DISUSUN OLEH:
Dengan ini menerangkan bahwa laporan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang di
laksanakan oleh siswi SMK Kesehatan Samarinda di Laboratorium Klinik Islamic Center
Samarinda dari tanggal 25 Maret sampai dengan tanggal 01 Juni 2019 telah selesai di
laksanakan.
DI SETUJUI OLEH
MENGETAHUI
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T serta shalawat dan salam semoga
dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad S.A.W, karena atas rahmat dan Karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan lancar.
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat
praktek kerja di lapangan, yang pada dasarnya merupakan kewajiban yang harus diikuti oleh
seluruh mahasiswa khususnya di jurusan Asisten Teknologi Laboratorium Medik.
Pada penulisan laporan ini, kami menyadari akan kesulitan-kesulitan baik dalam praktik
lapangan maupun pada penyusunan laporan. Tetapi berkat bimbingan, bantuan serta usaha keras
kami dengan penuh keridhoan Allah, akhirnya laporan ini dapat terselesaikan sebagaimana
mestinya.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr. Didi Irawan Sp.PK.M.Kes selaku penanggung jawab laboratorium Klinik Islamic
Center.
2. Mustika Feny Faradillah, A.Md.AK selaku kepala unit laboratorium Klinik Islamic
Center.
3. Syarifah Nurjanah R, A.Md.AK selaku pembimbing lapangan di laboratorium Klinik
Islamic Center.
4. Prince Saputra, A.Md.AK.SKM, Sri Wahyuni, Yeni Rahmawati A.Md.AK, Raihana
Pertiwi, A.Md.AK, yang selalu mendukung dan membimbing kami di laboratorium
Klinik Islamic Center.
5. Kamil, SKM,M.Si, Windy Agustin Ramadhita, A.Md AK, Muhammad Ridho
Saputra, A.Md.AK, Annisa Cenditia Dewi, A.Md.AK selaku pembimbing kami dari
SMK Kesehatan Samarinda.
6. Orang tua Kami yang selalu mendukung dan mendoakan kami selama kami
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
7. Dan juga teman- teman dan semua pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan
laporan yang kami buat
Kami selaku pihak pelaksana mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan kalian
selama ini. Kami juga menyadari bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari sempurna
dan masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat
kami harapkan untuk menjadikan laporan ini lebih baik lagi. Semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat yang sebesar - besarnya untuk kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang pesat sekarang ini,
membuat kita untuk lebih membuka diri dalam menerima perubahan-perubahan yang
terjadi akibat kemajuan dan perkembangan tersebut. Dalam masa persaingan yang
sedemikian ketatnya sekarang ini, dapat kita sadari bahwa sumber daya manusia
merupakan model utama dalam suatu usaha, maka kualitas tenaga kerja harus
dikembangkan dengan baik. Jadi perusahaan atau instansi diharapkan memberikan
kesempatan pada seorang siswa / mahasiswa untuk lebih mengenal dunia kerja dengan
cara menerima siswa / mahasiswa yang ingin mengadakan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL).
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dipandang perlu karena melihat pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi yang cepat berubah. Praktek Kerja Lapangan (PKL) akan
menambah kemampuan untuk mengamati, mengkaji serta menilai antara teori dengan
praktek yang terjadi dilapangan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas
managerial siswa / mahasiswa dalam mengamati permasalahan dan persoalan, baik dalam
bentuk teori maupun praktek.
Laboratorium kesehatan adalah sarana yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan, pemeriksaan, pengukuran, penetapan dan penguji terhadap bahan yang
berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor-faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat sekitar. Asisten Teknologi
Laboratorium Medik merupakan tenaga kesehatan yang memiliki peran penting terhadap
pemeriksaan di dalam laboratorium kesehatan.
B. PENGERTIAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu bentuk emplementasi secara
sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dengan program
penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung di dunia
kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu. Disamping dunia usaha, Praktek Kerja
Lapangan (PKL) dapat memberikan keuntungan pada pelaksanaan itu sendiri yaitu
sekolah, karena keahlian yang tidak diajarkan di sekolahan bisa didapat di dunia usaha,
sehingga dengan adanya Praktek Kerja Lapangan (PKL) dapat meningkatkan mutu dan
relevensi Pendidikan Menengah Atas yang dapat diarahkan untuk mengembangkan suatu
system yang mantap antara dunia pendidikan dan dunia usaha.
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI KLINIK
Klinik adalah sebuah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dan
menyediakan pelayanan medis dasar atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari
suatu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis.
B. JENIS – JENIS KLINIK
Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Klinik Pratama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medis dasar.
2. Klinik Utama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medis
spesialis.
Kedua macam klinik ini dapat diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, atau masyarakat. Adapun perbedaan antara Klinik Pratama dan Klinik Utama
adalah :
1. Pelayanan medis pada Klinik Pratama hanya pelayanan medis dasar,
sementara pada Klinik Utama mencakup pelayanan medis dasar dan spesialis.
2. Pimpinan Klinik Pratama adalah dokter, sementara pada Klinik Utama
pimpinannya adalah dokter spesialis.
3. Layanan di dalam Klinik Utama mencakup layanan rawat inap, sedangkan
pada Klinik Pratama layanan rawat inap hanya boleh dalam hal klinik
berbentuk badan usaha.
4. Tenaga medis dalam Klinik Pratama adalah minimal dua orang dokter,
sementara pada Klinik Utama diperlukan satu orang spesialis untuk masing-
masing jenis pelayanan. Adapun bentuk pelayanan klinik dapat berupa:
a. Rawat jalan
b. Rawat inap
c. One day care
d. Pelayanan 24 jam dalam 7 hari
Dalam usahanya ini klinik memiliki kewajiban yang meliputi:
1. Memberikan pelayanan aman, bermutu, mengutamakan kepentingan pasien,
sesuai standart pelayanan dan standart pelayanan operasional.
2. Memberikan pelayanan gawat darurat pada pasien sesuai kemampuan tanpa
uang muka terlebih dahulu atau mengutamakan kepentingan pasien.
3. Memperoleh persetujuan tindakan medis.
4. Menyelenggarakan rekam medis.
5. Melaksanakan sistem rujukan.
6. Menolak keinginan pasien yang tidak sesuai dengan standart profesi, etika,
dan peraturan perundang-undangan .
7. Menghormati hak pasien.
8. Memiliki peraturan internal dan standart prosedur operasional.
9. Melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya.
10. Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan.
C. DEFINISI LABORATORIUM
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Laboratorium adalah tempat atau ruangan tertentu yang dilengkapi dengan
peralatan untuk mengadakan percobaan (penyelidikan).
Oxford English Dictionary
Laboratorium adalah ruang atau bangunan yang dilengkapi dengan peralatan
untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, atau pembuatan
obat-obatan dan bahan-bahan kimia.
PERMENPAN No. 3 Tahun 2010
Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa
ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara
sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas,
dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam
rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laboratorium (lab) adalah
suatu bangunan yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan
berdasarkan metode keilmuan tertentu untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian,
praktek pembelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi bahan tertentu.
Laboratorium dibedakan sesuai bidang keilmuan yang dipelajari, misalnya
laboratorium kimia yang berkecimpung dalam bidang ilmu kimia. Laboratorium kimia
terbagi lebih spesifik lagi seperti laboratorium kimia fisika, laboratorium kimia organik,
laboratorium kimia anorganik, laboratorium kimia analitik, laboratorium biokimia,
laboratorium kimia instrumen, dan sebagainya.
Tipe Laboratorium berdasarkan PERMENPAN No. 3 tahun 2010, terbagi dalam 4
kategori:
1. Laboratorium Tipe I
Laboratorium tipe I adalah laboratorium ilmu dasar yang terdapat di
sekolah pada jenjang pendidikan menengah, atau unit pelaksana teknis yang
menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang
peralatan kategori I dan II, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori
umum untuk melayani kegiatan pendidikan siswa.
2. Laboratorium Tipe II
Laboratorium Tipe II adalah laboratorium ilmu dasar yang terdapat di
perguruan tinggi tingkat persiapan (semester I, II), atau unit pelaksana teknis
yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas
penunjang peralatan kategori I dan II, dan bahan yang dikelola adalah bahan
kategori umum untuk melayani kegiatan pendidikan mahasiswa.
3. Laboratorium Tipe III
Laboratorium tipe III adalah laboratorium bidang keilmuan terdapat di
jurusan atau program studi, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan
pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I,
II, dan III, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus
untuk melayani kegiatan pendidikan, dan penelitian mahasiswa dan dosen.
4. Laboratorium Tipe IV
Laboratorium tipe IV adalah laboratorium terpadu yang terdapat di
pusat studi fakultas atau universitas, atau unit pelaksana teknis yang
menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang
peralatan kategori I, II, dan III, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori
umum dan khusus untuk melayani kegiatan penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat, mahasiswa dan dosen.
F. FUNGSI LABORATORIUM
Fungsi laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar, sebagai metode
pengamatan dan metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah
dalam proses belajar mengajar.
Menurut Soejitno (1983) secara garis besar fungsi laboratorium adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima sehingga
antara teori dan praktik bukan merupakan dua hal yang terpisah. Keduanya
saling kaji-mengkaji dan saling mencari dasar.
2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi mahasiswa/siswa.
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran
ilmiah dari sesuatu obyek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
4. Menambah keterampilan dalam menggunakan alat dan media yang tersedia
untuk mencari dan menemukan kebenaran.
5. Memupuk rasa ingin tahu mahasiswa/siswa sebagai modal sikap ilmiah
seorang calon ilmuwan.
Menurut Sukarso (2005), secara garis besar fungsi laboratorium dalam proses
pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual
melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.
2. Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah
keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk
mencari dan menemukan kebenaran.
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran
ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungan alam dan sosial.
4. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon
ilmuan.
5. Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau
penemuan yang diperolehnya.
G. TUJUAN LABORATORIUM
Tujuan dari laboratorium klinik (lab klinik), menurut om Kurec tahun 2000, adalah
untuk menyediakan informasi kepada dokter dan tenaga medis profesional lainnya, agar
mereka dapat:
1. mendeteksi atau melihat kecenderungan suatu penyakit.
2. memastikan atau menolak diagnosis penyakit.
3. menentukan prognosis.
4. menjadi petunjuk untuk managemen pasien, dan
5. memantau efektifitas & efisiensi sebuah terapi pengobatan pasien.
BAB III
Pria <10mm/jam
Wanita <15mm/jam
b. Pemeriksaan Cholesterol
Setiap orang memiliki Cholestrol di dalam darahnya dimana 80%
di produksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan.
Cholesterol yang diproduksi oleh tubuh terdiri atas 2 jenis cholesterol
yaitu:
Cholesterol HDL
Cholestrol HDL adalah cholesterol baik, yang mempunyai
fungsi membersihkan pembuluh darah dari cholesterol LDL
yang berlebihan.
Cholesterol LDL sering disebut dengan cholesterol ‘ jahat’,
karena peningkatan kadar cholesterol ini dalam darah di
hubungkan dengan peningkatan resiko jantung koroner.
Prinsip pemeriksaan:
Cholesterol ditentukan secara enzimatik menggunakan
cholesterol esterase dan cholesterol oksidase. Hidrogen peroksida
membentuk warna merah bila bereaksi dengan 4 – aminopenazone
dan fenol dibawah pengaruh oksidase. Intensitas warna sebanding
dengan konsentrasi cholesterol.
Prinsip pemeriksaan HDL cholesterol
Persepitant dari kilomikron, VLDL dan LDL di endapkan dari
penjumlahan phosphotugistic acid dan magnesium klorida. Setelah
supernatan di centrifuge, cairan terdiri dari sedikit HDL sedangkan
cholesterol ditentukan dari proses enzimatis.
Metode pemeriksaan yang dilakukan dalam pemeriksaan
cholesterol yaitu CHOD - PAP
Prosedur kerja pemeriksaan cholesterol:
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dipipet reagen cholesterol sebanyak 500µl lalu masukan
kedalam tabung reaksi.
3. Di tambahkan serum sebanyak 5µl kedalam tabung yang telah
berisi reagen cholesterol.
4. Dihomogenkan dan di inkubasi selama 10 menit.
5. Di baca menggunakan fotometer.
Trigliserida
LDL = + { HDL − kolestrol}
5
e. Trigliserida
Trigliserida adalah jenis lemak yang dapat ditemukan
dalam darah dan merupakan hasil uraian tubuh pada makanan yang
mengandung lemak dan cholesterol yang telah di konsumsi dan
masuk ke tubuh serta juga dibentuk di hati. Setelah mengalami
proses di dalam tubuh, trigliserida ini akan diserap usus dan masuk
kedalam plasma darah yang kemudian akan di salurkan ke seluruh
jarinagan tubuh dalam bentuk klomikron dan VLDL ( Very Low
Density Lipoprotein).
Prinsip pemeriksaan Trigliserida.
Pemecahan trigliserida dengan system enzimatik dengan
hipoprotein lipase dengan adanya indicator quinonemine yang
terbentuk dari reaksi 4 – choloropenol dengan hydrogen peroxide
dibawah pengaruh katadari peroxidase.
Metode Pemeriksaan: GPO – PAP
h. SGPT
SGPT (serum glutamic pyruvic transaminase) adalah enzim
yang paling banyak terdapat di dalam hati, meski begitu dalam
beberapa organ lain ada, tapi dalam jumlah yang sedikit.
Prinsip pemeriksaan SGPT:
ALT mengkatalis transfer gugus amino dari L – alanine ke
α – ketoglutarat menjadi pyruvate dan L – Glutamate. NADH
menjadi NAD+ dengan bantuan enzim Lactate De –
hidrogenenase. Hasil penurunan serapan (absorbance) pada
panjang gelombang 340 nm sesuai dengan aktifitas ALT.
Prosedur Kerja Pemeriksaan SGPT:
1. Di siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.
2. Dipipet reagen SGPT sebanayak 500µl kemudian di masukan
kedalam tabung reaksi.
3. Ditambahkan serum sebanayak 50µl ke dalam tabung yang
berisi reagen SGPT tadi.
4. Di baca langsung menggunakan fototometer.
Nilai Normal Pemeriksaan SGPT
Pria 40µl
Wanita 35µl
i. Pemeriksaan Creatinin
Creatinin adalah produk limbah kimia hasil metabolisme
otot yang digunakan selama kontraksi. Creatinin dihasilkan oleh
keratin, yakni sebuah molekul penting dalam otot yang bertugas
dalam memproduksi energi.
Prinsip pemeriksaan Creatinin;
Creatinin bereaksi dengan Larutan Pikrat Alkalis
membentuk warna kemerahan ( reaksi Jaffe). Warna kemerahan
yang terbantuk berbanding lurus dengan kadar Kreatinin dan di
ukur dengan photometer pada panjang gelombang 510 (500 – 520)
nm.
Metode pemeriksaan: Reaksi Jaffe (Cold) Stable.
Prosedur Kerja Pemeriksaan Kreatinin:
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dibuat reagen kerja dengan cara pembuatannya 1:7.
a. Dipipet R2 sebanyak 100µl kemudian dimasukan kedalam
tabung.
b. Ditambahkan sebanyak 700µl Aquadest ke dalam tabung
yang berisi R2. Homogenkan.
3. Di ambil reagen kerja sebanyak 250µl + R1 sebanyak 250µl +
serum sebanyak 50µl.
4. Kemudian langsung dibaca menggunakan fotometer.
k. Alkali Phosphatase
Tes Alkalin Phosphatase (ALP) digunakan untuk mengkur
tingkat enzim fosfatase alkalin dalam darah. Sebagian besar ALP
diproduksi oleh hati dan sebagian kecil diproduksi oleh tulang.
Khusus pada wanita hamil ALP dihasilkan dri plasenta. Kenaikan
kadar ALP yang tidak normal menunjukan adanya penyakit hati
dan tulang.
Prinsip Pemeriksaan ALP: Alkali phosphatase mengkatalisa dalam
media alkali yang mentransfer 4-nitrophenilphosphat dan 2-amino-
2-metil-1-propanol (AMP) menjadi 4-nitrophenol.kenaikan 4-
nitrophenol diukur secara fotometri pada panjang gelombang 405
nm yang sebanding dengan aktivitas alkali phosphatase dalam
sampel.
Metode Pemerikssan ALP: Kalorimetri untuk menentukan
orthophosphoric monoester phosphohydrolase.
Prosedur Kerja Pemeriksaan ALP:
1. Di siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.
2. Dipipet reagen Alkalin sebanyak 500µl kemudian di masukan
kedalam tabung reaksi.
3. Ditambahkan serum sebanyak 50µl ke dalam tabung yang
berisi reagen Alkalin tadi.
4. Di baca langsung menggunakan fotometer.
m. Albumin
Albumin adalah protein yang membentuk sebagian besar
plasma darah, yakni sekitar 60 persennya terdiri atas protein ini.
Pembentukan albumin ini adalah suatu mekanisme tubuh yang
dilakukan oleh hati (liver).
Prinsip Pemeriksaan Albumin:
Bromocresol green dengan albumin dalam larutan buffer
sitrat membentuk kompleks warna. Ansorbance dari kompleks
warna ini sebanding dengan konsentrasi albumin dalam sampel.
Metode Pemeriksaan Albumin: BCG
Prosedur kerja pemeriksaan Albumin:
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Dipipet reagen Albumin sebanyak 1000µl kemudian
dimasukan kedalam tabung reaksi.
3. Ditambahkan serum sebanyak 10µl kedalam tabung yang
sudah berisi reagen albumin.
4. Homogenkan dan inkubasi sampel selama 5 menit
5. Di baca menggunakan fotometer.
Nilai Normal Pemeriksaan Albumin:
Albumin 3,8 – 5,1 gram/dl
n. Protein Total
Protein Total adalah suatu plasma protein yang disintesa
terutama di sel parenkim hati, sel plasma, kelenjar limfe, limpa dan
sumsum tulang. Protein Total terdiri dari albumin dan globulin.
Tes fungsi hati ini adalah tes yang menggambarkan kemampuan
hati untuk mensintesa protein (Albumin, Globulin, Faktor
koagulasi) dan memetabolisme zat yang terdapat di dalam darah.
Prinsip Pemeriksaan Total Protein:
Ion Cu bereaksi dengan protein dalam larutan alkali
membentuk suatu kompleks berwarna ungu. Absorbance dari
kompleks warna ini sebanding dengan konsentrasi protein dalam
sampel.
Metode Pemeriksaan : Spektrofotometer
Prinsip Kerja Pemeriksaan Total Protein:
1. Di siapkan alat dan bahan.
2. Di pipet reagen total protein sebanyak 1000µl kemudian
dimasukan kedalam tabung reaksi.
3. Di tambahkan serum sebanyak 20µl dan di masukan ke dalam
tabung yang berisi reagen total protein tadi.
4. Homogenkan dan inkubasi sampel selama 10 menit.
5. Di baca menggunakan fotometer.
Nilai Normal Pemeriksaan Total Protein:
Protein Total 6,6 - 8,7 gram/dl
C T Nilai Normal
I I Negative
I Positif
invalid
4. Pemeriksaan immunologi
Pada pemeriksaan immunologi terdapat berbagai
pemeriksaan seperti pemeriksaan widal, HIV Test, Hbs Ag Test,
PP Test dan VDRL (sifilis).
a. Pemeriksaan Widal
Uji widal adalah sebuah prosedur uji serologi untuk
mendeteksi adanya bakteri salmonella enteric yang
mengakibatkan terjadinya demam Thipoid.
Prinsip pemeriksaan:
Terjadinya aglutinasi antara antigen bakteri salmonella sp
yang terdapat dalam reagen dengan antibody yang terdapat
pada serum pasien.
Metode pemeriksaan: Slide Aglutinasi
Prosedur pemeriksaan Uji Widal:
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Di siapkan slide yang kering dan bersih dengan 8 (delapan)
lingkaran
3. Di teteskan reagen salmonella ke dalam 8 (delapan)
lingkaran slide yang sudah di sediakan sebnayak 1 tetes
reagen.
4. Di tambahkan plasma/serum di samping reagen salmonella
yang sudah di teteskan tadi sebanyak 50µl.
5. Di homogenkan sampel dengan reagen dengan
menggunakan batang pengaduk lalu di homogenkan dengan
cara memutar slide menggunakan rotator atau di putar
manual menggunakan tangan.
6. Apabila terjadi aglutinasi pada sampel maka pemeriksaan
akan dilanjutkan dengan titer yaitu 1/80, 1/160, 1/320.
7. Cara pembacaannya pun harus menggunakan cahaya yang
terang / dibaca di bawah lampu.
8. Di catat hasil pemeriksaan.
Interpretasi Hasil Pemeriksaaan Widal
b. Pemeriksaan Hbs Ag
Pemeriksaan Hbs Ag adalah suatu pemeriksaan yang
dilakukan untuk melihat adanya bakteri atau virus hepatitis B
di dalam tubuh seseorang.
Prinsip pemeriksaan Hbs Ag:
Hbs Ag dalam sampel akan berkaitan dngan anti Hbs
colloidal gold konjugat membentuk kompleks yang akan
bergerak melalui membran area tes yang telah di lapisi oleh
anti HBs. Kemudian terjadi reaksi membentuk garis berwarna
merah muda ke unguan yng menunjukkan hasil positif.
Metode pemeriksaan Hbs Ag: Rapid Test / strip.
Prosedur Kerja Pemeriksaan Hbs Ag:
1. Siapkan alat dan bahan yng akan digunakan.
2. Dipipet serum / plasma menggunakan mikropipet
sebanyak 100µl ke dalam lubang sampel.
3. Di atur timer selama 15 menit.
4. Dibaca dan di catat hasilnya.(Pembacaan tidak boleh lebih
dari 20 menit).
c. Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV adalah pemeriksaan yang bertujuan
untuk mengetahui adanya Human Immunodeficiency Virus
pada serum pasien.
Prinsip Pemeriksaan HIV:
Mendeteksi antibody pada serum/plasma atau whole
bood yang berikatan pada antigen pada strip.
Prosedur Pemeriksaan HIV:
1. Di siapkan alat dan bahan.
2. Di pipet serum 10 ul ke dalam lubang sampel.
3. Di teteskan 3 tetes buffer HIV ke dalam lubang sampel.
4. Di atur timer selama 15 menit.
5. Di baca dan di catat hasilnya.
(Pembacaan tidak boleh lebih dari 15 menit).
5. Pemeriksaan Parasitologi
Pemeriksaan parasitologi yang di lakukan di laboratorium
meliputi pemeriksaan feses dan pemeriksaan Malaria.
a. Pemeriksaan Feses
Pemeriksaan feses adalah serangkaian tes yang dilakukan pada
sampel feses (kotoran) untuk membantu mendiagnosis kondisi
tertentu yang mempengaruhi saluran pencernaan.
Prinsip pemeriksaan:
Adanya telur cacing larva cacing dalam tinja bisa di ketahui
dengan memeriksa secara mikroskop.
Metode Pemeriksaan Feses: Secara Natif (direct slide).
Prosedur Pemeriksaan Feses :
Pemeriksaan Makroskopis :
Diamati warna, bau, konsistensi, jumlah, lendir, parasit
makro, dan darah tampak.
Pemeriksaan Mikroskopis :
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dibuka tutup pot feses.
3. Dihomogenkan feses menggunakan lidi.
4. Diambil feses dalam jumlah sedikit.
5. Diletakkan feses tersebut di atas kaca objek. (Apabila
feses terlalu padat maka perlu di tambahkan sedikit
air).
6. Ditambahkan larutan pewarna (Eosin 2%) sampai
menutupi seluruh permukaan sediaan.
7. Diaduk feses dan larutan Eosin 2% menggunakan
ujung lidi hingga merata.
8. Ditutup dengan menggunakan cover glass.
9. Diperiksa dengan menggunakan mikroskop, dengan
lensa objektif perbesaran 10x dan di lanjutkan dengan
perbesaran 40x.
10. Di catat hasilnya.
Pemeriksaan Makroskopis
Warna .
Konsistensi Berbentuk dan agak lunak.
Lendir Tidak ada.
Parasit Makro Tidak ada.
Darah Tampak Tidak ada.
Pemeriksaan Mikrokopis
Parasit mikro
1. Telur dan jentik Negative
2. Protozoa Negative
Seluler
1. Sel epitel Sedikit
2. Leukosit dan Sedikit
makrofag
3. Eritrosit Negative ( tidak ada )
Sisa makanan Negative ( tidak ada )
b. Pemeriksaan Malaria
PENUTUP
A. PEMBAHASAN
1. Tata ruang laboratorium
Laboratorium Klinik Islamic Center adalah instalasi penunjang pelayanan pemeriksaan
kesehatan yang dimiliki oleh Klinik Islamic Center sudah memenuhi standar pelayanan
yang dilengkapi dengan alat-alat kesehatan yang sudah memenuhi standar operasional
penggunaan alat.
2. Sistem pengadaan dan penyiapan Barang Habis Pakai (BHP).
Pengadaan Barang Habis Pakai (BHP) di Klinik Islamic Center termasuk hal yang harus
di perhatikan oleh petugas laboratorium, agar tidak terjadi kehabisan barang pada saat
melakukan pemeriksaan. Kepala Ruangan Laboratorium melakukan permintaan BHP 2x
kali dalam sebulan melalui Apoteker Klinik Islamic Center.
3. Sistem pemeriksaan di laboratorium.
Pemeriksaan yang di lakukan di Klinik Islamic Center, meliputi :
a. Pemeriksaan Hematologi {Darah lengkap, Golongan Darah / rhesus, Laju Endap
Darah (LED)}.
b. Pemeriksaan Kimia Klinik {Glukosa, Kolestrol, Trigliserida, HDL-Cholestrol, LDL-
Cholestrol, Urid acid, Ureum/BUN, Creatinin, SGOT, SGPT, Alkaline Phosphatase,
Gamma Glutamin Transpeptidase (GGT), Bilirubin Total, Bilirubin Direct, Total
Protein dan Albumin}.
c. Pemeriksaan Immunologi {Hbs Ag, HIV Test, Widal, VDRL (sifilis)}.
d. Pemeriksaan Urinalisa {Urine Lengkap, PP Test, Narkoba Test}.
e. Pemeriksaan Parasitologi { Malaria dan Feses Lengkap}.
B. SARAN
Saat melakukan pemeriksaan sampel yang perlu di perhatikan adalah ketelitian, karna
dengan adanya ketelitian maka pemeriksaan akan berjalan dengan baik dan benar. Hal-hal
yang perlu di perhatikan dalam pemeriksaan adalah :
C. KESIMPULAN
NO BARANG NO BARANG
6 Bengkok 25 Fotometer
13 Kulkas 32 Mikrofon
17 Mikroskop 36 Stempel