Disusun Oleh :
JAKARTA
2018
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan lainnya yang sudah lama beroperasi
di Indonesia. Lembaga ini dimaksudkan untuk memberikan pinjaman – pinjaman kepada
perseorangan. Sejarah lembaga ini sudah cukup lama sejak zaman kolonial. Ia sangat
dibutuhkan oleh rakyat kecil. Kredit atau pinjaman yang diberikan didasarkan pada nilai
barang jaminan yang diserahkan. Tujuan lembaga ini adalah mencegah rakyat kecil yang
membutuhkan pinjaman agar tidak jatuh ke tangan para pelepas uang yang dalam pemberian
pinjaman mengenakan bunga sangat tinggi dan berlipat ganda (rentenir). Lembaga ini
beroperasi dan tersebar di daerah perkotaan (urban) maupun di daerah pedesaan (rural).
Peranannya tetap penting di masa lalu terutama sebagai akibat kebutuhan ekonomi dan
keuangan masyarakat, yang mendesak akan uang tunai dari golongan yang berpenghasilan
rendah dengan tata cara pemberian pinjaman yang sederhana. Walaupun tingkat bunga
cukup tinggi, namun masih lebih rendah daripada tingkat suku bunga rentenir.
Sejak proklamasi kemerdekaan sampai dengan Tahun 1961, Pegadaian berstatus sebagai
Jawatan, yaitu sampai terbitnya Peraturan Pemerintah No. 178 Tahun 1961, yang merubah
status Jawatan Pegadaian menjadi Perusahaan Negara dan pada Tahun 1965 diintegrasikan
ke dalam urusan Bank Sentral. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun
1969 status Perusahaan Negara Pegadaian, yang usaha dan kegiatannya diatur dalam Pasal 2
Indische Burgelijk Wet boek (IBW) 1927. Jawatan Pegadaian pada waktu itu berada di
lingkungan Departemen Keuangan, yang pengelolaannya dilakukan oleh Direktorat Jendral
Keuangan, yaitu berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 39/MK.6/2/1971. Pada
Tahun 1971 sampai Tahun 1990 Pegadaian berstatus sebagai Perusahaan Jawatan (PERJAN)
pegadaian, yang selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, Perjan
Pegadaian berubah kembali statusnya menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian
hingga sekarang, dan yang terakhir diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 103 Tahun
2000.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN GADAI
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang
bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang yang berutang atau oleh seseorang
lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang lainnya;
dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah
dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya – biaya
mana harus didahulukan (Kitab UU Hukum Perdata Pasal 1150).
Adapun misi utama dari Perum Pegadaian adalah:
1) Menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang
ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang
pinjaman atas dasar hukum gadai,
2) Mencegah praktik ijon, pegadaian gelap, riba, dan pinjaman tidak wajar
lainnya.
Perusahaan pegadaian bertugas memberi kredit secara hukum gadai di mana
masyarakat yang membutuhkan dana pinjaman diwajibkan menyerahkan harta gerak
pada kantor cabang pegadaian disertai pemberian hak untuk melakukan penjualan lelang
bila setelah waktu perjanjian kredit habis, nasabah tidak menebus barang tersebut. Hasil
lelang digunakan untuk melunasi pokok pinjaman disertai bunga ditambah dengan biaya
lelang. Sisanya dikembalikan kepada nasabah pemilik barang semula.
Perjan pegadaian tidak diperkenankan menarik dana dari masyarakat baik berupa
giro, deposito, atau bentuk tabungan lainnya. Ia tidak diperkenankan memberi pinjaman
dengan jaminan efek, dokumen pengangkutan atau dokumen penyimpanan, atau
dokumen fiducier lain. Ia tidak diperkenankan untuk menghimpun dana dengan
mengeluarkan surat-surat berharga, atau sekuritas dan tidak diperkenankan memberi
pinjaman dalam jangka menengah atau panjang. Pinjaman yang diberikan berjangka
pendek dengan jumlah relatif kecil.
Selain itu berdasarkan neraca pembukaan Perusahaan Umum Pegadaian dan Surat
Menteri Keuangan RI No. 1015/KMK. 013/1991 tanggal 26 September 1991, modal
awal Perusahaan Umum Pegadaian ditetapkan sebesar Rp 205.000.000.000,-
sebagaimana tertuang dalam Neraca Pembukaan. Modal awal yang disetor pemerintah
tersebut adalah kumulatif laba bersih yang diperoleh Perjan Pegadaian. Secara bertahap
mulai Tahun 1991, pemerintah Republik Indonesia memberikan tambahan modal
sebagai Penyertaan Modal Pemerintah sebesar Rp 46.252.000.000,- melalui SK Menteri
Keuangan RI masing-masing sebagai berikut. 0360/KM. 3-42/SKOP/0391 30 Maret
1991 sebesar Rp 20.000.000.000,- kemudian SKMK – RI No. 0136/KM.3-
42/SKOP/0891 5 Agustus 1991 sebesar Rp 16.252.000.000,- dan dengan SKMK – RI,
No. 0151/MK. 013/1992 29 Juni 1992 sebesar Rp 10.000.000.000,- sehingga total
modal awal sebesar Rp 46.252.000.000,-
Untuk itu pada Tahun 1993 sampai dengan Tahun 2009, Perum Pegadaian telah
menerbitkan emisi obligasi sebanyak 13 kali, dengan jangka waktu masing – masing 5
Tahun untuk obligasi Tahun 1993, 1998, 2001, dan 2009 (Seri A), jangka waktu 8
Tahun untuk obligasi Tahun 1999, 2000, 2002, 2003 (Seri A), dan 2009 (Seri B), dan
jangka waktu 15 Tahun untuk obligasi Tahun 2003 Seri B serta jangka waktu 10 Tahun
untuk obligasi Tahun 2006, 2007, dan 2009 (Seri C).
Seluruh obligasi dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan rincian
sebagai berikut:
Tanggal Efektif dan
Tahun Keterangan Nominal Tingkat Bunga
Jatuh Tempo
1993 Obligasi I 11 Juni 1993 50 Miliar Bunga 17.5% tetap untuk
Tahun pertama, selanjutnya
dan mengambang.
9 Juli 1998
1996 Obligasi III 25 Juni 1996 100 Miliar Bunga 17.75% tetap untuk
Tahun pertama, 4 Tahun
dan berikutnya mengambang
12 Juli 2001 1.5% di atas tingkat bunga
deposito Bank Pemerintah
dan Swasta.
1997 Obligasi IV 16 Juni 1997 100 Miliar Bunga 14.75% tetap untuk
Tahun pertama, 4 Tahun
dan berikutnya mengambang 1%
3 Juli 2002 di atas tingkat bunga deposito
Bank Pemerintah dan Swasta.
1998 Obligasi V 23 Juni 1998 64.6 Miliar Bunga Seri A1 49% tetap
untuk Tahun pertama,
dan seterusnya mengambang
8 Juli 2003 sesuai tingkat bunga JIBOR 3
Bulan ditambah 3% premium.
1999 Obligasi VI 24 Agustus 1999 dan 135 Miliar Bunga 15.5% tetap untuk
Tahun pertama, 7 Tahun
8 September 2007 berikutnya mengambang
sebesar 1.75% di atas tingkat
bunga rata – rata JIBOR 6
Bulan.
2000 Obligasi VII 27 Juni 2000 150 Miliar Bunga 15.625% tetap untuk
Tahun pertama, berikutnya
mengambang 1.725% di atas
tingkat bunga rata – rata
deposito 6 Bulan Bank
Pemerintah.
2001 Obligasi VIII 31 Mei 2001 300 Miliar Bunga Seri A 19.25% tetap,
cicilan 20% pokok per Tahun.
dan
Seri B 19.25% tetap.
12 Juni 2006
Seri C 0.50% tetap menurun
per Tahun 20.25% untuk
Tahun pertama.
2002 Obligasi IX 24 Mei 2002 300 Miliar Bunga Seri A 18.25% tetap
per Tahun.
dan
Seri B 18.25% per Tahun,
6 Juni 2010 amortisasi 10% sampai
dengan Tahun ke4 emisi,
20% Tahun ke5 sampai
dengan ke7 30% Tahun ke8
emisi.
2003 Obligasi X 27 Juni 2003 400 Miliar Bunga Seri A 12.93% per
Tahun tetap jangka waktu 8
dan Tahun.
11 Juli 2011 Seri B 11 Juli 2018 jangka
waktu 15 Tahun tingkat
bunga 13.125% per Tahun
tetap untuk Tahun pertama
sampai dengan Tahun ke3,
selanjutnya Tahun ke4 s/d
Tahun ke15 mengambang
berdasarkan bunga SBI
berjangka 3 Bulan ditambah
premi 1.00% per Tahun,
maksimum 15.50%,
minimum 10.50%.
2006 Obligasi XI 23 Mei 2006 500 Miliar Bunga Seri A 13.10% per
Tahun tetap jangka waktu 10
dan Tahun.
23 Mei 2016 Seri B jangka waktu 10
Tahun tingkat bunga 13.10%
per Tahun tetap untuk Tahun
pertama, selanjutnya Tahun
ke2 s/d Tahun ke10
mengambang berdasarkan
tingkat bunga SBI berjangka
1 Bulan ditambah premi
1.25% per Tahun, maksimum
16.00%, minimum 10.00%.
2007 Obligasi XII 4 September 2007 600 Miliar Bunga Seri A 10.025% per
dan Tahun tetap jangka waktu 10
4 September 2017 Tahun.
2009 Obligasi XIII 1 Juli 2009, 1.500 Miliar Bunga Seri A1, tingkat
bunga tetap 11.675% per
1 Juli 2014, Tahun untuk Tahun pertama
1 Juli 2017, sampai Tahun ke5. Jangka
waktu 5 Tahun dengan
dan jumlah Rp 350 miliar.
1 Juli 2019 Seri A2, tingkat bunga tetap
11.675% per Tahun untuk
Tahun pertama dan bunga
mengambang untuk Tahun
ke2 sampai Tahun ke5 yang
besarnya berdasarkan tingkat
bunga SBI berjangka waktu 1
Bulan ditambah premi 3% per
Tahun dengan batas atas 13%
dan batas bawah 10%. Jangka
waktu 5 Tahun dengan
jumlah Rp 100 miliar.
Wali amanat atas seluruh obligasi yang diterbitkan oleh Perum Pegadaian tersebut
adalah PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Selama tahun 2009 perusahaan tidak melakukan penyesuaian tarif sewa modal.
Selain pengenaan sewa modal, kepada nasabah dikenakan biaya administrasi.
Besarnya biaya administrasi ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.
348/OP.1.00211/2004 tanggal 29 September 2004 tentang Penyesuaian Tarif Biaya
Administrasi yang mulai berlaku tanggal 1 Oktober 2004, setiap pemberian kredit
dikenakan biaya administrasi seperti yang dapat dilihat pada tabel Tarif Sewa
Modal Pengadaian.
Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 312/UI.3.00213/2007
tanggal 09 Mei 2007 dan Surat Edaran Direksi No. 32/UI.3.00213/2007 tanggal 7
Juni 2007 tentang Perubahan Tarif Biaya Administrasi Ulang Gadai yang mulai
berlaku tanggal 1 Juli 2007, pengenaan biaya administrasi dibedakan antara gadai
baru dan ulang gadai seperti yang dapat dilihat pada tabel Tarif Biaya Administrasi
Ulang Gadai.
Berdasarkan SE No. 49/OP.1.00211/2004 tanggal 11 Oktober 2004, besarnya
persentase uang pinjaman terhadap taksiran nilai barang jaminan yang mulai
berlaku tanggal 1 Oktober 2004, terakhir berdasarkan SE No. 06/UI.1.00211/2008,
tanggal 30 Januari 2008 sebagai berikut.
1) Golongan A 95% dari nilai taksiran,
2) Golongan B 92% dari nilai taksiran,
3) Golongan C 91% dari nilai taksiran,
4) Golongan D 93% dari nilai taksiran.
Tarif Biaya Administrasi Pegadaian
No. Golongan Pinjaman Tarif Biaya Administrasi (Rp)
1 AKN 1% dari UP
2 AK 1% dari UP
3 AG 1% dari UP
4 BK 1% dari UP
5 BG 1% dari UP
6 CK1 1% dari UP
7 CG1 1% dari UP
8 C2 1% dari UP
9 D1 dan D2 1% dari UP
Ulang Gadai
No. Kredit Lama Berlanjut Tarif Biaya Administrasi (Rp)
1 1 – 30 hari 0.2% dari UP
2) Usaha Syariah
Berdasarkan Surat Edaran Direksi No. 27/US1.00/2005 tanggal 26 Juli 2005
tentang Perubahan Biaya Administrasi Gadai Syariah yang mulai berlaku sejak
tanggal 26 Juli 2005, dan Surat Edaran Direksi No. 22/US.1.00/2005 tanggal 26
Mei 2005 tentang Perubahan Tarif Ijaroh dan Diskon yang mulai berlaku sejak
tanggal 26 Mei 2005, plafon marhun bih dan biaya administrasi ditetapkan sebagai
berikut.
Tarif Biaya Administrasi Gadai Syariah
Tarif Biaya
Golongan Plafon Marhun Bih (Rp) Jangka Waktu
Administrasi (Rp)
A 20.000 – 150.000 500 120 hari
2) Jasa Taksiran
Jasa taksiran adalah pemberian pelayanan kepada masyarakat yang ingin
mengetahui seberapa besar nilai sesungguhnya dari barang yang dimiliki seperti
emas, berlian, batu permata, dan lain – lain.
3) Jasa Titipan
Jasa titipan adalah pemberian pelayanan kepada masyarakat yang ingin
menitipkan barang – barang atau surat berharga yang dimiliki terutama bagi
orang – orang yang akan pergi meninggalkan rumah dalam waktu lama,
misalnya menunaikan ibadah haji, pergi keluar kota, atau mahasiswa yang
sedang berlibur.
4) Kreasi
Kreasi atau Kredit Angsuran Fidusia merupakan pemberian pinjaman
kepada para pengusaha mikro – kecil (dalam rangka pengembangan usaha)
dengan kontruksi pinjaman secara fidusia dan pengembalian pinjamannya
dilakukan melalui angsuran. Kredit Kreasi merupakan modifikasi dari produk
lama yang sebelumnya dikenal dengan nama Kredit Kelayakan Usaha
Pegadaian.
5) Krasida
Krasida atau Kredit Angsuran Sistem Gadai merupakan pemberian pinjaman
kepada para pengusaha mikro – kecil (dalam rangka pengembangan usaha) atas
dasar gadai yang pengambilan pinjamannya dilakukan melalui angsuran.
Besaran uang pinjaman Kredit Kreasi berdasarkan Surat Edaran Direksi
No. 61/US.2.00/2006 tanggal 13 Desember 2006 maksimum kredit kreasi sebesar
Rp 100.000.000,- per nasabah, sedangkan Krasida terakhir ditetapkan berdasarkan
Surat Keputusan Direksi No. 190/US.2.00/2006 tanggal 28 September 2006, batas
minimum uang pinjaman kredit krasida sebesar Rp 20.000.000,- per nasabah.
Secara umum Kreasi dan Krasida mempunyai kemiripan dalam hal
pelaksanaan operasionalnya yang secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut.
Uraian Kreasi Krasida
Tujuan kredit Produktif Produktif
Notaris, Akta Fidusia, Cek Fisik, Materai dan cek fisik untuk
Biaya lainnya
Asuransi, Materai kendaraan bermotor
Besarnya pinjaman 70% dari nilai agunan 95% dari nilai agunan
Eksekusi 80%
13) Arrum
SK Direksi No. 01/US.2.00/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang Pemberlakuan
PO Arrum dan No. 03/US.2.00/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang Batas
Minimum dan Maksimum nilai pembiayaan Arrum menyatakan mulai beroperasinya
jasa kredit Arrum dengan jaminan fidusia, maksimum uang pinjaman Rp
50.000.000,- dengan masa kredit maksimum 36 bulan. Pasarnya adalah para
pengusaha mikro yang menginginkan dasar syariah. Biaya administrasi Arrum adalah
sebagai berikut.
Jenis Barang Jaminan Biaya Administrasi
Sepeda Motor/Scooter 70.000
Mobil 200.000
>30 – 40 3.25
>40 – 50 3.25
>50 – 60 3.00
>60 – 70 3.00
>70 – 80 2.90
>80 – 90 2.80
>30 – 40 5.90
>40 – 50 5.80
>50 – 60 5.70
>60 – 70 5.60
>70 – 80 5.50
>80 – 90 5.00
>40 – 50 11.50
>50 – 60 11.00
>60 – 70 10.50
>70 – 80 10.00
>80 – 90 8.50
>40 – 50 17.00
>50 – 60 16.00
>60 – 70 15.00
>70 – 80 13.30
>80 – 90 11.00
>50 – 60 20.50
>60 – 70 18.50
>70 – 80 16.00
>80 – 90 12.50
>50 – 60 28.50
>60 – 70 24.00
>70 – 80 20.00
>80 – 90 15.00
7. KANTOR CABANG
Untuk mengendalikan kegiatan operasional, kantor pusat dibantu oleh 13 kantor
wilayah dan 3.297 kantor operasional di lima wilayah atau pulau besar di Indonesia,
berdasarkan data terakhir tanggal 13 desember 2009. Kondisi ini dapat dilihat pada table
berikut :
Wilayah Kanwil Kantor Operasional
Pulau Sumatera 4 638
Pulau Jawa 5 1.655
Pulau Kalimantan 1 197
Pulau Bali dan Nusa Tenggara 1 281
Pulau Sulawesi,Maluku, dan Papua 2 516
Indonesia 13 3.297
Mayoritas barang jaminan terdiri dari perhiasan emas berlian (terutama di cabang-
cabang kota besar). Selebihnya adalah kendaraan roda dua dan mobil, barang elektronik,
serta peralatan rumah tangga lainnya. Barang jaminan diserahkan pada petugas penaksir,
setelah penaksir menghitung nilai barang jaminan lalu ke kasir untuk menerima kredit
yang diajukan. Penetapan uang pinjaman dapat mencapai 84%-89% dari nilai taksiran.
Petugas
Penaksir
Nasabah Kasir
Nasabah Pengeluaran
Barang
Jika setelah dilelang terjadi kelebihan maka uang kelebihan dapat diambil sesudah
pelelangan. Tenggang waktu pengambilan uang kelebihan ditentukan selama 1 (satu)
tahun setelah tanggal lelang. Apabila dalam waktu yang ditentukan tidak diambil
maka uang kelebihan (kadaluwarsa) akan menjadi milik perusahaan.
Kegiatan gadai merupakan salah satu produk yang paling banyak diminati oleh
masyarakat terutama di awal tahun ajaran sekolah. Hal ini dikarenakan seseorang
bisa mendapatkan uang dengan cepat tanpa harus menjual barang atau perhiasan
yang ada.
Untuk saat ini gadai ada 2 macam, yaitu Gadai Syariah dan Gadai Konvensional.
Gadai sendiri memiliki pengertian (menurut KBBI) meminjam uang dalam batas
waktu tertentu dengan menyerahkan barang sebagai tanggungan, jika telah sampai
pada waktunya tidak ditebus, barang itu menjadi hak yang memberi pinjaman. Gadai
Syariah adalah sistem menjamin utang dengan barang yang dimiliki yang mana
memungkinkan untuk dapat dibayar dengan uang atau hasil penjualannya.
1) Perbedaan Gadai Syariah dan Gadai Konvensional
Produk gadai yang selama ini dikenal dan sering dilakukan adalah gadai
emas. Lalu, apa bedanya gadai syariah dan gadai konvensional? Sebelumnya,
bank syariah pernah sedikit menginformasikan terkait perbedaan keduanya di
Jenis Produk Bank Syariah. Namun, untuk lebih jelasnya berikut beberapa
perbedaan kedua sistem gadai.
3.1 KESIMPULAN
Pegadaian merupakan lembaga perkreditan yang popular dikalangan masyarakat
Indonesia, khusunya bagi masyarakat berpenghasilan menengah kebawah. Pegadaian
dianggap sebagai the last lender (kreditur terakhir) untuk mendapatkan uang tunai. Jika
sudah tidak ada alternative sumber dana untuk kebutuhan yang mendadak, masyarakat
dapat langsung menerima uangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Latumaerissa, Julius R. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat. Jakarta . 2011