Anda di halaman 1dari 38

Tahapan Desain Struktur

Struktur
Gedung Tahan Gempa
Gempa

Dr. –Ing. Ediansjah Zulkifli


TAHAPAN
DESAIN
STRUKTUR
GEDUNG
TAHAN GEMPA

2
D. Simpangan E. Detailing
A. Lingkup Desain B. Penentuan C. Pemodelan
Struktur, P-Delta Elemen
Struktur Sistem Struktur Struktur
dan Lendutan Struktur

1)Bentuk Struktur 1)Faktor 1)Penentuan Tipe Elemen, 1)Simpangan 1)Penulangan Lentur


2)Fungsi Struktur Keutamaan dan Perletakan, dan Reduksi Antar Lantai 2)Penulangan Geser
3)Lokasi Struktur Kategori Risiko Kekakuan Penampang 2)Efek P-Delta 3)Penulangan Aksial
4)Material Struktur 2)Kelas Situs dan 2)Pengecekan Periode 3)Lendutan Balok 4)Penulangan Aksial-Lentur
Percepatan Struktur, Modes dan dan Pelat 5)Penulangan Torsi
Gempa Penyekalaan Gempa
6)Persyaratan Confinement
3)Kategori Desain 3)Pengecekan Syarat Spesifik
7)Hubungan Balok-Kolom
Seismik Sistem Struktur
8)Panjang Penyaluran
4)Faktor Sistem 4)Pengecekan Redundansi
9)Dsb
Struktur (Cd, R, 5)Perhitungan Eksentrisitas
dan Ω0) 6)Pengecekan
Ketidakberaturan
A.
LINGKUP
DESAIN
STRUKTUR

4
A. Lingkup Desain Struktur

Gambar
Faktor
Tampak
Keutamaan

1)Bentuk Gambar
Potongan 2)Fungsi
Struktur
Struktur
Kategori
Beban
Risiko
Denah
A. Lingkup Desain Struktur

3)Lokasi
Struktur Beton
Identifikasi kebutuhan struktur
tambahan.
Eg: Dinding penahan tanah
Baja Tulangan

4)Material
Identifikasi percepatan gempa
berdasarkan peta gempa
Baja Profil / Komposit

Identifikasi kelas situs,


koefisien situs Kayu
A. Lingkup Desain Struktur

1) Bentuk Struktur
Data mengenai denah, gambar tampak, dan potongan dari arsitektur agar
dapat memahami gambaran struktur yang akan didesain
2) Fungsi Struktur
Fungsi gedung untuk menentukan faktor keutamaan dan kategori risiko.
Fungsi detail (ruangan di setiap lantai) mempengaruhi beban yang bekerja.
3) Lokasi Struktur
Lokasi mempengaruhi beban (misal daerah dengan angin besar, gempa besar,
dll), menentukan kelas situs serta koefisien situs dan percepatan gempa yang
digunakan, serta mempengaruhi kebutuhan struktur tambahan (misalnya
dinding penahan tanah).
4) Material Struktur
Menentukan material yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan desain.
B.
PENENTUAN
SISTEM
STRUKTUR

8
B. Penentuan Sistem Struktur

1) Kategori Risiko dan Faktor Keutamaan


Penentuan kategori risiko bangunan dan faktor keutamaan gempa berturut-turut sesuai
Tabel 1 dan Tabel 2 SNI 1726:2012.

I : Fasilitas Pertanian/ Perkebunan; Risiko Rendah Terhadap Jiwa


Fasilitas sementara, Gudang; Manusia Jika Terjadi
II : Rumah, Ruko, Pasar, Kantor, Mall, Kegagalan
Pabrik, Bangunan Industri
III : Bioskop, Gedung Pertemuan,
Stadion, Penjara, Pusat Telekomunikasi Risiko Tinggi Terhadap Jiwa
IV : Bangunan Monumental, Sekolah, Rumah Manusia Jika Terjadi
Sakit, Fasilitas Publik Saat Keadaan Darurat Kegagalan
B. Penentuan Sistem Struktur

2) Kelas Situs dan Percepatan Gempa


Penentuan jenis tanah dilakukan berdasarkan profil tanah eksisting lapisan 30
meter paling atas sesuai Pasal 5.3. Percepatan batuan dasar Ss dan S1 sesuai
lokasi struktur ditentukan berdasarkan Pasal 14. Koefisien situs hingga
spektrum respons desain ditentukan berdasarkan Pasal 6.1-6.4 SNI 1726:2012
3) Kategori Desain Seismik
Ditentukan berdasarkan Tabel 6 dan Tabel 7 SNI 1726:2012, kecuali struktur pada
daerah gempa sangat tinggi yang termasuk Kategori Desain Seismik E atau F
seperti pada pasal 6.5.
Kategori Risiko
KDS E
I/ II/ III
S1 ≥0,75 g
Kategori Risiko
KDS F
IV
B. Penentuan Sistem Struktur

4) Sistem Struktur (Faktor R, Cd, dan Ω0)


Sistem struktur disesuaikan kebutuhan serta KDS yang dikenakan, termasuk batasan
ketinggian struktur. Faktor R, Cd, dan Ω0 ditentukan berdasarkan Tabel 9 SNI 1726:2012.
Apabila digunakan beberapa sistem struktur dalam satu gedung, maka detailing struktur
harus mengikuti sistem struktur dengan daktilitas tertinggi.

Sistem
Penahan
Gaya Gempa

Sistem Ganda Sistem Sistem Kolom


Rangka Sistem Ganda Sistem Baja
Dinding Rangka Pemikul Interaktif Kantilever
Pemikul Pemikul Tidak di Detail
Penumpu Bangunan Momen Dinding Geser
Momen Momen Khusus Khusus untuk
Menengah – Rangka
Ketahanan
Gempa
C.
PEMODELAN
STRUKTUR

12
C. Pemodelan Struktur

1) Penentuan Tipe Elemen, Perletakan, dan Reduksi Kekakuan Penampang


i. Tipe Elemen
• Elemen struktur sebagai Frame/ Shell Thin/ Shell Thick/ Membrane
• Diafragma dimodelkan rigid/ semi-rigid sesuai pasal 7.3.1 SNI 1726:2012

• Diafragma harus dimodelkan


sebagai semi-rigid apabila:
 S/De > 3
 Terdapat ketidakberaturan
horizontal
 Defleksi diafragma maksimum
> 2 kali simpangan rata-rata
elemen vertikal
C. Pemodelan Struktur

1) Penentuan Tipe Elemen, Perletakan, dan Reduksi Kekakuan Penampang


ii. Perletakan ditentukan sesuai kebutuhan: jepit/ sendi/ roll
iii. Reduksi Kekakuan Penampang
• Reduksi momen inersia untuk komponen tekan dan lentur dapat dilakukan sesuai
pasal 10.10.4.1 SNI 2847:2013

• Reduksi torsi dapat diberikan pada sebagian/ seluruh elemen balok → Desain torsi
minimum sebesai Tcr
C. Pemodelan Struktur

2) Pengecekan Periode Struktur dan Penyekalaan Gempa


i. Periode fundamental
Periode yang digunakan dalam analisis tidak melebihi T = Cu.Ta sesuai pasal 7.8.2
SNI 1726:2012
C. Pemodelan Struktur

2) Pengecekan Periode Struktur dan Penyekalaan Gempa


ii. Gaya Dasar Seismik
𝑉 = 𝐶𝑠 . 𝑊
-dihitung: -tidak perlu lebih dari: -tidak boleh kurang dari:

𝑆𝐷𝑆 𝑆𝐷1
𝐶𝑠1 = 𝐶𝑠2 = 𝐶𝑠3 = 0,044𝑆𝐷𝑆 𝐼𝑒 ≥ 0,01
𝑅 𝑅
𝑇
𝐼𝑒 𝐼𝑒
Apabila gaya geser dasar kombinasi respons ragam (Vt) lebih kecil dari 85% dari
prosedur gaya lateral ekivalen (V), maka gaya harus diskalakan sebesar 0,85 V/Vt
sesuai pasal 7.9.4.1 SNI 1726:2012

3) Pengecekan Syarat Spesifik Sistem Struktur


Pengecekan bergantung pada sistem struktur yang digunakan, misalnya
pengecekan terpenuhinya sistem ganda (Pasal 7.5.2 SNI 1726:2012); analisis
dua tahap (7.2.3.2); dsb
C. Pemodelan Struktur

4) Pengecekan Redundansi Struktur


i. ρ = 1,0
Struktur Beban Faktor
Non Kuat Lebih
Komponen Gedung
Gaya Desain
Non
Diafragma
Struktural

Simpangan; Sistem
Peredam
P-Delta

Desain Dinding
KDS B atau Redundasi
Struktural
C 1,0
(gaya keluar bidang)

ii. ρ = 1,3
Untuk KDS D, E, dan F harus menggunakan 1,3 faktor redundansi.
ρ=1,0 dapat digunakan apabila struktur memenuhi SNI 1726:2012 Pasal 7.3.4.2
C. Pemodelan Struktur

4) Pengecekan Redundansi Struktur


ii. ρ = 1,3
C. Pemodelan Struktur

5) Perhitungan Eksentrisitas
Perhitungan eksentrisitas disesuaikan dengan definisi dalam SNI 1726:2012 Pasal
7.8.4.1 tentang Torsi Bawaan dan Pasal 7.8.4.2 tentang Torsi Tak Terduga.
i. Eksentrisitas bawaan diukur dari denah antara titik pusat massa struktur di
atas pemisahan isolasi dan titik pusat kekakuan sistem isolasi untuk masing-
masing arah x dan y.
ii. Eksentrisitas tak terduga sebesar Ax dikalikan 5 persen dari ukuran maksimum
bangunan tegak lurus dengan arah gaya yang ditinjau. Ax merupakan
pembesaran momen torsi tak terduga yang tidak diambil <1, Ax dihitung
sesuai pasal 7.8.4.3 SNI 1726:2012
𝑑𝑒𝑙𝑡𝑎𝑚𝑎𝑘𝑠 2
𝐴𝑥 =
1,2 𝑑𝑒𝑙𝑡𝑎𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Eksentrisitas total adalah eksentrisitas bawaan ditambah eksentrisitas tak terduga
C. Pemodelan Struktur

6) Pengecekan Ketidakberaturan
Perhitungan ketidakberaturan
dilakukan sesuai Tabel 10 dan Tabel
11 SNI 1726:2012
i. Ketidakberaturan Horizontal
(Tabel 10)
C. Pemodelan Struktur

6) Pengecekan Ketidakberaturan
Perhitungan ketidakberaturan
dilakukan sesuai Tabel 10 dan Tabel
11 SNI 1726:2012
ii. Ketidakberaturan Vertikal
(Tabel 11)
D.
SIMPANGAN
STRUKTUR,
P-DELTA, DAN
LENDUTAN

22
D. Simpangan Struktur, P-Delta, dan
Lendutan
1) Pengecekan Simpangan Antar Lantai
Pengecekan simpangan antar lantai dilakukan menggunakan batasan nilai yang
diperbolehkan pada Tabel 16 SNI 1726:2012
2) Pengecekan Efek P-Delta
Pengecekan dilakukan berdasarkan SNI 1726:2012 Pasal 7.8.7 Perhatikan batasan
nilai yang disyaratkan, apakah P-Delta boleh diabaikan, harus diperhitungkan,
atau struktur tidak stabil.
3) Pengecekan Lendutan Balok dan Pelat
Lendutan balok dan pelat yang terjadi tidak boleh melebihi yang disyaratkan
sesuai SNI 2847:2013 Tabel 9.5
E.
DETAILING
ELEMEN
STRUKTUR

24
E. Detailing Elemen Struktur

Dalam penulangan elemen


struktur, harus digunakan
kombinasi ultimit.
Penulangan dan detailing
elemen struktur disesuaikan
dengan sistem struktur yang
digunakan mengacu kepada:
i. SNI 2847:2013 untuk elemen
beton struktural
ii. SNI 1729:2015 untuk elemen
baja struktural
VIELEN DANK !
Dr. –Ing. Ediansjah Zulkifli
1) MODE DOMINAN NON TORSI

2) BATASAN PERIODE MAKSIMUM STRUKTUR

3) ANALISIS SATU TAHAP VS ANALISIS DUA TAHAP

TOPIK DISKUSI 4) SISTEM GANDA (DUAL SYSTEM)

5) FAKTOR REDUKSI KEKAKUAN TORSI

6) NILAI EKSENTRISITAS

7) PROSEDUR PEMERIKSAAN REDUNDANSI

8) DESAIN STRUKTUR TANGGA

9) ELEMEN KORD DAN KOLEKTOR

2
1) MODE DOMINAN NON TORSI

MENGAPA MODE DOMINAN HARUS NON


TORSI ?

BAGAIMANA SOLUSI JIKA MODE DOMINAN


TORSI ?
2) BATASAN PERIODE MAKSIMUM STRUKTUR

MENGAPA PERLU DIBATASI ?


A. Batasan Kekuatan
B. Batasan Layan
3) ANALISIS SATU TAHAP VS ANALISIS DUA
TAHAP

APA PERBEDAANNYA ?

APA KONSEKUENSI DARI MASING-MASING


METODE ?

SOLUSI LAIN ?
4) SISTEM GANDA (DUAL SYSTEM)

APA ITU SISTEM GANDA ?

BAGAIMANA JIKA FRAME MENAHAN


60% BEBAN GEMPA ?
A. Baik
B. Tidak Baik

BAGAIMANA JIKA SISTEM GANDA


TIDAK TERPENUHI ?
5) FAKTOR REDUKSI KEKAKUAN TORSI

MENGAPA PERLU ?

BERAPA NILAINYA ?

BAGAIMANA PENGGUNAANNYA ?
6) NILAI EKSENTRISITAS

PERBEDAAN EKSENTRISITAS
SESUNGGUHNYA DAN
EKSENTRISITAS TAK TERDUGA ?

PENTINGNYA MEMPERHITUNGKAN
EKSENTRISITAS ?
7) PROSEDUR PEMERIKSAAN REDUNDANSI

BAGAIMANA PELEPASAN BALOK UNTUK SISTEM RANGKA ?


A. Balok Induk
B. Balok Anak

PENTINGNYA PEMERIKSAAN REDUNDANSI ?


8) DESAIN STRUKTUR TANGGA

APA PERBEDAAN MODEL DISATUKAN


DAN DIPISAHKAN ?

APA KONSEKUENSI DARI MASING-


MASING METODE ?
9) ELEMEN KORD DAN KOLEKTOR

APA ITU ELEMEN KORD DAN


KOLEKTOR ?

CONTOH LOKASI UMUM


ELEMEN KOLEKTOR ?
VIELEN DANK !

Anda mungkin juga menyukai