Coal Recovery
Coal Recovery
PEMBAHASAN
Coal recovery adalah suatu angka atau besaran yang menunjukkan seberapa efektif
batubara yang ditambang. Angka coal recovery ditunjukkan dalam bentuk persentase (%),
semakin besar angka coal recovery maka semakin efektif penambangan batubaranya.
Untuk menentukan persentase coal recovery di mine area (Pit) digunakan beberapa
1. In-situ model vs aktual data ditambang (Insitu Model – Actual Coal Mined)
Perhitungan Coal Recovery dgn metode ini dihitung dengan membandingkan In-situ
Model (Geological Model) dengan batubara ditambang berdasarkan perhitungan truk (truck
account / dispatch).
2. ROM Merge version 4.0.3 vs aktual data ditambang (ROM Merge vs Actual Coal Mined)
Metode perhitungan ini hampir sama dengan perhitungan diatas, namun parameter
perhitungan cadangan batubara yang berbeda. Perbedaannya adalah perhitungan cadangan ROM
Merge mencakup lapisan tanah penutup (overburden) dengan ketebalan tertentu diatas insitu
Metode perhitungan ini adalah jumlah batubara berdasarkan pick up survey antara lapisan
batubara atas (top coal) dan lapisan batubara bawah (coal floor) dibandingkan dengan aktual
menggunakan perbandingan data survey dan data actual yang diperoleh dari data truck
weighting, dan sebagai pembanding peneliti juga melakukan perhitungan coal recovery dengan
menggunakan data perhitungan batubara berdasarkan design pit dan peta topo dibandingkan
1. Truck Weighting
Truck weighting merupakan timbangan yang digunakan untuk menghitung berat truck
kosong dan berat truck dengan muatan, sehingga nantinya didapat berat muatan (coal). Cara
Pada saat truck mulai masuk atau menimbang ke dalam timbangan maka load cell sebagai
sensor mulai mendeteksi gaya tekanan beban di rubah kedalam arus / tegangan listrik. Besaran
arus atau tegangan listriik yang dihasilkan oleh load cell selalu berubah – ubah mengikuti
beratnya beban yang ditimbang. Selanjutnya arus / tegangan dikirim ke analog yang ada di
indicator, analog digital segera memproses perubahan arus / tegangan yang di timbulkan oleh
load cell sedemikian rupa hingga terbentuk angka digital sebagai hasil penimbangan.
Data truck weighting merupakan data tonase batubara yang didasarkan pada data
timbanngan. Data truck weighting ini dapat diasumsikan sebagai data actual batubara
tertambang. Berikut data timbangan selama tahun 2013 untuk setiap pit :
LOKASI
BULAN TOTAL
P3000 BK02 P3000 BK05 P6000
JANUARI 182,260.105 4,816 25,466.577 212,542.682
FEBRUARI 130,252.020 - 14,329.028 144,581.048
MARET 120,945.680 - 20,034.860 140,980.540
APRIL 142,122.470 - 26,537.620 168,660.090
MEY 113,789.770 - 60,431.540 174,221.310
JUNI 64,282.270 10,962.532 89,068.360 164,313.162
JULI 21,942.910 5,367.926 107,764.600 135,075.436
AGUSTUS 13,837.71 23,910.47 118,984.66 156,732.840
SEPTEMBER 1,552.00 26,845.16 125,724.16 154,121.320
OKTOBER 1,792.00 21,238.64 51,368.19 74,398.830
NOVEMBER - 848.46 - 848.460
DESEMBER - 20,434.28 8,291.05 28,725.330
Dari data timbangan diatas dapat dilihat bahwa produksi tertinggi terjadi pada bulan
Januari sebesar 212,542.682 ton batubara dan produksi terkecil terjadi pada bulan November
dengan tonase batubara sebesar 848.460 ton, dengan total tonase per tahun 2013 sebesar
1,555,201.05 ton dan rata – rata produksi batubara selama tahun 2013 adalah sebesar 129,600.09
ton.
2. Data Survey
Data survey merupakan data tonase coal yang didasarkan pada perhitungan roof dan floor
coal, keakuratan data survey tidak seakurat data timbangan karena beberapa faktor diantarannya :
Setelah selesai cleanning dan akan dilakukan coal getting, tim survey tidak berada
Tidak adanya tanda (pita) yang jelas mengenai daerah yang sudah diukur dan
c. Human error
Human error terjadi sebagai akibat kurangnya pengetahuan anggota tim survey mengenai
perbedaan roof dan floor, sehingga terkadang data roof dianggap sebagai data floor atau
sebaliknya. Dan terkadang data floor yang diambil bukan merupakan data floor yang
actual.
LOKASI
BULAN TOTAL
P3000 BK02 P3000 BK05 P6000
JANUARI 136,364.440 5,560 24,550.87 166,474.910
FEBRUARI 104,794.310 - 14,000.950 118,795.260
MARET 101,322.710 - 23,162.980 124,485.690
APRIL 109,041.230 - 19,276.440 128,317.670
MEY 82,218.500 - 47,123.580 129,342.080
JUNI 39,222.030 9,254.390 72,765.700 121,242.120
JULI 17,469.270 3,813.940 72,554.587 93,837.797
AGUSTUS 19,612.53 10,889.89 97,047.63 127,550.049
SEPTEMBER 470.22 24,667.37 93,186.13 118,323.721
OKTOBER 1,209.55 11,786.35 35,522.65 48,518.546
NOVEMBER - - - -
DESEMBER - 14,386.00 7,123.74 21,509.740
Tabel 4.2. Tonase coal getting (data survey) PT. Bharinto Ekatama
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa produksi terbesar terjadi pada bulan Januari dengan
total tonase 166,474.910 ton, dan produksi terkecil terjadi pada bulan November. Dengan total
tonase pertahun 2013 sebesar 1,198,397.58 ton, dan rata – rata produksi 108,945.23 ton per
tahun 2013
3. Coal Recovery
Coal recovery merupakan suatu angka atau persentase yang menunjukkan besarnya
Data 𝑆𝑢𝑟𝑣𝑒𝑦
Coal Recovery = Data 𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 (𝑇𝑟𝑢𝑐𝑘 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑖𝑛𝑔) × 100 %
Berikut hasil perhitungan coal recovery dengan metode ketiga yaitu data survey vs data
Tabel 4.3. Coal Recovery PT. Bharinto Ekatama (data survey vs truck weighting)
Dari data tabel diatas terlihat bahwa persentase coal recovery tertinggi terjadi pada bulan
maret yang mencapai 88.30 %, dan terendah pada bulan November dengan rata – rata pertahun
2013 sebesar 70.05 %. Dengan melihat besarnya persentase rata – rata selama tahun 2013 yang
tidak mencapai target yakni 85 %, maka diperluhkan upaya peningkatan coal recovery dengan
1. Data Reserved
Coal reserved merupakan bagian dari sumber daya batubara yang telah diketahui
dimensi, sebaran kuantitas, dan kualitasnya, yang pada saat pengkajian kelayakan dinyatakan
layak untuk ditambang. Untuk mengetahui besarnya reserved, dilakukan perhitungan reserved
dengan menggunakan software minescape. Untuk menghitung besarnya reserved disetiap pit
Lokasi
Bulan Total
P3000 Bk02 P3000 Bk05 P6000
January 120,000 3500 41,500 165,000
February 121,900 - 51,900 173,800
March 144,980 - 84,434 229,414
April 115,000 - 84,100 199,100
May 184,395 - 114,310 298,705
June 68,900 11,500 147,100 227,500
July 28,448 27,000 202,000 257,448
August 54,500 20,091 170,000 244,591
September 12,500 63,300 155,000 230,800
October 15,500 76,000 114,900 206,400
November 14,000 97,619 125,552 237,171
December - - 75,000 75,000
Dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah reserved terbesar seama tahun 2013
berada di P6000 dengan total reserved mencapai 1,365,796 ton dan jumlah reserved terkecil
berada di P3000 Bk05 sebesar 229,010 ton. Dengan total reserved sebesar 2,544,929 ton dan rata
Data truck weighting digunakan sebagai pembanding untuk mendapatkan persentase coal
recovery.
LOKASI
BULAN TOTAL
P3000 BK02 P3000 BK05 P6000
JANUARI 182,260.105 4,816 25,466.577 212,542.682
FEBRUARI 130,252.020 - 14,329.028 144,581.048
MARET 120,945.680 - 20,034.860 140,980.540
APRIL 142,122.470 - 26,537.620 168,660.090
MEY 113,789.770 - 60,431.540 174,221.310
JUNI 64,282.270 10,962.532 89,068.360 164,313.162
JULI 21,942.910 5,367.926 107,764.600 135,075.436
AGUSTUS 13,837.71 23,910.47 118,984.66 156,732.840
SEPTEMBER 1,552.00 26,845.16 125,724.16 154,121.320
OKTOBER 1,792.00 21,238.64 51,368.19 74,398.830
NOVEMBER - 848.46 - 848.460
DESEMBER - 20,434.28 8,291.05 28,725.330
3. Coal Recovery
menggunakan data coal reserved dan data timbangan, berikut hasil perhitungan coal recovery
Dari tabel diatas terlihat bahwa persentase coal recovery tertinggi terjadi pada bulan
January yakni mencapai 128.81% dan persentase terendah pada bulan November yang mencapai
0.36%. rata – rata persentase coal recovery selama tahun 2013 sebesar 59.31%, persentase ini
sangatlah jauh dari target perusahaan, oleh karena sangat dibutuhkan adanya upaya peningkatan
Akan tetapi, terdapat perbedaan persentase antara perhitungan coal recovery sebelumnya,
untuk itu dibuat grafik yang menunjukkan hasil perhitungan kedua perhitungan tersebut, sebagai
berikut :
140.00
120.00
100.00
88.30
80.00 82.17 81.38
78.33 76.08 76.77
74.24 73.79 74.88
69.47
65.21
60.00 TW vs DS
TW vs DR
40.00
20.00
0.00 0.00
Dari grafik diatas terlihat ada perbedaan persentase coal recovery yang cukup besar
diawal dan akhir tahun, namun keduanya menunjukkan adanya ketidakstabilan coal recovery
selama tahun 2013, terlihat adanya peningkatan dan penurunan. Ketidakstabilan ini dipengaruhi
oleh kegiatan penambangan yang terhenti oleh beberapa alasan, atau karena kegiatan
Faktor Losses yaitu faktor-faktor kehilangan cadangan akibat tingkat keyakinan geologi
Geological losses yaitu faktor kehilangan akibat adanya variasi ketebalan, parting,
maupun pada saat pengkorelasian lapisan batubara. Biasanya untuk kemudahan, langsung
diambil nilai umum yaitu 5 – 10%. Namun dapat juga dengan memperhatikan pola variasi
ketebalan batubara, yaitu dengan bantuan analisis statistik. Parameter statistik yang dapat
2. Mining Losses
Mining losses yaitu faktor kehilangan akibat teknis penambangan, seperti faktor alat dan
faktor safety. Secara umum, untuk metoda Strip Mining digunakan mining losses sebesar 10%,
sedangkan untuk tambang bawah tanah digunakan mining losses sebesar 40-50% yaitu (metoda
Long Wall mempunyai Recovery 60-70%, metoda Room & Pillar mempunyai Recovery
50-60%), untuk auger mining digunakan mining losses sebesar 60-70% (atau Recovery 30-40%
sesuai dengan spesifikasi peralatannya). Untuk metoda Strip Mining (open pit), kadang-kadang
juga digunakan pendekatan ketebalan lapisan yang akan ditinggalkan, yaitu 10 cm pada roof &
10 cm pada floor. Jika ketebalan lapisan hanya 1 m, maka Mining Losses = 20%., sedangkan jika
ketebalan lapisan adalah 2 m maka Mining Losses = 10%., dan jika ketebalan lapisan adalah 5 m
Processing and transporting losses yaitu faktor kehilangan akibat diterapkannya metoda
pencucian batubara atau kehilangan pada proses pengangkutan ke Stockpile. Kehilangan ini
sangat tergantung pada hasil uji ketercucian (washability test), dimana harga perolehan (yield)
ditentukan dari hasil uji tersebut sedangkan kehilangan pada saat transportasi tergantung pada
Dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasi faktor looses di mine area dan ROM stock
Sebelum menganalisis faktor loss, peneliti menghitung persentase loos terlebih dahulu
Besarnya presentase losses dihitung berdasarkan besarnya persentase coal recovery yang
Tabel 4.7. Coal Losses berdasarkan Coal Recovery (Data Survey vs Truck Weighting)
Dari data diatas dapat dilihat bahwa persentase losses terbesar terjadi pada bulan
November dengan persentase mencapai 100 %, hal ini disebabkan pada bulan November tidak
ada kegiatan produksi. Dan persentase losses terkecil terjadi pada bulan Maret dengan persentase
11.70 %. Dan persentase losses rata – rata selama tahun 2013 sebesar 29.95 %.
Berdasarkan besarnya persentase faktor losses yang berada diatas persentase faktor losses
yang dapat dimaklumi yaitu 15 %, maka diperluhkan beberapa upaya meminimalkan persentase
faktor losses.
Selain melakukan perhitungan berdasarkan data truck weghting, peneliti juga melakukan
perhitungan persentase losses berdasarkan data truck weighting dan data reserved, hasil
perhitungan ini kiranya dapat digunakan sebagai pembanding perhtungan sebelumnya. Berikut
hasil perhitungan persentase faktor losses berdasarkan data truck weighting vs data reserved.
Bulan Truck Weighting (Ton) Data Reserved Coal Recovery (%) Losses %
January 212,542.68 165,000 128.81 -28.81
February 144,581.05 173,800 83.19 16.81
March 140,980.54 229,414 61.45 38.55
April 168,660.09 199,100 84.71 15.29
May 174,221.31 298,705 58.33 41.67
June 164,313.16 227,500 72.23 27.77
July 135,075.44 257,448 52.47 47.53
August 156,732.84 244,591 64.08 35.92
September 154,121.32 230,800 66.78 33.22
October 74,398.83 206,400 36.05 63.95
November 848.46 237,171 0.36 99.64
December 28,725.33 75,000 3.26 96.74
Tabel 4.8. Coal Losses berdasarkan Coal Recovery (Data Reserved vs Truck Weighting)
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa persentase faktor losses terbesar terjadi
pada bulan November yakni mencapai 99.64 %, sedangkan persentase terendah terjadi pada
bulan April yakni 15.29 %. Pada bulan Januari persentase losses bernilai negatif (- 28.81 %),
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan data truck weighting dan data reserved
pada bulan Januari 2013 tidak terdapat coal losses dan produksi batubara melebihi target
produksi. Rata – rata persentase coal losses selama tahun 2013 berdasarkan data truck weighting
100.00
80.00
60.00
40.00
TW vs DS
20.00
TW vs DR
0.00
-20.00
-40.00
Dari grafik diatas, terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil perhitungan losses
dengan 2 metode yang berbeda pada awl dan akhir tahun hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
faktor misalnya saja sebagai akibat dari kurangnya data roof dan floor yang mempengaruhi hasil
perhitungan volume batubara berdasarkan data survey, atau karena adanya kesalahan dalam
menghitung reserved.
Berdasarkan rata – rata coal losses yang melebihi 15 % dari ketentuan maka diperluhkan
penentuan faktor loss, agar dapat dilakukan upaya pengurangan persentase faktor loss dengan
ROM (Run Of Mine) merupakan tempat penimbunan batubara sementara sebelum diolah.
dengan Desember 2013. Jumlah tonase stock di ROM Biangan sendiri dihitung dengan
ROM stock = Stock awal + Stock yang masuk – Stock yang Keluar
Data stock akhir merupakan data ROM stock pada bulan tertentu berdasarkan
perhitungan balance stock. Untuk mendapatkan tonase coal losses digunakan perhitungan coal
Dari tabel diatas terlihat adanya selisih yang mencapai angka minus, angka minus inilah
yang merupakan jumlah tonase coal losses, berikut persentase coal losses yang dihitung
berdasarkan rumus :
𝐿𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 (𝑡𝑜𝑛)
Losses (%) = 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑆𝑢𝑟𝑣𝑒𝑦 (𝑡𝑜𝑛)+𝑅𝑂𝑀 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 (𝑡𝑜𝑛) × 100 %
September dengan persentase coal loss tertinggi pada bulan September dengan rata – rata coal
Coal Losses
2.50
2.00 1.95
1.50
1.08 1.11 1.22
1.00
0.50
0.28 0.12
0.00 0.07 0.00
-0.33 -0.50 -0.31 Coal Losses
-0.50 -0.54
-1.00
Dari grafik diatas terlihat bahwa persentase coal losses mengalami peningkatan dan
penurunan setiap bulannya, namun karena coal loss pada ROM stock Biangan hanya mencapai
Dengan melihat persentase faktor losses peneliti melakukan pengamatan secara langsung
Biangan.
Dengan melakukan pengamatan dilapangan secara langsung, peneliti menemukan
beberapa faktor dalam kegiatan penambangan yang dapat diasumsikan sebagai faktor losses atau
1. Expose
apabila ketebalan OB kurang dari 0.5 – 1 m. apabila ketebalan batubara kurang dari 0.5m maka
nantinya pada saat proses coal cleanning batubara bersih yang ikut di cleanning lebih banyak
dari semestinya.
Ketebalan OB batubara terexpose yang terukur adalah setebal 4,5 cm < 50 cm, keadaan
ini meyebabkan pada proses coal cleanning nantinya akan lebih banyak batubara yang terbuang
Coal cleanning merupakan suatu proses yang bertujuan memisahkan batubara dengan
material lainnya, misalnya untuk mengurangi kandungan abunya, pemilihan alat untuk kegiatan
coal cleanning ini juga mempengaruhi besar kecilnya persentase coal losses, untuk mengurangi
besarnya persentase coal loss sebaiknya pemilihan alat untuk kegiatan ini disesuaikan dengan
PT. Bharinto Ekatama melakukan proses coal cleanning dengan menggunakan PC400,
sebelumnya dikatakan bahwa tebal OB batubara terexpose sangat tipis, dengan dimensi alat yang
besar, dan keadaan OB yang tipis tentu saja akan terjadi losses.
3. Coal Getting
Coal getting merupakan kegiatan pengambilan batubara yang kemudian di muat ke alat
angkut. Dalam proses ini sebaiknya ditempatkan juga dozer atau backhoe kecil untuk merapikan
Dozer
Gambar 4.8. coal getting tanpa adanya backhoe atau dozer kecil
Pada keadaan actualnya, terkadang pada proses coal getting tidak terdapat dozer kecil
Coal Hauling merupakan suatu kegiatan pengangkutan batubara dari mine area ke ROM
stock, dalam kegiatan ini, keadaan jalan mempunyai pengaruh yang cukup, sebaiknya
kemiringan jalan angkut berkisar antara 8 – 10 %, dan keadaan jalan tidak bergelombang.
5. Coal Stock
Coal stock merupakan tempat penyimpanan batubara sementara, pada PT. Bharinto
Ekatama, batubara dari mine area diangkut ke ROM Stock Biangan dengan menggunakan dump
truck berkapasitas 20 ton dan 30 ton. Di ROM Stock juga terdapat kemungkinan adanya coal
losssebagai dari akibat bedding yang terlalu tipis atau terlalu tebal, tanggul pembatas yang
kurang tinggi.
a. Tanggul Pembatas
Tinggi tanggul dapat mempengaruhi besarnya persentase losses karena dengan tanggul
dan masuk ke Channel di tepi ROM, seperti yang terlihat pada gambar berikut.
b. Penimbunan Batubara
Penimbunan batubara yang tidak rapih (terdapat lembah diantara tumpukan) dapat
mempengaruhi perhitungan persentase losses batubara, hal ini berkaitan dengan pengukuran
volume ROM yang dilakukan oleh tim survey. Semakin banyak cekungan (lembah) semakin
Cekungan
Cekungan
Cekungan