Anda di halaman 1dari 60

PERAN DERMAGA BESERTA FASILITASNYA

DALAM PENDISTRIBUSIAN BBM


MELALUI TANKER
DI TERMINAL TRANSIT TANJUNG GEREM

KERTAS KERJA WAJIB

Oleh :

Nama Mahasiswa : Dian Budi Utomo


NIM : 320904 / A
Jurusan : Pemasaran dan Niaga
Program Studi : Pemasaran dan Niaga
Diploma : I (Satu)

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
PERGURUAN TINGGI KEDINASAN AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI – STEM
PTK AKAMIGAS – STEM

Cepu , Mei 2010


Judul : Peran Dermaga Beserta Fasilitasnya

Dalam Pendistribusian BBM Melalui Tanker

Di TT. Tanjung Gerem

Nama Mahasiswa : Dian Budi Utomo

NIM : 320904 / A

Jurusan : Pemasaran dan Niaga

Program Studi : Pemasaran dan Niaga

Diploma : I (Satu)

Menyetujui :

Pembimbing Kertas Kerja Wajib

Ir. DJASWADI, MSi.


NIP. 100006967

Mengetahui :

Ketua Program Studi : Pemasaran dan Niaga

Drs. MP. GULTOM, MM.


NIP. 100003536
PEMBIMBING PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Mengetahui : Menyetujui :
Operation Head. TT. Tanjung Gerem Pws. Utama Marine

TATOK SMT SOBIKHIN


PERGURUAN TINGGI KEDINASAN
AKAMIGAS – STEM

LEMBAR PENCATATAN KEGIATAN PEMBIMBINGAN KKW

Nama Mahasiswa : Dian Budi Utomo


NIM : 320904 / A
Jurusan : Pemasaran dan Niaga
Program Studi : Pemasaran dan Niaga
Diploma : I (satu)
Dosen Pembimbing / NIP : Ir. Djaswadi, MSi.
Judul KKW : Peran Dermaga Beserta Fasilitasnya Dalam
Pendistristribusian BBM Melalui Tanker
di Terminal Transit Tanjung Gerem

Ringkasan Materi Bimbingan Paraf Selesai Perbaikan


NO Tanggal
KKW Pembimbing Tanggal Paraf
Bimbingan pengembangan kerangka
1 29/3/2010 30/3/2010
Daftar isi KKW
Bimbingan mulai dari kata pengantar
2 07/4/ 2010 17/4/2010
sampai Bab III
Revisi kata pengantar sampai Bab III
3 01/5/2010 serta bimbingan untuk Bab IV 01/5/2010
sampai Bab V + lampiran
4 03/5/2010 Revisi Bab IV dan Bab V + lampiran 03/5/2010

Cepu, Mei 2010


Ketua Jurusan / Program Studi
Pemasaran dan Niaga

Drs. MP. GULTOM, M.M


NIP. 100003536
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kertas
Kerja Wajib (KKW) dengan judul “Peran Dermaga Beserta Fasilitasnya Dalam
Pendistribusian BBM Melalui Tanker di Terminal Transit Tanjung Gerem”.
Kertas kerja wajib ini ditulis berdasarkan data yang diperoleh dari Praktik Kerja
Lapangan yang dilaksanakan mulai tanggal 01 Februari 2010 sampai dengan
tanggal 19 Februari 2010 di Terminal Transit Tanjung Gerem.
Kertas kerja wajib ini ditulis dengan tujuan untuk memenuhi salah satu
syarat kelulusan jenjang Diploma I program studi Pemasaran dan Niaga di
Perguruan Tinggi Kedinasan Akademi Minyak dan Gas Bumi – Sekolah Tinggi
Energi dan Mineral.
Dalam penulisan kertas kerja wajib ini penulis mendapat bantuan dari
berbagai pihak oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Bambang Supadiyono, SH, MM, selaku Plh. Direktur PTK
AKAMIGAS-STEM.
2. Bapak Tatok SMT, selaku Operation Head TT. Tanjung Gerem.
3. Bapak Gema Iriandus P, selaku Operation Head Depot Plumpang.
4. Bapak Drs. MP. Gultom, MM, selaku ketua program studi PDN.
5. Bapak Ir. Djaswadi, MSi, selaku dosen pembimbing KKW.
6. Bapak Wan Abdul Halik, selaku Pengawas Utama LJP/LK3 Depot
Plumpang.
7. Bapak Sobhikin, selaku Pengawas Utama Marine TT.Tanjung Gerem
sekaligus Pembimbing lapangan.
8. Bapak dan Ibu Dosen PTK AKAMIGAS-STEM yang telah memberikan
ilmu kepada penulis.
9. Keluarga, my lovely Novalia Tanjung, rekan mahasiswa, dan pihak-pihak
lain yang telah ikut membantu penyusunan kertas kerja wajib ini.
Dalam KKW ini penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharap kritik yang membangun dari pembaca sekalian agar
di masa yang akan datang penulis dapat menyusun KKW dengan lebih baik.
Semoga kertas kerja wajib ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis dan
juga bagi pembaca sekalian

Cepu, Mei 2010


Penyusun

Dian Budi Utomo


NIM. 320904 / A

i
INTISARI

Terminal Transit (TT) Tanjung Gerem merupakan salah satu terminal transit
PT. PERTAMINA yang berada di wilayah kerja S&D Region II. Pembangunan
TT. Tanjung Gerem dimulai pada tahun 1993 di atas lahan seluas 10,632 ha.
TT. Tanjung Gerem dioperasikan sejak tanggal 7 April 1995, yang ditandai
dengan peresmian oleh Direktur Utama PT. PERTAMINA saat itu, F. Abda’oe.
Tujuan pendirian TT. Tanjung Gerem adalah untuk menjamin keamanan
pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di daerah Banten, serta turut mengurangi
beban dari Instalasi Tanjung Priuk (ITP) –Plumpang.
Saat ini TT. Tanjung Gerem sudah melaksanakan Kerja Sama Operasi
(KSO) dengan PT. Patra Niaga terhitung mulai tanggal 01 Desember 2008.
TT. Tanjung Gerem menerima BBM dari Kilang Plaju, Kilang Dumai,
Kilang Cilacap, Kilang Balikpapan, Depot Balongan dan minyak Import
(Premium). Sarana penerimaan di TT. Tanjung Gerem adalah angkutan laut, yakni
kapal tanker.
Produk BBM yang ditangani oleh TT. Tanjung Gerem adalah premium,
minyak tanah (kerosene), minyak solar (HSD), minyak diesel (MDF), dan minyak
bakar (MFO).
TT. Tanjung Gerem bertanggung jawab untuk menyalurkan BBM kepada
konsumen, seperti Stasiun Pengisian BBM untuk Umum (SPBU) dan industri
yang berada di Propinsi Banten. Sedangkan penyaluran BBM kepada depot-depot
PT. PERTAMINA di wilayah Bengkulu, Pangkal Balam, Pontianak dan panjang,
merupakan bentuk konsinyasi BBM oleh TT. Tanjung Gerem. Sarana penyaluran
yang digunakan adalah angkutan darat dan laut, seperti mobil tangki, kapal tanker,
tongkang, dan SPOB (Self Propelled Oil Barge).
TT. Tanjung Gerem telah menambah kuota penyaluran BBM terhadap
SPBU yang sebelumnya menjadi wilayah operasi depot Plumpang sebanyak ±
4500 KL Solar atau 50 % dari thruput Depot Plumpang dan ± 2400 KL Premium
atau 20 % dari thruput Depot Plumpang. Wilayah yang akan dialihkan ke TT.
Tanjung Gerem adalah wilayah Jakarta Barat, sebagian wilayah Jakarta Selatan
dan seluruh wilayah Tanggerang. Untuk itu, TT. Tanjung Gerem melakukan
modifikasi pada filling shed dan realokasi tangki timbun serta penambahan tangki
timbun berkapasitas 10.000 KL.

ii
ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................ . i


INTISARI.............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR . ........................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ . vii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah.................................................................................. 2
1.4 Sistematika Penulisan.......................................................................... 3
II. ORIENTASI UMUM
2.1 Sejarah Singkat TT. Tanjung Gerem .................................................. 4
2.2 Tugas dan Fungsi TT. Tanjung Gerem ............................................... 5
2.3 Struktur Organisasi TT. Tanjung Gerem ............................................ 6
2.3.1 Bagian Penerimaan Penimbunan Penyaluran (PPP) .................. 7
2.3.2 Bagian Layanan Jasa Pemeliharaan (LJP).................................. 7
2.3.3 Bagian Lingkungan Kesehatan Keselamatan Kerja (LK3)........ 8
2.3.4 Bagian Marine............................................................................ 8
2.3.5 Bagian Keuangan........................................................................ 9
2.3.6 Bagian Layanan Jual................................................................... 9
2.4 Sarana dan Fasilitas di TT. Tanjung Gerem........................................ 9
2.4.1 Sarana dan Fasilitas Penerimaan................................................. 9
2.4.1.1 Dermaga.......................................................................... 9
2.4.1.2 Pipa................................................................................. 10
2.4.2 Sarana dan Fasilitas Penimbunan............................................... 11
2.4.3 Sarana dan Fasilitas Penyaluran................................................. 13
III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian Distribusi ........................................................................... 15
3.2 Dermaga .............................................................................................. 15
3.3 Type Dermaga ..................................................................................... 16
3.4 Sarana dan Fasilitas Dermaga ............................................................. 20
3.4.1 Sarana Dermaga ...................................................................... 20
3.4.2 Fasilitas Dermaga ................................................................... 23
3.5 Pemeliharaan Dermaga....................................................................... 23
3.5.1 Inspeksi Berkala...................................................................... 24
3.5.2 Inspeksi Khusus...................................................................... 26
3.5.3 Preventive Maintenance.......................................................... 26
3.5.4 Perbaikan................................................................................. 27
3.5.5 Upgrading................................................................................ 27
3.5.6 Record dan Pelaporan............................................................. 27

iii
IV. PEMBAHASAN
4.1 Peran Dermaga Dalam Pendistribusian BBM
di TT. Tanjung Gerem ........................................................................ 28
4.2 Sarana dan Fasilitas Dermaga di TT. Tanjung Gerem ...................... . 29
4.2.1 Dermaga I................................................................................... 30
4.2.1.1 Fasilitas Dermaga I......................................................... 30
4.2.1.2 Sarana Dermaga I........................................................... 30
4.2.2 Dermaga II................................................................................. 32
4.2.2.1 Fasilitas Dermaga II....................................................... 32
4.2.2.2 Sarana Dermaga II.......................................................... 32
4.2.3 Dermaga III............................................................................... . 34
4.2.3.1 Fasilitas Dermaga III..................................................... . 34
4.2.3.2 Sarana Dermaga III........................................................ 35
V. PENUTUP
5.1 Simpulan ............................................................................................. 37
5.2 Saran.................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 38
LAMPIRAN ......................................................................................................... 39

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Data Thruput per hari TT.Tanjung Gerem Secara Umum 6
Tabel 2.2 Data Pipa Penerimaan dari Dermaga 11
Tabel 2.3 Data Tangki Timbun TT. Tanjung Gerem 12

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Dermaga Type Quay 17


Gambar 3.2 Dermaga Type Wharf 17
Gambar 3.3 Dermaga Type Jetty/ Pier 18
Gambar 3.4 Konfigurasi Kapal Sandar Pada Jetty 19

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Layout Terminal Transit Tanjung Gerem


Lampiran 2 Struktur Organisasi Terminal Transit Tanjung Gerem
Lampiran 3 Pola Suplai Distribusi BBM TT. Tanjung Gerem
Lampiran 4 Laporan Kegiatan Operasional Pelabuhan
Lampiran 5 Gambar-Gambar Sarfas Dermaga

vii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan bakar minyak dan gas merupakan salah satu sumber energi yang sangat

dominan di berbagai aspek kehidupan, baik rumah tangga maupun industri. Oleh

karena itu, Pemerintah memegang kendali penuh atas segala sesuatu mengenai

bahan bakar minyak dan gas di Indonesia.

PT. PERTAMINA (Persero) sebagai salah satu perusahaan BUMN mempunyai

tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan pengadaan dan distribusi bahan

bakar minyak dan non bahan bakar minyak bagi rumah tangga dan industri di

Indonesia.

Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM)

dan Non Bahan Bakar Minyak (Non BBM) yang diakibatkan oleh perkembangan

industri dan pertumbuhan penduduk merupakan suatu tantangan yang harus

dihadapi oleh PT. PERTAMINA untuk memberikan pelayanan terbaik kepada

masyarakat dan industri. Tantangan seperti ini pun akan menjadi “jembatan” bagi

PT. PERTAMINA untuk menjadi perusahaan yang lebih besar, dinamis, dan

profesional.

Selain masalah meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap BBM dan Non

BBM, PT. PERTAMINA juga harus mengatasi berbagai hal yang mungkin terjadi

dalam operasi penerimaan, penimbunan, atau penyaluran BBM dan Non BBM.

Contohnya penyelundupan BBM atau Non BBM ke dalam negeri maupun luar

negeri. Hal ini tentunya sangat merugikan perusahaan karena penyelundupan

tersebut akan menganggu keseimbangan antara permintaan dan penawaran

1
masyarakat terhadap kebutuhan BBM dan Non BBM. Penyelundupan ini

merupakan salah satu masalah di bagian penyaluran atau distribusi BBM dan Non

BBM, juga hal-hal lainnya yang terkait dengan penyaluran atau distribusi.

Untuk melayani kebutuhan BBM dan Non BBM bagi masyarakat, PT.

PERTAMINA membentuk Suplai dan Distribusi yang terdiri atas 4 Region di

seluruh Indonesia. Tiap-tiap Region memiliki instalasi, terminal transit, dan depot

untuk melaksanakan operasi penerimaan, penimbunan, dan penyaluran BBM dan

Non BBM.

Terminal Transit (TT) Tanjung Gerem adalah salah satu terminal transit dalam

wilayah operasi S&D Region 2 Depot Area Manajer Jawa Bagian barat (DAM

JBB). Guna mendukung salah satu fungsi TT. Tanjung Gerem, maka perlu adanya

sistem pendistribusian yang handal serta sarana dan fasilitas yang memadai.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan KKW ini adalah sebagai salah satu persyaratan untuk

mengikuti ujian akhir Diploma I di PTK AKAMIGAS – STEM dan untuk

mengetahui peran dan fungsi dermaga beserta fasilitasnya dalam pendistribusian

BBM melalui tanker di TT. Tanjung Gerem.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penulisan KKW ini, penulis membatasi pada masalah peran dermaga

beserta fasilitasnya dalam pendistribusian BBM di TT. Tanjung Gerem.

2
1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini terdiri dari beberapa bab, dengan

susunan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang, tujuan penulisan, batasan masalah,

dan sistematika penulisan.

BAB II ORIENTASI UMUM

Bab ini berisikan sejarah singkat tentang TT. Tanjung Gerem, tugas

dan fungsi, struktur organisasi, serta sarana dan fasilitas yang terdapat

di Terminal Transit Tanjung Gerem.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan landasan teori yang ada kaitannya dengan dermaga

beserta sarfasnya di Terminal Transit Tanjung Gerem.

BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang peran dermaga beserta fasilitasnya dalam

pendistribusian BBM di Terminal Transit Tanjung Gerem.

BAB V PENUTUP

Merupakan bab terakhir yang memuat simpulan dan saran dari

pembahasan yang telah dikerjakan.

3
II. ORIENTASI UMUM

2.1 Sejarah Singkat Terminal Transit Tanjung Gerem

Terminal Transit (TT) Tanjung Gerem merupakan salah satu terminal transit

PT. PERTAMINA yang berada di wilayah kerja Suplai dan Distribusi Region 2

Depot Area Manajer Jawa Bagian Barat. Pembangunan TT. Tanjung Gerem

dimulai pada tahun 1993 di atas lahan seluas 10,632 ha. TT. Tanjung Gerem

dioperasikan sejak tanggal 7 April 1995, yang ditandai dengan peresmian oleh

Direktur Utama PT. PERTAMINA saat itu, F. Abda’oe.

TT. Tanjung Gerem terletak di Jalan Laksamana RE Martadinata No.50,

Merak, Kabupaten Cilegon, Propinsi Banten. Secara umum, TT. Tanjung Gerem

memiliki batasan yang meliputi :

 Sebelah Timur : Jalan Raya Merak.

 Sebelah Barat : Selat Sunda.

 Sebelah Utara : PT Mitsubishi Chemical Indonesia.

 Sebelah Selatan: PT Gajah Tunggal.

Gambar layout TT. Tanjung gerem dapat dilihat pada lampiran 1.

Saat ini kegiatan operasi di TT. Tanjung Gerem dilaksanakan oleh PT. Patra

Niaga karena terhitung mulai tanggal 01 Desember 2008 telah dilakukan Kerja

Sama Operasi (KSO) antara PT. Pertamina dengan PT. Patra Niaga. PT.Pertamina

sendiri di sini bertugas untuk mengawasi pelaksanaan operasional di TT. Tanjung

Gerem dan sebagai pengambil keputusan apabila dianggap perlu.

4
2.2 Tugas dan Fungsi Terminal Transit Tanjung Gerem

Latar belakang pendirian Terminal Transit (TT) Tanjung Gerem adalah untuk

menjamin keamanan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di daerah Banten,

serta turut mengurangi beban dari Instalasi Tanjung Priuk (ITP) –Plumpang.

Kegiatan utama TT. Tanjung Gerem meliputi :

 Penerimaan supply BBM dari kilang-kilang minyak dalam negeri

maupun impor.

 Penimbunan BBM pada tangki-tangki timbun yang tersedia.

 Penyaluran BBM, baik untuk kebutuhan konsinyasi atau

penyerahan BBM kepada konsumen.

TT. Tanjung Gerem menerima BBM dari Kilang Plaju, Kilang Dumai, Kilang

Cilacap, minyak impor dan dari Depot Balongan. Sarana penerimaan di TT.

Tanjung Gerem adalah angkutan laut, yakni kapal tanker.

TT. Tanjung Gerem bertanggung jawab untuk menyalurkan BBM kepada

pihak ketiga atau konsumen, seperti Stasiun Pengisian BBM untuk Umum

(SPBU) dan industri yang berada di propinsi Banten. Sedangkan penyaluran BBM

kepada depot-depot PT. PERTAMINA di wilayah Bengkulu, Pangkal Balam,

Pontianak dan Panjang, merupakan bentuk konsinyasi BBM oleh TT. Tanjung

Gerem. Sarana penyaluran yang digunakan adalah angkutan darat dan laut, seperti

mobil tangki, kapal tanker, tongkang, dan SPOB (Self Propelled Oil Barge).

Produk BBM yang ditangani oleh TT. Tanjung Gerem adalah premium,

minyak tanah (kerosene), minyak solar (HSD), minyak diesel (MDF), dan minyak

5
bakar (MFO). Data thruput per hari TT. Tanjung Gerem secara umum dapat

dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Data Thruput per hari TT.Tanjung Gerem Secara Umum

NO PRODUK BBM JUMLAH KL / HARI

1 PREMIUM 1588,290

2 MINYAK TANAH 29,355

3 MINYAK SOLAR (HSD) 1905,29

4 MINYAK DIESEL (MDF) 98,774

5 MINYAK BAKAR (MFO) 188,840

Sumber : Bagian PPP TT. Tanjung Gerem.

2.3 Struktur Organisasi Terminal Transit Tanjung Gerem

Terminal Transit (TT) Tanjung Gerem dipimpin oleh seorang Operation Head

Terminal Transit yang berada di bawah Depot Area Manager JBB. Operation

Head TT. Tanjung Gerem bertanggung jawab sepenuhnya atas jalannya

operasional secara keseluruhan di wilayah kerja TT. Tanjung Gerem. Adapun

tugas tersebut adalah:

 Menjaga dan mengawasi persediaan BBM agar selalu tetap aman

dan stabil.

 Menjaga mutu BBM dan Non BBM sesuai spesifikasi masing-

masing produk.

6
 Menjaga serta merawat sarana dan fasilitas yang ada agar dapat

dipergunakan setiap saat.

 Menghindari semua bentuk kerugian serta menekan biaya operasi

dan distribusi sekecil mungkin.

Operation Head TT. Tanjung Gerem dibantu oleh kepala fungsi yaitu : Pws.

Utama PPP, Pws. Utama Marine, Pws Utama LK3 & LJP. Setiap pengawas utama

dibantu oleh beberapa karyawan dari PT. Patra Niaga, KOPKARDALA dan pihak

ketiga yang lain.

Struktur organisasi TT. Tanjung Gerem secara struktural dapat dilihat pada

lampiran 2.

2.3.1 Bagian Penerimaan, Penimbunan, dan Penyaluran (PPP)

Bagian PPP TT. Tanjung Gerem bertanggung jawab atas kelancaran

kegiatan penerimaan, penimbunan, dan penyaluran BBM. Kegiatan tersebut

meliputi kegiatan operasi penerimaan, penimbunan, dan penyaluran serta

kegiatan pengendalian mutu BBM dalam kegiatan tersebut. Bagian ini juga

bertanggung jawab atas penyediaan BBM yang tepat jumlah, tepat mutu, dan

tepat waktu.

2.3.2 Bagian Layanan Jasa Pemeliharaan

Bagian Layanan Jasa Pemeliharaan bertugas sebagai penyelenggara dan

pemelihara sarana dan fasilitas penerimaan, penimbunan, penyaluran, dan

sarana-sarana penunjang lainnya agar selalu dalam kondisi siap pakai

dengan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, seperti :

 Menyusun usulan anggaran pemeliharaan.

7
 Mengadakan barang material atau suku cadang untuk menunjang

kegiatan operasi.

 Mengajukan usulan tentang perubahan atau penambahan sarana

dan fasilitas.

2.3.3 Bagian Lingkungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LK3)

Bagian ini mempunyai fungsi untuk melindungi keselamatan kerja

secara keseluruhan termasuk sumber daya manusianya baik dari bahaya

kebakaran maupun dari kecelakaan kerja. Adapun tugas yang harus

dilaksanakan ialah :

 Mencegah terjadinya kebakaran dan kecelakaan kerja.

 Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.

 Mengadakan pengawasan secara rutin di lingkungan kerja.

 Ikut serta dalam pemeliharaan seluruh sarana dan fasilitas LK3.

 Memberi motivasi kepada pekerja agar bekerja sesuai dengan

norma-norma keselamatan kerja.

2.3.4 Bagian Marine

Bagian marine memiliki tugas pokok dalam penyediaan sarana angkutan

laut, pengaturan keluar masuknya kapal di dermaga, pengawasan terhadap

adanya bahaya pencemaran perairan, dan pengadaan koordinasi dengan

instalasi terkait untuk kelancaran operasi perkapalan demi kepentingan

perusahaan.

8
2.3.5 Bagian Keuangan

Bagian ini bertanggung jawab dalam hal administrasi BBM serta

bertanggung jawab dalam perbendaharaan keuangan TT. Tanjung Gerem.

Saat ini bagian keuangan telah memisahkan diri dari Unit Suplai dan

Distribusi dan membentuk unit bisnis sendiri.

2.3.6 Bagian Layanan Jual

Bagian ini bertugas dan bertanggung jawab dalam hal pelaksanaan

administrasi penjualan BBM seperti membuat Delivery Order (DO). Bagian

ini telah keluar dari struktur organisasi TT. Tanjung Gerem dan menginduk

pada Unit Sales Area Manajer.

2.4 Sarana dan Fasilitas di Terminal Transit Tanjung Gerem

Kegiatan suplai dan distribusi BBM merupakan kegiatan utama yang dilakukan

TT.Tanjung Gerem. Setiap pelaksanaan kegiatan tersebut diharapkan dapat

berjalan lancar. Oleh karena itu, dibutuhkan sarana dan fasilitas yang handal dan

terpelihara guna mendukung kegiatan tersebut. Sarana dan fasilitas tersebut terdiri

dari sarana dan fasilitas penerimaan, sarana dan fasilitas penimbunan, dan sarana

dan fasilitas penyaluran.

2.4.1 Sarana dan Fasilitas Penerimaan

2.4.1.1 Dermaga

Sarana dan fasilitas penerimaan yang dimiliki TT. Tanjung Gerem

adalah dermaga. TT. Tanjung Gerem memiliki tiga dermaga.

9
 Dermaga I untuk Loading dan Bunker.

Kapasitas : 3500 DWT s/d 6500 DWT.

Bentuk : T-Head.

Kedalaman alur : 13 meter.

Uk. Jetty Head : 10 m x 15 m x 0.9 m

 Dermaga II untuk Discharge dan Loading.

Kapasitas : 17000 DWT s/d 35000 DWT.

Bentuk : T-Head.

Kedalaman alur : 13 meter.

Uk. Jetty Head : 15 m x 15 m x 0.9 m

 Dermaga III untuk Bunker ke tongkang atau SPOB.

Kapasitas : Upgrading.

Kedalaman alur : 8 meter.

2.4.1.2 Pipa

Sarana pipa yang ada di Terminal Transit Tanjung Gerem adalah :

 Marine Loading Arm (MLA) sebanyak tiga unit di dermaga I dan

dermaga II yang digunakan untuk produk premium, minyak solar, dan

kerosene. MLA tersebut memiliki ukuran Ø 6’ di dermaga I dan Ø 8’ di

dermaga II.

 Pipa penerimaan dari dermaga ke tangki timbun dapat dilihat pada

tabel 2.2.

10
Tabel 2.2 Data Pipa Penerimaan dari Dermaga

PANJANG ISI PIPA


NO JENIS BBM UKURAN
(Meter) (Liter)

Ø 16” 684,65
1. Premium Ø 12” 186,85 82.087
Ø 10” 2,2
Ø 8” 121,4

2. Kerosene Ø 16” 656


Ø 10” 2,5 75.482
Ø 8” 17,4

3. M. Solar Ø 16” 1928


Ø 10” 5 220.848
Ø 8” 24,3

4. M. Bakar Ø 16” 640,93


Ø 12” 23,3 55.071
Ø 6” 329,52

5. M. Diesel Ø 8” 1,94 18.155


Ø 6” 970
Sumber : Bagian Teknik TT. Tanjung Gerem

2.4.2 Sarana dan Fasilitas Penimbunan

Sarana dan fasilitas penimbunan di TT. Tanjung Gerem adalah tangki

timbun. Jumlah tangki timbun yang dimiliki TT. Tanjung Gerem sebanyak

15 unit tangki tegak (fixed cone roof tank). Sedangkan untuk bagian dasar

tangki berbentuk fall at center. Data tangki timbun di TT. Tanjung Gerem

dapat dilihat pada tabel 2.3

11
Tabel 2.3 Data Tangki Timbun TT. Tanjung Gerem

No. Ukuran (m) Kapasitas Safe Capacity Dead Stock


Produk
Tanki (Diameter x Tinggi) Max (KL) (KL) (KL)

2 34,126 x 11,135 10.300 9.994 603


3 34,156 x 11,105 10.256 9.977 238
Premium
11 19,965 x 11,074 3.471 3.354 113
15 34,928 x 11,057 10.675 10.140 490

13 24,365 x 11,000 5.171 4.984 248


Kerosene
14 24,365 x 10,975 5.162 4.975 248

1 34,122 x 11,133 10.284 9.980 662


6 34,120 x 11,145 9.982 9.967 664
M.Solar
7 34,135 x 11,144 10.295 9.980 560
8 34,128 x 11,148 10.315 9.997 606

10 17,045 x 11,053 2.554 2.496 130


MDF
12 34,115 x 11,210 10.279 10.004 383

5 34,121 x 11,150 10.290 9.969 650


MFO
9 24,374 x 11,122 5.410 5.089 248

FAME 4 17,045 x 11,053 2.554 2.485 115


Sumber : Bagian PPP TT. Tanjung Gerem.

Tangki timbun di TT. Tanjung Gerem dilengkapi dengan foam chamber,

water sprinkle, kabel grounding. Hal tersebut guna untuk memenuhi faktor

LK3.

TT. Tanjung Gerem sekarang telah menambah 1 buah tangki timbun

berkapasitas 10.000 KL, hal tersebut dilakukan untuk menunjang

12
pengambilan wilayah kerja Depot Plumpang di daerah Jakarta Barat dan

sebagian Jakarta Selatan. Sehingga penimbunan premium menjadi ± 35.000

KL yang semula hanya 20.000 KL, kapasitas tersebut di dapat dari

penambahan tangki timbun berkapasitas 10.000 KL dan realokasi tangki

no. 3 dan 11 dari minyak tanah menjadi premium.

2.4.3 Sarana dan Fasilitas Penyaluran

Penyaluran BBM di TT. Tanjung Gerem meliputi penyaluran melalui

mobil tangki, tongkang,back loading, dan bunker. Selain pipa, sarana dan

fasilitas yang digunakan adalah tempat pengisian ke mobil tangki (Filling

Shed) yang terdiri dari 13 titik pengisian (Filling Point) dengan bottom

loader Ø 4”, yaitu :

 4 buah titik pengisian M. Solar, dengan meter arus no. 1A, 1B, 2, 3, yang

berkapasitas 260-2600 L/menit dan digerakkan oleh pompa produk no. 2,

3 yang berkapasitas 150 KL/jam.

 1 buah titik pengisian M. Tanah, dengan meter arus no. 7 yang

berkapasitas 260-2600 L/menit dan digerakkan oleh pompa produk no. 4

yang berkapasitas 150 KL/jam.

 6 buah titik pengisian Premium, dengan meter arus no. 4, 5, 6, 8A, 8B,

dan 9 yang berkapasitas 260-2600 L/menit dan digerakkan oleh pompa

produk no. 8, 9 dan 10 yang berkapasitas 150 KL/jam.

 4 buah titik pengisian M. Bakar, dengan meter arus no. 10A, 10B, 11A

dan 11B yang berkapasitas 204-2040 Liter/menit dan digerakkan oleh

pompa produk berkapasitas 150 KL/menit.

13
 2 buah titik pengisian M. Diesel, dengan meter arus no. 13A dan 13B

yang berkapasitas 115-1140 Liter/menit dan digerakkan oleh pompa

produk berkapasitas 150 KL/jam.

 1 buah titik pengisian FAME yang digerakkan oleh pompa no 1

Sedangkan untuk bunker produk M. Solar, M. Diesel, M. Bakar. M.

Solar didukung oleh 5 unit meter arus berkapasitas 160-1600 L/menit dan

digerakkan oleh pompa produk berkapasitas 180 KL/jam. M. Diesel

didukung oleh 2 unit meter arus berkapasitas 29,4 – 294 KL/jam dan

digerakkan oleh pompa produk berkapasitas 180 KL/jam. M. Bakar

didukung oleh 2 unit meter arus berkapasitas 22,8 - 228 KL/jam dan

digerakkan oleh pompa produk berkapasitas 177 - 183 KL/jam. Untuk back

loading produk M. Solar dan Premium menggunakan pompa produk

berkapasitas 300 KL/jam.

14
III. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Distribusi

Distribusi adalah kegiatan penyaluran hasil produksi berupa barang dan jasa

dari produsen ke konsumen guna memenuhi kebutuhan manusia. Pihak yang

melakukan kegiatan distribusi disebut sebagai distributor.

Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan produksi

dan konsumsi. Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke tangan

konsumen. Dengan demikian kegunaan dari barang dan jasa akan lebih meningkat

setelah dapat dikonsumsi.

3.2 Dermaga

Dermaga adalah sarana utama sebagai penghubung antara darat dengan kapal,

sekaligus tempat sandar kapal untuk melaksanakan loading dan discharging.

Konstruksi ini cocok pada daerah terbuka, jika ombak tahunan yang terjadi tidak

maelampaui 1 (satu) meter.

Keuntungan dari konstruksi ini adalah penambatan kapal berlangsung mudah,

mooring dan unmooring cepat dan bongkar/muat dapat berjalan mudah.

Sebaliknya, kerugian dari konstruksi ini adalah cukup mahal, terutama jika

kedalaman dasar perairan yang diperlukan terletak pada posisi yang jauh dari garis

pantai.

Secara umum syarat dermaga yang baik adalah:

 Konstruksi dermaga harus mampu disandari oleh kapal.

 Kedalaman perairan dermaga harus menjamin cukup aman.

15
 Tersedia fasilitas pesawat angkat/ alat bantu operasi.

 Di atas dermaga harus tersedia fasilitas untuk naik/ turun dari/ ke kapal.

 Dibuat sedemikian rupa sehingga bila terjadi ceceran minyak harus

mengalir dan berkumpul ke sumpit.

 Tersedianya alat penanggulangan kebakaran dan lindungan lingkungan

yang memadai.

 Bisa memberikan rasa aman petugas dermaga dan kapal.

3.3 Type Dermaga

Dermaga terdiri dari 3 type antara lain Wharf, Quay, dan Jetty/Pier.

 Wharf adalah type dermaga yang menyatu dengan pantai dalam posisi

sejajar (memanjang) atau disebut plat form.

 Quay, type dermaga ini sama dengan Wharf yaitu dermaga yang menyatu

dengan pantai hanya saja menjorok keluar/kedalam karena kondisi

perairan yang tidak merata.

 Jetty/Pier adalah type dermaga yang tidak langsung menyatu dengan

pantai yang dilengkapi sarana penghubung antara pantai dan jetty yang

disebut dengan trestle.

Parameter untuk menentukan ukuran dermaga :

 Type Quay (Dermaga Memanjang)

Kapal tertambat sejajar dengan dengan pantai.

Kapal berderet sepanjang pantai.

Dimungkinkan jika kedalaman perairan merata.

16
Sesuai untuk operasional kapal peti kemas.

Untuk bentuk dermaga type Quay ini dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1. Dermaga Type Quay

 Type Wharf

Untuk perairan tidak merata hingga dibangun dermaga yang menjorok

keluar tetapi masih menyatu dengan pantai.

Sesuai untuk operasi kapal general cargo.

Untuk bentuk dermaga type Wharf ini dapat dilihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2. Dermaga Type Wharf

17
 Type Jetty/ Pier

Garis kedalaman perairan yang memenuhi syarat jauh dari pantai dan

tambatan jauh dari pantai.

Tidak memerlukan pengerukan awal.

Diperlukan fasilitas penghubung (trestle).

Untuk bentuk dermaga type Jetty/Pier ini dapat dilihat pada gambar 3.3.

jika trestle terletak ditengah adalah T head jetty/ pier.

jika trestle terletak dikiri/kanan adalah L head jetty/ pier.

Gambar 3.3. Dermaga Type Jetty/Pier

Dermaga minyak memilih type jetty, dengan alasan sebagai berikut :

 Kegiatan bongkar muat dilaksanakan menggunakan jalur pipa yang

menghubungkan manifold kapal dengan manifold darat.

 Tidak perlu area (luasan) sepanjang kapal seperti pada kapal barang umum

atau kapal penumpang.

18
 Panjang jetty head dapat diperpendek minimal sepanjang jajaran manifold

kapal dengan manifold darat.

 Penambatan kapal tidak seluruhnya pada bollard/bolder di jetty head,

spring line pada ujung buritan dan anjungan diikatkan pada bollard

dolphin, untuk fore line dan stern line pada bollard breasting dolphin,

breasting line. Secara jelas konfigurasi kapal sandar pada jetty dapat

dilihat pada pada gambar 3.4.

Gambar 3.4. Konfigurasi Kapal Sandar Pada Jetty.

19
3.4 Sarana Dan Fasilitas Dermaga

3.4.1 Sarana Dermaga

 Jetty Head

Bagian dari konstruksi dermaga yang berfungsi sebagai platform untuk

tempat peralatan bongkar muat seperti MLA, selang, meter arus dll.

 Breasting Dolphin

Bagian dari konstruksi dermaga yang berfungsi untuk menerima beban

benturan kapal pada saat sandar karena terpasang rubber fender.

 Mooring Dolphin

Bagian dari konstruksi dermaga yang berfungsi untuk menerima beban

tambat kapal setelah kapal sandar.

 Cat Walk

Bagian dari konstruksi yang berfungsi sebagai penghubung antara jetty

head, breasting dolphin dan mooring dolphin.

 Trestle

Bagian dari konstruksi dermaga yang yang berfungsi sebagai jembatan

penghubung antara daratan dengan jetty head.

 Meter Prover

Meter prover adalah salah satu standar untuk kalibrasi flow meter.

Sebenarnya meter prover dapat dipakai untuk flow meter untuk jenis apa

saja, namun pada prakteknya meter prover banyak dipakai untuk

mengkalibrasi PD meter yang memang membutuhkan akurasi yang sangat

tinggi. Meter prover selalu dipasang seri dengan meter yang akan

20
dikalibrasi dengan menggunakan actual displaced volume untuk

menentukan besarnya faktor koreksi (correction factor). Meter prover

adalah salah satu cara untuk menjamin akurasi flow meter dan telah

diterima sebagai standar umum.

 Marine Loading Arm (MLA)

Jenis peralatan bongkar muat fluida yang dipasang permanen pada jetty

head yang terdiri dari komponen pipeline, swivel joint dan system

hidrolik.

 Sistem Perpipaan

Perpipaan berfugsi untuk menyalurkan cargo dari dan ke kapal dengan

menggunakan pompa dan rate yang telah ditentukan.

 Rubber Fender

Sistem peredam energi benturan kapal pada saat sandar yang terbuat dari

material karet yang dipasang pada breasting dolphin dan jetty head. Fender

terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

Pad fender

Pad fender berada pada posisi paling luar dari fender, sehingga bila

ada kapal sandar akan kena badan kapal.

Frame fender

Frame fender harus kuat menerima tekanan dari kapal yang

diteruskan oleh pad fender dan selanjutnya meneruskannya ke cell

fender.

21
Cell Fender

Terbuat dari bahan karet, fungsi utama cell fender untuk menyerap

sebagian beban akibat benturan kapal agar tidak semua beban

akibat benturan kapal diterima oleh dermaga. Disamping itu juga

mengurangi besarnya reaksi penolakan oleh kokohnya dermaga

sehingga proses sandarnya kapal bisa menjadi lebih smooth

(lembut).

Rantai Fender

Berfungsi untuk mengikat frame fender.

 Mooring Buoy

Sarana tambat yang terletak di lepas pantai dilengkapi dengan fasilitas

tambat.

 Bolder

Sarana untuk mengikat tali tambat kapal yang berada di breasting dolphin,

mooring dolphin dan jetty head.

 Grounding Kabel

Grounding kabel adalah seutas kabel yang memenuhi persyaratan yang

menghubungkan kapal dengan fasilitas darat yang bersifat konduktor. Alat

ini sangat penting, tanpanya operasi bongkar/ muat kurang aman

dilaksanakan. Pemasangan alat ini adalah yang paling awal dan

pelepasannya paling akhir, artinya semua kegiatan memerlukan

pengamanan darinya. Alat ini berfungsi untuk mencegah terjadinya bahaya

listrik statis, dengan selalu menyalurkan arus bila ada beda tegangan

22
diantara kapal dengan darat. Grounding kabel diisyaratkan dari bahan yang

mempunyai tahanan rendah, tahanan maximum yang diijinkan 5Ω,

biasanya lebih disukai bahan tembaga.

 Break Water

Bangunan pada pelabuhan sebagai penahan ombak/ gelombang, angin agar

perairan pelabuhan cukup aman untuk bongkar muat.

 Gang Way

Diperlukan untuk naik turun kapal.

 Crane

Crane adalah alat untuk mengangkat barang-barang keperluan operasi,

seperti : hose, reducer dan keperluan kapal.

3.4.2 Fasilitas Dermaga

 Fasilitas Bongkar/ Muat

Pemuatan/ pembongkaran minyak dari tangki di darat ke kapal/ kapal ke

tangki darat.

 Fasilitas Deballasting

 Fasilitas Bunkering

 Fasilitas Drinking Water

 Fasilitas Pemadam Kebakaran

3.5 Pemeliharaan Dermaga

Tindakan teknis yang dilakukan selama masa daya tahan struktur guna

menjamin bahwa daya gunanya tetap berada diatas tingkat yang dianjurkan, untuk

23
itu dermaga harus dilakukan pemeriksaan dan perawatan yg terjadwal adapun

pemeriksaan dan perawatan dermaga sebagai berikut:

3.5.1 Inspeksi Berkala

Inspeksi berkala adalah suatu rangkaian tindakan pengamatan secara

visual terhadap kondisi anti korosi dari struktur bangunan yang sudah ada

dan dilakukan secara periodik.

Inspeksi berkala dibagi menjadi dua tahap yaitu inspeksi tahap satu dan

inspeksi tahap dua. Inspeksi berkala tidak hanya mendapat data sekali

inspeksi, tetapi data tersebut diakumulasikan untuk mendapatkan data

pemeliharaan jangka panjang, sehingga dapat diketahui perkembangan

tingkat kerusakan dan penurunan kondisi struktur. Adapun bagian-bagian

struktur dermaga yang harus dilakukan inspeksi berkala, antara lain:

 Melakukan inspeksi berkala setiap periode 2 tahun sekali untuk

mendeteksi penurunan kualitas dan kerusakan pada struktur dermaga.

Struktur baja terutama disebabkan oleh korosi.

Struktur beton terutama disebabkan oleh pengaruh garam,

penyusutan dan pemuaian, reaksi alkali bahan struktur dan

pengaruh air laut.

 Melakukan inspeksi pada seluruh bagian dermaga baik bagian konstruksi

diatas maupun dibawah air, mencakup :

Sarana sandar berupa breasting dolphin termasuk rubber fender dan

tiang pancang.

Sarana tambat berupa mooring dolphin.

24
Sarana platform berupa jetty head dan trestle meliputi konstruksi

tiang pancang dan lantai.

Sarana bongkar muat meliputi marine loading arm, hose dan

pipeline.

 Melakukan inspeksi pada struktur baja dengan cara pengamatan visual

terhadap indikasi kerusakan sebagai berikut :

Korosi.

Deformasi, karena bekas tabrakan dengan kapal dan benda

terapung lainnya.

Retak/ crack pada sambungan las.

 Melakukan inspeksi pada struktur beton dengan cara pengamatan visual

terhadap indikasi kerusakan sebagai berikut :

Retak dan munculnya gel berwarna putih (bunga garam kering).

Keluarnya cairan karat dari bagian yang retak.

Pengelupasan dari kerontokan beton penutup.

Terbukanya baja tulangan.

Honey comb (bagian beton yang adukan semennya tidak cukup

karena kekurangan pada saat konstruksi).

 Melakukan inspeksi pada sarana penunjang dermaga, terutama pada rubber

fender dan sarana bongkar muat terhadap indikasi kerusakan sebagai

berikut:

Kerusakan pada rubber fender seperti robek/ retak/ pecah dan

menurunnya daya absorbsi.

25
Kerusakan pada sistem mekanik dan hidrolik loading arm,

kerusakan pada lapisan carcass cargo hose serta korosi pada

pipeline.

3.5.2 Inspeksi Khusus

Inspeksi khusus dilaksanakan untuk mendapatkan informasi dengan

cepat, hal-hal yang berhubungan dengan kondisi abnormal pada struktur.

Pada saat terjadi keadaan darurat seperti gempa, gelombang besar,

kebakaran, tabrakan, atau benturan dengan kapal dan sebagainya. Adapun

ketentuan untuk melaksanakan inspeksi khusus sebagai berikut :

 Inspeksi khusus dilakukan apabila ada kemungkinan akibat dari

kecelakaan tersebut struktur menerima pengaruh kerugian.

 Karena tujuannya untuk menilai perlu tidaknya perbaikkan dan penguatan

terhadap struktur, maka inspector harus mampu mengevaluasi secara

akurat tingkat bahaya kerusakan struktur.

 Tentukan penggunaan metode yang mampu megobservasi kerusakan

struktur dan penyebabnya secara kuantitatif dan dengan cepat.

3.5.3 Preventive Maintenance

Sistem pemeliharaan yang bertujuan untuk mencegah kerusakan atau

penurunan kualitas/ kinerja sebelum masa pakai yang diharapkan. Bagian-

bagian dermaga yg dilakukan preventive maintenance antara lain:

 Preventive maintenance konstruksi beton.

 Preventive maintenance konstruksi baja.

 Preventive maintenance konstruksi non ferro dan campuran logam.

26
 Preventive maintenance sarana penunjang dermaga.

3.5.4 Perbaikkan

Tindakan teknis yang dilakukan untuk memperbaikki kerusakan dan

memulihkan daya tahan struktur sesuai umur pakai yang diharapkan.

Perbaikkan kerusakan sedini mungkin untuk mencegah/ memulihkan

kondisi dermaga dengan tetap mengacu pada spesifikasi teknis sesuai disain

konstruksi awal. Dalam hal karena pertimbangan tertentu harus dilakukan

perbaikkan dengan merubah/ memodifikasi disain konstruksi maka harus

tetap memperhatikan spesifikasi teknis sesuai disain dan menggunakan

bahan material yang sesuai dengan peruntukkannya.

3.5.5 Upgrading

Tindakan teknis yang dilakukan untuk meningkatkan daya tahan struktur

diatas kapasitas kekuatan yang ada atau diatas umur pakai yang

direncanakan semula. Dalam hal karena pertimbangan tertentu kapasitas

demaga harus ditingkatkan, baik kapasitas sandar maupun kapasitas bongkar

muat dengan cara memodifikasi konstruksi existing, maka lakukan

engineering review terlebih dahulu untuk menilai (melakukan assessment)

sisa kekuatan dermaga yang ada sebelum melakukan perencanaan teknis.

3.5.6 Record Dan Pelaporan

Melakukan pencatatan/ recording setiap kegiatan inspeksi dan

pemeliharaan lalu dokumentasikan secara baik untuk dapat digunakan

sebagai bahan perencanaan dan evaluasi dalam rangka planned

maintenance sistem.

27
IV. PEMBAHASAN

4.1 Peran Dermaga Dalam Pendistribusian BBM di TT. Tanjung Gerem

Pertamina S&D Region II Terminal Transit Tanjung Gerem berlokasi di pantai

bagian utara pulau Jawa dan menghadap ke selat sunda. Sehingga dengan letak

geografis yang berdekatan dengan laut, maka pensuplaian/ penerimaan Bahan

Bakar Minyak (BBM) di Terminal Transit Tanjung Gerem hanya melalui kapal

tanker. Dengan tanker-tanker yang membawa BBM untuk kelangsungan pasokan/

kebutuhan Bahan Bakar Minyak di Terminal Transit Tanjung Gerem diharapkan

kebutuhan BBM di wilayah Banten dapat terpenuhi.

Terminal Transit Tanjung Gerem menerima pasokan BBM dari kilang Plaju,

kilang Dumai, kilang Cilacap, kilang Balikpapan, depot Balongan dan minyak

import. Untuk itu dalam mendukung kegiatan pensuplaian tersebut, dermaga

mempunyai peranan yang sangat besar dalam pendistribusian BBM di lokasi kerja

tersebut. Atas dasar itu, menjadikan dermaga sebagai sarana yang sangat vital

yang harus mendapatkan prioritas utama dalam pengelolaannya (perawatan),

disamping sarana-sarana yang lainnya. Sehingga kegiatan pendistribusian Bahan

Bakar Minyak di Terminal Transit Tanjung Gerem dapat berjalan dengan lancar

dan baik karena didukung dengan sarana yang sangat memadai.

Sebaliknya jika terjadi masalah/ kerusakan pada dermaga atau sarana fasilitas

yang ada didalamnya maka pensuplaian Bahan Bakar Minyak akan tersendat,

kapal-kapal tanker tidak bisa merapat ke dermaga untuk melakukan bongkar muat

BBM. Sehingga, mengakibatkan ketahanan stock BBM di Terminal Transit

28
Tanjung Gerem menipis bahkan tidak bisa memenuhi kebutuhan BBM di wilayah

Banten dan sekitarnya, karena tidak mendapatkan suplai yang diakibatkan

kerusakan pada sarana penerimaan yaitu dermaga. Jadi sebagai awal pintu masuk

penerimaan Bahan Bakar Minyak di Terminal Transit Tanjung Gerem, dermaga

beserta sarana dan fasilitas yang terdapat didalamnya harus siap dan handal dalam

melaksanakan perannya.

4.2 Sarana Dan Fasilitas Dermaga Di Terminal Transit Tanjung Gerem

Kegiatan suplai dan distribusi BBM merupakan kegiatan utama yang dilakukan

di Terminal Transit Tanjung Gerem. Setiap pelaksanaan kegiatan tersebut

diharapkan dapat berjalan dengan lancar dan baik. Oleh karena itu, dibutuhkan

sarana dermaga yang handal dan terpelihara guna mendukung kegiatan tersebut.

Setiap dermaga memiliki sarana dan fasilitas serta kapasitas yang berbeda

dengan dermaga lainnya sesuai dengan kegunaannya. Terminal Transit Tanjung

Gerem memiliki 3 (tiga) buah dermaga untuk melakukan kegiatan suplai dan

distribusi BBM. Pada masing-masing dermaga diberikan nama agar mudah dalam

pengoperasiannya, yaitu:

 Dermaga I

 Dermaga II

 Dermaga III

Dari ketiga dermaga yang ada di lokasi ini merupakan jenis type “Jetty/ Pier”

karna sesuai untuk pelabuhan minyak, sehingga memerlukan pelabuhan khusus

untuk pengelolaannya.

29
4.2.1 Dermaga I

Dermaga ini dibangun pada tahun 1993 dengan kapasitas kapal sandar

mulai dari 3.500 DWT -6.500 DWT (maximum) dan kedalaman perairan

13 m LWS.

4.2.1.1 Fasilitas Dermaga I

Dermaga ini memiliki fasilitas antara lain:

 Fasilitas Discharge/ pembongkaran untuk BBM produk MDF

dan MFO

 Fasilitas Back loading / pemuatan BBM untuk tanker

(konsinyasi) maupun tongkang transportir untuk konsumen

ataupun industri atas produk Premium, Solar, MDF dan MFO

 Fasilitas Bunker untuk Produk MDF dan MFO

 Fasilitas Fresh Water

 Fasilitas Pemadam Kebakaran

4.2.1.2 Sarana Dermaga I

Dermaga I diperkuat dengan sarana-sarana untuk mendukung setiap

kegiatan suplai dan distribusi BBM. Adapun sarana yang dimaksud

antara lain:

 Jetty Head

Bentuk type : “T” head

Tiang pancang : Baja

 Trestle

 Fender : 8 buah

30
 Frontal Frame : 4 buah

 Breasthing Dolphine : 2 buah

 Sub Breasthing Dolphine : 2 buah

 Bolder : 10 buah

 Cat Walk

 Mooring Dolphine : 4 buah

 Mooring Buoy : 2 buah

 MLA : 3 buah uk.Ø 6’

 Jalur Pipa Produk

Diameter : Ø 8’ x 3 jalur

Produk : Premium,Kerosene, Solar

Diameter : Ø 6’ x 2 jalur

Produk : MDF, MFO

 Pipa Air Tawar : Ø 4’

 Pipa Pemadam Kebakaran : Ø 6’

 Tangga Akomodasi : 1 buah

 Lampu Penerangan : 16 buah

 APAR

Foam liquid kapasitas 20 Lbs

CO2 kapasitas 80 Kg

Dry Chemical : 2 buah

 Bak Penampungan

Penampung Pasir : 1 buah

31
Penampung limbah Non B3 : 1 buah

Penampung limbah B3 : 1 buah

 Hose : Ø 8’ dan Ø 6’

 Box Telepon : 1 buah

 Pos Jaga : 1 buah

4.2.2 Dermaga II

Seperti halnya dermaga I, dermaga II dibangun pada tahun 1993 dengan

kapasitas kapal sandar yang lebih besar yaitu mulai dari 17.000 DWT -

35.000 DWT (maximum) dan memiliki kedalaman perairan 13 m LWS.

4.2.2.1 Fasilitas Dermaga II

Fasilitas dermaga II antara lain:

 Fasilitas Discharge/ Pembongkaran BBM produk PKS, MDF,

MFO

 Fasilitas Back loading/ pemuatan BBM untuk tanker

(konsinyasi) maupun tongkang transportir untuk konsumen

ataupun industri atas produk Premium, Solar, MDF, MFO

 Fasilitas Bunker untuk produk MDF, MFO

 Fasilitas Fresh Water

 Fasilitas Pemadam Kebakaran

4.2.2.2 Sarana Dermaga II

Untuk mendukung setiap kegiatan suplai dan distribusi BBM,

dermaga II diperkuat oleh sarana sebagai berikut:

 Jetty Head

32
Bentuk type : “T” head

Tiang pancang : Baja

 Trestle

 Fender : 8 buah

 Frontal Frame : 4 buah

 Main Breasthing Dolphine : 2 buah

 Sub Breasthing Dolphine : 2 buah

 Bolder : 9 buah

 Cat Walk

 Mooring Dolphine : 3 buah

 Mooring Buoy :-

 MLA : 3 buah uk.Ø 8’

 Jalur Pipa Produk

Diameter : Ø 16’ x 3 jalur

Produk : Premium, Kerosene, Solar

Diameter : Ø 12’

Produk : MFO

Diameter : Ø 8’ x 3 jalur

Produk : Premium, Solar

Diameter : Ø 6’ x 2 jalur

Produk : MDF, MFO

 Pipa Air Tawar : Ø 4’

 Pipa Pemadam Kebakaran : Ø 6’

33
 Tangga Akomodasi : 1 buah

 Lampu Penerangan : 12 buah

 APAR

Foam liquid kapasitas 30 Ton

CO2 kapasitas 10 Lbs

Dry Chemical kapasitas 20 Lbs : 3 buah

 Bak Penampungan

Penampung Pasir : 1 buah

Penampung limbah Non B3 : 1 buah

Penampung limbah B3 : 1 buah

 Hose : Ø 8’ dan Ø 6’

 Box Telepon : 1 buah

 Pos Jaga : 1 buah

4.2.3 Dermaga III

Dermaga III dibangun pada tahun 1993 dengan kapasitas kapal sandar

500 DWT. Dermaga ini memiliki kedalaman perairan 8 m LWS. Pada tahun

2009 dermaga ini dilakukan pekerjaan penambahan kapasitas kapal sandar

(upgrading) menjadi 1500 DWT (maximum).

4.2.3.1 Fasilitas Dermaga III

Fasilitas dermaga III antara lain:

 Fasilitas Pemuatan/ Bunker Service produk Solar, MFO

 Fasilitas Fresh Water

 Fasilitas Pemadam Kebakaran

34
4.2.3.2 Sarana Dermaga III

Untuk mendukung setiap kegiatan distribusi BBM, dermaga III

diperkuat oleh sarana sebagai berikut:

 Jetty Head

Bentuk type : “T” head

Tiang pancang : Baja

 Trestle

 Fender : 12 buah

 Breasthing Dolphine : 4 buah

 Bolder : 11 buah

 Cat Walk

 Mooring Dolphine : 3 buah

 Jalur Pipa Produk

Diameter : Ø 6’ x 2 jalur

Produk : Solar, MFO

 Pipa Air Tawar : Ø 4’

 Pipa Pemadam Kebakaran : Ø 6’

 Lampu Penerangan : 12 buah

 APAR

Foam liquid kapasitas 30 Ton

CO2 kapasitas 10 Lbs

Dry Chemical kapasitas 20 Lbs : 3 buah

35
 Bak Penampungan

Penampung Pasir : 1 buah

Penampung limbah Non B3 : 1 buah

Penampung limbah B3 : 1 buah

 Hose : Ø 4’

 Box Telepon : 1 buah

 Pos Jaga : 1 buah

36
V. PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan selama Praktik Kerja Lapangan (PKL), peran

dermaga beserta fasilitasnya dalam pendistribusian BBM di Terminal Transit

Tanjung Gerem sangat berperan besar terutama pada proses penerimaan BBM, hal

tersebut menyangkut dengan kelangsungan/ ketahanan stock BBM di Terminal

Transit Tanjung Gerem karena sumber penerimaan BBM di wilayah kerja tersebut

hanya melalui tanker saja, sehingga dermaga beserta fasilitas yang terdapat

didalamnya menjadi sarfas yang vital dalam kegiatan pendistribusian BBM di

Terminal Transit Tanjung Gerem.

5.2 Saran

Penambahan sarana tambat mooring buoy di dermaga II agar pembebanan

kapal sandar tidak hanya terpusat pada dermaga saja.

Penggantian pipa berukuran Ø 6’ dan Ø 8’untuk jalur Back loading karena

kondisi pipa yang sudah banyak mengalami korosi di semua sisi.

Pembuatan tempat penyimpanan rubber hose/ selang di dermaga sehingga

selang terlindung dari panas matahari, diusahakan tidak melebihi suhu 380

celcius karena bila melebihi suhu tersebut selang akan cepat lapuk.

Pemasangan cran/ alat angkut pada dermaga I dan II untuk mempermudah

pemasangan selang/hose ke manifold kapal, agar tidak selalu bergantung

pada pihak kapal, karena tidak semua kapal memiliki cran.

37
DAFTAR PUSTAKA

1. Suharto AS. Ir. MM;2009,”Pelabuhan Khusus”,Sekolah Tinggi Energi


Mineral, Cepu.
2. ………….., 2007, “Panduan Suplai dan Distribusi BBM PT. Pertamina
(persero) Direktorat Pemasaran dan Niaga”, Jakarta.

3. ………….., 2007, “Pedoman Prosedur Operasi Pelabuhan Khusus PT.


Pertamina (persero) Direktorat Pemasaran dan Niaga”, Jakarta.

4. ………….., 2008, “Tata Kerja Organisasi Penilaian Kelaikan Operasi


Pelabuhan / Dermaga Khusus Migas”, Terminal Transit
Tanjung Gerem, Banten.

38
39
Pola Suplai Dan Distribusi BBM di TT. Tg. Gerem

1
STRUKTUR ORGANISASI TERMINAL TRANSIT TANJUNG GEREM

OPERATION HEAD
TT. Tg. GEREM

PWS. UTAMA PWS UTAMA PWS UTAMA PWS UTAMA PWS UTAMA
PPP LK3/LJP MARINE KEUANGAN PENJUALAN

2
Gambar 1. Breasthing Dolphine

Gambar 2. Cat Walk


Gambar 3. Marine Loading Arm (MLA)

Gambar 4. Mooring Dolphine


Gambar 5. Fender

Gambar 6. Mooring Buoy


Gambar 7. Meter Prover

Gambar 8. Bolder/ Bollard


Gambar 9. Break Water

Gambar 10. Trestle


Gambar 11. Jetty Head

Gambar 12. Jalur Pipa


Gambar 13. Gank Way

Gambar 14. Toilet


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai