Dahulu kala burung kasuari tidak seperti yang kita kenal saat ini. Dia memiliki sayap yang
lebar dan kuat sehingga ia bisa mencari makan di atas pohon yang tinggi tapi juga bisa
dengan mudah mencari makan di atas tanah. Kelebihannya ini membuat Kasuari menjadi
burung yang sombong. Dia sering berbuat curang saat berebut makanan dan tidak peduli jika
teman-temannya yang lain kelaparan gara-gara dia. Sayapnya yang lebar biasa dia gunakan
untuk menyembunyikan buah-buahan ranum di atas pohon, sehingga burung-burung lainnya
tidak bisa melihatnya. Atau dengan sengaja dia menjatuhkan buah-buahan ranum itu ke tanah
sehingga Cuma ia sendiri yang bisa menikmatinya. “Biar saja!” pikirnya, “Salah sendiri
kenapa mereka punya sayap yang pendek dan badan yang kecil. Siapa cepat dia yang dapat.”
Mereka lalu mengirimkan tantangan tersebut kepada Kasuari. Kasuari yang sangat yakin
dengan kemampuannya langsung menyanggupi tantangan tersebut tanpa repot-repot bertanya
siapa lawannya.
“Pertandingannya akan diadakan minggu depan dan akan disaksikan semua warga burung!”
kata burung pipit. “Yang bisa terbang paling jauh dan lama yang menang.”
“Ya ampun…kalo begitu pasti aku yang menang. Di hutan ini tidak ada yang memiliki sayap
selebar dan sekuat punyaku. Jadi pasti aku yang menang,” kata Kasuari pongah. “Tapi
baiklah aku terima tantangannya, lumayan buat olahrga!”
Burung pipit sebal mendengar jawaban Kasuari, tapi dia tahan emosinya. “Tapi ada
ketentuannya. Sebelum bertanding, peserta boleh saling mematahkan sayap lawannya,” kata
pipit. Kasuari pun menyetujuinya tanpa ragu-ragu.
Kini mereka siap bertanding. Kasuari maju untuk mematahkan sayap Dara Mahkota. KREK!
Terdengar bunyi sayap patah. Dara Mahkota pura-pura menjerit kesakitan. Padahal
sebenarnya bunyi tadi berasal dari ranting kering di bawah sayap Dara Mahkota yang patah.
Kini giliran Dara Mahkota yang akan mematahkan sayap Kasuari. Dengan sekuat tenaga dia
menekuk sayap Kasuari hingga terdengar bunyi KREKK yang keras. Kasuari menjerit
kesakitan. Sayap Kasuari yang patah tergantung lemas. Tapi Kasuari yang sombong tetap
yakin dirinya akan menang.
Sekarang mereka sudah siap untuk bertanding. Ketika aba-aba dibunyikan, Dara Mahkota
dengan ringan melesat ke udara. Sayapnya mengepak dengan mudah membawa tubuhnya
yang mungil terbang ke angkasa. Kasuari terkejut dan heran karena tadi dia mengira sayap
Dara Mahkota telah patah. Dengan panik dia mencoba mengepakan sayapnya dan mencoba
mengangkat tubuhnya ke atas. Tapi bukannya terbang tinggi, tubuhnya malah meluncur ke
bawah dan jatuh berdebum di tanah. Semua burung bersorak senang sementara Kasuari
terkulai lemas. Dengan perasaan malu dia meninggalkan tempat itu. Sejak saat itu Kasuari
tidak pernah bisa terbang. Sayapnya yang dulu lebar dan kuat kini memendek karena sudah
patah. Kini meski dia disebut burung namun dia hanya bisa berjalan dan mencari makan di
tanah seperti binatang lain yang tidak memiliki sayap.
(SELESAI)