Anda di halaman 1dari 12

PEMODELAN MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT

EBOLA DENGAN MODEL EPIDEMI SIR PADA POPULASI


MANUSIA TAK KONSTAN
DENGAN TREATMENT

EVI NOPITASARI
H1011161003

TUGAS METODE PENELITIAN

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat dan izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Wawasan Nusantara”. Makalah ini dibuat dalam rangka melengkapi tugas
dari mata kuliah Kewarganegaraan pada Program Studi Matematika di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang
dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan,
karena Indonesia kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku
bangsa.Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat
istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda - beda, sehingga tata
kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung
potensi konflik yang besar mengenai berbagai macam ragam budaya. Indonesia
diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan
dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia. Hal ini dikarenakan kemerdekaan
yang telah diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan
kesatuan yang sangat tinggi bangsa Indonesia sendiri. Jadi, semangat ini harus tetap
dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia.
Sangat menarik dan begitu pentingnya pembahasan tentang wawasan
nusantara inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengulas sedikit
tentang“Wawasan Nusantara”.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian wawasan nusantara
2. Menjelaskan wawasan nusantara sebagai wawsan nasional Indonesia
3. Menjelaskan hakikat dan azas wawasan nusantara
4. Menjelaskan kedudukan, fungsi dan tujuan wawasan nusantara
5. Menjelaskan bentuk wawasan nusantara
6. Menjelaskan implementasai wawasan nusantara
7. Menjelaskan penerapan wawasan nusantara
8. Menjelaskan keberhasilan implementasi wawasan nusantara

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam menyusun makalah ini adalah disamping untuk
memenuhi tugas dalam perkuliahan juga agar kami khususnya dan semua mahasiswa
pada umumnya mampu memahami wawasan nusantara.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam
pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai
kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.
Istilah wawasan berasal dari kata “wawas” yang berarti pandangan, tinjauan,
atau penglihatan indrawi. Akar kata ini membentuk kata “mawas” yang berarti
memandang, meninjau, atau melihat, atau cara melihat. Kata wawasan berarti
pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggap inderawi, sedangkan istilah nusantara
dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-
pulau indonesia yang terletak di antara samudera pasifik dan samudera Indonesia
serta di antara benua Asia dan benua Australia.
Wawasan nusantara sebagai geopolitik dan landasan visional bangsa Indonesia
pada hakikatnya merupakan perwujudan ideologi pancasila. Wawasan nusantara
mengarahkan visi bangsa Indonesia untuk mewujudkan kesatuan dan keserasian
dalam berbagai bidang kehidupan nasional seperti bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan.

B. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Indonesia


Sebagai bangsa majemuk yang telah menegara, bangsa Indonesia dalam
membina dan membangun atau menyelenggarakan kehidupan nasionalnya, baik pada
aspek politik, ekonomi, sosbud maupun hankamnya, selalu mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah. Untuk itu pembinaan dan
penyelenggaraan tata kehidupan bangsa dan negara Indonesia disusun atas dasar
hubungan timbal balik antara falsafah, cita-cita dan tujuan nasional, serta kondisi
sosial budaya dan pengalaman sejarah yang menumbuhkan kesadaran tentang
kemajemukan dan kebhinekaannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
nasional.
Gagasan untuk menjamin persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan tersebut
merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya, yang
dikenal dengan istilah Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia dan
diberi nama Wawasan Nusantara, disingkat “Wasantara”. Dari pengertian-pengertian
seperti di atas, pengertian yang digunakan sebagai acuan pokok ajaran dasar
Wawasan Nusantara ialah Wawasan Nusantara sebagai geopolitik Indonesia, yaitu
cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang
serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
wilayah dan tetap menghargai serta menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek
kehidupan nasional untuk mencapai tujuan nasional.
1. Landasan Ideal : Pancasila
Pancasila telah diakui sebagai ideologi dan dasar negara yang terumuskan
dalam pembukaan UUD 1945. Pada hakikatnya, Pancasila mencerminkan nilai
keseimbangan, keserasian, keselarasan, persatuan dan kesatuan, kekeluargaan,
kebersamaan dan kearifan dalam membina kehhidupan nasional. Pancasila
merupakan sumber motivasi bagi perjuangan seluruh bangsa Indonesia dalam
tekadnya untuk menata kehidupan di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
secara berdaulat dan mandiri. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar
negara mempunyai kekuatan hukum yang mengikat para penyelenggara negara, para
pimpinan pemerintahan, dan seluruh rakyat Indonesia.

2. Landasan Konstitusional : UUD 1945


Bangsa Indonesia menyadari bahwa bumi, air, dan dirgantara di atasnya serta
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Karena itu, bangsa Indonesia bertekad
mendayagunakan segenap kekayaan alam, sumber daya, serta seluruh potensi
nasionalnya berdasarkan kebijaksanaan yang terpadu, seimbang, serasi, dan selaras
untuk mewujudkan kesejahteraan dan keamanan segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah dengan tetap memperhatikan kepentingan daerah penghasil secara proporsional
dalam keadilan.
Dengan demikian, UUD 1945 seharusnya dan sewajarnya menjadi landasan
konstitusional dari Wawasan Nusantara yang merupakan cara pandang bangsa
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

C. Hakikat dan Asas Wawasan Nusantara


Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara, dalam pengertian
cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi
kepentingan nasional. Hal tersebut berarti bahwa setiap warga bangsa dan aparatur
negara harus berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh menyeluruh demi
kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Demikian juga produk yang dihasilkan
oleh lembaga negara harus dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara
Indonesia, tanpa menghilangkan kepentingan lainnya, seperti kepentingan daerah,
golongan, dan orang per orang.
Asas Wawasan Nusantara merupakan ketentuan-ketentuan atau kaidah-
kaidah dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara, dan diciptakan demi tetap taat
dan setianya komponen pembentuk bangsa Indonesia (suku bangsa atau golongan)
terhadap kesepakatan bersama. Harus disadari bahwa jika asas wawasan nusantara
diabaikan, komponen pembentuk kesepakatan bersama akan melanggar kesepakatan
bersama tersebut, yang berarti bahwa tercerai berainya bangsa dan negara Indonesia.
Asas Wawasan Nusantara terdiri dari: kepentingan yang sama, tujuan yang sama,
keadilan, kejujuran, solidaritas, kerjasama, dan kesetiaan terhadap ikrar atau
kesepakatan bersama demi terpeliharanya persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.
D. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara
Kedudukan (status) wawasan nusantara adalah posisi, cara pandang, dan
perilaku bangsa Indonesia mengenai dirinya yang kaya akan berbagai suku bangsa,
agama, bahasa, dan kondisi lingkungan geografis yang berwujud negara kepulauan,
berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Secara hierarki, posisi atau status wawasan
nusantara menempati urutan ketiga setelah UUD 1945. Urutan sistem kehidupan
nasional Indonesia adalah:
1. Pancasila sebagai filsafat, ideologi bangsa, dan dasar negara.
2. UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
3. Wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia.
4. Petahanan nasional sebagai geostrategi bangsa dan negara Indonesia.
5. Politik dan strategi nasional sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam
pembangunan nasional.
Fungsi wawasan nusantara menjadi pedoman, motivasi, dorongan serta
rambu dalammenentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan
danperbuatanbagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun
bagiseluruh rakyat indonesia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan bangsa
Indonesia yang mengutamakan kepentingan nasional. Nasionalisme yang tinggi demi
tercapainya tujuan nasional merupakan pancaran dari makin meningkatnya rasa,
paham dan semangat kebangsaan dalam jiwa kita sebagai hasil pemahaman dan
penghayatan wawasan nusantara.
Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu:
1. Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan
bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah “untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
2. Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan
baik alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia
adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk
menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta
martabat manusia di seluruh dunia.

E. Bentuk Wawasan Nusantara


Gambaran dari isi Deklarasi Djuanda :
· Wawasan nusantara sebagai landasan konsepsi ketahanan nasional.
Mempunyai arti bahwa wawasan nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan
nasional, pertahanan keamanan, dan kewilayahan.
· Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan.
Berarti bahwa cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri serta
lingkungannya selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara mencakup:
1. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik.
2. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi.
3. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan ekonomi.
4. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan politik.
5. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan
keamanan.
· Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara.
Berarti pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia
sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.
· Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan.
Wilayah nasional perlu ditentukan batasannya, agar tidak terjadi sengketa
dengan negara tetangga.

F. Implementasi Wawasan Nusantara


Implementasi wawasan nusantara bertujuan untuk menerapkan wawasan
nusantara dalam kehidupan sehari-hari yang mencakup bidang politik, ekonomi,
sosial, budaya, serta pertahanan nasional.
1) Implementasi dalam Kehidupan Politik.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan
wawasan nusantara, yaitu:
Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang – undang, seperti UU Partai
Politik, UU Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan Presiden. Pelaksanaan undang-
undang tersebut harus sesuai hukum dan mementingkan persatuan bangsa. Contohnya
seperti dalam pemilihan presiden, anggota DPR, dan kepala daerah harus
menjalankan prinsip demokratis dan keadilan, sehingga tidak menghancurkan
persatuan dan kesatuan bangsa.
Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus sesuai denga
hukum yang berlaku. Seluruh bangsa Indonesia harus mempunyai dasar hukum yang
sama bagi setiap warga negara, tanpa pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak
produk hukum yang dapat diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk
peraturan daerah (perda) yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku secara
nasional.
Mengembagkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk mempersatukan
berbagai suku, agama, dan bahasa yamg berbeda, sehingga menumbuhkan sikap
toleransi.
Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga pemerintahan
untuk menigkatkan semangat kebangsaan dan kesatuan.
Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat korps
diplomatik ebagai upaya penjagaan wilayah Indonesia terutama pulau-pulau terluar
dan pulau kosong.
2) Implementasi dalam Kehidupan Ekonomi.
Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti posisi
khatulistiwa, wilayah laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil tambang dan
minyak yang besar, serta memiliki penduduk dalam jumlah cukup besar. Oleh karena
itu, implementasi dalam kehidupan ekonomi harus berorientasi pada sektor
pemerintahan, pertanian, dan perindustrian.
Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan
antardaerah. Oleh sebab itu, dengan adanya otonomi daerah dapat menciptakan upaya
dalam keadilan ekonomi.
Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan
memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.
3) Implementasi dalam Kehidupan Sosial.
Banyak hal yang bisa dijadikan contoh dalam implementasi dalam kehidupan
sosial, salah satu contohnya Tari pendet dari Bali merupakan budaya Indonesia yang
harus dilestarikan sebagai implementasi dalam kehidupan sosial. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial, yaitu :
a. Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang
berbeda, dari segi budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya dengan
pemerataan pendidikan di semua daerah dan program wajib belajar harus
diprioritaskan bagi daerah tertinggal.
b. Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta
dapat dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional
maupun daerah. Contohnya dengan pelestarian budaya, pengembangan museum, dan
cagar budaya.

4) Implementasi dalam Kehidupan Pertahanan dan Keamanan


Membagun TNI Profesional merupakan implementasi dalam kehidupan
pertahanan keamanan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan
pertahanan dan keamanan, yaitu :
· Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan
kesempatan kepada setiap warga negara untuk berperan aktif, karena kegiatan
tersebut merupakan kewajiban setiap warga negara, seperti memelihara lingkungan
tempat tinggal, meningkatkan kemampuan disiplin, melaporkan hal-hal yang
menganggu keamanan kepada aparat dan belajar kemiliteran.
· Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga
menjadi ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan
membangun solidaritas dan hubungan erat antara warga negara yang berbeda daerah
dengan kekuatan keamanan.
· Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana
yang memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau dan
wilayah terluar Indonesia.

G. Penerapan Wawasan Nusantara


Salah satu manfaat paling nyata dari penerapan wawasan nusantara, khususnya
di bidang wilayah, adalah diterimanya konsepsi nusantara di forum internasional
sehingga terjaminlah integritas wilayah territorial Indonesia. Laut nusantara yang
semula dianggap “laut bebas” menjadi bagian integral dari wilayah
Indonesia.Pertambahan luas wilayah sebagai ruang lingkup tersebut menghasilkan
sumber daya alam yang mencakup besar untuk kesejahteraan bangsa
Indonesia.Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima oleh dunia internasional
terutama negara tetangga yang dinyatakan dengan persetujuan yang dicapai.
Penerapan wawasan nusantara dalam pembangunan negara di berbagai bidang
tampak pada berbagai proyek pembangunan sarana dan prasarana ekonomi,
komunikasi dan transportasi.
Penerapan di bidang sosial dan budaya terlihat pada kebijakan untuk menjadikan
bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika tetap merasa sebangsa, setanah air,
senasib sepenanggungan dengan asas pancasila.
Penerapan wawasan nusantara di bidang pertahanan keamanan terlihat pada
kesiapsiagaan dan kewaspadaan seluruh rakyat melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta untuk menghadapi berbagai ancaman bangsa dan Negara.
Dewasa ini kita menyaksikan bahwa kehidupan individu dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sedang mengalami perubahan. Dan kita juga menyadari
bahwa faktor utama yang mendorong terjadinya proses perubahan tersebut adalah
nilai-nilai kehidupan baru yang dibawa oleh negara maju dengan kekuatan penetrasi
globalnya. Apabila kita menengok sejarah kehidupan manusia dan alam semesta,
perubahan dalam kehidupan itu adalah suatu hal yang wajar dan alamiah.

H. Keberhasilan Implementasi Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara perlu menjadi pola yang mendasari cara berpikir,
bersikap dan bertindak dalam rangka menghadapi, menyikapi, dan menangani
permasalahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berorientasi
kepada kepentingan rakyat dan keutuhan wilayah tanah air. Wawasan Nusantara juga
perlu diimplementasikan dalam kehiduan politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan serta dalam upaya menghadapi tantangan-tantangan dewasa ini.
Karena itu, setiap warga negara Indonesia perlu memiliki kesadaran untuk:
a. Mengerti, memahami, dan menghayati hak dan kewajiban warga negara serta
hubungan warga negara dengan negara, sehingga sadar sebagai bangsa Indonesia
yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara.
b. Mengerti, memahami, dan menghayati bahwa di dalam menyelenggarakan
kehidupannya negara memerlukan Konsepsi Wawasan Nusantara, sehingga sadar
sebagai warga negara yang memiliki Wawasan Nusantara guna mencapai cita-cita
dan tujuan nasional.
Untuk mengetuk hati nurani setiap warga negara Indonesia agar sadar
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, diperlukan pendekatan dengan program
yang teratur, terjadwal dan terarah. Hal ini akan mewujudkan keberhasilan dari
implementasi Wawasan Nusantara. Dengan demikian Wawasan Nusantara
terimplementasi dalam kehidupan nasional guna mewujudkan Ketahanan Nasional.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam
pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai
kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.
Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara, dalam pengertian cara
pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan
nasional. Hal tersebut berarti bahwa setiap warga bangsa dan aparatur negara harus
berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh menyeluruh demi kepentingan bangsa
dan negara Indonesia.
Kedudukan (status) wawasan nusantara adalah posisi, cara pandang, dan perilaku
bangsa Indonesia mengenai dirinya yang kaya akan berbagai suku bangsa, agama,
bahasa, dan kondisi lingkungan geografis yang berwujud negara kepulauan,
berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Fungsi wawasan nusantara menjadi pedoman, motivasi, dorongan serta rambu
dalammenentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan danperbuatanbagi
penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagiseluruh rakyat
indonesia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Implementasi wawasan nusantara bertujuan untuk menerapkan wawasan nusantara
dalam kehidupan sehari-hari yang mencakup bidang politik, ekonomi, sosial, budaya,
serta pertahanan nasional.
Penerapan wawasan nusantara dalam pembangunan negara di berbagai bidang
tampak pada berbagai proyek pembangunan sarana dan prasarana ekonomi,
komunikasi dan transportasi.
Penerapan di bidang sosial dan budaya terlihat pada kebijakan untuk menjadikan
bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika tetap merasa sebangsa, setanah air,
senasib sepenanggungan dengan asas pancasila.
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma.


Sadjiman, Djunaedi. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Daerah :Tanpa Nama
Penerbit.
Sumarsono, dkk. 2006. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Panut Panuju, Ida Umami ; Psikologi Remaja, PT. Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta,
1999

http://turwahyudin.wordpress.com/2008/04/06/apa-mengapa-dan-bagaimana-
wawasan-nusantara/

Anda mungkin juga menyukai