Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. PERHITUNGAN COAL RECOVERY

Coal recovery adalah suatu angka atau besaran yang menunjukkan seberapa efektif

batubara yang ditambang. Angka coal recovery ditunjukkan dalam bentuk persentase (%),

semakin besar angka coal recovery maka semakin efektif penambangan batubaranya.

Untuk menentukan persentase coal recovery di mine area (Pit) digunakan beberapa

metode perhitungan coal recovery, yaitu:

1. In-situ model vs aktual data ditambang (Insitu Model – Actual Coal Mined)

Perhitungan Coal Recovery dgn metode ini dihitung dengan membandingkan In-situ

Model (Geological Model) dengan batubara ditambang berdasarkan perhitungan truk (truck

account / dispatch).

2. ROM Merge version 4.0.3 vs aktual data ditambang (ROM Merge vs Actual Coal Mined)

Metode perhitungan ini hampir sama dengan perhitungan diatas, namun parameter

perhitungan cadangan batubara yang berbeda. Perbedaannya adalah perhitungan cadangan ROM

Merge mencakup lapisan tanah penutup (overburden) dengan ketebalan tertentu diatas insitu

batubara yang dihitung sebagai dilusi.

3. Data Survey vs Actual data ditambang

Metode perhitungan ini adalah jumlah batubara berdasarkan pick up survey antara lapisan

batubara atas (top coal) dan lapisan batubara bawah (coal floor) dibandingkan dengan aktual

batubara ditambang berdasarkan perhitungan truk. Perhitungan dengan membandingkan data


survey dan Actual yang ditambang lebih representative untuk melihat Coal recovery dgn

mengeliminir Variasi Geology Model.

Dalam penilitian ini, peneliti menggunakan metode perhitungan ketiga yaitu

menggunakan perbandingan data survey dan data actual yang diperoleh dari data truck

weighting, dan sebagai pembanding peneliti juga melakukan perhitungan coal recovery dengan

menggunakan data perhitungan batubara berdasarkan design pit dan peta topo dibandingkan

dengan data truck weighting.

4.1. 1 Truck Weighting dan Data Survey

1. Truck Weighting

Truck weighting merupakan timbangan yang digunakan untuk menghitung berat truck

kosong dan berat truck dengan muatan, sehingga nantinya didapat berat muatan (coal). Cara

kerja truck weighting adalah sebagai berikut :

Platform Load Junction Box CPU Software Printer


Cell Indicator

Gambar 4.1. Diagram alir proses kerja truck weighting

Pada saat truck mulai masuk atau menimbang ke dalam timbangan maka load cell sebagai

sensor mulai mendeteksi gaya tekanan beban di rubah kedalam arus / tegangan listrik. Besaran

arus atau tegangan listriik yang dihasilkan oleh load cell selalu berubah – ubah mengikuti

beratnya beban yang ditimbang. Selanjutnya arus / tegangan dikirim ke analog yang ada di

indicator, analog digital segera memproses perubahan arus / tegangan yang di timbulkan oleh

load cell sedemikian rupa hingga terbentuk angka digital sebagai hasil penimbangan.
Data truck weighting merupakan data tonase batubara yang didasarkan pada data

timbanngan. Data truck weighting ini dapat diasumsikan sebagai data actual batubara

tertambang. Berikut data timbangan selama tahun 2013 untuk setiap pit :

LOKASI
BULAN TOTAL
P3000 BK02 P3000 BK05 P6000
JANUARI 182,260.105 4,816 25,466.577 212,542.682
FEBRUARI 130,252.020 - 14,329.028 144,581.048
MARET 120,945.680 - 20,034.860 140,980.540
APRIL 142,122.470 - 26,537.620 168,660.090
MEY 113,789.770 - 60,431.540 174,221.310
JUNI 64,282.270 10,962.532 89,068.360 164,313.162
JULI 21,942.910 5,367.926 107,764.600 135,075.436
AGUSTUS 13,837.71 23,910.47 118,984.66 156,732.840
SEPTEMBER 1,552.00 26,845.16 125,724.16 154,121.320
OKTOBER 1,792.00 21,238.64 51,368.19 74,398.830
NOVEMBER - 848.46 - 848.460
DESEMBER - 20,434.28 8,291.05 28,725.330

Tabel 4.1. Tonase coal winning (truck weighting) PT.Bharinto Ekatama

Dari data timbangan diatas dapat dilihat bahwa produksi tertinggi terjadi pada bulan

Januari sebesar 212,542.682 ton batubara dan produksi terkecil terjadi pada bulan November

dengan tonase batubara sebesar 848.460 ton, dengan total tonase per tahun 2013 sebesar

1,555,201.05 ton dan rata – rata produksi batubara selama tahun 2013 adalah sebesar 129,600.09

ton.
2. Data Survey

Data survey merupakan data tonase coal yang didasarkan pada perhitungan roof dan floor

coal, keakuratan data survey tidak seakurat data timbangan karena beberapa faktor diantarannya :

a. Roof dan Floor coal tidak terukur

Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor diantaranya :

 Setelah selesai cleanning dan akan dilakukan coal getting, tim survey tidak berada

dilokasi sehingga data roof batubara tidak terukur.

 Tidak adanya tanda (pita) yang jelas mengenai daerah yang sudah diukur dan

daerah yang belum diukur.

 Setelah kegiatan coal getting dilakukan kegiatan penurunan elevasi yang

terkadang menyebabkan tidak terukurnya data floor batubara.

b. Interval data tidak sesuai standar

Interval data (jarak antar point) yang seharusnya 4 – 5 m.

c. Human error

Human error terjadi sebagai akibat kurangnya pengetahuan anggota tim survey mengenai

perbedaan roof dan floor, sehingga terkadang data roof dianggap sebagai data floor atau

sebaliknya. Dan terkadang data floor yang diambil bukan merupakan data floor yang

actual.
LOKASI
BULAN TOTAL
P3000 BK02 P3000 BK05 P6000
JANUARI 136,364.440 5,560 24,550.87 166,474.910
FEBRUARI 104,794.310 - 14,000.950 118,795.260
MARET 101,322.710 - 23,162.980 124,485.690
APRIL 109,041.230 - 19,276.440 128,317.670
MEY 82,218.500 - 47,123.580 129,342.080
JUNI 39,222.030 9,254.390 72,765.700 121,242.120
JULI 17,469.270 3,813.940 72,554.587 93,837.797
AGUSTUS 19,612.53 10,889.89 97,047.63 127,550.049
SEPTEMBER 470.22 24,667.37 93,186.13 118,323.721
OKTOBER 1,209.55 11,786.35 35,522.65 48,518.546
NOVEMBER - - - -
DESEMBER - 14,386.00 7,123.74 21,509.740

Tabel 4.2. Tonase coal getting (data survey) PT. Bharinto Ekatama

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa produksi terbesar terjadi pada bulan Januari dengan

total tonase 166,474.910 ton, dan produksi terkecil terjadi pada bulan November. Dengan total

tonase pertahun 2013 sebesar 1,198,397.58 ton, dan rata – rata produksi 108,945.23 ton per

tahun 2013

3. Coal Recovery

Coal recovery merupakan suatu angka atau persentase yang menunjukkan besarnya

perolehan tambang suatu perusahaan yang di hitung dengan menggunakan rumusan :

Data 𝑆𝑢𝑟𝑣𝑒𝑦
Coal Recovery = Data 𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 (𝑇𝑟𝑢𝑐𝑘 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑖𝑛𝑔) × 100 %

Berikut hasil perhitungan coal recovery dengan metode ketiga yaitu data survey vs data

actual (truck weighting).


Bulan Truck Weighting (Ton) Data Survey (Ton) Coal Recovery (%)
January 212542.682 166474.91 78.33
February 144581.048 118795.26 82.17
March 140980.54 124485.69 88.30
April 168660.09 128317.67 76.08
May 174221.31 129342.08 74.24
June 164313.162 121242.12 73.79
July 135075.436 93837.797 69.47
August 156732.84 127550.0493 81.38
September 154121.32 118323.721 76.77
October 74398.83 48518.54589 65.21
November 848.46 - -
December 28725.33 21509.74 74.88

Tabel 4.3. Coal Recovery PT. Bharinto Ekatama (data survey vs truck weighting)

Dari data tabel diatas terlihat bahwa persentase coal recovery tertinggi terjadi pada bulan

maret yang mencapai 88.30 %, dan terendah pada bulan November dengan rata – rata pertahun

2013 sebesar 70.05 %. Dengan melihat besarnya persentase rata – rata selama tahun 2013 yang

tidak mencapai target yakni 85 %, maka diperluhkan upaya peningkatan coal recovery dengan

menentukan dan meminimalkan faktor loss.

4.1. 2 Data Reserved dan Data Truck Weighting

1. Data Reserved

Coal reserved merupakan bagian dari sumber daya batubara yang telah diketahui

dimensi, sebaran kuantitas, dan kualitasnya, yang pada saat pengkajian kelayakan dinyatakan

layak untuk ditambang. Untuk mengetahui besarnya reserved, dilakukan perhitungan reserved
dengan menggunakan software minescape. Untuk menghitung besarnya reserved disetiap pit

peneliti menggunakan data topo dan design pit perbulannya.

Lokasi
Bulan Total
P3000 Bk02 P3000 Bk05 P6000
January 120,000 3500 41,500 165,000
February 121,900 - 51,900 173,800
March 144,980 - 84,434 229,414
April 115,000 - 84,100 199,100
May 184,395 - 114,310 298,705
June 68,900 11,500 147,100 227,500
July 28,448 27,000 202,000 257,448
August 54,500 20,091 170,000 244,591
September 12,500 63,300 155,000 230,800
October 15,500 76,000 114,900 206,400
November 14,000 97,619 125,552 237,171
December - - 75,000 75,000

Tabel 4.4. Tonase coal (reserved) PT. Bharinto Ekatama

Dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah reserved terbesar seama tahun 2013

berada di P6000 dengan total reserved mencapai 1,365,796 ton dan jumlah reserved terkecil

berada di P3000 Bk05 sebesar 229,010 ton. Dengan total reserved sebesar 2,544,929 ton dan rata

– rata reserved selama tahun 2013 sebesar 212,077 ton.

2. Data Truck Weighting

Data truck weighting digunakan sebagai pembanding untuk mendapatkan persentase coal

recovery.
LOKASI
BULAN TOTAL
P3000 BK02 P3000 BK05 P6000
JANUARI 182,260.105 4,816 25,466.577 212,542.682
FEBRUARI 130,252.020 - 14,329.028 144,581.048
MARET 120,945.680 - 20,034.860 140,980.540
APRIL 142,122.470 - 26,537.620 168,660.090
MEY 113,789.770 - 60,431.540 174,221.310
JUNI 64,282.270 10,962.532 89,068.360 164,313.162
JULI 21,942.910 5,367.926 107,764.600 135,075.436
AGUSTUS 13,837.71 23,910.47 118,984.66 156,732.840
SEPTEMBER 1,552.00 26,845.16 125,724.16 154,121.320
OKTOBER 1,792.00 21,238.64 51,368.19 74,398.830
NOVEMBER - 848.46 - 848.460
DESEMBER - 20,434.28 8,291.05 28,725.330

Tabel 4.5. Tonase coal winning (truck weighting) PT.Bharinto Ekatama

3. Coal Recovery

Sebagai pembanding peneliti juga menghitung besarnya coal recovery dengan

menggunakan data coal reserved dan data timbangan, berikut hasil perhitungan coal recovery

berdasarkan perbandingan data truck weighting dan data reserved :


Bulan Truck Weighting (Ton) Data Reserved Coal Recovery (%)
January 212,542.68 165,000 128.81
February 144,581.05 173,800 83.19
March 140,980.54 229,414 61.45
April 168,660.09 199,100 84.71
May 174,221.31 298,705 58.33
June 164,313.16 227,500 72.23
July 135,075.44 257,448 52.47
August 156,732.84 244,591 64.08
September 154,121.32 230,800 66.78
October 74,398.83 206,400 36.05
November 848.46 237,171 0.36
December 28,725.33 75,000 3.26

Tabel 4.6. Coal recovery PT. Bharinto Ekatama

Dari tabel diatas terlihat bahwa persentase coal recovery tertinggi terjadi pada bulan

January yakni mencapai 128.81% dan persentase terendah pada bulan November yang mencapai

0.36%. rata – rata persentase coal recovery selama tahun 2013 sebesar 59.31%, persentase ini

sangatlah jauh dari target perusahaan, oleh karena sangat dibutuhkan adanya upaya peningkatan

coal recovery dengan mencari dan meminimalkan faktor loss.

Akan tetapi, terdapat perbedaan persentase antara perhitungan coal recovery sebelumnya,

untuk itu dibuat grafik yang menunjukkan hasil perhitungan kedua perhitungan tersebut, sebagai

berikut :
140.00

120.00

100.00
88.30
80.00 82.17 81.38
78.33 76.08 76.77
74.24 73.79 74.88
69.47
65.21
60.00 TW vs DS
TW vs DR
40.00

20.00

0.00 0.00

Gambar 4.2. Grafik Coal Recovery

Dari grafik diatas terlihat ada perbedaan persentase coal recovery yang cukup besar

diawal dan akhir tahun, namun keduanya menunjukkan adanya ketidakstabilan coal recovery

selama tahun 2013, terlihat adanya peningkatan dan penurunan. Ketidakstabilan ini dipengaruhi

oleh kegiatan penambangan yang terhenti oleh beberapa alasan, atau karena kegiatan

penambangan itu sendiri.

4.2. ANALISIS FAKTOR LOSS

Faktor Losses yaitu faktor-faktor kehilangan cadangan akibat tingkat keyakinan geologi

maupun akibat teknis penambangan. Beberapa faktor losses adalah :


1. Geological Losses

Geological losses yaitu faktor kehilangan akibat adanya variasi ketebalan, parting,

maupun pada saat pengkorelasian lapisan batubara. Biasanya untuk kemudahan, langsung

diambil nilai umum yaitu 5 – 10%. Namun dapat juga dengan memperhatikan pola variasi

ketebalan batubara, yaitu dengan bantuan analisis statistik. Parameter statistik yang dapat

digunakan adalah : standard deviasi, koefisien variasi.

2. Mining Losses

Mining losses yaitu faktor kehilangan akibat teknis penambangan, seperti faktor alat dan

faktor safety. Secara umum, untuk metoda Strip Mining digunakan mining losses sebesar 10%,

sedangkan untuk tambang bawah tanah digunakan mining losses sebesar 40-50% yaitu (metoda

Long Wall mempunyai Recovery 60-70%, metoda Room & Pillar mempunyai Recovery

50-60%), untuk auger mining digunakan mining losses sebesar 60-70% (atau Recovery 30-40%

sesuai dengan spesifikasi peralatannya). Untuk metoda Strip Mining (open pit), kadang-kadang

juga digunakan pendekatan ketebalan lapisan yang akan ditinggalkan, yaitu 10 cm pada roof &

10 cm pada floor. Jika ketebalan lapisan hanya 1 m, maka Mining Losses = 20%., sedangkan jika

ketebalan lapisan adalah 2 m maka Mining Losses = 10%., dan jika ketebalan lapisan adalah 5 m

maka Mining Losses = 4%.


3. Processing and Transporting Losses

Processing and transporting losses yaitu faktor kehilangan akibat diterapkannya metoda

pencucian batubara atau kehilangan pada proses pengangkutan ke Stockpile. Kehilangan ini

sangat tergantung pada hasil uji ketercucian (washability test), dimana harga perolehan (yield)

ditentukan dari hasil uji tersebut sedangkan kehilangan pada saat transportasi tergantung pada

volume angkut, jarak tempuh, karakteristik jalan dan kecepatan kendaraan.

Dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasi faktor looses di mine area dan ROM stock

Biangan, berikut perhitungannya.

4.2. 1 Mine Area

Sebelum menganalisis faktor loss, peneliti menghitung persentase loos terlebih dahulu

dengan menggunakan rumusan :

Losses (%) = (100 %) - (Coal Recovery (%))

Dengan menggunakan rumusan diatas didapatlah hasil sebagai berikut :

1. Truck Weighting vs Data Survey

Besarnya presentase losses dihitung berdasarkan besarnya persentase coal recovery yang

didapat dari perhitungan coal recovery sebelumnya.


Bulan Truck Weighting (Ton) Data Survey (Ton) Coal Recovery (%) Losses (%)
January 212,542.68 166,474.91 78.33 21.67
February 144,581.05 118795.26 82.17 17.83
March 140,980.54 124485.69 88.30 11.70
April 168,660.09 128317.67 76.08 23.92
May 174,221.31 129342.08 74.24 25.76
June 164,313.16 121242.12 73.79 26.21
July 135,075.44 93837.797 69.47 30.53
August 156,732.84 127550.0493 81.38 18.62
September 154,121.32 118323.721 76.77 23.23
October 74,398.83 48518.54589 65.21 34.79
November 848.46 - 0.00 100.00
December 28,725.33 21,509.74 74.88 25.12

Tabel 4.7. Coal Losses berdasarkan Coal Recovery (Data Survey vs Truck Weighting)

Dari data diatas dapat dilihat bahwa persentase losses terbesar terjadi pada bulan

November dengan persentase mencapai 100 %, hal ini disebabkan pada bulan November tidak

ada kegiatan produksi. Dan persentase losses terkecil terjadi pada bulan Maret dengan persentase

11.70 %. Dan persentase losses rata – rata selama tahun 2013 sebesar 29.95 %.

Berdasarkan besarnya persentase faktor losses yang berada diatas persentase faktor losses

yang dapat dimaklumi yaitu 15 %, maka diperluhkan beberapa upaya meminimalkan persentase

faktor losses.

2. Truck Weighting vs Data Reserved

Selain melakukan perhitungan berdasarkan data truck weghting, peneliti juga melakukan

perhitungan persentase losses berdasarkan data truck weighting dan data reserved, hasil

perhitungan ini kiranya dapat digunakan sebagai pembanding perhtungan sebelumnya. Berikut

hasil perhitungan persentase faktor losses berdasarkan data truck weighting vs data reserved.
Bulan Truck Weighting (Ton) Data Reserved Coal Recovery (%) Losses %
January 212,542.68 165,000 128.81 -28.81
February 144,581.05 173,800 83.19 16.81
March 140,980.54 229,414 61.45 38.55
April 168,660.09 199,100 84.71 15.29
May 174,221.31 298,705 58.33 41.67
June 164,313.16 227,500 72.23 27.77
July 135,075.44 257,448 52.47 47.53
August 156,732.84 244,591 64.08 35.92
September 154,121.32 230,800 66.78 33.22
October 74,398.83 206,400 36.05 63.95
November 848.46 237,171 0.36 99.64
December 28,725.33 75,000 3.26 96.74

Tabel 4.8. Coal Losses berdasarkan Coal Recovery (Data Reserved vs Truck Weighting)

Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa persentase faktor losses terbesar terjadi

pada bulan November yakni mencapai 99.64 %, sedangkan persentase terendah terjadi pada

bulan April yakni 15.29 %. Pada bulan Januari persentase losses bernilai negatif (- 28.81 %),

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan data truck weighting dan data reserved

pada bulan Januari 2013 tidak terdapat coal losses dan produksi batubara melebihi target

produksi. Rata – rata persentase coal losses selama tahun 2013 berdasarkan data truck weighting

dan data reserved mencapai 40.69 %

Berikut grafik yang menampilkan hasil perhitungan persentase coal losses.


120.00

100.00

80.00

60.00

40.00
TW vs DS
20.00
TW vs DR
0.00

-20.00

-40.00

Gambar 4.3. Grafik coal losses

Dari grafik diatas, terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil perhitungan losses

dengan 2 metode yang berbeda pada awl dan akhir tahun hal ini dapat disebabkan oleh beberapa

faktor misalnya saja sebagai akibat dari kurangnya data roof dan floor yang mempengaruhi hasil

perhitungan volume batubara berdasarkan data survey, atau karena adanya kesalahan dalam

menghitung reserved.

Berdasarkan rata – rata coal losses yang melebihi 15 % dari ketentuan maka diperluhkan

penentuan faktor loss, agar dapat dilakukan upaya pengurangan persentase faktor loss dengan

meminimalkan faktor – faktor loss tersebut.

4.2. 2 ROM Stock (ROM Biangan)

ROM (Run Of Mine) merupakan tempat penimbunan batubara sementara sebelum diolah.

PT. Bharinto Ekatama memiliki beberapa ROM Stock diantaranya :

a. ROM stock Biangan

b. ROM stock Adong


Berikut tabel tonase batubara di ROM stock Biangan periode Januari 2013 sampai

dengan Desember 2013. Jumlah tonase stock di ROM Biangan sendiri dihitung dengan

menggunakan rumusan balance stock :

ROM stock = Stock awal + Stock yang masuk – Stock yang Keluar

Bulan Stock Awal ROM Production ROM Transfer Stock Akhir


January 180861.4018 212542.682 150983.97 242420.11
February 250018.8197 144581.048 117262.55 277337.32
March 291267.4837 140980.538 124869.64 307378.38
April 315838.9425 168660.084 132832.759 351666.27
May 348762.5573 174221.307 142922.94 380060.92
June 375408.858 164313.157 157505.576 382216.44
July 382823.1 135075.438 155701.53 362197.01
August 364647.089 156732.842 158269.82 363110.11
September 360399.5766 154121.34 185235.094 329285.82
October 324881.1657 74398.83 119238.39 280041.61
November 280830.0131 848.46 3191.18 278487.29
December 278487.2931 28725.33 58352.54 248860.08

Tabel 4.9. ROM Stock

Data stock akhir merupakan data ROM stock pada bulan tertentu berdasarkan

perhitungan balance stock. Untuk mendapatkan tonase coal losses digunakan perhitungan coal

losses sebagai berikut :

ROM Stock = Data Survey - Coal Losses


Bulan ROM Stock Data Survey Selisih
January 242420.11 250018.82 7598.71
February 277337.32 291267.48 13930.17
March 307378.38 315838.94 8460.56
April 351666.27 348762.56 -2903.71
May 380060.92 375408.86 -4652.07
June 382216.44 382823.10 606.66
July 362197.01 364647.09 2450.08
August 363110.11 360399.58 -2710.53
September 329285.82 324881.17 -4404.66
October 280041.61 280830.01 788.41
November 278487.29 278487.29 0.00
December 248860.08 255335.65 6475.57

Tabel 4.10. hasil perhitungan tonase coal losses

Dari tabel diatas terlihat adanya selisih yang mencapai angka minus, angka minus inilah

yang merupakan jumlah tonase coal losses, berikut persentase coal losses yang dihitung

berdasarkan rumus :

𝐿𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 (𝑡𝑜𝑛)
Losses (%) = 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑆𝑢𝑟𝑣𝑒𝑦 (𝑡𝑜𝑛)+𝑅𝑂𝑀 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 (𝑡𝑜𝑛) × 100 %

Bulan ROM Stock Data Survey Losses (Tonase) Losses (%)


January 242420.11 250018.82 7598.71 1.08
February 277337.32 291267.48 13930.17 1.95
March 307378.38 315838.94 8460.56 1.11
April 351666.27 348762.56 -2903.71 -0.33
May 380060.92 375408.86 -4652.07 -0.50
June 382216.44 382823.10 606.66 0.07
July 362197.01 364647.09 2450.08 0.28
August 363110.11 360399.58 -2710.53 -0.31
September 329285.82 324881.17 -4404.66 -0.54
October 280041.61 280830.01 788.41 0.12
November 278487.29 278487.29 0.00 0.00
December 248860.08 255335.65 6475.57 1.22

Tabel 4.11. Persentase coal losses


Dari tabel diatas terlihat bahwa coal losses terjadi pada bulan April, May, Agustus,

September dengan persentase coal loss tertinggi pada bulan September dengan rata – rata coal

losses 0.34 % atau 2,136.60 ton pada tahun 2013.

Coal Losses
2.50
2.00 1.95
1.50
1.08 1.11 1.22
1.00
0.50
0.28 0.12
0.00 0.07 0.00
-0.33 -0.50 -0.31 Coal Losses
-0.50 -0.54
-1.00

Gambar 4.4. Grafik persentase coal losses

Dari grafik diatas terlihat bahwa persentase coal losses mengalami peningkatan dan

penurunan setiap bulannya, namun karena coal loss pada ROM stock Biangan hanya mencapai

0.34 %, maka persentase coal losses ini dapat diabaikan.

4.3. PENENTUAN FAKTOR LOSS

Dengan melihat persentase faktor losses peneliti melakukan pengamatan secara langsung

dilapangan terhadap kegiatan penambangan, pengangkutan dan penimbunan di ROM Stock

Biangan.
Dengan melakukan pengamatan dilapangan secara langsung, peneliti menemukan

beberapa faktor dalam kegiatan penambangan yang dapat diasumsikan sebagai faktor losses atau

sebagai penyebab adanya coal losses selama kegiatan penambangan, diantaranya :

1. Expose

Expose merupakan suatu kegiatan pengupasan OB yang bertujuan mendapatkan batubara,

apabila ketebalan OB kurang dari 0.5 – 1 m. apabila ketebalan batubara kurang dari 0.5m maka

nantinya pada saat proses coal cleanning batubara bersih yang ikut di cleanning lebih banyak

dari semestinya.

Gambar 4.5. Pengukuran ketebalan OB batubara terexpose

Ketebalan OB batubara terexpose yang terukur adalah setebal 4,5 cm < 50 cm, keadaan

ini meyebabkan pada proses coal cleanning nantinya akan lebih banyak batubara yang terbuang

sebagai dirty coal.


2. Coal Cleanning

Coal cleanning merupakan suatu proses yang bertujuan memisahkan batubara dengan

material lainnya, misalnya untuk mengurangi kandungan abunya, pemilihan alat untuk kegiatan

coal cleanning ini juga mempengaruhi besar kecilnya persentase coal losses, untuk mengurangi

besarnya persentase coal loss sebaiknya pemilihan alat untuk kegiatan ini disesuaikan dengan

kemiringan lapisan coal, sebagai contoh, apabila kemiringan coal :

a. Landai : gunakan dozer D85ESS

b. Curam : gunakan PC200

c. Bergelombang : gunakan PC200

Gambar 4.6. Kegiatan Coal Cleanning

PT. Bharinto Ekatama melakukan proses coal cleanning dengan menggunakan PC400,

sebelumnya dikatakan bahwa tebal OB batubara terexpose sangat tipis, dengan dimensi alat yang

besar, dan keadaan OB yang tipis tentu saja akan terjadi losses.
3. Coal Getting

Coal getting merupakan kegiatan pengambilan batubara yang kemudian di muat ke alat

angkut. Dalam proses ini sebaiknya ditempatkan juga dozer atau backhoe kecil untuk merapikan

sisa coal yang kemudian dapat diangkut.

Dozer

Gambar 4.7. Kegiatan coal getting yang dilengkapi dengan dozer

Gambar 4.8. coal getting tanpa adanya backhoe atau dozer kecil

Pada keadaan actualnya, terkadang pada proses coal getting tidak terdapat dozer kecil

atau backhoe yang memungkinkan tidak adanya batubara yang terbuang.


4. Coal Haulling

Coal Hauling merupakan suatu kegiatan pengangkutan batubara dari mine area ke ROM

stock, dalam kegiatan ini, keadaan jalan mempunyai pengaruh yang cukup, sebaiknya

kemiringan jalan angkut berkisar antara 8 – 10 %, dan keadaan jalan tidak bergelombang.

5. Coal Stock

Coal stock merupakan tempat penyimpanan batubara sementara, pada PT. Bharinto

Ekatama, batubara dari mine area diangkut ke ROM Stock Biangan dengan menggunakan dump

truck berkapasitas 20 ton dan 30 ton. Di ROM Stock juga terdapat kemungkinan adanya coal

losssebagai dari akibat bedding yang terlalu tipis atau terlalu tebal, tanggul pembatas yang

kurang tinggi.

a. Tanggul Pembatas

Tinggi tanggul dapat mempengaruhi besarnya persentase losses karena dengan tanggul

yang rendah semakin besar kemungkinan batubaraberceceran keluar ROM Stock.

Gambar 4.9. Batubara tercecer melewati tanggul


Selain itu, tanggul yang rendah juga dapat menyebabkan batubara keluar area ROM Stock

dan masuk ke Channel di tepi ROM, seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Gambar 4.10. Batubara di channel tepi ROM Stock

b. Penimbunan Batubara

Penimbunan batubara yang tidak rapih (terdapat lembah diantara tumpukan) dapat

mempengaruhi perhitungan persentase losses batubara, hal ini berkaitan dengan pengukuran

volume ROM yang dilakukan oleh tim survey. Semakin banyak cekungan (lembah) semakin

tidak akurat hasil perhitungan volume ROM Stock nantinya.

Cekungan
Cekungan
Cekungan

Gambar 4.11. ROM Stock dengan banyak cekungan

Anda mungkin juga menyukai