Pemantau Risiko Bank Permata (2006-2010).
Ardan Anggota 1 Januari 2017 Sarjana Ekonomi dari STAN pada Beliau pernah menjabat sebagai Komisaris di PT Hotel Indonesia
Adiperdana – 31 Desember tahun 1987, gelar Master di bidang Natour (Persero) (2011-2013) dan sebagai Komisaris Utama di PT
2017 Business Administration dari Saint Jasa Raharja (Persero) (2013-2015).
Mary’s University (SMU), Nova
Scotia, Canada pada tahun 1992
dan gelar Doktor di bidang Strategic
Management dari Universitas
Indonesia pada tahun 2013.
Tidak memiliki
hubungan
keuangan
Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
dengan Dewan
Komisaris dan
Direksi
Tidak memiliki
hubungan
kepengurusan
di perusahaan,
anak Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
perusahaan,
maupun
perusahaan
afiliasi
Tidak memiliki
hubungan
kepemilikan Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
saham di
perusahaan
Tidak memiliki
hubungan
keluarga
dengan Dewan
Komisaris,
Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
Direksi, dan/
atau sesama
anggota Komite
Remunerasi dan
Nominasi
Tidak menjabat
sebagai
pengurus partai Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
politik, pejabat
dan pemerintah
Laporan Singkat Pelaksanaan Kegiatan Komite Remunerasi dan 3. Usulan Gaji/Honorarium Tahun 2017 Direksi dan Dewan Komisaris
Nominasi Tahun 2017 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Pada tahun 2017, sebagaimana tugas dan fungsi Komite Remunerasi 4. Usulan Penetapan Remunerasi dan Tantiem Direksi dan Dewan
dan Nominasi yang tercantum dalam Charter Komite Remunerasi dan Komisaris PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Nominasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tentang sistem Nominasi, 5. Usulan penetapan fasilitas dan tunjangan bagi Direksi PT Bank
Komite Remunerasi dan Nominasi telah memberikan rekomendasi/ Mandiri (Persero) Tbk. tahun 2017.
usulan calon yang memenuhi syarat sebagai anggota Direksi serta
Anggota Dewan Komisaris PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. kepada Kebijakan Suksesi Direksi
Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS. Usulan tersebut Kebijakan suksesi Direksi Bank Mandiri mengacu kepada Peraturan
diperoleh melalui serangkaian proses yang dilakukan Komite Menteri BUMN No. PER-03/MBU/02/2015 tentang Persyaratan, Tata
Remunerasi dan Nominasi meliputi penyusunan kebijakan, kriteria, Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Direksi Badan
dan kualifikasi yang dibutuhkan dalam rangka proses nominasi Usaha Milik Negara. Sumber bakal calon Direksi berasal dari:
calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang sesuai dengan 1. Direksi BUMN;
rencana strategis Perseroan. Komite Remunerasi dan Nominasi 2. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN;
juga membantu Dewan Komisaris memperoleh dan menganalisa 3. Talenta BUMN yang diusulkan melalui Dewan Komisaris, terdiri
data bakal calon Direksi dari talent pool pejabat satu tingkat di atas:
bawah Direksi serta mengidentifikasi calon Dewan Komisaris yang a. Pejabat satu tingkat di bawah Direksi atau pejabat yang
memenuhi syarat. mempunyai prestasi istimewa;
b. Direksi anak perusahaan BUMN/Perusahaan patungan
Selain sistem nominasi, Komite Remunerasi dan Nominasi juga telah BUMN.
membantu Dewan Komisaris dalam mengusulkan sistem remunerasi 4. Talenta Kementerian BUMN;
yang sesuai bagi Direksi dan Dewan Komisaris PT Bank Mandiri 5. Sumber lain yang terdiri dari:
(Persero) Tbk. berupa sistem penggajian/honorarium, fasilitas/ a. Pejabat BUMN lain; dan
tunjangan, tantiem, dan seterusnya untuk tahun 2017. b. Sumber lainnya.
Sepanjang tahun 2017, Komite Nominasi dan Remunerasi juga telah Salah satu tugas dari Komite Remunerasi dan Nominasi adalah
mengeluarkan beberapa rekomendasi kepada Dewan Komisaris, menyusun suatu sistem nominasi bagi anggota Direksi dan Dewan
sebagai berikut: Komisaris Perseroan yang akan menjadi bagian dari Kebijakan Good
1. Usulan Calon Direktur Finance and Strategy PT Bank Mandiri, Corporate Governance dari Perseroan serta akan menjadi pedoman
(Persero) Tbk. bagi Dewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham dalam
2. Usulan Calon Komisaris PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dalam menetapkan remunerasi dan nominasi anggota Direksi dan Dewan
RUPS Luar Biasa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Komisaris.
Kebijawkan suksesi Direksi Perseroan yang diatur dalam Charter 5. Penilaian integritas dilakukan dengan mengevaluasi calon dalam
Komite Remunerasi dan Nominasi, adalah sebagai berikut: arti tidak pernah melakukan hal-hal tersebut di bawah ini:
a. Rekayasa dan praktek-praktek perbankan yang menyimpang
Prinsip Dasar dari ketentuan perbankan.
1. Persyaratan Direksi dan Dewan Komisaris b. Perbuatan yang dikategorikan tidak memenuhi komitmen
Calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris harus memenuhi yang telah disepakati dengan Bank Indonesia atau
persyaratan yang ditentukan dalam Anggaran Dasar Perseroan Pemerintah.
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti c. Perbuatan yang dikategorikan memberikan keuntungan
Undang-undang Peseroan Terbatas, Undang-undang Perbankan kepada Pemilik, Pengurus, Pegawai, dan atau pihak lainnya
dan Undang-undang pasar Modal serta ketentuan lainnya yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan bank.
2. Pencalonan dan Pengajuan calon Direksi dan Dewan Komisaris d. Perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran
Calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris diajukan melalui terhadap ketentuan yang berkaitan dengan prinsip kehati-
seleksi dengan memperhatikan persyaratan tersebut diatas. hatian di bidang perbankan.
e. Perbuatan dari Pengurus dan Pejabat Eksekutif yang dapat
Prosedur Seleksi
dikategorikan tidak independen.
1. Komite Remunerasi dan Nominasi mengidentifikasi calon yang
6. Memenuhi kriteria kompetensi dalam arti memiliki:
memenuhi kriteria.
a. Pengetahuan di bidang Perbankan yang memadai.
2. Dewan Komisaris atas dasar saran dari Komite Remunerasi dan
b. Pengalaman dan keahlian di bidang Perbankan dan atau
Nominasi menyampaikan usulan calon kepada Pemegang Saham
Lembaga Keuangan
Seri A Dwiwarna.
c. Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam
3. Pelaksanaan seleksi dilaksanakan sebelum masa jabatan
rangka pengembangan Bank yang sehat.
berakhir atau, diminta Dewan Komisaris, atau bila ada
7. Disamping kriteria di atas, sebaiknya memenuhi kriteria
kekosongan jabatan.
tambahan sebagai berikut:
Persyaratan dan Kriteria a. Memiliki kemampuan kepemimpinan yang didukung oleh
Persyaratan dan kriteria calon anggota Direksi dan/atau Dewan pengetahuan di bidang ekonomi, akuntansi dan hukum.
Komisaris sesuai yang diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan dan b. Untuk Dewan Komisaris ditambah pula dengan kriteria
ketentuan lain yang berlaku, yaitu sebagai berikut: memiliki pengalaman di bidang pengawasan perbankan
1. Yang dapat diusulkan menjadi anggota Direksi dan/atau Dewan atau lembaga keuangan lainnya.
Komisaris adalah perseorangan yang mampu melaksanakan c. Untuk anggota Direksi ditambah pula dengan kriteria
perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun
dinyatakan bersalah yang menyebabkan suatu Perseroan sebagai Senior Manajemen di perbankan atau lembaga
dinyatakan pailit, atau orang yang pernah dihukum karena keuangan lain.
melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara
dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya, satu dan Bakal calon Direksi dapat diusulkan dari Dewan Komisaris setelah
lain dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan melalui penilaian terhadap yang bersangkutan dan jika memenuhi
yang berlaku. syarat agar diusulkan kepada Menteri BUMN. Bakal calon yang akan
2. Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah sampai derajat ditetapkan menjadi calon anggota Direksi juga harus memenuhi
ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping atau persyaratan formal dan persyaratan lain yang ditetapkan dalam
hubungan semenda (menantu atau ipar) dengan anggota Direksi PER-03/MBU/02/2015 serta Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
atau Dewan Komisaris lain. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau
3. Tidak termasuk dalam daftar orang tercela dibidang perbankan Perusahaan Publik dan telah lulus Uji Kelayakan dan Kepatutan yang
sesuai dengan yang ditetapkan oleh otoritas pengawas bank. dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
4. Memiliki integritas yang baik dalam arti:
a. Memiliki akhlak dan moral yang baik. Pada tahun 2017, Bank Mandiri bekerja sama dengan Perusahaan
b. Mematuhi peraturan perudang-undangan yang berlaku. Jasa Penilai PT Daya Dimensi Indonesia untuk melakukan assessment
c. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan terhadap calon Dewan Komisaris dan Direksi. Nama-nama yang
operasional bank yang sehat. memperoleh rekomendasi dari Perusahaan Jasa Penilai akan dilaporkan
d. Dinilai layak dan wajar untuk menjadi anggota Direksi dan/ oleh Komite Remunerasi dan Nominasi kepada Dewan Komisaris sebagai
atau Dewan Komisaris. nama-nama calon yang akan diajukan dalam RUPS.
Tata Cara Pengangkatan Dewan Komisaris Dasar Pembentukan Komite Pemantau Risiko
Selain yang telah diatur dalam charter Komite Remunerasi dan Pembentukan Komite berpedoman dan berlandaskan kepada
Nominasi, Tata cara pengangkatan Dewan Komisaris Bank Mandiri peraturan perundang-undangan yang berlaku serta best practices
juga mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/ yang dapat diterapkan di lembaga perbankan di Indonesia antara
POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau lain:
Perusahaan Publik serta Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-02/ 1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17/POJK.03/2014
MBU/02/2015 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan dan tanggal 18 November 2014 tentang Penerapan Manajemen Risiko
Pemberhentian Anggota Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan.
Badan Usaha Milik Negara. Adapun tata cara pengangkatan Dewan 2. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor
Komisaris antara lain: PER- 09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012 tentang perubahan atas
1. Sumber bakal calon Dewan Komisaris/Dewan Komisaris BUMN Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-
berasal dari: 01 /MBU/2011, tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang
a. Mantan Direksi BUMN. baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara.
b. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN. 3. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor
c. Pejabat Struktural dan Pejabat Fungsional Pemerintah. PER-12/MBU/2012, tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/
d. Sumber lain. Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara.
2. Bakal calon yang akan ditetapkan menjadi calon anggota Dewan 4. Anggaran Dasar PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk serta
Komisaris, adalah seseorang yang telah dinyatakan memenuhi perubahannya.
Persyaratan Formal, Persyaratan Materiil, dan Persyaratan Lain.
3. Penilaian pemenuhan Persyaratan Materiil, dilakukan dengan Piagam Komite Pemantau Risiko
cara : i. menilai daftar riwayat hidup dan dokumen pendukung; Dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, Komite Pemantau
dan ii. khusus untuk menilai integritas dilakukan dengan Risiko Bank Mandiri memiliki Pedoman Kerja yang diperbaharui pada
pernyataan tertulis dari calon yang bersangkutan; dan/atau iii. tahun 2015 dan memuat hal-hal di antaranya tugas dan tanggung
wawancara. jawab komite, kewenangan komite, rapat komite, organisasi komite
4. Terhadap BUMN tertentu yang ditetapkan oleh Menteri, calon dan hal-hal lainnya.
Komisaris Utama/Anggota Dewan Komisaris wajib mengikuti
uji kelayakan dan kepatutan yang dilakukan oleh Lembaga Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko
Profesional yang ditunjuk oleh Menteri untuk melakukan uji Komite bertugas dan bertanggung jawab untuk membantu Dewan
kelayakan dan kepatutan terhadap calon Direksi. Komisaris dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian
5. Khusus untuk Bank BUMN, bakal calon yang akan diajukan nasihat kepada Direksi dengan memberikan pendapat berupa saran
dalam RUPS, dinilai oleh Tim yang dibentuk oleh Menteri dengan dan rekomendasi berkenaan dengan namun tidak terbatas pada:
melibatkan Ketua Komite Dewan Komisaris yang melakukan 1. Evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko
fungsi Nominasi. Apabila Ketua Komite Dewan Komisaris Bank dan kebijakan manajemen risiko terintegrasi dengan
sebagaimana dimaksud berhalangan, maka dapat digantikan pelaksaaan kebijakan tersebut.
oleh anggota Komite dari unsur Komisaris Independen yang 2. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen
melakukan fungsi Nominasi. Risiko terintegrasi dan Satuan Kerja Manajemen Risiko
terintegrasi.
Komite Pemantau Risiko 3. Melakukan review pelaksanaan manajemen risiko terintegrasi
Komite Pemantau Risiko dibentuk oleh Dewan Komisaris Bank yang terdiri dari:
Mandiri dalam rangka membantu Dewan Komisaris dalam a. Laporan profil risiko baik secara individu (Bank only)
menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam melakukan maupun konsolidasi dengan perusahaan anak (profil risiko
pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi untuk terintegrasi).
memperoleh keyakinan yang memadai agar penerapan manajemen b. Laporan tingkat kesehatan bank berbasis risiko baik secara
risiko Bank tetap memenuhi unsur-unsur kecukupan prosedur individu (Bank only) maupun konsolidasi dengan perusahaan
dan metodologi pengelolaan risiko, sehingga kegiatan usaha Bank anak (profil risiko terintegrasi).
tetap dapat terkendali pada batas/limit yang dapat diterima dan
menguntungkan Bank.
c. Laporan lainnya terkait dengan pengelolaan 10 (sepuluh) Pelaporan Komite Pemantau Risiko
jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, Komite Pemantau Risiko harus membuat laporan berkala kepada
risiko likuiditas, risiko hukum, risiko kepatuhan, risiko Dewan Komisaris mengenai kegiatan Komite Pemtau Risiko
reputasi, risiko stratejik, risiko transaksi intra group dan sekurang-kurangnya sekali dalam 6 (enam) bulan. Komite Pemantau
risiko asuransi. Risiko harus membuat laporan kepada Dewan Komisaris atas setiap
4. Memantau kecukupan proses identifikasi, pengukuran, penugasan yang diberikan dan atau untuk setiap masalah-masalah
pemantauan, pengendalian dan sistem informasi manajemen yang diidentifikasi memerlukan perhatian Dewan Komisaris.
risiko.
5. Melakukan evaluasi kepatuhan Bank terhadap Anggaran Dasar, Struktur, Keanggotaan dan Keahlian Komite Pemantau Risiko
peraturan Otoritas Pengawas Bank dan Pasar Modal, serta Mengacu pada Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor KEP.
peraturan per undangan lainnya yang terkait dengan manajemen KOM/006/2014 tanggal 25 Agustus 2014 tentang Perubahan Anggota
risiko. Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko di bawah Dewan Komisaris
6. Menyusun pedoman dan tata tertib kerja komite (charter) dan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk, maka:
melakukan review sesuai kebutuhan paling kurang 2 (dua) tahun 1. Kedudukan Komite
sekali. Komite berada di bawah koordinasi Dewan Komisaris dan secara
7. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan struktural bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris
oleh Dewan Komisaris dari waktu ke waktu. 2. Komposisi Keanggotaan
a. Menentukan rencana kerja tahunan. a. Seorang Komisaris Independen.
b. Menentukan jadwal rapat tahunan. b. Seorang pihak Independen yang memiliki keahlian di bidang
c. Membuat laporan berkala mengenai kegiatan komite keuangan.
pemantau risiko serta hal-hal yang dirasakan perlu untuk c. Seorang pihak Independen yanng memiliki keahlian di
menjadi perhatian Dewan Komisaris. bidang manajemen risiko.
d. Membuat Self Assessment mengenai efektifitas dari kegiatan d. Komite diketuai oleh seorang Komisaris Independen
Komite Pemantau Risiko. e. Anggota Komite yang merupakan Komisaris Independen
8. Anggota Komite bertugas dan bertanggung jawab diantaranya diangkat sebagai Ketua Komite. Dalam hal Komisaris
untuk: Independen yang menjadi anggota Komite lebih dari 1 (satu)
a. Menyelenggarakan rapat secara teratur/rutin. orang maka salah satunya diangkat sebagai Ketua Komite
b. Mempelajari materi rapat terlebih dahulu. Pemantau Risiko.
c. Menghadiri rapat. f. Komisaris Independen dan pihak Independen yang menjadi
d. Berperan aktif dan memberikan kontribusinya dalam setiap anggota Komite sekurang-kurangnya 51% dari jumlah
kegiatan komite. anggota Komite
e. Membuat risalah rapat. g. Ketua Komite hanya dapat merangkap jabatan sebagai ketua
f. Melakukan kunjungan kerja ke lapangan. Komite paling banyak pada 1 (satu) Komite lainnya
h. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Komite dapat
Wewenang Komite Pemantau Risiko dibantu oleh staf dan atau Sekretaris Komite yang ditunjuk
Komite memiliki kewenangan dalam lingkup tangung jawab Komite berdasarkan keputusan rapat Komite.
untuk:
1. Mencari dan memperoleh berbagai informasi termasuk dokumen Masa tugas anggota Komite yang berasal dari anggota Dewan
yang diperlukan dari; Komisaris tidak boleh lebih lama daripada masa jabatan Komisairs
a. Pihak Bank (termasuk pekerja Bank). dan dapat diangkat kembali hanya untuk 1 (satu) periode berikutnya.
b. Pihak berkepentingan lainnya.
2. Mendapatkan masukan dan atau saran dari pihak luar Bank yang
berkaitan dengan tugasnya.
Susunan anggota Komite Pemantau Risiko pada tahun 2017 dapat disampaikan sebagai berikut:
Keterangan:
*Masa jabatan Sdr. Abdul Aziz berakhir pada tanggal 14 Maret 2017.
Keterangan:
*Masa jabatan Sdr. Wimboh Santoso berakhir pada tanggal 19 Juli 2017.
Keterangan:
*Efektif menjabat sebagai anggota Komite Pemantau Risiko terhitung sejak disetujuinya pengangkatan yang bersangkutan oleh OJK, Penilaian Kemampuan dan Kepatutan serta memenuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku pada tanggal 15 Januari 2018.
Profil dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Profil dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Profil dapat dilihat pada bagian Profil Dewan
Komisaris Komisaris Komisaris
Profil dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Usia: 55 Tahun. Domisili: Jakarta. Tanggal Profil dapat dilihat pada bagian Profil Komite Audit
Komisaris Pengangkatan: 1 Mei 2014.
Riwayat Pendidikan:
− Sarjana di bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
dari Universitas Katolik Parahyangan pada tahun
1985.
− Magister Spesialisasi Management Keuangan
dari Universitas Mercu Buana pada tahun 2008.
Riwayat Pekerjaan:
− Wakil Kepala Divisi Operational Risk PT Bank
Internasional Indonesia Tbk (2002-2005)
− Anggota Komite Pemantau Risiko PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (2006-2014)
− Anggota Komite Audit PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk (2014-2016).
Per 31 Desember 2017, kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja Ketua dan Anggota Komite Pemantau Risiko adalah sebagai berikut.
Lista Irna Anggota 1 Januari 2017 – 31 Sarjana di bidang Teknik National Head of Telemarketing, Shared
Desember 2017 Pertambangan dari Universitas Distribution Standard Charter Bank (2006-
Sriwijaya pada tahun 1990 dan 2007), Credit Planning, MIS Reporting and
memperoleh gelar Master of QA Head, Credit – Consumer Banking (AVP)
Business Administration di Swiss Standard Chartered Bank (Februari 2007
German University – Serpong – Agustus 2007), Head of Consumer Risk
Indonesia pada tahun 2005 Credit Operation (VP) Standard Chartered
Bank (2007-2010), Enterprise Risk and
Policy Integrated Risk Bank Danamon
Indonesia (2010-2014), Chief Credit Officer
(CCO) Consumer and Mass Market Bank
Danamon Indonesia (2014-2016).
Seluruh Anggota Komite Pemantau Risiko yang berasal dari pihak independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan
saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang
dapat mempengaruhi kemampuannya bertindak independen.
7. Rabu, 26 April 2017 1. Update Penanganan Terkait dengan Telepon Verifikasi di Consumer. 1. Wimboh Santoso
2. Usulan Penajaman Struktur Organisasi Bank Mandiri. 2. Askolani
3. Goei Siauw Hong
4. B.S. Kusmulyono
5. Makmur Keliat
6. Ridwan Ayub
7. Lista Irna
8. Rabu, 3 Mei 2017 Usulan Pemberian Manfaat Dana Pensiun Bank Mandiri 1 sampai dengan 4 Tahun 1. Wimboh Santoso
2017. 2. Askolani
3. Goei Siauw Hong
4. B.S. Kusmulyono
5. Ardan Adipermana
6. Makmur Keliat
7. Ridwan Ayub
8. Lista Irna
9. Rabu, 10 Mei 2017 1. Usulan Pemberian Fasilitas Kredit. 1. Wimboh Santoso
2. Peran dan Fungsi Credit Portfolio Risk Group. 2. Askolani
3. Goei Siauw Hong
4. B.S. Kusmulyono
5. Ardan Adipermana
6. Makmur Keliat
7. Ridwan Ayub
8. Lista Irna
10. Rabu, 17 Mei 2017 Update Kinerja dan Perkembangan Bisnis PT. Bank Syariah Mandiri (Mengundang 1. Wimboh Santoso
jajaran Dewan Komisaris dan Direktur Bank Syariah Mandiri). 2. Imam Apriyanto Putro
3. Askolani
4. Goei Siauw Hong
5. B.S. Kusmulyono
6. Makmur Keliat
7. Ridwan Ayub
8. Lista Irna
11. Rabu, 24 Mei 2017 Posisi Likuiditas Trw I 2017 dan Posisi Trading (Forex, MM, Bond Rekap/SUN beserta 1. Wimboh Santoso
MTMnya, Derivatives). 2. Goei Siauw Hong
3. B.S. Kusmulyono
4. Ardan Adipermana
5. Makmur Keliat
6. Ridwan Ayub
7. Lista Irna
12. Rabu, 31 Mei 2017 Update Kinerja dan Perkembangan Bisnis PT. Mandiri Tunas Finance (Mengundang 1. Goei Siauw Hong
jajaran Dewan Komisaris dan Direksi Mandiri Tunas Finance). 2. B.S. Kusmulyono
3. Makmur Keliat
4. Ridwan Ayub
5. Lista Irna
Laporan Singkat Pelaksanaan Kegiatan Komite Pemantau Jasa Keuangan yang memiliki hubungan kepemilikan dan/atau
Risiko Tahun 2017 pengendalian. Oleh karena itu setiap Lembaga Jasa Keuangan yang
Sepanjang tahun 2017, Komite Pemantau Risiko telah memberikan tergabung dalam konglomerasi keuangan wajib menerapkan tata
beberapa rekomendasi atau masukan kepada Dewan Komisaris kelola secara terintegrasi. Dalam pelaksanaan tata kelola terintegrasi
antara lain sebagai berikut: Bank Mandiri telah membentuk Komite Tata Kelola Terintegrasi
1. Usulan persetujuan atas permohonan fasilitas kredit dan sebagai pengawasan untuk memberikan rekomendasi atau nasihat
penyediaan dana kepada Pihak Terkait, baik yang sifatnya dalam pelaksanaan kebijakan termaksud.
perpanjangan, tambahan, perubahan ataupun pemberian baru.
2. Usulan persetujuan atas Recovery Plan Bank Mandiri. Komite Tata Kelola Terintegrasi dibentuk oleh Dewan Komisaris
3. Review atas pencapaian kinerja keuangan Bank Mandiri setiap dengan tujuan untuk membantu dan memfasilitasi Dewan Komisaris
triwulannya. dalam menjalankan tugas dan fungsi mengawasi penerapan Tata
4. Review atas strategi dan pelaksanaan pengelolaan kredit Kelola pada masing-masing Lembaga Jasa Keuangan (LJK) dalam
bermasalah (Non Performing Loan/NPL) di Bank Mandiri. Konglomerasi Keuangan Bank Mandiri agar sesuai dengan Pedoman
5. Review pelaksanaan manajemen risiko di Bank Mandiri. Tata Kelola Terintegrasi; mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Direksi Bank Mandiri, serta memberikan arahan atau nasihat
Komite Tata Kelola Terintegrasi kepada Direksi Bank Mandiri atas pelaksanaan Pedoman Tata Kelola
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 18/POJK.03/2014 tentang Terintegrasi; dan mengevaluasi Pedoman Tata Kelola Terintegrasi dan
Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan mengarahkan dalam rangka penyempurnaan.
guna mengatur pelaksanaan tata kelola terintegrasi bagi Lembaga
Dasar Pembentukan Komite Tata Kelola Terintegrasi efektivitas penerapan pengendalian internal terintegrasi
Pembentukan Komite Tata Kelola Terintegrasi dengan berpedoman melalui kajian atas Laporan Berkala dan Laporan Hasil
dan berlandaskan kepada peraturan perundang-undangan yang Pemeriksaan yang dikeluarkan Satuan Kerja Audit Intern
berlaku serta best practices yang dapat diterapkan di lembaga Terintegrasi.
perbankan di Indonesia antara lain: − Melakukan pertemuan berkala dengan Satuan Kerja
1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/POJK.03/2014 Audit Intern Terintegrasi untuk membahas hal-hal terkait
tanggal 18 November 2014 tentang Penerapan Tata Kelola dengan sistem pengendalian internal terintegrasi dan
Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan. pelaksanaannya.
2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa − Melakukan pemantauan dan mengevaluasi
Keuangan. pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi Bank Mandiri
3. Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari dan Perusahaan Anak atas hasil temuan Satuan Kerja
2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Audit Intern Terintegrasi, Kantor Akuntan Publik, dan
Bank Umum; dan Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan mengenai
tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas Peraturan bank kelemahan pada sistem dan pelaksanaan pengendalian
Indonesia No.8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate internal terintegrasi.
Governance Bagi Bank Umum. − Melaporkan secara berkala atas hasil pemantauan dan
4. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor memberi masukan atas hal-hal terkait pengendalian
PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012 tentang perubahan atas internal terintegrasi yang perlu menjadi perhatian
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Dewan Komisaris Bank Mandiri dan Perusahaan Anak.
PER-01/MBU/2011, tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan a. Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Secara Terintegrasi
yang baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik − Melakukan pemantauan dan evaluasi atas kepatuhan
Negara. Bank Mandiri dan Perusahaan Anak terhadap peraturan
5. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar
PER-12/MBU/2012, tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/ Modal serta peraturan Otoritas Jasa Keuangan, Bank
Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara. Indonesia dan peraturan lainnya yang terkait dengan
6. Anggaran Dasar PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk serta usaha perbankan, asuransi, sekuritas dan pembiayaan
perubahannya. melalui koordinasi dengan Satuan Kerja Kepatuhan
Terintegrasi.
Piagam Komite Tata Kelola Terintegrasi − Mempelajari laporan berkala dan laporan hasil
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, Komite Tata pemeriksaan yang terkait dengan kepatuhan terhadap
Kelola Terintegrasi Bank Mandiri memiliki pedoman kerja yang telah peraturan intern dan ekstern yang dikeluarkan oleh
disahkan tahun 2016 berdasarkan Keputusan No. KEP.KOM/004/2016 Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi dan auditor ektern.
tanggal 19 Oktober 2016. Pedoman kerja tersebut mengatur hal-hal − Melakukan pertemuan berkala dengan Satuan Kerja
di antaranya terkait tugas, wewenang dan tanggung Jawab Komite Kepatuhan Terintegrasi untuk membahas hal-hal yang
serta penyelenggaraan Rapat Komite. terkait dengan kepatuhan Bank Mandiri dan Perusahaan
Anak terhadap peraturan intern dan ekstern.
Tugas Dan Tanggung Jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi − Melakukan pemantauan dan mengevaluasi
Komite Tata Kelola Terintegrasi mempunyai tugas dan bertanggung pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi Bank Mandiri
jawab untuk: dan Perusahaan Anak atas hasil temuan Satuan Kerja
1. Mengevaluasi pelaksanan Tata Kelola Terintegrasi melalui Kepatuhan Terintegrasi, Kantor Akuntan Publik, dan
penilaian: hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan mengenai
a. Kecukupan Pengendalian Internal Terintegrasi kelemahan pada sistem dan pelaksanaan fungsi
− Melakukan evaluasi bahwa Bank Mandiri dan kepatuhan terintegrasi.
Perusahaan Anak telah memiliki sistem pengendalian − Melaporkan secara berkala atas hasil pemantauan
internal (internal control system) terintegrasi yang dan memberi masukan atas hal-hal terkait dengan
baku sesuai dengan praktek terbaik (best practice) kepatuhan Bank Mandiri dan Perusahaan Anak
yang berlaku melalui kajian atas Pedoman Tata Kelola terhadap peraturan intern dan ekstern yang perlu
Terintegrasi yang diberlakukan di Bank Mandiri. menjadi perhatian Dewan Komisaris Bank Mandiri dan
− Melakukan pemantauan dan evaluasi mengenai Perusahaan Anak.
2. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris Bank Mandiri Struktur, Keanggotaan dan Keahlian Komite Tata Kelola
untuk menyempurnakan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi. Terintegrasi
Keanggotaan Komite Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit terdiri
Wewenang Komite Tata Kelola Terintegrasi dari:
Komite Tata Kelola Terintegrasi mempunyai wewenang untuk 1. Seorang Komisaris Independen yang menjadi Ketua pada salah
melaksanakan hal–hal sebagai berikut: satu komite pada Bank Mandiri, sebagai ketua merangkap
1. Memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris Bank Mandiri anggota.
mengenai pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi melalui penilaian 2. Komisaris Independen yang mewakili dan ditunjuk dari
kecukupan pengendalian internal dan pelaksanaan fungsi Perusahaan Anak dalam Konglomerasi Keuangan, sebagai
kepatuhan secara terintegrasi. anggota.
2. Melakukan komunikasi dengan Satuan Kerja Kepatuhan 3. Seorang pihak independen, sebagai anggota.
Terintegrasi dan Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi untuk 4. Anggota Dewan Pengawas Syariah dari Bank Syariah Mandiri,
memperoleh informasi, klarifikasi serta meminta dokumen dan sebagai anggota.
laporan yang diperlukan.
Jumlah dan komposisi Komisaris Independen yang menjadi anggota
Pelaporan Komite Tata Kelola Terintergrasi Komite Tata Kelola Terintegrasi disesuaikan dengan kebutuhan
Komite Tata Kelola Terintegrasi harus membuat laporan berkala Konglomerasi Keuangan serta efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
kepada Dewan Komisaris Bank Mandiri mengenai kegiatan Komite tugas Komite Tata Kelola Terintegrasi dengan memperhatikan paling
Tata Kelola Terintegrasi, sekurang-kurangnya sekali dalam 6 (enam) sedikit keterwakilan masingi-masing sektor jasa keuangan.
bulan. Komite Tata Kelola Terintegrasi harus membuat laporan
kepada Dewan Komisaris Bank Mandiri atas setiap penugasan yang Masa tugas anggota Komite Tata Kelola terintegrasi yang berasal
diberikan dan atau untuk setiap masalah-masalah yang diidentifikasi dari anggota Dewan Komisaris tidak boleh lebih lama daripada masa
memerlukan perhatian Dewan Komisaris Bank Mandiri. jabatan Komisaris dan dapat diangkat kembali hanya untuk 1 (satu)
periode berikutnya.
Keterangan:
*Masa jabatan Sdr Abdul Aziz dan Sdri. Aviliani berakhir pada tanggal 14 Maret 2017
**Masa jabatan Sdr. Hanifah Purnama berakhir pada tanggal 10 April 2017.
***Masa jabatan Sdr. Nizar Yamanie berakhir pada tanggal 24 Juli 2017.
Keterangan:
*Pengangkatan Sdr. Ravik Karsidi sebagai anggota Komite TKT pada tanggal 25 Agustus 2017
** Pengangakatan Sdr. Ali Ghufron sebagai anggota Komite TKT pada tanggal 24 Juli 2017
*Pengangkatan Sdr. Ravik Karsidi sebagai anggota Komite TKT pada tanggal 25 Agustus 2017
** Pengangakatan Sdr. Ali Ghufron sebagai anggota Komite TKT pada tanggal 24 Juli 2017
Profil dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Profil dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Profil dapat dilihat pada bagian Profil Dewan
Komisaris Komisaris Komisaris
Profil dapat dilihat pada bagian Profil Komite Usia: 59 Tahun. Domisili: Jakarta. Usia: 59 Tahun. Domisili: Jakarta
Pemantau Risiko Tanggal Pengangkatan: 15 Mei 2015 Tanggal Pengangkatan: 22 April 2015
Riwayat Pendidikan: Riwayat Pendidikan:
− Sarjana di bidang Ekonomi dari Universitas − Sarjana (S1) Ekonomi dari Universitas Gadjah
Diponegoro pada tahun 1983. Mada (UGM) (1983).
− Gelar Master di bidang Master Business − Master (S2) Ilmu Sosial dari University of
Administration (MBA) dari University of Colorado at Birmingham, Inggris (1990).
Denver pada tahun 1993. − Doktor (S3) Filosofi dari Monash University,
Riwayat Pekerjaan: Australia (2008).
− Kepala Bagian Sistem dan Prosedur Kredit Korporasi − Profesor Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada
Bank Dagang Negara (BDN). Kepala Cabang Jakarta (2010).
Jatinegara BDN hingga menjadi Relationship Riwayat Pekerjaan:
Manager BDN (1994-1999) − Staf Khusus Menteri Bidang Ekonomi
− Kepala Cabang Bank Mandiri Bandara Soekarno- dan Investasi Transportasi, Kementerian
Hatta Cargo (1999). Perhubungan RI (2016-sekarang).
− Kepala Cabang Bank Mandiri Jakarta Tomang − Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
(2003). Gadjah Mada (2013-2016).
− Kepala Cabang Bank Mandiri Jakarta Kebon Sirih, − Asisten dan Narasumber Menteri Keuangan
Gambir, Imam Bonjol dan Thamrin (2005-2007). Desentralisasi Fiskal, Kementerian Keuangan
− Kepala Kanwil X Makassar Bank Mandiri (2010). (2012- 2014).
Kepala Kanwil V Bank Mandiri Jakarta Sudirman. − Konsultan Desentralisasi Kewenangan, DSF
− Komisaris di Bank Mandiri Taspen pada tahun 2015. (Decentralization Support Facility), Bank Dunia
(2011- 2015).
Tabel Kualifikasi Pendidikan dan Pengalaman Kerja Komite Tata Kelola Terintegrasi
Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
2. 20 Desember 2017 1. Update Hasil On site Review OJK terhadap Penerapan Tata 1. Askolani
Kelola Terintegrasi Group Mandiri. 2. Goei Siauw Hong
2. Laporan Pelaksanaan Fungsi Satuan Kerja Audit Intern 3. Makmur Keliat
Terintegrasi Tahun 2017. 4. Ridwan D. Ayub
5. Edhi Chrystanto
6. Frans A. Wiyono
7. D. Cyril Noerhadi
8. WIhana Kirana Jaya
9. Ravik Karsidi
10. Ali Ghufron Mukti
11. M. Syafii Antonio
12. Ramzi A. Zuhdi
1 Januari 2017 – 31
Ridwan D. Ayub Anggota 2 2 100%
Desember 2017
Jumlah Kehadiran
Nama Jabatan Periode Total Rapat Persentase
Rapat
1 Januari 2017 –
Edhi Chrystanto Anggota 2 2 100%
31 Desember 2017
1 Januari 2017 –
Frans A. Wiyono Anggota 2 2 100%
31 Desember 2017
1 Januari 2017 –
D. Cyril Noerhadi Anggota 2 2 100%
31 Desember 2017
1 Januari 2017 –
Wihana Kirana Jaya Anggota 2 2 100%
31 Desember 2017
25 Agustus 2017 –
Ravik Karsidi Anggota 2 2 100%
31 Desember 2017
24 Juli 2017 –
Ali Ghufron Mukti Anggota 2 2 100%
31 Desember 2017
1 Januari 2017 –
M. Syafii Antonio Anggota 2 2 100%
31 Desember 2017
1 Januari 2017 –
Ramzi A. Zuhdi Anggota 2 2 100%
31 Desember 2017
Laporan Singkat Pelaksanaan Kegiatan Komite Tata Kelola 4. Peraturan Menteri Negara BUMN No: PER-01/MBU/2011 tentang
Terintegrasi Tahun 2017 Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate
Setelah melakukan pembahasan mengenai tindak lanjut pelaksanaan Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, sebagaimana telah
Tata Kelola Terintegrasi, Komite TKT sepakat untuk mengoptimalkan diubah dengan PER-09/MBU/2012.
upaya pendokumentasian atas rekomendasi dan arahan Komite Tata 5. Undang-undang No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Kelola Terintegrasi (TKT) sebagai hasil evaluasi atas pelaksanaan TKT Negara.
pada KK Mandiri, sehingga penerapan dan tindaklanjutnya di seluruh 6. Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP117/MMBU/2002 tanggal
satuan kerja terintegrasi (SKKT, SKMRT, SKAIT) dapat dimonitor 31 Juli 2002.
realisasinya secara berkesinambungan. 7. Keputusan Direksi BEJ No.339/BEJ/07-2001 tanggal 20 Juli 2001
Perihal Perubahan Ketentuan huruf C.2.e Peraturan Pencatatan
Organ dan Komite di Bawah Direksi Efek Nomor I-A: Tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek
Dalam menjalankan kegiatan operasional Perseroan, Direksi dibantu Bersifat Ekuitas di Bursa.
oleh Sekretaris Perusahaan dan komite-komite di bawah Direksi. 8. Peraturan No.IX.I.4 Keputusan Ketua Bapepam No.Kep 63/
PM/1996 tanggal 17 Januari 1996.
Sekretaris Perusahaan 9. Surat Keputusan SEVP No. KEP.SEVP/272/2014 tanggal 30
Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/POJK.04/2014 September 2014.
tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik,
Sekretaris Perusahaan adalah orang perseorangan atau penanggung Struktur Sekretaris Perusahaan
jawab dari unit kerja yang menjalankan fungsi sekretaris perusahaan. Sekretaris Perusahaan bertanggungjawab langsung kepada Direktur
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri berada di bawah supervisi Utama, dimana dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya terbagi
langsung Direktur Utama dan merupakan organ pendukung dalam 6 (enam) bidang, yaitu:
perusahaan yang bertindak sebagai mediator Bank dengan para 1. Aktivitas Bank Mandiri sebagai Perusahaan Terbuka, termasuk
pemangku kepentingan seperti regulator, investor dan masyarakat melaksanakan tata kelola perusahaan khususnya yang terkait
luas khususnya hal yang terkait dengan pasar modal yang dengan ketentuan Pasar Modal yang dilakukan oleh Unit Kerja
bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan perusahaan Capital Market Assurance Department;
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai 2. Aktivitas Komunikasi Korporasi yang dilakukan oleh Unit Kerja
bagian dari implementasi Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG). Corporate Communications Department;
Selain itu Sekretaris Perusahaan bertanggungjawab untuk senantiasa 3. Aktivitas Kesekretariatan yang dilakukan oleh Unit Kerja Office of
menjaga citra baik Bank Mandiri di mata para pemangku kepentingan the Board Department;
secara luas. 4. Aktivitas Stakeholder Management yang dilakukan oleh Unit Kerja
Institutional Relation Department;
Dasar Pengangkatan Sekretaris Perusahaan 5. Aktivitas Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh Unit
Pembentukan, pengangkatan, dan pelaksanaan fungsi serta tugas Kerja Corporate Social Responsibility Center Department;
Sekretaris Perusahaan, antara lain mengacu pada: 6. Aktivitas Pengamanan yang dilakukan oleh Unit Kerja Security
1. Anggaran Dasar Bank Mandiri Services Department.
2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/POJK.04/2014
tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik.
3. Surat Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Indonesia No. Kep-00001/
BEI/01-2014 Perihal Perubahan Peraturan Nomor I-A: Tentang
Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang
Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat.
Dalam pelaksanaan fungsi dan tugas masing-masing departemen, tetap dilakukan koordinasi dan disupervisi langsung oleh Sekretaris
Perusahaan.
Direktur Utama
Corporate Corporate
Secretary Staff
Security
Institusi Pemerintah Media Realation Capital Market Corporate Event CSR Program
Operation
Fungsi dan Tugas Sekretaris Perusahaan e. pelaksanaan program orientasi terhadap perusahaan bagi
Mengacu pada Pasal 5 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Direksi dan/atau Dewan Komisaris.
Nomor 35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten 4. Sebagai penghubung antara Emiten dengan pemegang saham,
atau Perusahaan Publik, fungsi Sekretaris Perusahaan adalah OJK dan pemangku kepentingan lainnya.
melaksanakan tugas paling kurang meliputi:
1. Mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan Sejalan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tersebut,
perundangan yang berlaku di bidang pasar modal. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri juga memiliki Kebijakan dan
2. Memberikan masukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris Standar Pedoman sebagai landasan Sekretaris Perusahaan dalam
untuk mematuhi ketentuan peraturan perundangan di bidang melaksanakan fungsi dan tugasnya antara lain:
pasar modal. 1. Aktivitas Bank sebagai Perusahaan Terbuka:
3. Membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tata a. Melaksanakan Keterbukaan Informasi termasuk pelaporan-
kelola perusahaan yang meliputi: pelaporan kepada Regulator sehubungan status Bank
a. keterbukaan informasi kepada masyarakat, termasuk sebagai perusahan terbuka.
ketersediaan informasi pada Situs Web Emiten; b. Menyelenggarakan dan mendokumentasikan Rapat Umum
b. penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan tepat Pemegang Saham.
waktu; c. Melaksanakan pelaporan-pelaporan sesuai ketentuan
c. penyelenggaraan dan dokumentasi Rapat Umum Pemegang perundangan lainnya yang menjadi kewenangan unit kerja
Saham; Corporate Secretary.
d. penyelenggaraan dan dokumentasi Rapat Direksi dan/atau d. Mengelola administrasi pemegang saham Bank Mandiri.
Dewan Komisaris; dan
e. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatannya lainnya yang 5) Melaksanakan fungsi pengelolaan risiko yang meliputi
berkaitan dengan Aksi Korporasi dan/atau keterbukaan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
informasi lainnya. pengendalian manajemen risiko reputasi.
f. Melaksanakan fungsi kepatuhan Bank terhadap peraturan- c. Mengadakan dan melaksanakan kegiatan tertentu (event/acara/
peraturan di bidang pasar modal. sponsorship) sebagai pelaksanaan strategi komunikasi yang
2. Aktivitas Komunikasi Korporasi bersifat korporasi serta pengelolaan reputasi/risiko reputasi.
a. Menetapkan kebijakan dan strategi komunikasi Korporasi 3. Aktivitas Kesekretariatan
bersama-sama dengan Unit Kerja Marketing Communication a. Menyelenggarakan dan mendokumentasikan Rapat Direksi
termasuk: dan Rapat Dewan Komisaris.
1) Menetapkan peraturan tentang penyelenggaraan b. Mengadministrasikan dokumen perusahaan termasuk
komunikasi. mengatur atau menetapkan peraturan tentang persuratan
2) Menetapkan brand image dan brand positioning. dan pengelolaan dokumen perusahaan.
b. Melakukan aktivitas komunikasi yang bersifat korporasi c. Melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mendukung fungsi
kepada pemangku kepentingan internal maupun eksternal dan kegiatan kerja Dewan Komisaris, Direksi dan SEVP.
Korporasi antara lain: 4. Aktivitas Corporate Social Responsibility
1) Melaksanakan pemberitaan dan iklan di media massa a. Menetapkan strategi dan melaksanakan kegiatan-kegiatan
termasuk media online. Aktivitas Corporate Social Responsiblity.
2) Melaksanakan tindakan antisipatif dan korektif atas b. Melaksanakan kegiatan lainnya yang sejenis baik yang
setiap pemberitaan dan iklan di media massa termasuk merupakan pelaksanaan program pemerintah maupun
media online. dengan bekerjasama dengan pihak ketiga seperti Program
3) Mendukung Unit Kerja Customer Care dan unit-unit kerja Kemitraan dan Bina Lingkungan dan pemberian sumbangan
terkait dalam penyelesaian keluhan nasabah. atau donasi sehubungan dengan bencana alam.
4) Melaksanakan pengelolaan Portal dan Website 5. Aktivitas Pengamanan
Bank bersama-sama dengan Unit Kerja Marketing Melaksanakan kegiatan pengamanan yang bertujuan untuk
Communication, Unit Kerja Pengelola Produk dan Jasa mendukung kelancaran dan ketertiban kegiatan operasional
serta Unit Kerja Teknologi Informasi. Bank termasuk mengatur dan menetapkan peraturan tentang
pelaksanaan pengamanan Bank.
Di samping itu, jajaran pegawai di bawah 24 Oktober 2017. memonitor penyampaian Laporan
fungsi sekretaris perusahaan telah 4. Melakukan pembayaran dividen tahun Tahunan Tahun Buku 2016 milik
mengikuti pelatihan di bidang hukum, buku 2016 pada tanggal 13 April 2017. 11 (sebelas) Entitas Anak kepada
kesekretariatan dan pelaporan Regulator.
serta aktif berpartisipasi dalam seminar/ 5. Menyelenggarakan dan menghadiri 12. Pengurusan Uji Kemampuan dan
sosialisasi terkait peraturan terbaru yang Rapat Dewan Komisaris serta Rapat Kepatutan 1 (satu) anggota Direksi serta
dikeluarkan oleh regulator. Dewan Komisaris serta membuat 3 (tiga) anggota Dewan Komisaris.
risalah rapatnya. 13. Dokumentasi data legalitas Perusahaan,
Pelaksanaan Tugas Sekretaris 6. Melakukan perubahan/penyesuaian atas antara lain Akta RUPS, Akta Perubahan
Perusahaan Tahun 2017 Kebijakan Pokok Perusahaan, Anggaran Anggaran Dasar, Akta Perubahan
Selama tahun 2017, Sekretaris Perusahaan Dasar Perusahaan, Pedoman dan Tata Susunan Pengurus dan lainnya.
Bank Mandiri telah melaksanakan Tertib Kerja Direksi, Tata Tertib Komite di 14. Menyelenggarakan press conference dan
fungsi dan tugas yang berkaitan dengan bawah Direksi, Piagam Komite di bawah teleconference dengan para stakeholder.
pemangku kepentingan, antara lain: Dewan Komisaris dan Kebijakan lainnya 15. Menjalin komunikasi dengan
1. Mengikuti perkembangan peraturan sesuai dengan peraturan perundangan Kementerian Negara BUMN,
Pasar Modal khususnya peraturan yang berlaku dan pelaksanaan tata Departemen Keuangan, Sekretaris
perundang-undangan yang berlaku kelola Bank Mandiri. Negara, Otoritas Jasa Keuangan, Self
di Pasar Modal, antara lain dengan 7. Berperan aktif dalam mendukung Regulatory Organization (Bursa Efek
memastikan kepatuhan atas peraturan pembentukan Holding BUMN Indonesia, Kustodian Sentral Efek
baru yang dikeluarkan oleh OJK, Bursa Perbankan dan Jasa Keuangan dan Indonesia, dan Kliring Penjaminan Efek
Efek Indonesia dan Regulator lain yang Perbankan. Indonesia), Biro Adminsitrasi Efek, dan
terkait dengan pasar modal. 8. Melakukan keterbukaan informasi lembaga-lembaga terkait lainnya.
2. GCG Awareness untuk Direksi dan kepada masyarakat sesuai dengan 16. Memonitor pelaksanaan Laporan
Dewan Komisaris Bank Mandiri peraturan perundangan yang berlaku. Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
termasuk didalamnya update kebijakan 9. Melakukan keterbukaan informasi (LHKPN) kepada Komisi Pemberantas
baru dan isu mengenai GCG. kepada pegawai internal Bank Mandiri Korupsi (KPK).
3. Menyelenggarakan dan melalui Majalah Mandiri. Selama tahun 17. Menyusun dan menerbitkan 87 Surat
mendokumentasikan Rapat Umum 2017, Sekretaris Perusahaan telah Keputusan Direksi terkait Pelaksanaan
Pemegang Saham Tahunan pada menerbitkan 16 edisi Majalah Mandiri. Kegiatan Operasional Perseroan.
tanggal 14 Maret 2017, Rapat Umum 10. Penyediaan informasi yang up to date 18. Pelaporan hasil monitoring
Pemegang Saham Luar Biasa pada dan akurat pada website Perusahaan, pemberitaan media secara harian
tanggal 21 Agustus 2017, Paparan Publik serta melakukan pengembangan kepada Anggota Dewan Komisaris dan
Marathon 2017 pada tanggal 8 Agustus aplikasi website. Anggota Direksi setiap pagi di hari kerja.
2017, dan memastikan komunikasi 11. Menyusun Laporan Tahunan dan 19. Meliput aktivitas kegiatan seremonial
secara rutin setiap triwulan kepada Laporan Keberlanjutan Tahun Buku korporasi sebanyak 85 liputan.
investor melalui Analyst Meeting yaitu 2016 serta menyampaikannya kepada 20. Berpartisipasi aktif dalam rapat dengar
tanggal 14 Februari, 18 April, 10 Juli dan Regulator terkait. Selain itu juga pendapat dan kunjungan kerja dengan
DPR-RI. menyusun laporan secara berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam
21. Melakukan penyaluran Program Kemitraan, Bina Lingkungan, 1 (satu) tahun mengenai pelaksanaan fungsi sekretaris perusahaan
Corporate Social Responsibility dan Sponsorship serta memonitor kepada Direksi dan ditembuskan kepada Dewan Komisaris yang
kredibilitasnya. disampaikan melalui Nota kepada Direksi No. CEO.CSC/CMA.517/2017
22. Melaksanakan kegiatan pengurusan perijinan, pengamanan tanggal 31 Maret 2017 perihal Laporan Fungsi dan Tugas Corporate
dan pengawalan/protokoler (pejabat Bank Mandiri) Direksi dan Secretary Group Tahun 2016 dan Surat kepada Dewan Komisaris No.
Dewan Komisaris di kantor/tempat dinas, perjalanan/acara dan CEO.CSC/CMA.877/2017 tanggal 18 April 2017 perihal Laporan Fungsi
kediamanan. dan Tugas Corporate Secretary Group Tahun 2016.
23. Mengadministrasikan dan mendistribusikan seluruh surat masuk
yang ditujukan kepada Perseroan atau kepada Unit Kerja terkait Internal Audit
untuk ditindaklanjuti. Memegang peran sebagai Third line of defense, Internal Audit Bank
24. Sebagai penghubung antara Perseroan dengan para pemegang Mandiri memastikan bahwa pengendalian Internal di setiap line of
saham, investor, regulator maupun para pemangku kepentingan defense semakin kuat dan matang. Internal Audit terus melakukan
lainnya. inovasi dalam penggunaan metodologi serta tools audit sehingga
pelaksanaan audit lebih efektif dan efisien. Sesuai dengan rencana
Laporan Sekretaris Perusahaan Tahun Buku 2016 jangka panjang Internal Audit 2015-2020 yang bertemakan “Creating
Dalam rangka memenuhi Pasal 11 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan long-term value Trough sustained assurance to be The Best in Class
jangka panjang Internal Audit 2015-2020 yang bertemakan “Creating IA Function” pada 2017 Internal Audit telah menyelesaikan 14 dari 14
long-term value Trough sustained assurance to be The Best in Class Inisiatif Strategis.
IA Function” pada 2017 Internal Audit telah menyelesaikan 14 dari 14
Inisiatif Strategis. Struktur Organisasi dan Ketua Internal Audit
Dewan
Komisaris
Quality
Assurance Dept
Usia : 52 Tahun
Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia
Domisili : Depok
Pendidikan : Sarjana di bidang Teknik Industri Pertanian dari Institut Pertanian Bogor
pada tahun 1988.
Riwayat Pekerjaan : - Beliau pernah menjabat sebagai Asisten Marketing Officer (1990),
Marketing officer (1993), Reguler Instruktur (1997), Senior Officer
Support Function (1999), Group Head CRM-MOL Risk (2000), Group
Head Logistic (2001), Departement Head Procurement and Fixed Asset
Services (2001), Department Head Asset Maintenance and Warehouse
(2004), Department Head Credit Operation (2004-2005), Group Head
Compliance (2006-2010), Group Head Procurement and Fixed Asset
(2010-2014), Group Head Human Capital and Services (2014-2015).
- Beliau bergabung di Bank Mandiri tahun 1999 sebagai Senior Officer
Support Function dan terakhir menjabat sebagai Group Head of
Human Capital and Services.
Dasar Pengangkatan : Sejak 2015 menjabat sebagai Senior Executive Vice President/SEVP
Internal Audit berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KEP.DIR/095/2015
Mustaslimah tanggal 26 Maret 2015.
Senior Executive Vice President/ Sertifikasi : Badan Sertifikasi Manajemen Risiko Level 5
SEVP Internal Audit
Pihak Yang Mengangkat dan Memberhentikan Kepala Internal Audit Tugas dan Tanggung Jawab Internal Audit
Chief Audit Executive (CAE) diangkat dan diberhentikan serta Tugas dan tanggung jawab Internal Audit yaitu:
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama atas 1. Merencanakan dan melaksanakan aktivitas internal audit dengan
persetujuan Dewan Komisaris atau Komite Audit dan selanjutnya penekanan pada bidang/aktivitas yang mempunyai risiko tinggi
dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). serta mengevaluasi prosedur/control system yang ada untuk
memperoleh keyakinan bahwa tujuan dan sasaran Bank dapat
Internal Audit Charter dicapai secara optimal dan berkesinambungan.
Internal Audit memiliki Internal Audit Charter yang disahkan oleh 2. Melaksanakan langkah-langkah dalam rangka menggali
Direktur utama dan Komisaris Utama Bank Mandiri dengan revisi informasi (investigasi), melaporkan, dan menyampaikan
terakhir tanggal 17 Desember 2015 Internal Audit Charter memberikan rekomendasi/kesimpulan atas fraud kepada Manajemen.
pedoman mengenai tujuan, kedudukan, wewenang, tanggung 3. Mengembangkan dan menjalankan program untuk mengevaluasi
jawab dan ruang lingkup pekerjaan internal audit. Kedudukan, dan meningkatkan kualitas Internal Audit.
kewenangan dan tanggung jawab yang dinyatakan secara formal 4. Memberikan rekomendasi atas hasil audit dan memonitor tindak
dalam Internal Audit Charter telah sesuai dengan Peraturan Bank lanjut hasil aktivitas internal audit dan aktivitas investigasi.
Indonesia mengenai penerapan audit intern dan Keputusan Ketua 5. Bekerja sama dengan Komite Audit dalam melaksanakan fungsi
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tentang pengawasan.
Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal 6. Melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan eksternal
serta best practices mengacu pada standar IPPF (International audit dan unit/fungsi penyedia assurance lainnya, agar dapat
Professional Practice Framework) oleh IIA (The Institute of Internal dicapai hasil audit yang komprehensif dan optimal. Koordinasi
Auditor). dapat dilakukan antara lain melalui pertemuan secara periodik
untuk membicarakan hal-hal yang dianggap penting bagi kedua Utama, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit.
belah pihak. 5. Mengakses seluruh informasi, catatan, karyawan, dan termasuk
7. Melakukan komunikasi secara langsung dengan Direktur Utama, didalamnya namun tidak terbatas pada rekening/catatan
Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit serta Komite Tata karyawan dan sumber daya serta hal-hal lain yang dianggap
Kelola Terintegrasi. perlu terkait dengan tugas dan fungsinya.
6. Melakukan aktivitas investigasi terhadap kasus/masalah pada
Kewenangan Internal Audit setiap aspek dan unsur kegiatan yang terindikasi fraud dan
Internal Audit memiliki kewenangan sebagai berikut: pelanggaran code of conduct dalam organisasi Bank, Perusahaan
1. Melakukan aktivitas internal audit terhadap kegiatan semua Anak dan afiliasi sesuai governance yang berlaku.
unit kerja dalam organisasi Bank serta Perusahaan Anak dan
afiliasinya sesuai governance yang berlaku. Komposisi Personil Internal Audit
2. Melakukan komunikasi secara langsung dengan Direktur Utama, Jumlah pegawai Internal Audit per 8 Januari 2018 sebanyak 102 orang
Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit. dengan komposisi sebagai berikut:
3. Melakukan komunikasi dengan pihak eksternal termasuk
regulator.
4. Mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direktur
Jumlah Pegawai
25 24
21
20 19
15
13
10
6
5 4
3 3 3
2 2
1 1
-
Internal Audit selalu berupaya untuk memberikan pendidikan berkelanjutan bagi seluruh personilnya untuk memenuhi kualifikasi dan
kompetensi yang memadai. Pendidikan yang diberikan berupa pendidikan profesi yang bersertifikasi baik yang bersifat nasional maupun
Internasional, program attachment dan training di dalam maupun luar negeri.
dilakukan assessment untuk mengetahui gap competency yang ada dan selanjutnya disusun program pengembangan untuk masing-masing
auditor. Program pengembangan pegawai diimplementasikan dalam berbagai pendekatan antara lain: e-learning, training, sertifikasi profesi
berskala nasional maupun internasional, attachment/magang dan special project assignment. Program tersebut terus dimonitor dan diukur
keberhasilannya dalam mendukung kinerja pegawai dan kinerja organisasi.
Berikut ini data sertifikasi pegawai Internal Audit sampai dengan 8 Januari 2018:
Sertifikasi Nasional
76
80
70
58
60
50
40
32
30
20
20 18
16 14
10 10
10 8
3
1 1
1
-
Sertifikasi Internasional
15 14
12
9 8
6
4
3 2 2
1 1 1
-
Keterangan:
QIA - D : Qualified Internal Auditor Tingkat Dasar
QIA - L : Qualified Internal Auditor Tingkat Lanjutan
QIA - M : Qualified Internal Auditor Tingkat Manajerial
LSPP-A : Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan – Auditor
2. Daftar Institusi yang melakukan Benchmarking ke Internal Audit Bank Mandiri Tahun 2017
3. Keikutsertaan SEVP Internal Audit sebagai pembicara dalam Seminar eksternal Internal Audit selama 2017
2. Integrated Risk Management Mandiri Group System Mandiri University Group 11 Januari 2017
3. Bank Mandiri Audit Course (BMAC) Internal Audit 30 Januari - 1 Februari 2017, 19-20 Desember 2017
5. Workshop Menulis Laporan Audit Tempo Institute 14, 16 & 17 Februari 2017 & 20-22 Februari 2017
7. ISO 9001:2015 Introduction & Awarness Inhouse Premysis Consulting 20 - 21 Februari 2017
8. Raising The Bar And Say It Right The Institute of Internal Auditors (IIA) 21 - 22 Februari 2017
Banker Association for Risk
9. Seminar BARA Risk Forum 23 - 24 Maret 2017
Management (BARA)
10. Refreshment Manajemen Risiko PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 10 April 2017, 06 - 07 Juli 2017
11. Workshop Skill Audit DIA PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 09 Mei 2017
12. Seminar Nasional Internal Audit 2017 YayasanPendidikan Internal Audit 09 - 10 Mei 2017
Pembekalan Uji Kompetensi Audit Internal Level
13. Ikatan Auditor Intern Bank (IAIB) 07 - 08 Juni 2017
Supervisor
Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan
14. Sertifikasi Kompetensi Audit Internal Level Supervisor 12 Juni 2017
(LSPP)
15. Workshop Audit Kinerja Internal Audit 06 - 07 Juli 2017
The IIA International Conference Sydney 2017 and
16. Ikatan Auditor Intern Bank (IAIB) 22 - 29 Juli 2017
Financial Institutions Benchmarking Program
Association of Certified Fraud Examiners
17. Workshop Digital Forensic 01 - 03 Agustus 2017
(ACFE)
Forum Komunikasi Satuan Pengawasan
18. Mukernas II FKSPI Tahun 2017 23 - 25 Agutus 2017
Intern (FKSPI)
19. Training Pembekalan CISA BINUS 16 September - 11 November 2017
20. Workshop Quality Assurance Improvement PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 28 - 29 September 2017
PT ATD Solution Indonesia (Architecture
21. Cobit 5 Foundation 11 - 13 Oktober 2017
Technology Delivery)
22. Workshop Cyber Crime & e-Bankng Fraud PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 02 - 03 November 2017
Konferensi Nasional IX IAIB Internal Audit Challenge
23. Ikatan Auditor Intern Bank 08 - 10 November 2017
Navigating in Disruptive
Sistem Informasi Manajemen Audit digunakan oleh Internal Audit sejak tanggal 26 April 2013, SIMA Digunakan untuk proses audit dari
perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan.
Laporan Singkat Pelaksanaan Kegiatan Internal Audit c. Roadmap dan strategi jaringan Distribusi.
Tahun 2017 d. Program efisiensi dan produktivitas
3. Penguatan Infratsruktur
Program Kerja Internal Audit a. Information Technology: Peningkatan stability dan capacity
Tahun 2017 menjadi periode penuh kerja keras bagi Bank Mandiri b. Human Capital: Pengembangan talent, technical skill dan
dan Mandiri Group untuk dapat terus meningkatkan pertumbuhan kompetensi
dan pencapaian target bisnis di tengah ketidakstabilan kondisi c. Culture: Penguatan perilaku spesifik
perekonomian global maupun perekonomian dalam negeri.
Kondisi tersebut berdampak negatif terhadap kinerja Bank Mandiri Internal Audit telah menyusun dan menetapkan rencana audit tahun
di tahun 2017, ditandai dengan menurunnya kualitas aset yaitu 2017 yang sejalan dengan fokus utama Bank Mandiri. Melalui Annual
dengan meningkatnya NPL (gross) dibandingkan dengan tahun Audit Plan (AAP) 2017 Internal Audit ingin memastikan pertumbuhan
2016. Sehingga Bank mandiri harus menyisihkan biaya besar untuk bisnis Bank Mandiri dilakukan secara prudent dan diimbangi
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang mengakibatkan dengan penerapan tata kelola perusahaan yang kuat di seluruh
menurunnya laba bersih. Namun demikian secara fundamental area operasional sehingga dapat menopang pertumbuhan kinerja
Bank Mandiri tetap menunjukkan pertumbuhan bisnis yang positif berkelanjutan, untuk mencapai tujuan menjadi Indonesia’s best,
dan konsisten yang ditandai dengan meningkatnya Pre Provision ASEAN’s prominent.
Operating Profit (PPOP) dari tahun 2016.
Identify Process
Identify Business Identify Business Identify risk associated Identify control to provide
Supporting Business
Strategy Objectives with the process assurance on risk
Strategy & Objectives
6. Risk
16. Assassement Appetite
Ditetapkan
oleh management
Re-assess appropriatenes
Establish risk appetite
of aditee’s
& tolerance
risk priorotisation
15. Control Step 1-3 : Dilaksanakan oleh Business Unit/Risk Owner 7. Classifications
Step 4-9 : Dilaksanakan oleh Business Unit/Risk Owner,
difasilitasi oleh ORM Coordinator dengan
Determine audit menggunakan policy, methodology dan tools Determine risk
classification for the
rating score dari Risk Management Unit
individual risk
Step 10-16 : Dilaksanakan oleh IA
Proses Audit
Execute audit & agree Determine risk response
findings with auditees Continous Auditing mitigation measures
9. Risk
13. Scope 12. Control 11. Approach 10. Evaluation
Proiritisation
Realisasi pelaksanaan kegiatan audit tahum 2017 tergambar dalam diagram berikut.
36
Penugasan
66
Penugasan
698
700
600
558
349
500
400
324
300
200
176
100
3 1 4
-
Closed 3 1 4 176
Outstanding 324 558 698 349
Selain memonitor tindak lanjut atas temuan Internal, Internal Audit juga melakukan pendampingan dan monitoring atas tindak lanjut temuan
audit eksternal. Berikut status tindak lanjut hasil audit per tanggal 31 Desember 2017:
Selain itu, Evaluasi kinerja Internal Audit Bank Mandiri juga dilakukan oleh Konsultan Independen. Secara Umum Sesuai (Generally Comply)
dengan SPFAIB.
25
Total Ketentuan = 68
1
20 20
17
15
12
10 9
7
5
2
Sesuai dengan ketentuan SPFAIB terkait materi laporan, masih terdapat Laporan Hasil Audit yang belum mencantumkan komitmen terhadap
pelaksanaan tindak lanjut atas hasil audit sebelumnya. Rekomendasi yang diberikan adalah meningkatkan kedisiplinan terkait dengan
penyusunan Laporan Hasil Audit agar mencantumkan komitmen terhadap pelaksanaan tindak lanjut atas hasil audit sebelumnya.
Assets and Liabilities Committee (ALCO) IV. Undangan Tetap Tanpa Hak Suara (Invitee)
Assets and Liabilities Committee (ALCO) merupakan komite yang a. SEVP Internal Audit*) atau Group Head di Internal Audit atau
dibentuk untuk membantu Direksi dalam bertugas menjalankan pejabat Internal Audit yang hadir sebagai undangan tetap
fungsi penetapan strategi pengelolaan assets dan liabilities, tanpa hak suara.
penetapan suku bunga dan likuiditas, serta hal-hal lain yang terkait *) Dalam hal materi yang dibahas pada Komite merupakan
dengan pengelolaan assets dan liabilities Perseroan. materi yang diusulkan oleh SEVP Internal Audit, maka
SEVP Internal Audit bertindak sebagai Voting Member.
Struktur dan Keanggotaan Assets and Liabilities Committee b. Pejabat di bidang operational risk yaitu Senior Operational
(ALCO)
Risk Head terkait dengan materi yang menjadi agenda komite
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor: KEP.DIR/230/2017
yang hadir sebagai undangan tetap tanpa hak suara.
tentang Assets and Liabilities Committee, susunan anggota ALCO
adalah sebagai berikut: Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Assets and Liabilities
Committee (ALCO)
Ketua : Direktur Utama Tugas tanggung jawab ALCO adalah mencakup sebagai berikut:
Group Head Market Risk
Sekretaris : 1. Menetapkan, mengembangkan dan mengkaji ulang strategi
Sekretaris Pengganti (Alternate) I : Group Head Treasury pengelolaan assets dan liabilities.
Sekretaris Pengganti (Alternate) II : Group Head Strategy & 2. Mengevaluasi posisi assets dan liabilities Perseroan sesuai
Performance Management dengan tujuan pengelolaan risiko likuiditas, suku bunga
dan nilai tukar.
I. Anggota Dengan Hak Suara (Voting Member) 3. Mengevaluasi posisi Perseroan dan strategi Assets & Liabilities
a. Anggota Tetap Dengan Hak Suara Management (ALM) guna memastikan bahwa hasil risk taking
(Permanent Voting Member) position Perseroan telah konsisten dengan tujuan pengelolaan
1. Direktur Utama risiko suku bunga, likuiditas dan nilai tukar.
2. Wakil Direktur Utama 4. Melakukan evaluasi/kaji ulang pricing aktiva dan pasiva untuk
3. Direktur Wholesale Banking memastikan pricing tersebut dapat mengoptimalkan hasil
4. Direktur Kelembagaan penanaman dana meminimumkan biaya dana dan memelihara
5. Direktur Retail Banking struktur neraca Perseroan sesuai dengan strategi ALM Perseroan.
6. Direktur Distributions 5. Melakukan evaluasi/kaji ulang deviasi antara realisasi dengan
7. Direktur Digital Banking & Technology proyeksi anggaran dan rencana bisnis Perseroan.
8. Direktur Treasury 6. Membahas dan menetapkan batasan liquidity management, gap
9. SEVP Wholesale Risk management, pricing management, dan FX management.
10. SEVP Retail Risk 7. Menetapkan metodologi fund transfer pricing.
11. SEVP Corporate Transformation & Finance 8. Membahas dan menetapkan hal-hal lain yang bersifat lingkup
12. SEVP Corporate Banking ALM termasuk perusahaan anak/entitas yang berada di bawah
13. SEVP Commercial Banking pengendalian Perseroan.
b. Anggota Tidak Tetap Dengan Hak Suara
(Non-Permanent Voting Member) Dalam kapasitas sebagai komite, ALCO tidak memiliki kewenangan
Anggota Direksi dan SEVP terkait materi yang hadir bertindak mewakili untuk dan atas nama Perseroan melakukan
sebagai undangan. pengikatan atau menandatangani perjanjian dengan pihak ketiga,
II. Anggota Tetap Tanpa Hak Suara (Permanent Non-Voting Member) seluruh tindakan untuk dan atas nama Perseroan harus dilakukan
Direktur Risk Management & Compliance atau Group Head sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.
Compliance atau pejabat Compliance Group yang ditunjuk.
III. Anggota Pemberi Kontribusi Tanpa Hak Suara
(Contributing Non-Voting Member)
a. Group Head/setingkat Group Head lainnya yang hadir
sebagai undangan terkait dengan materi yang menjadi
agenda komite.
b. Sekretaris Komite.
Tabel Penyesuaian keanggotaan berdasarkan Keputusan No. KEP.DIR/230/2017 tanggal 21 November 2017
Jumlah
No. Nama % Kehadiran
Undangan Hadir Ketidakhadiran
4. Direktur Kelembagaan 1 - 1 0%
8. Direktur Treasury* 1 - 1 -
Dalam kapasitasnya sebagai komite, BC tidak memiliki kewenangan 3. Tindak Lanjut Keputusan Retail Business Committee perihal Tiga
bertindak mewakili untuk dan atas nama Perseroan melakukan Asuradur Beku Operasi.
pengikatan atau menandatangani perjanjian dengan pihak ketiga, 4. Retail Engine Reporting.
seluruh tindakan untuk dan atas nama Perseroan harus dilakukan 5. Project Gen Y.
sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan. 6. Update Pipeline Trade 2017.
7. Manual Produk Kredit Segmen Consumer Tidak Berbasis Agunan
Pelaksanaan Tugas Business Committee (BC) Tahun 2017 (Modul II).
Salah satu pelaksanaan tugas yang dilakukan rutin oleh BC yaitu 8. Kredit Agunan Deposito.
mengadakan rapat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dalam satu 9. Usulan Proses Akuisisi Value Chain dan Koperasi.
tahun atau setiap waktu bilamana dipandang perlu atas permintaan 10. Mandiri Payment System.
seorang atau lebih anggota komite dengan hak suara (Voting Member) 11. Usulan Pengembangan KTA di Bank Mandiri Dili Timor Leste.
atau atas permintaan Direksi atau atas usulan tertulis dari unit 12. Strategi Pengembangan Mortgages.
kerja terkait dengan menyampaikan materi yang akan dibahas dan 13. Program BG Akhir Tahun.
berkoordinasi dengan Sekretaris Komite. 14. Revisi Manual Produk Uang Elektronik.
Selama tahun 2017, BC telah melakukan kegiatan di antaranya 15. Percepatan Akuisisi Value Chain Anchor Clients.
menyelenggarakan rapat, dengan agenda antara lain sebagai berikut: 16. Prioritisasi Inisiatif Strategis IT 2018.
1. Peluncuran 3 produk baru (Mandiri Call Spread, Mandiri Dual
Currency Investment dan Mandiri Par Forward).
2. Manual Produk Fasilitas Intraday.
Jumlah Rapat
No. Nama Kuasa %Kehadiran
Rapat Kehadiran Ketidakhadiran
Kehadiran
6. Tardi 18 11 7 61%
3. Riduan 12 11 1 0 92%
Jumlah Rapat
No. Nama Kuasa %Kehadiran
Rapat Kehadiran Ketidakhadiran
Kehadiran
1. Mustaslimah 18 12 9 67%
*) Bapak Pahala Mansury sejak 12 April 2017 tidak lagi menjabat sebagai Direksi Bank
Mandiri.
5. Menetapkan hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis yang memiliki kondisi khusus (seperti keputusan pelampauan ekspansi usaha yang
signifikan dibandingkan dengan rencana bisnis Perseroan yang ditetapkan).
6. Mendelegasikan kewenangan kepada pejabat yang ditunjuk untuk memutus dan melaksanakan hal-hal yang bersifat operasional.
Jumlah
No. Nama % Kehadiran
Rapat Hadir Tidak Hadir
Permanent Voting Members
3 Pahala N. Mansury 1)
4 4 0 100%
6 Ventje Rahardjo 2)
2 1 1 50%
9 Royke Tumilaar 3)
5 4 1 80%
Invitee
Jumlah
No. Nama % Kehadiran
Rapat Hadir Tidak Hadir
Keterangan :
1) Bapak Pahala N. Mansury (Direktur Finance & Treasury) aktif di Bank Mandiri sampai 12 April 2017. Dalam rentang waktu tersebut sampai terbitnya SK Komite yang baru per tanggal 21
November 2017, Bapak Royke Tumilaar ditunjuk sebagai Permanent Voting Member sementara menggantikan Bapak Pahala N. M ansury dalam seluruh Executive Committee terkait.
2) Bapak Ventje N. Mansury (SEVP Corporate Transformations) aktif di Bank Mandiri sampai periode RUPS 2017, kemudian digantikan oleh Bapak Agus Dwi Handaya yang juga merangkap
sebagai SEVP Finance.
3) Bapak Royke Tumilaar(Direktur Wholesale Banking) sedang melaksanakan cuti tahunan pada tanggal 18 Juli 2017.
5. Menetapkan individual performance management and rewards, 7. Membahas dan menyelesaikan permasalahan pengelolaan
talent and succession management serta employee relations. human capital yang bersifat strategis.
6. Menetapkan batas kewenangan dalam menjalankan manajemen
human capital.
Dalam kapasitasnya sebagai komite, HCPC tidak memiliki kewenangan bertindak mewakili untuk dan atas nama Perseroan melakukan
pengikatan atau menandatangani perjanjian dengan pihak ketiga, hal mana harus dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar
Perseroan.
Tanggal Pembahasan
21 Februari 2017 Ground Rules Incentive Governing Board
24 Oktober 2017 - Pemberian Penghargaan Masa Dinas (Jubilium)
- Tunjangan Pembayaran Cuti Besar Proporsional bagi Pegawai Pensiun Usia Normal
Jumlah
No. Nama % Kehadiran
Undangan Hadir Ketidakhadiran
Permanent Voting Members
1. Kartika Wirjoatmodjo 2 1 1 50%
2. Sulaiman A. Arianto 2 2 0 100%
2. Tardi 1 1 0 100%
Jumlah
No. Nama % Kehadiran
Undangan Hadir Ketidakhadiran
10. Agus Sudiarto 1 1 0 100%
Invitee
1. Mustaslimah 2 2 0 100%
*) Jumlah kehadiran yang disertakan dihitung setelah pejabat di atas telah efektif menduduki jabatannya. Untuk jabatan direksi dihitung efektif setelah lulus dari fit and proper test dari OJK.
8. Membahas dan menyelesaikan permasalahan yang bersifat 2. Persetujuan pemenuhan kebutuhan mesin ATM Switching melalui
strategis dalam ruang lingkup IT dan arahan investasi bidang IT proses pengadaan internal sesuai dengan tata kelola yang
termasuk perusahaan anak. berlaku.
9. Mendelegasikan kewenangan kepada pejabat yang ditunjuk 3. Penerimaan paparan kajian metode alternatif pembiyaan
untuk memutus dan melaksanakan hal-hal yang bersifat IT pembangunan DRC Injoko serta metode pemenuhan perangkat
operasional. IT.
4. Persetujuan penggunaan CAPEX untuk pelaksanaan change
Dalam kapasitasnya sebagai komite, IT Committee tidak memiliki request dengan melakukan pembentukan 1 project code khusus
kewenangan bertindak mewakili untuk dan atas nama Perseroan untuk menampung change request tahun berjalan.
melakukan pengikatan atau menandatangani perjanjian dengan 5. Penerimaan paparan Strategi Transformasi IT sebagai bagian dari
pihak ketiga, hal mana harus dilakukan sesuai dengan ketentuan rencana perbaikan IT Bank Mandiri.
dalam Anggaran Dasar Perseroan. 6. Penerimaan paparan rencana implementasi CISO.
7. Penerimaan paparan progress percepatan implementasi sistem
Pelaksanaan Tugas Information Technology Committee (ITC) Bank Mandiri Berhard.
Pada tahun2017 IT Committee telah melakukan hal – hal sebagai 8. Penerimaan paparan hasil Review IT Strategic and Execution Plan
berikut: (ISP) 2015 – 2020 termasuk didalamnya Strategi Core Banking
1. Persetujuan atas Inisiatif Strategis IT tahun 2017, penyesuaian Offloading dan target state architecture, perbaikan IT Operating
inisiatif strategis IT 2017, drop inisiatif, penyesuaian komposisi Model dan strategic Sourcing, serta Roadmap IT Strategic
portfolio investasi IT 2017 dan rasionalisasi inisiatif IT 2017. and Execution Plan (ISP) 2017 – 2020 dengan pendekatan
implementasi “Paced Approach”.
Sebelum Reorganisasi
Jumlah Rapat Kehadiran Ketidakhadiran % Kehadiran
Permanent Voting Member
Sulaiman A. Arianto 1 0 1 0%
Invitee
Mustaslimah 1 1 0 100%
Setelah Reorganisasi
Jumlah Rapat Kehadiran Ketidakhadiran % Kehadiran
Permanent Voting Member
Tardi 4 4 0 100%
Riduan 3 3 0 100%
Invitee
Mustaslimah*) 4 4 0 100%
*)
Invitee Audit dapat dihadiri oleh SEVP Internal Audit atau Group Head Internal Audit atau Pejabat yang ditunjuk setingkat Group Head.
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Capital and Subsidiaries 10. Menetapkan kuasa untuk mewakili Perseroan sebagai Pemegang
Committee (CSC) Saham di Perusahaan Anak (Kuasa Pemegang Saham).
Dalam menjalankan fungsinya, CSC memiliki tugas dan tanggung
jawab antara lain: Dalam kapasitasnya sebagai komite, CSC tidak memiliki kewenangan
1. Menetapkan strategi dan batasan pengelolaan Perusahaan Anak bertindak mewakili untuk dan atas nama Perseroan melakukan
termasuk perusahaan yang berada di bawah kendali Perusahaan pengikatan atau menandatangani perjanjian dengan pihak ketiga,
Anak jika diperlukan. tindakan mewakiili Perseroan harus dilakukan sesuai dengan
2. Membahas, merekomendasikan dan menyetujui rencana ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan.
penyertaan modal Perusahaan Anak termasuk tambahan
penyertaan modal dan pelepasan penyertaan modal/divestasi Pelaksanaan Tugas Capital and Subsidiaries Committee (CSC)
dengan ketentuan dalam hal penyertaan atau pelepasan Sepanjang tahun 2017, Komite CSC telah menjalankan kegiatan yang
modal tersebut berakibat pada berubahnya pengendalian di terkait hal-hal sebagai berikut:
Perusahaan Anak menjadi kewenangan Rapat Direksi. 1. Perubahan Susunan Pengurus PT Mandiri AXA General Insurance.
3. Mengevaluasi dan membahas kinerja keuangan Perusahaan Anak 2. Usulan Agenda RUPS Tahun Buku 2016 (PT AXA Mandiri Financial
termasuk perusahaan yang berada di bawah kendali Perusahaan Services, PT Mandiri Sekuritas, PT Mandiri Capital Indonesia, PT
Anak jika diperlukan. Mandiri Utama Finance, Mandiri International Remittance Sdn.
4. Membahas, merekomendasikan, dan menyetujui remunerasi Bhd, Bank Mandiri (Europe) Limited).
(antara lain gaji, honorarium, tunjangan dan fasilitas) anggota 3. Usulan Agenda RUPS Tahun Buku 2016 (PT Asuransi Jiwa Inhealth
Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Anak termasuk Indonesia, PT Mandiri Tunas Finance, PT Bank Mandiri Taspen, PT
perusahaan yang berada di bawah kendali Perusahaan Anak Bank Syariah Mandiri, PT Mandiri AXA General Insurance).
yang telah direkomendasikan oleh unit kerja Human Capital 4. Perubahan Susunan Pengurus Mitra Transaksi Indonesia.
penanggung jawab materi remunerasi. 5. Perubahan Susunan Pengurus Mandiri International Remittance
5. Membahas, merekomendasikan dan menyetujui remunerasi Sdn. Bhd.
(antara lain gaji, honorarium, tunjangan dan fasilitas) anggota 6. Permohonan terkait Peminjaman dari Pihak Ketiga PT Mandiri
Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Anak termasuk Tunas Finance.
perusahaan yang berada di bawah kendali Perusahaan Anak 7. Penambahan Modal PT Bank Syariah Mandiri Rp 500M
yang telah direkomendasikan oleh unit kerja Human Capital 8. Penambahan Modal PT Bank Mandiri Taspen Rp 350M.
penanggung jawab materi remunerasi. 9. Perubahan Pengurus PT Mandiri Sekuritas dan Usulan Pengurus
6. Membahas, merekomendasikan dan menyetujui pencalonan/ Mandiri International Remittance Sdn. Bhd.
nominasi anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris Perusahaan 10. Perubahan Pengurus PT AXA Mandiri Financial Services, PT Bank
Anak termasuk perusahaan yang berada di bawah kendali Mandiri Taspen, PT Mandiri Manajemen Investasi dan PT Mandiri
Perusahaan Anak yang berasal dari internal atau eksternal Utama Finance.
Perseroan tanpa mengurangi kewenangan Rapat Direksi untuk 11. Perubahan Anggaran Dasar PT Mandiri Utama Finance dan
tetap dapat memutus pencalonan/nominasi anggota Direksi dan Perubahan Nama PT Bank Mandiri Taspen.
Dewan Komisaris Perusahaan Anak dan perusahaan yang berada 12. RKAP PT Bank Syariah Mandiri, PT AXA Mandiri Financial Services,
di bawah kendali Perusahaan Anak. PT Bank Mandiri Taspen, PT Mandiri Tunas Finance, PT Asuransi
7. Membahas, merekomendasikan dan menyetujui Rencana Kerja Jiwa Inhealth Indonesia, PT Mandiri Utama Finance, PT Mandiri
dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Perusahaan Anak termasuk Manajemen Investasu, Bank Mandiri (Europe) Limited, Mandiri
perusahaan yang berada di bawah kendali Perusahaan Anak jika International Remittance Sdn.Bhd.
diperlukan. 13. RKAP PT Mandiri AXA General Insurance dan PT Mandiri Capital
8. Membahas, merekomendasikan, menetapkan/memutus Indonesia.
pelaksanaan serta agenda RUPS Perusahaan Anak termasuk 14. RKAP PT Mandiri Sekuritas
perusahaan yang berada di bawah kendali Perusahaan Anak jika
diperlukan serta memutuskan permohonan atau usulan lainnya Salah satu pelaksanaan tugas Capital and Subsidiaries Committe
yang memerlukan keputusan Perseroan sebagai Pemegang yaitu dengan melaksanakan rapat secara rutin. Rapat CSC Bank
Saham. Mandiri diselenggarakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dalam satu
9. Membahas, merekomendasikan serta menyetujui strategi tahun atau setiap waktu bilamana dipandang perlu atas permintaan
pengelolaan dan keuangan Dana Pensiun Lembaga Keuangan seorang atau lebih anggota komite dengan hak suara (Voting Member)
(DPLK). atau atas permintaan Direksi atau atas usulan tertulis dari unit kerja
terkait dengan menyampaikan materi yang akan dibahas dan berkoordinasi dengan Sekretaris Komite. Agenda Rapat Capital and Subsidiaries
Committee selama tahun 2017 adalah sebagai berikut:
4. 29 Mei 2017 Perubahan Susunan Pengurus Mandiri International Remittance Sdn. Bhd
5. 13 Juni 2017 Permohonan terkait Peminjaman dari Pihak Ketiga PT Mandiri Tunas Finance
9. 31 Oktober 2017 RKAP PT Mandiri AXA General Insurance dan PT Mandiri Capital Indonesia.
3. Darmawan Junaidi* 1 0 1 0%
4. Tardi 11 11 0 100%
Jumlah
No . Nama % Kehadiran
Rapat Kehadiran Ketidakhadiran
1. Mustaslimah 11 11 0 100%
Keterangan:
*Susunan permanent voting member berubah karena adanya Surat Keputusan Direksi No.KEP.DIR/232/2017 tanggal 21 November 2017.
**Rapat Periode sebelum adanya Surat Keputusan Direksi No.KEP.DIR/232/2017 tanggal 21 November 2017.
Credit Committee/Rapat Komite Kredit (RKK) Dalam Credit Committe, Legal Group dan Compliance Group juga
Credit Committee/Rapat Komite Kredit (RKK) merupakan komite yang harus selalu hadir untuk memberikan pendapat dari sisi legal dan
bertugas untuk membantu Direksi dalam memutus pemberian kredit kepatuhan guna memperkuat aspek independensi, menghindari
(baru, tambahan, penurunan, dan atau perpanjangan) yang dikelola oleh dominasi salah satu unit kerja, menghindari conflict of interest dan
Business Unit sesuai limit kewenangan, termasuk penetapan/perubahan memastikan pengambilan keputusan yang objektif dan bebas
struktur kredit. tekanan. Dalam hal salah satu anggota komite kredit menjalankan
fungsi credit recovery disebut Komite Kredit Restrukturisasi.
Sejak awal Bank Mandiri berdiri telah diterapkan Credit Committee
yang terdiri dari fungsi Bussiness Unit dan Risk Unit dan telah Rapat Komite Kredit dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi
beberapa kali dilakukan penyempurnaan, namun pada tahun No. KEP.DIR/386/2016 tanggal 2 November 2016 tentang executive
2005 telah dilakukan perombakan proses pemberian kredit secara Committee. Sedangkan susunan anggota RKK diatur dengan mengacu
fundamental dalam rangka menjamin pemberian kredit yang lebih Four Eyes Principles (komposisi berimbang antara pemegang
prudent serta sesuai prinsip-prinsip manajemen risiko yang best kewenangan bisnis dengan pemegang kewenangan risiko kredit).
practice serta untuk mempertegas penerapan prinsip GCG. Setiap Adapun sekretaris komite adalah Group Head Corporate Risk dan
pemberian kredit di segmen wholesale harus dilakukan melalui Group Head Commercial Risk.
pembahasan di forum Rapat Komite Kredit sebagai sarana penerapan
four–eyes principle serta proses check and balance antara Business
Unit sebagai unit Inisiator dengan Credit Risk Management selaku Unit
Mitigasi Risiko.
Korum Komite Kredit kategori A *): b. Restrukturisasi kredit kolektibilitas 1 dan 2 kategori watch
1. Korum Komite Kredit Kategori A.1 : 3 anggota fungsi Risk list.
Management + 2 anggota fungsi Business c. Penyelamatan/penyelesaian kredit ekstrakomtabel,
2. Korum Komite Kredit Kategori A.2 : 2 anggota fungsi Risk termasuk memutus Aktiva Yang Diambil Alih (AYDA).
Management + 2 anggota fungsi Business d. Hapus buku dan hapus tagih kredit.
3. Korum Komite Kredit Kategori A.3 : 2 anggota fungsi Risk 3. Komite Kredit/Komite Kredit - Restrukturisasi bertanggung jawab
Management + 1 anggota fungsi Business atas kredit yang direkomendasikan dan atau diputus sesuai limit
4. Korum Komite Kredit Kategori A.4 : 1 anggota fungsi Risk kewenangan termasuk penentuan/perubahan struktur kredit
Management + 1 anggota fungsi Business sebagaimana tersebut di atas dengan melakukan hal-hal sebagai
berikut:
*) Berlaku sejak 3 Oktober 2017
a. Memastikan setiap kredit yang diberikan telah memenuhi
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Credit Committee norma-norma umum perbankan dan telah sesuai dengan
Tugas, wewenang, dan tanggung jawab Credit Committee sesuai asas-asas perkreditan yang sehat.
Standar Prosedur Kredit per segmen sebagai berikut: b. Memastikan pelaksanaan pemberian kredit telah sesuai
memutus pemberian kredit (baru, tambahan, penurunan, dan c. Memastikan pemberian kredit telah didasarkan pada
atau perpanjangan) yang dikelola oleh Business Unit sesuai limit penilaian yang jujur, obyektif, cermat, dan seksama serta
kewenangan, termasuk penetapan/perubahan struktur kredit. terlepas dari pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan
Struktur kredit termasuk namun tidak terbatas pada limit kredit, dengan pemohon kredit.
tujuan/obyek pembiayaan, jenis kredit, sifat kredit, jangka waktu d. Meyakini kredit yang akan diberikan dapat dilunasi pada
kredit, grace period, porsi pembiayaan, syarat kredit/covenant waktunya, dan tidak akan berkembang menjadi kredit
100
Commercial
81
78
80 Corporate 69
56 58
60 52
45 61
42 43
38
40 34 33
29 40
36 23
21
20 17
12 13
12 14
0 10
Jan Feb March Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Des
Segment
No Nama Ketidakhadiran % Kehadiran
Corporate Commercial Total
Fungsi Risk Management
1. Kartika Wirjoatmodjo 18 - 18 - 100%
2. Sulaiman A. Arianto 133 128 261 - 100%
3. Ogi Prastomiyono 82 18 100 - 100%
4. Hery Gunardi 42 26 68 - 100%
5. Riyani T. Bondan 21 8 29 - 100%
6. Joseph Georgino Godong 93 41 134 - 100%
7. Kepas Antoni A. Manurung 211 272 483 - 100%
8. Agus Dwi Handaya 17 21 38 - 100%
9. Tatang Tabroni 121 64 185 - 100%
10. Karya Prasetya Budi 109 146 255 - 100%
11. M. Sigit Pambudi 96 45 141 - 100%
12. Tiwul Widyastuti 70 6 76 - 100%
Fungsi Business Unit
1. Royke Tumilaar 225 30 255 - 100%
2. Tardi 3 33 36 - 100%
3. Kartini Sally 28 29 57 - 100%
4. Rico Usthavia Frans 11 - 11 - 100%
5. Riduan 35 305 340 - 100%
6. Alexandra Askandar 317 14 331 - 100%
7. Agus Sudiarto 22 47 69 - 100%
8. Toni Eko Boy Subari*) 11 16 27 - 100%
9. Sucipto Prayitno 28 55 83 - 100%
10. Sulaeman 32 1 33 - 100%
11. Darmawan Junaidi 26 2 28 - 100%
12. Pahala Mansyuri*) 6 - 6 100%
* Bp. Pahala Mansyuri saat ini beliau sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan Bp. Toni Eko Boy Subari sebagai Direktur Utama PT Bank Syariah Mandiri.
80
69
70
61
58
60 56
52
50 45
43
38
40
33
30
20 14
10 5
10
0
Jan Feb March Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Des
Integrated Risk Committee (IRC) b. Direktur Perusahaan Anak selain Anggota Tetap Perusahaan
Integrated Risk Committee (IRC) adalah merupakan komite yang Anak
bertugas untuk membantu Direksi dalam penyusunan antara IV. Anggota Pemberi Kontribusi (Contributing Member)
lain kebijakan Manajemen Risiko Terintegrasi dan perbaikan a. Group Head atau setingkat Group Head lainnya dari
atau penyempurnaan kebijakan Manajemen Risiko Terintegrasi Perseroan dan Perusahaan Anak yang diundang terkait
berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan. dengan materi yang menjadi agenda Komite .
b. Sekretaris Komite
Struktur dan Keanggotaan Integrated Risk Committee (IRC) V. Undangan Tetap (Invitee)
Berdasarkan keputusan Direksi No.KEP.DIR/235/2017 yang disahkan a. SEVP Internal Audit atau Group Head Bidang Internal Audit
pada November 2017, susunan anggota IRC adalah sebagai berikut: atau Pejabat Bidang Internal Audit yang hadir sebagai
undangan tetap dari Perseroan.
Ketua : Direktur Risk Management & b. Group Head Compliance atau Pejabat Compliance Group dari
Compliance Perseroan yang ditunjuk.
Sekretaris : Group Head Credit Portfolio Risk c. Pejabat di bidang operational risk yaitu Senior Operational
Sekretaris Pengganti (Alternate) I : Group Head Operasional Risk Risk Head terkait dengan materi yang menjadi agenda komite
Sekretaris Pengganti (Alternate) II : Group Head Market Risk yang hadir sebagai undangan tetap dari Perseroan.
I. Anggota Tetap Perseroan (Bank Mandiri) Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Integrated Risk Committee
a. Direktur Risk Management & Compliance (IRC)
b. Direktur Operations Komite IRC memberikan rekomendasi kepada Direksi antara lain
d. SEVP Corporate Transformation & Finance 1. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan,
e. SEVP Wholesale Risk pengendalian Risiko secara terintegrasi, dan sistem informasi
II. Anggota Tetap Perusahaan Anak 2. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh terhadap
a. Direktur Risk Management Bank Syariah Mandiri penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi.
b. Direktur Risk Management Mandiri Sekuritas 3. Penerapan Manajemen Risiko pada masing-masing Perusahaan
d. Direktur Risk Management Axa Mandiri Financial Services 4. Lain-lain yang diperlukan dalam rangka menyusun atau
III. Anggota Tidak Tetap (Sesuai Materi Pembahasan) mengevaluasi kebijakan Manajamen Risiko Terintegrasi.
No Tanggal Perihal
1. 10 Februari 2017 RBBR Konsolidasi dan Profil Risiko Terintegrasi posisi semester II (Desember) 2016.
2. 18 April 2017 Profil Risiko Konsolidasi posisi Triwulan I – 2017.
3. 8 Agustus 2017 RBBR Konsolidasi posisi semester I (Juni) 2017.
4. 25 Oktober 2017 Profil Risiko Konsolidasi posisi Triwulan III-2017.
5. 20 Desember 2017 Perubahan Rule Rating Risiko Kepatuhan sebagai Tindak Lanjut on site Review OJK.
Permanent Member
PPC Kategori A
Susunan Anggota Policy & Procedure Committee
Ketua Direktur Risk Management & Compliance
Sekretaris Group Head Policy & Procedure
Sekretaris Pengganti (Alternate) Group Head Compliance
Anggota Dengan Hak Suara (Voting Member) a. Anggota Tetap Dengan Hak Suara (Permanent Voting Member)
1. Direktur Risk Management & Compliance
2. Direktur Operations
3. Direktur Distributions
4. SEVP Corporate Transformations
b. Anggota Tidak Tetap Dengan Hak Suara (Non-Permanent Voting Member)
Anggota Direksi/SEVP terkait materi yang hadir sebagai undangan.
Anggota Tetap Tanpa Hak Suara (Permanent Non-Voting Member) Group Head Compliance atau pejabat Compliance Group yang ditunjuk wajib hadir dalam
Rapat Komite.
Anggota Pemberi Kontribusi Tanpa Hak Suara (Contributing Non- a. Group Head/setingkat Group Head lainnya yang diundang terkait dengan materi yang
Voting Member) menjadi agenda komite.
b. Sekretaris Komite
Undangan Tetap Tanpa Hak Suara (Invitee) a. SEVP Internal Audit*) atau Chief Auditor atau pejabat Bidang Internal Audit yang hadir
sebagai undangan tetap tanpa hak suara.
*) Dalam hal materi yang dibahas pada Komite merupakan materi yang diusulkan oleh SEVP
Internal Audit, maka SEVP Internal Audit bertindak sebagai Voting Member.
b. Pejabat dibidang operational risk yaitu Senior Operational Risk Head terkait dengan materi
yang menjadi agenda komite yang hadir sebagai undangan tetap tanpa hak suara
PPC Kategori B
Susunan Anggota Policy & Procedure Committee
Ketua Direktur Risk Management & Compliance
Sekretaris Group Head Policy & Procedure
Sekretaris Pengganti (Alternate) Group Head Compliance
Anggota Dengan Hak Suara (Voting Member) a. Anggota Tetap Dengan Hak Suara (Permanent Voting Member)
1. Direktur Risk Management & Compliance
2. Group Head Policy & Procedure
3. Group Head Legal
4. Group Head Compliance
5. Senior Operational Risk Head Wholesale Banking
6. Senior Operational Risk Head Retail Banking
7. Senior Operational Risk Head Distribution
8. Senior Operational Risk Head IT, Digital Banking & Operations
b. Anggota Tidak Tetap Dengan Hak Suara (Non-Permanent Voting Member)
Anggota Direksi/SEVP terkait materi yang hadir sebagai undangan.
Anggota Pemberi Kontribusi Tanpa Hak Suara (Contributing Non- Group Head/setingkat Group Head lainnya yang diundang terkait dengan materi yang menjadi
Voting Member) agenda komite.
Undangan Tetap Tanpa Hak Suara (Invitee) Chief Auditor dan/atau pejabat bidang Internal Audit yang hadir sebagai undangan tetap tanpa
hak suara.
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Policy and Procedure Committee (PPC)
PPC memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. PPC Kategori A:
a. Membahas dan merekomendasikan kepada Direksi dalam penyusunan dan/atau penyesuaian/penyempurnaan kebijakan Perseroan
termasuk kebijakan Perseroan dibidang sumber daya manusia/human capital.
b. Membahas dan memutus pemberian kewenangan kepada pejabat Perseroan secara ex-officio.
2. PPC Kategori B:
a. Membahas dan menetapkan penyusunan dan/atau penyesuaian/penyempurnaan prosedur Perseroan termasuk prosedur di bidang
sumber daya manusia/human capital.
b. Membahas dan memutus pemberian kewenangan kepada pejabat Perseroan secara ex-officio selain yang menjadi kewenangan PPC
Kategori A.
No Tanggal Agenda
1. 17 Februari 2017 Revamp Ketentuan terkait DNT 2017
Frekuensi Rapat dan Tingkat Kehadiran Policy and Procedure Committee (PPC)
Jumlah
No Nama % Kehadiran
Rapat Hadir Tidak Hadir
10 Setoyo Wibowo 1 1 0 100%
11 Ita Tetralaswati 1 1 0 100%
Berdasarkan Peraturan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/ Tahun Buku 2017 adalah sebagai berikut:
POJK.03/2016 tentang perubahan atas No. 6/POJK.03/2015 tentang 1. Dewan Komisaris menyampaikan permintaan kepada Direksi
Transparansi dan Publikasi Laporan Bank, audit atas Laporan untuk melakukan pemilihan KAP yang akan ditetapkan sebagai
Keuangan Bank Mandiri untuk tahun buku 2017 telah dilakukan oleh Auditor Eksternal Laporan Keuangan Tahun Buku 2017.
akuntan publik yang independen, kompeten, profesional dan obyektif 2. Direksi melakukan proses pengadaan dalam rangka pemilihan
sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik, serta perjanjian KAP sebagai Auditor Eksternal Laporan Keuangan Tahun
kerja dan ruang lingkup audit yang telah ditetapkan. Buku 2017 sesuai permintaan Dewan Komisaris, yang dimulai
dengan tahapan pembentukan Tim Pengadaan sampai dengan
Agar proses audit sesuai dengan Standar Profesional Akuntan dan tahapan melakukan evaluasi aspek teknis dan aspek finansial
perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang telah ditetapkan serta atas proposal KAP Peserta Pengadaan dan merekomendasikan
selesai sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan, maka hasilnya kepada Dewan Komisaris melalui Komite Audit.
secara rutin dilakukan pertemuan-pertemuan yang membahas 3. RUPS Tahunan tanggal 14 Maret 2017, memutuskan untuk
beberapa permasalahan penting yang signifikan. Bank Mandiri selalu menetapkan KAP Purwantono, Sungkoro & Surja sebagai KAP
berupaya meningkatkan komunikasi antara Akuntan Publik, Komite yang akan mengaudit Laporan Keuangan Tahun Buku 2017,
Audit dan Manajemen Bank Mandiri untuk dapat meminimalisir termasuk memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk
kendala-kendala yang terjadi selama proses audit berlangsung. menetapkan honorarium dan persyaratan lainnya bagi KAP
tersebut, serta menetapkan KAP pengganti dalam hal KAP
Penerapan Fungsi Audit Eksternal Purwantono, Sungkoro & Surja, karena sebab apapun tidak dapat
Fungsi Audit Eksternal diimplementasikan melalui pelaksanaan menyelesaikan audit Laporan Keuangan Tahun Buku 2017.
Audit Laporan Keuangan Perseroan oleh Akuntan Publik dan 4. Bank Mandiri menyampaikan surat kepada KAP Peserta
Kantor Akuntan Publik, dalam rangka memastikan bahwa informasi Pengadaan mengenai hasil keputusan RUPS Tahunan yang
keuangan dimaksud disusun dan disajikan secara berkualitas, menetapkan KAP Purwantono, Sungkoro & Surja sebagai KAP
membentuk dan menyatakan pendapat atas kewajaran Laporan yang akan mengaudit Laporan Keuangan Tahun Buku 2017.
Keuangan Perseroan serta menguji pengendalian internal (internal
control review), termasuk melakukan pengujian kembali atas hal-hal Bank Mandiri menerapkan prinsip-prinsip Etika Profesi dalam
yang sudah diuji oleh Internal Audit dan melakukan observasi dari melakukan penetapan Auditor Eksternal yaitu:
prosedur yang dilakukan oleh Internal Audit. 1. Tanggung jawab profesi
2. Kepentingan umum (publik)
dan Surja sebagai Auditor Eksternal yang mengaudit Laporan 5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan laporan lainnya untuk 7. Perilaku profesional
tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 (“Laporan 8. Standar teknis
Tabel Kantor Akuntan Publik, Nama Akuntan, Fee dan Izin KAP
Fee *)
Nama Akuntan Periode Periode
Tahun Kantor Akuntan Publik (dalam Izin KAP
(Signing Partner) KAP AP
Ribuan)
2017 Purwantono, Sungkoro & Surja (EY) Danil Setiadi Handaja 10.000.000 603/KM.1/2015
2016 Purwantono, Sungkoro & Surja (EY) Danil Setiadi Handaja 3 3 7.850.000 603/KM.1/2015
2015 Purwantono, Sungkoro & Surja (EY) Danil Setiadi Handaja 7.330.000 603/KM.1/2015
2014 KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PwC) Haryanto Sahari 8.300.000 151/KM.1/2010
2
2013 KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PwC) Haryanto Sahari 9.975.000 151/KM.1/2010
2012 KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PwC) Lucy Luciana Suhenda 5 1 9.500.000 151/KM.1/2010
2011 KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PwC) Haryanto Sahari 11.800.000 151/KM.1/2010
2
2010 KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PwC) Haryanto Sahari 11.495.000 151/KM.1/2010
Keterangan:
*Fee termasuk Out of Pocket Expense (OPE) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Hasil Pemeriksaan
Opini atas hasil pemeriksaan Laporan Keuangan Tahun Buku 2010-
2017 adalah sebagai berikut:
Efektivitas Pelaksanaan Audit Eksternal dan Kepatuhan rencana pelaksanaan audit laporan keuangan Bank Mandiri kepada
Bank Terhadap Ketentuan Komite Audit dan menyampaikan rencana audit berikut metodologi
Dalam upaya untuk memenuhi prinsip-prinsip Good Corporate audit dan sampel audit yang akan digunakan kepada Internal Audit.
Governance serta peraturan dan perundang-undangan yang Pada saat pelaksanaan audit, secara periodik dilakukan pembahasan
berlaku, maka diperlukan hasil audit atas laporan Keuangan yang progress audit dan temuan-temuan audit serta hal-hal yang dianggap
dilaksanakan oleh pihak independen yaitu Kantor Akuntan Publik, penting lainnya oleh kedua pihak termasuk temuan terkait internal
laporan hasil audit selanjutnya disampaikan kepada Otoritas Jasa control.
Keuangan.
Secara berkala, Komite Audit akan melakukan pemantauan terhadap
Dasar Pelaksanaan transparansi laporan keuangan yang berdasarkan kinerja KAP melalui rapat Komite Audit yang diikuti oleh Internal Audit
pada ketentuan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan adalah dan Direksi terkait. Dalam rapat tersebut juga dibahas mengenai
sebagai berikut: tindak lanjut temuan-temuan audit oleh KAP. Melalui koordinasi
tersebut, diharapkan dapat dicapai hasil audit yang komprehensif
1. POJK No. 55/POJK.03/2016 tentang Pelaksanaan Good Corporate dan optimal.
Bagi Bank Umum.
2. POJK No. 6/POJK.03/2015 tentang Transparansi dan Publikasi Manajemen Risiko
Laporan Bank. Prinsip pengelolaan risiko Bank Mandiri dilakukan secara proaktif
3. POJK No. 32/POJK.03/2016 tentang Perubahan atas POJK No. 6/ untuk mencapai pertumbuhan keuangan maupun operasional yang
POJK.03/2015 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank. sehat dan berkelanjutan serta memelihara tingkat risk-adjusted
return yang optimal sesuai dengan risk appetite yang diinginkan.
Hubungan Antara Bank Mandiri, Akuntan Publik dan Sebagai wujud komitmen Bank Mandiri dalam menjalankan praktik
Regulator tata kelola perusahaan yang baik terutama dalam hal pengelolaan
Dalam pelaksanaan audit, selain memenuhi ketentuan perundang- risiko, Bank Mandiri telah menyusun kebijakan, proses, kompetensi,
undangan yang berlaku, Bank Mandiri selalu berupaya meningkatkan akuntabilitas, pelaporan dan teknologi pendukung yang bertujuan
komunikasi dengan KAP. Unit Accounting bertanggung jawab untuk agar pengelolaan risiko di dalam organisasi Bank Mandiri senantiasa
mengkoordinasikan kegiatan KAP dibantu oleh Internal Audit. berjalan efektif dan efisien.
Selain itu, Komite Audit senantiasa mengawasi jalannya audit yang
dilakukan oleh KAP. KAP terpilih mengkomunikasikan mengenai
10. 17 Mei 2017 Training Pembekalan Sertifikasi Manajemen Risiko Level III PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
11. 18 Mei 2017 Understanding IFRS 9 & Basel 4+ Progress Basel 3 Bara Risk Forum / Bali
12. 18 Mei 2017 Risk Based Bank Rating Lentera Pro / Bali
13. 14 Juni 2017 Workshop IFRS 9 Instrumen Keuangan Mandiri University / Mu Jakarta
14. 10 Juli 2017 Training Pembekalan Sertifikasi Manajemen Risiko Level I dan II PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
15. 13 Juli 2017 Training Pembekalan Sertifikasi Manajemen Risiko Level Ii PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
17. 23 Oktober 2017 Foundation Risk Management PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
*) Target 2017 adalah menjaga gap pegawai yang wajib SMR dan sudah sesuai minimal 90%.
Realisasi per level pegawai dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Dewan
Level/Status AVP-VP Direksi FAM-SM SEVP/ EVP/ SVP Grand Total
Komisaris
Memenuhi 1,706 10 3,141 8 102 4,965
Level 4 7 - - - 79 86
Level 5 - 10 - - 1 10
1. Mengarahkan, menyetujui, dan mengevaluasi kebijakan yang 1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan yang mengatur
mengatur mengenai Manajemen Risiko Terintegrasi secara mengenai Manajemen Risiko Terintegrasi;
berkala; 2. Mengembangkan budaya risiko sebagai bagian dari penerapan
2. Mengevaluasi pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko Manajemen Risiko Terintegrasi;
Terintegrasi oleh Direksi Entitas Utama. 3. Memastikan efektivitas pengelolaan sumber daya manusia untuk
melaksanakan fungsi Manajemen Risiko Terintegrasi;
Tugas, tanggung jawab, dan wewenang Direksi terkait dengan 4. Memastikan bahwa penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi
kegiatan Manajemen Risiko meliputi: telah dilakukan secara independen;
1. Menyusun kebijakan, strategi dan prosedur Manajemen Risiko 5. Mengevaluasi hasil kaji ulang Satuan Kerja Manajemen Risiko
secara tertulis dan komprehensif termasuk penetapan dan Terintegrasi secara berkala terhadap proses Manajemen Risiko
persetujuan limit risiko Bank, mengevaluasi kembali sekali dalam Terintegrasi.
satu tahun atau lebih bilamana diperlukan;
2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Bank Mandiri juga menetapkan komite-komite pengelola risiko
Risiko dan eksposur risiko yang diambil oleh Bank secara yang membahas dan merekomendasikan kepada Direksi antara lain
keseluruhan, termasuk mengevaluasi dan memberikan mengenai:
arahan strategi Manajemen Risiko berdasarkan laporan yang 1. Kebijakan dan prosedur serta memantau risiko-risiko yang
disampaikan oleh Unit Manajemen Risiko dan penyampaian dihadapi Bank.
laporan pertanggungjawaban kepada Dewan Komisaris secara 2. Pengelolaan asset & liabilities perseroan termasuk suku bunga
berkala; dan likuiditas Bank.
3. Mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang melampaui 3. Pengelolaan Perusahaan Anak (penyertaan modal, divestasi,
kewenangan pejabat Bank satu tingkat di bawah Direksi atau remunerasi, penetapan pengurus Perusahaan Anak).
transaksi yang memerlukan persetujuan Direksi sesuai dengan 4. Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi.
kebijakan dan prosedur internal yang berlaku; 5. Pengembangan bisnis
4. Mengembangkan kepedulian dan budaya Manajemen Risiko,
termasuk budaya anti fraud pada seluruh jajaran organisasi, Selain itu, Bank Mandiri juga memiliki Unit kerja yang terkait dalam
antara lain melalui komunikasi yang memadai mengenai pengelolaan risiko sekurang-kurangnya terdiri atas:
pentingnya pengendalian internal yang efektif; 1. Direktur yang membawahkan fungsi Manajemen Risiko;
5. Meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia yang terkait 2. Unit Manajemen Risiko (merangkap Satuan Kerja Manajemen
dengan penerapan Manajemen Risiko, antara lain melalui Risiko Terintegrasi);
program pendidikan dan latihan yang berkesinambungan 3. Unit Bisnis dan Unit Kerja Operasional;
terutama yang berkaitan dengan sistem dan proses Manajemen 4. Internal Audit;
Risiko; 5. Satuan Kerja Kepatuhan.
6. Menerapkan fungsi Manajemen Risiko yang independen,
dicerminkan antara lain adanya pemisahan fungsi antara Unit Dalam struktur organisasi yang dibentuk, unit kerja yang berfungsi
Manajemen Risiko yang melakukan identifikasi, pengukuran, melakukan suatu transaksi (Unit Bisnis dan Unit Kerja Operasional)
pemantauan dan pengendalian risiko dengan unit kerja yang merupakan unit yang terpisah dari unit kerja yang melakukan fungsi
melakukan dan menyelesaikan transaksi; pengawasan internal (Internal Audit), serta independen terhadap Unit
7. Melaksanakan kaji ulang secara berkala dengan frekuensi yang Manajemen Risiko.
disesuaikan kebutuhan Bank;
8. Menetapkan kecukupan modal sesuai dengan profil risiko Bank Secara sederhana, kerangka kerja dan tata kelola manajemen risiko
dan strategi untuk memelihara tingkat permodalan, termasuk Bank Mandiri sebagaimana disebutkan di atas dapat digambarkan
menetapkan Risk Appettite. sebagai berikut:
Risk Oversight
Risk Management Asset & Liability Capital & Subsidiaries Integrated Risk
Committee Committee Committee Committee
• Credit Risk • Liquidity Risk • Strategy • Risk Management
• Market Risk • Interest Rate Risk • Investment • Compliance
• Operational Risk • Forex Risk Recommendation • Investment Unit Audit
• Legal Risk • Pricing • Subsidiary Capital • Internal Audit
• Reputation Risk Management Management • Insurance Risk
• Strategic Risk • Intragroup
• Compliance Risk Transaction Policy
• Capital
Management
Business Unit (risk taking) Risk Unit (risk control) Compliance Unit (compliance) Independent Assurance
Kecukupan Kebijakan, Prosedur, dan Penetapan Limit Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan
Bank Mandiri memiliki Kebijakan Manajemen Risiko Bank Pengendalian Risiko, Serta Sistem Informasi Manajemen Risiko
Mandiri (KMRBM) yang dijadikan sebagai pedoman utama dalam Bank Mandiri menjalankan Proses Identifikasi, Pengukuran,
melaksanakan manajemen risiko. Untuk area bisnis yang lebih Pemantauan, dan Pengendalian Risiko, dan Sistem Informasi
spesifik, Bank Mandiri memiliki kebijakan dan prosedur yang lebih Manajemen Risiko melalui kerangka kerja Enterprise Risk Management
khusus, misalnya di bidang perkreditan, treasury, dan operasional. (ERM). Implementasi ERM di Bank Mandiri menggunakan pendekatan
Dalam kebijakan dan prosedur tersebut, antara lain diatur mengenai two-prong, untuk memastikan bahwa risiko tidak hanya dimitigasi
penetapan limit untuk masing-masing aktivitas, baik pada level dengan baik memalui proses bisnis sehari-hari, namun juga pada
portfolio maupun transaksional. kondisi yang tidak terduga (downturn) melalui pencadangan modal.
Business Process
Managing Risk
Through Front Middle Back
End End End
Operation
Risk management through daily business
operations
Enterprise Risk
Management
Managing
Regulatory/Economic Capital, Stress Test,
Risk Through Value Based Management
Capital
Capital as buffer for unexpected loss; capital as
risk-return allocation
Terdapat 4 (empat) komponen utama yang berfungsi sebagai pilar 2. Kebijakan dan Prosedur
pendukung dalam penerapan pendekatan two-prong, antara lain: Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri (KMRBM) dijadikan
1. Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pedoman utama dalam melaksanakan pengelolaan
Satuan Kerja Manajemen Risiko Bank Mandiri bertanggung risiko secara operasional dan pengelolaan modal di Bank Mandiri
jawab dalam mengelola seluruh risiko yang dihadapi Bank mencakup:
Mandiri, termasuk dalam hal pengembangan tools pendukung a. Prinsip kehati-hatian, antara lain Penyediaan Kecukupan
yang dibutuhkan dalam proses bisnis dan pengelolaan Modal, Early Warning System, Penetapan Limit dan
risiko. Selain itu, terdapat unit kerja yang bertindak sebagai Diversifikasi Risiko.
risk counterpart dari setiap unit bisnis dalam proses four- b. Manajemen Risiko, antara lain Risk Profile, Risk Appetite,
eye pemberian kredit. Menyadari bahwa pengelolaan risiko Stress Testing dan Manajemen Risiko Terintegrasi.
menjadi tanggung jawab seluruh unit kerja di Bank Mandiri, c. Manajemen Risiko untuk masing-masing jenis risiko, yang
maka keberhasilan pengelolaan risiko ditentukan oleh adanya meliputi proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
risk awareness di seluruh unit kerja Bank Mandiri yang disertai pengendalian risiko.
dengan kemampuan teknis yang memadai. Oleh karena itu, Bank d. Pengawasan Risiko, yang meliputi pemantauan penerapan
Mandiri senantiasa meningkatkan kapabilitas dan pengetahuan aktifitas/metodologi pengelolaan risiko di Bank Mandiri,
seluruh pegawai terutama dalam hal pengelolaan risiko, dengan serta Sistem Pengendalian Internal.
menyelenggarakan pelatihan internal secara rutin melalui Risk Kebijakan Manajemen Risiko ini menjadi dasar atas penyusunan
Management Academy. Selain itu, Bank Mandiri juga secara rutin prosedur dan pertunjuk teknis terkait dengan pengelolaan risiko
minimal sekali dalam setahun mengadakan sosialisasi, forum di Bank Mandiri.
diskusi, magang, maupun program mengenai manajemen risiko 3. Sistem dan Data
yang sejalan dengan internalisasi budaya perusahaan. Sistem manajemen risiko dikembangkan untuk mendukung
Unit Risk Management di Bank Mandiri terdiri dari Direktorat proses bisnis yang lebih efisien agar pengambilan keputusan
Retail Risk dipimpin oleh SEVP Retail Risk, Direktorat Wholesale dapat lebih cepat namun tetap mengacu pada prinsip kehati-
Risk dipimpin oleh SEVP Wholesale Risk dan Direktorat Risk hatian. Dalam rangka menjaga integritas dan kualitas data, Bank
Management dipimpin oleh Direktur Risk Management & Mandiri telah menerapkan Integrated Processing System dan Loan
Compliance. Origination System untuk meningkatkan efisiensi
proses kredit serta menjaga kualitas data di segmen korporasi, 4. Metodologi/Model dan Analytics
komersial maupun retail. Untuk meningkatkan produktivitas Bank Mandiri secara berkelanjutan menerapkan pengukuran
aktivitas collection khususnya di segmen konsumer dan ritel, risiko yang mengacu kepada international best practices dengan
Bank mengimplementasikan Integrated Collection System. menggunakan pendekatan permodelan kuantitatif maupun
Bank Mandiri menggunakan Summit System dan ALM System kualitatif melalui pengembangan model risiko seperti rating,
untuk mengelola risiko trading book dan banking book dalam scoring, Value at Risk (VaR), portfolio management, stress testing
kegiatan treasury dan asset & liability management. Untuk dan model lainnya sebagai pendukung judgemental decision
mendapatkan gambaran profil risiko Bank Mandiri baik making. Secara periodik, model-model risiko tersebut dikalibrasi
selaku perusahaan induk maupun profil risiko Bank yang dan divalidasi oleh unit Model Risk Validator yang bersifat
terkonsolidasi dan terintegrasi dengan perusahaan anak, Bank independen untuk menjaga keandalan dan validitas model serta
telah mengimplementasikan Risk Assessment Consolidation memenuhi persyaratan regulasi. Dalam rangka penyelarasan
Generator System (RACER System) secara web-based sehingga antara penerapan Basel II dan ERM dengan regulasi Basel
mempercepat akses dan mempermudah kontrol. Dalam hal II dan penerapan best practice, Bank Mandiri bekerja sama
integrasi pengelolaan risiko secara bankwide, Bank Mandiri dengan salah satu konsultan terkemuka di bidang manajemen
telah mengimplementasikan ERM system sebagai sarana untuk risiko untuk membantu proses adopsi serta implementasi
memantau pengelolaan risiko secara keseluruhan, terutama framework Basel II dan ERM. Implementasi Basel II dan ERM di
dalam menghitung modal untuk mengcover semua jenis risiko. Bank Mandiri meliputi area di Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko
ERM system memiliki kapabilitas untuk melakukan perhitungan Likuiditas, Risiko Suku Bunga pada Banking Book Position,
capital charge (Standardized Approach dan Advanced Approach), Risiko Operasional, Pengelolaan Modal dan Internal Capital
implementasi operational risk management tools, active portfolio Adequacy Assessment Process (ICAAP).
management, stress testing dan value-based management.
Pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal atas fungsi Manajemen Risiko merupakan tanggung jawab bersama baik first, second maupun third line
of defense.
Proses Manajemen Risiko risiko dan peraturan hukum yang terkait dengan bisnis tersebut.
Proses Manajemen Risiko Perseroan yang diatur dalam Kebijakan Setiap tindakan yang merupakan kondisi khusus, sepanjang tidak
Manajemen Risiko Bank Mandiri adalah sebagai berikut: bertentangan dengan peraturan, perundang-undangan di Indonesia,
1. Manajemen Risiko dilaksanakan pada seluruh jajaran Bank dan peraturan regulator dilakukan sesuai aturan dan kewenangan
hingga level operasional baik secara transaksional maupun pada yang ditetapkan, didasari dengan alasan yang dapat dipertang-
level portfolio. gungjawabkan, dan didokumentasikan.
2. Manajemen Risiko dilaksanakan secara terintegrasi dengan
Perusahaan Anak dengan tetap memperhatikan regulasi dan Perseroan menyusun prosedur untuk dapat mengetahui
karakteristik bisnis Perusahaan Anak. kemungkinan meningkatnya eksposur risiko Bank dengan lebih
3. Proses Manajemen Risiko merupakan proses yang dinamis, awal sehingga Bank dapat menetapkan langkah-langkah yang perlu
dan secara rutin dibandingkan dengan best practices industri diambil agar potensi kerugian tidak terjadi atau dapat diminimalisasi.
dan ketentuan yang berlaku untuk disesuaikan dan diperbarui
apabila diperlukan. Prinsip Manajemen Risiko Bank Mandiri
4. Pelaksanaan Manajemen Risiko dilakukan dalam suatu rangkaian Prinsip Manajemen Risiko Bank Mandiri adalah sebagai berikut:
Identifikasi risiko bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis sesuai ketentuan yang berlaku.
risiko yang melekat pada setiap aktivitas fungsional yang 2. Transparansi. Bank Mandiri secara terbuka menyampaikan
berpotensi merugikan Bank. informasi yang relevan dalam proses pengambilan risiko dan
Pengukuran risiko bertujuan untuk mengetahui besaran 3. Independensi. Manajemen Bank Manditi bertindak secara
risiko yang melekat pada aktivitas Bank untuk dibandingkan profesional dan terbebas dari tekanan dan pengaruh pihak lain.
dengan risk appetite Bank sehingga Bank dapat mengambil 4. Terintegrasi. Bank Mandiri menerapkan Manajemen Risiko
tindakan mitigasi risiko dan menentukan modal untuk meng- Terintegrasi pada Lembaga Jasa Keuangan yang tergabung
cover risiko residual. dalam konglomerasi keuangan Bank Mandiri sesuai dengan
Pemantauan risiko bertujuan antara lain untuk 5. Berkesinambungan. Pengendalian risiko dilakukan secara terus-
membandingkan limit risiko yang telah ditetapkan dengan menerus dikembangkan agar lebih baik sesuai dengan kondisi
besaran risiko yang sedang dikelola. bisnis dan best practice yang ada.
Pengendalian risiko dilakukan terhadap potensi terjadinya untuk menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder.
pelampuan atas limit risiko yang telah ditetapkan dan dapat 7. Responsibilitas. Bank Mandiri bertindak berdasarkan prinsip
Bank Mandiri menerapkan prinsi kehati-hatian melalui penyediaan stakeholders berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran (equal
komponen modalnya dengan memperhatikan kemampuan Bank memiliki budaya peduli risiko termasuk budaya anti fraud yang
modaltersebut dalam menyerap kerugian. dikomunikasikan secara efektif. Pengembangan budaya peduli risiko
diwujudkan dengan pengembangan lingkungan/tata kelola yang
Perseroan menyusun kebijakan, standar prosedur dan manual produk kondusif dan framework pengelolaan risiko yang terbuka, efisien dan
standar prosedur, dan manual produk yang telah ditetapkan serta budaya sadar risiko dalam seluruh kegiatan operasional. Bank
ketentuan yang berlaku. Dalam pelaksanaan kegiatan bisnis, memiliki budaya peduli risiko termasuk budaya anti fraud yang
Perseroan memahami karakteristik bisnis yang dijalankan, termasuk dikomunikasikan secara efektif. Pelaksanaan budaya sadar risiko
salah satunya dilakukan melalui program Risk Awareness, program Sebagai bagian dari proses manajemen risiko, Perseroan harus
ini dimiliki setiap unit kerja dan terkait dengan pengenalan, memiliki sistem informasi manajemen risiko yang dapat memastikan:
pemahaman, dan mitigasi risiko operasional. Pengembangan budaya 1. Eksposur risiko terukur secara akurat, informatif, dan tepat
peduli risiko diwujudkan dengan pengembangan lingkungan/tata waktu, baik eksposur risiko secara keseluruhan/komposit
kelola yang kondusif dan framework pengelolaan risiko yang terbuka, maupun eksposur per jenis risiko yang melekat pada kegiatan
efisien dan efektif. usaha Perseroan, maupun eksposur risiko per jenis aktivitas
fungsional Perseroan.
Sistem Informasi Manajemen Risiko 2. Mematuhi penerapan manajemen risiko terhadap kebijakan,
Sistem informasi manajemen risiko merupakan bagian dari sistem prosedur dan penetapan limit risiko.
informasi manajemen yang harus dimiliki dan dikembangkan sesuai 3. Hasil (realisasi) penerapan manajemen risiko dibandingkan
dengan kebutuhan Perseroan, dalam rangka penerapan manajemen dengan target yang ditetapkan oleh Perseroan sesuai dengan
risiko yang efektif. kebijakan dan strategi penerapan manajemen risiko.
Sistem manajemen risiko dikembangkan untuk mendukung proses bisnis yang lebih efisien agar pengambilan keputusan dapat lebih cepat
namun tetap mengacu pada prinsip kehati-hatian. Dalam rangka menjaga integritas dan kualitas data, Bank Mandiri telah menerapkan sistem
antara lain:
Sistem Tujuan
− Integrated Processing System Untuk meningkatkan efisiensi proses kredit serta menjaga kualitas data di segmen korporasi,
− Loan Origination System komersial maupun retail.
Integrated Collection System Untuk meningkatkan produktivitas aktivitas collection khususnya di segmen konsumer dan ritel.
Summit System dan ALM System untuk mengelola risiko trading book dan banking book dalam kegiatan treasury dan asset &
liability management.
Risk Assessment Consolidation Generator System (RACER System) Untuk mendapatkan gambaran profil risiko Bank Mandiri baik selaku perusahaan induk maupun
profil risiko Perseroan yang terkonsolidasi dan terintegrasi dengan perusahaan anak, Perseroan
telah mengimplementasikan Risk Assessment Consolidation Generator System (RACER System)
secara web-based sehingga mempercepat akses dan mempermudah kontrol.
ERM system Dalam hal integrasi pengelolaan risiko secara bankwide, Bank Mandiri telah
mengimplementasikan ERM system sebagai sarana untuk memantau pengelolaan risiko secara
keseluruhan, terutama dalam menghitung modal untuk mengcover semua jenis risiko. ERM
system memiliki kapabilitas untuk melakukan perhitungan capital charge (Standardized Approach
dan Advanced Approach), implementasi operational risk management tools, active portfolio
management, stress testing dan value-based management.
Pengelolaan risiko pada aspek permodalan di Bank Mandiri meliputi kebijakan diversifikasi sumber permodalan sesuai dengan rencana
strategis jangka panjang dan kebijakan alokasi modal secara efisien pada segmen bisnis yang memiliki profil risk-return yang optimal (termasuk
penempatan pada perusahaan anak). Hal ini bertujuan untuk memenuhi ekspektasi stakeholder termasuk investor dan regulator.
Bank Mandiri memastikan telah memiliki kecukupan modal untuk meng-cover risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional, baik berdasarkan
ketentuan regulasi (regulatorycapital) maupun kebutuhan internal (economiccapital). Bank Mandiri mengacu kepada regulasi Bank Indonesia dan
Otoritas Jasa Keuangan (Basel II dan Basel III), khususnya Pilar 1, dalam melakukan perhitungan kecukupan modal untuk risiko kredit, risiko pasar
dan risiko operasional.
Selain perhitungan di atas, Bank Mandiri juga sedang 4. Bank Mandiri juga melakukan benchmarking ke beberapa Bank di
mengembangkan perhitungan kecukupan permodalan dengan Asia terkait penerapan IRRBB.
mengacu kepada Pilar 2 Basel II atau yang lebih dikenal dengan
pendekatan Internal Capital Adequacy Asessment Process (ICAAP). Inisiatif Strategis Pelaksanaan Manajemen Risiko Tahun
ICAAP antara lain mencakup penentuan riskappetite, overall risk 2017
assessment, capital planning, dan bank-wide stress testing.
Credit Portfolio Risk
Untuk perhitungan kecukupan modal, Bank Mandiri menggunakan Dalam rangka mendukung strategi pertumbuhan operasional
Pendekatan Standar Basel II (Standardized Approach) untuk risiko bisnis agar senantiasa memiliki daya saing unggul di skala industri
kredit dan telah memasukkan komponen External Rating. Selain itu, perbankan Nasional maupun ASEAN, Bank Mandiri secara konsisten
secara bertahap Bank Mandiri telah melakukan simulasi Pendekatan dan berkelanjutan mengembangkan infrastruktur dan kapabilitas
Berdasarkan Rating Internal (Internal Ratings-Based Approach). Untuk manajemen risiko, antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut:
risiko pasar, Bank Mandiri menggunakan Metode Pengukuran Standar 1. Penyelarasan tingkat risiko di Bank Mandiri
Basel II (Standardised Measurement Method), dan secara internal a. Implementasi Risk Appetite Statement (RAS) sebagai
menggunakan Value at Risk. Untuk risiko operasional, Bank Mandiri pedoman formal dalam proses pengambilan risiko untuk
mengacu kepada Pendekatan Indikator Dasar Basel II (Basic Indicator mencapai target bisnis.
Approach). b. Mengembangkan sistem yang mengagregasikan perhitungan
stress testing untuk risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar,
Bank Mandiri telah mengimplementasikan penerapan Basel III dampak terhadap Laba/Rugi dan kecukupan modal (CAR), di
mengacu kepada dokumentasi Basel serta regulasi dan inisiatif Bank Mandiri dan Perusahaan Anak.
yang dikeluarkan oleh OJK. Sebagai bagian dari penerapan Basel III 2. Memperkuat Credit Portfolio Management yang mencakup
di Indonesia, Bank telah melaporkan pemenuhanLiquidity Coverage pengaturan arah booking kredit produktif melalui portfolio
Ratio (LCR) secara bulanan, serta melakukan uji coba perhitungan Net guideline 2017, pengaturan booking kredit konsumtif melaui
Stable Funding Ratio (NSFR) danLeverage Ratio (LR) secara triwulanan Pengembangan pipeline Manajemen sistem dan pembentukan
sesuai ketentuan OJK. unit credit supervisory. Selain itu, guna meningkatkan efektivitas
monitoring jredi terutama di wilayah, Bank Mandiri menginisiasi
Sebagai penerapan framework Basel III terkini (Basel III reform), portfolio manager yang diimplementasi mulai tahun 2017.
khususnya terkait risiko kredit pihak lawan (Counterparty Credit Memperbaiki end to end creditprocess pada segmen wholesale
Risk) Bank Mandiri telah menerapkan perhitungan Credit Valuation melalui:
Adjustment (CVA) dan melakukan simulasi perubahan metode a. Perbaikan business process segmen wholesale dengan
perhitungan Standardised Approach For Measuring Counterparty penetapan limit bagi anchor client dan specific sectors.
Credit Risk Exposures (SA-CCR) yang merupakan penyempurnaan b. Implementasi Name Clearance pada penetapan pipeline
kerangka CCR yang sudah ada sebelumnya. debitur dan Proactive Loan Monitoring System untuk
monitoring kredit.
Basel III Reforms c. Penguatan sumber informasi debitur guna menganalisa dan
Dalam rangka meningkatkan kemampuan Perseroan dalam memonitor kualitas kredit.
mengelola risiko akibat pergerakan suku bunga yang berpengaruh d. Enhancement Credit Processing System dalam rangka
terhadap pendapatan dan permodalan (interest Rate Risk in Banking perbaikan end to end credit process dengan:
Book/IRRBB), Bank Mandiri telah melakukan persiapan terkait - Implementasi New Internal Rating Based Approach untuk
penerapan Basel IV dengan rincian sebagai berikut: pengukuran pengukuran tingkat risiko yang lebih presisi
1. Pada bulan September 2017, Bank Mandiri melakukan review dan granular.
serta memberikan feedback atas penerbitan Consultative Paper - Perbaikan early warning system untuk meningkatkan
IRRBB (CP IRRBB) oleh OJK. sensitivitas potensi penurunan kualitas kredit debitur
2. Atas Penerbitan CP, Bank Mandiri juga menyiapkan gap analysis e. Optimalisasi penggunaan limit management system.
antara pelaksanaan pengelolaan IRRBB yang telah dilakukan 3. Efisiensi penggunaan capital melalui:
Bank Mandiri dengan standar pengelolaan IRRBB di dalam CP. a. Implementasi IRBA Fase III.
3. Bank Mandiri juga telah aktif menjadi anggota working group b. Enhancement Modeling Basel II Risk Parameters untuk
bersama OJK yang membahas hal teknis terkait standar Portfolio Retail.
pengelolaan IRRBB di dalam CP. c. Implementasi New Operational Risk Reporting System.
d. Enhancement Perhitungan Beban Modal Risiko Operasional. c. Enhancement sistem untuk mengakomodir perubahan
e. Intensifikasi dan Extensifikasi Fungsi Validasi. pengelolaan IRRBB terutama dari segi asumsi.
4. Pengembangan model Expected Credit Loss dalam rangka d. Rekalibrasi repricing model untuk mengakomodir behavioral
persiapan implementasi IFRS 9. assumption.
e. Intensifikasi dan Extensifikasi tools perhitungan dan
Operational Risk monitoring untuk Perusahaan Anak di bidang perbankan.
1. Memperkuat Operational Risk Management Strategy dengan 2. Penguatan pengelolaan risiko likuiditas melalui implementasi
melakukan enhancement metodologi dan cara kerja Liquidity Coverage Ratio (LCR) yang dihitung secara harian
pengendalian internal untuk pengelolaan risiko operasional dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) secara triwulanan sesuai
khususnya dan combined assurance pada umumnya, sebagai ketentuan Basel III dan POJK.
berikut: 3. Memperkuat infrastruktur manajemen risiko (kebijakan, prosedur
a. Penguatan first line of defense dalam risiko operasional dan limit risiko pasar dan likuiditas) pada Kantor Cabang Luar
dengan adanya Senior Operational Risk (SOR). Negeri dan Perusahaan Anak serta memberikan pendampingan
b. Memperkenalkan aktivitas baru dalam pengelolaan pada saat implementasi sistem antara lain untuk mendukung
risiko operasional, yaitu pelaksanaan pengujian kontrol/ ekspansi bisnis produk treasury di Kantor Cabang Luar Negeri.
control testing untuk mengidentifikasi kelemahan kontrol 4. Melakukan kajian penetapan limit frekuensi dan limit nominal
dan potensi risiko sedini mungkin, dan adanya tracking Surat Berharga AFS guna mengoptimalkan yield dari Surat
improvement plan sebagai hasil pelaksanaan control testing. Berharga dengan tetap memperhatikan kondisi likuiditas.
c. Program operational risk awareness bankwide yang lebih 5. Menetapkan rasio Potential Future Exposure yang aman dan
terstruktur dengan tujuan untuk membantu pegawai lebih kompetitif dalam rangka mendukung peningkatan volume
memahami risiko operasional. transaksi derivatif nasabah.
2. Memperkuat end to end pelaporan insiden risiko operasional 6. Berperan aktif dalam meningkatkan pengetahuan nasabah
dengan melakukan pengkinian prosedur yaitu SPO Manajemen terkait pengelolaan risiko pasar dan likuiditas.
Risiko Operasional (MRO) dan pengembangan MRO Tools (3
PTO) untuk merefleksikan framework dan metodologi yang baru Profil Risiko dan Pengelolaannya
dengan seluruh prosedur tersebut dibuat mengikuti standar best
practice di market, lebih fokus, dan komprehensif. Jenis Risiko
Terdapat 10 (sepuluh) jenis risiko yang sekurang-kurangnya harus
Market Risk dikelola oleh Bank Mandiri, yaitu:
Berikut inisiatif strategis pelaksanaan management risiko Market Risk 1. Risiko Kredit
Group tahun 2017: Risiko Kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau
1. Persiapan migrasi pengelolaan risiko pasar banking book (IRRBB) pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank.
dari Basel III ke Basel IV dari segi policy, tools, system, dan limit. 2. Risiko Pasar
Persiapan yang sudah dilakukan sebagai berikut: Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening
a. Establishing Gap Analysis praktek pengelolaan IRRBB dengan administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan
Consultative Paper IRRBB yang diterbitkan oleh OJK secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko
b. Berkontribusi secara aktif pada Working Group IRRBB yang perubahan harga option.
diselenggarakan secara berkala oleh OJK.
5. Risiko Hukum target pasar dan dilanjutkan dengan melakukan risk assessment dan
Risiko Hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau monitoring atas pemberian kredit. Dalam menyalurkan kreditnya,
6. Risiko Reputasi dengan menempatkan fungsi analisis kredit yang dilakukan oleh unit
Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya tingkat bisnis dan unit risiko kredit yangindependen. Bank Mandiri senantiasa
kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif berpedoman pada Kebijakan Perkreditan Bank Mandiri (KPBM)
terhadap Bank. dalam mengelola risiko kredit secara end-to-end. Secara operasional,
7. Risiko Stratejik kebijakan ini dituangkan dalam bentuk Standar Prosedur Kredit (SPK)
Risiko Strategik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam dan Manual Produk.
8. Risiko Kepatuhan Pemberian Kredit (BMPK). Secara umum, proses kredit dan
Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/ pengelolaan risiko kredit di Bank Mandiri sudah dilakukan secara end-
atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan to-end dan terintegrasi oleh Business Unit, Credit Operation Unit dan
ketentuan yang berlaku. Credit Risk Management Unit. Berikut skema pengelolaan risiko kredit:
Loan Booking
Awpproval
Loan Processes Proposal Collection, Loan
Workout Account & Portfolio
Strategy
Pre- Loan Monitoring & Review
Screen Analysis
Policies Kebijakan Perkreditan Bank Mandiri (KPBM), Standar Prosedur Kredit (SPK), Product Manuals, Standart
Operating Procedures (SOP).
Risiko Pasar Kerangka kerja dan tata kelola manajemen Executive Committee terkait manajemen
Pengelolaan manajemen risiko risiko pasar di Bank Mandiri menganut risiko pasar yaitu Asset and Liability
pasar dilakukan oleh unit kerja yang prinsip Pendekatan Pertahanan Tiga Lapis Committee (ALCO) dan Risk Management
independendengan menerapkan prinsip (three layers of defense), terdiri dari: Committee.
segregation of duties yaitu pemisahan a. Dewan Komisaris yang menjalankan c. Satuan Kerja Manajemen Risiko
fungsi dan tanggung jawab yang terdiri dari fungsi pengawasan risiko pasar (risk bersama unit bisnis dan unit kerja
front office, middle office, dan back office. oversight) melalui Komite Pemantau kepatuhan melakukan fungsi
Organisasi Manajemen Risiko Pasar terdiri Risiko, Komite Tata Kelola Terintegrasi, identifikasi risiko, pengukuran risiko,
dari dua bagian, yaitu Manajemen Risiko dan Komite Audit. pemantauan risiko, dan pengendalian
Pasar – Trading Book dan Manajemen Risiko b. Dewan Direksi yang menjalankan fungsi risiko.
Pasar – Banking Book. kebijakan risiko (risk policy) melalui
Kerangka Manajemen Risiko Bank Mandiri dikembangkan berpengaruh kepada profitabilitas dan modal perbankan. Langkah
berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal yang mencakup dan rencana dalam mengantisipasi Risiko Likuiditas antara lain:
namun tidak terbatas pada bisnis bank, ketentuan regulator, a. Bank menetapkan limit - limit yang mengacu pada ketentuan
perkembangan metodologi dan best practice, dan data risiko. regulator maupun internal.
Wewenang dan tanggung jawab terkait dengan penerapan b. Bank melakukan stress testing risiko likuiditas secara berkala
manajemen risiko diatur dalam Kebijakan Manajemen Risiko Bank untuk mengetahui dampak perubahan faktor pasar maupun
Mandiri (KMRBM). faktor internal pada kondisi ekstrim (krisis) terhadap kondisi
likuiditas.
Sedangkan untuk pedoman dalam pelaksanaan pengelolaan risiko c. Bank juga memiliki Liquidity Contingency Plan (LCP) yang meliputi
pasar baik portfolio trading book dan banking book diatur dalam strategi pendanaan antara lain pinjaman pasar uang, repo,
Standar Prosedur Treasury (SPT) dan Standar Prosedur Asset & pinjaman bilateral, FX swap, penjualan surat berharga, maupun
Liability Management (SP ALM). strategi pricing. Dalam LCP, penetapan kondisi likuiditas dan
strategi-strategi pendanaan telah mempertimbangkan kondisi
Pengelolaan dan Mekanisme Pengukuran Risiko Pasar – internal dan eksternal.
Trading Book
d. Bank juga memonitor indikator - indikator eksternal diantaranya:
Risiko pasar merupakan sebuah risiko yang muncul dari potensi
nilai tukar USD/IDR, Credit Default Swap (CDS) 5 tahun Indonesia,
kerugian akibat terjadinya perubahan suku bunga dan nilai tukar
Spread antara ROI 5 tahun dibandingkan UST 5 tahun, Index
(termasuk derivative instrument). Pengelolaan risiko pasar Bank
Harga Saham Gabungan (IHSG), Suku bunga Rupiah dan USD
Mandiri dilakukan dengan menerapkan prinsip segregation of duties
interbank, Non Delivery Forward (NDF) USD/IDR 1M serta
yaitu memisahkan fungsi dan tanggung jawab secara independen
informasi pasar yang terkini. Monitoring ini bertujuan untuk
atas transaksi perdagangan Treasury Group yang terdiri dari:
meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi ekonomi yang
a. Unit front office (Treasury), adalah unit pelaksana transaksi.
kurang stabil, baik karena kondisi krisis Global maupun karena
b. Unit middle office (Risk Management,) bertanggung jawab untuk
berbagai isu di dalam Negeri.
memonitor, menilai dan melaporkan risiko yang timbul atas
segala kegiatan trading yang dilakukan oleh unit Treasury.
Risiko Operasional
c. Unit back office (Treasury Operation), bertanggung jawab untuk
Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau
melakukan pencatatan dan valuasi terhadap seluruh eksposur
tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan
pada aktivitas trading secara harian dengan menggunakan harga
sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang
pasar dari sumber yang independen.
mempengaruhi operasional Bank.
Pengelolaan dan Mekanisme Pengukuran Risiko Pasar –
Banking Book Risiko operasional dapat memicu timbulnya risiko-risiko lain seperti
Risiko pasar banking book merupakan risiko yang muncul karena risiko reputasi, risiko strategik, risiko hukum, risiko pasar, risiko kredit,
terjadi perubahan suku bunga dan nilai tukar atas aktivitas banking risiko kepatuhan, risiko likuiditas, risiko transaksi intragroup dan
book. Pengelolaan risiko pasar banking book Bank Mandiri dilakukan risiko asuransi. Pengelolaan risiko operasional secara efektif dan
dengan mengoptimalkan struktur neraca agar mendapatkan imbal konsistendapat meminimalisir timbulnya risiko-risiko lain.
hasil yang maksimal sesuai dengan tingkat risiko yang dapat diterima
dan dengan menetapkan limit yang mengacu pada ketentuan Risiko operasional melekat pada seluruh aktivitas/proses operasional
regulator dan internal yang dimonitor secara mingguan maupun Bank dalam menjalankan bisnis. Bank menerapkan Manajemen Risiko
bulanan oleh Market Risk Management Unit. Operasional secara efektif untuk menurunkan frekuensi dan/atau
dampak kerugian operasional. Secara umum penerapan Manajemen
Risiko atas perubahan suku bunga banking book timbul akibat Risiko Operasional diharapkan memberikan dampak positif pada
pergerakan suku bunga pasar yang berlawanan dengan posisi stakeholder Bank.
atau transaksi yang dimiliki Bank, yang dapat berpengaruh pada
profitabilitas Bank (earning perspective) dan nilai ekonomis modal Penerapan pengelolaan risiko operasional melibatkan semua unsur
Bank (economic value perspective). dalam Bank, termasuk Direksi dengan pengawasan aktif Dewan
Komisaris. Dewan Komisaris dan Direksi memahami risiko yang
Risiko Likuiditas dihadapi Bank dan memegang peranan penting dalam mendukung dan
Risiko likuiditas merupakan risiko yangterjadi apabila Perseroan tidak mengawasi keberhasilan penerapannya di seluruh unit kerja operasional.
mampu menyediakan likuiditas dengan harga wajar yang dampaknya Organisasi dalam pengelolaan risiko operasional terdiri dari:
- Risk Management Committee, merupakan komite level Direksi Dalam mengoptimalkan fungsi unit kerja terkait litigasi Bank Mandiri
yang menjalankan fungsi pengawasan pengendalian dan menginisiasi pembentukan Wholesale Credit Litigation Group yang
pengelolaan risiko antara lain melalui penetapan strategi dan secara fokus menangani permasalahan litigasi di segmen wholesale.
prosedur manajemen risiko, pemantauan profil risiko dan
penetapan risk appetite. Mekanisme Pengelolaan Risiko Hukum
- Direktur yang membawahkan fungsi Manajemen Risiko, yaitu Mekanisme pengelolaan risiko yang meliputi proses identifikasi
Direktur yang memiliki tugas dan tanggung jawab menyusun pengukuran, pengendalian dan pemantauan mengacu kepada
kebijakan, strategi, dan kerangka kerja Manajemen Risiko. ketentuan yang berlaku mengenai manajemen risiko. Setiap unit
- Unit Kerja Pembina Manajemen Risiko Operasional, Operational kerja pemilik dan atau pelaksana produk maupun penyelenggara
Risk Group, merupakan Satuan Kerja Manajemen Risiko aktivitas wajib menidentifikasi dan mengelola risiko secara maksimal
Operasional yang bertanggung jawab merumuskan kebijakan, termasuk namun tidak terbatas pada risiko hukum yang pada
strategi, kerangka dan perangkat manajemen risiko operasional dasarnya melekat pada setiap produk atau aktivitas yang dibuat atau
dan melakukan sosialisasinya. dilaksanakan oleh Bank, sehingga tidak berdampak luas dan menjadi
- Unit Kerja Manajemen Risiko Operasional, Senior Operational Risk, pemicu timbulnya risiko-risiko lain termasuk tetapi tidak terbatas
merupakan Satuan Kerja Manajemen Risiko Operasional yang pada risiko reputasi.
sama dengan Unit Kerja Pemilik Risiko. yang bersifat preventif maupun represif telah cukup memadai dalam
- Unit Kerja Pemilik Risiko, bertanggungjawab penuh dalam melindungi kepentingan Hukum Bank Mandiri dan meminimalisir
pengelolaan Risiko Operasional dan memastikan controlpada dampak financial yang signifikan bagi Bank Mandiri, hal tersebut
setiap aktivitas operasional telah efektif dijalankan dansesuai tercermin dalam Laporan Profil Risiko Hukum tahun 2017 yang berada
- Oleh RisInternal Audit Internal Audit, merupakan unit kerja yang Risiko reputasi merupakan risiko yang dihadapi Bank Mandirisebagai
melaksanakan evaluasi efektivitas internal control, manajemen dampak atas persepsi negatif stakeholder terhadap bank yang
risiko dan proses tata kelola. bersumber dari berbagai kejadian yang tidak diinginkan diantaranya
publikasi negatif atas operasional bank, pelanggaran etika bisnis,
Risiko Hukum keluhan nasabah, kelemahan tata kelola dan kejadian lainnya yang
Risiko hukum merupakan jenis risiko yang dihadapi bank Mandiri dapat menurunkan citra bank.
sebagai akibat dari tuntutan hukum, baik yang dilakukan oleh pihak
internal maupun eksternal dan/atau ditemukannya kelemahan dari Pengelolaan risiko reputasi dikelola oleh Corporate SecretaryGroup
aspek yuridis seperti ketiadaan dokumen hukum dan peraturan dan dilakukan oleh seluruh unit kerja di lingkunganperusahaan,
ataupun adanya kelemahan dalam dokumen. termasuk Customer Care Group, Strategic Marketing Group dan
IT Strategy and Infrastructure Group. Dalam fungsinya, Corporate
Organisasi pengelolaan risiko hukum dilaksanakan oleh Unit Legal Secretary Group bertanggung jawab kepada jajaran Direksi dan
di Kantor Pusat dengan melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung berada di bawah pengawasan langsung Direktur Utama. Dengan
jawab terkait regulatory, advisory, litigasi, advokasi dan bantuan demikian, selain kepada Direktur Utama, Corporate Secretary Group
hukum, edukasi dan transformasi di bidang hukum serta pengelolaan juga memberikan pelaporan kepada Direktur bidang maupun pejabat
risiko hukum Bank. Dalam pelaksanaan fungsi, tugas dan tanggung setingkat Direktur yang terkait dengan kejadian reputasi.
2. Mereview bahwa pelaksanaan kontrol dan mitigasi telah melakukan pemantauan risiko Transaksi Intra-Grup secara berkala.
dilakukan dengan baik dan benar.
3. Mereview bahwa proses penilaian risiko kepatuhan telah Risiko Asuransi
dilakukan dengan baik dan benar serta mempertimbangkan Risiko Asuransi adalah risiko akibat kegagalan perusahaan asuransi
data historis sanksi. memenuhi kewajiban kepada pemegang polis sebagai akibat dari
d. Mitigasi ketidakcukupan proses seleksi risiko (underwriting), penetapan
Mitigasi risiko dilakukan dengan menetapkan dan memantau Risk premi (pricing), penggunaan reasuransi, dan/atau penanganan klaim.
Appetite Statement (RAS) risiko kepatuhan. Penerapan Manajemen Risiko Asuransi dilakukan pada Perusahaan
Anak dalam group usaha Bank Mandiri yang bergerak dalam bidang
Risiko Transaksi Intra-Group usaha asuransi.
Risiko Transaksi Intra-Grup adalah risiko akibat ketergantungan
suatu entitas baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap Bank Mandiri melakukan identifikasi dan analisis terhadap aktivitas
entitas lainnya dalam satu Konglomerasi Keuangan dalam rangka yang dapat meningkatkan eksposur Risiko Asuransi dan berpengaruh
pemenuhan kewajiban perjanjian tertulis maupun perjanjian tidak pada kinerja perusahaan. Identifikasi risiko tersebut dilakukan pada
tertulis baik yang diikuti perpindahan dana dan/atau tidak diikuti kegiatan usaha Perusahaan Anak yang bergerak di bidang asuransi
perpindahan dana. Penerapan Manajemen Risiko Transaksi Intra- dengan mempertimbangkan karakteristiknya. Bank Mandiri dapat
Group dilakukan dengan Perusahaan Anak dalam group usaha Bank mengkombinasikan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam
Mandiri sesuai dengan strategi usaha Bank Mandiri. proses pengukuran Risiko Asuransi. Bank Mandiri melakukan
pemantauan Risiko Asuransi secara berkala.
Bank Mandiri melakukan identifikasi dan analisis terhadap aktivitas
yang dapat meningkatkan eksposur Risiko Transaksi Intra-Group dan Penilaian Risiko
berpengaruh pada kinerja perusahaan. Identifikasi risiko tersebut Hasil self assessment Profil Risiko Bank Mandiri secara Individu
dilakukan pada kegiatan usaha Bank Mandiri dan Perusahaan Anak posisi 31 Desember 2017 adalah peringkat 1 (low) dengan Peringkat
dengan mempertimbangkan kompleksitas transaksi. Bank Mandiri Risiko Inheren low to moderate dan Peringkat Kualitas Penerapan
dapat mengkombinasikan pendekatan kualitatif dan kuantitatif Manajemen Risiko (KPMR) strong.
dalam proses pengukuran Risiko Transaksi Intra-Group. Bank Mandiri
Penilaian self assessment profil Risiko Bank Mandiri (individual) posisi 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:
Upaya Peningkatan Budaya Risiko dan di luar wilayah Indonesia dengan tetap memenuhi prinsip-
Dalam rangka mencapai visi, Bank Mandiri senantiasa merapkan prinsip manajemen risiko dan disesuaikan dengan yurisdiksi otoritas/
budaya sadar risiko dalam seluruh kegiatan operasional. Bank pengawas setempat, serta mempertimbangkan karakteristik bisnis
Mandiri memiliki budaya peduli risiko termasuk budaya anti fraud dari masing-masing perusahaan anak. Konsep konsolidasi/integrasi
yang dikomunikasikan secara efektif. Pelaksanaan budaya sadar manajemen risiko yang dijalankan oleh Bank Mandiri dan perusahaan
risiko salah satunya dilakukan melalui program Risk Awareness anak secara umum dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu:
dimana program dimiliki setiap unit kerja dan terkait dengan 1. First Line, yaitu yang berkaitan dengan pemenuhan ketentuan
pengenalan, pemahaman, dan mitigasi risiko operasional. Hal POJK nomor 38/POJK.03/2017 tentang Penerapan Manajemen
itu tercermin dalam Culture Excellence, RAKSA yaitu program risk Risiko Secara Konsolidasi Bagi Bank Yang Melakukan
awareness yang mendukung prinsip jaga diri, jaga kawan, jaga Pengendalian Terhadap Perusahaan Anak, POJK Nomor 17/
mandiri. Pengembangan budaya peduli risiko diwujudkan dengan POJK.03/2014 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi
pengembangan lingkungan/tata kelola yang kondusif dan framework Bagi Konglomerasi Keuangan, serta POJK Nomor 04/
pengelolaan risiko yang terbuka, efisien dan efektif. POJK.03/2016 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
2. Second Line, yaitu yang lebih merupakan pendekatan kebutuhan
Evaluasi Pelaksanaan Manajemen Risiko internal Bank Mandiri secara keseluruhan yang mencakup
Bank senantiasa melakukan evaluasi atas efektivitas sistem perangkat (tools), kesadaran risiko (awareness), tata kelola
manajemen risiko. Evaluasi meliputi penyesuaian strategi dan perusahaan (governance), dan sistem informasi manajemen
kerangka risiko sebagai bagian dari kebijakan manajemen risiko, risiko (system).
kecukupan sistem informasi manajemen risiko serta kecukupan Secara bertahap, Bank Mandiri telah melaksanakan konsolidasi/
proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian integrasi pengelolaan risiko dengan perusahaan anak yang termasuk
risiko. dalam lembaga jasa keuangan (Bank Syariah Mandiri, Bank Mandiri
Europe Ltd, Bank Mandiri Taspen, Mandiri Sekuritas, Mandiri
Salah satu bentuk evaluasi pada kebijakan manajemen risiko adalah Manajemen Investasi, AXA Mandiri Financial Services, Mandiri AXA
annual evaluation terhadap Kebijakan Manajemen Risiko Bank General Insurance, Mandiri InHealth Mandiri Tunas Finance, Mandiri
Mandiri (KMRBM) dan standar prosedur. Hasil annual evaluation Utama Finance, Mandiri International Remittance, dan Mandiri Capital
menunjukkan bahwa manajemen risiko di Bank Mandiri selama 2017 Indonesia).
telah memadai.
Terkait hal tersebut, Bank Mandiri telah memiliki pedoman internal
Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi bernama Mandiri Group Principle Guideline (MGPG) dan Pedoman
Konsolidasi/Integrasi manajemen risiko Bank Mandiri telah dimulai Tata Kelola Terintegrasi yang salah satunya berisi panduan teknis
secara bertahap sejak tahun 2008 selaras dengan diterbitkan mengenai implementasi penerapan manajemen risiko antara Bank
ketentuan BI nomor 8/6/PBI/2006 tentang Penerapan Manajemen Mandiri sebagai holding dengan Perusahaan Anak. Hal ini sekaligus
Risiko Secara Konsolidasi Bagi Bank Yang Melakukan Pengendalian menjadi salah satu bentuk wujud nyata Bank Mandiri yang selalu
Terhadap Perusahaan Anak serta POJK No.17/POJK.03/2014 tentang patuh dan taat pada regulasi yang berlaku di Indonesia, dimana
Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi bagi Konglomerasi dalam konteks ini mengacu pada POJK Nomor 18/POJK.03/2014
Keuangan. Tahapan tersebut hingga saat ini menjadi salah satu tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi
bentuk inisiatif strategis unit kerja manajemen risiko di Bank Keuangan.
Mandiri yang secara berkala dikomunikasikan dengan Otoritas
Jasa Keuangan dalam sebuah forum yang khusus mendiskusikan Dalam rangka penerapan manajemen risiko terintegrasi yang
topik profil risiko maupun Tingkat Kesehatan Bank (Risk Based Bank komprehensif, Bank membentuk Komite Manajemen Risiko yang
Rating). beranggotakan Direktur/Pejabat Eksekutif yang membawahkan
fungsi Risk Management dari Bank serta Perusahaan Anak yang
Hal tersebut dipandang penting karena Bank Mandiri menyadari berperan dalam memberikan rekomendasi atas penyusunan,
bahwa kelangsungan usahanya juga dipengaruhi oleh eksposur risiko perbaikan serta penyempurnaan kebijakan manajemen risiko
yang timbul secara langsung maupun tidak langsung dari kegiatan terintegrasi. Selain itu Bank juga membentuk Satuan Kerja
usaha Perusahaan Anak. Terkait hal tersebut, Bank Mandiri telah Manajemen Risiko Terintegrasi (SKMRT) yang bertanggung
mengimplementasikan sistem konsolidasi/integrasi manajemen jawab langsung kepada Direktur yang membawahkan fungsi Risk
risiko terhadap perusahaan anak baik yang beroperasi di Indonesia Management. Berikut tugas dan tanggung jawab SKMRT
Dewan Komisaris
Entitas Utama
Feedback/arahan PELAPORAN:
Manajemen Risiko Terintegrasi
Direksi
PELAPORAN:
RMC Manajemen Risiko Terintegrasi
Dalam rangka meningkatkan pemahaman atas implementasi dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan
pengelolaan risiko di Bank Mandiri dan perusahaan anak, pada tahun Perseroan terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan,
2017 telah diselenggarakan beberapa kegiatan sebagai berikut: serta mengurangi Risiko terjadinya kerugian, penyimpangan, dan
1. Integrated Risk Management Forum (IRMF) setiap triwulanan guna pelanggaran aspek kehatihatian.
membahas issue terkini terkait dengan manajemen risiko.
2. Asistensi dan sosialisasi terkait tools manajemen risiko. Sebagai proses yang dijalankan oleh seluruh jajaran Perseroan, maka
3. Workshop Credit Risk untuk aktifitas investasi. Sistem Pengendalian Intern diterapkan dalam penetapan strategi
4. Attachment pegawai ke perusahaan anak. di seluruh organisasi dan didesain untuk dapat mengidentifikasi
5. Review penerapan manajemen risiko pada perusahaan anak kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang dapat mempengaruhi
tertentu. perusahaan, dan untuk mengelola risiko agar tetap berada dalam
batas toleransi (risk appetite), untuk memberikan keyakinan yang
Sistem Pengendalian Internal memadai dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.
Sistem pengendalian internal Bank Mandiri mengacu pada Surat
Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 35/SEOJK.03/2017 tentang Kerangka Sistem Pengendalian Internal
Pedoman Standar Pengendalian Intern Bagi Bank Umum. Kerangka Sistem Pengendalian Internal diterapkan dalam semua
Pengendalian Internal merupakan suatu mekanisme pengawasan proses dan keputusan yaitu dalam proses perencanaan, eksekusi
yang ditetapkan oleh manajemen Bank secara berkesinambungan maupun evaluasi dalam implementasi Code of Conduct, pembagian
(on going basis). tugas, kewenangan, prosedur dimana di dalamnya terdapat penilaian
risiko, mitigasi risiko, penetapan limit, persetujuan, dan adanya
Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang efektif merupakan pelaporan yang memadai.
komponen penting dalam manajemen Perseroan dan menjadi dasar
bagi kegiatan operasional Perseroan yang sehat dan aman. SPI yang Kerangka sistem pengendalian internal yang diadopsi Bank Mandiri
efektif dapat membantu Direksi dan Dewan Komisaris menjaga aset adalah konsep Three Lines of Defense (Tiga Lapis Pertahanan) yang
Perseroan, menjamin tersedianya pelaporan keuangan merupakan sebuah implementasi terkini dari strategi pengendalian
yang sesuai dengan sistem pengawasan COSO – Internal Control Framework. Konsep ini merupakan kolaborasi peran on going monitoring dan
separate monitoring dengan melibatkan unit bisnis sebagai pengelola aspek kontrol internal di unit kerja dan menunjuk unit yang berperan
sebagai Quality Assessment, comply unit, inspeksi, Risk Management serta peran Internal Audit dalam rangkaian defence of control.
3rd Line
of Defance:
Assurance
Internal
Audit
External Audit
Regulatory
Risk
Management
Financial
Compliance
Control
Penilaian risiko dilakukan dengan mengidentifikasi risiko yang telah dipatuhi secara konsisten, serta merupakan kegiatan yang
dihadapi, penetapan limit dan teknik pengendalian risiko dimaksud, tidak dapat terpisahkan dari setiap fungsi atau kegiatan sehari-
penilaian terhadap risiko yang dapat diukur (kuantitatif) dan yang hari.
tidak dapat diukur (kualitatif) maupun terhadap risiko yang dapat
dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan, dengan memperhatikan Kegiatan pengendalian diterapkan pada semua tingkatan fungsi
biaya dan manfaatnya. Metodologi penilaian risiko menjadi tolok sesuai struktur organisasi Perseroan, yang meliputi:
ukur untuk membuat profil risiko dalam bentuk dokumentasi data a. Kaji Ulang oleh Direksi (Top Level Review)
yang dapat dikinikan secara periodik. Selanjutnya Bank harus Direksi secara berkala meminta penjelasan (informasi)
memutuskan untuk mengambil risiko tersebut atau tidak, dengan dan laporan kinerja operasional dari Kepala Unit Kerja
cara mengurangi kegiatan usaha tertentu. dalam rangka melakukan kaji ulang terhadap hasil realisasi
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan.
Penilaian tersebut mencakup semua risiko yang dihadapi, baik Berdasarkan kaji ulang tersebut, Direksi segera mendeteksi
risiko individual maupun keseluruhan, yang meliputi risiko kredit, permasalahan, seperti kelemahan pengendalian, kesalahan
risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko laporan keuangan atau penyimpangan lainnya (fraud).
reputasi, risiko strategik, risiko kepatuhan, risiko asuransi dan risiko b. Kaji Ulang Kinerja Operasional (Functional Review)
transaksi intra grup. Kaji ulang ini dilaksanakan oleh SKAIpada saat pemeriksaan
atau dalam proses pelaporan kepada regulator.
Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan Fungsi Operasional − Melakukan kaji ulang terhadap penilaian risiko
(Pengendalian Operasional) (laporan profil risiko) yang dihasilkan oleh satuan kerja
Kegiatan pengendalian meliputi kebijakan, prosedur dan praktek manajemen risiko.
yang memberikan keyakinan pejabat dan pegawai bahwa arahan − Menganalisis data operasional, baik data yang terkait
Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan telah dilaksanakan secara dengan risiko maupun data keuangan, yaitu melakukan
efektif. Kegiatan pengendalian dapat membantu Direksi termasuk verifikasi rincian dan kegiatan transaksi dibandingkan
Dewan Komisaris dalam mengelola dan mengendalikan risiko dengan output (laporan) yang dihasilkan oleh satuan
yang dapat mempengaruhi kinerja atau mengakibatkan kerugian kerja manajemen risiko.
Perseroan. Pemisahan fungsi dimaksudkan agar setiap orang − Melakukan kaji ulang terhadap realisasi pelaksanaan
dalam jabatannya tidak memiliki peluang untuk melakukan dan rencana kerja dan anggaran yang dibuat oleh masing-
menyembunyikan kesalahan atau penyimpangan dalam pelaksanaan masing unit kerja (Group)/Cabang, guna:
tugasnya pada seluruh jenjang organisasi dan seluruh langkah (a). Mengidentifikasi penyebab penyimpangan yang
kegiatan operasional. signifikan.
(b). Menetapkan persyaratan untuk tindakan perbaikan
Manajemen menetapkan tindakan-tindakan untuk merespon risiko (corrective actions).
berdasarkan pada penilaian terhadap risiko dan kontrol yang relevan. a. Pengendalian sistem informasi
Tindakan respon yang dilakukan dapat meliputi risk avoidance, − Perseroan melaksanakan verifikasi terhadap akurasi
atau risk reduction, dan/atau risk sharing, dan/atau risk acceptance dan kelengkapan transaksi serta pelaksanaan prosedur
sebagaimana diterapkan dalam kebijakan Perseroan.Dalam otorisasi sesuai ketentuan yang berlaku.
mempertimbangkan tindakan-tindakan respon maka Manajemen − Perseroan melakukan langkah-langkah pengendalian
mempertimbangkan cost and benefits, dan memilih tindakan respon teknologi informasi untuk menghasilkan sistem dan
yang mengarah pada kemungkinan terjadinya (likelihood) dan data yang terjaga kerahasiaan dan integritasnya serta
dampak (impact) yang sesuai dengan batasan risk tolerance dan risk mendukung pencapaian tujuan Perseroan.
appetite Bank. − Pengendalian sistem informasi meliputi:
(a). Pengendalian terhadap operasional pusat data
Aktivitas kontrol (control activities) adalah meliputi kegiatan (database), sistem pengadaan, pengembangan
pengendalian dan pemisahan fungsi (segregation of duties). dan pemeliharaan sistem/aplikasi. Pengendalian
1. Kegiatan Pengendalian tersebut diterapkan terhadap mainframe, server dan
Kegiatan pengendalian melibatkan seluruh jajaran Bank Mandiri. user workstation, serta jaringan.
Kegiatan pengendalian mencakup perencanaan, penetapan (b). Pengendalian aplikasi diterapkan terhadap program
kebijakan dan prosedur, penerapan pengendalian serta proses yang digunakan Perseroan dalam mengolah
verifikasi dini untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur transaksi dan untuk memastikan tersedianya proses
audit yang efektif dan untuk mengecek kebenaran (b). rekening nasabah dan rekening pemilik Perseroan;
proses audit dimaksud. (c). transaksi dalam pembukuan Perseroan;
b. Pengendalian aset fisik (physical controls) (d). pemberian informasi kepada nasabah Perseroan;
− Pengendalian aset fisik dilaksanakan untuk menjamin (e). penilaian terhadap kecukupan dokumentasi
terselenggaranya pengamanan fisik terhadap aset perkreditan dan pemantauan debitur setelah
Perseroan. pencairan kredit;
− Pengendalian aset fisik meliputi pengamanan aset, (f). kegiatan usaha lainnya yang dapat menimbulkan
catatan dan dokumentasi serta akses terbatas terhadap benturan kepentingan;
program aplikasi. (g). independensi fungsi manajemen risiko pada
− Perseroan melakukan pengecekan nilai aktiva Perseroan.
(appraisal) secara berkala. − Direksi dan Pegawai memiliki job description
c. Dokumentasi yang memadai yang memuat fungsi, tugas,
− Perseroan memformalkan dan mendokumentasikan wewenang dan tanggung jawab.
seluruh kebijakan, prosedur, sistem dan standar kerja − Direksi dan Pegawai dilarang merangkap
secara memadai. jabatan di lingkungan internal yang dapat
− Seluruh kebijakan, prosedur, sistem operasional dan menimbulkan benturan kepentingan (conflict of
standar akuntansi diperbarui (update) secara berkala interest).
guna menggambarkan kegiatan operasional yang
aktual. Sistem Akuntansi/Keuangan (Pengendalian Keuangan),
− Atas suatu permintaan, dokumen senantiasa tersedia Informasi dan Komunikasi
untuk kepentingan auditor internal, auditor eksternal Bank Mandiri memiliki Sistem Informasi yang dapat menghasilkan
dan Otoritas Pengawasan Perbankan. laporan atau menyediakan data/informasi yang cukup dan
− Internal Audit menilai akurasi dan ketersediaan menyeluruh mengenai kegiatan usaha, kondisi keuangan, penerapan
dokumen tersebut ketika melakukan audit rutin maupun manajemen risiko, kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan
non rutin. yang berlaku, informasi pasar atau kondisi eksternal dan kondisi yang
2. Pemisahan Fungsi (Segregation of Duties) diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang tepat.
a. Pemisahan fungsi dimaksudkan agar setiap orang dalam 1. Perseroan menetapkan:
jabatannya tidak memiliki peluang untuk melakukan dan a. Kebijakan dan prosedur tertulis yang mengatur hubungan
menyembunyikan kesalahan atau penyimpangan dalam kerja, tugas dan tanggung jawab antara Unit Kerja Teknologi
pelaksanaan tugasnya pada seluruh jenjang organisasi dan Sistem Informasi dengan Unit Kerja lainnya atau pengguna
seluruh langkah kegiatan operasional. (user),
b. Struktur organisasi dibuat dengan memisahkan fungsi b. Standar tertulis yang mengatur mengenai pengadaan,
pencatatan, pemeriksaan, operasional dan non operasional disain dan pengembangan (enhancement), pemeliharaan,
(segregation of duties), sehingga tercipta suatu sistem dual pengoperasian, pemantauan kinerja, dokumentasi dan
control, dual custody dan terhindar dari duplikasi kerja dalam perubahan Teknologi Sistem Informasi.
setiap kegiatan serta terhindar dari benturan kepentingan 2. Sistem pengendalian intern sekurang-kurangnya meliputi
(conflict of interest). penyediaan sistem informasi yang handal/memadai mengenai
c. Dalam pelaksanaan pemisahan fungsi tersebut, Perseroan seluruh aktivitas fungsional Perseroan, terutama aktivitas
melakukan langkah-langkah, antara lain: fungsional yang signifikan dan memiliki potensi risiko tinggi.
− Menetapkan fungsi atau tugas tertentu yang dipisahkan Sistem informasi tersebut, termasuk sistem penyimpanan dan
atau dialokasikan kepada beberapa orang dalam rangka penggunaan data elektronik, harus dijamin keamanannya,
mengurangi risiko terjadinya manipulasi data/informasi dipantau oleh pihak yang independen (auditor internal) dan
atau penyalahgunaan aset Perseroan; didukung oleh program kontinjensi yang memadai.
− Pemisahan fungsi tersebut tidak terbatas pada 3. Perseroan memiliki Business Continuity Management dan
kegiatan front dan back office, tetapi juga dalam rangka melaksanakan uji coba terhadapnya untuk seluruh sistem/
pengendalian terhadap: aplikasi dan infrastruktur yang kritikal sesuai Business Impact
(a). persetujuan atas pengeluaran dana dan realisasi Analysis secara periodik.
pengeluaran;
4. Perseroan memastikan pengamanan informasi dilaksanakan 5. Setiap Unit Kerja yang memiliki tanggung jawab untuk mencatat
secara efektif agar informasi yang dikelola terjaga kerahasiaan setiap transaksi, wajib mencatat transaksi secara segera, teliti
(confidentiality), integritas (integrity) dan ketersediaannya dan seksama, serta melakukan proses kontrol dan monitoring
(availability). untuk:
5. Pengamanan informasi dilakukan terhadap aspek teknologi, a. memastikan setiap transaksi telah dibuku sesuai dengan
sumber daya manusia dan proses penggunaan Teknologi buku besar yang seharusnya;
Informasi dengan berpedoman pada hasil penilaian terhadap b. memastikan setiap buku besar telah sesuai dengan
risiko informasi yang dimiliki. rinciannya; dan
6. Perseroan menyelenggarakan sistem kewenangan akses user c. menyelesaikan outstanding rekening yang belum dibuku
(access right matrix sistem). ke buku besar yang seharusnya (rekening sementara/
7. Khususnya yang berkaitan dengan pengendalian intern terhadap penampungan) secara segera; sehingga dapat memberikan
penyelenggaraan sistem dan teknologi informasi, Perseroan gambaran mengenai kondisi dan kinerja Perseroan dengan
memperhatikan: sebenarnya.
a. ketersediaan bukti dan dokumen yang memadai dalam 6. Setiap Unit Kerja yang menggunakan formulir atau kertas
rangka mendukung proses jejak audit (audit trail). Proses kerja, harus menggunakan formulir atau kertas kerja yang baku
jejak audit tersebut harus dilaksanakan secara efektif dan (standard) dan mengandung unsur-unsur pengamanan yang
didokumentasikan. Internal Audit wajib melakukan penilaian layak serta didukung dengan dokumentasi yang memadai.
terhadap efektivitas dan akurasi proses jejak audit tersebut
ketika melakukan evaluasi pelaksanaan pengendalian Kegiatan Pemantauan dan Tindakan Koreksi Penyimpangan
internal; 1. Manajemen melakukan pemantauan secara terus menerus
b. Pelaksanaan pengendalian terhadap sistem komputer dan terhadap efektivitas keseluruhan pelaksanaan Sistem
pengamanannya (general controls) maupun pengendalian Pengendalian Internaltermasuk tetapi tidak terbatas pada
terhadap aplikasi software dan prosedur manual lainnya efektivitas dan keamanan penggunaan teknologi informasi.
(application controls); 2. Dewan Komisaris memastikan bahwa Manajemen telah
c. Sebagai bagian dari proses pencatatan atau pembukuan, memantau efektivitas pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern
sistem informasi harus didukung oleh sistem akuntansi serta memastikan bahwa Manajemen telah memantau efektivitas
yang baik termasuk penetapan prosedur dan jadwal retensi dan keamanan penggunaan teknologi informasi.
pencatatan transaksi. 3. Pemantauan terhadap risiko utama Perseroan diprioritaskan
8. Salah satu tujuan dari Sistem Pengendalian Internal adalah untuk dan berfungsi sebagai bagian dari kegiatan sehari-hari termasuk
menjamin tersedianya laporan yang lebih akurat, lengkap, tepat evaluasi secara berkala, baik oleh Unit Kerja, Compliance Group,
waktu dan relevan dalam rangka pengambilan keputusan oleh Risk Management Group, dan Internal Audit.
Manajemen. 4. Unit kerja terkait memantau kecukupan Sistem Pengendalian
Internal secara terus menerus berkaitan dengan adanya
Sistem Akuntansi Perseroan memenuhi hal-hal sebagai berikut: perubahan kondisi internal dan eksternal serta meningkatkan
1. Perseroan memiliki kebijakan akuntansi secara tertulis yang kapasitas Sistem Pengendalian Internal tersebut agar
memenuhi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. efektivitasnya dapat ditingkatkan.
2. Sistem Akuntansi Perseroan meliputi metode dan pencatatan
dalam rangka mengidentifikasi, mengelompokkan, menganalisis, Kelemahan dalam Sistem Pengendalian Internal, baik yang
mengklasifikasi, mencatat/membukukan dan melaporkan diidentifikasi oleh Unit Kerja (risk taking unit), Internal Audit maupun
seluruh transaksi dan aktivitas Perseroan. pihak lainnya, segera dilaporkan kepada Manajemen. Kelemahan
3. Sistem Akuntansi harus diterapkan secara konsisten dan Sistem Pengendalian Internal yang material juga dilaporkan kepada
persisten untuk seluruh transaksi Perseroan. Dewan Komisaris.
4. Perseroanwajib melakukan rekonsiliasi antara data akuntansi
dengan sistem informasi manajemen setiap bulan. Hasil
rekonsiliasi didokumentasikan secara tertib.
yang dilekatkan pada setiap aktivitas bisnis, four eyes principle dalam 2017, menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal pada Bank
proses kredit seluruh segmen serta penerapan three lines of defense Mandiri telah memadai.
dan combined assurance untuk memastikan aktivitas kontrol berlapis.
Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Internal
Information and Communication Perkembangan organisasi dan transaksi baik volume maupun
Bank Mandiri telah memiliki Sistem Informasi yang dapat kompleksitas serta meningkatnya persaingan usaha, diiringi dengan
menghasilkan laporan atau menyediakan data/informasi yang peningkatan risiko Perseroan, sehingga menuntut Perseroan untuk
cukup dan menyeluruh mengenai kegiatan usaha, kondisi keuangan, terus meningkatkan kualitas sistem pengendalian internalnya agar
penerapan manajemen risiko, kepatuhan terhadap ketentuan dan operasional Perseroan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
peraturan yang berlaku, informasi pasar atau kondisi eksternal dan Sistem pengendalian Internal yang efektif memberikan keyakinan
kondisi yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang bagi seluruh pemangku kepentingan bahwa operasional Perseroan
tepat. dijalankan dengan governance yang baik dan sesuai dengan prinsip
kehati-hatian.
Bank Mandiri memiliki Sistem Informasi yang dapat menghasilkan
laporan atau menyediakan data/informasi yang cukup dan Upaya-upaya yang telah dilakukan Bank Mandiri untuk meningkatkan
menyeluruh mengenai kegiatan usaha, kondisi keuangan, penerapan kualitas sistem pengendalian internal antara lain dengan melakukan
manajemen risiko, kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan integrasi fungsi assurance untuk menciptakan sinergi agar
yang berlaku, informasi pasar atau kondisi eksternal dan kondisi yang pelaksanaan assurance dapat berjalan lebih efektif. Selain itu, Bank
diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang tepat. Mandiri juga secara terus menerus meningkatkan risk dan control
awareness untuk seluruh jajaran Bank Mandiri sehingga tercipta
Monitoring lingkungan pengendalian dan budaya kontrol yang efektif dan
Monitoring meliputi kegiatan pemantauan serta perbaikan kelemahan mendukung pencapaian tujuan Perseroan.
dan tindakan koreksi penyimpangan. Hal ini tercermin dari
penetapan sarana monitoring informasi yang relevan dari Manajemen Fungsi Kepatuhan
termasuk mekanisme untuk menkaji ulang dan memonitor efektivitas Ketatnya persaingan usaha dan cakupan bisnis Bank Mandiri
control melalui penerapan three lines of defense yang efektif. yang semakin besar merupakan tantangan untuk mewaspadai
risiko kepatuhan. Diperlukan suatu tindakan pencegahan untuk
Evaluasi Pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal meminimalisir terjadinya pelanggaran atas peraturan perundang-
Manajemen bertanggung jawab atas terselenggaranya Sistem undangan yang berlaku. Pelaksanaan fungsi kepatuhan tidak
Pengendalian Internal yang handal dan efektif dan berkewajiban hanya terbatas pada pencegahan pelanggaran peraturan
untuk meningkatkan budaya risiko (risk culture) yang efektif serta perundang-undangan, tetapi juga terhadap jiwa dan semangat yang
wajib memastikan bahwa hal tersebut telah melekat di setiap jenjang mendasarinya. Hal ini penting untuk menjaga reputasi Bank Mandiri
organisasi. sebagai institusi yang bergerak di bidang jasa keuangan.
Internal Audit bertanggung jawab mengevaluasi dan berperan aktif Sebagai bagian dari proses tata kelola perusahaan yang baik
dalam meningkatkan efektivitas Sistem Pengendalian Internal secara (Good Corporate Governance) dan dalam rangka menjalankan
berkesinambungan berkaitan dengan pelaksanaan operasional fungsi kepatuhan sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 46/
dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan Perseroan. Internal POJK.03/2017 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum,
Audit melakukan review dan pemeriksaan secara periodik terhadap Bank Mandiri telah memiliki kebijakan dan standar prosedur
seluruh aktivitas di Unit Kerja dan perusahaan anak. kepatuhan yang menjabarkan tugas dan tanggung jawab Satuan
Kerja Kepatuhan (SKK) dalam menjalankan fungsi kepatuhan.
Hasil evaluasi disampaikan kepada manajemen untuk ditindaklanjuti
dan dimonitor pelaksanaannya untuk memastikan Sistem Struktur Organisasi Fungsi Kepatuhan
Pengendalian Internal berjalan secara efektif. Dalam rangka Organisasi yang menjalankan Fungsi Kepatuhan diatur dalam
memperkuat Sistem Pengendalian Internal, khususnya untuk Kebijakan Kepatuhan Bank Mandiri (KKBM) yang lebih lanjut
mengendalikan fraud, Perseroan menerapkan strategi anti fraud dijabarkan secara detail dalam Standar Prosedur Kepatuhan (SPKp).
yang komprehensif dan integralistik sebagai bagian dari kebijakan Organisasi tersebut terdiri atas:
strategis. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan selama tahun
Untuk menjalankan fungsi kepatuhan tersebut, saat ini Compliance Group terdiri dari 5 (lima) Department dan 1 (satu) unit fungsional Compliance
Officer, sebagai berikut:
Direktur
Kepatuhan
Group Head
Compiance
Executive
Compliance
Officer
Compliace
Financial Crime
Performance LEA AML Reporting
Analys II
Management
Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) Bank Mandiri dipimpin oleh seorang Kepala Satuan Kerja Kepatuhan. Setiap pengangkatan dan/atau
pemberhentian Kepala Satuan Kerja Kepatuhan Bank Mandiri telah mengacu kepada Kebijakan Kepatuhan Bank Mandiri dan dilaporkan kepada
Regulator.
14. 09 Agustus 2017 Manajemen Resiko Perbankan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
15. 09-10 Agustus 2017 Peran Bank Mencegah dan Memberantas Kejahatan Perbankan Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan
Perbankan (FKDKP)
16. 28-30 Agustus 2017 Interpretasi Berbasis KPKU BUMN PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
17. 06 September 2017 Seminar Penilaian Mutual Evaluation Review Terhadap Indonesia Oleh APG Lembaga Pengembangan Perbankan
dan Penilaian Risiko Tindak Pidana Pencucian Uang Indonesia
18. 11-12 September 2017 Advanced Based Risk Compliance FDB
19. 14-15 September 2017 Effective Compliance Standards Asia Anti Fraud
20. 27-28 September 2017 Sharing Session and Workshop ASEAN CG Scorecard PT. Mitra Bhadra Consulting
21. 27 - 29 September 2017 Legal and Compliance Risk Management CRMS Indonesia
22. 27-30 September 2017 Sertifikasi Kepatuhan Level 1 Jakarta
23. 28 - 29 September 2017 Workshop Aspek Hukum Holding diLingkungan BUMN Indonesia Training Institute and
Consulting Services
24. 25-26 Oktober 2017 Workshop APU PPT PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
25. 25-26 Oktober 2017 Refreshment Sertifikasi Kepatuhan Level 1 Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan
Perbankan (FKDKP)
Kebijakan dan Standar Prosedur Kepatuhan kepatuhan, penanganan compliance incidents, mitigasi risiko
Upaya yang bersifat ex-ante sangat diperlukan untuk meminimalisir kepatuhan, serta hubungan Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) dengan
potensi risiko kegiatan usaha Bank. Oleh karena itu, Bank Mandiri Satuan Kerja Internal Audit (SKAI) dan Satuan Kerja Manajemen Risiko
telah memiliki kebijakan dan standar prosedur kepatuhan yang (SKMR) khususnya unit pengelola risiko operasional.
menjadi dasar bagi seluruh pegawai dalam menumbuhkan Budaya
Kepatuhan sehingga kegiatan Bank senantiasa sejalan dengan Compliance incident adalah pelanggaran (non-compliance event) atau
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta event yang mungkin dapat dianggap sebagai pelanggaran (potential
berlandaskan prinsip kehati-hatian. Kebijakan dan standar prosedur non-compliance event) terhadap peraturan perundang-undangan dan
dimaksud dikaji ulang secara berkala sekurang-kurangnya setahun ketentuan yang berlaku.
sekali sesuai kebutuhan bank serta mengikuti perubahan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Petunjuk Teknis Kepatuhan (PTKp)
PTKp adalah prosedur dan proses kerja teknis operasional dalam
Kebijakan Kepatuhan Bank Mandiri (KKBM) pelaksanaan fungsi kepatuhan, yang merupakan penjabaran dari
Secara umum, Kebijakan Kepatuhan Bank Mandiri memuat pedoman SPKp. Khusus untuk pelaksanaan kepatuhan terhadap ketentuan
bagi seluruh pegawai dalam menjalankan Budaya Kepatuhan terkait Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
meliputi Kebijakan Umum, Organisasi, Kewenangan dan Tanggung (APU dan PPT), berlaku kebijakan dan standar pedoman Anti
Jawab, Pengelolaan Risiko Kepatuhan, Pelaporan, Monitoring dan Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT)
Prinsip-prinsip Kepatuhan. Adapun prinsip-prinsip kepatuhan Bank tersendiri.
Mandiri adalah sebagai berikut:
1. Bank selalu patuh terhadap peraturan perundang-undangan dan Dalam kaitannya penerapan fungsi kepatuhan terintegrasi, dimana
ketentuan yang berlaku serta menerapkan prinsip kehati-hatian Bank Mandiri sebagai Entitas Utama, Perusahaan Anak wajib memiliki
dalam melaksanakan semua kegiatannya (mandatory). kebijakan kepatuhan yang selaras dengan Kebijakan Kepatuhan Bank
2. Dewan Komisaris dan Direksi menjadi contoh teladan (role Mandiri dan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di masing-
model) yang berlandaskan pada kejujuran dan integritas agar masing industri Perusahaan Anak. Sedangkan untuk Cabang Luar
pelaksanaan kepatuhan menjadi budaya Bank (starts from the Negeri disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan dan
top). ketentuan yang berlaku di Negara setempat.
3. Seluruh jajaran Bank bertanggung jawab penuh untuk
melaksanakan kepatuhan dalam setiap kegiatannya masing- Strategi Kepatuhan 2017
masing. Untuk mendukung pencapaian visi Bank Mandiri di tahun 2020,
Bank Mandiri telah menetapkan strategi kepatuhan sehingga
Standar Prosedur Kepatuhan (SPKp) Bank Mandiri dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko kepatuhan dan
SPKp merupakan penjabaran lebih rinci dari Kebijakan Kepatuhan meningkatkan budaya kepatuhan pada setiap kegiatan Bank.
yang memuat pedoman pelaksanaan Fungsi Kepatuhan, yang
Risk Appetite Statement (RAS) Risiko Kepatuhan
meliputi tata cara pelaksanaan fungsi kepatuhan, perangkat
Kompleksitas bisnis dan pertumbuhan yang agresif di tahun
mendatang harus diimbangi dengan pengelolaan risiko kepatuhan memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kepatuhan di seluruh
yang lebih forward looking dan lebih sensitive terhadap dinamika Perusahaan Anak.
perubahan yang terjadi. Untuk tahun 2017, Bank Mandiri telah
melakukan pengetatan tingkat risiko kepatuhan yang akan diambil Pelaksanaan Rencana Kerja Kepatuhan Tahun 2017
(risk appetite) sebagai salah satu strategi kepatuhan. 1. Pengembangan Proses dan Prosedur
a. Penyempurnaan terhadap mekanisme kerja dan prosedur
Risk appetite dituangkan dalam bentuk Risk Appetite Statement dipengaruhi oleh adanya perubahan organisasi dan sistem
(RAS) yang menjadi acuan bagi seluruh jajaran bank dalam maupun proses kerja. Di tahun 2017, perubahan difokuskan
menjalankan kegiatan bank sehingga target bisnis dapat tercapai pada perbaikan mekanisme pengelolaan risiko operasional
dengan tetap memperhatikan batasan risiko yang dapat terjadi. dan organisasinya yang bertujuan untuk mewujudkan
RAS risiko kepatuhan disusun secara prudent dengan menggunakan operational excellence, hal ini berdampak pada penurunan
historical data sesuai dengan parameter penilaian risiko kepatuhan risiko kepatuhan terutama melalui berjalannya operasional
sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. perbankan sesuai prosedur dan ketentuan perundang-
14/SEOJK.03/2017 tanggal 17 Maret 2017 perihal Penilaian Tingkat undangan yang berlaku serta efektifitas ketiga lini
RAS risiko kepatuhan tersebut ditetapkan oleh Risk Management yang merupakan bagian dari aktivitas menuju operational
Committee (RMC) melalui proses alignment antara perspektif excellence tersebut, telah dilaksanakan pula penyempurnaan
Komisaris dan Direksi secara top-down dengan perspektif secara terhadap Kebijakan Kepatuhan dan Standar Prosedur
bottom-up berdasarkan masukan dan sinkronisasi dengan unit bisnis Kepatuhan. Hal ini bertujuan untuk menyempurnakan proses
dan unit kerja. dan prosedur pengelolaan risiko kepatuhan secara bankwide
serta memastikan seluruh aktivitas pengelolaan risiko
Pelaksanaan Program Kerja Fungsi Kepatuhan Tahun 2017 kepatuhan tertuang dalam prosedur terkait.
c. Untuk meningkatkan fungsi dan peran jajaran kepatuhan,
Rencana Kerja Kepatuhan Tahun 2017 dilakukan pula pengembangan proses dan prosedur yang
Dalam mendukung visi, misi dan rencana bisnis Perseroan, lebih diutamakan kepada penguatan koordinasi antar satuan
pelaksanaan fungsi kepatuhan mengacu pada rencana kerja unit kerja terkait update peraturan baru serta pembuatan
kepatuhan tahun 2017 yang difokuskan pada penguatan peran dan dashboard compliance incident.
fungsi jajaran kepatuhan sebagai business enabler dalam setiap 2. Pengembangan Metodologi Pengelolaan Risiko Kepatuhan
aktivitas bisnis, sehingga kegiatan bank senantiasa terarah dan a. Sejalan dengan perkembangan kegiatan usaha Perseroan
terjaga sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. yang memberikan dampak besar terhadap peningkatan
eksposur risiko yang dihadapi, salah satu upaya untuk
Secara garis besar, rencana kerja kepatuhan di tahun 2017 meliputi memitigasi risiko dalam rangka mempertahankan kinerja
hal-hal sebagai berikut: yang bersifat sustain antara lain melalui pembangunan
1. Penerapan Fungsi Kepatuhan budaya kepatuhan yang melekat pada setiap pengambilan
a. Pengembangan Proses dan Prosedur keputusan. Secara rutin, Unit Kepatuhan melakukan
b. Pengembangan metodologi pengelolaan Risiko Kepatuhan review terhadap Kebijakan dan Standar Prosedur Bank
2. Penyempurnaan (Enhancement) Sistem Aplikasi Pelaporan dan untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem
Analisa APU-PPT dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh
Untuk memenuhi kewajiban yang tertuang dalam regulasi, Bank Bank Mandiri telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan
memerlukan suatu sistem pelaporan APU PPT yang handal. perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, Unit
Enhancement System aplikasi ini bertujuan untuk mengendalikan Kepatuhan juga melakukan monitoring kedisiplinan unit
terjadinya non compliance event terkait dengan penerapan kerja dalam merealisasikan rencana penerbitan produk dan
program APU PPT. aktivitas Perseroan sesuai dengan jadwal.
3. Sinkronisasi Fungsi Kepatuhan Terintegrasi b. Untuk meningkatkan risk awareness terkait dengan risiko
Dalam rangka penerapan Tata Kelola Terintegrasi sebagaimana kepatuhan pada setiap jajaran Bank Mandiri, Satuan Kerja
tercantum dalam POJK No. 18/03.POJK/2014 tentang Penerapan
Tata Kelola Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan, Satuan
Kerja Kepatuhan Terintegrasi (SKKT) bertanggung jawab untuk
Kepatuhan melaksanakan program compliance assessment. Hal Money Laundering atau disingkat dengan FATF yang berperan untuk
ini bertujuan untuk mendorong kesadaran setiap individu menetapkan kebijakan dan langkah-langkah yang diperlukan melalui
agar dalam menjalankan setiap aktivitasnya sesuai dengan rekomendasi tindakan pencegahan pencucian uang dan pencegahan
ketentuan serta memperhatikan batasan risiko yang ada pendanaan terorisme yang harus diterapkan secara efektif oleh
pada setiap pengambilan keputusan. semua Negara.
c. Disamping itu, Perseroan juga telah melakukan sinkronisasi
compliance risk library dengan operational risk library. Dalam menerapkan Program APU PPT Bank Mandiri mengacu pada
3. Sinkronisasi Fungsi Kepatuhan Terintegrasi Surat Edaran Otortias Jasa keuangan Nomor 32/SEOJK.03/2017
Sebagai konglomerasi keuangan yang besar, diperlukan sinergi tanggal 22 Juni 2017 tentang Penerapan Program Anti Pencucian
yang optimal antara Entitas Utama dengan Perusahaan Anak Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme di Sektor Perbankan.
maupun antar Perusahaan Anak. Sinergi tersebut tidak hanya Bank Mandiri memiliki jaringan yang sangat luas, dengan
dari aspek bisnis, namun juga dari aspek pengendalian internal. menawarkan berbagai produk dan layanan yang beragam, sehingga
Terkait fungsi kepatuhan hal ini dilakukan melalui penyelarasan sangat rentan dengan risiko digunakan oleh pelaku tindak pidana
perangkat kebijakan kepatuhan dan mekanisme pengelolaan pencucian uang maupun pendanaan terorisme. Oleh karena itu,
risiko kepatuhan. Dalam rangka memastikan kepatuhan Mandiri Bank Mandiri perlu melakukan mitigasi atas risiko tersebut dengan
Group terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan melakukan berbagai upaya pencegahan, melalui penerapan program
yang berlaku, Bank Mandiri dan Perusahaan Anak melaksanakan APU PPT yang efektif, diantaranya yaitu dengan penerapan dengan
prudential meeting yang membahas impact dan action plan untuk pendekatan berbasis risiko (risk based approach).
memenuhi kewajiban atas regulasi yang baru terbit.
Kebijakan APU dan PPT
Evaluasi Efektivitas Fungsi Kepatuhan Sejalan dengan perkembangan terkini terkait program Anti Pencucian
Pelaksanaan kegiatan dan kinerja Fungsi Kepatuhan senantiasa Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) serta
dievaluasi dan dinilai oleh Direktur Bidang Risk Management sehubungan dengan adanya aturan baru yang dikeluarkan oleh
and Compliance untuk kepentingan peningkatan efektivitas Otoritas Jasa Keuangan dimana diatur juga penerapan APU dan PPT
pelaksanaan kegiatan dan kinerja Fungsi Kepatuhan di tahun yang dalam koridor Konglomerasi Keuangan, maka Bank Mandiri telah
akan datang. Kriteria penilaian Fungsi Kepatuhan berdasarkan melakukan penyempurnaan Kebijakan penerapan Program APU dan
Rencana Kerja Tahunan, Key Performance Indicator (KPI) dan PPT, yang berlandaskan atas 5 (lima) Pilar Penerapan Program APU
Program Kerja/ Kegiatan Kerja Non Key Performance Indicator (Non PPT, yaitu:
KPI). Adapun penilaian berdasarkan KPI mencakup aspek Financial 1. Pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris;
Perspective, Customer Prespective, Internal Business Perspective dan 2. Kebijakan dan prosedur;
Development Perspective. Evaluasi diharapkan dapat meningkatkan 3. Pengendalian internal;
kualitas implementasi budaya kepatuhan dan pengelolaan risiko 4. Sistem informasi manajemen; dan
kepatuhan dalam meminimalisir risiko yang mungkin terjadi akibat 5. Sumber daya manusia dan pelatihan.
ketidakpatuhan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku.
Hal tersebut, bertujuan:
Program Anti Pencucian Uang (APU) dan 1. Memenuhi ketentuan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) (POJK) mengenai Penerapan Program APU dan PPT di Sektor
Penerapan Program APU PPT merupakan suatu kewajiban bagi Jasa Keuangan.
semua pihak, terutama bagi bank sebagai perusahaan jasa keuangan. 2. Memberikan kesamaan persepsi dan pemahaman oleh seluruh
Praktek pencucian uang semakin marak, termasuk penyelewengan jajaran Perseroan secara group tentang pentingnya penerapan
penggunaan rekening untuk menampung pendanaan terorisme. Hal program APU dan PPT.
ini memerlukan komitmen dari seluruh pihak dalam mendukung 3. Sebagai pedoman dalam memitigasi risiko seperti risiko legal,
rezim anti pencucian uang dan pendanaan terorisme. risiko reputasi, risiko operasional, dan risiko konsentrasi dengan
tetap mendukung bisnis Bank.
Kejahatan pencucian uang merupakan kejahatan yang kompleks, 4. Sebagai pedoman dalam penyusunan standar prosedur
melibatkan sindikat dan jumlah uang yang luar biasa besar serta operasional produk dan aktivitas perbankan lainnya berdasarkan
memiliki dampak yang mengganggu kestabilan perekonomian suatu prinsip kehati-hatian (prudential banking).
negara. Karena itu, kejahatan ini telah menjadi perhatian dunia
sampai dengan dibentuknya organisasi Financial Action Task Force on
Struktur Organisasi APU dan PPT Pelaksanaan progam APU dan PPT dilakukan oleh Unit Kerja Khusus
Dalam rangka meningkatkan efektifitas penerapan program APU dan (UKK) APU PPT yang secara struktural berada di bawah Satuan Kerja
PPT di Bank Mandiri, maka perlu didukung pengawasan aktif Direksi dan Kepatuhan (SKK) Kantor Pusat Bank Mandiri dan bertanggungjawab
Dewan Komisaris, sehingga dapat memotivasi pegawai dan unit kerja langsung kepada Direktur Risk Management & Compliance yang
dalam pembentukan budaya kepatuhan di seluruh jajaran organisasi. membawahkan fungsi kepatuhan di Bank Mandiri. Adapun Sturktur
Pengawasan tersebut termasuk dalam hal pengelolaan risiko APU Organisasi APU PPT dapat digambarkan sebagai berikut:
dan PPT di perusahaan anak yang dalam pelaksanaannya di bawah
koordinasi Unit Kerja Khusus APU PPT.
Direktorat
Management & Complience
Compliance
Financial Crime
AML Advisory AML System
Analysis 1
Agar penerapan program APU PPT dapat dijalankan efektif dan POJK.01/2017 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan
memenuhi ketentuan regulator, selain UKK APU PPT di Kantor Pusat, Pencegahan Pendanaan Terorisme di Sektor Jasa Keuangan
terdapat Anti Money Laundering Officer (AMLO) yang berkedudukan serta Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 32/
di Kantor Wilayah yang melaksanakan fungsi supervisi pelaksanaan SEOJK/2017 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang
implementasi program APU PPT di Cabang-Cabang. Selain itu, dan Pencegahan Pendanaan Terorisme di Sektor Perbankan.
dengan mempertimbangkan beban tugas operasional dan 2. Integrasi penerapan program APU PPT dalam Konglomerasi
kompleksitas usaha, juga telah ditunjuk Person in Charge (PIC) Keuangan melalui pembuatan kebijakan dan prosedur APU PPT
APU PPT di setiap Cabang yang bertugas untuk mengawal dan oleh Perusahaan Anak dan Cabang Luar Negeri yang selaras
menjalankan operasional sesuai ketentuan penerapan program APU dengan kebijakan dan prosedur yang dimiliki Bank Mandiri
PPT di Cabang masing-masing. dengan tetap berpedoman pada regulasi yang mengatur
mengenai program APU PPT.
Program APU dan PPT 3. Meningkatkan budaya kepatuhandalam penerapan program
Komitmen Bank Mandiri menjalankan program APU dan PPT secara APU PPT yang disikapi dengan upaya peningkatan kualitas
konsisten dan efektif guna mendukung rezim anti pencucian uang operasional Cabang sesuai dengan ketentuan APU PPT secara
untuk memerangi tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terus-menerus dan berkelanjutan melalui program Cabang
terorisme, dilaksanakan dalam program antara lain: Percontohan APU PPT.
1. Penyesuaian Kebijakan dan Standar Prosedur Anti Pencucian 4. Menjalin dan membina kerjasama maupun koordinasi dengan
Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bank Mandiri sesuai pihak regulator dan penegak hukum khususnya dibidang Anti
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 12/ Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme melalui
pemberian data/informasi Nasabah yang telah ditetapkan Pemberian Dana Kegiatan Sosial dan/atau
sebagai Suspect, aktif sebagai bagian dari rezim APU PPT Politik
Indonesia antara lain dalam hal penyusunan National Risk Bank Mandiri telah membuktikan kepada para pemangku
Assessment (NRA) &Sectoral Risk Assessment (SRA), Sampel Bank kepentingan bahwa orientasinya tidak hanya kepada profit semata,
dalam pelaksanaan Mutual Evaluation Review (MER) oleh Asian namun juga kepada kepentingan masyarakat dan lingkungan (non-
Pacific Group on Money Laundering serta kegiatan-kegiatan keuangan) di sekitar unit kerja Bank Mandiri yang tersebar di seluruh
lainnya yang diselenggarakan oleh Regulator dan APGAKUM. Indonesia. Sebagai perwujudan dari tanggung jawab sosial, Bank
5. Penyusunan pembaharuan metodologi penilaian risiko Mandiri telah menyisihkan sebagian profitnya untuk membangun
berdasarkan pendekatan berbasis risiko (Risk Based Approach) masyarakat dan lingkungannya.
dengan memperhatikan faktor-faktor terkait Nasabah; Negara
atau Area Geografis; Produk, Jasa atau Transaksi; dan/atau Sepanjang tahun 2017, Bank Mandiri mengeluarkan biaya sebesar
Jaringan Disribusi (Delivery Channel). Rp139.240.266.550 untuk menjalankan berbagai kegiatan
6. Dalam rangka meningkatkan kemampuan AMLO dalam yang berkaitan dengan program sosial dan kemasyarakatan.
melakukan analisa Transaksi Keuangan Mencurigakan (TKM) Adapun rincian mengenai dana penyaluran kegiatan CSR terkait
serta pengoperasian penggunaan AML System, telah dilakukan pengembangan sosial dan kemasyarakatan adalah sebagai berikut.
uji petik dan pelatihan AMLO di setiap Region.
7. Menjalin dan membina kerjasama dengan unit penyedia data
Kategori Kegiatan Biaya Pelaksanaan
dalam pemenuhan informasi data dan transaksi nasabah untuk
Bidang Lingkungan Hidup Rp480,180,500
kepentingan analisa transaksi nasabah.
Bidang Kesehatan Rp11,493,665,250
8. Peningkatan kualitas dan monitoring pelaporan Laporan
Bidang Sarana Umum dan Ibadah Rp100,836,424,857
Transaksi Keuangan Tunai (LTKT), Laporan Transaksi Keuangan
Bidang Bantuan Bencana Alam Rp1,948,764,031
dari dan ke Luar Negeri (LTKL), Laporan Trnasaksi Keuangan
Bidang Pengembangan Sosial Kemasyarakatan Rp10,173,089,780
Mencurigakan (LTKM), dan Sistem Informasi Pengguna Jasa
Bidang Pendidikan Rp14,308,142,132
Terpadu (SIPESAT).
Total Rp139,240,266,550
9. Bank Mandiri telah menyempurnakan sistem informasi sehingga
dapat menyajikan data rekening lawan (informasi pembayar)
Uraian terkait dengan tanggung jawab sosial perusahaan
transaksi pembayaran kartu kredit. Sekitar 99,5% transaksi
disampaikan pada bagian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan
pembayaran kartu kredit Mandiri dilakukan nasabah melalui
Laporan Keberlanjutan tahun 2017 yang menjadi bagian yang tidak
ATM Bank Mandiri, Internet Banking, Short Message Service
terpisahkan dalam Laporan Tahunan ini.
(SMS) Banking, Direct Debit, Overbooking, Transfer RTGS, Kliring/
SKN, dan transaksi Tunai di Cabang. Untuk penggunaan sarana
Sedangkan untuk pemberian dana kegiatan politik, selama tahun
transaksi pembayaran kartu kredit Mandiri ini, Bank Mandiri telah
2017 Bank Mandiri tidak melakukan pemberian dana untuk kegiatan
dapat menyajikan data rekening lawan (informasi pembayar)
politik atau kepada partai politik.
kartu kredit Mandiri.
10. Peningkatan pemahaman (awareness) APU dan PPT untuk
pegawai secara bankwide melalui training reguler APU dan PPT
Perkara Penting
Sepanjang tahun 2017, jumlah permasalahan hukum perdata dan
dengan beberapa media yaitu class-room training,e-Iearning dan
pidana yang telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang
sosialisasi kepada seluruh pegawai Cabang/Unit Kerja di Bank
tetap) dan yang masih dalam proses penyelesaian dapat disajikan
Mandiri serta Perusahaan Anak. Selain itu untukmeningkatkan
melalui tabel sebagai berikut.
penerapan program APU PPT di Cabang yang dilaksanakan oleh
Anti Money Laundering Officer (AMLO), maka pada tahun 2017 ini
juga telah dilakukan Workshop APU dan PPT serta assessment
Program APU PPT kepada seluruh AMLO.
Permasalahan Hukum yang Sedang Dihadapi Dewan Komisaris dan Direksi Yang Sedang Menjabat Serta Entitas Anak
Selama periode tahun 2017, tidak ada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Bank Mandiri yang sedang menjabat memiliki permasalahan hukum,
baik perdata maupun pidana.
Jumlah
No. Entitas Anak Perkara Penting
Perdata Pidana Hubungan Industrial
Perkara/Permasalahan Hukum yang masih
188 26 2
dalam proses penyelesaian
1. PT Bank Syariah Mandiri Perkara/Permasalahan Hukum yang telah
selesai (telah mempunyai kekuatan hukum 22 9 0
tetap)
Perkara/Permasalahan Hukum yang masih
3 - -
dalam proses penyelesaian
2. PT Mandiri Sekuritas Perkara/Permasalahan Hukum yang telah
selesai (telah mempunyai kekuatan hukum 1 - -
tetap)
Perkara/Permasalahan Hukum yang masih
22 - -
dalam proses penyelesaian
3. PT Mandiri Tunas Finance Perkara/Permasalahan Hukum yang telah
selesai (telah mempunyai kekuatan hukum 9 - -
tetap)
Perkara/Permasalahan Hukum yang masih
1 - -
dalam proses penyelesaian
PT Mandiri AXA General
4. Perkara/Permasalahan Hukum yang telah
Insurance
selesai (telah mempunyai kekuatan hukum 3 - -
tetap)
Perkara/Permasalahan Hukum yang masih
4 16 -
dalam proses penyelesaian
PT AXA Mandiri Financial
5. Perkara/Permasalahan Hukum yang telah
Services
selesai (telah mempunyai kekuatan hukum 10 4 -
tetap)
Perkara/Permasalahan Hukum yang masih
6 18 -
dalam proses penyelesaian
6. PT Bank Mandiri Taspen Perkara/Permasalahan Hukum yang telah
selesai (telah mempunyai kekuatan hukum 9 - -
tetap)
Jumlah
No. Entitas Anak Perkara Penting
Perdata Pidana Hubungan Industrial
Perkara/Permasalahan Hukum yang masih
- - -
dalam proses penyelesaian
Mandiri International
7. Perkara/Permasalahan Hukum yang telah
Remittance Sdn. Bhd.
selesai (telah mempunyai kekuatan hukum - - -
tetap)
Perkara/Permasalahan Hukum yang masih
- - -
dalam proses penyelesaian
Bank Mandiri (Europe)
8. Perkara/Permasalahan Hukum yang telah
Limited
selesai (telah mempunyai kekuatan hukum - - -
tetap)
Perkara/Permasalahan Hukum yang masih
- - -
dalam proses penyelesaian
PT Asuransi Jiwa Inhealth
9. Perkara/Permasalahan Hukum yang telah
Indonesia
selesai (telah mempunyai kekuatan hukum 1 - -
tetap)
Perkara/Permasalahan Hukum yang masih
4 - -
dalam proses penyelesaian
10. PT Mandiri Utama Finance Perkara/Permasalahan Hukum yang telah
selesai (telah mempunyai kekuatan hukum - 3 -
tetap)
Perkara/Permasalahan Hukum yang masih
- - -
dalam proses penyelesaian
PT Mandiri Capital
11. Perkara/Permasalahan Hukum yang telah
Indonesia
selesai (telah mempunyai kekuatan hukum - - -
tetap)
Apabila putusan
Mahkamah Agung RI
tersebut yang intinya
menguatkan Putusan
PT, maka tidak menutup
kemungkinan PT
Solaris Prima Energy
mengajukan gugatan
kembali.
Perkara Pencairan Deposito PT Pos Kasasi Resiko ganti rugi dan PT Bank Syariah Mandiri Tidak ada
Property Indonesia No.267/Pdt.G/2015/ reputasi. telah melakukan upaya
PN.Bdg antara Monfiori (Direktur semaksimal mungkin,
Utama PT Pos Property Indonesia sehingga PT Bank
dengan dan PT Bank Syariah Mandiri Syariah Mandiri telah
serta Ir. Sri Wikani dan Akhmad Rizani dinyatakan menang
(mantan Direktur PT Pos Property sesuai informasi pada
Indonesia). situs resmi Mahkamah
Agung RI. Namun
demikian, tidak
menutup kemungkinan
PT Pos Property
Indonesia mengajukan
gugatan kembali melalui
Pengadilan Agama
Bandung.
PT Mandiri Perkara PKPU/Pailit dengan nomor Saat ini perkara Tidak terdapat pembayaran PT Mandiri Tunas Tidak ada
Tunas Finance perkara 66/Pdt.Sus-Pkpu/2017/ tersebut masih dalam angsuran oleh debitur Finance telah melakukan
PN.Jkt.Pst di Pengadilan Niaga pada proses pembahasan kepada MTF sehingga tindakan yang terbaik
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas proposal perdamaian mempengaruhi performance untuk kepentingan
nama Debitur PT Multi Structure. antar debitur dengan perusahaan. perusahaan atas perkara
seluruh kreditur. tersebut.
Perkara Gugatan Perbuatan Melawan Saat ini perkara Debitur tidak melakukan PT Mandiri Tunas Tidak ada
Hukum dengan nomor perkara 541/ tersebut masih dalam pembayaran angsuran, MTF Finance telah melakukan
Pdt.G/2016/PN.Jkt.Pst di Pengadilan proses pengajuan tidak dapat melaksanakan tindakan yang terbaik
Negeri Jakarta Pusat atas nama Debitur upaya hukum banding eksekusi objek jaminan untuk kepentingan
PT Mulia Restu Mandiri Group. oleh debitur ke fidusia, serta terdapat perusahaan atas perkara
Pengadilan Tinggi DKI Risiko ganti rugi karena tersebut.
Jakarta. adanya gugatan dari Debitur
kepada MTF sehingga
mempengaruhi performance
perusahaan.
PT Mandiri Telah Selesai Risiko Ganti Rugi PT Mandiri AXA General Tidak Ada
Perkara PT Mewah Industri No. 253/
AXA General Insurance telah
Pdt.G/2017/PN.JKT.TIM dengan PT
Insurance melakukan upaya
Mandiri AXA General Insurance dan
maksimal pada tingkat
Turut Tergugat lainnya.
Pengadilan Negeri.
Masih dalam proses Risiko Ganti Rugi PT Mandiri AXA General Tidak ada
Insurance sebagai
Perkara PT Pupuk Subur Makmur No. anggota penanggung
341/Pdt.G/2015/PN.MDN dengan PT dalam perkara Ko-
Mandiri AXA General Insurance dan asuransi ini sampai saat
Turut Tergugat lainnya. ini melakukan upaya
maksimal pada tingkat
Pengadilan Tinggi
PT AXA Mandiri PT Mandiri AXA General Insurance Tidak ada Risiko pembayaran klaim Perkara saat ini masih Tidak Ada
Financial sebagai anggota penanggung dalam dalam proses di
Services perkara Ko-asuransi ini sampai saat Bareskrim dan AXA
ini melakukan upaya maksimal pada Mandiri mengikuti
tingkat Pengadilan Tinggi proses tersebut.
Dugaan Tindak Pidana Korupsi yang Saat ini masih dalam Risiko reputasi Perkara saat ini masih Tidak Ada
dilakukan oleh Nur Alam (Gubernur proses di Pengadilan. berproses di Pengadilan
Sulawesi Tenggara). Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat, dan
AXA Mandiri mengikuti
proses tersebut.
Kepailitan PT. Dimas Utama, dimana Saat ini masih dalam Risiko tidak dibayarkannya Perkara saat ini Tidak Ada
AMFS memiliki Piutang Premi dan proses Kepailitan yang premi dan excess claim berproses di Kurator PT.
excess claim. ditangani oleh Tim Dimas Utama (dalam
Kurator. Pailit) dan AXA Mandiri
mengikuti proses
tersebut
Dugaan Tindak Pidana Penipuan Proses ditingkat Resiko Reputasi Proses ditingkat Tidak Ada
dan/atau Penggelapan yang diduga Penyidikan di Polda Penyidikan di Polda
dilakukan oleh Fariani (Termaslahat) Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara dan
AXA Mandiri (Pelapor)
mengikuti proses
tersebut
Perkara No. 124/Pid.Sus/TPK/2017/ Perkara saat ini Resiko Reputasi Perkara saat ini masih Tidak Ada
PN.JKT.PST, dugaan tindak pidana masih berproses di berproses di Pengadilan
Grativikasi dalam penerbitan faktur Pengadilan Tindak Tindak Pidana Korupsi
pajak dan Pencucian Uang yang di Pidana Korupsi pada pada Pengadilan Negeri
lakukan oleh Jajun Jaenudin, S.Kom., Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dan
MM. Jakarta Pusat AXA Mandiri mengikuti
proses tersebut.
PT Bank Mandiri 76/Pdt.G/2012/PN.Dps. - Putusan Tidak signifikan, karena Melakukan upaya Tidak Ada
Taspen - Gugatan diajukan sehubungan PN.Dps. No.76/ potensi kerugiannya kecil, kasasi atas putusan
dengan status jaminan kredit Pdt.G/2012/ yaitu +/- Rp.46 juta (baik Pengadilian Negeri dan
atas nama debitur Nyoman Gede PN.Dps., PT Bank debet kredit) Pengadilan Tinggi yang
Parwita Kusuma yang dinyatakan Mandiri Taspen merugikan PT Bank
tidak sah karena sertifikatnya kalah. Mandiri Taspen
diperoleh secara tidak sah dari - Putusan
Penggugat. PT.Dps. No.154/
PDT/2013/PT.Dps,
PT Bank Mandiri
Taspen kalah.
- Saat ini sedang
proses kasasi
atas permohonan
PT Bank Mandiri
Taspen.
181/Pdt.G/2012/PN.Sgr - Putusan PN Tidak signifikan, potensi Menjaga putusan kasasi Tidak Ada
- Permohonan pembatalan lelang Singaraja No. kerugiannya kecil +/- Rp. 258 tetap menguntungkan
jaminan Penggugat (debitur) dan 181/PDT.G/2012/ juta (nilai lelang), PT Bank Mandiri Taspen.
pembatalan Perjanjian Kredit. PN. Sgr dan serta PT Bank Mandiri
Putusan PT No. Taspen.saat ini berada
83/PDT/2013/ dalam posisi yang
PT.Dps. keduanya dimenangkan berdasarkan
memenangkan putusan Pengadilan Negeri
PT Bank Mandiri dan Pengadilan Tinggi
Taspen..
- Saat ini sedang
proses kasasi
atas permohonan
Penggugat/
Termohon
Kasasi.
623/Pdt/G/2017/PN.Dps Perkaranya sedang Tidak signifikan, potensi Menunjuk kuasa Tidak Ada
- Gugatan diajukan karena dalam proses kerugiannya sebesar baki hukum profesional
Penggugat merasa keberatan pemeriksaan di debet kredit +/- Rp. 962 juta, untuk mengawal
dengan rencana lelang Hak Pengadilan Negeri dan posisi hukum PT Bank dan menangani agar
Tanggungan atas jaminan Denpasar pada Mandiri Taspen cukup kuat keputusan yang
kreditnya tahap pengambilan dijatuhkan tidak
keputusan merugikan PT Bank
Mandiri Taspen.
898/Pdt.G/2017/PN.Dps Perkaranya masih Tidak signifikan, karena Menangani perkara Tidak Ada
- Gugatan diajukan karena dalam pemeriksaan potensi kerugian sekitar dengan baik dan
Penggugat merasa keberatan di Pengadilan Rp.2,97 miliar (nilai baki keputusannya tidak
dengan rencana lelang Hak Negeri Denpasar, debet kredit), dan dalil boleh merugikan PT
Tanggungan atas jaminan dan Penggugat Penggugat tidak kuat. Bank Mandiri Taspen.
kreditnya sudah 4X tidak hadir
dipersidangan tanpa
alasan yang jelas,
dan pada sidang
berikutnya tanggal
20/2/2018 akan
diputus apabila
Penggugat tetap juga
tidak hadir
PT Asuransi Perkara penolakan pembayaran klaim Sudah selesai dengan Risiko Reputasi Mandiri Inhealth telah Tidak ada
Jiwa Inhealth asuransi karena telah kedaluwarsa, jalan Mediasi/Putusan melakukan proses
Indonesia dalam perkara Nomor :63/Pdt/G/2017/ Perdamaian (Akta Van mitigasi yang dilakukan
PN.Pbr di Pekanbaru. Daading) oleh Unit Legal yang
berada dibawah Risk
Management and
Legal Division dengan
Mengkaji ulang syarat
dan ketentuan di dalam
polis serta memperbaiki
strategi sosialisasi pada
jajaran teknis dan
operasional internal
Mandiri Inhealth dan
mitra usaha.
Siaran Pers
Keterbukaan Informasi dalam bentuk siaran pers yang dilakukan Bank Mandiri merupakan salah satu bentuk implementasi prinsip GCG yaitu
transparansi dan pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Siaran Pers yang telah dilakukan oleh Bank Mandiri selama tahun 2017 adalah
sebagai berikut.
Buletin
Bank Mandiri secara rutin menerbitkan buletin setiap tahunnya. Adapun buletin yang telah diterbitkan selama tahun 2017 yaitu:
Laporan Berkala
Jenis Laporan Tujuan Periode Laporan Jumlah
Laporan Tahunan OJK & BEI Tahunan 1
Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak OJK, BEI, Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN Triwulanan 4
Laporan Komposisi Kepemilikan Saham OJK Bulanan 12
Laporan Hutang Valas OJK Bulanan 12
Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum OJK & BEI Bulanan 12
Laporan Insidentil
Tanggal Perihal Laporan Tujuan
Januari – Desember 2017 Komposisi Kepemilikkan Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Sebanyak 12 laporan) OJK
Januari – Desember 2017 Permintaan Data Hutang/Kewajiban dalam valuta asing (Sebanyak 12 laporan) OJK
Januari – Desember 2017 Laporan Keuangan Publikasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Sebanyak 4 laporan) OJK, BEI, Kementerian
Keuangan, Kementerian
BUMN
24 Januari 2017 Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tahun Buku 2016 OJK & Kementerian BUMN
03 Februari 2017 Keterbukaan Informasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. terkait Pengumuman RUPS Tahunan OJK & BEI
Tahun Buku 2016
Kode Etik
Kode etik merupakan pedoman perilaku Jajaran Bank dalam menjalankan tugas dan kedinasan sehari-hari serta dalam melakukan hubungan
bisnis dengan para nasabah, rekanan maupun rekan kerja. Adanya aturan dasar yang dimuat dalam Kode Etik (Code of Conduct), menjadikan salah
satu komitmen Bank Mandiri terhadap prinsip-prinsip tata kelola, yang selama ini mendukung Bank Mandiri untuk mancapai Visi dan Misi yang
telah ditetapkan.
Etika kerja merupakan penjabaran prinsip-prinsip dasar perilaku pribadi dan profesional yang diharapkan dilakukan oleh Jajaran Bank Mandiri
dalam melaksanakan tugasnya. Etika bisnis merupakan prinsip moral terkait perilaku individu, perlindungan terhadap harta milik bank, dan
penyelenggaraan bisnis bank salah satunya dalam berinteraksi dengan stakeholders, sebagai dasar perilaku Jajaran Bank dalam menjalankan
aktivitas bisnis. Hal Ini merupakan standar perilaku yang harus diterapkan oleh seluruh level organisasi.
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris No. 002/KEP.DIR.KOM/2000 dan telah direvisi pada tahun 2013, Bank Mandiri
mempunyai kode etik yang memuat prinsip-prinsip dasar perilaku pribadi dan profesional yang dilakukan oleh seluruh karyawan Bank Mandiri.
Oleh sebab itu, keberadaan kode etik menjadi pedoman dan tanggung jawab perilaku bagi Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh pegawai Bank
Mandiri di seluruh jenjang Organisasi.
1. Benturan kepentingan Benturan kepentingan adalah suatu kondisi dimana Jajaran Bank dalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
(conflict of interest) kepentingan di luar kepentingan dinas, baik yang menyangkut kepentingan pribadi, keluarga maupun kepentingan pihak-pihak
lain sehingga Jajaran Bank tersebut dimungkinkan kehilangan obyektivitas dalam mengambil keputusan dan kebijakan sesuai
kewenangan yang telah diberikan Bank kepadanya. Oleh karenanya seluruh jajaran Bank:
a. Wajib menghindari kegiatan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan dan melaporkan kepada atasan langsung apabila
tidak dapat menghindari.
b. Dilarang memberikan persetujuan dan atau meminta persetujuan atas fasilitas kredit, serta tingkat bunga khusus maupun
kekhususan lainnya untuk:
i. Dirinya sendiri.
ii. Keluarganya.
iii. Perusahaan dimana ia dan atau keluarganya mempunyai kepentingan.
c. Dilarang bekerja pada perusahaan lain, kecuali apabila telah mendapatkan penugasan atau ijin tertulis dari Bank. Dewan
Komisaris dan Direksi yang mengikuti ketentuan regulator.
d. Dilarang menjadi rekanan secara langsung maupun tidak langsung, baik rekanan untuk barang atau jasa bagi Bank.
e. Dilarang mengambil barang-barang milik Bank untuk kepentingan sendiri, keluarga ataupun kepentingan pihak luar lainnya.
f. Hanya diperkenankan melakukan transaksi sekuritas, perdagangan valuta asing, logam mulia, transaksi derivatif dan barang
lainnya untuk kepentingan sendiri apabila tidak terjadi benturan kepentingan, pelanggaran peraturan insider trading dari Otoritas
Pasar Modal, dan peraturan lainnya.
2. Kerahasiaan a. Wajib memahami dan menjaga kerahasiaan setiap informasi, sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Menggunakan informasi yang diterima hanya untuk kegiatan Bank.
c. Dalam memberikan informasi, harus bertindak sesuai ketentuan yang berlaku.
d. Untuk menghindari penyalahgunaan, penyebaran informasi nasabah di lingkungan internal Bank dilakukan secara hati-hati dan
hanya kepada pihak yang berkepentingan.
e. Dilarang menyebarluaskan informasi kepada pihak luar mengenai:
i. Kegiatan Bank dengan Pemerintah Republik Indonesia.
ii. Kebijakan internal serta prosedur kerja Bank.
iii. Manajemen Sistem Informasi, Data dan Laporan
iv. Data karyawan, baik yang masih aktif maupun tidak
v. Kegiatan bisnis Bank, termasuk kegiatan dengan nasabah dan rekanan.
Kecuali atas persetujuan pejabat Bank yang berwenang atau karena perintah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
f. Kewajiban untuk menjaga hal-hal khusus yang harus dirahasiakan, tetap berlaku bagi mantan pegawai Bank.
3. Penyalahgunaan a. Dilarang menyalahgunakan wewenang dan mengambil keuntungan baik langsung maupun tidak langsung, dari pengetahuan
Jabatan dan Gratifikasi yang diperoleh dari kegiatan bisnis Bank untuk:
i. Keuntungan pribadi.
ii. Keuntungan bagi anggota keluarganya.
iii. Keuntungan bagi pihak-pihak lainnya.
b. Dilarang meminta atau menerima, mengizinkan atau menyetujui untuk menerima gratifikasi yang berhubungan dengan
jabatannya dan berlawanan dengan kewajibannya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Jenis-jenis gratifikasi dan mekanisme pelaporannya akan diatur dalam ketentuan tersendiri.
c. Dilarang meminta atau menerima, mengizinkan atau menyetujui untuk menerima suatu hadiah atau imbalan dari pihak ketiga
yang mendapatkan atau berusaha mendapatkan pekerjaan yang berkaitan dengan pengadaan barang maupun jasa dari Bank.
d. Dalam hal nasabah, rekanan, dan pihak-pihak lain memberikan bingkisan berupa barang atau dalam bentuk lainnya pada saat-
saat tertentu seperti pada Hari Raya, perayaan tertentu, musibah dan lainlain, apabila:
i. Akibat penerimaan bingkisan tersebut diyakini menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi keputusan bank, dan
ii. Harga bingkisan tersebut di luar batas yang wajar, maka Jajaran Bankyang menerima bingkisan tersebut harus segera
mengembalikan bingkisan tersebut dengan penjelasan secara sopan bahwa Jajaran Bank tidak diperkenankan menerima
bingkisan.
e. Dalam hal pemberian bingkisan sebagaimana disebutkan dalam butir (d) di atas karena satu dan lain hal sulit dikembalikan,
anggota Jajaran Bank yang menerima bingkisan tersebut harus segera melaporkan kepada atasannya untuk ditindaklanjuti.
f. Dalam hal nasabah, rekanan, dan pihak-pihak lain memberikan barang promosi, maka sepanjang akibat penerimaan barang
promosi tersebut tidak meninmbulkan dampak negative, maka diperbolehkan diterima.
g. Dalam rangka pengadaan barang dan jasa dari pihak ketiga untuk keperluan dinas Bank, harus berusaha mendapatkan harga
terbaik dengan potongan harga maksimal yang potongan harganya dibukukan untuk keuntungan Bank.
h. Dilarang menggunakan jabatannya untuk meminjam dari nasabah atau berhutang kepada nasabah.
i. Dilarang memanfaatkan kesempatan menggunakan fasilitas Bank untuk keuntungan sendiri di luar yang telah disediakan oleh
Bank.
4. Perilaku insiders a. Jajaran Bank yang memiliki informasi rahasia tidak diperkenankan menggunakan informasi tersebut untuk mengambil
keuntungan bagi dirinya sendiri, keluarganya atau pihak ketiga lainnya.
b. Dilarang menggunakan informasi internal untuk melakukan pembelian, atau memperdagangkan sekuritas, kecuali jika informasi
tersebut telah diketahui oleh publik.
c. Dilarang menyalahgunakan posisinya dan mengambil keuntungan baik langsung maupun tidak langsung bagi dirinya maupun
orang lain yang dapat mempengaruhi keputusan.
d. Pengambilan keputusan untuk menjual atau membeli aset Bank serta jasa lainnya harus dilakukan dengan mengutamakan
kepentingan Bank.
5. Integritas dan Akurasi a. Harus menyajikan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Data Bank b. Tidak diperkenankan membukukan dan/atau mengubah dan/atau menghapus pembukuan, dengan maksud untuk mengaburkan
transaksi.
c. Hanya diperkenankan melakukan perubahan atau penghapusan data berdasarkan otorisasi pejabat berwenang sesuai prosedur
yang telah ditetapkan Bank.
d. Tidak diperkenankan memanipulasi dokumen.
6. Integritas Sistem a. Harus senantiasa mawas diri dan menghindarkan keterlibatan Bank dalam kegiatan kriminal di bidang keuangan dan perbankan.
Perbankan b. Wajib mencurigai adanya transaksi yang tidak biasa dan wajib melakukan tindakan preventif dalam mendeteksi rekening-
rekening yang dicurigai telah digunakan untuk kegiatan seperti money laundering, terrorism financing, korupsi dan tindak
kejahatan lainnya.
Adapun etika bisnis sebagai dasar perilaku Jajaran Bank Mandiri dalam menjalankan aktivitas bisnis, mencakup aspek berikut:
3. Penyelenggaraan a. Mis-representasi
Bisnis Bank − Jajaran Bank yang mewakili Bank dalam berhubungan dengan pihak ketiga bertindak sesuai kapasitas dan kewenangannya.
− Jajaran Bank yang mewakili Bank memberikan keterangan, dokumen dan laporan yang benar dengan cara yang benar.
− Jajaran Bank menghindarkan diri dari tindakan-tindakan yang dapat menimbulkan kesalahpahaman dari pihak lain.
b. Hubungan dengan Mitra Kerja
− senantiasa memprioritaskan kepentingan Bank dalam berhubungan dengan mitra kerja.
− mencegah terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme serta citra negatif dalam berhubungan dengan mitra kerja.
− dalam bekerjasama dengan mitra kerja menerapkan prinsip profesionalisme dan keadilan yang dilandasi itikad baik.
c. Perilaku dalam Berkompetisi
− Bertanggungjawab menciptakan dan menjaga kompetisi yang sehat dalam menjalankan bisnis.
− Menjauhi, menghindari dan mencegah cara-cara berkompetisi yang tidak sehat dalam mengembangkan karirnya.
d. Hubungan dengan Organisasi Lain
− Dapat melakukan kontak bisnis dengan organisasi lain termasuk competitor sepanjang memberikan manfaat bagi Bank.
− menghindarkan diri dari segala bentuk kolaborasi/persekutuan yang tidak patut dengan pihak lain.
e. Mendapatkan dan Menggunakan Informasi Pihak Ketiga
− Menghindari perolehan informasi rahasia dari pihak ketiga/competitor dengan cara yang tidakpatut.
− Tidak merekrut pegawai kompetitor dengan tujuan untuk mendapatkan informasi rahasia dari perusahaan kompetitor.
f. Hubungan dengan Regulator
Memegang teguh prinsip etika dan ketentuan yang berlaku dalam membina hubungan dengan Regulator.
Selain itu, kode etik juga dapat diakses kapan saja oleh seluruh pegawai Bank Mandiri melalui portal Bank Mandiri yang disebut Knowledge
Management System (KMS).
Upaya implementasi dan penegakkan kode etik Bank Mandiri dilakukan dengan penuh kesadaran secara terus-menerus dalam bentuk sikap,
perbuatan, komitmen serta ketentuan yang dilakukan dengan:
1. Pernyataan Kepatuhan Kode Etik Bank Mandiri
Jajaran Bank Mandiri diharuskan membaca, memahami dengan baik serta diwajibkan menandatangani “Pernyataan Kepatuhan Jajaran Bank
terhadap Kode Etik”.
Proses internalisasi dan sosialisasi Budaya Kerja Unggul “Culture of Excellence”di Bank Mandiri dilakukan kepada seluruh level dalam organisasi
Bank Mandiri termasuk Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai melalui berbagai media seperti inclass training, diskusi dan pengarahan
manajemen saat kunjungan ke wilayah, sms/email blast, artikel di majalah Mandiri, materi teleconference/video taped, dan lain-lain. Selain
cara konvensional seperti tersebut di atas, untuk meningkatkan antusiasme Mandirian dalam menjalankan budaya kerja unggul, Bank Mandiri
membuat system yang disebut cultur excellence scoreboard seperti yang telah dijelaskan pada bagian profil perusahaan.
Dengan adanya proses internalisasi budaya kerja unggul, diharapkan Bank Mandiri akan memiliki keunggulan tidak hanya di sisi financial, tapi
juga memiliki Mandirian unggul untuk mencapai visi Bank Mandiri menjadi bank terbaik di ASEAN 2020.
Jumlah Pelanggaran Kode Etik Desember 2014 tentang Pedoman Pelaporan dan Penetapan Status
Pada tahun 2017, jumlah pelanggaran Bank Mandiri adalah sebagai Gratifikasi, yang selanjutnya akan direview secara periodik.
berikut:
Menindaklanjuti arahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait
Tabel Jumlah Pelanggaran Kode Etik dengan penentuan batasan nilai kewajaran dan penyesuaian dengan
Jenis Sanksi Jumlah Kategori Jumlah kondisi saat ini Bank Mandiri dalam menjalankan aktivitas bisnis
Teguran Tertulis 1 172 sehari-hari perlu menjaga hubungan kerjasama yang baik dengan
Ringan 226
Teguran Tertulis 2 54 nasabah, vendor, rekanan, mitra kerja dan seluruh stakeholder yang
Peringatan Tertulis 1 55 didasarkan pada etika, rasa saling percaya dan bertanggung jawab.
Peringatan Tertulis 2 13 Sedang 98 Oleh karena itu, Bank Mandiri telah menyempurnakan program
pengendalian gratifikasi dengan melakukan revisi PTO Pengendalian
Peringatan Tertulis Keras & Terakhir 30
Gratifikasi yang mulai diberlakukan pada Agustus 2016. Dalam revisi
PHK 53
Berat 94 PTO Pengendalian Gratifikasi telah diatur beberapa hal baru sebagai
Putus Kontrak 41
berikut:
Total 418 Total 418
a. Perluasan cakupan penerima gratifikasi di lingkungan Bank
Mandiri
Kebijakan Gratifikasi b. Pengaturan penerimaan gratifikasi dari Perusahaan Anak
Bank Mandiri menyadari bahwa pengendalian gratifikasi merupakan
c. Penetapan batas nilai kewajaran
kegiatan yang penting untuk menjaga proses bisnis berjalan sesuai
d. Perubahan batas waktu pelaporan penolakan/penerimaan
dengan etika bisnis yang menjunjung tinggi nilai integritas. Oleh
gratifikasi
karena itu, sejak tahun 2013, Bank Mandiri telah memiliki Petunjuk
e. Mekanisme penyimpanan uang/barang/bingkisan
Teknis Operasional (PTO) Gift Disclosure Statement yang mengatur
f. Penandatanganan Pakta Integritas
larangan penerimaan Gratifikasi bagi seluruh pegawai Bank Mandiri.
Selain itu, pengendalian Gratifikasi bertujuan untuk membangun
Dalam rangka mendukung program pemberantasan korupsi,
nilai-nilai Good Corporate Governance dan menanamkan value
Bank Mandiri aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang
integrity kepada seluruh pegawai Bank Mandiri sehingga dalam
dikoordinasikan oleh KPK diantaranya:
menjalankan aktivitas bisnis sehari-hari dengan nasabah, vendor,
a. Mengikuti workshop bersama KPK dan KLOP (Kementerian,
rekanan dan seluruh stakeholder selalu didasarkan pada etika,
Lembaga, Organisasi dan Pemerintahan) dalam pembahasan
rasa saling percaya dan bertanggung jawab. Dengan demikian
Indonesia Corporate University untuk mendukung Sistem
kepentingan bisnis tetap berjalan dengan baik dan beretika namun
Integritas Nasional.
tidak bertentangan dengan ketentuan larangan gratifikasi. Hingga
b. Mengikuti Forum Unit Pengendali Gratifikasi Nasional yang
saat ini, Bank Mandiri berusaha melakukan perbaikan terus-menerus
diselenggarakan pada tanggal 11-12 Desember 2017 di Jakarta.
dalam implementasi pengendalian gratifikasinya.
c. Mengikuti Festival Hari Anti Korupsi Sedunia Tahun 2017 yang
diselenggarakan pada tanggal 11-12 Desember 2017 di Jakarta,
Sebagai perwujudan Komitmen Pencegahan Terintegrasi Bank
dimana Bank Mandiri terpilih kembali untuk ketiga kalinya
Mandiri bersama KPK, yang ditandatangani pada tanggal 4
sebagai BUMN dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik.
November 2014, untuk menerapkan pengendalian gratifikasi
guna mendukung upaya pemberantasan tindak pidana korupsi di
Pengelolaan Pengendalian Gratifikasi
lingkungan Bank Mandiri, maka Bank Mandiri telah menetapkan
Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) berdasarkan Surat Keputusan
Unit Pengendali Gratifikasi
(SK) Direksi yang berlaku sejak tanggal 3 Juli 2015 dan juga telah
Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) Bank Mandiri berada di Compliance
mengimplementasikan pengendalian gratifikasi melalui program
Group, pada Corporate Governance & Business Ethic (CGB)
sosialisasi berkelanjutan, penandatanganan pakta integritas
Departemen. UPG berfungsi melakukan pengendalian Gratifikasi di
dan sentralisasi pelaporan gratifikasi melalui UPG. Selain itu,
lingkungan Bank Mandiri yang dalam menjalankan tugasnya dibantu
Bank Mandiri juga telah melakukan penyempurnaan ketentuan
oleh Decentralized Compliance and Operational Risk dan Anti Money
pengendalian gratifikasi di Bank Mandiri melalui perubahan PTO
Laundering Officer. Adapun susunan organisasi UPG Bank Mandiri
Gift Disclosure Statement menjadi PTO Pengendalian Gratifikasi,
adalah sebagai berikut:
menyesuaikan dengan Peraturan KPK No. 2 Tahun 2014 tanggal 9
Compliance Kepala
UPG Group Unit Kerja
Unit
Pengendalian
Gratifikasi
UPG Analisa
Unit
Pengendalian
(Kewenangan ✓
Gratifikasi Pengelolaan)
Jajaran Penentuan
Manfaat Penerbitan surat
Bank Mandiri Laporan penetapan
Triwulanan
Milik Pelapor
SLA
5HK 12HK 30HK 60HK 67HK
Implementasi Pengendalian Gratifikasi pada situs Mandiri Easy yang dapat diakses oleh seluruh pegawai
dengan masing-masing NIP. Pada akhir modul, terdapat post test
Pakta Integritas yang harus dikerjakan oleh pegawai untuk mengukur pemahaman
Dalam rangka mendukung program pengendalian gratifikasi, pegawai. E-Learning Pengendalian Gratifikasi telah diakses oleh
Bank Mandiri memiliki program Pakta Integritas yang merupakan 29.945 orang pegawai (78% dari total jumlah pegawai yang terdaftar
pernyataan seluruh jajaran Bank Mandiri untuk berkomitmen di Mandiri University Group sebanyak 38.559 pegawai ber NIP). Hasil
menjunjung tinggi moral dan integritas, melindungi dan menjaga post test memiliki rincian sebagai berikut:
citra, kredibilitas serta kepentingan Bank Mandiri dengan cara tidak a. Pegawai yang telah lulus program sebanyak 23.564 orang.
meminta atau menerima gratifikasi dari pihak yang memiliki benturan b. Pegawai yang belum lulus sebanyak sebanyak 5.865 orang.
kepentingan.
Program Pengendalian Gratifikasi Pada Perusahaan Anak
Pakta Integritas ditandatangani oleh Dewan Komisaris dan Jajaran Sebagai langkah untuk mewujudkan budaya integritas sebagai
Direksi pada saat ditetapkan serta dilakukan penandatanganan ulang salah satu standar “One Culture” di Mandiri Group, telah dilakukan
setiap tahun sekali. Selain itu, Pakta Integritas juga ditandatangani himbauan kepada seluruh Perusahaan Anak untuk menerapkan juga
oleh seluruh Jajaran Bank Mandiri (selain Dewan Komisaris dan program pengendalian Gratifikasi.
Jajaran Direksi) pada saat pertama kali bekerja di Bank Mandiri dan
dilakukan penandatanganan ulang setiap 2 tahun sekali. Selain hal tersebut di atas, dalam rangka pelaksanaan program
Pada tahun 2017, Bank Mandiri telah melaksanakan Refreshment Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi, telah dilakukan sosialisasi
Penandatanganan Pakta Integritas yang dihadiri oleh 1.000 peserta program pengendalian gratifikasi untuk Satuan Kerja Kepatuhan PT
perwakilan stakeholder eksternal yaitu rekanan/vendor dan Bank Syariah Mandiri pada bulan November 2017.
nasabah. Pada kegiatan tersebut mengundang Pejabat KPK sebagai
pembicara. Selanjutnya, refreshment penandatanganan Pakta Laporan Gratifikasi Tahun 2017
Integritas tersebut telah ditindaklanjuti dengan penandatanganan Pelaporan Gratifikasi di Bank Mandiri dilakukan oleh pegawai Bank
Pakta Integritas oleh Dewan Komisaris, Jajaran Direksi dan SEVP Mandiri dengan mengirimkan email kepada UPG. Pegawai Bank
serta seluruh Jajaran Bank Mandiri Kantor Pusat maupun Region Mandiri yang menerima/menolak gratifikasi melaporkan penerimaan/
pada Desember 2017 dengan total 39.906 pegawai. penolakannya kepada UPG melalui sarana email paling lama 5 Hari
Kerja setelah penerimaan/penolakan gratifikasi dengan mengirimkan
Sosialisasi dan Pemahaman Pengendalian Gratifikasi formulir pelaporan gratifikasi yang bisa diperoleh melalui kantor KPK
Sosialisasi dilakukan secara berkelanjutan oleh UPG berkoordinasi atau website KPK atau melalui file pada PTO Pengendalian Gratifikasi
dengan DCOR Head dan AMLO kepada Unit Kerja di Kantor Pusat, disertai dengan dokumen pendukung seperti foto barang, bukti
Region maupun melalui kelas-kelas regular ODP/SDP/Basic Branch acara serah terima, undangan dan dokumen pendukung lainnya.
Manager (BM)/ Intermediate BM/Advance BM.
Setelah menerima laporan, UPG akan melakukan review dan
Sampai dengan bulan Desember 2017, telah dilakukan sosialisasi mengelompokkan laporan gratifikasi apakah merupakan
tatap muka kepada kurang lebih 2.648 pegawai Bank Mandiri. kewenangan Bank Mandiri atau kewenangan KPK. Sampai Desember
Selain itu sosialisasi dilakukan pula melalui pemasangan Poster 2017, jumlah laporan penerimaan/penolakan Gratifikasi sebanyak 137
Pengendalian Gratifikasi di Region (Banking Hall) dan Kantor Pusat laporan. Penerimaan Gratifikasi yang dilaporkan di antaranya berupa
(Plaza Mandiri), melalui pengiriman Email Blast, Screen Saver, Tabloid honorarium, barang elektronik, cinderamata dan makanan.
Mandiri, pembuatan lemari pajang barang gratifikasi dan himbauan
kepada seluruh rekanan/mitra kerja Bank untuk tidak memberikan Whistleblowing System
gratifikasi terkait perayaan keagamaan dan tahun baru melalui media Berdasarkan SE BI No.13/28/DPNP mengenai Penerapan Strategi
surat kabar nasional. Anti Fraud bagi Bank Umum, Bank Mandiri telah melakukan berbagai
upaya untuk memantau dan memitigasi risiko fraud melalui
E-Learning Gratifikasi penerapan 4 pilar yaitu:
Program e-Learning Pengendalian Gratifikasi telah dilaksanakan oleh 1. Pencegahan
Jajaran Bank Mandiri dalam 2 (dua) batch, batch ke-1 dimulai tanggal 2. Deteksi
7 Agustus 2017 sampai dengan 25 Agustus 2017 dan batch ke-2 dimulai 3. Investigasi
tanggal 1 November 2017 sampai dengan 25 November 2017. Program 4. Pelaporan dan Sanksi
e-learning tersebut merupakan modul online yang dapat diakses 5. Pemantauan, Evaluasi dan Tindak Lanjut
Sebagai upaya untuk memantau dan mengendalikan fraud pada pilar 4. Unit kerja terkait menindaklanjuti laporan, bilamana diperlukan
deteksi, Bank Mandiri menyediakan kebijakan whistleblowing system akan dilakukan investigasi lebih lanjut.
yang dinamakan “Letter to CEO (LTC)”. LTC merupakan sarana laporan 5. Pelapor akan mendapatkan feedback status atas pengaduan
pengaduan fraud dari pegawai maupun pihak ketiga kepada Direktur yang dilaporkan.
Utama dengan menitikberatkan pada pengungkapan dari pengaduan
untuk meningkatkan efektivitas penerapan sistem pengendalian Perlindungan Bagi Whistleblower
fraud. Setiap pelapor akan diberikan jaminan perlindungan dari Bank
Mandiri dengan menjaga kerahasiaan identitas pelapor(nama, alamat,
Program LTC sebagai salah satu program Strategi Anti Fraud (SAF) nomor telepon, email dan unit kerja/perusahaan). Selain itu, pelapor
yang bertujuan untuk: diperbolehkan untuk tidak mencantumkan identitas (anonim).
1. Mendeteksi kejahatan fraud atau indikasi fraud dengan
adanya laporan pegawai atau pihak ketiga Bank Mandiri, yang Jenis Pelanggaran yang Dapat Dilaporkan
dapat disampaikan dengan mencantumkan baik secara jelas 1. Pengaduan yang masuk melalui LTC Bank Mandiri adalah laporan
identitasnya maupun anonymous, yang selanjutnya dapat yang terkait fraud/indikasi fraud dengan definisi sebagai berikut:
dilakukan proses investigasi ataupun tindakan tindak lanjut. a. Tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja di
2. Mendorong awareness atau kepedulian seluruh pegawai untuk lakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi
turut serta menjaga unit kerjanya dari kerugian akibat fraud Bank, nasabah, atau pihak lain, yang terjadi di lingkungan
sehingga kualitas pengawasan lebih baik dan rasa ikut memiliki Bank, dan/atau;
(sense of belonging) pegawai menjadi lebih tinggi. b. Menggunakan sarana Bank sehingga mengakibatkan Bank,
3. Meningkatkan reputasi perusahaan khususnya dalam konteks nasabah, atau pihak lain menderita kerugian, dan/atau;
Good Corporate Governance yang akan meningkatkan citra c. Pelaku fraud memperoleh keuntungan keuangan baik secara
perusahaan karena memiliki kelengkapan perangkat anti fraud langsung maupun tidak langsung.
yang memadai. 2. Jenis-jenis fraud
a. Korupsi yaitu menerima/meminta imbalan dan/atau
Pengelolaan Whistleblowing System penyelewengan atau penyalahgunaan uang Bank untuk
Pihak yang Mengelola Pengaduan Kepentingan pribadi atau orang lain dan/atau menggerakkan
Divisi Audit Internal merupakan Unit Kerja terkait yang mengelola orang lain atau membuat rencana untuk merugikan Bank.
pengaduan dimana laporan yang diterima oleh Group CEO kemudian b. Penipuan yaitu mengelabui Bank, nasabah atau pihak ketiga
ditindaklanjuti oleh unit kerja terkait tersebut. Bilamana diperlukan, dan/atau memalsukan dokumen, tanda tangan, bukti fisik
unit kerja tersebut akan dilakukan investigasi lebih lanjut. dan/atau segala bukti otentik.
c. Pencurian yaitu mengambil sebagian dan/atau keseluruhan
Penyampaian Laporan Pelanggaran aset atau data Bank yang bukan merupakan haknya.
dan Penanganan Pengaduan d. Pembiaran yaitu mengabaikan kewajiban prosedur atau
Indikasi fraud/fraud dapat disampaikan oleh Pelapor melalui tanggung jawab sebagai pegawai Bank secara sadar dan
mekanisme sebagai berikut. sengaja.
1. Menyampaikan pengaduan melalui media pelaporan yaitu: e. Pelanggaran yaitu melanggar ketentuan internal Bank
a. Email ke lettertoceo@bankmandiri.co.id maupun eksternal atau melakukan pembobolan Bank
b. Surat ke PO BOX 14000 JKTM 12700 dengan teknologi (cyber crime) dan/atau tanpa teknologi,
c. SMS ke 0811900777 termasuk rekayasa pelaporan keuangan atau tindak pidana
d. Website, dengan cara ketik lettertoceo pada browser perbankan (tipibank) sebagaimana diatur dalam Undang-
(intranet). undang Pokok Perbankan dan tindakan lain yang dapat
2. Pelapor akan mendapatkan Random Unique Number (RUN) atas dipersamakan dengan itu.
laporan fraud/indikasi fraud.
3. Laporan pengaduan langsung diterima oleh Group CEO dan
ditindaklanjuti oleh Unit Kerja terkait.
Feedback Status
Receive Report
Letter to CEO
Follow Up Investigation
Fraud Report
Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Penilaian sendiri (self assessment) Bank Mandiri dan Perusahaan Anak
Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/ dilaksanakan dengan mengacu kepada Surat Edaran Otoritas Jasa
POJK.03/2014 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi bagi Keuangan Nomor 15/SEOJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola
konglomerasi keuangan, Bank Mandiri selaku Entitas Utama dalam Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan dan mengacu kepada
konglomerasi keuangan dengan 11 (sebelas) Perusahaan Anak, telah peraturan sektoral Perusahaan Anak.
Group usaha Bank Mandiri. Bank Mandiri juga telah menyempurnaan proses dan hasil (outcome) pada 7 Faktor Penilaian Pelaksanaan Tata
organ tata kelola dengan membentuk Komite Tata Kelola Terintegrasi, Kelola terintegrasi sebagai berikut:
Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi (SKKT), Satuan Kerja Manajemen 1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama
Risiko Terintegrasi (SKMRT) dan Satuan Kerja Audit Internal (SKAIT). 2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris Entitas
4. Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi Penilaian Tata Kelola Terintegrasi (TKT) setiap semester melibatkan
5. Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Audit Internal seluruh Direksi dan Dewan Komisaris, Unit Manajemen Risiko, Unit
Terintegrasi Internal Audit, Unit Kepatuhan dan Corporate Secretary serta seluruh
6. Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Perusahaan Anak.
7. Penyusunan dan pelaksanaan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi
Hasil penilaian tata kelola terintegrasi selama tahun 2017 adalah
sebagai berikut:
Assessment Semester II
Penilaian pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi (TKT) dilakukan Anak yaitu Mandiri Utama Finance, Mandiri Tunas Finance, Mandiri
oleh Bank Mandiri dengan melibatkan seluruh Perusahaan Anak. Manajemen Investasi, Mandiri Sekuritas dan Bank.
Konglomerasi Bank Mandiri telah melakukan penerapan TKT yang
secara umum sangat baik, yaitu dengan telah terpenuhinya ketiga Dari aspek hasil, Perusahaan Anak Bank Mandiri telah memiliki
aspek TKT yang terdiri dari aspek struktur, proses dan hasil. Kebijakan Benturan Kepentingan dan Kebijakan Remunerasi yang
disesuaikan dengan Kebijakan Bank Mandiri yang mendukung
Dari aspek struktur, Bank Mandiri telah membentuk Komite Tata pelaksanaan tata kelola yang baik.
Kelola Terintegrasi, Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi, Satuan
Kerja Audit Intern Terintegrasi dan Satuan Kerja Manajemen Risiko Dari 7 (tujuh) parameter yang tertuang dalam SE OJK No. 15/
Terintegrasi. Bank Mandiri juga telah menyusun Pedoman Tata SEOJK.03/2015 dapat disampaikan bahwa seluruh parameter
Kelola Terintegrasi yang menjadi penyusunan Pedoman Tata Kelola tersebut telah diimplementasikan dengan sangat baik. Namun
Perusahaan bagi seluruh Perusahaan Anak. Saat ini, hampir seluruh demikian, masih terdapat beberapa Perusahaan Anak yang masih
Perusahaan Anak telah memiliki Pedoman Tata Kelola Perusahaan. harus menyempurnakan Pedoman Tata Kelola Perusahaan sesuai
Pada semester I di 2017, Bank Mandiri telah selesai menyusun Charter dengan Pedoman TKT Bank Mandiri.
Tata Kelola Terintegrasi yang menjadi pedoman pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab Komite TKT.
Dari aspek proses, Bank Mandiri telah melakukan tindak lanjut atas
temuan audit internal dan eksternal. Selain itu pada semester I 2017,
Bank Mandiri telah melakukan audit ke beberapa Perusahaan
Penilaian pelaksanaan TKT dilakukan oleh Bank Mandiri dengan melibatkan seluruh Perusahaan Anak. Konglomerasi Bank Mandiri telah
melakukan penerapan TKT yang secara umum sangat baik, yaitu dengan telah terpenuhinya ketiga aspek TKT yang terdiri dari aspek struktur,
proses dan hasil.
Dari aspek struktur, seluruh Dewan Komisaris dan Direksi telah Fit and Proper Test, sementara terdapat beberapa Dewan Komisaris dan Direksi
Perusahaan Anak yang masih dalam Fit and Proper Test, namun jumlahnya berkurang dibandingkan semester I. Pada semester II 2017, hanya
terdapat 1 (satu) Perusahaan Anak yang masih dalam penyusunan Pedoman Tata Kelola Perusahaan.
Dari aspek proses, Komite TKT telah melakukan rapat 2 (dua) kali, sesuai dengan ketentuan regulator. SKAIT telah melakukan audit kepada
seluruh Perusahaan Anak sesuai dengan Annual Audit Plan 2017. Seluruh Perusahaan Anak telah menyampaikan Laporan Kepatuhan Triwulanan
periode triwulan III dan IV.
Dari aspek hasil, seluruh anggota Konglomerasi Keuangan Bank Mandiri telah menjalankan tugas melalui organ-organ tata kelola, dan
mendokumentasikan dengan baik.
Dari 7 (tujuh) parameter yang tertuang dalam SE OJK No. 15/SEOJK.03/2015 dapat kami sampaikan bahwa seluruh parameter tersebut telah
diimplementasikan dengan sangat baik. Namun demikian, masih terdapat beberapa hal yang harus disempurnakan.
51% 51%
ment
est Multif
Inv nking & s in an
Ba curitie ce
Se
51%
99,99 %
ce
e
tan
anc
Remit
Insur
Ba mic
99,99%
g
he
nkin
n
Isla
Ba
100% Ven
ral
Ca ture
pita Gene ce
an
General
Insurance 60%
l Insur
Sampai dengan Desember 2017, struktur kepemilikan saham Bank Mandiri adalah sebagai berikut:
Perorangan 0,5%
Asco 37,00%
Perusahaan Anak
GCG Mechanism
BSM MS MTF MAGI AMFS BMTP MIR BMEL MI MUF MCI
Pedoman Tata Kelola
1. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Perusahaan
Dewan Komisaris
Direksi
1. Melakukan pengawasan terhadap penerapan tata kelola, tugas
1. Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank
dan tanggung jawab Direksi dan tindaklanjut hasil audit dari
Mandiri.
pihak intern dan ekstern.
2. Mengelola Bank Mandiri sesuai kewenangan dan tanggung
2. Membentuk komite atau menunjuk pihak untuk melaksanakan
jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan
fungsi yang mendukung tugas dan tanggung jawab Dewan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Komisaris paling sedikit komite/fungsi pemantau audit, dan
3. Memastikan penerapan TKT dalam konglomerasi keuangan.
komite / fungsi pemantauan kepatuhan.
4. Menyusun dan menyampaikan Pedoman TKT kepada seluruh
3. Menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris yang paling sedikit
Perusahaan Anak.
mencakup frekuensi, kehadiran dan tata cara pengambilan
5. Mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
keputusan.
Pedoman TKT.
4. Menyusun tata tertib kerja Dewan Komisaris.
6. Menindaklanjuti arahan/nasihat Dewan Komisaris Bank Mandiri
dalam rangka penyempurnaan Pedoman TKT. Direksi
1. Melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan.
Dewan Komisaris dan Direksi Bank Mandiri adalah sebagai berikut : 2. Menyusun Pedoman Tata Kelola Perusahaan.
3. Menindaklanjuti hasil audit dan rekomendasi dari SKAI, auditor
Dewan Komisaris eksternal, serta hasil pengawasan dari otoritas.
Hartadi A. Sarwono Komisaris Utama/Komisaris Independen 4. Menyelenggarakan rapat Direksi.
Dewan Komisaris
Direksi
Kepas Antoni Adrianus Manurung Komisaris Utama
Toni Eko Boy Subari Direktur Utama Ramanathan Kumar Guru Komisaris
Ade Cahyo Nugroho Direktur Frans Wiyono Komisaris Independen
Achmad Syafii Direktur Indra Noor Komisaris Independen
Putu Rahwidhiyasa Direktur
Kusman Yandi Direktur
Edwin Dwidjajanto Direktur
Direksi
Choirul Anwar Direktur
Paul Henri Rastoul Direktur Utama
Djoko Yoewono Direktur
Sylvain Ducros Direktur
2. Mandiri Sekuritas
Dewan Komisaris
5. AXA Mandiri Financial Services
Darwin Cyril Noerhadi Komisaris Utama/ Komisaris Independen
Alexandra Askandar Komisaris
Dewan Komisaris
Suresh Lilaram Narang Komisaris Independen
Myland Komisaris Utama
Wien Irwanto Komisaris
Paul Henri Nicolas Pierre Marie Rastoul Komisaris
Wihana Kirana Jaya Komisaris Independen
Akhmad Syakhroza Komisaris Independen
Direksi
Silvano Winston Rumantir Direktur Utama
Laksono Widito Widodo Direktur
Direksi
Lisana Irianiwati Direktur
Jean-Philippe Louis Michel Direktur Utama
Heru Handayanto Direktur
Vandenschrick
Tisye Diah Retnojati Direktur
Ni Nyoman Trisnasari Direktur
3. Mandiri Tunas Finance
Henky Oktavianus Direktur
Dewan Komisaris
Direksi
7. Mandiri International Remittance Sdn.Bhd. Stanley Setia Atmadja Direktur Utama
Judy Lesmana Direktur
Direksi Kuki Kadarisman Direktur
Wahyu Surahmat Direktur Utama
Agus Haryanto Direktur
Elmega Rosinta Greaceace Direktur 11. Mandiri Capital Indonesia
Diah Natalin Saragih Direktur
Dewan Komisaris
Joseph Georgino Godong Komisaris Utama
8. Mandiri (Europe) Limited Rahmat Broto Triaji Komisaris
Board Member
Mahendra Siregar Independent Non Executive
Director & Chairman
Direksi
Mardianto Eddiwan Danusaputro Direktur Utama
John Kenrick Williams Independent Non Executive
Director Hira Laksamana Direktur
Sulaeman Non Executive Director
I Nyoman G. Suarja Chief Executive Komite Tata Kelola Terintegrasi
Bank Mandiri telah membentuk Komite Tata Kelola Terintegrasi
(TKT) yang beranggotakan Komisaris Independen Bank Mandiri dan
9. Mandiri Inhealth Komisaris Independen Perusahaan Anak perwakilan setiap industri.
Komite TKT memiliki tugas dan tanggung jawab paling sedikit:
Komite TKT Bank Mandiri diketuai oleh Bpk. Goei Siauw Hong selaku 2. Menyusun laporan pelaksanaan kepatuhan terintegrasi kepada
Komisaris Independen Bank Mandiri. Selama tahun 2017, Komite Tata Direktur Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan dan laporan
Kelola terintegrasi telah melakukan 2 (dua) kali rapat sebagai berikut: tahunan Tata Kelola Terintegrasi.
3. Menyelenggarakan forum dengan Perusahaan Anak mengenai
Tanggal pelaksanaan fungsi kepatuhan terintegrasi.
Agenda
Pelaksanaan
16 Agustus 2017 1. Pembentukan Subsidiaries Management Group Selama tahun 2017, SKKT Bank Mandiri telah melakukan beberapa
2. Update Pelaksanaan Fungsi Satuan Kerja Audit
Internal Terintegrasi inisiatif dalam rangka pelaksanaan TKT yaitu sebagai berikut:
3. Hasil Penilaian RBBR Konsolidasi Semester I/2017 1. Penyelarasan kebijakan kepatuhan dan mekanisme pengelolaan
20 Desember 2017 Pembahasan Hasil onsite review OJK dalam Penerapan risiko kepatuhan.
Tata Kelola Terintegrasi
2. Secara triwulanan, menerima dan mereview laporan kepatuhan
Perusahaan Anak.
Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi (SKKT)
3. Secara triwulanan, menyusun laporan pelaksanaan kepatuhan
Sejalan dengan implementasi POJK No. 18/POJK.03/2014, Bank
terintegrasi. Pada akhir tahun 2017, SKKT juga telah menyusun
Mandiri telah menetapkan Compliance Group sebagai SKKT yang
laporan tahunan Tata Kelola Terintegrasi.
mengawasi penerapan fungsi kepatuhan di Mandiri Group. Adapun
4. Forum diskusi dengan Perusahaan Anak untuk membahas
tugas dan tanggung jawab SKKT adalah sebagai berikut:
penilaian profil risiko kepatuhan (forward looking) dan mitigasi
1. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan fungsi kepatuhan
atas isu kepatuhan yang terjadi di Perusahaan Anak.
pada seluruh Perusahaan Anak.
5. Forum komunikasi dengan Perusahaan Anak atas pemenuhan
kewajiban regulasi sebagai berikut:
Satuan Kerja Audit Terintegrasi (SKAIT) Satuan Kerja Manajemen Risiko Terintegrasi
Entitas Utama telah menetapkan Internal Audit sebagai SKAIT yang Bank Mandiri menetapkan Credit Portfolio Risk Group sebagai Unit
independen terhadap satuan kerja operasional. SKAIT, dalam hal ini Kerja Koordinator SKMRT, yang independen terhadap satuan kerja
Internal Audit, juga telah berkolaborasi dengan 1st line dan 2nd line operasional lainnya dan telah memiliki kebijakan, prosedur dan
serta Internal Audit Perusahaan Anak untuk memastikan pelaksanaan penetapan limit risiko yang memadai. SKMRT memiliki tugas dan
fungsi internal control berjalan efektif di Mandiri Group. tanggung jawab yang tertuang dalam Pedoman TKT antara lain
sebagai berikut:
SKAIT memiliki tugas dan tanggung jawab yang tertuang dalam 1. Memberikan masukan kepada Direksi dalam penyusunan
Pedoman TKT sebagai berikut: kebijakan manajemen risiko terintegrasi;
1. Melaksanakan audit pada Perusahaan Anak baik secara 2. Memantau pelaksanaan kebijakan manajemen risiko terintegrasi
individual, audit bersama atau berdasarkan laporan dari SKAI termasuk mengembangkan prosedur dan alat untuk identifikasi,
Perusahaan Anak; pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko;
2. Memantau pelaksanaan audit Internal pada masing-masing 3. Melakukan pemantauan risiko pada konglomerasi keuangan
Perusahaan Anak dengan melakukan: berdasarkan hasil penilaian:
a. Evaluasi rencana audit SKAI Perusahaan Anak dalam rangka a. Profil risiko setiap Perusahaan Anak dalam Konglomerasi
penyelarasan rencana audit terintegrasi; Keuangan;
b. Evaluasi hasil audit internal dan eksternal Perusahaan Anak b. Tingkat risiko masing-masing risiko secara terintegrasi;
beserta tindak lanjutnya dalam rangka penyusunan laporan c. Profil risiko secara terintegrasi.
audit internal terintegrasi. 4. Melakukan stress testing;
5. Melaksanakan kaji ulang berkala untuk memastikan:
Selama tahun 2017, SKAIT Bank Mandiri telah memastikan a. Keakuratan metodologi penilaian risiko;
pelaksanaan fungsi internal kontrol di perusahaan Anak: b. Kecukupan implementasi sistem informasi manajemen;
1. Melaksanakan audit terhadap 11 (sebelas) Perusahaan Anak baik c. Ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko,
secara secara individual oleh SKAIT dan audit bersama dengan secara terintegrasi.
SKAI Perusahaan Anak khusus untuk Bank Syariah Mandiri dan 6. Mengkaji usulan lini bisnis baru yang bersifat strategis dan
Bank Mantap. berpengaruh signifikan terhadap eksposur risiko konglomerasi
2. Melakukan evaluasi dan penyelarasan rencana audit dengan keuangan;
Perusahaan Anak sebelum menyusun Annual Audit Plan (AAP) 7. Memberikan informasi kepada komite manajemen risiko
Bank Mandiri maupun Perusahaan Anak. terintegrasi terhadap hal-hal yang perlu ditindaklanjuti terkait
3. Melakukan review terhadap Laporan Hasil Audit SKAI Perusahaan hasil evaluasi terhadap penerapan manajemen risiko terintegrasi;
Anak beserta tindak lanjutnya secara triwulanan. 8. Memberikan masukan kepada komite manajemen risiko
4. Menyusun Laporan Pelaksanaan Fungsi Audit Internal terintegrasi, dalam rangka penyusunan dan penyempurnaan
Terintegrasi. kebijakan manajemen risiko terintegrasi;
9. Menyusun dan menyampaikan laporan profil risiko terintegrasi
Disamping itu, SKAIT Bank Mandiri juga melakukan beberapa hal secara berkala kepada Direktur yang membawahkan fungsi
dalam rangka meningkatkan fungsi SKAI Terintegrasi yaitu sebagai manajemen risiko terintegrasi dan kepada komite manajemen
berikut: risiko terintegrasi.
1. SKAIT dan SKAI Perusahaan Anak telah melakukan penyelarasan
Internal Audit Charter. Internal Audit Charter Perusahaan Anak Selama tahun 2017, SKMRT telah melakukan beberapa inisiatif dalam
telah dicantumkan klausul yang menyatakan “Bank Mandiri rangka pelaksanaan manajemen risiko terintegrasi yaitu sebagai
selaku entitas utama dapat melakukan audit kepada perusahaan berikut:
anak dalam rangka meyakini aktivitas internal control, risk 1. Pengawasan aktif manajemen melalui forum dan komite secara
management dan governance process”. berkala.
2. Penempatan Kepala SKAIT Perusahaan Anak dengan 2. Monitoring peningkatan kesadaran risiko secara berkelanjutan
memperhatikan rekomendasi SKAIT. melalui Risk Awareness Survey (RAWS).
3. Penyelenggaraan Rapat Komite Audit Perusahaan Anak yang
dapat mengundang SKAIT.
4. Penyelenggaraan forum SKAI Mandiri Group secara triwulanan.
3. Perbaikan proses manajemen risiko pada Perusahan Anak pada Mandiri Subsidiaries Management Principle Guideline (MSMPG)
metodologi, proses, maupun kebijakan melalui on-site review Mandiri Subsidiaries Management Principles Guideline (MSMPG)
dan asistensi. merupakan pedoman bagi Bank Mandiri dan Perusahaan Anak dalam
4. Review metodologi penilaian Risk Based Bank Rating pada Bank membangun ekosistem kolaborasi bisnis melalui budaya kinerja.
dan Perusahaan Anak. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan nilai tambah bagi Bank
5. Penyelasaran metodologi penyusunan Risk Appetite Statement Mandiri dan Perusahaan Anak secara berkesinambungan, dengan
dan Stress Test. tetap berpegang kepada prinsip-prinsip GCG dan Anggaran Dasar
dari masing-masing Perusahaan Anak.
Kebijakan Transaksi Intragrup
Pengembangan Bank Mandiri dan perusahaan anak secara agresif MSMPG merupakan salah satu wujud komitmen Bank Mandiri untuk
pada berbagai segmen bisnis membuat Bank Mandiri serta senantiasa menerapkan GCG dan Risiko Terintegrasi, yang disusun
Perusahaan Anak senantiasa bersinergi dan berkolaborasi dalam sesuai dengan amanat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 17/
satu ekosistem bisnis. Hal tersebut menimbulkan eksposur transaksi POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014 Tentang Penerapan
intragroup dalam Mandiri Group. Bank senantiasa menjaga agar Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan dan
Transaksi Intragroup sesuai dengan aturan eksternal dan internal POJK TKT.
baik dari segi eksposur maupun prosesnya.
Prinsip pengelolaan Perusahaan Anak Bank Mandiri sesuai dengan
Seluruh proses transaksi intragroup serta kerjasama yang terjalin ketentuan MSMPG meliputi aktivitas konsolidasi dan asistensi
didalam Mandiri Group dijalankan sesuai dengan ketentuan manajemen risiko, laporan keuangan, GCG, Kepatuhan serta Anti
internal yang berlaku sesuai Standar Prosedur dan Petunjuk Teknis Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-
Operasional serta senantiasa berpedoman pada Mandiri Subsidiaries PPT), pengelolaan human capital, procurement, aktivitas asistensi
Management Principles Guideline, yaitu pedoman bagi Mandiri Group pelaksanaan audit, sinergi bisnis maupun strategy dan performance.
dalam membangun ekosistem kolaborasi bisnis. Adapun kebijakan MSMPG diberlakukan dengan mengacu pada prinsip dasar
mengenai risiko transaksi intragroup di Bank Mandiri mengacu pengelolaan Perusahaan Anak sebagaimana berikut:
kepada POJK 17/POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014 serta 1. Perusahaan Anak merupakan entitas terpisah dari Bank Mandiri.
SEOJK No.14/SEOJK.03/2015 tanggal 25 Mei 2015 tentang Manajemen 2. Pengelolaan Perusahaan Anak dilakukan secara profesional
Risiko Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan. Kebijakan mengenai dan tidak melakukan intervensi ke dalam kegiatan operasional
risiko transaksi intragroup Bank Mandiri tertuang pada Kebijakan Perusahaan Anak.
Manajemen Risiko Bank Mandiri (KMRBM) serta Standar Prosedur Risk 3. Pengelolaan Perusahaan Anak dilakukan tanpa menyampingkan
Based Bank Rating (SP RBBR). tugas dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris
Perusahaan Anak sesuai Anggaran Dasar.
Bank Mandiri senantiasa melakukan monitoring terhadap kinerja 4. Pengelolaan Perusahaan Anak ditujukan untuk mengoptimalkan
bisnis maupun risiko yang timbul atas sinergi bisnis dengan keuntungan yang berkelanjutan, mengurangi risiko, memenuhi
Perusahaan Anak. Dalam hal ini, Bank Mandiri selalu memastikan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan tata kelola yang
bahwa Transaksi Intragroup dalam Mandiri Group senantiasa sesuai baik.
dengan aturan serta limit yang telah ditetapkan Regulator.
Pemerintah Republik
Indonesia
Pada saat didirikan, penyertaan modal Negara Republik Indonesia kepada Bank Mandiri dilakukan berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah No.
75 Tahun 1998 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) di Bidang Perbankan tanggal
1 Oktober 1998. Penyertaan modal tersebut dilakukan dengan mengalihkan saham milik negara pada ex-legacy Bank Mandiri, yaitu Bank Bumi Daya,
Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia .
Sebagai pemegang saham mayoritas, saat ini Pemerintah Republik Indonesia mempunyai komposisi kepemilikan saham sebesar 60% (enam puluh
persen) atau sejumlah 28.000.000.000 (dua puluh delapan miliar) lembar saham, dari seluruh jumlah saham tersebut terdapat satu lembar saham
Seri A Dwiwarna.
Secara lebih rinci Informasi Pemegang Saham Utama dan Pengendali dilihat pada bagian Komposisi Pemegang Saham pada Laporan Tahunan ini.
Selain itu perlakuan yang sama terhadap pemegang saham juga tercermin dalam pelaksanaan RUPS Perseroan, dengan setiap pemegang saham
mempunyai hak untuk mengajukan usulan mata acara RUPS kepada Perseroan.
*Fraud yang telah ditindaklanjuti melalui proses hukum merupakan bagian dari fraud yang telah diselesaikan
2. Orang Dalam yang memiliki insider information dilarang 4. Direksi dan Dewan Komisaris dan pihak-pihak yang karena
mempengaruhi pihak manapun termasuk keluarga Orang Dalam kedudukan, profesi/hubungan tertentu dengan Bank yang
untuk melakukan pembelian atau penjualan saham. melakukan insider trading pertanggungjawabannya sesuai dengan
3. Orang Dalam selain Direksi dan Dewan Komisaris yang melakukan ketentuan yang berlaku.
pelanggaran sebagaimana diatur diatas dan terbukti melakukan 5. Annual Disclosure/Pernyataan Tahunan mencantumkan larangan
transaksi dan/atau memberikan insider information akan insider trading. Kewajiban pemberian pernyataan tahunan bagi
dikenakan sanksi disiplin sebagaimana diatur dalam Standar jajaran Bank diatur dalam code of conduct dan/atau SPSDM.
Pedoman Sumber Daya Manusia (SPSDM).
atau sesuai kebutuhan Perseroan senantiasa dilakukan Selain itu, Bank Mandiri juga memberikan pelatihan terkait anti korupsi
penyempurnaan sejalan dengan perkembangan Perseroan kepada para pegawainya. Adapun pelatihan terkait anti korupsi yang
dan/atau pemenuhan ketentuan perundangan dan terakhir dilaksanakan selama tahun 2017, yaitu:
sebagaimana disempurnakan pada tahun 2016.
3. Melakukan sosialisasi program pengendalian gratifikasi kepada
seluruh jajaran pegawai dan stakeholder Bank Mandiri.
Keterangan Keterangan
No. Prinsip dan Rekomendasi No. Prinsip dan Rekomendasi
Penyajian Penyajian
Does the company disclose the list of board Are the company’s notice of the most recent
426-429, 431-
A.3.7 members who attended the most recent AGM/circulars fully translated into English
433, 435-438 B.2.2 425, 430, 434
AGM? and published on the same date as the local-
language version?
Does the company disclose that all board
426-429, 431-
A.3.8 members and the CEO (if he is not a board Does the notice of AGM/ circulars have the
433, 435-438
member) attended the most recent AGM? following details:
Does the company allow for voting in 426-429, 431- Are the profiles of directors/commissioners
A.3.9
absentia? 433, 435-438 ( at least age, academic qualification,
B.2.3 date of first appointment, experience, and 90-101
Did the company vote by poll (as opposed to directorships in other listed companies) in
426-429, 431-
A.3.10 by show of hands) for all resolutions at the seeking election/re-election included?
433, 435-438
most recent AGM?
Are the auditors seeking appointment/re-
Does the company disclose that it has B.2.4 426, 435
appointment clearly identified?
appointed an independent party (scrutineers/
A.3.11 425,430,434
inspectors) to count and/or validate the votes Were the proxy documents made easily
B.2.5 422
at the AGM? available?
Does the company make publicly available Insider trading and abusive self-dealing
B.3
by the next working day the result of the votes should be prohibited.
A.3.12 425,430,434
taken during the most recent AGM/EGM for all
resolutions? Does the company have policies and/or rules
prohibiting directors/commissioners and
B.3.1 455, 503
Do companies provide at least 21 days notice employees to benefit from knowledge which
A.3.13 425,430,434
for all AGMs and EGMs? is not generally available to the market?
Does the company provide the rationale and Are the directors / commissioners required
explanation for each agenda item which B.3.2 to report their dealings in company shares 118
A.3.14 require shareholders’ approval in the notice 425-438 within 3 business days?
of AGM/circulars and/or the accompanying
statement? Related party transactions by directors
B.4
and key executives.
Does the company give the opportunity for
A.3.15 shareholder to place item/s on the agenda 422-438 Does the company have a policy requiring
of AGM? directors /commissioners to disclose their
B.4.1 455, 503
interest in transactions and any other
Markets for corporate control should be conflicts of interest?
A.4 allowed to function in an efficient and
transparent manner. Does the company have a policy requiring
a committee of independent directors/
In cases of mergers, acquisitions and/or commissioners to review material/
B.4.2 309-311
takeovers requiring shareholders’ approval, significant RPTs to determine whether they
does the board of directors/commissioners of are in the best interests of the company and
A.4.1 300-303
the company appoint an independent party shareholders?
to evaluate the fairness of the transaction
price? Does the company have a policy requiring
board members (directors/commissioners)
The exercise of ownership rights by all B.4.3 to abstain from participating in the board 455, 503
A.5 shareholders, including institutional discussion on a particular agenda when they
investors, should be facilitated. are conflicted?
Does the company disclose its practices Does the company have policies on loans
A.5.1 to encourage shareholders to engage the 423 to directors and commissioners either
company beyond AGM? B.4.4 forbidding this practice or ensuring that they 309-310
are being conducted at arm’s length basis
B Equitable Treatment of Shareholders and at market rates?
B.1 Shares and voting rights Protecting minority shareholders from
B.5
Do the company’s ordinary or common abusive actions
B.1.1 422-423
shares have one vote for one share? Does the company disclose that RPTs are
Where the company has more than one class B.5.1 conducted in such a way to ensure that they 309-318
of shares, does the company publicise the are fair and at arms’ length?
422, 426-429,
B.1.2 voting rights attached to each class of shares In case of related party transactions requiring
431-433, 435-438
(e.g. through the company website / reports/ B.5.2 shareholders’ approval, is the decision made 309-310
the stock exchange/ the regulator’s website)? by disinterested shareholders?
B.2 Notice of AGM C Role of Stakeholders
Does each resolution in the most recent The rights of stakeholders that are
AGM deal with only one item, i.e., there is 426-429, 432- established by law or through mutual
B.2.1
no bundling of several items into the same 433, 435-538 C.1 agreements are to be respected.
resolution? (Does the company disclose a policy And
Practices That Address :)
The existence and scope of the company’s
C.1.1 724-727
efforts to address customers’ welfare?
C.1.2 Supplier/contractor selection procedures? 728-729
Keterangan Keterangan
No. Prinsip dan Rekomendasi No. Prinsip dan Rekomendasi
Penyajian Penyajian
The company’s efforts to ensure that its Does the company disclose the direct and
value chain is environmentally friendly or D.1.4 indirect (deemed) shareholdings of senior 307-308
C.1.3 706-711
is consistent with promoting sustainable management?
development?
Does the company disclose details of the
The company’s efforts to interact with the parent/holding company, subsidiaries,
C.1.4 718-723 D.1.5 126-127, 147-149
communities in which they operate? associates, joint ventures and special
purpose enterprises/ vehicles (SPEs)/ (SPVs)?
The company’s anti-corruption programmes
C.1.5 691-692
and procedures? D.2 Quality of Annual Report
C.1.6 How creditors’ rights are safeguarded? 407 D.2.1 Corporate objectives 86
Does the company have a separate D.2.2 Financial performance indicators 16-19
C.1.7 report/section that discusses its efforts on 724-727
environment/economy and social issues ? D.2.3 Non-financial performance indicators 20-21
Does the company have a policy or D.5.2 Does the non-audit fee exceed the audit fees? 621
procedures to protect an employee/person
C.4.2 677 D.6 Medium of communications
who reveals illegal/unethical behaviour from
retaliation? D.6.1 Quarterly reporting 664, 668-669
D Disclosure and Transparency D.6.2 Company website 664
D.1 Transparent ownership structure D.6.3 Analyst’s briefing 664-665
Does the information on shareholdings reveal D.6.4 Media briefings /press conferences 665-667
D.1.1 the identity of beneficial owners, holding 5% 115-116
shareholding or more? Timely filing/release of annual/financial
D.7
reports
Does the company disclose the direct and
D.1.2 indirect (deemed) shareholdings of major 115, 688 Are the audited annual financial report / Laporan
and/or substantial shareholders? D.7.1 statement released within 120 days from the Tahunan
financial year end? halaman opini
Does the company disclose the direct and
117-118, 455, Is the annual report released within 120 days
D.1.3 indirect (deemed) shareholdings of directors D.7.2 website
554 from the financial year end?
(commissioners)?
Keterangan Keterangan
No. Prinsip dan Rekomendasi No. Prinsip dan Rekomendasi
Penyajian Penyajian
Is the true and fairness/fair representation Does the company have a term limit of nine
of the annual financial statement/ Laporan years or less or 2 terms of five years¹ each for
D.7.3 reports affirmed by the board of directors/ Keuangan its independent directors/ commissioners?
commissioners and/or the relevant officers of halaman opini E.2.5 ¹The five years term must be required by 441, 487
the company? legislation which pre-existed the introduction
of the ASEAN Corporate Governance
Company website (Does the company Scorecard in 2011
D.8 have a website disclosing up-to-date
information on the following:) Has the company set a limit of five board
seats that an individual independent/non-
Financial statements/reports (latest E.2.6 454, 502
D.8.1 150 executive director/commissioner may hold
quarterly) simultaneously?
Materials provided in briefings to analysts Does the company have any executive
D.8.2 150
and media E.2.7 directors who serve more than two boards of 454, 502
D.8.3 Downloadable annual report 150 listed companies outside of the group?
Code of Ethics or Conduct E.2.18 Does the company have an Audit Committee? 532-544
Are the details of the code of ethics or conduct Is the Audit Committee comprised entirely
E.2.1 670-672 of non-executive directors/ commissioners
disclosed? E.2.19 535-536
with a majority of independent directors/
Are all the directors/commissioners, senior commissioners?
E.2.2 management and employees required to 672
comply with the code/s? Is the chairman of the Audit Committee an
E.2.20 535-536
Independent Director/ Commissioner?
Does the company have a process to
E.2.3 implement and monitor compliance with the 672-673 Does the company disclose the terms of
code/s of ethics or conduct? E.2.21 reference/ governance structure/charter of 533
the Audit Committee?
Board Structure & Composition
Does at least one of the independent
Do Independent directors/commissioners directors/ commissioners of the committee
E.2.22 536
E.2.4 make up at least 50% of the board of 456 have accounting expertise
directors/commissioners? (accounting qualification or experience)?
Keterangan Keterangan
No. Prinsip dan Rekomendasi No. Prinsip dan Rekomendasi
Penyajian Penyajian
Is the meeting attendance of the Audit Does the company have measurable
Committee disclosed and, if so, did the Audit standards to align the performance-based
E.2.23 540-543
Committee meet at least four during the remuneration of the executive directors and
E.3.15 523
year? senior executived with long-term interests of
the company, such as claw back provision
Does the Audit Committee have primary and deferred bonuses?
responsibility for recommendation on the
E.2.24 544
appointment, and removal of the external Internal Audit
auditor?
Does the company have a separate internal
E.3.16 587-597
E.3 Board Processes audit function?
Board meetings and attendance Is the head of internal audit identified or, if
E.3.17 outsourced, is the name of the external firm 588
Are the board of directors meeting scheduled disclosed?
E.3.1 504
before the start of financial year?
Does the appointment and removal of the
Does the board of directors/commissioners E.3.18 internal auditor require the approval of the 588
E.3.2 463-472, 504-518
meet at least six times during the year? Audit Committee?
Has each of the directors/commissioners Risk Oversight
E.3.3 attended at least 75% of all the board 472-473, 518
meetings held during the year? Does the company establish a sound internal
control procedures/risk management
Does the company require a minimum E.3.19 framework and periodically review the 622-649
E.3.4 463, 504
quorum of at least 2/3 for board decisions? effectiveness of that framework? (As
Did the non-executive directors/ Rephrased by Indonesia)
commissioners of the company meet Does the Annual Report/Annual CG Report
E.3.5 463-472
separately at least once during the year disclose that the board of directors/
without any Executives present? commissioners has conducted a review of
E.3.20 642, 649
Access to information the company’s material controls (including
operational, financial and compliance
Are board papers for board of directors/ controls) and risk management systems?
commissioners meetings provided to the
E.3.6 463, 504 Does the company disclose the key risks to
board at least five business days in advance
of the board meeting? which the company is materially exposed
E.3.21 634-640
to (i.e. financial, operational including IT,
Does the company secretary play a nvironmental, social, economic)?
E.3.7 significant role in supporting the board in 583-587
discharging its responsibilities? Does the Annual Report/Annual CG Report
contain a statement from the board
Is the company secretary trained in legal, of directors/commissioners or Audit
E.3.22 544
accountancy or company secretarial Committee commenting on the adequacy
E.3.8 586
practices and has kept abreast on relevant of the company’s internal controls/risk
developments? management systems?
Board Appointments and Re-Election E.4 People on the Board
Does the company disclose the criteria used Board Chairman
E.3.9 441, 487, 555
in selecting new directors/commissioners?
Do different persons assume the roles of
E.4.1 442, 488
Did the company describe the process chairman and CEO?
E.3.10 followed in appointing new directors/ 555-557
commissioners? Is the chairman an independent director/
E.4.2 442, 488
commissioner?
Are all directors/commissioners subject to
re-election every 3 years; or 5 years for listed Is any of the directors a former CEO of the
E.4.3 442, 488
companies in countries whose legislation company in the past 2 years?
prescribes a term of 5 years² each? ²The five Are the role and responsibilities of the
E.3.11 555-557 E.4.4 440, 489
years term must be required by legislation chairman disclosed?
which pre-existed the introduction of the
ASEAN Corporate Governance Scorecard in Lead Independent Director
2011
If the Chairman is not independent, has the
Remuneration Matters E.4.5 Board appointed a Lead/Senior Independent N/A
Director and has his/her role been defined?
Does the company disclose its remuneration
(fees, allowances, benefit-in-kind and other Skills and Competencies
emoluments) policy/practices (i.e. the use
E.3.12 477-479, 522-524 Does at least one non-executive director/
of short term and long term incentives and
performance measures) for its executive commissioner have prior working experience
E.4.6 445-451, 494-499
directors and CEO? in the major sector that the company is
operating in?
Is there disclosure of the fee structure for non-
E.3.13 479, 524 E.5 Board Performance
executive directors/commissioners?
Do the shareholders or the Board of Directors Directors Development
E.3.14 approve the remuneration of the executive 478, 522-523
directors and/or the senior executives?
Keterangan Keterangan
No. Prinsip dan Rekomendasi No. Prinsip dan Rekomendasi
Penyajian Penyajian
Does the company have orientation Does the company disclose details of
(B)D.1.2 477-478, 522-523
E.5.1 programmes for new directors/ 442-443, 488-489 remuneration of the CEO?
commissioners?
(B)E. Responsibilities of the Board
Does the company have a policy that
encourages directors/commissioners to (B)E.1 Board Competencies and Diversity
E.5.2 473-477, 518-521
attend on-going or continuous professional Does the company have at least one female
education programmes? (B)E.1.1 445
independent director/commissioner?
CEO/Executive Management Appointments Does the company have a policy and disclose
and Performance measurable objectives for implementing its
(B)E.1.2 445-452, 494-500
Does the company disclose the process on board diversity and report on progress in
how the board of directors/commissioners achieving its objectives?
E.5.3 555-557
plans for the succession of the CEO/Managing (B)E.2 Board Structure
Director/President and key management?
Does the Nominating Committee comprise
Does the board of directors/commissioners (B)E.2.1 entirely of independent directors/ 545-547
E.5.4 conduct an annual performance assessment 526-528 commissioners?
of the CEO/Managing Director/President?
Does the Nominating Committee undertake
Board Appraisal the process of identifying the quality of
(B)E.2.2 555
Did the company conduct an annual directors aligned with the company’s
performance assessment of the board strategic directions?
E.5.5 of directors/commissioners and disclose 483-484, 526-528 (B)E.3 Board Appointments and Re-Election
the criteria and process followed for the
assessment? Does the company use professional search
firms or other external sources of candidates
Director Appraisal (such as director databases set up by director
(B)E.3.1 566
Did the company conduct an annual or shareholder bodies) when searching
performance assessment of the individual for candidates to the board of directors/
E.5.6 directors/commissioners and disclose 483-484, 526-527 commissioners?
the criteria and process followed for the (B)E.4 Board Structure & Composition
assessment?
Do independent non-executive directors/
Committee Appraisal commissioners make up more than 50% of
(B)E.4.1 445, 494
Did the company conduct an annual the board of directors/commissioners for a
performance assessment of the board company with independent chairman?
E.5.7 484, 528
committees and disclose the criteria and (B)E.5 Risk Oversight
process followed for the assessment?
Does the board describe its governance
process around IT issues including disruption,
Bonus (B)E.5.1 cyber security, disaster recovery, to ensure 626-629
that all key risks are identified, managed and
(B)A. Right of Shareholder reported to the board?
Right to participate effectively in and (B)E.6 Board Performance
vote in general shareholders meeting and
(B)A.1 should be informed of the rules, including Does the company have a separate board
(B)E.6.1 626-629
voting procedures, that govern general level Risk Committee?
shareholders meeting.
Does the company allow the use of secure Pinalty
(B)A.1.1 electronic voting in absentia at the general 422
meetings of shareholders? (P)A. Rights of Shareholders
(B)B. Equitable treatment of shareholders (P)A.1 Basic Shareholder Rights
(B)B.1 Notice of AGM Did the company fail or neglect to offer
(P)A.1.1 equal treatment for share repurchase to all -
Does the company release its notice of AGM shareholders?
(with detailed agendas and explanatory
(B)B.1.1 425, 530, 434
circulars), as announced to the Exchange, at Shareholders, including institutional
least 28 days before the date of the meeting? shareholders, should be allowed to consult
with each other on issues concerning their
(B)C. Roles of Stakeholders (P)A.2
basic shareholder rights as defined in the
Does the company adopt an internationally Principles, subject to exceptions to prevent
recognized reporting framework for Sustainability abuse.
(B)C.1.1
sustainability Report Is there evidence of barriers that prevent
(i.e. GRI, Integrated Reporting, SASB)? (P)A.2.1 shareholders from communicating or -
(B)D. Disclosure and transparency consulting with other shareholders?
Are the audited annual financial report / laporan Right to participate effectively in and
(B)D.1.1 statement released within 60 days from the Keuangan vote in general shareholders meeting and
financial year end? Halaman 45 (P)A.3 should be informed of the rules, including
voting procedures, that govern general
shareholders meeting.
Keterangan Keterangan
No. Prinsip dan Rekomendasi No. Prinsip dan Rekomendasi
Penyajian Penyajian
Did the company include any additional and Did the company receive an “adverse opinion”
(P)D.1.2 -
(P)A.3.1 unannounced agenda item into the notice of - in its external audit report?
AGM/EGM?
Did the company receive a “disclaimer
(P)D.1.3 -
Did the Chairman of the Board, Audit opinion” in its external audit report?
(P)A.3.2 Committee Chairman and CEO attend the -
Has the company in the past year revised its
most recent AGM?
(P)D.1.4 financial statements for reasons other than -
Capital structures and arrangements that changes in accounting policies?
enable certain shareholders to obtain a
(P)A.4 (P)E Responsibilities of the Board
degree of control disproportionate to their
equity ownership should be disclosed. Compliance with listing rules, regulations
(P)E.1
(P)A.4.1 Shareholders Agreement? - and applicable laws
Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
08
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk | Laporan Tahunan 2017
702
Bank Mandiri memiliki filosofi holistik integratif yang prinsip keuangan berkelanjutan sehingga mampu
mendasari pelaksanaan kegiatan corporate social berkontribusi positif pada stabilitas sistem keuangan;
responsibility (CSR). Dengan berdasarkan filosofi c) mengurangi kesenjangan sosial, mengurangi dan
tersebut, pelaksanaan CSR di Bank Mandiri mengacu mencegah kerusakan lingkungan hidup, menjaga
pada konsep pembangunan berkelanjutan. keanekaragaman hayati, dan mendorong efisiensi
pemanfaatan energi dan sumber daya alam; dan d)
Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan mengembangkan produk dan/atau jasa keuangan
yang mampu menjaga stabilitas ekonomi serta yang menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan.
bersifat inklusif diperlukan sisitem perekonomian
nasional yang mengedepankan keselarasan antara Berkenaan dengan hal tersebut, Bank Mandiri telah
aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup. Sistem merumuskan Sustainabilty Banking Principles yaitu
keuangan bisa berperan dalam mencegah terjadinya seluruh prinsip pengelolaan aktivitas Bank Mandiri
praktik pendanaan atau investasi pada kegiatan usaha dalam aspek-aspek: customer, business strategy,
yang menggunakan sumber daya secara berlebihan, banking operations, risk management, human capital,
yang akhirnya berdampak pada kesenjangan sosial, dan community development. Program Keberlanjutan
dan mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup. Usaha Perbankan (Sustainable Banking) bagi Bank
Mandiri merupakan suatu komitmen berkelanjutan
Bank Mandiri memiliki komitmen untuk menerapkan untuk bertindak etis dalam kerangka tanggung jawab
prinsip berkelanjutan yang mampu menciptakan terhadap nasabah, pegawai, pemegang saham,
nilai ekonomi, sosial, dan ekologis di dalam proses lingkungan, serta memberikan kontribusi kepada
dan pada tingkatan pengambilan kebijakan maupun pengembangan ekonomi dari komunitas setempat
pengambilan keputusan yang dapat mendorong ataupun masyarakat luas.
kesuksesan Perseroan dengan tetap berkontribusi
pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Bank Mandiri tidak hanya fokus dan berorientasi
Tujuan pembangunan berkelanjutan antara lain pada keunggulan kinerja keuangan, namun mampu
untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta membangun budaya perusahaan berbasis etika bisnis
keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu serta mampu membangun tanggung jawab sosial dan
hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. lingkungan yang dikenal dengan Triple Bottom Line.
PLANET
1. Pembayaran Infrastruktur
PEOPLE 2. Kesejahteraan Pegawai
PROFIT
Dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan Implementasi proyek first movers di Bank Mandiri telah dijalankan
menggerakan perekonomian nasional yang mengedepankan oleh Corporate Banking VI, Corporate Risk, Policy and Procedure dan
keselarasan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup, OJK Credit Risk Portfolio group melalui:
menerbitkan ketentuan untuk mendorong nilai ekonomis, sosial dan 1. Perbaikan industry acceptance criteria dengan lebih
ekologis di dalam setiap pengambilan kebijakan maupun keputusan memperhatikan aspek sosial dan lingkungan, dan
bisnis, melalui POJK No.51/POJK.03/2017 tanggal 18 Juli 2017 tentang menyelenggarakan sosialisasi pengelolaan lingkungan.
Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Sosialisasi ini akan dijalankan secara berkelanjutan;
Emiten dan Perusahaan Publik. 2. Menetapkan anchor client melalui kajian menyeluruh dari potensi
bisnis, risk, dan kepatuhan kebijakan termasuk kebijakan terkait
Mengawali inisiatif tersebut, pada tanggal 23 November 2015, OJK lingkungan;
telah melibatkan 8 (delapan) bank yang mewakili 46% aset perbankan 3. Mewajibkan debitur/calon debitur memenuhi aspek legalitas
nasional untuk mendeklarasikan komitmennya menjadi pionir di disertai dokumentasi action plan/upaya untuk mendapatkan
bidang perbankan berkelanjutan. Komitmen tersebut dituangkan penilaian PROPER minimal BIRU;
dalam proyek perintis (pilot project) yang berjudul “First Movers on 4. Melakukan monitoring on desk secara periodik terkait
Sustainable Banking” melalui Expression of Interest dan MoU oleh pemenuhan covenant yang telah ditetapkan baik financial
masing-masing bank dengan WWF-Indonesia di awal tahun 2016 maupun non-financial;
dengan target output sebagai berikut: 5. Melakukan site visit secara periodik ke lokasi Debitur;
1. Identifikasi tingkat penerapan keuangan berkelanjutan bank saat ini; 6. Penguatan kompetensi pegawai melalui training “sustainable
2. Menentukan target bank dalam meningkatkan integrase financing” berkoordinasi dengan MUG dan tim WWF-Indonesia;
keuangan berkelanjutan; 7. Penguatan konsumen dalam bentuk penyaluran kredit kepada
3. Pengembangan dan penetapan kerangka kebijakan keuangan nasabah yang menerapkan konsep berkelanjutan dalam projectnya
berkelanjutan di level korporasi; seperti pembiayaan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTGB).
4. Penyempurnaan dan penetapan kebijakan sektoral pembiayaan
untuk industri kelapa sawit. Selanjutnya, first movers beserta OJK dan WWF-Indonesia
menginisiasi pembentukan forum diskusi terkait sustainable financing
Proyek First Movers on Sustainable Banking dalam bentuk Forum Indonesia Sustainable Finance Inisiative
di Bank Mandiri
(ISFI) yang bertujuan menyepakati prinsip-prinsip bersama dalam
Sejak Februari 2016 sampai Mei 2017, ke- 8 Bank telah mengikuti
penerapan Keuangan Berkelanjutan.
serangkaian program terkait integrasi Lingkungan, Sosial dan Tata
Kelola (LST) yang diselenggarakan oleh OJK dan WWF-Indonesia.
Penerapan sustainable banking diwujudkan dalam program-program
Program dimaksud mencakup seminar, pelatihan/workshop,
tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) yang
pendampingan teknis kerangka kerja LST dan pengambangan
diklasifikasikan ke dalam 4 (empat) aspek yaitu tanggung jawab sosial
kebijakan sektoral sawit. Bank Mandiri juga telah menyelenggarakan
perusahaan terkait lingkungan hidup, tanggung jawab sosial perusahaan
inhouse workshop bekerjasama dengan tim WWF-Indonesia.
terkait ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja, tanggung
jawab sosial perusahaan terkait pengembangan sosial kemasyarakatan
dan tanggung jawab sosial perusahaan terkait konsumen.
Bank Mandiri senantiasa berusaha mentaati setiap regulasi dan 4. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia
perundang-undangan serta aturan lain yang berlaku di Indonesia Nomor: PER-09/MBU/07/2015 Tentang Program Kemitraan dan
dalam hal implementasi kegiatan CSR, antara lain: Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara.
1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 1/ POJK.07/2013 tentang 5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 51/POJK.03/2017
Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan. tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa
2. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik.
Nomor: PER-02/MBU/7/2017 Tentang Perubahan Kedua Atas 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003
Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/ tentang Badan Usaha Milik Negara.
MBU/07/2015 Tentang Program Kemitraan dan Program Bina 7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017
Lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
3. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Berkelanjutan.
Nomor: PER-03/MBU/12/2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan 8. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/POJK.04/2014
Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/07/2015 Tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik.
Tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan
Badan Usaha Milik Negara.
Program CSR pada Bank Mandiri tahun 2017 dilaksanakan oleh Corporate Secretary Group yang berada di bawah supervisi Direktur Utama
dengan susunan personalia sebagai berikut:
Direktur Utama
(Kartika Wirjoatmodjo)
Unit Kerja Pembina CSR Unit Kerja Penanggung Jawab dan Pelaksana Tanggung
Adalah unit kerja yang memiliki kewenangan memutus CSR dan Jawab Sosial dan Lingkungan Serta Bina Lingkungan
bertindak sebagai koordinator pelaksanaan serta melakukan evaluasi Adalah unit kerja yang menginisiasi dan melaksanakan program TJSL
CSR Bank Mandiri. Fungsi Unit Kerja Pembina CSR dilaksanakan oleh dan BL Bank Mandiri sesuai hasil keputusan pemegang kewenangan
Corporate Secretary Group. (Pembina CSR). Fungsi unit kerja Penanggungjawab dan Pelaksana
program TJSL dan BL dilaksanakan oleh unit kerja terkait baik di
Tugas dan tanggung jawab Unit Kerja Pembina CSR adalah sebagai Kantor Pusat maupun di Kantor Regional.
berikut: Tugas dan tanggung jawab Unit Kerja Penanggungjawab dan
1) Menyusun bankwide strategic CSR dan pengalokasian anggaran CSR; Pelaksana adalah sebagai berikut:
2) Menyusun ketentuan terkait program CSR; (1) Melakukan pengelolaan dari tahap permohonan, analisis, usulan
3) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) CSR untuk aktivitas serta anggaran, administrasi, dan pelaporan kegiatan
mendapatkan persetujuan: TJSL dan BL.
• TJSL diajukan kepada Dewan Direksi. (2) Memonitor dan mengevaluasi kegiatan TJSL dan BL.
• Alokasi baru untuk penyaluran PKBL diajukan kepada Rapat (3) Melaporkan rekonsiliasi hasil pelaksanaan kegiatan TJSL dan
Umum Pemegang Saham (RUPS). BL secara bankwide kepada Unit Pembina Sistem CSR secara
• Penggunaan sisa saldo PKBL penyisihan laba tahun periodik.
sebelumnya diajukan kepada Dewan Komisaris.
4) Memonitor dan me-review realisasi Rencana Kerja dan Anggaran Sejak tahun 2015, Bank Mandiri sudah tidak lagi menjalankan
(RKA) CSR; program kemitraan, hal ini dikarenakan Bank Mandiri masih
5) Mengelola, mengadministrasikan dan menyusun laporan melakukan kajian untuk menentukan skema penyaluran program
pelaksanaan CSR secara bankwide; kemitraan yang lebih baik. Namun demikian, sampai saat ini
6) Menyusun dan menyampaikan laporan CSR secara bankwide Perseroan masih mengelola debitur eksisting yang berjumlah 10.496
kepada Masyarakat dan Kementerian BUMN (PKBL) secara debitur (18,61% dari total debitur program kemitraan) dengan jumlah
priodik sesuai ketentuan yang berlaku; outstanding sebesar Rp101,31 miliar.
7) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi realisasi CSR secara bankwide.
Kebijakan Perseroan lainnya terkait pengelolaan dan perlindungan yang diprakarsai oleh Otoritas Jasa Keuangan dan Kementerian
lingkungan hidup diwujudkan dalam bentuk himbauan, maklumat Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait analisis lingkungan
dan peraturan Bank Mandiri dalam rangka meminimalisir dampak secara reguler yang dilaksanakan di beberapa Kota di Indonesia
operasional Perseroan terhadap lingkungan hidup. Perseroan senantiasa disesuaikan dengan karasteristik industri calon debitur. Selanjutnya
melakukan upaya pelaksanaan efisiensi operasional kepada seluruh Unit hasil disosialisasikan ke tim kredit untuk diterapkan dalam proses
Kerja yang meliputi seluruh Divisi, Kantor Wilayah dan Kantor Cabang. persetujuan kredit. Dalam setiap proposal pengajuan kredit untuk
sektor korporasi maupun komersial telah dilakukan pembahasan
Target Kegiatan Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) yang menjadi salah satu syarat
dalam ketentuan kredit.
Dalam pemberian kredit, Bank Mandiri senantiasa berpegang pada
ketentuan internal yang berlaku serta selalu berupaya untuk dapat Dalam penyaluran kreditnya, Bank Mandiri juga fokus pada organisasi
menghindari pemberian kredit kepada proyek atau usaha yang yang ramah lingkungan seperti yang bergerak dalam energi
secara nyata membahayakan lingkungan. Perseroan juga selalu terbarukan, transportasi ramah lingkungan, yang melakukan efisiensi
memastikan bahwa 100% debitur telah memenuhi persyaratan energi, dan yang menerapkan konsep keberlanjutan.
AMDAL dan memperoleh predikat PROPER BIRU/HIJAU/EMAS. • Debitur kelapa sawit yang memiliki seritifikasi ISPO; kebijakan
terkait debitur harus memiliki ISPO;
Terkait dengan penerapan keuangan berkelanjutan, maka Perseroan • Kebijakan AMDAL dan PROPER utk debitur kelapa sawit
menargetkan untuk melaksanakan seluruh kegiatan perbankan perusahaan besar;
yang mendukung keberlanjutan usaha Perseroan antara lain melalui • Persentase perusahaan dengan proper hijau dan biru dari total
pelaksanaan efisiensi. Serta terlaksananya program CSR terkait kredit yang diberikan;
dengan perbaikan/peningkatan kualitas hidup di luar Perseroan. • Peningkatan limit kredit untuk Pembangkit Listrik Tenaga Biogas
(PLTBG).
Kegiatan dan Dampak Kegiatan lainnya adalah dengan dibentuknya kerjasama antara Bank
Wujud dukungan Bank Mandiri terhadap pemeliharaan kelestarian Mandiri dengan Agence Francaise de Developpement (AFD) senilai
lingkungan hidup tercermin dalam setiap kegiatan Perseroan baik itu US$100 juta untuk membiayai proyek-proyek nasabah di bidang
operasional di kantor pusat maupun kegiatan bisnisnya, antara lain hydropower, biogas, dan combined-cycle powerplant yang merupakan
sebagai berikut. proyek ramah lingkungan.
Dampak Kuantitatif Kegiatan Green Banking Perseroan, menggunakan kertas bekas atau daur ulang ataupun print
dua sisi untuk mencetak dokumen yang dirasa tidak terlalu penting.
lingkungan hidup, telah berdampak antara lain sebagai berikut: bangunan hijau, dengan cara memadukan fitur-fitur yang ramah
• Seluruh (100%) debitur telah memenuhi persyaratan AMDAL lingkungan dan hemat energi di dalamnya. Fitur-fitur dalam
dengan 84% memperoleh predikat PROPER BIRU/ HIJAU/ bangunan kantor Bank Mandiri meliputi fasilitas pengolahan limbah,
EMAS. Hal ini tentu saja akan memberikan dampak positif bagi parkir untuk pengendara sepeda, dan ruang hijau yang cukup luas.
lingkungan hidup di wilayah negara Indonesia atas meningkatnya Selain itu, aktivitas operasional Bank Mandiri juga diintegrasikan
predikat PROPER dari berbagai perusahaan. dalam satu lokasi, sehingga menciptakan sinergi yang lebih baik
• Dari total 79 perusahaan kelapa sawit yang menjadi debitur Bank diantara unit-unit kerja Bank Mandiri. Salah satu penerapan konsep
Mandiri, 36 perusahaan sudah/sedang dalam proses sertifikasi gedung ramah lingkungan adalah melalui penggunaan kaca di
Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan 24 perusahaan sudah beberapa bagian dinding gedung Kantor Pusat Bank Mandiri.
memiliki sertifikasi Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO). Fungsinya adalah untuk menghemat penggunaan listrik pada
Sertifikat tersebut mencerminkan peran perusahaan dalam bangunan dengan memaksimalkan pencahayaan matahari, sehingga
melestarikan lingkungan hidup. Semakin banyak perusahaan menghemat pencahayaan dari lampu.
di Gedung Plaza Mandiri. Penggunaan air hasil daur ulang digunakan untuk
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan pemenuhan cooling tower dan taman di gedung Plaza Mandiri. Selain itu,
Limbah yang Dihasilkan Perseroan juga memaksimalkan 30% area terbuka hijau di lokasi plaza
Selain langkah-langkah yang telah disebutkan di atas, Perseroan juga Mandiri dengan membuat taman dengan sebesar 13.000m2 dari total luas
telah memiliki pengelolaan limbah dari pemakaian air yang berupa area 39.000m2.
sewage treatment plan yang dikelola sendiri sehingga menghemat
biaya pengelolaan lingkungan. Pengelolaan limbah ini dilakukan Dampak Kuantitatif Penggunaan Material yang
oleh pengelola gedung dan berhasil mendaur ulang limbah dari Ramah Lingkungan
pemakaian air menjadi air siap minum (reverse osmosis/RO) yang sudah Pemanfaatan area terbuka hijau telah memberikan dampak terhadap
mendapatkan label halal. Dengan adanya inisiatif ini, maka air ini dapat pelestarian lingkungan hidup. Daun-daun yang gugur dari taman
digunakan untuk mesin pendingin dan penyiraman taman. tersebut diproses menjadi kompos oleh pengelola gedung. Kemudian
kompos digunakan untuk pupuk taman sehingga menghemat biaya
Dampak Kuantitatif Pengelolaan Lingkungan pembelian pupuk. Pengelola gedung juga membuat biopori yang saat
Hidup dan Limbah yang Dihasilkan ini sudah mencapai 60 lubang dan berhasil menyimpan air hujan dan
Melalui pengelolaan sewage treatment plan ini, Perseroan telah menjadi daerah resapan.
menghemat penggunaan air PDAM yang selanjutnya berdampak pada
penghematan biaya penggunaan air yang mencapai Rp2.000/m3. Kegiatan yang Tergabung dalam Program
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)
Kegiatan Penggunaan Material yang Ramah
Lingkungan Proyek Perhutanan Sosial Muara Gembong
Sejak tahun 2012 Bank Mandiri telah menerapkan teknologi water recycle Proyek yang dilaksanakan di 2017 ini merupakan suatu bentuk
dukungan Perseroan atas Program Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Agenda proyek
dilaksanakan dalam bentuk penanaman pohon mangrove dan revitalisasi tambak rakyat di daerah Muara
Gembong dengan total lahan seluas 11.000 Ha. Proyek ini akan dilaksanakan dalam dua tahap dengan
total lahan pilot project seluas 80,9 Ha dan total penerima bantuan sebanyak 38 orang.
Proyek perhutanan sosial Muara Gembong ini dilatarbelakangi oleh banyaknya lahan Negara yang
dikuasai oleh petani penggarap (sekitar 12 juta hektar), namun proses penggarapan tersebut tidak
memperhatikan keseimbangan alam dan lingkungan hidup, bahkan terdapat beberpa lahan yang
disewakan maupun diperjualbelikan.
Bentuk program proyek perhutanan sosial akan dilaksanakan melalui sistem pengelolaan hutan lestari
yang dilaksanakan dalam kawasan hutan Negara kelolaaan Perhutani dan akan dilaksanakan oleh
masyarakat dalam bentuk Izin Pemanfaatan Hutan. Adapun komoditas yang akan dikembangkan dalam
proyek revitalisasi tambak antara lain adalah udang vaname, bandeng dan rumput laut.
Beberapa kegiatan terkait dengan proyek perhutanan sosial dan revitalisasi tambak rakyat adalah
sebagai berikut:
• Perbaikan lahan beserta saluran irigasi;
• Pembangununan saung untuk tempat penyimpanan pakan, benih, hasil panen dan lainnya;
• Pengerasan jalan sepanjang pematang tambak;
• Pembuatan kinci air untuk setiap tambak ber teknologi semi –intensive total;
• Penyediaan alat pemberian pakan pada ikan/udang otomatis (e-Fishery);
• Pemasangan instalasi listrik ke tambak;
• Pemasangan pompa air submersible sebanyak 5 unit;
• Penyediaan cool box untuk hasil panen ikan atau udang sementara; dan
• Pemasangan bor air tawar yang dibuat di setiap tambak.
Remunerasi
Bank Mandiri senantiasa mentaati seluruh aturan yang berlaku terkait
remunerasi kepada pegawai. Besaran remunerasi yang diberikan
telah disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dan berada di
atas standar Upah Minimum yang berlaku di wilayah operasional
Bank Mandiri. Terkait dengan remunerasi, Bank Mandiri senantiasa
Kesetaraan Gender dalam Kesempatan Kerja berupaya menjaga gap rasio gaji seluruh pegawai agar tidak terdapat
Dalam melakukan perekrutan pegawai, Bank Mandiri senantiasa perbedaan yang terlalu tinggi.
memberikan hak dan kesempatan yang sama kepada semua orang
tanpa memandang perbedaan agama, etnis, ras, status sosial, warna Pada tabel berikut, dapat dilihat rasio gaji tertinggi dan terendah
kulit, gender, ataupun kondisi fisik lainnya. Demikian juga dalam Bank Mandiri selama tahun 2017.
hal pengangkatan calon pekerja, Bank Mandiri tidak melakukan
diskriminasi atas alasan apapun karena mendasarkan keputusannya Tabel Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah
pada hasil seleksi, hasil evaluasi pada masa percobaan dan orientasi Uraian Rasio
pekerja. Gaji Pegawai tertinggi dan terendah 47,78 : 1
Gaji Direksi tertinggi dan terendah 1,1 : 1
Kesetaraan dalam Program Pendidikan dan Pelatihan Gaji Komisaris tertinggi dan terendah 1,1 : 1
Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kapasitas pegawai, Gaji Direksi tertinggi dan Pegawai Tertinggi 1,7 : 1
Bank Mandiri secara berkesinambungan menyelenggarakan
beberapa metode program pendidikan dan pelatihan untuk
menunjang kegiatan operasional Perseroan. Bank Mandiri menjamin
bahwa setiap pegawai memiliki kesempatan yang sama untuk
mengikuti setiap program pendidikan dan pelatihan yang dibuka
sesuai dengan kebutuhan dan rencana pengembangan Perseroan.
Penjelasan lebih lanjut mengenai Program Pelatihan dan Pendidikan
yang telah dilaksanakan di sepanjang 2017 dapat dilihat pada Bab
Profil Perusahaan di Laporan Tahunan ini.
Kegiatan Kesejahteraan Pegawai dapat dicapai salah satunya dengan adanya praktik-praktik kerja
Bank Mandiri senantiasa memerhatikan kesejahteraan seluruh yang mampu mewadahi hak-hak pegawai dalam bentuk Serikat
pegawainya agar dapat saling bersinergi demi terciptanya Pegawai. Selain tentu saja, dapat dicapai melalui penerapan sistem
produktivitas kerja yang optimal. Program peningkatan kesejahteraan SDM berbasis kompetensi pada setiap aktivitas fungsi SDM. Serikat
pegawai diberikan baik secara material maupun non-material. Pegawai Bank Mandiri (SPBM) merupakan serikat pekerja yang
Program yang bersifat material merupakan program kesejahteraan dibentuk untuk menjalin hubungan yang baik antara pegawai dan
yang berkaitan langsung dengan prestasi pegawai dan kompensasinya manajemen Bank Mandiri, sehingga tercipta hubungan industrial
dapat diberikan dalam bentuk uang transportasi, uang makan, uang yang harmonis. SPBM terbentuk sejak tahun 2000 dan telah
pensiun, tunjangan hari raya, uang jabatan, bonus, uang pendidikan, terdaftar di Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
uang pengobatan, pakaian dinas, uang cuti, dan uang kematian. Indonesia No.KEP.804/M/BW/2000 dan tercatat di Depnakertrans
RI No.45/V/P/V/2001. SPBM berkedudukan dan berkantor pusat
Sedangkan program yang bersifat non-material merupakan program di Jakarta, dengan alamat Plaza Mandiri lantai 12, Jalan Jend.
kesejahteraan pegawai melalui pemberian fasilitas dan pelayanan Gatot Soebroto Kav.36-38 Jakarta Selatan. SPBM dan Bank Mandiri
kepada seluruh pegawai Bank Mandiri tanpa melakukan diskriminasi. telah menyelenggarakan Perjanjian Kerja Bersama (PKB), PKB
Program kesejahteraan non-material Bank Mandiri yang sudah berjalan yang berlaku saat ini adalah PKB yang ke -7 periode 2017-2019 dan
sampai saat ini adalah program khusus bagi pegawai perempuan yang telah didaftarkan dan mendapat pengesahan dari Kementerian
sedang menyusui dengan menyediakan ruang laktasi yang nyaman dan Ketenagakerjaan Nomor KEP.198/PHIJSK.PK/PKB/XII/2017 tanggal 11
bersih serta sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan kebutuhan Desember 2017.
standar bagi Ibu menyusui, baik di Kantor Pusat maupun di kantor-kantor
wilayah/cabang. Selain memfasilitasi ruang laktasi, Bank Mandiri juga Dampak Kegiatan Ketenagakerjaan
menyediakan fasilitas kepada para pegawai yang sudah memiliki anak Dampak dari pelaksanaan kegiatan tanggungjawab sosial terkait
dengan membuka Tempat Penitipan Anak (TPA) yang disebut Mandiri dengan ketenagakerjaan adalah rendahnya tingkat turnover pegawai
Day Care bertempat di Plaza Mandiri Basement 1 dengan jam operasional dan tingginya tingkat engagemet pegawai. Pada tahun 2017 tingkat
07.30-17.30 WIB dan dibuka setiap hari kerja (kecuali hari libur dan libur turnover pegawai tercatat sebesar 5,92%, meningkat dibandingkan
nasional). Bank Mandiri melalui Human Capital Engagement Group juga tahun sebelumnya, namun demikian angka turnover pegawai
rutin melaksanakan kegiatan yang bertujuan untuk menjaga tingkat tersebut masih berada pada level rata-rata industri perbankan.
engagement karyawan, antara lain seperti Happy Hours. Sedangkan untuk mengetahui tingkat engagement pegawai, Perseroan
telah melakukan pengukuran di tahun 2016 dengan perolehan nilai
sebesar 73,7%. Angka tersebut merupakan kategori tertinggi (platinum)
untuk survei keterikatan pegawai. Atas hasil survei tersebut, Bank
Mandiri memperoleh 2 (dua) penghargaan, yaitu Platinum dan Best of the
best Award Winner pada Indonesia Employee Engagement Award 2016.
pemberian fasilitas kesehatan pegawai Bank Mandiri dapat sejalan dengan perkembangan di market, serta dapat dikelola dengan lebih efektif
sehingga mudah untuk dikaji dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pegawai dan menjaga competitiveness. Pada tahun 2017, fasilitas
kesehatan semakin disempurnakan dengan adanya program baru ang bersifat lebih komprehensi mulai dari promotif, preventif hingga kuratif
dan rehabilitasi seperti ditampilkan melalui gambar berikut:
• R. Inap : Harga Kamar • Imunisasi Anak berlaku untuk seluruh • Benefit Pegawai Sehat
• R. Melahirkan :Limit Tindakan imunisasi yang direkomendasikan • Sosialisasi, Healthtalk,
• R. Jalan : Limit Tahunan oleh IDAI Newsletter
• Imunisasi Dewas : Hep. A & b
influenza
• Konsultasi Diet
• Pemeriksaan Papsmear & Prostat
Pengelolaan fasilitas kesehatan yang baik oleh Perseroan sepanjang tahun 2017 telah berdampak pada tingkat produktivitas pegawai Bank
Mandiri. Pada 2017 produktivitas pegawai Perseroan tercatat sebesar Rp16.261,05 juta per pegawai meningkat sebesar 12,73% dari tahun 2016
yang tercatat sebesar Rp14.425,14 juta per pegawai.
1. Melakukan inspeksi/pemeriksaaan terhadap peralatan proteksi kebakaran gedung secara rutin untuk memastikan bahwa peralatan
kebakaran tersebut dapat berfungsi dengan baik. Pengecekan untuk Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dilakukan oleh Petugas Security setiap
1 (satu) bulan sekali sedangkan untuk pemeriksaan terhadap Alat Pemadam Api Tersistem (APAT) dan Fire Alarm dilakukan oleh pengelola
gedung yang bekerjasama dengan Dinas Pemadam Kebakaran yang dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali.
2. Melakukan standardisasi spesifikasi, penempatan perangkat keselamatan gedung dan jalur evakuasi yang dimasukkan dalam buku panduan
standar renovasi gedung kantor yang disusun bersama dengan konsultan perencana yang akan dilakukan review setiap 1 (satu) sekali atau
sesuai kebutuhan.
3. Melakukan penyampaian informasi keadaan darurat terhadap Pegawai, Tamu dan Tim Tanggap Darurat Gedung melalui pemasangan poster
petunjuk evakuasi keadaan darurat kebakaran/gempa bumi, pemutaran video prosedur keadaan darurat di media televisi internal, safety
briefing sebelum melakukan acara dan sosialisasi fungsi dan peranan tim tangap darurat yang dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali dengan
mengundang pembicara dari Dinas Pemadam Kebakaran.
4. Melakukan pelatihan kesiapan tanggap durat kepada penghuni gedung, Tim Tanggap Darurat Gedung dan Tim ERP antara lain pelatihan
pemadaman api, pelatihan bantuan hidup dasar (P3K), pelatihan first responder (search and rescue) yang dilakukan minimal 1 (satu) tahun
sekali.
5. Melakukan simulasi evakusi darurat kebakaran gedung terhadap penghuni gedung untuk mengukur kesiapan Tim Tanggap Darurat dan
mengukur lama waktu evakuasi dari lokasi gedung ke titik berkumpul. Pelaksanaan simulasi ini dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali yang
dihadir pula oleh Dinas Pemadam Kebakaran.
Selain penerapan Prosedur ERP, Bank Mandiri juga mengikut sertakan seluruh pegawai sebagai peserta Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
melalui BPJS Ketenagakerjaan dengan program yang dikuti antara lain Program Jaminan Hari Tua (JHT), Program Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK) dan Program Jaminan Kematian (JK) sedangkan untuk karyawan yang melaksanakan kegiatan Kawal Angkut Uang dan Barang Berharga
dilakukan Asuransi Jiwa.
Sertifikasi
Bank Mandiri telah mendapatkan beberapa sertifikasi yang mendukung jaminan keselamatan kerja pegawai sebagai berikut:
Validasi: Validasi:
17 Juni 2016 - 23 Juli 2018 15 Mei 2016 - 14 Juli 2018
Sebagai bagian dari masyarakat, Bank Mandiri senantiasa Merupakan yang menginspirasi dan memberikan perspektif baru
menyelaraskan kehadiran dan kegiatan usahanya di tengah pada generasi muda Indonesia khususnya calon pengusaha
masyarakat. Oleh karena itu, Bank Mandiri berkomitmen untuk dan pengusaha start up tentang dunia usaha dan trend global.
terus menjalankan program pengembangan dan pemberdayaan Kegiatan yang menghadirkan berbagai narasumber dari dalam
masyarakat agar dapat mencapai masyarakat yang mandiri dan dan luar negeri ini setiap tahunnya dihadiri lebih dari 3.000
dan direkomendasikan oleh peserta sebagai pembina yang di beberapa negara tujuan PMI yaitu Hong Kong, Malaysia, Korea
diminati oleh mereka. Selain mendapatkan pembinaan khusus, Selatan serta Jepang dan telah menghasilkan lebih dari 11.000
peserta juga diberi kesempatan untuk mengunjungi perusahaan alumni.
– perusahaan besar (company visit) untuk menambah wawasan
mengenai dunia bisnis, mengikuti konferensi atau pertemuan Coding Mum
tingkat tinggi untuk memperluas jaringan (networking) dan Sejak tahun 2016, Bank Mandiri bersama Badan Ekonomi Kreatif
mendapatkan akses pasar yang lebih luas. Company visit yang (Bekraf) meluncurkan Coding Mum sebagai salah satu program
telah diselenggarakan antara lain di Google Office Jakarta, Gojek, training Mandiri Sahabatku. Program ini telah dilakukan di 6 (enam)
dan Net TV. kota dengan jumlah alumni mencapai lebih dari 120 orang, saat ini
80% peserta Coding Mum telah menjadi web developer.
c. Wirusaha Mandiri Forum
Wirausaha Muda Mandiri Forum dibentuk pada tahun 2014 Mandiri Mengajar
sebagai salah satu wujud inovasi program WMM. Organisasi Program Mandiri Mengajar dilaksanakan setiap tahun sejak
yang dibentuk atas inisiatif bersama Bank Mandiri dan alumni 2009, Mandiri Edukasi merupakan program unggulan MPP yang
WMM ini memberikan berbagai benefit bagi anggotanya mulai dilaksanakan dalam bentuk kegiatan belajar mengajar di sekolah
kesempatan business visit ke perusahaan nasional, kelas (SD, SMP, SMA) dan perguruan tinggi dengan tujuan memperkaya
wirausaha, hingga networking dengan pengusaha muda dari pengetahuan peserta didik khususnya terkait perbankan,
seluruh Indonesia. Forum ini bertujuan untuk mewadahi aspirasi kewirausahaan dan kepemimpinan. Pada tahun 2017, pelaksanaan
dan mendukung pengusaha muda yang tergabung dalam program Mandiri Mengajar dijadikan satu dengan pelaksanaan
program WMM serta menyebarluaskan semangat kewirausahaan Mandiri Volunteer yaitu pada acara penyaluran Program Bantuan
bagi generasi muda Indonesia. Dalam jangka panjang organisasi Sosial (bansos) ke pelosok. Program Mandiri Mengajar melakukan
ini diharapkan dapat memberikan efek multiplier bagi program inklusi finansial atau sosialisasi tentang perbankan dengan cara
WMM untuk menularkan semangat berwirausaha kepada mengajar di Sekolah Dasar dengan tema “Ayo Gemar Menabung dan
generasi muda di Indonesia. Giat Belajar.” Sampai dengan 2017, program Mandiri Mengajar ini
telah diikuti oleh lebih dari 25.000 siswa dan 4.500 mahasiswa yang
d. Mandiri Inkubator bisnis tersebar di seluruh Indonesia.
Dalam rangka membentuk ekosistem pendukung bagi start
up business, Bank Mandiri meluncurkan program Mandiri Dampak Kegiatan Program Kemandirian
Inkubator Bisnis (MIB) di tahun 2015. Program MIB didisain untuk Edukasi dan Kewirausahaan
memberikan pembinaan berkelanjutan dan didukung fasilitas Sebagai salah satu bank nasional yang secara konsisten
ruang usaha bersama (co-working space). Dilatarbelakangi menjalankan program khusus yang fokus pada kemandirian
perhatian Bank Mandiri pada pengusaha muda yang memiliki edukasi dan kewirausahaan, Bank Mandiri berharap agar dapat
potensi besar untuk dikembangkan menjadi perusahaan besar terus memunculkan banyak wirausahawan baru sehingga dapat
serta semakin berkembangnya konsep inkubator bisnis sebagai menciptakan lapangan kerja baru. Program-program kewirausahaan
salah satu solusi untuk mengakselerasi pertumbuhan start yang dijalankan Perseroan telah memberikan dampak pada
up business secara global, program MIB terus dikembangkan meningkatnya omzet usaha para peserta program serta secara
sebagai support system bagi alumni program WMM dan lebih luas, program kemandirian edukasi dan kewirausahaan telah
pengusaha muda berprestasi lainnya. meningkatkan kemandirian finansial masyarakat Indonesia.
Mandiri Sahabatku
Sejak tahun 2011, Bank Mandiri terus menunjukkan komitmennya Kegiatan Program Financial Inclusion
untuk mendorong skill dan kemampuan berwirausaha para Pekerja
Migran Indonesia (PMI) di luar negeri melalui program edukasi Agen Branchless Banking
kewirausahaan, Mandiri Sahabatku. Sebagai rangkaian program ini di Bank Mandiri telah mengimplementasikan program Laku Pandai
Indonesia juga didukung dengan pelatihan dan magang ketrampilan secara nasional per tanggal 13 Juli 2016 dalam rangka mendukung
usaha di Bapak/Ibu Asuh pelaku usaha seperti Salon, Bakso, implementasi Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka
Mie Ayam dan Keripik Oleh-oleh melalui Program Dadi Majikan. Keuangan Inklusif atau LAKUPANDAI dengan mengacu pada POJK No.
Hingga tahun 2017 Program Mandiri sahabatku telah dilaksanakan 19/POJK.03/2014 dan SEOJK No. 6/SEOJK.03/2015. Kegiatan tersebut
merupakan salah satu upaya Bank Mandiri untuk meningkatkan akses jumlah nasabah dan saldo SIMAKMUR dapat terus bertambah dan
layanan Perbankan kepada masyarakat unbanked baik di daerah menjangkau seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan indeks
urban maupun rural dan sebagai implementasi program inklusi inklusi Keuangan di Indonesia.
Keuangan.
Kriya Mandiri Contact Center
Untuk mendukung program tersebut, Bank Mandiri terus berupaya Sebagai salah satu bentuk perwujudan program financial inclusion
untuk meningkatkan jumlah dan persebaran Agen Branchless kepada masyarakat penyandang disabilitas, Bank Mandiri
Banking (Agen LAKUPANDAI) di seluruh wilayah Indonesia, terutama menyelenggarakan program pemagangan khusus bagi penyandang
untuk wilayah yang tidak terjangkau oleh Cabang Bank Mandiri. disabilitas dengan nama program pemagangan “Kriya Mandiri
Selain itu, sejak bulan Juli 2016, Bank Mandiri telah membuat produk Contact Center”. Program Kriya Mandiri Contact Center merupakan
dengan brand name Mandiri Simpanan Makmur (SiMakmur) untuk program belajar bekerja terpadu (magang) di Bank Mandiri bagi
mendukung inisiatif LAKUPANDAI, utamanya dalam bentuk produk rekan-rekan penyandang disabilitas dengan pendidikan minimum
tabungan Basic Saving Account (BSA). SiMakmur merupakan rekening lulusan SMA untuk mengenal dunia kerja dan memperoleh
simpanan dalam mata uang Rupiah bagi perorangan yang belum keterampilan khususnya agar dapat menjadi contact center yang
pernah memiliki rekening di Bank Mandiri dan penyelenggaraannya terampil dan siap bekerja. Dalam program ini, peserta akan mengikuti
dilakukan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. program kriya mandiri contact center basic yang komprehensif selama
1 tahun sesuai dengan silabus dan kurikulum yang telah diterapkan.
Per 31 Desember 2017, jumlah agent Branchless Banking Bank
Mandiri meningkat sebanyak 75,57% dari yang sebelumnya Dampak Kegiatan Program Financial Inclusion
sebanyak 19.162 agen pada tahun 2016 menjadi 33.643 agen Melalui program financial inclusion, Perseroan berharap agar
pada tahun 2017. Sementara untuk tabungan SiMakmur, per 31 wawasan masyarakat dapat lebih terbuka, khususnya tentang
Desember 2017 sudah mencapai 2.054.801 rekening yang terdiri dari layanan perbankan serta produk industri jasa Keuangan lainnya
2.047.495 rekening bansos (Tabnas-P) dan 7.306 rekening bansos untuk dapat mengoptimalkan pencapaian tujuan finansial secara
(TABBB) dengan saldo Rp334.288.819.419. Diharapkan setiap tahun berkesinambungan, serta memperluas jangkauan masyarakat yang
bankable.
Kegiatan Program Tanggung Jawab Sosial dan benang, pencelupan benang, pewarnaan alam, pembuatan tassel,
Lingkungan (TJSL) Serta Bina Lingkungan (BL) pengkomposisian warna dan pengaplikasiannya pada kain yang
Selain program kewirausahaan dan financial inclusion, Bank Mandiri ditenun, disain motif tenun sesuai permintaan fashion disainer dan
juga menyalurkan bantuan sosial lainnya untuk para pemangku jejaring pemasaran.
Mandiri Peduli Kesehatan oleh para ahli dan timnya. Pengrajin diberi tugas untuk membuat
Program Mandiri Peduli Kesehatan ditujukan untuk memperbaiki tenun sesuai materi yang diajarkan. Memonitor dan mengevaluasi
kualitas hidup masyarakat yang dilaksanakan dalam bentuk program hasil produksi tenun pengrajin apakah sesuai materi pelatihan.
pengobatan gratis, dukungan biaya pengobatan penyakit kronik, Membuat tenun prototype yang nantinya akan diproduksi oleh salah
penyaluran bantuan sarana kesehatan dan ambulans. Beberapa satu fashion brand. Hasil tenun prototype dipamerkan pada acara
contoh pelaksanaan program Mandiri Peduli Kesehatan antara lain Jakarta Fashion Week. Melalui program ini diharapkan agar Kelompok
kegiatan Penyuluhan Hidup Bersih dan Sehat di NTT, Operasi Bibir Tenun Mawar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
Sumbing di Jakarta, dan Pemberian Ambulance untuk Rumah Sakit dan para pengrajin tentang motif baru tenun yang bernilai jual namun
Organisasi Kemasyarakatan. tetap dengan ciri daerah mereka. Selain itu, untuk meningkatkan
wawasan tentang pricing tenun dan wilayah pemasaran hasil tenun
Mandiri Peduli Sarana Umum dan Ibadah pengrajin.
Penyaluran bantuan mandiri peduli sarana umum dan ibadah
merupakan kegiatan CSR yang dilaksanakan dalam bentuk bantuan Pembangunan Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Kenalan,
pembangunan dan renovasi sarana umum, pembangunan dan Magelang
renovasi rumah ibadah, dukungan perayaan hari besar keagamaan, Balkondes adalah sebuah program BUMN yang akan dimanfaatkan
serta bantuan untuk masyarakat golongan ekonomi lemah. Selama sebagai sebuah etalase bagi perekonomian daerah. Balkondes
tahun 2017, Bank Mandiri telah melaksanakan beberapa kegiatan akan memberikan ruang bagi pemerintah desa maupun masyarakat
antara lain Pembangunan/Renovasi Masjid, Gereja dan Pura di untuk mengembangkan potensi ekonomi yang ada di desa,
seluruh wilayah Indonesia, Pembagunan/Renovasi jembatan, dan utamanya potensi wisata di sekitar Borobudur.
Perbaikan Jalan Umum.
Melalui program Balkondes ini, Bank Mandiri telah melakukan
Mandiri Peduli Bencana bebrapa kegiatan pelatihan bagi warga desa Kenalan diantaranya
Sebagai wujud kepedulian Bank Mandiri terhadap sejumlah bencana adalah pembangunan homestay (termasuk sewa tanah), talud dan
yang terjadi di Indonesia, selama tahun 2017 Bank Mandiri telah jembatan serta pelatihan pengolahan singkong, anyaman, batik,
memberikan bantuan tanggap darurat kepada korban bencana alam dan pengelolaan Balkondes. Adapun pelatihan yang dilaksanakan
antara lain seperti erupsi Gunung Sinabung dan Gunung Agung, disesuaikan dengan potensi dan ciri khas desa Kenalan antara lain
gempa bumi di Aceh, bencana tanah longsor di Purworejo, serta seperti:
bencana banjir di Brebes dan Pacitan. • pelatihan membatik,
• pelatihan membuat kue-kue basah tradisional;
Mandiri Peduli Lingkungan • pelatihan anyaman pandan dan pelatihan untuk calon pengelola
Program Mandiri Peduli Lingkungan telah disampaikan pada bagian Balkondes dan homestay; dan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terkait dengan Lingkungan • pelatihan pengolahan singkong menjadi tepung mocav dan
Hidup. cara membuat menjadi berbagai jenis makanan basah maupun
kering.
Mandiri Peduli Pengembangan Sosial Kemasyarakatan
Pelatihan Program Bina- Mitra Binaan Dana yang telah dianggarkan Perseroan untuk kegiatan Balkodes
Dilaksanakan kepada Mitra Binaan Kelompok Tenun Mawar adalah sebesar Rp1.000.000.000 sedangkan untuk pembangunan
yang terletak di Desa Ponto, Manggarai Barat, Nusa Tenggara homestay dan kegiatan pelatihan masing-masing adalah sebesar
Timur. Pelatihan kepada mitra binaan ini bekerja sama dengan Rp2.369.098.441 dan Rp96.250.000.
Jakarta Fashon Week, para disainer muda, distributor, tenaga ahli
pertekstilan dan pengamat mode. Kegiatan yang dilaksanakan dalam
program ini antara lain pelatihan yang terkait dengan pembersihan
Program Bumn Hadir untuk Negeri guru teladan tingkat provinsi serta perwakilan dari Biofarma dikirim ke
Kementerian BUMN dan BUMN merupakan bagian dari masyarakat Bangka Belitung selama 7 (tujuh) hari.
bernegara. Program BUMN Hadir untuk Negeri telah dilaksanakan
secara berkesinambungan sejak tahun 2015. Sebagai komitmen Bedah Rumah Veteran (BRV)
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menumbuhkan Dalam program BRV, Bank Mandiri selaku Koordinator bersama
dan memupuk rasa kebanggaan berbangsa dan bertanah air dengan 10 (sepuluh) BUMN lainnya ditugaskan untuk melaksanakan
Indonesia kepada seluruh masyarakat di seluruh pelosok negeri, perbaikan atas rumah veteran sebanyak 724 rumah dengan biaya per
Kementerian BUMN dan BUMN kembali melaksanakan BUMN Hadir unit Rp40 juta. Jumlah rumah yang menjadi tanggung jawab Bank
untuk Negeri Tahun 2017. Mandiri sebanyak 150 rumah. Pelaksanaan program ini bekerja sama
dengan Komando Daerah Militer III/Siliwangi. Dampak dari kegiatan
Tujuan dari pelaksanaan program BUMN Hadir Untuk Negeri antara BUMN Hadir Untuk Negeri diantaranya adalah meningkatnya rasa
lain adalah untuk menanamkan rasa bangga sebagai bangsa yang cinta tanah air dan rasa kebangsaan, awareness peran BUMN di
memiliki keragaman kekayaan Nusantara serta sebagai wujud nyata masyarakat, sinergi antar BUMN dan taraf hidup para veteran.
peran BUMN di masyarakat. Selain itu, program ini menjadi salah satu
upaya untuk membangun pemahaman para stakeholders mengenai Dampak Kegiatan Program Tanggung Jawab
peran Kementerian BUMN sebagai agent of development untuk turut Sosial dan Lingkungan (TJSL) Serta Bina
serta membangun kapasitas nasional. Beberapa kegiatan BUMN Lingkungan (BL)
Hadir Untuk Negeri adalah sebagai berikut. Pelaksanaan program TJSL dan BL yang dilaksanakan Perseroan
sepanjang tahun 2017 diharapkan dapat memberikan dampak berupa
Siswa Mengenal Nusantara (SMN) pemerataan dan perbaikan ekonomi masyarakat di lingkungan
Program SMN bertujuan untuk menanamkan rasa bangga dan cinta pelaksanaan program TJSL dan BL sehingga dapat meningkatkan
tanah air sejak dini kepada siswa SMA/SMK/SLB. Keragaman kekayaan taraf hidup masyarakatnya. Selain itu, Perseroan juga berharap agar
Nusantara dan potensi daerah diperkenalkan melalui interaksi pelaksanaan program Balkondes di Desa Kenalan, Magelang dapat
langsung siswa dengan komponen pemerintahan dan masyarakat yang meningkatkan keahlian dan pengetahuan warga desa setempat serta
dikunjungi. Program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2015 diikuti ke depannya akan berdampak pada meningkatnya taraf ekonomi
oleh 632 siswa dan tahun 2016 diikuti oleh 679 siswa. Pada tahun 2017, masyarakat di sekitar daerah wisata Borobudur.
20 orang siswa dari SMA dan SMK, (2 di antaranya siswa SLB) di Jawa
Barat didampingi 1 orang dari Dinas Pendidikan provinsi dan 1 orang
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 10/10/ Penanganan Pengaduan Nasabah
PBI/2008 tanggal 28 Februari 2008 bahwa pengaduan tertulis Agar seluruh pengaduan nasabah tertangani dengan proses yang
diselesaikan dalam waktu 20 (dua puluh) hari kerja, dan dalam cepat dan efektif, Bank Mandiri melakukan koordinasi dengan gambar
kondisi tertentu dapat diperpanjang hingga 20 (dua puluh) hari tahapan alur pengaduan nasabah sebagai berikut:
kerja berikutnya, maka Perseroan menargetkan untuk selalu
menyelesaikan keluhan ataupun pengaduan sesuai dengan standar
level agreement. Terkait dengan kepuasan pelanggan, Perseroan
rutin melaksanakan kegiatan survei kepuasan nasabah yang
Seluruh pengaduan nasabah yang diterima dicatat dalam sistem pencatatan pengaduan nasabah bernama CRM@Branch. Setelah pengaduan
nasabah diterima, unit terkait melakukan evaluasi pengaduan nasabah berdasarkan alur Proses Penanganan Pengaduan Nasabah sebagai
berikut:
INPUT
Pada tahapan ini seluruh pengaduan yang sudah diterima CRM@Branch selanjutnya diteruskan langsung ke unit penyelesaian terkait dan diawasi
langsung oleh Customer Care Group (CCG) untuk memastikan kepada nasabah bahwa penyelesaian pengaduan akan dilakukan sesuai dengan
Service Level Agreement (SLA) yang disepakati. Sedangkan, khusus pengaduan yang dilakukan melalui media massa, CCG berkoordinasi dengan
Corporate Secretary Group dalam memonitor tanggapan pengaduan di media terkait.
Sebagai wujud pelayanan prima yang diberikan oleh Bank Mandiri kepada nasabah, pada tabel berikut dapat dilihat data terkait penyelesaian
pengaduan dan keluhan nasabah yang sudah dilakukan oleh Bank Mandiri dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir:
Dampak Kegiatan Pengaduan Nasabah Tabel Angka CSI Bank Mandiri Dibandingkan Industri
Efektivitas penanganan pengaduan nasabah telah memberikan Segmen Bisnis Bank Mandiri Industri
dampak pada tingkat kepuasan nasabah. Untuk mengetahui sudah Retail 53,10 51,93
sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan Bank Mandiri di tahun 2017, Wholesale 60,18 52,30
Bank Mandiri melaksanakan Customer Satisfaction and Experience Overall 55,51 50,13
Survey di segmen retail, segmen wholesale, segmen corporate banking
maupun secara overall. Melalui survei tersebut didapatkan 2 (dua)
nilai yaitu Customer Satisfaction Score (CSAT) dan Net Promotor Score Kegiatan Kerahasiaan Data Nasabah
(NPS). Kerahasiaan Data Nasabah telah diatur dalam ketentuan internal
Bank Mandiri, antara lain pada Petunjuk Teknis Operasional (PTO)
Bank Mandiri bekerjasama dengan PT The Nielsen Company Transparansi Penggunaan Data Pribadi Nasabah (TPDPN) berlaku
Indonesia dalam melaksanakan Customer Satisfaction and Experience sejak tanggal 10 November 2015. PTO ini mengatur prosedur
Survey pada segmen retail dan segmen corporate banking, serta operasional terkait TPDPN kepada Nasabah perorangan baru dan
dengan PT Kadence International untuk segmen wholesale. Metode eksisting. Ketentuan mengenai penggunaan data pribadi Nasabah
survei yang digunakan adalah Computer-Assisted Telephone (yang ada pada Bank) untuk tujuan komersial harus dilakukan secara
Interviewing (CATI) dan Face to Face Interview (F2F). Adapun hasil dari transparan dan dilakukan berdasarkan persetujuan tertulis dari
survei tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Nasabah. Dalam PTO tersebut antara lain mengatur terkait fungsi dan
tugas unit kerja pengelola dan mekanisme pengelolaan TPDPN.
Tabel Customer Satisfaction and Experience Survey
Segmen Bisnis CSAT NPS Dampak Kegiatan Kerahasiaan Data Nasabah
Retail 83,00 28,00 Pada tahun 2017, tidak terdapat keluhan dari nasabah terkait dengan
Wholesale 82,37 38,00 kebocoran data maupun kerahasiaan data nasabah. Selain itu, tidak
Overall 82,68 33,00 terdapat data nasabah yang hilang serta pengaduan lain dari pihak
luar maupun pihak regulator.
Angka penilaian Customer Satisfaction and Experience Survey Bank
Mandiri sepanjang tahun 2017 masih berada di atas angka industri
perbankan seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Customer Education
Untuk memperluas jangkauan program edukasi kepada nasabah, maka Bank Mandiri menggunakan website http://www.bankmandiri.
co.id maupun kantor cabang. flyer, brochure, televisi, radio, website, sosial media, media indoor dan media-media periklanan lainnya untuk
menyampaikan materi edukasi tentang produk dan layanan yang tersedia di Bank Mandiri. Selain itu dalam tahun 2017, Bank Mandiri juga
telah menyelenggarakan program edukasi bagi nasabah Bank Mandiri maupun masyarakat umum yang bertujuan untuk meningkatkan literasi
keuangan masyarakat. Pelaksanaan event edukasi nasabah bertajuk ‘‘Mandiri Edukasi 2017’’ di 12 (dua belas) kota dengan keterangan sebagai
berikut.
Untuk memastikan bahwa program edukasi tersebut efektif untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat, Bank Mandiri menggunakan
metode Survey Efektifitas terhadap total 939 respondenyang merupakan peserta event ‘‘Mandiri Edukasi 2017’’, dari kota: Bekasi, Gresik, Kendal,
Wonosobo, Surabaya, Yogyakarta, Palembang, Ternate, dan Tangerang. Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa program edukasi tersebut
efektif meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
Untuk mewujudkan kegiatan pengadaan dengan prinsip procurement Program Pengembangan Kompetensi Pemasok
yang Efektif, Efisien, Terbuka dan Bersaing, Transparan, Adil dan Tidak Bank Mandiri telah melaksanakan kegiatan pengembangan untuk
Diskriminatif, Akuntabel, Tanggung jawab, serta Independen, maka meningkatkan kualitas vendor Bank Mandiri, melalui pelaksanaan
Bank mengimplementasikan hal-hal sebagai berikut : Vendor Gathering dan penganugerahan Vendor Award dengan
keterangan sebagai berikut:
1. Pemisahan fungsi pada Unit Pelaksana Pengadaan yaitu,
unit yang melakukan seleksi calon rekanan/vendor, unit yang
Vendor Award
melakukan proses pengadaan, unit yang menyusun Harga
Tanggal Pelaksanaan : 16 November 2017
Perkiraan Sendiri; dan Unit Kerja Kepatuhan;
Tempat : Auditorium Lantai 3, Plaza Mandiri – Jakarta
2. Senantiasa tunduk dan patuh terhadap regulasi internal dan Rekanan Diundang : • Bidang IT (Software dan Hardware):
eksternal; berjumlah 25 vendor
3. Implementasi prinsip-prinsip manajemen risiko yang meliputi • Bidang Non IT (antara lain Advertising
identifikasi, penilaian, mitigasi dan pemantauan serta and Promotion, Kendaraan Dinas,
pengukuran risiko operasional; dan Percetakan, Asuransi, Ekspedisi):
4. Berpedoman pada Budaya Kerja Perseroan yang berlandaskan berjumlah 27 vendor
pada nilai-nilai TIPCE (Trust, Integrity, Professionalism, Customer • Konstruksi: berjumlah 16 vendor
Focus, dan Excellence), GCG, dan mematuhi Code of Conduct serta
Vendor Gathering
melaksanakan prinsip kehati-hatian.
Vendor Gathering dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan vendor
award. Adapun pemaparan materi dari kegiatan vendor gathering ini
Target Kegiatan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Sharing values visi dan Strategi Bank Mandiri ke depan;
Bank Mandiri menargetkan bahwa seluruh proses pengadaan
2. Sinergi sarana mempererat jalinan kerjasama yang harmonis
barang dan jasa telah menerapkan prinsip Efektif, Efisien, Terbuka antara Bank Mandiri dengan Mitra Kerja Bank Mandiri;
dan Bersaing, Transparan, Adil dan Tidak diskriminatif, Akuntabel, 3. Komunikasi Forum komunikasi untuk mendapatkan masukan
Tanggung Jawab, serta Independen. Dengan menerapkan prinsip- dari vendor untuk perbaikan proses pengadaan di Bank
prinsip tersebut diharapkan tingkat kepuasan pemasok akan terjaga Mandiri; dan
dengan baik dan selanjutnya akan berdampak pada peningkatan 4. Refreshment aspek penting terkait pengadaan barang dan
kinerja Bank secara keseluruhan. jasa, antara lain:
5. Komunikasi dan diskusi dua arah antara Vendor dan Bank Mandiri untuk mendapatkan masukan agar proses pengadaan Barang dan Jasa
dapat dilaksanakan dengan lebih efisien dan efektif.
Pelaksanaan kegiatan CSR terkait dengan pemasok telah memberikan dampak pada tingginya tingkat kepuasan pemasok. Tingkat kepuasan
pemasok dalam proses procurement di tahun 2017 adalah sebesar 97,43% yang mencerminkan bahwa proses procurement Bank Mandiri sudah
sangat baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa kerjasama antara Bank Mandiri dengan pemasok telah berjalan dengan baik dan lancar. Selama
tahun 2017, tidak terdapat temuan-temuan audit, baik oleh auditor eksternal dan auditor internal mengenai pengadaan yang merugikan Bank
Mandiri.
Referensi Kriteria
POJK dan ARA
09
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk | Laporan Tahunan 2017
732
Referensi Peraturan
POJK/ARA
KRITERIA PENJELASAN HALAMAN
Umum
Laporan tahunan disajikan dalam bahasa
Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan
menyajikan juga dalam bahasa Inggris
Laporan tahunan dicetak dengan kualitas yang
baik dan menggunakan jenis dan ukuran huruf
yang mudah dibaca
Laporan tahunan mencantumkan identitas Nama perusahaan dan tahun annual report ditampilkan di:
perusahaan dengan jelas 1. Sampul muka;
2. Samping;
3. Sampul belakang; dan
4. Setiap halaman.
Laporan tahunan ditampilkan di website Mencakup laporan tahunan terkini dan paling kurang 4 tahun terakhir.
perusahaan
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Informasi hasil usaha perusahaan dalam bentuk Informasi memuat antara lain:
perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku 1. Penjualan/pendapatan usaha;
atau sejak memulai usahanya jika perusahaan 2. Laba (rugi):
tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama a. Diatribusikan kepada pemilik entitas induk; dan
kurang dari 3 (tiga) tahun b. Diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali;
3. Penghasilan komprehensif periode berjalan: 15
a. Diatribusikan kepada pemilik entitas induk; dan
b. Diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali; dan
4. Laba (rugi) per saham.
Catatan: Apabila perusahaan tidak memiliki entitas anak, perusahaan menyajikan laba (rugi)
dan penghasilan komprehensif periode berjalan secara total.
Informasi posisi keuangan perusahaan dalam Informasi memuat antara lain:
bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku 1. Jumlah investasi pada entitas asosiasi;
atau sejak memulai usahanya jika perusahaan 2. Jumlah aset; 14-15
tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama 3. Jumlah liabilitas; dan
kurang dari 3 (tiga) tahun 4. Jumlah ekuitas.
Rasio keuangan dalam bentuk perbandingan Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan relevan dengan industri
selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai perusahaan.
usahanya jika perusahaan tersebut 15-16
menjalankan kegiatan usahanya selama kurang
dari 3 (tiga) tahun
Informasi harga saham dalam bentuk tabel dan 1. Jumlah saham yang beredar;
grafik 2. Informasi dalam bentuk tabel yang memuat:
a. Kapitalisasi pasar berdasarkan harga pada Bursa Efek tempat saham dicatatkan;
b. Harga saham tertinggi, terendah, dan penutupan berdasarkan harga pada Bursa
Efek tempat saham dicatatkan; dan
c. Volume perdagangan saham pada Bursa Efek tempat saham dicatatkan.
3. Informasi dalam bentuk grafik yang memuat paling kurang: 18
a. Harga penutupan berdasarkan harga pada Bursa Efek tempat saham dicatatkan;
dan
b. Volume perdagangan saham pada Bursa Efek tempat saham dicatatkan.
Untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir.
Catatan: apabila perusahaan tidak memiliki kapitalisasi pasar, informasi harga saham, dan
volume perdagangan saham, agar diungkapkan.
Informasi mengenai obligasi, sukuk atau obligasi Informasi memuat:
konversi yang masih beredar dalam 2 (dua) 1. Jumlah obligasi/sukuk/obligasi konversi yang beredar (outstanding);
tahun buku terakhir 2. Tingkat bunga/imbalan;
3. Tanggal jatuh tempo; dan 18
4. Peringkat obligasi/sukuk tahun 2015 dan 2016.
Catatan: apabila perusahaan tidak memiliki obligasi/sukuk/ obligasi konversi,agar
diungkapkan.
Laporan Dewan Komisaris dan Direksi / Board of Commissioners and Board of Directors Reports
Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Informasi memuat antara lain:
Dewan Komisaris 1. Nama;
2. Jabatan dan periode jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan ataulembaga lain);
3. Umur;
4. Domisili; 76-81
5. Pendidikan (Bidang Studi dan Lembaga Pendidikan);
6. Pengalaman kerja (Jabatan, Instansi, dan Periode Menjabat); dan
7. Riwayat penunjukkan (periode dan jabatan) sebagai anggota DewanKomisaris di
Perusahaan sejak pertama kali ditunjuk.
Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Informasi memuat antara lain:
Direksi 1. Nama;
2. Jabatan dan periode jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain);
3. Umur;
4. Domisili; 82-87
5. Pendidikan (Bidang Studi dan Lembaga Pendidikan);
6. Pengalaman kerja (Jabatan, Instansi, dan Periode Menjabat); dan
7. Riwayat penunjukkan (periode dan jabatan) sebagai anggota Direksi di Perusahaan
sejak pertama kali ditunjuk.
Struktur grup perusahaan Struktur grup perusahaan dalam bentuk bagan yang menggambarkan entitas induk, entitas
102-103
anak, entitas asosiasi, joint venture, dan special purpose vehicle (SPV).
Kronologi penerbitan saham (termasuk private Mencakup antara lain:
placement) dan/atau pencatatan saham dari 1. Tahun penerbitan saham, jumlah saham, nilai nominal saham, dan harga penawaran
awal penerbitan sampai dengan akhir tahun saham untuk masing-masing tindakan korporasi (corporate action);
buku 2. Jumlah saham tercatat setelah masing-masing tindakan korporasi (corporate action);
dan 104
3. Nama bursa dimana saham perusahaan dicatatkan.
Catatan: apabila perusahaan tidak memiliki kronologi pencatatan saham, agar diungkapkan.
Penghargaan yang diterima dalam tahun buku Informasi memuat antara lain:
terakhir dan/atau sertifikasi yang masih berlaku 1. Nama penghargaan dan/atau sertifikasi;
dalam tahun buku terakhir baik yang 2. Tahun perolehan penghargaan dan/atau sertifikasi;
105
berskala nasional maupun internasional 3. Badan pemberi penghargaan dan/atau sertifikasi; dan
4. Masa berlaku (untuk sertifikasi).
Nama dan alamat entitas anak dan/atau kantor Memuat informasi antara lain:
cabang atau kantor perwakilan (jika ada) 1. Nama dan alamat entitas anak; dan
2. Nama dan alamat kantor cabang/perwakilan. 106-115
Catatan: apabila perusahaan tidak memiliki entitas anak, kantor cabang, dan kantor
perwakilan, agar diungkapkan.
Uraian atas kinerja keuangan perusahaan Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang
bersangkutan dengan tahun sebelumnya dan penyebab kenaikan/penurunan suatu akun
(dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai:
1. Aset lancar, aset tidak lancar, dan total aset;
2. Liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang dan total liabilitas;
156-167
3. Ekuitas;
4. Penjualan/pendapatan usaha, beban, laba (rugi), penghasilan komprehensif lain, dan
penghasilan komprehensif periode berjalan; dan
5. Arus kas.
Uraian tentang aspek pemasaran Uraian tentang aspek pemasaran atas produk dan/atau jasa perusahaan, antara lain strategi
140-141
pemasaran dan pangsa pasar.
Uraian mengenai kebijakan dividen dan jumlah Memuat uraian mengenai:
dividen kas per saham dan jumlah dividen per 1. Kebijakan pembagian dividen;
tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 2. Total dividen yang dibagikan;
(dua) tahun buku terakhir 3. Jumlah dividen kas per saham;
4. Payout ratio; dan 185
5. Tanggal pengumuman dan pembayaran dividen kas.
Untuk masing-masing tahun.
Catatan: apabila tidak ada pembagian dividen, agar diungkapkan alasannya.
Frekuensi dan Tingkat Kehadiran Rapat yang Informasi memuat antara lain:
dihadiri mayoritas anggota pada rapat Dewan 1. Tanggal Rapat;
Komisaris (minimal 1 kali dalam 2 bulan) Rapat 2. Peserta Rapat; dan 406-412;
Direksi (minimal 1 kali dalam 1 bulan), dan Rapat 3. Agenda Rapat. 440-454
Gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi Untuk masing-masing rapat Dewan Komisaris, Direksi, dan rapat gabungan.
(minimal 1 kali dalam 4 bulan)
Informasi mengenai pemegang saham utama Dalam bentuk skema atau diagram yang memisahkan pemegang saham utama dengan
dan pengendali, baik langsung maupun tidak pemegang saham pengendali.
langsung, sampai kepada pemilik individu Catatan: yang dimaksud pemegang saham utama adalah pihak yang, baik secara langsung
102; 514-515
maupun tidak langsung, memiliki sekurang-kurangnya 20% (dua puluh perseratus) hak suara
dari seluruh saham yang mempunyai hak suara yang dikeluarkan oleh suatu Perseroan,
tetapi bukan pemegang saham pengendali.
477-478
487
Komite-komite lain di bawah Dewan Komisaris Mencakup antara lain: 488-498:
yang dimiliki oleh perusahaan 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite lain; 491-493
2. Independensi komite lain; 493-494
3. Uraian tugas dan tanggung jawab; 488-489
4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite lain pada tahun buku; dan 497-498
5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite lain. 494-497
Uraian tugas dan Fungsi Sekretaris Perusahaan Mencakup antara lain: 498-501:
1. Nama, dan riwayat jabatan singkat sekretaris perusahaan; 500-501
2. Domisili; 500
3. Uraian tugas dan tanggung jawab; dan 498-500
4. Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan pada tahun buku. 501
Uraian mengenai corporate social responsibility Mencakup antara lain informasi tentang:
yang terkait dengan lingkungan hidup 1. Target/rencana kegiatan pada tahun 2016 yang ditetapkan manajemen;
2. Kegiatan yang dilakukan dan dampak kuantitatif atas kegiatan tersebut; dan
Terkait program lingkungan hidup yang berhubungan dengan kegiatanoperasional
perusahaan, seperti penggunaan material dan energi yang ramah lingkungan dan
613-615
dapat didaur ulang, sistem pengolahan limbah perusahaan,mekanisme pengaduan
masalah lingkungan, pertimbangan aspek lingkungan dalam pemberian kredit kepada
nasabah, dan lain-lain.
3. Sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki.
Uraian mengenai corporate social responsibility Mencakup antara lain informasi tentang:
yang terkait dengan ketenagakerjaan, kesehatan, 1. Target/rencana kegiatan pada tahun 2016 yang ditetapkan manajemen; dan
dan keselamatan kerja 2. Kegiatan yang dilakukan dan dampak kuantitatif atas kegiatan tersebut
Terkait praktik ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja, sepertikesetaraan
616-622
gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja, tingkat turnover
karyawan, tingkat kecelakaan kerja, remunerasi, mekanisme pengaduanmasalah
ketenagakerjaan, dan lain-lain.
Uraian mengenai corporate social responsibility Mencakup antara lain informasi tentang:
yang terkait dengan pengembangan sosial dan 1. Target/rencana kegiatan pada tahun 2016 yang ditetapkan manajemen;
kemasyarakatan 2. Kegiatan yang dilakukan dan dampak atas kegiatan tersebut; dan
3. Biaya yang dikeluarkan
Terkait pengembangan sosial dan kemasyarakatan, seperti penggunaan tenagakerja 622-626
lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan sarana danprasarana
sosial, bentuk donasi lainnya, komunikasi mengenai kebijakan danprosedur anti
korupsi, pelatihan mengenai anti korupsi, dan lain-lain.
Akses informasi dan data perusahaan Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepadapublik, misalnya
melalui website (dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris),media massa, mailing list,
599-610
buletin, pertemuan dengan analis, dan sebagainya.
Pengungkapan mengenai whistleblowing system Memuat uraian tentang mekanisme whistleblowing system antara lain: 583-588:
1. Penyampaian laporan pelanggaran; 584
2. Perlindungan bagi whistleblower; 586-587
3. Penanganan pengaduan; 586
4. Pihak yang mengelola pengaduan; dan 584
5. Jumlah pengaduan yang masuk dan diproses pada tahun buku terakhir; dan 588
6. Sanksi/tindak lanjut atas pengaduan yang telah selesai diproses pada tahun buku.
Catatan: apabila tidak terdapat pengaduan yang masuk dan telah selesai diproses pada 588
tahun buku terakhir, agar diungkapkan.
Kebijakan mengenai keberagaman komposisi Uraian kebijakan tertulis Perusahaan mengenai keberagaman komposisi Dewan Komisaris
Dewan Komisaris dan Direksi dan Direksi dalam pendidikan (bidang studi), pengalaman kerja, usia, dan jenis kelamin.
390-395;
Catatan: apabila tidak ada kebijakan dimaksud, agar diungkapkan alasan dan
429-433
pertimbangannya.
Informasi Keuangan
Surat Pernyataan Direksi dan/atau Dewan Kesesuaian dengan peraturan terkait tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan.
Komisaris tentang TanggungJawab atas Laporan 670
Keuangan
Opini auditor independen atas laporan keuangan 672-673
Deskripsi Auditor Independen di Opini Deskripsi memuat tentang:
1. Nama dan tanda tangan;
2. Tanggal Laporan Audit; dan 672-673
3. Nomor ijin KAP dan nomor ijin Akuntan Publik.
Laporan keuangan yang lengkap Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan:
1. Laporan posisi keuangan;
2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain;
3. Laporan perubahan ekuitas;
4. Laporan arus kas;
5. Catatan atas laporan keuangan;
670-757
6. Informasi komparatif mengenai periode sebelumnya; dan
7. Laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya ketika entitmenerapkan suatu
kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membupenyajian kembali pos-pos laporan
keuangan, atau ketika entitmereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya (jika
relevan).
Perbandingan tingkat profitabilitas Perbandingan kinerja/laba (rugi) tahun berjalan dengan tahun sebelumnya.
676
Informasi
Keuangan
10
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk | Laporan Tahunan 2017
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
dan entitas anak
Daftar Isi
Halaman
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Entitas Induk ........................... Lampiran 2
************************
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ASET
12.333.389 10.363.214
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (3.442) (3.049)
74.650.516 73.700.235
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (49.713) (83.308)
Efek-efek 2c,2f,2j,7
Pihak berelasi 55 20.775.463 18.571.548
Pihak ketiga 38.756.238 38.250.931
59.531.701 56.822.479
Ditambah/(dikurangi):premi/(diskonto) yang belum
diamortisasi, keuntungan/(kerugian)
- neto yang belum direalisasi
dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar dan
cadangan kerugian penurunan nilai 78.271 (270.836)
25.439.477 15.924.118
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (1.349.349) (1.756.847)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
1
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2017
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ASET (lanjutan)
446.459 239.260
712.037.865 649.322.953
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (33.745.345) (32.616.760)
15.145.219 11.855.216
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (362.887) (323.378)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
2
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2017
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ASET (lanjutan)
12.544.494 14.789.244
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (254.234) (241.041)
346.236 255.409
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (12.924) (10.273)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
3
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2017
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
LIABILITAS
Simpanan nasabah
Giro/giro wadiah 2c,2f,2x,21
Pihak berelasi 55 46.108.385 48.729.926
Pihak ketiga 156.756.475 138.253.402
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
4
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2017
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
LIABILITAS (lanjutan)
16.887.288 9.060.035
Dikurangi: biaya penerbitan yang
belum diamortisasi (43.693) (34.041)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
5
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2017
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Simpanan nasabah
Pihak berelasi 55
Tabungan - investasi terikat dan tabungan
mudharabah - investasi tidak terikat 2a,38a 34.784 28.047
Deposito mudharabah - investasi tidak terikat 3,38a 939.315 886.344
Pihak ketiga
Giro - investasi terikat dan giro mudharabah
musytarakah - musyarakah 1,38a 525.285 68.925
Tabungan - investasi terikat dan investasi tidak
terikat - mudharabah 2a,38a 28.165.952 25.129.743
Deposito mudharabah - investasi tidak terikat 3,38a 36.557.273 34.327.415
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
6
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2017
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
EKUITAS
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
7
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2017
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
EKUITAS (lanjutan)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
8
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2017
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Pembentukan)/pembalikan penyisihan
estimasi kerugian atas komitmen
dan kontinjensi 2c,31c (173.402) 181.459
(Pembentukan)/pembalikan penyisihan
lainnya 2t,45 (132.050) 117.637
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
9
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2017
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Beban pajak
Kini 2ad,33c,33d (5.593.293) (5.088.924)
Tangguhan 2ad,33c,33e (120.528) 1.166.122
9.678 24.909.438
Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi
Penyesuaian akibat penjabaran
laporan keuangan dalam mata uang asing 2e (32.750) (40.722)
Perubahan nilai wajar aset keuangan
dalam kelompok tersedia untuk dijual 2j,2k 2.364.089 945.231
Bagian efektif dari lindung nilai arus kas (16.826) -
Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan
direklasifikasi ke laba rugi (446.198) (119.062)
1.868.315 785.447
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
10
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2017
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21.443.042 14.650.163
23.321.035 40.345.048
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
11
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada
Tanggal 31 Desember 2017
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Keuntungan
neto yang belum
direalisasi
dari kenaikan
nilai wajar Kerugian
efek-efek neto
dan obligasi aktuarial
Selisih kurs pemerintah program
karena yang tersedia imbalan Kepentingan
penjabaran untuk dijual pasti Saldo laba nonpengendali
laporan setelah setelah atas aset
Modal Tambahan keuangan dikurangi Bagian efektif Selisih bersih dikurangi Selisih transaksi Sudah Belum neto Entitas
ditempatkan modal disetor/ dalam mata pajak lindung nilai revaluasi pajak dengan pihak ditentukan ditentukan Anak yang Total
Catatan dan disetor Agio saham uang asing tangguhan arus kas aset tetap tangguhan nonpengendali penggunaannya penggunaannya Total dikonsolidasi ekuitas
Saldo pada tanggal 1 Januari 2017 11.666.667 17.316.192 202.363 (759.364 ) - 25.140.523 49.515 (92.751 ) 5.380.268 91.550.525 96.930.793 2.915.785 153.369.723
Penghasilan komprehensif
lain tahun berjalan - - (33.951) 1.877.228 (6.436) 526.108 (511.523) - - - - 26.567 1.877.993
Saldo pada tanggal 31 Desember 2017 11.666.667 17.316.192 168.412 1.117.864 (6.436) 25.666.631 (462.008 ) (106.001 ) 5.380.268 105.977.254 111.357.522 3.287.289 170.006.132
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
12
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Untuk Tahun yang Berakhir pada
Tanggal 31 Desember 2017
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kerugian
neto yang belum
direalisasi
dari penurunan
nilai wajar Keuntungan
efek-efek neto
dan obligasi aktuarial
Selisih kurs pemerintah program
karena yang tersedia imbalan Kepentingan
penjabaran untuk dijual pasti Saldo laba nonpengendali
laporan setelah setelah atas aset
Modal Tambahan keuangan dikurangi Selisih transaksi Selisih bersih dikurangi Sudah Belum neto Entitas
ditempatkan modal disetor/ dalam mata pajak dengan pihak revaluasi pajak ditentukan ditentukan Anak yang Total
Catatan dan disetor Agio saham uang asing tangguhan nonpengendali aset tetap tangguhan penggunaannya penggunaannya Total dikonsolidasi ekuitas
Saldo pada tanggal 1 Januari 2016 11.666.667 17.316.192 242.807 (1.565.019 ) (92.751) - 277.676 12.402.382 76.822.336 89.224.718 2.421.551 119.491.841
Pembayaran dividen
dari laba bersih tahun 2015 40c - - - - - - - - (6.100.490 ) (6.100.490) - (6.100.490)
Penghasilan komprehensif lain tahun berjalan - - (40.444) 805.655 - 25.140.523 (228.161) - - - 17.312 25.694.885
Saldo pada tanggal 31 Desember 2016 11.666.667 17.316.192 202.363 (759.364) (92.751) 25.140.523 49.515 5.380.268 91.550.525 96.930.793 2.915.785 153.369.723
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
13
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada
Tanggal 31 Desember 2017
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
14
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Untuk Tahun yang Berakhir pada
Tanggal 31 Desember 2017
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
15
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Untuk Tahun yang Berakhir pada
Tanggal 31 Desember 2017
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
16
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. INFORMASI UMUM
a. Pendirian usaha
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (selanjutnya disebut “Bank Mandiri” atau “Bank”) didirikan pada
tanggal 2 Oktober 1998 di Negara Republik Indonesia dengan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 10,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 75 Tahun 1998 tanggal 1 Oktober 1998. Akta pendirian
dimaksud telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No. C2-16561.HT.01.01.TH.98 tanggal 2 Oktober 1998, serta diumumkan pada
Tambahan No. 6859 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember 1998.
Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank Bumi Daya (Persero) (“BBD”),
PT Bank Dagang Negara (Persero) (“BDN”), PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) (“Bank
Exim”) dan PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero) (“Bapindo”) (selanjutnya secara bersama-
sama disebut “Bank Peserta Penggabungan”).
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Bank Mandiri, ruang lingkup kegiatan Bank Mandiri adalah
melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Bank Mandiri mulai beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999.
Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengalami beberapa kali perubahan, sebagaimana terakhir
berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 36,
tanggal 24 Agustus 2017, yang dibuat di hadapan Ashoya Ratam SH, Mkn, Notaris di Jakarta
Selatan, sehubungan dengan pelaksanaan pemecahan nilai nominal saham (stock split).
Perubahan tersebut telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dalam Surat No. AHU-AH.01.03-0166888 perihal Penerimaan Pemberitahuan
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tanggal
29 Agustus 2017, serta terdaftar pada Daftar Perseroan No. AHU-0107350.AH.01.11.Tahun 2017
tanggal 29 Agustus 2017.
b. Penggabungan usaha
Pada akhir bulan Februari 1998, Pemerintah Republik Indonesia (selanjutnya disebut
“Pemerintah”) mengumumkan rencana untuk melakukan restrukturisasi atas Bank Peserta
Penggabungan. Sehubungan dengan rencana restrukturisasi tersebut, Pemerintah mendirikan
Bank Mandiri pada bulan Oktober 1998 dengan melakukan penyetoran tunai dan pengalihan
saham Pemerintah pada Bank Peserta Penggabungan (Catatan 40a dan 40b). Selisih antara
harga transfer dan nilai buku saham pada saat restrukturisasi tidak dihitung karena dinilai tidak
praktis. Seluruh kerugian yang timbul selama periode restrukturisasi diakui dalam Program
Rekapitalisasi.
Berdasarkan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 100 tanggal 24 Juli 1999, Bank Peserta
Penggabungan secara hukum melakukan penggabungan usaha ke dalam Bank Mandiri. Akta
Penggabungan Usaha tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No. C-13.781.HT.01.04.TH.99 tanggal 29 Juli 1999 dan disetujui oleh Gubernur
Bank Indonesia dengan Surat Keputusan No. 1/9/KEP.GBI/1999 tanggal 29 Juli 1999.
Penggabungan tersebut dinyatakan sah oleh Kepala Kantor Departemen Perindustrian dan
Perdagangan Jakarta Selatan melalui Surat Keputusan No. 09031827089 tanggal 31 Juli 1999.
17
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
• Semua aset dan liabilitas Bank Peserta Penggabungan dialihkan ke Bank Mandiri sebagai
Bank Hasil Penggabungan;
• Semua operasi dan aktivitas bisnis Bank Peserta Penggabungan dialihkan dan dioperasikan
oleh Bank Mandiri;
• Bank Mandiri mendapat tambahan modal disetor sebesar Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) (nilai
penuh) atau setara dengan 1 (satu) lembar saham yang merupakan sisa saham yang dimiliki
oleh Pemerintah pada masing-masing Bank Peserta Penggabungan (Catatan 40a dan 40b).
Pada tanggal efektif dimaksud, Bank Peserta Penggabungan secara hukum dibubarkan tanpa
proses likuidasi dan Bank Mandiri sebagai Bank Hasil Penggabungan menerima seluruh hak dan
liabilitas dari Bank Peserta Penggabungan.
c. Rekapitalisasi
Dalam rangka mengatasi kondisi ekonomi yang memburuk di Indonesia pada sektor perbankan,
pada tanggal 31 Desember 1998, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 84
Tahun 1998 tentang Program Rekapitalisasi Bank Umum yang bertujuan untuk meningkatkan
permodalan bank umum agar dapat memenuhi Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio
yang selanjutnya disebut “CAR”) minimum sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
Keikutsertaan bank umum dalam Program Rekapitalisasi didasarkan pada persyaratan dan
prosedur yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank
Indonesia No. 53/KMK.017/1999 dan No. 31/12/KEP/GBI tanggal 8 Februari 1999. Berdasarkan
Surat Keputusan Bersama tersebut, Pemerintah antara lain harus melakukan Program
Rekapitalisasi Bank Umum terhadap seluruh Bank Milik Negara, Bank Pembangunan Daerah dan
Bank Umum yang berstatus “Bank Take Over” oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(“BPPN”).
Pada tanggal 28 Mei 1999, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1999
(PP No. 52/1999) tentang penambahan penyertaan modal Pemerintah Republik Indonesia pada
Bank Mandiri melalui penerbitan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah oleh Menteri Keuangan
dengan nilai maksimum Rp137.800.000. Pelaksanaan PP No. 52/1999 diatur dalam Surat
Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No. 389/KMK.017/1999 dan
No. 1/10/KEP/GBI tanggal 29 Juli 1999.
Selama Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah tersebut belum diterbitkan, pada saat itu Bank Mandiri
mengakui adanya “Tagihan kepada Pemerintah” sebesar Rp137.800.000 sesuai dengan
penegasan Komitmen Pemerintah melalui surat dari Menteri Keuangan No. S-360/MK.017/1999
tanggal 29 September 1999 dan persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN melalui surat
No. S-510/M-PBUMN/1999 tanggal 29 September 1999.
Sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 1/1/GBI/DPIP tanggal 11 Oktober 1999 perihal
penerbitan Obligasi/Surat Utang Pemerintah dalam rangka penyertaan modal Pemerintah
Republik Indonesia di Bank Mandiri, Bank Indonesia menyetujui tagihan kepada Pemerintah
tersebut di atas termasuk dalam modal inti Bank Mandiri (Tier I) dalam perhitungan Rasio
Kecukupan Modal (CAR) pada tanggal 31 Juli 1999 sampai dengan 30 September 1999, dengan
syarat bahwa selambat-lambatnya tanggal 15 Oktober 1999, Obligasi/Surat Utang Pemerintah
telah diterima oleh Bank Indonesia.
18
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Rekapitalisasi (lanjutan)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 97 Tahun 1999 tanggal 24 Desember 1999 tentang
penambahan penyertaan modal Pemerintah di Bank Mandiri dalam rangka Program
Rekapitalisasi, Pemerintah menambah penyertaan modal sampai sejumlah maksimum
Rp42.200.000, sehingga penyertaan secara keseluruhan menjadi setinggi-tingginya sebesar
Rp180.000.000.
Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 52 dan No. 97 Tahun 1999 tersebut di atas,
maka dalam Perjanjian Rekapitalisasi Sementara antara Pemerintah dengan Bank Mandiri beserta
perubahannya, Pemerintah telah mengeluarkan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah dalam 2 (dua)
tahap, yaitu sebesar Rp103.000.000 pada tanggal 13 Oktober 1999 dan Rp75.000.000 pada
tanggal 28 Desember 1999, sehingga pada tanggal 31 Desember 1999 jumlah keseluruhan
Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian tersebut menjadi
sebesar Rp178.000.000.
Berdasarkan Kontrak Manajemen pada tanggal 8 April 2000 antara Bank Mandiri dan Pemerintah,
ditetapkan jumlah kebutuhan rekapitalisasi Bank Mandiri adalah sebesar Rp173.931.000 atau
lebih kecil dari jumlah Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah. Dari kelebihan tersebut, sebesar
Rp1.412.000 digunakan sebagai tambahan modal disetor, sedangkan sisanya sebesar
Rp2.657.000 dikembalikan kepada Pemerintah pada tanggal 7 Juli 2000 dalam bentuk Obligasi
Rekapitalisasi Pemerintah sebanyak 2.657.000 (dua juta enam ratus lima puluh tujuh ribu) unit.
Nama perusahaan berubah dari semula PT Bank Mandiri (Persero) menjadi PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. berdasarkan perubahan anggaran dasar yang dilaksanakan dengan akta notaris
Sutjipto, S.H., No. 2 tanggal 1 Juni 2003 dan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C-12783.HT.01.04.TH.2003
tanggal 6 Juni 2003 dan telah diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 63
tanggal 8 Agustus 2003, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 6590.
Pada tanggal 14 Juli 2003, Bank Mandiri melakukan IPO atas 4.000.000.000 lembar Saham Biasa
Seri B, dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per lembar saham yang dijual dengan harga
Rp675 (nilai penuh) per lembar saham. Penawaran umum kepada masyarakat tersebut
merupakan divestasi atas 20,00% saham Bank Mandiri milik Pemerintah (Catatan 40a).
19
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 14 Juli 2003, sebanyak 19.800.000.000 lembar Saham Biasa Seri B Bank Mandiri
telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya berdasarkan surat persetujuan
dari Bursa Efek Jakarta No. S-1187/BEJ.PSJ/07-2003 tanggal 8 Juli 2003 dan Bursa Efek
Surabaya No. JKT-028/LIST/BES/VII/2003 tanggal 10 Juli 2003.
Kuasi-reorganisasi
Untuk menghilangkan konsekuensi negatif karena dibebani dengan saldo rugi, Bank Mandiri
melakukan kuasi-reorganisasi sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(“RUPS-LB”) tanggal 29 Mei 2003.
Penyesuaian kuasi-reorganisasi telah dibukukan pada tanggal 30 April 2003, di mana saldo rugi
sebesar Rp162.874.901 dieliminasi ke akun tambahan modal disetor/agio saham.
Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengalami perubahan sehubungan dengan perubahan
tambahan modal disetor karena adanya kuasi-reorganisasi sesuai dengan Akta Notaris
Sutjipto, S.H., No. 130 tanggal 29 September 2003 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
No. C-25309.HT.01.04.TH.2003 tanggal 23 Oktober 2003 dan diumumkan pada Berita Negara
Republik Indonesia No. 910 tanggal 23 Oktober 2003, Tambahan No. 93.
Pada tanggal 30 Oktober 2003, RUPS-LB Bank Mandiri menyetujui kuasi-reorganisasi pada
tanggal 30 April 2003 tersebut sebagaimana terdapat dalam akta notaris Sutjipto, S.H., No. 165
tanggal 30 Oktober 2003.
Pada tanggal 11 Maret 2004, Pemerintah telah melakukan divestasi lanjutan atas 10,00%
kepemilikan di Bank Mandiri atau sebanyak 2.000.000.000 lembar Saham Biasa Seri B melalui
private placements (Catatan 40a).
Pada tanggal 3 Desember 2009, Bank Mandiri mendapat persetujuan efektif dari Ketua Bapepam
dan LK dengan suratnya No. S-10414/BL/2009 tanggal 3 Desember 2009 untuk melakukan
penawaran umum Obligasi Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I Tahun 2009 dengan nilai nominal
sebesar Rp3.500.000. Pada tanggal 14 Desember 2009, obligasi tersebut telah dicatat pada Bursa
Efek Indonesia.
Pada tanggal 30 September 2016, Bank Mandiri menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Bank
Mandiri Tahap I Tahun 2016 (“Obligasi Berkelanjutan I Tahap I”) dengan nilai nominal sebesar
Rp5.000.000 dan pada tanggal 15 Juni 2017, Bank Mandiri menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I
Bank Mandiri Tahap II Tahun 2017 (“Obligasi Berkelanjutan I Tahap II”) dengan nilai nominal
sebesar Rp6.000.000 (Catatan 30).
20
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Untuk penguatan struktur permodalan, Bank Mandiri meningkatkan modal ditempatkan dan disetor
melalui Penawaran Umum Terbatas (“PUT”) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(“HMETD”) dan terkait dengan PUT tersebut, Bank Mandiri telah menyampaikan pernyataan
pendaftaran pertama dan kedua kepada Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”), dahulu Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam dan LK”), pada tanggal
26 Desember 2010 dan tanggal 18 Januari 2011. Bapepam dan LK berdasarkan Surat Pelaksana
Ketua Bapepam dan LK No. S-807/BL/2011 tanggal 27 Januari 2011 menyatakan bahwa
pendaftaran PUT dengan HMETD Bank Mandiri tersebut telah efektif dan juga telah memperoleh
persetujuan pemegang saham sesuai hasil keputusan RUPS-LB tanggal 28 Januari 2011
sebagaimana terdapat dalam Akta Notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM No. 15 tanggal 25
Februari 2011 yang telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan bukti penerimaan laporan No. AHU-AH.01.10-07446 tanggal
10 Maret 2011 dan telah didaftarkan pada Daftar Perseroan No. AHU-0019617.AH.01.09 Tahun
2011 tanggal 10 Maret 2011.
Total HMETD yang diterbitkan Bank Mandiri adalah sebanyak 2.336.838.591 lembar saham
dengan harga sebesar Rp5.000 (nilai penuh) per lembar yang telah ditetapkan pada tanggal
25 Januari 2011 dan pelaksanaan periode perdagangan HMETD dimulai tanggal
14 Februari 2011 sampai dengan 21 Februari 2011.
Pemerintah Republik Indonesia sebagai pemegang saham mayoritas Bank Mandiri, tidak
melaksanakan haknya untuk memperoleh HMETD, namun mengalihkannya kepada pemegang
saham publik lainnya, sehingga komposisi persentase kepemilikan saham Pemerintah pada Bank
Mandiri menjadi berkurang atau mengalami dilusi dari sebesar 66,68% sebelum periode
pelaksanaan HMETD menjadi sebesar 60,00% setelah pelaksanaan HMETD.
Rincian perubahan modal saham ditempatkan dan disetor (Catatan 40a) adalah sebagai berikut:
Total saham
Setoran awal dalam pendirian oleh Pemerintah di tahun 1998 4.000.000
Penambahan modal disetor oleh Pemerintah di tahun 1999 251.000
4.251.000
Penambahan modal disetor oleh Pemerintah di tahun 2003 5.749.000
10.000.000
21
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Total saham
Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2008 399.153
Saham yang berasal dari konversi MSOP III pada tahun 2008 147.589.260
Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2009 86.800
Saham yang berasal dari konversi MSOP III pada tahun 2009 64.382.217
Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2010 6.684.845
Saham yang berasal dari konversi MSOP III pada tahun 2010 19.693.092
Penambahan modal melalui PUT dengan HMETD pada tahun 2011 2.336.838.591
Penurunan nilai nominal saham dari Rp500 (nilai penuh) menjadi
Rp250 (nilai penuh) per saham melalui stock split di tahun 2017 23.333.333.333
Total 46.666.666.666
Berdasarkan keputusan RUPS-LB tanggal 21 Agustus 2017 yang dituangkan dalam Akta No. 36,
tanggal 24 Agustus 2017, yang dibuat di hadapan Ashoya Ratam SH, Mkn, pemegang saham
Bank Mandiri antara lain menyetujui pemecahan nilai nominal saham (stock split) Bank dari Rp500
(nilai penuh) per saham menjadi Rp250 (nilai penuh) per saham sehingga modal ditempatkan
menjadi sejumlah 46.666.666.666 lembar saham yang terdiri atas 1 (satu) lembar saham Seri A
Dwiwarna dan 46.666.666.665 lembar saham Seri B.
g. Entitas anak
Entitas Anak yang tercakup dalam laporan keuangan konsolidasian pada tanggal
31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
Persentase kepemilikan
31 Desember 31 Desember
Nama Entitas Anak Jenis Usaha Kedudukan 2017 2016
22
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Total aset Entitas Anak tersebut pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 (sebelum eliminasi)
masing-masing sebagai berikut:
PT Bank Syariah Mandiri (“BSM”) adalah perusahaan yang menyelenggarakan usaha bank
dengan prinsip perbankan syariah, didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 15 Juni 1955
dengan nama PT Bank Industri Nasional (“PT Bina”). Selanjutnya PT Bina berubah menjadi
PT Bank Maritim Indonesia pada tanggal 4 Oktober 1967 dan kemudian berubah menjadi
PT Bank Susila Bhakti pada tanggal 10 Agustus 1973, yang merupakan Entitas Anak dari BDN.
Perubahan nama perusahaan terakhir adalah berdasarkan Akta Notaris Sutjipto, S.H., No. 23
tanggal 8 September 1999, yaitu menjadi PT Bank Syariah Mandiri. BSM mendapatkan izin usaha
dari Bank Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia
No. 1/24/KEP.GBI/1999 tanggal 25 Oktober 1999 sebagai bank umum berdasarkan prinsip syariah
dan mulai beroperasi sejak tanggal 1 November 1999.
Pada tanggal 9 Januari 2009, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk tunai pada Entitas Anak sebesar Rp100.000. Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan
dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 31 Desember 2008 dan Keputusan Pemegang
Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas
PT Bank Syariah Mandiri No. 10 tertanggal 19 Juni tahun 2008.
Pada tanggal 31 Desember 2008, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk tunai dan inbreng pada Entitas Anak sebesar Rp199.871. Bank Mandiri telah memperoleh
persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 31 Desember 2008 dan Keputusan
Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT
Bank Syariah Mandiri dengan akta No. 10 tertanggal 19 Juni 2008.
Pada tanggal 18 Maret 2011, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk tunai pada Entitas Anak sebesar Rp200.000. Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan
dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 31 Januari 2011 dan Keputusan Pemegang Saham Di
Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 28 Februari 2011 dengan akta No. 19 tertanggal
21 Maret 2011 atas penambahan penyertaan modal tersebut.
23
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 29 Desember 2011, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk tunai pada Entitas Anak sebesar Rp300.000. Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan
dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 27 Desember 2011 dan Keputusan Pemegang
Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 29 Desember 2011 dengan akta No. 42
tertanggal 29 Desember 2011 atas penambahan penyertaan modal tersebut.
Pada tanggal 21 Desember 2012, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk tunai pada Entitas Anak sebesar Rp300.000. Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan
dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 21 Desember 2012 dan Keputusan Pemegang
Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 21 Desember 2012 dengan akta No. 38
tertanggal 28 Desember 2012 atas penambahan penyertaan modal tersebut.
Pada tanggal 30 Desember 2013, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk inbreng tanah dan bangunan pada Entitas Anak sebesar Rp30.778. Bank Mandiri telah
memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 19 Desember 2013 dan
Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 27 Desember 2013
dengan akta No. 20 tertanggal 22 Januari 2014 yang ditegaskan kembali melalui Keputusan
Pemegang Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 29 Desember 2014 dengan akta
No. 22 tertanggal 23 Januari 2015 atas penambahan penyertaan modal tersebut.
Pada tanggal 24 November 2015, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk tunai pada Entitas Anak sebesar Rp500.000. Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan
dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 4 November 2015 dan Keputusan Pemegang Saham
Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 18 November 2015 dengan akta No. 33 tanggal 25
November 2015 atas penambahan penyertaan modal tersebut.
Pada tanggal 14 November 2016, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk tunai pada Entitas Anak sebesar Rp500.000. Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan
dari Otoritas Jasa Keuangan melalui surat tertanggal 3 November 2016 dan Keputusan Pemegang
Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 25 November 2016 dengan akta No. 09
tanggal 7 Desember 2016 atas penambahan penyertaan modal tersebut. Persetujuan OJK terkait
penambahan modal tersebut telah diterima pada tanggal
24 Januari 2017.
Pada tanggal 11 Desember 2017, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk tunai pada Entitas Anak sebesar Rp500.000. Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan
dari Kementerian BUMN melalui surat No. S-536/MBU/09/2017 tertanggal
22 September 2017, Otoritas Jasa Keuangan melalui surat No. S-129/PB.31/2017 tertanggal
5 Desember 2017, dan Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal
6 Desember 2017 dengan akta No. 22 tanggal 12 Desember 2017 atas penambahan penyertaan
modal tersebut. Penambahan penyertaan modal akan efektif setelah mendapatkan persetujuan
OJK atas perubahan modal dasar BSM. Sampai saat tanggal laporan keuangan konsolidasian,
Entitas Anak belum menerima persetujuan OJK terkait perubahan modal dasar tersebut.
Bank Mandiri (Europe) Limited
Bank Mandiri (Europe) Limited (“BMEL”) didirikan di London, Inggris pada tanggal 22 Juni 1999
berdasarkan “The Companies Act 1985 of the United Kingdom”. BMEL didirikan melalui konversi
dari Bank Exim cabang London menjadi Entitas Anak dan efektif beroperasi sejak
31 Juli 1999. BMEL yang berlokasi di London, Inggris, bertindak sebagai bank komersial untuk
mewakili kepentingan Bank Mandiri.
24
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT Mandiri Sekuritas
Pada tanggal 28 Desember 2012, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk tunai pada Mandiri Sekuritas, sebesar Rp29.512. Bank Mandiri telah memperoleh
persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 31 Oktober 2012 dan Keputusan
Pemegang Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 27 Desember 2012 atas
penambahan penyertaan modal tersebut. Setelah dilaksanakannya penambahan penyertaan
modal tersebut, porsi kepemilikan Bank Mandiri pada Mandiri Sekuritas meningkat dari 95,69%
menjadi 99,99% dari total seluruh saham yang telah dikeluarkan Mandiri Sekuritas.
PT Bank Sinar Harapan Bali (“BSHB”) didirikan sebagai Bank Pasar pada tanggal 23 Februari
1970 dengan nama MAI Bank Pasar Sinar Harapan Bali, kemudian pada tanggal 3 November
1992 Bank ini mengalami perubahan bentuk badan hukum menjadi Perseroan Terbatas
berdasarkan Akta No. 4 yang dibuat dihadapan Ida Bagus Alit Sudiatmika, S.H., Notaris di
Denpasar dan memperoleh ijin usaha sebagai Bank Umum berdasarkan surat keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia No. 77/KMK.017/1994 tanggal 10 Maret 1994. Pada tanggal 3 Mei
2008 dilangsungkan penandatanganan Akta Akuisisi antara pemegang saham BSHB dan Bank
Mandiri, sebagaimana tertuang dalam Akta Akuisisi No. 4 tanggal 3 Mei 2008 dibuat oleh I Wayan
Sugitha, S.H., Notaris di Denpasar. Penandatanganan Akta Akuisisi ini menandai awal
kepemilikan Bank Mandiri atas 80,00% saham BSHB, dimana selanjutnya pengelolaan BSHB
akan dilakukan secara terpisah dari Bank Mandiri sebagai bank yang tetap berdiri sendiri (stand-
alone bank) dengan fokus utama pada pengembangan bisnis Mikro dan Usaha Kecil.
Pada tanggal 22 Oktober 2009, Bank telah melakukan penambahan penyertaan modal pada
BSHB sebesar 1,46% dari total seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh, atau
sebesar Rp1.460.657.000 (nilai penuh) dengan melakukan pembelian seluruh saham BSHB yang
dimiliki oleh Direktur Utama sebanyak 2.921.314 lembar saham, sebagaimana terdapat dalam
Akta Jual Beli Saham No. 52 tanggal 22 Oktober 2009 yang dibuat dihadapan Notaris Ni Wayan
Widastri, S.H., Notaris di Denpasar, Bali.
25
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Penambahan penyertaan modal Bank Mandiri pada BSHB tersebut dilaksanakan dalam rangka
memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang Good Corporate Governance yang antara lain
mensyaratkan Direktur Utama Bank harus berasal dari pihak yang independen. Penambahan
penyertaan Bank Mandiri di BSHB telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia
sebagaimana terdapat dalam surat No. 11/103/DPB1/TPB1-1 tanggal 21 Agustus 2009.
Pada tanggal 28 Mei 2013, Bank telah melakukan penambahan penyertaan modal pada BSHB
sebesar 11,77% dari total seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh, atau sebesar
Rp32.377.072.750 (nilai penuh) dengan melakukan pembelian saham BSHB yang dimiliki oleh
beberapa pemegang saham minoritas dengan total sebanyak 23.546.962 lembar saham (nilai
penuh). Penambahan penyertaan Bank pada BSHB telah mendapatkan persetujuan dari Bank
Indonesia sebagaimana terdapat dalam surat Bank Indonesia No. 15/33/DPB1/PB1-1 tanggal
6 Mei 2013.
Pada tanggal 22 Desember 2014, BSHB mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa yang menyetujui penerbitan 800.000.000 (nilai penuh) saham baru yang dibeli oleh Bank
Mandiri, PT Taspen (Persero) dan PT Pos Indonesia (Persero). Perubahan komposisi kepemilikan
saham telah berlaku efektif pada tanggal 28 Mei 2015 dengan disetujuinya laporan perubahan
pemegang saham BSHB oleh OJK Perbankan, dengan komposisi kepemilikan akhir adalah Bank
Mandiri (58,25%), PT Taspen (20,2%), PT Pos (20,2%) dan pemegang saham individual (1,35%).
OJK Perbankan juga menyetujui PT Taspen dan PT Pos sebagai pemegang saham baru BSHB
serta tambahan setoran modal Bank Mandiri pada BSHB sebesar Rp198.000.
Pada tanggal 24 Juli 2015, OJK telah menyetujui perubahan nama PT Bank Sinar Harapan Bali
menjadi PT Bank Mandiri Taspen Pos dan memberikan izin untuk melakukan kegiatan usaha
dengan nama Bank Mantap. Perubahan nama disertai pula ijin perubahan logo dari OJK pada
tanggal 31 Juli 2015. Perubahan nama dan logo tersebut telah diumumkan kepada publik pada
tanggal 7 Agustus 2015.
Pada tanggal 24 November 2016, Bank telah mendapatkan persetujuan dari OJK terkait rencana
penambahan penyertaan modal kepada PT Bank Mandiri Taspen Pos sebesar Rp257.036 melalui
surat No. S-125/PB.31/2016 perihal Permohonan Persetujuan Penambahan Penyertaan Modal
Bank Mandiri pada PT Bank Mandiri Taspen Pos. Adapun penambahan penyertaan modal
dimaksud mengubah persentase kepemilikan dimana setelah dilaksanakan penambahan
penyertaan modal tersebut, porsi kepemilikan Bank Mandiri pada Bank Mantap meningkat dari
58,25% menjadi 59,44% dari total seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh Bank Mantap.
Penyertaan ini baru efektif di 2017 berdasarkan persetujuan dari OJK Bali melalui surat
No. S-07/KR.081/2017 dan telah ditatausahakan dalam administrasi pengawasan OJK. Terdapat
selisih perbedaan angka nilai buku tercatat yang menimbulkan selisih transaksi sebesar Rp13.250.
Pada tanggal 9 Oktober 2017, Bank Mandiri Taspen Pos mengadakan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang menyetujui perubahan komposisi pemegang saham menjadi
Bank Mandiri (59,44%), PT Taspen (40%) dan pemegang saham individual (0,56%). RUPSLB juga
telah menyetujui perubahan nama Perseroan dari semula bernama PT Bank Mandiri Taspen Pos
menjadi PT Bank Mandiri Taspen.
26
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 6 Desember 2017, Bank telah mendapatkan persetujuan dari OJK Jakarta terkait
rencana penambahan penyertaan modal kepada PT Bank Mandiri Taspen Pos sebesar
Rp210.000 melalui surat No. S-131/PB.31/2017 perihal Permohonan Persetujuan Penambahan
Penyertaan Modal Bank Saudara kepada PT Bank Mandiri Taspen Pos. Bank telah mendapat
persetujuan dari Kementerian BUMN melalui surat No. S-504/MBU/09/2017 tertanggal
7 September 2017. Persetujuan dari OJK Bali diterima di Januari 2018 (Catatan 65).
Adapun penambahan penyertaan modal dimaksud tidak mengubah persentase kepemilikan, porsi
kepemilikan Bank Mandiri pada Bank Mantap tetap 59,44% dari total seluruh saham yang telah
dikeluarkan oleh Bank Mantap.
Sebelum tanggal 1 Januari 2011, goodwill yang timbul dari akuisisi PT Bank Mandiri Taspen
sebesar Rp19.219 diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 (lima)
tahun dengan pertimbangan atas estimasi manfaat ekonomis atas goodwill tersebut. Efektif
tanggal 1 Januari 2011, sesuai PSAK No. 22 (Revisi 2009), “Kombinasi Bisnis”, goodwill tidak
diamortisasi tapi diuji penurunan nilai setiap tahunnya. Bank secara berkala melakukan evaluasi
terhadap penurunan nilai goodwill tersebut sesuai PSAK No. 48 “Penurunan Nilai Aset” (lihat
Catatan 2s). Saldo goodwill pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebesar Rp21.043.
PT Mandiri Tunas Finance (“MTF”, dahulu PT Tunas Financindo Sarana (“TFS”)) adalah
perusahaan yang bergerak dalam kegiatan pembiayaan konsumen. MTF didirikan berdasarkan
akta notaris Misahardi Wilamarta, S.H., No. 262 tanggal 17 Mei 1989 dan disahkan oleh Menteri
Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-4868.HT.01.01.TH.89 tanggal 1 Juni 1989 serta
diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 57, Tambahan No. 1369 tanggal 18 Juli 1989.
Kegiatan komersial MTF dimulai tahun 1989. MTF memperoleh ijin usaha sebagai perusahaan
pembiayaan dalam bidang sewa menyewa biasa, anjak piutang dan pembiayaan konsumen dari
Menteri Keuangan berdasarkan surat keputusan No. 1021/KMK.13/1989 tanggal 7 September
1989, No. 54/KMK.013/1992 tanggal 15 Januari 1992 dan No. 19/KMK.017/2001 tanggal
19 Januari 2001. Sesuai dengan Akta Notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM pada tanggal
6 Februari 2009, dilakukan penandatanganan Akta Jual Beli antara pemegang saham MTF
(PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Tunas Mobilindo Parama) dengan Bank Mandiri, dimana Bank
Mandiri mengakuisisi 51,00% kepemilikan saham atas MTF melalui pembelian 1.275.000.000
lembar saham MTF (nilai nominal Rp100 (nilai penuh)) per lembar saham dengan harga
Rp290.000.
Pengalihan 51,00% kepemilikan kepada Bank Mandiri ini telah disahkan dalam RUPS-LB MTF
sebagaimana tertuang dalam Berita Acara RUPS-LB No. 8 tanggal 6 Februari 2009 dan telah
dicatatkan dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
sebagaimana ditegaskan melalui Surat Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-
AH.01.10-01575 tertanggal 11 Maret 2009.
Akuisisi ini juga telah disetujui oleh Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur Bank Indonesia
No. 11/3/DPB1/TPB1-1 tertanggal 8 Januari 2009.
Perubahan nama TFS menjadi MTF dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2009, sesuai Akta
Pernyataan Keputusan Rapat PT Tunas Financindo Sarana No. 181 tanggal 26 Juni 2009 yang
ditandatangani oleh Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi. Anggaran dasar tersebut telah
disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan
No. AHU-4056.AH.01.02.TH.09 pada tanggal 26 Agustus 2009.
27
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sebelum tanggal 1 Januari 2011, goodwill yang timbul dari akuisisi MTF sebesar Rp156.807
diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 (lima) tahun dengan
pertimbangan atas estimasi manfaat ekonomis atas goodwill tersebut. Efektif tanggal 1 Januari
2011, sesuai PSAK 22 (Revisi 2009), “Kombinasi Bisnis”, goodwill tidak diamortisasi tapi diuji
penurunan nilai setiap tahunnya. Bank secara berkala melakukan evaluasi terhadap penurunan
nilai goodwill tersebut sesuai PSAK No. 48 “Penurunan Nilai Aset” (lihat Catatan 2s). Saldo
goodwill pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebesar Rp96.697.
Mandiri International Remittance Sendirian Berhad (“MIR”) merupakan Entitas Anak yang seluruh
sahamnya dimiliki oleh Bank Mandiri dan menjadi badan hukum Malaysia sejak tanggal
17 Maret 2009 dengan registrasi No. 850077-P. MIR merupakan perusahaan penyedia jasa
pengiriman uang (remittances) di bawah ketentuan Bank Negara Malaysia (“BNM”). MIR telah
mendapat persetujuan dari Bank Indonesia (“BI”) melalui surat No. 10/548/DPB1 tanggal
14 November 2008 dan persetujuan dari BNM untuk melakukan kegiatan operasional melalui surat
No. KL.EC.150/1/8562 tanggal 18 November 2009. Pembukaan kantor MIR dilakukan pada
tanggal 29 November 2009 yang berlokasi di Kuala Lumpur, Malaysia. Pelayanan MIR masih
terbatas pada jasa pengiriman uang kepada rekening di Bank Mandiri.
PT AXA Mandiri Financial Services ("AXA Mandiri") merupakan perusahaan Joint Venture antara
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (“Bank Mandiri”) dengan National Mutual International Pty Ltd
(“NMI”) yang bergerak dibidang Asuransi Jiwa. AXA Mandiri didirikan dengan nama PT Asuransi
Jiwa Staco Raharja pada 30 September 1991 dengan Akta Notaris Muhani Salim, S.H., No. 179.
Akta pendirian disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui surat
No. C2-6144.HT.01.01.TH.91 tanggal 28 Oktober 1991. Perusahaan mendapatkan surat
keputusan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan No. KEP.605/KM.13/1991 tentang Pemberian
Ijin Usaha Asuransi Jiwa Nasional dan memulai kegiatan operasionalnya pada tanggal
4 Desember 1991. Nama perusahaan lalu berubah menjadi PT Asuransi Jiwa Mandiri dan
selanjutnya berubah menjadi PT AXA Mandiri Financial Services. Perubahan ini disetujui oleh
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam surat No. C-28747.HT.01.04.TH.2003 pada
tanggal 10 Desember 2003 dan diumumkan pada Lembaran Berita Negara No. 64, Tambahan No.
7728 tanggal 10 Agustus 2004 dengan komposisi pemegang saham NMI sebesar 51,00% dan
Bank Mandiri sebesar 49,00%.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 17 Mei 2010 (dalam pasal 7), pemegang saham
Bank Mandiri telah menyetujui pembelian saham oleh Bank sebesar 2,00% dari total saham yang
diterbitkan dan disetor penuh secara langsung dari NMI.
Pada tanggal 20 Agustus 2010, Bank Mandiri menandatangani perjanjian jual beli (Akta Jual Beli -
AJB) atas pembelian 2.027.844 (dua juta dua puluh tujuh ribu delapan ratus empat puluh empat)
lembar saham (seharga Rp48.427) atau 2,00% dari saham ditempatkan dan disetor penuh dari
NMI di hadapan notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM. Penambahan kepemilikan di AXA
Mandiri telah disetujui oleh Bank Indonesia melalui suratnya No. 12/71/DPB1/TPB1-1 pada
tanggal 22 Juli 2010. Setelah pembelian ini persentase kepemilikan Bank pada AXA Mandiri
meningkat menjadi 51,00%.
28
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sebelum tanggal 1 Januari 2011, goodwill yang timbul dari akuisisi AXA Mandiri sebesar Rp40.128
diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 (lima) tahun dengan
pertimbangan atas estimasi manfaat ekonomis atas goodwill tersebut. Efektif tanggal 1 Januari
2011, sesuai PSAK 22 (Revisi 2009), “Kombinasi Bisnis”, goodwill tidak diamortisasi tapi diuji
penurunan nilai setiap tahunnya. Bank secara berkala melakukan evaluasi terhadap penurunan
nilai goodwill tersebut sesuai PSAK No. 48 “Penurunan Nilai Aset” (lihat Catatan 2s). Saldo
goodwil pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebesar Rp37.194.
PT Mandiri AXA General Insurance (“MAGI”) merupakan perusahaan ventura bersama antara
Bank Mandiri dengan AXA Société Anonyme yang bergerak di bidang asuransi kerugian. MAGI
sebelumnya bernama PT Maskapai Asuransi Dharma Bangsa (PT Insurance Society Dharma
Bangsa Ltd) yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Sie Khwan Djioe No. 109 tanggal 28 Juli
1961 di Jakarta dan memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman melalui Daftar Penetapan
Menteri Kehakiman No. J.A.5/11/4 tanggal 20 Januari 1962. Nama perusahaan PT Maskapai
Asuransi Dharma Bangsa mengalami perubahan menjadi PT Asuransi Dharma Bangsa dengan
Akta Notaris Imas Fatimah, S.H. No. 54 tanggal 17 Desember 1997 dan telah memperoleh
persetujuan dari Menteri Kehakiman melalui Surat Keputusan Menteri Kehakiman
No. C2-2421.HT.01.04.TH.98 tanggal 26 Maret 1998.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Bank Mandiri tanggal 23 Mei 2011, pemegang saham Bank
Mandiri telah menyetujui rencana penyertaan modal oleh Bank Mandiri dalam bentuk akuisisi atas
120.000 (seratus dua puluh ribu) lembar saham baru yang akan diterbitkan oleh PT Asuransi
Dharma Bangsa. Penyertaan modal Bank Mandiri pada PT Asuransi Dharma Bangsa tersebut
telah memperoleh persetujuan Bank Indonesia melalui suratnya No. 13/59/DPB1/TPB1-1 pada
tanggal 28 Juli 2011.
Pada tanggal 11 Oktober 2011, Bank Mandiri melakukan pembelian 120.000 (seratus dua puluh
ribu) lembar saham baru yang diterbitkan oleh PT Asuransi Dharma Bangsa dengan total nilai
Rp60.000 dan telah dicatatkan dalam Akta Akuisisi Notaris Yualita Widyadhari, S.H. No. 23
tanggal 11 Oktober 2011. Setelah pembelian saham tersebut, Bank Mandiri menjadi pemegang
saham PT Asuransi Dharma Bangsa dengan persentase kepemilikan sebesar 60,00% yang telah
disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham PT Asuransi Dharma Bangsa sesuai Akta
Notaris Yualita Widyadhari, S.H. No. 22 tanggal 11 Oktober 2011 dan telah disampaikan kepada
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia serta telah diterima melalui
suratnya No. AHU-AH.01.10-10-33252 tanggal 17 Oktober 2011 perihal Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT Asuransi Dharma Bangsa.
Selanjutnya, nama perusahaan PT Asuransi Dharma Bangsa telah diubah menjadi PT Mandiri
AXA General Insurance sesuai dengan Akta Notaris Yualita Widyadhari, S.H. No. 90 tanggal
18 Oktober 2011 dan telah disampaikan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia serta telah diterima melalui suratnya No. AHU-51976.AH.01.02 tanggal
25 Oktober 2011 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT Mandiri AXA
General Insurance.
Dalam menjalankan usahanya, MAGI telah memperoleh izin usaha dari Biro Perasuransian
Bapepam dan LK Kementerian Keuangan Republik Indonesia melalui surat
No. S-12583/BL/2011 tanggal 22 November 2011 perihal Penyampaian Salinan Keputusan
Menteri Keuangan tentang Pemberlakuan Izin Usaha di Bidang Asuransi Kerugian Sehubungan
Perubahan Nama PT Asuransi Dharma Bangsa menjadi PT Mandiri AXA General Insurance.
29
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Otoritas Jasa Keuangan melalui surat No. S-42/PB.31/2014 tanggal 14 Mei 2014 dan surat No. 5-
94/PB.31/2014 tanggal 31 Oktober 2014 telah menyetujui Penambahan Penyertaan Modal PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk pada PT Mandiri AXA General Insurance, sebesar Rp24.000 dan
Rp63.000. Penambahan penyertaan modal tersebut telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) MAGI secara sirkuler sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris Wiwiek Widhi
Astuti No. 20 tanggal 6 Juni 2014 dan No. 27 tanggal 21 November 2014 telah disetujui oleh
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan nomor AHU-03896.40.20.2014 tanggal
12 Juni 2014 dan nomor AHU-08879.40.21.2014 tanggal 26 November 2014. Penambahan
penyertaan modal tersebut tidak merubah komposisi pemegang saham MAGI yang sahamnya
dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar 60% dan AXA S.A sebesar 40%.
Berdasarkan surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-52/PB.31/2015 tanggal
25 Juni 2015 perihal Permohonan Persetujuan Penambahan Penyertaan Modal
PT Mandiri AXA General Insurance, OJK menyatakan tidak keberatan dengan rencana Bank
Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal lanjutan kepada MAGI sebesar Rp30.000.
Pada tanggal 9 Juli 2015 telah dilakukan eksekusi penambahan penyertaan modal kepada MAGI
sebesar Rp30.000. Total penambahan penyertaan modal kepada MAGI adalah sebesar Rp50.000
dengan jumlah penambahan penyetoran modal sesuai persentase kepemilikan saham Bank
Mandiri di MAGI sebesar 60% dan AXA S.A sebesar 40%, sehingga Bank Mandiri menambah
penyertaan modal sebesar Rp30.000 dan AXA S.A sebesar Rp20.000. Penambahan penyertaan
modal tersebut tidak merubah persentase kepemilikan di MAGI yang keseluruhan sahamnya
dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar 60% dan AXA S.A sebesar 40%.
Berdasarkan surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-72/PB.31/2016 tanggal
3 Agustus 2016 perihal Permohonan Persetujuan Penambahan Penyertaan Modal
PT Mandiri AXA General Insurance, OJK menyatakan tidak keberatan dengan rencana Bank
Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal lanjutan kepada MAGI sebesar Rp30.000.
Pada tanggal 9 Agustus 2016 telah dilakukan eksekusi transaksi penambahan penyertaan modal
kepada MAGI sebesar Rp30.000. Total penambahan penyertaan modal kepada MAGI adalah
sebesar Rp50.000 dengan jumlah penambahan penyetoran modal sesuai persentase kepemilikan
saham Bank Mandiri pada MAGI sebesar 60% dan AXA S.A sebesar 40%, sehingga Bank Mandiri
menambah penyertaan modal sebesar Rp30.000 dan AXA S.A sebesar Rp20.000. Penambahan
penyertaan modal tersebut tidak mengubah persentase kepemilikan pada MAGI yang keseluruhan
sahamnya dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar 60% dan AXA S.A sebesar 40%.
PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia (“InHealth”) didirikan berdasarkan Akta Notaris NM Dipo
Nusantara Pua Upa, S.H., Nomor 2 tanggal 6 Oktober 2008 dan telah mendapatkan pengesahan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
Nomor AHU-90399.AH.01.01 tanggal 26 November 2008. Perusahaan telah mendapatkan Izin
Usaha dibidang Asuransi Jiwa yang tertuang dalam Salinan Keputusan Menteri Keuangan Nomor:
KEP-381KM.1012009 tanggal 20 Maret 2009.
30
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. tahap 1, yaitu pengambilalihan 80% kepemilikan atas InHealth, dimana kepemilikan Bank Mandiri
adalah sebesar 60%, PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)
masing-masing 10%, serta BPJS Kesehatan masih memiliki 20%; dan
2. tahap 2, yaitu pengambilalihan 20% kepemilikan BPJS Kesehatan atas InHealth oleh Bank
Mandiri sehingga total kepemilikan Bank Mandiri adalah menjadi sebesar 80%. Komposisi
kepemilikan saham pada InHealth setelah transaksi tahap 2 menjadi Bank Mandiri memiliki 80%,
PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) masing-masing 10%
dari total saham yang dikeluarkan dan disetor penuh InHealth.
Pada tanggal 27 Februari 2014, Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan terkait rencana akuisisi InHealth. Selanjutnya, Bank Mandiri juga telah
menerima persetujuan rencana akuisisi dari OJK sesuai Surat No. S-37/PB/31/2014 tanggal 17 April
2014 perihal Permohonan Persetujuan Penyertaan Modal PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dalam PT
Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.
Pada tanggal 2 Mei 2014, Bank Mandiri dengan PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dan
PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) sebagai pihak pembeli dengan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan; dahulu PT Askes (Persero)) dan Koperasi Bhakti
Askes sebagai pihak penjual telah menandatangani perjanjian Jual Beli atas kepemilikan saham di
InHealth yang telah dicatatkan dalam Akta Jual Beli Saham No. 01 tanggal 2 Mei 2014 oleh
Notaris Mala Mukti S.H., LL.M.
Dengan telah dilakukannya penandatanganan Akta Jual Beli tersebut, Bank Mandiri telah efektif
menjadi pemegang saham mayoritas di InHealth dengan porsi kepemilikan sebesar 60%
(Rp990.000), PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) masing-
masing sebesar 10% (Rp165.000) dan BPJS Kesehatan sebesar 20% (Rp330.000). Perubahan
kepemilikan saham tersebut telah disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham InHealth
sesuai Akta Notaris Mala Mukti S.H., LL.M. No. 19 tanggal 5 Mei 2014 dan telah disampaikan
kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia serta telah diterima
melalui suratnya No. AHU-06507.40.22.2014 tanggal 5 Mei 2014 perihal Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.
Perubahan Anggaran Dasar InHealth dilakukan sesuai dengan Perjanjian Pemegang Saham yang
telah ditandatangani pada 23 Desember 2013 dan telah dicatatkan dalam Akta Notaris Mala Mukti
S.H., LL.M. No. 20 tanggal 5 Mei 2014 perubahan ini telah disampaikan kepada Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia serta telah diterima melalui suratnya No. AHU-
01805.40.21.2014 tanggal 6 Mei 2014.
Penandatanganan Akta Jual Beli tersebut merupakan pelaksanaan tahap pertama transaksi
akuisisi InHealth sesuai dengan Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat yang telah ditandatangani
pada tanggal 23 Desember 2013.
31
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 30 Maret 2015, Bank melaksanakan penambahan penyertaan saham dalam
InHealth dengan membeli sejumlah 200.000 saham milik Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan (BPJS) melalui penandatanganan Akta Jual Beli No. 108, tanggal 30 Maret 2015,
dibuat dihadapan Mala Mukti, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, yang merupakan 20,00% dari total
saham yang telah dikeluarkan oleh InHealth. Harga pembelian keseluruhan adalah sebesar
Rp330.000. Penambahan penyertaan tersebut sebelumnya telah disetujui oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) sebagaimana disebutkan dalam suratnya No. S-19/PB.31/2015 tanggal
20 Februari 2015. Selisih perbedaan angka tercatat kepentingan nonpengendali dengan nilai wajar
imbalan yang diberikan atas tambahan saham InHealth sebesar 20,00% sejumlah Rp92.751
dicatat sebagai “Selisih transaksi dengan pihak nonpengendali”.
Dengan telah dilakukannya penandatanganan Akta Jual Beli tersebut, Bank Mandiri telah efektif
menjadi pemegang saham mayoritas atas InHealth dengan porsi kepemilikan sebesar 80%,
dimana PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) memiliki porsi
kepemilikan masing-masing sebesar 10%. Hal tersebut telah disahkan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham sesuai Akta Notaris Mala Mukti S.H., LL.M. No. 109 tanggal 30 Maret 2015 dan
telah disampaikan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia serta telah diterima
melalui suratnya No. AHU-AH.01.03-0020238 tanggal 30 Maret 2015 perihal Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.
Bank Mandiri mengambil alih kepemilikan di InHealth sebesar 80% dengan nilai Rp1.320.000.
Saldo goodwill pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebesar Rp268.181. Bank
secara berkala melakukan evaluasi terhadap penurunan nilai goodwill tersebut sesuai PSAK
No. 48 “Penurunan Nilai Aset” (Catatan 2s).
Pada tanggal 16 April 2014, Bank Mandiri bersama PT Asco Investindo (“ASCO”) dan PT Tunas
Ridean (Persero) Tbk. (“TURI”), telah menandatangani perjanjian penandatanganan kesepakatan
awal untuk mendirikan sebuah perusahaan pembiayaan untuk dapat mengakselarasi penyaluran
pembiayaan Bank Mandiri khususnya pada segmen pembiayaan kendaraan bermotor.
Pada tanggal 22 Oktober 2014, Bank Mandiri bersama ASCO dan TURI telah menandatangani
perjanjian pemegang saham dimana telah disepakati pendirian suatu perusahaan pembiayaan
dengan modal dasar Rp100.000 dengan komposisi kepemilikan adalah Bank Mandiri (51%);
ASCO (37%); dan TURI (12%). Selanjutnya, pada 23 Desember 2014, Bank Mandiri telah
memperoleh ijin prinsip penyertaan modal pada perusahaan pembiayaan baru tersebut dari OJK
Pengawasan Bank.
Pada tanggal 21 Januari 2015, telah dilakukan penandatanganan akta pendirian entitas anak baru
Bank Mandiri yang diberi nama PT Mandiri Utama Finance (“MUF”) yang dituangkan dalam akta
notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn. No. 19 tanggal 21 Januari 2015 dan telah disahkan oleh
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan
No. AHU-0003452.AH.01.01. tahun 2015 tanggal 26 Januari 2015. Bersamaan dengan
penandatanganan akta pendirian tersebut Bank Mandiri juga melakukan penyetoran modal
sebesar Rp51.000 sesuai dengan komposisi kepemilikan saham Bank Mandiri di MUF.
Berdasarkan akta notaris Ashoya Ratam No. 66 tanggal 29 Mei 2015 yang merupakan Pernyataan
Keputusan Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham, telah disetujui perubahan susunan Dewan
Komisaris Perseroan dimana perubahan tersebut telah didaftarkan pada Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat
No. AHU-AH.01.03-0936033 tanggal 29 Mei 2015.
32
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pasca penandatanganan akta pendirian, MUF menyampaikan permohonan ijin usaha perusahaan
pembiayaan kepada OJK Institusi Keuangan Non Bank (”OJK IKNB”). Atas permohonan tersebut,
OJK IKNB telah menerbitkan Surat Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor:
KEP-81/D.05/2015 tentang Pemberian Izin Usaha Perusahaan Pembiayaan kepada PT Mandiri
Utama Finance pada tanggal 25 Juni 2015 yang disampaikan melalui surat OJK No. SR-
3516/NB.111/2015 tanggal 26 Juni 2015 perihal Pemberian Izin Usaha Perusahaan Pembiayaan
PT Mandiri Utama Finance.
Pada tanggal 24 Agustus 2015, MUF telah melaksanakan kegiatan operasional awal melalui
kerjasama dengan dealer-dealer utama dan pencairan kredit kepada nasabah terbatas untuk
memenuhi persyaratan OJK IKNB.
Berdasarkan surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-86/PB.31/2016 tanggal
25 Agustus 2016 perihal Permohonan Persetujuan Penambahan Penyertaan Modal PT Mandiri
Utama Finance, OJK menyatakan tidak keberatan dengan rencana Bank Mandiri melakukan
tambahan penyertaan modal kepada MUF sebesar Rp102.000. Penyertaan modal kepada MUF
dilakukan secara bertahap dengan nominal sebesar Rp51.000 untuk masing-masing tahap. Pada
tanggal 29 Agustus 2016 telah dilakukan eksekusi transaksi penambahan penyertaan modal
kepada MUF tahap pertama sebesar Rp51.000. Penambahan penyertaan modal tahap
selanjutnya sebesar Rp51.000, telah dilakukan pada tanggal 16 Desember 2016. Penambahan
penyertaan modal tersebut tidak merubah persentase kepemilikan pada MUF yang keseluruhan
sahamnya dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar 51%, ASCO sebesar 37% dan TURI sebesar 12%.
Berdasarkan surat persetujuan dari OJK No. S-68/PB.31/2017 tanggal 26 Juli 2017 perihal
Permohonan Persetujuan Penambahan Penyertaan Modal Bank Saudara kepada MUF, OJK
menyatakan tidak keberatan dengan rencana Bank Mandiri melakukan tambahan penyertaan
modal kepada MUF sebesar Rp102.000. Penyertaan modal kepada MUF dilakukan 2 (dua) tahap
dengan nominal sebesar Rp51.000 untuk masing-masing tahap. Pada tanggal 28 Juli 2017 telah
dilakukan eksekusi transaksi penambahan penyertaan modal kepada MUF tahap pertama sebesar
Rp51.000 yang tertuang dalam akta notaris Ashoya Ratam SH,MKn No. 56 tanggal
29 Agustus 2017 dan telah disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
No. AHU-AH.01.03-0169081 tahun 2017 tanggal 6 September 2017. Pada tanggal 30 Oktober
2017 telah dilakukan eksekusi transaksi penambahan penyertaan modal kepada MUF tahap
kedua sebesar Rp51.000. Penambahan penyertaan modal tersebut tidak mengubah persentase
kepemilikan pada MUF yang keseluruhan sahamnya dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar 51%,
ASCO sebesar 37% dan TURI sebesar 12%.
Pada tanggal 23 Juni 2015, Bank Mandiri bersama PT Mandiri Sekuritas telah mendirikan Entitas
Anak baru yang bergerak di bidang modal ventura dengan nama PT Mandiri Capital Indonesia
(“MCI”).
Pendirian perusahaan ditandai dengan penandatanganan akta pendirian antara Bank Mandiri dan
PT Mandiri Sekuritas dimana Bank Mandiri melakukan penyertaan modal sebesar Rp9.900 yang
mewakili 99% kepemilikan saham dalam MCI dan PT Mandiri Sekuritas melakukan penyertaan
modal sebesar Rp100 yang mewakili 1% kepemilikan saham dalam MCI, sehingga struktur
permodalan MCI adalah sebesar Rp10.000.
33
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Penyertaan modal Bank Mandiri dalam rangka Pendirian MCI telah memperoleh persetujuan
Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana tercantum dalam surat Otoritas Jasa Keuangan
No. S-48/PB.31/2015 perihal Permohonan Persetujuan Penyertaan Modal PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. dalam rangka pendirian Perusahaan Modal Ventura pada tanggal 11 Juni 2015.
Pada tanggal 26 Juni 2015, pendirian MCI telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia No. AHU-2445684.AH.01.01 tahun 2015. MCI telah memperoleh ijin untuk
melaksanakan kegiatan usaha di bidang modal ventura pada tanggal 10 November 2015 melalui
surat Otoritas Jasa Keuangan No. SR-6035/NB.111/2015 sehingga MCI dapat melaksanakan
kegiatan operasional secara penuh.
Berdasarkan surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-1/PB.31/2016 tanggal
7 Januari 2016 perihal Permohonan Persetujuan Penyertaan Bank Saudara kepada PT Mandiri
Capital Indonesia (PT MCI), OJK menyatakan tidak keberatan dengan rencana Bank Mandiri
melakukan tambahan penyertaan modal kepada MCI.
Pada tanggal 21 Januari 2016 telah dilakukan eksekusi transaksi penambahan penyertaan modal
kepada MCI sebesar Rp340.000, sehingga modal dasar MCI menjadi sebesar Rp350.000.
Penambahan penyertaan modal kepada MCI dilakukan dengan menerbitkan 3.400 lembar saham
baru dalam MCI masing-masing saham bernilai nominal Rp100.000.000 (nilai penuh) dimana
seluruh saham baru tersebut dieksekusi oleh Bank Mandiri (100%).
Dengan penambahan modal sebesar Rp340.000 yang dilakukan seluruhnya oleh Bank Mandiri
maka persentase kepemilikan saham di MCI yang masing-masing sahamnya dimiliki oleh Bank
Mandiri menjadi sebesar 99,97% dan Mandiri Sekuritas menjadi sebesar 0,03%.
Berdasarkan surat persetujuan dari OJK No. S-69/PB.31/2017 tanggal 26 Juli 2017 perihal
Permohonan Persetujuan Penyertaan Bank Saudara kepada PT Mandiri Capital Indonesia (MCI),
OJK menyatakan tidak keberatan dengan rencana Bank Mandiri melakukan tambahan penyertaan
modal kepada MCI.
Pada tanggal 28 Juli 2017 telah dilakukan eksekusi transaksi penambahan penyertaan modal
kepada MCI sebesar Rp200.000, sehingga modal dasar MCI menjadi sebesar Rp550.000 yang
tertuang dalam akta notaris Muhammad Hanafi No. 8 tanggal 7 September 2017 dan telah
mendapatkan pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
No. AHU-AH.01.03-0171170 tahun 2017 tanggal 13 September 2017. Penambahan penyertaan
modal kepada MCI dilakukan dengan menerbitkan 2.000 lembar saham baru dalam MCI masing-
masing saham bernilai nominal Rp100.000.000 (nilai penuh) dimana seluruh saham baru tersebut
dieksekusi oleh Bank Mandiri (100%).
Dengan penambahan modal sebesar Rp200.000 yang dilakukan seluruhnya oleh Bank Mandiri
maka persentase kepemilikan saham di MCI yang masing-masing sahamnya dimiliki oleh Bank
Mandiri menjadi sebesar 99,98% dan Mandiri Sekuritas menjadi sebesar 0,02%.
34
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kantor pusat Bank Mandiri berkedudukan di Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 36-38 Jakarta
Selatan, Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, struktur dan jumlah kantor dalam
dan luar negeri Bank Mandiri adalah sebagai berikut:
2.631 2.599
Cabang luar negeri 6 6
Pada tanggal 31 Desember 2017, Bank Mandiri memiliki 6 cabang luar negeri yang berlokasi di
Cayman Islands, Singapura, Hong Kong, Dili Timor Leste, Shanghai (Republik Rakyat Cina) dan
Dili Timor Plaza dan 1 Kantor Remittance Hong Kong.
Untuk mendukung pencapaian aspirasi Bank Mandiri, yaitu “Indonesia’s Best, ASEAN’s
Prominent”, Bank Mandiri mengkelompokan unit-unit kerja di struktur organisasinya ke dalam
3 kelompok, yaitu:
1. Business Units, berfungsi sebagai motor utama pengembangan bisnis Bank yang terdiri dari
dua segmen utama yaitu segmen Wholesale terdiri dari Corporate dan Commercial,
Kelembagaan (Government Institutional), Treasury (Treasury, International Banking & Financial
Institutions), Retail Banking terdiri dari Small & Medium Enterprise, Micro, dan Consumer.
2. Support Functions, berfungsi sebagai supporting unit yang mendukung operasional Bank
secara keseluruhan yang terdiri dari Special Asset Management, Wholesale Risk, Retail Risk,
Digital Banking & Technology, Operations, Risk Management & Compliance, Corporate
Transformation & Finance, Internal Audit, Human Capital, dan Corporate Secretary.
3. Distributions, berfungsi sebagai unit yang melakukan penjualan produk dan jasa kepada
seluruh segmen nasabah Bank Mandiri, terdiri dari 12 Kantor Wilayah yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia.
Efektif 4 September 2017, Bank melakukan perubahan struktur organisasi dan pembidangan serta
wewenang anggota direksi.
Bank Mandiri telah melakukan perubahan struktur organisasi yang berlaku efektif tanggal
4 September 2017 sebagaimana tertuang dalam Keputusan Direksi No. KEP.DIR/209/2017 tanggal
13 September 2017 tentang Struktur Organisasi. Perubahan struktur organisasi Bank Mandiri
tersebut dengan menata ulang organisasi dan membentuk unit kerja baru yang bersifat struktural
maupun fungsional untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan Bank.
35
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, susunan Dewan Komisaris Bank Mandiri adalah
sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama/Komisaris Independen : Hartadi Agus Sarwono*) Wimboh Santoso**)
Wakil Komisaris Utama : Imam Apriyanto Putro Imam Apriyanto Putro
Komisaris Independen : Goei Siauw Hong Abdul Aziz***)
Komisaris Independen : Bangun Sarwito Kusmulyono Aviliani***)
Komisaris Independen : Makmur Keliat****) Goei Siauw Hong
Komisaris Independen : - Bangun Sarwito Kusmulyono
Komisaris : Askolani Askolani
Komisaris : Ardan Adiperdana Ardan Adiperdana
Komisaris : R. Widyo Pramono*****) -
*) Dengan telah diterimanya persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit & Proper Test),
jabatan beliau berlaku efektif sejak tanggal 15 November 2017.
**) Beliau menjabat sebagai Komisaris Utama Non Independen. Masa jabatan beliau berakhir pada tanggal 20 Juli 2017 sehubungan
dengan diangkatnya beliau sebagai Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, sehingga berdasarkan Anggaran Dasar
jabatan beliau sebagai Komisaris Utama berakhir.
***) Masa jabatan berakhir pada tanggal 14 Maret 2017 berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank Mandiri
tanggal 14 Maret 2017.
****) Dengan telah diterimanya persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit & Proper Test),
jabatan beliau berlaku efektif sejak tanggal 25 September 2017.
*****) Sesuai hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank Mandiri tanggal 21 Agustus 2017, beliau diangkat sebagai
Komisaris Bank, dimana pengangkatan Komisaris tersebut akan berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa
Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit & Proper Test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, susunan Dewan Direksi Bank Mandiri adalah sebagai
berikut:
31 Desember 2017
Direksi *)
Direktur Utama : Kartika Wirjoatmodjo
Wakil Direktur Utama : Sulaiman Arif Arianto
Direktur Operations : Ogi Prastomiyono
Direktur Wholesale Banking : Royke Tumilaar
Direktur Distributions : Hery Gunardi
Direktur Retail Banking : Tardi
Direktur Risk Management & Compliance : Ahmad Siddik Badruddin
Direktur Kelembagaan : Kartini Sally
Direktur Digital Banking & Technology : Rico Usthavia Frans
Direktur Treasury : Darmawan Junaidi**)
*) Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 21 Agustus 2017, telah ditetapkan perubahan nomenklatur susunan anggota
Direksi Bank Mandiri
**) Sesuai hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank Mandiri tanggal 21 Agustus 2017 beliau diangkat sebagai
Direktur Treasury Bank Mandiri, dimana pengangkatan Direktur Treasury tersebut akan berlaku efektif setelah mendapat persetujuan
dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit & Proper Test) dan memenuhi peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
36
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, susunan Dewan Direksi Bank Mandiri adalah sebagai
berikut (lanjutan):
31 Desember 2016
Direksi
Direktur Utama : Kartika Wirjoatmodjo
Wakil Direktur Utama : Sulaiman Arif Arianto
Direktur : Ogi Prastomiyono
Direktur : Pahala N. Mansury*)
Direktur : Royke Tumilaar
Direktur : Hery Gunardi
Direktur : Tardi
Direktur : Ahmad Siddik Badruddin**)
Direktur : Kartini Sally
Direktur : Rico Usthavia Frans
*) Masa jabatan berakhir pada tanggal 12 April 2017. Pengukuhan pengakhiran masa jabatan beliau sebagai anggota Direksi Bank Mandiri
telah dilakukan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 21 Agustus 2017.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Komite Audit Bank Mandiri terdiri dari:
*) Masa jabatan berakhir pada tanggal 14 Maret 2017 berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank Mandiri
tanggal 14 Maret 2017.
**) Mulai menjabat sebagai anggota Komite Audit sejak jabatan beliau sebagai Komisaris Utama/Komisaris Independen Bank Mandiri
berlaku efektif, yaitu tanggal 15 November 2017.
***) Berhenti menjabat sebagai anggota Komite Audit sejak tanggal 11 Oktober 2017.
****) Mulai menjabat sebagai anggota Komite Audit sejak tanggal 11 Oktober 2017.
37
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Komite Remunerasi dan Nominasi Bank Mandiri terdiri
dari:
**) Masa jabatan sebagai Ketua merangkap anggota Komite Remunerasi dan Nominasi berakhir pada tanggal 10 Oktober 2017 dan
selanjutnya menjabat sebagai anggota.
***) Masa jabatan berakhir pada tanggal 20 Juli 2017 sehubungan dengan diangkatnya beliau sebagai Ketua Dewan Komisioner Otoritas
Jasa Keuangan, sehingga berdasarkan Anggaran Dasar jabatan beliau sebagai Komisaris Utama berakhir.
****) Masa jabatan berakhir pada tanggal 14 Maret 2017 berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank Mandiri
tanggal 14 Maret 2017.
*****) Mulai menjabat sebagai anggota Komite Remunerasi dan Nominasi sejak tanggal 11 Oktober 2017.
******) Keanggotaan beliau dalam Komite Remunerasi dan Nominasi akan berlaku efektif setelah jabatan beliau sebagai Komisaris Bank
Mandiri berlaku efektif.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Komite Pemantau Risiko Bank Mandiri terdiri dari:
*) Masa jabatan berakhir pada tanggal 14 Maret 2017 berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank Mandiri
tanggal 14 Maret 2017.
**) Masa jabatan berakhir pada tanggal 20 Juli 2017 sehubungan dengan diangkatnya beliau sebagai Ketua Dewan Komisioner Otoritas
Jasa Keuangan, sehingga berdasarkan Anggaran dasar jabatan beliau sebagai Komisaris Utama berakhir.
***) Mulai menjabat sebagai anggota Komite Pemantau Risiko sejak tanggal 11 Oktober 2017.
****) Keanggotaan beliau dalam Komite Pemantau Risiko akan berlaku efektif setelah jabatan beliau sebagai Komisaris Bank Mandiri
berlaku efektif.
38
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Komite Tata Kelola Terintegrasi Bank Mandiri terdiri
dari:
**) Mulai menjabat sebagai anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi sejak tanggal 11 Oktober 2017.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Ketua Audit Internal Bank Mandiri adalah
Mustaslimah.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri adalah Rohan
Hafas.
Jumlah karyawan Bank Mandiri pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing 38.307
orang dan 38.940 orang (tidak diaudit).
Laporan keuangan konsolidasian Bank dan Entitas Anak (“Grup”) ini diselesaikan dan disetujui untuk
diterbitkan oleh Direksi pada tanggal 31 Januari 2018.
Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) No. VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK
No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan
Emiten atau Perusahaan Publik.
39
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian
Bank dan Entitas Anak adalah seperti dijabarkan di bawah ini:
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan harga perolehan, kecuali untuk aset
keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual, aset dan liabilitas keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan seluruh instrumen derivatif yang diukur
berdasarkan nilai wajar dan aset tanah yang diukur pada nilai wajar sejak 1 April 2016. Laporan
keuangan konsolidasian disusun berdasarkan akuntansi berbasis akrual, kecuali laporan arus kas
konsolidasian.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan
mengelompokkan arus kas dalam aktivitas-aktivitas operasional, investasi dan pendanaan.
Pos-pos dalam penghasilan komprehensif lainnya disajikan terpisah antara akun-akun yang akan
direklasifikasikan ke laba rugi dan akun-akun yang tidak akan direklasifikasikan ke laba rugi.
Laporan keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah disusun
berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 101 (Revisi 2016) tentang
“Penyajian Laporan Keuangan Syariah”, PSAK No. 102 (Amandemen 2016) tentang “Akuntansi
Murabahah”, PSAK No. 104 (Amandemen 2016) tentang “Akuntansi Istishna”, PSAK No. 105
tentang “Akuntansi Mudharabah”, PSAK No. 106 tentang “Akuntansi Musyarakah”, PSAK
No. 107 (Amandemen 2016) tentang “Akuntansi Ijarah”, PSAK No. 110 (Revisi 2015) tentang
“Akuntansi Sukuk” dan PSAK lain selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) (Revisi 2013).
Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini, dibulatkan dan disajikan dalam jutaan
Rupiah (“Rp”), kecuali dinyatakan lain.
Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian
Bank dan Entitas Anak adalah seperti dijabarkan di bawah ini.
Pada tanggal 1 Januari 2017, Grup telah menerapkan beberapa standar dan interpretasi baru atau
revisi yang relevan dengan operasi Grup yang berlaku efektif sejak tanggal tersebut yaitu sebagai
berikut:
Tidak terdapat dampak yang material atas standar dan interpretasi yang berlaku efektif pada
1 Januari 2017 terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup.
c. Instrumen keuangan
A. Aset keuangan
Grup mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (a) aset keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi, (b) pinjaman yang diberikan dan piutang, (c) aset
keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dan (d) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi
ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan
klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
(a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam
kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal
telah ditetapkan oleh Grup untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Aset keuangan yang diklasifikasikan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi adalah dimiliki untuk mencadangkan liabilitas asuransi
Entitas Anak yang diukur pada nilai wajar dari aset terkait.
Instrumen keuangan yang dikelompokan ke dalam kategori ini diakui pada nilai
wajarnya pada saat pengakuan awal, biaya transaksi diakui secara langsung ke
dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan
instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian dan dicatat masing-masing sebagai
“Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar
instrumen keuangan” dan “Keuntungan/(kerugian) dari penjualan instrumen
keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok
diperdagangkan dicatat sebagai “Pendapatan bunga”.
41
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif,
kecuali:
- yang dimaksudkan oleh Grup untuk dijual dalam waktu dekat, yang
diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat
pengakuan awal ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;
- yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk
dijual; atau
- dalam hal Grup mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara
substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang
diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai
wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari
aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di
dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dan
dilaporkan sebagai “Pendapatan bunga”. Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian
penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan
dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dan diakui di dalam laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian sebagai “Pembentukan
cadangan kerugian penurunan nilai”.
Aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan
non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya
telah ditetapkan, serta Grup mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk
memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:
- aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;
- aset keuangan yang ditetapkan oleh Grup dalam kelompok tersedia untuk dijual;
dan
- aset keuangan yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada
nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.
Pendapatan bunga dari aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dan diakui
sebagai “Pendapatan bunga”. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan
nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui didalam
laporan keuangan konsolidasian sebagai “Pembentukan cadangan kerugian
penurunan nilai”.
42
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan yang
ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka
pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak
diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, aset keuangan yang
diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada
nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya
dimana keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai wajar diakui sebagai
penghasilan komprehensif lain kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi
selisih kurs untuk instrumen utang. Untuk instrumen ekuitas, laba rugi selisih kurs
diakui sebagai bagian laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan
tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi keuntungan atau
kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar, yang sebelumnya diakui
sebagai penghasilan komprehensif lain diakui di laba rugi. Pendapatan bunga
dihitung menggunakan metode suku bunga efektif.
Pengakuan
Bank menggunakan akuntansi tanggal perdagangan untuk mencatat transaksi efek-efek dan
obligasi pemerintah. Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketiga tetapi tidak
memenuhi syarat penghentian pengakuan disajikan di dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian sebagai “Aset lain-lain - Tagihan atas efek-efek dan obligasi pemerintah yang
diagunkan”, jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransfer kembali.
B. Liabilitas keuangan
Grup mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (a) liabilitas keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan (b) liabilitas keuangan yang diukur dengan
biaya perolehan diamortisasi.
(a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai
diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah
ditetapkan oleh Grup untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
43
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (lanjutan)
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan
yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian sebagai “Keuntungan/(kerugian) yang
belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar instrumen keuangan”. Beban
bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di
dalam “Beban bunga”.
Jika Grup pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen utang tertentu sebagai
nilai wajar melalui laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak
dapat diubah. Berdasarkan PSAK No. 55, instrumen utang yang diklasifikasikan
sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus
dipisahkan.
Perubahan nilai wajar terkait dengan liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi diakui di dalam “Keuntungan/(kerugian) dari
perubahan nilai wajar instrumen keuangan”.
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi diukur pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi.
Setelah pengakuan awal, Grup mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur
dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga
efektif. Amortisasi suku bunga efektif diakui sebagai “Beban bunga”.
C. Penghentian pengakuan
Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang
berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah
ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut
telah ditransfer (jika, secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka
Grup melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang
masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan dihentikan
pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Agunan yang diserahkan oleh Grup di dalam perjanjian efek-efek yang dijual dengan janji
untuk dibeli kembali dan transaksi securities lending dan borrowing tidak dihentikan
pengakuannya karena Grup secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat
atas agunan tersebut, berdasarkan ketentuan bahwa harga pembelian kembali telah
ditentukan di awal, sehingga kriteria penghentian pengakuan tidak terpenuhi.
Hapus buku
44
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset keuangan dapat dihapus buku apabila cadangan kerugian penurunan nilai telah
dibentuk 100%.
Grup tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori
instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi selama instrumen
keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.
Grup tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai aset keuangan dimiliki hingga
jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah
menjual atau mereklasifikasi aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang
lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak
signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali
penjualan atau reklasifikasi tersebut:
(a) dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian
kembali di mana perubahan suku bunga pasar tidak akan berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;
(b) terjadi setelah Grup telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset
keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Grup telah memperoleh pelunasan
dipercepat; atau
(c) terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Grup, tidak berulang dan
tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Grup.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia
untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi
tetap dilaporkan dalam komponen penghasilan komprehensif lain sampai aset keuangan
tersebut dihentikan pengakuannya dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif
yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain harus diakui pada laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian sebagai komponen
keuntungan/kerugian dari penjualan aset keuangan.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga
jatuh tempo dicatat pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi
harus diamortisasi menggunakan suku bunga efektif sampai dengan tanggal jatuh tempo
instrumen tersebut.
45
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
46
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
47
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus disajikan dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling
hapus buku atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara
neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Hak
yang berkekuatan hukum berarti:
Kriteria yang digunakan oleh Grup untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan
nilai adalah sebagai berikut:
Khusus untuk kredit yang diberikan, Grup menggunakan kriteria tambahan untuk
menentukan bukti obyektif penurunan nilai sebagai berikut:
48
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
1. Kredit yang diberikan dengan kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet
(kredit non-performing) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI)
No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank
Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal
29 Januari 2009. Sejak 24 Oktober 2012, Grup mengikuti PBI
No. 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum dan Surat Edaran
Bank Indonesia (SEBI) No. 15/28/DPNP tanggal 31 Juli 2013 tentang Penilaian
Kualitas Aset Bank Umum.
Grup pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas
aset keuangan. Penilaian secara individual dilakukan atas aset keuangan yang
secara individual mengalami penurunan nilai yang signifikan, dengan menggunakan
metode discounted cash flows. Aset keuangan yang tidak signifikan namun
mengalami penurunan nilai dan aset keuangan yang tidak mengalami penurunan
nilai, dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko
yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif.
Jika Grup menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset
keuangan yang dinilai secara individual, baik yang jumlahnya signifikan maupun tidak
signifikan, maka aset keuangan tersebut akan dimasukkan ke dalam kelompok aset
keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan penurunan nilai
kelompok aset keuangan tersebut dilakukan secara kolektif. Aset keuangan yang
perhitungan penurunan nilainya dilakukan secara individual. Namun tidak terdapat
kerugian penurunan nilai, maka aset keuangan tersebut tetap dimasukan kedalam
klasifikasi aset keuangan yang akan dievaluasi secara individual. Namun Grup
membentuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) berdasarkan probability of
default masing-masing segmen yang dihasilkan oleh evaluasi penurunan nilai kredit
secara kolektif.
Dalam melakukan evaluasi penurunan nilai kredit, Bank menetapkan portofolio kredit
menjadi 3 kategori, sebagai berikut:
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan jika terjadi penurunan nilai
akan berdampak cukup material bagi laporan keuangan konsolidasian, yaitu kredit
dengan Gross Annual Sales (GAS) Corporate dan Commercial, serta kredit dengan
GAS di luar Corporate dan Commercial dengan baki debet lebih besar dari Rp5.000;
2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan, yaitu GAS Business,
Micro dan Consumer dengan baki debet lebih kecil atau sama dengan Rp5.000; dan
3. Kredit yang direstrukturisasi.
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual,
jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif
penurunan nilai; atau
2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan.
49
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika
memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti
obyektif penurunan nilai; atau
2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan; atau
3. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan.
Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset
keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang (tanpa
memperhitungkan kerugian penurunan nilai dimasa datang yang belum terjadi) yang
didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan
tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian
penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian. Jika pinjaman yang diberikan atau aset keuangan
dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang
digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif
yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan
agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan
dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah
pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
Bank menggunakan metode fair value of collateral sebagai arus kas masa datang
apabila memenuhi salah satu kondisi berikut:
1. Kredit bersifat collateral dependent, yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber
dari agunan; atau
2. Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan aspek
legal pengikatan agunan.
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan
berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan
segmentasi kredit dan status tunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan
dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang
mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh liabilitas
yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya
dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami
atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik
risiko kredit kelompok tersebut di dalam Bank. Kerugian historis yang pernah dialami
kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk
mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya
kerugian historis tersebut dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada
periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.
50
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
Grup menggunakan statistical model analysis method, yaitu roll rates analysis method
dan migration analysis method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara
kolektif dengan menggunakan data historis minimal 3 (tiga) tahun.
Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan
menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit tersebut dapat dihapus buku
setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah
ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit yang diberikan dan efek-
efek (di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan
piutang) diklasifikasikan ke dalam “Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai”.
Jika pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan
pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi
setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka
kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan
menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada
tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional lainnya.
1. Aset produktif terdiri dari giro dan penempatan pada Bank Indonesia dalam bentuk
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia
Syariah (FASBIS), Tagihan Reverse Repo SBSN BI, Term Deposit Valas Syariah
BI, giro pada bank syariah lain, penempatan pada bank syariah lain, investasi pada
efek-efek, piutang istishna, piutang ijarah, pinjaman qardh, pembiayaan
musyarakah, pembiayaan mudharabah, aset yang diperoleh untuk ijarah, dan
komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit seperti bank garansi dan letter
of credit (L/C) yang tidak dapat dibatalkan dan standby letter of credit.
Penyisihan kerugian aset produktif dan aset non-produktif bank umum yang
melaksanakan kegiatan berdasarkan prinsip syariah diatur dalam Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 16/POJK.03/2014 tertanggal 18 November
2014 serta POJK No. 12/POJK.03/2015 tertanggal 21 Agustus 2015.
51
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
Khusus untuk kualitas efek-efek dan penempatan pada bank ditetapkan menjadi 3
(tiga) golongan yaitu lancar, kurang lancar, dan macet. Sedangkan untuk kualitas
penyertaan modal kualitasnya ditetapkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu lancar,
kurang lancar, diragukan, dan macet.
2. Untuk Murabahah, Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa
aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai pada
setiap tanggal laporan posisi keuangan, sebagai akibat dari suatu kejadian yang
terjadi setelah pengakuan awal yang berdampak pada estimasi arus kas masa
depan yang dapat diestimasi secara andal. Penurunan nilai dicatat pada akun
pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan.
Cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang murabahah yang dinilai secara
kolektif dihitung berdasarkan PSAK No. 55 “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran”.
• Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari
investasi dalam instrumen utang dibawah biaya perolehannya merupakan bukti
obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian
penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut di atas untuk aset keuangan yang
tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya
perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan
yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain konsolidasian, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
• Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar aset keuangan yang diklasifikasikan dalam
kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara
obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian
penurunan nilai pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Jaminan keuangan awalnya diakui dalam laporan keuangan konsolidasian sebesar nilai
wajar pada tanggal jaminan diberikan. Nilai wajar dari jaminan keuangan pada saat
dimulainya transaksi pada umumnya sama dengan provisi yang diterima untuk jaminan
diberikan dengan syarat dan kondisi normal. Setelah pengakuan awal, liabilitas Bank
atas jaminan tersebut diukur pada jumlah yang lebih tinggi antara jumlah awal,
dikurangi amortisasi provisi dan estimasi terbaik dari jumlah yang diharapkan akan
terjadi untuk menyelesaikan jaminan tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan
pengalaman transaksi yang sejenis dan kerugian historis masa lalu, dilengkapi dengan
penilaian manajemen. Pendapatan provisi yang diperoleh diamortisasi selama jangka
waktu jaminan dengan menggunakan metode garis lurus.
Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan atas kontrak
jaminan keuangan yang memiliki risiko kredit dan komitmen berdasarkan nilai yang
lebih tinggi antara nilai amortisasi (nilai tercatat) dan nilai kini atas pembayaran liabilitas
yang diharapkan akan terjadi (ketika pembayaran atas jaminan tersebut menjadi
probable) atau nilai cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung berdasarkan data
kerugian historis untuk evaluasi penurunan nilai secara kolektif.
53
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sebelum pengakuan awal, Grup menentukan klasifikasi investasi pada sukuk berdasarkan
tujuan investasi Grup. Klasifikasi dalam investasi sukuk terdiri dari:
- Biaya perolehan
Jika investasi tersebut dimiliki dalam suatu model usaha yang bertujuan utama untuk
memperoleh arus kas kontraktual; dan persyaratan kontraktual menentukan tanggal
tertentu pembayaran pokok dan/atau hasilnya. Biaya perolehan sukuk ijarah dan sukuk
mudharabah termasuk biaya transaksi. Selisih antara biaya perolehan dan nilai nominal
diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu sukuk.
Penyajian
Sukuk mudharabah disajikan sebagai liabilitas, sementara biaya transaksi untuk penerbitan
sukuk disajikan dalam aset sebagai biaya ditangguhkan.
Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk menjual aset atau
mengalihkan liabilitas terjadi:
- Di pasar utama untuk aset dan liabilitas tersebut; atau
- Jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau
liabilitas tersebut.
Nilai wajar suatu aset atau liabilitas diukur menggunakan asumsi yang akan digunakan
pelaku pasar ketika menentukan harga aset dan liabilitas tersebut dengan asumsi bahwa
pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomik terbaiknya.
54
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif, seperti efek-efek
dan obligasi pemerintah, ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal
laporan posisi keuangan konsolidasian menggunakan harga yang dipublikasikan secara
rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya, seperti Bloomberg, Reuters atau harga yang
diberikan oleh broker (quoted price). Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar
nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal laporan posisi keuangan
konsolidasian.
Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia
sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer),
perantara efek (broker) dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan
rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif
dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang
besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga
penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.
Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek
ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau
dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut.
Untuk obligasi pemerintah yang tidak memiliki nilai pasar, estimasi nilai wajar ditentukan
dengan menggunakan model internal berdasarkan nilai kini dari arus kas masa depan yang
diharapkan (pendekatan next-repricing method) dengan menggunakan faktor deflator.
d. Prinsip-prinsip konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Bank Mandiri dan Entitas Anak yang
mayoritas sahamnya dimiliki atau dikendalikan oleh Bank Mandiri.
Dalam hal pengendalian terhadap entitas anak dimulai atau diakhiri dalam suatu tahun berjalan
maka hasil usaha entitas anak yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasian
hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh atau hingga saat
pengendalian itu berakhir.
Pengendalian didapat ketika Bank terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari
keterlibatannya dengan Entitas Anak dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil
tersebut melalui kekuasaannya atas Entitas Anak.
Bank mengendalikan Entitas Anak jika dan hanya jika Bank memiliki hak berikut ini:
a) Kekuasaan atas Entitas Anak (hak yang ada saat ini yang mempengaruhi kemampuan kini
untuk mengarahkan aktivitas relevan yang secara signifikan mempengaruhi imbal hasil Entitas
Anak).
b) Eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan Entitas Anak.
c) Kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas Entitas Anak untuk mempengaruhi
jumlah imbal hasil Bank.
55
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada laporan keuangan konsolidasian Bank Mandiri, semua saldo dan transaksi yang signifikan
antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi. Kepentingan nonpengendali atas laba
bersih Entitas Anak disajikan sebagai pengurang dari laba bersih konsolidasian untuk
mendapatkan jumlah laba yang menjadi hak pemilik entitas Bank. Kepentingan nonpengendali
dalam aset bersih disajikan sebagai bagian dari ekuitas kecuali kepentingan nonpengendali yang
berasal dari konsolidasi atas reksadana disajikan sebagai bagian dari liabilitas dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian.
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama
untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Kebijakan akuntansi yang
digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Entitas
Anak, kecuali bila dinyatakan lain.
Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh atau berakhir dalam tahun berjalan, hasil usaha
entitas tersebut dimasukkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian sejak tanggal pengendalian dimulai atau sampai dengan tanggal pengendalian
berakhir.
Transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali, berupa pengalihan bisnis yang dilakukan dalam
rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan
merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi tersebut
tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi kelompok usaha secara keseluruhan ataupun bagi
entitas individual dalam kelompok usaha tersebut.
Oleh karena transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan
substansi ekonomi kepemilikan atas bisnis yang dipertukarkan, maka transaksi tersebut diakui
pada jumlah tercatat berdasarkan metode penyatuan kepemilikan.
Perubahan dalam bagian kepemilikan Bank pada Entitas Anak yang tidak mengakibatkan
hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas, dalam hal ini transaksi dengan pemilik
dalam kapasitasnya sebagai pemilik. Sehingga setiap perbedaan antara jumlah kepentingan non-
pengendali disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang diberikan atau diterima diakui secara
langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk.
Bank Mandiri menyelenggarakan catatan akuntansinya dalam mata uang Rupiah. Untuk tujuan
konsolidasian, laporan keuangan dalam mata uang asing milik cabang dan Entitas Anak luar
negeri Bank Mandiri dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan dasar sebagai berikut:
(1) Aset dan liabilitas, komitmen dan kontinjensi - menggunakan kurs spot Reuters pada tanggal
laporan posisi keuangan konsolidasian.
(2) Pendapatan, beban, laba dan rugi - menggunakan kurs tengah rata-rata yang berlaku pada
bulan terjadinya transaksi.
(3) Akun ekuitas - menggunakan kurs historis pada tanggal transaksi.
(4) Laporan arus kas - menggunakan kurs spot Reuters pada tanggal laporan posisi keuangan
konsolidasian, kecuali akun-akun laba rugi menggunakan kurs tengah rata-rata dan unsur-
unsur ekuitas menggunakan kurs historis.
56
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Selisih yang timbul dari proses penjabaran laporan keuangan tersebut disajikan sebagai “Selisih
kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing” pada kelompok Ekuitas dalam
laporan posisi keuangan konsolidasian.
Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah menggunakan kurs pada saat
terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, semua aset dan
liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan kedalam mata uang Rupiah dengan
menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB untuk tanggal 31 Desember 2017 dan
2016. Keuntungan atau kerugian yang timbul dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan.
Kurs yang digunakan untuk menjabarkan mata uang asing ke dalam Rupiah pada tanggal laporan
posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut (Rupiah penuh):
31 Desember 31 Desember
2017 2016
1 Pound Sterling Inggris 18.325,62 16.555,01
1 Euro Eropa 16.236,23 14.175,77
1 Dolar Amerika Serikat 13.567,50 13.472,50
100 Yen Jepang 12.052,00 11.507,00
Mata uang asing lainnya yang tidak diungkapkan di atas tidak dianggap signifikan dalam
penjabaran transaksi dalam mata uang asing Bank Mandiri dan Entitas Anak.
f. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi
Bank Mandiri dan Entitas Anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi seperti yang
didefinisikan dalam PSAK No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” dan Peraturan
Bapepam dan LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang “Penyajian dan
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”.
Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan
keuangannya (entitas pelapor). Yang termasuk pihak berelasi adalah sebagai berikut:
1) Orang yang a) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
b) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau c) merupakan personil manajemen
kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.
2) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal sebagai berikut:
a) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama;
b) Suatu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas;
c) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama;
d) Suatu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas
asosiasi dari entitas ketiga;
e) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah
satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor;
f) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi
sebagaimana dimaksud dalam angka 1); atau
g) Orang yang diidentifikasi sebagaimana dimaksud dalam angka 1) huruf a) memiliki
pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas;
h) Entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi secara signifikan oleh
Pemerintah yaitu Menteri Keuangan atau Pemerintah Daerah yang merupakan pemegang
saham dari entitas.
57
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Semua transaksi signifikan dengan pihak-pihak berelasi, telah diungkapkan pada Catatan 55.
Kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain dan investasi
jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang sejak
tanggal perolehan.
Giro pada Bank Indonesia dan Bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan
piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/19/PBI/2008 tanggal 14 Oktober 2008
tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing,
sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 10/25/PBI/2008 tanggal 23 Oktober 2008, PBI
No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010, PBI No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011, PBI
No. 15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013, PBI No. 17/21/PBI/2015 tanggal
26 November 2015, PBI No. 18/3/PBI/2016 tanggal 10 Maret 2016, PBI
No. 18/14/PBI/2016 tanggal 18 Agustus 2016 terakhir PBI No. 19/6/PBI/2017 tanggal 17 April
2017, Bank wajib memenuhi Giro Wajib Minimum (GWM) pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan
valuta asing. GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to
Funding Ratio (LFR).
GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 6,50% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam
Rupiah, GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan minimum sebesar 4,00% dari DPK dalam
Rupiah dan GWM LFR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara Parameter
Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LFR Bank dan LFR
Target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
Bank dan KPMM Insentif. GWM Primer dan Sekunder dalam Rupiah mulai berlaku pada tanggal 1
November 2010 dan GWM LDR mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011. GWM LFR mulai
berlaku pada tanggal 3 Agustus 2015 untuk menggantikan GWM LDR.
GWM dalam Valuta Asing ditetapkan sebesar 8,00% dari DPK dalam Valuta Asing.
58
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Entitas Anak yang menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip syariah menerapkan Giro Wajib
Minimum sesuai PBI No. 6/21/PBI/2004 tanggal 3 Agustus 2004 tentang Giro Wajib Minimum
dalam Rupiah dan valuta asing bagi Bank Umum yang melaksanakan Kegiatan Usaha
berdasarkan prinsip syariah sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 8/23/PBI/2006 tanggal
5 Oktober 2006 dan terakhir berdasarkan PBI No. 10/23/PBI/2008 tanggal 16 Oktober 2008 yang
kemudian dicabut dan digantikan dengan PBI No. 15/16/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013,
dimana setiap Bank diwajibkan memelihara Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan valuta asing
yang besarnya ditetapkan sebesar 5,00% dan 1,00% dari DPK dalam Rupiah dan valuta asing.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk
Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah
(FASBIS), call money, penempatan “fixed-term”, deposito berjangka dan lain-lain.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan
dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan
piutang.
j. Efek-efek
Efek-efek yang dimiliki terdiri dari efek-efek yang diperdagangkan di pasar uang seperti Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Surat Perbendaharaan Negara
(SPN), Negotiable Certificates of Deposits, Medium Term Notes, Treasury Bills yang diterbitkan
oleh pemerintah negara lain dan Pemerintah Republik Indonesia, wesel ekspor, efek-efek yang
diperdagangkan di pasar modal seperti unit reksadana, serta efek-efek yang diperdagangkan di
bursa efek seperti saham dan obligasi, termasuk obligasi syariah perusahaan.
Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman yang diberikan dan piutang
dan diukur pada biaya perolehan. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan
dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga
jatuh tempo, pinjaman yang diberikan dan piutang dan diukur pada biaya perolehan.
Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari
reksadana pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.
Untuk efek-efek yang diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar tersebut
umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal
yang terdekat dengan tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Untuk efek-efek yang tidak
mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai
wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan
terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Penurunan nilai wajar permanen atas efek-efek untuk
dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual dibebankan pada laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan.
Pemindahan efek ke klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dari klasifikasi tersedia untuk dijual
dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan
dalam komponen ekuitas dan diamortisasi dengan metode suku bunga efektif selama sisa umur
efek tersebut ke laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
59
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
k. Obligasi pemerintah
Obligasi pemerintah adalah surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Obligasi pemerintah terdiri dari obligasi pemerintah yang diperoleh dalam rangka program
rekapitalisasi dan obligasi pemerintah yang dibeli dari pasar.
Obligasi pemerintah diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo dan diukur pada biaya
perolehan. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo dan diukur pada
biaya perolehan.
Tagihan lainnya - transaksi perdagangan adalah tagihan sebagai akibat dari perjanjian pemberian
fasilitas perdagangan kepada debitur yang akan ditagih pada saat jatuh tempo.
Tagihan lainnya diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan
dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi aset keuangan dalam kelompok pinjaman
yang diberikan dan piutang.
m. Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali dan liabilitas atas efek-efek
yang dijual dengan janji dibeli kembali
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali disajikan sebagai aset dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian sebesar harga penjualan kembali dikurangi dengan pendapatan bunga
yang belum diamortisasi dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara harga beli dan
harga jual kembali diperlakukan sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan (belum
diamortisasi) dan diakui sebagai pendapatan selama periode sejak efek-efek tersebut dibeli hingga
dijual kembali dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Efek-efek yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali diklasifikasikan sebagai aset keuangan
dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi
atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali disajikan sebagai liabilitas dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian sebesar harga pembelian kembali yang disepakati dikurangi dengan
bunga dibayar dimuka yang belum diamortisasi. Selisih antara harga jual dan harga beli kembali
yang disepakati diperlakukan sebagai beban bunga dibayar dimuka dan diakui sebagai beban
bunga selama jangka waktu sejak efek-efek tersebut dijual hingga dibeli kembali dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.
Efek-efek yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan
yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas
liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Seluruh instrumen derivatif (termasuk transaksi valuta asing untuk tujuan pendanaan dan
perdagangan) dicatat dalam laporan posisi keuangan konsolidasian berdasarkan nilai wajarnya.
Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan harga pasar dengan menggunakan kurs Reuters pada
tanggal laporan atau metode diskonto arus kas.
Tagihan derivatif disajikan sebesar keuntungan yang belum direalisasi dari kontrak derivatif.
Liabilitas derivatif disajikan sebesar kerugian yang belum direalisasi dari kontrak derivatif.
60
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian
berdasarkan tujuan Bank atas transaksi yaitu untuk (1) lindung nilai atas nilai wajar, (2) lindung
nilai atas arus kas, (3) lindung nilai atas investasi bersih pada kegiatan operasi luar negeri dan (4)
instrumen perdagangan, sebagai berikut:
1. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang ditujukan dan memenuhi syarat sebagai
instrumen lindung nilai atas nilai wajar dan keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai
wajar aset dan liabilitas yang dilindungi, diakui sebagai laba atau rugi yang dapat saling hapus
dalam periode akuntansi yang sama. Setiap selisih yang terjadi menunjukkan terjadinya
ketidakefektifan lindung nilai dan secara langsung diakui sebagai laba atau rugi konsolidasian
tahun berjalan.
2. Bagian efektif dari keuntungan atau kerugian atas kontrak derivatif yang ditujukan sebagai
lindung nilai atas arus kas dilaporkan sebagai penghasilan komprehensif lain. Bagian yang
tidak efektif dari lindung nilai dilaporkan sebagai laba atau rugi konsolidasian tahun berjalan.
3. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang ditujukan sebagai lindung nilai atas
investasi bersih pada kegiatan operasi luar negeri dilaporkan sebagai penghasilan
komprehensif lain, sepanjang transaksi tersebut dianggap efektif sebagai transaksi lindung
nilai.
4. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang tidak ditujukan sebagai instrumen lindung
nilai (atau kontrak derivatif yang tidak memenuhi persyaratan sebagai instrumen lindung nilai)
diakui sebagai laba atau rugi konsolidasian pada tahun berjalan.
Tagihan derivatif diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi, sedangkan liabilitas derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan dalam
kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi
untuk aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi.
Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan
debitur untuk melunasi utang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu dan tagihan yang
berasal dari transaksi perdagangan yang telah jatuh tempo yang belum diselesaikan dalam waktu
15 hari.
Kredit sindikasi, kredit dalam rangka pembiayaan langsung dan pembiayaan bersama serta
penerusan dinyatakan sebesar saldonya sesuai dengan porsi kredit yang risikonya ditanggung
oleh Bank Mandiri dan Entitas Anak.
Di dalam kredit yang diberikan termasuk pembiayaan oleh PT Bank Syariah Mandiri (“BSM”),
Entitas Anak, berupa piutang, pembiayaan syariah dan pinjaman qardh.
Penjelasan secara ringkas dari masing-masing jenis pembiayaan tersebut adalah sebagai berikut:
Mudharabah adalah kerja sama suatu usaha antara pihak pertama (malik, shahibul maal atau
Entitas Anak) yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua (amil, mudharib atau nasabah)
yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan
persentase tertentu yang disepakati dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya
oleh Entitas Anak kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau
menyalahi perjanjian. Pembiayaan mudharabah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi
dengan penyisihan kerugian.
61
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Musyarakah adalah kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana
masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi
sesuai dengan persentase yang disepakati, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi
dana masing-masing. Pembiayaan musyarakah permanen adalah musyarakah dengan ketentuan
bagian dana setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.
Pembiayaan musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisha) adalah musyarakah dengan
ketentuan bagian dana salah satu mitra akan dialihkan secara bertahap kepada mitra lainnya
sehingga bagian dananya akan menurun dan pada akhir masa akad mitra lain tersebut akan
menjadi pemilik penuh usaha tersebut. Pembiayaan musyarakah dinyatakan sebesar saldo
pembiayaan dikurangi dengan penyisihan kerugian.
Piutang ijarah adalah penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari
suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
barang itu sendiri kepada penyewa. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah penyediaan dana dalam
rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi
sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan barang kepada penyewa. Piutang pendapatan ijarah
diakui pada saat jatuh tempo sebesar sewa yang belum diterima dan disajikan sebesar nilai bersih
yang dapat direalisasikan, yakni sebesar saldo piutang.
Piutang murabahah adalah pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga beli kepada
pembeli dan dibayar dengan harga yang lebih tinggi sebagai margin yang disepakati. Murabahah
adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin)
yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Piutang murabahah diklasifikasikan debagai aset
keuangan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang sesuai PSAK No. 55 tentang
“Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.
Piutang murabahah pada awalnya diukur pada nilai bersih yang dapat direalisasi ditambah
dengan biaya transaksi/pendapatan administrasi yang dapat diatribusikan secara langsung dan
biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur
pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode tingkat imbal hasil efektif dikurangi
cadangan kerugian penurunan nilai.
Piutang murabahah dinyatakan sebesar jumlah piutang setelah dikurangi dengan margin yang
ditangguhkan yang dapat direalisasikan dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Bank
menerapkan cadangan kerugian penurunan nilai sesuai dengan kualitas piutang murabahah
berdasarkan penelahaan atas masing-masing saldo piutang.
Piutang istishna adalah pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu
dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan atau pembeli
(mustashni) dan penjual atau pembuat (shani). Piutang istishna disajikan sebesar tagihan kepada
pembeli dikurangi penyisihan kerugian.
Pinjaman qardh adalah pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib
mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu yang telah disepakati. Atas transaksi ini,
Entitas Anak mendapatkan ujrah (imbalan) dan diakui pada saat diterima. Pinjaman qardh meliputi
pembiayaan dengan akad hawalah dan rahn. Akad hawalah adalah akad pengalihan utang dari
pihak yang berutang (nasabah) kepada pihak lain (Entitas Anak) yang wajib menanggung atau
membayar.
62
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rahn merupakan transaksi gadai barang atau harta dari nasabah kepada Entitas Anak dengan
uang sebagai gantinya. Barang atau harta yang digadaikan tersebut dinilai sesuai harga pasar
dikurangi persentase tertentu. Atas transaksi ini, Entitas Anak mendapatkan ujrah (imbalan) dan
diakui pada saat diterima. Pinjaman qardh disajikan sebesar saldo dikurangi penyisihan kerugian.
Kredit yang diberikan dan piutang/pembiayaan syariah diklasifikasikan sebagai aset keuangan
dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi
atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan kredit, konversi kredit menjadi saham atau
instrumen keuangan lainnya dan/atau kombinasi dari keduanya.
Kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan
kredit diakui dalam bentuk cadangan kerugian penurunan nilai bila nilai sekarang dari jumlah
penerimaan kas yang akan datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit yang baru,
termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari
nilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi.
Untuk restrukturisasi kredit dengan cara konversi kredit yang diberikan menjadi saham atau
instrumen keuangan lainnya, kerugian dari restrukturisasi kredit diakui dalam bentuk cadangan
kerugian penurunan nilai apabila nilai wajar penyertaan saham atau instrumen keuangan yang
diterima dikurangi estimasi biaya untuk menjualnya adalah lebih kecil dari nilai buku kredit yang
diberikan.
Pada tahun 2016, Bank menyusun ketentuan internal mengenai debitur yang layak untuk
dikeluarkan dari daftar kredit yang direstrukturisasi, yaitu apabila kredit/debitur telah memenuhi
kriteria sebagai berikut:
i. Kualitas kredit telah dikategorikan Lancar (kolektibilitas 1) sesuai dengan hasil review
berdasarkan 3 (tiga) pilar penetapan kualitas kredit dari Bank Indonesia;
ii. Tingkat suku bunga yang dikenakan atas fasilitas kredit berjalan merupakan tingkat suku bunga
komersial yang diberikan kepada debitur sesuai dengan segmen kredit yang bersangkutan
diatas base lending rate;
iii. Tidak terdapat Tunggakan Bunga yang Dijadwalkan Kembali (TBYD) dan Bunga yang
Ditangguhkan (BYDT) yang masih belum selesai.
Piutang pembiayaan konsumen Entitas Anak diakui pada awalnya dengan nilai wajar ditambah
biaya-biaya transaksi dan dikurangi yield enhancing income yang dapat diatribusikan secara
langsung dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku
bunga efektif.
Piutang pembiayaan konsumen Entitas Anak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan
piutang. Lihat Catatan 2c untuk perlakuan akuntansi aset keuangan dalam kelompok pinjaman
yang diberikan dan piutang.
63
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Restrukturisasi kredit dapat dilakukan dengan cara pengalihan kredit, melanjutkan kredit,
mengangsur kembali, mengubah jatuh tempo, mengubah tenor dan/atau menambah down
payment.
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui milik Entitas Anak merupakan selisih
antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan
jumlah pokok pembiayaan, yang akan diakui sebagai pendapatan pembiayaan konsumen selama
jangka waktu kontrak menggunakan metode suku bunga efektif.
Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian
pembiayaan bersama dimana risiko kredit ditanggung oleh pemberi pembiayaan bersama sesuai
dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan yang belum diakui dan cadangan
kerugian penurunan nilai.
Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana masing-masing
pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di laporan
posisi keuangan konsolidasian secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban
bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara bersih di
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Dalam pembiayaan bersama without recourse, Entitas Anak berhak menentukan tingkat bunga
yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan
pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan pendapatan dan disajikan sebagai bagian
dari “Pendapatan pembiayaan konsumen”.
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan merupakan jumlah piutang sewa pembiayaan ditambah
nilai sisa yang akan diterima pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan pendapatan
sewa pembiayaan tangguhan, simpanan jaminan dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih
antara nilai piutang usaha bruto dan nilai tunai piutang diakui sebagai pendapatan sewa
pembiayaan tangguhan. Pendapatan sewa pembiayaan tangguhan dialokasikan sebagai
pendapatan di laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan
berdasarkan suatu tingkat pengembalian konstan atas investasi bersih dengan menggunakan
suku bunga efektif.
Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa-pembiayaankan pada
akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya
perjanjian sewa pembiayaan.
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan
piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
64
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 1 April 2016, Grup melakukan perubahan kebijakan akuntansi atas tanah dari
model biaya menjadi model revaluasi. Tanah disajikan sebesar nilai wajar.
Penilaian terhadap tanah dilakukan oleh penilai independen eksternal yang memiliki sertifikasi.
Penilaian atas aset tersebut dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa nilai wajar aset
yang direvaluasi tidak berbeda secara material dengan nilai tercatatnya.
Jika nilai wajar dari aset yang direvaluasi mengalami perubahan yang signifikan dan fluktuatif,
maka perlu direvaluasi secara tahunan, sedangkan jika nilai wajar dari aset yang direvaluasi
tidak mengalami perubahan yang signifikan dan fluktuatif, maka perlu dilakukan revaluasi
maksimal 3 tahun sekali.
Kenaikan nilai tercatat yang timbul dari revaluasi tanah dicatat sebagai “Selisih bersih revaluasi
aset tetap” dan disajikan sebagai “Penghasilan komprehensif lain”. Penurunan nilai tercatat
yang timbul dari revaluasi dicatat sebagai beban pada tahun berjalan. Apabila aset tersebut
memiliki saldo “Selisih bersih revaluasi aset tetap” yang disajikan sebagai “Penghasilan
komprehensif lain”, maka selisih penurunan nilai tercatat tersebut dibebankan terhadap
“Selisih bersih revaluasi aset tetap” dan sisanya diakui sebagai beban tahun berjalan.
Entitas melakukan revaluasi untuk tujuan akuntansi dan pajak pada periode entitas
memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan. Jumlah pajak yang telah dibayar diakui di
penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian selisih bersih
revaluasi aset tetap.
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan
dan penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset
tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan aset tetap. Selanjutnya,
pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat
(carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan.
Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui
dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian pada saat terjadinya.
Perangkat lunak diakui sebagai aset tidak berwujud.
Penyusutan dan amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur
manfaat ekonomis aset tetap dan aset tidak berwujud yang diestimasi. Estimasi umur manfaat
ekonomis dan persentase penyusutan dan amortisasi per tahun adalah sebagai berikut:
Tahun Persentase
Bangunan 20 5%
Perlengkapan, peralatan kantor, komputer
dan kendaraan bermotor 4-5 20%-25%
Perangkat lunak 5 20%
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada
manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba
atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap (dihitung sebagai perbedaan
antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap) dimasukkan dalam
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian pada tahun berjalan aset
tetap tersebut dihentikan pengakuannya.
65
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat ekonomis dan metode penyusutan
dikaji ulang dan jika tidak sesuai dengan keadaan akan disesuaikan secara prospektif.
Aset tetap dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai
bagian dari aset tetap. Ketika aset dalam penyelesaian telah selesai dan siap digunakan,
akumulasi biaya perolehan direklasifikasikan ke akun aset tetap yang sebenarnya.
Sesuai dengan PSAK No. 16 (Revisi 2011) tentang “Aset Tetap” dan ISAK No. 25 tentang “Hak
Atas Tanah”, biaya perolehan hak atas tanah dalam bentuk hak guna usaha, hak guna
bangunan dan hak pakai diakui sebagai aset tetap. Biaya perolehan tersebut merupakan biaya
yang dapat diatribusikan secara langsung untuk memperoleh hak atas tanah tersebut termasuk
biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali.
Hak atas tanah dalam bentuk hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai tidak
disusutkan, kecuali terdapat bukti yang mengindikasikan bahwa perpanjangan atau pembaruan
hak atas tanah tersebut kemungkinan besar atau pasti tidak diperoleh.
PSAK No. 48 (Revisi 2014) tentang “Penurunan Nilai Aset” mensyaratkan bahwa nilai tercatat
aset tetap dikaji ulang setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian untuk menilai
apakah aset tetap tersebut nilai tercatatnya lebih tinggi dari jumlah yang dapat diperoleh
kembali (recoverable amount) dari aset tetap tersebut. Jika nilai tercatat aset tetap melebihi
taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut, nilai tercatat aset tetap
harus diturunkan menjadi nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut.
Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2011) tentang “Sewa” , penentuan apakah suatu perjanjian
merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi
perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada
penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan
aset tersebut. Menurut PSAK ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan.
Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan
secara substansi seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Dalam sewa pembiayaan, Grup mengakui aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini
dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa
dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan
pelunasan liabilitas sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa
sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas.
Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian. Aset sewa (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka
waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewa dan periode masa sewa, jika tidak
ada kepastian yang memadai bahwa Bank Mandiri akan mendapatkan hak kepemilikan pada
akhir masa sewa.
Dalam sewa operasi, Grup mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis
lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
66
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Jika suatu perjanjian sewa mengandung elemen tanah dan bangunan, maka Grup menilai
klasifikasi dari setiap elemen tersebut sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi secara
terpisah.
Aset tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika, biaya perolehan aset tersebut dapat diukur
secara andal dan kemungkinan besar Bank dan Entitas Anak akan memperoleh manfaat
ekonomis masa depan dari aset tersebut. Aset tak berwujud terdiri dari goodwill dan perangkat
lunak yang dibeli Bank dan Entitas Anak.
Perangkat lunak yang dibeli oleh Bank dan Entitas Anak dicatat sebesar biaya perolehan
dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Metode amortisasi,
estimasi masa manfaat dan nilai residual ditelaah pada setiap akhir tahun pelaporan dan
disesuaikan jika dianggap tepat.
s. Penyertaan saham
Penyertaan saham merupakan investasi jangka panjang pada perusahaan non-publik serta
penyertaan sementara pada perusahaan debitur yang timbul akibat konversi kredit yang diberikan.
Penyertaan sementara dihapusbuku dari laporan posisi keuangan konsolidasian apabila telah
melampaui jangka waktu 5 tahun sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005
tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum”, sebagaimana telah
diubah dengan PBI No. 11/2/2009 tanggal 29 Januari 2009. Sejak 24 Oktober 2012, Grup
mengikuti PBI No. 14/15/PBI/2012 tanggal 24 Oktober 2012 tentang “Penilaian Kualitas Aset Bank
Umum” dan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 15/28/DPNP tanggal 31 Juli 2013 tentang
Penilaian Kualitas Aset Bank Umum.
Penyertaan saham di bawah 20,00% diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.
Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan tersedia untuk dijual.
Goodwill diakui apabila terdapat selisih lebih antara harga perolehan dan bagian Bank Mandiri
atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi pada tanggal akuisisi dan disajikan
sebagai aset lain-lain. Bank melakukan evaluasi penurunan nilainya secara berkala.
Aset non-produktif adalah aset Bank Mandiri dan Entitas Anak, antara lain dalam bentuk agunan
yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account.
67
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank membentuk cadangan kerugian penurunan nilai atas agunan yang diambil alih dan properti
terbengkalai sebesar selisih antara nilai tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk
menjual. Sedangkan untuk rekening antar kantor dan suspense account, adalah sebesar selisih
antara nilai tercatat dan nilai pemulihan.
Tagihan akseptasi diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang
diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam
kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Liabilitas akseptasi diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang
diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
v. Aset lain-lain
Aset lain-lain antara lain terdiri dari pendapatan bunga dan provisi dan komisi yang masih akan
diterima, tagihan, agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan lain-
lain.
Agunan yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh Bank Mandiri dan Entitas Anak, baik
melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh
pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal
debitur tidak memenuhi liabilitasnya kepada Bank Mandiri dan Entitas Anak. AYDA merupakan
agunan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dari penyelesaian kredit yang
diberikan dan disajikan pada “Aset lain-lain”.
Aset yang tidak digunakan (properti terbengkalai) adalah aset dalam bentuk properti yang dimiliki
Bank Mandiri dan Entitas Anak, dimana bagian properti tersebut secara mayoritas tidak digunakan
untuk kegiatan usaha operasional Bank Mandiri dan Entitas Anak.
AYDA dan properti terbengkalai disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable
value). Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi
dengan estimasi biaya untuk menjual AYDA tersebut. Selisih antara nilai bersih yang dapat
direalisasi dengan hasil penjualan AYDA diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada tahun
berjalan pada saat dijual.
Beban-beban yang berkaitan dengan pemeliharaan AYDA dan properti terbengkalai dibebankan
ke laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan pada saat
terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi
untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan. Lihat Catatan 2t untuk kebijakan
akuntansi atas penyisihan kerugian AYDA dan properti terbengkalai.
w. Liabilitas segera
Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya liabilitas, baik dari masyarakat maupun dari bank lain.
Liabilitas segera diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi.
68
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
x. Simpanan nasabah
Simpanan nasabah adalah dana yang ditempatkan oleh masyarakat (tidak termasuk bank) kepada
Bank dan Entitas Anak yang bergerak di bidang perbankan berdasarkan perjanjian penyimpanan
dana. Termasuk dalam pos ini adalah giro, tabungan, deposito berjangka dan bentuk simpanan
lain yang dipersamakan dengan itu.
Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM), atau
dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya.
Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan melalui
counter dan ATM atau dengan cara pemindahbukuan melalui SMS Banking, Phone Banking dan
Internet Banking jika memenuhi persyaratan yang disepakati, tetapi penarikan tidak dapat
dilaksanakan dengan menggunakan cek atau instrumen setara lainnya.
Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan Bank. Deposito berjangka
dinyatakan sebesar nilai perolehan diamortisasi sesuai dengan perjanjian antara pemegang
deposito berjangka dengan Bank.
Termasuk di dalam giro adalah giro dan tabungan wadiah. Giro wadiah dapat digunakan sebagai
instrumen pembayaran dan dapat ditarik setiap saat melalui cek dan bilyet giro. Giro wadiah serta
tabungan wadiah mendapatkan bonus sesuai dengan kebijakan Entitas Anak. Simpanan nasabah
dalam bentuk giro wadiah dan tabungan wadiah dinyatakan sebesar liabilitas Entitas Anak.
Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan
perolehan simpanan nasabah diperhitungkan dalam jumlah simpanan yang diterima dan
diamortisasi sepanjang estimasi umur simpanan tersebut. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan
akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri,
dalam bentuk giro, tabungan, inter-bank call money dengan periode jatuh tempo menurut
perjanjian kurang dari atau 90 hari, deposito berjangka dan negotiable certificates of deposits.
Simpanan dari bank lain dicatat sebagai liabilitas terhadap bank lain.
Di dalam simpanan dari bank lain termasuk simpanan syariah dalam bentuk giro wadiah dan
Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (SIMA).
Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan
perolehan simpanan diperhitungkan dalam jumlah pinjaman yang diterima dan diamortisasi
sepanjang estimasi umur simpanan tersebut. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas
liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
z. Kontrak asuransi
Kontrak asuransi adalah kontrak yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi dimana perusahaan
asuransi menerima risiko asuransi yang signifikan dari pemegang polis. Risiko asuransi yang
signifikan didefinisikan sebagai kemungkinan membayar manfaat yang signifikan kepada
tertanggung apabila suatu kejadian yang diasuransikan terjadi dibandingkan dengan manfaat
minimum yang akan dibayarkan apabila risiko yang diasuransikan tidak terjadi. Skenario-skenario
yang diperhatikan adalah skenario yang mengandung unsur komersial.
69
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Entitas Anak menerbitkan kontrak asuransi yang menerima risiko asuransi yang signifikan dari
pemegang polis. Entitas Anak mendefinisikan risiko asuransi yang signifikan sebagai kemungkinan
membayar manfaat pada saat terjadinya suatu kejadian yang diasuransikan, yang setidaknya 10%
lebih besar dari manfaat yang dibayarkan jika kejadian yang diasuransikan tidak terjadi. Jika suatu
kontrak asuransi tidak mengandung risiko asuransi yang signifikan, maka kontrak tersebut
diklasifikasikan sebagai kontrak investasi.
Entitas Anak menerbitkan kontrak asuransi untuk produk asuransi tradisional dan produk asuransi
yang dikaitkan dengan investasi. Kedua jenis produk ini mempunyai risiko asuransi yang
signifikan.
Ketika sebuah kontrak telah diklasifikasi sebagai kontrak asuransi, reklasifikasi terhadap kontrak
tersebut tidak dapat dilakukan kecuali ketentuan perjanjian kemudian diamandemen. Seluruh
produk asuransi yang diterbitkan oleh Entitas Anak mempunyai risiko asuransi yang signifikan.
Entitas Anak memisahkan komponen deposit dari kontrak unit-link seperti yang disyaratkan oleh
PSAK No. 62 jika kondisi-kondisi di bawah ini terpenuhi:
- Entitas Anak dapat mengukur komponen “deposit” secara terpisah (termasuk opsi penyerahan
melekat, yaitu tanpa memperhitungkan komponen “asuransi”);
- Kebijakan akuntansi Entitas Anak tidak mensyaratkan untuk mengakui semua hak dan liabilitas
yang timbul dari komponen “deposit”.
Entitas Anak tidak memisahkan komponen deposit dikarenakan hanya salah satu kondisi di atas
yang terpenuhi.
Pengujian kecukupan liabilitas dilakukan pada tanggal pelaporan untuk kontrak secara individual
ataupun per kelompok produk, ditentukan sesuai dengan cara Entitas Anak memperoleh,
memelihara dan mengukur profitabilitas dari kontrak asuransi tersebut.
Untuk asuransi jiwa, liabilitas kepada pemegang polis khususnya liabilitas untuk klaim masa depan
diuji untuk menentukan apakah liabilitas tersebut cukup untuk menutupi semua arus kas keluar di
masa depan termasuk semua manfaat yang dijamin dan manfaat tambahan yang dijamin, manfaat
partisipasi yang tidak dijamin (jika ada), semua biaya untuk penerbitan polis dan pemeliharaan
polis, serta mencerminkan arus kas masuk masa depan, yaitu premi yang diterima di masa depan.
Liabilitas dihitung berdasarkan diskonto dari arus kas untuk semua arus kas yang terkait yaitu arus
kas keluar dan arus kas masuk seperti yang disebutkan di atas dengan menggunakan
seperangkat asumsi aktuaria estimasi terbaik terkini yang ditetapkan oleh aktuaris perusahaan,
termasuk asumsi tingkat diskonto, mortalitas/morbiditas, lapse, biaya dan inflasi serta asumsi
marjin atas risiko pemburukan. Entitas Anak yang bergerak di asuransi jiwa telah menerapkan
metode Gross Premium Reserve dengan menggunakan asumsi estimasi terbaik dan marjin atas
risiko pemburukan sehingga pengujian kecukupan liabilitas tidak diperlukan lagi.
70
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Untuk asuransi kerugian, Entitas Anak melakukan pengujian kecukupan liabilitas asuransi pada
tanggal pelaporan dengan menggunakan estimasi kini atas arus kas masa depan berdasarkan
kontrak asuransi.
Jika dari pengujian tersebut terdapat kekurangan antara nilai tercatat liabilitas asuransi (dikurangi
dengan biaya akuisisi tangguhan untuk asuransi kerugian) dengan nilai estimasi kini atas arus kas
masa depan, maka seluruh kekurangan diakui di dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian.
Reasuransi
Entitas Anak mereasuransikan sebagian porsi risikonya kepada perusahaan reasuradur. Jumlah
premi yang dibayar atau porsi premi atas transaksi reasuransi prospektif diakui sesuai dengan
proporsi jumlah proteksi reasuransi yang diterima.
Aset reasuransi termasuk saldo yang diharapkan dibayarkan oleh perusahaan reasuransi untuk
ceded liabilitas manfaat polis masa depan, ceded estimasi liabilitas klaim dan ceded cadangan
atas premi yang belum merupakan pendapatan. Jumlah manfaat yang ditanggung oleh reasuradur
diperkirakan secara konsisten sesuai dengan liabilitas yang terkait dengan polis reasuransi.
Entitas Anak menyajikan aset reasuransi secara terpisah sebagai aset atas liabilitas asuransi.
Jika aset reasuransi mengalami penurunan nilai, Entitas Anak mengurangi nilai tercatat dan
mengakui kerugian penurunan nilai tersebut dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian. Aset reasuransi mengalami penurunan nilai jika ada bukti
obyektif, sebagai akibat dari suatu peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset reasuransi,
bahwa Entitas Anak tidak dapat menerima seluruh jumlah karena di bawah syarat-syarat kontrak
dan dampak pada jumlah yang akan diterima dari reasuradur dapat diukur secara andal.
Liabilitas manfaat polis masa depan merupakan nilai sekarang estimasi manfaat polis masa depan
yang akan dibayarkan kepada pemegang polis atau ahli warisnya dikurangi dengan nilai sekarang
dari estimasi premi masa depan yang akan diterima dari pemegang polis dan diakui pada saat
pengakuan pendapatan premi. Liabilitas manfaat polis masa depan ditentukan dan dihitung
dengan menggunakan rumus tertentu oleh aktuaris Entitas Anak atau aktuaris independen yang
terdaftar.
Entitas Anak menghitung liabilitas manfaat polis masa depan dengan menggunakan metode Gross
Premium Reserve yang mencerminkan nilai kini estimasi pembayaran seluruh manfaat yang
diperjanjikan termasuk seluruh opsi yang disediakan, nilai kini estimasi seluruh biaya yang
dikeluarkan dan juga mempertimbangkan penerimaan premi di masa depan.
Kenaikan/(penurunan) liabilitas manfaat polis masa depan diakui dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan.
Liabilitas kepada pemegang unit-link diakui pada saat penerimaan dana dikonversi menjadi unit
setelah dikurangi biaya-biaya dan akan bertambah atau berkurang sesuai dengan nilai aset bersih
efektif yang berlaku.
71
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Penerimaan dana dari nasabah untuk produk unit-link non-syariah dilaporkan sebagai pendapatan
premi bruto dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. Liabilitas
kepada pemegang polis unit-link diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian dihitung
menggunakan metode cadangan atas premi yang belum merupakan pendapatan yang dihitung
dengan menggunakan metode harian berdasarkan biaya asuransi atas risiko mortalita, ditambah
cadangan atas akumulasi dana investasi pemegang polis.
Setiap bunga, keuntungan atau kerugian dari kenaikan atau penurunan nilai pasar investasi dicatat
sebagai pendapatan atau beban, disertai dengan pengakuan kenaikan atau penurunan liabilitas
kepada pemegang polis unit-link di laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian dan liabilitas kepada pemegang polis unit-link di laporan posisi keuangan
konsolidasian.
Penerimaan dana dari nasabah untuk produk unit-linked syariah diakui sebagai liabilitas kepada
pemegang polis unit-link di laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar jumlah yang diterima
setelah dikurangi bagian fee untuk Entitas Anak dalam rangka mengelola pendapatan dari produk
unit-link.
Liabilitas untuk manfaat kontraktual yang diharapkan akan timbul di masa depan dicatat pada saat
premi diakui. Liabilitas ditetapkan sebagai penjumlahan atas nilai diskonto yang diharapkan dari
pembayaran manfaat dan biaya administrasi masa depan yang berkaitan langsung dengan
kontrak asuransi, dikurangi dengan nilai diskonto yang diharapkan atas premi teoritis yang
dibutuhkan untuk memenuhi manfaat dan biaya administrasi berdasarkan asumsi penilaian yang
digunakan (penilaian premi). Liabilitas tersebut didasarkan pada asumsi-asumsi seperti kematian,
persistensi, biaya pemeliharaan dan pendapatan investasi yang ditetapkan pada saat kontrak
asuransi dikeluarkan. Sebuah marjin untuk penyimpangan yang merugikan termasuk dalam
asumsi yang digunakan.
Efek-efek yang diterbitkan oleh Bank Mandiri dan Entitas Anak, termasuk obligasi, subordinasi
notes, medium term notes dan traveller’s cheques, pada pengukuran awal disajikan sebesar nilai
wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan
perolehan/penerbitan efek-efek yang diterbitkan. Biaya transaksi kemudian diamortisasi dengan
suku bunga efektif sampai dengan jatuh tempo dari efek-efek yang diterbitkan.
Efek-efek yang diterbitkan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang
diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia atau pihak
lain dengan liabilitas pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.
Pada pengukuran awal, pinjaman yang diterima disajikan sebesar nilai wajar dikurangi dengan
biaya transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan/penerbitan pinjaman yang
diterima. Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan
biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi untuk liabilitas keuangan
yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
72
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pinjaman subordinasi pada pengukuran awal disajikan sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya
transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan/penerbitan pinjaman subordinasi.
Biaya transaksi kemudian diamortisasi dengan suku bunga efektif sampai dengan jatuh tempo dari
pinjaman subordinasi.
Pinjaman subordinasi diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan yang diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi untuk liabilitas keuangan
yang diukur dengan biaya perolehan yang diamortisasi.
ad. Perpajakan
Bank Mandiri dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2014) tentang “Pajak
Penghasilan”, yang mengharuskan Bank Mandiri dan Entitas Anak memperhitungkan konsekuensi
pajak kini dan pajak di masa depan (penyelesaian) dari jumlah tercatat aset (liabilitas) yang diakui
dalam laporan posisi keuangan dan transaksi-transaksi serta peristiwa lain yang terjadi dalam
tahun berjalan.
Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi
atau kejadian yang langsung diakui ke ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui
dalam penghasilan komprehensif lain atau ekuitas.
Bank Mandiri dan Entitas Anak menerapkan metode liabilitas laporan posisi keuangan (balance
sheet liability method) untuk menentukan beban pajak penghasilan. Menurut metode liabilitas
laporan posisi keuangan, aset dan utang pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan
temporer antara nilai aset dan liabilitas yang tercatat di laporan posisi keuangan dengan dasar
pengenaan pajak atas aset dan liabilitas tersebut pada setiap tanggal pelaporan. Metode ini juga
mensyaratkan adanya pengakuan manfaat pajak di masa datang yang belum digunakan apabila
besar kemungkinan bahwa manfaat tersebut dapat direalisasikan di masa yang akan datang.
Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada
masa datang akan memadai untuk mengkompensasi aset pajak tangguhan yang muncul akibat
perbedaan temporer tersebut.
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial
diberlakukan pada periode dimana aset tersebut direalisasi atau liabilitas tersebut diselesaikan.
Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif
pajak dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun
berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau
dikreditkan ke ekuitas.
Koreksi atas liabilitas pajak diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima, atau apabila diajukan
keberatan dan/atau banding, maka koreksi diakui pada saat keputusan atas keberatan dan/atau
banding tersebut diterima. Manajemen juga dapat membentuk pencadangan terhadap liabilitas
pajak di masa depan sebesar jumlah yang diestimasikan akan dibayarkan ke kantor pajak jika
berdasarkan evaluasi pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian terdapat risiko pajak
yang probable. Asumsi dan estimasi yang digunakan dalam perhitungan pembentukan cadangan
tersebut memiliki unsur ketidakpastian.
73
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Taksiran pajak penghasilan Bank Mandiri dan Entitas Anak dihitung untuk masing-masing
perusahaan sebagai badan hukum terpisah. Aset pajak kini (current tax assets) dan liabilitas pajak
kini (current tax liabilities) untuk badan hukum yang berbeda tidak disalinghapuskan dalam laporan
keuangan konsolidasian. Utang pajak penghasilan badan dan utang pajak lainnya Bank Mandiri
dan Entitas Anak disajikan sebagai “Utang pajak” di laporan posisi keuangan konsolidasian.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan dapat saling hapus apabila terdapat hak yang berkekuatan
hukum untuk melakukan saling hapus antara aset pajak kini dan apabila aset dan liabilitas pajak
penghasilan tangguhan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama, baik atas entitas kena
pajak yang sama atau berbeda dan adanya niat untuk melakukan penyelesaian saldo-saldo
tersebut secara neto.
Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima oleh Entitas Anak. Entitas Anak mempunyai hak
untuk mengelola dan menginvestasikan dana, baik sesuai dengan kebijakan Entitas Anak atau
kebijakan pembatasan dari pemilik dana, dengan keuntungan dibagikan sesuai dengan
kesepakatan.
Hubungan antara Entitas Anak dan pemilik dana syirkah temporer merupakan hubungan
kemitraan berdasarkan akad mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah atau
musyarakah. Contoh dari dana syirkah temporer adalah penerimaan dana dari investasi
mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah dan akun lain yang sejenis.
1) Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana (shahibul maal) memberikan
kebebasan kepada pengelola dana (mudharib/Entitas Anak) dalam pengelolaan investasinya.
2) Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan
kepada pengelola dana, antara lain mengenai tempat, cara dan atau obyek investasi.
Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai liabilitas. Hal ini karena Entitas Anak tidak
mempunyai liabilitas, ketika mengalami kerugian, untuk mengembalikan jumlah dana awal dari
pemilik dana kecuali akibat kelalaian atau wanprestasi Entitas Anak. Dana syirkah temporer tidak
dapat digolongkan sebagai ekuitas karena mempunyai waktu jatuh tempo dan pemilik dan tidak
mempunyai hak kepemilikan yang sama dengan pemegang saham seperti hak voting dan hak
atas realisasi keuntungan yang berasal dari aset lancar dan aset non investasi.
Dana syirkah temporer merupakan salah satu unsur laporan posisi keuangan konsolidasian, yang
memberikan hak kepada Entitas Anak untuk mengelola, termasuk untuk mencampur dana
dimaksud dengan dana lainnya.
Pemilik dana syirkah temporer memperoleh bagian atas keuntungan sesuai kesepakatan dan
menerima kerugian berdasarkan jumlah dana dari masing-masing pihak. Pembagian hasil dana
syirkah temporer dapat dilakukan dengan konsep bagi hasil atau bagi untung.
af. Pendapatan dan beban bunga dan pendapatan syariah
(i). Konvensional
Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing
dicatat dalam “Pendapatan bunga” dan “Beban bunga” di dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian menggunakan metode suku bunga efektif.
74
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan
diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan
pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif
adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau
penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika
lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari
aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Grup
mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam
instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa
datang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi dan bentuk lain yang diterima oleh
para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif,
biaya transaksi dan seluruh premi atau diskon lainnya.
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai
akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui
atas bagian aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dari aset keuangan yang
mengalami penurunan nilai, berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto
arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.
(ii). Pendapatan syariah
Di dalam pendapatan dan beban bunga terdapat pendapatan dan beban berdasarkan prinsip
syariah. Pendapatan pengelolaan dana oleh Entitas Anak sebagai mudharib terdiri atas
pendapatan pembiayaan dengan akad murabahah, istishna, ijarah dan pendapatan dari bagi
hasil yaitu mudharabah, musyarakah dan pendapatan usaha utama lainnya.
Pengakuan keuntungan transaksi murabahah dengan pembayaran tangguh atau secara
angsuran dilakukan selama periode akad sesuai dengan metode tingkat imbal hasil efektif.
Berdasarkan PSAK No. 102 (Revisi 2016), pendapatan murabahah yang termasuk marjin
ditangguhkan dan pendapatan administrasi, diakui dengan menggunakan metode setara
tingkat imbal hasil efektif, yaitu tingkat imbal hasil setara yang akan mendiskonto secara tepat
estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang sepanjang perkiraan umur
instrumen keuangan tersebut atau, jika lebih tepat untuk masa yang lebih singkat untuk nilai
tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Perhitungan dilakukan dengan
memperhitungkan seluruh syarat dan ketentuan kontraktual dari instrumen keuangan dan
biaya tambahan yang timbul secara langsung untuk instrumen tersebut dan merupakan
bagian tidak terpisahkan dari tingkat imbal hasil.
Pendapatan bagi hasil musyarakah yang menjadi hak mitra pasif diakui dalam periode
terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati.
Pendapatan bagi hasil mudharabah diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai
nisbah yang disepakati dan tidak diperkenankan mengakui pendapatan dari proyeksi hasil
usaha.
75
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(iii). Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer
Hak nasabah atas bagi hasil dana syirkah temporer merupakan bagian bagi laba milik
nasabah yang didasarkan pada prinsip mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah
dan mudharabah musytarakah atas hasil pengelolaan dana mereka oleh Entitas Anak.
Pendapatan yang dibagikan adalah pendapatan yang telah diterima.
Pembagian laba dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil yaitu dihitung dari pendapatan
Entitas Anak yang diterima berupa laba bruto (gross profit margin).
Jumlah pendapatan marjin dan bagi hasil atas pembiayaan yang diberikan dan atas aset
produktif lainnya akan dibagikan kepada nasabah penyimpan dana dan Entitas Anak, dihitung
secara proporsional sesuai dengan alokasi dana nasabah dan Entitas Anak yang dipakai
dalam pembiayaan yang diberikan dan aset produktif lainnya yang disalurkan.
Selanjutnya, jumlah pendapatan marjin dan bagi hasil yang tersedia untuk nasabah tersebut
kemudian dibagihasilkan ke nasabah penabung dan deposan sebagai shahibul maal dan
Entitas Anak sebagai mudharib sesuai dengan porsi nisbah bagi hasil yang telah disepakati
bersama sebelumnya. Pendapatan marjin dan bagi hasil dari pembiayaan dan aset produktif
lainnya yang memakai dana Entitas Anak, seluruhnya menjadi milik Entitas Anak, termasuk
pendapatan dari transaksi Entitas Anak berbasis imbalan.
Pendapatan premi kontrak jangka pendek diakui sebagai pendapatan selama periode risiko sesuai
dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Pendapatan premi kontrak jangka
panjang diakui sebagai pendapatan pada saat polis jatuh tempo.
Pendapatan premi yang diterima sebelum jatuh tempo polis dicatat sebagai titipan premi di laporan
posisi keuangan konsolidasian.
Beban klaim dan manfaat terdiri dari klaim yang telah diselesaikan, klaim dalam proses
penyelesaian dan estimasi atas klaim yang telah terjadi namun belum dilaporkan (IBNR). Klaim
dan manfaat diakui sebagai beban pada saat terjadinya liabilitas untuk memberikan proteksi. Klaim
reasuransi yang diperoleh dari perusahaan reasuradur diakui dan dicatat sebagai pengurang
beban klaim dan manfaat pada periode yang sama dengan periode pengakuan beban klaim dan
manfaat.
Total klaim dalam penyelesaian, termasuk klaim yang telah terjadi namun belum dilaporkan,
dinyatakan berdasarkan estimasi menggunakan teknik perhitungan teknis oleh aktuaris.
Perubahan dalam estimasi liabilitas klaim, sebagai hasil dari evaluasi lebih lanjut dan perbedaan
antara estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui sebagai biaya tambahan atau
pengurang biaya pada periode terjadinya perubahan.
Pendapatan provisi dan komisi dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung yang
berkaitan dengan kegiatan pemberian kredit, piutang pembiayaan konsumen dan investasi bersih
dalam sewa pembiayaan diakui sebagai bagian/(pengurang) dari nilai perolehan kredit dan piutang
pembiayaan konsumen dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi
berdasarkan metode suku bunga efektif.
76
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Untuk kredit, piutang pembiayaan konsumen dan investasi bersih dalam sewa pembiayaan yang
diberikan dan dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo pendapatan provisi dan/atau komisi dan
biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung yang belum diamortisasi, diakui pada
saat kredit dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan dilunasi.
Pendapatan provisi dan komisi lainnya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan
atau jangka waktu tertentu diakui pada saat terjadinya transaksi.
Liabilitas pensiun
Bank Mandiri menyelenggarakan program pensiun iuran pasti yang pesertanya adalah pegawai
aktif Bank Mandiri sejak tanggal 1 Agustus 1999, serta program pensiun manfaat pasti yang
berasal dari masing-masing dana pensiun Bank Peserta Penggabungan. Program ini didanai
melalui pembayaran kepada pengelola dana pensiun sebagaimana ditentukan dalam perhitungan
aktuaria yang dilakukan secara berkala.
Liabilitas imbalan pensiun Bank Mandiri dan Entitas Anak dihitung dengan membandingkan
manfaat yang akan diterima oleh karyawan dari program pensiun pada usia pensiun normal
dengan manfaat yang akan diterima berdasarkan UU Ketenagakerjaan No. 13/2003 setelah
dikurangi dengan akumulasi kontribusi karyawan dan hasil investasinya. Apabila manfaat pensiun
lebih kecil dari pada manfaat menurut UU No. 13/2003, maka Bank dan Entitas Anak harus
membayar kekurangan tersebut.
Liabilitas program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian
adalah nilai kini dari liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan setelah
dikurangi dengan nilai wajar aset program, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian
aktuaria dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Liabilitas manfaat pasti dihitung setiap tahun oleh
aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit secara regular untuk periode tidak
lebih dari satu tahun. Nilai kini liabilitas manfaat pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi
arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi jangka panjang yang
berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan
dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang
bersangkutan.
Akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial yang belum diakui yang terjadi diakui sebagai
“Penghasilan komprehensif lain” dan disajikan pada bagian ekuitas. Biaya jasa lalu dibebankan
langsung pada laba rugi.
Biaya imbalan pasca-kerja yang diakui selama tahun berjalan terdiri dari biaya jasa dalam laba
rugi, bunga neto atas liabilitas imbalan pasti neto dalam laba rugi dan pengukuran kembali
liabilitas imbalan pasti neto dalam penghasilan komprehensif lain.
Bunga neto atas imbalan pasti neto merupakan komponen pendapatan bunga dari aset program,
biaya bunga atas liabilitas imbalan pasti dan bunga atas dampak batas atas dari aset.
77
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan
pengalaman dan perubahan asumsi-asumsi aktuarial.
Hak atas imbalan ini pada umumnya diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia
pensiun dan memenuhi masa kerja tertentu. Prakiraan biaya imbalan ini dicadangkan sepanjang
masa kerja karyawan dan dihitung menggunakan metodologi yang sama dengan metodologi yang
digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti, namun disederhanakan. Liabilitas
ini dinilai setiap tahun oleh aktuaris independen yang berkualifikasi.
Pembagian tantiem
Bank Mandiri mencatat tantiem dengan menggunakan basis akrual dan membebankannya pada
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan.
Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih konsolidasian akhir tahun berjalan dengan
jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor selama tahun berjalan.
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar yang digunakan dalam menghitung laba per
saham dasar dan dilusian pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar
46.666.666.666 lembar saham.
Perhitungan Laba per saham tahun 2016 dihitung kembali dengan menggunakan jumlah rata-rata
tertimbang saham yang beredar setelah pemecahan nilai nominal saham (stock split) yang berlaku
efektif sejak 13 September 2017, seakan-akan stock split tersebut telah terjadi sejak awal tahun
yang disajikan.
(a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan
beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari
entitas yang sama);
(b) hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk
membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan
menilai kinerjanya; dan
(c) tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Sesuai dengan PSAK No. 5 tentang “Segmen Operasi”, Grup menyajikan segmen operasi
berdasarkan laporan internal grup yang disajikan kepada pengambil keputusan operasional.
Pengambil keputusan operasional adalah Direksi.
78
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
79
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat
pada portofolio tagihan dengan karakteristik ekonomi yang serupa ketika terdapat bukti obyektif
bahwa telah terjadi penurunan nilai tagihan dalam portofolio tersebut, namun penurunan nilai
secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menentukan perlunya untuk membentuk
cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor
seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit, dan faktor-faktor ekonomi. Dalam
mengestimasi cadangan yang dibutuhkan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model
kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan
pengalaman historis dan kondisi ekonomi saat ini. Ketepatan dari cadangan ini bergantung pada
seberapa tepat estimasi arus kas masa depan untuk menentukan cadangan individual serta
asumsi model dan parameter yang digunakan dalam penentuan cadangan kolektif.
Dalam menentukan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan yang tidak mempunyai harga pasar,
Grup menggunakan teknik penilaian seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2c untuk instrumen
keuangan yang tidak diperdagangkan secara aktif dan memiliki informasi harga yang terbatas, nilai
wajar yang kurang obyektif dan membutuhkan berbagai tingkat penilaian tergantung pada
likuiditas, konsentrasi, faktor ketidakpastian pasar, asumsi harga dan risiko lainnya.
c. Imbalan pensiun
Grup menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku
bunga yang harus digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian
yang diharapkan untuk menyelesaikan liabilitas pensiun. Dalam menentukan tingkat suku bunga
yang sesuai, Grup mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang
didenominasikan dalam mata uang imbalan akan dibayar dan memiliki jangka waktu yang serupa
dengan jangka waktu liabilitas pensiun yang terkait. Asumsi kunci liabilitas pensiun lainnya
sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini.
Cadangan teknis Entitas Anak dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai bagian
dari “Liabilitas lain-lain” berdasarkan perhitungan aktuaris dengan menggunakan asumsi aktuarial
yaitu asumsi estimasi terbaik dan marjin atas resiko pemburukan. Termasuk dalam cadangan
teknis adalah liabilitas manfaat polis masa depan, estimasi liabilitas klaim, premi yang belum
merupakan pendapatan, Unexpired Risk Reserve (URR) dan liabilitas kepada pemegang polis.
80
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, sepanjang
besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan
temporer tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam
menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan
dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan. Bank tidak
memperhitungkan sebagian manfaat aset pajak tangguhan karena manajemen Bank berpendapat
bahwa aset pajak tangguhan tersebut tidak dapat terpulihkan di masa yang akan datang.
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan
taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen Bank mengestimasi masa manfaat ekonomis
aset tetap antara 4 (empat) sampai dengan 20 (dua puluh) tahun.
Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat
ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.
Nilai tercatat atas aset tetap Bank diungkapkan pada Catatan 18.
Bank Mandiri dan entitas anak mengevaluasi penurunan nilai aset non-keuangan apabila terdapat
kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset non-keuangan
tidak dapat dipulihkan kembali. Faktor-faktor penting yang dapat menyebabkan penurunan nilai
aset non-keuangan adalah sebagai berikut:
a) Performa yang tidak tercapai secara signifikan terhadap ekspektasi historis atau proyeksi hasil
operasi di masa yang akan datang;
b) Perubahan yang signifikan dalam cara penggunaan aset atau strategi bisnis secara
keseluruhan; dan
c) Industri atau tren ekonomi yang secara signifikan bernilai negatif.
Manajemen Bank dan Entitas Anak mengakui kerugian penurunan nilai apabila nilai tercatat aset
melebihi nilai yang dapat dipulihkan. Jumlah terpulihkan adalah nilai yang lebih tinggi antara nilai
wajar dikurang biaya pelepasan dengan nilai pakai aset (atau unit penghasil kas). Jumlah
terpulihkan diestimasi untuk aset individual atau, jika tidak memungkinkan, untuk unit penghasil
kas yang mana aset tersebut merupakan bagian daripada unit tersebut.
Grup menggunakan spesialis penilai independen untuk menilai nilai wajar atas tanah. Tanah dinilai
berdasarkan referensi atas bukti berdasarkan pasar, menggunakan nilai yang dapat diukur setelah
disesuaikan dengan faktor pasar spesifik seperti lokasi dan kondisi dari tanah.
81
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank dan Entitas Anak
meliputi:
Manajemen Bank dan Entitas Anak telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank dan Entitas
Anak untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank dan Entitas Anak
memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen
tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang
signifikan terhadap kemampuan Bank dan Entitas Anak untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Oleh karena itu, laporan keuangan konsolidasian telah disusun atas dasar usaha yang
berkelanjutan.
Manajemen Bank dan Entitas Anak menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai
aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan
PSAK No. 55 telah dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui
sesuai dengan kebijakan akuntansi Bank dan Entitas Anak seperti diungkapkan pada Catatan
2.c.E.
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah 39.951.760 41.014.055
Dolar Amerika Serikat (Catatan 61B.(v)) 10.236.358 11.470.919
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Giro Wajib Minimum (GWM) Bank telah sesuai dengan PBI
No. 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi
Bank Umum Konvensional sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan PBI
No. 18/3/PBI/2016 tanggal 10 Maret 2016, PBI No. 18/14/PBI/2016 tanggal 18 Agustus 2016 dan PBI
No. 19/6/PBI/2017 tanggal 17 April 2017, yang masing-masing sebesar:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah
- GWM Primer 6,50% 6,50%
(i) GWM secara harian*) 5,00% -
(ii) GWM secara rata-rata*) 1,50% -
- GWM Sekunder**) 4,00% 4,00%
Mata uang asing 8,00% 8,00%
*) Kewajiban GWM Primer Rupiah Rata-rata mulai berlaku per 1 Juli 2017.
**) Per 1 Juli 2017 ekses GWM tidak diperhitungkan sebagai pemenuhan GWM Sekunder.
82
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
GWM Primer adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening
Giro pada Bank Indonesia. GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank
berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI), Surat Berharga
Negara (SBN) yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia. GWM Loan to Funding Ratio (LFR)
adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada
Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga yang dihitung berdasarkan selisih
antara LFR yang dimiliki oleh bank dan LFR Target. GWM LFR dikenakan jika LFR Bank dibawah
minimum LFR target Bank Indonesia (80%)
atau diatas maksimum LFR target Bank Indonesia (92%) dengan KPMM Bank lebih kecil dari KPMM
Insentif Bank Indonesia yang sebesar 14%.
LFR adalah rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta asing, tidak
termasuk kredit kepada bank lain, terhadap:
a. Dana pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan, dan deposito dalam Rupiah dan valuta asing,
tidak termasuk dana antar bank; dan
b. Surat-surat berharga dalam Rupiah dan valuta asing yang memenuhi persyaratan tertentu yang
diterbitkan oleh Bank untuk memperoleh sumber pendanaan.
Berdasarkan PBI No. 17/11/PBI/2015 tanggal 25 Juni 2015, penyebutan Loan to Deposit Ratio (LDR)
dalam PBI No. 15/15/PBI/2013 diganti menjadi Loan to Funding Ratio (LFR) sejak tanggal
3 Agustus 2015 dan perhitungan GWM LFR mulai berlaku pada tanggal 3 Agustus 2015.
Excess Reserve adalah kelebihan saldo Rekening Giro Rupiah Bank dari GWM Primer dan GWM LFR
yang wajib dipelihara di Bank Indonesia.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Bank telah memenuhi rasio seperti telah disebutkan di
atas. Rasio Giro Wajib Minimum untuk rekening Rupiah dan mata uang asing (Bank Mandiri saja) yaitu
masing-masing sebesar:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah
- GWM Primer 6,78% 6,50%
(i) GWM secara harian*) 5,00% -
(ii) GWM secara rata-rata*) 1,78% -
- GWM Sekunder**) 8,91% 9,84%
- GWM Loan to Funding Ratio***) - -
Mata uang asing 8,10% 8,12%
*) Kewajiban GWM Primer Rupiah Rata-rata mulai berlaku per 1 Juli 2017.
**) Per 1 Juli 2017 ekses GWM tidak diperhitungkan sebagai pemenuhan GWM Sekunder.
***) LFR Bank Mandiri tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 berada di antara 80%-92% sehingga tidak dikenakan GWM LFR.
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah:
Pihak berelasi (Catatan 55) 26.664 25.690
Pihak ketiga 1.608.469 482.680
Total 1.635.133 508.370
83
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Mata uang asing:
Pihak berelasi (Catatan 55) 869 171
Pihak ketiga 10.697.387 9.854.673
Total (Catatan 61B.(v)) 10.698.256 9.854.844
12.333.389 10.363.214
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (3.442) (3.049)
Neto 12.329.947 10.360.165
Termasuk dalam mata uang asing adalah terutama mata uang Pound Sterling Inggris, Euro Eropa,
Dolar Amerika Serikat, Yen Jepang, Dolar Australia, Dolar Hong Kong, Yuan China dan Dolar
Singapura.
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah - Lancar 1.635.133 508.370
Mata uang asing:
Lancar 10.694.825 9.851.849
Macet 3.431 2.995
Total (Catatan 61B.(v)) 10.698.256 9.854.844
12.333.389 10.363.214
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (3.442) (3.049)
Neto 12.329.947 10.360.165
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah 0,01% 0,01%
Mata uang asing 0,02% 0,07%
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Saldo awal tahun 3.049 3.412
Pembalikan selama tahun berjalan (Catatan 44) (44) (176)
Lain-lain*) 437 (187)
Saldo akhir tahun 3.442 3.049
84
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain
telah memadai.
e. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan
“mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 61A.
a. Berdasarkan jenis, mata uang, jatuh tempo dan kolektibilitas Bank Indonesia:
31 Desember 2017
Rupiah:
Bank Indonesia < 1 bulan 22.240.876 - 22.240.876
Call money < 1 bulan 3.451.000 - 3.451.000
> 1 bulan < 3 bulan 295.000 - 295.000
> 3 bulan < 6 bulan 240.000 - 240.000
Deposito berjangka < 1 bulan 1.495.840 - 1.495.840
> 1 bulan < 3 bulan 1.238.560 - 1.238.560
> 3 bulan < 6 bulan 611.600 - 611.600
> 6 bulan < 12 bulan 110.000 - 110.000
> 12 bulan 124.890 - 124.890
Tabungan tanpa jatuh tempo 901 - 901
74.650.516
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (49.713)
Neto 74.600.803
31 Desember 2016
Jatuh Tempo Lancar Macet Total
Rupiah:
Bank Indonesia < 1 bulan 27.566.169 - 27.566.169
Call money < 1 bulan 6.522.000 - 6.522.000
Penempatan “fixed term” < 1 bulan 100.000 - 100.000
> 1 bulan < 3 bulan 70.000 - 70.000
Deposito berjangka < 1 bulan 2.183.958 - 2.183.958
> 1 bulan < 3 bulan 1.228.915 - 1.228.915
> 3 bulan < 6 bulan 409.632 - 409.632
> 6 bulan < 12 bulan 76.500 - 76.500
Tabungan tanpa jatuh tempo 311 - 311
85
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Berdasarkan jenis, mata uang, jatuh tempo dan kolektibilitas Bank Indonesia (lanjutan):
31 Desember 2016
73.700.235
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (83.308)
Neto 73.616.927
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah:
Pihak berelasi (Catatan 55) 751.020 1.197.075
Pihak ketiga 29.057.647 36.960.410
Total 29.808.667 38.157.485
Mata uang asing:
Pihak berelasi (Catatan 55) 2.401.147 528.496
Pihak ketiga 42.440.702 35.014.254
74.650.516 73.700.235
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (49.713) (83.308)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah 2,38% 2,53%
Mata uang asing 1,09% 0,48%
86
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Saldo awal tahun 83.308 66.760
(Pembalikan)/penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 44) (53.290) 21.415
Lain-lain*) 19.695 (4.867)
Saldo akhir tahun 49.713 83.308
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain telah memadai.
e. Informasi mengenai pengelompokan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan
“mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 61A.
f. Bank Mandiri memiliki penempatan pada lembaga keuangan (dalam likuidasi) dengan klasifikasi
macet atau “mengalami penurunan nilai” di mana klaim Bank Mandiri yang diakui oleh kurator
berdasarkan hasil creditors meeting pada tanggal 5 November 2009 adalah sebesar
EUR16.395.092 (nilai penuh) untuk penempatan tersebut. Pada tanggal-tanggal 10 Maret 2010,
24 November 2010, 6 September 2012 dan 23 Januari 2014, kurator telah membayarkan sebagian
klaim (distribusi interim) kepada Bank Mandiri, setelah memperhitungkan saling hapus (net-off)
dengan saldo giro, inter-bank call money dan liabilitas L/C UPAS Entitas Anak kepada lembaga
keuangan tersebut, sehingga saldo penempatan Bank Mandiri pada lembaga keuangan (dalam
likuidasi) pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 sebesar EUR3.061.829 (nilai penuh). Pada
tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Bank Mandiri telah membentuk cadangan kerugian
penurunan nilai penuh atas sisa saldo penempatan pada lembaga keuangan tersebut.
7. EFEK-EFEK
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Efek-efek
Pihak berelasi (Catatan 55):
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 1.834.067 2.044.697
Tersedia untuk dijual 8.221.431 7.807.931
Dimiliki hingga jatuh tempo 2.116.345 1.920.506
Diukur pada biaya perolehan*) 632.808 392.044
12.804.651 12.165.178
Pihak ketiga:
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 1.674.105 2.708.846
Tersedia untuk dijual 17.335.737 14.503.106
Dimiliki hingga jatuh tempo 6.146.605 9.348.361
Diukur pada biaya perolehan*) 518.153 246.146
25.674.600 26.806.459
*) Efek-efek yang dimiliki Entitas Anak.
87
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
a. Berdasarkan tujuan, pihak berelasi dan pihak ketiga (lanjutan):
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Investasi pada unit-link **)
Pihak berelasi (Catatan 55):
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 7.970.812 6.406.370
Pihak ketiga:
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 13.081.638 11.444.472
Total 59.531.701 56.822.479
Dikurangi:
Diskonto yang belum diamortisasi (9.305) (5.429)
Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari
kenaikan/(penurunan) nilai wajar efek-efek 169.310 (26.463)
Cadangan kerugian penurunan nilai (81.734) (238.944)
78.271 (270.836)
Neto 59.609.972 56.551.643
**) Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar nilai
wajar.
Rupiah:
Diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi
Efek-efek
Obligasi 1.612.046 - 14.081 1.621.127 5.000 - 1.626.127
Investasi pada unit-unit reksa dana 526.680 - 1.106 527.786 - - 527.786
Sertifikat Bank Indonesia 291.304 - 3.351 294.655 - - 294.655
Saham 215.580 - (787 ) 214.793 - - 214.793
Negotiable certificate of deposit 126.255 - 209 126.464 - - 126.464
88
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
Neto 59.609.972
*) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai nominal. Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak
unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar nilai wajar.
**) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi.
***) Efek-efek yang dimiliki Entitas Anak.
31 Desember 2016
Rupiah:
Diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi
Efek-efek
Obligasi 1.878.559 - 13.724 1.892.283 - - 1.892.283
Investasi pada unit-unit reksa dana 1.017.069 - 2.332 1.019.401 - - 1.019.401
Sertifikat Bank Indonesia 971.669 - 2.462 974.131 - - 974.131
Saham 5.558 - 63 5.621 - - 5.621
89
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
Rupiah:
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi 2.743.959 - - 2.743.959 - - 2.743.959
Sertifikat Bank Indonesia 5.250.000 (3.241) - 5.246.759 - - 5.246.759
Medium term notes 800.000 (515) - 799.485 - - 799.485
Wesel ekspor 640.454 - - 640.262 - 192 640.454
Investasi pada unit-unit reksa dana 245.000 - - 245.000 - - 245.000
Neto 56.551.643
*) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai nominal. Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak
unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar nilai wajar.
**) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi.
***) Efek-efek yang dimiliki Entitas Anak.
90
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Efek-efek
Mata uang asing:
< 1 tahun 7.725.992 6.084.373
> 1 < 5 tahun 2.483.729 1.396.241
> 5 < 10 tahun 3.877.356 3.709.048
Total 14.087.077 11.189.662
59.531.701 56.822.479
Dikurangi:
Diskonto yang belum diamortisasi (9.305) (5.429)
Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari
kenaikan/(penurunan) nilai wajar efek-efek 169.310 (26.463)
Cadangan kerugian penurunan nilai (81.734) (238.944)
78.271 (270.836)
Neto 59.609.972 56.551.643
*) Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar nilai
wajar.
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Efek-efek
Perusahaan 21.482.803 22.085.455
Bank Sentral 7.938.652 9.640.796
Bank 5.814.264 4.430.309
Pemerintah 3.243.532 2.815.077
38.479.251 38.971.637
Investasi pada unit-link *)
Bank 6.366.583 4.448.743
Perusahaan 14.685.867 13.402.099
21.052.450 17.850.842
Total 59.531.701 56.822.479
91
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
d. Berdasarkan golongan penerbit (lanjutan):
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Dikurangi:
Diskonto yang belum diamortisasi (9.305) (5.429)
Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari
penurunan nilai wajar efek-efek 169.310 (26.463)
Cadangan kerugian penurunan nilai (81.734) (238.944)
78.271 (270.836)
Neto 59.609.972 56.551.643
*) Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar
nilai wajar.
Rupiah
Diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi
Efek-efek
Obligasi
Pemerintah Republik
Indonesia**) - - - 1.258.471 1.437.182
Lembaga Pembiayaan
Ekspor Indonesia Pefindo idAAA idAAA 41.341 133.292
PT Federal International
Finance Pefindo idAAA idAAA 25.661 25.209
PT Adira Dinamika
Multifinance Tbk. Pefindo idAAA idAAA 7.209 20.452
PT Sarana Multigriya
Finansial (Persero) Pefindo idAAA idAA+ 20.851 19.387
PT Bank OCBC
NISP Tbk. Pefindo idAAA idAAA 5.089 4.909
Lain-lain Beragam Beragam Beragam 267.505 251.852
1.626.127 1.892.283
Investasi pada unit-link ***)
PT Astra Sedaya Finance Pefindo idAAA idAAA - 1.969
Lain-lain Beragam Beragam Beragam 6.129 11.722
6.129 13.691
1.632.256 1.905.974
*) Informasi peringkat obligasi diperoleh dari Bloomberg yang mencakup peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat seperti
Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Standard and Poor’s, Moody’s dan Fitch Ratings.
**) Tidak memiliki peringkat.
***) Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar
nilai wajar.
92
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
e. Rincian obligasi berdasarkan peringkat (lanjutan):
Nilai wajar/Biaya perolehan/
Peringkat*) Biaya perolehan diamortisasi
Lembaga 31 Desember 31 Desember 31 Desember 31 Desember
pemeringkat 2017 2016 2017 2016
Rupiah (lanjutan)
Tersedia untuk dijual
Efek-efek
Obligasi
PT Indofood Sukses
Makmur Tbk. Pefindo idAA+ idAA+ 10.447 360.905
PT Sarana Multigriya
Finansial (Persero) Pefindo - idAA+ - 295.093
PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk. Pefindo idAAA idAAA 260.825 266.102
PT Astra Sedaya
Finance Pefindo idAAA idAAA 213.642 229.000
PT Jasa Marga
(Persero) Tbk. Pefindo idAA idAA 158.882 157.713
PT Bank OCBC
NISP Tbk. Pefindo idAAA idAAA 175.733 126.713
PT Medco Energi
Internasional Tbk. Pefindo - idA+ - 70.000
PT Bank Maybank
Indonesia Tbk. Pefindo - idAAA - 25.020
PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. Moody’s Baa3 - 366.081 -
PT Bank Tabungan
Negara(Persero) Tbk. Moody’s Baa3 - 463.545 -
PT Hutama Karya
(Persero) Pefindo idAAA - 326.844 -
Perum Pegadaian Pefindo idAAA - 264.917 -
Lain-lain Beragam Beragam Beragam 1.922.289 1.909.564
4.163.205 3.440.110
Dimiliki hingga jatuh tempo
Efek-efek
Obligasi
PT Hutama Karya (Persero) Pefindo idAAA - 650.000 -
PT Tunas Baru
Lampung Tbk. Pefindo - idA - 500.000
PT Surya Artha Nusantara
Finance Pefindo idAA- idAA- 300.000 600.000
PT Medco Energi
International Tbk. Pefindo - idA+ - 223.000
PT Mayora Indah Tbk. Pefindo idAA idAA- 74.000 74.000
PT Indosat Tbk. Pefindo - idAAA - 36.000
Lain-lain Beragam Beragam Beragam 1.325.201 1.310.959
2.349.201 2.743.959
Diukur pada biaya
perolehan**)
Efek-efek
Obligasi Syariah Perusahaan
PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero) Pefindo idAAA idAAA 200.000 265.000
PT Berlian Laju Tanker Tbk. Pefindo - idD - 87.000
PT Sarana Multigriya
Finansial (Persero) Pefindo idAAA(sy) - 300.000 -
PT Indosat Tbk. Pefindo idAAA(sy) - 185.000 -
Lain-lain Beragam Beragam Beragam 436.000 192.000
1.121.000 544.000
Total 9.265.662 8.634.043
*) Informasi peringkat obligasi diperoleh dari Bloomberg yang mencakup peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat seperti Pemeringkat Efek Indonesia
(Pefindo), Standard and Poor’s, Moody’s dan Fitch Ratings.
**) Efek-efek yang dimiliki Entitas Anak.
93
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
e. Rincian obligasi berdasarkan peringkat (lanjutan):
Nilai wajar/Biaya perolehan/
Peringkat*) Biaya perolehan diamortisasi
4.492.631 4.895.430
310.519 240.832
*) Informasi peringkat obligasi diperoleh dari Bloomberg yang mencakup peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat seperti Pemeringkat Efek Indonesia
(Pefindo), Standard and Poor’s, Moody’s dan Fitch Ratings.
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai efek-efek telah
memadai.
94
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
h. Informasi mengenai pengelompokan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan
“mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 61A.
i. Investasi dalam unit reksadana pada Bank yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Reksa Dana Terproteksi BNP Paribas Selaras IV 2.510.237 2.512.630
Reksa Dana Terproteksi Schroder IDR Income Plan I 1.004.018 1.004.978
Reksa Dana Manulife Proteksi Dana Utama 1.000.238 1.000.420
Reksa Dana Terproteksi Emco VII 903.789 904.873
Reksa Dana Syailendra USD 2 733.394 -
Reksa Dana Trimegah Terproteksi I 655.022 656.200
Reksa Dana Terproteksi Schroder IDR Income Plan II 654.862 655.976
Reksa Dana Terproteksi Emco VIII 602.719 602.935
Reksa Dana Emco Terproteksi 412.161 412.767
Reksa Dana Trimegah Terproteksi IV 225.990 -
Reksa Dana Indopremier XI 225.470 -
Reksa Dana Trimegah Terproteksi II 196.475 196.118
Reksa Dana Sucorinvest Proteksi 23 197.568 196.079
9.321.943 8.142.976
j. Pada tanggal 31 Desember 2017, efek-efek dengan jumlah nominal sebesar Rp420.591
(31 Desember 2016: RpNihil) telah dijual dengan janji untuk dibeli kembali (Catatan 28).
k. Pada tanggal 31 Desember 2017, efek-efek dengan jumlah nominal sebesar USD65.000.000 (nilai
penuh) (31 Desember 2016: USD65.000.000 (nilai penuh)) dijaminkan untuk fasilitas pinjaman yang
diterima dari bank lain (Catatan 36c).
l. Pada bulan Oktober 2016, terdapat pembelian kembali Medium Term Notes PT Berlina Tbk.
sebesar nilai nominal oleh penerbit.
8. OBLIGASI PEMERINTAH
Akun ini terdiri dari obligasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang diperoleh Grup
dari pasar primer dan sekunder pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 dengan rincian sebagai
berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Pihak berelasi (Catatan 55)
Obligasi Pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 2.183.356 1.191.310
Tersedia untuk dijual***) 89.073.724 80.334.549
Dimiliki hingga jatuh tempo 2.585.950 11.142.896
Diukur pada biaya perolehan*) 8.262.937 5.027.262
Obligasi Pemerintah berdasarkan sisa umur jatuh temponya adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Obligasi Pemerintah
Kurang dari 1 tahun 52.129 18.914
1 - 5 tahun 380.830 242.405
5 - 10 tahun 930.280 615.527
Lebih dari 10 tahun 408.294 299.932
1.771.533 1.176.778
96
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Berdasarkan jenis
31 Desember 2017
Nominal/
biaya perolehan/ Tingkat
biaya perolehan suku bunga Tanggal Frekuensi
diamortisasi per tahun Nilai wajar jatuh tempo pembayaran bunga
Rupiah
Diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi
Obligasi Pemerintah
Obligasi suku 5,25%- 25/01/2018 -
bunga tetap 1.605.714 12,90% 1.771.533 15/05/2048 1 dan 6 bulan
**) Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar nilai
wajar.
97
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2017
Nominal/
biaya perolehan/ Tingkat
biaya perolehan suku bunga Tanggal Frekuensi
diamortisasi per tahun Nilai wajar jatuh tempo pembayaran bunga
Rupiah (lanjutan)
Tersedia untuk dijual***)
Obligasi suku 5,25% - 25/01/2018 -
bunga tetap 32.930.013 12,90% 35.438.787 15/02/2044 1 dan 6 bulan
Obligasi suku bunga 25/08/2018 -
mengambang 30.796.790 SPN 3 bulan 30.565.367 25/07/2020 3 bulan
63.726.803 66.004.154
31 Desember 2017
Nominal/
Biaya perolehan/
biaya perolehan Tingkat suku Tanggal Frekuensi
diamortisasi bunga per tahun jatuh tempo pembayaran bunga
Rupiah
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi suku 5,63% - 15/09/2018 -
bunga tetap 473.900 11,75% 15/05/2037 6 bulan
31 Desember 2017
Nominal/
biaya perolehan/ Tingkat
biaya perolehan suku bunga Tanggal Frekuensi
diamortisasi per tahun Nilai wajar jatuh tempo pembayaran bunga
*) Obligasi Pemerintah yang dimiliki Entitas Anak yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK No. 110 “Akuntansi Sukuk”.
***) Termasuk sukuk, project based sukuk, dan sukuk ritel yang diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui penghasilan
komprehensif lain.
98
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2016
Nominal/
biaya perolehan/ Tingkat
biaya perolehan suku bunga Tanggal Frekuensi
diamortisasi per tahun Nilai wajar jatuh tempo pembayaran bunga
Rupiah
Diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi
Obligasi Pemerintah
Obligasi suku 5,25%- 05/03/2017 -
bunga tetap 1.139.461 12,90% 1.176.778 15/02/2044 1 dan 6 bulan
57.049.415 57.233.013
31 Desember 2016
Nominal/
Biaya perolehan/
biaya perolehan Tingkat suku Tanggal Frekuensi
diamortisasi bunga per tahun jatuh tempo pembayaran bunga
Rupiah
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi suku 5,63% - 15/07/2017 -
bunga tetap 463.436 11,75% 15/05/2037 6 bulan
Obligasi suku bunga
mengambang 9.355.698 SPN 3 bulan 25/02/2017 3 bulan
9.819.134
*) Obligasi Pemerintah yang dimiliki Entitas Anak yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK No. 110 “Akuntansi Sukuk”.
**) Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar nilai
wajar.
***) Termasuk sukuk, project based sukuk, dan sukuk ritel yang diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui penghasilan
komprehensif lain.
99
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Nominal/
Biaya perolehan/
biaya perolehan Tingkat suku Tanggal Frekuensi
diamortisasi bunga per tahun jatuh tempo pembayaran bunga
Rupiah (lanjutan)
Diukur pada biaya perolehan*)
Obligasi suku 6,25% - 27/01/2017 -
bunga tetap 4.884.146 8,75% 15/09/2020 1 dan 6 bulan
31 Desember 2016
Nominal/
biaya perolehan/ Tingkat
biaya perolehan suku bunga Tanggal Frekuensi
diamortisasi per tahun Nilai wajar jatuh tempo pembayaran bunga
Mata uang asing
Diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi
Obligasi Pemerintah
Obligasi suku 3,30% - 21/11/2018 -
bunga tetap 14.483 6,13% 14.532 15/04/2043 6 bulan
31 Desember 2016
Nominal/
Biaya perolehan/
biaya perolehan Tingkat suku Tanggal Frekuensi
diamortisasi bunga per tahun jatuh tempo pembayaran bunga
Mata uang asing
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi suku 3,75% - 09/03/2017 -
bunga tetap 1.323.762 7,00% 08/01/2026 6 bulan
*) Obligasi Pemerintah yang dimiliki Entitas Anak yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK No. 110 “Akuntansi Sukuk”.
c. Informasi lain
Pada tanggal 31 Desember 2017, Obligasi Pemerintah dengan jumlah nominal Rp3.742.551
(31 Desember 2016: Rp3.986.742) telah dijual dengan janji untuk dibeli kembali (Catatan 28).
Pada tanggal 31 Desember 2017, Obligasi Pemerintah dengan jumlah nominal sebesar Rp944.322
dan USD356.795.000 (nilai penuh) (31 Desember 2016: Rp3.107.276 dan USD597.796.000 (nilai
penuh)) dijaminkan untuk fasilitas pinjaman yang diterima dari bank lain (Catatan 36b dan 36c).
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, kolektibilitas Bank Indonesia untuk obligasi pemerintah
adalah lancar.
100
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah:
Pihak berelasi (Catatan 55)
Usance L/C payable at sight 1.276.347 799.513
Lain-lain 8.255.790 3.474.664
9.532.137 4.274.177
Pihak ketiga
Usance L/C payable at sight 926.575 1.285.395
Lain-lain 5.456.673 4.098.043
6.383.248 5.383.438
Total 15.915.385 9.657.615
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Lancar 24.062.284 14.672.747
Dalam perhatian khusus 241.666 122.541
Kurang lancar 2.322 -
Macet 1.133.205 1.128.830
Total 25.439.477 15.924.118
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (1.349.349) (1.756.847)
101
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah:
Kurang dari 1 bulan 6.068.662 2.586.373
1 - 3 bulan 6.148.258 4.144.984
3 - 6 bulan 3.308.151 2.748.940
6 - 12 bulan 244.370 31.374
Lebih dari 12 bulan 145.944 145.944
Total 15.915.385 9.657.615
Mata uang asing:
Kurang dari 1 bulan 1.900.057 1.211.291
1 - 3 bulan 3.351.420 2.274.143
3 - 6 bulan 2.812.789 1.844.232
6 - 12 bulan 517.268 879
Lebih dari 12 bulan 942.558 935.958
Total (Catatan 61B.(v)) 9.524.092 6.266.503
25.439.477 15.924.118
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (1.349.349) (1.756.847)
Neto 24.090.128 14.167.271
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai tagihan lainnya -
transaksi perdagangan telah memadai.
e. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan
“mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 61A.
102
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. TAGIHAN ATAS EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI
31 Desember 2017
Pendapatan
Tanggal Tanggal Nilai jual bunga belum Nilai
Jenis efek dimulai jatuh tempo kembali direalisasi neto
Pihak ketiga
Rupiah
Obligasi FR0071 14/12/2017 04/01/2018 527.249 221 527.028
Obligasi FR0068 06/12/2017 03/01/2018 482.532 122 482.410
Obligasi FR0066 13/12/2017 15/01/2018 453.140 895 452.245
Obligasi FR0054 20/12/2017 17/01/2018 298.656 608 298.048
Obligasi FR0061 08/12/2017 08/01/2018 187.671 183 187.488
Obligasi FR0069 20/12/2017 03/01/2018 139.739 41 139.698
Obligasi FR0054 22/12/2017 05/01/2018 108.409 66 108.343
SPN03180215 27/12/2017 03/01/2018 94.412 22 94.390
Obligasi IDSD080618182S 27/12/2017 04/01/2018 88.007 33 87.974
Saham 28/07/2017 24/01/2018 53.250 446 52.804
Obligasi FR0065 06/12/2017 03/01/2018 45.894 12 45.882
Obligasi FR0070 08/12/2017 09/03/2018 43.301 386 42.915
Saham 25/01/2017 25/01/2018 34.563 334 34.229
Saham 12/05/2017 03/05/2018 26.125 805 25.320
Saham 12/07/2017 03/07/2018 26.125 830 25.295
Saham 12/11/2017 03/12/2018 26.138 892 25.246
31 Desember 2016
Pendapatan
Tanggal Tanggal Nilai jual bunga belum Nilai
Jenis efek dimulai jatuh tempo kembali direalisasi neto
Pihak ketiga
Rupiah
Obligasi FR0028 28/12/2016 04/01/2017 1.016.047 402 1.015.645
Obligasi ORI013 29/12/2016 06/01/2017 448.730 423 448.307
Obligasi FR0060 28/12/2016 04/01/2017 437.174 173 437.001
Obligasi FR0056 29/12/2016 05/01/2017 297.961 223 297.738
Obligasi FR0066 30/12/2016 06/01/2017 263.928 238 263.690
Obligasi FR0070 29/12/2016 05/01/2017 203.509 152 203.357
Obligasi FR0073 28/12/2016 04/01/2017 200.534 108 200.426
SPN142-110517 28/12/2016 04/01/2017 185.908 74 185.834
SPN144-080617 28/12/2016 04/01/2017 184.957 73 184.884
SBSN 28/12/2016 25/01/2017 180.395 649 179.746
SBSN 28/12/2016 25/01/2017 180.395 649 179.746
SBSN 07/12/2016 04/01/2017 171.686 99 171.587
Obligasi FR0059 19/12/2016 19/01/2017 170.657 594 170.063
SBSN 21/12/2016 18/01/2017 164.415 426 163.989
SBSN 21/12/2016 18/01/2017 164.415 426 163.989
SBSN 07/12/2016 04/01/2017 150.226 86 150.140
Obligasi FR0028 28/12/2016 04/01/2017 147.326 58 147.268
Obligasi FR0053 21/12/2016 05/01/2017 92.791 83 92.708
Obligasi FR0073 28/12/2016 04/01/2017 52.521 28 52.493
Saham 18/11/2016 18/05/2017 53.519 2.705 50.814
SBN 27/12/2016 03/01/2017 48.659 19 48.640
SBN 28/12/2016 04/01/2017 46.772 25 46.747
SPN140-130417 28/12/2016 04/01/2017 46.696 18 46.678
SBN 28/12/2016 11/01/2017 40.303 61 40.242
SBN 30/12/2016 31/03/2017 36.599 505 36.094
Saham 10/11/2016 10/11/2017 29.563 3.970 25.593
Saham 14/11/2016 14/11/2017 29.563 4.017 25.546
Saham 16/11/2016 16/11/2017 29.563 4.040 25.523
103
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. TAGIHAN ATAS EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI (lanjutan)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Lancar 2.629.315 5.054.488
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, tidak terdapat penurunan nilai sehingga cadangan
kerugian penurunan nilai tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali tidak
dibentuk.
c. Informasi mengenai pengelompokan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan
“mengalami penurunan nilai” diungkap pada Catatan 61A.
Ikhtisar transaksi derivatif pada tanggal 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:
Nilai wajar
Nilai kontrak
(absolut setara Tagihan Liabilitas
Transaksi Rupiah) derivatif derivatif
3. Swap - beli
Dolar Amerika Serikat 747.940 526 688
4. Swap - jual
Dolar Amerika Serikat 4.428.368 13.314 1.307
5. Option - beli
Dolar Amerika Serikat - 3.213 -
Lain-Lain - - 6.216
Terkait suku bunga
104
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ikhtisar transaksi derivatif pada tanggal 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut (lanjutan):
Nilai wajar
Nilai kontrak
(absolut setara Tagihan Liabilitas
Transaksi Rupiah) derivatif derivatif
Pihak ketiga
3. Swap - beli
Dolar Amerika Serikat 10.858.769 8.720 13.648
Lain-lain 206.027 1.205 -
4. Swap - jual
Dolar Amerika Serikat 67.896.411 189.057 31.576
Lain-lain 4.611.905 - 82.652
6. Option - beli
Dolar Amerika Serikat 10.197 -
Lain-lain 26.710 18.205
7. Option - jual
Dolar Amerika Serikat - 1
Lain-lain - 13
Ikhtisar transaksi derivatif pada tanggal 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Nilai wajar
Nilai kontrak
(absolut setara Tagihan Liabilitas
Transaksi Rupiah) derivatif derivatif
2. Swap - beli
Dolar Amerika Serikat 1.347.250 - 300
3. Swap - jual
Dolar Amerika Serikat 6.598.314 3.154 6.824
105
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ikhtisar transaksi derivatif pada tanggal 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut (lanjutan):
Nilai wajar
Nilai kontrak
(absolut setara Tagihan Liabilitas
Transaksi Rupiah) derivatif derivatif
Pihak ketiga
3. Swap - beli
Dolar Amerika Serikat 2.626.577 17.520 2.148
Lain-lain 623.476 661 2.413
4. Swap - jual
Dolar Amerika Serikat 18.001.365 25.038 164.113
Lain-lain 2.802.046 63.701 980
8. Option - beli
Dolar Amerika Serikat 116 2.377
Lain-lain 15 -
9. Option - jual
Dolar Amerika Serikat 3.012 1.336
Pada tanggal 31 Desember 2017, Entitas Anak memiliki kontrak swap nilai tukar dan suku bunga yang
memenuhi kriteria dan berlaku efektif sebagai lindung nilai arus kas. Kerugian atas perubahan nilai
wajar sehubungan dengan bagian efektif dari arus kas lindung nilai diakui sebagai penghasilan
komprehensif lain.
Pada tanggal 31 Desember 2016, kontrak derivatif tidak ditujukan untuk akuntansi lindung nilai.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, kolektibilitas Bank Indonesia untuk tagihan derivatif adalah
lancar.
106
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rupiah:
Pihak berelasi (Catatan 55) 90.072.204 78.579.405
Pihak ketiga 512.095.941 478.173.216
Rupiah:
Modal kerja 230.474.941 31.140.291 261.615.232
Konsumen 150.442.096 3.723.343 154.165.439
Investasi 124.912.378 16.875.090 141.787.468
Sindikasi 20.427.339 1.858.879 22.286.218
Karyawan 8.764.182 59.078 8.823.260
Program pemerintah 7.164.506 56.305 7.220.811
Ekspor 6.194.715 75.002 6.269.717
Total 548.380.157 53.787.988 602.168.145
Mata uang asing:
Investasi 42.036.195 6.314.678 48.350.873
Sindikasi 21.930.718 4.859.111 26.789.829
Modal kerja 21.584.261 6.246.397 27.830.658
Ekspor 4.606.960 1.893.195 6.500.155
Konsumen 397.904 - 397.904
Karyawan 301 - 301
*) Termasuk dalam kategori “mengalami penurunan nilai” adalah (i) kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet (kredit
bermasalah) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, dan (ii) semua kredit yang direstrukturisasi (iii) lainnya berdasarkan pertimbangan
khusus (Catatan 2c.G.(a)).
**) Termasuk kredit yang diberikan oleh Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah dimana cadangan kerugian penurunan nilai
dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia dan PSAK No. 102 (Revisi 2016).
1) Kredit yang diberikan yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp54.797.863 dan Rp18.303.506.
2) Cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp24.084.237 dan Rp3.598.619.
3) Kredit yang diberikan - bersih yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp30.713.626 dan Rp14.704.887.
107
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rupiah:
Modal kerja 223.899.951 29.197.623 253.097.574
Konsumen 125.252.871 3.288.718 128.541.589
Investasi 119.239.087 16.620.750 135.859.837
Sindikasi 16.744.279 1.884.271 18.628.550
Ekspor 14.230.417 59.184 14.289.601
Karyawan 5.627.776 48.148 5.675.924
Program pemerintah 562.536 97.010 659.546
Total 505.556.917 51.195.704 556.752.621
Mata uang asing:
Investasi 29.812.065 7.699.829 37.511.894
Modal kerja 23.007.517 4.281.727 27.289.244
Sindikasi 19.999.125 3.712.674 23.711.799
Ekspor 2.844.092 817.432 3.661.524
Konsumen 395.303 - 395.303
Karyawan 568 - 568
Total (Catatan 61B.(v)) 76.058.670 16.511.662 92.570.332
1)
581.615.587 67.707.366 649.322.953
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (5.478.737) (27.138.023) 2) (32.616.760)
*) Termasuk dalam kategori “mengalami penurunan nilai” adalah (i) kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet (kredit
bermasalah) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, dan (ii) semua kredit yang direstrukturisasi (iii) lainnya berdasarkan pertimbangan
khusus (Catatan 2c.G.(a)).
**) Termasuk kredit yang diberikan oleh Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah dimana cadangan kerugian penurunan nilai
dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia dan PSAK No. 102 (Revisi 2013).
1) Kredit yang diberikan yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp51.572.183 dan Rp16.135.183.
2) Cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp23.054.786 dan Rp4.083.237.
3) Kredit yang diberikan - bersih yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp28.517.397 dan Rp12.051.946.
31 Desember 2017
Dalam
perhatian Kurang
Lancar khusus lancar Diragukan Macet Total
Rupiah:
Modal kerja 234.186.202 11.530.753 4.724.581 2.876.390 8.297.306 261.615.232
Konsumen 143.815.793 7.786.979 592.463 690.773 1.279.431 154.165.439
Investasi 132.825.660 4.504.165 1.792.686 666.804 1.998.153 141.787.468
Sindikasi 21.841.708 - 326.386 - 118.124 22.286.218
Karyawan 8.622.457 188.593 1.945 969 9.296 8.823.260
Program pemerintah 7.172.501 31.050 1.522 1.367 14.371 7.220.811
Ekspor 6.023.571 171.149 19.460 21.299 34.238 6.269.717
Total 554.487.892 24.212.689 7.459.043 4.257.602 11.750.919 602.168.145
108
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2017
Dalam
perhatian Kurang
Lancar khusus lancar Diragukan Macet Total
31 Desember 2016
Dalam
perhatian Kurang
Lancar khusus lancar Diragukan Macet Total
Rupiah:
Modal kerja 228.380.147 9.610.239 6.417.582 1.537.514 7.152.092 253.097.574
Investasi 126.315.123 4.393.028 2.030.464 209.724 2.911.498 135.859.837
Konsumen 119.358.666 6.996.906 480.810 572.467 1.132.740 128.541.589
Sindikasi 18.255.518 254.458 - - 118.574 18.628.550
Ekspor 14.136.640 97.052 9.047 3.901 42.961 14.289.601
Karyawan 5.446.459 218.593 5.313 1.223 4.336 5.675.924
Program pemerintah 589.792 17.789 6.449 5.181 40.335 659.546
Total 512.482.345 21.588.065 8.949.665 2.330.010 11.402.536 556.752.621
109
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2017
Rupiah:
Industri 98.526.920 17.344.207 115.871.127
Perdagangan, restoran dan hotel 85.142.761 13.218.809 98.361.570
Pertanian 61.432.699 7.350.245 68.782.944
Jasa dunia usaha 47.357.939 3.472.851 50.830.790
Konstruksi 28.081.708 2.406.928 30.488.636
Listrik, gas dan air 25.192.462 784.760 25.977.222
Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 20.587.393 3.272.299 23.859.692
Jasa sosial 12.497.952 384.696 12.882.648
Tambang 4.923.734 1.656.365 6.580.099
Lain-lain 164.636.589 3.896.828 168.533.417
*) Termasuk dalam kategori “mengalami penurunan nilai” adalah (i) kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet (kredit
bermasalah) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, dan (ii) semua kredit yang direstrukturisasi (iii) lainnya berdasarkan pertimbangan
khusus (Catatan 2c.G.(a)).
**) Termasuk kredit yang diberikan oleh Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah dimana cadangan kerugian penurunan nilai
dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia dan PSAK No. 102 (Revisi 2016).
1) Kredit yang diberikan yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp54.797.863 dan Rp18.303.506.
2) Cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp24.084.237 dan Rp3.598.619.
3) Kredit yang diberikan - bersih yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp30.713.626 dan Rp14.704.887.
110
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2016
Rupiah:
Perdagangan, restoran dan hotel 107.149.575 13.957.534 121.107.109
Industri 90.362.185 15.315.418 105.677.603
Pertanian 52.785.745 6.168.983 58.954.728
Jasa dunia usaha 42.510.056 3.795.187 46.305.243
Konstruksi 23.706.108 1.794.246 25.500.354
Listrik, gas dan air 23.391.975 635.314 24.027.289
Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 17.405.573 3.697.791 21.103.364
Jasa sosial 7.819.131 259.809 8.078.940
Tambang 5.746.421 2.076.354 7.822.775
Lain-lain 134.680.148 3.495.068 138.175.216
*) Termasuk dalam kategori “mengalami penurunan nilai” adalah (i) kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet (kredit
bermasalah) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, dan (ii) semua kredit yang direstrukturisasi (iii) lainnya berdasarkan pertimbangan
khusus (Catatan 2c.G.(a)).
**) Termasuk kredit yang diberikan oleh Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah dimana cadangan kerugian
penurunan nilai dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia dan PSAK No. 102 (Revisi 2013).
1) Kredit yang diberikan yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp51.572.183 dan Rp16.135.183.
2) Cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp23.054.786 dan Rp4.083.237.
3) Kredit yang diberikan - bersih yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp28.517.397 dan Rp12.051.946.
111
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2017
Dalam
perhatian Kurang
Lancar khusus lancar Diragukan Macet Total
Rupiah:
Industri 101.199.412 6.733.871 3.265.980 956.798 3.715.066 115.871.127
Perdagangan, restoran,
dan hotel 85.508.876 4.515.525 2.176.081 1.493.189 4.667.899 98.361.570
Pertanian 67.103.494 1.087.041 139.948 32.608 419.853 68.782.944
Jasa dunia usaha 49.506.841 805.632 176.547 63.725 278.045 50.830.790
Konstruksi 29.238.274 399.264 344.776 264.207 242.115 30.488.636
Listrik, gas dan air 25.475.475 377.364 90.682 28.461 5.240 25.977.222
Pengangkutan, pergudangan,
dan komunikasi 20.874.469 1.769.104 452.928 213.722 549.469 23.859.692
Jasa sosial 12.407.591 168.594 23.913 161.130 121.420 12.882.648
Tambang 5.361.585 259.986 152.692 345.023 460.813 6.580.099
Lain-lain 157.811.875 8.096.308 635.496 698.739 1.290.999 168.533.417
112
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2016
Dalam
perhatian Kurang
Lancar khusus lancar Diragukan Macet Total
Rupiah:
Perdagangan, restoran,
dan hotel 107.913.673 4.839.514 3.793.519 1.112.055 3.448.348 121.107.109
Industri 94.446.088 4.915.204 2.152.608 40.671 4.123.032 105.677.603
Pertanian 57.209.089 986.888 75.295 60.297 623.159 58.954.728
Jasa dunia usaha 44.729.723 869.821 192.581 76.067 437.051 46.305.243
Konstruksi 23.904.337 901.357 305.495 61.381 327.784 25.500.354
Listrik, gas dan air 23.658.839 8.731 196.449 147.162 16.108 24.027.289
Pengangkutan,
pergudangan,
dan komunikasi 18.016.349 1.223.535 756.609 146.325 960.546 21.103.364
Jasa sosial 7.772.294 217.801 13.150 18.052 57.643 8.078.940
Tambang 6.243.773 360.938 907.571 89.824 220.669 7.822.775
Lain-lain 128.588.180 7.264.276 556.388 578.176 1.188.196 138.175.216
113
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah:
Kurang dari 1 tahun 85.387.279 80.119.528
1 - 2 tahun 29.276.098 26.434.455
2 - 5 tahun 134.148.240 136.008.117
Lebih dari 5 tahun 353.356.528 314.190.521
712.037.865 649.322.953
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (33.745.345) (32.616.760)
Rasio kredit bermasalah Bank Mandiri dan Entitas Anak secara gross (sebelum dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai) pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar
3,46% dan 4,00% (rasio untuk Bank Mandiri saja masing-masing 3,45% dan 3,96%, masing-masing
pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016), sedangkan rasio kredit bermasalah Bank Mandiri dan
Entitas Anak secara neto pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar 1,18%
dan 1,53% (rasio untuk Bank Mandiri saja sebesar 1,06% dan 1,38% masing-masing pada tanggal
31 Desember 2017 dan 2016). Saldo kredit bermasalah Bank Mandiri dan Entitas Anak termasuk
piutang pembiayaan konsumen dan investasi bersih dalam sewa pembiayaan dari Entitas Anak.
Perhitungan rasio kredit bermasalah Bank Mandiri dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember
2017 dan 2016 sesuai dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SE OJK)
No. 43/SEOJK.03/2016 tanggal 28 September 2016 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan
Bank Umum Konvensional, dihitung atas dasar jumlah kredit tidak termasuk kredit yang diberikan
pada bank lain sebesar Rp1.469.906 dan Rp2.149.274 masing-masing pada tanggal 31 Desember
2017 dan 2016.
114
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan dan
piutang/pembiayaan syariah:
a. Termasuk di dalam kredit yang diberikan adalah piutang pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah yang diberikan oleh Entitas Anak masing-masing sebesar Rp59.893.437 dan
Rp54.665.318 pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, terdiri atas:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Piutang murabahah dan istishna 36.236.881 36.204.384
Pembiayaan musyarakah 17.640.213 13.338.662
Pembiayaan syariah lainnya 6.016.343 5.122.272
Total 59.893.437 54.665.318
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (1.928.733) (1.833.396)
Neto 57.964.704 52.831.922
b. Tingkat suku bunga rata-rata (yield) dan kisaran bagi hasil per tahun adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Tingkat suku bunga rata-rata (yield) per tahun:
Rupiah 10,55% 11,42%
Mata uang asing 4,23% 6,40%
c. Agunan kredit
Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak
tanggungan atau surat kuasa untuk menjual, deposito berjangka atau jaminan lain yang dapat
diterima oleh Bank Mandiri dan Entitas Anak. Simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain
yang dijadikan jaminan tunai untuk kredit yang diberikan dan diblokir untuk tujuan lain pada
tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp54.913.925 dan
Rp37.803.693 (Catatan 21c, 22c, 23e, 24c dan 26d).
Kredit program pemerintah terdiri dari kredit investasi, kredit modal kerja permanen, kredit modal
kerja dan KPR Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), dimana
Pemerintah dapat menyediakan sebagian dan/atau keseluruhan dananya.
115
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan dan
piutang/pembiayaan syariah (lanjutan):
e. Kredit sindikasi
Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan kepada debitur melalui perjanjian pembiayaan
bersama dengan bank-bank lain. Jumlah persentase bagian Bank Mandiri sebagai agen dalam
kredit sindikasi pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing berkisar
antara 13,80% sampai dengan 88,61% dan 24,00% sampai dengan 94,52% dari jumlah
keseluruhan kredit sindikasi. Sedangkan jumlah persentase bagian Bank Mandiri bila hanya
sebagai anggota sindikasi pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing
berkisar antara 6,67% sampai dengan 98,67% dan 0,61% sampai dengan 98,67% dari jumlah
keseluruhan kredit sindikasi.
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Perpanjangan jangka waktu kredit 49.605.548 46.336.904
Perpanjangan jangka waktu dan penurunan
suku bunga kredit 2.223.460 2.232.220
Fasilitas kredit tambahan - 31.826
Perpanjangan jangka waktu kredit dan skema
restrukturisasi lain-lain*) 5.806.788 4.130.325
Total 57.635.796 52.731.275
*) Skema restrukturisasi lain-lain terutama terdiri dari skema restrukturisasi penurunan suku bunga kredit, penjadwalan kembali bunga
yang tertunggak dan perpanjangan jangka waktu pembayaran bunga tertunggak.
Berikut ini adalah jumlah kredit yang telah direstrukturisasi berdasarkan kolektibiltas:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Lancar 24.853.561 22.726.073
Dalam Perhatian Khusus 16.435.496 13.777.071
Kurang Lancar 5.772.873 8.644.843
Diragukan 2.128.789 934.997
Macet 8.445.077 6.648.291
Total 57.635.796 52.731.275
Total kredit yang telah direstrukturisasi dan dalam kategori kredit bermasalah pada tanggal
31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp16.346.739 dan Rp16.228.131.
116
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan dan
piutang/pembiayaan syariah (lanjutan):
Total kredit kepada pihak berelasi dan persentase terhadap total aset konsolidasian diungkapkan
pada Catatan 55.
Termasuk dalam kredit yang diberikan kepada pihak berelasi adalah kredit yang diberikan
kepada karyawan kunci Bank Mandiri. Kredit yang diberikan kepada karyawan kunci Bank
Mandiri terdiri dari kredit dengan tingkat suku bunga sebesar 4,30% per tahun yang digunakan
untuk membeli kendaraan bermotor dan/atau rumah dengan jangka waktu 1 (satu) sampai 15
(lima belas) tahun yang dibayar melalui pemotongan gaji karyawan setiap bulan.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, tidak terdapat pelanggaran ataupun pelampauan
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) kepada pihak ketiga dan pihak berelasi sesuai
dengan peraturan yang telah ditetapkan Bank Indonesia.
i. Bank Mandiri memiliki sejumlah perjanjian penerusan kredit dengan lembaga keuangan
internasional (Catatan 60).
j. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan dan piutang/pembiayaan syariah
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Saldo awal tahun1) 32.616.760 22.281.842
Penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 44) 15.458.493 24.277.357
Penghapusbukuan2) (13.885.013) (12.991.055)
Lain-lain*) (444.895) (951.384)
Saldo akhir tahun 3) 33.745.345 32.616.760
*) Termasuk pencatatan kembali dan konversi aset yang dihapusbuku, selisih kurs karena penjabaran mata uang asing dan pengakuan
pendapatan bunga atas bagian yang tidak mengalami penurunan nilai dari kredit yang mengalami penurunan nilai (Catatan 41).
1) Saldo awal 31 Desember 2017 dan 2016 terdiri dari masing-masing Rp23.054.786 dan Rp13.265.021 yang dihitung secara individual
dan Rp9.561.974 dan Rp9.016.821 yang dihitung secara kolektif.
2) Penghapusbukuan pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp4.478.412 dan Rp5.878.014 untuk debitur
yang dievaluasi secara individual dan Rp9.406.601 dan Rp7.113.041 untuk debitur yang dievaluasi secara kolektif.
3) Saldo akhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 terdiri dari Rp24.084.237 dan Rp23.054.786 yang dihitung secara individual
dan Rp9.661.108 dan Rp9.561.974 yang dihitung secara kolektif.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan
dan piutang/pembiayaan syariah telah memadai.
117
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan dan
piutang/pembiayaan syariah (lanjutan):
k. Ikhtisar kredit bermasalah berdasarkan sektor ekonomi dan minimum penyisihan kerugian kredit
bermasalah adalah sebagai berikut:
Kredit bermasalah (berdasarkan
peraturan Bank Indonesia)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah:
Perdagangan, restoran dan hotel 8.337.169 8.353.922
Industri 7.937.844 6.316.311
Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 1.216.119 1.863.480
Tambang 958.528 1.218.064
Konstruksi 851.098 694.660
Pertanian 592.409 758.751
Jasa dunia usaha 518.317 705.699
Jasa sosial 306.463 88.845
Listrik, gas dan air 124.383 359.719
Lain-lain 2.625.234 2.322.760
23.467.564 22.682.211
1.573.220 3.502.210
Total minimum penyisihan kerugian kredit bermasalah sesuai peraturan Bank Indonesia adalah
sebagai berikut:
Minimum penyisihan kerugian
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah:
Perdagangan, restoran dan hotel 5.740.906 4.573.403
Industri 4.683.362 4.466.259
Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 724.269 1.147.200
Tambang 656.228 401.717
Pertanian 457.149 664.602
Konstruksi 425.935 404.299
Jasa dunia usaha 336.390 503.972
Jasa sosial 205.572 68.642
Listrik, gas dan air 33.073 119.156
Lain-lain 1.735.693 1.560.742
14.998.577 13.909.992
118
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan dan
piutang/pembiayaan syariah (lanjutan):
k. Ikhtisar kredit bermasalah berdasarkan sektor ekonomi dan minimum penyisihan kerugian kredit
bermasalah adalah sebagai berikut (lanjutan):
Total minimum penyisihan kerugian kredit bermasalah sesuai peraturan Bank Indonesia adalah
sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Bank Mandiri
melaksanakan penghapusbukuan kredit macet masing-masing sebesar Rp11.586.223 dan
Rp11.407.905 (Bank Mandiri saja). Adapun kriteria debitur yang dapat dihapusbukukan meliputi:
a. Fasilitas kredit telah digolongkan macet;
b. Fasilitas kredit telah dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar 100,00%
(seratus perseratus) dari pokok kredit macetnya;
c. Telah dilakukan berbagai upaya penagihan dan penyelamatan, namun tidak berhasil;
d. Usaha debitur sudah tidak mempunyai prospek atau kinerja debitur buruk atau tidak ada
kemampuan membayar; dan
e. Hapus buku dilakukan terhadap seluruh liabilitas kreditnya, termasuk yang berasal dari non-
cash loan sehingga penghapusbukuan tidak boleh dilakukan pada sebagian kreditnya (partial
write-off).
119
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
*) Merupakan selisih kurs karena penjabaran mata uang asing, pencatatan kembali aset yang dihapusbuku dan lainnya.
n. Kredit yang disalurkan Bank Mandiri dengan sistem pembiayaan langsung (executing) ke
perusahaan pembiayaan dan pembiayaan bersama (joint financing) pada tanggal
31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp8.436.672 dan Rp9.343.725.
o. Nilai tercatat diamortisasi dari kredit yang diberikan dan piutang/pembiayaan syariah adalah
sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Kredit yang diberikan (Catatan 12A) 712.037.865 649.322.953
Bunga yang masih akan diterima 2.675.342 2.602.896
Pendapatan diterima dimuka yang teratribusi (Catatan 35) (726.669) (629.761)
Cadangan kerugian penurunan nilai (Catatan 12A dan 12B.j) (33.745.345) (32.616.760)
Total 680.241.193 618.679.328
120
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Dikurangi:
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui
Pembiayaan sendiri
Rupiah
Pihak ketiga (9.423.320) (7.544.605)
Dikurangi:
Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain
dan penyaluran pembelian kredit (without recourse) - bruto
Rupiah
Pihak berelasi 3.719.370 3.220.492
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui (5.703.950) (4.324.113)
Total 15.145.219 11.855.216
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (362.887) (323.378)
Neto 14.782.332 11.531.838
Angsuran dari saldo piutang pembiayaan konsumen - bruto per 31 Desember 2017 dan
2016 yang akan diterima dari konsumen berdasarkan tanggal jatuh temponya adalah sebagai
berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Tahun
2017 - 16.130.975
2018 21.193.501 12.290.684
2019 15.740.084 7.672.018
2020 9.570.393 3.632.097
2021 4.186.541 978.720
2022 dan sesudahnya 1.234.155 47.422
Total 51.924.674 40.751.916
Pada tanggal 6 Februari 2009, Entitas Anak dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani
Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan total fasilitas pembiayaan bersama
sebesar Rp2.000.000, dimana Perseroan menanggung risiko kredit sesuai dengan porsi
pembiayaannya (without recourse). Perjanjian ini telah mengalami beberapa kali perubahan,
perubahan terakhir melalui amandemen Perjanjian Kerjasama Kendaraan Bermotor antara
PT Mandiri Tunas Finance dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk tertanggal 15 Maret 2017, yang
menaikkan fasilitas pembiayaan bersama dan fasilitas pengambilalihan piutang pembiayaan
menjadi sebesar Rp23.500.000 dengan porsi fasilitas pembiayaan bersama sebesar minimal 1,00%
dari Perseroan dan maksimal 99,00% dari pemberi pembiayaan bersama.
121
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Rincian dari piutang pembiayaan konsumen Entitas Anak adalah sebagai berikut (lanjutan):
Pada tanggal 29 Agustus 2013, Entitas Anak dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani
Perjanjian Kerjasama Pengambilalihan Piutang Pembiayaan dengan total fasilitas pembiayaan
sebesar Rp1.100.000, dimana Entitas Anak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsi
pembiayaannya (without recourse). Perjanjian ini telah diperpanjang dengan jangka waktu sampai
dengan tanggal 28 Februari 2018.
Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Entitas Anak atas kendaraan bermotor
berkisar antara 12 bulan - 84 bulan.
Termasuk dalam piutang pembiayaan konsumen di atas adalah transaksi dengan pihak-pihak
berelasi pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp7.957 dan Rp10.532
(lihat Catatan 55).
b. Rincian dari piutang pembiayaan konsumen berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia pada tanggal
31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Lancar 13.551.826 10.756.156
Dalam perhatian khusus 1.375.809 819.790
Kurang lancar 88.702 89.824
Diragukan 116.457 146.397
Macet 12.425 43.049
Total 15.145.219 11.855.216
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (362.887) (323.378)
Neto 14.782.332 11.531.838
c. Rata-rata suku bunga efektif yang dikenakan kepada konsumen untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Mobil 14,10% 15,09%
Sepeda motor 21,88% 27,17%
d. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Saldo awal tahun 323.378 270.614
Penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 44) 640.151 455.025
Penerimaan kembali piutang pembiayaan konsumen
yang telah dihapusbukukan 71.142 52.462
Penghapusbukuan (671.784) (454.723)
Saldo akhir tahun 362.887 323.378
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen
telah memadai.
122
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
e. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan
“mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 61A.
f. Piutang pembiayaan konsumen yang menjadi jaminan atas efek-efek yang diterbitkan pada tanggal
31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp2.003.301 dan Rp1.836.445
(Catatan 30).
g. Piutang pembiayaan konsumen yang menjadi jaminan atas pinjaman yang diterima pada tanggal 31
Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp8.016.751 dan Rp5.693.917 (Catatan
36f).
h. Sebagai jaminan atas piutang pembiayaan konsumen yang diberikan, Entitas Anak menerima
jaminan dari konsumen berupa Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (“BPKB”) atas kendaraan
bermotor yang dibiayai oleh Entitas Anak.
a. Rincian dari investasi bersih dalam sewa pembiayaan Entitas Anak adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Entitas Anak atas kendaraan bermotor
berkisar antara 12 bulan - 60 bulan.
Piutang sewa pembiayaan - bruto sesuai dengan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Tahun
2017 - 475.659
2018 1.224.643 303.444
2019 dan seterusnya 1.531.954 196.495
2.756.597 975.598
Nilai sisa terjamin, pendapatan sewa pembiayaan
yang ditangguhkan dan simpanan jaminan (391.968) (141.115)
Piutang sewa pembiayaan 2.364.629 834.483
123
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Rincian dari investasi bersih dalam sewa pembiayaan berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia
pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Lancar 2.315.141 788.684
Dalam perhatian khusus 38.815 35.031
Kurang lancar 5.676 5.558
Diragukan 4.317 5.080
Macet 680 130
Total 2.364.629 834.483
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (7.739) (4.538)
Neto 2.356.890 829.945
c. Rata-rata suku bunga efektif yang dikenakan kepada konsumen untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai investasi bersih dalam sewa
pembiayaan telah memadai.
e. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan
“mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 61A.
f. Investasi bersih dalam sewa pembiayaan yang menjadi jaminan atas efek-efek yang diterbitkan
pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp201.699 dan
Rp158.555 (Catatan 30).
g. Investasi bersih dalam sewa pembiayaan yang menjadi jaminan atas pinjaman yang diterima pada
tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp1.126.406 dan Rp274.319
(Catatan 36f).
124
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah:
Tagihan kepada bank lain
Pihak berelasi (Catatan 55) 163.142 121.508
Pihak ketiga 218.183 225.551
381.325 347.059
Tagihan kepada debitur
Pihak berelasi (Catatan 55) 258.003 136.911
Pihak ketiga 5.917.973 7.566.995
6.175.976 7.703.906
Total 6.557.301 8.050.965
Mata uang asing:
Tagihan kepada bank lain
Pihak berelasi (Catatan 55) - 2.983
Pihak ketiga 204.377 410.387
204.377 413.370
Tagihan kepada debitur
Pihak berelasi (Catatan 55) 628.198 154.446
Pihak ketiga 5.154.618 6.170.463
5.782.816 6.324.909
Total (Catatan 61B.(v)) 5.987.193 6.738.279
12.544.494 14.789.244
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (254.234) (241.041)
125
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Mata uang asing:
Kurang dari 1 bulan 1.420.703 1.847.555
1 - 3 bulan 2.511.765 3.358.426
3 - 6 bulan 1.846.407 1.485.140
6 - 12 bulan 167.809 40.484
Lebih dari 12 bulan 40.509 6.674
Total (Catatan 61B.(v)) 5.987.193 6.738.279
12.544.494 14.789.244
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (254.234) (241.041)
Neto 12.290.260 14.548.203
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Lancar 12.524.856 14.776.306
Dalam perhatian khusus 18.378 2.470
Kurang lancar 1.260 6.578
Macet - 3.890
12.544.494 14.789.244
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (254.234) (241.041)
Neto 12.290.260 14.548.203
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi telah
memadai.
e. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan
“mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 61A.
126
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Penyertaan saham
Pihak berelasi (Catatan 55) 89.110 50.331
Pihak ketiga 257.126 205.078
Total 346.236 255.409
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (12.924) (10.273)
Neto 333.312 245.136
Rincian dari penyertaan saham pada tanggal 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:
346.236
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (12.924)
Neto 333.312
*) Bank memiliki pengaruh signifikan, namun tidak memiliki pengendalian, sehingga Entitas tersebut tidak dikonsolidasi.
Rincian dari penyertaan saham pada tanggal 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
255.409
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (10.273)
Neto 245.136
*) Bank memiliki pengaruh signifikan, namun tidak memiliki pengendalian, sehingga Entitas tersebut tidak dikonsolidasi.
127
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Lancar 293.734 202.958
Kurang lancar 50.331 50.331
Macet 2.171 2.120
346.236 255.409
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (12.924) (10.273)
Neto 333.312 245.136
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Saldo awal tahun 10.273 10.250
Penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 44) 2.651 33
Lain-lain*) - (10)
Saldo akhir tahun 12.924 10.273
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai penyertaan saham telah
memadai.
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Sewa dibayar dimuka 1.616.410 1.519.688
Biaya pemeliharaan gedung 611.027 679.240
Lain-lain 556.797 552.153
Total 2.784.234 2.751.081
Sewa dibayar dimuka terutama merupakan sewa atas bangunan yang digunakan sebagai kantor
cabang Grup dan rumah dinas di seluruh Indonesia.
128
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Akumulasi penyusutan
(Catatan 49)
Pemilikan langsung
Bangunan 1.828.825 271.852 (2) - 2.100.675
Perlengkapan, peralatan kantor
dan komputer 7.012.151 1.095.338 (7.505) - 8.099.984
Kendaraan bermotor 229.269 21.332 (82.648) - 167.953
36.610.268
Aset sewa 8.485
36.618.753
129
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35.654.180
Aset sewa 9.110
35.663.290
*) Per 31 Desember 2016 terdapat revaluasi aset tetap Rp25.942.034 terdiri dari Bank sebesar Rp25.588.987 dan BSM sebesar
Rp353.047.
Aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Bangunan 778.290 430.442
Komputer dan perangkat keras lainnya yang belum terinstalasi 459.656 602.843
Perlengkapan dan inventaris kantor 110.306 126.242
Tanah 84.894 160.611
Kendaraan bermotor 449 13.520
Lain-lain 1.740 35.114
1.435.335 1.368.772
Estimasi persentase tingkat penyelesaian aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2017
untuk komputer dan perangkat keras lainnya yang belum terinstalasi adalah berkisar 10,00% - 90,00%
dan 31 Desember 2016 adalah berkisar 5,00% - 90,00%.
130
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Lain-lain
a. Bank Mandiri memiliki Perjanjian Pembangunan, Pengelolaan dan Penyerahan (“Perjanjian BOT”)
dengan PT Duta Anggada Realty Tbk. (“Duta Anggada”) berdasarkan Akta No. 105 tentang
Perjanjian BOT tertanggal 24 Mei 1991, yang telah diubah dengan Akta No. 70
Adendum I atas Perjanjian BOT tertanggal 14 Juni 1991 dan akta No. 65 Adendum II atas
perjanjian BOT tertanggal 21 Desember 2011. Perjanjian tersebut, antara lain, mengatur
pembangunan dan pengelolaan dua buah Menara masing-masing setinggi 27 lantai perkantoran
oleh Duta Anggada di atas tanah milik Bank Mandiri. Jangka waktu pengelolaan Gedung Menara
Mandiri 1 dan Gedung Menara Mandiri 2 oleh Duta Anggada berakhir masing-masing pada tanggal
15 Mei 2014 dan 15 Mei 2016.
Pada tanggal 19 Mei 2014 telah dilaksanakan penandatanganan Berita Acara Serah Terima
Bangunan Menara Mandiri I dan pada saat yang sama telah ditandatangani Akta No. 43 tanggal 19
Mei 2014 tentang Perjanjian Pemanfaatan Sementara antara Bank Mandiri dan Duta Anggada,
dimana perjanjian tersebut memberikan hak kepada Duta Anggada untuk melakukan pengelolaan
atas Gedung Menara Mandiri I sampai dengan tanggal 15 Mei 2016 disertai hak dan kewajiban
para pihak.
Pada tanggal 11 Mei 2016, telah ditandatangani Berita Acara Serah Terima Gedung Menara
Mandiri 2 dan Pengelolaan Gedung Menara Mandiri 1 dari PT Duta Anggada Realty Tbk. kepada
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Saat ini Pengelolaan Gedung Menara Mandiri 1 dan Gedung
Menara Mandiri 2 dilakukan oleh PT Bumi Daya Plaza dalam bentuk Kerjasama Pemanfaatan
Sementara untuk periode 2016 sampai dengan 2021.
b. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (PMK) No. PMK/191 tanggal
15 Oktober 2015, Grup telah menugaskan perusahaan jasa penilai terdaftar untuk melaksanakan
penilaian (revaluasi) aset tetap (tanah).
Penilaian atas tanah dilakukan oleh penilai independen eksternal Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP)
Amin, Nirwan, Alfiantori dan Rekan (ANA) dan KJPP Muttaqin, Bambang, Purwanto, Rozak,
Uswatun dan Rekan (MBPRU). Penilaian dilakukan sesuai dengan dan tunduk kepada ketentuan-
ketentuan dari Konsep dan Prinsip Umum Penilaian (KPUP) poin 17 dalam Standar Penilaian
Indonesia (SPI) tahun 2015.
Dalam pengukuran nilai wajar tanah, KJPP memperhitungkan kemampuan peserta pasar untuk
menghasilkan manfaat ekonomi dengan penggunaan tertinggi dan terbaik atas aset atau dengan
menjual aset ke peserta pasar lain yang akan menggunakan aset pada kondisi tertinggi dan
penggunaan terbaik. Metode penilaian yang digunakan oleh KJPP adalah pendekatan pasar dan
pendekatan biaya.
Berdasarkan Laporan Penilaian dari KJPP MBPRU tanggal 11 April 2016 dan KJPP ANA tanggal
13 April 2016, nilai aset tetap berikut kenaikan nilainya adalah sebagai berikut:
Kenaikan nilai
Aset tetap Nilai pasar Nilai buku (sebelum pajak)
131
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Lain-lain (lanjutan)
Untuk menentukan nilai pasar tersebut, KJPP ANA dan KJPP MBPRU menggunakan metodologi
penilaian Pendekatan Pasar (Market Approach) SPI 2015-KPUP 17 dengan metode perbandingan
langsung.
Hasil revaluasi aset tetap untuk Bank tersebut telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Pajak melalui
Kepala Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar melalui Surat Keputusan
No. KEP-418/WPJ.19/2016 tanggal 25 Mei 2016.
c. Penilaian pada nilai wajar aset yang dimiliki Bank pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
adalah untuk tanah dengan menggunakan revaluasi, sedangkan untuk bangunan menggunakan
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Pada tanggal 31 Desember 2017, nilai revaluasi tanah dan NJOP
bangunan yang dimiliki Bank masing-masing sebesar Rp29.515.573 dan Rp4.850.331. Pada
tanggal 31 Desember 2016, nilai revaluasi tanah dan NJOP bangunan yang dimiliki Bank masing-
masing bernilai Rp28.822.150 dan Rp4.608.559.
d. Nilai tanah berdasarkan model biaya pada tanggal 31 Desember 2017 adalah sebesar
Rp3.047.431.
Tabel di bawah ini menyajikan instrumen non-keuangan yang diakui pada nilai wajar berdasarkan
hirarki yang digunakan Bank untuk menentukan dan mengungkapkan nilai wajar dari instrumen
non-keuangan:
(i) Tingkat 1 : Dikutip dari harga pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik;
(ii) Tingkat 2 : Teknik valuasi dimana seluruh input yang memiliki efek signifikan terhadap nilai
wajar yang tercatat dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak langsung;
(iii) Tingkat 3 : Teknik valuasi dimana seluruh input yang memiliki efek signifikan terhadap nilai
wajar yang tercatat tidak dapat diobservasi dari data pasar.
31 Desember 2017
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Nilai Wajar
31 Desember 2016
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Nilai Wajar
Nilai wajar tingkat 2 dari tanah dihitung dengan menggunakan pendekatan perbandingan harga
pasar dan estimasi pendapatan dan biaya yang dihasilkan oleh aset. Harga pasar dari tanah yang
paling mendekati disesuaikan dengan perbedaan atribut utama seperti ukuran aset, lokasi dan
penggunaan aset. Input yang paling signifikan dalam pendekatan penilaian ini adalah asumsi harga
per meter.
e. Hak atas tanah diperoleh berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang dapat
diperbaharui dengan masa yang akan berakhir antara tahun 2017 sampai tahun 2042. Mengacu
pada praktek di masa lampau, Grup memiliki keyakinan dapat memperpanjang HGB tersebut.
132
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Lain-lain (lanjutan)
f. Pada tanggal 31 Desember 2017, Bank Mandiri telah mengasuransikan aset tetap (tidak termasuk
hak atas tanah, aset dalam penyelesaian dan aset sewa) untuk menutupi kemungkinan kerugian
terhadap risiko kebakaran, pencurian dan bencana alam kepada PT Asuransi Adira Dinamika,
PT Asuransi Dayin Mitra Tbk, PT Asuransi Himalaya Pelindung, PT Asuransi Indrapura,
PT Asuransi Jasa Tania, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Rama Satria Wibawa, PT
Asuransi Ramayana Tbk, PT Asuransi Wahana Tata, PT Caraka Mulia, PT Estika Jasatama, PT
Gelora Karya Jasatama, PT Krida Upaya Tunggal, PT Sarana Lindung Upaya, PT Asuransi
Bosowa Periskop, PT Asuransi Umum Bumiputeramuda 1967, PT Asuransi Astra Buana, PT
Asuransi Bangun Askrida, PT Asuransi Bintang, PT Asuransi Tugu Pratama, PT Central Asia Raya,
PT Asuransi Bina Dana Artha dan PT Asuransi Parolamas, keseluruhannya adalah pihak ketiga,
dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero), PT Asuransi Jasaraharja Putera, PT Mandiri AXA
General Insurance, PT Asuransi Staco Mandiri, keseluruhannya adalah pihak berelasi, dengan nilai
jumlah pertanggungan asuransi berkisar Rp12.732.909 (31 Desember 2016: Rp11.892.502).
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut telah memadai untuk menutupi
kemungkinan kerugian yang terjadi atas aset tetap yang dipertanggungkan.
g. Aset tetap yang telah terdepresiasi penuh namun masih digunakan oleh Bank Mandiri antara lain
berupa mesin-mesin kantor dan peralatan percetakan dan peralatan kantor dan perumahan.
h. Manajemen berpendapat tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset tetap yang dimiliki Bank
pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016.
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Perangkat lunak 1.978.352 *) 1.532.381 *)
Goodwill 423.115 423.115
2.401.467 1.955.496
*) Setelah nilai amortisasi sebesar masing-masing Rp2.700.780 dan Rp2.257.826 pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016.
Perangkat lunak diamortisasi selama umur ekonomis yaitu 5 tahun (lihat Catatan 2.r.i).
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, termasuk dalam perangkat lunak adalah aset dalam
penyelesaian masing-masing sebesar Rp858.663 dan Rp528.857. Estimasi persentase tingkat
penyelesaian perangkat lunak pada tanggal 31 Desember 2017 adalah berkisar 5,00% - 95,00%
(31 Desember 2016: 5,00% - 95,00%).
Goodwill merupakan selisih antara nilai perolehan dan nilai wajar dari aset Entitas Anak yang diakuisisi.
Secara berkala goodwill dievaluasi terhadap penurunan nilai. Pada tanggal 31 Desember 2017 dan
2016, tidak terdapat penurunan nilai atas goodwill.
133
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah:
Pendapatan yang masih akan diterima 3.789.228 3.602.766
Piutang transaksi nasabah 2.181.205 1.134.536
Tagihan kepada pemegang polis 709.789 488.208
Tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit 699.709 472.948
Aktiva Ijarah 621.697 667.453
Tagihan atas obligasi pemerintah yang diagunkan 594.534 593.466
Agunan yang diambil alih - setelah dikurangi penyisihan
penurunan nilai realisasi bersih masing-masing sebesar
Rp9.850 pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 292.530 11.565
Tagihan dari reksadana 221.639 374.651
Penjualan efek-efek yang masih akan diterima 120.019 17.680
Properti terbengkalai - setelah dikurangi penyisihan penurunan
nilai realisasi bersih masing-masing sebesar Rp615 dan
Rp870 pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 108.366 145.943
Lain-lain 3.639.772 2.508.870
Total 12.978.488 10.018.086
Mata uang asing:
Pendapatan yang masih akan diterima (Catatan 61B.(v)) 935.204 763.096
Aktiva Ijarah 166.072 239.737
Penjualan efek-efek yang masih akan diterima
(Catatan 61B.(v)) 81.339 12.605
Piutang transaksi nasabah (Catatan 61B.(v)) 9.535 7.451
Tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit
(Catatan 61B.(v)) 116 2
Tagihan kepada pemegang polis (Catatan 61B.(v)) 3.260 16.266
Lain-lain 1.457.994 1.014.441
Total 2.653.520 2.053.598
15.632.008 12.071.684
Dikurangi: penyisihan (617.790) (514.446)
Neto 15.014.218 11.557.238
Pendapatan yang masih akan diterima terdiri dari bunga yang masih akan diterima dari penempatan,
efek-efek, obligasi pemerintah, kredit yang diberikan serta provisi dan komisi yang masih akan diterima.
Piutang transaksi nasabah terutama merupakan piutang yang timbul dari transaksi perdagangan efek
Entitas Anak. Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, termasuk di dalam piutang transaksi
nasabah adalah piutang yang mengalami penurunan nilai masing-masing sebesar Rp110.614 dan
Rp163.200.
Tagihan dari reksadana terkait dengan transaksi piutang portofolio efek dari kontrak unit-link, dari
reksadana pada Entitas Anak.
Tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit terdiri dari tagihan atas transaksi ATM dalam
jaringan ATM Bersama, Prima dan Link dan tagihan atas Visa dan Master Card untuk transaksi kartu
kredit.
134
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tagihan atas Obligasi Pemerintah yang diagunkan merupakan tagihan terkait transaksi repo to maturity
dengan salah satu pihak ketiga, dimana Bank Mandiri telah mengalihkan VR0031 dengan nilai nominal
sebesar Rp600.000 dan kemudian mencatat tagihan sebesar nilai tunai (cash value) dari VR0031
tersebut di atas (lihat Catatan 36e). Tagihan ini akan diselesaikan secara neto dengan penyelesaian
liabilitas Bank Mandiri kepada counterparty sebesar Rp600.000 pada tanggal jatuh tempo 25 Juli 2020.
Tagihan kepada pemegang polis merupakan tagihan Entitas Anak kepada pemegang polis atas premi
produk non unit-link pemegang polis.
Penjualan efek-efek yang masih harus diterima merupakan tagihan yang timbul dari transaksi penjualan
efek-efek yang jatuh tempo penyelesaiannya masing-masing di tanggal 3 Januari 2018 dan 5 Januari
2017.
Lain-lain terutama terdiri dari rekening antar kantor, berbagai macam tagihan dari transaksi kepada
pihak ketiga dalam rangka transaksi, antara lain transaksi kliring dan lain-lain.
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Saldo awal tahun 514.446 432.029
Penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 45) 98.739 101.957
Lain-lain*) 4.605 (19.540)
Saldo akhir tahun 617.790 514.446
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah:
Pihak berelasi (Catatan 55) 34.072.028 33.783.341
Pihak ketiga 106.915.524 90.580.286
Total 140.987.552 124.363.627
Termasuk di dalam saldo simpanan giro adalah giro wadiah masing-masing sebesar Rp8.435.776
dan Rp6.860.850 pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016.
135
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Tingkat suku bunga rata-rata (cost of funds) dan kisaran bagi hasil selama tahun berjalan:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah 2,18% 1,95%
Mata uang asing 0,42% 0,58%
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah 0,70% - 0,83% 0,72% - 0,82%
Mata uang asing 0,10% - 0,83% 0,18% - 0,82%
c. Giro yang dibekukan dan diblokir sebagai jaminan atas bank garansi, kredit yang diberikan, fasilitas
pembayaran transaksi perdagangan (letters of credit yang tidak dapat dibatalkan) dan untuk tujuan
lain pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp5.987.012 dan
Rp5.167.638 (Catatan 12B.c dan 31e).
Termasuk di dalam saldo simpanan tabungan adalah tabungan wadiah masing-masing sebesar
Rp3.193.558 dan Rp2.593.437 pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016.
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah 1,11% 1,15%
Mata uang asing 0,20% 0,20%
136
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, jumlah tabungan yang dibekukan dan diblokir sebagai
jaminan atas kredit yang diberikan dan untuk tujuan lain masing-masing sebesar Rp18.568.122 dan
Rp11.034.714 (Catatan 12B.c).
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 55) 34.240.765 41.995.012
Pihak ketiga 181.973.864 169.326.512
Total 216.214.629 211.321.524
Mata uang asing
Pihak berelasi (Catatan 55) 1.251.201 4.276.987
Pihak ketiga 20.541.384 22.308.567
Total (Catatan 61B.(v)) 21.792.585 26.585.554
238.007.214 237.907.078
Termasuk dalam simpanan nasabah - deposito berjangka adalah negotiable certificate of deposit
masing-masing sebesar Rp409.134 dan Rp421.228 pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016.
Total beban bunga yang belum diamortisasi untuk sertifikat deposito pada tanggal 31 Desember
2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp50.866 dan Rp85.772.
137
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah:
Kurang dari 1 bulan 104.901.708 126.386.234
1 - 3 bulan 97.075.006 64.574.126
3 - 6 bulan 8.432.108 12.020.949
6 - 12 bulan 3.373.897 6.836.426
Lebih dari 12 bulan 2.431.910 1.503.789
Total 216.214.629 211.321.524
Mata uang asing:
Kurang dari 1 bulan 15.142.207 17.306.621
1 - 3 bulan 4.624.224 5.241.837
3 - 6 bulan 1.494.313 2.520.794
6 - 12 bulan 514.632 1.498.945
Lebih dari 12 bulan 17.209 17.357
Total (Catatan 61B.(v)) 21.792.585 26.585.554
238.007.214 237.907.078
e. Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, jumlah deposito berjangka yang dibekukan dan diblokir
sebagai jaminan atas kredit yang diberikan dan untuk tujuan lain masing-masing sebesar
Rp33.139.017 dan Rp24.445.165 (Catatan 12B.c).
138
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. SIMPANAN DARI BANK LAIN - GIRO/GIRO WADIAH DAN TABUNGAN (lanjutan)
Termasuk dalam simpanan dari bank lain - giro adalah giro wadiah masing-masing sebesar
Rp69.383 dan Rp56.563 pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016.
b. Tingkat suku bunga rata-rata (cost of funds) dan kisaran bagi hasil per tahun:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Tingkat suku bunga rata-rata (cost of funds) per tahun:
Giro/giro wadiah
Rupiah 2,18% 1,95%
Mata uang asing 0,42% 0,58%
Tabungan
Rupiah 1,11% 1,15%
Mata uang asing 0,20% 0,20%
c. Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, giro/giro wadiah dan tabungan dari bank lain yang
menjadi jaminan atas kredit yang diberikan dan bank garansi masing-masing sebesar Rp7.275 dan
Rp13.310 (Catatan 12B.c dan 31e).
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Pihak berelasi (Catatan 55) - Rupiah - 40.000
139
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Pihak ketiga
Rupiah - 315.000
Mata uang asing (Catatan 61B.(v)) 1.007.655 925.952
1.007.655 1.240.952
Total 1.007.655 1.280.952
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah
Kurang dari 1 bulan - 335.000
Lebih dari 1 bulan - 20.000
Total - 355.000
Mata uang asing
Kurang dari 1 bulan 198.184 616.191
Lebih dari 1 bulan 809.471 309.761
Total (Catatan 61B.(v)) 1.007.655 925.952
1.007.655 1.280.952
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah 5,15% 5,71%
Mata uang asing 0,97% 0,27%
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah:
Pihak berelasi (Catatan 55) 108.473 286.210
Pihak ketiga 2.580.856 3.336.544
Total 2.689.329 3.622.754
140
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Mata uang asing: Pihak ketiga (Catatan 61B.(v)) 414.133 134.725
3.103.462 3.757.479
Termasuk dalam simpanan dari bank lain - deposito berjangka adalah negotiable certificate of
deposit masing-masing sebesar Rp1.168.780 dan Rp1.898.625 pada tanggal 31 Desember 2017
dan 2016.
Total beban bunga yang belum diamortisasi untuk sertifikat deposito pada tanggal 31 Desember
2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp106.220 dan Rp256.375.
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah:
1 bulan 884.287 1.433.639
3 bulan 614.281 279.287
6 bulan 5.781 50.825
12 bulan 16.200 779.750
Lebih dari 12 bulan 1.168.780 1.079.253
Total 2.689.329 3.622.754
Mata uang asing:
1 bulan 7.108 -
Lebih dari 12 bulan 407.025 134.725
d. Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, deposito berjangka dari bank lain yang menjadi jaminan
atas kredit yang diberikan masing-masing sebesar Rp281.948 dan Rp86.776 (Catatan 12B.c).
141
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Akun ini merupakan liabilitas Entitas Anak kepada pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak
yang ditempatkan pada investasi unit-link, dengan rincian sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Non-syariah 22.105.476 18.550.706
Syariah 1.148.559 1.052.244
23.254.035 19.602.950
Investasi pemegang polis pada kontrak unit-link di atas memiliki underlying assets berupa aset
keuangan terutama dalam bentuk kas, efek-efek dan obligasi pemerintah. Pada tanggal
31 Desember 2017 dan 2016, investasi pemegang polis tersebut dicatat sesuai dengan jenis aset
keuangan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.
Termasuk di dalam investasi pemegang unit-link adalah dana pemegang polis dalam mata uang asing
pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar USD2.731.085 (nilai penuh) dan
USD2.210.047 (nilai penuh).
Rincian dari investasi unit-link non-syariah berdasarkan tipe kontrak adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Dynamic money 11.811.629 9.098.972
Attractive money 6.214.079 5.441.537
Progressive money 2.305.255 2.139.720
Excellent equity 937.799 1.159.641
Protected money 327.661 373.775
Active money 186.368 168.760
Money market 110.662 26.516
Secure money 90.286 76.604
Fixed money 71.719 64.170
Money Market CS 47.082 -
Prime equity 2.936 1.011
22.105.476 18.550.706
Dana pemegang polis non-syariah yang ditempatkan sebagai deposit wajib (statutory deposit) pada
tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar RpNihil dan Rp19.715.
Dynamic money
Penempatan dana berbasis ekuitas dengan dasar investasi pada saham yang diperdagangkan di Bursa
Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Schroder Dana Prestasi Dinamis.
Attractive money
Penempatan dana berbasis ekuitas dengan dasar investasi pada saham dan obligasi yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Mandiri
Saham Atraktif.
142
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Progressive money
Penempatan dana berbasis kombinasi (balanced fund) dengan investasi pada saham dan obligasi yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Schroder
Dana Campuran Progresif.
Excellent equity
Penempatan dana berbasis saham dengan dasar investasi pada saham berkapitalisasi kecil (diluar 20
saham berkapitalisasi terbesar) di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana
Mandiri Dynamic Equity.
Protected money
Penempatan dana berbasis kombinasi (balanced fund) dengan investasi pada saham dan obligasi yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang dengan jangka waktu kurang dari 1
tahun.
Active money
Penempatan dana berbasis kombinasi (balanced fund) dengan investasi pada saham dan obligasi yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Mandiri Aktif.
Money market
Penempatan dana berbasis pasar uang dengan investasi pada instrumen pasar uang yang meliputi
deposito berjangka dan surat berharga dengan pendapatan tetap yang diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia melalui Reksa Dana Mandiri Investa Pasar Uang.
Secure money
Secure money Rupiah merupakan penempatan dana berbasis pendapatan tetap dengan dasar
investasi pada surat berharga pendapatan tetap yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan
instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Schroder Dana Obligasi Mantap. Penempatan dana dalam
mata uang Dolar Amerika melalui investasi pada surat berharga dengan pendapatan tetap yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan bursa luar negeri lainnya serta instrumen pasar uang
melalui Reksa Dana Investa Dana Dollar Mandiri.
Fixed money
Penempatan dana berbasis pendapatan tetap dengan dasar investasi pada obligasi pemerintah
Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Mandiri Investa Dana Obligasi II.
Money market CS
Penempatan dana berbasis pasar uang dengan investasi pada instrumen pasar uang khususnya
deposito berjangka dengan berdasarkan pada prinsip syariah.
Prime equity
Penempatan Dana berbasis kombinasi dengan dasar investasi saham yang diperdagangkan di Bursa
Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui reksadana AXA Maestro Saham.
143
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rincian dari investasi unit-link syariah berdasarkan tipe kontrak adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Attractive money syariah 970.630 887.606
Active money syariah 112.389 102.200
Amanah equity syariah 38.858 32.288
Advanced commodity syariah 26.682 30.150
Total 1.148.559 1.052.244
Dana peserta polis syariah yang ditempatkan sebagai deposito wajib pada tanggal 31 Desember 2017
dan 2016 masing-masing sebesar RpNihil dan Rp26.100.
144
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. LIABILITAS ATAS EFEK-EFEK YANG DIJUAL DENGAN JANJI DIBELI KEMBALI
31 Desember 2017
Beban bunga
Nilai Tanggal Tanggal Nilai yang belum
Jenis efek nominal dimulai jatuh tempo beli kembali diamortisasi Nilai neto
Rupiah
Pihak Ketiga
Obligasi FR0066 900.000 21/06/2013 15/05/2018 1.026.776 284.134 742.642
Obligasi FR0066 900.000 21/06/2013 15/05/2018 1.026.776 284.134 742.642
Obligasi FR0066 650.000 21/06/2013 15/05/2018 741.560 205.955 535.605
Obligasi VR0027 622.742 20/06/2013 20/06/2018 702.888 201.555 501.333
Obligasi FR0059 5.000 28/12/2017 02/01/2018 4.714 - 4.714
31 Desember 2016
Beban bunga
Nilai Tanggal Tanggal Nilai yang belum
Jenis efek nominal dimulai jatuh tempo beli kembali diamortisasi Nilai neto
Rupiah
Pihak Berelasi
Obligasi FR0069 250.000 17/11/2016 06/01/2017 230.230 206 230.024
Pihak Ketiga
Obligasi FR0066 900.000 21/06/2013 15/05/2018 1.026.776 286.365 740.411
Obligasi FR0066 900.000 21/06/2013 15/05/2018 1.026.776 286.365 740.411
Obligasi FR0066 650.000 21/06/2013 15/05/2018 741.560 201.492 540.068
Obligasi VR0027 622.742 20/06/2013 20/06/2018 702.888 201.555 501.333
Obligasi FR0056 200.000 08/12/2016 09/01/2017 190.912 262 190.650
Obligasi FR0059 200.000 21/12/2016 19/01/2017 172.864 602 172.262
Obligasi FR0073 100.000 02/12/2016 12/01/2017 95.183 183 95.000
Obligasi FR0061 100.000 02/12/2016 12/01/2017 87.323 168 87.155
Obligasi FR0061 64.000 02/12/2016 12/01/2017 55.834 106 55.728
3.736.742 4.100.116 977.098 3.123.018
Total 3.986.742 4.330.346 977.304 3.353.042
145
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah:
Liabilitas kepada bank lain
Pihak berelasi (Catatan 55) 352.826 2.443.235
Pihak ketiga 5.751.664 5.256.264
Liabilitas kepada debitur
Pihak berelasi (Catatan 55) 79.599 7.111
Pihak ketiga 373.212 344.355
Total 6.557.301 8.050.965
Mata uang asing:
Liabilitas kepada bank lain
Pihak berelasi (Catatan 55) 160.786 31.362
Pihak ketiga 5.622.030 6.293.547
Liabilitas kepada debitur
Pihak berelasi (Catatan 55) 9.683 -
Pihak ketiga 194.694 413.370
146
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Obligasi
Pada tanggal 11 Juli 2017, Entitas Anak (Bank Mandiri Taspen) menerbitkan dan mendaftarkan
Obligasi I Bank Mantap tahun 2017 ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar
Rp2.000.000 yang terdiri atas 2 (dua) seri:
Tingkat bunga tetap
Obligasi Nilai nominal per tahun Jatuh tempo
Seri A 1.500.000 8,50% 11 Juli 2020
Seri B 500.000 8,75% 11 Juli 2022
Bunga obligasi dibayarkan setiap triwulanan, dengan pembayaran bunga pertama dilakukan pada
tanggal 11 Oktober 2017, sedangkan pembayaran bunga terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi adalah
pada tanggal 11 Juli 2020 untuk Seri A dan 11 Juli 2022 untuk Seri B yang juga merupakan tanggal
pelunasan pokok dari masing-masing obligasi.
Wali amanat dari penerbitan Obligasi I Bank Mantap tahun 2017 adalah PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk. Pada tanggal 31 Desember 2017, peringkat Obligasi I Bank Mantap tahun 2017 menurut
PT Fitch Rating Indonesia adalah AA (idn).
Selama berlakunya jangka waktu obligasi dan sebelum dilunasinya jumlah terhutang, Entitas Anak
berkewajiban untuk: (i) memelihara pada setiap saat keadaan keuangan berada dalam kondisi sehat
sesuai ketentuan OJK; (ii) mempertahankan tingkat kesehatan Bank minimal berada dalam peringkat
komposit 3 (tiga) yang tergolong “Cukup Baik”, sesuai penilaian internal berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia; (iii) memperoleh, mematuhi segala ketentuan dan melakukan hal-hal yang diperlukan untuk
menjaga tetap berlakunya segala ijin dan persetujuan (baik dari pemerintah ataupun lainnya) dan
melakukan hal-hal yang diwajibkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia.
147
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Obligasi (lanjutan)
Pada tanggal 15 Juni 2017, Bank Mandiri menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Bank Mandiri Tahap II
Tahun 2017 (“Obligasi Berkelanjutan I Tahap II”) dengan nilai nominal sebesar Rp6.000.000 yang
terdiri atas 4 (empat) seri:
Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Seri A, Seri B, dan Seri C ditawarkan dengan nilai 100% (seratus
persen) dari jumlah pokok obligasi. Bunga obligasi dibayarkan setiap triwulan, dengan pembayaran
bunga pertama dilakukan pada tanggal 15 September 2017 sedangkan pembayaran bunga terakhir
sekaligus jatuh tempo obligasi adalah pada tanggal 15 Juni 2022 untuk Seri A, 15 Juni 2024 untuk Seri
B, dan 15 Juni 2027 untuk Seri C yang juga merupakan tanggal pelunasan pokok dari masing-masing
seri obligasi. Obligasi Seri D ditawarkan tanpa bunga dengan harga penawaran senilai 79,3146% (tujuh
puluh sembilan koma tiga satu empat enam persen) dari jumlah pokok obligasi, dengan jatuh tempo
tanggal 15 Juni 2020. Pembayaran pokok obligasi dilakukan secara penuh pada saat tanggal jatuh
tempo. Wali amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II adalah
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Pada tanggal 30 September 2016, Bank Mandiri menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Bank Mandiri
Tahap I Tahun 2016 (“Obligasi Berkelanjutan I Tahap I”) dengan nilai nominal sebesar Rp5.000.000
yang terdiri atas 3 (tiga) seri:
Bunga Obligasi Berkelanjutan I Tahap I dibayarkan setiap triwulan, dengan pembayaran bunga
pertama dilakukan pada tanggal 30 Desember 2016 sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir
sekaligus jatuh tempo obligasi adalah pada tanggal 30 September 2021 untuk Seri A, 30 September
2023 untuk Seri B, dan 30 September 2026 untuk Seri C yang juga merupakan tanggal pelunasan
pokok dari masing-masing seri obligasi. Wali amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I
adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Selama berlakunya jangka waktu Obligasi dan sebelum dilunasinya jumlah terhutang, Bank Mandiri
berkewajiban untuk: (i) memelihara pada setiap saat keadaan keuangan berada dalam kondisi sehat
sesuai ketentuan OJK; (ii) mempertahankan tingkat kesehatan Bank minimal berada dalam peringkat
komposit 3 (tiga) yang tergolong “Cukup Baik”, sesuai penilaian internal berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia; (iii) memperoleh, mematuhi segala ketentuan dan melakukan hal-hal yang diperlukan untuk
menjaga tetap berlakunya segala ijin dan persetujuan (baik dari pemerintah ataupun lainnya) dan
melakukan hal-hal yang diwajibkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia.
148
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Obligasi (lanjutan)
Bank Mandiri tanpa persetujuan tertulis Wali Amanat tidak akan melakukan hal-hal sebagai berikut: (i)
mengurangi modal ditempatkan dan disetor kecuali karena adanya ketentuan Pemerintah atau Bank
Indonesia; (ii) mengadakan perubahan bidang usaha; (iii) mengadakan penggabungan, konsolidasi,
akuisisi dengan entitas lain yang menyebabkan bubarnya Bank Mandiri.
Obligasi ini tidak dijamin dengan suatu bentuk jaminan khusus, kecuali jaminan umum sebagaimana
dimaksud dalam dan sesuai dengan ketentuan Pasal 1131 dan Pasal 1132 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata Indonesia yakni seluruh harta kekayaan Bank, baik benda bergerak maupun tidak
bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk
seluruh perikatan Bank termasuk obligasi tersebut.
Pada tanggal 31 Desember 2017, peringkat Obligasi Berkelanjutan I Tahap II menurut Pefindo adalah
idAAA (triple A).
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, peringkat Obligasi Berkelanjutan I Tahap I menurut Pefindo
adalah idAAA (triple A).
Pada tanggal 6 Juni 2017, Entitas Anak (Mandiri Tunas Finance) menerbitkan dan mendaftarkan
Obligasi Berkelanjutan III Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun 2017 (“Obligasi Berkelanjutan III
Tahap II”) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp850.000 yang terdiri atas 2 (dua)
seri:
Tingkat bunga tetap
Obligasi Nilai nominal per tahun Jatuh tempo
Seri A 610.000 8,50% 6 Juni 2020
Seri B 240.000 8,85% 6 Juni 2022
Wali amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan III Tahap II adalah PT Bank Mega Tbk.
Pada tanggal 7 Oktober 2016, Entitas Anak (Mandiri Tunas Finance) menerbitkan dan mendaftarkan
Obligasi Berkelanjutan III Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2016 (“Obligasi Berkelanjutan III
Tahap I”) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp500.000 yang terdiri atas 2 (dua)
seri:
Tingkat bunga tetap
Obligasi Nilai nominal per tahun Jatuh tempo
Seri A 400.000 8,20% 7 Oktober 2019
Seri B 100.000 8,55% 7 Oktober 2021
Wali amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan III Tahap I adalah PT Bank Mega Tbk.
Dalam perjanjian perwaliamanatan, diatur beberapa pembatasan yang harus dipenuhi oleh Entitas
Anak, antara lain memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen dan rasio jumlah
pinjaman terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1. Selain itu, selama pokok obligasi belum dilunasi,
Entitas Anak tidak diperkenankan, antara lain melakukan penggabungan usaha kecuali dilakukan pada
bidang usaha yang sama serta menjual atau mengalihkan lebih dari 50% aset Entitas Anak kecuali
untuk kegiatan usaha Entitas Anak sehari-hari.
Peringkat Obligasi Berkelanjutan III Tahap II menurut Pefindo pada tanggal 31 Desember 2017 adalah
idAA+ (double A plus).
Peringkat Obligasi Berkelanjutan III Tahap I menurut Pefindo pada tanggal 31 Desember 2017 dan
31 Desember 2016 adalah idAA+ (double A plus).
149
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Obligasi (lanjutan)
Pada tanggal 1 Juni 2016, Entitas Anak (Mandiri Tunas Finance) menerbitkan dan mendaftarkan
Obligasi Berkelanjutan II Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun 2016 (“Obligasi Berkelanjutan II Tahap
II”) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp1.400.000 yang terdiri atas 2 (dua) seri:
Tingkat bunga tetap
Obligasi Nilai nominal per tahun Jatuh tempo
Seri A 720.000 8,95% 1 Juni 2019
Seri B 680.000 9,25% 1 Juni 2021
Wali amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Tahap II adalah PT Bank Mega Tbk.
Pada tanggal 18 Desember 2015, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) menerbitkan dan
mendaftarkan Obligasi Berkelanjutan II Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2015 (“Obligasi
Berkelanjutan II Tahap I”) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp600.000 yang
terdiri atas 2 (dua) seri:
Wali amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I adalah PT Bank Mega Tbk.
Dalam perjanjian perwaliamanatan, diatur beberapa pembatasan yang harus dipenuhi oleh Entitas
Anak, antara lain memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen dan rasio jumlah
pinjaman terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1. Selain itu, selama pokok obligasi belum dilunasi,
Entitas Anak tidak diperkenankan, antara lain melakukan penggabungan usaha kecuali dilakukan pada
bidang usaha yang sama serta menjual atau mengalihkan lebih dari 50% aset Entitas Anak kecuali
untuk kegiatan usaha Entitas Anak sehari-hari.
Peringkat Obligasi Berkelanjutan II Tahap I dan II menurut Pefindo pada tanggal 31 Desember 2017
dan 2016 adalah idAA+ (double A plus).
Pada tanggal 9 Juni 2015, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) menerbitkan dan mendaftarkan
Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap III Tahun 2015 (“Obligasi Berkelanjutan I Tahap
III”) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp150.000 sebagai berikut:
Wali amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap III adalah PT Bank Mega Tbk.
150
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Obligasi (lanjutan)
Pada tanggal 23 Mei 2014, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) menerbitkan dan mendaftarkan
Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun 2014 (“Obligasi Berkelanjutan I Tahap
II”) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp600.000 yang terdiri atas 2 (dua) seri:
Wali amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II adalah PT Bank Mega Tbk.
Pada tanggal 5 Juni 2013, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) menerbitkan dan mendaftarkan
Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 (“Obligasi Berkelanjutan I Tahap
I”) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp500.000 yang terdiri atas 2 (dua) seri:
Wali amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I adalah PT Bank Mega Tbk.
Dalam perjanjian perwaliamanatan, diatur beberapa pembatasan yang harus dipenuhi oleh Entitas
Anak, antara lain memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen dan rasio jumlah
pinjaman terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1. Selain itu, selama pokok obligasi belum dilunasi,
Entitas Anak tidak diperkenankan, antara lain melakukan penggabungan usaha kecuali dilakukan pada
bidang usaha yang sama serta menjual atau mengalihkan lebih dari 50% aset Entitas Anak kecuali
untuk kegiatan usaha Entitas Anak sehari-hari.
Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Seri A sebesar Rp425.000 dan Seri B sebesar Rp75.000 dan Obligasi
Berkelanjutan I Tahap II Seri A sebesar Rp425.000 telah dilunasi pada saat jatuh temponya.
Peringkat Obligasi Berkelanjutan I Tahap II dan III menurut Pefindo pada tanggal 31 Desember 2017
dan 2016 adalah idAA+ (double A plus).
Pada tanggal 31 Desember 2017, seluruh efek-efek yang diterbitkan oleh PT Mandiri Tunas Finance
dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp2.003.301 (31 Desember 2016:
Rp1.836.445) (Catatan 13f) dan investasi bersih dalam sewa pembiayaan sebesar Rp201.699
(31 Desember 2016: Rp158.555) (Catatan 14f).
151
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 22 Desember 2016, Entitas anak, PT Bank Syariah Mandiri, telah menerbitkan sukuk
mudharabah subordinasi BSM Tahun 2016 (sukuk mudharabah) dengan nilai nominal Rp375.000.
Sukuk mudharabah merupakan surat berharga yang diterbitkan dalam bentuk surat pengakuan liabilitas
jangka panjang berjangka waktu 7 tahun dengan syarat dan ketentuan:
- Pendapatan bagi hasil dihitung berdasarkan perkalian antara nisbah pemegang sukuk mudharabah
dengan pendapatan yang dibagihasilkan yang jumlahnya tercantum dalam laporan keuangan
triwulan terakhir yang belum diaudit yang tersedia dan disahkan oleh Direksi selambatnya 10
(sepuluh) hari kerja sebelum tanggal pembayaran pendapatan bagi hasil yang bersangkutan.
- Pendapatan yang dibagihasilkan diperoleh dari pendapatan portofolio pembiayaan Rupiah (blended)
BSM senilai 7 (tujuh) kali dana sukuk mudharabah dalam mata uang Rupiah yang dimiliki Penerbit,
yang diperoleh selama satu (1) triwulan sebagaimana dicantumkan dalam setiap laporan keuangan
BSM yang belum diaudit.
- Nisbah yang diberikan kepada pemegang sukuk mudharabah adalah sebesar 27,07% per tahun dari
pendapatan bagi hasil yang dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan.
Sukuk mudharabah ini tidak dijamin dengan jaminan khusus dan tidak dijamin oleh pihak ketiga.
Termasuk tidak dijamin oleh Negara Republik Indonesia dan tidak dimasukkan kedalam Program
Penjaminan Bank yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia atau lembaga penjaminan lainnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mengikuti ketentuan pasal 17 ayat (1)
huruf f peraturan OJK No. 21/POJK.03/2014. Sukuk mudharabah merupakan kewajiban Entitas Anak
yang di subordinasi.
Selama berlakunya jangka waktu sukuk mudharabah dan sebelum dilunasinya semua pokok dan bagi
hasil, BSM berkewajiban untuk: (i) menjaga rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) tidak kurang dari 12%
(dua belas persen); (ii) memastikan bahwa sukuk mudharabah ini tidak akan dimiliki oleh lebih dari 50
(lima puluh) investor; (iii) menyerahkan kepada agen pemantau sebagai berikut: laporan keuangan
tahunan (audited) selambat-lambatnya akhir bulan ke-4 setelah tanggal buku laporan, laporan
keuangan (unaudited) triwulan selambat-lambatnya akhir bulan ke-1 setelah tanggal buku laporan,
laporan keuangan yang digunakan sebagai dasar perhitungan Pendapatan Bagi Hasil, dan laporan
penilaian tingkat kesehatan bank dan penilaian sendiri (self assessment) pelaksanaan Good Corporate
Governance kepada OJK.
BSM tanpa persetujuan tertulis Agen Pemantau tidak akan melakukan hal-hal sebagai berikut: (i)
mengurangi modal ditempatkan dan disetor; (ii) mengadakan perubahan bidang usaha; (iii) melakukan
penggabungan atau peleburan atau reorganisasi, kecuali karena adanya ketentuan Pemerintah atau
Bank Indonesia; (iv) mengadakan penggabungan, konsolidasi, akuisisi dengan entitas lain yang
menyebabkan bubarnya BSM.
Bertindak sebagai wali amanat sukuk mudharabah adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Pada
tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, peringkat sukuk mudharabah menurut Pefindo adalah idAA-
(double A minus syariah).
152
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Untuk membantu melakukan ekspansi bisnis terutama dalam rangka mendukung pembiayaan kredit,
pada tanggal 18 November 2016, Entitas Anak (PT Bank Mandiri Taspen) menerbitkan Medium-Term
Notes (MTN) PT Bank Mandiri Taspen (MTN Bank Mantap) sebesar Rp350.000 dengan tingkat suku
bunga sebesar 9,50% per tahun. MTN Bank Mantap memiliki jangka waktu 370 hari sejak tanggal
penerbitan dan pembayaran bunga dilakukan secara triwulanan dengan pembayaran bunga pertama
pada tanggal 18 Februari 2017.
31 Desember 2016
Jangka Tingkat
Tanggal jatuh waktu suku bunga
Jenis Arranger tempo (hari) per tahun Nilai nominal
MTN Bank Mantap PT Mandiri Sekuritas 23 November 2017 370 9,50% 350.000
MTN Bank Mantap sebesar Rp350.000 telah dilunasi pada saat jatuh tempo. Pada tanggal
31 Desember 2016, peringkat MTN Bank Mantap menurut Pefindo adalah idA+ (A plus).
Bank Mandiri dan Entitas Anak telah melakukan pembayaran bunga efek-efek yang diterbitkan sesuai
dengan jadwal pembayaran bunga selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan
2016.
Selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Bank Mandiri dan Entitas
Anak telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian efek-efek yang diterbitkan.
a. Transaksi komitmen dan kontinjensi dalam kegiatan usaha Bank Mandiri dan Entitas Anak yang
mempunyai risiko kredit adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah:
Bank garansi yang diterbitkan (Catatan 53) 49.154.361 42.070.997
Fasilitas kredit yang diberikan
yang belum digunakan (committed) 20.185.442 20.843.506
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan (Catatan 53) 4.727.760 3.263.998
Standby letters of credit (Catatan 53) 1.447.980 1.868.480
143.401.839 126.424.881
153
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Saldo awal tahun 207.401 395.610
Penyisihan/(pembalikan) selama tahun berjalan 173.402 (181.459)
Lain-lain*) 968 (6.750)
Saldo akhir tahun 381.771 207.401
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai komitmen dan kontinjensi telah
memadai.
d. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan
“mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 61A.
e. Simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain yang dijadikan jaminan tunai untuk bank garansi
dan letters of credit yang tidak dapat dibatalkan pada tanggal 31 Desember 2017 dan
2016 adalah masing-masing sebesar Rp3.069.449 dan Rp2.943.910 (Catatan 21c dan 24c).
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Beban bunga 1.419.253 1.234.878
Pengadaan aset tetap dan perangkat lunak 1.267.246 1.068.211
Jasa tenaga kerja pihak ketiga 359.249 343.986
Promosi 295.548 216.029
Beban pelatihan, pakaian dinas, rekreasi dan lainnya 60.842 71.043
Beban jasa profesional 50.984 42.484
Lain-lain 854.071 766.865
Total 4.307.193 3.743.496
154
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Termasuk dalam pengadaan aset tetap dan perangkat lunak adalah utang kepada pemasok atau
vendor terkait kegiatan operasional dan pemeliharaan gedung, peralatan, perangkat lunak, mesin ATM
dan sistem Teknologi Informasi Grup.
Lain-lain terdiri dari beban yang masih harus dibayar terkait cadangan iuran OJK dan transaksi
operasional kegiatan Grup, seperti biaya komunikasi data, dan biaya listrik, air dan gas.
33. PERPAJAKAN
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Bank Mandiri 2.403.973 2.421.556
Entitas Anak 284.076 191.151
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Utang Pajak Kini
Bank Mandiri
Pajak Penghasilan Badan - Pasal 29 114.149 558.254
Entitas Anak
Pajak Penghasilan Badan - Pasal 29 187.151 102.693
301.300 660.947
Utang Pajak Lainnya
Bank Mandiri
Pajak Penghasilan
Pasal 21 159.344 122.588
Pasal 4 (2) 263.387 277.193
Lain-lain 129.662 94.705
552.393 494.486
Entitas Anak 156.139 103.359
708.532 597.845
155
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Beban/(manfaat) pajak
Seperti yang dijelaskan pada Catatan 2ad, pajak penghasilan untuk Bank Mandiri dan Entitas Anak
dihitung untuk setiap perusahaan sebagai suatu badan hukum yang terpisah.
Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak pada laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian dan perhitungan pajak penghasilan dan beban pajak kini untuk
Bank Mandiri dan taksiran beban pajak kini Entitas Anak adalah sebagai berikut:
156
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak pada laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian dan perhitungan pajak penghasilan dan beban pajak kini untuk
Bank Mandiri dan taksiran beban pajak kini Entitas Anak adalah sebagai berikut (lanjutan):
157
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pajak atas laba Bank Mandiri dan Entitas Anak (Grup) sebelum pajak berbeda dari nilai teoritis yang
mungkin muncul apabila menggunakan rata-rata tertimbang tarif pajak terhadap laba pada Grup
dalam jumlah sebagai berikut:
Berdasarkan peraturan perpajakan di Indonesia, Bank Mandiri dan Entitas Anak menyampaikan
Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan ke kantor pajak atas dasar self-assessment. Kantor pajak
berhak memeriksa atau mengoreksi pajak dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah tanggal pajak
terutang.
Sejak tahun 2009, Bank Mandiri mengakui kredit yang dihapusbuku sebagai pengurang laba bruto
dalam perhitungan Pajak Penghasilan Badan dengan memenuhi tiga ketentuan yang disyaratkan
sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Keuangan
No. 105/PMK.03/2009 tanggal 10 Juni 2009 yang telah diubah oleh Peraturan Menteri Keuangan
No. 57/PMK.03/2010 tanggal 9 Maret 2010.
158
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Wajib Pajak harus melampirkan surat keterangan dari Biro Administrasi Efek pada Surat
Pemberitahuan Tahunan PPh Wajib Pajak Badan dengan melampirkan formulir X.H.1-6
sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam - LK) Nomor X.H.1 untuk setiap tahun pajak terkait.
Berdasarkan Surat Keterangan No. DE/I/2018-0149 tanggal 5 Januari 2018 perihal Laporan
Bulanan Kepemilikan Saham Emiten atau Perusahaan Publik dan Rekapitulasi yang dilaporkan
Formulir No. X.H. 1-2 tertanggal 2 Januari 2018 dari PT Datindo Entrycom (Biro Administrasi Efek
atau BAE), yang disampaikan kepada Bank Mandiri, dimana BAE menyatakan Bank Mandiri telah
memenuhi persyaratan untuk memperoleh fasilitas penurunan tarif pajak penghasilan menjadi 20%
menurut PP No. 77 Tahun 2013 dan PP No. 56 Tahun 2015. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan No. 238/PMK.03/2008, OJK (dahulu “Bapepam - LK”) akan menyampaikan informasi
mengenai pemenuhan syarat oleh Bank Mandiri tersebut kepada Kantor Pajak yang berwenang.
Oleh karena itu, pajak penghasilan badan Bank Mandiri untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2017 dihitung dengan menggunakan tarif pajak 20%.
Bank berkeyakinan bahwa Bank akan memenuhi persyaratan untuk memperoleh fasilitas
penurunan tarif pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2017.
Perhitungan pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017
sebagaimana diungkapkan di atas akan menjadi dasar dalam pengisian surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan Badan.
Pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer antara nilai buku menurut komersial dan
menurut pajak adalah sebagai berikut:
31 Desember 2017
Dikreditkan/
(dibebankan) Dibebankan
Saldo awal ke laba rugi ke ekuitas Saldo akhir
Bank Mandiri
Aset pajak tangguhan:
Cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan 2.261.427 (199.957) - 2.061.470
Penyisihan biaya uang penghargaan pegawai dan cadangan
atas bonus dan insentif, cuti dan THR pegawai 1.247.207 146.589 141.015 1.534.811
Kredit yang dihapusbukukan sampai dengan tahun 2008 1.206.212 (46.064) - 1.160.148
Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan selain
kredit yang diberikan 444.607 (81.848) - 362.759
Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi 38.629 31.253 - 69.882
Penyisihan atas estimasi kerugian yang timbul dari
kasus hukum 51.080 (15.630) - 35.450
Penyisihan kerugian properti terbengkalai 29.127 (7.499) - 21.628
Penyisihan kerugian agunan yang diambil alih 1.994 - - 1.994
Akumulasi rugi penurunan nilai realisasi bersih
agunan yang diambil alih 1.969 - - 1.969
Keuntungan yang belum direalisasi dari kenaikan/penurunan
nilai wajar efek-efek dan Obligasi Pemerintah -
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi 3.504 (2.156) - 1.348
Akumulasi rugi penurunan nilai realisasi bersih
properti terbengkalai 174 (51) - 123
159
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset pajak tangguhan neto - Bank Mandiri saja 5.435.589 (183.757) (282.106) 4.969.726
31 Desember 2016
Dikreditkan/
(dibebankan) Dibebankan
Saldo awal ke laba rugi ke ekuitas Saldo akhir
Bank Mandiri
Aset pajak tangguhan:
Kredit yang dihapusbukukan sampai dengan tahun 2008 1.248.713 (42.501) - 1.206.212
Penyisihan biaya uang penghargaan pegawai dan cadangan
atas bonus dan insentif, cuti dan THR pegawai 1.068.972 138.191 40.044 1.247.207
Cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan 1.111.707 1.149.720 - 2.261.427
Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan selain
kredit yang diberikan 426.812 17.795 - 444.607
Kerugian yang belum direalisasi dari kenaikan/penurunan
nilai wajar efek-efek dan Obligasi Pemerintah -
Tersedia Untuk Dijual 375.769 - (105.624) 270.145
Penyisihan atas estimasi kerugian yang timbul dari
kasus hukum 107.646 (56.566) - 51.080
Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi 74.146 (35.517) - 38.629
Penyisihan kerugian properti terbengkalai 29.819 (692) - 29.127
Penyisihan kerugian agunan yang diambil alih 1.994 - - 1.994
Akumulasi rugi penurunan nilai realisasi bersih
agunan yang diambil alih 1.969 - - 1.969
Keuntungan yang belum direalisasi dari kenaikan/penurunan
nilai wajar efek-efek dan Obligasi Pemerintah -
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi 4.657 (1.153) - 3.504
Akumulasi rugi penurunan nilai realisasi bersih
properti terbengkalai 189 (15) - 174
Aset pajak tangguhan neto - Bank Mandiri saja 4.318.681 1.182.488 (65.580) 5.435.589
Aset pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara
substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.
Manajemen berpendapat bahwa terdapat kemungkinan besar jumlah laba fiskal pada masa
mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset
pajak tangguhan tersebut.
160
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan hasil verifikasi oleh Kantor Pajak, pada tanggal 16 Desember 2014, Kantor Pajak telah
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) yang menyatakan Bank kurang bayar
atas Pajak Penghasilan Badan terkait pengenaan tarif pajak untuk tahun fiskal 2013 sebesar
Rp1.313.347 (termasuk denda).
Manajemen tidak setuju dengan SKPKB tersebut dan pada tanggal 10 Maret 2015, Bank telah
mengajukan surat keberatan atas SKPKB tersebut kepada Kantor Pajak. Bank telah membayar
seluruh pajak kurang bayar yang dicatat sebagai uang muka pajak pada tanggal 31 Desember 2017
dan 2016.
Pada tanggal 7 Maret 2016, Kantor Pajak telah menerbitkan Surat Keputusan Keberatan terhadap
SKPKB dan menolak pengajuan keberatan tersebut. Bank telah mengajukan banding atas Surat
Keputusan Keberatan tersebut kepada Pengadilan Pajak pada tanggal 2 Juni 2016.
Pada tanggal 30 Oktober 2017, Majelis Hakim Pengadilan Pajak telah mengucapkan Putusan
Pengadilan Pajak yang menolak Permohonan Banding Bank Mandiri. Bank Mandiri tidak setuju dan
berencana akan mengajukan Peninjauan Kembali terhadap Putusan Banding Pengadilan Pajak
tersebut ke Mahkamah Agung RI.
Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh Kantor Pajak, pada tanggal 6 Desember 2012, Bank menerima
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) yang menyatakan kurang bayar atas Pajak
Penghasilan terkait dengan hapus buku kredit dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) berikut Surat
Tagihan Pajak (STP) untuk tahun fiskal 2010 sebesar Rp1.108.071.
Manajemen tidak setuju dengan SKPKB tersebut dan pada tanggal 4 Maret 2013, Bank telah
mengajukan surat keberatan atas SKPKB tersebut kepada Kantor Pajak, serta membayar seluruh
pajak kurang bayar yang dicatat sebagai uang muka pajak pada tanggal 31 Desember 2017 dan
2016.
Pada bulan Desember 2013, Kantor Pajak telah menerbitkan Surat Keputusan Keberatan terhadap
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai dan menerima sebagian keberatan tersebut, sehingga Kantor
Pajak mengembalikan sebagian uang muka pajak terkait dengan Pajak Pertambahan Nilai. Bank
telah mengajukan banding atas Surat Keputusan Keberatan tersebut kepada Pengadilan Pajak pada
bulan Maret 2014.
Pada tanggal 21 Februari 2014, Kantor Pajak telah menerbitkan Surat Keputusan Keberatan
terhadap SKPKB Pajak Penghasilan dan menolak keberatan tersebut. Bank telah mengajukan
banding atas Surat Keputusan Keberatan tersebut kepada Pengadilan Pajak pada tanggal 19 Mei
2014.
Majelis Hakim Pengadilan Pajak pada bulan April dan Mei 2016 telah mengucapkan Putusan
Pengadilan Pajak yang mengabulkan sebagian besar permohonan banding Bank atas Surat
Keputusan Keberatan PPN dan menolak permohonan banding Bank atas Surat Keputusan
Keberatan Pajak Penghasilan. Bank tidak setuju dan telah mengajukan Peninjauan Kembali
terhadap Putusan Banding Pengadilan Pajak atas Pajak Penghasilan ke Mahkamah Agung
Republik Indonesia pada tanggal 15 Agustus 2016. Sampai dengan tanggal laporan keuangan
konsolidasian ini, proses Peninjauan Kembali masih berlangsung.
161
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Penyisihan biaya uang penghargaan pegawai (Catatan 50) 4.030.761 2.943.664
Cadangan atas bonus, insentif, cuti dan THR 4.246.627 3.819.404
Total 8.277.388 6.763.068
Penyisihan biaya uang penghargaan pegawai meliputi uang pensiun dan remunerasi jangka panjang
lainnya sesuai dengan kebijakan Bank dan Entitas Anak yang dihitung dengan perhitungan aktuaris.
20.496.377 15.810.036
162
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Liabilitas kepada pemegang polis terdiri dari liabilitas Entitas Anak (AXA Mandiri Financial Services,
Mandiri AXA General Insurance dan PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia) sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Manfaat polis masa depan dari produk non unit-link 3.062.182 2.053.916
Premi yang belum merupakan pendapatan 1.202.818 1.211.875
Estimasi liabilitas klaim 375.892 491.360
Utang klaim 111.315 83.743
Utang transaksi nasabah sebagian besar terdiri dari utang yang timbul dari transaksi perdagangan efek
PT Mandiri Sekuritas (Entitas Anak).
Liabilitas terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit terdiri dari liabilitas atas transaksi ATM dalam
jaringan ATM Bersama, ATM Link dan ATM Prima dan liabilitas kepada Visa dan Master Card untuk
transaksi kartu kredit.
Liabilitas terkait dengan unit-link merupakan liabilitas unit-link kepada pihak ketiga dan liabilitas
pemegang dana unit-link Entitas Anak (AXA Mandiri Financial Services).
Setoran jaminan merupakan jaminan uang tunai yang disetorkan oleh nasabah atas transaksi ekspor,
impor dan penerbitan bank garansi.
Pendapatan diterima dimuka yang teratribusi secara langsung terdiri dari pendapatan provisi/komisi kredit
yang terkait langsung dengan pemberian kredit yang belum diamortisasi.
Pendapatan diterima dimuka yang tidak teratribusi secara langsung terdiri dari pendapatan provisi/komisi
kredit yang tidak terkait langsung dengan pemberian kredit yang belum diamortisasi.
Pembelian efek-efek yang masih harus dibayar merupakan utang yang timbul dari transaksi pembelian
surat berharga yang seluruhnya telah dibayarkan masing-masing pada tanggal 3 Januari 2018 dan
5 Januari 2017 untuk tanggal 31 Desember 2017 dan 2016.
Liabilitas lain atas transaksi UPAS merupakan liabilitas kepada bank pembayar dalam mata uang asing
sehubungan dengan timbulnya tagihan UPAS ke importir.
Lain-lain terutama terdiri dari rekening antar kantor dan liabilitas terkait transaksi perdagangan, titipan dan
transaksi yang masih harus diselesaikan.
163
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah:
Pihak ketiga
(a) Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Kemenpupera) 135.401 127.236
(b) Direct off-shore loans - 300.000
(e) Repo to maturity 494.301 494.301
(f) Lain-lain 6.106.886 4.194.807
35.703.679 35.882.757
Akun ini merupakan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan sharing
pembiayaan 70,00% dana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan 30,00%
dana Bank Mandiri sesuai Kesepakatan Bersama antara Kementerian Perumahan Rakyat No.
07/SKB/M/2012 dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. No. DIR.MOU/003/2012 tanggal 15
Februari 2012 tentang Perubahan Kesepakatan Bersama antara kementerian Perumahan Rakyat
No. 13/SKB/DP/2011 dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. No. DIR.MOU/015/2011 tentang
Penyaluran Dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dalam rangka pengadaan
perumahan melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera. Kesepakatan Bersama
tersebut ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerjasama Operasional antara Badan Layanan Umum
Pusat Pembiayaan Perumahan Kementerian Perumahan Rakyat Republik Indonesia pada tahun
2012, yang telah diperbaharui pada tahun 2016 dengan Perjanjian Kerjasama Operasional No.
13/SK.9/HK.02.04/03/2016 dan No. DIR.PKS/33/2016 tanggal
7 Maret tentang Penyaluran Dana FLPP Dalam Rangka Perolehan Rumah Melalui KPR Sejahtera
Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Baki debet pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp135.401
dan Rp127.236. Fasilitas ini dikenakan tarif tertentu dari pemerintah. Jangka waktu kredit dan
jadwal pelunasannya maksimal 240 bulan (20 tahun) dengan angsuran pertama dimulai pada
bulan berikutnya (untuk pencairan dana tanggal 1 sampai dengan 10) dan dimulai dua bulan
berikutnya (untuk pencairan dana mulai tanggal 11 sampai dengan akhir bulan). Pengembalian
dana (angsuran pokok dan bunga) kepada Kemenpupera dilaksanakan paling lambat tanggal 10
setiap bulannya.
164
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah:
Bank of America, Singapura - 300.000
13.602.722 19.299.531
Nilai nominal
Jangka Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh waktu suku bunga USD Setara
Tempo (bulan) per tahun (nilai penuh) Rupiah
Pada tanggal 31 Oktober 2014, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman tanpa agunan dari
Bank of America, Singapura sebesar Rp300.000 dengan tingkat bunga tetap 9% per tahun.
Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 3 (tiga) tahun dan jatuh tempo pada tanggal
3 November 2017. Bank Mandiri telah melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman ini sebesar
Rp300.000 pada tanggal 5 November 2014. Pinjaman ini telah dilunasi pada saat jatuh tempo.
31 Desember 2017
Nilai nominal
Jangka Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh waktu suku bunga USD Setara
Tempo (bulan) per tahun (nilai penuh) Rupiah
Tranche A
(mata uang China Development Bank, 15 September LIBOR (6 bulan)
USD) China 2025 120 + marjin tertentu 700.000.000 9.497.250
Dikurangi:
Biaya penerbitan yang belum diamortisasi (2.446.686) (33.195)
697.553.314 9.464.055
165
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2017
Nilai nominal
Jangka Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh waktu suku bunga USD Setara
Tempo (bulan) per tahun (nilai penuh) Rupiah
Tranche B
(mata uang China Development Bank, 15 September SHIBOR (6 bulan)
CNY) China 2025 120 + marjin tertentu 1.908.420.000 3.976.460
Dikurangi:
Biaya penerbitan yang belum diamortisasi (7.022.446) (14.632)
1.901.397.554 3.961.828
31 Desember 2016
Nilai nominal
Jangka Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh waktu suku bunga USD Setara
Tempo (bulan) per tahun (nilai penuh) Rupiah
Tranche A
(mata uang China Development Bank, 15 September LIBOR (6 bulan)
USD) China 2025 120 + marjin tertentu 700.000.000 9.430.750
Dikurangi:
Biaya penerbitan yang belum diamortisasi (2.982.932) (40.188)
697.017.068 9.390.562
Tranche B
(mata uang China Development Bank, 15 September SHIBOR (6 bulan)
CNY) China 2025 120 + marjin tertentu 1.908.420.000 3.700.789
Dikurangi:
Biaya penerbitan yang belum diamortisasi (8.394.164) (16.278)
1.900.025.836 3.684.511
Pada tanggal 16 September 2015, Bank Mandiri menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman
jangka panjang tanpa agunan dengan China Development Bank (CDB).
Pinjaman tersebut terbagi dalam 2 (dua) fasilitas, yaitu Tranche A berupa pinjaman langsung dari
CDB dalam valuta USD dengan total fasilitas sebesar USD700.000.000 (nilai penuh) yang jatuh
tempo 10 (sepuluh) tahun setelah tanggal perjanjian dengan tingkat bunga LIBOR 6 (enam)
bulanan ditambah marjin tertentu dan Tranche B berupa pinjaman langsung dalam valuta CNY
dengan total fasilitas sebesar CNY1.908.420.000 (nilai penuh) yang jatuh tempo 10 (sepuluh)
tahun setelah tanggal perjanjian dengan tingkat bunga SHIBOR 6 (enam) bulanan ditambah marjin
tertentu. Pinjaman tersebut telah dicairkan pada tanggal 13 November 2015, 3 Desember 2015,
11 Desember 2015, 18 Desember 2015, 23 Desember 2015 dan 28 Desember 2015.
166
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2017
Nilai nominal
Jangka Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh waktu suku bunga USD Setara
Tempo (bulan) per tahun (nilai penuh) Rupiah
2.284.340 30.993
2.354.993 31.951
8.394.701 113.895
13.034.034 176.839
31 Desember 2016
Nilai nominal
Jangka Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh waktu suku bunga USD Setara
Tempo (bulan) per tahun (nilai penuh) Rupiah
4.566.002 61.516
7.267.187 97.907
167
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2016
Nilai nominal
Jangka Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh waktu suku bunga USD Setara
Tempo (bulan) per tahun (nilai penuh) Rupiah
3.922.656 52.848
9.764.496 131.552
25.520.341 343.823
Pada tanggal 17 Juni 2010, Bank Mandiri menandatangani fasilitas pinjaman senilai
USD100.000.000 (nilai penuh) dari Agence Française de Développement (AFD) untuk membantu
pembiayaan proyek-proyek yang terkait dengan perubahan iklim dan efisiensi energi.
Fasilitas jangka panjang ini memiliki tenor 5 tahun sampai 10 tahun (termasuk grace period)
dengan suku bunga LIBOR 6 (enam) bulanan ditambah marjin tertentu dan akan digunakan untuk
membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan pengurangan emisi karbon.
Sebagai bagian dari perjanjian pinjaman dimaksud, Bank Mandiri dan AFD juga secara bersama
akan membiayai program pelatihan yang ditujukan untuk pengembangan kapasitas Bank Mandiri
khususnya terhadap topik-topik perubahan iklim dan efisiensi energi.
Pada tanggal 15 Desember 2010, Bank melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman dari AFD
sebesar USD30.000.000 (nilai penuh) dan jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2016. Pinjaman ini
telah dilunasi pada saat jatuh tempo.
Pada tanggal 16 Februari 2012, 30 Mei 2012 dan 31 Mei 2012, Bank telah melakukan penarikan
pinjaman kembali masing-masing sebesar USD16.000.000 (nilai penuh), USD40.000.000 (nilai
penuh) dan USD11.000.000 (nilai penuh) yang akan jatuh tempo masing-masing pada tanggal 30
September 2018, 30 September 2017 dan 31 Maret 2019. Pinjaman AFD sebesar USD40.000.000
(nilai penuh) telah dilunasi pada saat jatuh tempo.
Penarikan atas pinjaman dimaksud untuk memenuhi kebutuhan sumber dana untuk pembiayaan
proyek-proyek ramah lingkungan di Bank Mandiri.
Pada tanggal 8 November 2013, Bank Mandiri menandatangani fasilitas pinjaman baru yang
kedua atau second line of credit senilai USD100.000.000 (nilai penuh) untuk membantu
pembiayaan proyek-proyek yang terkait dengan perubahan iklim dan efisiensi energi. Fasilitas
jangka panjang ini memiliki tenor 5 tahun sampai 10 tahun (termasuk grace period) dengan suku
bunga LIBOR 6 (enam) bulanan ditambah marjin tertentu. Pada tanggal 25 Maret 2014, Bank
melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman tersebut sebesar USD10.000.000 (nilai penuh) yang
akan jatuh tempo pada tanggal 30 September 2023.
168
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2016
Nilai nominal
Jangka Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh waktu suku bunga USD Setara
Tempo (bulan) per tahun (nilai penuh) Rupiah
199.224.136 2.684.047
Pada tanggal 8 Oktober 2014, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman dari Nomura
International Plc, London sebesar USD200.000.000 (nilai penuh) dengan tingkat bunga LIBOR
3 (tiga) bulanan ditambah marjin tertentu.
Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 3 (tiga) tahun dan jatuh tempo pada tanggal 17 Oktober 2017.
Bank Mandiri telah melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman ini sebesar USD200.000.000 (nilai
penuh) pada tanggal 17 Oktober 2014. Pinjaman ini telah dilunasi pada saat jatuh tempo.
31 Desember 31 Desember
2017 2016
ROI 21 - 86.800.000
ROI 20 - 71.000.000
ROI 19 - 61.500.000
ROI 24 - 12.230.000
31 Desember 2016
Nilai nominal
Jangka Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh waktu suku bunga USD Setara
Tempo (bulan) per tahun (nilai penuh) Rupiah
Pada tanggal 30 Oktober 2014, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank of America,
Hong Kong sebesar USD115.000.000 (nilai penuh) dengan tingkat bunga LIBOR 6 (enam)
bulanan ditambah marjin tertentu.
169
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 3 (tiga) tahun dan jatuh tempo pada tanggal 13 November
2017. Bank Mandiri telah melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman ini sebesar
USD115.000.000 (nilai penuh) pada tanggal 12 November 2014. Pinjaman ini telah dilunasi pada
saat jatuh tempo.
Pada tanggal 31 Desember 2016, fasilitas pinjaman ini dijamin dengan obligasi pemerintah seri
VR0028 dengan nilai nominal sebesar Rp2.150.000 dan seri ROI 19 dengan nilai nominal sebesar
USD9.471.000 (nilai penuh) (Catatan 8c).
31 Desember 2016
Nilai nominal
Jangka Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh waktu suku bunga USD Setara
Tempo (bulan) per tahun (nilai penuh) Rupiah
Pada tanggal 9 November 2016, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman dari United
Overseas Bank, Singapore sebesar USD100.000.000 (nilai penuh) dengan tingkat bunga LIBOR 3
(tiga) bulanan ditambah marjin tertentu.
Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 1 (satu) tahun dan jatuh tempo pada tanggal 24 November
2017. Bank Mandiri telah melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman ini sebesar
USD100.000.000 (nilai penuh) pada tanggal 30 November 2016. Pinjaman ini telah dilunasi pada
saat jatuh tempo.
JP Morgan, Jakarta
31 Desember 31 Desember
2017 2016
JP Morgan, Jakarta 5.424.830 5.388.661
170
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2017
Nilai nominal
Jangka Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh waktu suku bunga USD Setara
Tempo (bulan) per tahun (nilai penuh) Rupiah
149.939.583 2.034.305
249.900.447 3.390.525
399.840.030 5.424.830
31 Desember 2016
Nilai nominal
Jangka Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh waktu suku bunga USD Setara
Tempo (bulan) per tahun (nilai penuh) Rupiah
150.000.000 2.020.875
249.974.858 3.367.786
399.974.858 5.388.661
Pada tanggal 15 November 2013, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman dari JP Morgan,
Jakarta sebesar USD150.000.000 (nilai penuh) dengan tingkat bunga LIBOR 3 (tiga) bulanan
ditambah marjin tertentu.
Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 3 (tiga) tahun dan jatuh tempo pada tanggal 21 November
2016. Bank Mandiri telah melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman ini sebesar
USD150.000.000 (nilai penuh) pada tanggal 21 November 2013. Fasilitas pinjaman ini telah
diperpanjang pada tanggal 5 Oktober 2016 dan akan jatuh tempo pada tanggal 21 November
2020.
171
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
FR0053*) 284.375 -
ORI 011*) - 288.276
INDOIS 22**) 60.000.000 60.000.000
ROI 21**) 36.500.000 36.500.000
ROI 24**) 30.000.000 30.000.000
ROI 22**) 18.000.000 18.000.000
ROI 23**) 17.500.000 17.500.000
*) Dalam jutaan rupiah
**) Dalam USD (nilai penuh)
Pada tanggal 20 Agustus 2014, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman dari JP Morgan,
Jakarta sebesar USD250.000.000 (nilai penuh) dengan tingkat bunga LIBOR 3 (tiga) bulanan
ditambah marjin tertentu.
Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 3 (tiga) tahun dan jatuh tempo pada tanggal 5 September
2017. Bank Mandiri telah melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman ini sebesar
USD250.000.000 (nilai penuh) pada tanggal 2 September 2014. Fasilitas pinjaman ini telah
diperpanjang pada tanggal 5 Oktober 2016 dan akan jatuh tempo pada tanggal 5 September 2020.
31 Desember 31 Desember
2017 2016
FR0053*) 659.947 -
ORI 011*) - 669.000
INDOIS 22**) 98.500.000 98.500.000
PERTAMINA 23**) 65.000.000 65.000.000
ROI 23**) 37.000.000 37.000.000
ROI 21**) 32.000.000 32.000.000
ROI 19**) 27.295.000 27.295.000
*) Dalam jutaan rupiah
**) Dalam USD (nilai penuh)
Fasilitas pendanaan perdagangan merupakan pinjaman jangka pendek dengan jangka waktu
mulai dari 60 hari sampai dengan 365 hari dengan tingkat suku bunga sebesar LIBOR atau SIBOR
ditambah marjin tertentu. Rincian saldo pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai
berikut:
172
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Bank of Montreal, Kanada 1.831.612 1.058.938
United Overseas Bank Limited, Singapura 1.356.750 2.435.828
CO Bank US, Amerika Serikat 1.356.750 491.477
Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura 1.212.935 -
Citibank NA, Hong Kong 1.017.563 61.085
Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, Singapura 542.700 -
Wells Fargo Bank NA, Amerika Serikat - 1.347.250
Bank of New York Mellon, Singapura - 471.538
Bank of America NA, Hong Kong - 383.659
Standard Chartered Bank, Singapura - 67.362
CTBC Bank Co.Ltd, Singapura - 61.084
Pada tanggal 31 Oktober 2014, Bank Mandiri menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman
sebesar Rp600.000 dengan skema repo to maturity dengan Bank of America, Singapore Limited
(BOA). Dalam transaksi repo to maturity ini Bank Mandiri mengalihkan obligasi pemerintah
VR0031 kepada BOA. Uang yang diterima oleh Bank Mandiri terkait transaksi repo ini merupakan
nilai kini dari pinjaman tersebut setelah memperhitungkan biaya bunga atas pinjaman dan
pendapatan bunga atas VR0031 tersebut selama periode repo yaitu sebesar Rp494.301. Atas
pengalihan obligasi pemerintah VR0031 tersebut Bank Mandiri mengakui tagihan sebesar nilai
tunai (cash value) dari VR0031 kepada BOA. Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 6 (enam) tahun
dan akan jatuh tempo pada tanggal 25 Juli 2020, yang bertepatan dengan jatuh tempo dari
VR0031. Pada tanggal jatuh tempo penyelesaian transaksi ini akan dilakukan secara neto dari
pinjaman dan tagihan antara Bank Mandiri dan BOA.
Pada tanggal 19 November 2014, BOA mengirimkan transfer notice yang menyatakan bahwa BOA
telah mengalihkan seluruh hak dan kewajibannya sebagaimana tercantum dalam dokumen
perjanjian terkait fasilitas pinjaman dengan skema repo to maturity kepada PT Asuransi Jiwa
Adisarana Wanaartha.
(f) Lain-lain
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah:
PT Bank Pan Indonesia Tbk. 2.540.738 2.533.041
PT Bank Mega Tbk. 798.297 -
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. 685.138 408.854
PT Bank Central Asia Tbk. 626.268 170.407
PT Bank DKI 546.015 414.882
PT Bank KEB Hana Indonesia 378.863 400.434
PT Bank Ina Perdana Tbk. 148.675 85.000
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 117.617 137.392
173
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
PT Bank Sumut 100.000 -
PT Bank MNC Internasional Tbk. 50.000 -
PT Bank Permata Tbk. 50.000 -
PT Bank BPD DIY 40.275 -
PT Bank CIMB Niaga Tbk. 25.000 -
PT Bank Chinatrust Indonesia - 33.302
PT Bank Commonwealth - 11.495
Total 2.621.229 -
8.728.115 4.194.807
Pada tanggal 12 November 2012 dan terakhir pada tanggal 13 Oktober 2017, Entitas Anak
(PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank Pan Indonesia Tbk. (Panin) menandatangani perjanjian
pinjaman dimana Panin menyediakan beberapa fasilitas term loan dengan total limit sebesar
Rp5.500.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga tetap. Fasilitas
tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar antara bulan April 2018 sampai dengan
bulan Desember 2020.
Pada tanggal 12 Mei 2011, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan Panin juga
menandatangani perjanjian pinjaman di mana Panin menyediakan fasilitas money market dengan
total limit sebesar Rp200.000 yang bersifat revolving dan dikenakan tingkat suku bunga floating.
Perjanjian ini terakhir telah diubah dengan penandatanganan perjanjian pada tanggal
12 November 2012 dengan memberikan tambahan fasilitas sehingga menjadi Rp300.000 dan
jatuh tempo diperpanjang hingga tanggal 12 Mei 2017. Pinjaman ini telah dilunasi oleh Entitas
Anak pada saat jatuh tempo.
Pada tanggal 26 Mei 2017, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan PT Bank Pan Indonesia
Tbk. (Panin) menandatangani perjanjian kredit dimana Panin menyediakan fasilitas kredit modal
kerja dengan maksimum kredit sebesar Rp400.000 yang bersifat non revolving dan fasilitas money
market line dengan maksimum kredit sebesar Rp100.000 yang bersifat revolving. Fasilitas tersebut
dikenakan tingkat suku bunga 9% - 9,75% pada saat penarikan untuk fasilitas kredit modal kerja
dan tingkat suku bunga pasar pada saat penarikan untuk fasilitas money market line. Fasilitas
kredit modal kerja jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2021 dan fasilitas money market line
jatuh tempo pada tanggal 26 Mei 2018.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, pinjaman dari Panin masing-masing sebesar
Rp2.540.738 dan Rp2.533.041.
174
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 4 Mei 2017, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan PT Bank Mega Tbk.
(Bank Mega) menandatangani perjanjian kredit dimana Bank Mega menyediakan fasilitas kredit
modal kerja dengan maksimum kredit sebesar Rp125.000 yang bersifat non revolving dan
dikenakan tingkat suku bunga 9% - 10%. Kemudian pada tanggal 21 Juli 2017, telah dilakukan
penandatanganan perjanjian kredit dimana Bank Mega memberikan tambahan fasilitas kredit
modal kerja dengan maksimum kredit sebesar Rp875.000 yang bersifat non revolving dan
dikenakan tingkat suku bunga 9% - 10%. Dengan adanya penambahan ini, maka total keseluruhan
fasilitas yang diberikan adalah sebesar Rp1.000.000. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada tanggal 4
Mei 2018.
Pada tanggal 31 Desember 2017, pinjaman dari Bank Mega sebesar Rp798.297.
Pada tanggal 22 April 2014 dan terakhir pada tanggal 27 Oktober 2017, Entitas Anak (PT Mandiri
Tunas Finance) dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJB)
menandatangani perjanjian kredit dimana BJB menyediakan beberapa fasilitas term loan dengan
total limit sebesar Rp1.250.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga
tetap. Fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar antara bulan Mei 2018
sampai dengan bulan Desember 2020.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, pinjaman dari BJB masing-masing sebesar
Rp685.138 dan Rp408.854.
Pada tanggal 7 Maret 2001, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank Central Asia
Tbk. (BCA) menandatangani perjanjian pinjaman dimana BCA memberikan fasilitas overdraft yang
bersifat revolving dan dikenakan suku bunga floating. Perjanjian ini telah diubah dengan
penandatanganan perjanjian di tanggal 24 Maret 2011 dengan memberikan tambahan fasilitas
sehingga menjadi Rp55.000 dan terakhir telah diubah dengan penandatanganan perjanjian pada
tanggal 8 Maret 2016. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada tanggal 12 Maret 2018.
Pada tanggal 19 Juli 2013 dan terakhir pada tanggal 8 Maret 2016, Entitas Anak (PT Mandiri
Tunas Finance) dan BCA telah menandatangani perjanjian kredit dimana BCA memberikan
beberapa fasilitas term loan dengan total limit sebesar Rp500.000 yang bersifat non revolving dan
dikenakan suku bunga tetap. Fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar
antara bulan Februari 2020 sampai dengan bulan Agustus 2020.
Pada tanggal 11 Juni 2013 dan terakhir pada tanggal 30 Maret 2015, Entitas Anak (PT Mandiri
Tunas Finance) dan BCA menandatangani perjanjian pinjaman dimana BCA memberikan fasilitas
money market dengan limit sebesar Rp300.000 yang bersifat revolving dan dikenakan suku bunga
floating. Perjanjian ini telah diubah dengan penandatanganan perjanjian di tanggal 24 Maret 2017
dimana fasilitas money market di-switch menjadi term loan yang bersifat non revolving dan
dikenakan suku bunga tetap. Fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar
antara bulan Juli 2020 sampai dengan bulan Agustus 2020.
175
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 25 Februari 2013, Entitas Anak (PT Mandiri Sekuritas) mengadakan perjanjian
dengan PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) dimana Entitas Anak memperoleh fasilitas perbankan
multifacility yang tidak mengikat dengan jumlah pokok tidak melebihi Rp200.000. Saat ini
multifacility tersebut telah ditingkatkan menjadi Rp250.000. Fasilitas ini digunakan untuk pinjaman
berjangka money market untuk membiayai modal kerja, bank garansi sebagai jaminan kepada
KPEI dan untuk kegiatan penjaminan emisi (underwriting), serta forex line yang digunakan untuk
mengantisipasi nilai tukar mata uang. Berdasarkan ketentuan dalam perjanjian, tingkat bunga atas
fasilitas pinjaman berjangka money market adalah berdasarkan suku bunga yang disepakati pada
saat penarikan. Fasilitas perbankan multifacility ini akan berakhir pada tanggal 22 Februari 2018.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, pinjaman dari BCA masing-masing sebesar
Rp626.268 dan Rp170.407.
PT Bank DKI
Pada tanggal 17 September 2013 dan terakhir pada tanggal 26 Juli 2016, Entitas Anak
(PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank DKI (Bank DKI) menandatangani perjanjian kredit
dimana Bank DKI menyediakan beberapa fasilitas term loan dengan total fasilitas sebesar
Rp714.500 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga tetap. Fasilitas tersebut
memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar antara bulan Januari 2018 sampai dengan bulan
Januari 2020.
Pada tanggal 26 Juli 2016, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan Bank DKI
menandatangani perjanjian pinjaman dimana Bank DKI memberikan fasilitas money market
dengan limit sebesar Rp100.000 yang bersifat revolving dan dikenakan suku bunga floating.
Fasilitas tersebut jatuh tempo pada tanggal 26 Juli 2017. Pinjaman ini telah dilunasi oleh Entitas
Anak pada saat jatuh tempo.
Pada tanggal 24 Maret 2017, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan PT Bank DKI (Bank
DKI) menandatangani perjanjian kredit dimana Bank DKI menyediakan fasilitas money market line
dengan maksimum kredit sebesar Rp300.000 yang bersifat revolving dan dikenakan tingkat suku
bunga pasar pada saat penarikan. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada tanggal 23 Maret 2018.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, pinjaman dari Bank DKI masing-masing sebesar
Rp546.015 dan Rp414.882.
176
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, pinjaman dari Bank Hana masing-masing sebesar
Rp378.863 dan Rp400.434.
Pada tanggal 28 Desember 2016, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan PT Bank Ina
Perdana Tbk. (Bank Ina) menandatangani perjanjian kredit dimana Bank Ina menyediakan fasilitas
kredit modal kerja dengan total sebesar Rp85.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan
tingkat suku bunga 9%. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada tanggal 29 Desember 2020.
Pada tanggal 19 Desember 2017, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan PT Bank Ina
Perdana Tbk. (Bank Ina) menandatangani penambahan plafond perjanjian kredit berupa fasilitas
Kredit Modal Kerja dengan tambahan sebesar Rp85.000 yang bersifat non revolving dan
dikenakan tingkat suku bunga 8,5%. Fasilitas tersebut jatuh tempo tanggal 20 Desember 2020.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, pinjaman dari Bank Ina masing-masing sebesar
Rp148.675 dan Rp85.000.
Pada tanggal 20 Mei 2010, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank Danamon
Indonesia Tbk. (Danamon) menandatangani perjanjian kredit dimana Danamon menyediakan
fasilitas term loan dengan total fasilitas sebesar Rp198.806 yang bersifat revolving dan dikenakan
tingkat suku bunga tetap dan fasilitas working capital loan dengan total fasilitas sebesar
Rp100.000 yang bersifat revolving dan dikenakan tingkat suku bunga floating. Fasilitas tersebut
memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar antara bulan Agustus 2018 sampai dengan bulan
Juni 2020.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, pinjaman dari Danamon masing-masing sebesar
Rp117.617 dan Rp137.392.
PT Bank Sumut
Entitas Anak (PT Mandiri Sekuritas) memperoleh Fasilitas Kredit dari PT Bank Sumut (Bank
Sumut) sebesar Rp100.000 dengan maksimum penarikan tenor 3 bulan. Tingkat suku bunga akan
berlaku efektif floating disesuaikan pada saat pencairan fasilitas. Fasilitas kredit ini diberikan
dengan tujuan guna pembiayaan modal kerja kegiatan Entitas Anak di bidang sekuritas. Fasilitas
ini berakhir pada tanggal 3 Januari 2018.
Pada tanggal 31 Desember 2017, pinjaman dari Bank Sumut sebesar Rp100.000.
177
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 22 Maret 2017, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan PT Bank MNC
Internasional Tbk. (Bank MNC) menandatangani perjanjian kredit dimana Bank MNC menyediakan
fasilitas money market line dengan plafond sebesar Rp120.000 yang bersifat revolving dan
dikenakan tingkat suku bunga pasar pada saat penarikan. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada
tanggal 22 Maret 2018.
Pada tanggal 31 Desember 2017, pinjaman dari Bank MNC sebesar Rp50.000.
Pada tanggal 15 November 2017, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan PT Bank
Permata Tbk. (Bank Permata) menandatangani perjanjian kredit dimana Bank Permata
menyediakan fasilitas Kredit Modal Kerja dengan maksimum kredit sebesar Rp200.000 yang
bersifat non revolving dengan tingkat suku bunga 9% fixed satu tahun dan fasilitas Money Market
Line dengan maksimum kredit sebesar Rp100.000 yang bersifat revolving dengan tingkat suku
bunga dikisaran 7% - 7,25%. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada tanggal 14 November 2018.
Pada tanggal 31 Desember 2017, pinjaman dari Bank Permata sebesar Rp50.000.
Pada tanggal 18 Mei 2017, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan PT Bank BPD DIY (BPD
DIY) menandatangani perjanjian kredit dimana BPD DIY menyediakan fasilitas kredit modal kerja
dengan maksimum kredit sebesar Rp50.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat
suku bunga 9% pada saat penarikan. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada tanggal 22 Mei 2020.
Pada tanggal 31 Desember 2017, pinjaman dari BPD DIY sebesar Rp40.275.
Pada tanggal 21 November 2017, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan PT Bank CIMB
Niaga Tbk. (Bank CIMB Niaga) menandatangani perjanjian kredit dimana Bank CIMB Niaga
menyediakan fasilitas Kredit Modal Kerja dengan maksimum kredit sebesar Rp200.000 yang
bersifat non revolving dengan tingkat suku bunga 9% fixed satu tahun. Fasilitas tersebut jatuh
tempo pada tahun 2021.
Pada tanggal 31 Desember 2017, pinjaman dari Bank CIMB Niaga sebesar Rp25.000.
Pada tanggal 18 Desember 2014, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank
Chinatrust Indonesia (BCT) menandatangani perjanjian kredit dimana BCT menyediakan beberapa
fasilitas term loan dengan total fasilitas sebesar Rp100.000 yang bersifat non revolving dan
dikenakan tingkat suku bunga tetap. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada bulan Desember 2017.
Pinjaman ini telah dilunasi oleh Entitas Anak pada saat jatuh tempo.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, pinjaman dari BCT masing-masing sebesar RpNihil
dan Rp33.302.
178
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT Bank Commonwealth
Pada tanggal 27 Maret 2014, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank
Commonwealth (Commonwealth) menandatangani perjanjian kredit dimana Commonwealth
menyediakan beberapa fasilitas term loan dengan total limit sebesar Rp69.000 yang bersifat non
revolving dan dikenakan tingkat suku bunga tetap. Fasilitas ini jatuh tempo pada bulan Juni 2017.
Pinjaman ini telah dilunasi oleh Entitas Anak pada saat jatuh tempo.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, pinjaman dari Commonwealth masing-masing
sebesar RpNihil dan Rp11.495.
Pada tanggal 19 Juli 2017, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan Bank of Tokyo-
Mitsubishi UFJ (BTMU) menandatangani perjanjian kredit dimana BTMU menyediakan beberapa
fasilitas kredit sindikasi dalam mata uang USD dengan total limit sebesar ekuivalen Rp2.686.350
yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga tetap. Fasilitas tersebut memiliki
jatuh tempo yang beragam dan berkisar antara bulan September 2020 sampai dengan bulan
November 2020.
Pada tanggal 31 Desember 2017, pinjaman dari BTMU sebesar ekuivalen Rp2.586.004.
Pada tanggal 13 April 2010, Entitas Anak (PT Mandiri Sekuritas) mengadakan perjanjian dengan
PT Bank ANZ Indonesia (ANZ) dimana Entitas Anak memperoleh fasilitas modal kerja dengan
jumlah yang setara dengan Rp130.000 dan fasilitas bank garansi dengan jumlah yang setara
dengan Rp50.000 untuk dikeluarkan kepada Kliring Penjaminan Efek Indonesia (“KPEI”) sebagai
indikator limit transaksi Entitas Anak atau untuk diterbitkan kepada Otoritas Jasa Keuangan
(“OJK”) untuk menjamin proses underwriting.
Fasilitas Modal Kerja tersedia dalam Rupiah (“Mata Uang Dasar”) tetapi jika diminta oleh Entitas
Anak, dapat disediakan dalam mata uang USD (“Mata Uang Alternatif”) dengan nilai setara
dengan saldo Fasilitas Modal Kerja dalam Mata Uang Dasar. Tingkat bunga yang ditentukan atas
Fasilitas Modal Kerja adalah berdasarkan suku bunga yang disepakati pada saat tanggal
transaksi. Fasilitas akan ditinjau kembali pada tanggal 31 Januari 2018.
Pada tanggal 31 Desember 2017, pinjaman dari ANZ sebesar ekuivalen Rp35.225.
Fasilitas pinjaman yang diterima oleh Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dari beberapa
bank mensyaratkan PT Mandiri Tunas Finance untuk memberikan pemberitahuan tertulis dalam
hal pembagian dividen, perubahan modal dan pemegang saham, perubahan susunan direksi dan
komisaris, perubahan bisnis utama, investasi dan perolehan pinjaman baru dari bank lain. Dalam
perjanjian pinjaman tersebut, PT Mandiri Tunas Finance juga diwajibkan untuk memenuhi
persyaratan keuangan seperti rasio jumlah utang bunga terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1
dan kewajiban penyampaian laporan lainnya.
Fasilitas pinjaman yang diterima oleh Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dari beberapa
bank mensyaratkan PT Mandiri Utama Finance untuk memenuhi antara lain persyaratan keuangan
seperti rasio jumlah utang terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1, persentase penghapusan
harus kurang dari 2% untuk mobil dan 5% untuk sepeda motor, maksimal gearing ratio adalah 10x,
minimal current ratio adalah 1,1x, minimal pembiayaan konsumen adalah 40% dari total aset,
maksimal piutang pembiayaan konsumen dengan umur piutang lebih dari 90 hari sebesar 3% dan
kewajiban penyampaian laporan lainnya.
179
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pinjaman yang diterima oleh PT Mandiri Tunas Finance dan PT Mandiri Utama Finance dijamin dengan
piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp8.016.751 pada tanggal 31 Desember 2017
(31 Desember 2016: Rp5.693.917) (Catatan 13g) dan investasi bersih dalam sewa pembiayaan
sejumlah Rp1.126.406 pada tanggal 31 Desember 2017 (31 Desember 2016: Rp274.319) (Catatan
14g).
Bank Mandiri dan Entitas Anak telah melakukan pembayaran bunga pinjaman yang diterima sesuai
dengan jadwal pembayaran bunga selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan
2016.
Selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Bank Mandiri dan Entitas
Anak telah memenuhi kondisi dan persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman yang
diterima.
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah:
Pihak ketiga
Two-step loans (TSL)
(a) Nordic Investment Bank (NIB) - 10.652
Akun ini merupakan fasilitas kredit dari Nordic Investment Bank (NIB) kepada Pemerintah Republik
Indonesia, melalui Kementerian Keuangan Republik Indonesia, untuk disalurkan kepada bank
peserta guna membiayai beberapa proyek di Indonesia. Rincian fasilitas ini adalah sebagai berikut:
180
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Tingkat suku bunga untuk fasilitas NIB IV ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga mengambang
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia berdasarkan tingkat suku bunga rata-rata Bank Indonesia 3
(tiga) bulan terakhir. Fasilitas ini telah dilunasi pada saat jatuh tempo.
Akun ini merupakan fasilitas kredit dari Asian Development Bank (ADB) kepada Pemerintah
Republik Indonesia, melalui Kementerian Keuangan Republik Indonesia, untuk disalurkan kepada
bank peserta guna membiayai beberapa jenis proyek di Indonesia. Rincian fasilitas ini adalah
sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
ADB Loan 1327 - INO (SF) 191.501 204.780
Menteri Keuangan melalui surat No. S-596/MK.6/2004 tanggal 12 Juli 2004, telah menyetujui
pengalihan pengelolaan Proyek Kredit Mikro (PKM) Loan ADB No. 1327 - INO (SF) dari Bank
Indonesia kepada Bank Mandiri. Dengan disetujuinya pengalihan PKM tersebut, maka telah
dilakukan perubahan terhadap perjanjian penerusan pinjaman No. SLA-805/DP3/1995 tanggal
27 April 1995 yang diubah dengan amandemen No. AMA-287/SLA-805/DP3/2003 tanggal
22 April 2003 antara Republik Indonesia dan Bank Indonesia menjadi Republik Indonesia dan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dengan amandemen No. AMA-298/SLA-805/DP3/2004 tanggal
16 Juli 2004.
Pinjaman ADB untuk Proyek Kredit Mikro diberikan dalam mata uang SDR (Special Drawing Rights)
sebesar SDR15.872.600,44 (nilai penuh) yang wajib dibayar kembali oleh Bank Mandiri dalam mata
uang SDR kepada Pemerintah dalam 50 (lima puluh) kali angsuran setiap enam bulan secara
prorata setiap tanggal 15 Januari dan 15 Juli, dengan angsuran pertama dilakukan pada tanggal 15
Januari 2005 dan berakhir pada tanggal 15 Juli 2029. Atas pinjaman ADB tersebut, Bank Mandiri
dikenakan service charge sebesar 1,50% per tahun pada setiap tanggal 15 Januari dan 15 Juli
setiap tahunnya sejak penarikan pinjaman.
181
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Simpanan nasabah
1) Giro
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah
Pihak ketiga
Giro mudharabah musyarakah 6.322 6.582
Giro - investasi terikat 518.963 62.343
525.285 68.925
Giro - investasi terikat merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan imbal bagi hasil
dari pendapatan Entitas Anak atas penggunaan dana pada penyaluran dana yang kriterianya
telah ditentukan oleh pemilik dana berdasarkan nisbah yang ditetapkan dan disetujui
sebelumnya.
2) Tabungan
a. Berdasarkan jenis:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Pihak berelasi (Catatan 55)
Tabungan mudharabah - investasi tidak terikat
Tabungan BSM 34.012 20.331
Tabungan Mabrur 104 78
Tabungan Investa Cendekia 186 35
Tabungan Berencana BSM 482 380
Tabungan Mudharabah Institusi - 7.223
34.784 28.047
Pihak ketiga
Tabungan - investasi terikat 1.331.247 1.497.199
Tabungan mudharabah - investasi tidak terikat
Tabungan BSM 21.847.528 19.216.285
Tabungan Mabrur 4.063.954 3.696.282
Tabungan Investa Cendekia 369.442 362.313
Tabungan Berencana BSM 148.896 151.207
Tabungan Pensiun 404.566 206.047
Tabungan Qurban 319 410
28.165.952 25.129.743
Total 28.200.736 25.157.790
182
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2) Tabungan (lanjutan)
Tabungan - investasi terikat merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan imbal
bagi hasil dari pendapatan Entitas Anak atas penggunaan dana pada penyaluran dana yang
kriterianya telah ditentukan oleh pemilik dana berdasarkan nisbah yang ditetapkan dan
disetujui sebelumnya.
Tabungan mudharabah - investasi tidak terikat merupakan simpanan dana pihak lain yang
mendapatkan imbalan bagi hasil dari pendapatan Entitas Anak atas penggunaan dana
tersebut dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya.
b. Kisaran nisbah bagi hasil untuk tabungan mudharabah - investasi tidak terikat per tahun:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Nisbah bagi hasil 0,61% - 4,97% 0,23% - 5,10%
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 55) 931.490 880.201
Pihak ketiga 33.172.990 29.849.505
Total 34.104.480 30.729.706
Mata uang asing
Pihak berelasi (Catatan 55) 7.825 6.143
Pihak ketiga 3.384.283 4.477.910
Total 3.392.108 4.484.053
37.496.588 35.213.759
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Pihak ketiga
Tabungan mudharabah - investasi tidak terikat 316.574 258.325
Deposito mudharabah - investasi tidak terikat 128.715 77.589
Total 445.289 335.914
183
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan deposito dari simpanan nasabah dan
simpanan dari bank lain:
1) Berdasarkan jangka waktu:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah:
1 bulan 27.430.422 24.575.821
3 bulan 2.819.012 2.436.494
6 bulan 1.390.061 1.326.191
12 bulan 2.593.700 2.468.788
Total 34.233.195 30.807.294
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah:
Kurang dari 1 bulan 28.666.786 25.231.301
1 - 3 bulan 2.709.869 2.795.228
3 - 6 bulan 1.345.104 1.361.302
6 - 12 bulan 1.511.436 1.419.463
Total 34.233.195 30.807.294
Mata uang asing:
Kurang dari 1 bulan 2.923.800 4.059.909
1 - 3 bulan 332.626 229.807
3 - 6 bulan 35.438 35.515
6 - 12 bulan 100.244 158.823
Total 3.392.108 4.484.054
37.625.303 35.291.348
Deposito berjangka mudharabah merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan
imbalan bagi hasil dari pendapatan Entitas Anak atas penggunaan dana tersebut dengan nisbah
yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya dengan akad mudharabah muthlaqah.
184
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan deposito dari simpanan nasabah dan
simpanan dari bank lain (lanjutan):
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Rupiah 4,00% - 6,21% 4,06% - 6,15%
Mata uang asing 0,61% - 1,66% 0,66% - 1,64%
4) Deposito berjangka mudharabah dengan akad mudharabah muthlaqah yang dijadikan sebagai
jaminan atas piutang dan pembiayaan adalah masing-masing berjumlah Rp8.422.310 dan
Rp8.217.018 pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016.
39. KEPENTINGAN NONPENGENDALI ATAS ASET BERSIH ENTITAS ANAK YANG DIKONSOLIDASI
Akun ini merupakan kepentingan nonpengendali atas aset bersih Entitas Anak yang dikonsolidasi
sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
PT AXA Mandiri Financial Services 1.063.407 1.138.819
PT Mandiri Tunas Finance 866.487 722.323
PT Bank Mandiri Taspen 617.375 458.658
PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia 285.625 277.011
PT Mandiri Utama Finance 242.438 121.302
PT Mandiri AXA General Insurance 211.678 197.425
PT Mandiri Sekuritas 195 145
PT Mandiri Capital Indonesia 84 102
Total 3.287.289 2.915.785
40. EKUITAS
Modal dasar, ditempatkan dan disetor Bank Mandiri masing-masing pada tanggal 31 Desember
2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2017
_______________________________________________________________________________
185
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal dasar, ditempatkan dan disetor Bank Mandiri masing-masing pada tanggal 31 Desember
2017 dan 2016 adalah sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 2017
_______________________________________________________________________________
31 Desember 2016
_______________________________________________________________________________
186
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Saham yang dimiliki oleh Direksi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan
2016 masing-masing sebesar 4.152.658 lembar saham dan 2.855.329 lembar saham atau 0,01%
dan 0,01% dari jumlah lembar saham modal dasar.
Berdasarkan Akta No. 10 yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H., tanggal 2 Oktober 1998, modal
dasar Bank Mandiri adalah sebesar Rp16.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000.000 (nilai penuh)
per saham.
Penetapan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp4.000.000 oleh Pemerintah Republik
Indonesia pada tanggal pendirian Bank Mandiri, telah dilaksanakan sebagai berikut:
Berdasarkan perubahan anggaran dasar Bank Mandiri yang dituangkan dalam Akta No. 98 yang
dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H., tanggal 24 Juli 1999, pemegang saham memutuskan untuk
meningkatkan modal disetor (modal saham) Bank Mandiri dari Rp4.000.000 menjadi Rp4.251.000 dan
jumlah tersebut akan dibayar oleh Pemerintah Republik Indonesia. Penambahan sebesar Rp251.000
merupakan hasil konversi dari tambahan modal disetor menjadi modal saham akibat dari adanya
kelebihan obligasi rekapitalisasi yang diterbitkan dalam Program Rekapitalisasi Pertama berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1999.
Berdasarkan keputusan RUPS-LB tanggal 29 Mei 2003 yang dituangkan dalam Akta No. 142 yang
dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H., tanggal 29 Mei 2003, pemegang saham Bank Mandiri antara lain
menyetujui:
Sehubungan dengan keputusan perubahan struktur permodalan di atas, modal saham ditempatkan
dan disetor Bank Mandiri dinaikkan menjadi Rp10.000.000 serta dilakukan stock split saham Bank
Mandiri yang semula dengan nilai nominal Rp1.000.000 (nilai penuh) per lembar menjadi Rp500
(nilai penuh) per lembar saham. Dengan dilakukannya stock split tersebut, jumlah lembar saham
modal dasar Bank Mandiri meningkat dari 16.000.000 lembar saham menjadi 32.000.000.000
lembar saham, sedangkan jumlah lembar saham modal ditempatkan dan disetor meningkat dari
10.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 (nilai penuh) menjadi 20.000.000.000
lembar saham dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) terdiri dari 1 Saham Seri A Dwiwarna dan
19.999.999.999 Saham Biasa Seri B yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.
187
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berkaitan dengan perubahan struktur permodalan Bank Mandiri, RUPS-LB juga menyetujui
penetapan bagian dari dana rekapitalisasi sebesar Rp168.801.315 sebagai agio saham.
Perubahan struktur permodalan tersebut di atas berlaku efektif terhitung sejak tanggal 23 Mei 2003,
dengan catatan Bank Mandiri harus melakukan kuasi-reorganisasi yang ditetapkan dalam RUPS
selambat-lambatnya pada penutupan buku tahun 2003.
Saham Seri A Dwiwarna merupakan saham yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan tidak
dapat dipindahkan kepada siapapun. Saham Seri A Dwiwarna memberikan hak istimewa kepada
Negara Republik Indonesia dimana dalam agenda-agenda tertentu, RUPS hanya dapat
memutuskan jika pemegang saham Seri A Dwiwarna hadir dan menyetujui usul agenda dimaksud.
Beberapa agenda RUPS yang wajib dihadiri dan disetujui oleh Pemegang Saham Seri A Dwiwarna
agar RUPS dapat memutus adalah agenda RUPS yang terkait dengan:
1. Penambahan modal.
2. Pengangkatan dan pemberhentian Direksi dan Dewan Komisaris.
3. Perubahan anggaran dasar.
4. Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan.
5. Pembubaran dan likuidasi.
Perubahan struktur modal sebagaimana disebutkan di atas telah dicantumkan dalam Pernyataan
Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Mandiri (Persero) yang dituangkan dalam
akta notaris Sutjipto, S.H., No. 2 tanggal 1 Juni 2003. Perubahan tersebut telah disahkan oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan Surat Keputusan
No. C-12783.HT.01.04.TH.2003 tanggal 6 Juni 2003 dan diumumkan pada tambahan No. 6590
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 63 tanggal 8 Agustus 2003.
Kenaikan modal saham ditempatkan dan disetor Bank Mandiri dari Rp4.251.000 menjadi
Rp10.000.000 dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pengembalian sebagian modal disetor sebesar Rp251.000 kepada Pemerintah sebagai bagian
dari kelebihan dana rekapitalisasi yang masih ditahan pada Bank Mandiri sebesar Rp1.412.000
dan meningkatkan modal disetor sebesar Rp1.000.000 dari pengkapitalisasian cadangan,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2003 tanggal 29 Mei 2003 tentang Konversi
Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham PT Bank Mandiri
(Persero) dan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), selaku Pemegang
Saham PT Bank Mandiri (Persero) No. KEP-154/M-MBU/2002 tanggal 29 Oktober 2002.
2. Penambahan modal disetor sebesar Rp5.000.000 yang berasal dari tambahan modal disetor
berdasarkan KMK-RI No. 227/202.02/2003 tanggal 23 Mei 2003 tentang “Besarnya Nilai Final
dan Pelaksanaan Hak Pemerintah yang Timbul Sebagai Akibat Penambahan Penyertaan Modal
Pemerintah Republik Indonesia ke dalam Modal PT Bank Mandiri (Persero) dalam Rangka
Program Rekapitalisasi Bank Umum”.
188
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan Keputusan RUPS - LB tanggal 29 Mei 2003 sebagaimana tertuang dalam akta Notaris
Sutjipto, S.H., No. 142 tanggal 29 Mei 2003, pemegang saham Bank Mandiri juga menyetujui
rencana kepemilikan saham oleh pegawai dan Direksi melalui Program Penjatahan
Saham/Employee Stock Allocation (“ESA”) dan Pemberian Opsi Pembelian Saham kepada
Manajemen/Management Stock Option Plan (“MSOP”). Program ESA terdiri dari program
Pemberian Saham Bonus (Share Plan Bonus) dan program Penjatahan Saham dengan Diskon
(Share Purchase at Discount). Sedangkan program MSOP ditujukan untuk Direksi dan pegawai
pimpinan pada tingkatan (grade) atau kriteria tertentu. Biaya dan diskon atas program ESA tersebut
menjadi tanggungan Bank Mandiri yang bebannya bersumber dari cadangan yang telah dibentuk.
Pengelolaan dan pelaksanaan program ESA dan MSOP dilakukan oleh Direksi, sedangkan
pengawasannya dilakukan oleh Dewan Komisaris.
Pada tanggal 14 Juli 2003, Pemerintah Republik Indonesia melepaskan 4.000.000.000 lembar
sahamnya, yang mewakili 20,00% kepemilikannya di Bank Mandiri, melalui Initial Public Offering
(IPO).
Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27/2003 tanggal
2 Juni 2003 yang menyetujui divestasi sampai 30,00% atas kepemilikan Pemerintah di Bank Mandiri
dan berdasarkan keputusan Tim Kebijakan Privatisasi Badan Usaha Milik Negara
No. Kep-05/TKP/01/2004 tanggal 19 Januari 2004, Pemerintah Republik Indonesia melakukan
divestasi lanjutan atas 10,00% kepemilikan di Bank Mandiri atau sebanyak 2.000.000.000 lembar
saham Biasa Seri B pada tanggal 11 Maret 2004 melalui private placement.
Pada saat pelaksanaan IPO tanggal 14 Juli 2003, Bank Mandiri memberikan opsi pembelian saham
kepada manajemen melalui program MSOP Tahap 1 sebanyak 378.583.785 opsi dengan harga
eksekusi sebesar Rp742,50 (nilai penuh) per lembar saham dan nilai nominal Rp500 (nilai penuh)
per lembar saham. Pemberian opsi saham ini dibukukan pada pos Ekuitas - Opsi Saham dengan
nilai wajar opsi saham sebesar Rp69,71 (nilai penuh) per lembar. Opsi yang dieksekusi dari MSOP
Tahap 1 adalah sebesar 375.365.957 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan Modal
Ditempatkan dan Disetor sebesar Rp187.683, penambahan Agio Saham sebesar Rp117.193.
MSOP Tahap 1 dapat dieksekusi sampai dengan tanggal 13 Juli 2008 sebagaimana diumumkan
pada Pengumuman Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) No. Peng-
262/BEJ.PJS/P/07-2004 tanggal 14 Juli 2004.
Selanjutnya pada RUPS Tahunan tanggal 16 Mei 2005 telah disetujui pemberian MSOP Tahap 2
sebanyak 312.000.000 opsi saham. Harga eksekusi per lembar saham adalah sebesar Rp1.190,50
(nilai penuh) untuk pelaksanaan di tahun pertama dan Rp2.493 (nilai penuh) untuk pelaksanaan di
tahun kedua dan di tahun berikutnya. Nilai nominal per lembar saham adalah Rp500 (nilai penuh).
Pemberian opsi saham ini dibukukan pada pos ekuitas - opsi saham dengan nilai wajar opsi saham
sebesar Rp642,28 (nilai penuh) per lembar. Opsi yang dieksekusi dari MSOP Tahap 2 adalah
sebesar 311.713.697 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan modal ditempatkan dan
disetor sebesar Rp155.857 dan penambahan agio saham sebesar Rp425.233. Periode 5 (periode
terakhir) pelaksanaan hak konversi opsi MSOP Tahap 2 adalah tanggal 4 Mei 2010 selama 30 hari
bursa sebagaimana diumumkan pada Pengumuman.
Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) No. Peng-97/BEJ-PSJ/P/02-2007 tanggal
2 Februari 2007. Opsi saham MSOP Tahap 2 yang tidak dieksekusi masing-masing sebanyak
286.303 lembar saham atau sebesar Rp184 yang lewat periode pelaksanaan yang dibukukan
sebagai penambahan agio saham.
189
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
RUPS Tahunan tanggal 22 Mei 2006 menyetujui pemberian MSOP Tahap 3 sebanyak 309.416.215
opsi saham. RUPS juga memberi wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan kebijakan
pelaksanaan dan pengawasan program MSOP Tahap 3 dan melaporkannya pada RUPS yang akan
datang.
Harga eksekusi opsi per lembar saham MSOP Tahap 3 adalah sebesar Rp1.495,08 (nilai penuh)
dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per lembar saham. Pemberian opsi saham ini dibukukan
pada pos Ekuitas - Opsi Saham dengan nilai wajar opsi saham sebesar Rp593,89 (nilai penuh) per
lembar. Opsi yang dieksekusi dari MSOP Tahap 3 adalah sebesar 309.415.088 lembar saham
sehingga mengakibatkan penambahan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp154.707 dan
penambahan agio saham sebesar Rp491.651. Masa eksekusi opsi MSOP Tahap 3 berakhir pada
bulan Februari 2011, sebelum dimulainya periode perdagangan HMETD Bank Mandiri tanggal
14 Februari 2011 sampai dengan 21 Februari 2011. Opsi saham MSOP Tahap 3 yang tidak
dieksekusi masing-masing sebanyak 1.127 lembar saham atau sebesar Rp4 yang lewat periode
pelaksanaan yang dibukukan sebagai penambahan agio saham.
Pada tanggal 27 Desember 2010, Bank telah melakukan pendaftaran pertama kepada Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) (dahulu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan
LK)) dalam rangka Penawaran Umum Terbatas (PUT) kepada para pemegang saham Bank dalam
rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”) sebanyak 2.336.838.591 lembar
saham seri B. PUT ini telah mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris melalui suratnya
tertanggal 29 April 2010. Bank telah menyampaikan pemberitahuan mengenai PUT kepada Bank
Indonesia melalui surat tertanggal 17 September 2010. PUT ini juga telah diundangkan melalui
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 75 tahun 2010 tertanggal 20 November 2010.
PUT telah mendapat persetujuan efektif dari Bapepam dan LK melalui surat No. S-807/BL/2011
tertanggal 27 Januari 2011, dimana PUT menjadi efektif setelah mendapat persetujuan dari
pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dilaksanakan pada
tanggal 28 Januari 2011.
Berdasarkan keputusan RUPS-LB tanggal 21 Agustus 2017, pemegang saham Bank Mandiri antara
lain menyetujui pemecahan nilai nominal saham (stock split) Bank Mandiri dari Rp500 (nilai penuh)
per saham menjadi Rp250 (nilai penuh) per saham sehingga modal ditempatkan menjadi sejumlah
46.666.666.666 lembar saham yang terdiri atas 1 lembar saham Seri A Dwiwarna dan
46.666.666.665 lembar saham Seri B. Atas pemecahan nilai nominal saham tersebut tidak terdapat
perubahan pada modal dasar, ditempatkan dan disetor. Pemecahan nilai nominal saham berlaku
efektif pada tanggal 13 September 2017.
190
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tambahan modal disetor/agio saham pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 sebesar
Rp17.316.192 berasal dari Penawaran Umum Terbatas (PUT), Program Rekapitalisasi (Catatan 1c)
dan penjualan kepemilikan saham Bank Mandiri di UGM dan BDP. Agio Saham sebesar
Rp17.316.192 termasuk agio yang berasal dari PUT (Catatan 40a) sebesar Rp10.515.774 sebelum
dikurangi dengan biaya-biaya yang terkait PUT sebesar Rp274.078. Penambahan agio saham di
tahun 2013 sebesar Rp113.817 di laporan keuangan konsolidasian (Rp273.932 di laporan
keuangan Entitas Induk) berasal dari pengalihan kepemilikan saham Bank Mandiri di UGM dan BDP
kepada entitas-entitas sepengendali, yaitu selisih antara harga jual dengan nilai tercatat penyertaan
di laporan keuangan konsolidasian.
Selisih antara harga jual dengan nilai tercatat penyertaan yang dicatat sebagai agio saham di
laporan keuangan induk Bank dan laporan konsolidasian adalah masing-masing sebesar Rp273.932
dan Rp113.817.
Berdasarkan hasil dari uji telaah/due diligence review yang dilaksanakan atas nama Pemerintah
tanggal 31 Desember 1999 dan Kontrak Manajemen (IMPA) tanggal 8 April 2000, ditetapkan bahwa
terdapat kelebihan rekapitalisasi sebesar Rp4.069.000. Bank telah mengembalikan Rp2.657.000
dari Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah ke Pemerintah pada tanggal 7 Juli 2000 sesuai dengan
kontrak manajemen. Sedangkan atas sisa kelebihan sebesar Rp1.412.000 telah dikembalikan
kepada Pemerintah pada tanggal 25 April 2003 sesuai dengan persetujuan dari pemegang saham
dalam rapat tanggal 29 Oktober 2002 dan Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP-154/M-
MBU/2002 tanggal 29 Oktober 2002.
Termasuk di dalam jumlah pengembalian sisa kelebihan dana rekapitalisasi sebesar Rp1.412.000 di
atas adalah bagian dari modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp251.000.
Pada tanggal 23 Mei 2003, Menteri Keuangan Republik Indonesia telah mengeluarkan Surat
Keputusan (KMK - RI) No. 227/KMK.02/2003 tanggal 23 Mei 2003 dan kemudian diubah dengan
KMK-RI No. 420/KMK.02/2003 tanggal 30 September 2003 sebagai ketentuan lebih lanjut atas
pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 1999 dan No. 97 tahun 1999 mengenai jumlah
final tambahan penyertaan modal Negara dalam modal Bank Mandiri.
Dengan dilaksanakannya kuasi-reorganisasi oleh Bank, saldo rugi sebelum kuasi-reorganisasi pada
tanggal 30 April 2003 sebesar Rp162.874.901 dieliminasi ke akun tambahan modal disetor/agio.
191
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diadakan tanggal 14 Maret 2017 dan
21 Maret 2016, pemegang saham menyetujui distribusi laba bersih tahun 2016 dan 2015 sebagai
berikut:
2016 2015
Dividen 6.212.954 6.100.490
Laba ditahan
Sudah ditentukan penggunaannya - 2.277.517
Belum ditentukan penggunaannya 7.593.611 11.956.961
13.806.565 20.334.968
Dividen per lembar saham (nilai penuh) 266,26947 261,44958
Dividen atas laba bersih tahun 2016 sebesar Rp6.212.954, dibayarkan pada tanggal 13 April 2017
dan dividen atas laba bersih tahun 2015 sebesar Rp6.100.490 dibayarkan pada tanggal
22 April 2016. Pembayaran dividen tersebut dibukukan sebagai pengurang saldo laba dalam
laporan perubahan ekuitas konsolidasian di tahun dimana pembayaran dilakukan.
Alokasi untuk laba ditahan yang sudah ditentukan penggunaannya untuk tahun 2015 sebesar
Rp2.277.517 adalah untuk kebutuhan investasi Bank Mandiri.
Per posisi 30 September 2016, Bank telah melakukan reklasifikasi laba ditahan yang sudah
ditentukan penggunaannya menjadi laba ditahan belum ditentukan penggunaannya sebesar
Rp9.299.631 untuk menjaga kestabilan struktur permodalan dalam rangka menunjang kegiatan
operasional.
192
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Termasuk dalam pendapatan bunga dari kredit yang diberikan adalah pendapatan bunga atas bagian
yang tidak mengalami penurunan nilai dari kredit yang mengalami penurunan nilai untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp761.192 dan Rp721.979
dan pendapatan bunga dari provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian
kredit yang diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp2.245.554 dan Rp1.910.617.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, termasuk dalam pendapatan bunga dan pendapatan syariah
di atas adalah pendapatan dari pihak berelasi terkait transaksi obligasi pemerintah dan SPN masing-
masing sebesar Rp5.300.754 dan Rp5.490.404 (lihat Catatan 55).
Termasuk dalam beban bunga dan beban syariah di atas adalah beban bunga dari transaksi dengan
pihak-pihak berelasi terkait beban bunga atas pinjaman yang diterima untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar RpNihil dan Rp971 (Catatan 55).
193
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
194
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Obligasi pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 33.685 59.725
Tersedia untuk dijual 707.019 596.963
Total 893.570 745.904
2017 2016
Gaji, upah, pensiun dan tunjangan pajak 8.634.555 7.829.540
Tunjangan Hari Raya (THR), cuti dan beban terkait lainnya 1.497.603 1.444.490
Kesejahteraan pegawai 1.029.001 1.127.755
Pendidikan dan pelatihan 650.741 588.480
Penyisihan cadangan uang penghargaan pegawai 466.422 330.895
Penyisihan cadangan tantiem 198.282 211.541
Bonus dan lainnya 2.382.038 2.086.044
Total 14.858.642 13.618.745
195
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Jumlah gaji dan tunjangan, bonus dan tantiem, imbalan kerja jangka panjang Dewan Komisaris,
Direksi, Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko, Dewan Pengawas Syariah, serta Senior Executive
Vice President dan Senior Vice President masing-masing sebesar Rp1.153.809 dan Rp986.140
(Catatan 55) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, dengan rincian
sebagai berikut:
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017
Imbalan
Gaji dan Bonus dan kerja jangka
tunjangan tantiem panjang Total
Imbalan
Gaji dan Bonus dan kerja jangka
tunjangan tantiem panjang Total
2017 2016
Beban jasa profesional 3.728.299 3.510.255
Sewa 2.043.611 1.870.760
Barang/jasa pihak ketiga lainnya 1.544.818 1.434.018
Perbaikan dan pemeliharaan 1.401.012 1.206.516
Penyusutan aset tetap (Catatan 18) 1.389.147 1.377.656
Komunikasi 1.092.507 1.055.504
Promosi 1.092.363 1.056.241
Alat tulis kantor 535.331 559.521
Listrik, air dan gas 530.165 522.339
Amortisasi aset tidak berwujud 442.954 379.837
Transportasi 409.895 385.586
Beban perjalanan dinas 189.770 184.747
Beban premi asuransi 73.725 74.564
Lain-lain 931.982 340.667
Total 15.405.579 13.958.211
196
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, beban promosi termasuk beban
hadiah undian dana pihak ketiga masing-masing sebesar Rp59.486 dan Rp60.227.
Sesuai dengan kebijakan Bank, selain gaji, pegawai juga mendapatkan fasilitas dan tunjangan berupa
Tunjangan Hari Raya (THR), fasilitas kesehatan, uang duka dan santunan duka, tunjangan cuti, fasilitas
jabatan untuk jabatan tertentu, program pensiun untuk pegawai tetap, insentif sesuai dengan kinerja
pegawai dan Bank dan manfaat untuk pegawai yang berhenti bekerja sesuai dengan Undang-undang
Ketenagakerjaan yang berlaku.
Dana pensiun
Bank Mandiri menyelenggarakan lima Dana Pensiun berbentuk Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
sebagai berikut:
a. Satu Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Iuran Pasti (DPPK - PPIP) atau disebut Dana
Pensiun Bank Mandiri (DPBM) dibentuk tanggal 1 Agustus 1999. Peraturan untuk DPBM telah
disahkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No. KEP/300/KM.017/1999 tanggal 14 Juli 1999 dan diumumkan di dalam Tambahan Lembaran
Berita Negara Republik Indonesia No. 62 tanggal 3 Agustus 1999, serta Keputusan Direksi Bank
Mandiri No. 004/KEP.DIR/1999 tanggal 26 April 1999 dan telah diubah berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-213/KM.5/2005 tanggal 22 Juli 2005
dan diumumkan di dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 77 tanggal
27 September 2005 serta Keputusan Direksi Bank Mandiri No. 068/KEP.DIR/2005 tanggal 28 Juni
2005.
Bank Mandiri dan para pegawainya masing-masing membayar sebanyak 10,00% dan 5,00% dari
Base Pension Plan Employee Income.
Direksi dan Dewan Pengawas DPBM adalah pegawai aktif Bank Mandiri. DPBM menginvestasikan
beberapa sumber keuangannya pada deposito berjangka dan deposito on-call Bank Mandiri.
Saldo deposito berjangka dan deposito on-call tersebut pada tanggal
31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar RpNihil dan Rp8.455. Tingkat suku bunga
atas deposito tersebut adalah sama dengan suku bunga atas deposito berjangka pihak ketiga.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Bank telah membayar
iuran pensiun masing-masing sebesar Rp405.245 dan Rp370.956.
b. Empat Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Manfaat Pasti (DPPK-PPMP) berasal dari
masing-masing Dana Pensiun Bank Peserta Penggabungan, yaitu Dana Pensiun Bank Mandiri
Satu atau DPBMS (BBD), DPBMD (BDN), DPBMT (Bank Exim) dan DPBME (Bapindo). Peserta
program pensiun manfaat pasti adalah mereka yang berasal dari legacy bank dengan masa kerja
tiga tahun atau lebih pada saat penggabungan yang terdiri dari pegawai aktif bank, bekas
karyawan (karyawan yang berhenti bekerja dan tidak mengalihkan haknya ke dana pensiun lain)
dan pensiunan.
197
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Peraturan untuk masing-masing dana pensiun tersebut telah disahkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia masing-masing No. KEP-394/KM.017/1999,
No. KEP-395/KM.017/1999, No. KEP-396/KM.017/1999 dan No. KEP-397/KM.017/1999
semuanya tertanggal 15 November 1999. Berdasarkan persetujuan pemegang saham
No. S-923/M-MBU/2003 tanggal 6 Maret 2003, Bank Mandiri telah melakukan penyesuaian
manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan tersebut telah dituangkan dalam
Peraturan Dana Pensiun (PDP) dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Keuangan
dengan Surat Keputusan masing-masing No. KEP/115/KM.6/2003 untuk PDP DPBMS,
No. KEP/116/KM.6/2003 untuk PDP DPBMD, No. KEP/117/KM.6/2003 untuk PDP DPBMT dan
No. KEP/118/KM.6/2003 untuk DPBME semuanya tertanggal 31 Maret 2003.
Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 28 Mei 2007, Bank
Mandiri menaikkan manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan kenaikan
manfaat pensiun dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah
mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan melalui Surat Keputusan
No. KEP-144/ KM.10/2007 (DPBMS); No. KEP-145/KM.10/2007 (DPBMD);
No. KEP-146/KM.10/2007 (DPBMT) dan No. KEP-147/KM.10/2007 (DPBME) semuanya tertanggal
20 Juli 2007.
Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 17 Mei 2010, Bank
Mandiri menaikkan manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan kenaikan
manfaat pensiun dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah
mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan melalui surat Keputusan No. KEP-441/KM.10/2010
tanggal 10 Agustus 2010 (DPBMS); No. KEP-442/KM.10/2010 tanggal 10 Agustus 2010
(DPBMD); No. KEP-443/KM.10/2010 tanggal 10 Agustus 2010 (DPBMT) dan
No. KEP-444/KM.10/2010 tanggal 10 Agustus 2010 (DPBME).
Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 23 Mei 2011, Bank
Mandiri menaikkan manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan kenaikan
manfaat pensiun dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah
mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan melalui surat Keputusan No. KEP-588/KM.10/2011
tanggal 20 Juli 2011 (DPBMS); No. Kep-589/KM.10/2011 tanggal 20 Juli 2011 (DPBMD);
No. KEP-590/KM.10/2011 tanggal 20 Juli 2011 (DPBMT) dan No. KEP-591/KM.10/2011 tanggal
20 Juli 2011 (DPBME).
Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 2 April 2013, Bank
Mandiri menaikkan manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan kenaikan
manfaat pensiun dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah
mendapatkan persetujuan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan melalui surat Keputusan
No. KEP-349/NB.1/2013 tanggal 14 Juni 2013 (DPBMS); No. KEP-350/NB.1/2013 tanggal 14 Juni
2013 (DPBMD); No. KEP-351/NB.1/2013 tanggal 14 Juni 2013 (DPBMT);
No:KEP-352/NB.1/2013 tanggal 14 Juni 2013 (DPBME).
Pada RUPS tersebut juga diputuskan pemberian manfaat lain serta pendelegasian wewenang
kepada Dewan Komisaris untuk memutuskan kenaikan manfaat pensiun dan manfaat lain
sepanjang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu setelah kenaikan manfaat pensiun atau
pemberian manfaat lain, Rasio Kecukupan Dana (RKD), DPBMS, DPBMD, DPBMT dan DPBME
minimal 115%.
198
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan persetujuan Rapat Dewan Komisaris Bank Mandiri tanggal 2 Juli 2014, Bank Mandiri
memberikan manfaat lain kepada masing-masing Dana Pensiun. Keputusan memberikan manfaat
pensiun lain ini dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah
mendapatkan persetujuan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan melalui surat Keputusan
No. KEP-1773/NB.1/2014 tanggal 17 Juli 2014 (DPBMS); No. KEP-1774/NB.1/2014 tanggal
17 Juli 2014 (DPBMD); No. KEP-1775/NB.1/2014 tanggal 17 Juli 2014 (DPBMT);
No:KEP-1776/NB.1/2014 tanggal 17 Juli 2014 (DPBME).
Berdasarkan persetujuan Rapat Dewan Komisaris Bank Mandiri tanggal 3 Juni 2015, Bank Mandiri
memberikan manfaat lain kepada masing-masing Dana Pensiun. Keputusan untuk memberikan
manfaat lain ini dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah
mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan melalui Surat Keputusan No.
KEP-525/NB.1/2015 tanggal 29 Juni 2015 (DPBMS); No. KEP-526/NB.1/2015 tanggal 29 Juni
2015 (DPBMD); No. KEP-527/NB.1/2015 tanggal 29 Juni 2015 (DPBMT); dan No. KEP-
528/NB.1/2015 tanggal 29 Juni 2015 (DPBME).
Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 21 Maret 2016
disetujui untuk mengubah ketentuan syarat minimal Rasio Kecukupan Dana (RKD), DPBMS,
DPBMD, DPBMT dan DPBME yang semula minimal 115% menjadi minimal 105%, sehingga
pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris berkaitan dengan keputusan kenaikan
manfaat pensiun dan manfaat lain sepanjang sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu setelah
kenaikan manfaat pensiun atau pemberian manfaat lain, diubah menjadi telah memenuhi
persyaratan sekurang-kurangnya:
1. Rasio Kecukupan Dana (RKD) setelah kenaikan Manfaat Pensiun dan atau pemberian Manfaat
Lain minimal sebesar 105% berdasarkan tabel mortalita yang ditetapkan oleh Perseroan
sebagai Pendiri.
2. Masih terdapat surplus dan tidak menimbulkan kewajiban iuran tambahan serta kewajiban
akuntansi berdasarkan PSAK No. 24.
Berdasarkan persetujuan Rapat Dewan Komisaris Bank Mandiri tanggal 22 Juni 2016, Bank
Mandiri memberikan kenaikan Manfaat Pensiun kepada Dana Pensiun Bank Mandiri Tiga dan
memberikan Manfaat Lain kepada masing-masing Dana Pensiun. Keputusan untuk memberikan
kenaikan Manfaat Pensiun dan memberikan Manfaat Lain ini dituangkan dalam Peraturan Dana
Pensiun masing-masing dan telah mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris Otoritas Jasa
Keuangan melalui Surat Keputusan No. KEP-40/NB.1/2016 tanggal 29 Juni 2016 (DPBMS);
No. KEP-41/NB.1/2016 tanggal 29 Juni 2016 (DPBMD); No. KEP-42/NB.1/2016 tanggal 29 Juni
2015 (DPBMT); dan No. KEP-43/NB.1/2016 tanggal 29 Juni 2016 (DPBME).
Berdasarkan persetujuan Rapat Dewan Komisaris Bank Mandiri tanggal 3 Mei 2017, Bank Mandiri
memberikan kenaikan Manfaat Pensiun dan pemberian Manfaat Lain dalam bentuk Manfaat
Tambahan kepada masing-masing Dana Pensiun. Keputusan untuk memberikan kenaikan
Manfaat Pensiun dan Pemberian Manfaat Lain dalam bentuk Manfaat Tambahan dituangkan
dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah mendapatkan persetujuan Dewan
Komisaris Otoritas Jasa Keuangan melalui Surat Keputusan No. KEP-30/NB.1/2017 tanggal 9 Juni
2017 (DPBMS); No. KEP-31/NB.1/2017 tanggal 9 Juni 2017 (DPBMD);
No. KEP-32/NB.1/2017 tanggal 9 Juni 2017 (DPBMT); dan No. KEP-33/NB.1/2017 tanggal 9 Juni
2017 (DPBME).
199
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Perhitungan aktuaria atas liabilitas manfaat pensiun untuk Bank saja pada tanggal 31 Desember 2017
dan 2016 didasarkan atas laporan dari PT Bestama Aktuaria masing-masing tertanggal
12 Januari 2018 dan 5 Januari 2017 dengan metode Projected Unit Credit.
Asumsi-asumsi yang digunakan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2017 dan
2016 adalah sebagai berikut:
DPBMS DPBMD DPBMT DPBME
Tingkat diskonto 7,40% per tahun 7,40% per tahun 7,40% per tahun 7,40% per tahun
(2016: 8,5% per tahun) (2016: 8,5% per tahun) (2016: 8,5% per tahun) (2016: 8,5% per tahun)
Tingkat pengembalian aset dana 9,50% per tahun 9,50% per tahun 9,50% per tahun 9,50% per tahun
pensiun yang diharapkan
Masa kerja yang Per 31 Juli 1999 Per 31 Juli 1999 Per 31 Juli 1999 Per 31 Juli 1999
digunakan
Penghasilan Dasar Pensiun Gaji bulan terakhir per Gaji bulan terakhir per Gaji bulan terakhir per Gaji bulan terakhir per
(PhDP) yang digunakan 31 Juli 1999 yang telah 31 Juli 1999 yang telah 31 Juli 1999 yang telah 31 Juli 1999 yang telah
disesuaikan kembali disesuaikan kembali disesuaikan kembali disesuaikan kembali
pada tanggal pada tanggal pada tanggal pada tanggal
31 Desember 2002 31 Desember 2002 31 Desember 2002 31 Desember 2002
Tabel tingkat kematian 80% UN 80% UN 2010 80% UN 2010 80% UN 2010
2010
Tingkat pengunduran diri 5,00% untuk pegawai 5,00% untuk pegawai 5,00% untuk pegawai 5,00% untuk pegawai
dengan usia sampai dengan usia sampai dengan usia sampai dengan usia sampai
dengan 25 tahun dan dengan 25 tahun dan dengan 25 tahun dan dengan 25 tahun dan
menurun secara linear menurun secara linear menurun secara linear menurun secara linear
hingga 0,167% setiap hingga 0,167% setiap hingga 0,167% setiap hingga 0,167% setiap
tahun sampai dengan tahun sampai dengan tahun sampai dengan tahun sampai dengan
0% pada usia 55 tahun 0% pada usia 55 tahun 0% pada usia 55 tahun 0% pada usia 55 tahun
Tingkat kecacatan 10,00% dari tingkat 10,00% dari tingkat 10,00% dari tingkat 10,00% dari tingkat
mortalita mortalita mortalita mortalita
Metode aktuaria Projected Unit Credit Projected Unit Credit Projected Unit Credit Projected Unit Credit
Usia pensiun normal 48 tahun sampai 56 tahun untuk semua 56 tahun untuk semua 56 tahun untuk semua
dengan 56 tahun strata strata strata
disesuaikan
berdasarkan strata
Jumlah maksimum manfaat pasti 80,00% dari PhDP 80,00% dari PhDP 62,50% dari PhDP 75,00% dari PhDP
Tarif pajak rata-rata 3,00% dari imbalan 3,00% dari imbalan 3,00% dari imbalan 3,00% dari imbalan
200
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Estimasi nilai kini liabilitas manfaat pensiun dan nilai wajar aset bersih pada tanggal 31 Desember 2017
berdasarkan laporan aktuaria independen adalah sebagai berikut:
*) Tidak terdapat akumulasi kerugian aktuarial bersih dan biaya jasa lalu yang belum diakui serta tidak terdapat nilai kini dari manfaat ekonomis yang tersedia dalam
bentuk pengembalian dana dari program atau pengurangan iuran masa depan.
**) Tidak ada aset yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian karena ketentuan yang disyaratkan dalam PSAK No. 24 mengenai “Imbalan Kerja” tidak terpenuhi.
Estimasi nilai kini liabilitas manfaat pensiun dan nilai wajar aset bersih pada tanggal 31 Desember 2016
berdasarkan laporan aktuaria independen adalah sebagai berikut:
DPBMS DPBMD DPBMT DPBME
*) Tidak terdapat akumulasi kerugian aktuarial bersih dan biaya jasa lalu yang belum diakui serta tidak terdapat nilai kini dari manfaat ekonomis yang tersedia dalam
bentuk pengembalian dana dari program atau pengurangan iuran masa depan.
**) Tidak ada aset yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian karena ketentuan yang disyaratkan dalam PSAK No. 24 mengenai “Imbalan Kerja” tidak terpenuhi.
Komposisi aset program dari masing-masing dana pensiun pada tanggal 31 Desember 2017 dan
2016 terdiri dari:
Deposito 3% 5% 8% 12%
Obligasi 32% 47% 20% 40%
Penempatan langsung 6% 16% 26% 15%
Tanah dan bangunan 24% 4% 21% 10%
Saham 6% 3% 0% 1%
Surat Berharga Negara 23% 21% 20% 6%
Lain-lain 6% 4% 5% 16%
201
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Komposisi aset program dari masing-masing dana pensiun pada tanggal 31 Desember 2017 dan
2016 terdiri dari (lanjutan):
Deposito 6% 8% 4% 12%
Obligasi 31% 44% 27% 36%
Penempatan langsung 6% 16% 28% 15%
Tanah dan bangunan 22% 4% 24% 10%
Saham 6% 3% 0% 1%
Surat Berharga Negara 21% 21% 15% 10%
Lain-lain 8% 4% 2% 16%
Bank Mandiri telah menerapkan kebijakan akuntansi imbalan kerja PSAK No. 24 dengan mengakui
cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai (employee service entitlements). Pada tanggal
31 Desember 2017 dan 2016, Bank Mandiri mengakui cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai
berdasarkan UU No. 13/2003 sejumlah Rp4.030.761 (termasuk Rp8.240 yang merupakan pesangon
atas pegawai yang sudah berhenti tetapi belum dibayarkan dan telah dikeluarkan dari perhitungan
aktuarial) dan Rp2.943.664 (termasuk Rp8.240 yang merupakan pesangon atas pegawai yang sudah
berhenti tetapi belum dibayarkan dan telah dikeluarkan dari perhitungan aktuarial) berdasarkan
perkiraan biaya uang penghargaan pegawai sebagaimana tercantum dalam laporan aktuaria
independen (Catatan 34).
Penyisihan atas tunjangan masa kerja pegawai pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 dihitung
berdasarkan perhitungan hak masa kerja pegawai untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2017 dan
2016 sebagaimana tercantum dalam laporan aktuaria independen PT Bestama Aktuaria tanggal
12 Januari 2018 dan 5 Januari 2017. Asumsi-asumsi yang digunakan oleh aktuaria untuk tahun yang
berakhir tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
Jumlah yang diakui pada laporan posisi keuangan ditentukan berdasarkan laporan aktuaria independen
sebagai berikut (Bank Mandiri saja):
202
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Mutasi nilai kini kewajiban pasti selama tahun berjalan adalah sebagai berikut (Bank Mandiri saja):
Jumlah yang diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain berdasarkan laporan
aktuaria independen adalah sebagai berikut (Bank Mandiri saja):
Tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember
2017 2016
Rekonsiliasi cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai adalah sebagai berikut:
Bank Mandiri
Cadangan atas tunjangan masa kerja
pegawai awal tahun 2.434.892 1.976.724
Biaya selama tahun berjalan 473.440 351.933
Pembayaran manfaat (100.808) (93.991)
Kerugian aktuarial yang diakui pada
penghasilan komprehensif lain 705.077 200.226
Cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai
(Bank Mandiri saja) 3.512.601 2.434.892
Entitas Anak
Cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai 509.920 500.532
Total cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai 4.022.521*) 2.935.424
*)
*) Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, jumlah tersebut tidak termasuk pesangon atas pegawai yang telah berhenti tetapi belum
dibayarkan sebesar Rp8.240 yang telah dikeluarkan dari perhitungan aktuarial.
203
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Nilai kini liabilitas yang didanai, nilai wajar aset program dan surplus pada program untuk lima tahun
terakhir yaitu (Bank Mandiri saja):
31 Desember
Nilai kini kewajiban imbalan pasti 3.512.601 2.434.892 1.976.724 1.924.202 1.597.813
Nilai wajar aset program - - - - -
Penyesuaian pengalaman pada liabilitas program (89.944) 152.490 62.579 95.820 24.497
Rekonsiliasi PVDBO:
31 Desember 2017
UUK
DPBMS DPBMD DPBMT DPBME No. 13/2003
31 Desember 2016
UUK
DPBMS DPBMD DPBMT DPBME No. 13/2003
Nilai wajar aset program pada awal tahun 1.620.439 1.810.473 827.718 575.742
Pembayaran imbalan dari aset program (177.136) (179.866) (87.639) (48.220 )
Pendapatan bunga atas aset program 130.209 146.246 66.631 46.888
Hasil aset program (tidak termasuk
pendapatan bunga) 33.289 49.909 (3.181) (8.372 )
Nilai wajar aset program pada akhir tahun 1.606.801 1.826.762 803.529 566.038
204
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Nilai wajar aset program pada awal tahun 1.516.555 1.820.417 817.262 578.209
Pembayaran imbalan dari aset program (164.138 ) (175.620) (76.818 ) (45.662 )
Pendapatan bunga atas aset program 136.276 164.598 73.991 52.761
Hasil aset program (tidak termasuk
pendapatan bunga) 131.746 1.078 13.283 (9.566 )
Nilai wajar aset program pada akhir tahun 1.620.439 1.810.473 827.718 575.742
Mutasi penghasilan komprehensif lainnya untuk Bank saja untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2017
UUK
DPBMS DPBMD DPBMT DPBME No. 13/2003
Akumulasi keuntungan
31 Desember 2016
UUK
DPBMS DPBMD DPBMT DPBME No. 13/2003
Akumulasi keuntungan aktuarial awal tahun 7.087 5.913 3.454 1.290 290.552
Kerugian aktuarial tahun berjalan (7.087) (5.913) (3.454) (1.290) (200.226)
Akumulasi keuntungan
Jatuh tempo liabilitas imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut
untuk UUK No. 13/2003:
Rata-rata durasi kewajiban manfaat pasti adalah 10,83 tahun dan kewajiban iuran pasti adalah 15,09
tahun per 31 Desember 2017.
205
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Penyisihan atas tunjangan masa kerja pegawai pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 Entitas
Anak telah dihitung oleh aktuaria independen sebagaimana tercantum dalam laporan aktuaria
independen sebagai berikut:
Aktuaria
Nama Entitas Anak Independen 2017 2016
PT Dayamandiri
PT Bank Syariah Mandiri Dharmakonsilindo 28 November 2017 15 Desember 2016
PT Dayamandiri
PT Mandiri Sekuritas Dharmakonsilindo 28 Desember 2017 4 Januari 2017
PT Jasa Aktuaris
Praptasentosa
PT Bank Mandiri Taspen Guna Jasa 4 Januari 2018 5 Januari 2017
PT Dayamandiri
PT Mandiri Tunas Finance Dharmakonsilindo 2 Januari 2018 3 Januari 2017
PT Dayamandiri
PT AXA Mandiri Financial Services Dharmakonsilindo 12Januari 2018 12 Januari 2017
PT Dayamandiri
PT Mandiri AXA General Insurance Dharmakonsilindo 11 Januari 2018 6 Januari 2017
PT Sigma
PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia Prima Solusindo 5 Januari 2018 6 Januari 2017
PT Kompujasa
PT Mandiri Utama Finance Aktuaria Indonesia 5 Januari 2018 6 Januari 2017
Sensitivitas dari kewajiban imbalan pasti terhadap perubahan asumsi aktuaria adalah sebagai berikut
(Bank Mandiri saja) (tidak diaudit):
206
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Akun-akun di bawah ini merupakan akun yang dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian ekstra-
komtabel (off balance sheet):
31 Desember 31 Desember
2017 2016
KOMITMEN
Liabilitas komitmen:
Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan*)
Pihak berelasi (50.456.815) (38.790.412)
Pihak ketiga (92.747.364) (81.630.934)
(143.204.179) (120.421.346)
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih
berjalan (Catatan 31):
Pihak berelasi (5.904.249) (3.519.396)
Pihak ketiga (9.918.273) (8.577.270)
(15.822.522) (12.096.666)
Liabilitas komitmen - neto (159.026.701) (132.518.012)
31 Desember 31 Desember
2017 2016
KONTINJENSI
Tagihan kontinjensi:
Garansi yang diterima dari bank lain 16.223.496 17.741.644
Pendapatan bunga dalam penyelesaian 8.088.139 6.793.156
Lain-lain 32.729 32.729
24.344.364 24.567.529
207
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Akun-akun di bawah ini merupakan akun yang dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian ekstra-
komtabel (off balance sheet) (lanjutan):
31 Desember 31 Desember
2017 2016
KONTINJENSI (lanjutan)
Liabilitas kontinjensi:
Garansi yang diberikan dalam bentuk:
Bank garansi (Catatan 31):
Pihak berelasi (25.912.130) (23.212.078)
Pihak ketiga (53.775.848) (51.054.206)
(79.687.978) (74.266.284)
Standby letters of credit (Catatan 31)
Pihak berelasi (6.171.176) (6.739.568)
Pihak ketiga (6.107.442) (6.424.992)
(12.278.618) (13.164.560)
Lain-lain (603.302) (907.215)
Total (92.569.898) (88.338.059)
Liabilitas kontinjensi - neto (68.225.534) (63.770.530)
(227.252.235) (196.288.542)
Nilai wajar dari transaksi berjangka dan swap pertukaran mata uang asing disajikan dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian sebagai tagihan/liabilitas derivatif (Catatan 11).
Rincian transaksi pembelian dan penjualan tunai (spot) mata uang asing (Bank Mandiri saja) pada
tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2017
Spot - Beli Spot - Jual
31 Desember 2016
Spot - Beli Spot - Jual
208
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut:
16. Dana Pensiun Lembaga Keuangan Bank Dipengaruhi secara signifikan oleh Bank Mandiri
Mandiri
17. Koperasi Kesehatan Pegawai dan Pensiunan Dipengaruhi secara signifikan oleh Bank Mandiri
Bank Mandiri (Mandiri Healthcare)
18. PT Mitra Transaksi Indonesia Dipengaruhi secara signifikan oleh Bank Mandiri
Sifat dari transaksi dengan pihak-pihak berelasi antara lain adalah penyertaan saham, efek-efek
yang diterbitkan, pinjaman subordinasi, kredit yang diberikan, simpanan nasabah dan bank garansi.
209
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
210
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
211
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
212
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
213
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
214
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
215
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
216
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
217
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
218
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
219
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
220
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
221
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
455. PT Sari Arthamas (Sari Pan Pacific Hotel) Entitas Anak dari BUMN
222
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
223
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
554. Perum Percetakan Negara Republik Indonesia Badan Usaha Milik Negara
224
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
225
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
226
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
654. PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan Badan Usaha Milik Negara
& Ratu Boko
655. PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Badan Usaha Milik Negara
Tbk.
227
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
Sifat dari transaksi dengan pihak-pihak berelasi entitas pemerintah antara lain adalah giro pada
bank lain, penempatan pada bank lain, efek-efek, obligasi pemerintah, tagihan lainnya - transaksi
perdagangan, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, piutang pembiayaan konsumen, tagihan
akseptasi, liabilitas derivatif, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, interbank call money,
liabilitas akseptasi, liabilitas atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali, efek-efek yang
diterbitkan, pinjaman yang diterima, pinjaman subordinasi, fasilitas kredit yang diberikan yang belum
digunakan, bank garansi, letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dan
standby letters of credit.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Grup juga melakukan transaksi pembelian atau
penggunaan jasa seperti biaya telekomunikasi, biaya listrik dan biaya lainnya dengan pihak-pihak
berelasi entitas pemerintah.
Gaji dan tunjangan, bonus dan tantiem, imbalan jangka panjang untuk Dewan Komisaris, Direksi,
Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko, Dewan Pengawas Syariah serta Senior Executive Vice
President dan Senior Vice President (Catatan 48) untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp1.153.809 dan Rp986.140 atau 3,30% dan
3,15% dari jumlah beban operasional lainnya konsolidasian.
228
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rincian saldo transaksi dengan pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah
sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Aset
Giro pada bank lain (Catatan 5a) 27.533 25.861
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain (Catatan 6b) 3.152.167 1.725.571
Efek-efek (Catatan 7a)*) 20.775.463 18.571.548
Obligasi pemerintah (Catatan 8) 103.411.188 98.933.278
Tagihan lainnya - transaksi perdagangan (Catatan 9a) 10.517.587 5.934.300
Tagihan derivatif (Catatan 11) 23.824 3.660
Kredit yang diberikan (Catatan 12A.a dan 12B.g) 113.611.412 100.201.483
Piutang pembiayaan konsumen (Catatan 13a) 7.957 10.532
Tagihan akseptasi (Catatan 15a) 1.049.343 415.848
Penyertaan saham (Catatan 16a) 89.110 50.331
Total aset kepada pihak-pihak berelasi 252.665.584 225.872.412
Total aset konsolidasian 1.124.700.847 1.038.706.009
*) Disajikan bruto sebelum diskonto yang belum diamortisasi dan (kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi dari (penurunan)/kenaikan nilai
efek-efek.
229
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rincian saldo transaksi dengan pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah
sebagai berikut (lanjutan):
Tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember
2017 2016
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Pendapatan bunga dari obligasi pemerintah
dan SPN (Catatan 41) 5.300.754 5.490.404
Persentase terhadap pendapatan bunga
dan pendapatan syariah 6,64% 7,16%
Beban bunga pinjaman yang diterima (Catatan 42) - 971
Persentase terhadap beban bunga dan beban syariah - 0,01%
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Komitmen dan kontinjensi (Catatan 53)
Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan 50.456.815 38.790.412
Letter of Credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan 5.904.249 3.519.396
Garansi yang diberikan dalam bentuk Bank Garansi 25.912.130 23.212.078
Garansi yang diberikan dalam bentuk Standby letters of credit 6.171.176 6.739.568
Total komitmen dan kontinjensi untuk pihak berelasi 88.444.370 72.261.454
Total komitmen dan kontinjensi konsolidasian 227.252.235 196.288.542
Grup telah menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal untuk
pengambilan keputusan operasional (lihat Catatan 2ak).
Di bawah ini penjelasan mengenai operasi dari masing-masing pelaporan segmen per 31 Desember
2017:
Di bawah ini penjelasan mengenai operasi dari masing-masing pelaporan segmen per 31 Desember
2017 (lanjutan):
• Retail (tahun 2017 terdiri : termasuk kredit yang diberikan kepada badan usaha atau
dari segmen individu dengan skala mikro hingga kecil, produk dan jasa
konsumer/individual, lainnya seperti dana pihak ketiga, transaksi pembayaran dan
segmen mikro & bisnis transaksi-transaksi lainnya milik nasabah mikro dan kecil serta
dan wealth) merupakan kredit pembiayaan konsumsi termasuk kredit
kepemilikan rumah, kartu kredit serta produk dan jasa lainnya
seperti dana pihak ketiga, transaksi pembayaran dan transaksi-
transaksi lainya milik nasabah perorangan, termasuk nasabah
prioritas.
• Kantor Pusat : terutama mengelola aset dan liabilitas Grup selain yang telah
dikelola oleh segmen operasi lainnya termasuk menerima
alokasi biaya atas penyediaan jasa servis secara sentralisasi
kepada segmen lainnya serta pendapatan/biaya yang tidak
teralokasi ke pelaporan segmen lainnya.
• Entitas Anak - Syariah : seluruh transaksi yang dilakukan oleh Entitas Anak yang
bergerak di bidang perbankan syariah.
• Entitas Anak - Asuransi : seluruh transaksi yang dilakukan oleh Entitas Anak yang
bergerak di bidang asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan
asuransi kerugian.
• Entitas Anak - selain Syariah : seluruh transaksi Entitas Anak yang bergerak di bidang
dan asuransi pembiayaan konsumen, layanan remittance, sekuritas dan
perbankan
Di bawah ini penjelasan mengenai operasi dari masing-masing pelaporan segmen per 31 Desember
2016:
231
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Di bawah ini penjelasan mengenai operasi dari masing-masing pelaporan segmen per 31 Desember
2016 (lanjutan):
• Retail (tahun 2016 terdiri : termasuk kredit yang diberikan kepada badan usaha atau
dari segmen individu dengan skala mikro hingga kecil, produk dan jasa
konsumer/individual dan lainnya seperti dana pihak ketiga, transaksi pembayaran dan
segmen mikro & bisnis) transaksi-transaksi lainnya milik nasabah mikro dan kecil serta
merupakan kredit pembiayaan konsumsi termasuk kredit
kepemilikan rumah, kartu kredit serta produk dan jasa lainnya
seperti dana pihak ketiga, transaksi pembayaran dan transaksi-
transaksi lainya milik nasabah perorangan, termasuk nasabah
prioritas.
• Treasury & Markets : segmen treasury terkait dengan kegiatan treasury Bank
termasuk transaksi valuta asing, money market dan fixed
income. Segmen markets termasuk antara lain bisnis perbankan
internasional, pasar modal dan supervisi Kantor Luar Negeri.
• Kantor Pusat : terutama mengelola aset dan liabilitas Grup selain yang telah
dikelola oleh segmen operasi lainnya termasuk menerima
alokasi biaya atas penyediaan jasa servis secara sentralisasi
kepada segmen lainnya serta pendapatan/biaya yang tidak
teralokasi ke pelaporan segmen lainnya.
• Entitas Anak - Syariah : seluruh transaksi yang dilakukan oleh Entitas Anak yang
bergerak di bidang perbankan syariah.
• Entitas Anak - Asuransi : seluruh transaksi yang dilakukan oleh Entitas Anak yang
bergerak di bidang asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan
asuransi kerugian.
• Entitas Anak - selain Syariah : seluruh transaksi Entitas Anak yang bergerak di bidang
dan asuransi pembiayaan konsumen, layanan remittance, sekuritas dan
perbankan
232
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2017*)
Entitas
Anak -
Wholesale Entitas selain Penye-
Kelemba- Kantor Entitas Anak Anak - asuransi suaian dan
Keterangan Korporasi Komersial gaan Retail Treasury Pusat - Syariah asuransi dan Syariah Eliminasi***) Total
Total 2.277.649 1.129.285 269.181 8.311.567 3.728.182 4.036.317 1.622.284 525.588 1.920.052 (1.538.464) 22.281.641
Pembalikan/(pembentukan)
Cadangan kerugian
penurunan nilai aset
keuangan dan lainnya (650.578) (6.243.098) 902 (7.593.814) (94.361) 1.768.041 (2.516.484) - (646.282) 23.837 (15.951.837)
Total (502.659) (521.177) (250.794) (6.027.314) (644.419) (19.641.604) (3.393.626) (2.472.971) (2.541.890) 982.705 (35.013.749)
Pendapatan/(beban)
bukan operasional - bersih - - - - 411 1.825 29.343 (14.583) (29.884) - (12.888)
Giro/giro wadiah (83.354.774) (37.174.479) (20.964.557) (51.006.025) (2.748.140) - (8.435.776) - (63.129) 882.020 (202.864.860)
Tabungan/tabungan wadiah (7.003.356) (11.731.448) (1.174.738) (283.736.956) (22.325) - (3.193.558) - (1.849.527) - (308.711.908)
Deposito berjangka (36.653.700) (19.239.640) (28.537.041) (141.628.906) (4.801.444) - - - (7.845.403) 698.920 (238.007.214)
Total simpanan nasabah (127.011.830) (68.145.567) (50.676.336) (476.371.887) (7.571.909) - (11.629.334) - (9.758.059) 1.580.940 (749.583.982)
Total liabilitas (135.647.500) (72.024.722) (50.604.259) (477.958.928) (13.933.756) (68.587.174) (13.906.435) (30.029.680) (32.394.653) 7.060.290 (888.026.817)
233
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Total 2.166.235 1.774.650 8.572.218 3.873.837 1.086.502 1.368.378 447.407 1.383.918 (1.386.720) 19.286.425
Pembalikan/(pembentukan)
Cadangan kerugian
penurunan nilai aset
keuangan dan lainnya (1.700.194) (8.395.759) (6.599.326) (93.466) (5.684.881) (1.678.466) - (484.243) (8.507) (24.644.842)
Total (622.652) (229.252) (5.527.403) (533.614) (18.149.454) (3.386.248) (2.351.237) (1.728.839) 1.260.501 (31.268.198)
Pendapatan/(beban)
bukan operasional - bersih - - - 689 22.328 2.863 (31.649) (33.993) - (39.762)
Laba bersih 9.968.432 (969.272) 25.655.559 7.623.197 (24.205.776) 325.414 1.481.425 482.195 (5.711.011) 14.650.163
Giro/giro wadiah (92.357.811) (40.435.471) (45.497.602) (2.268.645) - (6.860.851) - (80.244) 517.296 (186.983.328)
Tabungan/tabungan wadiah (6.051.088) (8.143.489) (259.483.049) (94.889) - (2.593.437) - (803.872) - (277.169.824)
Deposito berjangka (79.908.727) (17.774.366) (130.295.804) (5.638.904) - - - (4.825.946) 536.669 (237.907.078)
Total simpanan nasabah (178.317.626) (66.353.326) (435.276.455) (8.002.438) - (9.454.288) - (5.710.062) 1.053.965 (702.060.230)
Total liabilitas (190.049.966) (70.226.740) (436.937.022) (23.157.489) (53.741.543) (11.662.897) (25.650.572) (20.689.414) 7.555.745 (824.559.898)
234
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Segmen geografis
Operasional utama Grup dikelola di wilayah Indonesia, Asia (Singapura, Hong Kong, Timor Leste,
Shanghai, Malaysia), Eropa Barat (Inggris) dan Cayman Islands. Informasi yang berkaitan dengan
segmen berdasarkan geografis dari Grup disajikan dalam tabel di bawah ini:
Informasi segmen geografis untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017:
Cayman
Indonesia Asia Eropa Barat Islands Konsolidasian
Pendapatan bunga dan syariah - bersih 51.167.612 743.515 45.267 370.765 53.327.159
Pendapatan premi - bersih 2.465.075 - - - 2.465.075
Pendapatan bunga dan syariah dan premi - bersih 53.632.687 743.515 45.267 370.765 54.792.234
235
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Informasi segmen geografis untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016:
Cayman
Indonesia Asia Eropa Barat Islands Konsolidasian
236
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kebijakan permodalan Bank Mandiri adalah secara prudent memenuhi regulatory capital requirement,
melakukan diversifikasi sumber permodalan untuk mengantisipasi rencana strategis jangka panjang dan
mengalokasikan modal secara efisien pada segmen bisnis yang memiliki potensi untuk memberikan profil
risk-return yang optimal, termasuk penempatan dan penyertaan pada entitas anak dalam rangka
memenuhi ekspektasi stakeholder termasuk investor dan regulator.
Bank Mandiri memastikan memiliki kecukupan modal untuk dapat memenuhi risiko kredit, risiko pasar
dan risiko operasional, baik dalam mendukung pertumbuhan bisnis pada kondisi normal maupun
untuk mengantisipasi terjadinya kondisi stress.
Bank mengacu kepada regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam melakukan perhitungan
kecukupan modal untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Untuk risiko kredit, Bank
menggunakan pendekatan Standar (Standardised Approach). Untuk risiko pasar, Bank menggunakan
Model Standar, sedangkan secara internal Bank telah menggunakan Value at Risk sebagai Model
Internal. Untuk risiko operasional, Bank mengacu kepada Pendekatan Indikator Dasar (Basic Indicator
Approach) dan sudah mensimulasikan Pendekatan Standar (Standardised Approach) sesuai Basel II.
Dalam penerapan SE OJK Nomor 42/SEOJK.03/2016 tanggal 28 September 2016 perihal Pedoman
Perhitungan ATMR Risiko Kredit Menggunakan Pendekatan Standar, hasil perhitungan ATMR Bank
menunjukkan ATMR risiko kredit untuk posisi 31 Desember 2017 sebesar Rp589.631.509. Posisi ATMR
risiko pasar dengan pendekatan standar dan ATMR risiko operasional dengan pendekatan Basic
Indicator Approach menunjukan angka masing-masing sebesar Rp13.367.349 dan Rp104.792.639.
Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio (CAR)) per 31 Desember 2017 dan 2016 dihitung
sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 34/POJK.03/2016 tanggal
22 September 2016 tentang Perubahan atas POJK Nomor 11/POJK.03/2016 tentang Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum. Rasio Kecukupan Modal (Bank Mandiri saja) pada tanggal
31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
31 Desember
2017 2016
Modal:
Modal inti 145.616.420 130.356.495
Modal pelengkap 7.561.895 7.075.719
237
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember
2017 2016
Rasio kecukupan modal Bank secara konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 dengan
memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar masing-masing adalah 21,03% dan 20,75% dan
dengan memperhitungkan risiko kredit dan operasional masing-masing adalah 21,39% dan 20,79%.
Rasio aset produktif bermasalah terhadap jumlah aset produktif (termasuk Rekening Administratif) pada
tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 (Bank Mandiri saja) adalah masing-masing sebesar 2,14% dan
2,45%. Untuk rasio kredit bermasalah lihat Catatan 12.A.d.
Rasio jumlah cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dibentuk oleh Bank Mandiri pada
tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 terhadap jumlah minimum cadangan kerugian penurunan nilai
aset produktif sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
masing-masing sebesar 130,82% dan 137,33%.
Rasio kredit usaha mikro dan kecil terhadap jumlah kredit yang diberikan Bank Mandiri pada tanggal 31
Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar 6,14% dan 6,29%.
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 tidak
melanggar dan melampaui ketentuan BMPK untuk pihak terkait dan pihak tidak terkait. BMPK dihitung
sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia - PBI No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang
Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI
No. 8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006.
Bank Mandiri telah memberikan Jasa Kustodian sejak tahun 1995. Surat izin operasi telah diperbaharui
oleh Bapepam dan LK berdasarkan Surat Keputusan No. KEP.01/PM/Kstd/1999 tertanggal 4 Oktober
1999. Kustodian Bank Mandiri merupakan bagian dari unit kerja International Banking & Financial
Institutions Group dimana jasa-jasa yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
a. Penyelesaian transaksi (settlement) jual dan beli efek dengan maupun tanpa warkat (scripless);
b. Penyimpanan (safekeeping) dan administrasi (administration) atas efek-efek maupun dokumen
berharga lainnya;
238
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Pengurusan hak-hak nasabah atas kepemilikan efek-efek yang disimpan sampai dengan hak
tersebut efektif di rekening nasabah (corporate action);
d. Perwalian (proxy) pada Rapat Umum Pemegang Saham dan Rapat Umum Pemegang Obligasi;
e. Penyampaian laporan (reporting) dan informasi (information) yang terkait dengan efek-efek dan/atau
dokumen berharga milik nasabah yang disimpan dan diadministrasikan oleh kustodian Bank
Mandiri.
Untuk memenuhi kebutuhan investor dalam melakukan investasi pada berbagai instrumen efek-efek,
Kustodian Bank Mandiri memfasilitasinya dengan menyediakan beragam layanan:
a. Kustodian umum untuk melayani investor yang melakukan investasi pada instrumen pasar modal
maupun pasar uang di Indonesia;
b. Kustodian lokal untuk American Depository Receipts (ADR) dan Global Depository Receipts (GDR)
yang dibutuhkan oleh investor yang akan melakukan konversi dari saham perusahaan yang
terdaftar di bursa lokal dan luar negeri (dual/multi listing);
c. Sub-Registry untuk melayani investor yang melakukan transaksi dan investasi pada Surat Utang
Negara (SUN, baik Obligasi Negara maupun Surat Perbendaharaan Negara) serta Sertifikat Bank
Indonesia (SBI);
d. Kustodian mutual fund (reksadana) dan discretionary fund (kontrak pengelolaan dana) yang
diterbitkan dan dikelola oleh manajer investasi;
e. Kustodian Euroclear bagi nasabah yang akan melakukan investasi dan penyelesaian transaksi efek-
efek yang tercatat di Euroclear Operations Centre, Brussels. Kustodian Bank Mandiri merupakan
direct member dari Euroclear;
f. Kustodian Pinjam Meminjam Efek (securities lending and borrowing) bagi nasabah yang ingin
memaksimalkan hasil investasinya dengan meminjamkan efek-efeknya (saham) kepada
perusahaan sekuritas melalui perantara dan penjaminan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
(PT KPEI);
g. Kustodian Exchange Traded Fund (ETF) yang diterbitkan dan dikelola oleh manajer investasi
dimana unit penyertaannya diperdagangkan di bursa.
h. Jasa Kustodian Efek Beragun Aset (EBA) berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang
diterbitkan oleh manajer investasi dan bank kustodian dalam rangka transaksi sekuritisasi aset yang
dimiliki perbankan atau lembaga keuangan lainnya.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Kustodian Bank Mandiri memiliki 1.822 dan 819 nasabah
yang terdiri dari dana pensiun, perusahaan asuransi, bank, yayasan, perusahaan sekuritas, reksa
dana, institusi/badan hukum lain maupun perseorangan. Nilai portofolio berdasarkan mata uang yang
disimpan pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp445.624.581, USD1.754.110.142 (nilai penuh)
dan EUR106.333 (nilai penuh) dan pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp391.312.991,
USD1.460.738.660 (nilai penuh) dan EUR106.336 (nilai penuh) (tidak diaudit). Aset yang disimpan
dalam kegiatan jasa kustodian tidak termasuk dalam laporan posisi keuangan konsolidasian Bank
Mandiri dan Entitas Anak.
Bank Mandiri mengasuransikan portofolio nasabah yang disimpan di kustodian terhadap kemungkinan
kerugian yang timbul dari penyimpanan dan pemindahan efek-efek sesuai dengan ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.
Bank Mandiri telah memberikan Jasa Wali Amanat sejak tahun 1983. Surat ijin operasi untuk kegiatan
wali amanat telah diperbaharui dan didaftarkan kembali ke Bapepam dan LK berdasarkan Surat
Keputusan No. 17/STTD-WA/PM/1999 tertanggal 27 Oktober 1999. Jasa-jasa yang ditawarkan adalah
sebagai berikut:
239
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Jasa wali amanat dan agen pemantau (trustee) untuk penerbitan obligasi dan MTN
b. Jasa agen pengelola rekening penampungan (escrow agent)
c. Jasa agen pembayaran (paying agent)
d. Jasa penampungan dana IPO/Initial Public Offering (receiving bank)
e. Jasa agen penjaminan (security agent)
Pada tanggal 31 Desember 2017, Bank Mandiri selaku Wali Amanat mengelola 115 emisi Obligasi dan
MTN dengan nilai emisi berdasarkan mata uang sebesar Rp95.077.750 dan USD105.300.000 (nilai
penuh) dan pada tanggal 31 Desember 2016 mengelola 102 emisi Obligasi dan MTN dengan nilai emisi
sebesar Rp78.379.250 dan USD113.700.000 (nilai penuh) (tidak diaudit).
Baik wali amanat maupun kustodian Bank Mandiri telah mendapat sertifikasi standar mutu pelayanan
ISO 9001:2008.
Merupakan layanan penitipan dengan pengelolaan atas harta milik nasabah (settlor) berdasarkan
perjanjian tertulis antara Bank Mandiri sebagai trustee dan nasabah untuk kepentingan pihak yang
menerima manfaat (beneficiary).
Bank Mandiri telah mendapatkan ijin prinsip dan surat penegasan layanan trust berdasarkan Surat
Bank Indonesia No. 15/30/DPB1/PB1-1 tanggal 26 April 2013 dan No. 15/32/DPB1/PB1-1 tanggal
28 Agustus 2013.
Layanan Trust Bank Mandiri juga mengelola nasabah dari berbagai segmen, mencakup oil and gas
company, corporate dan commercial, juga nasabah non-profit organization untuk kegiatan
pendistribusian hasil penjualan gas, jual-beli/akuisisi perusahaan, penampungan untuk dana bantuan
luar negeri dan sebagainya.
Kredit penerusan berdasarkan sumber dana dan sektor ekonomi adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Pemerintah:
Pertanian 286.949 322.887
Industri 14.543 14.543
301.492 337.430
240
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank Mandiri telah ditunjuk untuk menatausahakan kredit kelolaan yang diterima oleh Pemerintah
Indonesia dalam berbagai mata uang dari beberapa lembaga keuangan bilateral dan multilateral untuk
membiayai proyek-proyek Pemerintah melalui BUMN, BUMD dan Pemda, antara lain: Asian
Development Bank, Banque Français & Credit National, Barclays, BNP Paribas, BNP Paribas & CAI
Belgia, Calyon & BNP Paribas, CDC NES, Export Finance and Insurance Corporation (EFIC) Australia,
IDA, International Bank for Reconstruction and Development, Japan Bank for International Cooperation,
Kreditanstalt Fur Wiederaufbau, Nederland Urban Sector Loan & De Nederlanse Inveseringsbank voor
Ontwikkelingslanden NV, Pemerintah Swiss, RDI - KI, Spanyol, U.B Denmark, US Export Import Bank
dan Overseas Economic Cooperation Fund. Namun berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.
40/PMK.05/2015 tanggal 6 Maret 2015 bahwa terhitung mulai tanggal
1 Oktober 2015 pengelolaan penatausahaan pinjaman luar negeri dilakukan oleh Kementerian
Keuangan, sehingga seluruh pinjaman luar negeri yang dikelola Bank penata usaha ditarik ke
Kementerian Keuangan.
Kredit penerusan tidak disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian karena Bank Mandiri
dan Entitas Anak tidak menanggung risiko atas kredit tersebut. Berdasarkan perjanjian tersebut di atas,
Bank Mandiri bertugas melakukan penagihan kepada debitur dan menyetorkan kembali kepada
Pemerintah pembayaran pokok kredit, termasuk bunga dan beban-beban lainnya serta pengelolaan
dokumentasi kredit. Sebagai gantinya, Bank Mandiri akan menerima jasa perbankan (banking fee) yang
berkisar antara 0,05% - 0,50% dari rata-rata saldo baki debet kredit selama satu tahun.
Bank Mandiri menerapkan manajemen risiko yang independen dan sesuai dengan standar yang merujuk
pada ketentuan dari OJK, Bank Indonesia serta best practices yang diterapkan di perbankan
internasional. Bank Mandiri menggunakan konsep Enterprise Risk Management (ERM) sebagai salah
satu strategi manajemen risiko yang komprehensif dan terintegrasi, yang disesuaikan dengan kebutuhan
bisnis dan operasional Bank. Penerapan ERM akan memberikan nilai tambah (value added) bagi Bank
dan stakeholders.
ERM adalah sebuah proses pengelolaan risiko yang melekat dalam proses bisnis Bank, artinya
pengelolaan risiko menjadi bagian yang menyatu dalam pengambilan keputusan bisnis Bank sehari-hari.
Dengan ERM, Bank akan memiliki kerangka kerja pengelolaan risiko yang sistematis dan menyeluruh
(risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional) dengan menghubungkan pengelolaan modal dan proses
bisnis dengan risiko yang dihadapi secara utuh. Selain itu, ERM juga menerapkan pengelolaan risiko
secara terintegrasi dengan entitas anak untuk memaksimalkan efektivitas pengawasan dan nilai
perusahaan berdasarkan POJK Nomor 17/POJK.03/2014 yang mengatur mengenai penerapan
manajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasi keuangan yang memiliki cakupan seluruh industri
keuangan.
Kerangka pengelolaan risiko Bank mengacu pada POJK Nomor 18/POJK.03/2016 tentang Penerapan
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Kerangka pengelolaan risiko Bank tercantum dalam Kebijakan
Manajemen Risiko Bank Mandiri (KMRBM), dalam kerangka pengelolaan risiko ini, diatur berbagai
kebijakan agar manajemen risiko berfungsi sebagai business enabler sehingga bisnis dapat tetap tumbuh
dalam koridor prudential principle dengan menerapkan proses manajemen risiko yang ideal (identifikasi -
pengukuran - pemantauan - pengendalian risiko) pada semua level organisasi.
Pengawasan aktif dari Direksi dan Dewan Komisaris terhadap aktivitas manajemen risiko Bank secara
langsung maupun tidak langsung diimplementasikan melalui pembentukan komite di tingkat Dewan
Komisaris, yaitu Komite Pemantau Risiko, Komite Tata Kelola Terintegrasi, Komite Remunerasi dan
Nominasi, dan Komite Audit. Adapun Executive Commitee dibawah supervisi Direksi terdiri atas Asset &
Liability Committee (ALCO), Risk Management Committee (RMC), Integrated Risk Management
Committee (IRC), Capital & Subsidiaries Committee (CSC), Business Committee, Information Technology
Committee (ITC), Human Capital Policy Committee (HCPC), Policy & Procedure Committee (PPC) dan
Credit Committee.
241
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dari 9 Executive Committee, ada 4 komite yang berkaitan langsung dengan pengelolaan manajemen
risiko yaitu RMC, IRC, ALCO dan PPC. RMC yaitu komite yang membahas dan merekomendasikan
kebijakan dan prosedur serta memantau profil risiko dan mengelola seluruh risiko perseroan. Integrated
IRC yaitu komite yang memberikan rekomendasi mengenai kebijakan manajemen risiko terintegrasi
termasuk penerapan manajemen risiko di entitas anak. Terbentuknya komite IRC ini sebagai wujud
penerapan POJK Nomor 17/POJK.03/2014 tentang manajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasi
keuangan. IRC memiliki keanggotaan yang mencakup perwakilan dari entitas anak dan membahas serta
merekomendasikan mengenai kebijakan dan penerapan manajemen risiko terintegrasi. ALCO adalah
komite yang menjalankan fungsi penetapan strategi pengelolaan aset dan liabilitas Bank, penetapan suku
bunga dan likuiditas serta hal-hal lain yang terkait dengan pengelolaan aset dan liabilitas Bank. PPC
adalah komite yang membahas dan merekomendasikan penyesuaian/ penyempurnaan kebijakan dan
menetapkan prosedur Bank.
Komite yang dibentuk di tingkat Dewan Komisaris yaitu Komite Pemantau Risiko, Komite Tata Kelola
Terintegrasi, dan Komite Audit, memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan kajian dan evaluasi
atas kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Bank, serta memberikan masukan dan rekomendasi
kepada Dewan Komisaris dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.
Dalam kegiatan operasionalnya, Direktorat yang terkait dengan manajemen risiko ini dibagi menjadi 2
(dua) bagian besar, yaitu 1) Credit Approval sebagai bagian dari four-eye principle, yang ada di Direktorat
Wholesale Risk dan Direktorat Retail Risk dan 2) Independent Risk Management yang ada di dalam
Direktorat Risk Management and Compliance. Risk Management & Compliance dipimpin oleh seorang
Direktur yang bertanggung jawab kepada Direksi dan sekaligus menjadi anggota dengan hak suara
(voting member) pada Risk Management Committee, Integrated Risk Management Committee, dan
Policy & Procedure Committee. Selain itu Bank juga telah membentuk Satuan Kerja Manajemen Risiko
yang berada di bawah Risk Management & Compliance. Direktorat Risk Management & Compliance
terdiri dari tujuh grup, yaitu Credit Portfolio Risk Group, Market Risk Group, Operational Risk Group,
Credit Control & Supervision Group, Legal Group, Compliance Group, serta Policy & Procedure Group.
Direktorat Manajemen Risiko bersama-sama unit kerja terkait bertanggung jawab dalam mengelola/
mengkoordinasikan 10 jenis risiko yang dihadapi Bank, serta membahas dan mengusulkan kebijakan dan
pedoman pengelolaan risiko.
Bank Mandiri mengembangkan penerapan ICAAP, bertujuan memastikan bank memiliki proses
pengukuran risiko secara komprehensif dan perhitungan modal sesuai profil risiko serta mampu
menyediakan modal yang dibutuhkan. Salah satu bagian dari ICAAP yaitu penyusunan Risk Appetite
Statement (RAS), RAS merupakan jenis dan tingkat risiko yang sanggup diambil/dihadapi Bank yang
berada dalam kapasitas risiko yang dimiliki dalam rangka mencapai tujuan bisnis. Penerapan ICAAP ini
dalam rangka mendukung Implementasi Basel II Pilar 2 secara best practice.
Seluruh risiko tersebut dilaporkan Bank melalui penyusunan laporan profil risiko secara triwulanan dan
laporan tingkat kesehatan Bank secara semesteran untuk menggambarkan seluruh risiko yang melekat
dalam kegiatan bisnis Bank, termasuk risiko entitas anak secara konsolidasi.
A. Risiko Kredit
Pengelolaan risiko kredit Bank terutama diarahkan untuk meningkatkan keseimbangan antara
ekspansi kredit yang sehat dengan pengelolaan kredit secara prudent agar terhindar dari penurunan
kualitas atau menjadi Non-Performing Loan (NPL), serta mengelola penggunaan modal yang optimal
melalui identifikasi unit bisnis, segmen, produk, wilayah yang memberikan nilai tambah bagi Bank
(menggunakan indikator Return On Risk Weighted Asset, RORWA).
242
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Jenis agunan yang diterima Bank terdiri dari benda bergerak (antara lain agunan tunai, piutang
dagang, persediaan barang, mesin, dan surat berharga), benda tak bergerak (antara lain tanah,
bangunan, dan mesin), serta penjaminan (personal/corporate guarantee). Ketentuan
coverage/kecukupan agunan untuk tiap segmen ditentukan sebagai berikut:
Jumlah Coverage
Segmen Jenis Agunan
Minimal*
Proyek yang dibiayai
Persediaan (inventory)
Piutang 100% - 150% dari
Wholesale
Fixed Asset limit kredit
Tanah atau Tanah dan Bangunan
Agunan lain yang diterima oleh Bank
Fixed Asset
Persediaan (inventory)
100% - 200% dari
Retail Piutang
limit kredit
Tanah atau Tanah dan Bangunan
Agunan lain yang diterima oleh Bank
*) Jumlah coverage agunan ditentukan berdasarkan jenis dan limit fasilitas kredit, jenis dan nilai agunan, serta evaluasi debitur.
243
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Untuk menjamin fasilitas kredit, Bank mengutamakan agunan dalam bentuk aset tetap berupa tanah
atau tanah berikut bangunan. Nilai agunan yang digunakan Bank sebagai jaminan kredit adalah nilai
agunan yang dinilai oleh penilai internal (credit operation unit) dan penilai eksternal rekanan Bank atau
penilai eksternal bukan rekanan Bank yang telah ditunjuk pejabat pemegang kewenangan di business
unit/credit recovery unit.
Agunan dapat ditukar selama masih memenuhi aspek marketabilitas dan memenuhi kecukupan nilai
agunan. Jika terjadi gagal bayar oleh debitur, Bank akan melikuidasi agunan sebagai second way out
guna menjamin pelunasan hutang debitur.
Untuk mengidentifikasi serta mengukur tingkat risiko transaksional, sebagai bagian dari pelaksanaan
prudential banking, Bank menggunakan Credit Risk Tools antara lain Credit Rating dan Credit Scoring
Tools, spread sheet keuangan, dan Nota Analisa Kredit (NAK) yang komprehensif. Secara portofolio
telah dilakukan kontrol melalui pelaksanaan master limit, ICLS (Integrated Credit Liabilities System)
dan name clearance.
Rating dan Scoring system terdiri dari Bank Mandiri Rating System (BMRS), Small Medium Enterprise
Scoring System (SMESS), Micro Banking Scoring System (MBSS) serta Consumer Scoring System
(application, behaviour, collection dan anti-attrition).
BMRS yang telah dikembangkan oleh Bank terdiri dari Rating System untuk segmen Corporate &
Commercial, Rating System untuk segmen Wholesale SME, Rating System untuk Project Finance,
Rating System untuk Financial Institution - Bank, Rating System untuk Financial Institution - Non
Bank, yaitu multifinance dan Rating System untuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Dengan Rating System untuk Financial Institution - Bank, Bank dapat melakukan identifikasi dan
pengukuran risiko Bank Counterparty yang dapat ditoleransi dalam memberikan fasilitas Credit Line.
Sebagai upaya perbaikan pengukuran tingkat risiko transaksional untuk Kantor Luar Negeri, saat ini
BMRS telah diimplementasikan di Kantor Luar Negeri. Untuk menunjang pengembangan model
Scoring dan Rating, Bank telah memiliki Pedoman Penyusunan dan Pengembangan Model Credit
Rating dan Credit Scoring, yang merupakan pedoman lengkap bagi Bank dalam menyusun model
credit rating dan credit scoring. Disamping hal tersebut, guna memonitor performance model credit
rating dan credit scoring, Bank melakukan review atas hasil scoring dan hasil rating yang dilakukan
oleh business unit. Selain itu Bank juga telah memiliki pedoman penyusunan model probability of
default (PD) yang dapat menunjang penerapan internal rating based approach.
Sebagai upaya pemantauan kinerja rating and scoring yang dikelola dalam database, disusun laporan
credit scoring review dan rating review outlook yang diterbitkan secara triwulan. Laporan tersebut
memuat informasi mengenai performance scoring dan rating yang disusun berdasarkan limit (Rp5
miliar sampai dengan Rp15 miliar untuk middle commercial & SME dan di atas Rp15 miliar untuk large
commercial dan corporate). Hal ini bermanfaat bagi business unit khususnya sebagai acuan dalam
menetapkan targeted customer dengan klasifikasi baik (perform), sehingga proses ekspansi kredit
lebih berkualitas
Saat ini Bank sedang mengembangkan dan melengkapi lebih lanjut internal rating dan internal scoring
yang ada agar sejalan dengan Advanced Internal Rating Based Approach (A-IRB Approach), yaitu
dengan mengembangkan Basel II Risk Paramater model Probability of Default (PD), Loss Given
Default (LGD), dan Exposure At Default (EAD) untuk segmen Wholesale, Retail dan Consumer. Hal ini
juga dalam rangka mempersiapkan komponen-komponen model yang dibutuhkan untuk penerapan
perhitungan CKPN berdasarkan IFRS 9 (PSAK 71).
Model yang telah dikembangkan oleh Bank, divalidasi secara internal oleh Risk Model Validator, yaitu
unit yang independen dan terpisah dari unit pengembang model. Hal ini dilakukan untuk
meminimalkan kesalahan analis dalam pengukuran risiko kredit, khususnya dalam menetapkan
peringkat (rating) debitur dan score nasabah serta nilai PD.
244
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Selain credit rating dan scoring, tools lain yang digunakan oleh Bank yaitu loan monitoring system
yang digunakan untuk mengidentifikasi debitur-debitur yang berpotensi mengalami kesulitan
pembayaran kewajiban kredit. Bank melakukan deteksi dini dengan analisa watch list (early warning
analysis) terhadap seluruh kredit debitur corporate dan commercial dengan kolektibilitas 1 dan 2 yang
dilakukan secara periodik setiap triwulan. Berdasarkan hasil analisa tersebut, Bank menetapkan
account strategy dan action plan secara dini untuk mencegah terjadinya NPL.
Dalam menilai dan memantau kualitas kredit, Bank Mandiri senantiasa mengacu kepada regulasi
Bank Indonesia dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dengan cara melakukan review atas
prospek usaha, serta menilai kinerja dan kemampuan membayar debitur. Monitoring kredit pada
segmen corporate, commercial, dan SME banking khusus untuk limit > Rp 1 miliar dilakukan pada
level debitur melalui Loan Monitoring System (ALERT system) yang telah terintegrasi dalam sistem
IPS. Loan monitoring system tersebut mencakup dua fungsi yaitu sebagai alat deteksi dini melalui
analisa Watch List (Early Warning Analysis) serta review kolektibilitas berdasarkan 3 pillar. Loan
Monitoring System merupakan metode yang standar, terstruktur dan komprehensif dalam
memonitor kinerja debitur, sehingga dapat segera dilakukan tindak lanjut (action plan) untuk
mencegah terjadinya penurunan kualitas kredit debitur. Proses monitoring minimal dilakukan dalam
rentang periode triwulanan yang bertujuan untuk mengidentifikasi debitur yang berpotensi
mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya.
Sementara itu, untuk proses monitoring kredit segmen SME banking khusus untuk limit < Rp 1
miliar, mikro dan consumer dilakukan pada level portofolio dengan melakukan analisa portofolio dari
berbagai aspek yang dituangkan dalam credit risk report. Dalam rangka memaksimalkan
implementasi manajemen risiko, Bank Mandiri juga melakukan monitoring kredit pada proses kredit
dan sistem serta alat pendukungnya melalui forum yang disebut credit session yang rutin
diselenggarakan untuk setiap segmen kredit, dimana melalui forum inilah dapat diketahui
permasalahan dan kelemahan pada setiap proses bisnis, kebijakan kredit serta metodologi dan
tools perkreditan, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan. Selain itu, sebagai langkah antisipatif
(early warning signal), Bank Mandiri juga melakukan proses simulasi dan stress testing terhadap
portofolio yaang dimiliki secara berkala untuk mengetahui perubahan kualitas portfolio per segmen
atau per sektor industri, dimana hasilnya akan menjadi panduan bagi Bank Mandiri dalam
memonitor sektor atau debitur tertentu yang berpotensi mengalami penurunan kualitas dengan lebih
ketat untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.
Pada tingkat portofolio, pengelolaan risiko dilakukan dengan pendekatan active portfolio
management yang secara proaktif memelihara diversifikasi portofolio pada tingkat optimal dengan
risk exposure yang berada pada risk appetite yang ditetapkan oleh Bank. Dalam pelaksanaannya
Bank menggunakan tools Portfolio Guideline (PG). PG terdiri dari tiga bagian yaitu industry
classification, industry acceptance criteria dan industry limit.
245
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PG secara mendasar mengubah konsep bisnis perkreditan dimana Bank secara proaktif
memprioritaskan industri-industri yang memberikan nilai tambah secara ekonomis dan menyeleksi
perusahaan atau individu terbaik pada masing-masing industri tersebut (winner players) yang dijadikan
targeted customer. Dengan proactive approach Bank telah berhasil menarik perusahaan yang
profitable dan bergerak di bidang industri yang prospektif. Proactive approach ini juga menghindari
terjadinya konsentrasi risiko pada suatu industri tertentu atau debitur tertentu karena Bank secara aktif
melakukan pembatasan eksposur melalui kebijakan limit (industry limit dan limit debitur). Bank telah
menerapkan sebuah limit management system solution yang terintegrasi untuk mengawasi dan
mengatur limit dan eksposur, untuk tingkat individual dan portofolio.
PG secara rutin direview dan dilakukan back testing sehingga senantiasa relevan dan up to date serta
memiliki predictive value pada tingkat yang dapat diterima. Saat ini Bank telah mereview Industry
Classification guna memastikan bahwa klasifikasi industri dari setiap sektor sesuai dengan
perkembangan terkini. Untuk mendukung penggunaan IC, Bank menyusun Analisa Portofolio Industri
untuk memberikan gambaran mengenai performance portofolio Bank pada suatu sektor industri.
Selain itu, Bank menerbitkan portfolio outlook secara ad hoc dalam menghadapi perubahan kondisi
ekonomi yang diperkirakan dapat mempengaruhi kinerja portofolio kredit. Penerbitan Portfolio Outlook
merupakan langkah antisipasi (early warning) sebelum perubahan kondisi ekonomi dimaksud
mempengaruhi kinerja portofolio kredit.
Sebagai bagian dari active portfolio management, Bank senantiasa melakukan monitoring
perkembangan risiko portofolio kredit melalui perhitungan credit risk profile yang menggambarkan
potensi inherent risk dan efektifitas risk control system. Bank juga melakukan monitoring
perkembangan dan kualitas portofolio berdasarkan konsentrasi, baik per segmen bisnis, sektor
industri, wilayah, jenis produk, jenis valuta serta risk class. Dengan demikian Bank dapat mengambil
langkah-langkah antisipatif dan mitigasi risiko secara portofolio maupun secara individu.
Untuk memantau kualitas dan menguji elastisitas kualitas portofolio (NPL dan yield) terhadap
perubahan variabel-variabel ekonomi yang dapat berdampak pada kecukupan modal Bank, Bank
secara rutin maupun ad hoc melakukan stress test terhadap seluruh portofolio kredit baik per
kelompok debitur besar, segmen bisnis, industri maupun produk dengan berbagai scenario. Dengan
stress test ini, Bank dapat memahami kemungkinan potensi negatif terhadap kinerja bisnis Bank
Mandiri dan mengantisipasi lebih awal dan mengambil langkah-langkah pengendalian portofolio dan
solusi yang paling optimal sebagai strategi jangka pendek maupun jangka panjang sehingga kualitas
portofolio kredit dan kecukupan modal Bank terjaga dengan baik.
Sebagai salah satu Bank yang ditetapkan oleh OJK sebagai bank sistemik (Domestic Systemically
Important Bank), Bank Mandiri telah menyusun Rencana Aksi (Recovery Plan) untuk mengatasi
permasalahan keuangan yang mungkin terjadi (financial stress) sesuai ketentuan POJK Nomor
14/POJK.03/2017 tanggal 4 April 2017.
Dalam rangka mengembangkan secara berkesinambungan kualitas sumber daya manusia dalam
pengelolaan risiko, Bank memiliki risk management academy yang telah mengeluarkan beberapa
modul manajemen risiko, baik yang disusun khusus untuk meningkatkan knowledge dan skills maupun
yang secara umum meningkatkan risk awareness karyawan.
246
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
Eksposur maksimum risiko kredit disajikan setelah cadangan kerugian penurunan nilai tanpa
memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya terhadap aset keuangan pada laporan posisi
keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
Giro pada Bank Indonesia 50.188.118 52.484.974
Giro pada bank lain 12.329.947 10.360.165
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 74.600.803 73.616.927
Efek-efek **)
Pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 1.644.649 1.955.500
Tersedia untuk dijual 1.590.710 867.843
Non-pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 1.876.737 2.817.467
Tersedia untuk dijual 24.109.437 21.366.566
Dimiliki hingga jatuh tempo 8.196.823 11.197.290
Diukur pada biaya perolehan 1.139.166 496.135
Obligasi pemerintah ***)
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 2.183.356 1.191.310
Tersedia untuk dijual 89.073.724 80.334.549
Dimiliki hingga jatuh tempo 2.585.950 11.142.896
Diukur pada biaya perolehan 8.262.937 5.027.262
Tagihan lainnya - transaksi perdagangan 24.090.128 14.167.271
Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 2.629.315 5.054.488
Tagihan derivatif 446.459 239.260
Kredit yang diberikan dan piutang/pembiayaan syariah*)
Korporasi 258.204.300 222.057.965
Komersial 135.630.079 147.555.617
Retail 226.493.437 194.260.689
Syariah 57.964.704 52.831.922
Piutang pembiayaan konsumen 14.782.332 11.531.838
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan 2.356.890 829.945
Tagihan akseptasi 12.290.260 14.548.203
Aset lain-lain
Pendapatan yang masih akan diterima 4.724.432 4.365.862
Piutang transaksi nasabah 2.095.568 1.010.636
Tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit 699.825 472.950
Tagihan kepada pemegang polis 713.049 504.474
Penjualan efek-efek yang masih akan diterima 201.358 30.285
Tagihan atas obligasi pemerintah yang diagunkan 594.534 593.466
1.021.699.027 942.913.755
*) Sesuai dengan segmen-segmen debitur Bank Mandiri.
**) Tidak termasuk efek-efek yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
***) Tidak termasuk obligasi pemerintah yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
247
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Eksposur risiko kredit terhadap rekening administratif setelah cadangan kerugian penurunan nilai pada
tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2017 2016
____
Tabel di atas menggambarkan eksposur maksimum aset keuangan atas risiko kredit bagi Bank
Mandiri dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, tanpa memperhitungkan agunan
atau pendukung kredit lainnya. Untuk aset keuangan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian,
eksposur di atas ditentukan berdasarkan nilai tercatat seperti yang diungkapkan pada laporan
keuangan konsolidasian.
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit
a) Sektor geografis
Tabel berikut menggambarkan rincian eksposur kredit Bank Mandiri dan Entitas Anak pada nilai
bruto (tanpa memperhitungkan cadangan kerugian penurunan nilai, agunan atau pendukung kredit
lainnya), yang dikategorikan berdasarkan area geografis pada tanggal 31 Desember 2017 dan
2016. Untuk tabel ini, Bank Mandiri dan Entitas Anak telah mengalokasikan eksposur area
berdasarkan wilayah geografis dimana kantor pencatatan transaksi dilakukan.
248
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
31 Desember 2017
Jawa dan
Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Lain-lain****) Total
249
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
31 Desember 2016
Jawa dan
Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Lain-lain****) Total
250
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
31 Desember 2017
Jawa dan
Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Lain-lain****) Total
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 77.843.320 - - - 1.844.658 79.687.978
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 19.450.470 5.653.897 606.480 335.162 9.566.712 35.612.721
Letters of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan 14.806.837 - - - 1.015.685 15.822.522
Standby letters of credit 12.102.240 - - - 176.378 12.278.618
124.202.867 5.653.897 606.480 335.162 12.603.433 143.401.839
31 Desember 2016
Jawa dan
Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Lain-lain****) Total
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 73.082.123 1.070 - - 1.183.091 74.266.284
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 16.735.544 4.595.235 537.136 511.284 4.518.172 26.897.371
Letters of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan 10.529.237 - - - 1.567.429 12.096.666
Standby letters of credit 13.016.362 - - - 148.198 13.164.560
113.363.266 4.596.305 537.136 511.284 7.416.890 126.424.881
****) Lain-lain termasuk portofolio di daerah Papua dan cabang luar negeri.
b) Sektor industri
Tabel berikut ini menggambarkan rincian eksposur kredit Bank pada nilai bruto (tanpa
memperhitungkan cadangan kerugian penurunan nilai, agunan atau pendukung kredit lainnya),
yang dikategorikan berdasarkan sektor industri pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016.
31 Desember 2017
Lembaga Jasa
keuangan/ dunia Lain-
Pemerintah Bank Industri Pertanian usaha lain****) Total
**) Tidak termasuk efek-efek yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
****) Lain-lain termasuk perdagangan, restoran dan hotel, tambang, pengangkutan, pergudangan dan komunikasi, konstruksi, listrik, gas dan air, dan jasa sosial.
251
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
252
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
253
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 59.163 22.324.226 19.212.425 130.307 642.744 37.319.113 79.687.978
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 9.366.349 5.800 9.404.247 1.443.187 2.226.114 13.167.024 35.612.721
Letters of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan 55.024 5.757 2.624.525 32.512 1.067.974 12.036.730 15.822.522
Standby letters of credit - - 197.475 - 802.118 11.279.025 12.278.618
31 Desember 2016
Lembaga Jasa
keuangan/ dunia
Pemerintah Bank Industri Pertanian usaha Lain-lain*) Total
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 39.368 22.261.310 21.299.224 1.422.966 690.567 28.552.849 74.266.284
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 33 1.628.276 6.639.946 1.862.046 114.800 16.652.270 26.897.371
Letters of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan 236.518 - 1.285.829 1.146 1.980.354 8.592.819 12.096.666
Standby letters of credit - - 476.534 - 836.340 11.851.686 13.164.560
*) Lain-lain termasuk perdagangan, restoran dan hotel, tambang, pengangkutan, pergudangan dan komunikasi, konstruksi, listrik, gas dan air, dan jasa sosial.
254
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, eksposur risiko kredit atas aset keuangan terbagi atas:
31 Desember 2017
Belum jatuh Telah jatuh
tempo atau tempo tetapi
tidak tidak Cadangan
mengalami mengalami Mengalami kerugian
penurunan penurunan penurunan penurunan
nilai nilai nilai Total nilai Neto
255
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, eksposur risiko kredit atas aset keuangan terbagi atas
(lanjutan):
31 Desember 2016
Belum jatuh Telah jatuh
tempo atau tempo tetapi
tidak tidak Cadangan
mengalami mengalami Mengalami kerugian
penurunan penurunan penurunan penurunan
nilai nilai nilai Total nilai Neto
256
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, eksposur risiko kredit atas rekening administratif terbagi
atas:
31 Desember 2017
Belum jatuh Telah jatuh
tempo atau tempo tetapi
tidak tidak Cadangan
mengalami mengalami Mengalami kerugian
penurunan penurunan penurunan penurunan
nilai nilai nilai Total nilai Neto
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 78.728.032 - 959.946 79.687.978 (202.059) 79.485.919
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 35.420.546 6.102 186.073 35.612.721 (78.144) 35.534.577
Letters of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan 15.084.319 - 738.203 15.822.522 (92.532) 15.729.990
Standby letters of credit 12.260.646 - 17.972 12.278.618 (9.036) 12.269.582
141.493.543 6.102 1.902.194 143.401.839 (381.771) 143.020.068
31 Desember 2016
Belum jatuh Telah jatuh
tempo atau tempo tetapi
tidak tidak Cadangan
mengalami mengalami Mengalami kerugian
penurunan penurunan penurunan penurunan
nilai nilai nilai Total nilai Neto
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 73.474.100 - 792.184 74.266.284 (160.342) 74.105.942
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 26.618.802 - 278.569 26.897.371 (31.206) 26.866.165
Letters of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan 11.651.860 - 444.806 12.096.666 (6.360) 12.090.306
Standby letters of credit 13.147.719 - 16.841 13.164.560 (9.493) 13.155.067
124.892.481 - 1.532.400 126.424.881 (207.401) 126.217.480
257
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, rincian kualitas kredit dari aset keuangan yang belum
jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai berdasarkan rating internal sebagai berikut:
31 Desember 2017
Aset
Giro pada Bank Indonesia 50.188.118 - 50.188.118
Giro pada bank lain 12.329.958 - 12.329.958
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 74.600.803 - 74.600.803
Efek-efek **)
Pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 1.644.649 - 1.644.649
Tersedia untuk dijual 1.590.710 - 1.590.710
Non-pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 1.876.737 - 1.876.737
Tersedia untuk dijual 24.117.554 - 24.117.554
Dimiliki hingga jatuh tempo 7.891.566 260.771 8.152.337
Diukur pada biaya perolehan 1.150.961 - 1.150.961
Obligasi pemerintah ***)
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 2.183.356 - 2.183.356
Tersedia untuk dijual 89.073.724 - 89.073.724
Dimiliki hingga jatuh tempo 2.585.950 - 2.585.950
Diukur pada biaya perolehan 8.262.937 - 8.262.937
Tagihan lainnya - transaksi perdagangan 15.203.691 4.677.218 19.880.909
Tagihan atas efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali 2.629.315 - 2.629.315
Tagihan derivatif 446.459 - 446.459
Kredit yang diberikan *)
Korporasi 219.050.214 25.411.019 244.461.233
Komersial 66.543.639 48.807.643 115.351.282
Retail 214.310.003 413.745 214.723.748
Syariah 52.427.492 - 52.427.492
Piutang pembiayaan konsumen 13.551.826 - 13.551.826
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan 2.315.141 - 2.315.141
Tagihan akseptasi 7.144.747 4.693.225 11.837.972
Aset lain-lain
Pendapatan yang masih akan diterima 4.724.432 - 4.724.432
Piutang transaksi nasabah 2.080.126 - 2.080.126
Tagihan terkait dengan transaksi
ATM dan kartu kredit 699.825 - 699.825
Tagihan kepada pemegang polis 713.049 - 713.049
Penjualan efek-efek yang masih
harus diterima 201.358 - 201.358
Tagihan atas obligasi pemerintah
yang diagunkan 594.534 - 594.534
258
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
31 Desember 2016
Aset
Giro pada Bank Indonesia 52.484.974 - 52.484.974
Giro pada bank lain 10.360.219 - 10.360.219
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 73.656.832 - 73.656.832
Efek-efek **)
Pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 1.955.500 - 1.955.500
Tersedia untuk dijual 867.843 - 867.843
Non-pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 2.817.467 - 2.817.467
Tersedia untuk dijual 21.397.307 - 21.397.307
Dimiliki hingga jatuh tempo 11.060.338 65.595 11.125.933
Diukur pada biaya perolehan 501.190 - 501.190
Obligasi pemerintah ***)
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 1.191.310 - 1.191.310
Tersedia untuk dijual 80.334.549 - 80.334.549
Dimiliki hingga jatuh tempo 11.142.896 - 11.142.896
Diukur pada biaya perolehan 5.027.262 - 5.027.262
Tagihan lainnya - transaksi perdagangan 11.222.937 1.493.798 12.716.735
Tagihan atas efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali 5.054.488 - 5.054.488
Tagihan derivatif 239.260 - 239.260
Kredit yang diberikan *)
Korporasi 186.196.595 27.672.595 213.869.190
Komersial 118.594.706 10.150.517 128.745.223
Retail 181.345.727 631.016 181.976.743
Syariah 45.887.689 - 45.887.689
Piutang pembiayaan konsumen 10.756.156 - 10.756.156
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan 788.684 - 788.684
Tagihan akseptasi 8.507.747 6.005.290 14.513.037
Aset lain-lain
Pendapatan yang masih akan diterima 4.365.862 - 4.365.862
Piutang transaksi nasabah 978.787 - 978.787
Tagihan terkait dengan transaksi
ATM dan kartu kredit 472.950 - 472.950
Tagihan kepada pemegang polis 504.474 - 504.474
Penjualan efek-efek yang masih
harus diterima 30.285 - 30.285
Tagihan atas obligasi pemerintah
yang diagunkan 593.466 - 593.466
259
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, rincian kualitas kredit dari rekening administratif yang
belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai berdasarkan rating internal sebagai
berikut:
31 Desember 2017
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 67.080.816 11.647.216 78.728.032
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 31.248.455 4.172.091 35.420.546
Letters of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan 11.085.608 3.998.711 15.084.319
Standby letters of credit 10.957.352 1.303.294 12.260.646
120.372.231 21.121.312 141.493.543
31 Desember 2016
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 65.740.770 7.733.330 73.474.100
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 24.962.702 1.656.100 26.618.802
Letters of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan 9.569.562 2.082.298 11.651.860
Standby letters of credit 11.978.337 1.169.382 13.147.719
112.251.371 12.641.110 124.892.481
Penjelasan pembagian kualitas kredit yang diberikan yang belum jatuh tempo atau tidak
mengalami penurunan nilai adalah:
1) Tidak dalam pengawasan (monitoring), tidak terdapat keraguan atas pengembalian aset
keuangan.
2) Dalam pengawasan (monitoring).
Bank Mandiri:
Terdapat pertimbangan tertentu terkait dengan kemampuan nasabah dalam melakukan
pembayaran pada saat jatuh tempo. Namun, sampai dengan tanggal 31 Desember 2017 dan
2016, belum terdapat keterlambatan dalam pembayaran cicilan pokok dan bunga pada saat jatuh
temponya. Termasuk dalam jumlah tersebut adalah credit exposure atas efek-efek (wesel ekspor),
tagihan lainnya - transaksi perdagangan dan tagihan akseptasi dengan kolektibilitas Bank
Indonesia dua (dalam perhatian khusus) tanpa memiliki tunggakan per
31 Desember 2017 dan 2016.
Entitas Anak:
Merupakan aset keuangan yang pernah mengalami tunggakan sebelumnya, akan tetapi tidak
terdapat tunggakan per tanggal 31 Desember 2017 dan 2016.
260
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Analisa umur aset keuangan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai pada
tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2017
Aset
Tagihan lainnya -
transaksi perdagangan 4.005.148 - - 4.005.148
Kredit yang diberikan
Korporasi 85.282 118.056 130.004 333.342
Komersial 627.019 91.373 281.031 999.423
Retail 6.213.163 1.641.966 1.386.036 9.241.165
Syariah 483.574 361.171 554.066 1.398.811
Piutang pembiayaan konsumen 1.019.068 213.049 143.692 1.375.809
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan 19.148 6.300 13.367 38.815
31 Desember 2016
Aset
Tagihan lainnya -
transaksi perdagangan 1.200 - - 1.200
Kredit yang diberikan
Korporasi 41.109 109.497 - 150.606
Komersial 267.340 479.142 263.641 1.010.123
Retail 3.178.124 4.364.058 891.940 8.434.122
Syariah 607.353 396.401 538.137 1.541.891
Piutang pembiayaan konsumen 550.521 172.290 96.979 819.790
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan 21.139 11.902 1.990 35.031
261
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2017*)
31 Desember 2016*)
262
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2016
Tidak mengalami Mengalami
penurunan nilai*) penurunan nilai Total
Rupiah:
Bank Indonesia 22.240.876 - 22.240.876
Call money 3.986.000 - 3.986.000
Deposito berjangka 3.580.890 - 3.580.890
Tabungan 901 - 901
29.808.667 - 29.808.667
*) Termasuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia.
263
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rupiah:
Bank Indonesia 27.566.169 - 27.566.169
Call money 6.522.000 - 6.522.000
Deposito berjangka 3.899.005 - 3.899.005
Penempatan “Fixed Term” 170.000 - 170.000
Tabungan 311 - 311
38.157.485 - 38.157.485
*) Termasuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia.
(v) Efek-efek
31 Desember 2017
Tidak mengalami Mengalami
penurunan nilai*) penurunan nilai**) Total
Pemerintah
Rupiah:
Obligasi 1.258.471 - 1.258.471
3.235.359 - 3.235.359
Non-pemerintah
Rupiah:
Investasi pada unit reksadana 10.173.094 - 10.173.094
Obligasi 6.875.062 5.000 6.880.062
Sertifikat Bank Indonesia 3.240.240 - 3.240.240
Medium term notes 194.934 - 194.934
Wesel ekspor 706.952 58.663 765.615
Obligasi syariah perusahaan 1.121.000 - 1.121.000
Negotiable certificate of deposit 639.747 - 639.747
Saham 234.366 - 234.366
264
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
*) Termasuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank Indonesia.
**) Tidak termasuk efek-efek yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
31 Desember 2016
Tidak mengalami Mengalami
penurunan nilai*) penurunan nilai**) Total
Pemerintah
Rupiah:
Obligasi 1.437.183 - 1.437.183
Non-pemerintah
Rupiah:
Investasi pada unit reksadana 10.319.297 - 10.319.297
Obligasi 6.639.169 - 6.639.169
Sertifikat Bank Indonesia 6.411.220 - 6.411.220
Medium term notes 1.298.485 - 1.298.485
Wesel ekspor 614.521 120.123 734.644
Obligasi syariah perusahaan 407.000 137.000 544.000
Negotiable certificate of deposit 451.986 - 451.986
Saham 5.621 - 5.621
*) Termasuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank Indonesia.
**) Tidak termasuk efek-efek yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
265
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2017
Rupiah:
Usance L/C payable at sight 2.135.011 67.911 2.202.922
Lain-lain 13.413.545 298.918 13.712.463
Total 15.548.556 366.829 15.915.385
31 Desember 2016
Rupiah:
Usance L/C payable at sight 1.500.422 584.486 2.084.908
Lain-lain 7.082.276 490.431 7.572.707
Total 8.582.698 1.074.917 9.657.615
*) Termasuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank Indonesia.
266
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2016
31 Desember 2016
267
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(ix) Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
31 Desember 2017
31 Desember 2016
31 Desember 2016
268
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2017
Rupiah:
Bank garansi yang diterbitkan 48.668.927 485.434 49.154.361
Fasilitas kredit yang diberikan
yang belum digunakan (committed) 20.003.256 182.186 20.185.442
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan 4.248.004 479.756 4.727.760
Standby letters of credit 1.430.008 17.972 1.447.980
Total 74.350.195 1.165.348 75.515.543
*) Termasuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia (PBI).
**) Termasuk saldo sebesar Rp39.050 yang merupakan klasifikasi “dalam perhatian khusus” sesuai PBI dan CKPN dihitung secara kolektif
sebesar Rp12.794.
31 Desember 2016
Tidak mengalami Mengalami
penurunan nilai*)**) penurunan nilai Total
Rupiah:
Bank garansi yang diterbitkan 41.766.022 304.975 42.070.997
Fasilitas kredit yang diberikan
yang belum digunakan (committed) 20.843.494 12 20.843.506
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan 2.963.896 300.102 3.263.998
Standby letters of credit 1.868.480 - 1.868.480
*) Termasuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia (PBI).
**) Termasuk saldo sebesar Rp113.895 yang merupakan klasifikasi “dalam perhatian khusus” sesuai PBI dan CKPN dihitung secara kolektif
sebesar Rp41.301.
269
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh
tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat
diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.
Untuk mengukur besarnya risiko likuiditas, Bank menggunakan beberapa indikator, antara lain
adalah rasio Giro Wajib Minimum pada Bank Indonesia dan Kas, cadangan likuiditas, Loan to
Funding Ratio (LFR), Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan ketergantungan terhadap pendanaan
nasabah besar. Giro Wajib Minimum (GWM) adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh
Bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia atau surat berharga yang besarnya
ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga (DPK).
Pada tanggal 31 Desember 2017, posisi GWM Primer Rupiah adalah sebesar 6,78% dari total dana
pihak ketiga Rupiah, sesuai dengan limit yang telah ditetapkan, sedangkan untuk cadangan GWM
LFR adalah sebesar 0,00% dan GWM Sekunder Rupiah adalah sebesar 8,91% dari total dana
pihak ketiga Rupiah (Bank Mandiri saja). Sementara untuk valuta asing, Bank memelihara GWM
sebesar 8,10% dari total dana pihak ketiga valuta asing sesuai dengan limit yang ditetapkan (Bank
Mandiri saja).
Cadangan likuiditas adalah alat likuid Bank diatas GWM dengan fungsi untuk pemenuhan
kebutuhan likuiditas yang tidak terjadwal. Dalam mengelola cadangan likuiditas, Bank memiliki
batasan dalam bentuk limit safety level, yaitu proyeksi cadangan likuiditas Bank untuk 1 bulan ke
depan. Pada tanggal 31 Desember 2017, cadangan likuiditas berada di atas safety level.
LFR merupakan rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga terhadap dana pihak ketiga dan surat-
surat berharga yang memenuhi persyaratan tertentu yang diterbitkan oleh bank dalam valuta Rupiah
dan valuta asing. LFR digunakan untuk melihat seberapa besar sumber dana yang berasal dari dana
masyarakat dan surat-surat berharga yang diterbitkan, digunakan untuk membiayai aset berupa kredit
yang umumnya tidak likuid. Pada tanggal 31 Desember 2017, LFR Bank Mandiri sebesar 87,16%.
Liquidity Coverage Ratio (LCR) merupakan rasio antara High Quality Liquid Assets (HQLA) dengan
estimasi total arus kas keluar bersih (net cash outflow) selama 30 (tiga puluh) hari ke depan dalam
skenario krisis. LCR bertujuan untuk meningkatkan ketahanan likuiditas jangka pendek bank dalam
kondisi krisis. Pada tanggal 31 Desember 2017, LCR Bank Mandiri sebesar 199,85%.
Kondisi likuiditas Bank di masa mendatang diproyeksikan melalui metodologi liquidity gap, yang
merupakan maturity mismatch antara komponen-komponen aset dan liabilitas (termasuk off balance
sheet), yang disusun ke dalam periode waktu (time bucket) berdasarkan contractual maturity
ataupun behavioral maturity. Pada tanggal 31 Desember 2017, proyeksi likuiditas Bank sampai
dengan 12 bulan ke depan berada dalam posisi surplus. Meskipun proyeksi likuiditas 12 bulan
kedepan surplus, Bank selalu mempersiapkan alternatif funding apabila kondisi likuiditas pasar
menjadi ketat atau tidak sesuai dengan prediksi Bank.
Untuk mengetahui dampak perubahan faktor pasar maupun faktor internal pada kondisi ekstrim
(krisis) terhadap kondisi likuiditas, Bank melakukan stress-testing risiko likuiditas secara berkala.
Hasil stress-testing yang telah dilakukan pada Triwulan III tahun 2017 telah dipaparkan kepada
Manajemen dan Komite Pemantau Risiko. Hasil stress-testing menunjukkan bahwa Bank dapat
bertahan pada kondisi krisis likuiditas. Meskipun hasil stress-testing menunjukan bahwa risiko
likuiditas dapat dikelola dengan baik, Bank memiliki Liquidity Contingency Plan (LCP) yang meliputi
strategi pendanaan dan strategi pricing antara lain pinjaman pasar uang, repo, pinjaman bilateral,
FX swap, dan wholesale funding. Dalam LCP, penetapan kondisi likuiditas dan strategi-strategi
pendanaan telah mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal.
270
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka mengantisipasi timbulnya risiko likuiditas akibat adanya perubahan faktor ekonomi
global, Bank Mandiri memonitor indikator - indikator eksternal diantaranya: nilai tukar USD/IDR,
Credit Default Swap (CDS) 5 tahun Indonesia, Spread antara ROI 5 tahun dibandingkan UST 5
tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Suku bunga Rupiah dan USD interbank, Non
Delivery Forward (NDF) USD/IDR 1M, serta informasi pasar yang terkini.
Pelaporan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, didasarkan pada jangka waktu
yang tersisa sejak tanggal-tanggal tersebut. Secara historis, terdapat bagian dari simpanan dalam
jumlah yang cukup besar yang diperpanjang pada saat jatuh tempo. Selain itu, jika terdapat
keperluan likuiditas, obligasi pemerintah (portofolio diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan
tersedia untuk dijual) dapat dicairkan dengan menggunakannya sebagai jaminan dalam pasar antar
bank.
Pelaporan jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan dengan metode arus kas discounted adalah
sebagai berikut:
31 Desember 2017
Tidak mempunyai
kontrak jatuh > 1 bulan > 3 bulan > 6 bulan > 1 tahun
Keterangan Total tempo ≤ 1 bulan - ≤ 3 bulan - ≤ 6 bulan - ≤ 12 bulan - ≤ 3 tahun > 3 tahun
Aset
Giro pada Bank Indonesia 50.188.118 - 50.188.118 - - - - -
Giro pada bank lain - bruto 12.333.389 - 12.333.389 - - - - -
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 74.650.516 901 65.160.489 7.954.309 1.250.215 110.000 174.602 -
Efek-efek - bruto 59.691.706 22.625.233 4.233.943 3.894.115 4.961.274 2.788.654 11.468.889 9.719.598
Obligasi Pemerintah 103.411.188 - 4.401.266 1.696.651 3.145.453 6.198.815 42.576.019 45.392.984
Tagihan lainnya transaksi
perdagangan - bruto 25.439.477 - 7.968.719 9.499.678 6.120.940 761.638 - 1.088.502
Tagihan atas efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali - bruto 2.629.315 - 2.510.539 42.915 25.320 50.541 - -
Tagihan derivatif - bruto 446.459 - 177.705 96.147 31.067 43.980 61.298 36.262
Kredit yang diberikan - bruto 712.037.865 - 66.240.201 49.035.087 53.562.174 82.243.812 106.984.540 353.972.051
Piutang pembiayaan
konsumen - bruto 15.145.219 - 325.321 644.317 902.687 1.861.412 8.354.425 3.057.057
Investasi bersih dalam sewa
pembiayaan - bruto 2.364.629 - 84.708 170.599 248.690 487.033 1.305.560 68.039
Tagihan akseptasi - bruto 12.544.494 - 3.060.322 5.922.957 3.352.897 167.809 40.509 -
Aset lain-lain - bruto 9.123.938 713.050 5.314.535 223.332 181.710 256.985 743.333 1.690.993
1.080.006.313 23.339.184 221.999.255 79.180.107 73.782.427 94.970.679 171.709.175 415.025.486
Cadangan kerugian
penurunan nilai (35.949.615)
Total 1.044.056.698
Liabilitas
Simpanan nasabah
Giro 202.864.860 - 202.864.860 - - - - -
Tabungan 308.711.908 - 308.711.908 - - - - -
Deposito berjangka 238.007.214 - 120.043.915 101.699.230 9.926.421 3.888.529 2.449.119 -
Simpanan dari bank lain
Giro dan tabungan 4.238.390 - 4.238.390 - - - - -
Interbank call money 1.007.655 - 198.184 140.765 261.681 407.025 - -
Deposito berjangka 3.103.462 - 1.129.421 448.162 650.381 400.238 475.260 -
Liabilitas atas efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali 3.592.883 - 398.110 672.551 2.522.222 - - -
Liabilitas derivatif 276.243 - 130.812 50.812 17.793 7.173 58.830 10.823
Liabilitas akseptasi 12.544.494 - 3.060.322 5.922.957 3.352.897 167.809 40.509 -
Efek-efek yang diterbitkan 16.843.595 - 67.395 - 324.837 496.543 4.135.656 11.819.164
Beban yang masih harus dibayar 4.307.193 389.003 3.918.190 - - - -
Liabilitas lain-lain 6.914.877 111.315 4.709.735 1.507.516 586.311 - - -
Pinjaman yang diterima 35.703.679 - 678.644 2.199.599 5.140.350 1.341.155 12.623.293 13.720.638
Pinjaman subordinasi 191.501 - 7.979 - - 7.979 31.915 143.628
838.307.954 500.318 650.157.865 112.641.592 22.782.893 6.716.451 19.814.582 25.694.253
Perbedaan jatuh tempo 241.698.359 22.838.866 (428.158.610) (33.461.485) 50.999.534 88.254.228 151.894.593 389.331.233
Posisi neto setelah cadangan
kerugian penurunan nilai 205.748.744
271
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pelaporan jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan dengan metode arus kas discounted adalah
sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 2016
Tidak mempunyai
kontrak jatuh > 1 bulan > 3 bulan > 6 bulan > 1 tahun
Keterangan Total tempo ≤ 1 bulan - ≤ 3 bulan - ≤ 6 bulan - ≤ 12 bulan - ≤ 3 tahun > 3 tahun
Aset
Giro pada Bank Indonesia 52.484.974 - 52.484.974 - - - - -
Giro pada bank lain - bruto 10.363.214 - 10.363.214 - - - - -
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain - bruto 73.700.235 311 71.514.632 1.532.753 532.636 76.500 43.403 -
Efek-efek - bruto 56.790.587 19.911.092 2.081.921 4.293.565 4.696.011 7.748.028 9.885.201 8.174.769
Obligasi Pemerintah 98.933.278 - 260.648 8.859.912 5.811.917 2.644.546 28.307.082 53.049.173
Tagihan lainnya transaksi
perdagangan - bruto 15.924.118 - 3.797.664 6.419.127 4.593.172 32.253 - 1.081.902
Tagihan atas efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali - bruto 5.054.488 - 4.890.918 36.094 50.814 76.662 - -
Tagihan derivatif - bruto 239.260 - 80.041 37.812 32.699 21.695 61.919 5.094
Kredit yang diberikan - bruto 649.322.953 - 70.585.394 43.649.793 63.245.600 77.250.381 110.131.710 284.460.075
Piutang pembiayaan
konsumen - bruto 11.855.216 - 242.125 487.031 736.621 1.512.599 6.216.748 2.660.092
Investasi bersih dalam sewa
pembiayaan - bruto 834.483 - 37.679 71.937 97.735 183.361 403.426 40.345
Tagihan akseptasi - bruto 14.789.244 - 3.383.411 5.275.667 5.109.506 1.013.986 6.674 -
Aset lain-lain - bruto 7.109.024 504.475 3.647.778 196.680 229.334 299.367 653.088 1.578.302
997.401.074 20.415.878 223.370.399 70.860.371 85.136.045 90.859.378 155.709.251 351.049.752
Cadangan kerugian
penurunan nilai (35.399.216)
Total 962.001.858
Liabilitas
Simpanan nasabah
Giro 186.983.328 - 186.983.328 - - - - -
Tabungan 277.169.824 - 277.169.824 - - - - -
Deposito berjangka 237.907.078 - 143.692.855 69.815.963 14.541.743 8.335.371 1.521.146 -
Simpanan dari bank lain
Giro dan tabungan 4.300.765 - 4.300.765 - - - - -
Interbank call money 1.280.952 - 897.301 141.252 242.399 - - -
Deposito berjangka 3.757.479 - 1.418.254 344.342 143.980 771.050 1.079.853 -
Liabilitas atas efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali 3.353.042 - 830.819 - - - 2.522.223 -
Liabilitas derivatif 502.469 - 126.809 111.891 36.755 173.743 46.985 6.286
Liabilitas akseptasi 14.789.244 - 3.383.411 5.275.667 5.109.506 1.013.986 6.674 -
Efek-efek yang diterbitkan 9.025.994 - 72.035 - 489.890 348.802 1.991.808 6.123.459
Beban yang masih harus dibayar 3.743.496 278.064 3.449.401 16.031 - - - -
Liabilitas lain-lain 5.338.978 83.743 2.765.261 1.541.438 948.536 - - -
Pinjaman yang diterima 35.882.757 - 1.186.216 3.139.035 2.036.674 6.302.967 1.493.453 21.724.412
Pinjaman subordinasi 215.432 - 7.876 10.652 - 7.876 31.503 157.525
784.250.838 361.807 626.284.155 80.396.271 23.549.483 16.953.795 8.693.645 28.011.682
Perbedaan jatuh tempo 213.150.236 20.054.071 (402.913.756) (9.535.900) 61.586.562 73.905.583 147.015.606 323.038.070
Posisi neto setelah cadangan
kerugian penurunan nilai 177.751.020
272
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tidak mempunyai
kontrak jatuh > 1 bulan > 3 bulan > 6 bulan > 1 tahun
Keterangan Total tempo ≤ 1 bulan - ≤ 3 bulan - ≤ 6 bulan - ≤ 12 bulan - ≤ 3 tahun > 3 tahun
Liabilitas
Simpanan nasabah
Giro/giro wadiah 203.082.083 - 203.082.083 - - - - -
Tabungan/tabungan wadiah 309.013.156 - 308.999.277 1.572 2.534 2.859 4.204 2.710
Deposito berjangka 240.049.076 - 120.907.072 102.538.661 10.060.693 3.986.582 2.556.068 -
Simpanan dari bank lain
Giro dan tabungan 4.241.508 - 4.241.508 - - - - -
Interbank call money 1.019.328 - 200.675 144.218 265.524 408.911 - -
Deposito berjangka 3.125.803 - 1.138.563 452.095 657.863 402.022 475.260 -
Liabilitas atas efef-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali 4.569.981 - 398.254 673.727 3.498.000 - - -
Liabilitas derivatif 702.624 - 129.785 77.383 56.376 98.102 333.737 7.241
Liabilitas akseptasi 12.544.494 - 3.060.322 5.922.957 3.352.897 167.809 40.509 -
Efek-efek yang diterbitkan 23.025.755 - 172.569 248.022 461.497 954.003 6.209.468 14.980.196
Beban yang masih harus dibayar 4.307.193 389.003 3.918.190 - - - - -
Liabilitas lain-lain 6.914.877 111.315 4.709.735 1.507.516 586.311 - - -
Pinjaman yang diterima 38.657.524 - 742.478 2.980.353 5.346.395 1.366.732 12.539.711 15.681.855
Pinjaman subordinasi 225.253 - 8.218 479 718 9.415 37.660 168.763
31 Desember 2016
Tidak mempunyai
kontrak jatuh > 1 bulan > 3 bulan > 6 bulan > 1 tahun
Keterangan Total tempo ≤1 bulan - ≤ 3 bulan - ≤ 6 bulan - ≤ 12 bulan - ≤ 3 tahun > 3 tahun
Liabilitas
Simpanan nasabah
Giro/giro wadiah 187.183.081 - 187.183.081 - - - - -
Tabungan/tabungan wadiah 277.432.687 - 277.414.123 2.450 3.368 4.519 5.063 3.164
Deposito berjangka 240.102.137 - 146.085.233 70.991.966 14.337.180 7.630.037 1.057.721 -
Simpanan dari bank lain
Giro dan tabungan 4.317.499 - 4.317.499 - - - - -
Interbank call money 1.347.183 - 926.304 157.682 263.197 - - -
Deposito berjangka 3.855.969 - 1.580.588 227.387 194.859 773.258 1.079.877 -
Liabilitas atas efef-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali 4.330.346 - 832.346 - - - 3.498.000 -
Liabilitas derivatif 698.308 - 173.727 111.867 64.990 347.724 - -
Liabilitas akseptasi 14.789.244 - 3.383.411 5.275.667 5.109.506 1.013.986 6.674 -
Efek-efek yang diterbitkan 9.341.811 - 72.035 - 541.203 350.000 2.205.649 6.172.924
Beban yang masih harus dibayar 3.743.496 278.064 3.449.401 16.031 - - - -
Liabilitas lain-lain 5.338.978 83.743 2.765.261 1.541.438 948.536 - - -
Pinjaman yang diterima 36.814.668 - 1.214.962 3.394.654 1.890.270 6.403.977 1.118.779 22.792.026
Pinjaman subordinasi 254.715 - 8.191 11.223 768 9.412 37.646 187.475
Tabel jatuh tempo berikut ini menyajikan informasi mengenai perkiraan jatuh tempo dari rekening
administratif sesuai kontrak berdasarkan arus kas undiscounted pada tanggal 31 Desember 2017
dan 2016 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2017
Tidak mempunyai
kontrak jatuh > 1 bulan > 3 bulan > 6 bulan > 1 tahun
Keterangan Total tempo ≤ 1 bulan - ≤ 3 bulan - ≤ 6 bulan - ≤ 12 bulan - ≤ 3 tahun > 3 tahun
Rekening Administratif
Bank garansi yang diterbitkan 79.687.978 - 79.687.978 - - - - -
Fasilitas kredit yang diberikan
yang belum digunakan
(committed) 35.612.721 - 35.612.721 - - - - -
Letters of credit yang tidak
dapat dibatalkan yang
masih berjalan 15.822.522 - 3.334.244 7.609.931 993.418 2.610.135 1.274.794 -
273
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tidak mempunyai
kontrak jatuh > 1 bulan > 3 bulan > 6 bulan > 1 tahun
Keterangan Total tempo ≤ 1 bulan - ≤ 3 bulan - ≤ 6 bulan - ≤ 12 bulan - ≤ 3 tahun > 3 tahun
Rekening Administratif
Bank garansi yang diterbitkan 74.266.284 - 74.266.284 - - - - -
31 Desember 2016
Menambah/(mengurangi) laba bersih (Rp miliar) (1.456,47) (246,17)
Proyeksi di atas mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya adalah konstan pada tanggal
pelaporan keuangan.
b. Sensitivitas keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dalam kelompok tersedia untuk
dijual
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan sensitivitas keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek
dalam kelompok tersedia untuk dijual Bank Mandiri pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
atas perubahan tingkat suku bunga (Bank Mandiri saja) yaitu:
274
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Proyeksi di atas mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya adalah konstan pada tanggal
pelaporan keuangan.
Sensitivitas keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dalam kelompok tersedia untuk
dijual, tidak memperhitungkan efek dari lindung nilai dan tindakan-tindakan Bank Mandiri untuk
mengurangi risiko atas tingkat suku bunga. Dalam kenyataannya, Bank Mandiri secara proaktif
melakukan mitigasi atas efek prospektif pergerakan tingkat suku bunga.
c. Eksposur Bank Mandiri terhadap risiko tingkat suku bunga (repricing gap)
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan aset dan liabilitas keuangan Bank Mandiri pada nilai tercatat,
yang dikategorikan menurut mana yang lebih dulu antara tanggal repricing secara kontraktual
(contractual repricing) atau tanggal jatuh tempo:
31 Desember 2017*)
Dikenakan bunga
Lebih dari 1 Lebih dari 3 Lebih dari 1 Lebih dari 2 Lebih dari 3 Lebih dari 4
Kurang dari bulan tapi bulan tapi tahun tapi tahun tapi tahun tapi tahun tapi Tidak
sama dengan tidak lebih tidak lebih tidak lebih tidak lebih tidak lebih tidak lebih Lebih dari 5 dikenakan
1 bulan dari 3 bulan dari 1 tahun dari 2 tahun dari 3 tahun dari 4 tahun dari 5 tahun tahun bunga Total
Giro pada Bank Indonesia - - - - - - - - 50.188.118 50.188.118
Giro pada bank lain 11.697.430 88.245 47.744 - - - - - 499.970 12.333.389
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 65.512.388 1.236.990 703.100 40.000 - - - - 7.158.038 74.650.516
Efek-efek 1.106.762 641.960 6.878.061 8.372.723 3.803.432 1.126.646 5.640.330 6.000.606 26.121.186 59.691.706
Obligasi pemerintah 8.617.446 30.762.971 4.303.940 8.991.611 5.434.025 9.203.482 3.841.202 23.775.308 8.481.203 103.411.188
Tagihan lainnya transaksi
Perdagangan 1.050.327 1.993.457 1.831.394 - - - - - 20.564.299 25.439.477
Tagihan atas efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali 181.423 2.372.031 25.320 50.541 - - - - - 2.629.315
Tagihan derivatif 152.490 92.784 74.407 55.875 57.776 2.927 10.200 - - 446.459
Kredit yang diberikan 53.977.645 445.400.966 56.557.393 21.858.452 12.365.791 2.815.222 6.842.430 52.326.511 59.893.455 712.037.865
Piutang pembiayaan konsumen 441.255 891.982 3.635.966 4.541.004 3.355.200 1.711.662 567.984 166 - 15.145.219
Investasi bersih dalam
sewa pembiayaan 84.708 170.599 735.722 829.833 475.727 61.286 6.754 - - 2.364.629
Tagihan akseptasi - 600.125 11.863.116 - - - - - 81.253 12.544.494
Aset lain-lain - - - - - - - 9.123.938 - 9.123.938
142.821.874 484.252.110 86.656.163 44.740.039 25.491.951 14.921.225 16.908.900 91.226.529 172.987.522 1.080.006.313
Simpanan nasabah
Giro/giro wadiah 24.333.668 10.032.793 26.265.172 27.900.210 20.605.365 15.747.704 12.104.458 57.439.714 8.435.776 202.864.860
Tabungan/tabungan wadiah 29.452.728 12.758.657 32.810.802 36.762.123 28.889.203 23.640.760 20.146.360 121.057.718 3.193.557 308.711.908
Deposito berjangka 128.420.994 92.667.736 14.866.618 2.051.866 - - - - - 238.007.214
Simpanan dari bank lain
Giro dan tabungan 464.661 350.924 999.954 886.924 540.522 309.588 136.387 480.047 69.383 4.238.390
Interbank call money 383.144 89.216 535.295 - - - - - - 1.007.655
Deposito berjangka 1.736.571 45.890 839.739 481.262 - - - - - 3.103.462
Liabilitas atas efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali - - 3.592.883 - - - - - - 3.592.883
Liabilitas derivatif 93.990 41.202 62.837 33.033 40.722 1.233 3.226 - - 276.243
Liabilitas akseptasi - 600.125 11.863.116 - - - - - 81.253 12.544.494
Efek-efek yang diterbitkan - 10.871.270 821.374 1.117.149 2.187.618 748.638 722.546 - 375.000 16.843.595
Beban yang masih harus dibayar 41.327 146.377 5.927 6.127 - - - - 4.107.435 4.307.193
Liabilitas lain-lain - - - - - - - 6.914.877 - 6.914.877
Pinjaman yang diterima 1.104.791 1.263.274 9.111.526 3.375.494 1.658.119 25.000 50.000 19.115.475 - 35.703.679
Pinjaman subordinasi - - - - - - - 191.501 - 191.501
186.031.874 128.867.464 101.775.243 72.614.188 53.921.549 40.472.923 33.162.977 205.199.332 16.262.404 838.307.954
*) Terdapat perubahan asumsi permodelan sejalan dengan penerbitan Consultative Paper IRRBB.
275
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
206.930.577 409.101.738 49.399.006 35.010.253 34.240.036 16.003.721 11.322.136 39.483.229 195.910.378 997.401.074
Simpanan nasabah
Giro/giro wadiah 22.991.788 9.323.225 26.527.005 25.897.567 19.018.251 14.434.717 10.997.065 50.932.860 6.860.850 186.983.328
Tabungan/tabungan wadiah 21.586.593 11.882.590 30.102.863 33.467.369 26.168.020 21.302.081 18.114.142 111.952.730 2.593.436 277.169.824
Deposito berjangka 145.152.589 70.254.376 21.452.928 738.941 308.244 - - - - 237.907.078
Simpanan dari bank lain
Giro dan tabungan 195.847 4.032.646 15.709 - - - - - 56.563 4.300.765
Interbank call money 1.257.420 23.532 - - - - - - - 1.280.952
Deposito berjangka 1.506.254 346.067 825.304 641.175 438.679 - - - - 3.757.479
Liabilitas atas efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali 830.819 - - 2.522.223 - - - - - 3.353.042
Liabilitas derivatif 894 24 1.975 2.554 683 - 3.482 - 492.857 502.469
Liabilitas akseptasi - - - - - - - - 14.789.244 14.789.244
Efek-efek yang diterbitkan - - 838.692 823.016 1.069.293 99.520 1.883.067 3.937.406 375.000 9.025.994
Beban yang masih harus dibayar 7.682 95.438 4.903 2.560 - - - - 3.632.913 3.743.496
Liabilitas lain-lain - - - - - - - - 5.338.978 5.338.978
Pinjaman yang diterima 5.110.709 12.974.222 15.800.395 738.844 989.929 141.487 - 127.171 - 35.882.757
Pinjaman subordinasi 10.652 - - - - - - 204.780 - 215.432
198.651.247 108.932.120 95.569.774 64.834.249 47.993.099 35.977.805 30.997.756 167.154.947 34.139.841 784.250.838
Untuk mengetahui dampak perubahan suku bunga dan nilai tukar pada kondisi ekstrim (krisis)
terhadap pendapatan dan modal, Bank melakukan stress testing risiko pasar banking book secara
berkala.
(iii) Manajemen pricing
Bank menerapkan kebijakan pricing baik untuk produk dana maupun produk kredit. Kebijakan
pricing merupakan salah satu strategi untuk memaksimalkan Net Interest Margin (NIM) dan
sekaligus mendukung Bank menguasai market share dengan mempertimbangkan kondisi
persaingan.
Bank secara konsisten berupaya menerapkan strategi sebagai market leader dalam hal pricing
pendanaan. Namun demikian, dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas dan kebutuhan dana,
Bank dapat menerapkan strategi agresif (lebih besar dari pesaing utama) atau defensif (sama atau
lebih kecil dari pesaing utama).
Dalam menetapkan suku bunga kredit, Bank menerapkan risk based pricing yaitu pemberian suku
bunga kredit kepada nasabah bervariasi berdasarkan tingkat risiko kreditnya. Dalam rangka
meminimalkan risiko suku bunga, maka suku bunga kredit disesuaikan dengan suku bunga sumber
dana pembiayaan. Selain biaya dana, suku bunga kredit ditetapkan dengan mempertimbangkan
biaya overhead, premi risiko kredit dan marjin keuntungan Bank dengan tetap memperhatikan
competitiveness dengan pesaing utama. Suku bunga kredit dapat berupa suku bunga mengambang
(floating rate) atau suku bunga tetap (fixed rate) untuk tenor tertentu.
276
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Risiko pasar adalah risiko kerugian akibat pergerakan faktor pasar, yaitu suku bunga dan nilai tukar
atas portfolio trading yang terdiri dari cash instrument dan derivative instrument.
Dalam pelaksanaan pengelolaan risiko pasar trading, Bank menerapkan prinsip segregation of
duties dengan melakukan pemisahan antara unit front office (melaksanakan transaksi trading), unit
middle office (melaksanakan proses manajemen risiko, menyusun kebijakan dan prosedur) dan unit
back office (melaksanakan proses settlement transaksi).
Analisa risiko pasar atas aktivitas trading treasury dilakukan secara harian menggunakan
pendekatan sesuai best practice yang ada dan mengacu pada ketentuan internal dan eksternal
yang berlaku.
Risiko nilai tukar adalah potensi kerugian yang timbul akibat pergerakan nilai tukar di pasar yang
berlawanan pada saat Bank memiliki posisi terbuka. Bank menerapkan manajemen risiko nilai tukar
yang memadai sehingga terhindar dari kerugian akibat perubahan atau volatilitas nilai tukar. Risiko
nilai tukar berasal dari transaksi valuta asing dengan nasabah atau counterparty yang menyebabkan
posisi terbuka dalam valuta asing maupun posisi struktural dalam valuta asing akibat penyertaan
modal. Bank mengelola risiko nilai tukar dengan melakukan pemantauan dan pengelolaan Posisi
Devisa Neto (PDN) sesuai dengan limit internal dan ketentuan Bank Indonesia.
Perhitungan Posisi Devisa Neto pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 berdasarkan Peraturan
Bank Indonesia No. 12/10/PBI/2010 tanggal 1 Juli 2010 yang telah diperbaharui oleh Peraturan
Bank Indonesia No. 17/5/PBI/2015 tanggal 29 Mei 2015 yang mengatur mengenai penghapusan
peraturan PDN 30 menit. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia, rasio Posisi Devisa Neto
secara keseluruhan adalah penjumlahan nilai absolut dari selisih bersih antara aset dan liabilitas
dalam laporan posisi keuangan untuk setiap mata uang asing yang dinyatakan dalam Rupiah
ditambah dengan selisih bersih dari tagihan dan liabilitas komitmen dan kontinjensi, yang dicatat
dalam rekening administratif, untuk setiap mata uang asing, yang dinyatakan dalam Rupiah,
sedangkan posisi devisa neto untuk laporan posisi keuangan adalah selisih bersih jumlah aset dan
jumlah liabilitas dalam mata uang asing yang dinyatakan dalam Rupiah.
277
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
KESELURUHAN (LAPORAN
POSISI KEUANGAN
DAN REKENING
ADMINISTRATIF)***
Rasio PDN pada tanggal 31 Desember 2017 jika menggunakan modal bulan November 2017
adalah sebagai berikut:
*) Merupakan penjumlahan absolut dari selisih antara aset dan liabilitas beberapa mata uang asing lainnya.
**) Merupakan penjumlahan dari selisih antara aset dan liabilitas beberapa mata uang asing lainnya.
***) Perhitungan posisi devisa neto bank berdasarkan pada Peraturan Bank Indonesia No. 12/10/PBI/2010 tanggal 1 Juli 2010 dan Peraturan
Bank Indonesia No. 17/5/PBI/2015 tanggal 29 Mei 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Bank Indonesia Nomor
5/13/PBI/2003 tentang Posisi Devisa Neto Bank Umum. Berdasarkan peraturan tersebut, mulai tanggal 1 Juli 2010, Bank hanya
diwajibkan untuk menjaga posisi devisa neto secara keseluruhan maksimum 20% dari total modal.
278
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Posisi devisa neto Bank Mandiri berdasarkan mata uang (dinyatakan dalam Rupiah) pada
tanggal 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
KESELURUHAN (LAPORAN
POSISI KEUANGAN
DAN REKENING
ADMINISTRATIF)***
Rasio PDN pada tanggal 31 Desember 2016 jika menggunakan modal bulan November 2016
adalah sebagai berikut:
*) Merupakan penjumlahan absolut dari selisih antara aset dan liabilitas beberapa mata uang asing lainnya.
**) Merupakan penjumlahan dari selisih antara aset dan liabilitas beberapa mata uang asing lainnya.
***) Perhitungan posisi devisa neto bank berdasarkan pada Peraturan Bank Indonesia No. 12/10/PBI/2010 tanggal 1 Juli 2010 dan Peraturan
Bank Indonesia No. 17/5/PBI/2015 tanggal 29 Mei 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Bank Indonesia Nomor
5/13/PBI/2003 tentang Posisi Devisa Neto Bank Umum. Berdasarkan peraturan tersebut, mulai tanggal 1 Juli 2010, Bank hanya
diwajibkan untuk menjaga posisi devisa neto secara keseluruhan maksimum 20% dari total modal.
279
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Eksposur Bank Mandiri atas risiko nilai tukar mata uang asing
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan eksposur Grup atas risiko nilai tukar mata uang asing pada
tanggal 31 Desember 2017 dan 2016. Termasuk didalamnya adalah instrumen keuangan Grup
pada nilai tercatat, dikategorikan berdasarkan jenis mata uang.
31 Desember 2017
Dolar Pound
Amerika Euro Dolar Yen Dolar Dolar Sterling
Serikat Eropa Singapura Jepang Australia Hong Kong Inggris Lain-lain Total
Aset
Kas 1.162.014 264.084 677.224 75.015 187.524 10.695 38.668 235.092 2.650.316
Giro pada Bank Indonesia 10.236.358 - - - - - - - 10.236.358
Giro pada bank lain 8.164.603 1.135.115 221.916 503.190 50.908 33.419 220.814 368.291 10.698.256
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 44.577.230 49.712 - - - - - 214.907 44.841.849
Efek-efek 13.786.132 4.753 338.070 2.772 - - - - 14.131.727
Obligasi pemerintah 21.058.127 4.229.676 - 445.924 - - - - 25.733.727
Tagihan lainnya -
transaksi perdagangan 9.317.053 106.632 - 50.038 1.945 - 11.978 36.446 9.524.092
Tagihan derivatif 312.546 63.365 112 28 5.354 - 614 117 382.136
Kredit yang diberikan 105.002.051 2.639.172 1.173.768 1.669 89.741 - - 963.319 109.869.720
Tagihan akseptasi 5.382.765 388.388 12.432 151.986 1.260 - 3.878 46.484 5.987.193
Aset lain-lain 954.272 66.427 1.980 419 777 - 13 5.566 1.029.454
Total aset 219.953.151 8.947.324 2.425.502 1.231.041 337.509 44.114 275.965 1.870.222 235.084.828
Liabilitas
Simpanan nasabah
Giro/giro wadiah 59.444.991 818.924 529.970 576.876 59.996 6.373 251.723 188.455 61.877.308
Tabungan/tabungan wadiah 26.525.184 347.242 563.353 34.601 88.834 8.121 116.136 9.198 27.692.669
Deposito berjangka 16.680.400 4.609.164 425.560 7.014 24.474 16.494 16.832 12.647 21.792.585
Simpanan dari bank lain
Giro/giro wadiah dan tabungan 1.322.556 40.961 9.767 486 - - - - 1.373.770
Interbank call money 610.537 - - - - - - 397.118 1.007.655
Deposito berjangka 414.133 - - - - - - - 414.133
Liabilitas atas efek-efek yang
dijual dengan janji dibeli kembali 1.065.947 - - - - - - - 1.065.947
Liabilitas derivatif 107.808 106.827 - 87 1.620 - 6 387 216.735
Liabilitas akseptasi 5.382.765 388.388 12.432 151.986 1.260 - 3.878 46.484 5.987.193
Beban yang masih harus dibayar 505.350 - 30.156 162 140 5.627 55 60.535 602.025
Liabilitas lain-lain 2.417.913 320.431 99.942 80.556 282.358 62.784 593.588 101.277 3.958.849
Pinjaman yang diterima 25.005.263 - - - - - - 3.961.828 28.967.091
Pinjaman subordinasi 191.501 - - - - - - - 191.501
Total liabilitas 139.674.348 6.631.937 1.671.180 851.768 458.682 99.399 982.218 4.777.929 155.147.461
Rekening administratif bersih 4.385.036 (4.278.039) (973.281) (454.970) (200.385) (3.800) 138.142 3.104.900 1.717.603
280
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Eksposur Bank Mandiri atas risiko nilai tukar mata uang asing (lanjutan)
31 Desember 2016
Dolar Pound
Amerika Euro Dolar Yen Dolar Dolar Sterling
Serikat Eropa Singapura Jepang Australia Hong Kong Inggris Lain-lain Total
Aset
Kas 1.710.796 187.511 773.117 93.166 149.888 7.003 37.240 109.688 3.068.409
Giro pada Bank Indonesia 11.470.919 - - - - - - - 11.470.919
Giro pada bank lain 8.372.193 269.742 322.557 244.524 89.328 35.145 218.934 302.421 9.854.844
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 35.407.101 43.404 - - - 8.860 - 83.385 35.542.750
Efek-efek 10.747.401 - 195.738 2.781 - - - 152.220 11.098.140
Obligasi pemerintah 23.033.738 1.549.208 - - - - - - 24.582.946
Tagihan lainnya -
transaksi perdagangan 6.150.516 48.024 6.965 22.097 7.339 - 13.017 18.545 6.266.503
Tagihan derivatif 170.805 66.499 - 15 90 - 502 25 237.936
Kredit yang diberikan 87.954.943 1.959.304 1.321.318 1.402 5.358 392 30 1.327.585 92.570.332
Tagihan akseptasi 6.508.181 52.964 7.066 99.203 1.380 - 902 68.583 6.738.279
Aset lain-lain 734.909 35.690 4.663 245 126 22 2 23.763 799.420
Total aset 192.261.502 4.212.346 2.631.424 463.433 253.509 51.422 270.627 2.086.215 202.230.478
Liabilitas
Simpanan nasabah
Giro/giro wadiah 60.347.101 1.192.031 533.625 263.262 45.117 2.128 74.610 161.827 62.619.701
Tabungan/tabungan wadiah 28.259.562 649.443 1.004.091 38.595 160.257 7.684 168.813 15.533 30.303.978
Deposito berjangka 24.220.362 1.791.129 447.978 26.248 75.325 12.973 8.673 2.866 26.585.554
Simpanan dari bank lain
Giro/giro wadiah dan tabungan 2.071.352 7.341 20.887 7.638 - - - - 2.107.218
Interbank call money 592.790 - - - - - - 333.162 925.952
Deposito berjangka 134.725 - - - - - - - 134.725
Liabilitas derivatif 436.731 61.938 - 280 - - 526 54 499.529
Liabilitas akseptasi 6.507.794 52.964 7.066 99.203 1.380 - 902 68.970 6.738.279
Beban yang masih harus dibayar 446.838 - 26.026 145 108 5.794 65 50.934 529.910
Liabilitas lain-lain 2.733.959 175.359 54.832 52.187 39.807 4.961 7.108 23.882 3.092.095
Pinjaman yang diterima 26.872.469 - - - - - - 3.893.944 30.766.413
Pinjaman subordinasi 204.780 - - - - - - - 204.780
Total liabilitas 152.828.463 3.930.205 2.094.505 487.558 321.994 33.540 260.697 4.551.172 164.508.134
Rekening administratif bersih 1.369.270 (234.544) (1.105.567) 19.070 (23.578) (17.387) 26.611 301.083 334.958
281
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
31 Desember 2017
Aset
Kas
Dolar Amerika Serikat 1.162.014 85.647
Euro Eropa 264.084 16.265
Dolar Singapura 677.224 66.692
Yen Jepang 75.015 622.428
Dolar Australia 187.524 17.701
Dolar Hong Kong 10.695 6.160
Pound Sterling Inggris 38.668 2.110
Yuan China 39.490 18.952
Lain-lain 195.602 14.417
2.650.316 850.372
10.698.256 5.037.696
44.841.849 3.391.791
Efek-efek
Dolar Amerika Serikat 13.786.132 1.016.114
Euro Eropa 4.753 293
Dolar Singapura 338.070 33.292
Yen Jepang 2.772 23.000
14.131.727 1.072.699
Obligasi pemerintah
Dolar Amerika Serikat 21.058.127 1.552.101
Euro Eropa 4.229.676 260.509
Yen Jepang 445.924 3.700.000
25.733.727 5.512.610
282
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut
(lanjutan):
31 Desember 2017
Aset (lanjutan)
9.524.092 1.126.800
Tagihan derivatif
Dolar Amerika Serikat 312.546 23.036
Euro Eropa 63.365 3.903
Dolar Singapura 112 11
Yen Jepang 28 232
Dolar Australia 5.354 505
Pound Sterling Inggris 614 34
Yuan China 117 56
382.136 27.777
109.869.720 8.502.016
Tagihan akseptasi
Dolar Amerika Serikat 5.382.765 396.740
Euro Eropa 388.388 23.921
Dolar Singapura 12.432 1.224
Yen Jepang 151.986 1.261.085
Dolar Australia 1.260 119
Pound Sterling Inggris 3.878 212
Yuan China 46.484 22.309
5.987.193 1.705.610
283
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 2017
Aset lain-lain
Dolar Amerika Serikat 954.272 70.334
Euro Eropa 66.427 4.091
Dolar Singapura 1.980 195
Yen Jepang 419 3.477
Dolar Australia 777 73
Pound Sterling Inggris 13 1
Yuan China 5.566 2.671
1.029.454 80.842
Liabilitas
Simpanan Nasabah
Giro/giro wadiah
Dolar Amerika Serikat 59.444.991 4.385.045
Euro Eropa 818.924 47.912
Dolar Singapura 529.970 51.493
Yen Jepang 576.876 4.786.558
Dolar Australia 59.996 5.663
Dolar Hong Kong 6.373 3.671
Pound Sterling Inggris 251.723 13.681
Yuan China 179.401 86.100
Lain-lain 9.054 667
61.877.308 9.380.790
Tabungan/tabungan wadiah
Dolar Amerika Serikat 26.525.184 1.955.053
Euro Eropa 347.242 21.387
Dolar Singapura 563.353 55.478
Yen Jepang 34.601 287.098
Dolar Australia 88.834 8.385
Dolar Hong Kong 8.121 4.677
Pound Sterling Inggris 116.136 6.337
Yuan China 8.098 3.886
Lain-lain 1.100 81
27.692.669 2.342.382
Deposito berjangka
Dolar Amerika Serikat 16.680.400 1.229.438
Euro Eropa 4.609.164 283.881
Dolar Singapura 425.560 41.908
Yen Jepang 7.014 58.198
Dolar Australia 24.474 2.310
Dolar Hong Kong 16.494 9.500
Pound Sterling Inggris 16.832 918
Yuan China 12.647 6.070
21.792.585 1.632.223
284
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Liabilitas (lanjutan)
1.373.770 104.998
1.007.655 235.589
Deposito berjangka
Dolar Amerika Serikat 414.133 23.890
Liabilitas derivatif
Dolar Amerika Serikat 107.808 7.946
Euro Eropa 106.827 6.580
Yen Jepang 87 722
Dolar Australia 1.620 153
Pound Sterling Inggris 6 1
Yuan China 387 29
216.735 15.431
Liabilitas akseptasi
Dolar Amerika Serikat 5.382.765 396.740
Euro Eropa 388.388 23.921
Dolar Singapura 12.432 1.224
Yen Jepang 151.986 1.261.085
Dolar Australia 1.260 119
Pound Sterling Inggris 3.878 212
Yuan China 46.484 22.309
5.987.193 1.705.610
602.025 73.868
285
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 2017
Liabilitas (lanjutan)
Liabilitas lain-lain
Dolar Amerika Serikat 2.417.913 171.716
Euro Eropa 320.431 19.736
Dolar Singapura 99.942 9.842
Yen Jepang 80.556 668.404
Dolar Australia 282.358 26.652
Dolar Hong Kong 62.784 36.162
Pound Sterling Inggris 593.588 32.391
Yuan China 85.236 40.911
Lain-lain 16.041 1.182
3.958.849 1.006.996
28.967.091 3.744.425
Pinjaman subordinasi
Dolar Amerika Serikat 191.501 14.115
31 Desember 2016
Aset
Kas
Dolar Amerika Serikat 1.710.796 126.984
Euro Eropa 187.511 13.228
Dolar Singapura 773.117 83.024
Yen Jepang 93.166 809.646
Dolar Australia 149.888 15.416
Dolar Hong Kong 7.003 4.031
Pound Sterling Inggris 37.240 2.249
Yuan China 21.271 10.969
Lain-lain 88.417 6.563
3.068.409 1.072.110
286
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset (lanjutan)
9.854.844 2.966.172
35.542.750 2.679.264
Efek-efek
Dolar Amerika Serikat 10.747.401 797.729
Dolar Singapura 195.738 21.020
Yen Jepang 2.781 24.159
Lain-lain 152.220 11.299
11.098.140 854.207
Obligasi pemerintah
Dolar Amerika Serikat 23.033.738 1.709.686
Euro Eropa 1.549.208 109.286
24.582.946 1.818.972
6.266.503 663.795
Tagihan derivatif
Dolar Amerika Serikat 170.805 12.678
Euro Eropa 66.499 4.691
Yen Jepang 15 130
Dolar Australia 90 9
Pound Sterling Inggris 502 30
Lain-lain 25 2
237.936 17.540
287
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 2016
Aset (lanjutan)
92.570.332 7.506.161
Tagihan akseptasi
Dolar Amerika Serikat 6.508.181 483.072
Euro Eropa 52.964 3.736
Dolar Singapura 7.066 759
Yen Jepang 99.203 862.110
Dolar Australia 1.380 142
Pound Sterling Inggris 902 55
Yuan China 68.583 35.367
6.738.279 1.385.241
Aset lain-lain
Dolar Amerika Serikat 734.909 54.549
Euro Eropa 35.690 2.517
Dolar Singapura 4.663 501
Yen Jepang 245 2.129
Dolar Australia 126 13
Dolar Hong Kong 22 13
Pound Sterling Inggris 2 -
Yuan China 23.763 12.254
799.420 71.976
Liabilitas
Simpanan Nasabah
Giro/giro wadiah
Dolar Amerika Serikat 60.347.101 4.479.280
Euro Eropa 1.192.031 84.089
Dolar Singapura 533.625 57.306
Yen Jepang 263.262 2.287.842
Dolar Australia 45.117 4.640
Dolar Hong Kong 2.128 1.225
Pound Sterling Inggris 74.610 4.507
Yuan China 157.357 81.146
Lain-lain 4.470 332
62.619.701 7.000.367
288
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 2016
Liabilitas (lanjutan)
Tabungan/tabungan wadiah
Dolar Amerika Serikat 28.259.562 2.097.574
Euro Eropa 649.443 45.814
Dolar Singapura 1.004.091 107.828
Yen Jepang 38.595 335.405
Dolar Australia 160.257 16.482
Dolar Hong Kong 7.684 4.423
Pound Sterling Inggris 168.813 10.197
Yuan China 14.028 7.234
Lain-lain 1.505 112
30.303.978 2.625.069
Deposito berjangka
Dolar Amerika Serikat 24.220.362 1.797.763
Euro Eropa 1.791.129 126.351
Dolar Singapura 447.978 48.108
Yen Jepang 26.248 228.105
Dolar Australia 75.325 7.747
Dolar Hong Kong 12.973 7.467
Pound Sterling Inggris 8.673 524
Yuan China 2.866 1.478
26.585.554 2.217.543
2.107.218 222.886
925.952 215.805
Deposito berjangka
Dolar Amerika Serikat 134.725 10.000
Liabilitas derivatif
Dolar Amerika Serikat 436.731 32.416
Euro Eropa 61.938 4.369
Yen Jepang 280 2.433
Pound Sterling Inggris 526 32
Lain-lain 54 4
499.529 39.254
289
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 2016
Liabilitas (lanjutan)
Liabilitas akseptasi
Dolar Amerika Serikat 6.507.794 483.043
Euro Eropa 52.964 3.736
Dolar Singapura 7.066 759
Yen Jepang 99.203 862.110
Dolar Australia 1.380 142
Pound Sterling Inggris 902 54
Yuan China 68.970 35.566
6.738.279 1.385.410
529.910 66.835
Liabilitas lain-lain
Dolar Amerika Serikat 2.733.959 202.929
Euro Eropa 175.359 12.370
Dolar Singapura 54.832 5.888
Yen Jepang 52.187 453.525
Dolar Australia 39.807 4.094
Dolar Hong Kong 4.961 2.856
Pound Sterling Inggris 7.108 429
Yuan China 3.769 1.944
Lain-lain 20.113 1.493
3.092.095 685.528
30.766.413 4.002.642
Pinjaman subordinasi
Dolar Amerika Serikat 204.780 15.200
290
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2016
Menambah/(mengurangi) laba bersih 1.414.355 (1.414.355)
Proyeksi di atas hanya mengasumsikan perubahan nilai tukar mata uang asing Dolar Amerika
Serikat. Sedangkan nilai tukar mata uang asing lainnya tidak berubah. Dolar Amerika Serikat
merupakan komponen terbesar mata uang asing yang dimiliki Bank. Proyeksi juga
mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya adalah konstan pada tanggal pelaporan
keuangan.
Tabel berikut menyajikan aset dan liabilitas Grup yang diukur sebesar nilai wajar pada
31 Desember 2017 dan 2016.
31 Desember 2017
291
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2016
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Nilai wajar
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, untuk aset dan liabilitas yang dimiliki pada akhir tahun
laporan diukur pada nilai wajar secara berulang, Bank dan Entitas Anak tidak memiliki transfer
antara Tingkat 1 dan Tingkat 2 dari hirarki.
Surat berharga yang masuk dalam kategori tidak likuid pada tanggal 31 Desember 2017 dan
2016 masing-masing sebesar Rp30.565.367 (36,85% dari jumlah aset yang diukur sebesar nilai
wajar tingkat 2) dan Rp30.944.767 (40,94% dari jumlah aset yang diukur sebesar nilai wajar tingkat
2) yaitu obligasi pemerintah dengan tingkat suku bunga mengambang (variable rate) dan masuk
dalam klasifikasi tersedia untuk dijual (available-for-sale).
292
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan dalam pasar aktif (misalnya efek yang diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi dan tersedia untuk dijual) ditentukan berdasarkan harga pasar
yang dikutip pada tanggal pelaporan. Suatu pasar dianggap aktif apabila informasi mengenai harga
kuotasi dapat dengan mudah dan secara berkala tersedia dari suatu bursa, pedagang efek, atau
broker, kelompok penilai harga pasar industri tertentu, regulator dan harga-harga tersebut
mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan reguler pada tingkat yang wajar. Harga pasar yang
dikutip untuk aset keuangan yang dimiliki Grup adalah harga penawaran sekarang. Instrumen-
instrumen tersebut termasuk dalam tingkat 1. Instrumen yang termasuk dalam tingkat 1 umumnya
meliputi investasi ekuitas dan surat hutang pada BEI yang diklasifikasikan sebagai surat berharga
yang dimiliki untuk diperdagangkan dan tersedia untuk dijual.
Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan pada pasar aktif meliputi derivatif over-
the-counter dan obligasi pemerintah yang tidak aktif ditentukan dengan teknik penilaian internal.
Teknik-teknik penilaian tersebut memaksimumkan penggunaan data pasar yang dapat diobservasi
dan sedapat mungkin meminimalisir penggunaan estimasi yang bersifat spesifik dari entitas.
Seluruh input yang dibutuhkan untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan dapat diobservasi
dari pasar, oleh karena itu instrumen tersebut termasuk dalam tingkat 2. Sebaliknya, jika salah satu
atau lebih data tidak didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi, instrumen ini termasuk
dalam tingkat 3.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, nilai tercatat dari aset dan liabilitas keuangan Bank
Mandiri memiliki nilai yang hampir sama dengan nilai wajarnya kecuali untuk instrumen berikut:
31 Desember 2017 31 Desember 2016
Aset
Efek-efek
Dimiliki hingga jatuh tempo 8.196.823 8.223.432 11.197.290 11.272.287
Diukur pada biaya perolehan*) 1.139.166 1.152.390 496.135 499.885
Obligasi pemerintah
Dimiliki hingga jatuh tempo 2.585.950 2.680.182 11.142.896 11.161.173
Diukur pada biaya perolehan*) 8.262.937 8.259.914 5.027.262 5.151.779
Kredit yang diberikan 678.292.520 663.041.540 616.706.193 604.985.757
Piutang pembiayaan konsumen 14.782.332 14.768.169 11.531.838 12.529.745
Investasi bersih dalam
sewa pembiayaan 2.356.890 2.571.662 829.945 928.918
Liabilitas
Efek-efek yang diterbitkan 16.843.595 17.220.606 9.025.994 8.988.033
Pinjaman yang diterima 35.703.679 35.644.899 35.882.757 35.770.305
Pinjaman subordinasi 191.501 191.501 215.432 215.432
*) Efek-efek dan obligasi pemerintah yang dimiliki Entitas Anak sesuai dengan PSAK No. 110 “Akuntansi Sukuk”.
293
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank
lain, tagihan lainnya, tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan
akseptasi dan aset lain-lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk
Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), FASBI Syariah, call money, penempatan “fixed
term”, deposito berjangka dan lain-lain.
Nilai tercatat dari giro, penempatan dan simpanan overnight dengan suku bunga mengambang
adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar.
Estimasi nilai wajar terhadap penempatan dengan suku bunga tetap, tagihan lainnya, tagihan
atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan akseptasi dan aset lain-lain
ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga pasar uang yang
berlaku untuk utang dengan risiko kredit dan sisa jatuh tempo yang serupa. Karena sisa jatuh
tempo dibawah satu tahun sehingga nilai tercatat dari penempatan dengan suku bunga tetap,
tagihan lainnya, tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan
akseptasi dan aset lain-lain adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar.
(ii) Efek-efek (dimiliki hingga jatuh tempo) dan obligasi pemerintah (dimiliki hingga jatuh tempo)
Nilai wajar untuk efek-efek dan obligasi pemerintah yang dimiliki hingga jatuh tempo ditetapkan
berdasarkan harga pasar atau harga kuotasi perantara (broker)/pedagang efek (dealer). Jika
informasi ini tidak tersedia, nilai wajar diestimasi dengan menggunakan harga pasar kuotasi
efek yang memiliki karakteristik kredit, jatuh tempo dan yield yang serupa atau dinilai dengan
menggunakan metode valuasi internal.
Kredit yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen dinyatakan berdasarkan jumlah nilai
tercatat setelah dikurangi oleh beban penurunan nilai. Estimasi nilai wajar dari kredit yang
diberikan dan piutang pembiayaan konsumen mencerminkan jumlah diskonto dari estimasi kini
dari arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima. Nilai wajar dari kredit yang diberikan
dan piutang pembiayaan konsumen ditentukan dengan mendiskontokan arus kas yang
diharapkan pada tingkat suku bunga pasar terkini.
(iv) Simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain, liabilitas atas efek-efek yang dijual dengan
janji dibeli kembali, liabilitas akseptasi dan liabilitas lain-lain
Estimasi nilai wajar simpanan yang bisa ditarik kembali sewaktu-waktu, termasuk simpanan
tanpa bunga, adalah sebesar jumlah terhutang/nilai tercatat ketika utang tersebut dibayarkan.
Estimasi nilai wajar simpanan dengan tingkat suku bunga tetap, liabilitas atas efek-efek yang
dijual dengan janji dibeli kembali, liabilitas akseptasi dan liabilitas lain-lain yang tidak memiliki
kuotasi di pasar aktif ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku
bunga utang baru dengan sisa jatuh tempo yang serupa. Karena sisa jatuh tempo di bawah
satu tahun sehingga nilai tercatat dari simpanan dengan tingkat bunga tetap, liabilitas akseptasi
dan liabilitas lain-lain adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar.
(v) Efek-efek yang diterbitkan, pinjaman yang diterima dan pinjaman subordinasi
Nilai wajar agregat dihitung berdasarkan harga pasar kuotasi. Jika informasi ini tidak tersedia,
model diskonto arus kas digunakan berdasarkan kurva yield terkini yang sesuai dengan sisa
periode jatuh temponya.
294
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank menghitung nilai VaR (Value at Risk), yakni suatu nilai yang menggambarkan potensi
maksimum kerugian yang dialami Bank (bank saja) akibat pergerakan pasar yang mempengaruhi
eksposur trading Bank dalam kondisi normal dengan tingkat kepercayaan 99%. Metode
perhitungan VaR yang digunakan bank yaitu metode Historical Simulation yang tidak
membutuhkan asumsi bahwa pergerakan faktor pasar terdistribusi normal. Bank menghitung VaR
berdasarkan 250 hari data faktor pasar historis.
31 Desember 2017*)
VaR VaR VaR VaR
Rata-rata Maksimum Minimum Akhir Periode
Jenis risiko
Risiko suku bunga 14.857 25.479 1.398 13.546
Risiko nilai tukar 6.031 26.006 823 4.740
Total 18.651 33.481 4.117 27.004
31 Desember 2016*)
VaR VaR VaR VaR
Rata-rata Maksimum Minimum Akhir Periode
Jenis risiko
Risiko suku bunga 9.809 17.766 3.403 4.920
Risiko nilai tukar 16.044 75.539 852 9.118
Total 13.648 59.770 5.465 7.413
Bank melakukan backtesting untuk memastikan keakuratan metode perhitungan VaR dalam
memprediksi laba/rugi aktivitas treasury. Backtesting membandingkan laba/rugi harian dengan nilai
VaR yang dihitung oleh Bank.
Hasil backtesting periode Desember 2017 menunjukkan bahwa perhitungan VaR yang telah
dilakukan akurat, dimana jumlah penyimpangan P/L terhadap daily VaR masih dapat diterima.
295
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Jumlah Jumlah
Nosional nosional
mata uang mata uang
asing Ekuivalen asing Ekuivalen
(Dalam ribuan) Rupiah (Dalam ribuan) Rupiah
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 saldo kas tersebut, sudah termasuk uang pada
mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri), masing-masing sebesar Rp7.962.487 dan Rp8.709.914.
C. Risiko operasional
Risiko operasional adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya
proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau adanya faktor eksternal yang
mempengaruhi operasional Bank. Pengelolaan atas risiko operasional secara efektif dapat menekan
kerugian akibat risiko operasional.
Dalam rangka efektifitas pengelolaan risiko operasional, Bank menyusun kerangka kerja mengacu
pada regulasi Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Basel II dan best practice di industry baik lokal
maupun global. Dalam hal ini, Bank telah memiliki Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri, Standar
Prosedur Operasional Manajemen Risiko Operasional dan Petunjuk Teknis Operasional Manajemen
Risiko Operasional yang meliputi aspek governance maupun sistem pelaporan.
296
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank telah menetapkan kebijakan dan prosedur internal dalam Manajemen Risiko Operasional yang
mengacu pada Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri (KMRBM), yang menjadi landasan
implementasi manajemen risiko.
Terkait dengan ORM Tools, ORM Tools yang dipergunakan Bank adalah:
(i) Risk & Control Self Assesment (RCSA) yang dipergunakan untuk identifikasi dan penilaian risiko
yang melekat pada aktivitas dan penilaian kualitas kontrol.
(ii) Loss Event Database untuk mencatat kerugian-kerugian akibat risiko operasional yang terjadi
pada masing-masing unit kerja.
(iii) Key Indicator (KI) sebagai indikator kuantitatif yang dimanfaatkan untuk memberikan indikasi
tingkat risiko melekat pada key proses dalam satu tahapan unit bisnis/supporting atau end to
end processing.
(iv) Issue & Action Management (IAM) untuk mendokumentasikan issue/permasalahan, analisis
penyebabnya, dan ditetapkan action plan serta monitoring pelaksanaan action plan oleh unit
kerja.
Sebagai output dari proses Manajemen Risiko Operasional, unit kerja menghasilkan profil risiko
operasional yang menggambarkan eksposur risiko operasional unit kerja yang akan dijadikan dasar
dalam pembuatan profil risiko operasional Bank. Laporan profil risiko operasional Bank yang sudah
direview oleh unit Internal Audit dipresentasikan kepada Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada
Regulator secara periodik serta dijadikan sebagai bagian dari penentuan tingkat kesehatan bank
dari Risk-Based Bank Rating (RBBR). Selain itu, dalam rangka pengelolaan risiko operasional
terdapat laporan pengelolaan risiko operasional yang disampaikan kepada manajemen sebagai
sarana monitoring dan bahan pertimbangan untuk mengambil tindakan prioritas.
Sesuai ketentuan, bank menggunakan Basic Indicator Approach untuk perhitungan beban modal
risiko operasional. Adapun perhitungan Basic Indicator Approach didasarkan pada data Gross
Income Bank selama 3 (tiga) tahun terakhir.
Hasil perhitungan dari beban modal risiko operasional Bank Mandiri (bank saja) adalah sebesar
Rp8.383.411,11, sedangkan secara konsolidasi (Bank Mandiri dengan perusahaan anak) adalah
sebesar Rp9.725.074,58. Berdasarkan nilai beban modal risiko operasional tersebut, nilai ATMR
risiko operasional adalah sebesar Rp104.792.638,81 (bank saja) dan Rp121.563.432,23
(konsolidasian).
297
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 22 November 2012, Bank Mandiri mengadakan perjanjian dengan vendor untuk
menambah fitur eMAS sesuai perjanjian Application Management Services 2011 sebesar
USD866.125 (nilai penuh, setelah PPN) dan Application Management Services 2012 sebesar
USD1.190.000 (nilai penuh, setelah PPN) dengan sistem blanket order sehingga total nilai kontrak
maksimum sebesar USD2.056.125 (nilai penuh, setelah PPN). Pada tanggal 31 Desember 2017,
nilai kontrak dengan pendekatan realisasi pembayaran untuk Application Management Services
2012 adalah sebesar USD1.083.250 (nilai penuh, setelah PPN) dan Bank telah melakukan
pembukuan atas nilai realisasi pembayaran sebagai aset tetap sebesar USD977.900 (nilai penuh,
setelah PPN) sehingga estimasi penyelesaian proyek posisi 31 Desember 2017 adalah 90,27%.
Pada tanggal 3 September 2013, Bank Mandiri mengadakan perjanjian dengan vendor untuk
menambah fitur eMAS sesuai perjanjian Application Management 2013 dengan system blanket
order dengan nilai kontrak maksimum sebesar USD2.583.700 (nilai penuh, setelah PPN). Perjanjian
blanket order didasarkan pada estimasi mandays aktual yang akan dilakukan oleh vendor atas
pekerjaan penambahan fitur eMAS tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2017, nilai kontrak dengan
pendekatan realisasi pembayaran adalah sebesar USD2.443.000 (nilai penuh) dan Bank Mandiri
telah melakukan pembukuan atas nilai realisasi pembayaran sebagai aset tetap sebesar
USD2.333.800 (nilai penuh) sehingga estimasi penyelesaian proyek posisi 31 Desember 2017
adalah 95,53%.
Pada tanggal 15 September 2014, Bank Mandiri mengadakan Perjanjian dengan vendor untuk
menambah fitur eMAS sesuai perjanjian Application Management 2014 dengan system blanket
order dengan nilai kontrak maksimum sebesar USD3.550.000 (nilai penuh, setelah PPN). Perjanjian
blanket order didasarkan pada estimasi mandays aktual yang akan dilakukan oleh vendor atas
pekerjaaan penambahan fitur eMAS tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2017, nilai kontrak
dengan pendekatan realisasi pembayaran adalah sebesar USD3.442.435 (nilai penuh) dan Bank
Mandiri telah melakukan pembukuan atas nilai realisasi pembayaran sebagai aset tetap sebesar
USD3.291.560 (nilai penuh) sehingga estimasi penyelesaian proyek posisi 31 Desember 2017
adalah 95,62%.
Pada tanggal 7 Januari 2016, Bank Mandiri mengadakan Perjanjian dengan vendor untuk
menambah fitur eMAS sesuai perjanjian Application Management 2015 dengan system blanket
order dengan nilai kontrak maksimum sebanyak 6000 mandays. Pada tanggal 31 Desember 2017
pendekatan realisasi pembayaran adalah USD3.381.897,25 (nilai penuh) dan bank telah melakukan
pembukuan atas nilai realisasi pembayaran sebagai aset tetap sebesar USD2.568.444 (nilai penuh)
sehingga estimasi penyelesaian proyek posisi 31 Desember 2017 adalah 75,95%.
Pada tanggal 14 Desember 2016, Bank Mandiri mengadakan Perjanjian dengan vendor untuk
menambah fitur eMAS sesuai perjanjian Application Management 2016 dengan system blanket
order dengan nilai kontrak maksimum sebanyak 5256 mandays. Pada tanggal 31 Desember 2017
pendekatan realisasi pembayaran adalah USD1.174.510,50 (nilai penuh) dan Bank telah melakukan
pembukuan atas nilai realisasi pembayaran sebagai aset tetap sebesar USD614.451 (nilai penuh)
sehingga estimasi penyelesaian proyek posisi 31 Desember 2017 adalah 52,32%.
b. Perkara hukum
Bank saat ini masih menghadapi permasalahan hukum diantaranya dengan debitur dan/atau pemilik
dana sebagai akibat adanya perselisihan perjanjian yang telah diputus oleh Pengadilan dimana
Bank dihukum untuk membayar ganti rugi sebesar Rp121 (31 Desember 2016: Rp89.255). Saat ini
Bank masih dalam proses/upaya hukum keberatan terhadap putusan.
Jumlah klaim terhadap Bank Mandiri atas tuntutan hukum yang belum selesai pada tanggal
31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp681.269 dan Rp816.014. Pada tanggal
31 Desember 2017 dan 2016, Bank Mandiri telah membentuk cadangan masing-masing sebesar
Rp178.062 dan Rp256.164 dan berpendapat bahwa cadangan yang dibentuk telah memadai.
298
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 25 November 2009, Bank Mandiri telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan
Asian Development Bank (ADB) melalui Trade Finance Facilitation Program (TFFP), yaitu
Confirmation Bank Agreement (CBA), Issuing Bank Agreement (IBA) dan Revolving Credit
Agreement (RCA).
Berdasarkan CBA dan IBA, Bank Mandiri dapat bertindak baik sebagai confirming bank maupun
sebagai issuing bank bagi transaksi ekspor impor nasabah dengan basis Letter of Credit (L/C).
Sebagai confirming bank, Bank Mandiri dapat diberikan jaminan oleh ADB atas L/C yang diterbitkan
oleh issuing bank dan sebagai issuing bank, maka Bank Mandiri dapat diberikan confirmation
guarantee oleh ADB atas L/C yang diterbitkan.
Skema TFFP tersebut merupakan program ADB untuk memfasilitasi transaksi perdagangan
berbasis L/C di negara-negara berkembang Asia untuk mendorong tingkat pertumbuhan volume
perdagangan. Dengan menjadi partisipan dalam TFFP ini, Bank Mandiri akan memiliki kemudahan
akses untuk meningkatkan trade finance credit lines serta meningkatkan trade volume dan
membuka peluang bisnis baru khususnya ke negara-negara yang selama ini volume perdagangan
dengan Indonesia masih cukup rendah.
Selanjutnya berdasarkan RCA, Bank Mandiri menerima fasilitas kredit revolving sampai dengan
jumlah maksimal USD25.000.000 (nilai penuh). Fasilitas kredit revolving ini dikenakan bunga
sebesar jumlah total margin dan LIBOR selama periode bunga.
Bank Mandiri sedang dalam proses menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Bank Mandiri melalui
Penawaran Umum Berkelanjutan dengan target dana yang akan dihimpun sebesar Rp14.000.000.
Pada tanggal 30 September 2016, telah diterbitkan Obligasi Berkelanjutan I Bank Mandiri Tahap I
Tahun 2016 (“Obligasi Berkelanjutan I Tahap I”) dengan nominal sebesar Rp5.000.000 yang terdiri
dari atas 3 (tiga) seri dengan tenor 5, 7 dan 10 tahun. Pada tanggal 15 Juni 2017, telah diterbitkan
Obligasi Berkelanjutan I Bank Mandiri Tahap II Tahun 2017 (“Obligasi Berkelanjutan I Tahap II”)
dengan nilai nominal sebesar Rp6.000.000 yang terdiri dari atas 4 (empat) seri dengan tenor 3, 5, 7
dan 10 tahun, dimana tenor 3 tahun merupakan Zero Coupon Bond.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 24 tahun 2004 tanggal 22 September 2004.
Pemerintah telah membentuk lembaga penjaminan independen, yaitu Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS) untuk menjamin dana masyarakat termasuk dana dari bank lain dalam bentuk giro, deposito,
sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Suku bunga simpanan LPS pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing adalah sebesar
5,75% dan 6,25% untuk simpanan dalam mata uang Rupiah dan masing-masing sebesar 0,75% dan
0,75% untuk simpanan dalam mata uang asing.
299
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Amandemen dan penyesuaian Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang telah disahkan
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) - Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), tetapi belum
berlaku efektif untuk laporan keuangan selama tahun berjalan diungkapkan di bawah ini. Grup
bermaksud untuk menerapkan amandemen dan penyesuaian PSAK tersebut, jika dipandang relevan,
saat telah menjadi efektif.
Grup sedang mengevaluasi dampak dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tersebut dan belum
menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup.
Sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Tahun 2017 pada tanggal 21 Agustus
2017 telah diangkat Sdr. R. Widyo Pramono sebagai anggota Dewan Komisaris Bank yang
pengangkatannya akan efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas
Uji Kemampuan dan Kepatutan. Atas pengangkatan tersebut, Sdr. R. Widyo Pramono telah efektif
menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris Bank pada tanggal 15 Januari 2018 sesuai Surat Bank
kepada OJK No. RMC/42/2018 tanggal 15 Januari 2018 perihal Penetapan Efektif atas Pengangkatan
Komisaris PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Tahun 2017 pada tanggal 21 Agustus
2017 telah diangkat Sdr. Darmawan Junaidi sebagai Direktur Treasury Bank yang pengangkatannya
akan efektif setelah mendapat persetujuan dari OJK atas Uji Kemampuan dan Kepatutan. Atas
pengangkatan tersebut, Sdr. Darmawan Junaidi telah efektif menjabat sebagai Direktur Treasury Bank
pada tanggal 12 Januari 2018 sesuai Surat Bank kepada OJK No. RMC/37/2018 tanggal 12 Januari
2018 perihal Penetapan Efektif atas Pengangkatan Direktur Treasury PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
300
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sdr. Bambang Ratmanto menjabat sebagai Anggota Komite Audit Bank sejak tanggal 2 Januari 2018
sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusan No. KEP.DIR/003/2018 tanggal 19 Januari 2018
perihal Penetapan Keanggotaan Komite Audit. Sedangkan masa jabatan Sdri. Lista Irna sebagai
Anggota Komite Audit Bank berakhir sejak tanggal 2 Januari 2018.
Sdr. Budi Sulistio menjabat sebagai Anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi Bank sejak tanggal
2 Januari 2018 sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusan No. KEP.DIR/004/2018 tanggal
19 Januari 2018 perihal Penetapan Keanggotaan Komite Tata Kelola Terintegrasi.
Perubahan Modal Dasar, Komposisi Kepemilikan Saham dan Setoran Modal PT Bank Mandiri
Taspen
Pada tanggal 12 Januari 2018 telah diterima surat OJK nomor S-13/KR.0811/2018 perihal Perubahan
Modal Dasar PT Bank Mandiri Taspen diberitahukan bahwa perubahan modal dasar Bank Mandiri
Taspen dari Rp624.500.000.000 (nilai penuh) menjadi Rp681.061.085.000 (nilai penuh) sesuai akta
Berita Acara RUPSLB No. 18 tanggal 9 Oktober 2017 dan akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 23
tanggal 14 Desember 2017 dibuat oleh Notaris I Gusti Ngurah Putra Wijaya, S.H di Denpasar yang
telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan No. AHU-0026428.AH.01.02 Tahun 2017 tanggal
15 Desember 2017 yang telah dicatat dalam administrasi Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan.
Pada tanggal 24 Januari 2018 telah diterima surat OJK nomor S-11/KR.08/2018 perihal Perubahan
Komposisi Kepemilikan Saham dan Setoran Modal PT Bank Mandiri Taspen diberitahukan hal-hal
sebagai berikut:
a. Tambahan setoran modal oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp33.619.909.000 (nilai
penuh) sehingga menjadi jumlah saham (lembar) sebesar 809.655.870 dengan nominal sebesar
Rp404.827.935.000 (nilai penuh) dan persentase kepemilikan 59,44%.
b. Tambahan setoran modal PT Taspen (Persero) sebesar Rp22.624.434.000 (nilai penuh) sehingga
menjadi jumlah saham (lembar) sebesar 544.848.868 dengan nominal sebesar Rp272.424.434.000
(nilai penuh) dan persentase kepemilikan 40,00%.
c. Tambahan setoran modal Sdr. I.B Made Putra Jandhana sebesar Rp316.742.000 sehingga menjadi
jumlah saham (lembar) sebesar 7.617.432 dengan nominal sebesar Rp3.808.716.000 dan
persentase kepemilikan 0,56%.
Informasi yang disajikan pada lampiran 1 - 4 merupakan informasi keuangan tambahan PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk., Entitas Induk, yang menyajikan penyertaan Bank pada Entitas Anak
berdasarkan metode biaya.
301
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
31 Desember 31 Desember
2017 2016
ASET
Kas 22.005.487 21.223.106
Giro pada Bank Indonesia 43.674.536 48.761.535
Giro pada bank lain
Pihak berelasi 441 194.320
Pihak ketiga 11.724.561 8.401.644
11.725.002 8.595.964
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (3.431) (2.995)
Neto 11.721.571 8.592.969
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Pihak berelasi 2.150.449 2.198.674
Pihak ketiga 62.025.489 64.158.423
64.175.938 66.357.097
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (49.713) (80.108)
Tagihan derivatif
Pihak berelasi 23.824 3.660
Pihak ketiga 399.433 235.600
Neto 423.257 239.260
Lampiran 1
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
31 Desember 31 Desember
2017 2016
ASET (lanjutan)
Penyertaan saham
Pihak berelasi 38.779 -
Pihak ketiga 7.504.134 6.583.203
7.542.913 6.583.203
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (75.734) (49.247)
Neto 7.467.179 6.533.956
Lampiran 1
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
31 Desember 31 Desember
2017 2016
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
Liabilitas segera 2.838.567 1.569.911
Simpanan nasabah
Giro
Pihak berelasi 46.287.627 48.889.558
Pihak ketiga 148.960.350 131.669.970
Total 195.247.977 180.559.528
Tabungan
Pihak berelasi 3.541.392 1.969.759
Pihak ketiga 300.127.431 271.802.756
Total 303.668.823 273.772.515
Deposito berjangka
Pihak berelasi 33.362.950 46.479.231
Pihak ketiga 197.497.781 187.138.570
Total 230.860.731 233.617.801
Total simpanan nasabah 729.777.531 687.949.844
Deposito berjangka
Pihak berelasi 108.473 346.732
Pihak ketiga 2.501.964 3.199.043
Total 2.610.437 3.545.775
Total simpanan dari bank lain 7.974.778 9.559.080
Liabilitas atas efek-efek yang dijual dengan
janji dibeli kembali
Pihak berelasi - 230.024
Pihak ketiga 3.592.883 3.123.018
Total 3.592.883 3.353.042
Liabilitas derivatif
Pihak berelasi 16.582 10.058
Pihak ketiga 240.120 492.394
Total 256.702 502.452
Lampiran 1
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
Liabilitas akseptasi
Pihak berelasi 575.595 2.481.708
Pihak ketiga 11.887.646 12.197.913
Total 12.463.241 14.679.621
Lampiran 1
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
31 Desember 31 Desember
2017 2016
LIABILITAS DAN EKUITAS (lanjutan)
EKUITAS
Lampiran 1
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
2017 2016
Lampiran 2
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
2017 2016
*) Laba per saham untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dihitung kembali dengan menggunakan jumlah rata-
rata tertimbang saham yang beredar setelah pemecahan nilai nominal saham (stock split) yang berlaku efektif sejak 13 September
2017, seakan-akan stock split tersebut telah terjadi sejak awal tahun yang disajikan.
Lampiran 2
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
Keuntungan neto
yang belum
direalisasi dari
kenaikan
nilai wajar
Selisih kurs efek-efek
karena dan obligasi
penjabaran pemerintah yang Kerugian neto
laporan tersedia untuk aktuarial program Saldo laba
Modal Tambahan keuangan dijual setelah Selisih neto imbalan pasti
ditempatkan modal disetor/ dalam mata dikurangi pajak revaluasi setelah dikurangi Sudah ditentukan Belum ditentukan Total
dan disetor agio saham uang asing tangguhan aset tetap pajak tangguhan penggunaannya penggunaannya Total ekuitas
Saldo pada tanggal 1 Januari 2017 11.666.667 17.476.308 45.441 (768.222) 24.796.520 72.261 5.380.268 85.399.507 90.779.775 144.068.750
Lampiran 3
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
Kerugian neto
yang belum
direalisasi dari
nilai wajar
Selisih kurs efek-efek
karena dan obligasi
penjabaran pemerintah yang Keuntungan neto
laporan tersedia untuk aktuarial program Saldo laba
Modal Tambahan keuangan dijual setelah Selisih neto imbalan pasti
ditempatkan modal disetor/ dalam mata dikurangi pajak revaluasi setelah dikurangi Sudah ditentukan Belum ditentukan Total
dan disetor agio saham uang asing tangguhan aset tetap pajak tangguhan penggunaannya penggunaannya Total ekuitas
Saldo pada tanggal 1 Januari 2016 11.666.667 17.476.308 69.774 (1.526.045) - 250.184 12.402.382 71.406.695 83.809.077 111.745.965
Pembayaran dividen
dari laba bersih tahun 2015 - - - - - - - (6.100.490) (6.100.490) (6.100.490)
Lampiran 3
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
Lampiran 4
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
Lampiran 4
2017
Laporan Tahunan