Anda di halaman 1dari 99

MAKALAH

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

Disusun Oleh:

1. Rahayu Paramita A (200302001)


2. Nurul Makhazatus Sholikhah (200302003)
3. Siti Nuriya Wulandari (200302006)
4. Nabiella Dwi Buana A (200302009)
5. Sari Salsabila R (200302022)
6. Badi’atus Sholichah (200302024)
7. Fitriani Ma’rifah (200302025)
8. Diva Athirah Salsabila (200302032)
9. Siti Sofah Safitri (200302035)
10. Septian Dwi P P (200302087)
11. Dwi Wahyuni (200302088)
12. Anggun Ferasta Putri (200302094)

Tugas oleh
Dosen : Agus Budiono
Mata kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

Prodi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Gresik
DAFTAR ISI

Judul
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 SISTEM MONETER...................................................................................1
BAB 2 UANG........................................................................................................10
A. Pengertian Uang..........................................................................................10
C. Fungsi Uang................................................................................................15
D. Jenis-Jenis Uang..........................................................................................16
E. Sejarah Jenis-Jenis Uang di Indonesia........................................................18
BAB 3 RUANG LINGKUP LEMBAGA KEUANGAN BANK..........................20
A. Pengertian Bank..........................................................................................20
B. Sejarah Perbankan.......................................................................................23
C. Jenis-Jenis Bank..........................................................................................27
D. Kegiatan-Kegiatan Bank.............................................................................34
E. Izin Pendirian dan Bentuk Hukum Bank....................................................36
F. Jenis-Jenis Kantor Bank..............................................................................37
G. Penilaian Kesehatan Bank...........................................................................38
H. Penggabungan Usaha Bank.........................................................................41
I. Pembinaan dan Pengawasan Bank..............................................................42
J. Rahasia Bank dan Sanksi Administrasi......................................................43
BAB 4 Sumber-Sumber Dana Bank......................................................................45
A. Pengertian Sumber-Sumber Dana Bank.....................................................45
B. Simpanan Giro (Demand Deposit)..............................................................48
D. Simpanan Deposito (Time Deposit)............................................................62
BAB 5 KEGIATAN PENGALOKASIAN DANA...............................................65
A. Pengertian Pengalokasian Dana..................................................................65
B. Pengertian Kredit dan Pembiayaan.............................................................65
C. Unsur-Unsur Kredit.....................................................................................66
D. Tujuan dan Fungsi Kredit...........................................................................66
E. Jenis-Jenis Kredit........................................................................................67
F. Jaminan Kredit............................................................................................69
H. Aspek-Aspek dalam Penilaian Kredit.........................................................73

ii
J. Kualitas Kredit............................................................................................78
BAB 6SUKU BUNGA..........................................................................................85
A. Pengertian Bunga Bank...............................................................................85
C. Komponen-Komponen Dalam Menentukan Bunga Kredit........................87
E. Contoh Dan Penyelesaian Soal...................................................................90

iii
BAB 1
SISTEM MONETER

Dunia bisnis, merupakan dunia yang paling ramai dibicarakan di berbagai


forum, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Ramainya pembicaraan
masalah ini disebabkan, salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara adalah dari
kemajuan ekonominya dan tulang punggung dari kemajuan ekonomi adalah dunia
bisnis.

Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam perusahaan
dan bergerak dalam berbagai bidang usaha, mulai dari usaha perdagangan,
industri, pertanian, manufaktur, peternakan, perumahan, keuangan dan usaha-
usaha lainnya. Masing-masing bidang usaha memiliki karakteristik tersendiri,
misalnya usaha perdagangan sangat berbeda dengan usaha peternakan. Demikian
pula usaha perumahan berbeda dengan pertanian, namun walaupun berbeda antara
satu sama lainnya, masing-masing bidang usaha saling ketergantungan.

Masalah pokok dan paling sering dihadapi oleh setiap perusahaan yang
bergerak dalam bidang usaha apa pun selalu tidak terlepas dari kebutuhan akan
dana (modal) untuk membiayai usahanya. Kebutuhan akan dana ini diperlukan
baik untuk modal investasi atau modal kerja. Dana memang dibutuhkan baik
untuk perusahaan yang baru berdiri maupun sudah berjalan bertahun-tahun.

Adalah perusahaan yang bergerak di bidang keuangan yang memegang


peranan sangat penting dalam memenuhi akan kebutuhan dana. Hal ini disebabkan
perusahaan keuangan memang bidang utama usahanya adalah menyediakan
fasilitas pembiayaan dana bagi perusahaan lainnya dan hampir tidak ada bidang
usaha yang tidak memerlukan dana. Dana merupakan masalah pokok yang selalu
ada dan selalu muncul dalam setiap usaha.

Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang


keuangan atau yang sering kita sebut dengan lembaga keuangan. Kegiatan utama
lembaga keuangan adalah membiayai permodalan suatu bidang usaha di samping
usaha lain seperti menampung uang yang sementara waktu belum digunakan oleh

1
pemiliknya. Selain itu, kegiatan lainnya lembaga keuangan tidak terlepas dari jasa
keuangan.

Definisi secara umum yang dimaksud dengan Lembaga Keuangan adalah


"setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, menghimpun dana,
menyalurkan dana atau kedua-duanya". Artinya kegiatan yang dilakukan oleh
lembaga keuangan selalu berkaitan dengan bidang keuangan, apakah kegiatannya
hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya
menghimpun dan menyalurkan dana.

Dalam praktiknya lembaga keuangan digolongkan ke dalam dua golongan


besar yaitu: Pertama lembaga keuangan bank dan kedua lembaga keuangan
lainnya (lembaga pembiayaan). Untuk lebih jelasnya kedua kelompok lembaga
keuangan tersebut dapat dilihat dari gambar berikut ini. (Gambar 1.1)

2
Lembaga Keuangan

Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan


Bank Lainnya

B. Sentral Pasar Modal

B. Umum Pasar Uang


& Valas
BPR
Koperasi Simpan
Pinjam

Pegadaian

Leasing

Asuransi

Anjak Piutang

Modal Ventura

Dana Pensiun

Kartu Plastik

3
Lembaga keuangan bank atau kita sebut saja bank merupakan lembaga
keuangan yang memberikan jasa keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan
yang dilakukan di samping menyalurkan dana atau memberikan pinjaman (kredit)
juga melakukan usaha menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk
simpanan. Kemudian usaha bank lainnya memberikan jasa-jasa keuangan yang
mendukung dan memperlancar kegiatan memberikan pinjaman dengan kegiatan
menghimpun dana.

Sebaliknya lembaga keuangan lainnya atau lembaga pembiayaan lebih


terfokus kepada salah satu bidang saja apakah penyaluran dana atau
penghimpunan walaupun ada juga lembaga pembiayaan yang melakukan
keduanya. Kemudian masing-masing lembaga keuangan lainnya dalam
menghimpun atau menyalurkan dana mempunyai cara-cara tersendiri.
Keunggulan kelompok lembaga keuangan bank adalah memberikan pelayanan
keuangan yang paling lengkap di antara lembaga keuangan yang ada.

Dalam praktiknya lembaga keuangan bank terdiri dari:

- Bank Sentral
- Bank Umum
- Dan Bank Perkreditan Rakyat

Bank Sentral di Indonesia dilaksanakan oleh Bank Indonesia dan memegang


fungsi sebagai bank sirkulasi, bank to bank dan lender of the last resort. Biasanya
pelayanan yang diberikan oleh Bank Indonesia lebih banyak kepada pihak
pemerintah dan dunia perbankan. Dengan kata lain, nasabah Bank Indonesia
dalam hal ini lebih banyak kepada lembaga Perbankan.

Tujuan utama Bank Indonesia sebagai Bank Sentral adalah mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral
mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur
dan menjaga kelancaran sistem devisa serta mengatur dan mengawasi bank.

Kemudian bank umum merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-
jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat
perorangan maupun lembaga-lembaga lainnya. Bank umum juga dikenal dengan

4
nama bank komersil dan dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu bank umum
devisa dan bank umum non devisa. Bank umum yang berstatus devisa memiliki
produk yang lebih luas daripada bank yang berstatus non devisa, antara lain dapat
melaksanakan jasa yang berhubungan dengan seluruh mata uang asing atau jasa
bank ke luar negeri.

Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang khusus


melayani masyarakat kecil di kecamatan dan pedesaan. Bank Perkreditan Rakyat
berasal dari Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa, Bank Pegawai, dan bank
lainnya yang kemudian dilebur menjadi Bank Perkreditan Rakyat. Jenis Produk
yang ditawarkan oleh Bank Perkreditan Rakyat relatif sempit jika dibandingkan
dengan bank umum, bahkan ada beberapa jenis jasa bank yang tidak boleh
diselenggarakan oleh Bank Perkreditan Rakyat, seperti pembukaan rekening giro
dan ikut kliring.

Berikutnya kita beralih ke lembaga keuangan lainnya di mana yang tergabung


dalam lembaga keuangan lainnya jauh lebih banyak jenisnya dari lembaga
keuangan bank. Masing-masing lembaga keuangan lainnya mempunyai ciri-ciri
usahanya sendiri.

Adapun jenis-jenis lembaga keuangan lainnya yang ada di Indonesia saat ini
antara lain sebagai berikut.

- Pasar Modal
- Pasar Uang dan Valas
- Koperasi Simpan Pinjam
- Perum Pegadaian
- Perusahaan Sewa Guna Usaha
- Perusahaan Asuransi
- Perusahaan Anjak Piutang
- Modal Ventura
- Dana Pensiun
- Kartu Plastik

5
Penjelasan usaha masing-masing lembaga keuangan lainnya secara sepintas
diuraikan sebagai berikut.

Pasar Modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi


antara para pencari dana (emiten) dengan para penanaman modal (investor).
Dalam pasar modal yang diperjualbelikan adalah efekefek seperti saham dan
obligasi di mana jika diukur dari waktunya modal yang diperjualbelikan
merupakan modal jangka panjang.

Pasar Uang (Money Market) sama seperti halnya pasar modal, yaitu pasar
tempat memperoleh dana dan investasi dana. Hanya bedanya modal yang
ditawarkan di pasar uang adalah berjangka waktu pendek dan di pasar modal
berjangka waktu panjang. Dalam pasar uang transaksi lebih banyak dilakukan
dengan media elektronika sehingga nasabah tidak perlu datang secara langsung.

Koperasi Simpan Pinjam merupakan koperasi yang menghimpun dana dari


para anggotanya kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para
anggota koperasi dan masyarakat umum. Artinya para anggota koperasi simpan
pinjam menyimpan uangnya yang sementara belum digunakan. Kemudian oleh
pengurus koperasi uang tersebut dipinjamkan kembali para anggotanya yang
membutuhkan, termasuk kepada masyarakat umum yang membutuhkan jika
memungkinkan.

Perusahaan Pegadaian merupakan lembaga keuangan yang menyediakan


fasilitas pinjaman dengan jaminan tertentu. Jaminan nasabah tersebut digadaikan
dan kemudian ditaksir oleh pihak pegadaian untuk menilai besarnya nilai jaminan.
Besarnya nilai jaminan akan mempengaruhi jumlah pinjaman. Sementara ini
usaha pegadaian secara resmi masih dilakukan pemerintah.

Perusahaan Sewa Guna Usaha (leasing) bidang usahanya lebih ditekankan


kepada pembiayaan barang-barang modal yang diinginkan oleh nasabahnya.
Sebagai contoh jika seseorang ingin memperoleh barang-barang modal secara
kredit, maka kebutuhan ini pembayarannya dapat ditutup oleh perusahaan leasing.
Pembayaran oleh nasabah diangsur sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.

6
Jadi dalam hal ini perusahaan leasing lebih banyak bergerak dalam bidang
pembiayaan barang-barang kebutuhan modal.

Perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha


pertanggungan. Setiap nasabah dikenakan polis asuransi yang harus dibayar sesuai
dengan perjanjian dan perusahaan asuransi akan menanggung kerugian dengan
menggantikannya apabila nasabahnya terkena musibah atau terkena risiko seperti
yang telah diperjanjikan. Artinya usaha asuransi merupakan kegiatan menanggung
risiko yang dikaitkan dengan keuangan antara polis yang harus dibayar dan klaim
yang diterimanya. Besarnya polis akan memengaruhi klaim yang akan diterima.
Perusahaan asuransi dibagi ke dalam beberapa jenis seperti, asuransi kredit,
asuransi jiwa, asuransi kebakaran, asuransi beasiswa, asuransi hari tua, asuransi
kecelakaan, asuransi kehilangan, dan jenis lainnya.

Perusahaan Anjak Piutang (factoring), merupakan perusahaan yang usahanya


adalah mengambil alih pembayaran kredit suatu perusahaan dengan cara membeli
kredit bermasalah perusahaan lain atau dapat pula mengelola penjualan kredit
perusahaan yang membutuhkannya. Usaha ini memang relatif baru di Indonesia
dan perusahaan anjak pi-utang memang kegiatan utamanya adalah membantu
perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dalam melakukan penagihan atau
pengelolaan utangnya. Keuntungan yang diperoleh dari usaha ini merupakan fee
yang telah disepakati bersama atau keuntungan dari harga jual dengan hasil
penagihan yang dilakukannya.

Perusahaan Modal Ventura merupakan pembiayaan oleh perusahaan-


perusahaan yang usahanya mengandung risiko tinggi. Perusahaan jenis ini relatif
masih baru di Indonesia. Usahanya lebih banyak memberikan pembiayaan dalam
bentuk kredit tanpa jaminan yang umumnya tidak dilayani oleh lembaga keuangan
lainnya. Selama ini kredit dengan jaminan sangat menyulitkan, memberatkan dan
menghambat nasabah untuk memperoleh modal, walaupun dewasa ini pihak
perbankan telah memperlunak persyaratan untuk memperoleh kredit.

Dana Pensiun, merupakan perusahaan yang kegiatannya mengelola dana


pensiun suatu perusahaan pemberi kerja atau perusahaan itu sendiri.
Penghimpunan dana pensiun melalui juran yang dipotong dari gaji karyawan.

7
Kemudian dana yang terkumpul oleh dana pensiun diusahakan lagi dengan
menginvestasikannya ke berbagai sektor yang menguntungkan. Perusahaan yang
mengelola dana pensiun dapat dilakukan oleh bank atau perusahaan lainnya.

Terakhir perusahaan yang bergerak dalam bidang pembiayaan Kartu Plastik


atau lebih dikenal dengan nama uang plastik atau kartu kredit. Kartu plastik
digunakan sebagai pengganti uang tunai yang dapat dipergunakan untuk berbagai
keperluan lainnya. Pihak yang mengeluarkan kartu kredit itu dapat dilakukan oleh
bank atau lembaga non bank lainnya (lembaga pembiayaan).

Dari uraian di atas jelaslah perbedaan antara lembaga keuangan bank dan
lembaga keuangan lainnya. Perbedaan utamanya adalah dari ragam produk yang
ditawarkannya. Kegiatan utama pihak perbankan di samping menyalurkan dana
juga menghimpun dana, sedangkan lembaga keuangan lainnya lebih diarahkan
kepada penyaluran dananya saja. Meskipun berbeda produk yang ditawarkan
antara lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan lainnya, ada suatu hal yang
sama, yaitu dalam hal menentukan harga yang harus dibayar atau dibeli oleh
nasabahnya. Penentuan harga yang harus dibayar atau harga jual dananya
ditentukan dalam suatu tingkat suku bunga (kecuali bank yang berdasarkan
Prinsip Syariah). Masing-masing lembaga keuangan baik bank maupun lembaga
keuangan lainnya mempunyai cara sendiri dalam hal menentukan suku bunga
pinjamannya. Hal ini sesuai pula dengan tujuan perusahaan masing-masing.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fungsi dan peranan lembaga


keuangan (terutama bank) adalah sebagai perantara antara masyarakat yang
kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Bagi masyarakat yang
kelebihan dana dapat menyimpan uangnya dalam bentuk simpanan giro, tabungan,
deposito atau bentuk simpanan lainnya. Begitu pula masyarakat yang kekurangan
dana dapat meminjamkan uang di lembaga-lembaga keuangan dalam bentuk
kredit.

Untuk lebih jelasnya peranan lembaga keuangan sebagai perantara keuangan


terlihat dalam Gambar 1.2.

8
Lembaga Keuangan
(Bank)
Masyarakat Beli Jual Masyarakat
Kelebihan Kelebihan
Dana Giro Dana
Pinjaman
Tabungan
(Kredit)
Deposito

9
BAB 2
UANG

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan lembaga keuangan tidak


lepas dari bidang keuangan, baik menarik dana, menyalurkan dana atau kegiatan
keuangan lainnya. Pokok utama dari kegiatan keuangan adalah uang, karena
uanglah yang dijadikan inti dari kegiatan lembaga keuangan. Oleh karena itu, ada
baiknya dalam bab ini khusus akan dibicarakan mengenai segala aspek yang
berkaitan dengan uang terlebih dulu sebelum membicarakan lebih jauh mengenai
lembaga keuangan yang merupakan inti pokok buku ini.

A. Pengertian Uang

Dalam keadaan seperti sekarang ini sulit untuk mencari orang yang tidak
mengenal uang. Uang sudah digunakan untuk segala keperluan sehari-hari
dan merupakan suatu kebutuhan dalam menggerakkan perekonomian suatu
negara. Bahkan uang yang mula-mula hanya digunakan sebagai alat tukar,
sekarang ini sudah berubah menjadi multi fungsi. Begitu pula dengan jenis-
jenis uang yang sudah demikian beragam, terutama yang digunakan sebagai
alat tukar-menukar.

Seperti diketahui awal mula dikenalnya uang adalah akibat dari kesulitan
masyarakat dalam melakukan tukar-menukar di masa lalu. Kendala utama
dalam melakukan pertukaran adalah sulit untuk memperoleh barang dan jasa
yang diinginkan sesuai dengan jenis barang dan jasa pada saat yang
dibutuhkan. Kendala seperti ini terjadi pada saat perekonomian dalam suatu
wilayah masih menggunakan sistem barter untuk memperoleh barang maupun
jasa.

Sistem barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan


barang atau barang dengan jasa atau sebaliknya. Sistem ini merupakan sistem
yang pertama kali dikenal di dalam perdagangan dunia. Namun, sistem ini
mulai ditinggalkan akibat dari banyaknya kendala dalam setiap kali

10
melakukan pertukaran dan mulai dikenalnya sarana pertukaran yang lebih
efisien.

Beberapa kendala yang sering dialami sistem barter dalam melakukan


pertukaran antara lain sebagai berikut.

1. Sulit menemukan orang yang mau menukarkan barangnya yang sesuai


dengan kebutuhan yang diinginkan.
2. Sulit untuk menentukan nilai barang yang akan ditukarkan terhadap
barang yang diinginkan.
3. Sulit menemukan orang yang mau menukarkan barangnya dengan jasa
yang dimiliki atau sebaliknya.
4. Sulit untuk menemukan kebutuhan yang mau ditukarkan pada saat yang
cepat sesuai dengan keinginan. Artinya untuk memperoleh barang yang
diinginkan memerlukan waktu yang terkadang relatif lama.

Untuk mengatasi segala kendala yang ada oleh para ahli dipikirkanlah
sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat tukar yang lebih efisien dan
efektif. Alat tukar tersebut adalah yang kita kenal dengan nama “uang”
seperti sekarang ini. Dengan ditemukannya uang segala kendala di atas dapat
diatasi, bahkan fungsi uang tidak hanya sebagai alat tukar saja, melainkan
beralih ke fungsi-fungsi lainnya yang jauh lebih luas.

Pengertian uang secara luas adalah sesuatu yang dapat diterima secara
umum -sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai
alat pembayaran utang atau sebagai alat untuk melakukan pembelian barang
dan jasa. Dengan kata lain, bahwa uang merupakan alat yang dapat digunakan
dalam melakukan pertukaran baik barang maupun jasa dalam suatu wilayah
tertentu saja.

Secara umum uang tidak hanya berfungsi sebagai alat tukar, akan tetapi
juga memiliki fungsi-fungsi lainnya seperti sebagai alat satuan hitung,
penimbun kekayaan atau sebagai standar pencicilan utang. Ke mudian uang
biasanya hanya dapat dipergunakan dalam satu wilayah tertentu, misalnya
negara, karena bisa saja satu rnata uang tertentu tidak berlaku di negara lain

11
dan sebaliknya, namun bisa saja satu mata uang negara tertentu berlaku di
semua negara seperti mata uang US Dollar.

Dalam perekonomian yang semakin moderen seperti sekarang ini uang


memainkan peranan yang sangat penting bagi semua kegiatan masyarakat.
Uang sudah merupakan suatu kebutuhan, bahkan uang menjadi salah satu
penentu stabilitas dan kemajuan perekonomian di suatu negara. Namun
demikian, bukan berarti sistem barter sudah lenyap, tetapi masih digunakan
untuk tingkat perdagangan tertentu saja seperti perdagangan antarnegara dan
di daerah pedesaan.

Untuk memenuhi kebutuhan akan uang, pemerintah negara yang


bersangkutan melalui Bank Sentral berhak menciptakan uang, terutama uang
kartal. Begitu pula dengan jumlah uang beredar perlu dijaga agar nilai uang
tetap stabil. Kemudian kebutuhan akan uang giral biasanya dicetak oleh bank-
bank umum, di mana jumlahnya jauh melebihi jumlah uang kartal yang
beredar. Dalam hal berkaitan dengan uang, maka peranan lembaga keuangan
terutama bank sangatlah besar, hal ini sesuai dengan fungsi lembaga
keuangan, yaitu sebagai perantara keuangan di masyarakat.

Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa dengan adanya uang,


maka banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh, baik bagi pihak penerima
uang maupun pembayar. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan
adanya uang antara lain:

1. Mempermudah untuk memperoleh dan memilih barang dan jasa yang


diinginkan secara cepat;
2. Mempermudah dalam menentukan nilai (harga) dari barang dan jasa;
3. Memperlancar proses perdagangan secara luas;
4. Digunakan sebagai tempat menimbun kekayaan

B. Kriteria Uang

Seperti diketahui bahwa sesuatu yang dapat dikatakan sebagai uang


haruslah memenuhi beberapa, persyaratan. Tujuannya adalah agar sesuatu
yang dianggap uang dapat diterima semua lapisan masyarakat dan dapat

12
digunakan sebagai alat tukar-menukar oleh si pemiliknya. Artinya bahwa
sesuatu yang dianggap sebagai uang harus memiliki beberapa kriteria
sehingga dapat diakui sebagai uang.

Kriteria sesuatu agar dapat dikatakan sebagai uang haruslah memenuhi


persyaratan sebagai berikut.

1. Ada Jaminan

Setiap uang yang diterbitkan dijamin oleh pemerintah negara tertentu.


Dengan adanya jaminan dari pemerintah tertentu, maka kepercayaan
untuk menggunakan uang untuk berbagai keperluan mendapat
kepercayaan dari masyarakat luas. Khususnya uang logam sudah dijamin
oleh nilai yang terkandung di dalam uang tersebut. Oleh karena itu, yang
perlu jaminan pemerintah adalah uang kartal kertas. Uang jenis ini
digunakan hanya berdasarkan kepercayaan (fiat money).

2. Disukai Umum

Artinya uang harus dapat diterima secara umum penggunaannya apakah


sebagai alat tukar, penimbun kekayaan atau sebagai standar pencicilan
utang. Oleh karena itu, fungsi uang di sini tidak hanya sebagai alat tukar,
tetapi juga sebagai alat untuk menimbun kekayaan atau sebagai standar
pencicilan utang.

3. Nilai yang Stabil

Nilai uang harus memiliki kestabilan dan ketetapan serta diusahakan


fluktuasinya sekecil mungkin. Apabila nilai uang sering mengalami
ketidakstabilan, maka akan sulit untuk dipercaya oleh yang
menggunakannya.

4. Mudah Disimpan

Uang harus mudah disimpan di berbagai tempat termasuk dalam tempat


yang kecil, namun dalam jumlah yang besar. Artinya uang harus
memiliki fleksibilitas, seperti bentuk fisiknya yang tidak terlalu besar,

13
mudah dilipat dan terdapat nominal mulai dari yang kecil sampai
nominal yang maksimal.

5. Mudah Dibawa

Uang harus mudah dibawa ke mana pun dengan kata lain mudah untuk
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau dari satu tangan ke
tangan yang lain dengan fisik kecil dan nominal besar sekalipun. Uang
sebaiknya mudah dibawa untuk keperluan seharihari. Oleh karena itu,
dalam hal Ini fisik uang juga jangan terlalu besar dan diusahakan
seringan mungkin.

6. Tidak Mudah Rusak

Uang hendaknya tidak mudah rusak dalam berbagai kondisi, baik robek
atau luntur terutama kondisi fisiknya mengingat frekuensi pemindahan
uang dari satu tangan ke tangan lainnya demikian besar. Dalam hal ini
yang perlu diperhatikan adalah kualitas fisik uang harus benar-benar
dijaga dan terjamin kualitasnya sehingga uang dapat digunakan untuk
waktu yang relatif lama.

7. Mudah Dibagi

Uang mudah dibagi ke dalam satuan unit tertentu dengan berbagai


nominal yang ada guna kelancaran dalam melakukan transaksi, mulai
dari nominal kecil sampai dengan nominal yang besar sekalipun.
Kemudian uang tidak hanya agar mudah dibagi, tetapi juga harus mudah
dalam pembulatan dengan kelipatan tertentu, terutama dalam nilai bulat.
Oleh karena itu, agar uang mudah dibagi harus dibuat dalam nominal
yang beragam.

8. Suplai Harus Elastis

Agar perdagangan dan usaha menjadi lancar jumlah uang yang beredar di
masyarakat haruslah mencukupi. Tersedianya uang dalam jumlah yang
cukup disesuaikan dengan kondisi usaha atau kondisi perekonomian
suatu wilayah. Apabila dalam dunia usaha terjadi kekurangan uang maka

14
berakibat kurang baik demikian pula sebaliknya apabila jumlah uang
melebihi dari jumlah yang dibutuhkan. Oleh karena itu, jumlah uang
harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. Artinya apabila terjadi
kekurangan atau kelebihan dengan cepat dapat diatasi sehingga tidak
mengganggu aktivitas masyarakat dalam berbagai hal yang berhubungan
dengan uang.

C. Fungsi Uang

Pada awalnya fungsi uang hanyalah sebagai alat guna memperlancar


pertukaran. Namun, seiring dengan perkembangan zaman fungsi uang pun
Sudah beralih dari alat tukar ke fungsi yang lebih luas. Uang sekarang ini
telah memiliki berbagai fungsi sehingga benar-benar dapat memberikan
banyak manfaat bagi pengguna uang. Beragamnya fungsi uang berakibat
penggunaan uang yang semakin penting dan semakin dibutuhkan dalam
berbagai kegiatan masyarakat luas.

Fungsi-fungsi dari uang secara umum yang ada dewasa ini adalah
sebagai berikut.

1. Alat Tukar-Menukar

Dalam hal ini uang digunakan sebagai alat untuk membeli atau menjual
suatu barang maupun jasa. Dengan kata lain, uang dapat dilakukan untuk
membayar terhadap barang yang akan dibeli atau diterima sebagai akibat
dari penjualan barang dan jasa. Maksudnya penggunaan uang sebagai
alat tukar dapat dilakukan terhadap segala jenis barang dan jasa yang
ditawarkan.

2. Satuan Hitung

Fungsi uang sebagai satuan hitung menunjukkan nilai dari barang dan
jasa yang dijual atau dibeli. Besar kecilnya nilai yang dijadikan sebagai
satuan hitung dalam menentukan harga barang dan jasa secara mudah.
Dengan adanya uang akan mempermudah keseragaman dalam satuan
hitung.

15
3. Penimbun Kekayaan

Dengan menyimpan uang berarti kita menyimpan atau menimbun


kekayaan sejumlah uang yang disimpan, karena nilai uang tersebut tidak
akan berubah. Uang yang disimpan menjadi kekayaan dapat berupa uang
tunai atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk rekening.
Menyimpan atau memegang uang tunai

4. Standar Pencicilan Utang

Dengan adanya uang akan mempermudah menentukan standar pencicilan


utang piutang secara tepat dan cepat, baik secara tunai maupun secara
angsuran. Begitu pula dengan adanya uang, secara mudah dapat
ditentukan berapa besar nilai utang piutang yang harus diterima atau
dibayar sekarang atau di masa yang akan datang.

D. Jenis-Jenis Uang

Uang yang dijadikan sebagai alat untuk melakukan berbagai kegiatan


sehari-hari terbagi dalam beberapa jenis. Pembagian ini didasarkan kepada
berbagai maksud dan tujuan penggunaannya sesuai dengan keperluan
berbagai pihak yang membutuhkan. Jenis-jenis uang berkembang sesuai
dengan perkembangan zaman baik perkembangan nilai intrinsiknya,
nominalnya maupun fungsi uang itu sendiri.

Adapun jenis-jenis uang yang dapat dilihat dari berbagai sisi adalah
sebagai berikut.

1. Berdasarkan Bahan

Jika dilihat dari bahan untuk membuat uang maka jenis uang terdiri dari
dua macam, yaitu:

a. Uang Logam, merupakan uang dalam bentuk koin yang terbuat dari
logam, baik dari almunium, kupronikel, bronze, emas, perak atau
perunggu dan bahan lainnya. Biasanya uang yang terbuat dari logam

16
dengan nominal yang kecil. Di Indonesia uang logam terdiri dari
pecahan Rp5, Rp10,Rp25,Rp50,Rp100,-, Rp500,-, Rp1.000,-, dan
Rp10.000, -;
b. Uang Kertas, merupakan uang yang bahannya terbuat dari kertas
atau bahan lainnya. Uang dari bahan kertas biasanya dalam nominal
yang besar sehingga mudah dibawa untuk keperluan sehari-hari.
Uang jenis ini terbuat dari kertas yang berkualitas tinggi, yaitu tahan
terhadap air, tidak mudah robek atau luntur. Pecahan uang kertas di
Indonesia adalah dimulai dari Rp100,Rp500, Rp1.000, Rp5.000,
Rp10.000, Rp20.000, Rp50.000,dan Rp100.000,-.

2. Berdasarkan Nilai

Jenis uang ini dilihat dari nilai yang terkandung pada uang tersebut,
apakah nilai intrinsiknya (bahan uang) atau nilai nominalnya (nilai yang
tertera dalam uang tersebut). Uang jenis ini terbagi ke dalam dua jenis,
yaitu:

a. Bernilai Penuh (Full Bodied Money), merupakan uang yang nilai


intrinsiknya sama dengan nilai nominalnya, sebagai contoh uang
logam, di mana nilai bahan untuk membuat uang tersebut sama
dengan nominal yang tertulis di uang;
b. Tidak Bernilai Penuh (Representatif Full Bodied Money),
merupakan uang yang nilai intrinsiknya lebih kecil dari nilai
nominalnya. Sebagai contoh uang yang terbuat dari kertas. Uang
jenis ini sering disebut uang bertanda atau token money. Kadangkala
nilai intrinsiknya jauh lebih rendah dari nilai nominal yang
terkandung di dalamnya.

3. Berdasarkan Lembaga

Berdasarkan lembaga maksudnya adalah badan atau lembaga yang


menerbitkan atau mengeluarkan uang. Jenis uang yang diterbitkan
berdasarkan lembaga terdiri dari:

17
a. Uang Kartal, merupakan uang yang diterbitkan oleh Bank Sentral
baik uang logam maupun uang kertas;
b. Uang Giral, merupakan uang yang diterbitkan oleh bank umum
seperti cek, bilyet giro, traveller chegue, dan credit card.

Perbedaan nyata dari kedua jenis uang ini adalah sebagai berikut.

1. Uang kartal berlaku dan digunakan di seluruh lapisan masyarakat,


sedangkan uang giral hanya digunakan dan berlaku di kalangan
masyarakat tertentu saja.
2. Nominal dalam uang kartal sudah tertera dan terbatas, sedangkan
dalam uang giral harus ditulis lebih dulu sesuai dengan kebutuhan
dan nominalnya tidak terbatas.
3. Uang kartal dijamin oleh pemerintah tertentu, sedangkan uang giral
hanya dijamin oleh bank yang mengeluarkan saja.
4. Uang kartal ada kepastian pembayaran seperti yang tertera dalam
nominal uang, sedangkan uang giral belum ada kepastian
pembayaran, hal ini tergantung dari beberapa hal termasuk lembaga
yang mengeluarkannya.

4. Berdasarkan Kawasan

Uang jenis ini dilihat dari daerah atau wilayah berlakunya suatu uang.
Artinya bisa saja suatu jenis mata uang hanya berlaku dalam satu wilayah
tertentu dan tidak berlaku di daerah lainnya atau berlaku di seluruh
wilayah. Jenis uang berdasarkan kawasan adalah sebagai berikut.

a. Uang Lokal, merupakan uang yang berlaku di suatu negara tertentu,


seperti Rupiah di Indonesia atau Ringgit di Malaysia.
b. Uang Regional, merupakan uang yang berlaku di kawasan tertentu
yang lebih luas dari uang lokal seperti untuk kawasan benua Eropa
berlaku mata uang tunggal Eropa, yaitu EURO.
c. Uang Internasional, merupakan uang yang berlaku antar negara
seperti US Dollar dan menjadi standar pembayaran internasional.

E. Sejarah Jenis-Jenis Uang di Indonesia

18
Perkembangan jenis mata uang yang beredar di Indonesia setelah
kemerdekaan 1945 beragam. Hal ini tentu tidak terlepas dari kondisi dan
situasi yang penuh gejolak pascakemerdekaan tersebut. Namun, setelah tahun
1951 dengan berlakunya Hukum Darurat No. 20 Tahun 27 September 1951,
ditetapkan alat pembayaran yang sah, kecuali Irian Barat, adalah rupiah.
Kemudian diperkuat lagi dengan keluarnya Undang-Undang Pokok
Perbankan Nomor 13 Tahun 1968 yang menetapkan satuan hitung uang
Indonesia adalah Rupiah dan disingkat Rp.

Adapun jenis-jenis mata uang sebelum keluarnya kedua peraturan dan


undang-undang di atas adalah sebagai berikut.

1. ORI

ORI atau Uang Republik Indonesia yang berlaku hanya di pulau Jawa
saja, di samping ada mata uang lainnya.

2. URIDAB

URIDAB, yaitu Uang Republik Indonesia hanya di Daerah Banten

3. URIPS

URIPS, yaitu Uang Republik Indonesia Provinsi Sumatera yang berlaku


di sebagian pulau Sumatera. Hal ini disebabkan ada beberapa mata uang
yang berlaku di Sumatera

4. URITA

URITA, yaitu Uang Republik Indonesia Tapanuli yang berlaku di daerah


Tapanuli saja

5. URIPSU

URIPSU, yaitu Uang Republik Indonesia Provinsi Sumatera Utara yang


berlaku di provinsi Sumatera Utara

6. URIBA

19
URIBA, yaitu Uang Republik Indonesia baru Aceh yang berlaku di
daerah Aceh

7. UDMP

UDMP yaitu Uang Dewan Mandat Pertahanan daerah Palembang yang


berlaku di Palembang

20
BAB 3
RUANG LINGKUP
LEMBAGA KEUANGAN BANK

A. Pengertian Bank

Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan


yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito.
Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit)
bagi masyarakat yang membutuhkannya. Di samping itu, bank juga dikenal
sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima
segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik,
telepon, air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya.

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10


November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan BANK adalah
“badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.”

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya
aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga
berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan.

Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari


masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah
kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah
mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas.

Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara
memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya

21
dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat
adalah seperti giro, tabungan, sertifikat deposito, dan deposito berjangka.

Agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank, maka pihak


perbankan memberikan rangsangan berupa balas jasa yang akan diberikan
kepada si penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi hasil,
hadiah, pelayanan atau balas jasa lainnya. Semakin tinggi balas jasa yang
diberikan, akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya.
Oleh karena itu, pihak perbankan harus memberikan berbagai rangsangan dan
kepercayaan sehingga masyarakat berminat untuk menanamkan dananya.

Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka


oleh perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau dijualkan kembali ke
masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kredit
(lending). Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa pinjaman kepada
penerima kredit (debitur) dalam bentuk bunga dan biaya administrasi.
Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dapat berdasarkan
bagi hasil atau penyertaan modal.

Besarnya bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besarnya bunga


simpanan. Semakin besar atau semakin mahal bunga simpanan, maka
semakin besar pula bunga pinjaman dan demikian pula sebaliknya. Di
samping bunga simpanan pengaruh besar kecil bunga pinjaman juga
dipengaruhi oleh keuntungan yang diambil, biaya operasi yang dikeluarkan,
cadangan risiko kredit macet, pajak serta pengaruh lainnya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kegiatan menghimpun dana (funding) dan menyalurkan
dana (lending) ini merupakan kegiatan utama perbankan.

Keuntungan utama dari bisnis perbankan yang berdasarkan prinsip


konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada
penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan
dari selisih bunga ini di bank dikenal dengan istilah “Spread based. Apabila
suatu bank mengalami suatu kerugian dari selisih bunga, di mana suku bunga
simpanan lebih besar dari suku bunga kredit, maka istilah ini dikenal dengan
nama negatif spread.

22
Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah tidak dikenal istilah bunga
dalam memberikan jasa kepada penyimpan maupun peminjam. Di bank ini
jasa bank yang diberikan disesuaikan dengan prinsip syariah sesuai dengan
hukum Islam. Prinsip syariah yang diterapkan Oleh Bank Syariah adalah
pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan
berdasarkan prinsip pernyertaan modal (musharakah) prinsip jual beli barang
dengan memperoleh keuntungan (murabahah) atau pembiayaan barang modal
berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya
pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank
oleh pihak lain (ijarah wa igtina). Sistem bank berdasarkan prinsip syariah
sebelumnya di Indonesia hanya dilakukan oleh Bank Syariah seperti Bank
Muamalat Indonesia dan BPR syariah lainnya. Dewasa ini sesuai dengan
UndangUndang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 yang baru bank umum pun
dapat menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah asal sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Di samping itu, perbankan juga melakukan kegiatan jasa-jasa pendukung


lainnya. Jasa-jasa ini diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan
menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung
dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung. Jasa perbankan
lainnya antara lain meliputi:

- Jasa Pemindahan Uang (Transfer)


- Jasa Penagihan (Inkaso)
- Jasa Kliring (Clearing)
- Jasa Penjualan Mata Uang Asing (Valas)
- Jasa Safe Deposit Box
- Travellers Chegue
- Bank Card
- Bank draft
- Letter of Credit (VC)
- Bank Garansi dan Referensi Bank
- Serta jasa bank lainnya.

23
Kelengkapan dari jasa yang ditawarkan sangat tergantung dari
kemampuan bank masing-masing. Dengan kata lain, semakin mampu bank
tersebut, maka semakin banyak ragam produk yang ditawarkan. Kemampuan
bank dapat dilihat dari segi permodalan, manajemen serta fasilitas yang
dimilikinya. Pembahasan masing-masing dari kegiatan bank di atas akan
dibahas dalam bab tersendiri.

B. Sejarah Perbankan

1. Asal Mula Kegiatan Perbankan

Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada


zaman kerjaan tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini
berkembang ke Asia Barat oleh para pedagang. Perkembangan perbankan di
Asia, Afrika, dan Amerika dibawa oleh Bangsa Eropa pada saat melakukan
penjajahan ke negara jajahannya baik di Asia, Afrika maupun benua
Amerika.

Jika kita telusuri sejarah dikenalnya kegiatan perbankan dimulai dari jasa
penukaran uang. Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai
meja tempat menukarkan uang. Dalam perjalanan sejarah kerajaan tempo
dulu mungkin penukaran uangnya dilakukan antarkerajaan yang satu dengan
kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran uang ini sekarang dikenal nama
dengan pedagang valuta asing (money Changer).

Kemudian dalam perkembangan selanjutnya kegiatan operasional


perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut
sekarang ini kegiatan simpanan. Berikutnya kegiatan perbankan bertambah
dengan kegiatan peminjaman uang. Uang yang disimpan oleh masyarakat
oleh perbankan dipinjamkan kembali ke masyarakat yang membutuhkannya.

Jasa-jasa bank lainnya menyusul sesuai dengan perkembangan zaman


dan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam. Akibat dari kebutuhan
masyarakat akan jasa keuangan semakin meningkat dan beragam, maka
peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan
masyarakat baik yang berada di negara maju maupun negara berkembang.

24
Bahkan dewasa ini perkembangan dunia perbankan semakin pesat dan
modern, perbankan semakin mendominasi perkembangan ekonomi dan bisnis
suatu negara. Bahkan aktivitas dan keberadaan perbankan sangat menentukan
kemajuan suatu negara.

2. Sejarah Perbankan

Usaha perbankan itu sendiri baru dimulai dari zaman Babylonia


kemudian dilanjutkan ke zaman Yunani Kuno dan Romawi. Namun, pada
saat itu tugas utama bank hanyalah sebagai tempat tukar-menukar uang.

Seiring dengan perkembangan perdagangan dunia, perkembangan


perbankan pun semakin pesat karena perkembangan dunia perbankan tidak
terlepas dari perkembangan perdagangan. Perkembangan perdagangan semula
hanya di daratan Eropa akhirnya menyebar ke Asia Barat. Bank-bank yang
sudah terkenal pada saat itu di benua Eropa adalah Bank Venesia tahun 1171,
kemudian menyusul Bank of Genoa dan Bank of Barcelona tahun 1320.
Sebaliknya perkembangan perbankan di daratan Inggris baru dimulai pada
abad ke-16. Namun karena Inggris yang begitu aktif mencari daerah
perdagangan yang kemudian dijajah, maka perkembangan perbankan pun ikut
dibawa ke negara jajahannya.

Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan


Hindia Belanda. Pada saat itu terdapat beberapa bank yang memegang
peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada, yaitu antara lain:

a. De Javasche NV
b. De Post Paar Bank
c. De Algemenevolks Crediet Bank
d. Nederland Handles Maatscappij (NHM)
e. Natjonale Handles Bank (NHB)
f. De Escompto Bank NV

Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik pribumi, China, an Jepang,


dan Eropa lainnya. Bank-bank tersebut antara lain:

a. Bank Nasional Indonesia

25
b. Bank Abuan Saudagar
c. NV Bank Boemi
d. The Charteredbank of India
e. The Yokohama Species Bank
f. The Matsui Bank
g. The Bank of China
h. Batavia Bank

Di zaman kemerdekaan perbankan di Indonesia bertambah maju dan


berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisasi oleh Pemerintah
Indonesia. Bank-bank yang ada di zaman awal kemerdekaan antara lain:

a. Bank Negara Indonesia yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 kemudian


menjadi BNI 1946.
b. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank
ini berasal dari DE ALGEMENE VOLK CREDIET bank atau Syomin
Ginko.
c. Bank Surakarta MAI (Maskapai Adil Makmur) tahun 1945 di Solo.
d. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
e. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
f. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian
menjadi Bank Amerta.
g. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
h. Bank Dagang Indonesia NV di Banjarmasin tahun 1949.
i. Kalimantan Corporation Trading di Samarinda tahun 1950 kemudian
merger dengan Bank Pasifik.
j. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gernari,
kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.

3. Sejarah Bank Pemerintah

Seperti diketahui bahwa bangsa Indonesia mengenal dunia perbankan


dari bekas penjajahnya, yaitu Belanda. Oleh karena itu, sejarah perbankan
pun tidak terlepas dari pengaruh negara yang menjajahnya, baik untuk bank

26
pemerintah maupun bank swasta nasional. Berikut ini akan dijelaskan secara
singkat sejarah bank-bank milik pemerintah, yaitu sebagai berikut.

a. Bank Sentral

Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan UU


No. 13 Tahun 1968. Kemudian ditegaskan lagi dengan Undang. Undang
Nomor 23 Tahun 1999. Bank ini sebelumnya berasal dari De Javasche
Bank yang dinasionalisasi tahun 1951.

b. Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor dan Impor

Bank ini berasal dari De Algemene Volkcrediet Bank, kemudian dilebur


setelah menjadi Bank Tunggal dengan nama Bank Nasional Indonesia
(BNI) Unit II yang bergerak di bidang rural dan eksim dipisahkan lagi
menjadi: 1. yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia
(BRI) dengan UU No. 21 Tahun 1968: 2. yang membidangi exim dengan
UU No. 22 Tahun 1968 menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia.

c. Bank Negara Indonesia 1946 (BNI)

Bank ini menjalankan fungsi BNI unit III dengan UU Nomor 17 Tahun
1968 berubah menjadi Bank Negara Indonesia 1946.

d. Bank Dagang Negara (BDN)

BDN berasal dari Escompto Bank yang dinasionalisasi dengan PP Nomor


13 Tahun 1960, namun PP ini dicabut dan diganti dengan UU No. 18
Tahun 1968 menjadi Bank Dagang Negara. BDN satu-satunya bank
pemerintah yang berada di luar Bank Negara Indonesia Unit.

e. Bank Bumi Daya (BBD)

BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Handles Bank kemudian


menjadi Nationale Handlesbank, selanjutnya bank ini menjadi Bank
Negara Indonesia Unit IV dan berdasarkan UU No. 19 Tahun 1968
menjadi Bank Bumi Daya.

27
f. Bank Pembangunan Indonesia (BAPINDO)

BAPINDO didirikan dengan UU No. 21 Tahun 1960 yang merupakan


kelanjutan dari Bank Industri Negara (BIN) tahun 1951.

g. Bank Pembangunan Daerah (BPD)

Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukum pendiriannya


adalah UU No. 13 Tahun 1962.

h. Bank Tabungan Negara (BTN)

BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank
Tabungan Pos tahun 1950. Selanjutnya menjadi Bank Negara Indonesia
unit V dan terakhir menjadi Bank Tabungan Negara dengan UU No. 20
Tahun 1968.

i. Bank Mandiri

Bank ini merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD), Bank
Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia (BAPINDO) dan
Bank Ekspor Impor (Bank Eksim). Hasil merger keempat bank ini
dilaksanakan pada tahun 1999.

C. Jenis-Jenis Bank

Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis


perbankan yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan. Jika kita melihat
jenis perbankan sebelum keluar Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun
1998 dengan sebelumnya, yaitu UndangUndang Nomor 14 Tahun 1967,
maka terdapat beberapa perbedaan. Namun, kegiatan utama atau pokok bank
sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lainnya.

Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi bank, serta
kepemilikan bank. Dari segi fungsi perbedaan yang terjadi terletak pada
luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan maupun

28
jangkauan wilayah operasinya. Sedangkan kepemilikan perusahaan dilihat
dari segi pemilikan saham yang ada serta akte pendiriannya.

Perbedaan lainnya adalah dilihat dari segi siapa nasabah yang mereka
layani apakah masyarakat luas atau masyarakat dalam lokasi tertentu
(kecamatan). Jenis perbankan juga dibagi ke dalam caranya menentukan
harga jual dan harga beli.

Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai Segi
antara lain:

1. Dilihat dari Segi Fungsinya

Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967 jenis


perbankan menurut fungsinya terdiri dari:

a. Bank Umum
b. Bank Pembangunan
c. Bank Tabungan
d. Bank Pasar
e. Bank Desa
f. Lumbung Desa
g. Bank Pegawai
h. dan bank lainnya

Namun setelah keluar UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan


ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 1998
maka jenis perbankan terdiri dari:

a. Bank Umum
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Di mana Bank Pembangunan dan Bank Tabungan berubah fungsinya


menjadi Bank Umum sedangkan Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa dan
Bank Pegawai menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Adapun pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai


dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah sebagai berikut.

29
a. Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secar


konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa
yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa
perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat
dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum sering disebut bank komersil
(commercial bank).

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan


kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Artinya di sini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika
dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

2. Dilihat dari Segi Kepemilikanya

Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang


memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan
penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan.

Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Bank Milik Pemerintah

Di mana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah


sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.

Contoh bank milik pemerintah antara lain:

- Bank Negara Indonesia 46 (BNI)


- Bank Rakyat Indonesia (BRI)
- Bank Tabungan Negara (BTN)

Sedangkan bank milik pemerintah daerah (pemda) terdapat di daerah


tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi.

30
Sebagai contoh:

- BPD DKI Jakarta


- BPD Jawa Barat
- BPD Jawa Tengah
- BPD Jawa Timur
- BPD Sumatera Utara
- BPD Sumatera Selatan
- BPD Sulawesi Selatan
- Dan BPD lainnya

b. Bank Milik Swasta Nasional

Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta
nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula
pembagian keuntungannya swasta pula

Contoh bank milik swasta nasional antara lain:

- Bank Muamalat
- Bank Central Asia
- Bank Bumi Putra
- Bank Danamon
- Bank Duta
- Bank Lippo
- Bank Nusa Internasional
- Bank Niaga
- Bank Universal
- Bank Internasional Indonesia

c. Bank Milik Koperasi

Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang


berbadan hukum koperasi. Sebagai contoh adalah:

31
- Bank Umum Koperasi Indonesia

d. Bank Milik Asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik
milik swasta asing atau pemerintah asing. Jelas kepemilikannya pun
dimiliki oleh pihak luar negeri

Contoh bank asing antara lain:

- ABN AMRO Bank


- Deutsche Bank
- American Express Bank
- Bank Of Amerika
- Bank Of Tokyo
- Bangkok Bank
- City Bank
- European Asian Bank
- Hongkong Bank
- Standard Chartered Bank
- Chase Manhattan Bank

e. Bank Milik Campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak
swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh
warga negara Indonesia. Contoh bank campuran antara lain:

- Sumitomo Niaga Bank


- Bank Merincorp
- Bank Sakura Swardama
- Bank Finconesia
- Mitsubishi Buana Bank
- Inter Pacifik Bank
- Paribas BBD Indonesia

32
- Ing Bank
- Sanwa Indonesia Bank
- Bank PDFCI
3. Dilihat dari Segi Status

Dilihat dari segi kemampuannya dalam melayani masyarakat, maka bank


umum dapat dibagi ke dalam dua macam. Pembagian jenis ini disebut juga
pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut.

Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam


melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas
pelayanannya. Oleh karena itu, untuk memperoleh Starus tersebut diperlukan
penilaian-penilaian dengan kriteria tertentu.

Status bank yang dimaksud adalah sebagai berikut.

a. Bank Devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau


yang berhubungan dengan mata uang asing secara keselu-ruhan,
misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, travellers chegue,
pembukaan dan pembayaran Letter of Credit dan transaksi lainnya.
Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank
Indonesia

b. Bank Non Devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan


transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat melaksanakan
transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa merupakan
kebalikan daripada bank devisa, di mana transaksi yang dilakukan masih
dalam batas-batas negara.

4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga

Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga
baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok.

33
a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank


yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari
sejarah bangsa Indonesia di mana asal mula bank di Indonesia dibawa
oleh kolonial Belanda.

Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para


nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan
dua metode, yaitu:

1. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti


giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk
pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga
tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based.
Apabila suku bunga simpanan lebih tinggi dari suku bunga pinjaman
maka dikenal dengan nama negative spreed, hal ini telah terjadi di
akhir tahun 1998 dan sepanjang tahun 1999.

2. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan barat menggunakan


atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase
tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.

b. Bank yang berdasarkan prinsip Syariah

Bank berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di Indonesia.


Namun, di luar negeri terutama di negara-negara Timur Tengah bank
yang berdasarkan prinsip syariah sudah berkembang pesat sejak lama.

Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga


produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip
konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk
menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan
lainnya.

34
Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang
berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut.

1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)


2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)
3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)
4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan
(ijarah)
5. Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang
yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa igtina)

Sedangkan penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang


berdasarkan prinsip syariah juga menentukan biaya sesuai Syariah Islam.

Sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank prinsip syariah


dasar hukumnya adalah Al-Ouran dan sunnah rasul. Bank berdasarkan prinsip
syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu.
Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah bunga adalah riba.

D. Kegiatan-Kegiatan Bank

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa sebagai lembaga keuangan,


kegiatan bank sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Sama
seperti halnya pedagang atau perusahaan lainnya, kegiatan pihak perbankan
secara sederhana dapat kita katakan adalah membeli uang (menghimpun
dana) dan menjual uang (menyalurkan dana) kepada masyarakat umum.

Dalam melaksanakan kegiatannya bank dibedakan antara kegiatan bank


umum dengan kegiatan bank perkreditan rakyat. Kegiatan bank umum lebih
luas dari bank perkreditan rakyat. Artinya produk ditawarkan oleh bank
umum lebih beragam, hal ini disebabkan bank umum mempunyai kebebasan
untuk menentukan produk dan jasanya. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat
mempunyai keterbatasan tertentu sehingga kegiatannya lebih sempit.

Adapun kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia dewasa ini


adalah sebagai berikut.

35
1. Kegiatan-Kegiatan Bank Umum
a. Menghimpun dana dari masyarakat (funding) dalam bentuk:
1. Simpanan Giro (Demand Deposit)
2. Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
3. Simpanan Deposito (Time Deposit)

b. Menyalurkan dana ke masyarakat (lending) dalam bentuk:


1. Kredit Investasi
2. Kredit Modal Kerja
3. Kredit Perdagangan

c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (service) seperti:


1. Transfer (kiriman uang)
2. Inkaso (Collection)
3. Kliring (Clearing)
4. Safe Deposit Box
5. Bank Card
6. Bank Notes (Valas)
7. Bank Garansi
8. Referesni Bank
9. Bank Draft
10.Letter of Credit (L/C)
11.Cek wisata (Travellers Cheque)
12.Jual beli surat-surat berharga
13.Menerima setoroan – setoran seperti:
- Pembayaran pajak
- Pembayaran telepon
- Pembayaran air
- Pembayaran listrik
- Pembayaran uang kuliah
14.Melayani pembayaran – pembayaran seperti:
- Gaji/Pensiun/honorarium
- Pembayaran deviden

36
- Pembayaran kupon
- Pembayaran bonus/hadiah
15.Di dalam pasar modal perbankan dapat memberikan atau menjadi :
- Penjamin emisi (underwriter)
- Penjamin (guarantor)
- Wali alamat (trustee)
- Perantara perdagangan efek (pialang/broker)
- Pedagang efek (dealer)
- Perusahaan pengelola dana (investment company)
16.Jasa-jasa lainnya
2. Kegiatan-Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat
a. Menghimpun dana dalam bentuk :
1. Simpanan Tabungan
2. Simpanan Deposito

b. Menyalurkan dana dalam bentuk :


1. Kredit Investasi
2. Kredit Modal Kerja
3. Kredit Perdagangan

c. Larangan – larangan bagi Bank Perkreditan Rakyat adalah sebagai


berikut :
1. Menerima simpanan giro
2. Mengikuti kliring
3. Melakukan kegiatan valuta asing
4. Melakukan kegiatan perasuransian

E. Izin Pendirian dan Bentuk Hukum Bank

Izin pendirian bank umum dan BPR biasanya diberikan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku. Untuk memproleh izin usaha bank, persyaratan
yang wajib dipenuhi menurut Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998
sekurang-kurangnya adalah :

1. Susunan Organisasi dan Kepengurusan

37
2. Permodalan
3. Kepemilikan
4. Keahlian di bidang Perbankan
5. Kelayakan Rencana Kerja

Di samping izin yang telah diajukan, maka pemohon dapat memilih


bentuk badan hukum yang diinginkan dan yang telah di tentukan. Pemilihan
badan hukum ini tegrantung jenis bank yang dipilihnya.

Ada beberapa bentuk badan hukum bank yang dapat dipilih jika ingin
mendirikan bank sesuai dengan Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998.

Bentuk badan hukum Bank Umum dapat berupa salah satu dari alternatif
dibawah ini :

a. Perseroan Terbatas
b. Koperasi
c. Perseroan Daerah (PD)

Sedangkan bentuk badan hukum Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan


Undang – Undang Nomor 7 Tahum 1992 dapat berupa :

a. Perseroan Terbatas (PT)


b. Koperasi atau,
c. Perseroan Daerah (PD)
d. Atau bentuk lain yang ditetapkan oleh pemerintah.

F. Jenis-Jenis Kantor Bank

Jenis – jenis kantor bank yang dimaksud adalah :

1. Kantor Pusat

Merupakan kantor di mana semua kegiatan perencanaan sampai kepada


pengawasan terdapat di kantor ini. Setiap bank memiliki satu kantor
pusat dan kantor pusat tidak melakukan kegiatan operasional
sebagaimana kantor bank lainnya. Dapat diartikan pula bahwa kegiatan
kantor pusat tidak melayani jasa bank kepada masyarakat umum.

38
2. Kantor Cabang Penuh

Kantor yang memberikan jasa bank paling lengkap. Semua kegiatan


perbankan ada di kantor cabang penuh dan biasanya kantor cabang penuh
membawahi kantor cabang pembantu.

3. Kantor Cabang Pembantu

Merupakan kantor cabang yang berada di bawah kantor cabang penuh di


mana kegiatan jasa bank hanya sebagian jasa.

4. Kantor Kas

Merupakan kantor bank paling kecil di mana kegiatannya hanya meliputi


teller/kasir saja. Dengan kata lain, kantor kas hanya melakukan sebagian
kecil dari kegiatan perbankan dan berada di bawah cabang pembatu atau
cabang penuh.

G. Penilaian Kesehatan Bank

Sebagaimana layak nya manusia, dimana kesehatan merupakan hal yang


paling penting di dalam kehidupan nya. Tubuh yang sehat akan meningkat
kan kemampuan kerja dan lainya. Bekitu pula perbankan harus selalu dinilai
kesehatan nya agar tetap prima dalam melayani para nasabah nya.

Untuk melilai kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian
ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi
sehat,cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Sehingga bank indonesia
sebagai pengawas dan pembina bank-bank dapat memberikan arahan atau
petunjuk bagaimana bank tersebut di jaankan atau dihentikan oprasinya.

Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah di tentukan oleh


bank indonesia, kepada bank-bank di haruskan membuat laporan baik bersifat
rutin ataupun secara berkala mengenai aktifitasnya dalam suatu priode.

Penilaian kesehatan bank dilakukan seriap tahun, apakah ada peningkatan


atau penurunan. Bagi bank yang kesehatan nya terus meningkat tidak jadi
masalah, karena itu lah yang di harapkan dan supaya dipertahan kan terus

39
kesehatannya. Akan tetapi, bagi bank terus menerus tidak sehat mungkin
harus mendapat pengarahan atau sangsi dari bank indonesia sebagai
pengawas dan pembina bank-bank.

Bank indosesia bisa saja menyaran kan untuk melakukan perubahan


manajemen, marger, konsolidasi, atau malah dilikuidasi keberadaan nya jika
memang sudah parah kondisi bank tersebut.

Penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank biasa nya menggunakan


analisis CAMELS.

1. Aspek Permodalan

Yang dinilai adalah permodalan yang ada di dasarkan kepada kuwajiban


penyediaan modal minimum bank, penilaian tersebut berdsarkan kepada
CAR ( capital adequaci rattio) yang telah di tetapkan BI. Perbandingan
rasio tersebut adalah rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut
resiko (AMRT) dan sesuatu ketentuan pemerintah CAR tahun 1999
minimal 88%.

2. Aspek Kualitas Aset

Yaitu untuk menilai jenis-jenis aset yang dimiliki bank. Penilaian asset
harus sesuai dengan peraturan oleh bank Indonesia dengan perbandingan
antara aktiva produktif yang di klasifikasikan dengan aktifa produktif.
Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktifa produktif terhadap aktifa
produktif diklasifikasikan. Rasio dapat dilihat dari neraca yang telah
dilaporkan secara berkala kepada bank indonesia.

3. Aspek Kualitas Manajemen

Dalam mengelola kegiatan bank sehari-hari juga dinilai dari kualitas


manajemen nya. Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusia
nya dalam bekerja. Kualitas manajemen juga dilihat dari segi
pendidikandan pengalaman dari kariawan dalam menangani berbagai
kasus-ksus yang terjadi. Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen

40
permodalan, menejemen kualitas aktifa, manajemen umum, menejemen
rentabilitas dan manajemen likuiditas.

4. Aspek Likuiditas

Suatu bank dapat dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan dapat
membayar hutang-hutang nya terutama simpanan tabungan,giro dan
depositopada saat di tagin dan dapat pula memenuhi semua permohonan
kredit yang layak di biayai. Secara umum rasio ini merupakan rasio
jumbla aktiva lancar di bagi sengan utang lancar.

Yang di analisis dalam rasio:

- Rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva


- Rasio kredit terhadap dana yang di trima oleh bank seperti
KLBI,giro,tabungan,deposito dan lain-lain.

5. Aspek Rentabilitas

Merupakan kemampuan bank dalam meningkatkan laba nya apakah,


setiap priode atau untuk mengukur tingkat efisien usaha dan profitabilitas
yang di capai bank bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang di
ukur secara rentabilitas yang terus meningkat, penilaian juga dilakukan
dengan:

- Rasio laba terhadap total aset ( ROA )


- Perbandingan biaya oprasi dengan pendapat oprasi (BOPO)

Aspek penilaian diatas dikenal sebagai penilaian analisis CAMEL


(capital, asset, managemen, earning dan liquidity). Dengan analisis
CAMEL yang juga memengaruhi hasil penilaian terhaap kesehatan bank
adalah :

- Ketentuan pelaksanaan pemberian kredit usaha kecil dan plaksanaan


kredit ekspor

41
- Pelanggaran ketentuan batas maksimum pemberian kredit atau sering
di sebut legal lending limit
- Pelanggaran posisi devissa netto

6. Aspek Sesitivitas

Mulai diberikan oleh bank indonesia sejak mei 2004. Seperti kita ketahui
dalam melepaskan kredit nya perbankan harus memperhayikan 2 unsur
yaitu: tingkat perolehan laba yang harus di capai dan resiko yang harus
dihadapi.

H. Penggabungan Usaha Bank

Tujuan utama didirikan perusahaan adalah agar dapat hidup terus


(survive). Ada kala nya perusahaan hanya bertahan dua sampai tiga
tahunkemudian bubar dan adapula yang sampai beranak pinak dari generasi
ke generasi berikutnya. Hal ini di sebab kan sebagai faktor, terutama
disebabkan oleh faktor manajemen nya. Untuk mencapai tujuan agar tetap
survive, memang tidak mudah, hal ini disebabkan berbagai hal-hal yang
sulituntuk di prediksi apa yang bakal terjadi di masa depan.

Bagi dunia perbankan yang mengelola bisnis kepercayaan, dimana


hidupnya sangat tergantung dari pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat. Arti nya jika masyarakat sudah tidak percaya lagi dari salah satu
bank, maka dampak nya akan berakhirriwayat bank tersebut apabila tidak
berubah pelayanan nya.

Adapun pengabungan yang dapat dipilih atau yang bisa dilakukan


diindonesia adalah sebagai berikut:

1. Marger

Adalah penggabungan dari dua atau lebih dengan cara mempertahankan


salahsatu dari bank dan membubarkan bank-bank lain nya tanpa
melikuidasi terlebih dahulu.

42
Pergabungan tersebut dapat dilakukan dengan cara menggabungkan
seluruh saham bank lain nya yang ikut bergabung menjadi satu dengan
bank yang dipilih untuk dijadikan bank yang akan dipertahankan.

2. Konsolidasi

Yaitu penggabungan dari dua bang atau lebih dengan cara mendirikan
bank baru dan membubarkan bank-bank tersebut tanpa melikuidasi dulu.

3. Akuisisi

Merupakan pengambilalihan pemilik suatu bank yang berakibat


beralihnya pengendalian terhadap bank. Dalam penggabungan dalam
bentuk akuisisi biasa nya nama bank yang di akuisisi tidak berubah dan
yang berubah hanya kepemilikan nya.

Sebelum melakukan penggabungan badan usaha, setiap perusahaan tentu


memiliki tujuan tertentu yang ingin di capai.

I. Pembinaan dan Pengawasan Bank

Kegiatan perbankan yang dilakukan sehari-hari, baik oleh bank umum


maupun bank kreditan rakyat tidak terlepas dari berbagai kesalahan.
Kesalahan ini dapat dilakukan secara sengaja ataupun tidak sengaja. Oleh
karna itu, agar dunia perbankan dapat berjalan sesuai dengan peraturan yang
telah di tetapkan maka perlu di lakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
dunia pervankan indonesia dilakukan oleh bank indonesia.

Dalam hal pembinaan dan pengawasan tersebut bank indonesia


menetapkan kesehatan yang meliputi aspek kecukupan modal kualitas aset,
kualitas menejemen, likuiditas, Dan aspek lain yang berhubungan dengan
usaha bank dan wajib melakukan kewajiban melakukan kegiatan usaha sesuai
dengan prinsip kehati-hatianrentabilitas, solvabilitas.

Kemudian pihak perbankan wajib memelihatmra kesehatan bank-bank


tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku dan wajib menyampaikan

43
semua informasi yang telah di butuhkan bank indonesia dan menyiapkan
informasi mengenai resiko kerugian hubungan transaksi nasabah yang di
lakukan melalui bank.

Perbankan wajib pula menyampaikan pada bank indonesia laporan


keuangan baik berupa neraca saldo, laba rugi, tahunan maupun laporan
perubahan modal dalam waktu dan tempat yang di tetapkan.

Apabila menurut penilaian bank indonesia menilai suatu bank mengalami


kesulitan dan membahayakan kelangsungan hidupnya maka bank indonesia
dapat melakukan tidakan agar:

1. Pemegang saham menambah modal


2. Pemegang saham mengganti dewan komisaris atau direksi bank
3. Prinsip syariah yang macet dan memperhitungkan kerugian bank dengan
modal nya.
4. Melakukan merger atau kosolidasi dengan bank lain.
5. Bank di jual pada pembeli yang bersedia mengambil alih keselutuh
kewajiban nya
6. Bank menyerahkan pengolahan seluruh atau sebagian bank kepada pihak
lain.
7. Bank mejual sebagian atau seluruh harta atau kewajiban kepada bank
atau pihal lain.

Kemudian apabila tindakan diatas tidak mampu mengatasi kesulitan yang


di hadapi bank dan menurut penilaian bank indonesia dapat membahayakan
sistem perbankan maka pimpinan bank indonesia dapat mencabut izin usaha
bank dan memerintah kan direksi bank untuk seger menyelenggarakan rapat
umum pemegang saham (RUPS) guna membubarkan badan hukum bank dan
membentuk likuidasi.

J. Rahasia Bank dan Sanksi Administrasi

Dikarenakan kegiatan dunia perbankan mengelola uang masyarakat,


maka bank wajib pula menjaga kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat.
Bank wajib menjamin keamanan uang tersebut agar benar-benar aman.

44
Dengan kata lain bank harus menjaga rahasia tentang keadaan keuangan
nasabah dan apabila melanggar kerahasiaan ini perbankan akan dikenakan
sanksi.

Namun dalam kasus tersebut kerahasiaan bank tidak berlaku untuk


nasabah, misal nya:

1. Untuk kepentingan perpajakan pimpinan bank indonesia atas permintaan


mentri keuangan berwenang mengeluarkan perintah tertulis pada bank
agar memberikan keterangan dan bukti-bukti keuangan nasabah kepada
pejabat pajak
2. Menyerahkan piutang bank yang sudah di serahkan badan usaha piutang
negara/ urusan piutang negara
3. Kepentingan peradilan dalam perkara pidana
4. Rangka tukar menukar informasi antar bank

Bagi pihak yang merasa di rugikan oleh keterangan yang diberikan oleh
bank, mereka berhak mengetahui isi keterangan tersebut dan meminta
pembetulan jika terdapat kesalahan dalan keterangan yang diberikan.
Pelanggaran terhadap beberapa aturan yang berlaku, termasuk kerahasiaan
bank, maka akan di kenakan sanksi tertentu sesuai dengan yang tercantum
dalam undang-undang nomor10 tahun1998.

Perbankan juga harus menyiapkan laporan keuangan berupa neraca dan


laporan laba rugi serta penjelasanya secara berkala dalam waktu dan bentuk
yang telah di tetapkan dan telah di audit oleh akutansi publik.

45
BAB 4
Sumber-Sumber Dana Bank

A. Pengertian Sumber-Sumber Dana Bank

Yang dimaksud dengan sumber-sumber dana bank adalah usaha bank


dalam menghimpun dana untuk membiayai operasinya. Hal ini sesuai dengan
fungsinya bahwa bank adalah lembaga keuangan di mana kegiatan sehari-
harinya adalah dalam bidang jual beli uang. Tentu saja sebelum menjual uang
(memberikan pinjaman) bank harus lebih dulu membeli uang (menghimpun
dana) sehingga dari selisih bunga tersebutlah bank mencari keuntungan.

Dana untuk membiayai operasinya dapat diperoleh dari berbagai sumber.


Perolehan dana ini tergantung bank itu sendiri apakh secara pinjaman (titipan)
dari masyarakat atau dari lembaga lainnya. Di samping itu, untuk membiayai
operasinya dana dapat pula diperoleh dengan modal sendiri, yaitu dengan
mengeluarkan atau menjual saham. Perolehan dana disesuaikan pula dengan
tujuan dari penggunaaan dana tersebut.

Jika tujuannya untuk kegiatan sehari-hari jelas berbeda sumbernya, dengan


bank yang hendak melakukan investasi baru atau untuk perluasan suatu usaha.
Jadi tergantung daripada tujuan dana tersebut digunakan untuk apa.

Adapun sumber-sumber dana bank tersebut adalah sebagai berikut

1. Dana yang Bersumber dari Bank Itu Sendiri

Sumber dana ini merupakan sumber dana dari modal sendiri. Modal
sendiri maksudnya adalah modal setoran dari para pemegang sahamnya.
Apabila saham yang terdapat dalam portepel belum habis terjual,
sedangkan kebutuhan dana masih perlu, maka pencariannya dapat
dilakukan dengan menjual saham kepada pemegang saham lama. Akan
tetapi, jika tujuan perusahaan untuk melakukan ekspansi , maka
perusahaan dapat dapat mengeluarkan saham baru dan menjual saham baru

46
tersebut di pasar modal. Di samping itu, pihak perbankan dapat pula
menggunakan cadangan-cadangan laba yang belum digunakan.

Secara garis besar dapat disimpulkan pencarian dana sendiri terdiri dari:

a. Setoran modal dari pemegang saham


b. Cadangan-cadangan bank, maksudnya adalah cadangan-cadangan laba
pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada para sahamnya. Cadangan ini
sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba tahun yang akan dating;
c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum
dibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai modal untuk sementara waktu.

Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah tidak perlu membayar bunga
yang relatif lebih besar daripada jika meminjam ke lembaga lain.

2. Dana yang Berasal dari Masyarakat Luas

Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi
bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai
operasinya dari sumber dana ini. Pencarian dana dari sumber ini relatif
paling mudah jika dibandingkan dengan sumber lainnya dan pencarian
dana dari sumber dana ini paling dominan, asal dapat memberikan bunga
dan fasilitas menarik lainnya menarik dana dari sumber ini tidak terlalu
sulit. Akan tetapi, pencarian sumber dana dari sumber ini relatif lebih
mahal jika dibandingkan dari dana sendiri. Adapun sumber dana dari
masyarakat luas dapat dilakukan dalam bentuk:

a. Simpanan giro
b. Simpanan tabungan
c. Simpanan deposito

Simpanan giro merupakan dana murah bagi bank, karena bunga atau balas
jasa yang dibayar paling murah jika dibandingkan dengan simpanan
tabungan dan simpanan deposito. Sedangkan simpanan tabungan dan
simpanan deposito disebut dana mahal, hal ini disebabkan bunga yang

47
dibayar kepada pemegangnya relatif lebih tinggi, jika dibandingkan
dengan jasa giro.

3. Dana yang Berasal dari Lembaga Lainnya

Sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami
kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua di atas.
Pencarian dari sumber dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya hanya
sementara waktu saja. Kemudian dana yang diperoleh dari sumber ini
digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi-transaksi tertentu.
Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari:

a. Kredit Likuiditas dari Bank Indonesia, merupakan kredit yang diberikan


Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas.
Kredit likuiditas ini juga diberikan kepada pembiayaan sector-sektor
tertentu;
b. Pinjaman Antarbank (call money), biasanya pinjaman ini diberikan
kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga
kliring. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif
tinggi;
c. Pinjaman dari Bank-Bank Luar Negeri, merupakan pinjaman yang
diperoleh oleh perbankan dari pihak luar negeri;
d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan
menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang
berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan.

Dalam bab ini pembahasan lebih ditekankan kepada sumber dana dari
masyarakat luas, hal ini disebabkan sumber dana dari masyarakat luas
merupakan sumber dana yang paling penting bagi bank. Sumber dana dari
pihak ketiga ini di samping mudah untuk mencarinya juga tersedia banyak di
masyarakat, kemudian persyaratan untuk mencarinya juga tidak sulit. Asal
bank tersebut dapat menarik minat para penyimpan dengan segala strategi yang
dimilikinya sumber dana dari masyarakat ini tidak terlalu sulit.

48
Pembagian jenis simpanan ke dalam beberapa jenis dimaksudkan agar para
penyimpan mempunyai pilihan sesuai dengan tujuan masing-masing. Tiap
pilihan mempunyai pertimbangan tertentu dan adanya suatu pengharapan yang
ingin diperolehnya. Pengharapan yang ingin diperoleh dapat berupa
keuntungan, kemudahan atau keamanan uangnya atau kesemuanya. Sebagai
contoh tujuan utama menyimpan uang dalam bentuk rekening giro adalah
untuk kemudahan dalam melakukan pembayaran, terutama bagi mereka yang
bergelut dalam bisnis dan biasanya pemegang rekening giro tidak begitu
memerhatikan bunganya. Sedangkan bagi mereka yang menyimpan uangnya d
rekening tabungan di samping kemudahan untuk mengambil uangnya juga
adanya pengharapan bunga yang lebih besar jika dibandingkan dengan
rekening giro. Kemudian tujuan menyimpan uangnya di rekening deposito
dengan mengharapkan penghasilan dari bunga yang lebih besar. Hal ini
disebabkan bunga deposito yang diberikan kepada deposan paling tinggi dari
simpanan lainnya. Bagi bank simpanan deposito merupakan dana mahal dan
simpanan giro dana murah.

Secara umum kegiatan penghimpunan dana ini dibagi ke dalam tiga jenis
yaitu:

- Simpanan giro ( demand deposit )


- Simpanan tabungan ( saving deposit )
- Simpanan deposito ( time deposit )

B. Simpanan Giro (Demand Deposit)

Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November


1998 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan giro adalah simpanan yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet
giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

Sedangkan pengertian simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh


masyarakat kepada bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat
deposito, tabungan atau yang dapat dipersamakan dengan itu.

49
Pengertian dapat ditarik setiap saat, maksudnya bahwa uang yang sudah
disimpan di rekening giro tersebut dapat ditarik berkali-kali dalam sehari,
dengan catatan dana yang tersedia masih mencukupi. Kemudian juga harus
memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan oleh bank yang bersangkutan.

Sedangkan pengertian penarikan adalah diambilnya uang tersebut dari


rekening giro sehingga menyebabkan giro tersebut berkurang, yang ditarik
secara tunai maupun ditarik secara non tunai (pemindahbukuan). Penarikan
secara tunai adalah dengan menggunakan cek dan penarikan non tunai adalah
dengan menggunakan bilyet giro (BG).

Jenis-jenis sarana penarikan untuk menarik dana yang tertanam di


rekening giro adalah sebagai berikut.

1. Cek (Cheque)

Cek merupakan surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang
memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang
kepada pihak yang disebutkan di dalamnya atau kepada pemegang cek
tersebut. Artinya bank harus membayar kepada siapa saja yang membawa cek
ke bank yang memelihara rekening nasabah untuk diuangkan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan baik secara tunai atau secara
pemindahbukuan.

Syarat hukum dan penggunaan cek sebagai alat pembayaran giral seperti
yang diatur di dalam KUH Dagang Pasal 178 dengan syarat yaitu:

- Pada surat cek harus tertulis perkataan “CEK”;


- Surat cek harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang
tertentu;
- Nama bank yang harus membayar (tertarik)
- Penyambutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan;
- Tanda tangan penarik.

Syarat lainnya yang dapat ditetapkan oleh bank untuk menarik sejumlah
uang yang diinginkan adalah sebagai berikut:

50
- Tersedia dana;
- Ada materai yang cukup;
- Jika ada coretan atau perubahan harus ditandatangani oleh si pemberi cek;
- Jumlah uang yang tertulis di angka dengan huruf haruslah sama;
- Memperlihatkan masa kedaluwarsa cek, yaitu 70 hari setelah
dikeluarkannya cek tersebut;
- Tanda tangan atau stempel perusahaan harus sama dengan yang di specimen
(contoh tanda tangan);
- Tidak diblokir pihak berwenang;
- Resi cek sudah Kembali;
- Endorsment cek benar;
- Kondisi cek sempurna;
- Rekening belum ditutup;
- Dan syarat-syarat lainnya.

Penarikan dana dengan menggunakan sarana cek di samping persyaratan


di atas juga sangat tergantung dari jenis-jenis cek yang dikeluarkan oleh si
pemberi cek.

Adapun jenis-jenis cek yang dimaksud

a. Cek Atas Nama

Merupakan cek yang diterbitkan atas nama orang atau badan tertentu yang
tertulis jelas di dalam cek tersebut, misalnya bayarlah kepada Tn. Roy
Akase sejumlah Rp3.000.000,-

b. Cek Atas Unjuk

Yaitu cek yang tidak tertulis nama seseorang atau badan tertentu di dalam
cek tersebut. Sebagai contoh di dalam cek tersebut bayarlah tunai, atau
cash atau tidak ditulis kata-kata apa pun.

c. Cek Silang

Jika suatu cek yang dipojok kiri atas diberi dua tanda silang sehingga cek
tersebut berfungsi sebagai pemindahbukuan bukan tunai.

51
d. Cek Mundur

Yang merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang,
misalnya hari ini tanggal O1 Mei 2001, Tn Roy Akase bermaksud
mencairkan ceknya di mana dalam cek tersebut ter tulis tanggal 5 Mei
2001. Jenis cek inilah yang disebut dengan cek mundur, hal ini biasanya
terjadi karena ada kesepakatan antara si pemberi cek dengan si penerima
cek.

e. Cek Kosong

Yaitu cek yang dananya tidak tersedia sebagai contoh misalnya nasabah
menarik cek senilai 66 juta rupiah tertulis di dalarn cek tersebut, akan
tetapi dana yang tersedia di rekening giro tersebut hanya ada 20 juta
rupiah. Jelas cek tersebut kurang jumlahnya dibandingkan dengan jumlah
dana yang ada.

Dalam hal penarikan dengan cek kosong, apabila nasabah melakukan


sampai tiga kali, maka nasabah tersebut akan di black hst atau masuk daftar
hitam yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, kemudian disebarkan ke seluruh
perbankan sehingga yang bersangkutan tidak dapat berhubungan dengan bank
mana pun. Namun, tertentunya sebelum masuk daftar hitam terlebih dulu
nasabah diberi peringatan baik lisan maupun tertulis sebelumnya.

Akan tetapi, apabila bank dapat menutupi kekurangan tersebut dengan


pertimbangan nasabah primer yang loyal terhadap bank selama ini dengan
tidak ada unsur kesengajaan dengan menggunakan fasilitas over draft. Hal ini
dilakukan untuk menghindari nasabah dari black list.

Contoh Cek

Cek Bank Marras No. 10.04.98


Cab. Sungailiat
Atas penyerahan cek ini bayarlah kepada……………………………atau pembawa
Uang sejumlah Rp 5.000.000,-
( Lima Juta Rupiah )
52 Jakarta, 9 Maret 2011

Roy Akase
2. Bilyet Giro (BG)

Bilyet Giro merupakan surat perintah dari nasabah kepada bank yang
memelihara rekening giro nasabah tersebut untuk memindahbukuan sejumlah
uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan
namanya pada bank yang sama atau bank lainnya.

Pemindahbukuan pada rekening bank yang bersangkutan artinya


dipindahkan dari rekening nasabah si pemberi BG kepada nasabah penerima
BG. Sebaliknya jika dipindahbukukan ke rekening di bank yang lain, maka
harus melalui proses kliring ke bank lain.

Syarat-syarat yang berlaku untuk BG agar pemindahbukuannya dapat


dilakukan antara lain:

- Ada nama bilyet giro dan nomor serinya;


- Perintah tanpa syarat untuk memindahbukukan sejumlah uang atas beban
rekening yang bersangkutan;
- Nama dan tempat bank tertarik, jumlah dana yang dipindahkan dalam angka
dan huruf;
- Nama pihak penerima;
- Tanda tangan penarik atau stempel penarik jika si penarik merupakan
perusahaan;
- Tanggal dan tempat penarikan;
- Nama bank yang menerima pemindahbukuan tersebut.

Masa berlaku dan tanggal berlakunya BG juga diatur sesuai persyaratan


yang telah ditentukan seperti:

53
- Masa berlakunya adalah 70 hari terhitung mulai dari tanggal penarikannya;
- Bila tanggal efektif tidak dicantumkan, maka tanggal penarikan berlaku pula
sebagai tanggal efektif;
- Bila tanggal penarikan tidak dicantumkan, maka tanggal efektif dianggap
sebagai tanggal efektif dianggap sebagai tanggal penarikan;
- Dan persyaratan lainnya.

Contoh Bilyet Giro

Cek Bank Marras No. 28.05.04


Cab. Pangkalpinang
Harap pindahbukuan pada tanggal………………………………………………….
uang sejumlah Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah)
kepada rek …………………………bank…………………………………………..
atas beban rekening kami.
Jakarta, 9 Maret 2011

Roy Ibrahim

10 – 04 – 19 - 98

3. Alat Pembayaran Lainnya

Adalah surat perintah kepada bank yang dibuat secara tertulis pada kertas
yang ditandatangani oleh pemegang rekening atau kuasanya untuk membayar
sejumlah uang tertentu kepada pihak lain pada bank yang sama atau bank lain.

Surat perintah ini dapat bersifat tunai atau pemindahbukuan. Apabila surat
perintah pembayaran ditunjukkan melalui proses kliring. Apabila ditunjukkan
pada bank yang sama maupun di lain kota, maka lewat fasilitas transfer.

Surat perintah pembayaran lainnya juga dapat berbentuk surat kuasa di


mana si punya rekening memberi kuasa kepada seseorang untuk melakukan
penarikan atas rekeningnya. Surat kuasa ini haruslah memenuhi beberapa
persyaratan, seperti tanda tangan kedua belah pihak, si pemberi kuasa dan si

54
penerima kuasa, bukti diri dan materai. Pemberian kuasa ini disebabkan si
pemberi kuasa berhalangan karena sesuatu hal.

Perbedaan Cek dan Biiyet Giro :

Di antara cek dan bilyet giro yang sama-sama merupakan sarana untuk
menarik uang yang ada di rekeningnya terdapat beberapa perbedaan. Perbedaan
ini hanyalah terletak pada fungsi kedua alat pembayaran tersebut.

Perbedaan yang dimaksud antara lain:

No Keterangan Cek Bilyet Giro


Identitas - Atas nama Atas nama
- Atas unjuk
Sifat Tunai dan non tunai Non tunai
Tanggal Hanya ada satu Ada dua tanggal
tanggal

Contoh Perhitungan Jasa Giro

Setiap penyimpan yang menyimpan dananya di rekening giro akan


memperoleh balas jasa berupa bunga. Bunga atau jasa giro ini dihjtung dengan
berbagai metode. Metode perhitungan yang paling umum dilakukan adalah
dengan menggunakan saldo terendah. Artinya bunga dihitung dari saldo
terendah dalam bulan tersebut. Hal ini disebabkan dalam rekening giro
frekuensi penarikannya dan penyetorannya sangatlah besar. Di samping dengan
saldo terendah ada pula bank menentukan perhitungan bunga dengan saldo
rata-rata atau saldo harian.

Untuk lebih jelasnya perhitungan jasa giro tersebut akan diuraikan dengan
contoh berikut ini:

55
Transaksi yang terjadi pada rekening giro Tn. Roy Akase selama bulan
Juni 2001

Nama nasabah:
Tn. Roy Akase Nomor Rekening: 26.121992.10

- Tgl 3 Juni setor tunai Rp 18.000.000,


- Tgl. 8 Juni tarik tunai Rp 6.000.000,
- Tgl. 13 Juni setor tunai Rp 7.000.000,
- Tgl. 16 Juni setor kliring Rp 1.000.000,
- Tgl. 18 Juni tarik tunai Rp 5.000.000,
- Tgl. 19 Juni setor kliring Rp 2.000.000,
- Tgl. 24 Juni kliring masuk — Rp 7.000.000,
- Tgl. 27 Juni setor tunai Rp 4.000.000,

Pertanyaan coba saudara hitung berapa bunga bersih yang Tn. Roy Akase
peroleh selama bulan Juni jika bunga dihitung dari saldo teren-dah pada bulan
yang bersangkutan dengan suku bunga yang berlaku adalah 1846 per tahun dan
dikenakan pajak 157 berikut laporan rekening korannya.

Jawab:

Dengan membuat tabel maka akan terlihat saldo terendah | pada bulan
yang bersangkutan.

Laporan Rekening Koran


Tn. Roy Akase
Per 30 Juni 2001

(Dalam ribuan Rupiah) Bunga


18%

Tgl. Transaksi Debet Kredit Saldo


3 Setor Tunai - 18.000 18.000
8 Tarik Tunai 6.000 - 12.000
13 Setor Tunai - 7.000 19.000
16 Setor Kliring - 1.000 20.000
18 Tarik Tunai 5.000 - 15.000
19 Setor Kliring - 2.000 17.000

56
24 Kliring Masuk 7.000 - 10.000
27 Setor Tunai - 4.000 14.000

1. Perhitungan bunga dengan menggunakan saldo terendah

Saldo terendah pada bulan Juni adalah Rp 10.000.000


maka bunga pada bulan Juni adalah:
18 % × Rp 10.000.000
bunga ¿ =Rp 150.000 ,−¿
12 bulan
pajak 15% x Rp150.000,- ¿ Rp 22.500,−¿
bunga bersih ¿ Rp127.500 ,−¿

2. Perhitungan bunga dengan menggunakan saldo rata-rata

Saldo rata-rata untuk bulan Juni adalah:


125.000 .000 ,− ¿ =15.625 .000 ,−¿ ¿
8

Keterangan:

a. Angka 125.000.000,- diperoleh dari menjumlahkan saldo mulai tanggal 3


Juni sampai dengan tanggal 27 Juni
b. Sedangkan angka 8 diperoleh dari jumlah transaksi yang terjadi selama
bulan tersebut.

Maka bunganya adalah sebagai berikut:


¿
Bunga ¿ 18 % Rp 15.625.000 ,− 12 bulan =Rp 234.375 ,−¿¿

Pajak 15% x Rp 234.375,- ¿ Rp35.156 ,−¿


Bunga bersih ¿ Rp199.219 ,−¿

- Jadi perbedaan perhitungan dengan kedua metode di atas terdapat selisih,


yaitu:
bunga dengan saldo rata-rata adalah Rp234.375,-
bunga dengan saldo terendah adalah Rp150.000,-

57
selisi Rp 84.375,-
Pilihan bagi nasabah dengan perhitungan bunga diatas yang paling
menguntungkan adalah dengan saldo rata-rata

C. Simpanan Tabungan (Saving Deposit)

Syarat-syarat penarikan tertentu maksudnya adalah sesuai dengan


perjanjian yang telah dibuat antara bank dengan si penabung. Sebagai contoh
dalam hal frekuensi penarikan, apakah dua kali seminggu atau setiap hari atau
mungkin setiap saat. Yang jelas haruslah sesuai dengan perjanjian sebelumnya.
Kemudian dalam hal sarana atau alat penarikan juga tergantung dengan
perjanjian antara keduanya yaitu bank dan penabung.

Ada beberapa alat penarikan tabungan, hal ini tergantung bank masing-
masing, mau menggunakan sarana yang mereka inginkan. Alat ini dapat
digunakan sendiri-sendiri atau secara bersamaan. Alat-alat yang dimaksud
adalah sebagai berikut.

1. Buku Tabungan

Yaitu buku dipegang oleh nasabah, di mana berisi catatan saldo tabungan,
penarikan, penyetoran dan pembebanan-pembebanan yang mungkin
terjadi. Buku ini digunakan pada saat penarikan sehingga langsung dapat
mengurangi saldo yang ada di buku tabungan tersebut.

2. Slip Penarikan

Merupakan formulir penarikan di mana nasabah cukup menulis nama,


nomor rekening, jumlah uang serta tanda tangan nasabah untuk menarik
sejumlah uang. Slip penarikan ini biasanya digunakan bersamaan dengan
buku tabungan.

3. Kwitansi

58
Merupakan bukti penarikan yang dikeluarkan oleh bank yang fungsinya
sama dengan slip penarikan, di mana tertulis nama penarik, nomor penarik,
jumlah uang, dan tanda tangan penarik. Alat ini juga dapat digunakan
secara bersamaan dengan buku tabungan.

4. Kartu yang terbuat dari plastik

Yaitu sejenis kartu kredit yang terbuat dari plastik yang dapat digunakan
untuk menarik sejumlah uang dari tabungannya, baik bank maupun di
mesin Automated Teller Machine (ATM). Mesin ATM ini biasanya
tersebar di tempat-tempat yang strategis.

Dalam praktik perbankan di Indonesia dewasa ini terdapat beberapa jenis-


jenis tabungan. Perbedaan jenis tabungan ini hanya terletak daripada fasilitas
yang diberikan kepada si penabung. Dengan demikian, si penabung
mempunyai banyak pilihan. Jenis-jenis dimaksud adalah:

1. Tabanas

Ada beberapa jenis bentuk tabanas seperti:

- Tabanas Umum
- Tabanas Pemuda
- Tabanas Pramuka
2. Taska

Yaitu tabungan yang dikaitkan dengan asuransi jiwa.

3. Tabungan lainnya

Yaitu tabungan selain tabanas dan taska. Tabungan ini dikeluarkan oleh
masing-masing bank dengan ketentuan-ketentuan yang diatur oleh BI.

Hal-hal lainnya yang dapat diatur oleh bank penyelenggara dan sesuai
dengan ketentuan BI. Pengaturan sendiri oleh masing-masing bank agar

59
tabungan dibuat semenarik mungkin sehingga nasabah bank tertarik untuk
menabung di bank yang mereka inginkan.

1. Bank Penyelenggaraan

Setiap bank dapat menyelenggarakan tabungan, baik bank pemerintah


maupun bank swasta, dan semua bank umum serta Bank Perkreditan
Rakyat (BPR).

2. Persyaratan Penabung

Untuk syarat-syarat menabung, seperti prosedur-prosedur yang harus


dipenuhi seperti, jumlah setoran, umur penabung maupun kelengkapan
dokumen tergantung bank yang bersangkutan.

3. Jumlah Setoran

Baik untuk setoran minimal waktu pertama sekali menabung maupun


setoran selanjutnya serta jumlah minimal yang harus tersedia di buku
tabungan tersebut, juga diserahkan kepada bank penyelenggara.

4. Pengambilan Tabungan

Merupakan jumlah maksimal yang harus ditarik, yaitu tidak melebihi saldo
minimal dan frekuensi penarikan dalam setiap harinya, apakah setiap saat
atau setiap hari tergantung bank yang bersangkutan.

5. Bunga dan Insentif

Besarnya bunga tabungan dan cara perhitungan bunga didasarkan apakah


harian, saldo rata-rata atau saldo terendah diserahkan sepenuhnya kepada
bank-bank penyelenggara. Begitu pula dengan insentif, baik berupa
hadiah, cendramata, dan lain sebagainya dengan tujuan untuk menarik
nasabah agar menabung.

6. Penutupan Tabungan

60
Syarat-syarat untuk ditutupnya tabungan oleh bank dapat dilakukan oleh
nasabah sendiri atau ditutup oleh bank karena alasan tertentu. Sebagai
contoh nasabah sudah tidak aktif lagi melakukan transaksi selama tiga
bulan.

Kemudian dalam hal perhitungan bunga tabungan dapat pula dihitung


dengan beberapa metode tergantung dari bank yang bersangkutan.

Contoh perhitungan bunga tabungan

Transaksi yang terjadi di rekening tabungan Tn. Ray Ibrahim selama bulan Juni
2001:

Tgl. 1 Juni setor tunai Rp 6.000.000,-


Tgl. 10 Juni setor tunai Rp 4.000.000,-
Tgl.12 Juni tarik tunai Rp 3.000.000,-
Tgl.16 Juni transfer masuk Rp 2.000.000,-
Tgl.20 Juni tarik tunai Rp 5.000.000,-
Tgl.30 Juni setor tunai Rp 1.000.000,-

Sedangkan pembebanan suku bunga 18% untuk perhitungan saldo terendah,


dan untuk saldo harian dengan suku bunga sebagai berikut:

dari Tgl. 1 s/d 10 bunga = 18%/tahun


dari Tgl 11 s/d 20 bunga = 15%/tahun
dari Tgl 21 s/d 30 bunga = 20%/tahun

Pertanyaan:

Coba saudara hitung berapa bunga bersih yang Tn. Ray Ibrahim terima dengan
menggunakan saldo terendah dan saldo harian jika dikarenakan pajak 15%.
Kemudian buatkan laporan buku tabungannya.

Laporan Rekening Tabungan


Tn. Ray Ibrahim per 30 Juni 2001

Tgl. Transaksi Debet Kredit Saldo


1 Setor Tunai - 6.000 6.000
10 Setor Tunai - 4.000 10.000

61
12 Tarik Tunai 3.000 - 7.000
16 Transfer Masuk - 2.000 9000
20 Tarik Tunai 5.000 - 4.000
30 Setor Tunai - 1.000 5.000

1. Perhitungan bunga dengan saldo terendah

Saldo terendah bulan ini adalah Rp4.000.000


Jadi perhitungan bunga adalah;

¿
Bunga ¿ 18 % × Rp 4.000 .000 ,− 12 bulan ¿ ¿ Rp 60.000 ,−¿

Pajak 15% x Rp60.000,- ¿ Rp 9.000 ,−¿


Bunga bersih ¿ Rp51.000 ,−¿

2. Sedangkan perhitungan dengan saldo harian

dari Tgl. 1 s/d 9 Juni


¿
bunga ¿ 18 % × Rp 6.000 .000 ,− 365 hari × 9 hari=Rp26.630 ,−¿ ¿

dari Tgl. 10 Juni


¿
bunga ¿ 18 % × Rp 10.000 .000 ,− 365 hari ×1 hari=Rp 4.932 ,−¿¿

dari Tgl. 11 Juni


¿
bunga ¿ 15 % × Rp 10.000 .000 ,− 365 hari ×1 hari=Rp 4.110 ,−¿ ¿

dari Tgl. 12 s/d 15 Juni


¿
bunga ¿ 15 % × Rp 7.000 .000 ,− 365 hari × 4 hari=Rp 11.507 ,−¿ ¿

dari Tgl. 16 s/d 19 Juni


¿
bunga ¿ 15 % × Rp 9.000 .000 ,− 365 hari × 4 hari=Rp14.795 ,−¿ ¿

dari Tgl. 20 Juni


¿
bunga ¿ 15 % × Rp 4.000 .000 ,− 365 hari × 1hari=Rp1.644 ,−¿ ¿

dari Tgl. 21 s/d 29 Juni

62
¿
bunga ¿ 20 % × Rp 4.000.000 ,− 365 hari × 9 hari=Rp 19.726 ,−¿ ¿

dari Tgl. 30 Juni


¿
bunga ¿ 20 % × Rp 5.000 .000 ,− 365 hari ×1 hari=Rp 2.740 ,−¿ ¿

Total bunga harian = Rp86.084


Pajak 15% x Rp86.083 = Rp12.913
bunga bersih = Rp73.171

D. Simpanan Deposito (Time Deposit)

Simpanan deposito merupakan simpanan jenis ketiga yang dikeluarkan


oleh bank. Berbeda dengan dua jenis simpanan sebelumnya, di mana simpanan
deposito mengandung unsur jangka waktu Gatuh tempo) lebih panjang dan
tidak dapat ditarik setiap saat atau setiap hari.

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan


deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada
waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.

Artinya jika nasabah deposan menyimpan uangnya untuk jangka waktu


tiga bulan, maka uang tersebut baru dapat dicairkan setelah jangka waktu
tersebut berakhir dan sering disebut tanggal jatuh tempo.

Sebagai contoh jika seorang deposan mendepositokan uang tanggal 7


Maret 2001 untuk 3 bulan mendatang, maka tanggal jatuh temponya adalah
setelah 3 bulan yaitu tanggal 7 Juli 2001 dan apabila dicairkan sebelum tanggal
tersebut, maka si deposan akan dikenakan denda (penalty rate) yang besarnya
tergantung dari bank yang bersangkutan.

Sarana atau alat untuk menarik uang yang disimpan di deposito sangat
tergantung dari jenis depositonya. Artinya setiap jenis deposito mengandung
beberapa perbedaan sehingga diperlukan sarana yang berbeda pula. Sebagai

63
contoh untuk deposito berjangka menggunakan bilyet deposito, sedangkan
untuk sertifikat deposito menggunakan sertifikat deposito.

Adapun jenis-jenis deposito yang ada di Indonesia dewasa ini:

1. Deposito Berjangka

Merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu.


Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1, 2, 3, 6, 12, 18 sampai
dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan
maupun lembaga. Artinya di dalam bilyet deposSito tercantum nama seseorang
atau lembaga.

Bunga deposito dapat ditarik setiap bulan atau setelah jatuh tempo jangka
waktu) sesuai jangka waktunya, baik ditarik tunai maupun non tunai
(pemindahbukuan) dan dikenakan pajak dari jumlah bunga yang diterimanya.

Jumlah yang disetorkan dalam bentuk bulat dan ada batas minimalnya.
Penarikan deposito sebelum jatuh tempo dikenakan penalty rate (denda).

Insentif diberikan untuk jumlah nominal yang besar baik berupa, special
rate maupun insentif, seperti hadiah atau cendramata lainnya. Insentif juga
dapat diberikan kepada nasabah yang loyal terhadap bank tersebut.

Deposito berjangka yang diterbitkan dalam valuta asing, biasanya


diterbitkan oleh bank devisa. Perhitungan, penerbitan, pencairan dan bunga
dilakukan menggunakan kurs devisa umum. Penerbitan depoSito berjangka
dalam valas biasanya diterbitkan dalam valas yang kuat seperti US Dollar, Yen
Jepang atau DM Jerman.

2. Sertifikat Deposito

Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2, 3, 6, 12 dan


12 bulan. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat dan
dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada pihak lain.

Pencairan bunga sertifikat deposito dapat dilakukan di muka, baik tunai


maupun non tunai.

64
Penerbitan nilai sertifikat deposito sudah tercetak dalam berbagai nominal
dan biasanya dalam jumlah bulat. Dengan demikian, nasabah dapat membeli
dalam lembaran banyak untuk jumlah nominal yang sama.

3. Deposito on Call

Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal tujuh hari dan paling
lama kurang dari satu bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah
yang besar misalnya 50 juta rupiah (tergantung bank yang bersangkutan).

Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposito on call sebelum


deposit on call dicairkan terlebih dahulu tiga hari sebelumnya nasabah sudah
memberitahukan bank penerbit.

Besarnya bunga biasanya dihitung per bulan dan biasanya untuk


menentukan bunga dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak bank.

65
BAB 5
KEGIATAN PENGALOKASIAN DANA

A. Pengertian Pengalokasian Dana

Pengertian lain dari alokasi dana adalah menjual kembali dana yang
diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan . Dimaksudkan
supaya perbankan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin.
Diaplikasikan dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit bagi
bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan pembiayaan bagi bank yang
berdasarkan pinsip syariah. Keuntungan utama bisnis perbankan adalah
diperoleh dari selisih antara bunga yang dibayarkan kepada nasabah yang
menyimpan dananya di bank dengan bunga yang diterima dari alokasi
dana/debitur. Faktor-faktor sumber dana maupun alokasi dana/penyaluran
kredit memegang peranan yang sama pentingnya didunia perbankan.
Penentuan besarnya tingkat suku bunga simpanan sangat berpengaruh
terhadap besarnya tingkat suku bunga penyaluran kredit.

B. Pengertian Kredit dan Pembiayaan

Menurut Undang- undang Perbankan nomor 10 Tahun 1998, kredit


adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan
pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang
atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil.
Perbedaan keduanya terlihat jelas pada keuntungan yang diharapkan.

66
C. Unsur-Unsur Kredit

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas


kredit adalah sebagai berikut

1. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang


diberikan akan benar- benar diterima kembali di masa tertentu di masa
yang akan datang.

2. Kesepakatan

Kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing- masing


pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing- masing.

3. Jangka Waktu

Jangka waktu ini mencakup masa penegembalian kredit yang telah


disepakati. Bisa jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.

4. Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu


risiko tidak tertagihnya kredit yang diberikan. Semakin panjang suatu
kredit maka semakin besar risikonya begitupun sebaliknya.

5. Balas Jasa

Balas jasa adalah keuntungan atau pemberian suatu kredit atau jasa
tersebut yang kita kenal dengan istilah bunga.

D. Tujuan dan Fungsi Kredit

Adapun tujuan utama pemberian kredit yaitu :

1. Mencari keuntungan

Kredit bertujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan kredit tersebut


yang dimana berbentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa
dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

67
2. Membantu usaha nasabah

Kredit bertujuan untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan


dana , baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.

3. Membantu pemerintah

Dalam konteks ini, keuntungan bagi pemerintah yaitu penerimaan pajak,


membuka kesempatan kerja, meningkatkan jumlah barang dan jasa,
menghemat devisa Negara, dan meningkatkan devisa Negara.

Adapun fungsi pemberian kredit yaitu diantaranya :

1. Untuk meningkatkan daya guna uang


2. Untuk meningkatkan peredaran lalu lintas uang
3. Untuk meningkatkan daya guna barang
4. Untuk meningkatkan peredaran barang
5. Sebagai alat stabilistas ekonomi
6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
7. Untuk meningkatkan hubungan internasional

E. Jenis-Jenis Kredit

Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain
sebagai berikut:

1. Dilihat dari segi kegunaan


a. Kredit investasi

Digunakan untuk keperlun perluasan usaha atau untuk keperluan


rehabilitasi.

b. Kredit modal kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam


operasionalnya.

68
2. Dilihat dari segi tujuan kredit
a. Kredit produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi.

b. Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi pribadi.

c. Kredit perdagangan

Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli


barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil
penjualan tersebut.

3. Dilihat dari segi jangka waktu


a. Kredit jangka pendek

Kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling
lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

b. Kredit jangka menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai 3 tahun,


biasanya untuk investasi.

c. Kredit jangka panjang

Kredit yang masa pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun,


biasanya digunakan untuk investasi jangka panjang.

4. Dilihat dari segi jaminan


a. Kredit dengan jaminan

Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat


berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud.

69
b. Kredit tanpa jaminan

Kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu


melainkan hanya dengan melihat prospek usaha dan karakter serta
loyalitas atau nama baik si calon debitur.

5. Dilihat dari segi sektor usaha


a. Kredit pertanian
b. Kredit peternakan
c. Kredit industry
d. Kredit pertambangan
e. Kredit pendidikan
f. Kredit profesi
g. Kredit perumahan
h. Dan sektor lain- lain

F. Jaminan Kredit

Kredit dapat diberikan dengan ataupun tanpa jaminan. Kredit tanpa


jaminan sangat membahayakan posisi bank, mengingat jika nasabah
mengalami suatu kemacetan, maka sulit untuk menutupi kerugian terhadap
kredit yang disalurkan. Sebaliknya dengan jaminan kredit relative lebih aman
mengingat setiap kredit macet akan ditutupi dengan jaminan tersebut.

Adapun jaminan yang dapat digunakan oleh calon debitur adalah sebagai
berikut:

1. Dengan jaminan
a. Jaminan benda berwujud, yaitu barang-barang yang dapat dijadikan
jaminan seperti:
- Tanah
- Bangunan
- Kendaraan bermotor
- Mesin-mesin/ peralatan
- Barang dagangan
- Tanaman/ kebun/ sawah

70
- Dan lainnya
b. Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda-benda yang merupakan surat-
surat yang dijadikan jaminan seperti:
- Sertifikat saham
- Sertifikat obligasi
- Sertifikat tanah
- Sertifikat deposito
- Rekening tabungan yang dibekukan
- Rekening giro yang dibekukan
- Promes
- Wesel
- Dan surat tagihan lainnya
c. Jaminan Orang
Yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang apabila kredit tersebut macet,
maka orang yang memberikan jaminan itulah yang menanggung resikonya.
2. Tanpa Jaminan

Kredit tanpa jaminan maksudnya adalah bahwa kredit yang diberikan


bukan dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan untuk
perusahaan yang memang benar-benar bonafid dan professional sehingga
kemungkinan kredit macet sangat kecil. Dapat pula kredit tanpa jaminan
hanya dengan penilaian terhadap prospek usahanya atau dengan
pertimbangan untuk pengusaha-pengusaha ekonomi lemah.

G. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, bank harus yakin bahwa kredit
yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh
melalui hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Kriteria
penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapat nasabah yang
benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.

71
Adapun penjelasan untuk analisis 5C Kredit adalah sebagai berikut:

1. Character

Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar
dipercaya, hal ini tercermin dari latarbelakang si nasabah baik yang
bersifat latarbelakang pekerjaan maupun latar belakang pribadi seperti:
cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobby dan
social standingya. Ini semua merupakan ukuran “kemauan” membayar.

2. Capacity

Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang


dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnisnya juga diukur
dengan kemampuannya memahami ketentuan-ketentuan pemerintah.

3. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan


keuangan (neraca dan laporan laba-rugi) dengan melakukan pengukuran
rasio keuangan seperti likuiditas, solvabilitas, pasar, aktivitas dan
profitabilitas. Capital juga harus dilihat dari mana saja modal yang ada
sekarang ini.

4. Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan oleh calon nasabah baik yang bersifat
fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang
diberikan. Jaminan juga harus ditelit keabsahannya.

5. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik
saat ini dan di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta
prospek usaha dari sektor yang ia jalankan.

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik
saat ini dan di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta

72
prospek usaha dari sektor yang ia jalankan. Kemudian penilain kredit dengan
metode analisis 7 P adalah sebagai berikut:

1. Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya


sehari-hari maupun masa lalunya. Mencakup sikap, emosi, tingkah laku
dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

2. Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau


golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta
karakternya. Klasifikasi tersebut menentukan fasilitas yang berbeda dari
bank.

3. Purpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,


termasuk jenis kredit dapat bermacam-macam.

4. Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang


menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek
atau sebaliknya.

5. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang


telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian
kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur, akan semakin baik.

6. Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.


Profitability diukur dari period ke periode apakah akan tetap sama atau
akan semakin meningkat.

7. Protection

73
Menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Dapat
berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

H. Aspek-Aspek dalam Penilaian Kredit

Disamping 5 C dan 7 P, untuk menilai kelayakan pengajuan kredit dari


nasabah maka harus dilakukan penilain terhadap berbagai aspek. Disebut
studi kelayakan usaha. Penilaian model ini biasanya untuk proyek-proyek
yang bernilai besar dan jangka waktu panjang.

Aspek-aspek yang dinilai antara lain sebagai berikut:

1. Aspek Yuridis (Hukum)

Yang dinilai dalam aspek ini adalah legalitas badan usaha serta izin-izin
yang dimiliki perusahaan dalam mengajukan kredit. Penilain dimulai
melalui akte pendirian usaha seperti:

a. Surat Izin Usaha Industri (SIUI) untuk sektor industri;


b. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk sektor perdagangan;
c. Tanda Daftar Perusahaan (TDP);
d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
e. Kebsahan surat-surat yang dijaminkan seperti sertifikat tanah dll;
f. Serta hal-hal yang dianggap penting lainnya.

2. Aspek Pemasaran

Penilaian pada aspek pemasaran berfokus pada permintaan terhadap


produk yang dihasilkan calon nasabah saat ini dan di masa yang akan
dating atau prospek usaha nasabah. Aspek yang diteliti antara lain:

a. Pemasaran produknya minimal tiga bulan atau tiga tahun yang lalu;
b. Rencana penjualan dan produksi minimal tiga bulan atau tiga tahun
yang akan datang;
c. Peta kekuatan pesaing yang ada;
d. Prospek produk secara keseluruhan.

3. Aspek Keuangan

74
Aspek yang dinilai adalah sumber dana dan manajemen keuangannya.
Disamping itu dibuatkan cash flow dari pada perusahaan tersebut.

Penilaian bank dari segi keuangan biasanya dengan suatu criteria


kelayakan investasi yang mencakup antara lain:

a. Rasio-rasio keuangan; likuiditas, sovabilitas, aktivitas, profitabilitas


dan pasar
b. Payback period
c. Net Present Value (NPV)
d. Profitability index (PI)
e. Internal Rate of Return (IRR)
f. Break Even Point (BEP)

4. Aspek Teknis (Operasi)

Aspek ini membahas hal yang berkaitan dengan produksi seperti


kapasitas mesin, masalah lokasi, lay out ruangan dan mesin-mesin
termasuk jenis mesin.

5. Aspek Manajemen

Menilai struktur organisasi perusahaan, SDM dan latar belakang


personalia. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek
dan pertimbangan lainnya.

6. Aspek Sosial Ekonomi

Menganalisis dampaknya terhadap masyarakat umum dan perekonomian


seperti:

a. Meningkatkan ekspor barang;


b. Mengurangi pengamgguran dan lainnya;
c. Meningkatkan pendapatan masyarakat;
d. Tersedianya sarana dan prasarana;
e. Membuka isolasi daerah tertentu.

7. Aspek AMDAL

75
Menyangkut analisis terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan jika
proyek tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam
apakah apabila kredit ini disalurkan, maka proyek yang dibiayai akan
menyembakan pencemaran: pencemaran yang sering terjadi antara lain:

a. Tanah/ darat menjadi gersang


b. Air, menjadi limbah berbau busuk, berubah warna maupun rasa
c. Mengakibatkan polusi udara, berdebu, bising, panas.

I. Prosedur dalam Pemberian Kredit

Pemberian kredit secara umum dibedakan antara pinjaman perseorangan


dan pinjaman oleh suatu badan hukum dan dari segi tujuannya apakah untuk
konsumtif atau produktif. Secara umum pemberian kredit kepada badan
hukum antara lain:

1. Pengajuan Berkas-Berkas

Dalam pengajuan kredit, pemohon harus menuangkan ke dalam proposal


yang dilampiri dengan berbagai berkas yang diperlukan. Pengajuan
proposal hendaknya berisi sebagai berikut:

a. Latar belakang perusahaan seperti daftar riwayat hidup singkat


perusahaan, jenis bidang usaha, jenis bidang usaha, identitas
perusahaan, latar belakang organisasi perusahaan perkembangan dan
relasi perusahaan dengan pihak pemerintah dan swasta.
b. Maksud dan tujuan
c. Besarnya kredit dan jangka waktu
d. Cara pemohon mengembalikan kreditnya
e. Jaminan kredit. Jaminan berguna untuk menutupi resiko terhadap
kredit macet. Selanjutnya proposal ini dilampiri berkas-berkas yang
telah dipersyaratkan seperti:
- Akte Notaris
- Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
- NPWP
- Laporan Keuangan Tiga Tahun Terakhir

76
Penilaian dari laporan keuangan meliputi :

- Current ratio
- Acid test ratio
- Inventory turn over
- Sales to receivable ratio
- Profit margin ratio
- Return on net worth
- Working capital
- Bukti diri dari pimpinan perusahaan
- Fotokopi sertifikat jaminan

2. Penyelidikan berkas pinjaman

Bertujuan untuk memeriksa kelengkapan berkas pengajuan kredit sesuai


persyaratan yang benar. Apakah pihak pemohon mampu melengkapi atau
tidak berkas yang kurang atau tidak lengkap.

3. Wawancara I

Penyidikan kepada calon peminjam, untuk meyakinkan berkas-berkas


sudah sesuai dengan persyaratan pihak bank.

4. On The Spot

Merupakan kegiatan meninjau secara langsung ke lapangan terhadap


objek yang dijadikan jaminan, hasil on the spot di crosscheck dengan
hasil wawancara I, sebaiknya on the spot dirahasiakan kepada pihak
pemohon agar didapat data yang benar sesuai kenyataan.

5. Wawancara II

Catatan yang ada pada pemohon saat wawancara I dicocokkan dengan


hasil on the spot apakah ada kesesuaian atau mengandung suatu
kebenaran

77
6. Keputusan Kredit

Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan
diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan administrasinya,
biasanya keputusan kredit yang akan mencakup:

- Jumlah uang yang diterima


- Jangka waktu kredit
- Dan biaya-biaya yang harus dibayar.

Keputusan kredit biasanya merupakan keputusan team. Begitu pula bagi


kredit yang ditolak, maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai
dengan alasannya masing-masing.

7. Penandatanganan Akad/Perjanjian Lainnya

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka


sebelum kredit dicairkan maka terlebih dulu calon nasabah
menandatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotek dan surat
perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu. Penandatanganan
dilaksanakan:

- Antara bank dengan debitur secara langsung atau


- Dengan melalui notaris

8. Realisasi Kredit

Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang


diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang
bersangkutan.

9. Penyaluran/Penarikan

Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi


dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan
kredit yaitu:

78
- Sekaligus atau
- Secara bertahap

J. Kualitas Kredit

Semakin banyak kredit yang disalurkan, semakin besar pula perolehan


laba dari bidang ini. Semakin berkualitas kredit yang diberikan atau memang
layak untuk disalurkan, akan memperkecil risiko terhadap kemungkinan
kredit tersebut bermasalah. Oleh karena itu, dalam melepas kreditnya agar
berkualitas pihak perbankan perlu memerhatikan dua unsur, yaitu sebagai
berikut.

1. Tingkat perolehan laba (return), artinya jumlah laba yang akan diperoleh
atas penyaluran kredit.
2. Tingkat risiko (risk). Artinya tingkat risiko yang akan dihadapi terhadap
kemungkinan melesetnya perolehan laba bank dari kredit yang
disalurkan.

Dalam memenuhi tingkat perolehan laba bank agar dapat dikatakan


memenuhi kriteria ketentuan yang berlaku, perbankan harus memerhatikan
empat faktor seperti di bawah ini agar kesehatan bank dapat diukur sesuai
ketentuan tersebut :

1. Tingkat Return On Assets (ROA)


2. Return On Equity (ROE)
3. Timing of Return (waktu perolehan laba)
4. dan Future Prospect (prospek ke depan/di masa yang akan datang).

Selanjutnya, tingkat perolehan laba bank juga harus mengetahui risiko-


risiko yang akan dihadapinya. Risiko ini merupakan kondisi dan situasi yang
akan dihadapi di masa yang akan datang yang sangat besar pengaruhnya
terhadap perolehan laba bank. Secara umum jenis-jenis risiko yang mungkin
atau bakal dihadapi meliputi sebagai berikut.

1. Risiko Lingkungan

79
Risiko lingkungan, artinya risiko yang berkaitan dengan lingkungan
perbankan terutama yang berkaitan dengan lingkungan luar (eksternal)
perbankan. Risiko lingkungan terdiri dari beberapa risiko antara lain;
risiko ekonomi, risiko kompetisi, dan risiko peraturan.

2. Risiko Manajemen

Risiko manajemen, artinya risiko yang berkaitan dengan risiko dari


dalam perusahaan (internal) seperti risiko organsiasi, risiko kemampuan,
dan risiko kegagalan.

3. Risiko Penyerahan

Risiko penyerahan juga lebih terpengaruh oleh internal bank seperti


risiko operasional, risiko teknologi, dan risiko strategik.

4. Risiko Keuangan

Risiko keuangan berkaitan erat dengan pengaruh internal dan eksternal


bank seperti risiko kredit, risiko likuiditas, risiko suku bunga, risiko
leverage, dan risiko internasional.

Agar kredit yang disalurkan oleh suatu bank memiliki kualitas kredit
yang baik, perlu dilakukan pemisahan fungsi dalam organisasi kredit.
Pemisahan fungsi dalam organisasi kredit juga harus memerhatikan
keberadaan fungsi fungsi tersebut.

Berikut ini pemisahan fungsi dalam organisasi kredit pada umumnya


terdiri dari:

a. Pemasaran kredit
b. Analisis kredit;
c. Taksasi jaminan;
d. Administrasi kredit;
e. Audit kredit.

80
Tujuannya pemisahan fungsi kredit ini tidak lain adalah agar pengelolaan
suatu permohonan kredit dapat diproses secara benar, lengkap, teliti dan
sempurna sehingga memiliki risiko rendah dan tidak menimbulkan masalah.

Banyak cara agar kredit yang diberikan oleh perbankan memiliki


kualitas. Dalam memutuskan suatu permohonan kredit yang akan diberikan
kepada nasabah agar berkualitas, sebaiknya perlu dibentuk komite kredit
(loan committees). Komite ini bertugas memberikan pelayanan hal-hal yang
berkaitan dengan kredit yang disalurkan. Secara umum tugas komite kredit ini
adalah sebagai berikut.

1. Membuat keputusan dan penelaahan kredit baru, artinya setiap adanya


permohonan kredit baru, perlu ditelaah secara benar tentang kelayakan
kredit sebelum diambil keputusan.
2. Memastikan kelengkapan dokumen kredit, artinya dalam pengajuan
kredit, apa pun syarat kelengkapan dokumen mutlak untuk diserahkan.
Syarat ini merupakan salah satu aspek penilaian kelayakan suatu kredit
sehingga tidak menimbulkan masalah ke depan.
3. Persetujuan perpanjangan kredit, artinya bagi kredit yang sudah akhir
masa pinjamannya dan nasabah tersebut masih ingin memperpanjang
kredit karena sesuatu hal, komite kembali harus memberikan persetujuan
apakah kredit tersebut layak atau tidak untuk diperpanjang dengan
pertimbangan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Perubahan kondisi dan syarat kredit, artinya kalau kondisi nasabah
dengan situasi yang berkembang di luar menyebabkan nasabah
mengalami kesulitan, pihak perbankan perlu melakukan perubahan
tentang kondisi dan syarat kredit, misalnya perubahan jangka waktu
pembayaran, atau bunga yang dibebankan ke nasabah.

Untuk menentukan berkualitas atau tidaknya suatu kredit perlu diberikan


ukuran-ukuran tertentu. Bank Indonesia menggolongkan kualitas kredit
menurut ketentuan sebagai berikut.

1. Lancar (Pas)

81
Suatu kredit dapat dikatakan lanjar apabila:

a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu; dan


b. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu; dan
c. Memiliki mutasi rekening yang aktif atau;
d. Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash
collateral).

2. Dalam Perhatian Khusus (Special Mention)

Dikatakan dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria antara lain:

a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga


yang belum melampaui 90 hari atau
b. Kadang-kadang terjadi cerukan atau
c. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan; atau
d. Mutasi rekening reklatif aktif; atau
e. Didukung dengan pinjaman baru.

3. Kurang Lancar (Substandard)

Dikatakan kurang lancar apabila memenuhi kriteria di antaranya:

a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang


telah melampaui 90 hari; atau
b. Sering terjadi cerukan, atau
c. Tejadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90
hari;
d. Frekuensi mutasi rekening reklatif rendah; atau
e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur;
f. Dokumen pinjaman yang lemah.

4. Diragukan (Doubtfull)

Dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria di antaranya:

a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga


yang telah melampaui 180 hari; atau

82
b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen; atau
c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari; atau
d. Terjadi kapitalisasi bunga;
e. Dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun
pengikatan jaminan.

5. Macet (Loss)

Dikatakan macet apabila memenuhi kriteria antara lain :

a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang


telah melampaui 270 hari; atau
b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru dari segi hukum
c. Kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar.

K. Teknik Penyelesaian Kredit Macet

Sepandai apa pun analis kredit dalam menganalisis setiap permohonan


kredit, kemungkinan kredit tersebut macet pasti ada, hal ini disebabkan oleh
dua unsur sebagai berikut.

1. Dari pihak perbankan

Artinya dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti


sehingga apa yang seharusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya.
Dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak
debitur sehingga dalam analisnya dilakukan secara subjektif.

2. Dari pihak nasabah

Dari pihak nasabah kemacetan kredit dapat dilakukan akibat dua hal
yaitu:

a. Adanya unsur kesengajaan.


b. Adanya unsur tidak sengaja. Artinya si debitur mau membayar,tetapi
tidak mampu, sebagai contoh kredit yang dibiayai mengalami musibah

83
seperti kebakaran, kena hama, kebanjiran, dan sebagainya. Sehingga
kemampuan untuk membayar kredit tidak ada.

Dalam hal kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan


sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan yang dilakukan
apakah dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu atau angsuran
terutama bagi kredit terkena musibah atau melakukan penyitaan bagi kredit
yang sengaja lalai untuk membayar. Terhadap kredit yang mengalami
kemacetan sebaiknya dilakukan penyelamatan sehingga bank tidak
mengalami kerugian.

Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara sebagai


berikut :

1. Rescheduling
a. Memperpanjang jangka waktu kredit

Dalam hal ini si debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka


waktu kredit misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari 6 bulan
menjadi satu tahun sehingga si debitur mempunyai waktu yang lebih
lama untuk mengembalikannya.

b. Memperpanjang jangka waktu angsuran

Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu kredit.


Dalam hal ini jangka waktu angsuran kreditnya diperpanjang
pembayarannya pun misalnya dari 36 kali menjadi 48 kali dan hal ini
tentu saja jumlah angsuran pun menjadi mengecil seiring dengan
penambahan jumlah angsuran.

2. Reconditioning

Dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti berikut ini.

a. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan utang pokok.


b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu

84
Dalam hal penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu,
maksudnya hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya,
sedangkan pokok pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa.

c. Penurunan suku bunga

Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban


nasabah.

d. Pembebasan bunga

Dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan


pertimbangan nasabah sudah akan mampu lagi membayar kredit
tersebut. Akan tetapi, nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk
membayar pokok pinjamannya sampai lunas.

3. Restructuring
a. Dengan menambah jumlah kredit
b. Dengan menambah equity:
- Dengan menyetor uang tunai
- Tambahan dari pemilik

4. Kombinasi

Merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang di atas.

5. Penyitaan jaminan

Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah


benar-benar tidak punya etiket, baik ataupun sudah tidak mampu lagi
untuk membayar semua utang-utangnya.

85
BAB 6
SUKU BUNGA

A. Pengertian Bunga Bank


Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank
yang beradasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau
menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus
dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus
dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).
Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang
diberikan kepada nasabahnya yaitu sebagai berikut.
1. Bunga Simpanan
Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah
yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga
yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa
giro,bunga,tabungan,dan bunga deposito.
2. Bunga Pinjaman
Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjaman atau harga yang
harus dibayar oleh nasabah peminjaman kepada bank. Sebagai contoh
bunga kredit.
Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan
pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang
harus dikeluarkan kepada nasabah,sedangkan bunga pinjaman merupakan
pendapatan yang diterima dari nasabah. Baik bunga simpanan maupun
bunga pinjaman masing-masing saling memengaruhi satu sama lainnya.
Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi,maka secara otomatis
bunga pinjaman juga terpengaruhi ikut naik dan demikian pula
sebaliknya.

B. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Suku Bunga


Seperti dijelaskan diatas bahwa untuk menentukan besar kecilnya suku
bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya,artinya baik
bunga simpanan maupun pinjaman saling memengaruhi disamping pengaruh
faktor-faktor lainnya.

86
Faktor-faktor utama yang memengaruhi besar kecilnya penepatan suku
bunga adalah sebagai berikut.
1. Kebutuhan Dana
Apabila bank kekurangan dana,sementara permohonan pinjaman
meningkat,maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat
terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan
bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga
pinjaman. Namun,apabila dana yang ada simpanan banyak sementara
permohonan simpanan sedikit, maka bunga simpanan akan turun.
2. Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi,
yang paling utama pihak perbankan harus memerhatikan pesaing. Dalam
arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16%,maka jika hendak
membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan diatas
bunga pesaing misalnya 16%. Namun, sebaliknya untuk bunga pinjaman
kita harus berada dibawah bunga pesaing.
3. Kebijaksanaan Pemerintah
Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita
tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
4. Target Laba Yang Diinginkan
Sesuai dengan target laba yang diinginkan,jika laba yang diinginkan
besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya.
5. Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya,
hal ini disebabkan besarnya kemungkinan risiko dimasa mendatang.
Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka
bungannya relatif lebih rendah.
6. Kualitas Jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin renda bunga kredit
yang dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh jaminan sertifikat
deposito berbeda dengan jaminan sertifikat tanah. Alasan utama
perbedaan ini adalah dalam hal pencairan jaminan apabila kredit yang
diberikan bermasalah. Bagi jaminan yang likuid seperti sertifikat
deposito atau rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah untuk
dicairkan jika dibandingkan dengan jaminan tanah.

87
7. Reputasi Perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat
menentukan tingkat suku bangsa yang akan dibebankan nantinya,karena
biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan risiko kredit macet
dimasa mendatang reaktif kecil dan sebaliknya.
8. Produk Yang Kompetitif
Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku di pasaran. Untuk
produk yang kompetitif,bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika
dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif
9. Hubungan Baik
Biasanya bank menggolokan nasabahnya antara nasabah utama (primer)
dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada
keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank.
Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak
bank sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dengan
nasabah biasa.
10. Jaminan Pihak Ketiga
Dalam hal ini yang memberikan jaminan kepada peneriman kredit.
Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan bonafid,baik dari segi
kemampuan membayar,nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank,
maka bunga yang dibeban pun berbeda.Demikian pula sebliknya jika
penjaminan pihak ketiganya kurang bonafid atau tidak dapat
dipercaya,maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak
ketiga oleh pihak perbankan.

C. Komponen-Komponen Dalam Menentukan Bunga Kredit


Khusus untuk menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan
diberikan kepada para debitur terdapat beberapa komponen yang
memengaruhi. Komponen- komponen ini ada yang dapat diperkecil
(dikurangi) dan ada pula yang tidak.
Adapaun komponen dalam menentukan suku bunga kredit antara lain
sebagai berikut.
1. Total` Biaya Dana (Cost Of Fund)
Merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh
dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro,tabungan maupun
deposito. Total biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang
ditetapkan untuk memperoleh dana yang diinginkan. Semakin besar
bunga yang dibebankan terhadap bunga simpanan,semakin tinggi pula

88
biaya dananya demikian pula sabaliknya . Total biaya dana ini harus
dikurangi dengan cadangan wajib atau Reserve Requirement (RR) yang
telah diterapkan oleh pemerintah,saat ini besarnya RR yang diterapkan
pemerintah besarnya 5%.
2. Biaya Operasi
Dalam melakukan serap kegiatan setiap bank membutuhkan berbagai
sarana dan prasarana ini memerlukan sejumlah biaya yang harus
ditanggung bank sebagai biaya operasi. Biaya operasi merupakan biaya
yang dikeluarkan oleh bank dalam melaksanakan operasinya. Biaya ini
terdiri dari biaya gaji pegawai,biaya administrasi,biaya pemeliharaan,
dan biaya-biaya lainnya.
3. Cadangan risiko kredit macet
Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang akan diberikan,hal
ini disebabkan setiap kredit yang diberikan asri mengandung suatu risiko
tidak terbayar . Risiko ini dapat timbul baik disengaja maupun tidak
disengaja. Oleh karena itu,pihak bank perlu mencadangkan sejumlah
persentase tertentu terhadap kredit yang disalurkan.
4. Laba Yang Diinginkan
Setiap kali melakukan transaksi bank selalu ingin memperoleh laba yang
maksimal. Penentuan ini ditentukan oleh beberapa pertimbangan penting,
mengin gatkan penentuan besarnya laba sangat memengaruhi besarnya
bunga kredit. Dalam hal ini, biasanya bank disamping melihat kondisi
pesaing juga melihat kondisi nasabah apakah nasabah utama atau bukan
dan juga melihat sektor-sektor yang dibiayai, misalnya jika proyek
pemerintah atau untuk pengusaha/rakyat kecil,maka labanya pun berbeda
dengan yang komersial.

5. Pajak
Pajak merupakan kewajiban yang dibebankan pemerintah kepada bank
yang memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya.
Untuk lebih mudah memahami pembebanan suku bunga berikutnya ini
contoh komponen-komponen pembebanan suku bunga dalam
menentukan suku bunga kredit adalah sebagai berikut :
PT Bank MARINDO menentukan suku bunga deposito sebesar 18% PA
kepada para deposannya. Cadangan Wajib (RR) yang ditetapkan
pemerintah adalah 5%. Kemudian biaya operasi yang dikeluarkan adalah
6% dan cadangan risiko kredit macet 1%. Laba yang diinginkan adalah
5% dan pajak 20%

89
Pertanyaan :
Hitung berapa bunga kredit yang diberikan (based lending rate) kepada
para debiturnya (peminjam)
Bunga yang
Cost of dibebankan
Fund = 100% - Cadangan
wajib

C 1
os 18 8 1
t % % 8,
of 100 = = 9
Fu %- 9 5
nd 5 5 %
= % %

Jadi Cost of Fund 18,95% dibulatkan menjadi 19% untuk menghitung


bunga kredit yang diberikan adalah sebagai berikut :
Total Biaya Dana (Cost 19
of Fund) %
6
Total Biaya Operasi %
25
%
Cadangan Resiko 1
Kredit Macet %
26
%
Laba yang 5
diinginkan %
31
%
Pajak 20% dari 1
laba (5%) %
Bunga Kredit 32
yang diberikan %
(based lending
rate)

90
D. Jenis– Jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit
Pembebanan besarnya suku bunga kredit dibedakan kepada jenis
kreditnya. Jumlah bunga yang dibayar akan memengaruhi jumlah angsuran
perbulannya. Dimana jumlah angsuran terdiri dari utang/pokok pinjaman dan
bunga.

Metode pembebanan bunga yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Sliding Rate

Pembebanan bunga setiap bulan dihitung dari setiap bulan dihitung dari
sisa pinjamannya sehingga jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap
bulan menurun seiring denga turunnya pokok pinjaman.
2. Flat Rate

Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian


pula pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama sehingga cicilan
setiap bulan sama sampai kredit tersebut lunas. Jenis flate rate ini
diberikan kepada kredit yang bersifat konsumtif seperti pembelian rumah
tinggal, pembelian mobil pribadi, dan lain sebagainya.
3. Floating Rate

Jenis ini membebankan bunga dikaitkan dengan bunga yang ada di pasar
uang sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sangat tergantung dari
bunga pasar uang pada bulan tersebut. Pada akhirnya hal ini juga
berpengaruh terhadap cicilannya setiap bulan.
E. Contoh Dan Penyelesaian Soal
PT. SUNGAILIAT telah memperoleh persetujuan fasilitas kredit dari
bank Marras senilai Rp. 60.000.000,-. Jangka waktu kredit adalah 1 tahun (12
bulan). Bunga dibebankan sebesar 24 persen setahun. Disamping itu, PT
SUNGALIAT juga dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 350.000,-
Kredit tersebut dapat langsung ditarik sekaligus dari rekening gironya.
Pertanyaan:
Coba saudara hitung dengan menggunakan metode flat rate dan sliding rate
jumlah angsuran setiap bulan berikut tabel perhitungannya secara lengkap.

91
1. Jawaban Pembebanan Bunga dengan Metode Flat Rate

Sesuai dengan pembebanan bunga dengan metode flat rate, maka setiap
bulan bunga yang dibayar adalah tetap sampai kredit tersebut lunas. Hal
ini juga berarti jumlah angsurannya pun sama setiap bulannya.

a. Menghitung pokok pinjaman (PJ) per bulan sebagai berikut.


Pokok pinjaman yang harus dibayar setiap bulan adalah :
PJ Jumlah
= Pinjaman
Jangka Waktu

PJ Rp.
= 60.000.000,- Rp.
=
5.000.000,-
12 Bulan

b. Selanjutnya menghitung bunga (BG) per bulan adalah :

BG
= Jumlah Pinjaman
Jangka Waktu

BG Bunga x Nominal
= Pinjaman x 1 = Rp. 1.200.000,-
12 Bulan

 Jadi jumlah angsuran setiap bulan adalah :

Rp.
=
Pokok Pinjaman 5.000.000,-
Rp.
=
Bunga 1.200.000,-
Rp.
=
Jumlah Angsuran 6.200.000,-

 Jumlah angsuran ini setiap bulan sama sampai 12 bulan dan jika
kita uraikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Sisa Pokok
Bulan Bunga Angsuran
Pinjaman Pinjaman

92
1 Rp 55,000.00 Rp 5,000.00 Rp 1,200.00 Rp 6,200.00
2 Rp 50,000.00 Rp 5,000.00 Rp 1,200.00 Rp 6,200.00
3 Rp 45,000.00 Rp 5,000.00 Rp 1,200.00 Rp 6,200.00
4 Rp 40,000.00 Rp 5,000.00 Rp 1,200.00 Rp 6,200.00
5 Rp 35,000.00 Rp 5,000.00 Rp 1,200.00 Rp 6,200.00
6 Rp 30,000.00 Rp 5,000.00 Rp 1,200.00 Rp 6,200.00
7 Rp 25,000.00 Rp 5,000.00 Rp 1,200.00 Rp 6,200.00
8 Rp 20,000.00 Rp 5,000.00 Rp 1,200.00 Rp 6,200.00
9 Rp 15,000.00 Rp 5,000.00 Rp 1,200.00 Rp 6,200.00
10 Rp 10,000.00 Rp 5,000.00 Rp 1,200.00 Rp 6,200.00
11 Rp 5,000.00 Rp 5,000.00 Rp 1,200.00 Rp 6,200.00
12 Rp - Rp 5,000.00 Rp 1,200.00 Rp 6,200.00
Jumla
h   Rp 60,000.00 Rp 14,400.00 Rp 74,400.00

2. Jawaban Pembebanan Bunga dengan Metode Sliding Rate

Dalam metode sliding rate, maka perhitungan jumlah bunga yang dibayar
didasarkan kepada jumlah sisa pinjamannya. Oleh karena itu, jumlah
bunga yang harus dibayarkan setiap bulan semakin kecil, sedangkan
pokok pinjaman tetap.
Pokok Pinjaman setiap bulan adalah sama yaitu :

PJ = Rp. 60.000.000,- Rp.


=
12 Bulan 5.000.000,-/Bulan

Bunga % bunga 1 tahun x (sisa


= pinjaman)
12 Bulan

a. Angsuran bulan ke – 1 adalah

- Pokok Pinjaman = Rp. 5.000.000,-

24% x Rp. 60.000.000,-


- Bunga = Rp. 1.200.000,-
12 Bulan
Jumlah Angsuran 1 Rp. 6.200.000,-

b. Angsuran bulan ke – 2 adalah

- Pokok Pinjaman = Rp. 5.000.000,-

93
24% x Rp.
- Bunga 55.000.000,- = Rp. 1.100.000,-
12 Bulan
Jumlah Angsuran
2 Rp. 6.100.000,-

Catatan :
Jumlah Rp. 55.000.000,- berasal dari pinjaman Rp. 60.000.000,-
dikurangi PJ bulan pertama Rp. 5.000.000,-

c. Angsuran bulan ke -3 adalah

- Pokok Pinjaman = Rp. 5.000.000,-

24% x Rp.
- Bunga 50.000.000,- = Rp. 1.000.000,-
12 Bulan
Jumlah Angsuran
3 Rp. 6.000.000,-

d. Angsuran bulan ke -4 adalah

- Pokok Pinjaman = Rp. 5.000.000,-

24% x Rp.
- Bunga 45.000.000,- = Rp. 900.000,-
12 Bulan
Jumlah Angsuran
3 Rp. 5.900.000,-

94
e. Demikian pula seterusnya untuk bunga bulan ke – 5, ke – 6 sampai
bulan 12 perhitungan bunganya tetap dihitung dari sisa pinjamannya.

TABEL PERHITUNGAN KREDIT


Dengan Sliding Rate
(dalam ribuan)
Bula Pokok
Sisa Pinjaman Bunga Angsuran
n Pinjaman
1 Rp55,000.00 Rp 5,000.00 Rp 1,200.00 Rp 6,200.00
2 Rp 50,000.00 Rp 5,000.00 Rp 1,100.00 Rp 6,100.00
3 Rp 45,000.00 Rp 5,000.00 Rp 1,000.00 Rp 6,000.00
4 Rp 40,000.00 Rp 5,000.00 Rp 900.00 Rp 5,900.00
5 Rp35,000.00 Rp 5,000.00 Rp 800.00 Rp 5,800.00
6 Rp 30,000.00 Rp 5,000.00 Rp 700.00 Rp 5,700.00
7 Rp 25,000.00 Rp 5,000.00 Rp 600.00 Rp 5,600.00
8 Rp 20,000.00 Rp 5,000.00 Rp 500.00 Rp 5,500.00
9 Rp 15,000.00 Rp 5,000.00 Rp 400.00 Rp 5,400.00
10 Rp 10,000.00 Rp 5,000.00 Rp 300.00 Rp 5,300.00
11 Rp 5,000.00 Rp 5,000.00 Rp 200.00 Rp 5,200.00
12 Rp - Rp 5,000.00 Rp 100.00 Rp 5,100.00
 JUMLAH Rp 60,000.00 Rp 7,800.00 Rp 67,800.00

Jumlah total pembayaran bunga dengan kedua metode diatas adalah


sebagai berikut :
dengan metode Flat Rate
- adalah Rp. 14.400.000,-
- dengan metode Sliding Rate Rp. 14.400.000,-

95
Rp. 6.600.000,-

96

Anda mungkin juga menyukai