Dewan Adat, Dewan Kehormatan dan Adat Tradisi Ambalan. Semua alat
kelengkapan tersebut saling terkait dan menjadi media pendidikan partisipatif bagi
Pramuka Penegak di Ambalannya.
Agenda
Mengevaluasi dan menetapkan diterima, ditolak atau direvisi terhadap laporan
akhir masa baktiBPH (Badan Pengurus Harian) Dewan Ambalan yang sedang
menjabat.
Menetapkan sasaran dan jenis program kerja satu tahun berikutnya atau masa
kepengurusan BPH Dewan Ambalan yang akan dipilih, yang paling tidak
terdiri dari hal-hal sbb :
[INDENT]a. Program penataan keanggotaan dan Penerapan Program
Perjalanan Bakti Pramuka Penegak di Ambalan satu tahun ke depan
b. Perencanaan program kegiatan Ambalan satu tahun kedepan
c. Perencanaan kerjasama kegiatan dengan berbagai pihak
d. Dan hal-hal lain yang perlu di bahas.
Membahas dan mengavaluasi penerapan Adat Tradisi Ambalan agar lebih
sesuai dengan aspirasi dan kehendak terbaru dari seluruh warga Ambalan
Menetapkan syarat-syarat dan memilih Badan Pengurus Harian Dewan
Ambalan Penegak untuk satu tahun kedepan :
a. Pemilihan Pradana dilakukan secara pemilihan langsung (voting atau
musyawarah mufakat)
b. Pemilihan alat kelengkapan BPH (Kerani, Juru Uang dan Juru Adat) dapat
dilaksanakan melalui sistem formatur yang beranggotakan Pradana baru yang
telah dipilih, Pradana lama yang telah usai masa jabatannya dan beberapa
Pramuka Penegak anggota Ambalan.
Agenda lain sesuai dengan kebutuhan Ambalan.
Tamu Ambalan dan Calon Penegak tidak memiliki hak suara (memilih dan dipilih)
namun dapat pula diberi hak bicara (bertanya, menanggapi, menjelaskan, dsb).
Hak Suara hanya dimiliki oleh Para Penegak Bantara dan Penegak Laksana.
Pengambilan Keputusan
Keputusan Musyawarah Ambalan dicapai atas dasar musyawarah dan mufakat
Apabila mufakat tidak dapat dicapai keputusan diambil dengan cara pemungutan
suara (voting). Hasil voting dianggap sah apabila didukung oleh setengah dari jumlah
peserta Musyawarah Ambalan yang memiliki hak suara.
Pemungutan suara dilaksanakan secara langsung dan terbuka kecuali jika forum
Musyawarah Ambalan memutuskan agar pemungutan suara dilaksanakan secara
tertutup dan rahasia.
Hasil-hasil keputusan Musyawarah Ambalan tidak boleh bertentangan dengan :
a. AD/ART Gerakan Pramuka dan Peraturan lainnya lainya
b. Hasil Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Kwartir di berbagai tingkatan
c. Hasil Muspanitera Dewan Kerja Penegak Pandega di berbagai tingkatan.
Sidang Pendahuluan
Dipimpin oleh Pradana atau Anggota BPH lain yang ditunjuk dengan agenda
tunggal Pemilihan Pimpinan/Presedium Musyawarah Ambalan. Presedium
dapat terdiri dari 3 orang : 1 orang dari BPH lama dan orang dari Anggota
Ambalan.
Sidang Pleno I Dipimpin oleh Presedium Musyawarah Ambalan, dengan
agenda :
1) Pembahasan dan penetapan tata tertib Musyawarah Ambalan
2) Penyampaian, pembahasan dan penetapan Laporan Pradana BPH masa
bakti yang lalu
3) Pembagian anggota sidang komisi
Sidang Komisi Dipimpin oleh Ketua Komisi yang dipilih oleh anggota komisi
dengan agenda :
1) Komisi A : membahas Organisasi Tata Laksana dan Program kerja.
2) Komisi B : membahas pengembangan dan penerapan Adat Tradisi
Ambalan
3) Komisi C : Komisi Khusus
Sidang Pleno II
1) Laporan, Pembahasan dan Penetapan hasil sidang komisi
2) Pembentukan tim perumus dan penyelaras hasil-hasil sidang komisi
[e.] Sidang Tim Perumus
Sidang Pleno III
1) Laporan hasil sidang Tim Perumus dan Penetapan hasil sidang tim perumus
menjadi hasil Musyawarah Ambalan
2) Pemilihan Pradana
3) Pemilihan Formatur pembentukupan kepengurusan BPH yang baru
4) Penutupan Sidang , penyerahan hasil-hasil Musyawarah Ambalan kepada
Pradana terpilih.
5) Musyawarah Ambalan selesai dan ditutup.
TEHNIK PERSIDANGAN
Jenis Persidangan
Sidang Pleno
o Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau
Permusyawaratan
o Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang
o Sidang Pleno biasanya dipandu oleh Steering Committee
o Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang
berhubungan dengan Permusyawaratan
Sidang Paripurna
o Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau
Permusyawaratan
o Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang
o Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan yang
berhubungan dengan Permusyawaratan
Sidang Komisi
o Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisi
o Anggota masing-masing Komisi adalah peserta dan peninjau yang
ditentukan oleh Sidang Pleno
o Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang
Sekretaris Sidang Komisi
o Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam
Komisi tersebut
o Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari
Komisi yang bersangkutan
Peserta
o Peserta Penuh
Hak peserta penuh :
Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan
pendapat dan mengajukan usulan kepada pimpinan baik
secara lisan maupun tertulis
Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam
pengambilan keputusan
Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan
dalam proses pemilihan
Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses
pemilihan
Kewajiban peserta penuh :
Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
o Peserta Peninjau
Hak Peninjau :
Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan
pendapatdan menajukan usulan kepada pimpinan baik
secara lisan maupun tertulis
Kewajiban Peninjau:
Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
Presidium Sidang
o Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan
melalui Sidang Pleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah
o Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya
persidangan seperti aturan yang disepakati peserta
o Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata
tertib persidangan
1 kali ketukan
o Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang.
o Mengesahkan keputusan/kesepakatan peserta sidang poin per poin
(keputusan sementara).
o Memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh.
o Menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya tidak
terlalu lama (biasanya skor 1X??menit, dll) sehingga peserta sidang
tidak perlu meninggalkan tempat sidang.
o Mencabut kembali / membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap
keliru.
2 kali ketukan
o Untuk menskorsing atau mencabut skorsing dalam waktu yang cukup
lama (biasanya 2 X ?? menit), misalnya istirahat, lobying,
sembahyang,makan.
o Skorsing ialah penundaan persidangan untuk sementara waktu.
o Lobying ialah suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan
perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan
3 kali ketukan
o Membuka/menutup sidang atau acara resmi.
o Mengesahkan keputusan final /akhir hasil sidang
Membuka sidang
Menutup sidang
“Dengan ini pimpinan sidang saya alihkan kepada pimpinan sidang berikutnya” tok.
Menskorsing sidang
Mencabut skorsing
“Dengan ini skorsing 15 menit saya cabut dan saya nyatakan sidang dilanjutkan”
tok…….tok.
Interupsi
Ialah suatu bentuk selaan atau memotong pembicaraan dalam sidang karena adanya
masukan yang perlu diperhatikan untuk pelaksanaan sidang tersebut.
Pelaksanaan Interupsi :
Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara setelah
mendapat ijin dari Presidium Sidang
Tata Tertib
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat
persidangan dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal
dimasyarakat.
Sanksi-sanksi
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata
tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran, dan
usulan peserta siding yang lain. Biasanya, mekanisme dalam pemberian sanksi
didahului oleh peringatan kepada peserta (biasanya sampai 3 kali), kemudian dengan
kesepakatan bersama, presidium sidang boleh mengeluarkan peserta tersebut dari
forum, atau mengambil kebijakan lain dengan atau tanpa kesepakatan peserta sidang
yang lain.
SISMINSAT
1. Pengertian
Metode Kepramukaan
Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan
yang wajib dilaksanakan dengan khitmat, sehingga merupakan kegiatan yang teraturf
dan tertib, untuk membentuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik.
a. Macam-macam Upacara dalam Gerakan Pramuka
1. Upacara Umum.
2. Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan.
3. Upacara Pelantikan.
4. Upacara Kenaikan.
5. Upacara Pindah Golongan.
6. Upacara Meninggalkan Ambalan dan Racana.
b. Tempat Upacara adalah
1. Di dalam ruangan, dan
2. Di luar Lapangan.
Satuan karya Pramuka adalah wadah pendidikan dan pembinaan guna menyalurkan
minat, mengembangkan bakat dan menambah pengalaman para Pramuka penegak
dan pandega dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta
keterampilan.
1. Sifat
Saka bersifat terbuka bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, baik
putera dan puteri.
2. Fungsi
Saka berfungsi sebagai :
a. Wadah pengendalian dan pembinaan, pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta keterampilan.
b. Sarana untuk melaksanakan kegiatan nyata dan produktif.
c. Sarana untuk melaksanakan bakti kepada masyarakat, bangsa dan Negara.
d. Sarana untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembinaan Gerakan
Pramuka.
3. Penutup
Pada kegiatan ini ditulis ucapan terima kasih kepada yang telah membantu
penyelenggaraan kegiatan itu, dan permintaan maaf bila ada kekurangan-
kekurangan. Juga dengan maksud apa laporan itu dibuat.
4. Lain – lain.
a. Dalam laporan dapat dilampirkan : photo-photo kegiatan, tanda bukti,
surat-surat keterangan dan sebagainya ( copy )
b. Untuk mempermudah penyusunan laporan sebaiknya tetap mengacu
pada proposal yang pernah diajukan.
c. Memberikan Laporan kegiatan dengan tembusan kepada satuan/
lembaga yang terkait. ( Mabi, Kwartir, Sponsor dll )