Anda di halaman 1dari 202

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SQ4R BERBANTUAN TALKING

STICK UNTUK MEMBANGUN BERPIKIR KREATIF DAN


KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA MATERI
SISTEM KOLOID DI KELAS XI
MAN 2 KOTA PALU

ABDUL SALAM

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana


pada Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2018
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SQ4R BERBANTUAN TALKING
STICK UNTUK MEMBANGUN BERPIKIR KREATIF DAN
KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA MATERI
SISTEM KOLOID DI KELAS XI
MAN 2 KOTA PALU

Oleh
ABDUL SALAM
A 251 14 034

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana


pada Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2018
ABSTRAK

Abdul Salam, 2018. Penerapan Model Pembelajaran SQ4R Berbantuan Talking


Stick untuk Membangun Berpikir Kreatif dan Kemandirian Belajar Siswa pada
Materi Sistem Koloid di Kelas XI MAN 2 Model Palu. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, Palu.
Pembimbing: (I) Ijirana, (II) Vanny M.A Tiwow.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai berpikir


kreatif dan kemandirian belajar siswa kelas XI MAN 2 Kota Palu. Jenis penelitian
ini adalah pre experimental dengan desain One-Group pretest-posttes design.
Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas XI MIA 3 sebagai replikasi 1
(n= 25) dan kelas XI MIA 4 sebagai replikasi 2 (n= 25). Pengujian data dari
berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa menggunakan deskriptif kuantitatif
yang diberikan setelah pembelajaran (postest). Hasil penelitian menunjukan
bahwa nilai persentase rata-rata (%) berpikir kreatif siswa kelas replikasi 1 adalah
63,9% dengan kategori tinggi dan persentase rata-rata (%) kelas replikasi 2 adalah
61,3% dengan kategori tinggi. Analisis data kemandirian belajar siswa
menggunakan analisis deskriptif data dari angket kemandirian belajar siswa
menunjukkan bahwa kelas replikasi 1 berada dalam kategori baik dengan
persentase rata-rata 74,80% dan kelas replikasi 2 berada pada kategori baik yaitu
73,60%. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dari penerapan model
pembelajaran SQ4R berbantuan Talking Stick memberikan gambaran mengenai
berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa kelas XI MAN 2 Kota Palu pada
materi sistem koloid.

Kata Kunci : SQ4R, Talking Stick, Berpikir Kreatif, Kemandirian Belajar, Sistem
Koloid
ABSTRACT

Abdul Salam, 2018. Implementation of SQ4R Learning Model Assisted Talking


Stick to Develop Creative Thinking and Independence Learning of Students on the
Colloidal System Material in Grade XI at MAN 2 Model Palu. Skripsi. Study
Program of Chemistry Education, Department of Mathematics and Natural
Sciences Education, Faculty of Teacher Training and Education, Tadulako
University, Palu, Advisors: Ijirana, and Vanny M.A Tiwow.

The objection of this study was to obtain a description of creative thinking and
independent learning of students in Grade XI at MAN 2 Palu. This study was a
pre-experimental with One-Group pretest-posttest design. This study was
conducted in two classes of XI Science 3 as Replication Class 1 (n= 25) and class
XI Science 4 as Replication Class 2 (n = 25). The data on creative thinking and
independent learning of students were tested by using a descriptive quantitative
given after learning (posttest). The results showed that the average percentage
(%) grade of students' creative thinking for both Replication Class 1 and
Replication Class 2 were 63.9% and 61.3% with high category level, respectively.
These results can be concluded that the implementation of SQ4R learning model
assisted Talking Stick develops the creative thinking of students on material of the
Colloidal system in Grade XI at MAN 2 Palu.
Key words: SQ4R, Talking Stick, Creative Thinking, Learning Independence,
Colloidal System
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
HALAMAN PERSEMBAHAN vi
UCAPAN TERIMA KASIH vii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 6
1.3 Tujuan Penelitian 6
1.4 Manfaat Penelitian 7
1.5 Batasan Istilah 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN


2.1 Penelitian yang Relevan 8
2.2 Kajian Pustaka 9
2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran 9
2.2.2 Model Pembelajaran SQ4R 10
2.2.3 Metode Talking Stick 16
2.2.4 Berpikir Kreatif 17
2.2.5 Kemandirian Belajar 19
2.3 Kerangka Pemikiran 21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian 24
3.2 Desain Penelitian 24
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 25
3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian 25
3.4.1 Populasi 25
3.4.2 Sampel 25
3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel 25
3.5 Variabel Penelitian 26
3.5.1 Variabel Bebas 26
3.5.2 Variabel Terikat 26
3.6 Definisi Operasional 26
3.6.1 Variabel Bebas 26
3.6.2 Variabel Terikat 27
3.7 Jenis dan Suber Data 27
3.8 Teknik Pengumpulan Data 28
3.8.1 Tahap Persiapan 28
3.8.2 Tahap Pelaksanaan 29
3.8.3 Tahap Akhir
29
3.9 Instrumen Penelitian 30
3.9.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 30
3.9.2 Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) 30
3.9.3 Tes Berpikir Kreatif 31
3.9.4 Kemandirian Belajar 31
3.9.5 Lembar Observasi 32
3.10 Teknik Analisis Data 32
3.10.1 Analisis Deskriptif 32
3.10.1.1 Analisis Berpikir Kreatif 32
3.10.1.2 Analisis Kemandirian Belajar 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 36
4.1.1 Analisis Instrumen 36
4.1.1.1 Analisis Instrumen Berpikir Kreatif 36
4.1.1.2 Analisis Instrumen Kemandirian Belajar 37
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian 38
4.1.2.1 Analisi Berpikir Kreatif Hasi Pretest dan Posttest 38
4.1.2.2 Analisis Aspek Berpikir Kreatif fluency Hasi
Pretest dan Posttest 40
4.1.2.3 Analisis Aspek Berpikir Kreatif flexibility
Hasi Pretest dan Posttest 41
4.1.2.4 Hasil Analisis Deskripsi Kemandirian Belajar
44
4.1.2.4.1 Hasil Analisis Kemandirian Belajar
(Pretest)
44
4.1.2.4.2 Hasil Analisis Kemandirian Belajar
(Posttest)
46
4.2 Pembahasan 47
4.2.1 Deskrpsi Hasil Berpikir Kreatif 48
4.2.2 Deskripsi Hasil Kemandirian Belajar 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan 60
5.2 Saran 61
DAFTAR PUSTAKA 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN 66
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1 Sintaks Model Pembelajaran SQ4R
14
3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-postest desing 24
3.2 Kategori Berpikir Kreatif 35
3.3 Kategori Lembar Angket Kemandirian Belajar 37
4.1 Data Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa Kelas Replikasi 1 43
4.2 Data Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa Kelas Replikasi 2 43
4.3 Data Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa Kelas Replikasi 1 44
4.4 Data Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa Kelas Replikasi 2 44
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran 23
4.1 Grafik Berpikir Kreatif Siswa Kelas Replikasi 1
38
4.2 Grafik Berpikir Kreatif Siswa Kelas Replikasi 2 39
4.3 Aspek Fluency Kelas Replikasi 1 40
4.4 Aspek Fluency Kelas Replikasi 2 41
4.5 Aspek Flexibility Kelas Replikasi 1 41
4.6 Aspek Flexibility Kelas Replikasi 2 42
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 66
2 Kisi-kisi Instrumen Soal 83
3 Soal-Soal Sebelum Validasi 87
4 Soal-Soal Setelah Validasi 94
5 Rubrik Penilaian Soal Berpikir Kreatif 99
6 Angket Kemandirian Belajar 105
7 Kisi-Kisi Angket Kemnadirian Belajar 110
8 Pernyataan Angket Kemandirian Belajar 113
9 Lembar Kegiatan Peserta Didik 114
10 Lembar Observasi Aktivitas Siswa 133
11 Lembar Observasi Aktivitas Guru 136
12 Analisis Data Berpikir Kreatif Kelas Replikasi 1
140
13 Analisis Data Berpikir Kreatif Kelas Replikasi 2 149
14 Hasil Analisis Data Berpikir Kreatif 158
15 Analisis Data Kemandirian Belajar 161
16 Keterangan Hasil Analisis Data Angket Kemandirian Belajar
Kelas Replikasi 1 (Sebelum Diterapkan Model pembelajaran)
168
17 Keterangan Hasil Analisis Data Angket Kemandirian Belajar
Kelas Replikasi 2 (Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran)
169
18 Keterangan Hasil Analisis Data Angket Kemandirian Belajar
Kelas Replikasi 1 (Sesudah Diterapkan Model Pembelajaran)
170
19 Keterangan Hasil Analisis Data Angket Kemandirian Belajar
Kelas Replikasi 2 (Sesudah Diterapkan Model Pembelajaran)
171
20 Hasil Penilaian Aktivitas Guru pada kelas Replikasi 1
172
21 Hasil Penilaian Aktivitas Guru pada kelas Replikasi 2
173
22 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa pada kelas Replikasi 1
174

23 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa pada kelas Replikasi 2


175
24 Hasil Rata-rata Aktivitas Guru dan Siswa
176
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pelaksanaan pendidikan di sekolah terdapat tiga variabel yang saling

berkaitan, ketiga variabel tersebut adalah kurikulum, guru, dan proses belajar

mengajar. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu

pembentukan manusia yang sesuai dengan falsafah hidup bangsa yang memegang

peranan penting dalam suatu sistem pendidikan (Sinambela dkk., 2013).

Kurikulum yang diterapkan di Indonesia ada dua yaitu KTSP dan Kurikulum

2013. Implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam

pembelajaran dan pembentukkan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal

tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai

kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan dalam penerapan

kurikulum 2013 (Mulyasa, 2014)

Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang guru di MAN 2 Kota Palu,

menjelaskan bahwa kurikulum yang diterapkan di sekolah tersebut adalah

kurikulum 2013. Menurut Putri, dkk. (2014) penerapan kurikulum 2013 bertujuan

untuk menghasilkan insan indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif

melalui penguatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Desain pembelajaran

dari penerapan kurikulum 2013 harus menciptakan pola pembelajaran yang

interaktif dan mengubah sistem pembelajaran yang terisolasi menjadi

pembelajaran secara jejaring. Pendekatan pembelajaran yang disarankan dan


menjadi karakter dari kurikulum 2013 yaitu scientific approach (pendekatan

ilmiah). Prosedur penerapan pendekatan ilmiah memiliki tahapan yaitu

mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang

diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang mumpuni baik pada sikap,

pengetahuan, maupun keterampilan. Berdasarkan hal tersebut, kelima

pendekatan ini telah di laksanakan di MAN 2 Kota Palu.

Pendekatan ilmiah dalam kurikulum 2013 ini dapat didukung oleh model-

model pembelajaran yang sesuai dengan karakter dari pendekatan tersebut, salah

satu alternatif model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan ilmiah yaitu

model pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review).

Berkaitan hal ini Nur (2000) dalam penelitiannya di peroleh hasil bahwa

penerapan model pembelajaran SQ4R dapat meningkatkan hasil belajar karena

efektif dalam membantu siswa mengahafal informasi dari bacaan. Hal ini

didukung oleh Trianto (2010) yang menyatakan tingkat penguasaan siswa

terhadap materi yang diajarkan dapat diketahui dari hasil belajar siswa setelah

menempuh satu pokok bahasan sehingga penerapan model pembelajaran SQ4R ini

baik diterapkan dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran SQ4R adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

dapat mengembangkan metakognitif siswa, yaitu dengan menugaskan siswa untuk

membaca bahan belajar secara seksama, cermat, melalui (survey) dengan

mencermati teks bacaan, baca ringkasan bila ada dan cermati gambar-gambar.

Berdasarkan bahan bacaan tersebut siswa dapat mengajuhkan pertanyaan

(question) berupa mengapa, bagaimana, dan darimana. Pertanyaan-pertanyaan


tersebut akan dijawab siswa setelah membaca (read) buku teks atau bahan ajar

kimia dengan cermat. Jawaban yang di peroleh dari membaca akan di gambarkan

(reflec) dengan memberikan contoh dari bahan bacaan. Gambaran tersebut

membantu mengingat (recite) sambil menceritakan kembali atas jawaban yang

diperoleh dengan kalimat sendiri. Selanjutnya mengulangi kembali (review)

dengan cara meninjau kembali secara menyeluruh dan mengungkapkan kembali

apa yang telah dipelajari tanpa melihat catatan (Samiasih, 2015).

Penerapan model pembelajaran SQ4R akan lebih efektif dan menarik bila

di dukung dengan motode pembelajaran yang menghidupkan susana kelas,

karena model SQ4R ini lebih menekankan membaca suatu bacaan. Salah satu

metode yang dapat dipadukan dengan model pembelajaran SQ4R ini adalah

talking stick. Menurut Suprijono (2012) metode talking stick adalah suatu metode

pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat, kelompok yang memegang

tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru dan seterusnya

hingga semua kelompok mendapatkan bagiannya. Hal ini di dukung oleh

Sudarma, dkk. (2015) metode talking stick termaksud motode pembelajaran aktif

yang mampu membantu siswa mengingat apa yang telah di pelajari dan menguji

kemampuan yang telah mereka terima. Oleh karena itu, metode talking stick dapat

di padukan dengan SQ4R agar proses pembelajaran lebih efektif.

Karakteristik model pembelajaran SQ4R tersebut menunjukkan bahwa

dalam penyajiannya dapat di lakukan pada materi ajar yang bersifat pengetahuan

konsep dan penerapannya terhadap kehidupan sehari- hari. Menurut Maliha

(2011) kimia pada hakekatnya merupakan ilmu yang mempelajari materi dan
memahami tentang alam secara sistematis. Oleh kerena itu, kimia tidak hanya

diajarkan pemahaman tentang pengertian–pengertian, konsep–konsep, fakta–

fakta, prinsip-prinsip, akan tetapi bagaimana memahaminya dan menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Sutrisno, dkk. (2014) materi dalam ilmu kimia bersifat abstrak

dan konrit saling berkaitan, termasuk pada materi sistem koloid. Contoh konsep

abstrak (konsep yang contohnya tidak dapat dilihat) dalam materi sistem koloid

diantaranya sistem dispersi, dimana atribut kritis dan atribut variabelnya sukar

dimengerti sehingga sukar menentukan contoh dan noncontoh. Sedangkan konsep

konrit (konsep yang contohnya dapat dilihat) pada materi sistem koloid yaitu

sifat- sifat koloid dan sistem koloid di mana atribut kritis dan variabelnya dapat

didefinisikan sehingga mudah diberikan contoh. Oleh karena itu, perlu adanya

pengetahuan yang lebih untuk mengkaji ilmu kimia, salah satu cara adalah

dengan membaca. Kegiatan membaca ini terdapat dalam model pembelajaran

SQ4R, dengan demikian materi sistem koloid dapat diduga cocok diajarkan

menggunakan model pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick. Berdasarkan

pembelajaran tersebut diharpkan meningkatkan keterampilan berpikir kreatif

siswa.

Menurut Utami (2013) keterampilan berpikir kreatif adalah keterampilan

berpikir yang memungkinkan individu mampu memunculkan, menemukan dan

mengembangkan pengetahuan, gagasan atau informasi baru sebagai

pengembangan dan pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Ketercapaian

berpikir kreatif diindikasikan dari pembelajaran fase question dalam model SQ4R.
Kreativitas dalam membuat suatu pertanyaan jelas, singkat, dan relevan. Secara

kreatif mampuh memberikan gambaran berupa contoh melalui fasa reflect. Hal ini

akan mempermudah berpikir kreatif dalam mengkomunikasikan jawaban yang

telah diperoleh pada fasa recite. Dengan mengulang review kembali pelajaran

sebelumnya akan meningkatkan kreativitas berpikir.

Menurut Enceng, dkk. (2006) model pembelajaran SQ4R berbantuan

talking stick juga dapat membangun kemandirian belajar siswa yang ditekankan

pada kesiapan dari individu yang mau dan mampu untuk belajar dengan inisiatif

sendiri. Kemandirian ini dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi

yang telah dimiliki. Indikasi ketercapaian kemandirian belajar tersebut

memperoleh akibat dari pembelajaran pada fase survey dalam model SQ4R.

Kegiatan pada fase tersebut yaitu penyelidikan dalam membaca buku ajar. Secara

mandiri melalui fase read akan memperoleh informasi yang relevan.

Berdasarkan uraian di atas, maka pembelajaran dengan model SQ4R

berbantuan talking stick di harapkan dapat membangun kemandirian belajar dan

kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi sistem koloid. Sehubungan dengan

itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model

Pembelajaran SQ4R Berbantuan Talking Stick untuk Membangun Berpikir

Kreatif dan Kemandirian Belajar Siswa pada Materi Sistem Koloid di Kelas XI

MAN 2 Kota Palu”.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah

1. Bagaimana berpikir kreatif siswa terbangun melalui penerapan model

pembelajaran SQ4R (Survey Question Read Reflect Rrecite Review)

berbantuan talking stick pada materi Sistem Koloid di kelas XI MAN 2

Kota Palu ?

2. Bagaimana kemandirian belajar siswa terbangun melalui penerapan model

pembelajaran SQ4R (Survey Question Read Reflect Rrecite Review)

berbantuan talking stick pada materi Sistem Koloid di kelas XI MAN 2

Kota Palu ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk memperoleh gambaran berpikir kreatif siswa pada penerapan

model pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick dalam materi

Sistem Koloid di kelas XI MAN 2 Kota Palu.

2. Untuk memperoleh gambaran kemandirian belajar siswa pada penerapan

model pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick dalam materi

Sistem Koloid di kelas XI MAN 2 Kota Palu.


1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua

pihak yang terlibat baik siswa, guru, peneliti, maupun bagi sekolah.

1. Bagi Siswa, yaitu dapat melatih siswa agar lebih aktif, kreatif, percaya diri,

dan mandiri dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

2. Bagi Guru, yaitu dapat dijadikan sebagai alternatif pilihan model

pembelajaran SQ4R dengan berbantuan talking stick untuk membangun

berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa.

3. Bagi Peneliti, yaitu dapat belajar menciptakan suasana belajar yang aktif,

efektif, dan menarik sebagai bekal seorang calon guru.

4. Bagi Sekolah, yaitu dapat menjadikan model pembelajaran SQ4R berbantuan

talking stick sebagai bahan masukan untuk diterapkan di sekolah terutama

dalam membangun berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa di MAN 2

Kota Palu.

1.5 Batasan Istilah

Batasan istilah di gunakan pada penelitian ini agar tidak menimbulkan

adanya perbedaan pengertian. Batasan istilah yang perlu di jelaskan adalah kata

“membangun”. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata

membangun berasal dari kata “bangun” yang artinya yaitu bangkit berdiri, naik

atau bersifat memperbaiki. Definisi kata membangun dalam penelitian ini adalah

untuk memperbaiki berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa melalui model

pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Penelitiaan Relevan

Berdasarkan telaah pustaka, berikut ini beberapa penelitian yang berkaitan

dengan penelitian yang akan di lakukan. Rasjid (2015) dalam penelitian

penerapan model pembelajaran SQ4R dengan metode talking stick, di peroleh

hasil peningkatan yang signifikan terhadap keterampilan metakognitif siswa,

sedangkan hasil belajar yang di peroleh melalui pretest ke posttest yaitu dari

kategori sangat rendah menjadi kategori yang tinggi.

Rahayu (2014) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe SQ4R berbasis keterampilan proses berpengaruh terhadap hasil

belajar. Hal ini dapat di lihat dari perbedaan yang signifikan hasil belajar antara

kelompok siswa eksperiman dan kelompok kontrol.

Gunawan (2016) dalam penelitianya di peroleh nilai rata-rata peningkatan

aktivitas belajar siswa sebesar 66,29% dan terjadi peningkatan nilai rata-rata

hasil belajar aspek kognitif sebesar 38,27 %.

Menurut Samiasih (2015) yang melakukan penelitian menggunakan

metode pembelajran talking stick berbantuan vidio pembelajaran, di peroleh hasil

yang menunjuakan bahwa deskripsi data dengan model pembelajaran talking stick

berbantuan vidio pembelajaran berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini terlihat

dari hasil belajar siswa, dimana t hit siswa sebesar 18,60 sehingga H0 ditolak dan

H1 diterima.
Menurut Siregar (2007) dalam penelitiannya di peroleh hasil bahwa

penerapan model pembelajaran talking stick berhadiah terhadap minat belajar

siswa kelas X pada konsep reaksi reduksi oksidasi memilki pengaruh terhadap

hasil belajar siswa.

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran

Merujuk kembali pada pemikiran Joyce seperti yang dikutip Suprijono

(2009) fungsi model ialah “each model guides us as we design instruction to help

students achieve various objectives”. Melalui model pembelajaran guru dapat

membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide,keterampilan,cara Berpikir,

dan mengekspresikan ide.

Mengutip pernyataan Arrends dalam Nanang (2013) menyatakan “The

term teaching model refers to a particular approach to instruction that includes

its goals, syntax, environment and management system”. Istilah model pengajaran

mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya,

sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya. Model pembelajaran

mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau

prosedur.

Ciri-ciri tersebut ialah:

1. Rasional teoritis logis yang di susun oleh para pencipta atau

pengembangnya;
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan

pembelajaran yang akan dicapai);

3. Tingkah laku mengajar yang di perlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan dengan berhasil; dan

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat

tercapai (Trianto, 2011).

2.2.2 Model Pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite,

Review)

Model pembelajaran SQ4R merupakan model yang sangat baik untuk

membaca secara intensif dan rasional. Model ini direncanakan untuk

memungkinkan siswa belajar sistematis dan efesien (Pratiwi dkk., 2007).

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam SQ4R adalah sebagai berikut:

1. Survey (memeriksa atau menyelidiki)

Langkah pertama dalam melakukan survey, guru memberikan suatu bahan

bacaan yang akan dianalisis oleh siswa. Tujuannya agar siswa dapat

mengetahui panjang teks, judul bagian, istilah, kata kunci, dan sebagainnya.

Siswa melakukan survey dianjurkan untuk menyiapkan pensil, kertas, dan

alat pemberi ciri yang lebih dari satu warna seperti stabilo untuk menandai

bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian penting yang ditandai ini akan

mempermudah proses penyusunan daftar pertanyaan pada langkah

selanjutnya (Shoimin, 2014).


2. Question (bertanya)

Pada langkah kedua, guru memberikan petunjuk atau contoh kepada siswa

untuk menyusun pertanyaan yang jelas, singkat, dan relevan dengan bagian-

bagian teks yang telah di tandai pada langkah pertama. Jumlah pertanyaan

bergantung pada panjang atau pendeknya teks dan kemampuan siswa dalam

memahami teks yang dipelajari (Trianto, 2014).

3. Read (membaca)

Langkah ketiga, guru menyuruh siswa membaca serta aktif dalam mencari

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah di susun. Dalam hal ini,

membaca secara aktif juga berarti membaca yang di fokuskan pada

paragraf-paragraf yang di perkirakan relevan dengan pertanyaan-pertanyaan

yang telah tersusun (Ngalimun, 2014).

4. Reflect (memberikan contoh)

Reflect bukanlah langkah yang terpisah dengan langkah membaca tetapi

merupakan suatu kesatuan. Selama membaca siswa tidak hanya cukup

mengingat atau menghafal, tetapi untuk memahami informasi yang

disampaikan dengan cara:

a. Menghubungkan informasi itu dengan hal-hal yang telah di ketahui.

b. Mengaitkan subtopik-suptopik di dalam teks dengan konsep-konsep

atau prinsip-prinsip utama.

c. Memecahkan kontradiksi di dalam informasi yang di sajikan.


Cobalah untuk menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah-

masalah yang di simulasikan dan dianjurkan dari materi pelajaran tersebut

(Ngalimun, 2014).

5. Recite (mengkomunikasikan setiap jawaban yang telah ditemukan)

Langkah kelima, guru menyuruh menyebutkan lagi jawaban atas

pertanyaan yang telah di susun. Melatih siswa dalam pertanyaan-pertanyaan

untuk tidak membuka buku atau catatan yang telah dibuat. Jika pertanyaan

tidak terjawab, siswa tetap melanjutkan pertanyaan selanjutnya. Demikian

seterusnya hingga seluruh pertanyaan dapat di selesaikan (Trianto, 2014).

6. Review (mengulangi)

Pada langkah terakhir ini siswa di minta untuk membaca catatan singkat

(intisari) yang telah di buatnya, mengulang kembali seluruh isi bacaan bila

perlu dan meninjau ulang seluruh pertanyaan dan jawabannya secara singkat

(Trianto, 2007).

 Manfaat Model SQ4R

Terdapat beberapa manfaat penerapan model SQ4R yang di peroleh siswa

secara umum, yakni:

a. Membantu siswa dalam menentukan buku/bacaan yang sesuai dengan

keperluanya;

b. Membantu siswa lebih fleksibel dalam mengatur kecepatan membaca;

c. Menerapkan sistem belajar yang sistematis sehingga pembelajaran lebih

efektif dan efesien;


d. Informasi yang di sampaikan akan lebih lama tersimpan dalam memori

siswa sebab model ini tidak hanya pada jenjang Berpikir kognitif

melainkan pada jenjang pemahaman (Pratiwi dkk., 2007).

 Kelebihan dan Kelemahan Model SQ4R

Model pembelajaran SQ4R sebagaimana model pembelajaran yang lain juga

memiliki kelebihan dan kelemahan sekaligus, hal ini di ungkapkan oleh

Ningsih (2007). Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh model

pembelajaran SQ4R dalam pelaksanaan di kelas yaitu sebagai berikut :

 Kelebihan:

1. Dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa.

2. Dapat meningkatkan kemampuan Berpikir siswa.

3. Dapat memudahkan siswa untuk menghafal materi yang diajarkan guru.

4. Dapat meningkatkan rasa senang siswa pada pembelajaran kimia

khususnya pokok bahasan sistem koloid (Ningsih, 2007).

 Kelemahan :

1. Apabila dalam penggunaan model SQ4R siswa tidak teliti, siswa akan

mengalami kesulitan dalam mengikuti materi berikutnya.

2. Apabila siswa tidak aktif di dalam proses belajar maka siswa tidak akan

mendapatkan hasil yang baik dalam proses belajar.

3. Siswa yang tidak mengikuti dengan baik cara pembelajaran dengan

model SQ4R maka siswa kesulitan dalam menerima pelajaran (Ningsih,

2007).
 Sintak dalam Metode pembelajaran SQ4R

Sintakmatik model pembelajaran SQ4R tersaji dalam tabel 2.1 sebagai berikut

Tabel 2.1 Sintak Model Pembelajaran SQ4R

Langkah – Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


langkah
(1) (2) (3)
a. Guru memberikan bahan a. Siswa membaca selintas
bacaan berupa materi dengan cepat untuk
pembelajaran pada siswa menentukan ide pokok/tujuan
b.Menginformasikan kepada pembelajaran yang hendak di
Langkah 1 siswa bagaimana capai.
(Survey) menentukan ide b. Siswa memeriksa atau
pokok/tujuan pembelajaran meneliti bahan bacaan secara
yang hendak dicapai. singkat untuk mengetahui
panjang teks, judul bagian,
istilah kata kunci dengan cara
menandai bagian-bagian
penting yang di temukan
menggunakan penanda seperti
stabile berwarna, agar
mempermudah proses
penyusunan daftar pertanyaan
pada langkah selanjutnya.

Langkah 2 a. Menginformasikan kepada a. Siswa memperhatikan


(Question) siswa agar memperhatikan penjelasan guru
makna dari bahan bacaan
b. Memberikan tugas kepada b. Siswa membuat pertanyaan
siswa untuk membuat yang sebelumnya telah di
pertanyaan dari ide temukan
pokok/permasalahan yang di
temukan dengan kata tanya
apa, bagaiman, mengapa,
dimana atau pertanyaan
analisis (pertanyaan yang
membutuhkan pemecahan
masalah).

Langkah 3 Memberikan tugas kepada Siswa membaca secara aktif


(Read) siswa untuk membaca secara sambil memberikan tanggapan
aktif dan menanggapi atau terhadap apa yang telah dibaca
menjawab pertanyaan yang dan menjawab pertanyaan yang
telah di susun sebelumnya. telah di buat.
Lanjutan Tabel 2.1

Langkah 4 Menginformasikan materi a. Siswa bukan hanya sekedar


(Reflect) yang ada pada bacaan menghafal dan mengingat
materi pembelajaran tetapi
mencoba memecahkan masalah
dari informasi yang telah di
berikan oleh guru dengan
pengetahuan yang telah di
ketahui melalui bahan bacaan
b. Meminta siswa untuk lebih
memahami materi pada bahan
bacaan, kemudian mampu
menyelasaikan permasalahan
yang sudah ada serta dapat
menghubungkannya dengan
sumber literatur yang ada.
Langkah 5 Meminta siswa membuat inti a. Meminta catatan–catatan/inti
(Recite) sari/ rangkuman dari seluruh sari/ rangkuman yang telah
pembahasan pelajaran yang di dibuat sebelumnya
pelajari hari ini dari b. Membuat inti sari/rangkuman
buku/bahan bacaan yang ada. dari seluruh pembahasan
pembelajaran hari ini.
Langkah 6 a. Menugaskan siswa a. Membaca inti sari/rangkuman
(Review) membaca inti yang telah dibuatnya
sari/rangkuman yang di b. Membaca kembali bacaan jika
buatnya dari rincian ide masih belum yakin akan
pokok yang ada di jawaban yang telah dibuat.
benaknya
b. Meminta siswa membaca
kembali bahan bacaan, jika
masih belum yakin dengan
jawabannya.
(Trianto, 2007).
2.2.3 Metode Talking Stick

Metode talking stick adalah metode pembelajaran dengan bantuan tongkat,

siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa

mempelajari meteri pokoknya. Menurut Suprijono (2011) menyatakan

pembelajaran dengan pembelajaran talking stick mendorong siswa untuk berani

mengemukakan pendapat. Dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode

pembelajaran tersebut terdapat beberapa langkah sebagai berikut:

a. Guru menyiapkan sebuah tongkat

b. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan

kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi tersebut di

buku.

c. Setelah selesai membaca buku dan mempelajari guru mempersilahkan siswa

menutup bukunya.

d. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru

memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus

menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat

bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.

e. Guru memberikan kesimpulan

Motode pembelajaran talking stick ini memiliki kelebihan dan kekurangan

di antaranya adalah sebagai berikut.

 Kelebihan metode talking stick :

1. Menciptakan suasana interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa

dengan siswa yang lain.


2. Mendorong siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran.

3. Melatih percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat dalam proses

pembelajaran.

4. Meningkatkan hasil belajar siswa baik secara individu maupun kelompok.

5. Meningkatkan efisiensi guru dalam mengelola kelas yang kreatif dan

menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

 Kekurangan metode talking stick :

1. Memerlukan alokasi jam pertemuan yang beberapa kali pertemuan jam

pelajaran.

2. Memerlukan kesiapan mental siswa di saat menerima tongkat untuk

menjawab pertanyaan yang di berikan oleh guru (Albert, 2015).

2.2.4 Berpikir Kreatif

Berpikir merupakan suatu aspek dari eksistensi manusia. Kemampuan

untuk mewujudkan eksistensinya itu ialah dengan jalan proses berpikir. Proses

berpikir itu dapat berwujud di dalam dua bentuk, yaitu proses berpikir tingkat

rendah dan proses berpikir tingkat tinggi. Salah satu proses berpikir tingkat tinggi

adalah berpikir kreatif. Pada hakikatnya, pengertian berpikir kreatif berhubungan

dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru

dengan menggunakan sesuatu yang telah ada (Daryanto, 2009).

Menurut Guilford dalam Alghafri dan Nizam (2014) terdapat empat

komponen utama dari keterampilan berpikir kreatif yang meliputi fluency

(kelancaran), flexibility (fleksibilitas), originality (orisinalitas) dan elaboration


(elaborasi). Kelancaran merupakan kemampuan untuk menghasilkan banyak ide,

fleksibilitas adalah kemampuan dalam menghasilkan ide-ide yang lebih

bervariasi, orisinalitas merupakan kemampuan menghasilkan ide yang baru atau

ide yang sebelumnya tidak ada, dan elaborasi adalah suatu kemampuan

menambahkan atau mengembangkan ide-ide sehingga dihasilkan ide yang lebih

rinci dan detail. Dimana setiap komponen-komponen berpikir kreatif tersebut

memiliki indikatornya masing-masing.

Munandar (2001) menjabarkan beberapa ciri-ciri kemampuan berpikir

kreatif beserta indikatornya, yaitu sebagai berikut.

1. Keterampilan Berpikir Lancar (fluency)

Berpikir lancar diartikan sebagai keterampilan dalam mencetuskan banyak

gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan. Adapun

indikatornya adalah:

a) Mengajukan banyak pertanyaan,

b) Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan,

c) Mempunyai banyak gagasan.

2. Keterampilan Berpikir Luwes (fleksibility)

Keluwesan berarti kemampuan untuk menghasilkan gagasan, jawaban, atau

pertanyaan yang bervariasi. Seorang yang luwes dapat melihat suatu

permasalahan dari sudut pandang yang berbeda sehingga mampu memberikan

banyak alternatif pemecahan masalahnya. Adapun indikatornya adalah:

a) Memberikan macam-macam penafsiran terhadap gambar, cerita, atupun

masalah,
b) Menerapkan suatu konsep dengan cara yang berbeda,

c) Memikirkan berbagai cara untuk menyelesaikan permasalahan yang di

berikan.

3. Keterampilan Berpikir Orisinil (Originality)

Unsur yang paling pokok dalam kreativitas pada pemikiran banyak orang

adalah originality (kebaruan). Kebaruan adalah keaslian ide-ide yang

dihasilkan dalam menanggapi ide dengan tepat. Berpikir orisinal berarti

memberikan jawaban yang tidak lazim, lain dari yang lain, dan jawaban jarang

diberikan oleh kebanyakan orang. Indikator dari keterampilan berpikir orisinil

adalah:

a) Memikirkan masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang

lain,

b) Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara

yang baru,

c) Memiliki cara berpikir yang lain dari pada yang lain (Munandar, 2001).

2.2.5 Kemandirian Belajar

Kemandirian belajar merupakan usaha untuk menetapkan sendiri tujuan

atau sasaran belajar, usaha mencapainya mencakup pula usaha memilih sendiri

sumber belajar dan menggunakan teknik-teknik belajar yang tepat untuk mencapai

tujuan tersebut. Menurut Majid (2009) usaha memilih sendiri sumber belajar

meliputi memanfaatkan tempat atau lingkungan sekitar sebagai tempat belajar

yaitu pemanfaatan laboratorium dan perpustakaan sekolah, memanfaatkan benda


yang ada disekitarnya yang berupa media pembelajaran, memanfaatkan orang atau

siapa saja yang memliki keahlian tertentu dan memanfaatkan buku berupa hand

out, buku paket, dan ensiklopedia yang mendukung materi pokok bahasan.

Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar aktif yang di dorong oleh

adanya motivasi dalam diri siswa untuk menguasai suatu kompetensi guna

mengatasi suatu masalah. Kemandirian belajar siswa di tentukan oleh adanya

motivasi belajar yang timbul dari dalam diri siswa untuk melakukan suatu

kegiatan belajar. Tujuan siswa melakukan belajar mandiri adalah mendapatkan

kompetensi baru dengan cara mencari informasi dari berbagai sumber dan

mengolahnya berdasar pengetahuan yang dimiliki (Mudjiman, 2009).

Menurut Sudirman (2004) belajar mandiri mempunyai beberapa prinsip

antara lain yaitu belajar untuk mencari makna, proses belajar terjadi secara

berkesinambungan, belajar untuk mengembangkan pengetahuan, dan hasil belajar

di pengaruhi oleh subjek belajar, tujuan dan motivasi dalam diri siswa. Motivasi

dalam diri siswa akan menimbulkan rasa ingin tahu dan sifat kreatif yang tinggi

pada diri siswa (Suparno, 2000).

Belajar mandiri efektif di terapkan dalam kegiatan belajar, siswa yang

belum memahami dapat bertanya atau berdikusi dengan teman yang lain atau

meminta penjelasan dari guru. Siswa dalam lingkungan pembelajaran mandiri

adalah lebih termotivasi untuk belajar dan lebih aktif terlibat dalam pembelajaran

siswa dari pada siswa yang belajar di lebih terbatas lingkungan (Zsiga dan

Webster, 2007).
2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang guru di MAN 2 Kota Palu,

kurikulum yang diterapkan di sekolah tersebut adalah kurikuum 2013.

Berdasarkan karakter dari kurikulum 2013, pendekatan pembelajaran yang

sesuai adalah pendekatan ilmiah (scientific approach) dengan sistem 5M,

dimana tahapanya yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan

mengkomunikasikan. Kurikulum 2013 berbasi Scientific Approach ini telah

diterapkan dan di laksanakan pada sekolah tersebut.

MAN 2 Kota Palu khususnya di kelas XI, salah satu materi yang di ajarkan

pada pelajaran kimia adalah sistem koloid. Menurut guru kimia kelas XI, materi

sistem koloid merupakan materi yang sulit di pahami oleh siswa. Sebab materi

tersebut lebih kepada pemahaman konsep. Karakteristik dari materi sistem

koloid menurut Sutrisno, dkk. (2014) yaitu bersifat abstrak dan konkrit.

Berdasarkan karakteristik dari materi tersebut, maka di lakukan analisis

terhadap model pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi sistem koloid

dan penerapannya sesuai dengan karakter scientific approach. Salah satu

alternatif model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan ilmiah dan

karakter materi ajar yaitu model pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read,

Reflect, Recite, Review). Model ini digunakan untuk membantu mengingat dan

memahami informasi suatu bacaan.

Penerapan model pembelajaran SQ4R akan lebih efektif dan menarik bila

di dukung dengan metode pembelajaran yang menghidupkan susana kelas,


karena model SQ4R ini lebih menekankan membaca suatu bacaan. Salah satu

metode yang dapat membatu model pembelajaran SQ4R ini adalah talking stick.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti mencoba menciptakan model

pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick untuk membelajarkan materi sistem

koloid pada siswa kelas XI MAN 2 Kota Palu. Model pembelajaran tersebut

sesuai dengan karakteristik materi dan penerapan kurikulum 2013 yang berbasis

scientific approach.

Berdasarkan penerapan model pembelajaran tersebut, diharpkan dapat

meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa.

Ketercapaian berpikir kreatif di indikasikan dari pembelajaran fase question dalam

model SQ4R. Kreativitas dalam membuat suatu pertanyaan jelas, singkat dan

relevan. Secara kreatif siswa mampuh memberikan gambaran berupa contoh

melalui fase reflect. Hal ini akan mempermudah berpikir kreatif dalam

mengkomunikasihakan jawaban yang telah di peroleh pada fase recite, dengan

mengulang review kembali pelajaran sebelumnya akan meningkatkan kreativitas

berpikir. Sedangkan Indikasi ketercapaian kemandirian belajar tersebut

memperoleh akibat dari pemebelajaran pada fase survey dalam model SQ4R.

Kegiatan fase tersebut yaitu penyelidikan dalam membaca buku ajar, secara

mandiri melalui tahap read akan memperoleh informasi yang relevan.

Alur kerangka pemikiran yang di tunjukkan untuk mengarahkan jalannya

penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan secara

sederhana digambarkan sebagai berikut :


Salah satu materi yang
MAN 2 Kota Palu kelas XI
diajarkan adalah Sistem
Koloid

Menerapkan Kurikulum 2013 Karakteristik Materi Sistem


dengan basis Saintific Approach Koloid Bersifat Abstrak dan
Konkrit

Menganalisis Model Pembelajaran yang Sesuai


dengan Karakter Materi dan kurikulum 2013

Model Pembelajaran SQ4R salah satu model yang dapat


membantu siswa dalam memahami konsep

Model Pembelajaran SQ4R akan Lebih Efektif dan


Menghidupkan Suasana Kelas jika dibantu dengan
Talking Stick

Model Pembelajaran SQ4R Berbantuan Talking Stick


untuk membelajarkan materi sistem koloid pada siswa
kelas XI MAN 2 Kota Palu

Survey Read Question Reflect Recite Review

Gambaran Gambaran
Kemandirian Belajar Berpikir Kreatif

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian Pra eksperimen (Pre

experimental), yaitu jenis penelitian yang tidak ada penyamaan karakteristik

(random) tanpa pertimbangan dan tidak ada pengontrolan variabel (Sukmadinata,

2009).

3.2 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Group pretest-

posttes design (Adaptasi dari Sugiyono, 2012). Desain ini, diberi perlakuan

terhadap siswa kemudian di lakukan tes atau posttest terhadap hasil belajar siswa.

Desain ini digambarkan pada tabel 3.1 :

Tabel 3.1 Desain One-Group pretest-posttes design

Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir


Replikasi 1 Q1 X Q2
Replikasi 2 Q1 X Q2

Keterangan :

X = Perlakuan dengan Penerapan Model Pembelajaran SQ4R

Berbantuan TS

Q 1 = Tes Awal (Pretest)

Q2 = Tes Akhir (Posttes)


3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP

Universitas Tadulako dan di MAN 2 Kota Palu, Jalan Moh.Husni Thamrin No.41

Palu , Provinsi Sulawesi Tengah.

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan mulai pada bulan Januari dan selasai hingga bulan

Agustus tahun 2018.

3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI MAN Kota Palu tahun

ajaran 2018/2019, yang terdiri dari 12 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 212

orang.

3.4.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas yaitu kelas MIA 3 sebagai

kelas Replikasi 1 dan kelas MIA 4 sebagai kelas Replikasi 2.

3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling atau

pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan (Sugiyono, 2015). Pengambilan

sampel di lakukan dengan melihat jumlah siswa yang sama yaitu 25 siswa untuk

kelas MIA 3 dan 25 siswa untuk kelas MIA 4. Pengambilan sampel ini juga

berdasarkan jumlah siswa laki-laki dan perempuan yang sama pada kedua kelas
tersebut, yaitu kelas MIA 3 yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 16 orang

perempuan sedangkan pada kelas MIA 4 terdiri dari 9 orang laki-laki dan 16

orang perempuan.

3.5 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini ada dua macam variabel, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat.

3.5.1 Variabel Bebas

Variabel bebas (variabel independen) dalam penelitian ini adalah

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SQ4R

berbantuan talking stick.

3.5.2 Variabel Terikat

Variabel terikat (variabel dependent) dalam penelitian adalah berpikir

kreatif dan kemandirian belajar siswa.

3.6 Definisi Operasional Variabel

3.6.1 Variabel bebas yaitu model pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick.

Variabel tersebut secara operasional didefinisikan sebagai berikut:

a). Model pembelajaran SQ4R adalah model pembelajaran yang digunakan

untuk membentuk kebiasaan siswa berkonsentrasi dalam membaca,

melatih kemampuan membaca cepat, melatih daya ingat melalui kegiatan

survey, question, read, reflect, recite, dan review (Samiasih, 2015)


b). Talking stick merupakan salah satu metode pembelajaran inovatif yang

berpusat pada siswa dengan bantuan tongkat. Siswa yang memegang

tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari

materi pokoknya (Suprijono, 2012)

3.6.2 Variabel terikat yaitu berpikir kreatif dan kemandirian belajar. Variabel

tersebut secara operasional di definisikan sebagai berikut:

a). Berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir siswa dalam menemukan hal

yang baru setelah pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick yang di

ukur melalui tes Berpikir kreatif (Rasjid, 2015)

b). Kemandirian belajar adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh

keinginan siswa secara mandiri yang di peroleh setelah penerapan model

pembelajaran diukur melalui angket kemandirian belajar (Enceng dkk.,

2006).

3.7 Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kuantitatif. Menurut

Sukmadinata (2010) penelitian deskriptif di tujukan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada. Penelitian ini mendeskripsikan

berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa. Sumber data penelitian mencakup

data primer yang bersumber langsung dari siswa kelas XI MAN 2 Kota Palu,

dengan jumlah siswa 50 orang siswa dari 2 kelas XI MIA, melalui angket

kemandirian belajar dan tes berpikir kreatif .


3.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini di peroleh melalui tes

berpikir kreatif dan angket kemandirian belajar siswa. Penelitian ini di tempuh

dalam tiga tahap, yaitu:

3.8.1 Tahap persiapan

a. Studi literatur

 Mencari referensi mengenai penelitian yang akan di lakukan

dengan cara membaca buku dan skripsi yang ada di perpustakaan

FKIP, UNTAD, perpustakaan daerah dan Jurnal cendekia.

b. Studi lapangan

 Observasi lokasi, dilakukan dengan mengamati keadaan

lingkungan sekolah MAN 2 Kota Palu.

 Meminta izin kepala sekolah untuk melakukan penelitian di MAN

2 Kota Palu.

 Mewawancarai salah satu guru kimia di sekolah MAN 2 Kota Palu

untuk mengetahui kondisi dan masalah yang ada pada sekolah

tersebut.

c. Studi penyusunan penelitian

 Penyusunan proposal.

 Membuat instrumen penelitian yang terdiri dari RPP, LKPD, tes

berpikir kreatif, angket kemandirian belajar, dan lembar

observasi.
3.8.2 Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini meliputi:

 Analisis dan validasi instrumen yang di gunakan yaitu instrumen

tes berpikir kreatif dan instrumen kemandirian belajar.

 Pemberian pretest untuk memperoleh gambaran tentang

kemampuan awal siswa sebelum di berikan pembelajaran dengan

model SQ4R berbantuan talking stick.

 Mengevaluasi hasil pretest.

 Memberikan perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran

SQ4R berbantuan talking stick sebanyak 3 kali pertemuan.

 Memberikan posttest setelah pemberian perlakuan model

pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick.

 Mengevaluasi hasil posttest.

3.8.3 Tahap Akhir

Kegiatan yang di lakukan pada tahap ini adalah menganalisis data dan

menyususn hasil penelitian.


3.9 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat pengumpulan data atau informasi.

Instrumen yang di gunakan pada penelitian ini terdiri dari :

3.9.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RRP) di susun dengan rencana 3 kali

pertemuan dalam waktu 2 x 45 menit. RPP tersebut terdiri atas kompetensi inti,

kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajran, materi sistem koloid, model,

metode dan pendekatan pembelajaran, media dan alat bahan pembelajaran,

langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan instrumen penilaian. Fungsi dari

RPP yaitu sebagai pedoman atau rancangan yang akan dilakukan dalam proses

pembelajaran.

3.9.2 Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran yang berisi

tugas yang di dalamnya berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan

tugas. LKPD dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif

maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk

panduan ekperimen dan demonstrasi (Trianto,2007). LKPD dalam penelitian ini,

berisikan langkah-langkah model SQ4R berbantuan talking stick dan materi yang

diajarkan sehingga mempermudah siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.


3.9.3 Tes Berpikir Kreatif

Tes berpikir kreatif terdiri dari soal esai, di mana soal esai akan membuat

siswa mempunyai jawaban yang berbeda-beda baik prosesnya maupun hasil akhir.

Menurut Munandar (2001) berpikir kreatif terdiri dari tiga aspek di antaranya

kefasihan, fleksibilitas, dan originality. Tes berpikir kreatif terdiri dari 10 butir

soal, dimana jumlah soal tersebut di susun berdasarkan indikator yang terdapat

pada RPP. Satu indikator terdiri dari 2 soal esai berpikir kreatif, dimana 2 soal

esai tersebut mewakili setiap aspek berpikir kreatif yaitu kefasihan dan

fleksibilitas. Tes berpikir kreatif ini, sebelum di gunakan terlebih dahulu di

validasi oleh seorang validator ahli yang memiliki keahlian di bidangnya.

3.9.4 Kemandirian Belajar

Pengukuran kemandirian belajar siswa dapat di lakukan melalui angket.

Hal ini di lakukan dengan cara memberikan angket kepada siswa sebanyak dua

kali. Pertama di berikan pada saat sebelum di lakukan pembelajaran dan kedua di

berikan saat sesudah pembelajaran. Angket ini berisi daftar pernyataan-pernyataan

yang di berikan kepada siswa yang bertujuan untuk memperoleh gambaran

kemandirian belajar siswa melalui model pembelajaran yang di berikan.

Pernyataan-pernyataan tersebut terdiri dari pernyataan yang bersifat positif dan

negatif, tujuannya agar jawaban siswa bervariasi sehingga mempermudah dalam

menganalisis data. Analisis data angket tersebut di lakukan dengan skala Likert,

menurut Sugiono (2010) Skali Liker di gunakan untuk mengukur sikap, pendapat,

dan persepsi seseorang. Angket dalam penelitian ini, sebelum di gunakan terlebih

dahulu di validasi oleh seorang validotor ahli.


3.9.5 Lembar Obervasi

Observasi dalam penelitian di lakukan dengan memberikan tes, kuesioner,

wawancara, dan melalui pengamatan. Lembar observasi yang di gunakan dalam

penelitian ini terdiri dari dua yaitu lembar observasi kegiatan siswa dan lembar

observasi kegiatan guru. Tujuan observasi ini untuk melihat ketercapaian kegiatan

proses belajar mengajar di kelas baik siswa maupun guru.

3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menghitung persentase pencapaian

skor pada setiap ketegori berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa. Adapun

tahap pengolahan data yang dapat di lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

3.10.1.1 Analisis Berpikir Kreatif

Pengukuran kemampuan berpikir kreatif di gambarkan melalui jawaban

siswa dari permasalahan dalam soal. Data yang di peroleh kemudian di analisis

dengan cara : (Adaptasi dari Ijirana, 2016)

1. Memberikan skor mentah pada setiap jawaban siswa berdasarkan rubik

penilaian.

2. Menghitung skor total tes untuk setiap aspek berpikir kreatif.

3. Menentukan nilai peresentase berpikir kreatif (NR) untuk setiap aspek yang

muncul pada seluruh siswa, dengan rumus sebagai berikut:

Persentase (%) = x 100%


4. Menentukan tingkat berpikir kreatif siswa dengan menganalisis ketercapaian

dua aspek berpikir kreatif.

5. Menjumlahkan skor yang di peroleh siswa dari seluruh soal yang di berikan.

6. Mengkonversi skor yang di peroleh ke dalam bentuk persentase dan

mengkategorikan kemampuan berpikir kreatif siswa seperti pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kategori Berpikir Kreatif Siswa

Interval Nilai Kreativitas Kategori Berpikir Kreatif


Siswa (%) Siswa
81% 100% Sangat Tinggi
61% 81% Tinggi
41 % 61% Sedang
21 % 41% Rendah
0% 21% Sangat Rendah
7. Menentukan berpikir kreatif siswa secara individu maupun secara

keseluruhan dengan cara menentukan jumlah persentasi siswa pada setiap

pencapaian kriteria.

8. Kriteria berpikir kreatif yang baik apabila persentasi siswa yang memiliki

kategori tinggi dan sangat tinggi tidak kurang dari 61%.

3.10.1.2 Kemandirian Belajar Siswa

Analisis data kemandirian belajar siswa di lakukan dengan Skala Likert.

Menurut Sugiyono (2010) Skala Likert yaitu skala yang di gunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Penelitian ini menggunakan angket dengan bentuk checklist

yang berupa pernyataan positif dengan jawaban :

a. Sangat setuju (SS) bernilai 4

b. Setuju (S) bernilai 3

c. Tidak Setuju (TS) bernilai 2


d. Sangat Tidak Setuju (STS) bernilai 1

Data hasil angket kemandirian belajar di analisis secara deskriptif

kuantitatif dengan cara: (Adaptasi dari Ijirana, 2016)

a) Masing-masing butir pernyataan di kelompokkan sesuai dengan indikator-

indikator yang diamati. Indikator kemandirian belajar siswa yang diamati

adalah sebagai berikut :

1. Kesadaran akan tujuan belajar sendiri.

2. Kesadaran akan tanggung jawab belajar.

3.Kontiunitas belajar (belajar secara berkesinambungan meliputi:

mempelajari kembali pelajaran yang diberikan, menghafal bahan

pelajaran, selalu mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan membuat

ringkasan).

4. Aktifitas belajar di sekolah maupun di luar sekolah.

5. Efensiensi belajar (belajar secara teratur dan efektif).

b) Berdasarkan pedoman penskoran yang telah di buat, kemudian di hitung

jumlah skor tiap-tiap butir pernyataan sesuai dengan indikator yang di

amati.

c) Menghitung persentase dari lembar angket kemandirian belajar siswa yang di

amati pada setiap indikator. Persentase perhitungan dari lembar angket

sebagai berikut:

Persentase (%) = x 100%


d) Mengkategorikan rata-rata persentase kemandirian belajar siswa berdasarkan

lembar angket kemandirian sesuai dengan kategori yang telah di tentukan

untuk membuat kesimpulan mengenai kemandirian belajar siswa. :

Tabel 3.2. Kategori Lembar Angket Kemandirian


No Persentase Kategori
1 80% 100% Baik Sekal
2 60% 80% Baik
3 40% 60% Cukup
4 20% 40% Kurang
5 0% 20% Kurang Sekali
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini mencakup hasil yang di peroleh selama proses kegiatan

belajar mengajar di kelas XI MIA 3 dan MIA 4 dengan menggunakan model

pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick di MAN 2 Kota Palu, dengan tujuan

untuk memperoleh gambaran berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa.

4.1.1 Analisis Instrumen

4.1.1.1 Analisis Instrumen Berpikir Kreatif

Instrumen yang di gunakan untuk mengukur berpikir kreatif siswa kelas XI

MAN 2 Kota Palu adalah berupa tes berpikir kreatif yang berjumlah 10 butir soal

dalam bentuk esai. Instrumen tes berpikir kreatif tersebut telah di validasi oleh

validator ahli, setelah di validasi di peroleh 10 soal dari 15 soal yang disediakan

dan dinyatakan valid. Soal yang sudah valid tersebut akan mewakili masing-

masing aspek dari berpikir kreatif, di antaranya 5 soal untuk aspek fluency

(berpikir lancar) dan 5 soal untuk aspek flexibelity (berpikir luwes). Pemilihan

jumlah soal tersebut juga disesuaikan dengan indikator yang ada pada materi

sistem koloid, dimana indikator materi tersebut berjumlah 5 dan setiap indikator

memiliki 2 butir soal yang mewakili aspek berpikir kreatif. Kesepuluh soal inilah

yang digunakan peneliti untuk mengukur berpikir kreatif siswa pada kelas yang

dijadikan sampel.
4.1.1.2 Analisis Instrumen Kemandirian Belajar

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemandirian belajar siswa

kelas XI MAN 2 Kota Palu adalah berupa angket kemandirian belajar yang di

adaptasi dari Kusumawati (2010). Angket ini berisi pernyataan-pernyataan

tentang kemandirian belajar dengan jumlah pernyataan sebanyak 20 item yang

terdiri dari 10 item pernyataan positif dan 10 item pernyataan negatif. Angket

kemandirian belajar ini terdiri atas 5 indikator yaitu kesadaran akan tujuan

pembelajaran sendiri, kesadaran akan tanggung jawab belajar, kontinuitas belajar,

keaktifan belajar, dan efensiensi belajar.

Angket kemandirian belajar menggunakan 4 alternatif jawaban yaitu SS

(Sangat Setuju), S (Setuju), TS ( Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju).

Penilaian angket tersebut di dasarkan dengan pernyataan positif dan pernyataan

negatif, untuk pernyataan positif: SS (Sangat Setuju) di beri skor 4, S (Setuju)

diberi skor 3, TS (Tidak Setuju) di beri skor 2, dan STS (Sangat Tidak Setuju) di

beri skor 1. Penilaian pernyataan negatif, untuk SS (Sangat Setuju) diberi skor 1,

S (Setuju) di beri skor 2, TS (Tidak Setuju) di beri skor 3, dan STS (Sangat Tidak

Setuju) di beri skor 4 (Adaptasi dari Kusumawati, 2010).


4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.2.1 Analisis Berpikir Kreatif Hasil Pretest dan Postest

Berdasarkan hasil data yang di peroleh pada tes awal (pretest) dan tes

akhir (postest) dapat dilihat di Lampiran 14 , diperoleh gambaran hasil berpikir

kreatif siswa kelas replikasi 1 yang disajikan dalam bentuk gambar berikut ini :

80
70
60
Persentase

50
40
30
20
10
0
Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat
Tinggi Rendah
Pretest 0 0 36 52 12
Postest 0 68 20 12 0

Gambar 4.1 Garafi Berpikir Kreatif Siswa Kelas Replikasi 1

Data pada Gambar 4.1 menunjukan bahwa kemampuan berpikir kreatif

siswa kelas replikasi 1 MAN 2 Kota Palu yang menjadi responden, pada

pemberian tes awal terdapat 12% siswa dengan memiliki tingkat berpikir kreatif

yang sangat rendah, 52% siswa yang rendah, dan 36% siswa yang sedang. Hal ini

menunjukan bahwa berpikir kreatif siswa masih tergolong kategori rendah. Hasil

posttest yang diperoleh adalah 12% siswa yang rendah, 20% siswa yang sedang,

dan 68% siswa yang tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa berpikir kreatif siswa

setelah diberi perlakuan berada pada kategori tinggi.


Berdasrkan hasil data yang diperoleh pada pretest dan posttest untuk kelas

replikasi 2 pada Lampiran 14. Gambaran berpikir kreatif siswa dapat dilihat pada

gambar 4.2 berikut ini:

80
70
60
Persentase

50
40
30
20
10
0
Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat
Tinggi Rendah
Pretest 0 0 20 36 44
Postest 0 60 24 16 0

Gambar 4.2 Grafik Berpikir Kreatif Siswa Kelas Replikasi 2

Hasil data pada Gambar 4.2 menunjukan bahwa tingkat berpikir kreatif

siswa kelas replikasi 2 MAN 2 Kota Palu yang menjadi responden, terdapat 44%

siswa berpikir kreatif dengan kategori sangat rendah, 36% siswa yang rendah,

dengan 20% siswa yang sedang. Hal ini menujukan berpikir kreatif siswa pada

pretest berada pada kategori sangat rendah. Hasil posttest siswa adalah 16% siswa

yang rendah, 24% siswa yang sedang, 60% siswa yang tinggi. Hal ini

menunjukan bahwa berpikir kreatif siswa berada pada kategori tinggi.


4.1.2.2 Analisis Aspek Berpikir Kreatif fluency Hasi Pretest dan Postest

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan, diperoleh gambaran dari

aspek berpikir kreatif yaitu fluency pada siswa kelas replikasi 1 yang disajikan

dalam gambar 4.3 berikut ini:

80
70
60
Persentase

50
40
30
20
10
0
Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat
Tinggi Rendah
Pretest 0 0 32 52 16
Postest 8 56 32 4 0

Gambar 4.3 Aspek fluency Kelas Replikasi 1

Data dalam gambar 4.3, menunjuka bahwa 16% siswa dengan memiliki

tingkat berpikir kreatif yang sangat rendah, 52% siswa yang rendah, dengan 32%

siswa yang sedang. Hasil posttest di peroleh 4% siswa yang rendah, 32% siswa

yang sedang, 56% siswa yang tinggi dan 8% siswa yang sangat tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan, di peroleh gambaran dari

aspek berpikir kreatif yaitu fluency pada siswa kelas replikasi 2 yang di sajikan

dalam gambar 4.4.


80
70
60

Persentase
50
40
30
20
10
0
Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat
Tinggi Rendah
Pretest 0 0 24 44 32
Postest 0 68 28 4 0

Gambar 4.4 Aspek fluency Kelas Replikasi 2

Berdasarkan gambar 4.4 menunjukan bahwa terdapat 32% siswa berpikir

kreatif dengan kategori sangat rendah, 44% siswa yang rendah, dan 24% siswa

yang sedang. Sedangkan untuk tes akhir di peroleh 4% siswa yang rendah, 28%

siswa yang sedang, dan68% siswa yang tinggi. Hal ini menunjukan tingkat

berpikir kreatif siswa berada dalam kategori tinggi.

4.1.2.3 Analisis Aspek Berpikir Kreatif flexibility Hasil Pretest dan Postest

Gambaran dari aspek berpikir kreatif flexibility pada siswa kelas replikasi

1 yang disajikan dalam gamabar 4.5.

80
70
60
Persentase

50
40
30
20
10
0
Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat
Tinggi Rendah
Pretest 0 0 32 48 20
Postest 4 64 24 8 0

Gambar 4.5 Aspek flexibility Kelas Replikasi 1


Berdasarkan hasil tersebut, menunjukan bahwa terdapat 20% siswa dengan

memiliki tingkat berpikir kreatif yang sangat rendah, 48% siswa yang rendah, dan

32% siswa yang sedang. Sedangkan hasil tes akhir di peroleh 8% siswa yang

rendah, 24% siswa yang sedang, 64% siswa yang tinggi 4% siswa yang sangat

tinggi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, di peroleh gambaran dari aspek

berpikir kreatif yaitu flexibility pada siswa kelas replikasi 2 yang di sajikan dalam

gambar 4.6.

80
70
60
Persentase

50
40
30
20
10
0
Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat
Tinggi Rendah
Pretest 0 0 8 16 76
Postest 0 32 52 16 0

Gambar 4.6 Aspek flexibility Kelas Replikasi 2

Hasil Gambar 4.6 menunjukan bahwa terdapat 76% siswa berpikir kreatif

dengan kategori sangat rendah, 16% siswa yang rendah, dan 8% siswa yang

sedang. Sedangkan untuk hasil tes akhir 16% siswa yang rendah, 52% siswa yang

sedang, 32% siswa yang tinggi.


4.1.2.4 Hasil Analisis Deskripsi Kemandirian Belajar

4.1.2.4.1 Hasil Analisis Kemandirian Belajar (Pretest)

Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka kemandirian belajar siswa yang di

terapkan model pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick dapat di uraikan

pada tabel hasil pengamatan di bawah ini, yang merupakan hasil angket yang di

sebarkan pada subjek penelitian sebelum dilakukan pembelajaran.

Tabel 4.1 Data Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa Kelas Replikasi 1

Jumlah Skor Skor Rata-


No Indikator
no.soal max total rata % Kategori
Kesadaran tujuan
1 1–4 400 239 2,39 59,75 Cukup
Pembelajaran
Kesadaran
2 5–8 400 214 2,14 53,50 Cukup
tanggung jawab
Kontiunitas
3 9–12 400 196 1,96 49,00 Cukup
belajar
4 Keaktifan belajar 13–16 400 230 2,30 57,50 Cukup
Efensiensi
5 17–20 400 219 2,19 54,75 Cukup
belajar
Jumlah dan rata-rata 2000 1098 2,196 54,90 Cukup

Tabel 4.2 Data Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa Kelas Replikasi 2

Jumlah Skor Skor Rata-


No Indikator
no.soal max total rata % Kategori
Kesadaran tujuan
1 1–4 400 254 2,54 63,50 Baik
Pembelajaran
Kesadaran
2 5–8 400 226 2,26 56,50 Cukup
tanggung jawab
Kontiunitas
3 9–12 400 222 2,22 55,50 Cukup
belajar
4 Keaktifan belajar 13–16 400 245 2,45 61,25 Baik
Efensiensi
5 17–20 400 240 2,40 54,75 Cukup
belajar
Jumlah dan rata-rata 2000 1187 2,374 59,35 Cukup
Berdasarkan data di atas di peroleh nilai rata-rata kemandirian belajar dari

kelas replikasi 1 sebesar 54,90% yang tergolong kategori cukup. Sedangkan untuk

kelas replikasi 2 nilai rata-rata yang di peroleh adalah 59,35% dan masuk ke

dalam kategori cukup.

4.1.2.4.2 Hasil Analisis Kemandirian Belajar (Postest)

Berdasarkan hasil yang di peroleh, kemandirian belajar siswa yang di

terapkan pada model pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick dapat di

uraikan pada tabel hasil pengamatan di bawah ini :

Tabel 4.3 Data Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa Kelas Replikasi 1

Jumlah Skor Skor Rata-


No Indikator
no.soal max total rata % Kategori
1 Kesadaran tujuan
1–4 400 300 3,00 75,00 Baik
Pembelajaran
2 Kesadaran
5–8 400 295 2,95 73,75 Baik
tanggung jawab
3 Kontiunitas
9–12 400 281 2,81 70,25 Baik
belajar
4 Keaktifan belajar 13–16 400 315 3,15 78,75 Baik
5 Efensiensi
17–20 400 305 3,05 76,25 Baik
belajar
Jumlah dan rata-rata 2000 1496 2,992 74,80 Baik

Tabel 4.4 Data Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa Kelas Replikasi 2

Jumlah Skor Skor Rata-


No Indikator
no.soal max total rata % Kategori
Kesadaran tujuan
1 1–4 400 305 3,05 76,25 Baik
Pembelajaran
Kesadaran
2 5–8 400 290 2,90 72,50 Baik
tanggung jawab
Kontiunitas
3 9 – 12 400 288 2,88 72.00 Baik
belajar
4 Keaktifan belajar 13 – 16 400 299 2,99 74,74 Baik
Efensiensi
5 17 – 20 400 290 2,90 72,50 Baik
belajar
Jumlah dan rata-rata 2000 1472 2,944 73,60 Baik
Berdasrkan data diatas di peroleh nilai rata-rata kemandirian belajar dari

kelas replikasi 1 sebesar 74,80% yang tergolong kategori baik. Sedangkan untuk

kelas replikasi 2 nilai rata-rata yang di peroleh adalah 73,60% dan masuk ke

dalam kategori baik.

4.1.4 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai berpikir

kreatif dan kemandirian belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran

SQ4R berbantuan talking stick dalam materi sistem koloid dikelas XI MAN 2

Kota Palu. Gambaran tersebut dapat di lihat dari hasil tes berpikir kreatif dan

angket kemandirian belajar siswa pada Lampiran 14 dan 16, sebelum dan sesudah

penerapan model pembelajaran di lakukan. Jenis penelitian ini yaitu pra-

esperimen atau jenis penelitian yang tidak ada pengontrolan variabelnya, dengan

desain penelitian One-Group pretest-posttes design. Objek dari penelitian ini

berjumlah 2 kelas, yaitu kelas XI MIA 3 sebagai replikasi 1 dan kelas XI MIA 4

replikasi 2. Responden dalam penelitian ini berjumlah 50 orang siswa yang terdiri

dari 25 siswa dikelas replikasi 1 dan 25 siswa dikelas replikasi 2.

Pelaksanaan penelitian pada kelas replikasi 1 dan replikasi 2 menggunakan

waktu pembelajaran yang sama, yaitu 6 jam pembelajaran dengan waktu

pembelajaran setiap pertemuannya adalah 2 jam. Materi pokok yang diajarkan

pada kedua kelas tersebut sama yaitu materi Sistem Koloid, dengan penerapan

model pembelajaran yang sama yaitu model pembelajaran berbantuan SQ4R

berbantuan Talking Stick.


Instrumen pembelajaran yang di gunakan dalam penelitian ini, sebelum di

gunakan terlebih dahulu divalidasi oleh validator ahli. Tujuan dari validasi

instrumen ini adalah agar instrumen yang di gunakan dapat layak di gunakan.

Instrumen penelitian ini terdiri dari tes berpikir kreatif berupa soal essai yang

terdiri dari 10 item. Angket kemandirian belajar yang terdiri dari 20 pernyataan

dengan 10 pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif. Lembar observasi yang

terdiri dari lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Lembar Kegiatan

Peserta Didik (LKPD) dan Rancana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

4.2.1 Deskripsi Hasil Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif erat kaitanya dengan pemecahan masalah. Hal ini di

sebabkan oleh pemecahan masalah yang memerlukan aktivitas berpikir, yaitu

berpikir kreatif (Sunarya, 2013). Kemampuan berpikir kreatif dapat di bangun

dengan mendesain pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan lebih bagi

siswa untuk mengeksplorasi permasalahan dengan memberikan banyak solusi

(Silver dalam Fardah, 2012). Dalam penelitian ini, model pembelajaran yang di

gunakan untuk membangun berpikir kreatif siswa adalah model SQ4R berbantuan

talking stick, dalam hal ini siswa di beri kesempatan untuk menemukan masalah

dan mencari solusi dari permasalahn tersebut.

Hasil berpikir kreatif siswa di ukur dengan menggunakan instrumen tes

tertulis berupa soal esai berjumlah 10 item, yang telah di validasi dan di berikan

kepada siswa sebelum (pretest) dan sesudah (postest) pembelajaran. Hasil dari tes

tertulis tersebut kemudian di analisis menggunakan analisis deskriptif-kuantitatif


untuk melihat bagaimana pengaruh model pembelajaran terhadap berpikir kreatif

siswa.

Berdasarkan gambar 4.1 dan gambar 4.2 diperoleh berpikir kreatif siswa

kelas replikasi 1 yang tertinggi berada pada kategori rendah dengan persentase

52%, sedangkan untuk kelas replikasi 2 tingkat berpikir kreatif awal siswa yang

tertinggi berada pada kategori sangat rendah dengan persentase 44%. Hal ini

memberikan gambaran bahwa berpikir kreatif awal siswa perlu dari kedua kelas

tersebut, perlu di berikan suatu perlakuan yang dapat membangun berpikir kreatif

siswa. Salah satu cara yang dapat di lakukan yaitu dengan memberikan penerapan

model pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick. Setelah di beri perlakuan

dengan model pembelajaran tersebut, tingkat berpikir kreatif siswa dapat

terbangun. Hal tesebut dapat di gambarkan pada hasil postest siswa, di mana di

peroleh nilai persentase tertinggi untuk kelas replikasi 1 adalah 68% dengan

kategori tinggi. Sedangkan nilai persentase kelas replikasi 2 sebesar 60% dengan

kategori tinggi.

Keterampilan bepikir kreatif adalah keterampilan berpikir yang

memungkinkan individu mampu memunculkan, menemukan dan

mengembangkan kemampuan (Utami, 2013). Tingkat ketercapaian berpikir kreatif

siswa diindikasikan dari model pembelajaran SQ4R terdapat pada fase question,

dimana kreativitas siswa dalam membuat suatu pertanyaan pada suatu bacaan.

Secara kreatif siswa mampu memberikan gambaran atau contoh dalam kehidupan

sehari-hari terhadap suatu permasalahan melalu fase reflect. Hal tersebut dapat

membangun berpikir kreatif siswa dalam mengkomunikasikan jawaban yang


diperoleh melalui fase recite, dengan mengulang fase review kembali

pembelajaran sebelumnya akan membangun kreativitas siswa.

Penerapan model pembelajaran SQ4R akan lebih efektif dan menarik bila

di dukung dengan metode pembelajaran yang dapat menghidupkan suasana kelas,

salah satu metode yang dapat membantu model SQ4R adalah talking stick.

Menurut Suprijono (2012) metode talking stick adalah metode pembelajaran

kelompok dengan bantuan tongkat, siswa yang memegang tongkat wajib

menjawab pertanyaan dari guru maupun siswa lainya. Metode talking stick ini

terdapat pada fase Review dalam model SQ4R.

Berdasarkan tingkat ketercapaian berpikir kreatif pada penerapan model

SQ4R berbantuan talking stick tersebut, di peroleh hasil secara keseluruhan

tingkat berpikir kreatif siswa untuk kelas replikasi 1 nilai persentase rata-rata

postets sebesar 63,9% dengan kategori tinggi. Sedangkan replikasi 2 persentase

tertinggi adalah 61,3% dengan kategori tinggi, hasil data terdapat pada lampiran

20. Hal ini memberikan gambaran bahwa berpikir kreatif siswa pada kedua kelas

tersebut berada pada kategori yang sama yaitu tinggi, dengan demikian melalui

penerapan model pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick tersebut dapat

membangun berpikir kreatif siswa.

Berpikir kreatif terdiri dari beberapa aspek yang menjadi penilaian, dimana

disetiap aspek berpikir kreatif ini terdapat indikator yang menggambarkan aspek

tersebut. Munandar (2001) berpikir kreatif terdiri dari 3 aspek, diantaranya

berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (fleksibility), dan berpikir orisinil

(originality). Berdasrkan hal tersebut, aspek berpikir kreatif yang digunakan


dalam penelitian ini yaitu berpikir lancar (fluency) dan berpikir luwes

(fleksibility). Indikator dari aspek berpikir lancar (fluency) yaitu mengajukan

banyak pertanyaan, menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan,

mempunyai banyak gagasan. Sedangkan indikator dari aspek berpikir luwes

(fleksibility) adalah memberikan macam-macam penafsiran terhadap gambar,

cerita, atupun masalah, menerapkan suatu konsep dengan cara yang berbeda,

memikirkan berbagai cara untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan

(Munandar, 2001).

Fluency (kefasihan) diartikan sebagai keterampilan dalam mencetuskan

banyak gagasan, jawaban, penyelasaian masalah, atau pertanyaan. Indikator dari

fluency di antaranya adalah mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian

masalah atau pertanyaan dan memberikan banyak cara atau saran untuk

melakukan berbagai hal (Munandar, 2001)

Berdasarkan gambar 4.3 dan gamabar 4.4 persentase ketercapaian aspek

fluency pada kedua kelas tersebut berada pada kategori yang sama, di mana pada

kelas replikasi 1 kategori tertingginya yaitu tinggi dengan nilai persentase 56%.

Sedangkan untuk kelas replikasi 2 berada pada kategori tinggi dengan persentase

68%. Hal ini menandakan bahwa siswa memiliki kemampuan yang baik dalam

memberikan berbagai macam solusi dari permasalahan pada fase question dalam

model SQ4R. Aspek fluency merupakan aspek berpikir kreatif yang berada di

urutan terendah jika di bandingkan dengan aspek flexibelity (Siswono, 2011).

Siswa cenderung dominan memiliki aspek fluency. Hal ini dapat di buktikan pada

lampiran 12 dan lampiran 13.


Flexibelity (keluwesan) berarti kemampuan untuk menghasilkan gagasan,

jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi. Seorang yang luwes dapat meluhat

suatu permasalahan dari sudut pandang yang berbeda sehingga mampu

memberikan banyak alternatife pemecahan masalah. Indikator dari asapek

flexibelity adalah dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda,

memberikan macam penafsiran (intrepretasi) terhadap suatu gambar, cerita, atau

masalah (Munandar, 2001).

Berdasarkan gambar 4.5 dan gambar 4.6 persentase ketercapaian aspek

flexibility pada kedua kelas tersebut berada pada kategori yang berbeda, di mana

pada kelas replikasi 1 kategori tertingginya yaitu tinggi dengan nilai persentase

64%. Sedangkan untuk kelas replikasi 2 berada pada kategori sedang dengan

persentase 52%. Walaupun kategori kedua kelas tersebut berbeda, namun tingkat

berpikir kreatif flexibility siswa masih kategori baik. Hal ini menandakan bahwa

siswa memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan berbagai macam

penafsiran dari sudut pandang yang berbeda pada fase reflect, recite dan review

dalam model SQ4R. Aspek flexibility merupakan aspek terpenting kedua dari

aspek fluenc, karena aspek flexibility ini menunjukan produktivitas ide yang di

gunakan untuk menyelasaikan suatu masalah (Siswono, 2011).

Berdasarkan uraian dari kedua aspek berpikir kreatif, dapat disimpulakan

bahwa ketercapaian aspek berpikir kreatif siswa dengan persentase tertinggi pada

penerapan model pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick terdapat pada aspek

fluency. Sementara aspek berpikir kreatif dengan tertinggi kedua adalah aspek

flexibelty.
4.2.2 Deskripsi Hasil Kemandirian Belajar

Tingkat kemandirian belajar seseorang terhadap diri sendiri ataupun suatu

proses dapat dilakukan pengukurannya dengan berbagai cara, salah satunya adalah

dengan menggunakan angket. Angket yang digunakan penelitian ini di adaptasi

dari Kusumawati (2010) yang terdiri dari 20 item pernyataan dan di sebar pada

awal dan akhir pembelajaran kepada kelas replikasi 1 dan replikasi 2, untuk

melihat pengaruh diterapkannya model pembelajaran SQ4R berbantuan talking

stick terhadap kemandirian belajar siswa.

Indikasi ketercapaian kemandirian belajar tersebut, diperoleh akibat dari

pembelajaran pada fase survey dalam model SQ4R. Dimana pada fase tersebut

siswa secara mandiri melakukan penyelidikan suatu bacaan, dengan membaca

read siswa secara mandiri akan memperoleh informasi atau jawaban yang relevan.

Pemeberian perlakuan berupan penerapan model pembelajaran SQ4R

berbantuan talking stick pada kedua kelas tersebut, memberikan gambaran bahwa

terjadi perubahan. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh dari pemberian

angket setelah pemberian perlakuan. Data yang diperoleh yaitu, untuk kelas

replikasi 1 berada dalam kategori baik dengan persentase 74,80%. Sedangkan

replikasi 2 berada dalam kategori baik dengan persentase 73,60%.

Angket kemandirian belajar ini diberikan pada kedua kelas sebelum dan

sesudah penerapan model pembelajaran, dengan lima indikator kemandiraian

belajar yang dijabarkan dalam setiap pernyataan angket. Indikator kemandirian

belajar diantaranya adalah kesadaran tujuan pembelajaran, kesadaran tanggung

jawab, kontiunitas belajar, keaktifan belajar, efensiensi belajar.


Indikator kesadaran tujuan pembelajaran sendiri pada pretest, dipereroleh

untuk kelas replikasi 1 dan replikasi 2 berturut-turu: 59,75% dan 63,50%, kelas

replikasi berada dalam kategori cukup kemandirian belajar dan replikasi 2 berada

dalam kategori baik. Setelah diberikan perlakuan dan diberikan angket postest,

kemandirian belajar siswa mengalami perbaikan untuk kelas replikasi 1 dan

replikasi 2 dengan persentase secara berturut-turut: 75,00% dan 76,25%. Tingkat

kategori kedua kelas tersebut sama yaitu baik. Tingkat persentasi tersebut

menggambarkan bahwa pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

SQ4R berbantuan talking stick terhadap kedua kelas tersebut, dapat membangun

kesadaran siswa akan tujuan pembelajaran yang diberikan.

Indikator kesadaran tanggung jawab pada pretest, dipereroleh untuk kelas

replikasi 1 dan replikasi 2 berturut-turu: 53,50% dan 56,50%, kedua kelas tersebut

berada dalam kategori cukup. Setelah di berikan perlakuan dan diberikan angket

postest, kemandirian belajar siswa mengalami perbaikan untuk kelas replikasi 1

dan replikasi 2 dengan persentase secara berturut-turut: 73,75% dan 72,50%.

Tingkat kategori kedua kelas tersebut sama yaitu baik. Tingkat persentasi yang di

peroleh, menggambarkan bahwa pembelajaran yang menggunakan model

pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick terhadap kedua kelas tersebut, dapat

membantu siswa dalam membangun kesadar akan tanggung jawab pembelajaran

yang diberikan. Menurut Bistari (2010), kesadaran tanggung jawab perorangan

sangat dibutuhkan, agar siswa bertanggung jawab sendiri atas tugasnya tanpa

harus bergantungan pada sesama kelompok atau siswa lainnya. Dari model

pembelajaran yang diterapkan, tergambar bahwa siswa lebih terfokuskan pada


kemampuan diri sendiri dengan membaca bahan ajar untuk menyelesaikan tugas

yang di berikan.

Indikator kontiunitas belajar pada pretest, dipereroleh untuk kelas replikasi

1 dan replikasi 2 berturut-turu: 49,00% dan 55,50%, kedua kelas tersebut berada

dalam kategori cukup. Setelah diberikan perlakuan dan diberikan angket postest,

kemandirian belajar siswa mengalami perbaikan untuk kelas replikasi 1 dan

replikasi 2 dengan persentase secara berturut-turut: 70,25% dan 72.00%. Tingkat

kategori kedua kelas tersebut sama yaitu baik. Tingkat persentasi tersebut

menggambarkan bahwa pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

SQ4R berbantuan talking stick terhadap kedua kelas tersebut, dapat membantu

siswa dalam belajar secara berkesinambungan, dengan mengulangi bahan

pelajaran, menghafal bahan pelajaran, selalu mengerjakan tugas yang diberikan

guru, dan membuat ringkasan. Hal tersebut telah tergambarkan pada tahapan

model pembelajaran SQ4R.

Indikator keaktifan belajar pada pretest, dipereroleh untuk kelas replikasi 1

dan replikasi 2 berturut-turu: 57,50% dan 61,25%, kelas replikasi 1 berada dalam

kategori cukup, sedangkan replikasi 2 berada dalam kategori yang sudah baik.

Setelah diberikan perlakuan dan diberikan angket postest, kemandirian belajar

siswa mengalami perbaikan untuk kelas replikasi 1 dan replikasi 2 dengan

persentase secara berturut-turut: 78,75% dan 74,74%. Tingkat kategori kedua

kelas tersebut sama yaitu baik. Tingkat persentasi yang diperoleh,

menggambarkan bahwa pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

SQ4R berbantuan talking stick terhadap kedua kelas tersebut, dapat membantu
siswa dalam membangun keaktifan belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari

aktifnya siswa dalam menyelasaikan tahapan yang terdapat dalam model SQ4R

secara mandiri.

Indikator efensiensi belajar pada pretest, dipereroleh untuk kelas replikasi

1 dan replikasi 2 berturut-turu: 54,75% dan 54,75%, kedua kelas tersebut berada

dalam kategori cukup. Setelah diberikan perlakuan dan diberikan angket postest,

kemandirian belajar siswa mengalami perbaikan untuk kelas replikasi 1 dan

replikasi 2 dengan persentase secara berturut-turut: 76,25% dan 72,50%. Tingkat

kategori kedua kelas tersebut sama yaitu baik. Tingkat persentasi yang diperoleh,

menggambarkan bahwa pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

SQ4R berbantuan talking stick terhadap kedua kelas tersebut, dapat membantu

siswa dalam belajar secara teratur dan efektif. Hal ini dapat dilihat dari efektivitas

siswa dalam menyelasaikan masalah secara teratur yang terdapat dalam model

SQ4R secara mandiri.

Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar aktif yang didorong oleh

adanya motivasi dalam diri siwa untuk menguasai suatu kompetensi guna

mengatasi suatu masalah. Menurut Sudirman (2004) belajar mandiri mempunyai

beberapa prinsip antara lain yaitu belajar untuk mencari makna, proses belajar

terjadi secara berkesinambungan, belajar untuk mengembangkan pengetahuan,

dan tujan serta motivasi dalam diri siswa dalam membangun kemandirian belajar.

Berdasarkan penelitian dan hasil yang diperoleh, dari penerapan model

pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick ini memberikan perubahan

kemandirian belajar siswa dari kemandirian belajar yang cukup menjadi baik. Hal
ini menggambarkan kemandirian belajar dapat terbangun melalui model

pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick pada siswa kelas replikasi 1 dan

replikasi 2 MAN 2 Kota Palu.

Keterampilan guru dalam mengelolah pembelajaran berpengaruh terhadap

aktivitas dan hasil belajar siswa. Diantaranya keterampilan guru dalam menarik

perhatian siswa, apersepsi, memberi motivasi siswa, menjelaskan langkah-langkah

dalam pembelajaran, menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran,

mengarahkan siswa dan memperbaiki jawaban siswa. Berdasarkan hasil observasi

pada ampiran 24, secara keseluruhan skor rata-rata penilaian aktivitas guru dengan

menerapkan model pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick pada kelas

replikasi 1 mencapai nilai 86,68% dengan kategori baik, sedangkan pada kelas

replikasi 2 mencapai nilai 89,18%, dengan kategori baik. Artinya guru telah

seoptimal mungkin dalam proses belajar mengajar pada setiap pertemuan.

Bukti keberhasilan siswa selain hasil belajar adalah perubahan perilaku

siswa. Hal tersebut dapat di lihat dari perilaku siswa setelah menerima pelajaran

di mana ia mampu mengaplikasikan teori, yaitu materi tentang pemecahan

masalah dengan metode ilmiah. Hal ini terlihat dari data lembar observasi

aktivitas kegiatan siswa pada lampiran 24, di mana diperoleh persentase rata-rara

dari semua pertemuan untuk replikasi 1 yaitu 82,08%, dengan kategori baik.

Sedangkan replikasi 2 di peroleh persentasi adalah 89,17% dengan kategori tinggi.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasrkan tujuan dan hasil analisis deskriptif mengenai berpikir kreatif

dan kemandirian belajar siswa kelas XI MAN 2 Kota Palu, pada penerapan model

pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick, dengan materi Sistem Koloid

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat berpikir kreatif siswa kelas XI MAN 2 Kota Palu mengalami

perbaikan dari kategori rendah menjadi kategori yang tinggi. Hal ini dapat

terlihat dari hasil postest siswa, dengan persentasi rata-rata untuk replikasi 1

sebesr 63,9% dan replikasi 2 adalah 61,3%.

2. Tingkat kemandirian belajar siswa kelas XI MAN 2 Kota Palu mengalami

perbaikan dari kategori cukup menjadi kategori yang baik. Hal ini dapat

terlihat dari hasil postest siswa, dengan persentasi rata-rata untuk replikasi 1

sebesr 74,80% dan replikasi 2 adalah 73,60%.


5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan, maka peneliti mengajukan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Pihak sekolah khususnya guru mata pelajaran kimia dapat menerapkan model

pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick karena dapat meningkatkan

berpikir kreatif siswa, tetapi untuk memaksimalkan proses pembelajaran di

kelas dengan menggunakan model pembelajaran ini sebaiknya jam pelajaran di

lakukan pada pagi hari, karena bila dilakukan pada sore hari sebagian siswa

akan cenderung kurang berkonsentrasi dalam membaca.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian lanjutan sebaiknya

untuk berpikir kreatif siswa, aspek yang diukur tidak hanya aspek fluensy dan

flexibelity saja, karena dari model pembelajaran SQ4R berbantuan talking stick

ini juga dapat meningkatkan aspek originality dan aspek lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Majid. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda


karya.

Alghafri, A. S. and Nizam, H. (2014). The Effects of Integrating Creative and


Critical Thinking on Schools Students' Thinking. International Journal of
Social Science and Humanity.Vol.4 (6), 22-33.

A.M, Sudirman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2007) “Manajemen Penelitian”. Jakarta: Rineka Cipta.

Ariyanti S., Fauziah F., Sutrisno. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Buffer
Solution Berbasis Inkuiri Terbimbing. Jurusan kimia. FMIPA.

A. Suhaenah Suparno. (2000). Membangun Kompetisi Belajar. Jakarta: Pustaka


pelajar.

Bandura, Albert. (1977). Social Learning Theory. New Jersey: Prentice Hall, Inc.,
Englewood Cliffs.

Bistari. (2010). Pengembangan Kemandirian Belajar Berbasis Nilai untuk


Meningkatkan Komunikasi Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika
dan IPA / Vol.1 (1),11-22

Budianas, Nanang. (2013). Pengertian Kinerja Keuangan.


http://nanangbudianas.blogspot.com/2013/02/pengertian-kinerja
keuangan.html .(Diakses 05 februari).

Daryanto. (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta:


AV Publisher.

Farda, D. K. (2012). Analisis Proses Dan Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa


dalam Matematika Melalui Tugas Open-Ended. Jurnal Kreano, Vol.3 (2),
12-19

Gunawan Ari. (2016). Penerapan Strategi SQ4R untuk Meningkatkan Aktivitas


dan Hasil Belajar Larutan Penyangga Bagi Peserta Didik Kelas XI IPA-1
SMA Negeri 1 Cepiring Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal
Majalah Ilmiah Inspiratif. Vol.2(2), 38-50.
Ijirana. (2016). Modol Pembelajaran Berbasis Keterampilan Metakognitif (Model
PBKM) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalahan
Pemahaman Konsep Kimia Mahasiswa Pendidikan Kimia. Disertasi pada
Program Studi S3 Pendidikan Kimia Universitas Negeri Surabaya. Tidak
diterbitkan.

Kesumawati, Nila. (2010). Pemahaman Matematis, Pemecahan Masalah Dan


Skala Disposisi. Universitas Pendidikan Indonesia.

Majid, A. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Maliha, M. (2011). Pengaruh Model Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing)


terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep Laju Reaksi (Quasi
Eksperiment di Kelas XI IPA SMAN 1 Leuwiliang). Skripsi Sarjana pada
Program Studi Pendidikan Kimia FTK UIN Syarif Hidayatullah:
Diterbitkan.

Mudjiman, Haris. (2009). Belajar Mandiri (Self-motifated Learning). Surakarta:


UNS Press.

Mulyasa. (2013). Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013. Banung:


Rosdakarya.

Munandar, U. (1999). Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka


Cipta.

Ngalimun. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswajaya


Presindo.

Ningsih, Eka Yuliati. (2007). Keefektifan Metode Membaca SQ4R pada


Pemahaman Teks Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas X SMAN 1 Minggir.
Jurnal Pendidikan Bahasa Jerman FBS Universitas Negeri Yogyakarta.
Vol.1 (3), 9-12

Nur, M dan Wikandari, P.R. (2000). Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan
Pendekatan Kontruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: PSMS program
pascasarjana Unesa.

Pratiw, dkk. (2007). Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka.

Purwanto, N. (2010). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.
Purwanto. (2013). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Putri, C. A. I., Putra, K. N. D., & Zulaikha, S. (2014). Pengaruh Metode


Pembelajaran SQ4R terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas V.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD.
Vol. 2 (1), 3-9.

Rahayu,W. I. Zulaikha, S. & Negara, O. A. G. (2014). Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe SQ4R Berbasis Keterampilan Proses Berpengaruh
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus Letkol Wisnu.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD.
Vol.2 (1), 5-8.

Rasjid, Y. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Survey Question Read Reflect


Recite Review (SQ4R) Dengan Metode Talking Stick Terhadap
Keterampilan Metakognisi Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Sman 9
Makassar Tahun Ajar 2012-2013. Jurnal Biotek STKIP-PI Makassar.
Vol.3 (1), 13-22.

Sasmiasi Ayu. P.N. dan Tega Sudarma. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran
Talking Stick Berbantu Vidio Pembeljaran Terhadap Hasil Belajar Bahsa
Indonesia Kelas VII. Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan. Vol.3 (1), 35-37.

Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Ar Rus Media.

Sinambela, Pardomuan Nauli Josip Mario. (2013). Kurikulum 2013 dan


Implementasinya dalam Pembelajaran. Generasi Kampus.UNIMED.

Siregar, M.F. (2007). Pengaruh Pembelajran Talking Stich Berhadiah Terhadap


Minat Belajar Kimia Siswa Kelas X pada Konsep Reaksi Reduksi Oksidasi
Di SMAN 1 Pamulang tahun ajaran 2007-2008. Skripsi Program Studi
Pendidikan Kimia Universitas Islam Negri: Tidak Diterbitkan.

Siswono, T.Y.E. (2011). Level Student’s Creative Thinking in Classroom.


Academic Journal, Vol.6 (7), 548-553.

Sudarmo, Unggul. (2013). Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit
Erlangg.

Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2010). Metode Penelitian Pendiddikan. Bandung:
PT: Remaja Rosdakarya.

Sumiasih, A. P. N. Tegah, I. M. Sudarma, I. k. (2015). Pengaruh Model


Pembelajaran Talking Stick Berbantuan Video Pembelajaran Terhadap
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas VIII. Jurnal Edutech Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan.

Sunarya, L, Kusmayadi, T.A & Iswahyudi, G. (20013). Profil Tingkat Berfikir


Kreatif Siswa Kelas VII SMP Negeri 16 Surakarta dalam Pemecahan
Masalah Artimatika Sosial Ditinjau Dari Motivasi Dan Gender. Jurnal
Elektronik Pemebelajaran Matematika, Vol.1 (7), 712-720.

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Tahar, Irzan dan Enceng. (2006). Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil
Belajar pada Pendidikan Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak
Jauh, Vol.1 (3), 27-44

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:


Kencana.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientas


Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Trianto. (2011). Mendesain Metode Pembelajaran Inovatif Progresif konsep,


landasan, implementasinya, pada kurikulum KTSP. Jakarta: Kencana
Prenada Grup.

Utami,E. (2013). Keterampilan Berfikir Orientasi Baru Alam Psikologi Belajar.


http://miracious99.wordpress.com/2013/06/keterampilan-berfikir-
thinking-skill 6.html (Diakses: 04 februari 2018).

Zsiga, P.L and Webster,M. (2007). Why Should Secondary Educations Be


Interested In Self Directed Learning. International Journal of Self Directed
Learning. Vol 4(2), 58-68.
LAMPIRAN
Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Kelas Replikasi 1 dan Replikasi 2
Idetintas Sekolah : MAN 2 Kota Palu
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI MIA 3 dan MIA 4 /Genap
Materi Pokok : Sistem Dispersi, Jenis Koloid, Sifat Koloid,
Pembuatan Koloid.
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (3 Kali Pertemuan)

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran) serta santun dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian

yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.


B. Kompetensi Dasar

KD pada KI 1

1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju

reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebgai wujud kebesaran

Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai

hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenaranya bersifat tentatif.

Indikator:

 Mengagungkan kebesaran Tuhan YME.

 Bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Tuhan YME.

 Menyadari bahwa ketentuan yang ditetapkan oleh Tuhan YME

adalah yang terbaik bagi kita.

KD dari KI 2

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,

objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,

bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif)

dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang

diwujudkan dalam sikap sehari-hari.

2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli

lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.

2.3 Menunjukkan perilaku responsive dan pro-aktif serta bijaksa sebagai

wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.


Indikator:

 Membiasakan perilaku sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas

yang diberikan.

 Membangun kerjasama dengan anggota kelompok dalam

memecahkan masalah.

 Membiasakan diri menghargai pendapat orang lain dalam diskusi.

KD dari KI 3

3.15 Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya.

Indikator:

1. Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati, dan koloid.

2. Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase

pendispersi.

3. Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown, dialisis,


elektroforesis, emulsi, koagulasi)

4. Menjelaskan koloid liofob dan liofil.


KD dari KI 4

4.15 Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid

berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid.

Indikator:

1. Menjelaskan proses pembuatan koloid baik secara kondensasi maupun

secara dispersi.
C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan:

1. Mampu menjelaskan perbedaan antara suspensi kasar, larutan sejati, dan

koloid.

2. Mampu mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan

fase pendispersi.

3. Mampu Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown,

dialisis, elektroforesis, emulsi, koagulasi, dan koloid liofob dan liofil)

4. Mampu menjelaskan cara pembuatan koloid.

D. Materi Pembelajaran
 Konsep Sistem Koloid (Materi Kelas XI )

A. Sistem Dispersi

Campuran dapat dikelompokkan menjadi larutan sejati, koloid, dan

suspensi. (Sudarmo, 2014).

Tabel 6.1 Perbedaan Antara Larutan, Koloid, Suspensi

LARUTAN KOLOID SUSPENSI


Homogen Heterogen, tetapi tampak Heterogen
seperti homogen
Dimensi kurang dari 1 Dimensi antara 1 nm – 100 Dimensi lebih dari 100
nm nm nm
Tersebar merata Cenderung mengendap Membentuk endapan
Tidak memisah jika Tidak memisah jika Memisah jika
didiamkan didiamkan didiamkan
Tidak dapat dilihat Dapat dilihat dengan Dapat dilihat dengan
dengan mikroskop ultra mikroskop ultra mikroskop biasa
Tidak dapat disaring Dapat disaring dengan Dapat disaring dengan
saringan membran saringan biasa.
B. Jenis – jenis Koloid

Berdasarkan fase terdispersi dan pendispers, koloid dikelompokkan menjadi

beberapa jenis, yaitu :

1. Sol

Kaca, cat, dan asap merupakan beberapa contoh sol. Fase terdispersinya

adalah padat, sehingga sistem koloid yang mengandung fase terdispersi padat

disebut sol. Kaca memiliki fase pendispersi padat sehingga disebut sol padat

(padat dalam padat). Cat termasuk sol cair (padat dalam cair) karena fase

pendispersinya adalah cair (Sudarmo, 2014).

2. Emulsi

Keju, santan dan awan termasuk salah satu contoh emulsi.

3. Buih

Busa atau buih adalah sistem koloid yang fase terdispersinya gas dan medium

pendispersinya cair (Sudarmo, 2014).

C. Sifat-sifat Koloid

1. Efek Tyndall

Efek TyndalI merupakan gejala penghamburan cahaya yang dijatuhkan oleh

seberkas cahaya yang dijatuhkan pada sistem koloid.

2. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak acak atau gerak zig-zag yang dilakukan oleh

partikel-partikel koloid. Pertama kali disampaikan oleh Robert Brown (1827),

seorang ahli biologi dari inggeris.


3. Muatan Listrik Koloid

Muatan listrik koloid merupakan salah satu sifat koloid yang terpenting.

Muatan koloid juga merupakan faktor yang menstabilkan koloid, di samping

gerak.Partikel koloid dapat memiliki muatan karena adanya proses adsorpsi

dan proses ionisasi gugus permukaan partikel koloid. Beberapa sifat elektrik

koloid antara lain:

a. Adsorpsi

Adsorpsi adalah proses penyerapan suatu zat di permukaan zat lain.

b. Elektroforesis

Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.

(Sudarmo, 2014).

4. Koagulasi

Koagulasi atau penggumpalan adalah peristiwa pengendapan partikel-partikel

koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya

(Sudarmo, 2014).

5. Koloid Pelindung

Koloid pelindung adalah koloid yang berfungsi melindungi koloid lain

supaya tidak terjadi koagulasi. Koloid pelindung ini akan membungkus

partikel zat terdispersi, sehingga tidak dapat lagi mengelompok (Sudarmo,

2014).

D. Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Koloid liofil (bahasa Yunani, lio = cairan, philia = suka) adalah koloid yang

fase terdispersinya dapat menarik medium pendispersi karena gaya tarik antara
partikel-partikel terdispersi dengan medium pendispersinya kuat. Koloid liofob

(bahasa Yunani, lio = cairan, phobia = takut) adalah sistem koloid yang fase

terdispersinya tidak dapat menarik/mengikat medium pendispersinya (Sudarmo,

2014).

Tabel 6.2 Perbedaan antara Koloid Liofil dan Koloid Liofob


Koloid Liofil Koloid Liofob
Mengadsorpsi mediumnya Tidak mengadsorpsi mediumnya
Terdiri atas zat organik Terdiri atas zat anorganik
Stabil: Kurang stabil:
- Dapat dibuat dengan konsentrasi - Hanya stabil pada konsentrasi kecil
relatif besar - Mudah menggumpal/mengendap
- Sukar diendapkan dengan dengan penambahan elektrolit
penambahan elekrolit
Kekentalannya tinggi Kekentalannya rendah
Reversibel Irreversibel
Tidak menunjukkan gerak Brown Gerak Brown dan efek Tyndall sangat
dan efek Tyndall jelas
Tidak menunjukkan elektroforesis Menunjukkan peristiwa elektroforesis
Dibuat dengan cara disperse Dibuat secara kondensasi
Dapat dibuat gel Hanya beberapa yang dapat dibuat gel

E. Pembuatan Koloid

Koloid dapat dibuat dengan menggunakan dua cara di antaranya adalah:

(Sudarmo, 2014).

1. Cara Kondensasi

Cara Kimia

a. Reaksi Redoks (Reduksi-Oksidasi)

Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.

Contoh :
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan

belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam

larutan SO2.

b. Reaksi Hidrolisis

Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.

Contoh:

Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air

mendidih ditambahkan larutan FeCl3, maka akan terbentuk sol Fe(OH)3.

c. Reaksi Dekomposisi Rangkap

Contoh :

Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan

H2S.

Cara Fisika

a. Pengembunan uap

Uap raksa yang dialirkan melalui air dingin dapat membentuk sol raksa.

b. Penggantian Pelarut

Selain dengan cara-cara kimia seperti di atas, koloid juga dapat terjadi

dengan penggantian pelarut.

2. Cara Dispersi

a. Cara Mekanik

Menurut cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumping atau

penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian

diaduk dengan medium dispersi.


b. Cara Peptisasi

Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau

dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat

pemeptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.

c. Cara Busur Bredig (elektrodispersi)

Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam

yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan

dalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua

ujungnya.

E. Pendekatan Model Pembelajaran


- Pendekatan : Saintific Approach

- Model pembelajaran : Survey Question Read Reflect Rrecite Review

- Metode Pembelajaran : Talking Stick

E. Media, Alat/ Bahan dan Sumber Pembelajaran


 Media :
 Laptop
 Alat/Bahan :
 Infocus
 Spidol
 Penghapus
 Tongkat
 Sumber Belajar :
 Buku Paket
 LKS
F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 & Ke-2 (4 x 45 menit)
Alokasi
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
A. Pendahuluan  Pendahuluan 10
 Mengucapkan salam
 Siswa menjawab salam menit
 Memulai berdoa sebelum
 Salah seorang siswa
pembelajaran dimulai
memimpin doa
 Guru memeriksa kehadiran
 Siswa merespon dan
dan kesiapan peserta didik
menyiapkan diri untuk
untuk memulai pembelajaran,
memulai pembelajaran,
serta memberi motivasi untuk
serta memperhatikan guru
belajar
 Apersepsi
Guru menanyakan dan
mengiatkan materi yang telah  Siswa menjawab
pertanyaan guru.
dipelajari sebelumnya.
 Orientasi
Guru meminta penjelasan
tentang cakupan materi yang  Siswa menjelaskan
akan dipelajari beserta tujuan materi sebelumnya.
pembelajaran yang akan
dicapai.
 Motivasi
 Guru memberikan poin
tambahan atau pujian  Siswa memperhatikan
terhadap siswa yang sudah penjelasan dari guru.
menjelaskan materi
sebelumnya.
 Guru mengingatkan materi
yang dipelajari sebelumnya
dengan materi yang akan
diajarkan.
 Guru mencoba menjelaskan
pembelajaran yang akan
diterapkan pada
pembelajaran saat ini yaitu
menggunakan model
pembelajaran SQ4R
berbantuan Talking Stick.
B. Inti  Tahap Survey Tahap Survey 70
 Guru membagi siswa dalam  Siswa membentuk
menit
bentuk kelompok yang terdiri kelompok.
dari 4-5 orang siswa.  Siswa menulis nama dan
 Guru membagikan LKPD kelas pada LKPD.
kepada setiap siswa.  Siswa memperhatikan
 Guru memberikan gambaran- penjelasan guru.
gambaran mengenai sistem  Siswa mulai melakukan
koloid dan sifat-sifat koloid. pengenalan terhadap
 Guru memberikan bahan bacaan yang sudah
kesempatan kepada siswa tersedia dengan
untuk mengenal bahan memperhatikan sampul,
bacaan sistem koloid dengan aturan petunjuk ataupun
memperhatikan sampul, singkatan, judul/topik
aturan petunjuk ataupun bahasan yang yang ada
singkatan, judul/topik pada bahan bacaan,
bahasan yang ada pada kemudian siswa mulai
bacaan, selanjutnya siswa mengambil intisari/ide
mulai mengambil intisari/ide pokok dari materi yang
pokok/ detail penting dari ada pada bahan bacaaan
materi yang ada pada bahan sistem koloid dan sifat-
bacaan sistem koloid dan sifat koloid.
sifat-sifat koloid.

 Tahap Question Tahap Question


 Guru menyuruh masing-
 Siswa mulai membuat
masing siswa untuk
menyusun maksimal 3 minimal 3 pertanyaan
pertanyaan dengan kata tanya
dan menulisnya di
apa, kenapa, mengapa,
bagaimana, dimana, apa LKPD yang sudah
sebab akibat setelah siswa
disedikan oleh guru
melakukan survey terhadap
materi bahan bacaan sistem sebelumnya.
koloid dan sifat-sifat koloid
yang diperoleh dari ide
pokok yang sudah ditemukan
sebelumnya.
 Guru menyuruh siswa
menuliskan pertanyaan yang
ada pada LKS yang sudah
diberikan kepada siswa.
 Mengumpulkan data
Tahap Read Tahap Read
Guru memberikan Siswa mulai membaca
kesempatan kepada siswa secara aktif dan rinci
untuk membaca bahan (seksama) dan mencari
bacaan secara aktif dan rinci jawaban dari pertanyaan
(seksama) sengan materi yang siswa buat
sistem koloid dan sifat-sifat sebelumnya.
koloid untuk mencari
jawaban dari pertanyaan
yang telah dibuat siswa
sebelumnya.

 Mengasosiasi
Tahap Reflect Tahap Reflect
Guru menyuruh siswa untuk  Siswa mulai
menghubungkan informasi menghubungkan
yang diperoleh dari Read informasi yang diperoleh
dengan pertanyaan yang di dari bahan bacaan dengan
buat oleh siswa sebelumnya pertanyaan yang dibuat
serta mencoba untuk sebelumnya serta
memahami informasi yang memahami informasi
diperoleh. yang telah diperoleh
sebelumnya.
 Mengkomunikasikan Tahap Recite
Tahap Recite Siswa mulai membuat
Guru meminta siswa untuk ringkasan mengenai materi
membuat rangkuman atau intisari yang sudah dipelajari.
dari pembelajaran sistem koloid
dan sifat-sifat koloid.
Tahap Review
Tahap Review  Siswa menyimak
 Guru menjelaskan cara kerja penjelasan guru mengenai
Talking Stick kepada siswa. Talking Stick.
 Guru memberikan tongkat  siswa bersiap-siap untuk
kepada siswa, dimulai dari melakukan Talking Stick.
siswa yang paling depan.  Siswa melakukan Talking
 Guru menyalakan musik dan Stick.
Stick akan berjalan hingga  Siswa yang memegang
musik berhenti. tongkat wajib
 Siswa yang memegang tongkat mempresentasikan
akan mempresentasikan hasil rangkumannya.
rangkuman yang disusunya.
C. Penutup  Guru meminta salah seorang  Siswa menyimpulkan 10
siswa menyimpulkan materi materi pembelajaran yang menit
pembelajaran yang telah telah dipelajari
dipelajari
 Meminta peserta didik untuk  Siswa mempelajari
mempelajari kelanjutan materi kelanjutan materi tentang
tentang bilangan cara cara pembuatan koloid.
pembuatan koloid.  Salah seorang siswa
 Menutup kegiatan memimpin doa
pembelajaran dengan berdoa  Menjawab salam penutup
 Memberi salam penutup.

2. Pertemuan Ke-3 (2 × 45 menit)


Alokasi
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
D. Pendahuluan  Pendahuluan 10
 Mengucapkan salam
 Siswa menjawab salam menit
 Memulai berdoa sebelum
 Salah seorang siswa
pembelajaran dimulai
memimpin doa
 Guru memeriksa kehadiran
 Siswa merespon dan
dan kesiapan peserta didik
menyiapkan diri untuk
untuk memulai pembelajaran,
memulai pembelajaran,
serta memberi motivasi untuk
serta memperhatikan guru
belajar
 Apersepsi
Guru menanyakan dan
Siswa menjawab pertanyaan
mengiatkan materi yang telah
guru.
dipelajari sebelumnya.
 Orientasi
Guru meminta penjelasan
Siswa menjelaskan materi
tentang cakupan materi yang
sebelumnya.
akan dipelajari beserta tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai.
 Motivasi
 Guru memberikan poin
Siswa memperhatikan
tambahan atau pujian penjelasan dari guru.
terhadap siswa yang sudah
menjelaskan materi
sebelumnya.
 Guru mengingatkan materi
yang dipelajari sebelumnya
dengan materi yang akan
diajarkan.
 Guru mencoba menjelaskan
pembelajaran yang akan
diterapkan pada
pembelajaran saat ini yaitu
menggunakan model
pembelajaran SQ4R
berbantuan Talking Stick.
E. Inti  Tahap Survey Tahap Survey 70
 Guru membagi siswa dalam  Siswa membentuk
Menit
bentuk kelompok yang terdiri kelompok.
dari 4-5 orang siswa.  Siswa menulis nama dan
 Guru membagikan LKPD kelas pada LKPD.
kepada setiap siswa.  Siswa memperhatikan
 Guru memberikan gambaran- penjelasan guru.
gambaran mengenai  Siswa mulai melakukan
pembuatan koloid. pengenalan terhadap
 Guru memberikan bahan bacaan yang sudah
kesempatan kepada siswa tersedia dengan
untuk mengenal bahan memperhatikan sampul,
bacaan sistem koloid dengan aturan petunjuk ataupun
memperhatikan sampul, singkatan, judul/topik
aturan petunjuk ataupun bahasan yang yang ada
singkatan, judul/topik pada bahan bacaan,
bahasan yang ada pada kemudian siswa mulai
bacaan, selanjutnya siswa mengambil intisari/ide
mulai mengambil intisari/ide pokok dari materi yang
pokok/ detail penting dari ada pada bahan bacaaan
materi yang ada pada bahan sistem koloid dan sifat-
bacaan sistem koloid dan sifat koloid.
sifat-sifat koloid.

 Tahap Question Tahap Question


 Guru menyuruh masing-
 Siswa mulai membuat
masing siswa untuk
menyusun maksimal 3 minimal 3 pertanyaan dan
pertanyaan dengan kata tanya
menulisnya di LKPD
apa, kenapa, mengapa,
bagaimana, dimana, apa yang sudah disedikan oleh
sebab akibat setelah siswa
guru sebelumnya.
melakukan survey terhadap
materi bahan bacaan sistem
koloid dan sifat-sifat koloid
yang diperoleh dari ide
pokok yang sudah ditemukan
sebelumnya.
 Guru menyuruh siswa
menuliskan pertanyaan yang
ada pada LKS yang sudah
diberikan kepada siswa.

 Mengumpulkan data Tahap Read


Tahap Read Siswa mulai membaca
Guru memberikan secara aktif dan rinci
kesempatan kepada siswa (seksama) dan mencari
untuk membaca bahan jawaban dari pertanyaan
bacaan secara aktif dan rinci yang siswa buat
(seksama) sengan materi sebelumnya.
sistem koloid dan sifat-sifat
koloid untuk mencari
jawaban dari pertanyaan
yang telah dibuat siswa
sebelumnya.

 Mengasosiasi
Tahap Reflect Tahap Reflect
 Guru menyuruh siswa untuk
 Siswa mulai
menghubungkan informasi menghubungkan
yang diperoleh dari Read informasi yang diperoleh
dengan pertanyaan yang di dari bahan bacaan dengan
buat oleh siswa sebelumnya pertanyaan yang dibuat
serta mencoba untuk sebelumnya serta
memahami informasi yang memahami informasi
diperoleh. yang telah diperoleh
sebelumnya.
 Mengkomunikasikan Tahap Recite
Tahap Recite Siswa mulai membuat
Guru meminta siswa untuk ringkasan mengenai materi
membuat rangkuman atau intisari yang sudah dipelajari.
dari pembelajaran sistem koloid
dan sifat-sifat koloid.
Tahap Review
Tahap Review
 Siswa menyimak
 Guru menjelaskan cara kerja penjelasan guru mengenai
Talking Stick kepada siswa. Talking Stick.
 Guru memberikan tongkat  siswa bersiap-siap untuk
kepada siswa, dimulai dari
melakukan Talking Stick.
siswa yang paling depan.
 Guru menyalakan musik dan  Siswa melakukan Talking
Stick akan berjalan hingga Stick.
musik berhenti.  Siswa yang memegang
 Siswa yang memegang tongkat tongkat wajib
akan mempresentasikan hasil mempresentasikan
rangkuman yang disusunya. rangkumannya.
F. Penutup  Guru meminta salah seorang  Siswa menyimpulkan 10
siswa menyimpulkan materi materi pembelajaran yang Menit
pembelajaran yang telah telah dipelajari
dipelajari
 Meminta peserta didik untuk  Siswa mempelajari
mempelajari kelanjutan materi kelanjutan materi tentang
tentang bilangan cara cara pembuatan koloid.
pembuatan koloid.  Salah seorang siswa
 Menutup kegiatan memimpin doa
pembelajaran dengan berdoa  Menjawab salam penutup
 Memberi salam penutup.

G. Sumber belajar
1. Sudarmo, Unggul. (2013). Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Penerbit Erlangg
H. Penilaian
No. Aspek yang dinilai Teknik Instrumen
1. Pengetahuan Awal Posttest Soal Uraian dan Angket
2. Pendekatan Ilmiah Pengamatan Observasi
2. Pengetahuan Akhir Posttest Soal Uraian dan Angket
80

Lampiran 2
KISI- KISI INSTRUMEN SOAL

Nama Sekolah : MAN 2 Model Palu


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/Genap
Materi : Sistem Koloid
Alokasi waktu : 60 menit
Jumlah Soal : 10
Bentuk Soal : Essay

 Kompetensi Inti

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
81

Aspek Indikator
Indikator
Kompetesi Dasar Berpikir Kemampuan Butir Soal
Pembelajaran
Kreatif Berpikir Kreatif
 Mencetuskan Banyak 1. Suatu campuran dapat dikelompokkan menjadi larutan
gagasan, jawaban, sejati, koloid, dan suspensi. Apabila campuran tersebut
Penyelesaian masalah terdistribusi secara homogen, campuran tersebut
1. Fluency atau pertanyaan. dinamakan larutan sejati. Apabila campuran terpisah
 Memberikan banyak menjadi dua fase dan dapat dipisahkan dengan
Mengklasifika cara atau saran untuk penyaringan, campuran tersebut dinamakan suspensi,
Melakukan berbagai
sikan suspensi sedangkan jika tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan,
hal
kasar, larutan campuran tersebut dinamakan koloid. Berdasarkan hal
sejati, dan tersebut, jelaskan perbedaan ketiga jenis campuran bila
koloid. ditinjau dari aspek ukuran partikel, kestabilan, dan
pengamatan mikroskop..?
 Dapat melihat suatu 2. Campuran air dengan gula dan campuran air dengan garam
3.15. Menganalisis masalah dari sudut
peranan koloid merupakan campuran 1 fase. Berdasarkan jumlah fasenya,
pandang berbeda
dalam 2. Flexibility  Memberikan macam apakah campuran air dengan minyak tanah termasuk
kehidupan Penafsiran
berdasrkan (intrepretasi) terhadap campuran 1 fase ?, berikan tanggapan anda mengenai hal
sifat-sifatnya. suatu gambar, cerita, tersebut..?
atau masalah
 Mencetuskan Banyak 3. perbedaan dari ketiga jenis campuran yang sering dilihat
Mengelompok gagasan, jawaban, dan ditemui..?
kan jenis Penyelesaian masalah
koloid atau pertanyaan.
berdasarkan 
1. Fluency Memberikan banyak
fase terdispersi cara atau saran untuk
Melakukan berbagai
dan fase
hal
pendispersi.
Gambar di atas merupakan contoh dari jenis-jenis koloid.
Berdasarkan fasa terdispersi dan fasa pendispersinya,
tergolong jenis koloid apakah dari gambar tersebut..?
82

 Dapat melihat suatu 4. Perhatikan fenomena di bawah ini:


masalah dari sudutDi daerah pegunungan tampak berkabut pada pagi hari.
pandang berbeda Parutan kelapa ketika ditambahkan air akan menghasilkan
 Memberikan macam campuran larutan yang berwarna putih
2. Flexibility Penafsiran Sabun ditambahkan dengan air dan dikocok akan
(intrepretasi) terhadap
menghasilkan busa.
suatu gambar, cerita,
Berdasarkan fenomena diatas, berikan contoh peristiwa lain
atau masalah
yang sifatnya mirip dengan ketiga persitiwa di atas ?
 Mencetuskan Banyak 5. Partikel-partikel koloid bermuatan listrik, ada yang positif
gagasan, jawaban, dan ada yang negatif. Muatan listrik pada partikel-partikel
Mendeskripsik Penyelesaian masalah koloid dapat di jelaskan dengan elektroforesis, adsorpsi,
an sifat-sifat 1. Fluency atau pertanyaan. dan koagulasi. Berdasarkan hal tersebut, jelaskan
koloid (efek  Memberikan banyak perbedaan ketiga muatan koloid tersebut..?
Tyndall, gerak cara atau saran untuk
Melakukan berbagai
Brown,
hal
dialisis,
 Dapat melihat suatu
elektroforesis, masalah dari sudut 6. Perhatikan contoh fenomena dari efek tyndall dan gerak
emulsi, pandang berbeda brown di bawah ini:
koagulasi)  Memberikan macam Sorot lampu mobil akan nampak pada malah hari di daerah
2. Flexibility Penafsiran yang berdebu.
(intrepretasi) terhadap Susu ketika dicampurkan dengan air, maka partikelnya
suatu gambar, cerita, akan menyebar dan terus bergerak
atau masalah Berdasarkan fenomena diatas, berikan contoh peristiwa lain
yang sifatnya hampir mirip dengan ketiga persitiwa di atas ?
Menjelaskan  Mencetuskan banyak 7. Tuliskan maksimal empat perbedaan antara koloid liofil
koloid liofob gagasan, jawaban, dan koloid liofob..?
dan liofil penyelesaian masalah
1. Fluency atau pertanyaan.
 Memberikan banyak
cara atau saran untuk
Melakukan berbagai
hal
83

 Dapat melihat suatu 8. Berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari dari koloid
masalah dari sudut liofil dan koloid liofob..?
Pandang berbeda
2.Flexibility  Memberikan macam
Penafsiran
(intrepretasi) terhadap
suatu gambar, cerita,
atau masalah
4.15 Mengajukan Menjelaskan  Mencetuskan banyak 9. Cara pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara
ide/gagasan untuk proses gagasan, jawaban, yaitu kondensasi dan dispersi. Berdasarkan pembuatan
memodifikasi pembuatan penyelesaian masalah secara kimia, jelaskan proses pembuatan koloid dengan
pembuatan koloid koloid. 1. Fluency atau pertanyaan. menggunakan cara kondensasi..?
berdasarkan  Memberikan banyak
pengalaman cara atau saran untuk
Melakukan berbagai
membuat
hal
beberapa jenis 10.Cara pembuatan koloid dengan dispersi dapat dilakukan
 Dapat melihat suatu
koloid. masalah dari sudut dengan tiga cara yaitu mekanik, peptisari, dan
Pandang berbeda elktrodispersi. Berdasarkan hal tersebut, jelaskan cara
2.Flexibility  Memberikan macam pembuatan koloid secara peptisari..?
Penafsiran
(intrepretasi) terhadap
suatu gambar, cerita,
atau masalah
80

Lampiran 3
Soal-Soal Sebelum Validasi

Materi : Sistem Koloid

Kelas : XI

Waktu : 2 × 45 menit

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat !

3. Suatu campuran dapat dikelompokkan menjadi larutan sejati, koloid, dan


suspensi. Apabila campuran tersebut terdistribusi secara homogen, campuran
tersebut dinamakan larutan sejati. Apabila campuran terpisah menjadi dua fase
dan dapat dipisahkan dengan penyaringan, campuran tersebut dinamakan
suspensi, sedangkan jika tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan, campuran
tersebut dinamakan koloid. Berdasarkan hal tersebut, jelaskan perbedaan ketiga
jenis campuran bila ditinjau dari aspek ukuran partikel, kestabilan, dan
pengamatan mikroskop..?
4. Dalam suatu campuran dapat dikelompikan menjadi larutan sejati, koloid, dan
suspensi. Apabila larutan tersebut terditribusi secara homogen, campuran
terebut dinamakan suspensi, apabila campuran terpiah menjadi dua fasa dan
dapat dipisahkan dengan penyaringan, campuran tersebut dinamakan koloid.
Dari pernyataan tersebut berikan tanggapan anda mengenai perbedaan dari
larutan sejati, suspensi da koloid..?
5. Larutan sejati merupakan laruran yang terdistribusi secara homogen, suspensi
merupakan campuran larutan yang terpisah menjadi dua fasa dan dapat
dipisahkan dengan penyaringan, sedangkan koloid merupakan campuran
larutan yang tidak dapat dipiahkan dengan penyaringan. Menurut anda larutan
sejati, suspensi, dan koloid dalam kehidupan sehari-hari contohnya seperti
apa..?
6. Campuran air dengan gula dan campuran air dengan garam merupakan
campuran 1 fase. Berdasarkan jumlah fasenya, apakah campuran air dengan
minyak tanah termasuk campuran 1 fase ?, berikan tanggapan anda mengenai
hal tersebut..?
81

7. Campuran air dengan pasir, campuran air dengan belerang, dan campuran air
dengan kapur dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Berdasarkan cara
pemisahannya, apakah campuran air dengan gula, campuran air dengan garam
dan campuran air dengan cuka sama dengan ketiga campuran tersebut ?
berikan tanggapan anda mengenai hal itu..?
8. perbedaan dari ketiga jenis campuran yang sering dilihat dan ditemui..?

Kabut Busa

Cat Santan

Gambar di atas merupakan contoh dari jenis-jenis koloid. Berdasarkan fasa


terdispersi dan fasa pendispersinya, tergolong jenis koloid apakah dari gambar
tersebut..?
9. Perhatikan fenomena di bawah ini:
Di daerah pegunungan tampak berkabut pada pagi hari.

Parutan kelapa ketika ditambahkan air akan menghasilkan campuran larutan


yang berwarna putih

Sabun ditambahkan dengan air dan dikocok akan menghasilkan busa.

Berdasarkan fenomena diatas, berikan contoh peristiwa lain yang sifatnya


mirip dengan ketiga persitiwa di atas ?
10. Campuran air dengan gula, campuran air dengan garam dan campuran air
dengan cuka merupakan contoh dari larutan. Salah satu contoh lain dari
campuran adalah udara. Berdasarkan kehomogennya, apakah udara merupakan
82

campuran yang sama dengan ketiga campuran diatas? Berikan tanggapan anda
mengenai hal itu..?
11. Partikel-partikel koloid bermuatan listrik, ada yang positif dan ada yang
negatif. Muatan listrik pada partikel-partikel koloid dapat di jelaskan dengan
elektroforesis, adsorpsi, dan koagulasi. Berdasarkan hal tersebut, jelaskan
perbedaan ketiga muatan koloid tersebut..?
12. Perhatikan contoh fenomena dari efek tyndall dan gerak brown di bawah
ini:
Sorot lampu mobil akan nampak pada malah hari di daerah yang berdebu.

Susu ketika dicampurkan dengan air, maka partikelnya akan menyebar dan
terus bergerak

Berdasarkan fenomena diatas, berikan contoh peristiwa lain yang sifatnya


hampir mirip dengan ketiga persitiwa di atas ?
13. Agar-agar yang sering kita makan adalah agar-agar yang padat dan kenyal,
pada saat agar-agar dicampurkan dengan air dan dilakukan pengadukan,
agar-agar tidak larut. Pada saat pemanasan agar-agar larut. Jika didinginkan,
agar-agar tidak larut. Berdasarkan perlakuan terhadap campuran agar-agar
diatas, kemukakan pendapat kalian mengenai sifat agar-agar diatas..?
14. Tuliskan maksimal empat perbedaan antara koloid liofil dan koloid liofob..?
15. Berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari dari koloid liofil dan koloid
liofob..?
16. Cara pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara yaitu kondensasi
dan dispersi. Berdasarkan pembuatan secara kimia, jelaskan proses
pembuatan koloid dengan menggunakan cara kondensasi..?
17. Cara pembuatan koloid dengan dispersi dapat dilakukan dengan tiga cara
yaitu mekanik, peptisari, dan elktrodispersi. Berdasarkan hal tersebut,
jelaskan cara pembuatan koloid secara peptisari..?
83

Jawaban

1. Perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi:


No. Aspek Larutan Koloid Suspensi
1. Ukuran Ukuran Ukuran partikelnya Ukuran
partikel partikelnya < 1 antara 1- 100 nm partikelnya > 100
nm nm
2. Kestabilan Stabil (tidak Pada umumnya Tidak stabil
mengendap) stabil (mudah
mengendap)
3. Pengamatan Homogen (tidak Secara Homogen
mikroscop dapat dibedakan makroskopis
walaupun bersifat homogen
menggunakan tetapi jika diamati
mikroscop ultra) dengan mikroscop
ultra, bersifat
heterogen

2. Perbedaan antara larutan dapat kita liat dari tabel berikut ini:
Koloid Liofil Koloid Liofob
Mengadsorpsi mediumnya Tidak mengadsorpsi mediumnya
Terdiri atas zat organik Terdiri atas zat anorganik
Stabil: Kurang stabil:
- Dapat dibuat dengan konsentrasi - Hanya stabil pada konsentrasi kecil
relatif besar - Mudah menggumpal/mengendap
- Sukar diendapkan dengan dengan penambahan elektrolit
penambahan elekrolit
Kekentalannya tinggi Kekentalannya rendah
Reversibel Irreversibel
Tidak menunjukkan gerak Brown Gerak Brown dan efek Tyndall sangat
dan efek Tyndall jelas
Tidak menunjukkan elektroforesis Menunjukkan peristiwa elektroforesis
Dibuat dengan cara disperse Dibuat secara kondensasi
Dapat dibuat gel Hanya beberapa yang dapat dibuat gel
Dari tabel tersebut terlihat bahwa perbedaan dari larutan, koloid dan suspensi
sangatlah jauh berbeda, di mana larutan lebih cenderung homogen sedangkan
koloid heterogen namun nampak seperti homogen dan suspensi heterogen.
3. Suspensi merupakan sistem dispersi dimana partikel yang ukurannya relatif
besar tersebar merata didalam medium pendispersinnya. Contoh dalam
kehidupan sehari-hari itu adalah pasir yang dicampurkan dengan air.
Sedangkan larutan sejati merupakan sistem dispersi yang ukuran partikelnnya
84

sangat kecil sehingga tidak dapat dibedakan (diamati) antara partikel


pendispersi dengan partikelterdispersi contohnnya adalah garam dapur yang
dilarutkan dalam air. Sedangkan koloid merupakan sistem dispersi dengan
ukuran partikel yang lebih besar dari larutan, tetapi lebih kecil dari pada
suspensi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah susu, keju, dan roti.
4. Bukan, karena berdasarkan jumlah fasenya campuran air dengan minyak
tanah termasuk campuran 2 fase karena air dengan minyak tanah saling tidak
melarutkan dan terlihat ada batas pemisah antara kedua zat tersebut. Berbeda
dengan campuran air dengan gula dan campuran air dengan garam, campuran
tersebut dapat menyatuh dan tidak dapat dipisahkan.
5. Bukan, berdasarkan cara pemisahannya, campuran air dengan gula, campran
air dengan garam dan campuran air dengan cuka tidak sama dengan ketiga
campuran tersebut. Campuran air dengan gula, campuran air dengan garam
dan campuran air dengan cuka dapat dipisahkan dengan cara menguapkan
mialnnya dengan cara destilasi, dan kristalisasi.
6. Berdasarkan gambar tersebut maka dapat digolongkan:
Kabut tergolong jenis koloid aerosol
Busa tergolong jenis koloid buih
Cat tergolong jenis koloid sol
Santan tergolong jenis koloid emulsi
7. Contoh yang mirip dengan contoh pada soal adalah:
 Cahaya lampu motor nampak jelas terlihat pada malam hari didaerah yang
berdebu
 Susu ketika ditambahkan air akan menghasilkan campuran larutan yang
berwarna putih.
 Deterjen akan berbusa bila dikocok didalam air.
8. Ya, berdasarkan kehomogennya, udara merupakan campuran yang sama
dengan campuran air gula, campuran air dengan garam dan campuran air
dengan cuka. Udara merupakan campuran gas dengan gas yang membentuk
campuran homogen atau larutan karena gas dengan gas dapat bercampur
dengan segala perbandingan.
85

9. Perbedaan dari ketiga muatan koloid


 Elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel koloid karena pengaruh
medan listrik.
 Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan spesi ( muatan listrik atau ion dan
molekul netral ) oleh permukaan partikel koloid.
 Koagulasi disebut juga dengan istilah penggumpalan. Adalah peristiwa
pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari
medium pendispersinya.
10. Contoh yang mirip dengan contoh pada soal adalah :
Cahaya lampu ruangan tampak jelas di dekat AC yang berembun
Santan ketika dicampurkan dengan air, maka partikelnya akan menyebar
dan terus bergerak
11. Pada saat agar-agar dicampurkan dengan air dan dilakukan pengadukan, agar-
agar tidak larut. Kemudian pada saat pemanasan, agar-agar larut, dan setelah
didinginkan agar-agar tidak larut kembali. Agar-agar merupakan campuran
yang dapat mengikat zat pelarutnnya yakni air dan memiliki sifat dapat balik
(kembali ke bentuk semula).
12. Perbedaan koloid liofil dan koloid liofob.
No Koloid Liofil Koloid Liofob

1 Stabil Kurang stabil

2 Terdiri atas zat organik Terdiri atas zat anorganik

3 Kekentalannya tinggi Kekentalannya rendah

Sukar diendapkan dengan Mudah diendapkan oleh zat


4
penambahan zat elektrolit elektrolit

13. Contoh koloid liofil dan koloid liofob :


o Koloid Liofil contohnya sabun, agar-agar, kanji, deterjen, dan gelatin.
o koloid Liofob contohnya sol belerang, sol logam, sol AgCl.
14. Cara Kondensasi (cara kimia)
d. Reaksi Redoks (Reduksi-Oksidasi)
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
86

Contoh :
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan
belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam
larutan SO2.
e. Reaksi Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.
Contoh:
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air
mendidih ditambahkan larutan FeCl3, maka akan terbentuk sol Fe(OH)3.
f. Reaksi Dekomposisi Rangkap
Contoh :
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan
H2S.
15. Cara Peptisasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu
endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi
memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.
87

Lampiran 4
Soal-Soal Setelah Validasi

Materi : Sistem Koloid

Kelas : XI

Waktu : 2 × 45 menit

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat !

18. Suatu campuran dapat dikelompokkan menjadi larutan sejati, koloid, dan
suspensi. Apabila campuran tersebut terdistribusi secara homogen, campuran
tersebut dinamakan larutan sejati. Apabila campuran terpisah menjadi dua fase
dan dapat dipisahkan dengan penyaringan, campuran tersebut dinamakan
suspensi, sedangkan jika tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan, campuran
tersebut dinamakan koloid. Berdasarkan hal tersebut, jelaskan perbedaan ketiga
jenis campuran bila ditinjau dari aspek ukuran partikel, kestabilan, dan
pengamatan mikroskop..?
19. Campuran air dengan gula dan campuran air dengan garam merupakan
campuran 1 fase. Berdasarkan jumlah fasenya, apakah campuran air dengan
minyak tanah termasuk campuran 1 fase ?, berikan tanggapan anda mengenai
hal tersebut..?
20. perbedaan dari ketiga jenis campuran yang sering dilihat dan ditemui..?

Kabut Busa

Cat Santan
88

Gambar di atas merupakan contoh dari jenis-jenis koloid. Berdasarkan fasa


terdispersi dan fasa pendispersinya, tergolong jenis koloid apakah dari gambar
tersebut..?

21. Perhatikan fenomena di bawah ini:


Di daerah pegunungan tampak berkabut pada pagi hari.

Parutan kelapa ketika ditambahkan air akan menghasilkan campuran larutan


yang berwarna putih

Sabun ditambahkan dengan air dan dikocok akan menghasilkan busa.

Berdasarkan fenomena diatas, berikan contoh peristiwa lain yang sifatnya


mirip dengan ketiga persitiwa di atas ?
22. Partikel-partikel koloid bermuatan listrik, ada yang positif dan ada yang
negatif. Muatan listrik pada partikel-partikel koloid dapat di jelaskan dengan
elektroforesis, adsorpsi, dan koagulasi. Berdasarkan hal tersebut, jelaskan
perbedaan ketiga muatan koloid tersebut..?
23. Perhatikan contoh fenomena dari efek tyndall dan gerak brown di bawah
ini:
Sorot lampu mobil akan nampak pada malah hari di daerah yang berdebu.

Susu ketika dicampurkan dengan air, maka partikelnya akan menyebar dan
terus bergerak

Berdasarkan fenomena diatas, berikan contoh peristiwa lain yang sifatnya


hampir mirip dengan ketiga persitiwa di atas ?
24. Tuliskan maksimal empat perbedaan antara koloid liofil dan koloid
liofob..?
25. Berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari dari koloid liofil dan koloid
liofob..?
26. Cara pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara yaitu kondensasi
dan dispersi. Berdasarkan pembuatan secara kimia, jelaskan proses pembuatan
koloid dengan menggunakan cara kondensasi..?
89

27. Cara pembuatan koloid dengan dispersi dapat dilakukan dengan tiga cara
yaitu mekanik, peptisari, dan elktrodispersi. Berdasarkan hal tersebut,
jelaskan cara pembuatan koloid secara peptisari..?
90

Jawaban

16. Perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi:


No. Aspek Larutan Koloid Suspensi
1. Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran
partikel partikelnya < 1 partikelnya antara partikelnya > 100
nm 1- 100 nm nm
2. Kestabilan Stabil (tidak Pada umumnya Tidak stabil
mengendap) stabil (mudah
mengendap)
3. Pengamatan Homogen (tidak Secara Homogen
mikroscop dapat dibedakan makroskopis
walaupun bersifat homogen
menggunakan tetapi jika diamati
mikroscop ultra) dengan mikroscop
ultra, bersifat
heterogen
17. Bukan, karena berdasarkan jumlah fasenya campuran air dengan minyak
tanah termasuk campuran 2 fase karena air dengan minyak tanah saling tidak
melarutkan dan terlihat ada batas pemisah antara kedua zat tersebut. Berbeda
dengan campuran air dengan gula dan campuran air dengan garam, campuran
tersebut dapat menyatuh dan tidak dapat dipisahkan.
18. Berdasarkan gambar tersebut maka dapat digolongkan:
Kabut tergolong jenis koloid aerosol
Busa tergolong jenis koloid buih
Cat tergolong jenis koloid sol
Santan tergolong jenis koloid emulsi
19. Contoh yang mirip dengan contoh pada soal adalah:
 Cahaya lampu motor nampak jelas terlihat pada malam hari didaerah yang
berdebu
 Susu ketika ditambahkan air akan menghasilkan campuran larutan yang
berwarna putih.
 Deterjen akan berbusa bila dikocok didalam air.
20. Perbedaan dari ketiga muatan koloid
 Elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel koloid karena pengaruh
medan listrik.
91

 Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan spesi ( muatan listrik atau ion dan
molekul netral ) oleh permukaan partikel koloid.
 Koagulasi disebut juga dengan istilah penggumpalan. Adalah peristiwa
pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari
medium pendispersinya.
21. Contoh yang mirip dengan contoh pada soal adalah :
Cahaya lampu ruangan tampak jelas di dekat AC yang berembun
Santan ketika dicampurkan dengan air, maka partikelnya akan menyebar
dan terus bergerak
22. Perbedaan koloid liofil dan koloid liofob.
No Koloid Liofil Koloid Liofob

1 Stabil Kurang stabil

2 Terdiri atas zat organik Terdiri atas zat anorganik

3 Kekentalannya tinggi Kekentalannya rendah

Sukar diendapkan dengan Mudah diendapkan oleh zat


4
penambahan zat elektrolit elektrolit

23. Contoh koloid liofil dan koloid liofob :


o Koloid Liofil contohnya sabun, agar-agar, kanji, deterjen, dan gelatin.
o koloid Liofob contohnya sol belerang, sol logam, sol AgCl.
24. Cara Kondensasi (cara kimia)
g. Reaksi Redoks (Reduksi-Oksidasi)
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
Contoh :
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan
belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam
larutan SO2.
h. Reaksi Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.
Contoh:
92

Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air


mendidih ditambahkan larutan FeCl3, maka akan terbentuk sol Fe(OH)3.

i. Reaksi Dekomposisi Rangkap


Contoh :
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan
H2S.
25. Cara Peptisasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu
endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi
memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.
96
Lampiran 5

RUBRIK PENILAIAN SOAL BERFIKIR KREATIF

Kemampuan Sub Definisi


Berpikir Aspek
No Soal Kegiatan Siswa Skor
Kreatif Kemampuan
Siswa Berpikir Kreatif
1 Suatu campuran dapat dikelompokkan Fluency Dalam waktu yang Siswa Skor 4 : jika mampu memberikan
menjadi larutan sejati, koloid, dan singkat dapat mengemukakan lebih dari satu jawaban yang
suspensi. Apabila campuran tersebut menghasilkan mengenai perbedaan lengkap dan tepat.
terdistribusi secara homogen, gagasan atau ide antara larutan sejati, Skor 3 : jika mampu memberikan
campuran tersebut dinamakan larutan tertentu dalam suspensi, dan koloid. jawaban lebih dari satu poin,
sejati. Apabila campuran terpisah jumlah yang banyak namun salah satu jawaban
menjadi dua fase dan dapat dipisahkan tidak tepat
dengan penyaringan, campuran Skor 2 : jika mampu memberikan
tersebut dinamakan suspensi, jawaban lebih dari satu, namun
sedangkan jika tidak dapat dipisahkan tidak ada jawaban yang tepat
dengan penyaringan, campuran atau memberikan satu jawaban
tersebut dinamakan koloid. yang tepat.
Berdasarkan hal tersebut, jelaskan Skor 1 : jika mampu memberikan
perbedaan ketiga jenis campuran bila satu jawaban dan tidak tepat.
ditinjau dari aspek ukuran partikel, Skor 0 : jika tidak memberikan
kestabilan, dan pengamatan jawaban.
mikroskop..?
97

2 Campuran air dengan gula dan Flexibility Kemampuan Siswa Skor 4 : jika mampu menjawab
campuran air dengan garam Menghasilkan mengemukakan dengan lengkap dan tepat
merupakan campuran 1 fase. gagasan, jawaban, pendapat mengenai Skor 3 : jika mampu menjawab
Berdasarkan jumlah fasenya, apakah atau pernyataan jumlah fasa dengan tepat namun tidak
campuran air dengan minyak tanah yang bervariasi. campuran air dan lengkap
termasuk campuran 1 fase ?, berikan Dapat melihat minyak tanah.. Skor 2 : memberikan jawaban
tanggapan anda mengenai hal suatu masalah dari selain yang terdapat pada poin
tersebut..? sudut pandang dan jawaban tepat, termasuk
yang berbeda pada poin fluency
Skor 1 : jawaban tidak tepat
Skor 0 : jika tidak memberikan
jawaban
3 perbedaan dari ketiga jenis campuran Fluency Dalam waktu yang Siswa Skor 4 : jika mampu memberikan
yang sering dilihat dan ditemui..? singkat dapat mengemukakan jenis lebih dari satu jawaban yang
menghasilkan koloid berdasarkan lengkap dan tepat.
gagasan atau ide gambar yang Skor 3 : jika mampu memberikan
tertentu dalam diberikan. jawaban lebih dari satu poin,
jumlah yang banyak namun salah satu jawaban
tidak tepat
Skor 2 : jika mampu memberikan
Gambar di atas merupakan contoh dari jawaban lebih dari satu, namun
jenis-jenis koloid. Berdasarkan fasa tidak ada jawaban yang tepat
terdispersi dan fasa pendispersinya, atau memberikan satu jawaban
tergolong jenis koloid apakah dari yang tepat.
gambar tersebut..? Skor 1 : jika mampu memberikan
satu jawaban dan tidak tepat.
Skor 0 : jika tidak memberikan
jawaban.

.
98

4 Perhatikan fenomena di bawah ini: Flexibility Kemampuan Siswa Skor 4 : jika mampu menjawab
Di daerah pegunungan tampak Menghasilkan mengemukakan dengan lengkap dan tepat
berkabut pada pagi hari. gagasan, jawaban, pendapat mengenai Skor 3 : jika mampu menjawab
Parutan kelapa ketika atau pernyataan fenomena yang dengan tepat namun tidak
ditambahkan air akan yang bervariasi. hampir mirip dengan lengkap
menghasilkan campuran larutan Dapat melihat fenomena sifat Skor 2 : memberikan jawaban
yang berwarna putih suatu masalah dari koloid yang selain yang terdapat pada poin
Sabun ditambahkan dengan air sudut pandang diberikan dan jawaban tepat, termasuk
dan dikocok akan menghasilkan yang berbeda pada poin fluency
busa. Skor 1 : jawaban tidak tepat
Berdasarkan fenomena diatas, Skor 0 : jika tidak memberikan
berikan contoh peristiwa lain yang jawaban
sifatnya mirip dengan ketiga
persitiwa di atas ?
5 Partikel-partikel koloid bermuatan Fluency Dalam waktu yang Siswa mmenjelaskan Skor 4 : jika mampu memberikan
listrik, ada yang positif dan ada yang singkat dapat perbedaan partikel lebih dari satu jawaban yang
negatif. Muatan listrik pada partikel- menghasilkan muatan koloid. lengkap dan tepat.
partikel koloid dapat di jelaskan gagasan atau ide Skor 3 : jika mampu memberikan
dengan elektroforesis, adsorpsi, dan tertentu dalam jawaban lebih dari satu poin,
koagulasi. Berdasarkan hal tersebut, jumlah yang banyak namun salah satu jawaban
jelaskan perbedaan ketiga muatan tidak tepat
koloid tersebut..? Skor 2 : jika mampu memberikan
jawaban lebih dari satu, namun
tidak ada jawaban yang tepat
atau memberikan satu jawaban
yang tepat.
Skor 1 : jika mampu memberikan
satu jawaban dan tidak tepat.
Skor 0 : jika tidak memberikan
jawaban.
99

6 Perhatikan contoh fenomena dari efek Flexibility Kemampuan Siswa Skor 4 : jika mampu menjawab
tyndall dan gerak brown di bawah ini: Menghasilkan mengemukakan dengan lengkap dan tepat
Sorot lampu mobil akan nampak gagasan, jawaban, pendapat mengenai Skor 3 : jika mampu menjawab
pada malah hari di daerah yang atau pernyataan contoh dari dengan tepat namun tidak
berdebu. yang bervariasi. fenomena efek lengkap
Susu ketika dicampurkan dengan Dapat melihat tyndall dan gerak Skor 2 : memberikan jawaban
air, maka partikelnya akan suatu masalah dari brown. selain yang terdapat pada poin
menyebar dan terus bergerak sudut pandang dan jawaban tepat, termasuk
Berdasarkan fenomena diatas, yang berbeda pada poin fluency
berikan contoh peristiwa lain yang Skor 1 : jawaban tidak tepat
sifatnya hampir mirip dengan ketiga Skor 0 : jika tidak memberikan
persitiwa di atas ? jawaban

7 Tuliskan maksimal empat perbedaan Fluency Dalam waktu yang Siswa menjelaskan Skor 4 : jika mampu memberikan
antara koloid liofil dan koloid liofob..? singkat dapat perbedaan koloid lebih dari satu jawaban yang
menghasilkan liofil dan koloid lengkap dan tepat.
gagasan atau ide Skor 3 : jika mampu memberikan
liofob.
tertentu dalam jawaban lebih dari satu poin,
jumlah yang namun salah satu jawaban
banyak tidak tepat
Skor 2 : jika mampu memberikan
jawaban lebih dari satu, namun
tidak ada jawaban yang tepat
atau memberikan satu jawaban
yang tepat.
Skor 1 : jika mampu memberikan
satu jawaban dan tidak tepat.
Skor 0 : jika tidak memberikan
jawaban.
100

8 Berikan contoh dalam kehidupan Flexibility Kemampuan Siswa memberikan Skor 4 : jika mampu menjawab
sehari-hari dari koloid liofil dan koloid Menghasilkan contoh dari koloid dengan lengkap dan tepat
liofob..? gagasan, jawaban, liofil dan kolid Skor 3 : jika mampu menjawab
atau pernyataan dengan tepat namun tidak
liofod
yang bervariasi. lengkap
Dapat melihat Skor 2 : memberikan jawaban
suatu masalah dari selain yang terdapat pada poin
sudut pandang dan jawaban tepat, termasuk
yang berbeda pada poin fluency
Skor 1 : jawaban tidak tepat
Skor 0 : jika tidak memberikan
jawaban
9 Cara pembuatan koloid dapat Fluency Dalam waktu yang Siswa menjelaskan Skor 4 : jika mampu memberikan
dilakukan dengan dua cara yaitu singkat dapat proses pembuatan lebih dari satu jawaban yang
kondensasi dan dispersi. Berdasarkan menghasilkan koloid secara lengkap dan tepat.
pembuatan secara kimia, jelaskan gagasan atau ide kondensasi. Skor 3 : jika mampu memberikan
proses pembuatan koloid dengan tertentu dalam jawaban lebih dari satu poin,
menggunakan cara kondensasi..? jumlah yang banyak namun salah satu jawaban
tidak tepat
Skor 2 : jika mampu memberikan
jawaban lebih dari satu, namun
tidak ada jawaban yang tepat
atau memberikan satu jawaban
yang tepat.
Skor 1 : jika mampu memberikan
satu jawaban dan tidak tepat.
Skor 0 : jika tidak memberikan
jawaban.
101

10 Proses Cara pembuatan koloid dengan Flexibility Kemampuan Siswa menjelaskan Skor 4 : jika mampu menjawab
dispersi dapat dilakukan dengan tiga Menghasilkan cara pembuatan dengan lengkap dan tepat
cara yaitu mekanik, peptisari, dan gagasan, jawaban, koloid secara Skor 3 : jika mampu menjawab
elktrodispersi. Berdasarkan hal atau pernyataan dengan tepat namun tidak
peptisasi.
tersebut, jelaskan cara pembuatan yang bervariasi. lengkap
koloid secara peptisasi..? Dapat melihat Skor 2 : memberikan jawaban
suatu masalah dari selain yang terdapat pada poin
sudut pandang dan jawaban tepat, termasuk
yang berbeda pada poin fluency
Skor 1 : jawaban tidak tepat
Skor 0 : jika tidak memberikan
jawaban
102

Lampiran 6

ANGKET KEMANDIRIAN BELAJAR

A. Pengembangan Angket Kemandirian Belajar

Angket kemandirian belajar ini dikembangkan berdasarkan pertanyaan yang

berhubungan dengan kemandirian belajar siswa. Adapun indikator yang diukur

adalah sebagai berikut :

1. Kesadaran akan tujuan pembelajaran sendiri.

2. Kesadaran akan tanggung jawab belajar.

3. Kontinuitas belajar (belajar secara berkesinambungan meliputi: mengulangi

bahan pembelajaran, menghafal bahan pembelajaran, selalu mengerjakan

tugas yang diberikan guru, dan membuat ringkasan.

4. Keaktifan belajar.

5. Efisiensi belajar (belajar secara teratur dan efektif).

102
103

Lampiran 7

KISI-KISI LEMBAR ANGKET KEMANDIRIAN BELAJAR

No Indikator Deskripsi No.


Angket
1. Kesadaran akan belajar sendiri 1
Kesadaran 2. Memilih tempat belajar yang strategi dalam 2
1 akan tujuan proses pembelajaran dikelas
pembelajaran 3. Keinginan untuk mengikuti pembelajarn 3
4. Mencarai bahan/materi pembelajaran 4
Kesadaran 1. Membuat jadwal belajar dirumah 5
akan 2. Menghandiri setiap proses pembelajaran 6
2 tanggung 3. Aktif dalam proses pembelajaran 7
jawab belajar 4. Mempelajari materi yang sudah diajarkan 8
1. Mengerjakan tugas secara mandiri 9
Kontinuitas 2. Latihan soal-soal 10
3 belajar 3. Mencatat hal yang penting dari pembelajaran 11
4. Memanfaatkan waktu luang untuk membaca 12
1. Aktif dalam berdiskusi 13
2. Mengerjakan tugas secara mandiri 14
Keaktifan 3. Mancari informasi pembelajaran di internet 15
4 belajar 4. Bertanya bila tidak paham 16
2. Belajar materi yang belum dipahami 17
3. Menentukan efesien belajar 18
5 Efisiensi 4. Belajar sebelum ujian. 19
belajar 5. Kejujuran akan belajar 20

(Sumber: Kusumawati, 2010)

Nomor Butir
Indikator Positif Negatif Total
Kesadaran akan tujuan pembelajaran 1,4 2,3 4
Kesadaran akan tanggung jawab belajar 5,7 6,8 4
Kontinuitas belajar 9,10 11,12 4
Keaktifan belajar 13,16 14,15 4
Efisiensi belajar 17,20 18,19 4
Total 10 10 20
104

B. Petunjuk pengisian:
1. Bacalah pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan teliti, bila ada yang
kurang jelas tanyakan kepada guru.
2. Berilah tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang telah disediakan dari

setiap pernyataan, sesuai dengan apa yang kamu anggap cocok dan rasakan

selama belajar kimia. Adapun alternatif jawaban dan kategori persentasenya

sebagai berikut :

a. Sangat Setuju (SS) = 4

b. Setuju (S) = 3

c. Tidak Setuju (TS) = 2

d. Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

Keterangan :

- Skor maksimum = 20 (Per-aspek)

3. Jawablah dengan keadaan sebenarnya, karena jawaban yang diberikan tidak


akan mengurangi nilai yang sudah dicapai selama ini.
4. Waktu yang dibutuhkan untuk menjawab angket kemandirian belajar ini yaitu
25 menit.
105

Lampiran 8

ANGKET SELF REGULATED LEARNING


(KEMANDIRIAN BELAJAR)
No. Pertanyaan SS S TS STS
1. Saya belajar kimia atas kemauan diri sendiri
2. Pada saat mata pelajaran kimia, saya lebih
memilih tempat duduk di belakang dari pada
di depan.
3. Saya tidak semangat dalam mengikuti
pembelajaran khususnya pada pelajaran
kimia.
4. Saya mencari bahan/materi kimia ketika
diberikan tugas rumah oleh guru.
5. Saya belajar mata pelajaran kimia dirumah
sesuai jadwal yang saya buat sendiri.
6. Saya selalu tidak hadir pada mata pelajaran
kimia.
7. Pada pembelajarn kimia, saya selalu aktif
bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.
8. Setelah mendapatkan materi kimia yang
diajarkan guru di sekolah, saya tidak
membacanya kembali karena sudah diajarkan.
9. Saya mengerjakan sendiri tugas–tugas mata
pelajaran kimia yang diberikan oleh guru
tanpa menyontek jawaban teman.
10. Saya memperbanyak latihan soal untuk lebih
mudah menguasai pelajaran kimia.
11. Saya tidak mencatat hal-hal yang penting
(ringkasan) dari penjelasan guru karena saya
sudah mengiatnya.
12. Ketika waktu senggang, saya lebih suka
menghabiskan waktu untuk bermain bersama
teman-teman dari pada membaca buku ajar
kimia yang ada di perpustakaan.

13. Saya selalu aktif ketika dalam berdiskusi


kelompok dan selalu memberikan tanggapan
atas diskusi tersebut.
14. Pada saat mengerjakan tugas mata pelajaran
kimia, saya selalu melihat jawaban tugas
teman saya dibandingkan mencarinya sendiri.
15. Saya selalu bosan mencari tahu tentang
informasi yang menyangkut materi pelajaran
kimia dari internet.
106

16. Saya selalu bertanya apabila belum paham


mengenai materi kimia yang dijelaskan oleh
guru.
17. Saya memanfaatkan waktu luang untuk
mempelajari materi pelajaran kimia yang
belum dipahami.
18. Saya tidak suka belejar kimia kapan saja dan
dimana saja.
19. Saya hanya akan belajar materi kimia pada
saat ujian saja.
20. Saya lebih memilih jawaban sendiri
dibandingkan jawaban orang lain pada saat
ujian.
107

Lampiran 9
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

SISTEM KOLOID

Nama :

Kelas :

Pertemuan : Ke-1

A. Kompetensi Dasar dan Tujuan


 Kompetensi Dasar
KD dari KI 3
3.15 Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya.
Indikator:
 Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati, dan koloid.
 Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase
pendispersi.
 Tujuan
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan:
5. Mampu menjelaskan perbedaan antara suspensi kasar, larutan sejati, dan
koloid.
6. Mampu mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan
fase pendispersi.
108

B. Materi Ajar
A. Sistem Dispersi
Jika kita mencampurkan suatu zat dengan zat cair, maka akan terjadi
penyebaran secara merata dari suatu zat tersebut ke dalam zat cair. Hal inilah
yang disebut sebagai sistem dispersi. Dispersi terdiri dari dua fase yaitu fase
yang didispersikan dan fase pendispersi. Pada umumnya, fase yang jumlahnya
lebih sedikit disebut sebagai fase terdispersi, sedangkan fase yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai medium pendispersi. Jadi sistem dispersi adalah
pencampuran antara fase terdispersi dengan medium pendispersi yang
bercampur secara merata.
Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Larutan sejati atau dispersi molekuler.
Larutan sejati adalah campuran antara zat padat atau zat cair sebagai fase
terdispersi dengan zat cair sebagai medium pendispersi. Pada larutan sejati,
fase terdispersi tersebar sempurna dengan medium pendispersi sehingga
dihasilkan campuran yang homogen, antara fase terdispersi dengan medium
pendispersinya tidak dapat dibedakan lagi. Molekul-molekul fase terdispersi
tersebar secara merata ke dalam komponen medium pendispersi, sehingga
larutan disebut juga dispersi molekuler.
2. Koloid atau dispersi halus.
Koloid adalah suatu campuran antara fase terdispersi dengan medium
pendispersi tetapi fase terdispersinya bukan dalam bentuk molekuler melainkan
gabungan dari beberapa molekul. Secara visual, bentuk fisik koloid sama
seperti bentuk larutan tetapi jika diamati dengan mikroskop ultra, campuran ini
bersifat heterogen.
3. Suspensi atau dispersi kasar.
Suspensi adalah campuran heterogen antara fase terdispersi dengan medium
pendispersi dimana fase terdispersinya tidak dapat bercampur secara merata
ke dalam medium pendispersinya. Pada umumnya, fase terdispersinya berupa
padatan sedangkan medium pendispersinya berupa cairan.
109

Perbandingan antara Sifat Larutan, Koloid dan Suspensi.


No Aspek Larutan Koloid Suspensi
1 Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran partikelnya
partikel partikelnya < 1 partikelnya antara > 100 nm
nm 1 – 100 nm
2 Jumlah Fase Terdiri dari 1 Terdiri dari 2 fase Terdiri dari 2 fase
fase
3 Kestabilan Stabil ( tidak Pada umumnya Tidak stabil (
mengendap ) stabil mudah mengendap
)
4 Pemisahan Tidak dapat Dapat disaring Dapat disaring
disaring dengan penyaring
ultra
5 Pengamatan Homogen ( tidak Secara Heterogen
Mikroskop dapat dibedakan makroskopis
walaupun bersifat homogen
menggunakan tetapi jika diamati
mikroskop ultra dengan
) mikroskop ultra,
bersifat heterogen
6 Sistem Molekular Padatan halus Padatan kasar
disperse
7 Contoh larutan gula, air sabun, susu, air kopi, air sungai
udara bersih, mentega yang kotor,
etanol 70 % campuran air dan
pasir.

B. Jenis-Jenis Koloid

Koloid yang mengandung fasa terdispersi padat disebut sol. Jadi, ada tiga
jenis sol, yaitu sol padat (padat dalam padat), sol cair (padat dalam cair), dan sol
gas (padat dalam gas). Istilah sol biasa digunakan untuk menyatakan sol cair,
sedangkan sol gas lebih dikenal sebagai aerosol (aerosol padat). Koloid yang
mengandung fasa terdispersi cair disebut emulsi. Emulsi juga ada tiga jenis, yaitu
emulsi padat (cair dalam padat), emulsi cair (cair dalam cair), dan emulsi gas (cair
dalam gas). Istilah emulsi biasa digunakan untuk menyatakan emulsi cair,
sedangkan emulsi gas juga dikenal dengan nama aerosol (aerosol cair). Koloid
yang mengandung fasa terdispersi gas disebut buih. Hanya ada dua jenis buih,
yaitu buih padat dan buih cair. Mengapa tidak ada buih gas? Istilah buih biasa
110

digunakan untuk menyatakan buih cair. Dengan demikian ada 8 jenis koloid,
seperti yangtercantum pada tabel berikut ini.

a. Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut
aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat, jika zat
yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair. Aerosol padat contohnya:
asap dan debu di udara, aerosol cair contohnya: kabut dan asap.

A B

Gambar: a. Asap mobil; gambar b. kabut


b. Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut
sol. Koloid jenis sol banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari contohnya: sol
sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis, air sungai berlumpur dan cat.

Gambar: Cat
111

c. Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair disebut emulsi.
Syarat terjadinya emulsi ini adalah kedua zat cair tidak saling melarutkan. Emulsi
dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air atau emulsi
air dalam minyak. Contoh emulsi minyak dalam air adalah santan, susu, dan
lateks. Contoh emulsi air dalam minyak adalah minyak ikan, minyak bumi.

Gambar: santan

d. Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya
dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun,
deterjen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam
zat cair yang mengandung pembuih.

Gambar: Busa
e. Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh : agar-
agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, gel silika. Gel dapat terbentuk dari suatu
sol yang mengadsorbsi medium pendispersinya, sehingga terjadi koloid yang agak
padat.

Gambar: Agar-agar
112

C. Tahapan Model SQ4R


 Tahap Survey
Bacalah materi ajar secara singkat yang ada dan tulislah hal-hal yang
penting pada bacaan tersebu.
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Tahap Question (Membuat pertanyaan)
Buatlah pertanyaan dari bacaan yang kalian survey maksimal tiga
pertanyaan.
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Tahap Read (Membaca kembali)
Jawablah pertanyaan yang kalian buat dengan membaca kembali bahan
bacaan secara aktif dan rinci (seksama).!
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
113

 Tahap Reflect (Mempertimbangkan kembali atas jawaban yang


diperoleh)
Pertimbangkan kembali jawaban yang diperoleh dengan meninjau kembali
jawaban yang telah disusun dan menuliskannya kembali.
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Tahap Recite
Buatlah rangkuman atau inti sari dari tahap sebelumnya dengan menuliskan
hal-hal yang penting dari pembelajaran dibawah ini...
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Tahap Review
Buatlah kesimpulan atas pembelajaran yang telah dilakukan..!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
114

Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

SISTEM KOLOID

Nama :

Kelas :

Pertemuan : Ke-2

A. Kompetensi Dasar dan Tujuan


 Kompetensi Dasar
KD dari KI 3
3.15 Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya.
Indikator:
5. Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown, dialisis,
elektroforesis, emulsi, koagulasi)
6. Menjelaskan koloid liofob dan liofil.
 Tujuan
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan:
1. Mampu Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown,
dialisis, elektroforesis, emulsi, koagulasi, dan koloid liofob dan liofil)
115

B. Materi Ajar

A. Sifat-Sifat Koloid
Beberapa sifat koloid diantaranya adalah :
a. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya yang disebabkan oleh
partikel-partikel koloid. Pertama kali dikemukakan oleh John Tyndall ( 1820-1893
), seorang fisikawan Inggris; setelah mengamati seberkas cahaya putih yang
dilewatkan pada sistem koloid.

Gambar : Efek Tyndal Pada Koloid


Contoh peristiwa efek Tyndall :
o Sorot lampu mobil pada malam hari yang berdebu, berasap, atau berkabut
akan tampak jelas.
o Berkas sinar matahari yang melalui celah daun pada pagi hari yang
berkabut, akan tampak jelas.
o Terjadinya warna biru di langit pada siang hari dan warna jingga atau
merah di langit pada saat matahari terbenam.
b. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak acak atau gerak zig-zag yang dilakukan oleh
partikel-partikel koloid. Pertama kali disampaikan oleh Robert Brown ( 1827 ),
seorang ahli biologi dari Inggris. Dia mengamati pergerakan tepung sari yang
terus-menerus di dalam air melalui mikroskop ultra. Gerakan ini dapat terjadi
karena disebabkan oleh adanya tumbukan antara partikel-partikel pendispersi
terhadap partikel-partikel zat terdispersi, sehingga partikel-partikel zat terdispersi
akan terlontar.
116

Gerak Brown dipengaruhi oleh ukuran partikel dan suhu.


 Semakin kecil ukuran partikel-partikel koloid, gerak Brown akan semakin
cepat, dan sebaliknya.
 Semakin tinggi suhu koloid, gerak Brown akan semakin cepat; dan sebaliknya.
Gerak Brown merupakan salah 1 faktor yang menyebabkan koloid menjadi
stabil. Oleh karena bergerak terus-menerus, maka partikel koloid dapat
mengimbangi gaya gravitasi, sehingga tidak mengalami sedimentasi (
pengendapan ).
c. Muatan Koloid
Partikel-partikel koloid bermuatan listrik, ada yang positif dan ada yang negatif.
Muatan listrik pada partikel-partikel koloid tersebut dapat dijelaskan dengan
beberapa peristiwa yaitu :
1. Elektroforesis.
Elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel koloid karena pengaruh
medan listrik. Jika ke dalam sistem koloid dimasukkan 2 batang elektrode
kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah, maka partikel koloid akan
bergerak ke salah 1 elektrode; bergantung pada jenis muatannya. Koloid
bermuatan negatif akan bergerak ke anode ( elektrode positif ) sedangkan koloid
yang bermuatan positif akan bergerak ke katode ( elektrode negatif ).

Gambar: Peristiwa elektroforesis pada koloid


2. Adsorpsi.
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan spesi ( muatan listrik atau ion dan
molekul netral ) oleh permukaan partikel koloid. Peristiwa ini terjadi karena
adanya gaya tarik molekul, atom atau ion pada permukaan adsorben ( koloid ).
Spesi yang diserap disebut fase terserap, sedangkan spesi yang menyerap disebut
adsorben. Jika permukaan koloid bermuatan positif, maka spesi yang diserap
harus bermuatan negatif, dan sebaliknya.
117

Contoh :
Sol Fe(OH)3 ( netral ) dalam air akan mengadsorpsi ion positif ( kation ), sehingga
menjadi bermuatan positif.
Sol As2S3 ( netral ) akan mengadsorpsi ion negatif ( anion ), sehingga menjadi
bermuatan negatif.

Gambar : Adsorpsi Koloid


3. Koagulasi.
Disebut juga dengan istilah penggumpalan. Adalah peristiwa pengendapan
partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari medium
pendispersinya. Koagulasi terjadi karena hilangnya kestabilan untuk
mempertahankan partikel-partikel koloid agar tetap tersebar di dalam medium
pendispersinya.
4. Koloid Pelindung.
Koloid pelindung adalah koloid yang bersifat melindungi koloid lain agar
tidak mengalami koagulasi. Koloid pelindung akan membentuk lapisan di
sekeliling partikel koloid yang lain. Lapisan ini akan melindungi muatan koloid
tersebut sehingga partikel koloid tidak mudah mengendap atau terpisah dari
medium pendispersinya.
Contohnya :
 Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan
kristal besar es atau gula.
 Zat-zat pengemulsi ( sabun dan deterjen ).
 Butiran-butiran halus air dalam margarin distabilkan dengan lesitin.
 Partikel-partikel karbon dalam tinta dilindungi dengan larutan gom.
118

5. Dialisis.
Kestabilan suatu koloid dapat dipertahankan dengan menambahkan sedikit
elektrolit dengan konsentrasi yang tepat ke dalam koloid tersebut. Jika konsentrasi
elektrolit tidak tepat, justru akan terbentuk ion-ion yang mengganggu kestabilan
koloid.
6. Koloid Liofil dan Liofob
a. Koloid liofil adalah suatu koloid yang fase terdispersinya dapat menarik
medium pendispersi yang berupa cairan akibat adanya gaya Van der Waals
atau ikatan hidrogen. Liofil artinya “cinta cairan” (Bahasa Yunani;
lio=cairan; philia=cinta). Sol liofil yang setengah padat disebut gel.
b. Koloid liofob adalah suatu koloid yang fase terdispersinya tidak dapat
mengikat atau menarik medium pendispersinya. Liofob berarti takut cairan.
(phobia=takut). Jika medium pendispersinya berupa air, maka disebut koloid
hidrofob. Koloid ini biasanya berasal dari senyawa anorganik.
Perbedaan sifat koloid hidrofil dan koloid hidrofob.
No Koloid Hidrofil Koloid Hidrofob
1 Stabil Kurang stabil
2 Terdiri atas zat organik Terdiri atas zat anorganik
3 Kekentalannya tinggi Kekentalannya rendah
Sukar diendapkan dengan Mudah diendapkan oleh zat
4
penambahan zat elektrolit elektrolit
Kurang menunjukkan gerak
5 Gerak Brown sangat jelas
Brown
Kurang menunjukkan efek
6 Efek Tyndall sangat jelas
Tyndall
Hanya beberapa yang dapat
7 Dapat dibuat gel
dibuat gel
Umumnya dibuat dengan cara Hanya dapat dibuat dengan
8
dispersi cara kondensasi
Partikel terdispersi Patikel terdispersi
9
mengadsorpsi molekul mengadsorpsi ion
10 Reversibel Ireversibel
Tidak mengadsorspi
11 Mengadsorpsi mediumnya
mediumnya
Contoh : sabun, agar-agar, Contoh : sol belerang, sol
12
kanji, detergen, gelatin logam, sol AgCl
119

C.Tahapan Model SQ4R


 Tahap Survey
Bacalah materi ajar secara singkat yang ada dan tulislah hal-hal yang
penting pada bacaan tersebu.
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Tahap Question (Membuat pertanyaan)
Buatlah pertanyaan dari bacaan yang kalian survey maksimal tiga
pertanyaan.
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Tahap Read (Membaca kembali)
Jawablah pertanyaan yang kalian buat dengan membaca kembali bahan
bacaan secara aktif dan rinci (seksama).!
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
120

 Tahap Reflect (Mempertimbangkan kembali atas jawaban yang


diperoleh)
Pertimbangkan kembali jawaban yang diperoleh dengan meninjau kembali
jawaban yang telah disusun dan menuliskannya kembali.
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Tahap Recite
Buatlah rangkuman atau inti sari dari tahap sebelumnya dengan menuliskan
hal-hal yang penting dari pembelajaran dibawah ini...
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Tahap Review
Buatlah kesimpulan atas pembelajaran yang telah dilakukan..!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
121

Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

SISTEM KOLOID

Nama :

Kelas :

Pertemuan : Ke-3

A. Kompetensi Dasar dan Tujuan


 Kompetensi Dasar
KD dari KI 4
4.15 Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid
berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid.
Indikator:
 Menjelaskan proses pembuatan koloid baik secara kondensasi maupun
secara dispersi.
 Tujuan
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan:
1. Mampu menjelaskan cara pembuatan koloid.
122

B. Pembuatan Koloid

Ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan dan susupensi, sehingga

sistem partikel koloid dapat dibuat dengan pengelompokkan (agregasi) partikel

larutan (cara ini disebut cara kondensasi) atau dengan menghaluskan partikel-

partikel kasar dari suspensi, kemudian mendispersikannya ke dalam medium

pendispersi (cara dispersi).

3. Cara Kondensasi

Cara Kimia

j. Reaksi Redoks (Reduksi-Oksidasi)

Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.

Contoh :

Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan

belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam

larutan SO2.

k. Reaksi Hidrolisis

Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.

Contoh:

Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air

mendidih ditambahkan larutan FeCl3, maka akan terbentuk sol Fe(OH)3.

l. Reaksi Dekomposisi Rangkap

Contoh :

Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan

H2S.
123

Cara Fisika

c. Pengembunan uap

Uap raksa yang dialirkan melalui air dingin dapat membentuk sol raksa.

d. Penggantian Pelarut

Selain dengan cara-cara kimia seperti di atas, koloid juga dapat terjadi dengan

penggantian pelarut.

4. Cara Dispersi

d. Cara Mekanik

Menurut cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling

koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan

medium dispersi.

e. Cara Peptisasi

Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu

endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi

memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.

f. Cara Busur Bredig (elektrodispersi)

Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang

akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam

medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya.


124

C. Tahapan Model SQ4R


 Tahap Survey
Bacalah materi ajar secara singkat yang ada dan tulislah hal-hal yang
penting pada bacaan tersebu.
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Tahap Question (Membuat pertanyaan)
Buatlah pertanyaan dari bacaan yang kalian survey maksimal tiga
pertanyaan.
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Tahap Read (Membaca kembali)
Jawablah pertanyaan yang kalian buat dengan membaca kembali bahan
bacaan secara aktif dan rinci (seksama).!
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
125

 Tahap Reflect (Mempertimbangkan kembali atas jawaban yang


diperoleh)
Pertimbangkan kembali jawaban yang diperoleh dengan meninjau kembali
jawaban yang telah disusun dan menuliskannya kembali.
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Tahap Recite
Buatlah rangkuman atau inti sari dari tahap sebelumnya dengan menuliskan
hal-hal yang penting dari pembelajaran dibawah ini...
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Tahap Review
Buatlah kesimpulan atas pembelajaran yang telah dilakukan..!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
126

Lampiran 10
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Materi : Sistem Koloid


Kelas / Semester : XI/2
Hari / Tanggal :
Pertemuan Ke- :
Waktu : 2 x 45 menit

Petunjuk Pengisian :
1. Pengamatan ditujukan kepada siswa
2. Mengisi nomor sesuai kolom dan indikator yang dicapai
3. Keterangan penilaian:
1 = Kurang 3 = Baik
2 = Cukup 4 = Sangat Baik
4. Berilahtanda (√) padakolomskoruntuk setiap indikator yang diamati

Skor
Aspek yang diamati KegiatanSiswa
1 2 3 4
 Siswa membentuk
kelompok.
 Siswa menulis nama dan
kelas pada LKPD.
 Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
 Siswa mulai melakukan
pengenalan terhadap bahan
bacaan yang sudah
Mengamati melalui tersedia dengan
tahap Survey memperhatikan sampul,
aturan petunjuk ataupun
singkatan, judul/topik
bahasan yang yang ada
pada bahan bacaan,
kemudian siswa mulai
mengambil intisari/ide
pokok dari materi yang
ada pada bahan bacaaan
sistem koloid dan sifat-
sifat koloid.
Menanya melalui
tahap Question
127

Siswa mulai membuat


minimal 3 pertanyaan dan
menulisnya di LKPD
yang sudah disedikan oleh
guru sebelumnya.

Siswa mulai membaca secara


Mencoba atau aktif dan rinci (seksama) dan
mengumpulkan data mencari jawaban dari
melalui tahap Read pertanyaan yang siswa buat
sebelumnya.
Siswa mulai menghubungkan
informasi yang diperoleh dari
Mengasosiasi bahan bacaan dengan
melalui tahap pertanyaan yang dibuat
Reflect sebelumnya serta memahami
informasi yang telah
diperoleh sebelumnya.
 Siswa mulai membuat
ringkasan mengenai materi
yang sudah dipelajari.
 Siswa menyimak
penjelasan guru mengenai
Talking Stick.
Mengkomunikasikan
melalui tahap Recite  siswa bersiap-siap untuk
melakukan Talking Stick.
dan tahap Review
 Siswa melakukan Talking
Stick.
Siswa yang memegang
tongkat wajib
mempresentasikan
rangkumannya.
128

Catatan khusus:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................
....................................................................................................................................
..................
....................................................................................................................................
..................
....................................................................................................................................
..................
....................................................................................................................................
..................

Presentase Nilai Rata-rata (NR)

Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditemukan sebagai berikut:


NR : 91 – 100 = sangat baik
NR : 81 – 90 = baik
NR : 71 – 80 = cukup
NR : 61 – 70 = kurang
NR : < 60 = sangat kurang
129

Mengetahui
Observer

Nurmiati
----------------------------------

Stb: A 251 14
078

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Materi : Sistem Koloid


Kelas / Semester : XI/2
Hari / Tanggal :
Pertemuan Ke- : Kedua (2)
Waktu : 2 x 45 menit

Petunjuk Pengisian :
5. Pengamatan ditujukan kepada siswa
130

6. Mengisi nomor sesuai kolom dan indikator yang dicapai


7. Keterangan penilaian:
1 = Kurang 3 = Baik
2 = Cukup 4 = Sangat Baik
8. Berilahtanda (√) padakolomskoruntuk setiap indikator yang diamati

Skor
Aspek yang diamati KegiatanSiswa
1 2 3 4
 Siswa membentuk
kelompok.
 Siswa menulis nama dan
kelas pada LKPD.
 Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
 Siswa mulai melakukan
pengenalan terhadap bahan
bacaan yang sudah
Mengamati melalui tersedia dengan
tahap Survey memperhatikan sampul,
aturan petunjuk ataupun
singkatan, judul/topik
bahasan yang yang ada
pada bahan bacaan,
kemudian siswa mulai
mengambil intisari/ide
pokok dari materi yang
ada pada bahan bacaaan
sistem koloid dan sifat-
sifat koloid.

Siswa mulai membuat


minimal 3 pertanyaan dan
Menanya melalui menulisnya di LKPD
tahap Question
yang sudah disedikan oleh
guru sebelumnya.

Siswa mulai membaca secara


Mencoba atau
aktif dan rinci (seksama) dan
mengumpulkan data
mencari jawaban dari
melalui tahap Read
pertanyaan yang siswa buat
131

sebelumnya.
Siswa mulai menghubungkan
informasi yang diperoleh dari
Mengasosiasi bahan bacaan dengan
melalui tahap pertanyaan yang dibuat
Reflect sebelumnya serta memahami
informasi yang telah
diperoleh sebelumnya.
 Siswa mulai membuat
ringkasan mengenai materi
yang sudah dipelajari.
 Siswa menyimak
penjelasan guru mengenai
Talking Stick.
Mengkomunikasikan
melalui tahap Recite  siswa bersiap-siap untuk
melakukan Talking Stick.
dan tahap Review
 Siswa melakukan Talking
Stick.
Siswa yang memegang
tongkat wajib
mempresentasikan
rangkumannya.
132

Catatan khusus:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................
....................................................................................................................................
..................
....................................................................................................................................
..................
....................................................................................................................................
..................
....................................................................................................................................
..................

Presentase Nilai Rata-rata (NR)

Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditemukan sebagai berikut:


NR : 91 – 100 = baik sekali
NR : 81 – 90 = baik
NR : 71 – 80 = cukup
NR : 61 – 70 = kurang
NR : < 60 = sangat kurang
133

Mengetahui
Observer

-----------------------------------

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Materi : Sistem Koloid


Kelas / Semester : XI/2
Hari / Tanggal :
Pertemuan Ke- : Ketiga (3)
Waktu : 2 x 45 menit

Petunjuk Pengisian :
9. Pengamatan ditujukan kepada siswa
10. Mengisi nomor sesuai kolom dan indikator yang dicapai
11. Keterangan penilaian:
1 = Kurang 3 = Baik
2 = Cukup 4 = Sangat Baik
12. Berilahtanda (√) padakolomskoruntuk setiap indikator yang diamati

Skor
Aspek yang diamati KegiatanSiswa
1 2 3 4
 Siswa membentuk
kelompok.
Mengamati melalui
 Siswa menulis nama dan
tahap Survey
kelas pada LKPD.
 Siswa memperhatikan
134

penjelasan guru.
 Siswa mulai melakukan
pengenalan terhadap bahan
bacaan yang sudah
tersedia dengan
memperhatikan sampul,
aturan petunjuk ataupun
singkatan, judul/topik
bahasan yang yang ada
pada bahan bacaan,
kemudian siswa mulai
mengambil intisari/ide
pokok dari materi yang
ada pada bahan bacaaan
sistem koloid dan sifat-
sifat koloid.

Siswa mulai membuat


minimal 3 pertanyaan dan
Menanya melalui menulisnya di LKPD
tahap Question
yang sudah disedikan oleh
guru sebelumnya.

Siswa mulai membaca secara


Mencoba atau aktif dan rinci (seksama) dan
mengumpulkan data mencari jawaban dari
melalui tahap Read pertanyaan yang siswa buat
sebelumnya.
Siswa mulai menghubungkan
informasi yang diperoleh dari
Mengasosiasi bahan bacaan dengan
melalui tahap pertanyaan yang dibuat
Reflect sebelumnya serta memahami
informasi yang telah
diperoleh sebelumnya.
 Siswa mulai membuat
ringkasan mengenai materi
Mengkomunikasikan yang sudah dipelajari.
melalui tahap Recite  Siswa menyimak
dan tahap Review penjelasan guru mengenai
Talking Stick.
 siswa bersiap-siap untuk
135

melakukan Talking Stick.


 Siswa melakukan Talking
Stick.
Siswa yang memegang
tongkat wajib
mempresentasikan
rangkumannya.
136

Catatan khusus:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................
....................................................................................................................................
..................
....................................................................................................................................
..................
....................................................................................................................................
..................
....................................................................................................................................
..................

Presentase Nilai Rata-rata (NR)

Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditemukan sebagai berikut:


NR : 91 – 100 = baik sekali
NR : 81 – 90 = baik
NR : 71 – 80 = cukup
NR : 61 – 70 = kurang
NR : < 60 = sangat kurang

Mengetahui
Observer

-----------------------------------
137

Lampiran 11
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

Materi : Sistem Koloid


Kelas/Semester : XI/2 (MIA 4)
Hari/Tanggal :
Pertemuan Ke- :
Waktu : 2 x 45 menit

Petunjuk
A. Isilah kolom nilai atau skor sesuai pedoman penilaian berikut :
3 : Jika kegiatan terlaksana dengan baik
2 : Jika kegiatan terlaksana
1 : Jika kegiatan tidak terlaksana
B. Berilah tanda (√) pada kolom skor untuk setiap indikator yang diamati

Skor
Indikator yang
Tahap Kegiatan Guru
diamati
1 2 3
Pendahuluan Pendahuluan  Mengucapkan salam
 Memulai berdoa sebelum
pembelajaran dimulai
 Guru memeriksa kehadiran
dan kesiapan peserta didik
untuk memulai
pembelajaran, serta
memberi motivasi untuk
belajar
Apersepsi Guru menanyakan dan
mengiatkan materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
Orientasi Guru meminta penjelasan
tentang cakupan materi yang
akan dipelajari beserta tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai.
Motivasi  Guru memberikan poin
tambahan atau pujian
terhadap siswa yang
sudah menjelaskan materi
sebelumnya.
 Guru mengingatkan
materi yang dipelajari
138

sebelumnya dengan
materi yang akan
diajarkan.
 Guru mencoba
menjelaskan
pembelajaran yang akan
diterapkan pada
pembelajaran saat ini
yaitu menggunakan model
pembelajaran SQ4R
berbantuan Talking Stick.
Inti Tahap Survey  Guru membagi siswa dalam
bentuk kelompok yang
terdiri dari 4-5 orang siswa.
 Guru membagikan LKPD
kepada setiap siswa.
 Guru memberikan
gambaran-gambaran
mengenai sistem koloid dan
sifat-sifat koloid.
 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk mengenal bahan
bacaan sistem koloid
dengan memperhatikan
sampul, aturan petunjuk
ataupun singkatan,
judul/topik bahasan yang
ada pada bacaan,
selanjutnya siswa mulai
mengambil intisari/ide
pokok/ detail penting dari
materi yang ada pada bahan
bacaan sistem koloid dan
sifat-sifat koloid.
Tahap Question  Guru menyuruh masing-
masing siswa untuk
menyusun maksimal 3
pertanyaan dengan kata
tanya apa, kenapa,
mengapa, bagaimana,
dimana, apa sebab akibat
setelah siswa melakukan
survey terhadap materi
bahan bacaan sistem koloid
dan sifat-sifat koloid yang
139

diperoleh dari ide pokok


yang sudah ditemukan
sebelumnya.
 Guru menyuruh siswa
menuliskan pertanyaan
yang ada pada LKS yang
sudah diberikan kepada
siswa.
Mengumpulkan data Guru memberikan
melalui tahap Read kesempatan kepada siswa
untuk membaca bahan
bacaan secara aktif dan rinci
(seksama) sengan materi
sistem koloid dan sifat-sifat
koloid untuk mencari
jawaban dari pertanyaan
yang telah dibuat siswa
sebelumnya.
Mengasosiasi melalui Guru menyuruh siswa untuk
tahap Reflect menghubungkan informasi
yang diperoleh dari Read
dengan pertanyaan yang di
buat oleh siswa sebelumnya
serta mencoba untuk
memahami informasi yang
diperoleh.
Mengkomunikasikan  Guru meminta siswa untuk
melalui tahap Recite membuat rangkuman atau
dan taham Review intisari dari pembelajaran
sistem koloid dan sifat-sifat
koloid.
 Guru menjelaskan cara
kerja Talking Stick kepada
siswa.
 Guru memberikan tongkat
kepada siswa, dimulai dari
siswa yang paling depan.
 Guru menyalakan musik
dan Stick akan berjalan
hingga musik berhenti.
 Siswa yang memegang
tongkat akan
mempresentasikan hasil
rangkuman yang disusunya.
140

Penutup Mengarahkan siswa a. Mengintruksikan kepada


untuk membuat pesertauntuk membuat
kesimpulan dan kesimpulan dari materi
menginformasikan yang telah diberikan
kepada siswa mengenai b. Meminta perwakilan
materi pada pertemuan peserta untuk
selanjutnya membacakan kesimpulan
dari materi yang telah
dibuat
c. Mengingatkan kepada
peserta mengenai materi
yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjurnya
141

Catatan khusus :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................................

Presentase Nilai Rata – rata (NR)

Keterangan :
Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditntukan sebagai berikut:
: Sangat baik
: Baik
: Cukup
: Kurang
: Sangat Kurang

Mengetahui,
Observer

Eniwati S.Pd
Lampiran 12 Analisis Butir Tes Berfikir Kreatif Kelas Replikasi 1 (Pritest) 140

Analisis Butir Berfikir Kreatif Total


No Skor %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Siswa Kategori
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 100
1 Abdul Aziz 2 1 2 0 3 2 1 2 0 0 13 32,5 Rendah
2 Adella Deviana 0 0 0 0 0 0 2 1 3 2 8 20 Sangat Rendah
3 Adhimas Fattah Azhari 3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 4 10 Sangat Rendah
4 Anggita Savira 3 2 1 1 0 2 2 3 2 1 17 42,5 Sedang
5 Anto Nugroho Saputra 0 0 0 0 0 2 1 3 1 3 10 25 Rendah
6 Arum Islamiati Roni 0 3 3 1 3 0 2 2 2 3 19 47,5 Sedang
7 Asrina 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 5 Sangat Rendah
8 Azizah Khairun 3 2 0 1 3 1 3 0 0 0 13 32,5 Rendah
9 Beby Rosnia Sari 0 3 3 0 3 0 3 0 1 3 16 40 Rendah
10 Delfiyanti Wan'afifah 0 0 0 0 3 1 2 2 1 3 12 30 Rendah
11 Dewi Rahmawati Ning 0 3 1 1 3 0 3 2 2 3 18 45 Sedang
12 Evi Anggraini. S 1 3 1 2 3 1 1 0 2 2 16 40 Rendah
13 Giani Alisa Putri 0 1 1 2 3 1 2 0 0 0 10 25 Rendah
14 Ikhlas Wisundar 2 0 0 0 3 2 3 3 0 0 13 32,5 Rendah
15 Irvan Bagus Anggara 0 0 0 0 0 2 3 3 1 3 12 30 Rendah
16 Laili Uzlifatul Inayah 0 3 0 1 3 1 2 3 2 3 18 45 Sedang
17 M. Fahrurradhi 0 0 0 3 1 3 3 3 3 3 19 47,5 Sedang
18 Minarsi Idjran 2 4 2 1 4 1 2 1 2 3 22 55 Sedang
19 Mohammad Nur 3 0 0 2 3 1 3 2 1 2 17 42,5 Sedang
20 Muh. Ainul Yaqin 1 2 0 1 3 2 1 2 3 3 18 45 Sedang
21 Nita Putri Nurhaliza 1 2 0 1 3 0 4 0 1 3 15 37,5 Rendah
22 Nur Kholis Lingu 0 1 0 2 3 1 3 1 2 3 16 40 Rendah
23 Nur Saidah Kamilah 2 0 3 2 0 2 2 3 2 1 17 42,5 Sedang
24 Nur Salsabila Lacabo 2 2 0 1 2 3 2 0 1 3 16 40 Rendah
25 Idrus 2 0 0 0 3 1 1 3 0 3 13 32,5 Rendah
Jumlah Total 27 32 18 22 52 29 51 39 32 50 352 35,2 Rendah
Analisis Butir Tes Berfikir Kreatif Kelas Replikasi 1 (Postest) 141

Analisis Butir Tes Berfikir Kreatif Total


Nama Siswa Skor %
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kategori
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 100
1 Abdul Aziz 2 3 4 2 3 3 1 4 3 3 28 70 Tinggi
2 Adella Deviana 3 3 4 3 3 3 3 1 3 3 29 72,5 Tinggi
3 Adhimas Fattah Azhari 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 24 60 Sedang
4 Anggita Savira 1 3 1 3 4 3 3 4 4 4 30 75 Tinggi
5 Anto Nugroho Saputra 3 2 4 2 3 2 2 4 1 3 26 65 Tinggi
6 Arum Islamiati Roni 3 2 2 1 1 2 0 2 1 2 16 40 Rendah
7 Asrina 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 25 62,5 Tinggi
8 Azizah Khairun 3 2 2 3 2 3 1 2 3 3 24 60 Sedang
9 Beby Rosnia Sari 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 25 62,5 Tinggi
10 Delfiyanti Wan'afifah 1 0 4 3 4 3 3 2 1 2 23 57,5 Sedang
11 Dewi Rahmawati Ning 2 2 4 4 3 3 2 3 3 3 29 72,5 Tinggi
12 Evi Anggraini. S 3 4 4 2 4 1 4 3 2 3 30 75 Tinggi
13 Giani Alisa Putri 3 2 0 4 4 4 3 3 4 2 29 72,5 Tinggi
14 Ikhlas Wisundar 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 27 67,5 Tinggi
15 Irvan Bagus Anggara 4 2 2 2 2 1 2 3 3 3 24 60 Sedang
16 Laili Uzlifatul Inayah 3 4 2 3 3 2 4 2 4 3 30 75 Tinggi
17 M. Fahrurradhi 4 3 3 2 2 4 4 3 1 2 28 70 Tinggi
18 Minarsi Idjran 1 2 2 1 3 1 2 2 1 1 16 40 Rendah
19 Mohammad Nur 3 2 4 1 4 1 4 3 4 2 28 70 Tinggi
20 Muh. Ainul Yaqin 1 2 4 4 4 1 2 2 3 4 27 67,5 Tinggi
21 Nita Putri Nurhaliza 2 2 4 3 3 4 4 4 3 3 32 80 Tinggi
22 Nur Kholis Lingu 3 2 3 3 3 3 1 4 1 2 25 62,5 Tinggi
23 Nur Saidah Kamilah 2 4 4 1 2 1 3 3 1 4 25 62,5 Tinggi
24 Nur Salsabila Lacabo 3 4 1 2 1 2 3 3 2 2 23 57,5 Sedang
25 Idrus 2 2 1 1 3 2 2 1 2 0 16 40 Rendah
Jumlah Total 62 64 68 60 71 58 63 68 61 64 639 63,9 Tinggi
Aspek Berfikir Kreatif Fluency Kelas Replikasi 1 (Pritest) 142

No Analisis Fluency Total


Skor %
1 3 5 7 9
Nama Siswa Kategori
4 4 4 4 4 20 100
1 Abdul Aziz 2 2 3 1 0 8 40 Rendah
2 Adella Deviana 0 0 0 2 3 5 25 Rendah
3 Adhimas Fattah Azhari 3 1 0 0 0 4 20 Sangat Rendah
4 Anggita Savira 3 1 0 2 2 8 40 Rendah
5 Anto Nugroho Saputra 0 0 0 1 1 2 10 Sangat Rendah
6 Arum Islamiati Roni 0 3 3 2 2 10 50 Sedang
7 Asrina 0 1 0 0 0 1 5 Sangat Rendah
8 Azizah Khairun 3 0 3 3 0 9 45 Sedang
9 Beby Rosnia Sari 0 3 3 3 1 10 50 Sedang
10 Delfiyanti Wan'afifah 0 0 3 2 1 6 30 Rendah
11 Dewi Rahmawati Ning 0 1 3 3 2 9 45 Sedang
12 Evi Anggraini. S 1 1 3 1 2 8 40 Rendah
13 Giani Alisa Putri 0 1 3 2 0 6 30 Rendah
14 Ikhlas Wisundar 2 0 3 3 0 8 40 Rendah
15 Irvan Bagus Anggara 0 0 0 3 1 4 20 Sangat Rendah
16 Laili Uzlifatul Inayah 0 0 3 2 2 7 35 Rendah
17 M. Fahrurradhi 0 0 1 3 3 7 35 Rendah
18 Minarsi Idjran 2 2 4 2 2 12 60 Sedang
19 Mohammad Nur 3 0 3 3 1 10 50 Sedang
20 Muh. Ainul Yaqin 1 0 3 1 3 8 40 Rendah
21 Nita Putri Nurhaliza 1 0 3 4 1 9 45 Sedang
22 Nur Kholis Lingu 0 0 3 3 2 8 40 Rendah
23 Nur Saidah Kamilah 2 3 0 2 2 9 45 Sedang
24 Nur Salsabila Lacabo 2 0 2 2 1 7 35 Rendah
25 Idrus 2 0 3 1 0 6 30 Rendah
Jumlah Total 27 19 52 51 32 181 36,2 Rendah
143
Aspek Berfikir Kreatif Flexibility Kelas Replikasi 1 (Pritest)
Analisis Flexibility Total
No Skor %
2 4 6 8 10
Nama Siswa Kategori
4 4 4 4 4 20 100
1 Abdul Aziz 1 0 2 2 0 5 25 Rendah
2 Adella Deviana 0 0 0 1 2 3 15 Sangat Rendah
3 Adhimas Fattah Azhari 0 0 0 0 0 0 0 Sangat Rendah
4 Anggita Savira 2 1 2 3 1 9 45 Sedang
5 Anto Nugroho Saputra 0 0 2 3 3 8 40 Rendah
6 Arum Islamiati Roni 3 1 0 2 3 9 45 Sedang
7 Asrina 0 1 0 0 0 1 5 Sangat Rendah
8 Azizah Khairun 2 1 1 0 0 4 20 Sangat Rendah
9 Beby Rosnia Sari 3 0 0 0 3 6 30 Rendah
10 Delfiyanti Wan'afifah 0 0 1 2 3 6 30 Rendah
11 Dewi Rahmawati Ning 3 1 0 2 3 9 45 Sedang
12 Evi Anggraini. S 3 2 1 0 2 8 40 Rendah
13 Giani Alisa Putri 1 2 1 0 0 4 20 Sangat Rendah
14 Ikhlas Wisundar 0 0 2 3 0 5 25 Rendah
15 Irvan Bagus Anggara 0 0 2 3 3 8 40 Rendah
16 Laili Uzlifatul Inayah 3 1 1 3 3 11 55 Sedang
17 M. Fahrurradhi 0 3 3 3 3 12 60 Sedang
18 Minarsi Idjran 4 1 1 1 3 10 50 Sedang
19 Mohammad Nur 0 2 1 2 2 7 35 Rendah
20 Muh. Ainul Yaqin 2 1 2 2 3 10 50 Sedang
21 Nita Putri Nurhaliza 2 1 0 0 3 6 30 Rendah
22 Nur Kholis Lingu 1 2 1 1 3 8 40 Rendah
23 Nur Saidah Kamilah 0 2 2 3 1 8 40 Rendah
24 Nur Salsabila Lacabo 2 1 3 0 3 9 45 Sedang
25 Idrus 0 0 1 3 3 7 35 Rendah
Jumlah Total 32 23 29 39 50 173 34,6 Rendah
144
Aspek Berfikir Kreatif Fluency Kelas Replikasi 1 (Postest)
Analisis Fluency Total
No Skor %
1 3 5 7 9
Nama Siswa Kategori
4 4 4 4 4 20 100
1 Abdul Aziz 2 4 3 1 3 13 65 Tinggi
2 Adella Deviana 3 4 3 3 3 16 80 Tinggi
3 Adhimas Fattah Azhari 2 2 2 3 3 12 60 Sedang
4 Anggita Savira 1 1 4 3 4 13 65 Tinggi
5 Anto Nugroho Saputra 3 4 3 2 1 13 65 Tinggi
6 Arum Islamiati Roni 3 2 1 0 1 7 35 Rendah
7 Asrina 2 2 2 2 3 11 55 Sedang
8 Azizah Khairun 3 2 2 1 3 11 55 Sedang
9 Beby Rosnia Sari 3 2 3 3 2 13 65 Tinggi
10 Delfiyanti Wan'afifah 1 4 4 3 1 13 65 Tinggi
11 Dewi Rahmawati Ning 2 4 3 2 3 14 70 Tinggi
12 Evi Anggraini. S 3 4 4 4 2 17 85 Sangat Tinggi
13 Giani Alisa Putri 3 0 4 3 4 14 70 Tinggi
14 Ikhlas Wisundar 3 3 3 2 3 14 70 Tinggi
15 Irvan Bagus Anggara 4 2 2 2 3 13 65 Tinggi
16 Laili Uzlifatul Inayah 3 2 3 4 4 16 80 Tinggi
17 M. Fahrurradhi 4 3 2 4 1 14 70 Tinggi
18 Minarsi Idjran 1 2 3 2 1 9 45 Sedang
19 Mohammad Nur 3 4 4 4 4 19 95 Sangat Tinggi
20 Muh. Ainul Yaqin 1 4 4 2 3 14 70 Tinggi
21 Nita Putri Nurhaliza 2 4 3 4 3 16 80 Tinggi
22 Nur Kholis Lingu 3 3 3 1 1 11 55 Sedang
23 Nur Saidah Kamilah 2 4 2 3 1 12 60 Sedang
24 Nur Salsabila Lacabo 3 1 1 3 2 10 50 Sedang
25 Idrus 2 1 3 2 2 10 50 Sedang
Jumlah Total 62 68 71 63 61 325 65 Tinggi
145
Aspek Berfikir Kreatif Flexibility Kelas Replikasi 1 (Postest)
Analisis Flexibility Total
No Skor %
2 4 6 8 10
Nama Siswa Kategori
4 4 4 4 4 20 100
1 Abdul Aziz 3 2 3 4 3 15 75 Tinggi
2 Adella Deviana 3 3 3 1 3 13 65 Tinggi
3 Adhimas Fattah Azhari 3 3 2 2 2 12 60 Sedang
4 Anggita Savira 3 3 3 4 4 17 85 Sangat Tinggi
5 Anto Nugroho Saputra 2 2 2 4 3 13 65 Tinggi
6 Arum Islamiati Roni 2 1 2 2 2 9 45 Sedang
7 Asrina 3 2 3 3 3 14 70 Tinggi
8 Azizah Khairun 2 3 3 2 3 13 65 Tinggi
9 Beby Rosnia Sari 3 2 2 3 2 12 60 Sedang
10 Delfiyanti Wan'afifah 0 3 3 2 2 10 50 Sedang
11 Dewi Rahmawati Ning 2 4 3 3 3 15 75 Tinggi
12 Evi Anggraini. S 4 2 1 3 3 13 65 Tinggi
13 Giani Alisa Putri 2 4 4 3 2 15 75 Tinggi
14 Ikhlas Wisundar 3 3 2 2 3 13 65 Tinggi
15 Irvan Bagus Anggara 2 2 1 3 3 11 55 Sedang
16 Laili Uzlifatul Inayah 4 3 2 2 3 14 70 Tinggi
17 M. Fahrurradhi 3 2 4 3 2 14 70 Tinggi
18 Minarsi Idjran 2 1 1 2 1 7 35 Rendah
19 Mohammad Nur 2 1 1 3 2 9 45 Sedang
20 Muh. Ainul Yaqin 2 4 1 2 4 13 65 Tinggi
21 Nita Putri Nurhaliza 2 3 4 4 3 16 80 Tinggi
22 Nur Kholis Lingu 2 3 3 4 2 14 70 Tinggi
23 Nur Saidah Kamilah 4 1 1 3 4 13 65 Tinggi
24 Nur Salsabila Lacabo 4 2 2 3 2 13 65 Tinggi
25 Idrus 2 1 2 1 0 6 30 Rendah
Jumlah Total 64 60 58 68 64 314 62,8 Tinggi
Lampiran 13 Analisis Butir Tes Berfikir Kreatif Kelas Replikasi 2 (Pritest) 140

Analisis Butir Berfikir Kreatif Total


No Skor %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Siswa Kategori
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 100
1 Abdullah Al Faruq 2 1 2 0 0 2 2 3 2 4 18 45 Sedang
2 Ahmad Bariq Maulana 0 0 4 0 0 0 2 0 3 1 10 25 Rendah
3 Andi Fadhilham Hamka 1 0 3 0 2 1 0 0 0 0 7 17,5 Sangat Rendah
4 Dina Rahmatika 0 0 4 0 0 0 3 2 1 0 10 25 Rendah
5 Elma Sya'bani 2 1 0 2 0 0 0 0 0 0 5 12,5 Sangat Rendah
6 Fahriza Rizky Amalia 4 2 3 1 2 0 1 0 2 2 17 42,5 Sedang
7 Fardianto 1 2 0 0 0 0 0 1 0 0 4 10 Sangat Rendah
8 Fatimah Azzahra 0 0 4 0 0 0 2 1 3 0 10 25 Rendah
9 Hurul Indah 0 0 3 0 0 0 2 3 2 1 11 27,5 Rendah
10 Imam Wahyudi 2 0 3 0 0 1 0 0 0 1 7 17,5 Sangat Rendah
11 Isma Fadilah 0 0 2 0 0 0 0 3 2 0 7 17,5 Sangat Rendah
12 Israwati Fadia Riski 1 0 0 0 0 0 2 0 3 3 9 22,5 Rendah
13 Istiqomah Nur Aqilah 3 1 4 0 0 1 1 3 3 3 19 47,5 Sedang
14 Khafizatul Khairiyah 2 1 3 0 0 2 0 0 0 0 8 20 Sangat Rendah
15 Khairunnisa 0 0 2 1 0 0 2 3 0 2 10 25 Rendah
16 Luthfiyah Abdillah 1 0 0 0 3 2 1 0 3 0 10 25 Rendah
17 Moh. Aldriansyah Tri P 1 0 2 1 1 1 0 0 0 0 6 15 Sangat Rendah
18 Moh. Syahril 0 2 3 0 0 1 3 1 3 4 17 42,5 Sedang
19 Nurfiradila 3 0 0 0 0 2 0 1 1 1 8 20 Sangat Rendah
20 Siti Hardina 1 1 4 1 2 1 0 3 2 3 18 45 Sedang
21 Siti Nurhuriyah 1 3 0 1 0 0 0 0 0 0 5 12,5 Sangat Rendah
22 Suci Ramadhani 0 0 4 0 0 0 3 2 1 0 10 25 Rendah
23 Sundari 0 1 2 2 2 0 1 0 0 0 8 20 Sangat Rendah
24 Miftahul Khofifah 0 1 0 0 0 0 3 1 0 2 7 17,5 Sangat Rendah
25 Nurrafika 0 2 0 0 0 0 3 0 3 2 10 25 Rendah
Jumlah Total 25 18 52 9 12 14 31 27 34 29 251 25,1 Rendah
Analisis Butir Tes Berfikir Kreatif Kelas Replikasi 2 (Postest) 141

Analisis Butir Tes Berfikir Kreatif Total


Nama Siswa Skor %
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kategori
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 100
1 Abdullah Al Faruq 2 3 4 1 3 3 2 2 3 3 26 65 Tinggi
2 Ahmad Bariq Maulana 1 1 3 1 2 0 1 3 2 2 16 40 Rendah
3 Andi Fadhilham Hamka 2 2 1 1 3 1 4 4 2 3 23 57,5 Sedang
4 Dina Rahmatika 3 2 4 1 2 1 3 4 2 4 26 65 Tinggi
5 Elma Sya'bani 4 3 1 4 2 3 4 3 1 3 28 70 Tinggi
6 Fahriza Rizky Amalia 2 1 3 1 2 1 1 2 1 2 16 40 Rendah
7 Fardianto 2 3 4 2 3 2 1 3 3 4 27 67,5 Tinggi
8 Fatimah Azzahra 4 2 4 1 2 2 3 3 1 2 24 60 Sedang
9 Hurul Indah 4 2 3 2 2 1 2 3 3 4 26 65 Tinggi
10 Imam Wahyudi 1 3 4 2 4 2 2 4 3 3 28 70 Tinggi
11 Isma Fadilah 3 1 3 3 2 2 3 2 1 4 24 60 Sedang
12 Israwati Fadia Riski 1 2 4 2 3 3 3 4 2 3 27 67,5 Tinggi
13 Istiqomah Nur Aqilah 4 3 4 2 3 1 3 4 2 2 28 70 Tinggi
14 Khafizatul Khairiyah 4 1 2 2 3 4 1 1 2 4 24 60 Sedang
15 Khairunnisa 3 2 4 1 3 1 3 4 2 3 26 65 Tinggi
16 Luthfiyah Abdillah 4 2 4 1 3 2 4 4 1 3 28 70 Tinggi
17 Moh. Aldriansyah Tri P 2 3 4 2 3 4 2 2 2 3 27 67,5 Tinggi
18 Moh. Syahril 3 2 3 2 3 3 2 4 2 4 28 70 Tinggi
19 Nurfiradila 3 4 4 2 2 2 4 2 2 3 28 70 Tinggi
20 Siti Hardina 2 2 4 3 2 2 3 4 2 3 27 67,5 Tinggi
21 Siti Nurhuriyah 4 1 4 1 3 1 4 2 1 3 24 60 Sedang
22 Suci Ramadhani 2 1 3 1 2 1 2 2 1 1 16 40 Rendah
23 Sundari 2 1 2 1 4 4 4 2 3 3 26 65 Tinggi
24 Miftahul Khofifah 1 1 4 2 2 3 3 2 3 3 24 60 Sedang
25 Nurrafika 1 3 1 1 1 3 1 2 2 1 16 40 Rendah
Jumlah Total 67 48 83 39 65 43 74 75 46 72 612 61,2 Tinggi
142
Aspek Berfikir Kreatif Fluency Kelas Replikasi 2 (Pritest)
No Analisis Fluency Total
Skor %
1 3 5 7 9
Nama Siswa Kategori
4 4 4 4 4 20 100
1 Abdullah Al Faruq 2 2 0 2 2 8 40 Rendah
2 Ahmad Bariq Maulana 0 4 0 2 3 9 45 Sedang
3 Andi Fadhilham Hamka 1 3 2 0 0 6 30 Rendah
4 Dina Rahmatika 0 4 0 3 1 8 40 Rendah
5 Elma Sya'bani 2 0 0 0 0 2 10 Sangat Rendah
6 Fahriza Rizky Amalia 4 3 2 1 2 12 60 Sedang
7 Fardianto 1 0 0 0 0 1 5 Sangat Rendah
8 Fatimah Azzahra 0 4 0 2 3 9 45 Sedang
9 Hurul Indah 0 3 0 2 2 7 35 Rendah
10 Imam Wahyudi 2 3 0 0 0 5 25 Rendah
11 Isma Fadilah 0 2 0 0 2 4 20 Sangat Rendah
12 Israwati Fadia Riski 1 0 0 2 3 6 30 Rendah
13 Istiqomah Nur Aqilah 3 4 0 1 3 11 55 Sedang
14 Khafizatul Khairiyah 2 3 0 0 0 5 25 Rendah
15 Khairunnisa 0 2 0 2 0 4 20 Sangat Rendah
16 Luthfiyah Abdillah 1 0 3 1 3 8 40 Rendah
17 Moh. Aldriansyah Tri P 1 2 1 0 0 4 20 Sangat Rendah
18 Moh. Syahril 0 3 0 3 3 9 45 Sedang
19 Nurfiradila 3 0 0 0 1 4 20 Sangat Rendah
20 Siti Hardina 1 4 2 0 2 9 45 Sedang
21 Siti Nurhuriyah 1 0 0 0 0 1 5 Sangat Rendah
22 Suci Ramadhani 0 4 0 3 1 8 40 Rendah
23 Sundari 0 2 2 1 0 5 25 Rendah
24 Miftahul Khofifah 0 0 0 3 0 3 15 Sangat Rendah
25 Nurrafika 0 0 0 3 3 6 30 Rendah
Jumlah Total 25 52 12 31 34 154 30,8 Rendah
Aspek Berfikir Kreatif Flexibility Kelas Replikasi 2 (Pritest) 143

Analisis Flexibility Total


No Skor %
2 4 6 8 10
Nama Siswa Kategori
4 4 4 4 4 20 100
1 Abdullah Al Faruq 1 0 2 3 4 10 50 Sedang
2 Ahmad Bariq Maulana 0 0 0 0 1 1 5 Sangat Rendah
3 Andi Fadhilham Hamka 0 0 1 0 0 1 5 Sangat Rendah
4 Dina Rahmatika 0 0 0 2 0 2 10 Sangat Rendah
5 Elma Sya'bani 1 2 0 0 0 3 15 Sangat Rendah
6 Fahriza Rizky Amalia 2 1 0 0 2 5 25 Rendah
7 Fardianto 2 0 0 1 0 3 15 Sangat Rendah
8 Fatimah Azzahra 0 0 0 1 0 1 5 Sangat Rendah
9 Hurul Indah 0 0 0 3 1 4 20 Sangat Rendah
10 Imam Wahyudi 0 0 1 0 1 2 10 Sangat Rendah
11 Isma Fadilah 0 0 0 3 0 3 15 Sangat Rendah
12 Israwati Fadia Riski 0 0 0 0 3 3 15 Sangat Rendah
13 Istiqomah Nur Aqilah 1 0 1 3 3 8 40 Rendah
14 Khafizatul Khairiyah 1 0 2 0 0 3 15 Sangat Rendah
15 Khairunnisa 0 1 0 3 2 6 30 Rendah
16 Luthfiyah Abdillah 0 0 2 0 0 2 10 Sangat Rendah
17 Moh. Aldriansyah Tri P 0 1 1 0 0 2 10 Sangat Rendah
18 Moh. Syahril 2 0 1 1 4 8 40 Rendah
19 Nurfiradila 0 0 2 1 1 4 20 Sangat Rendah
20 Siti Hardina 1 1 1 3 3 9 45 Sedang
21 Siti Nurhuriyah 3 1 0 0 0 4 20 Sangat Rendah
22 Suci Ramadhani 0 0 0 2 0 2 10 Sangat Rendah
23 Sundari 1 2 0 0 0 3 15 Sangat Rendah
24 Miftahul Khofifah 1 0 0 1 2 4 20 Sangat Rendah
25 Nurrafika 2 0 0 0 2 4 20 Sangat Rendah
Jumlah Total 18 9 14 27 29 97 19,4 Sangat Rendah
Aspek Berfikir Kreatif Fluency Kelas Replikasi 2 (Postest) 144

Analisis Fluency Total


No Skor %
1 3 5 7 9
Nama Siswa Kategori
4 4 4 4 4 20 100
1 Abdullah Al Faruq 2 4 3 2 3 14 70 Tinggi
2 Ahmad Bariq Maulana 1 3 2 1 2 9 45 Sedang
3 Andi Fadhilham Hamka 2 1 3 4 2 12 60 Sedang
4 Dina Rahmatika 3 4 2 3 2 14 70 Tinggi
5 Elma Sya'bani 4 1 2 4 1 12 60 Sedang
6 Fahriza Rizky Amalia 2 3 2 1 1 9 45 Sedang
7 Fardianto 2 4 3 1 3 13 65 Tinggi
8 Fatimah Azzahra 4 4 2 3 1 14 70 Tinggi
9 Hurul Indah 4 3 2 2 3 14 70 Tinggi
10 Imam Wahyudi 1 4 4 2 3 14 70 Tinggi
11 Isma Fadilah 3 3 2 3 1 12 60 Sedang
12 Israwati Fadia Riski 1 4 3 3 2 13 65 Tinggi
13 Istiqomah Nur Aqilah 4 4 3 3 2 16 80 Tinggi
14 Khafizatul Khairiyah 4 2 3 1 2 12 60 Sedang
15 Khairunnisa 3 4 3 3 2 15 75 Tinggi
16 Luthfiyah Abdillah 4 4 3 4 1 16 80 Tinggi
17 Moh. Aldriansyah Tri P 2 4 3 2 2 13 65 Tinggi
18 Moh. Syahril 3 3 3 2 2 13 65 Tinggi
19 Nurfiradila 3 4 2 4 2 15 75 Tinggi
20 Siti Hardina 2 4 2 3 2 13 65 Tinggi
21 Siti Nurhuriyah 4 4 3 4 1 16 80 Tinggi
22 Suci Ramadhani 2 3 2 2 1 10 50 Sedang
23 Sundari 2 2 4 4 3 15 75 Tinggi
24 Miftahul Khofifah 1 4 2 3 3 13 65 Tinggi
25 Nurrafika 1 1 1 1 2 6 30 Rendah
Jumlah Total 64 81 64 65 49 323 64,6 Tinggi
145
Aspek Berfikir Kreatif Flexibility Kelas Replikasi 2 (Postest)
Analisis Flexibility Total
No Skor %
2 4 6 8 10
Nama Siswa Kategori
4 4 4 4 4 20 100
1 Abdullah Al Faruq 3 1 3 2 3 12 60 Sedang
2 Ahmad Bariq Maulana 1 1 0 3 2 7 35 Rendah
3 Andi Fadhilham Hamka 2 1 1 4 3 11 55 Sedang
4 Dina Rahmatika 2 1 1 4 4 12 60 Sedang
5 Elma Sya'bani 3 4 3 3 3 16 80 Tinggi
6 Fahriza Rizky Amalia 1 1 1 2 2 7 35 Rendah
7 Fardianto 3 2 2 3 4 14 70 Tinggi
8 Fatimah Azzahra 2 1 2 3 2 10 50 Sedang
9 Hurul Indah 2 2 1 3 4 12 60 Sedang
10 Imam Wahyudi 3 2 2 4 3 14 70 Tinggi
11 Isma Fadilah 1 3 2 2 4 12 60 Sedang
12 Israwati Fadia Riski 2 2 3 4 3 14 70 Tinggi
13 Istiqomah Nur Aqilah 3 2 1 4 2 12 60 Sedang
14 Khafizatul Khairiyah 1 2 4 1 4 12 60 Sedang
15 Khairunnisa 2 1 1 4 3 11 55 Sedang
16 Luthfiyah Abdillah 2 1 2 4 3 12 60 Sedang
17 Moh. Aldriansyah Tri P 3 2 4 2 3 14 70 Tinggi
18 Moh. Syahril 2 2 3 4 4 15 75 Tinggi
19 Nurfiradila 4 2 2 2 3 13 65 Tinggi
20 Siti Hardina 2 3 2 4 3 14 70 Tinggi
21 Siti Nurhuriyah 1 1 1 2 3 8 40 Rendah
22 Suci Ramadhani 1 1 1 2 1 6 30 Rendah
23 Sundari 1 1 4 2 3 11 55 Sedang
24 Miftahul Khofifah 1 2 3 2 3 11 55 Sedang
25 Nurrafika 3 1 3 2 1 10 50 Sedang
Jumlah Total 51 42 52 72 73 290 58 Sedang
140

Lampiran 14

Hasil Analisis Data

1. Data analisis berfikir kreatif hasil pretest dan postest


 Kelas replikasi 1

Deskriptif Berfikir Kreatif Replikasi 1


Kategori
Pretest % Postest %
Sangat Tinggi 0 0 0 0
Tinggi 0 0 17 68
Sedang 9 36 5 20
Rendah 13 52 3 12
Sangat Rendah 3 12 0 0
Jumlah 25 100 25 100

 Kelas replikasi 2
Deskriptif Berfikir Kreatif Replikasi 2
Kategori
Pretest % Postest %
Sangat Tinggi 0 0 0 0
Tinggi 0 0 15 60
Sedang 5 20 6 24
Rendah 9 36 4 16
Sangat Rendah 11 44 0 0
Jumlah 25 100 25 100

2. Data analisis aspek berfikir kreatif fluency hasil pretest dan postest
 Kelas replikasi 1

Deskriptif Aspek Berfikir Kreatif fluency


Kategori
Pretest % Postest %
Sangat Tinggi 0 0 2 8
Tinggi 0 0 14 56
Sedang 8 32 8 32
Rendah 13 52 1 4
Sangat Rendah 4 16 0 0
Jumlah 25 100 25 100
141

 Kelas replikasi 2

Deskriptif Aspek Berfikir Kreatif fluency


Kategori
Pretest % Postest %
Sangat Tinggi 0 0 0 0
Tinggi 0 0 17 68
Sedang 6 24 7 28
Rendah 11 44 1 4
Sangat Rendah 8 32 0 0
Jumlah 25 100 25 100

3. Data analisis aspek berfikir kreatif fleksibelity hasil pretest dan postest
 Kelas replikasi 1

Deskriptif Aspek Berfikir Kreatif flexibility


Kategori
Pretest % Postest %
Sangat Tinggi 0 0 1 4
Tinggi 0 0 16 64
Sedang 8 32 6 24
Rendah 12 48 2 8
Sangat Rendah 5 20 0 0
Jumlah 25 100 25 100

 Replikasi 2

Deskriptif Aspek Berfikir Kreatif flexibility


Kategori
Replikasi 1 % Replikasi 2 %
Sangat Tinggi 0 0 0 0
Tinggi 0 0 8 32
Sedang 2 8 13 52
Rendah 4 16 4 16
Sangat Rendah 19 76 0 0
Jumlah 25 100 25 100
142

4. Hasil analisis deskripsi berfikir kreatif pretest dan postest


 Kelas replikasi 1

Aspek yang di Pretest Postest


Kategori Kategori
ukur (%) (%)
Fluency 36,2 Rendah 65 Tinggi
Fleksibility 34,6 Rendah 62,8 Tinggi
Rata-rata 35,4 Rendah 63,9 Tinggi

 Kelas replikasi 2

Aspek yang di Replikasi 1 Replikasi 2


Kategori Kategori
ukur (%) (%)
Fluency 30,8 Rendah 64,6 Tinggi
Fleksibility 19,4 Sangat Rendah 58 Sedang
Rata-rata 25,1 Rendah 61,3 Tinggi
Lampiran 15 Analisis Angket Kemandirian Belajar Kelas Replikasi 1 (Pretest) 143

Analisis Butir Angket Kemandirian Belajar Total


Skor %
No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Kategori
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 100
1 Abdul Aziz 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 51 63,75 Baik
2 Adella Deviana 2 4 2 3 2 4 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 1 3 50 62,5 Baik
3 Adhimas Fattah Azhari 3 2 3 1 1 3 2 1 2 3 2 1 4 3 2 3 1 3 2 4 46 57,5 Cukup
4 Anggita Savira 3 1 2 2 2 2 1 2 2 4 4 1 2 2 1 4 1 3 2 2 43 53,75 Cukup
5 Anto Nugroho Saputra 3 3 4 3 2 2 2 1 2 1 1 1 3 2 1 2 2 1 2 2 40 50 Cukup
6 Arum Islamiati Roni 3 1 3 1 3 2 1 3 2 2 1 1 2 1 2 1 2 3 2 1 37 46,25 Cukup
7 Asrina 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 1 4 1 2 1 4 43 53,75 Cukup
8 Azizah Khairun 2 4 2 4 1 4 2 2 2 2 3 1 1 2 2 3 1 2 1 2 43 53,75 Cukup
9 Beby Rosnia Sari 3 1 3 2 1 3 4 2 2 3 1 1 3 2 1 2 2 2 3 1 42 52,5 Cukup
10 Delfiyanti Wan'afifah 3 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 3 2 3 2 2 4 1 38 47,5 Cukup
11 Dewi Rahmawati Ning 3 1 2 2 1 1 3 3 2 1 3 1 3 2 1 2 2 2 2 1 38 47,5 Cukup
12 Evi Anggraini. S 3 2 3 4 1 3 2 2 1 4 2 2 3 2 3 1 3 3 1 2 47 58,75 Cukup
13 Giani Alisa Putri 3 2 1 1 2 3 1 2 1 3 3 1 2 3 1 2 1 2 2 4 40 50 Cukup
14 Ikhlas Wisundar 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 4 2 1 3 2 48 60 Baik
15 Irvan Bagus Anggara 3 1 3 2 1 2 4 2 2 1 2 1 3 1 3 4 2 2 2 1 42 52,5 Cukup
16 Laili Uzlifatul Inayah 3 2 3 1 4 3 4 2 2 3 1 1 2 2 1 4 2 2 2 4 48 60 Baik
17 M. Fahrurradhi 3 1 2 2 1 2 1 3 2 3 1 1 3 2 3 1 4 3 2 1 41 51,25 Cukup
18 Minarsi Idjran 3 1 4 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 3 1 1 3 1 39 48,75 Cukup
19 Mohammad Nur 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 51 63,75 Baik
20 Muh. Ainul Yaqin 4 3 3 3 1 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 56 70 Baik
21 Nita Putri Nurhaliza 3 1 3 2 3 1 2 4 2 4 1 2 3 2 1 3 2 4 2 3 48 60 Baik
22 Nur Kholis Lingu 3 2 2 4 1 2 2 1 3 2 2 1 2 1 3 1 2 3 2 4 43 53,75 Cukup
23 Nur Saidah Kamilah 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 3 4 1 3 2 2 2 41 51,25 Cukup
24 Nur Salsabila Lacabo 3 1 2 2 3 1 3 3 2 1 3 1 3 2 1 2 2 2 2 2 41 51,25 Cukup
25 Idrus 3 2 1 1 3 3 1 2 1 3 3 1 2 3 1 2 2 2 2 4 42 52,5 Cukup
Jumlah Total 73 48 62 56 47 63 51 53 50 57 53 36 61 55 51 63 48 59 53 59 1098 54,9 Cukup
Analisis Angket Kemandirian Belajar Kelas Replikasi 1 (Postest) 144

Analisis Butir Angket Kemandirian Belajar Total


No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Kategori
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 100
1 Abdul Aziz 3 4 4 4 3 4 2 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 71 88,75 Baik Sekali
2 Adella Deviana 3 4 3 3 4 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 3 4 4 2 67 83,75 Baik Sekali
3 Adhimas Fattah Azhari 3 3 2 3 1 4 3 3 2 4 2 1 4 2 3 4 3 4 3 4 58 72,5 Baik
4 Anggita Savira 3 1 4 4 3 4 3 2 3 4 4 1 3 3 4 4 3 3 3 2 61 76,25 Baik
5 Anto Nugroho Saputra 3 2 3 3 2 4 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 2 4 3 2 55 68,75 Baik
6 Arum Islamiati Roni 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 54 67,5 Baik
7 Asrina 3 4 3 3 2 4 2 3 4 3 4 2 3 4 3 1 3 4 2 4 61 76,25 Baik
8 Azizah Khairun 3 4 3 4 2 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 2 3 4 3 64 80 Baik Sekali
9 Beby Rosnia Sari 4 1 4 3 2 4 2 2 2 2 4 1 3 2 4 2 2 4 4 2 54 67,5 Baik
10 Delfiyanti Wan'afifah 3 1 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 54 67,5 Baik
11 Dewi Rahmawati Ning 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 4 3 2 3 3 57 71,25 Baik
12 Evi Anggraini. S 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 59 73,75 Baik
13 Giani Alisa Putri 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 3 60 75 Baik
14 Ikhlas Wisundar 3 4 3 4 3 3 4 2 3 2 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 65 81,25 Baik Sekali
15 Irvan Bagus Anggara 3 1 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 4 3 4 2 4 59 73,75 Baik
16 Laili Uzlifatul Inayah 3 2 4 3 2 4 2 3 2 3 4 2 2 3 3 3 3 2 3 2 55 68,75 Baik
17 M. Fahrurradhi 3 1 3 3 3 4 1 3 3 4 4 1 3 4 2 4 3 3 2 4 58 72,5 Baik
18 Minarsi Idjran 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 60 75 Baik
19 Mohammad Nur 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 71 88,75 Baik Sekali
20 Muh. Ainul Yaqin 3 2 3 4 4 4 1 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 63 78,75 Baik
21 Nita Putri Nurhaliza 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 58 72,5 Baik
22 Nur Kholis Lingu 3 2 3 3 1 4 3 3 3 2 4 4 2 1 3 3 2 3 3 3 55 68,75 Baik
23 Nur Saidah Kamilah 3 1 4 3 2 4 3 2 3 2 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 63 78,75 Baik
24 Nur Salsabila Lacabo 2 2 4 3 2 4 2 2 2 4 4 3 3 2 4 2 2 4 4 2 57 71,25 Baik
25 Idrus 4 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4 2 3 4 2 2 2 4 4 57 71,25 Baik
Jumlah Total 77 61 81 81 65 94 66 70 66 72 85 58 78 72 82 83 69 84 77 75 1496 74,8 Baik
Analisis Angket Kemandirian Belajar Kelas Replikasi 2 (Pretest) 145

Analisis Butir Angket Kemandirian Belajar Total


Skor %
No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Kategori
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 100
1 Abdullah Al Faruq 1 2 2 2 3 3 1 2 1 3 3 4 4 2 4 1 2 3 2 1 46 57,5 Cukup
2 Ahmad Bariq Maulana 3 2 3 1 3 1 2 2 3 2 3 2 2 3 1 2 2 2 1 1 41 51,25 Cukup
3 Andi Fadhilham Hamka 3 3 2 2 2 3 1 2 1 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 1 41 51,25 Cukup
4 Dina Rahmatika 1 3 2 3 2 1 3 1 3 4 2 2 2 1 3 1 3 2 3 2 44 55 Cukup
5 Elma Sya'bani 2 4 3 2 2 2 1 1 3 3 4 2 2 1 3 2 2 2 2 3 46 57,5 Cukup
6 Fahriza Rizky Amalia 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 67 83,75 Baik Sekali
7 Fardianto 1 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 3 4 40 50 Cukup
8 Fatimah Azzahra 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 1 1 1 3 3 2 2 51 63,75 Baik
9 Hurul Indah 4 3 2 2 2 3 3 1 2 1 2 3 4 3 3 2 2 3 2 2 49 61,25 Baik
10 Imam Wahyudi 3 2 2 3 3 2 3 1 4 3 2 2 1 3 4 2 2 3 3 2 50 62,5 Baik
11 Isma Fadilah 3 2 3 4 1 2 2 1 2 2 2 3 1 2 3 2 2 1 4 2 44 55 Cukup
12 Israwati Fadia Riski 2 1 2 1 2 2 2 1 3 2 2 1 4 3 2 2 1 3 2 2 40 50 Cukup
13 Istiqomah Nur Aqilah 3 3 4 3 1 3 2 2 2 2 3 1 1 2 3 3 2 4 3 4 51 63,75 Baik
14 Khafizatul Khairiyah 2 2 2 1 4 2 2 3 1 2 1 1 2 3 2 1 3 1 3 4 42 52,5 Cukup
15 Khairunnisa 3 3 2 2 3 2 1 1 2 3 2 2 2 3 3 4 2 1 4 1 46 57,5 Cukup
16 Luthfiyah Abdillah 2 2 3 2 2 4 2 2 2 3 1 1 2 1 2 2 3 1 3 4 44 55 Cukup
17 Moh. Aldriansyah Tri P 4 1 3 3 2 2 2 3 4 1 4 2 1 3 4 4 2 2 2 2 51 63,75 Baik
18 Moh. Syahril 3 3 3 3 2 3 1 2 1 1 3 2 1 2 2 3 2 3 1 2 43 53,75 Cukup
19 Nurfiradila 2 2 1 1 2 3 3 3 2 2 4 3 4 4 4 3 2 3 2 2 52 65 Baik
20 Siti Hardina 4 2 1 1 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 4 4 2 1 4 51 63,75 Baik
21 Siti Nurhuriyah 3 1 4 2 3 2 1 3 2 2 3 1 3 3 3 4 3 3 2 2 50 62,5 Baik
22 Suci Ramadhani 2 3 3 3 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 47 58,75 Cukup
23 Sundari 4 3 3 3 2 4 2 2 2 2 1 4 3 3 3 2 4 1 3 2 53 66,25 Baik
24 Miftahul Khofifah 2 3 4 4 3 3 3 2 2 2 2 1 2 1 3 2 3 3 3 3 51 63,75 Baik
25 Nurrafika 3 3 3 3 2 2 1 4 3 2 1 1 1 2 3 3 2 1 4 3 47 58,75 Cukup
146
Analisis Angket Kemandirian Belajar Kelas Replikasi 2 (Postest)
Jumlah Total 66 62 67 59 59 65 50 52 55 55 62 50 57 59 69 60 60 57 63 60 1187 59,35 Cukup

Analisis Butir Angket Kemandirian Belajar Total


No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Kategori
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 100
1 Abdullah Al Faruq 2 4 3 3 2 4 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 2 4 4 63 78,75 Baik
2 Ahmad Bariq Maulana 3 3 4 3 3 4 2 2 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 1 4 57 71,25 Baik
3 Andi Fadhilham Hamka 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 4 1 4 3 3 63 78,75 Baik
4 Dina Rahmatika 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 2 60 75 Baik
5 Elma Sya'bani 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 55 68,75 Baik
6 Fahriza Rizky Amalia 2 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 68 85 Baik Sekali
7 Fardianto 3 3 3 4 2 4 3 2 2 3 4 3 2 3 2 3 2 4 3 4 59 73,75 Baik
8 Fatimah Azzahra 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 2 2 58 72,5 Baik
9 Hurul Indah 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 2 2 3 3 3 4 3 3 58 72,5 Baik
10 Imam Wahyudi 2 3 3 3 3 4 3 4 4 2 2 2 1 3 4 2 4 3 3 2 57 71,25 Baik
11 Isma Fadilah 4 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 55 68,75 Baik
12 Israwati Fadia Riski 3 3 3 3 3 4 3 1 2 3 3 3 3 3 2 4 2 3 2 3 56 70 Baik
13 Istiqomah Nur Aqilah 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 4 3 4 55 68,75 Baik
14 Khafizatul Khairiyah 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 4 3 66 82,5 Baik Sekali
15 Khairunnisa 3 3 4 4 3 4 2 2 3 3 4 2 3 2 4 3 3 3 3 3 61 76,25 Baik
16 Luthfiyah Abdillah 3 4 3 3 4 4 2 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 67 83,75 Baik Sekali
17 Moh. Aldriansyah Tri P 3 1 3 3 3 4 2 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 54 67,5 Baik
18 Moh. Syahril 3 3 3 3 4 4 1 2 2 4 3 4 4 4 3 3 4 2 3 1 60 75 Baik
19 Nurfiradila 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 62 77,5 Baik Sekali
20 Siti Hardina 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 51 63,75 Baik
21 Siti Nurhuriyah 3 3 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 66 82,5 Baik Sekali
22 Suci Ramadhani 2 3 2 2 2 3 3 4 3 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 3 62 77,5 Baik
23 Sundari 3 3 3 2 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 50 62,5 Baik
24 Miftahul Khofifah 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 50 62,5 Baik
147

25 Nurrafika 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 59 73,75 Baik


Jumlah Total 73 76 79 77 68 87 67 68 67 70 82 69 72 72 74 81 69 81 71 69 1472 73,6 Baik
148

Lampiran 16
Keterangan Hasil Analisis Data Angket Kemandirian Belajar Kelas
Replikasi 1 (Sebelum Diterapkan Model pembelajaran)
1. Keterangan Hasil Analisis Angket
 Skor maksimal = 80
 Skor terendah = 37
2. Hasil Angket
 Presentase siswa yang memberi respon baik sekali : 0/25 x 100%= 0 %
 Presentase siswa yang memberi respon baik : 7/25 x 100% = 28 %
 Presentase siswa yang memberi respon cukup : 18/25 x 100% = 72 %
 Presentase siswa yang memberi respon kurang: 0/25 x 100%= 0 %
 Presentase siswa yang memberi respon kurang sekali: 0/25 x 100%= 0 %
3. Rata- rata hasil angket perindikator
No Jumlah Skor Skor Rata-
Indikator
no.soal max total rata % Kategori
1 Kesadaran tujuan
1-4 400 239 2,39 59,75 Cukup
Pembelajaran
2 Kesadaran
5-8 400 214 2,14 53,50 Cukup
tanggung jawab
3 Kontiunitas
9 - 12 400 196 1,96 49,00 Cukup
belajar
4 Keaktifan belajar 13 - 16 400 230 2,30 57,50 Cukup
5 Efensiensi
17 – 20 400 219 2,19 54,75 Cukup
belajar
Jumlah dan rata-rata 2000 1098 2,196 54,90 Cukup

Keterangan :
a. Skor max= banyaknya siswa x jumlah no x skor max = 25 x 4 x 4= 400
b. Rata-rata= skor total/(jumlah siswa x jumlah soal )= 239/ (25 x 4)= 2,39
c. % = skor total/skor maks x 100= 239/400 x 100 = 59,75 %
149

Lampiran 17

Keterangan Hasil Analisis Data Angket Kemandirian Belajar Kelas


Replikasi 2 (Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran)
1. Keterangan Hasil Analisis Angket
 Skor maksimal = 80
 Skor terendah = 40
2. Hasil Angket
 Presentase siswa yang memberi respon baik sekali : 1/25 x 100%= 4 %
 Presentase siswa yang memberi respon baik : 10/25 x 100% = 40 %
 Presentase siswa yang memberi respon cukup : 14/25 x 100% = 56 %
 Presentase siswa yang memberi respon kurang: 0/25 x 100%= 0 %
 Presentase siswa yang memberi respon kurang sekali: 0/25 x 100%= 0 %
3. Rata- rata hasil angket perindikator
No Jumlah Skor Skor Rata-
Indikator
no.soal max total rata % Kategori
1 Kesadaran tujuan
1-4 400 254 2,54 63,50 Baik
Pembelajaran
2 Kesadaran
5-8 400 226 2,26 56,50 Cukup
tanggung jawab
3 Kontiunitas
9 - 12 400 222 2,22 55,50 Cukup
belajar
4 Keaktifan belajar 13 - 16 400 245 2,45 61,25 Baik
5 Efensiensi
17 – 20 400 240 2,40 54,75 Cukup
belajar
Jumlah dan rata-rata 2000 1187 2,374 59,35 Cukup

Keterangan :
a. Skor max= banyaknya siswa x jumlah no x skor max = 25 x 4 x 4= 400
b. Rata-rata= skor total/(jumlah siswa x jumlah soal )= 254/ (25 x 4)= 2,54
c. % = skor total/skor maks x 100= 254/400 x 100 = 63,50 %
150

Lampiran 18

Keterangan Hasil Analisis Data Angket Kemandirian Belajar Kelas


Replikasi 1 (Sesudah Diterapkan Model Pembelajaran)
1. Keterangan Hasil Analisis Angket
 Skor maksimal = 80
 Skor terendah = 54
2. Hasil Angket
 Presentase siswa yang memberi respon baik sekali : 5/25 x 100%= 20 %
 Presentase siswa yang memberi respon baik : 20/25 x 100% = 80 %
 Presentase siswa yang memberi respon cukup : 0/25 x 100% = 0 %
 Presentase siswa yang memberi respon kurang: 0/25 x 100%= 0 %
 Presentase siswa yang memberi respon kurang sekali: 0/25 x 100%= 0 %
3. Rata- rata hasil angket perindikator
No Jumlah Skor Skor Rata-
Indikator
no.soal max total rata % Kategori
1 Kesadaran tujuan
1-4 400 300 3,00 75,00 Baik
Pembelajaran
2 Kesadaran
5-8 400 295 2,95 73,75 Baik
tanggung jawab
3 Kontiunitas
9 - 12 400 281 2,81 70,25 Baik
belajar
4 Keaktifan belajar 13 - 16 400 315 3,15 78,75 Baik
5 Efensiensi
17 – 20 400 305 3,05 76,25 Baik
belajar
Jumlah dan rata-rata 2000 1496 2,992 74,80 Baik

Keterangan :
a. Skor max= banyaknya siswa x jumlah no x skor max = 25 x 4 x 4= 400
b. Rata-rata= skor total/(jumlah siswa x jumlah soal )= 300/ (25 x 4)= 3,00
c. % = skor total/skor maks x 100= 300/400 x 100 = 75,00 %
151

Lampiran 19

Keterangan Hasil Analisis Data Angket Kemandirian Belajar Kelas


Replikasi 2 (Sesudah Diterapkan Model Pembelajaran)
1. Keterangan Hasil Analisis Angket
 Skor maksimal = 80
 Skor terendah = 50
2. Hasil Angket
 Presentase siswa yang memberi respon baik sekali : 5/25 x 100%= 20 %
 Presentase siswa yang memberi respon baik : 20/25 x 100% = 80 %
 Presentase siswa yang memberi respon cukup : 0/25 x 100% = 0 %
 Presentase siswa yang memberi respon kurang: 0/25 x 100%= 0 %
 Presentase siswa yang memberi respon kurang sekali: 0/25 x 100%= 0 %
3. Rata- rata hasil angket perindikator
No Jumlah Skor Skor Rata-
Indikator
no.soal max total rata % Kategori
1 Kesadaran tujuan
1-4 400 305 3,05 76,25 Baik
Pembelajaran
2 Kesadaran
5-8 400 290 2,90 72,50 Baik
tanggung jawab
3 Kontiunitas
9 - 12 400 288 2,88 72.00 Baik
belajar
4 Keaktifan belajar 13 - 16 400 299 2,99 74,74 Baik
5 Efensiensi
17 – 20 400 290 2,90 72,50 Baik
belajar
Jumlah dan rata-rata 2000 1472 2,944 73,60 Baik

Keterangan :
a. Skor max= banyaknya siswa x jumlah no x skor max = 25 x 4 x 4= 400
b. Rata-rata= skor total/(jumlah siswa x jumlah soal )= 305/ (25 x 4)= 3,05
c. % = skor total/skor maks x 100= 300/400 x 100 = 76,25 %
152

Lampiran 20

Hasil Penilaian Aktivitas Guru pada kelas Replikasi 1

No Presentase pada Rata-


Aspek yang diamati pertemuan ke- (%) rata Kriteria
1 2 3 (%)
A Pendahuluan
1 Pendahuluan 100 89 66,7 85,22 B
2 Apersepsi 66,67 100 100 88,89 B
3 Orientasi 100 100 66,7 88,89 B
4 Motivasi 89 89 100 92,67 SB
B Kegiatan Inti
1 Tahap Survey 83,33 100 100 94,44 SB
2 Tahap Question 83,33 66,7 100 83,33 B
3 Mengumpulkan data melalui
100 66,7 83,3 83,33 B
tahap Read
4 Mengasosiasi melalui tahap
66,67 83,3 100 83,33 B
Reflect
5 Mengkomunikasikan melalui
100 100 100 100 SB
tahap Recite dan tahap Review
C Penutup
1 Mendorong siswa untuk
menyimpulkan hasil
pembelajaran dan 66,67 66,7 66,7 66,67
K
menginformasikan materi
yang akan diajarkan
selanjutnya.
85,57 86,1 88,3 86,67
Jumlah Persentase Rata-rata B

Keterangan:
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
153

Lampiran 21

Hasil Penilaian Aktivitas Guru pada kelas Replikasi 2

No Presentase pada Rata-


Aspek yang diamati pertemuan ke- (%) rata Kriteria
1 2 3 (%)
A Pendahuluan
1 Pendahuluan 89 89 100 92,67 SB
2 Apersepsi 100 100 66,7 88,89 B
3 Orientasi 66,67 66,7 100 77,78 C
4 Motivasi 100 89 100 96,33 SB
B Kegiatan Inti
1 Tahap Survey 91,67 100 83,3 91,67 SB
2 Tahap Question 100 100 100 100 SB
3 Mengumpulkan data melalui
66,67 66,7 100 77,78 C
tahap Read
4 Mengasosiasi melalui tahap
100 100 66,7 88,89 B
Reflect
5 Mengkomunikasikan melalui
tahap Recite dan tahap 100 100 100 100 SB
Review
C Penutup
1 Mendorong siswa untuk
menyimpulkan hasil
pembelajaran dan 66,67 66,7 100 77,78
C
menginformasikan materi
yang akan diajarkan
selanjutnya.
88,07 87,8 91,7 89,17
Jumlah Persentase Rata-rata B

Keterangan:
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
154

Lampiran 22

Hasil Penilaian Aktivitas Siswa pada kelas Replikasi 1

No Presentase pada Rata-


Aspek yang diamati pertemuan ke- (%) rata Kriteria
1 2 3 (%)
1 Mengamati melalui tahap 68,75 93,8 93,75 85,42 B
Survey
2 Menanya melalui tahap 75 75 100 83,33 B
Question
3 Mencoba atau
mengumpulkan data melalui 75 75 100 83,33 B
tahap Read
4 Mengasosiasi melalui tahap 50 75 100 75,00 C
Reflect
5 Mengkomunikasikan melalui
tahap Recite dan tahap 68,75 87,5 93,75 83,33 B
Review
67,5 81,3 97,5 82,083 B
Jumlah Persentase Rata-rata

Keterangan:
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
155

Lampiran 23

Hasil Penilaian Aktivitas Siswa pada kelas Replikasi 2

No Presentase pada Rata-


Aspek yang diamati pertemuan ke- (%) rata Kriteria
1 2 3 (%)
1 Mengamati melalui tahap 93,75 93,8 81,25 89,58 B
Survey
2 Menanya melalui tahap 75 75 75 75,00 C
Question
3 Mencoba atau
mengumpulkan data melalui 100 100 100 100,00 SB
tahap Read
4 Mengasosiasi melalui tahap 100 100 75 91,67 SB
Reflect
5 Mengkomunikasikan melalui
tahap Recite dan tahap 100 87,5 81,25 89,58 B
Review
93,75 91,3 82,5 89,167 B
Jumlah Persentase Rata-rata

Keterangan:
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
156

Lampiran 24

Hasil Rata-rata Aktivitas Guru dan Siswa

1. Hasil Penilaian Aktivitas Guru

Persentase Rata-rata Aktivitas Guru


Pertemuan Kelas Kelas
Replikas 1 (%) Replikasi 2 (%)
Pertemuan 1 85,57 85,07
Pertemuan 2 86,10 87,80
Pertemuan 3 88,30 91,70
Jumlah 86.68 89,18

2. Hasil Penilaian Aktivitas Siswa

Persentase Rata-rata (%) Siswa


Pertemuan
Kelas Replikasi 1 Kelas Replikasi 2
Pertemuan 1 67,50 93,75
Pertemuan 2 81,30 91,30
Pertemuan 3 97,50 82,50
Jumlah 82,08 89,17

Persentase Rata-rata (%) Siswa


Pertemuan
Kelas Replikasi 1 Kelas Replikasi 2
Pertemuan 1 67,50 93,75
Pertemuan 2 81,30 91,30
Pertemuan 3 97,50 82,50
Jumlah 82,08 89,17
157

Lampiran 25

Dokumentasi Kelas Replikasi 1

Talking Stick yang digunakan siswa

Pemberian tes dan angket sebelum pembelajaran (Pretest)

Pembagian LKPD pada setiap siswa


158

Guru menjelakan model SQ4R berbantuan Talking Stick

Guru membagi siswa dalam kelompok belajar

Secara berkelompok siswa melakukan kegiatan SQ4R


159

Siswa melakukan demontrasi mengenai materi sistem koloid

Siswa melakukan kegiatan Talking Stick

Siswa memberi kesimpulan dari pembelajaran yang dilakukan


160

Observer yang menilai kegiatan guru dan siswa

Pemberian tes dan angket setelah pemebrian pembelajaran


161

Lampiran 27
162

Lampiran 28
163

Lampiran 29
164
165

Lampiran 30
166
167
168

Lampiran 31
169
170
171

Anda mungkin juga menyukai