Disusun oleh,
1402144187 IVAN DWI NUGRAHA
Universitas Telkom
Pembimbing Akademik,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah
kepada Nabi besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabatnya, para tabi’inya, serta kepada kita semua selaku umatnya.
Laporan magang yang berjudul “ PROSEDUR PENAGIHAN PIUTANG PADA
UNIT FINANCE AREA SULAWESI PT.PERTAMINA MOR VII” bertujuan untuk
memenuhi mata kuliah magang pada semester 6 Prodi Akuntansi di Universitas
Telkom. Selain itu, penulis berharap tugas ini dapat memberikan sedikit gambaran
mengenai “bagaimana prosedur penagihan piutang atas pembelian minyak” yang
ada di PT Pertamina.
iv
6. Bapak, Ibu selaku pegawai pada Finance MOR VII yang telah memberikan
kesempatan dan ilmunya selama penulis melaksanakan program magang.
7. Semua pihak dengan tidak mengurangi rasa hormat tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan semangat dalam
menyelesaikan laporan magang ini.
Penulis sadar bahwa yang dikemukakan dalam laporan ini masih jauh dari
sempurna karena beberapa keterbatasan dari penulis. Namun demikian mudah-
mudahan laporan magang ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca serta
pengembangan ilmu pengetahuan. Atas segala kekurangan penulis mohon maaf
serta mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun sebagai
perbaikan untuk kedepannya.
v
DAFTAR ISI
Halaman cover .................................................................................................................... i
BAB I. PENDAHULUAN
Lampiran
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) MOR VII Sulawesi .................. 5
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Upaya perbaikan dan inovasi sesuai tuntutan kondisi global merupakan salah
satu komitmen Pertamina dalam setiap kiprahnya menjalankan peran strategis
dalam perekonomian nasional. Semangat terbarukan yang dicanangkan saat ini
merupakan salah satu bukti komitmen Pertamina dalam menciptakan alternatif
baru dalam penyediaan sumber energi yang lebih efisien dan berkelanjutan serta
berwawasan lingkungan. Dengan inisatif dalam memanfaatkan sumber daya dan
potensi yang dimiliki untuk mendapatkan sumber energi baru dan terbarukan di
samping bisnis utama yang saat ini dijalankannya, Pertamina bergerak maju
dengan mantap untuk mewujudkan visi perusahaan, Menjadi Perusahaan Energi
Nasional Kelas Dunia.
1
Perusahaan berupaya untuk melakukan ekspansi bisnis hulu dan menjadikan
bisnis sektor hilir migas menjadi lebih efisien dan menguntungkan.
2
Indonesia yang besar dikelola secara serius yang dimana saat ini Pertamina telah
memiliki 6 Production Sharing Contract (PSC)-CBM.
2. Misi
Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan
secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai perusahaan kelas dunia,
maka Perseroan sebagai perusahan milik Negara turut melaksanakan dan
menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan nasional pada umumnya, terutama di bidang
penyelenggaraan usaha energi, yaitu energi baru dan terbarukan, minyak
dan gas bumi baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan lain yang
terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang energi, yaitu energi baru
dan terbarukan, minyak dan gas bumi tersebut serta pengembangan
3
optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan
barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat serta
mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Misi Perseroan menjalankan usaha inti minyak, gas, bahan bakar
nabati serta kegiatan pengembangan, eksplorasi, produksi dan niaga energi
baru dan terbarukan (new and renewable energy) secara terintegrasi.
3. Logo Perusahaan
Gambar 1.1
Logo Pertamina
4
B. Struktur Organisasi
5
2. HSSE Area Manager Sulawesi
HSSE Area Manager Sulawesi merupakan salah satu fungsi yang
mengurusi kesehatan, keamanan, dan lingkungan di wilayah kerja PT.
Pertamina (Persero).
6
8. Technical Services Area Manager Sulawesi
Technical Services Area Manager Sulawesi merupakan salah satu fungsi
yang menangani prasarana dan fasilitas yang berkaitan dengan kegiatan
operasional dilingkungan kerja Marketing Operation Region VII Sulawesi.
7
C. Strategi Bisnis
Strategi bisnis adalah garis besar cara PT PHE agar setiap wilayah kerja migas
yang dikelola dapat memenangkan persaingan (profitable), maka strategi bisnis
PT PHE adalah sebagai berikut:
8
D. Aspek Manajemen
1. Aspek Produksi
Brand yang diproduksi antara lain Elpiji, Musicool, BBG, Vi Gas, HAP.
Elpiji adalah brand PT Pertamina untuk LPG (Liquefied Potreleum Gas).
Adapula Musicool yang merupakan refrigerant hidrokarbon yang ramah
lingkungan. Kemudian BBG (Bahan Bakar Gas) adalah brand PT Pertamina
untuk bahan bakar gas yang komponen utamanya adalah gas Metana (CH4).
Vi-Gas juga merupakan turunan dari LPG yang dinamakan LGV (Liquefied
Gas for Vehicle), Vi-Gas dikemas dalam tabung yang juga berfungsi sebagai
tanki bahan bakar. Sedangkan HAP (Hidrokarbon Aerosol Propellant)
merupakan aerosol yang menggunakan LPG dengan komposisi tertentu.
2. Aspek Keuangan
Untuk memperbaiki struktur keuangan, Pertamina antara lain melakukan
penyelarasan strategi pembiayaan jangka panjang dan jangka pendek,
percepatan penyelesaian piutang ke negara, optimisasi aset non-produktif,
kerja sama transaksi lindung nilai valuta asing dengan beberapa bank nasional,
dan beberapa implementasi aktivitas roadmap menuju World Class Treasury
Centre.
Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. PER-
09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan
Badan Usaha Milik Negara ditetapkan dan berlaku tanggal 3 Juli 2015.
Peraturan ini mewajibkan Pertamina untuk:
- Menempatkan dana Program Kemitraan & Program Bina Lingkungan
Badan Usaha MilikNegara (“PKBL”) pada deposito dan/atau jasa giro
pada Bank BUMN;
- Memperoleh sumber dana PKBL dari:
a) Penyisihan laba bersih setelah pajak yang ditetapkan dalam
RUPS/Menteri pengesahan Laporan Tahunan maksimum sebesar 4%
(empat persen) dari laba setelah pajak tahun buku sebelumnya;
b) Jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil dari Program Kemitraan;
9
c) Hasil bunga deposito dan/atau jasa giro dari dana Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan yang Ditempatkan;
d) sumber lain yang sah;
- Menjadikan sisa dana PKBL tahun buku sebelumnya sebagai sumber dana
tahunberikutnya;
- Memberikan jumlah pinjaman untuk setiap Mitra
- Binaan dari Program Kemitraan maksimum sebesarRp75.000.000,-
(tujuhpuluh lima juta Rupiah);
- Memberikan bantuan pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran,
promosi danbentuk bantuan lain yang terkait dengan upaya peningkatan
kepasitas Mitra BinaanProgram Kemitraan. Dana untuk bantuan tersebut
diambil dari alokasi dana Program BinaLingkungan, maksimal sebesar
20% yang diperhitungkan dari dana Program Kemitraan yang disalurkan
pada tahun berjalan.
3. Aspek Pemasaran
Pertamina, melalui Direktorat Pemasaran, secara konsisten menerapkan
empat strategi pemasaran utama sebagai berikut:
- Customer Focus, yaitu mewujudkan kapasitas dan kemampuan pelayanan
kelas dunia terhadap customernya (world class customer service
capabilities).
- Operational Excellence dan Cost Leadership, yaitu menjalankan operasi
dan layanan bisnis secara:
a) Efisien, yang diarahkan pada biaya yang kompetitif pada pasokan dan
rantai pasokan operasi, corporate center yang ramping dan efektif
untuk mendukung operasi dengan biaya yang kompetitif,dan respon
yang cepat dalam memenuhi kebutuhan dan terhadap perubahan yang
terjadi di pasar.
b) Excellent, dengan menekankan pada volume dan kontribusi profit di
seluruh fungsi layanan, termasuk Kantor Pusat Pertamina.
10
- Strategic Partnership, yaitu menjalin kerja sama dengan mitra bisnis
strategis dalam menghadapi persaingan. Tujuan pokok strategic
partnership adalah meningkatkan kapabilitas melalui kerja sama dengan
mitra kelas dunia atau perusahaan terkemuka di bidangnya masing-masing
yang relevan dengan bisnis Pertamina. Strategic Partnership juga
mencakup sinergi dengan Anak Perusahaan. Pertamina menekankan
peningkatan kapabilitas dalam 3 aspek, yaitu memperkuat brand image
untuk mendapatkan akses ke pasar yang baru, memiliki kesempatan
memperoleh kompetensi baru, dan mengoptimalkan biaya dan pendapatan.
- Capability Building, yaitu membangun kapabilitas organisasi kelas dunia
dari sisi infrastruktur, sumber daya manusia maupun sistem yang
digunakan. Direktorat Pemasaran sebagai pionir transformasi di Pertamina
mempunyai aspirasi untuk mewujudkan “profitable downstream” dengan
tetap menjadi market leader di pasar domestik dan memperkuat eksistensi
di pasar regional. Guna mencapai aspirasi tersebut, diperlukan suatu
dukungan strategi yang kuat.
11
- Menjalin kerja sama dengan mitra bisnis strategis (strategic partnership)
untuk mengisi kekurangan dalam menghadapi persaingan.
- Membangun kapabilitas kelas dunia (capability building) dengan
pembangunan kapabilitas organisasi kelas dunia baik dari sisi aspek fisik
(berupa pembangunan infrastruktur), sumber daya manusia maupun
kesisteman. Saat ini, berdasarkan hasil evaluasi BPH Migas, Pertamina
memiliki posisi yang kuat di pasar domestik, dengan penguasaan pangsa
pasar sekitar 61,3% untuk sektor industrial & marine fuel, dan 92,1%
untuk sektor retail fuel BBK. Di Sektor Petrokimia, berdasarkan hasil
evaluasi Badan Pusat Statistik, pangsa pasar mencapai 20,46%.
4. Aspek SDM
Pertamina berkomitmen dalam meningkatkan kemampuan maupun
keahlian Pekerjanya, terutama dalam aspek HSE yang memenuhi Persyaratan
Lokal maupun Internasional.
- HEALTH
Kesehatan adalah Aset yang sangan penting dalam bekerja dan
beraktifitas, sehingga Pertamina mengadakan program-program untuk
mendukung Kesehatan Pekerjanya.
- SAFETY
Pertamina beserta Manajemen dan Pekerjanya sangat memperhatikan
Aspek-Aspek Keselamatan dalam bekerja dan beraktifitas. Keselamatan
adalah Prioritas utama yang tidak dapat diabaikan, walaupun pencapaian-
pencapaian lain dalam hal produksi dan pemasaran adalah tujuan
perusahaan. Pencapaian target produksi dan keberhasilan pemasaran akan
menjadi percuma jika aspek keselamatan tidak diperhatikan, untuk itulah
semua Pekerja berkomitmen dalam hal mendukung dan memperhatikan
aspek keselamatan dalam bekerja.
12
- SECURITY
Kemananan dalam lingkungan Kerja merupakan faktor utama untuk
terciptanya suasana kerja yang kondusif sehingga meningkatkan
Produktifitas Pekerja dan Peralatan Kerja. Pertamina mempunyai Sistem
Manajemen Pengamanan yang disingkat dengan SMP yaitu Sistem
Pengamanan Terpadu yang disusun oleh Kepolisian RI dimana dilakukan
Audit/verifikasi secara rutin oleh sebuah Tim dari Kepolisian RI.
- ENVIRONMENT
Aspek Lingkungan sudah menjadi Prioritas utama dalam Operasi
Perusahaan baik di kantor Pusat maupun Unit-unit Operasi, dimana Proses
Eksplorasi, Produksi, Pengolahan, Distribusi maupun Penyimpanan
(Storage) harus mengedepankan Aspek Lingkungan yang ramah
lingkungan, tanpa pencemaran dan emisi/radiasi maupun limbah beracun
serta meningkatkan pemakaian energy secara efsien.
Untuk naik ke jejang Jabatan yang lebih tinggi, maka seorang pekerja
wajib mengikuti pelatihan Modul HSE yang sesuai dengan Jabatan yang akan
dicapainya dalam waktu tertentu.
13
1.2 Lingkup Unit Kerja
A. Lokasi Unit Kerja Praktek (Magang)
PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VII Sulawesi berada
di jalan Garuda no.1 Makassar, Sulawesi Selatan.
B. Lingkup Penugasan
Penulis ditempatkan pada Unit Finance Area Sulawesi yang merupakan
salah satu unit bisnis di PT Pertamina yang menangani segala aspek keuangan
mencakup verifikasi pembayaran penjualan produk pertamina, akomodasi
perjalan dinas, kegiatan internal, dengan menggunakan sistem MySAP.
14
BAB II
KAJIAN TEORITIS
“Prosedur adalah suatu kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam satu
departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam
transaksi perusahaan yang terjadi secaraberulang-ulang”.
( 2000:5 )
( 2005:263 )
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah urutan kegiatan
atau aktivitas yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih
yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama.
2.2 Penagihan
15
supayamembayar hutang dan sebagainya, tuntutan supaya memenuhi janji.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penagihan adalah suatu hal
yang dilakukan untuk memberi peringatan kepada orang agar membayar hutang
atau memenuhi perjanjian yang telah ditetapkan sebelumnya.
Piutang merupakan harta perusahaan atau koperasi yang timbul karena terjadinya
transaksi penjualan secara kredit atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan. Menurut Mulyadi (2002 : 87) piutang merupakan klaim kepada pihak
lain atas uang, barang, atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu
tahun, dan dalam satu siklus kegiatan perusahaan.
Menurut Warren Reeve dan Fess (2005:404) menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan piutang adalah sebagai berikut : ”Piutang meliputi semua klaim dalam
bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau
organisasi lainnya”.
16
lain dalam bentuk uang atau barang yang timbul dari adanya penjualan secara
kredit.
Klasifikasi Piutang
Warren Reeve dan Fess mengklasifikasikan piutang kedalam tiga kategori yaitu
piutang usaha, wesel, tagih, dan piutang lain-lain sebagai berikut :
1. Piutang Usaha
Piutang usaha timbul dari penjualan secara kredit agar dapat menjual lebih
banyak produk atau jasa kepada pelanggan. Transaksi paling umum yang
menciptakan piutang usaha adalah penjualan barang dan jasa secara kredit.
Piutang tersebut dicatat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang usaha
semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang
relative pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan di neraca
sebagai aktiva lancar.
2. Wesel Tagih
Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di saat perusahaan telah
menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel tagih diperkirakan akan tertagih
dalam setahun. Maka biasanya diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva
lancar. Wesel biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari. Wesel
bisa digunakan untuk menyelesaikan piutang usaha pelanggan. Bila wesel tagih
dan piutang usaha berasal dari transaksi penjualan maka hal itu kadang-kadang
disebut piutang dagang (trade receivable).
3. Piutang lain-lain
Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika p[iutang
ini diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut
17
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari satu tahun
maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan
dibawah judul investasi. Piutang lain-lain (other receivable) meliputi piutang
bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan.
Piutang merupakan aktiva yang penting dalam perusahaan dan dapat menjadi
bagian yang besar dari likuiditas perusahaan. Besar kecilnya piutang dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah seperti yang
dikemukakan oleh Bambang Riyanto (2001:85-87) sebagai berikut :
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila
perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti bahwa perusahaan
lebih mengutamakan keselamatan kredit daripada pertimbangan profitabilitas.
Syarat yang ketat misalnmya dalam bentuk batas waktu pembayaran yang pendek,
pembebanan bunga yang berat pada pembayaran piutang yang terlambat.
18
d. Kebijaksanaan Dalam Mengumpulkan Piutang
Kebiasaan para langganan untuk membayar dalam periode cash discount akan
mengakibatkan jumlah piutang lebih kecil, sedangkan langganan membayar
periode setelah cash discount akan mengakibatkan jumlah piutang lebih besar
karena jumlah dana yang tertanam dalam piutang lebih lama untuk menjadi kas.
Dalam metode ini, selama sebulan, media disortasi dan diarsipkan menurut nama
pelanggan. Pada akhir bulan, dilakukan kegiatan posting yang meliputi: (1) posting
media yang dikumpulkan selama sebulan tersebut ke dalam pernyataan piutang dan
kartu piutang, (2) mengitung dan mencatat saldo setiap kartu kuning.
Jika semua pelanggan dikirimi pernyataan pada akhir bulan, hal ini akan
menyebabkan pekerjaan mem-posting media ke dalam pernyataan piutang dan
kartu piutang menjadi menumpuk pada akhir bulan. Untuk menghindari
penumpukan pekerjaan posting pada akhir bulan ini, metode penagihan bersiklus di
gunakan. Metode penagihan bersiklus ini membagi pekerjaan posting kedalam
kartu piutang dan pernyataan piutang tersebut tersebar merata ke dalam hari kerja
selama sebulan. Setiap pelanggan akan menerima pernyataan piutang pada tanggal
hari kerja yang sama setiap bulan.
19
Misalnya semua pelanggan yang namanya dimulai dengan huruf A akan ditagih
pada hari pertama setiap bulan (misalnya tanggal 1 Februari) untuk penjualan
kepada mereka sejak tanggal 2 Januari sampai tanggal 1 Februari. Langganan yang
namanya dimulai dengan huruf B akan ditagih pada tanggal 2 setiap bulan
(misalnya tanggal 2 Februari) untuk penjualan kepada mereka sejak tanggal 3
Januari sampai tanggal 2 februari.
20
BAB III
21
5 Senin, 29 Perencanaan - Negoisasi dana 1. Mengetahui cara
Mei 2017 dan untuk sponsorship negoisasi dan
negosiasi - Monitoring media dana yang
dana massa tentang disetujui untuk
pertamina untuk setiap
dibuat klipping sponsorship.
ditentukan.
6 Selasa, 30 Membuat - Monitoring media 1. Mengetahui cara
Mei 2017 kliping massa tentang membuat kliping
media masa pertamina untuk media massa yang
dibuat klipping nantinya di
ditentukan. laporkan ke
- Membuat Kliping comrel pusat.
media massa untuk
laporan ke comrel
pusat.
20
9 Senin, 05 Scan - Scanning dokumen 1. Mengetahui
Juni 2017 dokumen A/P A/P (Vendor & dokumen-
Employee). dokumen yang
harus dipenuhi
oleh para vendor
dan employee.
10 Selasa, 06 Scan - Scanning dokumen 1. Mengetahui
Juni 2017 dokumen A/P (Vendor & dokumen-
A/P Employee dokumen yang
outsourching). harus dipenuhi
oleh para vendor
dan employee
outsourching.
21
14 Senin, 12 Pencocokan - Mencocokan 1. Mengetahui cara
Juni 2017 faktur pajak faktur pajak dan mencocokan
dan Invoice invoice (invoice faktur pajak dan
number dan invoice yang
delivery order nantinya dikirim
(DO) ) untuk bukti
penagihan vendor.
22
19 Senin, 19 Pembuatan - Membuat MIRO, 1. mengetahui cara
Juni 2017 MIRO, dan no.tiket dari membuat MIRO
no.tiket no.bond. dan no.tiket pada
sistem yang ada di
website
intra.pertamina.
20 Selasa, 20 Pembuatan - Membuat MIRO, 1 mengetahui cara
Juni 2017 MIRO, dan no.tiket dari membuat MIRO
no.tiket no.bond. dan no.tiket pada
sistem yang ada di
website
intra.pertamina.
21 Rabu,21 Pembuatan - Membuat MIRO, 1. mengetahui cara
Juni 2017 MIRO, dan no.tiket dari membuat MIRO
no.tiket no.bond. dan no.tiket pada
sistem yang ada di
website
intra.pertamina.
22 Kamis, 22 Pembuatan MIRO, - Membuat MIRO, 1. mengetahui cara
Juni 2017 dan no.tiket. no.tiket dari membuat MIRO
no.bond. dan no.tiket pada
sistem yang ada di
website
intra.pertamina.
23
26 Kamis, 06 Monitoring - memonitoring 1. mengetahui cara
Juli 2017 tagihan A/R tagihan vendor memonitoring
- mencocokan tagihan pada sistem
nomor faktur SAP.
pajak dengan 2. Mengetahui cara
kode depot. mencocokan nomor
faktur pajak dengan
kode depot.
27 Jumat, 07 Monitoring - memonitoring 1. mengetahui cara
Juli 2017 tagihan A/R tagihan vendor memonitoring
tagihan pada sistem
SAP.
24
B. Perkenalan A/P
Account payable ini muncul akibat adanya pembelian secara kredit, dan
tugas lainnya pada divisi ini ialah menganalisis dan mengevaluasi kegiatan
keuangan meliputi AP non trade AR, dan AP-AR employee untuk memasikan
laporan AP-AR disajikan secara wajar sesuai standar akuntansi keuangan, serta
memastikan proses bisnis AP-AR non trade terselenggara dengan pedoman
perusahaan.
C. Perkenalan A/R
25
Cash & Carry
Automatic Host to Host
26
E. Memeriksa dan Memonitoring penagihan dengan metode Host to Host
(H2H)
27
3.2 Relevansi Teori dan Praktik
Selama proses praktik magang di Pertamina, penulis menemukan adanya
relevansi teori dan praktik yang terdapat pada pengembangan Metode H2H yang
diterapkan pada Agen. Sistem tersebut bersifat representatif dan saling
terkoordinasi antara data yang satu dengan yang lainnya.
3.3 Permasalahan
Tabel 3.3
Terdapat permasalahan pada metode penagihan H2H, berikut alur dalam penagihan
menggunakan metode H2H.
Mulai
Customer Payment
setor ke receipt
Bank
Good
Create SO by Create DO Billing A/R Clearing
Bank
issue
Receipt
Create EBS
file EBS
Selesai
28
Penjelasan
Flowchart di atas merupakan salah satu aktivitas kerja pada Unit Finance
dalam aktivitas penagihan piutang. Berikut penjelasannya :
31
Adapun sedikit permasalahan yang ditemukan oleh penulis selama proses
kerja, yaitu sebagai berikut:
1. Adanya transaksi bank yang macet karena offline, permasalahan ini sangat
menyulitkan kedua pihak baik pertamina maupun banknya.
2. Kesalahan pertamina dalam menagih tagihan yang sebelumnya telah
ditagih namun klien meminta waktu yang akhirnya pertamina telat untuk
menagih kembali.
3. Dokumen vendor masih banyak yang belum lengkap, yang akhirnya
berpengaruh kepada deadline tanggal verifikasi fungsi keuangan.
4. Sulitnya dalam pencarian arsip dan dokumen ketika klien membutuhkan
kembali dokumennya.
32
BAB IV
REKOMENDASI
Untuk perusahaan:
33
DAFTAR PUSTAKA
34
35
36
37
38