Anda di halaman 1dari 11

BAHAN BACAAN SEMANGAT.

1. Upacara Pindah ke Golongan Penegak

Bagi Pramuka Penggalang yang telah berumur 16 tahun dan harus


dipindahkan ke golongan Pramuka Penegak dengan tata cara sebagai berikut :
a. Di laksanakan dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan Pasukan
Penggalang dan Upacara Pembukaan Latihan Ambalan Penegak.
b. Penggalang yang akan pindah golongan mengambil tempat berhadapan
dengan Pembina Upacara (Pembina Penggalang).
c. Nasehat dan penjelasan Pembina Upacara (Pembina Penggalang) bahwa
kepindahannya bukan karena kecakapannya, melainkan karena usia dan
perkembangan jiwanya
d. Penggalang yang akan pindah golongan minta diri kepada anggota
pasukannya.
e. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) mengantar Penggalang yang
bersangkutan ke Ambalan Penegak.
f. Serah terima anggota antara Pembina Penggalang dan Pembina Penegak.
g. Pembina Penggalang kembali ke pasukan untuk melanjutkan acara latihannya.
h. Acara penerimaan anggota di ambalan disesuaikan dengan adat yang berlaku
di ambalan itu.
i. Anggota baru diserahkan kepada sangga yang akan menerimanya.

2. Upacara Penerimaan Tamu

Upacara Penerimaan Tamu Ambalan Penegak dilaksanakan dalam rangkaian


Upacara Pembukaan Latihan, dengan jalan sebagai berikut :
a. Tamu Ambalan mengambil tempat di kiri Pradana atau Pembina.
b. Pradana atau Pembina memperkenalkan tamu kepada anggota Ambalan.
c. Pradana atau Pembina memberi kesempatan kepada tamu untuk mengikuti
kegiatan ambalan.
d. Barisan dibubarkan, dilanjutkan dengan acara latihan.
Tata Cara MUSAM
Pengertian
Musyawarah Ambalan merupakan salah satu alat kelengkapan Ambalan disamping
alat kelengkapan lain seperti Pembina Ambalan Penegak, Dewan Ambalan Penegak,
Badan Pengurus Harian Dewan Ambalan Penegak,

Dewan Adat, Dewan Kehormatan dan Adat Tradisi Ambalan. Semua alat
kelengkapan tersebut saling terkait dan menjadi media pendidikan partisipatif bagi
Pramuka Penegak di Ambalannya.

Musyawarah Ambalan adalah media pendidikan partisipatif yang memberikan


pengalaman langsung kepada para Penegak untuk menerapkan prinsip-prinsip
demokrasi, prinsip-prinsip musyawarah untuk mufakat, prinsip-prinsip menggunakan
hak suara dan hak bicara secara sopan, efektif dan argumentatif, prinsip-prinsip
pengambilan keputusan yang demokrtais-transparan dan akuntabel, prinsip-prinsip
penyusunan peraturan kehidupan organisasi dan adat tradisi Ambalan yang aspiratif,
serta berbagai pengalaman partisipatif lainnya yang akan sangat bermanfaat bagi
masa depan Penegak itu sendiri.

Musyawarah Ambalan adalah forum tertinggi para Pramuka Penegak di bawah


bimbingan Pembina Penegak. Musyawarah Ambalan juga sebagai alat penyalur
aspirasi tentang arah kegiatan dan pengelolaan berbagai aspek kehidupan ambalan ke
depan, dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 tahun sekali dan dalam kondisi khusus
dapat diselenggarakan Musyawarah Ambalan Luar Biasa sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

Agenda
 Mengevaluasi dan menetapkan diterima, ditolak atau direvisi terhadap laporan
akhir masa baktiBPH (Badan Pengurus Harian) Dewan Ambalan yang sedang
menjabat.
 Menetapkan sasaran dan jenis program kerja satu tahun berikutnya atau masa
kepengurusan BPH Dewan Ambalan yang akan dipilih, yang paling tidak
terdiri dari hal-hal sbb :
[INDENT]a. Program penataan keanggotaan dan Penerapan Program
Perjalanan Bakti Pramuka Penegak di Ambalan satu tahun ke depan
b. Perencanaan program kegiatan Ambalan satu tahun kedepan
c. Perencanaan kerjasama kegiatan dengan berbagai pihak
d. Dan hal-hal lain yang perlu di bahas.
 Membahas dan mengavaluasi penerapan Adat Tradisi Ambalan agar lebih
sesuai dengan aspirasi dan kehendak terbaru dari seluruh warga Ambalan
 Menetapkan syarat-syarat dan memilih Badan Pengurus Harian Dewan
Ambalan Penegak untuk satu tahun kedepan :
a. Pemilihan Pradana dilakukan secara pemilihan langsung (voting atau
musyawarah mufakat)
b. Pemilihan alat kelengkapan BPH (Kerani, Juru Uang dan Juru Adat) dapat
dilaksanakan melalui sistem formatur yang beranggotakan Pradana baru yang
telah dipilih, Pradana lama yang telah usai masa jabatannya dan beberapa
Pramuka Penegak anggota Ambalan.
 Agenda lain sesuai dengan kebutuhan Ambalan.

Peserta, Hak Suara dan Hak Bicara


Peserta Musyawarah Ambalan adalah seluruh Pengurus dan Warga Ambalan (Tamu
Ambalan, Calon Penegak dan Para Penegak) serta didampingi oleh Pembina Penegak.

Tamu Ambalan dan Calon Penegak tidak memiliki hak suara (memilih dan dipilih)
namun dapat pula diberi hak bicara (bertanya, menanggapi, menjelaskan, dsb).
Hak Suara hanya dimiliki oleh Para Penegak Bantara dan Penegak Laksana.

Pengambilan Keputusan
Keputusan Musyawarah Ambalan dicapai atas dasar musyawarah dan mufakat
Apabila mufakat tidak dapat dicapai keputusan diambil dengan cara pemungutan
suara (voting). Hasil voting dianggap sah apabila didukung oleh setengah dari jumlah
peserta Musyawarah Ambalan yang memiliki hak suara.
Pemungutan suara dilaksanakan secara langsung dan terbuka kecuali jika forum
Musyawarah Ambalan memutuskan agar pemungutan suara dilaksanakan secara
tertutup dan rahasia.
Hasil-hasil keputusan Musyawarah Ambalan tidak boleh bertentangan dengan :
a. AD/ART Gerakan Pramuka dan Peraturan lainnya lainya
b. Hasil Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Kwartir di berbagai tingkatan
c. Hasil Muspanitera Dewan Kerja Penegak Pandega di berbagai tingkatan.

Hasil-hasil keputusan Musyawarah Ambalan ditetapkan dalam sebuah surat


keputusan hasil Musyawarah Ambalan untuk selanjutnya dilaporkan kepada Pembina
Gugusdepan agar menjadi keputusan Gugusdepan dan siap untuk dilaksanakan.

Alur Agenda Musyawarah Ambalan


Alur Agenda Musyawarah Ambalan bisa dirancang sendiri oleh Warga Ambalan
sesuai dengan kepentingannya. Namun demikian di bawah ini ada alur agenda
Musyawarah Ambalan yang dapat dijadikan sebagai referensi.

Persiapan Acara (Peserta datang dan pendaftaran ulang)


Upacara Pembukaan Musyawarah Ambalan (Dihadliri oleh tamu undangan terkait).
Acara Musyawarah Ambalan

 Sidang Pendahuluan
Dipimpin oleh Pradana atau Anggota BPH lain yang ditunjuk dengan agenda
tunggal Pemilihan Pimpinan/Presedium Musyawarah Ambalan. Presedium
dapat terdiri dari 3 orang : 1 orang dari BPH lama dan orang dari Anggota
Ambalan.
 Sidang Pleno I Dipimpin oleh Presedium Musyawarah Ambalan, dengan
agenda :
1) Pembahasan dan penetapan tata tertib Musyawarah Ambalan
2) Penyampaian, pembahasan dan penetapan Laporan Pradana BPH masa
bakti yang lalu
3) Pembagian anggota sidang komisi
 Sidang Komisi Dipimpin oleh Ketua Komisi yang dipilih oleh anggota komisi
dengan agenda :
1) Komisi A : membahas Organisasi Tata Laksana dan Program kerja.
2) Komisi B : membahas pengembangan dan penerapan Adat Tradisi
Ambalan
 3) Komisi C : Komisi Khusus
 Sidang Pleno II
1) Laporan, Pembahasan dan Penetapan hasil sidang komisi
2) Pembentukan tim perumus dan penyelaras hasil-hasil sidang komisi
[e.] Sidang Tim Perumus
 Sidang Pleno III
1) Laporan hasil sidang Tim Perumus dan Penetapan hasil sidang tim perumus
menjadi hasil Musyawarah Ambalan
2) Pemilihan Pradana
3) Pemilihan Formatur pembentukupan kepengurusan BPH yang baru
4) Penutupan Sidang , penyerahan hasil-hasil Musyawarah Ambalan kepada
Pradana terpilih.
5) Musyawarah Ambalan selesai dan ditutup.

Upacara Penutupan Musyawarah Ambalan dengan salah satu agenda penyerahan


hasil-hasil Musyawarah Ambalan kepada Pembina Penegak untuk disampaikan
kepada Pembina Gugusdepan dan menjadi Keputusan Gugusdepan

KIAT PENYUSUNAN PROGJA


1) Pengertian Penyusunan Program
Penyusunan Program adalah proses pembuatan kepustusan mengenai
program-program yang akan dilaksanakan oleh Ambalan dan taksiran jumlah
sumber-sumber yang akan dialokasikan untuk setiap program tersebut.
2) Komponen-Komponen Dalam Penyusunan Program Kerja
Adapun komponen-komponen program kerja sebagai berikut:
1. Pemilihan Program Kerja Prioritas
2. Menganalisa isu
3. Menentukan Tujuan program kerja
4. Menentukan cakupan program kerja
Menentukan garis besar waktu dan pelaksanaan.

A. Sistematika penyusunan Rencana Kerja Tahun Anggaran 2014 – 2015 sebagai


berikut :
1. Bab I. Pendahuluan
2. Bab II. Rencana Kerja Tahun Anggaran 2014 – 2015
– Bidang Teknik Kepramukaan
– Bidang Kegiatan Operasional
– Bidang Administrasi dan Keuangan
– Bidang Hubungan Masyarakat
– Bidang Sarana Fisik
Bab III. Penutup

TEHNIK PERSIDANGAN

Jenis Persidangan

 Sidang Pleno
o Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau
Permusyawaratan
o Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang
o Sidang Pleno biasanya dipandu oleh Steering Committee
o Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang
berhubungan dengan Permusyawaratan

 Sidang Paripurna
o Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau
Permusyawaratan
o Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang
o Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan yang
berhubungan dengan Permusyawaratan

 Sidang Komisi
o Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisi
o Anggota masing-masing Komisi adalah peserta dan peninjau yang
ditentukan oleh Sidang Pleno
o Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang
Sekretaris Sidang Komisi
o Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam
Komisi tersebut
o Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari
Komisi yang bersangkutan

Aturan Umum Sebuah Persidangan

 Peserta
o Peserta Penuh
 Hak peserta penuh :
 Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan
pendapat dan mengajukan usulan kepada pimpinan baik
secara lisan maupun tertulis
 Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam
pengambilan keputusan
 Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan
dalam proses pemilihan
 Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses
pemilihan
 Kewajiban peserta penuh :
 Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
 Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
o Peserta Peninjau
 Hak Peninjau :
 Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan
pendapatdan menajukan usulan kepada pimpinan baik
secara lisan maupun tertulis
 Kewajiban Peninjau:
 Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
 Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
 Presidium Sidang
o Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan
melalui Sidang Pleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah
o Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya
persidangan seperti aturan yang disepakati peserta
o Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata
tertib persidangan

Aturan Ketukan Palu dan kondisi-kondisi lain :

 1 kali ketukan
o Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang.
o Mengesahkan keputusan/kesepakatan peserta sidang poin per poin
(keputusan sementara).
o Memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh.
o Menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya tidak
terlalu lama (biasanya skor 1X??menit, dll) sehingga peserta sidang
tidak perlu meninggalkan tempat sidang.
o Mencabut kembali / membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap
keliru.

 2 kali ketukan
o Untuk menskorsing atau mencabut skorsing dalam waktu yang cukup
lama (biasanya 2 X ?? menit), misalnya istirahat, lobying,
sembahyang,makan.
o Skorsing ialah penundaan persidangan untuk sementara waktu.
o Lobying ialah suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan
perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan

 3 kali ketukan
o Membuka/menutup sidang atau acara resmi.
o Mengesahkan keputusan final /akhir hasil sidang

Contoh kalimat yang dipakai oleh Presidium Sidang

Membuka sidang

“Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim, sidang pleno I saya nyatakan


dibuka. ” tok…….tok…….tok

Menutup sidang

“Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil ‘Alamin, sidang pleno I saya nyatakan


ditutup.” Tok……..tok……..tok

Mengalihkan pimpinan sidang

“Dengan ini pimpinan sidang saya alihkan kepada pimpinan sidang berikutnya” tok.

Mengambil alih pimpinan sidang


“Dengan ini pimpinan sidang saya ambil alih ” tok

Menskorsing sidang

“Dengan ini sidang saya skorsing selama 15 menit” tok……….tok.

Mencabut skorsing

“Dengan ini skorsing 15 menit saya cabut dan saya nyatakan sidang dilanjutkan”
tok…….tok.

Memberi peringatan kepada peserta sidang

Tok………. “Peserta sidang harap tenang !”

Syarat-syarat Presidium Sidang :

 Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung jawab


 Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan
 Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritis
 Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi persidangan

Sikap Presidium Sidang :

 Simpatik, menarik, tegas dan disiplin


 Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan
 Adil, bijaksanan dan menghargai pendapat peserta

Quorum dan Pengambilan Keputusan

 Persidangan dinyatakan syah/quorum apabila dihadiri oleh sekurang-


kurangnya ½ + 1 dari peserta yang terdaftar pada Panitia (bisa juga ditentukan
melalui konsensus)
 Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak
berhasil diambil melalui suara terbanyak (½ + 1) dari peserta yang hadir di
persidangan
 Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak terjadi suara
seimbang, maka dilakukan lobbying sebelum dilakukan pemungutan suara
ulang

Interupsi

Ialah suatu bentuk selaan atau memotong pembicaraan dalam sidang karena adanya
masukan yang perlu diperhatikan untuk pelaksanaan sidang tersebut.

 Macam macam interupsi antara lain.


o Interuption of order, Bentuk interupsi yang dilakukan untuk meminta
penjelasan atau memberikan masukan yang berkaitan dengan jalannya
persidangan. Contoh: saat pembicaraan sudah melebar dari pokok
masalah maka seseorang berhak mengajukan interuption of order agar
persidangan dikembalikan lagi pada pokok masalahnya sehingga tidak
melebar dan semakin bias.
o Interruption of information, Bentuk interupsi berupa informasi yang
perlu diperhatikan oleh seluruh peserta sidang termasuk pimpinan
sidang. Informasi bisa internal (misal: informasi atau data tentang
topik yang dibahas) ataupun eksternal (missal: situasi kondisi di luar
ruang sidang yang mungkin dapat berpengaruh terhadap jalannya
persidangan).
o Interruption of clarificatio, Bentuk interupsi dalam rangka meminta
klarifikasi tentang pernyataan peserta sidang lainnya agar tidak terjadi
penangkapan bias ketika seseorang memberikan tanggapan atau
sebuah penegasan terhadap suatu pernyataan.
o Interruption of explanatio, Bentuk interupsi untuk menjelaskan suatu
pernyataan yang kita sampaikan agar tidak ditangkap keliru oleh
peserta lain atau suatu pelurusan terhadap pernyataan kita.
o Interruption of personal, Bentuk interupsi yang disampaikan bila
pernyataan yang disampaikan oleh peserta lain sudah diluar pokok
masalah dan cenderung menyerang secara pribadi.

 Pelaksanaan Interupsi :

Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara setelah
mendapat ijin dari Presidium Sidang

Interupsi diatas interupsi hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan.

Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan


mengendalikan jalannya persidangan, maka Panitia Pengarah (SC) diberikan
wewenang untuk mengambil alih jalannya persidangan, atas permintaan Presidium
Sidang dan atau Peserta Sidang

Tata Tertib

Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat
persidangan dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal
dimasyarakat.

Sanksi-sanksi

Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata
tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran, dan
usulan peserta siding yang lain. Biasanya, mekanisme dalam pemberian sanksi
didahului oleh peringatan kepada peserta (biasanya sampai 3 kali), kemudian dengan
kesepakatan bersama, presidium sidang boleh mengeluarkan peserta tersebut dari
forum, atau mengambil kebijakan lain dengan atau tanpa kesepakatan peserta sidang
yang lain.

SISMINSAT

1. Pengertian

Administrasi Satuan seterusnya disebut Minsat mencakup dua pengertian


administrasi, yaitu:
1. Administrasi dalam pengertian luas yaitu pengelolaan satuan yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian
kegiatan kepramukaan disatuan.
2. Administrasi dalam artian sempit yaitu tata usaha satuan.
2. Fungsi
Minsat berfungsi sebagai :
1) Ukuran Pembinaan dan pengawasan kegiatan tulis-menulis didalam gugus
depan dan satuan karya Pramuka
2) Pedoman pelaksanaan keadministrasian pada guigusdepan dan saka di dalam
Gerakan Pramuka
Acuan dan pendorong kreativitas Pramuka dalam tata cara menulis digugus depan
dan saka

UU Gerakan Pramuka NO 12 Tahun 2010 (9 Bab 49 pasal)


PDKMK

Pendidikan kepramukaan dilaksanakan berdasarkan pada nilai dan kecakapan dalam

upaya membentuk kepribadian dan kecakapan hidup pramuka.

Metode Kepramukaan

1) Kegiatan pendidikan kepramukaan dilaksanakan dengan berlandaskan pada


kode kehormatan pramuka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2).
2) Kegiatan pendidikan kepramukaan dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan spiritual dan intelektual, keterampilan, dan ketahanan diri yang
dilaksanakan melalui metode belajar interaktif dan progresif.
3) Metode belajar interaktif dan progresif sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diwujudkan melalui interaksi:
a) pengamalan kode kehormatan pramuka;
b) kegiatan belajar sambil melakukan;
c) kegiatan yang berkelompok, bekerja sama, dan berkompetisi;
d) kegiatan yang menantang;
e) kegiatan di alam terbuka;
f) kehadiran orang dewasa yang memberikan dorongan dan dukungan;
g) penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
h) satuan terpisah antara putra dan putri.

POLKMEKBINPP N0 176 tahun 2013

Upacara Ppno178 tahun 1979

Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan
yang wajib dilaksanakan dengan khitmat, sehingga merupakan kegiatan yang teraturf
dan tertib, untuk membentuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik.
a. Macam-macam Upacara dalam Gerakan Pramuka
1. Upacara Umum.
2. Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan.
3. Upacara Pelantikan.
4. Upacara Kenaikan.
5. Upacara Pindah Golongan.
6. Upacara Meninggalkan Ambalan dan Racana.
b. Tempat Upacara adalah
1. Di dalam ruangan, dan
2. Di luar Lapangan.

SAKA No 170A tahun 2008

Satuan karya Pramuka adalah wadah pendidikan dan pembinaan guna menyalurkan
minat, mengembangkan bakat dan menambah pengalaman para Pramuka penegak
dan pandega dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta
keterampilan.
1. Sifat
Saka bersifat terbuka bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, baik
putera dan puteri.
2. Fungsi
Saka berfungsi sebagai :
a. Wadah pengendalian dan pembinaan, pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta keterampilan.
b. Sarana untuk melaksanakan kegiatan nyata dan produktif.
c. Sarana untuk melaksanakan bakti kepada masyarakat, bangsa dan Negara.
d. Sarana untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembinaan Gerakan
Pramuka.

Upacara Penutupan Latihan Ambalan Penegak


Jalannya Upacara Penutupan Latihan Ambalan Penegak adalah sebagai berikut:
1. Kerapihan setiap anggota ambalan.
2. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf.
3. 1) Pemimpin Sangga mengambil tempat di sebelah kanan barisan.
2) Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga.
4. Pradana menjemput Pembina Penegak dan mengantarkannya ke sebelah
kanan barisan.
5. Pradana mengambil tempat di depan barisan sesuai dengan adat ambalan
yang berlaku.
6. Petugas bendera menurunkan Sang Merah Putih untuk disimpan.
7. Pembacaan renungan atau sandi ambalan oleh petugas.
8. Pengumuman tentang sangga kerja untuk latihan yang akan datang, dan lain-
lain.
9. Pradana memimpin berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
10. Laporan Pradana kepada Pembina Penegak.
11. Pradana membubarkan barisan.Barisan dibubarkan oleh Pradana dilanjutkan
dengan acara latihan.
Upacara Penerimaan Calon Penegak
Upacara Penerimaan Calon Penegak di Ambalan dilaksanakan sesudah
Upacara Pembukaan Latihan, dengan jalan sebagai berikut :
a. Pradana mengumpulkan anggota ambalan.
b. Tamu ambalan berada di tepat yang telah ditentukan.
c. Penegak Bantara/Laksana yang sudah ditentukan menyiapkan pertanyaan.
d. Tamu ambalan dijemput oleh petugas untuk dihadapkan kepada ambalan.
e. Pengantar kata Pradana atau Pembina.
f. Tanya jawab tentang keadaan pribadi tamu yang akan diterima sebagai calon
Penegak.
g. Petugas mengajak tamu meninggalkan tempat.
h. Ambalan bermusyawarah untuk menentukan penerimaan calon.
i. Tamu dipanggil untuk mendengarkan keputusan penerimaannya di ambalan.
j. Ucapan selamat dari anggota ambalan dilanjutkan dengan acara latihan.
Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara
Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara, tidak boleh
dihadiri Calon Penegak lainnya. Pelaksanaannya diatur sebagai berikut :
a. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara.
b. Calon Penegak yang akan dilantik diantar oleh pendamping kanan dan
pendamping kiri ke hadapan Pembina Penegak.
c. Pembina minta penjelasan kepada pendamping kanan dan pendamping kiri
mengenai watak dan kecakapan calon.
d. Pendamping kanan dan pendamping kiri kembali ke sangganya.
e. Sang Merah Putih dibawa petugas ke sebelah kanan depan Pembina, anggota
ambalan menghormat dipimpin oleh Pradama/Petugas.
f. Tanya jawab tentang Syarat Kecakapan Umum antara Pembina dan calon.
g. Pembina memipin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing.
h. Penyematan tanda-tanda disertai pesan seperlunya.
i. Ucapan janji Trisatya dituntun oleh Pembina Penegal, dengan jalan
memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan
di dada kiri tepat dengan jantungnya. Kemudian disusul dengan penyematan
Tanda Penegak Bantara oleh calon Penegak sendiri.
j. Penghormatan ambalan kepada Penegak Bantara yang baru dilantik.
k. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
l. Pendamping kanan dan pendamping kiri menjemput Penegak Bantara
yang selesai dilantik untuk kembali ke sangganya.

Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Pramuka Penegak


Upacara pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Penegak yang telah
memenuhi syarat dilakukan dalam rangkaian Upacara Pembukaan/Penutupan
Latihan dengan jalan sebagai berikut :
a. Penegak yang akan menerima tanda kecakapan khusus dipangggil kedepan
Pembina.
b. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus yang telah dipenuhi.
c. Penyematan tanda kecakapan khusus dan penyerahan surat keterangan oleh
Pembina.
d. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
e. Pembina menyerahkan Ambalan kepada Pradana untuk meneruskan acara.
Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana
Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana
dilakukan sebagai berikut:
a. Pradana atau Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan.
b. Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantar oleh pendampingnya ke
hadapan Pembina Penegak.
c. Pembina minta pernyataan pendamping mengenai perkembangan watak dan
kecakapan yang bersangkutan.
d. Para pendamping kembali ketempat.
e. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah diselesaikan antara
Pembina dan Penegak Bantara yang akan naik tingkat.
f. Sang Merah Putih dibawa oleh petugas ke sebelah kanan depan Pembina
Penegak. Waktu Sang Merah Putih memasuki tempat upacara anggota
ambalan menghormat dipimpin Pradama atau petugas.
g. Pembina memberikan bendera Sang Merah Putih kepada Penegak yang
bersangkutan.
h. Pembina melepas Tanda Penegak Bantara disertai pesan seperlunya.
i. Tanda Penegak Laksana dipasang sendiri oleh Penegak yang bersangkutan.
j. Penegak Bantara yang naik tingkat mengulang janji Trisatya dituntun
Pembina memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanannya
ditempelkan di dada kiri tepat pada jantungnya
k. Pembina memimpin doa menurut agama dan keperayaan masing-masing.
l. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
m. Pembina menyerahkan ambalan kepada Pradama untuk meneruskan acara.
PENYUSUNAN LAPORAN KEGIATAN
Urutan isi laporan sebaiknya diatur, sehingga penerima laporan dapat mudah
memahami. Urutan isi laporan antara lain sebagai berikut :
1. Pendahuluan
Pada pendahuluan disebutkan tentang :
a. Latar belakang kegiatan.
b. Dasar hukum kegiatan.
c. Apa maksud dan tujuan kegiatan.
d. Ruang lingkup isi laporan.
2. Isi Laporan
Pada bagian ini dimuat segala sesuatu yang ingin dilaporkan antara lain :
a. Jenis kegiatan.
b. Tempat dan waktu kegiatan.
c. Petugas kegiatan.
d. Persiapan dan rencana kegiatan.
e. Peserta kegiatan.
f. Pelaksanaan kegiatan (menurut bidangnya, urutan waktu pelaksanaan,
urutan fakta / datanya).
g. Kesulitan dan hambatan.
h. Hasil kegiatan.
i. Kesimpulan dan saran penyempurnaan kegiatan yang akan datang.

3. Penutup
Pada kegiatan ini ditulis ucapan terima kasih kepada yang telah membantu
penyelenggaraan kegiatan itu, dan permintaan maaf bila ada kekurangan-
kekurangan. Juga dengan maksud apa laporan itu dibuat.
4. Lain – lain.
a. Dalam laporan dapat dilampirkan : photo-photo kegiatan, tanda bukti,
surat-surat keterangan dan sebagainya ( copy )
b. Untuk mempermudah penyusunan laporan sebaiknya tetap mengacu
pada proposal yang pernah diajukan.
c. Memberikan Laporan kegiatan dengan tembusan kepada satuan/
lembaga yang terkait. ( Mabi, Kwartir, Sponsor dll )

Anda mungkin juga menyukai