ABDUL SALAM
Oleh
ABDUL SALAM
A 251 14 034
SKRIPSI
Kata Kunci : SQ4R, Talking Stick, Berpikir Kreatif, Kemandirian Belajar, Sistem
Koloid
ABSTRACT
The objection of this study was to obtain a description of creative thinking and
independent learning of students in Grade XI at MAN 2 Palu. This study was a
pre-experimental with One-Group pretest-posttest design. This study was
conducted in two classes of XI Science 3 as Replication Class 1 (n= 25) and class
XI Science 4 as Replication Class 2 (n = 25). The data on creative thinking and
independent learning of students were tested by using a descriptive quantitative
given after learning (posttest). The results showed that the average percentage
(%) grade of students' creative thinking for both Replication Class 1 and
Replication Class 2 were 63.9% and 61.3% with high category level, respectively.
These results can be concluded that the implementation of SQ4R learning model
assisted Talking Stick develops the creative thinking of students on material of the
Colloidal system in Grade XI at MAN 2 Palu.
Key words: SQ4R, Talking Stick, Creative Thinking, Learning Independence,
Colloidal System
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
HALAMAN PERSEMBAHAN vi
UCAPAN TERIMA KASIH vii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 6
1.3 Tujuan Penelitian 6
1.4 Manfaat Penelitian 7
1.5 Batasan Istilah 7
PENDAHULUAN
berkaitan, ketiga variabel tersebut adalah kurikulum, guru, dan proses belajar
pembentukan manusia yang sesuai dengan falsafah hidup bangsa yang memegang
Kurikulum yang diterapkan di Indonesia ada dua yaitu KTSP dan Kurikulum
kurikulum 2013. Menurut Putri, dkk. (2014) penerapan kurikulum 2013 bertujuan
untuk menghasilkan insan indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang mumpuni baik pada sikap,
Pendekatan ilmiah dalam kurikulum 2013 ini dapat didukung oleh model-
model pembelajaran yang sesuai dengan karakter dari pendekatan tersebut, salah
satu alternatif model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan ilmiah yaitu
Berkaitan hal ini Nur (2000) dalam penelitiannya di peroleh hasil bahwa
efektif dalam membantu siswa mengahafal informasi dari bacaan. Hal ini
terhadap materi yang diajarkan dapat diketahui dari hasil belajar siswa setelah
menempuh satu pokok bahasan sehingga penerapan model pembelajaran SQ4R ini
mencermati teks bacaan, baca ringkasan bila ada dan cermati gambar-gambar.
kimia dengan cermat. Jawaban yang di peroleh dari membaca akan di gambarkan
Penerapan model pembelajaran SQ4R akan lebih efektif dan menarik bila
karena model SQ4R ini lebih menekankan membaca suatu bacaan. Salah satu
metode yang dapat dipadukan dengan model pembelajaran SQ4R ini adalah
talking stick. Menurut Suprijono (2012) metode talking stick adalah suatu metode
tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru dan seterusnya
Sudarma, dkk. (2015) metode talking stick termaksud motode pembelajaran aktif
yang mampu membantu siswa mengingat apa yang telah di pelajari dan menguji
kemampuan yang telah mereka terima. Oleh karena itu, metode talking stick dapat
dalam penyajiannya dapat di lakukan pada materi ajar yang bersifat pengetahuan
(2011) kimia pada hakekatnya merupakan ilmu yang mempelajari materi dan
memahami tentang alam secara sistematis. Oleh kerena itu, kimia tidak hanya
Menurut Sutrisno, dkk. (2014) materi dalam ilmu kimia bersifat abstrak
dan konrit saling berkaitan, termasuk pada materi sistem koloid. Contoh konsep
abstrak (konsep yang contohnya tidak dapat dilihat) dalam materi sistem koloid
diantaranya sistem dispersi, dimana atribut kritis dan atribut variabelnya sukar
konrit (konsep yang contohnya dapat dilihat) pada materi sistem koloid yaitu
sifat- sifat koloid dan sistem koloid di mana atribut kritis dan variabelnya dapat
didefinisikan sehingga mudah diberikan contoh. Oleh karena itu, perlu adanya
pengetahuan yang lebih untuk mengkaji ilmu kimia, salah satu cara adalah
SQ4R, dengan demikian materi sistem koloid dapat diduga cocok diajarkan
siswa.
berpikir kreatif diindikasikan dari pembelajaran fase question dalam model SQ4R.
Kreativitas dalam membuat suatu pertanyaan jelas, singkat, dan relevan. Secara
kreatif mampuh memberikan gambaran berupa contoh melalui fasa reflect. Hal ini
telah diperoleh pada fasa recite. Dengan mengulang review kembali pelajaran
talking stick juga dapat membangun kemandirian belajar siswa yang ditekankan
pada kesiapan dari individu yang mau dan mampu untuk belajar dengan inisiatif
memperoleh akibat dari pembelajaran pada fase survey dalam model SQ4R.
Kegiatan pada fase tersebut yaitu penyelidikan dalam membaca buku ajar. Secara
kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi sistem koloid. Sehubungan dengan
itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model
Kreatif dan Kemandirian Belajar Siswa pada Materi Sistem Koloid di Kelas XI
Kota Palu ?
Kota Palu ?
pihak yang terlibat baik siswa, guru, peneliti, maupun bagi sekolah.
1. Bagi Siswa, yaitu dapat melatih siswa agar lebih aktif, kreatif, percaya diri,
3. Bagi Peneliti, yaitu dapat belajar menciptakan suasana belajar yang aktif,
Kota Palu.
adanya perbedaan pengertian. Batasan istilah yang perlu di jelaskan adalah kata
membangun berasal dari kata “bangun” yang artinya yaitu bangkit berdiri, naik
atau bersifat memperbaiki. Definisi kata membangun dalam penelitian ini adalah
untuk memperbaiki berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa melalui model
sedangkan hasil belajar yang di peroleh melalui pretest ke posttest yaitu dari
belajar. Hal ini dapat di lihat dari perbedaan yang signifikan hasil belajar antara
aktivitas belajar siswa sebesar 66,29% dan terjadi peningkatan nilai rata-rata
yang menunjuakan bahwa deskripsi data dengan model pembelajaran talking stick
berbantuan vidio pembelajaran berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini terlihat
dari hasil belajar siswa, dimana t hit siswa sebesar 18,60 sehingga H0 ditolak dan
H1 diterima.
Menurut Siregar (2007) dalam penelitiannya di peroleh hasil bahwa
siswa kelas X pada konsep reaksi reduksi oksidasi memilki pengaruh terhadap
(2009) fungsi model ialah “each model guides us as we design instruction to help
its goals, syntax, environment and management system”. Istilah model pengajaran
mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau
prosedur.
pengembangnya;
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
Review)
bacaan yang akan dianalisis oleh siswa. Tujuannya agar siswa dapat
mengetahui panjang teks, judul bagian, istilah, kata kunci, dan sebagainnya.
alat pemberi ciri yang lebih dari satu warna seperti stabilo untuk menandai
Pada langkah kedua, guru memberikan petunjuk atau contoh kepada siswa
untuk menyusun pertanyaan yang jelas, singkat, dan relevan dengan bagian-
bagian teks yang telah di tandai pada langkah pertama. Jumlah pertanyaan
bergantung pada panjang atau pendeknya teks dan kemampuan siswa dalam
3. Read (membaca)
Langkah ketiga, guru menyuruh siswa membaca serta aktif dalam mencari
(Ngalimun, 2014).
untuk tidak membuka buku atau catatan yang telah dibuat. Jika pertanyaan
6. Review (mengulangi)
Pada langkah terakhir ini siswa di minta untuk membaca catatan singkat
(intisari) yang telah di buatnya, mengulang kembali seluruh isi bacaan bila
perlu dan meninjau ulang seluruh pertanyaan dan jawabannya secara singkat
(Trianto, 2007).
keperluanya;
siswa sebab model ini tidak hanya pada jenjang Berpikir kognitif
Kelebihan:
Kelemahan :
1. Apabila dalam penggunaan model SQ4R siswa tidak teliti, siswa akan
2. Apabila siswa tidak aktif di dalam proses belajar maka siswa tidak akan
2007).
Sintak dalam Metode pembelajaran SQ4R
Sintakmatik model pembelajaran SQ4R tersaji dalam tabel 2.1 sebagai berikut
siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa
buku.
menutup bukunya.
d. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
pembelajaran.
pelajaran.
untuk mewujudkan eksistensinya itu ialah dengan jalan proses berpikir. Proses
berpikir itu dapat berwujud di dalam dua bentuk, yaitu proses berpikir tingkat
rendah dan proses berpikir tingkat tinggi. Salah satu proses berpikir tingkat tinggi
dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru
ide yang sebelumnya tidak ada, dan elaborasi adalah suatu kemampuan
indikatornya adalah:
masalah,
b) Menerapkan suatu konsep dengan cara yang berbeda,
berikan.
Unsur yang paling pokok dalam kreativitas pada pemikiran banyak orang
memberikan jawaban yang tidak lazim, lain dari yang lain, dan jawaban jarang
adalah:
a) Memikirkan masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang
lain,
yang baru,
c) Memiliki cara berpikir yang lain dari pada yang lain (Munandar, 2001).
atau sasaran belajar, usaha mencapainya mencakup pula usaha memilih sendiri
sumber belajar dan menggunakan teknik-teknik belajar yang tepat untuk mencapai
tujuan tersebut. Menurut Majid (2009) usaha memilih sendiri sumber belajar
siapa saja yang memliki keahlian tertentu dan memanfaatkan buku berupa hand
out, buku paket, dan ensiklopedia yang mendukung materi pokok bahasan.
adanya motivasi dalam diri siswa untuk menguasai suatu kompetensi guna
motivasi belajar yang timbul dari dalam diri siswa untuk melakukan suatu
kompetensi baru dengan cara mencari informasi dari berbagai sumber dan
antara lain yaitu belajar untuk mencari makna, proses belajar terjadi secara
di pengaruhi oleh subjek belajar, tujuan dan motivasi dalam diri siswa. Motivasi
dalam diri siswa akan menimbulkan rasa ingin tahu dan sifat kreatif yang tinggi
belum memahami dapat bertanya atau berdikusi dengan teman yang lain atau
adalah lebih termotivasi untuk belajar dan lebih aktif terlibat dalam pembelajaran
siswa dari pada siswa yang belajar di lebih terbatas lingkungan (Zsiga dan
Webster, 2007).
2.3 Kerangka Pemikiran
MAN 2 Kota Palu khususnya di kelas XI, salah satu materi yang di ajarkan
pada pelajaran kimia adalah sistem koloid. Menurut guru kimia kelas XI, materi
sistem koloid merupakan materi yang sulit di pahami oleh siswa. Sebab materi
koloid menurut Sutrisno, dkk. (2014) yaitu bersifat abstrak dan konkrit.
terhadap model pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi sistem koloid
karakter materi ajar yaitu model pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read,
Reflect, Recite, Review). Model ini digunakan untuk membantu mengingat dan
Penerapan model pembelajaran SQ4R akan lebih efektif dan menarik bila
metode yang dapat membatu model pembelajaran SQ4R ini adalah talking stick.
koloid pada siswa kelas XI MAN 2 Kota Palu. Model pembelajaran tersebut
sesuai dengan karakteristik materi dan penerapan kurikulum 2013 yang berbasis
scientific approach.
model SQ4R. Kreativitas dalam membuat suatu pertanyaan jelas, singkat dan
melalui fase reflect. Hal ini akan mempermudah berpikir kreatif dalam
memperoleh akibat dari pemebelajaran pada fase survey dalam model SQ4R.
Kegiatan fase tersebut yaitu penyelidikan dalam membaca buku ajar, secara
Gambaran Gambaran
Kemandirian Belajar Berpikir Kreatif
METODE PENELITIAN
2009).
posttes design (Adaptasi dari Sugiyono, 2012). Desain ini, diberi perlakuan
terhadap siswa kemudian di lakukan tes atau posttest terhadap hasil belajar siswa.
Keterangan :
Berbantuan TS
Universitas Tadulako dan di MAN 2 Kota Palu, Jalan Moh.Husni Thamrin No.41
Penelitian ini di lakukan mulai pada bulan Januari dan selasai hingga bulan
3.4.1 Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI MAN Kota Palu tahun
ajaran 2018/2019, yang terdiri dari 12 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 212
orang.
3.4.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas yaitu kelas MIA 3 sebagai
sampel di lakukan dengan melihat jumlah siswa yang sama yaitu 25 siswa untuk
kelas MIA 3 dan 25 siswa untuk kelas MIA 4. Pengambilan sampel ini juga
berdasarkan jumlah siswa laki-laki dan perempuan yang sama pada kedua kelas
tersebut, yaitu kelas MIA 3 yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 16 orang
perempuan sedangkan pada kelas MIA 4 terdiri dari 9 orang laki-laki dan 16
orang perempuan.
Pada penelitian ini ada dua macam variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat.
3.6.1 Variabel bebas yaitu model pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick.
3.6.2 Variabel terikat yaitu berpikir kreatif dan kemandirian belajar. Variabel
a). Berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir siswa dalam menemukan hal
b). Kemandirian belajar adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh
2006).
berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa. Sumber data penelitian mencakup
data primer yang bersumber langsung dari siswa kelas XI MAN 2 Kota Palu,
dengan jumlah siswa 50 orang siswa dari 2 kelas XI MIA, melalui angket
berpikir kreatif dan angket kemandirian belajar siswa. Penelitian ini di tempuh
a. Studi literatur
b. Studi lapangan
2 Kota Palu.
tersebut.
Penyusunan proposal.
observasi.
3.8.2 Tahap pelaksanaan
Kegiatan yang di lakukan pada tahap ini adalah menganalisis data dan
pertemuan dalam waktu 2 x 45 menit. RPP tersebut terdiri atas kompetensi inti,
RPP yaitu sebagai pedoman atau rancangan yang akan dilakukan dalam proses
pembelajaran.
LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran yang berisi
tugas. LKPD dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif
berisikan langkah-langkah model SQ4R berbantuan talking stick dan materi yang
Tes berpikir kreatif terdiri dari soal esai, di mana soal esai akan membuat
siswa mempunyai jawaban yang berbeda-beda baik prosesnya maupun hasil akhir.
Menurut Munandar (2001) berpikir kreatif terdiri dari tiga aspek di antaranya
kefasihan, fleksibilitas, dan originality. Tes berpikir kreatif terdiri dari 10 butir
soal, dimana jumlah soal tersebut di susun berdasarkan indikator yang terdapat
pada RPP. Satu indikator terdiri dari 2 soal esai berpikir kreatif, dimana 2 soal
esai tersebut mewakili setiap aspek berpikir kreatif yaitu kefasihan dan
Hal ini di lakukan dengan cara memberikan angket kepada siswa sebanyak dua
kali. Pertama di berikan pada saat sebelum di lakukan pembelajaran dan kedua di
menganalisis data. Analisis data angket tersebut di lakukan dengan skala Likert,
menurut Sugiono (2010) Skali Liker di gunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang. Angket dalam penelitian ini, sebelum di gunakan terlebih
penelitian ini terdiri dari dua yaitu lembar observasi kegiatan siswa dan lembar
observasi kegiatan guru. Tujuan observasi ini untuk melihat ketercapaian kegiatan
skor pada setiap ketegori berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa. Adapun
tahap pengolahan data yang dapat di lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
siswa dari permasalahan dalam soal. Data yang di peroleh kemudian di analisis
penilaian.
3. Menentukan nilai peresentase berpikir kreatif (NR) untuk setiap aspek yang
5. Menjumlahkan skor yang di peroleh siswa dari seluruh soal yang di berikan.
pencapaian kriteria.
8. Kriteria berpikir kreatif yang baik apabila persentasi siswa yang memiliki
Menurut Sugiyono (2010) Skala Likert yaitu skala yang di gunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
ringkasan).
amati.
sebagai berikut:
Hasil penelitian ini mencakup hasil yang di peroleh selama proses kegiatan
pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick di MAN 2 Kota Palu, dengan tujuan
MAN 2 Kota Palu adalah berupa tes berpikir kreatif yang berjumlah 10 butir soal
dalam bentuk esai. Instrumen tes berpikir kreatif tersebut telah di validasi oleh
validator ahli, setelah di validasi di peroleh 10 soal dari 15 soal yang disediakan
dan dinyatakan valid. Soal yang sudah valid tersebut akan mewakili masing-
masing aspek dari berpikir kreatif, di antaranya 5 soal untuk aspek fluency
(berpikir lancar) dan 5 soal untuk aspek flexibelity (berpikir luwes). Pemilihan
jumlah soal tersebut juga disesuaikan dengan indikator yang ada pada materi
sistem koloid, dimana indikator materi tersebut berjumlah 5 dan setiap indikator
memiliki 2 butir soal yang mewakili aspek berpikir kreatif. Kesepuluh soal inilah
yang digunakan peneliti untuk mengukur berpikir kreatif siswa pada kelas yang
dijadikan sampel.
4.1.1.2 Analisis Instrumen Kemandirian Belajar
kelas XI MAN 2 Kota Palu adalah berupa angket kemandirian belajar yang di
terdiri dari 10 item pernyataan positif dan 10 item pernyataan negatif. Angket
kemandirian belajar ini terdiri atas 5 indikator yaitu kesadaran akan tujuan
(Sangat Setuju), S (Setuju), TS ( Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju).
diberi skor 3, TS (Tidak Setuju) di beri skor 2, dan STS (Sangat Tidak Setuju) di
beri skor 1. Penilaian pernyataan negatif, untuk SS (Sangat Setuju) diberi skor 1,
S (Setuju) di beri skor 2, TS (Tidak Setuju) di beri skor 3, dan STS (Sangat Tidak
Berdasarkan hasil data yang di peroleh pada tes awal (pretest) dan tes
kreatif siswa kelas replikasi 1 yang disajikan dalam bentuk gambar berikut ini :
80
70
60
Persentase
50
40
30
20
10
0
Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat
Tinggi Rendah
Pretest 0 0 36 52 12
Postest 0 68 20 12 0
siswa kelas replikasi 1 MAN 2 Kota Palu yang menjadi responden, pada
pemberian tes awal terdapat 12% siswa dengan memiliki tingkat berpikir kreatif
yang sangat rendah, 52% siswa yang rendah, dan 36% siswa yang sedang. Hal ini
menunjukan bahwa berpikir kreatif siswa masih tergolong kategori rendah. Hasil
posttest yang diperoleh adalah 12% siswa yang rendah, 20% siswa yang sedang,
dan 68% siswa yang tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa berpikir kreatif siswa
replikasi 2 pada Lampiran 14. Gambaran berpikir kreatif siswa dapat dilihat pada
80
70
60
Persentase
50
40
30
20
10
0
Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat
Tinggi Rendah
Pretest 0 0 20 36 44
Postest 0 60 24 16 0
Hasil data pada Gambar 4.2 menunjukan bahwa tingkat berpikir kreatif
siswa kelas replikasi 2 MAN 2 Kota Palu yang menjadi responden, terdapat 44%
siswa berpikir kreatif dengan kategori sangat rendah, 36% siswa yang rendah,
dengan 20% siswa yang sedang. Hal ini menujukan berpikir kreatif siswa pada
pretest berada pada kategori sangat rendah. Hasil posttest siswa adalah 16% siswa
yang rendah, 24% siswa yang sedang, 60% siswa yang tinggi. Hal ini
aspek berpikir kreatif yaitu fluency pada siswa kelas replikasi 1 yang disajikan
80
70
60
Persentase
50
40
30
20
10
0
Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat
Tinggi Rendah
Pretest 0 0 32 52 16
Postest 8 56 32 4 0
Data dalam gambar 4.3, menunjuka bahwa 16% siswa dengan memiliki
tingkat berpikir kreatif yang sangat rendah, 52% siswa yang rendah, dengan 32%
siswa yang sedang. Hasil posttest di peroleh 4% siswa yang rendah, 32% siswa
yang sedang, 56% siswa yang tinggi dan 8% siswa yang sangat tinggi.
aspek berpikir kreatif yaitu fluency pada siswa kelas replikasi 2 yang di sajikan
Persentase
50
40
30
20
10
0
Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat
Tinggi Rendah
Pretest 0 0 24 44 32
Postest 0 68 28 4 0
kreatif dengan kategori sangat rendah, 44% siswa yang rendah, dan 24% siswa
yang sedang. Sedangkan untuk tes akhir di peroleh 4% siswa yang rendah, 28%
siswa yang sedang, dan68% siswa yang tinggi. Hal ini menunjukan tingkat
4.1.2.3 Analisis Aspek Berpikir Kreatif flexibility Hasil Pretest dan Postest
Gambaran dari aspek berpikir kreatif flexibility pada siswa kelas replikasi
80
70
60
Persentase
50
40
30
20
10
0
Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat
Tinggi Rendah
Pretest 0 0 32 48 20
Postest 4 64 24 8 0
memiliki tingkat berpikir kreatif yang sangat rendah, 48% siswa yang rendah, dan
32% siswa yang sedang. Sedangkan hasil tes akhir di peroleh 8% siswa yang
rendah, 24% siswa yang sedang, 64% siswa yang tinggi 4% siswa yang sangat
tinggi.
berpikir kreatif yaitu flexibility pada siswa kelas replikasi 2 yang di sajikan dalam
gambar 4.6.
80
70
60
Persentase
50
40
30
20
10
0
Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat
Tinggi Rendah
Pretest 0 0 8 16 76
Postest 0 32 52 16 0
Hasil Gambar 4.6 menunjukan bahwa terdapat 76% siswa berpikir kreatif
dengan kategori sangat rendah, 16% siswa yang rendah, dan 8% siswa yang
sedang. Sedangkan untuk hasil tes akhir 16% siswa yang rendah, 52% siswa yang
pada tabel hasil pengamatan di bawah ini, yang merupakan hasil angket yang di
Tabel 4.1 Data Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa Kelas Replikasi 1
Tabel 4.2 Data Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa Kelas Replikasi 2
kelas replikasi 1 sebesar 54,90% yang tergolong kategori cukup. Sedangkan untuk
kelas replikasi 2 nilai rata-rata yang di peroleh adalah 59,35% dan masuk ke
Tabel 4.3 Data Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa Kelas Replikasi 1
Tabel 4.4 Data Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa Kelas Replikasi 2
kelas replikasi 1 sebesar 74,80% yang tergolong kategori baik. Sedangkan untuk
kelas replikasi 2 nilai rata-rata yang di peroleh adalah 73,60% dan masuk ke
4.1.4 Pembahasan
SQ4R berbantuan talking stick dalam materi sistem koloid dikelas XI MAN 2
Kota Palu. Gambaran tersebut dapat di lihat dari hasil tes berpikir kreatif dan
angket kemandirian belajar siswa pada Lampiran 14 dan 16, sebelum dan sesudah
esperimen atau jenis penelitian yang tidak ada pengontrolan variabelnya, dengan
berjumlah 2 kelas, yaitu kelas XI MIA 3 sebagai replikasi 1 dan kelas XI MIA 4
replikasi 2. Responden dalam penelitian ini berjumlah 50 orang siswa yang terdiri
pada kedua kelas tersebut sama yaitu materi Sistem Koloid, dengan penerapan
gunakan terlebih dahulu divalidasi oleh validator ahli. Tujuan dari validasi
instrumen ini adalah agar instrumen yang di gunakan dapat layak di gunakan.
Instrumen penelitian ini terdiri dari tes berpikir kreatif berupa soal essai yang
terdiri dari 10 item. Angket kemandirian belajar yang terdiri dari 20 pernyataan
terdiri dari lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Lembar Kegiatan
(Silver dalam Fardah, 2012). Dalam penelitian ini, model pembelajaran yang di
gunakan untuk membangun berpikir kreatif siswa adalah model SQ4R berbantuan
talking stick, dalam hal ini siswa di beri kesempatan untuk menemukan masalah
tertulis berupa soal esai berjumlah 10 item, yang telah di validasi dan di berikan
kepada siswa sebelum (pretest) dan sesudah (postest) pembelajaran. Hasil dari tes
siswa.
Berdasarkan gambar 4.1 dan gambar 4.2 diperoleh berpikir kreatif siswa
kelas replikasi 1 yang tertinggi berada pada kategori rendah dengan persentase
52%, sedangkan untuk kelas replikasi 2 tingkat berpikir kreatif awal siswa yang
tertinggi berada pada kategori sangat rendah dengan persentase 44%. Hal ini
memberikan gambaran bahwa berpikir kreatif awal siswa perlu dari kedua kelas
tersebut, perlu di berikan suatu perlakuan yang dapat membangun berpikir kreatif
siswa. Salah satu cara yang dapat di lakukan yaitu dengan memberikan penerapan
terbangun. Hal tesebut dapat di gambarkan pada hasil postest siswa, di mana di
peroleh nilai persentase tertinggi untuk kelas replikasi 1 adalah 68% dengan
kategori tinggi. Sedangkan nilai persentase kelas replikasi 2 sebesar 60% dengan
kategori tinggi.
siswa diindikasikan dari model pembelajaran SQ4R terdapat pada fase question,
dimana kreativitas siswa dalam membuat suatu pertanyaan pada suatu bacaan.
Secara kreatif siswa mampu memberikan gambaran atau contoh dalam kehidupan
sehari-hari terhadap suatu permasalahan melalu fase reflect. Hal tersebut dapat
Penerapan model pembelajaran SQ4R akan lebih efektif dan menarik bila
salah satu metode yang dapat membantu model SQ4R adalah talking stick.
menjawab pertanyaan dari guru maupun siswa lainya. Metode talking stick ini
tingkat berpikir kreatif siswa untuk kelas replikasi 1 nilai persentase rata-rata
tertinggi adalah 61,3% dengan kategori tinggi, hasil data terdapat pada lampiran
20. Hal ini memberikan gambaran bahwa berpikir kreatif siswa pada kedua kelas
tersebut berada pada kategori yang sama yaitu tinggi, dengan demikian melalui
Berpikir kreatif terdiri dari beberapa aspek yang menjadi penilaian, dimana
disetiap aspek berpikir kreatif ini terdapat indikator yang menggambarkan aspek
cerita, atupun masalah, menerapkan suatu konsep dengan cara yang berbeda,
(Munandar, 2001).
masalah atau pertanyaan dan memberikan banyak cara atau saran untuk
fluency pada kedua kelas tersebut berada pada kategori yang sama, di mana pada
kelas replikasi 1 kategori tertingginya yaitu tinggi dengan nilai persentase 56%.
Sedangkan untuk kelas replikasi 2 berada pada kategori tinggi dengan persentase
68%. Hal ini menandakan bahwa siswa memiliki kemampuan yang baik dalam
memberikan berbagai macam solusi dari permasalahan pada fase question dalam
model SQ4R. Aspek fluency merupakan aspek berpikir kreatif yang berada di
Siswa cenderung dominan memiliki aspek fluency. Hal ini dapat di buktikan pada
jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi. Seorang yang luwes dapat meluhat
flexibelity adalah dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda,
flexibility pada kedua kelas tersebut berada pada kategori yang berbeda, di mana
pada kelas replikasi 1 kategori tertingginya yaitu tinggi dengan nilai persentase
64%. Sedangkan untuk kelas replikasi 2 berada pada kategori sedang dengan
persentase 52%. Walaupun kategori kedua kelas tersebut berbeda, namun tingkat
berpikir kreatif flexibility siswa masih kategori baik. Hal ini menandakan bahwa
penafsiran dari sudut pandang yang berbeda pada fase reflect, recite dan review
dalam model SQ4R. Aspek flexibility merupakan aspek terpenting kedua dari
aspek fluenc, karena aspek flexibility ini menunjukan produktivitas ide yang di
bahwa ketercapaian aspek berpikir kreatif siswa dengan persentase tertinggi pada
penerapan model pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick terdapat pada aspek
fluency. Sementara aspek berpikir kreatif dengan tertinggi kedua adalah aspek
flexibelty.
4.2.2 Deskripsi Hasil Kemandirian Belajar
proses dapat dilakukan pengukurannya dengan berbagai cara, salah satunya adalah
dari Kusumawati (2010) yang terdiri dari 20 item pernyataan dan di sebar pada
awal dan akhir pembelajaran kepada kelas replikasi 1 dan replikasi 2, untuk
pembelajaran pada fase survey dalam model SQ4R. Dimana pada fase tersebut
read siswa secara mandiri akan memperoleh informasi atau jawaban yang relevan.
berbantuan talking stick pada kedua kelas tersebut, memberikan gambaran bahwa
terjadi perubahan. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh dari pemberian
angket setelah pemberian perlakuan. Data yang diperoleh yaitu, untuk kelas
Angket kemandirian belajar ini diberikan pada kedua kelas sebelum dan
untuk kelas replikasi 1 dan replikasi 2 berturut-turu: 59,75% dan 63,50%, kelas
replikasi berada dalam kategori cukup kemandirian belajar dan replikasi 2 berada
dalam kategori baik. Setelah diberikan perlakuan dan diberikan angket postest,
kategori kedua kelas tersebut sama yaitu baik. Tingkat persentasi tersebut
SQ4R berbantuan talking stick terhadap kedua kelas tersebut, dapat membangun
replikasi 1 dan replikasi 2 berturut-turu: 53,50% dan 56,50%, kedua kelas tersebut
berada dalam kategori cukup. Setelah di berikan perlakuan dan diberikan angket
Tingkat kategori kedua kelas tersebut sama yaitu baik. Tingkat persentasi yang di
pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick terhadap kedua kelas tersebut, dapat
sangat dibutuhkan, agar siswa bertanggung jawab sendiri atas tugasnya tanpa
harus bergantungan pada sesama kelompok atau siswa lainnya. Dari model
yang di berikan.
1 dan replikasi 2 berturut-turu: 49,00% dan 55,50%, kedua kelas tersebut berada
dalam kategori cukup. Setelah diberikan perlakuan dan diberikan angket postest,
kategori kedua kelas tersebut sama yaitu baik. Tingkat persentasi tersebut
SQ4R berbantuan talking stick terhadap kedua kelas tersebut, dapat membantu
guru, dan membuat ringkasan. Hal tersebut telah tergambarkan pada tahapan
dan replikasi 2 berturut-turu: 57,50% dan 61,25%, kelas replikasi 1 berada dalam
kategori cukup, sedangkan replikasi 2 berada dalam kategori yang sudah baik.
SQ4R berbantuan talking stick terhadap kedua kelas tersebut, dapat membantu
siswa dalam membangun keaktifan belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari
aktifnya siswa dalam menyelasaikan tahapan yang terdapat dalam model SQ4R
secara mandiri.
1 dan replikasi 2 berturut-turu: 54,75% dan 54,75%, kedua kelas tersebut berada
dalam kategori cukup. Setelah diberikan perlakuan dan diberikan angket postest,
kategori kedua kelas tersebut sama yaitu baik. Tingkat persentasi yang diperoleh,
SQ4R berbantuan talking stick terhadap kedua kelas tersebut, dapat membantu
siswa dalam belajar secara teratur dan efektif. Hal ini dapat dilihat dari efektivitas
siswa dalam menyelasaikan masalah secara teratur yang terdapat dalam model
adanya motivasi dalam diri siwa untuk menguasai suatu kompetensi guna
beberapa prinsip antara lain yaitu belajar untuk mencari makna, proses belajar
dan tujan serta motivasi dalam diri siswa dalam membangun kemandirian belajar.
kemandirian belajar siswa dari kemandirian belajar yang cukup menjadi baik. Hal
ini menggambarkan kemandirian belajar dapat terbangun melalui model
pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick pada siswa kelas replikasi 1 dan
aktivitas dan hasil belajar siswa. Diantaranya keterampilan guru dalam menarik
pada ampiran 24, secara keseluruhan skor rata-rata penilaian aktivitas guru dengan
replikasi 1 mencapai nilai 86,68% dengan kategori baik, sedangkan pada kelas
replikasi 2 mencapai nilai 89,18%, dengan kategori baik. Artinya guru telah
siswa. Hal tersebut dapat di lihat dari perilaku siswa setelah menerima pelajaran
masalah dengan metode ilmiah. Hal ini terlihat dari data lembar observasi
aktivitas kegiatan siswa pada lampiran 24, di mana diperoleh persentase rata-rara
dari semua pertemuan untuk replikasi 1 yaitu 82,08%, dengan kategori baik.
5.1 Kesimpulan
dan kemandirian belajar siswa kelas XI MAN 2 Kota Palu, pada penerapan model
perbaikan dari kategori rendah menjadi kategori yang tinggi. Hal ini dapat
terlihat dari hasil postest siswa, dengan persentasi rata-rata untuk replikasi 1
perbaikan dari kategori cukup menjadi kategori yang baik. Hal ini dapat
terlihat dari hasil postest siswa, dengan persentasi rata-rata untuk replikasi 1
1. Pihak sekolah khususnya guru mata pelajaran kimia dapat menerapkan model
lakukan pada pagi hari, karena bila dilakukan pada sore hari sebagian siswa
untuk berpikir kreatif siswa, aspek yang diukur tidak hanya aspek fluensy dan
flexibelity saja, karena dari model pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick
A.M, Sudirman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Ariyanti S., Fauziah F., Sutrisno. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Buffer
Solution Berbasis Inkuiri Terbimbing. Jurusan kimia. FMIPA.
Bandura, Albert. (1977). Social Learning Theory. New Jersey: Prentice Hall, Inc.,
Englewood Cliffs.
Nur, M dan Wikandari, P.R. (2000). Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan
Pendekatan Kontruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: PSMS program
pascasarjana Unesa.
Sasmiasi Ayu. P.N. dan Tega Sudarma. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran
Talking Stick Berbantu Vidio Pembeljaran Terhadap Hasil Belajar Bahsa
Indonesia Kelas VII. Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan. Vol.3 (1), 35-37.
Sudarmo, Unggul. (2013). Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit
Erlangg.
Tahar, Irzan dan Enceng. (2006). Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil
Belajar pada Pendidikan Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak
Jauh, Vol.1 (3), 27-44
A. Kompetensi Inti
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan abstrak terkait
KD pada KI 1
Indikator:
KD dari KI 2
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli
yang diberikan.
memecahkan masalah.
KD dari KI 3
Indikator:
pendispersi.
Indikator:
secara dispersi.
C. Tujuan Pembelajaran
koloid.
fase pendispersi.
D. Materi Pembelajaran
Konsep Sistem Koloid (Materi Kelas XI )
A. Sistem Dispersi
1. Sol
Kaca, cat, dan asap merupakan beberapa contoh sol. Fase terdispersinya
adalah padat, sehingga sistem koloid yang mengandung fase terdispersi padat
disebut sol. Kaca memiliki fase pendispersi padat sehingga disebut sol padat
(padat dalam padat). Cat termasuk sol cair (padat dalam cair) karena fase
2. Emulsi
3. Buih
Busa atau buih adalah sistem koloid yang fase terdispersinya gas dan medium
C. Sifat-sifat Koloid
1. Efek Tyndall
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak acak atau gerak zig-zag yang dilakukan oleh
Muatan listrik koloid merupakan salah satu sifat koloid yang terpenting.
dan proses ionisasi gugus permukaan partikel koloid. Beberapa sifat elektrik
a. Adsorpsi
b. Elektroforesis
(Sudarmo, 2014).
4. Koagulasi
(Sudarmo, 2014).
5. Koloid Pelindung
2014).
Koloid liofil (bahasa Yunani, lio = cairan, philia = suka) adalah koloid yang
fase terdispersinya dapat menarik medium pendispersi karena gaya tarik antara
partikel-partikel terdispersi dengan medium pendispersinya kuat. Koloid liofob
(bahasa Yunani, lio = cairan, phobia = takut) adalah sistem koloid yang fase
2014).
E. Pembuatan Koloid
(Sudarmo, 2014).
1. Cara Kondensasi
Cara Kimia
Contoh :
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan
larutan SO2.
b. Reaksi Hidrolisis
Contoh:
Contoh :
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan
H2S.
Cara Fisika
a. Pengembunan uap
Uap raksa yang dialirkan melalui air dingin dapat membentuk sol raksa.
b. Penggantian Pelarut
Selain dengan cara-cara kimia seperti di atas, koloid juga dapat terjadi
2. Cara Dispersi
a. Cara Mekanik
dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat
ujungnya.
Mengasosiasi
Tahap Reflect Tahap Reflect
Guru menyuruh siswa untuk Siswa mulai
menghubungkan informasi menghubungkan
yang diperoleh dari Read informasi yang diperoleh
dengan pertanyaan yang di dari bahan bacaan dengan
buat oleh siswa sebelumnya pertanyaan yang dibuat
serta mencoba untuk sebelumnya serta
memahami informasi yang memahami informasi
diperoleh. yang telah diperoleh
sebelumnya.
Mengkomunikasikan Tahap Recite
Tahap Recite Siswa mulai membuat
Guru meminta siswa untuk ringkasan mengenai materi
membuat rangkuman atau intisari yang sudah dipelajari.
dari pembelajaran sistem koloid
dan sifat-sifat koloid.
Tahap Review
Tahap Review Siswa menyimak
Guru menjelaskan cara kerja penjelasan guru mengenai
Talking Stick kepada siswa. Talking Stick.
Guru memberikan tongkat siswa bersiap-siap untuk
kepada siswa, dimulai dari melakukan Talking Stick.
siswa yang paling depan. Siswa melakukan Talking
Guru menyalakan musik dan Stick.
Stick akan berjalan hingga Siswa yang memegang
musik berhenti. tongkat wajib
Siswa yang memegang tongkat mempresentasikan
akan mempresentasikan hasil rangkumannya.
rangkuman yang disusunya.
C. Penutup Guru meminta salah seorang Siswa menyimpulkan 10
siswa menyimpulkan materi materi pembelajaran yang menit
pembelajaran yang telah telah dipelajari
dipelajari
Meminta peserta didik untuk Siswa mempelajari
mempelajari kelanjutan materi kelanjutan materi tentang
tentang bilangan cara cara pembuatan koloid.
pembuatan koloid. Salah seorang siswa
Menutup kegiatan memimpin doa
pembelajaran dengan berdoa Menjawab salam penutup
Memberi salam penutup.
Mengasosiasi
Tahap Reflect Tahap Reflect
Guru menyuruh siswa untuk
Siswa mulai
menghubungkan informasi menghubungkan
yang diperoleh dari Read informasi yang diperoleh
dengan pertanyaan yang di dari bahan bacaan dengan
buat oleh siswa sebelumnya pertanyaan yang dibuat
serta mencoba untuk sebelumnya serta
memahami informasi yang memahami informasi
diperoleh. yang telah diperoleh
sebelumnya.
Mengkomunikasikan Tahap Recite
Tahap Recite Siswa mulai membuat
Guru meminta siswa untuk ringkasan mengenai materi
membuat rangkuman atau intisari yang sudah dipelajari.
dari pembelajaran sistem koloid
dan sifat-sifat koloid.
Tahap Review
Tahap Review
Siswa menyimak
Guru menjelaskan cara kerja penjelasan guru mengenai
Talking Stick kepada siswa. Talking Stick.
Guru memberikan tongkat siswa bersiap-siap untuk
kepada siswa, dimulai dari
melakukan Talking Stick.
siswa yang paling depan.
Guru menyalakan musik dan Siswa melakukan Talking
Stick akan berjalan hingga Stick.
musik berhenti. Siswa yang memegang
Siswa yang memegang tongkat tongkat wajib
akan mempresentasikan hasil mempresentasikan
rangkuman yang disusunya. rangkumannya.
F. Penutup Guru meminta salah seorang Siswa menyimpulkan 10
siswa menyimpulkan materi materi pembelajaran yang Menit
pembelajaran yang telah telah dipelajari
dipelajari
Meminta peserta didik untuk Siswa mempelajari
mempelajari kelanjutan materi kelanjutan materi tentang
tentang bilangan cara cara pembuatan koloid.
pembuatan koloid. Salah seorang siswa
Menutup kegiatan memimpin doa
pembelajaran dengan berdoa Menjawab salam penutup
Memberi salam penutup.
G. Sumber belajar
1. Sudarmo, Unggul. (2013). Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Penerbit Erlangg
H. Penilaian
No. Aspek yang dinilai Teknik Instrumen
1. Pengetahuan Awal Posttest Soal Uraian dan Angket
2. Pendekatan Ilmiah Pengamatan Observasi
2. Pengetahuan Akhir Posttest Soal Uraian dan Angket
80
Lampiran 2
KISI- KISI INSTRUMEN SOAL
Kompetensi Inti
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
81
Aspek Indikator
Indikator
Kompetesi Dasar Berpikir Kemampuan Butir Soal
Pembelajaran
Kreatif Berpikir Kreatif
Mencetuskan Banyak 1. Suatu campuran dapat dikelompokkan menjadi larutan
gagasan, jawaban, sejati, koloid, dan suspensi. Apabila campuran tersebut
Penyelesaian masalah terdistribusi secara homogen, campuran tersebut
1. Fluency atau pertanyaan. dinamakan larutan sejati. Apabila campuran terpisah
Memberikan banyak menjadi dua fase dan dapat dipisahkan dengan
Mengklasifika cara atau saran untuk penyaringan, campuran tersebut dinamakan suspensi,
Melakukan berbagai
sikan suspensi sedangkan jika tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan,
hal
kasar, larutan campuran tersebut dinamakan koloid. Berdasarkan hal
sejati, dan tersebut, jelaskan perbedaan ketiga jenis campuran bila
koloid. ditinjau dari aspek ukuran partikel, kestabilan, dan
pengamatan mikroskop..?
Dapat melihat suatu 2. Campuran air dengan gula dan campuran air dengan garam
3.15. Menganalisis masalah dari sudut
peranan koloid merupakan campuran 1 fase. Berdasarkan jumlah fasenya,
pandang berbeda
dalam 2. Flexibility Memberikan macam apakah campuran air dengan minyak tanah termasuk
kehidupan Penafsiran
berdasrkan (intrepretasi) terhadap campuran 1 fase ?, berikan tanggapan anda mengenai hal
sifat-sifatnya. suatu gambar, cerita, tersebut..?
atau masalah
Mencetuskan Banyak 3. perbedaan dari ketiga jenis campuran yang sering dilihat
Mengelompok gagasan, jawaban, dan ditemui..?
kan jenis Penyelesaian masalah
koloid atau pertanyaan.
berdasarkan
1. Fluency Memberikan banyak
fase terdispersi cara atau saran untuk
Melakukan berbagai
dan fase
hal
pendispersi.
Gambar di atas merupakan contoh dari jenis-jenis koloid.
Berdasarkan fasa terdispersi dan fasa pendispersinya,
tergolong jenis koloid apakah dari gambar tersebut..?
82
Dapat melihat suatu 8. Berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari dari koloid
masalah dari sudut liofil dan koloid liofob..?
Pandang berbeda
2.Flexibility Memberikan macam
Penafsiran
(intrepretasi) terhadap
suatu gambar, cerita,
atau masalah
4.15 Mengajukan Menjelaskan Mencetuskan banyak 9. Cara pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara
ide/gagasan untuk proses gagasan, jawaban, yaitu kondensasi dan dispersi. Berdasarkan pembuatan
memodifikasi pembuatan penyelesaian masalah secara kimia, jelaskan proses pembuatan koloid dengan
pembuatan koloid koloid. 1. Fluency atau pertanyaan. menggunakan cara kondensasi..?
berdasarkan Memberikan banyak
pengalaman cara atau saran untuk
Melakukan berbagai
membuat
hal
beberapa jenis 10.Cara pembuatan koloid dengan dispersi dapat dilakukan
Dapat melihat suatu
koloid. masalah dari sudut dengan tiga cara yaitu mekanik, peptisari, dan
Pandang berbeda elktrodispersi. Berdasarkan hal tersebut, jelaskan cara
2.Flexibility Memberikan macam pembuatan koloid secara peptisari..?
Penafsiran
(intrepretasi) terhadap
suatu gambar, cerita,
atau masalah
80
Lampiran 3
Soal-Soal Sebelum Validasi
Kelas : XI
Waktu : 2 × 45 menit
7. Campuran air dengan pasir, campuran air dengan belerang, dan campuran air
dengan kapur dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Berdasarkan cara
pemisahannya, apakah campuran air dengan gula, campuran air dengan garam
dan campuran air dengan cuka sama dengan ketiga campuran tersebut ?
berikan tanggapan anda mengenai hal itu..?
8. perbedaan dari ketiga jenis campuran yang sering dilihat dan ditemui..?
Kabut Busa
Cat Santan
campuran yang sama dengan ketiga campuran diatas? Berikan tanggapan anda
mengenai hal itu..?
11. Partikel-partikel koloid bermuatan listrik, ada yang positif dan ada yang
negatif. Muatan listrik pada partikel-partikel koloid dapat di jelaskan dengan
elektroforesis, adsorpsi, dan koagulasi. Berdasarkan hal tersebut, jelaskan
perbedaan ketiga muatan koloid tersebut..?
12. Perhatikan contoh fenomena dari efek tyndall dan gerak brown di bawah
ini:
Sorot lampu mobil akan nampak pada malah hari di daerah yang berdebu.
Susu ketika dicampurkan dengan air, maka partikelnya akan menyebar dan
terus bergerak
Jawaban
2. Perbedaan antara larutan dapat kita liat dari tabel berikut ini:
Koloid Liofil Koloid Liofob
Mengadsorpsi mediumnya Tidak mengadsorpsi mediumnya
Terdiri atas zat organik Terdiri atas zat anorganik
Stabil: Kurang stabil:
- Dapat dibuat dengan konsentrasi - Hanya stabil pada konsentrasi kecil
relatif besar - Mudah menggumpal/mengendap
- Sukar diendapkan dengan dengan penambahan elektrolit
penambahan elekrolit
Kekentalannya tinggi Kekentalannya rendah
Reversibel Irreversibel
Tidak menunjukkan gerak Brown Gerak Brown dan efek Tyndall sangat
dan efek Tyndall jelas
Tidak menunjukkan elektroforesis Menunjukkan peristiwa elektroforesis
Dibuat dengan cara disperse Dibuat secara kondensasi
Dapat dibuat gel Hanya beberapa yang dapat dibuat gel
Dari tabel tersebut terlihat bahwa perbedaan dari larutan, koloid dan suspensi
sangatlah jauh berbeda, di mana larutan lebih cenderung homogen sedangkan
koloid heterogen namun nampak seperti homogen dan suspensi heterogen.
3. Suspensi merupakan sistem dispersi dimana partikel yang ukurannya relatif
besar tersebar merata didalam medium pendispersinnya. Contoh dalam
kehidupan sehari-hari itu adalah pasir yang dicampurkan dengan air.
Sedangkan larutan sejati merupakan sistem dispersi yang ukuran partikelnnya
84
Contoh :
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan
belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam
larutan SO2.
e. Reaksi Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.
Contoh:
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air
mendidih ditambahkan larutan FeCl3, maka akan terbentuk sol Fe(OH)3.
f. Reaksi Dekomposisi Rangkap
Contoh :
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan
H2S.
15. Cara Peptisasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu
endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi
memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.
87
Lampiran 4
Soal-Soal Setelah Validasi
Kelas : XI
Waktu : 2 × 45 menit
18. Suatu campuran dapat dikelompokkan menjadi larutan sejati, koloid, dan
suspensi. Apabila campuran tersebut terdistribusi secara homogen, campuran
tersebut dinamakan larutan sejati. Apabila campuran terpisah menjadi dua fase
dan dapat dipisahkan dengan penyaringan, campuran tersebut dinamakan
suspensi, sedangkan jika tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan, campuran
tersebut dinamakan koloid. Berdasarkan hal tersebut, jelaskan perbedaan ketiga
jenis campuran bila ditinjau dari aspek ukuran partikel, kestabilan, dan
pengamatan mikroskop..?
19. Campuran air dengan gula dan campuran air dengan garam merupakan
campuran 1 fase. Berdasarkan jumlah fasenya, apakah campuran air dengan
minyak tanah termasuk campuran 1 fase ?, berikan tanggapan anda mengenai
hal tersebut..?
20. perbedaan dari ketiga jenis campuran yang sering dilihat dan ditemui..?
Kabut Busa
Cat Santan
88
Susu ketika dicampurkan dengan air, maka partikelnya akan menyebar dan
terus bergerak
27. Cara pembuatan koloid dengan dispersi dapat dilakukan dengan tiga cara
yaitu mekanik, peptisari, dan elktrodispersi. Berdasarkan hal tersebut,
jelaskan cara pembuatan koloid secara peptisari..?
90
Jawaban
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan spesi ( muatan listrik atau ion dan
molekul netral ) oleh permukaan partikel koloid.
Koagulasi disebut juga dengan istilah penggumpalan. Adalah peristiwa
pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari
medium pendispersinya.
21. Contoh yang mirip dengan contoh pada soal adalah :
Cahaya lampu ruangan tampak jelas di dekat AC yang berembun
Santan ketika dicampurkan dengan air, maka partikelnya akan menyebar
dan terus bergerak
22. Perbedaan koloid liofil dan koloid liofob.
No Koloid Liofil Koloid Liofob
2 Campuran air dengan gula dan Flexibility Kemampuan Siswa Skor 4 : jika mampu menjawab
campuran air dengan garam Menghasilkan mengemukakan dengan lengkap dan tepat
merupakan campuran 1 fase. gagasan, jawaban, pendapat mengenai Skor 3 : jika mampu menjawab
Berdasarkan jumlah fasenya, apakah atau pernyataan jumlah fasa dengan tepat namun tidak
campuran air dengan minyak tanah yang bervariasi. campuran air dan lengkap
termasuk campuran 1 fase ?, berikan Dapat melihat minyak tanah.. Skor 2 : memberikan jawaban
tanggapan anda mengenai hal suatu masalah dari selain yang terdapat pada poin
tersebut..? sudut pandang dan jawaban tepat, termasuk
yang berbeda pada poin fluency
Skor 1 : jawaban tidak tepat
Skor 0 : jika tidak memberikan
jawaban
3 perbedaan dari ketiga jenis campuran Fluency Dalam waktu yang Siswa Skor 4 : jika mampu memberikan
yang sering dilihat dan ditemui..? singkat dapat mengemukakan jenis lebih dari satu jawaban yang
menghasilkan koloid berdasarkan lengkap dan tepat.
gagasan atau ide gambar yang Skor 3 : jika mampu memberikan
tertentu dalam diberikan. jawaban lebih dari satu poin,
jumlah yang banyak namun salah satu jawaban
tidak tepat
Skor 2 : jika mampu memberikan
Gambar di atas merupakan contoh dari jawaban lebih dari satu, namun
jenis-jenis koloid. Berdasarkan fasa tidak ada jawaban yang tepat
terdispersi dan fasa pendispersinya, atau memberikan satu jawaban
tergolong jenis koloid apakah dari yang tepat.
gambar tersebut..? Skor 1 : jika mampu memberikan
satu jawaban dan tidak tepat.
Skor 0 : jika tidak memberikan
jawaban.
.
98
4 Perhatikan fenomena di bawah ini: Flexibility Kemampuan Siswa Skor 4 : jika mampu menjawab
Di daerah pegunungan tampak Menghasilkan mengemukakan dengan lengkap dan tepat
berkabut pada pagi hari. gagasan, jawaban, pendapat mengenai Skor 3 : jika mampu menjawab
Parutan kelapa ketika atau pernyataan fenomena yang dengan tepat namun tidak
ditambahkan air akan yang bervariasi. hampir mirip dengan lengkap
menghasilkan campuran larutan Dapat melihat fenomena sifat Skor 2 : memberikan jawaban
yang berwarna putih suatu masalah dari koloid yang selain yang terdapat pada poin
Sabun ditambahkan dengan air sudut pandang diberikan dan jawaban tepat, termasuk
dan dikocok akan menghasilkan yang berbeda pada poin fluency
busa. Skor 1 : jawaban tidak tepat
Berdasarkan fenomena diatas, Skor 0 : jika tidak memberikan
berikan contoh peristiwa lain yang jawaban
sifatnya mirip dengan ketiga
persitiwa di atas ?
5 Partikel-partikel koloid bermuatan Fluency Dalam waktu yang Siswa mmenjelaskan Skor 4 : jika mampu memberikan
listrik, ada yang positif dan ada yang singkat dapat perbedaan partikel lebih dari satu jawaban yang
negatif. Muatan listrik pada partikel- menghasilkan muatan koloid. lengkap dan tepat.
partikel koloid dapat di jelaskan gagasan atau ide Skor 3 : jika mampu memberikan
dengan elektroforesis, adsorpsi, dan tertentu dalam jawaban lebih dari satu poin,
koagulasi. Berdasarkan hal tersebut, jumlah yang banyak namun salah satu jawaban
jelaskan perbedaan ketiga muatan tidak tepat
koloid tersebut..? Skor 2 : jika mampu memberikan
jawaban lebih dari satu, namun
tidak ada jawaban yang tepat
atau memberikan satu jawaban
yang tepat.
Skor 1 : jika mampu memberikan
satu jawaban dan tidak tepat.
Skor 0 : jika tidak memberikan
jawaban.
99
6 Perhatikan contoh fenomena dari efek Flexibility Kemampuan Siswa Skor 4 : jika mampu menjawab
tyndall dan gerak brown di bawah ini: Menghasilkan mengemukakan dengan lengkap dan tepat
Sorot lampu mobil akan nampak gagasan, jawaban, pendapat mengenai Skor 3 : jika mampu menjawab
pada malah hari di daerah yang atau pernyataan contoh dari dengan tepat namun tidak
berdebu. yang bervariasi. fenomena efek lengkap
Susu ketika dicampurkan dengan Dapat melihat tyndall dan gerak Skor 2 : memberikan jawaban
air, maka partikelnya akan suatu masalah dari brown. selain yang terdapat pada poin
menyebar dan terus bergerak sudut pandang dan jawaban tepat, termasuk
Berdasarkan fenomena diatas, yang berbeda pada poin fluency
berikan contoh peristiwa lain yang Skor 1 : jawaban tidak tepat
sifatnya hampir mirip dengan ketiga Skor 0 : jika tidak memberikan
persitiwa di atas ? jawaban
7 Tuliskan maksimal empat perbedaan Fluency Dalam waktu yang Siswa menjelaskan Skor 4 : jika mampu memberikan
antara koloid liofil dan koloid liofob..? singkat dapat perbedaan koloid lebih dari satu jawaban yang
menghasilkan liofil dan koloid lengkap dan tepat.
gagasan atau ide Skor 3 : jika mampu memberikan
liofob.
tertentu dalam jawaban lebih dari satu poin,
jumlah yang namun salah satu jawaban
banyak tidak tepat
Skor 2 : jika mampu memberikan
jawaban lebih dari satu, namun
tidak ada jawaban yang tepat
atau memberikan satu jawaban
yang tepat.
Skor 1 : jika mampu memberikan
satu jawaban dan tidak tepat.
Skor 0 : jika tidak memberikan
jawaban.
100
8 Berikan contoh dalam kehidupan Flexibility Kemampuan Siswa memberikan Skor 4 : jika mampu menjawab
sehari-hari dari koloid liofil dan koloid Menghasilkan contoh dari koloid dengan lengkap dan tepat
liofob..? gagasan, jawaban, liofil dan kolid Skor 3 : jika mampu menjawab
atau pernyataan dengan tepat namun tidak
liofod
yang bervariasi. lengkap
Dapat melihat Skor 2 : memberikan jawaban
suatu masalah dari selain yang terdapat pada poin
sudut pandang dan jawaban tepat, termasuk
yang berbeda pada poin fluency
Skor 1 : jawaban tidak tepat
Skor 0 : jika tidak memberikan
jawaban
9 Cara pembuatan koloid dapat Fluency Dalam waktu yang Siswa menjelaskan Skor 4 : jika mampu memberikan
dilakukan dengan dua cara yaitu singkat dapat proses pembuatan lebih dari satu jawaban yang
kondensasi dan dispersi. Berdasarkan menghasilkan koloid secara lengkap dan tepat.
pembuatan secara kimia, jelaskan gagasan atau ide kondensasi. Skor 3 : jika mampu memberikan
proses pembuatan koloid dengan tertentu dalam jawaban lebih dari satu poin,
menggunakan cara kondensasi..? jumlah yang banyak namun salah satu jawaban
tidak tepat
Skor 2 : jika mampu memberikan
jawaban lebih dari satu, namun
tidak ada jawaban yang tepat
atau memberikan satu jawaban
yang tepat.
Skor 1 : jika mampu memberikan
satu jawaban dan tidak tepat.
Skor 0 : jika tidak memberikan
jawaban.
101
10 Proses Cara pembuatan koloid dengan Flexibility Kemampuan Siswa menjelaskan Skor 4 : jika mampu menjawab
dispersi dapat dilakukan dengan tiga Menghasilkan cara pembuatan dengan lengkap dan tepat
cara yaitu mekanik, peptisari, dan gagasan, jawaban, koloid secara Skor 3 : jika mampu menjawab
elktrodispersi. Berdasarkan hal atau pernyataan dengan tepat namun tidak
peptisasi.
tersebut, jelaskan cara pembuatan yang bervariasi. lengkap
koloid secara peptisasi..? Dapat melihat Skor 2 : memberikan jawaban
suatu masalah dari selain yang terdapat pada poin
sudut pandang dan jawaban tepat, termasuk
yang berbeda pada poin fluency
Skor 1 : jawaban tidak tepat
Skor 0 : jika tidak memberikan
jawaban
102
Lampiran 6
4. Keaktifan belajar.
102
103
Lampiran 7
Nomor Butir
Indikator Positif Negatif Total
Kesadaran akan tujuan pembelajaran 1,4 2,3 4
Kesadaran akan tanggung jawab belajar 5,7 6,8 4
Kontinuitas belajar 9,10 11,12 4
Keaktifan belajar 13,16 14,15 4
Efisiensi belajar 17,20 18,19 4
Total 10 10 20
104
B. Petunjuk pengisian:
1. Bacalah pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan teliti, bila ada yang
kurang jelas tanyakan kepada guru.
2. Berilah tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang telah disediakan dari
setiap pernyataan, sesuai dengan apa yang kamu anggap cocok dan rasakan
sebagai berikut :
b. Setuju (S) = 3
Keterangan :
Lampiran 8
Lampiran 9
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
SISTEM KOLOID
Nama :
Kelas :
Pertemuan : Ke-1
B. Materi Ajar
A. Sistem Dispersi
Jika kita mencampurkan suatu zat dengan zat cair, maka akan terjadi
penyebaran secara merata dari suatu zat tersebut ke dalam zat cair. Hal inilah
yang disebut sebagai sistem dispersi. Dispersi terdiri dari dua fase yaitu fase
yang didispersikan dan fase pendispersi. Pada umumnya, fase yang jumlahnya
lebih sedikit disebut sebagai fase terdispersi, sedangkan fase yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai medium pendispersi. Jadi sistem dispersi adalah
pencampuran antara fase terdispersi dengan medium pendispersi yang
bercampur secara merata.
Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Larutan sejati atau dispersi molekuler.
Larutan sejati adalah campuran antara zat padat atau zat cair sebagai fase
terdispersi dengan zat cair sebagai medium pendispersi. Pada larutan sejati,
fase terdispersi tersebar sempurna dengan medium pendispersi sehingga
dihasilkan campuran yang homogen, antara fase terdispersi dengan medium
pendispersinya tidak dapat dibedakan lagi. Molekul-molekul fase terdispersi
tersebar secara merata ke dalam komponen medium pendispersi, sehingga
larutan disebut juga dispersi molekuler.
2. Koloid atau dispersi halus.
Koloid adalah suatu campuran antara fase terdispersi dengan medium
pendispersi tetapi fase terdispersinya bukan dalam bentuk molekuler melainkan
gabungan dari beberapa molekul. Secara visual, bentuk fisik koloid sama
seperti bentuk larutan tetapi jika diamati dengan mikroskop ultra, campuran ini
bersifat heterogen.
3. Suspensi atau dispersi kasar.
Suspensi adalah campuran heterogen antara fase terdispersi dengan medium
pendispersi dimana fase terdispersinya tidak dapat bercampur secara merata
ke dalam medium pendispersinya. Pada umumnya, fase terdispersinya berupa
padatan sedangkan medium pendispersinya berupa cairan.
109
B. Jenis-Jenis Koloid
Koloid yang mengandung fasa terdispersi padat disebut sol. Jadi, ada tiga
jenis sol, yaitu sol padat (padat dalam padat), sol cair (padat dalam cair), dan sol
gas (padat dalam gas). Istilah sol biasa digunakan untuk menyatakan sol cair,
sedangkan sol gas lebih dikenal sebagai aerosol (aerosol padat). Koloid yang
mengandung fasa terdispersi cair disebut emulsi. Emulsi juga ada tiga jenis, yaitu
emulsi padat (cair dalam padat), emulsi cair (cair dalam cair), dan emulsi gas (cair
dalam gas). Istilah emulsi biasa digunakan untuk menyatakan emulsi cair,
sedangkan emulsi gas juga dikenal dengan nama aerosol (aerosol cair). Koloid
yang mengandung fasa terdispersi gas disebut buih. Hanya ada dua jenis buih,
yaitu buih padat dan buih cair. Mengapa tidak ada buih gas? Istilah buih biasa
110
digunakan untuk menyatakan buih cair. Dengan demikian ada 8 jenis koloid,
seperti yangtercantum pada tabel berikut ini.
a. Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut
aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat, jika zat
yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair. Aerosol padat contohnya:
asap dan debu di udara, aerosol cair contohnya: kabut dan asap.
A B
Gambar: Cat
111
c. Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair disebut emulsi.
Syarat terjadinya emulsi ini adalah kedua zat cair tidak saling melarutkan. Emulsi
dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air atau emulsi
air dalam minyak. Contoh emulsi minyak dalam air adalah santan, susu, dan
lateks. Contoh emulsi air dalam minyak adalah minyak ikan, minyak bumi.
Gambar: santan
d. Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya
dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun,
deterjen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam
zat cair yang mengandung pembuih.
Gambar: Busa
e. Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh : agar-
agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, gel silika. Gel dapat terbentuk dari suatu
sol yang mengadsorbsi medium pendispersinya, sehingga terjadi koloid yang agak
padat.
Gambar: Agar-agar
112
SISTEM KOLOID
Nama :
Kelas :
Pertemuan : Ke-2
B. Materi Ajar
A. Sifat-Sifat Koloid
Beberapa sifat koloid diantaranya adalah :
a. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya yang disebabkan oleh
partikel-partikel koloid. Pertama kali dikemukakan oleh John Tyndall ( 1820-1893
), seorang fisikawan Inggris; setelah mengamati seberkas cahaya putih yang
dilewatkan pada sistem koloid.
Contoh :
Sol Fe(OH)3 ( netral ) dalam air akan mengadsorpsi ion positif ( kation ), sehingga
menjadi bermuatan positif.
Sol As2S3 ( netral ) akan mengadsorpsi ion negatif ( anion ), sehingga menjadi
bermuatan negatif.
5. Dialisis.
Kestabilan suatu koloid dapat dipertahankan dengan menambahkan sedikit
elektrolit dengan konsentrasi yang tepat ke dalam koloid tersebut. Jika konsentrasi
elektrolit tidak tepat, justru akan terbentuk ion-ion yang mengganggu kestabilan
koloid.
6. Koloid Liofil dan Liofob
a. Koloid liofil adalah suatu koloid yang fase terdispersinya dapat menarik
medium pendispersi yang berupa cairan akibat adanya gaya Van der Waals
atau ikatan hidrogen. Liofil artinya “cinta cairan” (Bahasa Yunani;
lio=cairan; philia=cinta). Sol liofil yang setengah padat disebut gel.
b. Koloid liofob adalah suatu koloid yang fase terdispersinya tidak dapat
mengikat atau menarik medium pendispersinya. Liofob berarti takut cairan.
(phobia=takut). Jika medium pendispersinya berupa air, maka disebut koloid
hidrofob. Koloid ini biasanya berasal dari senyawa anorganik.
Perbedaan sifat koloid hidrofil dan koloid hidrofob.
No Koloid Hidrofil Koloid Hidrofob
1 Stabil Kurang stabil
2 Terdiri atas zat organik Terdiri atas zat anorganik
3 Kekentalannya tinggi Kekentalannya rendah
Sukar diendapkan dengan Mudah diendapkan oleh zat
4
penambahan zat elektrolit elektrolit
Kurang menunjukkan gerak
5 Gerak Brown sangat jelas
Brown
Kurang menunjukkan efek
6 Efek Tyndall sangat jelas
Tyndall
Hanya beberapa yang dapat
7 Dapat dibuat gel
dibuat gel
Umumnya dibuat dengan cara Hanya dapat dibuat dengan
8
dispersi cara kondensasi
Partikel terdispersi Patikel terdispersi
9
mengadsorpsi molekul mengadsorpsi ion
10 Reversibel Ireversibel
Tidak mengadsorspi
11 Mengadsorpsi mediumnya
mediumnya
Contoh : sabun, agar-agar, Contoh : sol belerang, sol
12
kanji, detergen, gelatin logam, sol AgCl
119
SISTEM KOLOID
Nama :
Kelas :
Pertemuan : Ke-3
B. Pembuatan Koloid
Ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan dan susupensi, sehingga
larutan (cara ini disebut cara kondensasi) atau dengan menghaluskan partikel-
3. Cara Kondensasi
Cara Kimia
Contoh :
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan
larutan SO2.
k. Reaksi Hidrolisis
Contoh:
Contoh :
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan
H2S.
123
Cara Fisika
c. Pengembunan uap
Uap raksa yang dialirkan melalui air dingin dapat membentuk sol raksa.
d. Penggantian Pelarut
Selain dengan cara-cara kimia seperti di atas, koloid juga dapat terjadi dengan
penggantian pelarut.
4. Cara Dispersi
d. Cara Mekanik
Menurut cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling
medium dispersi.
e. Cara Peptisasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang
Lampiran 10
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Petunjuk Pengisian :
1. Pengamatan ditujukan kepada siswa
2. Mengisi nomor sesuai kolom dan indikator yang dicapai
3. Keterangan penilaian:
1 = Kurang 3 = Baik
2 = Cukup 4 = Sangat Baik
4. Berilahtanda (√) padakolomskoruntuk setiap indikator yang diamati
Skor
Aspek yang diamati KegiatanSiswa
1 2 3 4
Siswa membentuk
kelompok.
Siswa menulis nama dan
kelas pada LKPD.
Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
Siswa mulai melakukan
pengenalan terhadap bahan
bacaan yang sudah
Mengamati melalui tersedia dengan
tahap Survey memperhatikan sampul,
aturan petunjuk ataupun
singkatan, judul/topik
bahasan yang yang ada
pada bahan bacaan,
kemudian siswa mulai
mengambil intisari/ide
pokok dari materi yang
ada pada bahan bacaaan
sistem koloid dan sifat-
sifat koloid.
Menanya melalui
tahap Question
127
Catatan khusus:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................
....................................................................................................................................
..................
....................................................................................................................................
..................
....................................................................................................................................
..................
....................................................................................................................................
..................
Mengetahui
Observer
Nurmiati
----------------------------------
Stb: A 251 14
078
Petunjuk Pengisian :
5. Pengamatan ditujukan kepada siswa
130
Skor
Aspek yang diamati KegiatanSiswa
1 2 3 4
Siswa membentuk
kelompok.
Siswa menulis nama dan
kelas pada LKPD.
Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
Siswa mulai melakukan
pengenalan terhadap bahan
bacaan yang sudah
Mengamati melalui tersedia dengan
tahap Survey memperhatikan sampul,
aturan petunjuk ataupun
singkatan, judul/topik
bahasan yang yang ada
pada bahan bacaan,
kemudian siswa mulai
mengambil intisari/ide
pokok dari materi yang
ada pada bahan bacaaan
sistem koloid dan sifat-
sifat koloid.
sebelumnya.
Siswa mulai menghubungkan
informasi yang diperoleh dari
Mengasosiasi bahan bacaan dengan
melalui tahap pertanyaan yang dibuat
Reflect sebelumnya serta memahami
informasi yang telah
diperoleh sebelumnya.
Siswa mulai membuat
ringkasan mengenai materi
yang sudah dipelajari.
Siswa menyimak
penjelasan guru mengenai
Talking Stick.
Mengkomunikasikan
melalui tahap Recite siswa bersiap-siap untuk
melakukan Talking Stick.
dan tahap Review
Siswa melakukan Talking
Stick.
Siswa yang memegang
tongkat wajib
mempresentasikan
rangkumannya.
132
Catatan khusus:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................
....................................................................................................................................
..................
....................................................................................................................................
..................
....................................................................................................................................
..................
....................................................................................................................................
..................
Mengetahui
Observer
-----------------------------------
Petunjuk Pengisian :
9. Pengamatan ditujukan kepada siswa
10. Mengisi nomor sesuai kolom dan indikator yang dicapai
11. Keterangan penilaian:
1 = Kurang 3 = Baik
2 = Cukup 4 = Sangat Baik
12. Berilahtanda (√) padakolomskoruntuk setiap indikator yang diamati
Skor
Aspek yang diamati KegiatanSiswa
1 2 3 4
Siswa membentuk
kelompok.
Mengamati melalui
Siswa menulis nama dan
tahap Survey
kelas pada LKPD.
Siswa memperhatikan
134
penjelasan guru.
Siswa mulai melakukan
pengenalan terhadap bahan
bacaan yang sudah
tersedia dengan
memperhatikan sampul,
aturan petunjuk ataupun
singkatan, judul/topik
bahasan yang yang ada
pada bahan bacaan,
kemudian siswa mulai
mengambil intisari/ide
pokok dari materi yang
ada pada bahan bacaaan
sistem koloid dan sifat-
sifat koloid.
Catatan khusus:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................
....................................................................................................................................
..................
....................................................................................................................................
..................
....................................................................................................................................
..................
....................................................................................................................................
..................
Mengetahui
Observer
-----------------------------------
137
Lampiran 11
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
Petunjuk
A. Isilah kolom nilai atau skor sesuai pedoman penilaian berikut :
3 : Jika kegiatan terlaksana dengan baik
2 : Jika kegiatan terlaksana
1 : Jika kegiatan tidak terlaksana
B. Berilah tanda (√) pada kolom skor untuk setiap indikator yang diamati
Skor
Indikator yang
Tahap Kegiatan Guru
diamati
1 2 3
Pendahuluan Pendahuluan Mengucapkan salam
Memulai berdoa sebelum
pembelajaran dimulai
Guru memeriksa kehadiran
dan kesiapan peserta didik
untuk memulai
pembelajaran, serta
memberi motivasi untuk
belajar
Apersepsi Guru menanyakan dan
mengiatkan materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
Orientasi Guru meminta penjelasan
tentang cakupan materi yang
akan dipelajari beserta tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai.
Motivasi Guru memberikan poin
tambahan atau pujian
terhadap siswa yang
sudah menjelaskan materi
sebelumnya.
Guru mengingatkan
materi yang dipelajari
138
sebelumnya dengan
materi yang akan
diajarkan.
Guru mencoba
menjelaskan
pembelajaran yang akan
diterapkan pada
pembelajaran saat ini
yaitu menggunakan model
pembelajaran SQ4R
berbantuan Talking Stick.
Inti Tahap Survey Guru membagi siswa dalam
bentuk kelompok yang
terdiri dari 4-5 orang siswa.
Guru membagikan LKPD
kepada setiap siswa.
Guru memberikan
gambaran-gambaran
mengenai sistem koloid dan
sifat-sifat koloid.
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk mengenal bahan
bacaan sistem koloid
dengan memperhatikan
sampul, aturan petunjuk
ataupun singkatan,
judul/topik bahasan yang
ada pada bacaan,
selanjutnya siswa mulai
mengambil intisari/ide
pokok/ detail penting dari
materi yang ada pada bahan
bacaan sistem koloid dan
sifat-sifat koloid.
Tahap Question Guru menyuruh masing-
masing siswa untuk
menyusun maksimal 3
pertanyaan dengan kata
tanya apa, kenapa,
mengapa, bagaimana,
dimana, apa sebab akibat
setelah siswa melakukan
survey terhadap materi
bahan bacaan sistem koloid
dan sifat-sifat koloid yang
139
Catatan khusus :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................................
Keterangan :
Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditntukan sebagai berikut:
: Sangat baik
: Baik
: Cukup
: Kurang
: Sangat Kurang
Mengetahui,
Observer
Eniwati S.Pd
Lampiran 12 Analisis Butir Tes Berfikir Kreatif Kelas Replikasi 1 (Pritest) 140
Lampiran 14
Kelas replikasi 2
Deskriptif Berfikir Kreatif Replikasi 2
Kategori
Pretest % Postest %
Sangat Tinggi 0 0 0 0
Tinggi 0 0 15 60
Sedang 5 20 6 24
Rendah 9 36 4 16
Sangat Rendah 11 44 0 0
Jumlah 25 100 25 100
2. Data analisis aspek berfikir kreatif fluency hasil pretest dan postest
Kelas replikasi 1
Kelas replikasi 2
3. Data analisis aspek berfikir kreatif fleksibelity hasil pretest dan postest
Kelas replikasi 1
Replikasi 2
Kelas replikasi 2
Lampiran 16
Keterangan Hasil Analisis Data Angket Kemandirian Belajar Kelas
Replikasi 1 (Sebelum Diterapkan Model pembelajaran)
1. Keterangan Hasil Analisis Angket
Skor maksimal = 80
Skor terendah = 37
2. Hasil Angket
Presentase siswa yang memberi respon baik sekali : 0/25 x 100%= 0 %
Presentase siswa yang memberi respon baik : 7/25 x 100% = 28 %
Presentase siswa yang memberi respon cukup : 18/25 x 100% = 72 %
Presentase siswa yang memberi respon kurang: 0/25 x 100%= 0 %
Presentase siswa yang memberi respon kurang sekali: 0/25 x 100%= 0 %
3. Rata- rata hasil angket perindikator
No Jumlah Skor Skor Rata-
Indikator
no.soal max total rata % Kategori
1 Kesadaran tujuan
1-4 400 239 2,39 59,75 Cukup
Pembelajaran
2 Kesadaran
5-8 400 214 2,14 53,50 Cukup
tanggung jawab
3 Kontiunitas
9 - 12 400 196 1,96 49,00 Cukup
belajar
4 Keaktifan belajar 13 - 16 400 230 2,30 57,50 Cukup
5 Efensiensi
17 – 20 400 219 2,19 54,75 Cukup
belajar
Jumlah dan rata-rata 2000 1098 2,196 54,90 Cukup
Keterangan :
a. Skor max= banyaknya siswa x jumlah no x skor max = 25 x 4 x 4= 400
b. Rata-rata= skor total/(jumlah siswa x jumlah soal )= 239/ (25 x 4)= 2,39
c. % = skor total/skor maks x 100= 239/400 x 100 = 59,75 %
149
Lampiran 17
Keterangan :
a. Skor max= banyaknya siswa x jumlah no x skor max = 25 x 4 x 4= 400
b. Rata-rata= skor total/(jumlah siswa x jumlah soal )= 254/ (25 x 4)= 2,54
c. % = skor total/skor maks x 100= 254/400 x 100 = 63,50 %
150
Lampiran 18
Keterangan :
a. Skor max= banyaknya siswa x jumlah no x skor max = 25 x 4 x 4= 400
b. Rata-rata= skor total/(jumlah siswa x jumlah soal )= 300/ (25 x 4)= 3,00
c. % = skor total/skor maks x 100= 300/400 x 100 = 75,00 %
151
Lampiran 19
Keterangan :
a. Skor max= banyaknya siswa x jumlah no x skor max = 25 x 4 x 4= 400
b. Rata-rata= skor total/(jumlah siswa x jumlah soal )= 305/ (25 x 4)= 3,05
c. % = skor total/skor maks x 100= 300/400 x 100 = 76,25 %
152
Lampiran 20
Keterangan:
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
153
Lampiran 21
Keterangan:
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
154
Lampiran 22
Keterangan:
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
155
Lampiran 23
Keterangan:
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
156
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 27
162
Lampiran 28
163
Lampiran 29
164
165
Lampiran 30
166
167
168
Lampiran 31
169
170
171