Anda di halaman 1dari 132

ANALISIS PERBEDAAN JENIS PERSALINAN

TERHADAP PRODUKSI ASI HARI KE 0 - 3


DI RUMAH SAKIT DIRGAHAYU
SAMARINDA

SKRIPSI

WINNY PRATINI
P07220215037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN
SAMARINDA
2019

Halaman Sampul
ANALISIS PERBEDAAN JENIS PERSALINAN
TERHADAP PRODUKSI ASI HARI KE 0 - 3
DI RUMAH SAKIT DIRGAHAYU
SAMARINDA

SKRIPSI

Disusun dan diajukan oleh :

WINNY PRATINI
P07220215037

Halaman Judu

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN
SAMARINDA
2019

ii
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Winny Pratini

NIM : P07220215037

Program Studi : D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi penelitian yang saya tulis ini

benar merupakan hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di

dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam

sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata di dalam

naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiat, saya bersedia

menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Samarinda, 21 Mei 2019

Yang membuat pernyataan,

Materai 6000

Winny Pratini
P07220215037

iii
iv
v
ANALISIS PERBEDAAN JENIS PERSALINAN
TERHADAP PRODUKSI ASI HARI KE 0 – 3
DI RUMAH SAKIT DIRGAHAYU
SAMARINDA

Winny Pratini 1), Endah Wahyutri2), Indah Nur Imamah2)


1)
Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Keperawatan, Poltekkes Kaltim
2)
Dosen Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kaltim

Email : helloowinny@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang: Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi


(janin dan plasenta) yang cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan
(kekuatan sendiri). Setelah persalinan ibu akan mengalami masa nifas dan akan
terjadi proses laktasi. Hormon prolabktin pada saat kehamilan akan meningkat
dan memiliki peran dalam memproduksi ASI. Namun kadar hormon prolaktin
terhambat oleh plasenta. Hormon progesteron dan esterogen pun menurun sampai
dilepaskan dan diaktifkan hormon prolaktin. Saat inilah mulai terjadi
perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin dan hipofisis sehingga ASI
semakin lancar. Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan
jenis persalinan terhadap produksi ASI hari ke 0 – 3 di Rumah Sakit Dirgahayu
Samarinda.
Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel
sebanyak 16 orang dengan purposive sampling. Jenis persalinan merupakan
variabel bebas sedangkan produksi ASI hari ke 0 – 3 merupakan variabel terikat.
Pengumpulan data menggunakan observasi produksi ASI dan kuisioner.
Kemudian data dianalisis menggunakan uji Independent T-Test.
Hasil Penelitian : Ditemukan perbedaan nilai rata-rata produksi ASI persalinan
normal hari 0-3 sebanyak 9,30cc sedangkan produksi ASI pada persalinan
sebanyak 2,5 cc. Berdasarkan uji Independent T-Test didapatkan nilai p value =
0,001. Hasil p value < 0,05 (sig. 95%) maka, sehingga ada hubungan antara jenis
persalinan terhadap produksi ASI hari 0 – 3 di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis persalinan dengan
produksi ASI hari 0 – 3 di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda

Kata Kunci: Jenis persalinan, Produksi ASI

vi
ANALISIS PERBEDAAN JENIS PERSALINAN
TERHADAP PRODUKSI ASI HARI KE 0 – 3
DI RUMAH SAKIT DIRGAHAYU
SAMARINDA

ABSTRACT

Winny Pratini 1), Endah Wahyutri2), Indah Nur Imamah2)


1
Applied Nursing Student, Health Polytechnics East Borneo
2
Nursing Studies, Health Polytechnics East Borneo

Background: The birthing is a result of spending process conception (fetus and


placenta) enough months or able to live outside the uterus through the birth or
through other avenues, with help or without assistance (strength). After giving
birth the mother will experience a period of parturition and lactation process will
occur. The hormone prolactin on during pregnancy will increase and have a role
in producing breast milk. But the hormone prolactin levels are hampered by the
placenta. The hormone progesterone and esterogen any downturn until it is
released and activated the hormone prolactin. While this is a moment of excitation
nipples, resulting in pituitary prolactin and so the ASI smoother. The purpose of
this research was conducted to find out the birthing correlation to 0 – 3 days
production of breast milk in Dirgahayu Hospital Samarinda.
Methods: Types of quantitative research with cross-sectional design. The Sample
was 16 people with a purposive sampling. The birthing is independent variable
while the production of breast milk day 0 – 3 is dependent variable. The collection
of data using a detailed questionnaire and observation of production of breast
milk. Then the data were analyzed using Independent T-Test.
Results: It was found that the difference in the average value of breast milk
production in normal labor day 0-3 was 9,30cc while breast milk production in
sectio caesarea delivery was 2,5 cc. Independent T-Test results obtained p value =
0.001. Result p value < 0.05 (sig. 95%), so there is a relationship between the
birthing to production day 0 – 3 in the hospital Dirgahayu Samarinda
Conclusion: There is a significant relationship between the birthing with
production of breastmilk days 0 – 3 in Dirgahayu Hospital Samarinda

Keywords: The type of childbirth, Milk production

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

Ridho dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini. Sholawat dan Salam semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi besar

Muhammad SAW, para sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman. Penulisan

skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan pada

Jurusan D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim.

Berdasarkan persyaratan tersebut maka penulis menyusun skripsi yang

berjudul “Hubungan Jenis Persalinan Terhadap Produksi ASI Hari Ke 0 – 3 Di

Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda”. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, pengarahan, dukungan serta doa-doa dari

berbagai pihak yang mendoakan dengan segala ketulusan hati. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak H. Supriadi B, S. Kp., M. Kep selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Kaltim dan selaku Ketua Penguji

2. Bapak dr. Yohanes Libut selaku Direktur Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda

3. Ibu Ns. Kresensia Kewae Sode Boleng, S.Kep selaku Wakil Direktur

Keperawatan Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda

4. Ibu Hj. Umi Kalsum, Spd.,M. Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan

viii
5. Bapak Ns. Andi Parellangi, S. Kep., M. Kep., MH. Kes. selaku Ketua

Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan dan selaku Pembimbing

Akademik

6. Ibu Dr. Hj. Endah Wahyutri., S.Pd., M.Kes selaku Pembimbing Utama

7. Ibu Indah Nur Imamah, SST., M. Kes selaku Pembimbing Pendamping

8. Ibu Nurhayati, S.Kom, MM selaku Kepala Bidang Diklit & Mutu beserta staf

Rumah Sakit Dirgahayu

9. Ibu Paskalia Monik Amd, Keb selaku Kepala Ruang Gemma 2 beserta

Perawat di Rumah Sakit Dirgahayu yang telah berpartisipasi dalam penelitian

10. Ayahanda Suparman, SH., dan Ibunda Sulastri, serta kakak saya Lia Riana,

Lina Wulandari dan Adik Saya Wahyu Fachruzi yang senantiasa mendukung

segala prosesnya

11. Teman-teman Prodi Sarjana Terapan Keperawatan terutama tingkat IV dan

sahabat-sahabat yang selalu memberi masukan.. Serta semua pihak yang tidak

dapat peneliti sebutkan satu-persatu yang telah membantu.

Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah membantu. Semoga penelitian ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan.

Samarinda, 18 Maret 2019

Penulis

Winny Pratini

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................ iii
HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................... iv
HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN ............................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR BAGAN ..............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian ......................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka ............................................................................................. 13
1. Tinjauan Umum Tentang Persalinan ........................................................ 18
2. Tinjauan Umum Tentang ASI ................................................................. 24
3. Tinjauan Umum Tentang Laktasi............................................................. 31
B. Kerangka Teori ............................................................................................. 42
C. Kerangka Konsep ......................................................................................... 43
D. Hipotesis ...................................................................................................... 43

x
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ................................................................................... 44
B. Populasi dan Sampel. ................................................................................... 44
C Tempat dan Waktu Penelitian. ....................................................................... 48
D. Definisi Operasional ..................................................................................... 49
E. Instrument Penelitian .................................................................................... 50
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 52
H. Analisis Data ................................................................................................ 53
I. Etika Penelitian .............................................................................................. 55
J. Alur Penelitian ............................................................................................... 57
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................... 55
B. Hasil Penelitian ........................................................................................... 55
C. Pembahasan ................................................................................................. 70
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 89
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 91
B. Saran ............................................................................................................ 92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ................................................................................ 10

Tabel 2.1 Volume Produksi Susu dan Asupan Rata-rata ...................................... 47

Tabel 3.1 Definisi Operasional .............................................................................. 49

Tabel 4.1 Karakteristik Responden ...................................................................... 56

Tabel 4.2 Jenis Persalinan Yang Dilakukan .......................................................... 57

Tabel 4.3 Inisiasi Menyusui Dini .......................................................................... 58

Tabel 4.4 Rawat Gabung ....................................................................................... 59

Tabel 4.5 Cemas ................................................................................................... 59

Tabel 4.6 Nyeri Hari Ke-1 ..................................................................................... 60

Tabel 4.7 Keadaan Puting Ibu ............................................................................... 60

Tabel 4.8 Frekuensi Bayi Menyusu Hari Ke-2 ........................................................... 67

Tabel 4.9 Konsumsi Air Mineral Hari Ke-2...................................................................... 62

Tabel 4.10 Produksi ASI Hari Ke-0 Persalinan Normal dan Sectio Caesarea...... 63

Tabel 4.11 Produksi ASI Hari Ke-1 Persalinan Normal dan Sectio Caesarea...... 64

Tabel 4.12 Produksi ASI Hari Ke-2 Persalinan Normal dan Sectio Caesarea....... 65

Tabel 4.13 Produksi ASI Hari Ke-3 Persalinan Normal dan Sectio Caesarea ....... 66

Tabel 4.14 Uji Normalitas Hasil Produksi ASI 0-3 ................................................... 68

Tabel 4.15 Uji Beda Rerata Selisih Produksi ASI Hari 0 – 3 ................................... 69

xii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori ..................................................................................... 42

Bagan 2.2 Kerangka Konsep ................................................................................. 43

Bagan 3.1 Alur Penelitian...................................................................................... 57

xiii
LAMPIRAN

Lampiran
Lampiran 1 : Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 2 : Karakteristik Responden dan Kuisioner
Lampiran 3 : Lembar Observasi
Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 : Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 6 : Surat Persetujuan Kelayakan Etik
Lampiran 7 : Kartu Bimbingan
Lampiran 8 : Jadwal Penelitian
Lampiran 9 : Master Tabel Data
Lampiran 10 : Hasil Perhitungan SPSS
Lampiran 11 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 12 : Riwayat Hidup Peneliti

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut data World Health Organization (WHO) (2016), cakupan ASI

eksklusif di seluruh dunia hanya sekitar 36% selama periode 2007-2014.

Berdasarkan data (Riskesdas, 2018) pemberian ASI di Indonesia sekitar 37,3%

dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sekitar 58,2%. Sedangkan pemberian ASI di

Kalimantan Timur sebanyak 34% dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sekitar

39%. Hal ini menunjukkan pemberian ASI di Kalimantan Timur masih

dibawah rata rata. Untuk wilayah kota Samarinda pada tahun 2016 jumlah

pemberian ASI eksklusif sekitar 78,8%, sedangkan bayi yang tidak

mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 21,2%. (Profil Kesehatan Kalimantan

Timur, 2016)

Pemberian ASI sangat penting bagi tumbuh kembang yang optimal baik

fisik maupun mental dan kecerdasan bayi. Cara pemberian makanan pada bayi

yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai

dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan.

(Kemenkes RI, 2013).

Produksi ASI dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya yaitu hormon

oksitosin, hormon prolaktin dan let-down refleks. Ketika bayi menghisap

putting ibu maka akan terjadi reflek prolaktin yang akan merangsang hormon

prolaktin untuk memproduksi ASI dan let-down refleks yang kemudian akan

merangsang pengeluaran ASI dari payudara ibu. (Nurliawati, 2010)

1
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran janin dan plasenta yang

cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui

jalan lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Setelah

persalinan ibu akan mengalami masa nifas dan akan terjadi proses laktasi.

(Nugraheny, 2013) (Astutik, 2014)

Persalinan normal maupun sectio caesarea (SC) mengakibatkan

perubahan psikologis ibu, nyeri, dan berhubungan dengan pemberian obat-

obatan pada ibu yang dapat mempengaruhi pengeluaran ASI segera setelah

persalinan (Dina, Almas dkk, 2016)

Faktor faktor yang mempengaruhi produksi asi diantara nya yaitu

melakukan perawatan payudara. Perawatan payudara membuat ASI yang

dihasilkan semakin lancar. Serta penggunaan kontrasepsi kombinasi hormon

estrogen dan progesteron berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI.

Namun jika hormon yang digunakan hanya mengandung progesteron, tidak

berpengaruh terhadap produksi ASI. (Indah, 2016)

Berdasarkan penelitian Lucky (2015), faktor yang mempengaruhi

kelancaran ASI pada ibu dengan jenis persalinan spontan yaitu mobilisasi

setelah melahirkan. Sedangkan pada persalinan sectio secarea, jarak interval

yang panjang inisiasi menyusui dini serta penggunaan anestesi memperlambat

proses pengeluaran ASI.

Faktor faktor yang mempengaruhi komposisi laktasi diantaranya

stadium laktasi. Dimana terdapat kolostrum, air susu masa peralihan, air susu

2
matur. Lalu usia kehamilan, keadaan nutrisi selama kehamilan, ras, diet, serta

penyimpanan ASI (Lizka, 2018)

Kondisi yang mempengaruhi kelancaran produksi ASI diantaranya

yaitu Inisiasi Menyusui Dini (IMD), rawat gabung (rooming in), psikososial,

faktor nyeri, faktor hormon, faktor anatomi payudara, faktor pengetahuan ibu,

frekuensi menyusui, konsumsi air mineral, jenis persalinan, serta faktor paritas.

(Alfiansyah Welda, 2014) (Wahyutri, 2012) (Mursyida, 2013) (Rahmawati &

Prayogi, 2017)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah

ada hubungan jenis persalinan terhadap produksi ASI hari ke 0 – 3 ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui perbedaan jenis persalinan terhadap produksi

ASI hari ke 0 - 3

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik ibu post partum yang meliputi usia,

pendidikan, paritas dan mengikuti pendidikan kesehatan

b. Mengidentifikasi jenis persalinan

c. Menganalisis produksi ASI hari 0 – 3 pada persalinan normal dan

sectio caesarea

3
d. Menganalisis perbedaan antara dua kelompok berbeda (jenis

persalinan normal dan sectio caesarea) terhadap produksi ASI hari 0,

hari ke-1, hari ke-2 dan hari ke-3

e. Menganalisis perbedaan rata rata dua kelompok berbeda dengan

produksi ASI

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Penelitan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan

sebagai bahan perkembangan ilmu pengetahuan dibidang keperawatan

khususnya tentang hubungan jenis persalinan terhadap produksi ASI hari

ke 0 – 3

2. Praktis

a. Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda

Dapat memberikan sumbang saran atau acuan bagi Rumah Sakit

Dirgahayu Samarinda

b. Bagi Peneliti

Memperoleh kemampuan serta pengalaman melakukan riset

kuantitatif serta menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman

peneliti dalam bidang keperawatan mengenai hubungan jenis

persalinan terhadap produksi ASI hari ke 0 – 3.

4
c. Bagi Responden

Dapat memberikan manfaat pengetahuan berupa penting nya

pemberian ASI eksklusif terhadap pertumbuhan bayi.

5
E. Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian ini dapat dilihat dari beberapa penelitian sebelumnya

dengan judul yang berbeda dan memiliki tingkat kemiripan seperti

tercantum dalam tabel dibawah ini.

Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
Nama
Peneliti Judul Metode dan Hasil
No Perbedaan
Penelitian Penelitian
(tahun)

1. Hamdana Perbanding Jenis dan Desain : Perbedaan terletak


(2010) an Produksi Cross Sectional pada variabel
Asi Pada dependen, tempat dan
Ibu Metode : tahun penelitian.
Menyusui Non probability Variabel dependen
Antara sampling peneliti sebelumnya
Persalinan yaitu produksi ASI.
Spontan Teknik Sampling : Tempat dan tahun
Dengan penelitian yaitu di
Persalinan Purposive RSIA Pertiwi
Seksio Sampling Makassar pada tahun
Sesaria Di 2010. Sedangkan
Hasil Penelitian :
RSIA variabel independen
Pertiwi Ditemukan peneliti saat ini yaitu
Makassar perbedaan produksi produksi ASI hari ke 0
ASI antara – 3. Tempat dan tahun
persalinan normal peneliti dilakukan di
dan seksio sesaria RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda
pada tahun 2019.

2. Budiati, Efektifitas Jenis dan Desain : Perbedaan terletak


Tri Pemberian Quasi Experiment pada variabel
(2009) Paket Metode : independen dan
Sukses Asi Post Test Only dependen, tempat dan
Terhadap Design With tahun penelitian.
Produksi Control Group Variabel independen
Asi Ibu Teknik Sampling: yaitu efektifitas

6
Menyusui Purposive pemberian paket
Dengan Sampling sukses ASI dan
Seksio Hasil Penelitian: variabel dependen
Sesarea Di Ditemukan adanya peneliti sebelumnya
Wilayah hubungan antara yaitu produksi ASI ibu
Depok pemberian ‘paket menyusui dengan
Jawa Barat sukses ASI’ seksio sesarea. Tempat
terhadap produksi dan tahun penelitian
ASI ibu menyusui dilakukan di wilayah
dengan seksio Depok Jawa Barat.
sesaria Sedangkan variabel
dependen peneliti saat
ini yaitu produksi ASI
hari ke 0 – 3 dan
variabel independen
yaitu jenis persalinan.
Tempat dan tahun
peneliti dilakukan di
Rumah Sakit
Dirgahayu Samarinda

3. Warsini Hubungan Jenis dan Desain : Perbedaan terletak


dkk Jenis pada variabel dependen
(2015) Persalinan Cross Sectional , tempat dan tahun
penelitian. Variabel
Dengan
Metode : dependen peneliti
Keberhasila sebelumnya yaitu
n ASI Non probability keberhasilan asi
Eksklusif di sampling eksklusif. Tempat dan
Kecamatan tahun peneliti
Baki Teknik Sampling : dilakukan di
Kabupaten Kecamatan Baki
Purposive Kabupaten Sukuharjo
Sukoharjo
Sampling tahun 2015 .
Sedangkan variabel
Hasil Penelitian : dependen peneliti saat
ini yaitu produksi ASI
Ibu yang hari ke 0 – 3. Tempat
melahirkan secara dan tahun peneliti
pervagina memiliki dilakukan di Rumah
keberhasilan ASI Sakit Dirgahayu
Samarinda pada tahun
eksklusif lebih
2019.
tinggi daripada ibu
yang melahirkan
secara sectio
secarea

7
4. Lizka Hubungan Jenis dan Desain : Perbedaan terletak
Jenis pada variabel
(2018) Persalinan Cross Sectional dependen, tempat dan
Dan Paritas tahun penelitian.
Metode :
Dengan Variabel dependen
Kegagalan Non probability peneliti sebelumnya
ASI sampling yaitu kegagalan ASI
Eksklusif eksklusif, tempat dan
Di Wilayah Teknik Sampling : tahun peneliti di
Kerja wilayah kerja
Purposive
Puskesmas Puskesmas Sempaja
Sampling
Sempaja Samarinda tahun 2018.
Samarinda Hasil Penelitian : Sedangkan variabel
Tahun 2018 dependen peneliti saat
Ada hubungan ini yaitu produksi ASI
jenis persalinan hari ke 0 – 3. Tempat
terhadap kegagalan dan tahun peneliti saat
ASI eksklusif. ini di Rumah Sakit
Dirgahayu Samarinda
pada tahun 2019.

5. Adawiyah, Hubungan Jenis dan Desain : Perbedaan terletak


Siti (2016) Metode pada variabel
Persalinan Cross Sectional dependen, tempat dan
Dengan tahun penelitian.
Metode :
Praktik Variabel dependen
Pemberian Non probability peneliti sebelumnya
ASI sampling yaitu Pemberian ASI
Eksklusif eksklusif, tempat dan
Pada Ibu Teknik Sampling : tahun peneliti di RSUD
Yang Wates Kulon Progo
Purposive
Melahirkan tahun 2016. Sedangkan
Sampling
Di RSUD variabel dependen
Wates Hasil Penelitian : peneliti saat ini yaitu
Kulon produksi ASI hari ke 0
Progo Ada hubungan – 3. Tempat dan tahun
yang signifikan peneliti saat ini di
terkait jenis Rumah Sakit
persalinan terhadap Dirgahayu Samarinda
pemberian ASI pada tahun 2019.
eksklusif.

6. Dina, Hubungan Jenis dan Desain : Perbedaan terletak


Almas dkk Jenis Cohort Perspektif pada variabel
Persalinan dependen, tempat dan

8
(2016) Dengan Metode : tahun penelitian.
Waktu Variabel dependen
Pengeluaran Non probability yaitu waktu
Kolostrum sampling pengeluaran kolostrum,
Pada Ibu tempat dan tahun
Teknik Sampling :
bersalin peneliti di BPM Sri
Kala IV Purposive Kadarawati pada bulan
Sampling Juli hingga September
2015. Sedangkan
Hasil Penelitian : variabel dependen
peneliti saat ini yaitu
Mulai 1 jam
produksi ASI hari ke 0
pertama sejak bayi
– 3. Tempat dan tahun
kontak dengan ibu
peneliti saat ini di
didapat data bahwa
Rumah Sakit
yang mengalami
Dirgahayu Samarinda
waktu pengeluaran
pada tahun 2019.
kolostrum lebih
cepat (kurang dari
3 jam)

Hasil uji chi square


dengan α = 0,05
didapatkan p =
0,031 maka Ho
ditolak dan Ha
diterima yang
artinya yaitu ada
hubungan yang
signifikan terkait
jenis persalinan
terhadap waktu
pengeluaran
kolostrum pada ibu
bersalin.

7 Maria Dkk Onset Jenis dan Desain : Perbedaan terletak


(2016) Pengeluara Cross Sectional pada judul penelitian,
n tempat dan tahun
Kolostrum Metode : penelitian. Judul
Persalinan Non probability penelitian oleh peneliti
Normal sampling terdahulu yaitu Onset
Lebih Pengeluaran Kolostrum
Cepat Dari Teknik Sampling : Persalinan Normal
pada Lebih Cepat Dari pada

9
Persalinan Purposive Persalinan Sectio
Sectio Sampling Caesaria. Penelitian
Caesaria dilakukan di bangsal
Hasil Penelitian : Alamanda 3
Hasil penelitian RSUD Panembahan
menunjukkan rata- Senopati Bantul pada
rata keluar bulan Juli 2015.
ASI pertama pada Sedangkan judul
ibu post partum peneliti saat ini yaitu
Hubungan Jenis
dengan
Persalinan Terhadap
persalinan normal Produksi ASI Hari Ke
lebih cepat 0 – 3. Tempat dan
dibandingkan tahun peneliti saat ini
di Rumah Sakit
dengan ibu post Dirgahayu Samarinda
partum dengan pada tahun 2019.
persalinan

SC. Hasil uji


Mann-Whitney
Nilai p value=

0,022 atau
(p=<0,05) artinya
ada perbedaan
onset pengeluaran

kolostrum pada ibu


post partum dengan

persalinan normal
dan sectio caesaria.

8 Sihsiliya Hubungan Jenis dan Desain : Perbedaan terletak


Jenis dan Cross Sectional variabel independen
(2018) Penolong dan variabel dependen,
Persalinan Metode : tempat dan tahun
Dengan Non probability penelitian. Variabel
Praktik sampling independen peneliti
Inisiasi terdahulu yaitu
Menyusui Teknik Sampling : hubungan jenis dan
Dini Pada penolong persalinan
Ibu Hamil Purposive sedangkan variabel
Trimester independen peneliti

10
III Sampling saat ini yaitu hubungan
jenis persalinan.
Hasil Penelitian : Variabel dependen
Hasil penelitian yaitu praktik inisiasi
menunjukkan menyusui dini pada ibu
berdasarkan uji chi hamil trisemester III,
square diperoleh tempat dan tahun
nilai Asimp.Sig peneliti di
0,009 sehingga Desa Sumber Rejo
dapat disimpulkan pada bulan Maret
bahwa terdapat hingga Juli 2018.
hubungan yang Sedangkan variabel
signifikan antara dependen peneliti saat
jenis persalinan ini yaitu produksi ASI
dengan Inisiasi hari ke 0 – 3. Tempat
Menyusu Dini dan tahun peneliti saat
(IMD), sedangkan ini di Rumah Sakit
responden yang Dirgahayu Samarinda
bersalin secara SC pada tahun 2019.
hanya sebagian
kecil yang
melakukan IMD
(33,3%.
Berdasarkan
penolong
persalinan,
responden yang
proses persalinan
ditolong oleh bidan
mayoritas
melakukan IMD
(82,1%), sedangkan
responden yang
bersalin dengan
dokter mayoritas
tidak melakukan
Inisiasi Menyusu
Dini (60%).

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan Umum Tentang Persalinan

a. Pengertian

Menurut Jannah (2015), Persalinan adalah proses

pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus ke

dunia luar. Persalinan dan kelahiran normal merupakan proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42

minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang

berlangsung dalam waktu 18 jam,tanpa komplikasi baik ibu

maupun janin. (Sulfiani, 2017)

Menurut Wijaya et.all (2014) Persalinan merupakan suatu

peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan wanita. Proses

persalinan memiliki arti yang berbeda disetiap wanita, dengan

belum adanya pengalaman akan memunculkan kecemasan dan

ketakutan yang berlebih selama proses persalinan. Keadaan ini

sering terjadi pada wanita yang pertama kali melahirkan (Lestari,

2015)

Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil

konsepsi (janin dan plasenta) yang cukup bulan atau dapat hidup

diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan

12
bantuan ataupun tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Nugraheny,

2013)

Menurut Rohani (2011) Persalinan adalah suatu proses

yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus yang menyebabkan

terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi, dan

kelahiran plasenta, dan proses tersebut merupakan proses alamiah.

(Lestari, 2015)

Bentuk persalinan berdasarkan teknik :

1. Persalinan spontan, yaitu persalinan berlangsung dengan

kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.

2. Persalinan buatan, yaitu persalinan dengan tenaga dari luar

dengan ekstraksi forceps, ekstraksi vakum dan sectio sesaria

3. Persalinan anjuran yaitu bila kekuatan yang diperlukan

untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan

pemberian rangsang.

b. Jenis Persalinan

1) Persalinan Spontan

Persalinan normal adalah Proses pengeluaran bayi pervaginam

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-40 minggu).

Letak memanjang atau sejajar sumbu badan, presentasi

belakang kepala, ubun-ubun kecil didepan , lahir spontan

dengan tenaga ibu sendiri, kemudian proses kelahiran

berlangsung dalam kurang lebih 18 jam, serta tanpa komplikasi

13
baik pada ibu maupun pada janin. Berat janin ≥ 2500 gr - <

4000 gr, janin tunggal, janin hidup dan tanpa kelainan

kongenital (Nugraheny, 2013)

a) Tanda-Tanda Persalinan

(1) Tanda Pendahuluan menurut (Mochtar, 2012)

(a) Ligtening atau setting atau dropping, yaitu

kepala turun memasuki pintu atas panggul.

(b) Perut kelihatan lebih melebar dan fundus

uteri turun.

(c) Sering buang air kecil atau sulit berkemih

(polakisuria) karena kandung kemih tertekan

oleh bagian terbawah janin.

(d) Perasaan nyeri di perut dan di pinggang oleh

adanya kontraksi- kontraksi lemah uterus,

kadang-kadang disebut “false labor pains”.

(e) Serviks menjadi lembek; mulai mendatar;

dan sekresinya bertambah, mungkin

bercampur darah (bloody show).

(2) Tanda Pasti Persalinan Meliputi:

(a) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang

lebih kuat,sering, dan teratur.

14
(b) Keluar lendir bercampur darah yang lebih

banyak karena robekan- robekan kecil pada

serviks.

(c) Kadang-kadang, ketuban pecah dengan

sendirinya.

(d) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar

dan telah ada pembukaan.

b) Tahap Persalinan

Menurut Rohani (2011) Persalinan dibagi menjadi 4

tahap. Pada kala I serviks membuka dari 0 sampai 10

cm. Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II

disebut juga dengan kala pengeluaran, oleh karena

kekuatan his dan kekuatan mengedan, janin di dorong

keluar sampai lahir. Dalam kala III atau disebut juga

kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan

dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai

2 jam kemudian. Dalam kala tersebut diobservasi

apakah terjadi perdarahan post partum (Lestari, 2015)

2) Persalinan Sesar

Menurut Prawirohardjo, (2008) Bedah sesar (Sectio caesarea)

adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka

dinding perut dan dinding uterus yang masih utuh

(Kusumaatmadja, Agoes, Internasional, & Indonesia, 2009)

15
a) Klasifikasi Bedah Sesar

(1) Bedah Sesar Klasik Atau Corporal

Merupakan tindakan yang paling sederhana dengan

membuat insisi pada bagian bawah korpus uteri

(diatas lipatan vesikouteri) melalui peritoneum

viseral ke dalam miometrium. Pembedahan ini

dilakukan apabila segmen bawah rahim tidak dapat

dicapai dengan aman, bayi besar dengan kelainan

letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah

(2) Bedah Sesar Ismika Atau Profunda (Low Cervical

Dengan Insisi Pada Segmen Bawah Rahim)

Merupakan suatu pembedahan dengan melakukan

insisi melintangkonkaf pada segmen bawah rahim

kira-kira 10 cm

b) Indikasi Bedah Sesar

Menurut Cuningham et. all (2014) Bedah sesar dilakukan

jika kelahiran pervaginam mungkin akan menyebabkan

risiko pada ibu ataupun pada janin. Adapun indikasi

dilakukannya bedah sesar adalah persalinan

berkepanjangan, malpresentasi atau malposisi, disproporsi

sefalo-pelvis, distress janin, prolaps tali pusat, plasenta

previa, solusio plasenta, penyakit pada ibu dengan

kehamilan dan bedah sesar ulangan.

16
2. Tinjauan Umum Tentang ASI (Air Susu Ibu)

a. Pengertian ASI

Menurut Roesli (2008) ASI Eksklusif merupakan pemberian

air susu ibu sedini mungkin tanpa tambahan apapun seperti air

putih, air teh, jeruk, susu formula, madu dan tanpa tambahan

makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur, susu, biskuit, nasi

atau tim kepada bayi baru lahir sampai bayi tersebut berusia 6

bulan. Kemudian pemberian ASI tetap berlanjut hingga bayi

berusia 2 tahun dengan makanan tambahan atau disebut makanan

pendamping (Santi, 2017)

b. Komposisi Gizi Dalam Air Susu Ibu (ASI)

Menurut (Sulastri, 2017), komposisi yang terkandung didalam ASI

adalah sebagai berikut :

1) Karbohidrat

Karbohidrat merupakan salah satu sumber nutrisi penting

yang terkandung di dalam ASI. Zat ini berasal dari laktosa

dan berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan badan dan

jaringan otak. Didalam ASI, kandungan laktosa hampir dua

kali lipat dari pada susu formula atau susu sapi. Karbohidrat

ini juga mempunyai peran melindungi bayi dari bakteri jahat

dan meningkatkan pertumbuhan bakteri baik di dalam

pencernaan.

17
2) Protein

Bayi membutuhkan kadar protein yang besar. Dimana

protein memiliki manfaat sebagai pembentuk dan pengganti

sel sel tubuh yang telah mati. Kandungan protein didalam

ASI jauh lebih besar dari kandungan protein di dalam susu

sapi.

3) Lemak

Didalam lemak trdapat kandungan omega 3 dan omega 6.

Zat ini adalah bagian utama dari lemak yang berfungsi

sebagai pendukung nutrisi utama otak. Selain itu terdapat

nutrisi lain , yaitu DHA dan ARA. Fungsi dari kedua nutrisi

tersebut yaitu sebagai pembentuk saraf dan retina mata.

4) Vitamin

Beberapa kandungan vitamin dalam ASI yaitu diantaranya

vitamin D, A, B, C, dan E. Masing-masing vitamin tersebut

memiliki fungsi dan manfaat tertentu. Vitamin D untuk

kekuatan tulang, vitamin A untuk indera penglihatan bayi,

vitamin B untuk mencegah anemia (kekurangan darah),

terlambatnya perkembangan, kurang nafsu makan dan iritasi

kulit. Vitamin C berpengaruh pada pertumbuhan gigi, tulang

dan kolagen serta mampu mencegah bayi dari serangan

penyakit. Vitamin E memiliki fungsi terutama untuk

18
kesehatan kulit. Vitamin E juga sebagai penambah sel darah

merah pada bayi serta melindungi retina dan paru paru.

5) Mineral

Kalsium merupakan mineral utama yang terdapat dalam

ASI. Meski kandungan mineral dalam ASI lebih rendah

dibandingkan dengan susu formula, namun daya serapnya

jauh lebih tinggi yaitu sekitar 20 – 50 %. Sedangkan susu

formula hanya 4 – 7%. Kekurangan mineral dapat

menyebabkan gejala kulit merah dan terlambatnya

pertumbuhan pada bayi.

c. Proses Pembentukan Air Susu Ibu (ASI)

Proses pembentukan ASI dimulai sejak awal kehamilan. ASI

diproduksi oleh faktor hormonal. Proses pembentukan ASI dimulai

dari proses terbentuknya laktogen dan hormon-hormon yang

mempengaruhi terbentuknya ASI. Menurut (Widayanti, 2014)

Proses terbentuknya laktogen dan hormon produksi pada ASI

adalah sebagai berikut :

1) Laktogenesis I

Proses pembentuan laktogenesis I dimulai pada 16 – 18

minggu kehamilan. Pada fase ini payudara membentuk

penambahan dan pembesaran lobules-alveolus. Payudara

mulai mensintesa komponen air susu yang unik, dipengaruhi

oleh Human Plasenta Lactogen. Dimana payudara mulai

19
memproduksi kolostrum yang berupa cairan kuning kental.

Tingkat progesteron yang tinggi dapat menghambat produksi

ASI. Namun pada fase ini, kolostrum yang keluar saat hamil

atau saat bayi lahir tidak menjadi masalah sedikit maupun

banyaknya asi yang akan di produksi.

2) Laktogenesis II

Pada saat melahirkan dan plasenta keluar, menyebabkan

menurunnya hormon progesterone, esterogen dan Human

Placental Lactogen (HPL) secara tiba tiba. Namun kadar

prolaktin tetap tinggi yang menyebabkan produksi ASI yang

berlebih dan fase ini disebut fase laktogenesis II. Pada fase

ini , apabila payudara dirangsang makan kadar prolaktin

dalam darah akan meningkat dan bertambah lagi pada

periode waktu 45 menit. Lalu akan kembali seperti semula

sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Hormon prolaktin

yang keluar dapat menstimulasi sel didalam alveoli untuk

memproduksi ASI. Level prolaktin dalam ASI akan lebih

tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu pukul 2 pagi

hingga 6 pagi, namun kadar prolaktin akan menurun jika

payudara terasa penuh.

Proses laktogenesis II dimulai sekitar 30 – 40 jam setelah

melahirkan serta merasa payudara penuh sekitar 2 – 3 hari

setelah melahirkan. Jadi dari proses laktogenesis II

20
menunjukkan bahwa ASI tidak langsung di produksi setelah

melahirkan.

3) Laktogenesis III

Fase laktogenesis III merupakan fase dimana sistem kontrol

hormon endokrin mengatur produksinya ASI selama

kehamilan dan beberapa hari setelah melahirkan. Pada saat

produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai.

Dimana pada tahap inia pabila ASI banyak dikeluarkan,

payudara akan memproduksi ASI lebih banyak lagi jika ASI

sering dikeluarkan. Selain itu reflek menghisap bayi juga

mempengaruhi pembentukan ASI itu sendiri.

d. Hormon – Hormon Pembentuk ASI

1) Progesteron

Hormon progesterone mempengaruhi pertumbuhan serta

ukuran alveoli. Tigkat progesteron akan menurun sesaat

setelah melahirkan dan hal ini dapat berpengaruh terhadap

produksi ASI.

2) Estrogen

Dimana hormon esterogen ini menstimulasi pembesaran

saluran ASI. Hormon estrogen akan menurun saat

melahirkan dan akan tetap rendah selama beberapa bulan

selama masih menyusui.

3) Prolaktin

21
Hormon prolaktin merupakan hormon yang disekresika oleh

grandula pituitary. Hormon ini berperan dalam pembesaran

alveoli saat masa kehamilan. Hormon prolaktin memiliki

peran penting dalam memproduksi ASI. Kadar hormon

prolaktin terhambat oleh plasenta, saat melahirkan dan

plasenta keluar, hormon progesterone dan esterogen

menurun sampai tingkat dilepaskan dan diaktifkannya

hormon prolaktin. Peningkatan hormon prolaktin akan

menghambat ovulasi, dimana mempunyai fungsi sebagai

kontrasepsi alami. Kadar prolaktin tertinggi adalah ketika

malam hari. Tanpa prolaktin tidak akan terjadi laktasi, dan

selama hamil mempunyai peranan penting stimulasi

pembentukan ASI (Riordan, 1998) Menurut Walker (2011)

Prolaktin dilepaskan ketika puting dirangsang saat menyusui

karena busur refleks tulang belakang yang menyebabkan

pelepasan prolaktin-stimulating hormon dari hipotalamus

(Reflek Prolactin ) (Wahyutri, 2012)

4) Oksitosin

Hormon oksitosin berfungsi mengencangkan otot halus pada

rahim saat melahirkan. Saat setelah melahirkan, oksitosin

juga mengencangkan otot halus disekitar alveoli untuk

memeras ASI. Hormon oksitosin juga berperan dalam proses

turunnya susu letdown milk/milk ejection reflex.

22
5) Human Placenta Lactogen (HPL)

Pada saat kehamilan, plasenta akan banyak mengeluarkan

hormon HPL yang berperan dalam pertumbuhan payudara,

putting, dan aerola sebelum melahirkan.

Pada saat payudara sudah memproduksi ASI, terdapat proses

pengeluaran ASI yaitu ketika bayi mulai menghisap.

Gerakan isapan bayi dapat merangsang serat saraf dalam

putting. Serat saraf ini membawa permintaan agar air susu

melewati kolumna spinalis ke kelenjar hipofisis dalam otak.

Kelenjar hipofisis akan merespon otak untuk melepaskan

hormon prolaktin dan oksitosin. Hormon prolaktin akan

merangsang payudara menghasilkan lebih banyak susu.

Sedangkan hormon oksitosin merangsang kontraksi otot-otot

yang sangat kecil mengelilingi diktus payudara. Kontraksi

ini menekan duktus dan mengeluarkan susu ke dalam

penampungan dibawah aerola. (Astutik, 2014) (Dr.Taufan

Nugroho, Nurrezki, Desi & Wilis, 2014)

23
e. Stadium Pembentukan ASI

1) Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan kental (dapat pula encer) yang

berwarna kekuningan yang diberikan pertama kali pada bayi.

Kolostrum mengandung sel hidup menyerupai sel darah

putih yang dapat membunuh kuman dan bakteri penyakit.

Kolostrum juga melapisi usus pada bayi sehingga terlindung

dari kuman dan bakteri penyakit. Pada hari pertama hingga

hari keempat, kolostrum yang disekresikan oleh kelenjar

pada awal menyusui , kira kira sesendok teh. Pada keadaan

normal kolostrum dapat keluar sekitar 10cc-100cc dan akan

meningkat setiap hari sekitar 150-300 ml setiap 24 jam.

Didalam kolostrum terdapat kandungan protein lebih banyak

dibandingkan karbohidrat dan kadar lemak. Fungsi dari

kolostrum adalah memberikan gizi dan proteksi, yang terdiri

atas beberapa zat, diantara nya yaitu immunoglobulin,

laktoferin, lisosom, antitrypsin dan lactobacillus.

2) Air Susu Ibu Masa Peralihan (Transitional Milk)

Air Susu Ibu (ASI) peralihan merupakan ASI yang keluar

setelah keluarnya kolostrum sampai sebelum menjadi ASI

24
matang/matur. Ciri-ciri dari air susu masa peralihan adalah

sebagai berikut :

(a) Peralihan ASI dari kolostrum sampai menjadi ASI matur

(b) Di sekresi pada hari ke 4 hingg hari ke 10 dari masa

laktasi

(c) Kadar protein rendah, tetapi lemak dan karbohidrat

semakin tinggi

(d) Produksi ASI semakan banyak, pada waktu bayi berusia

tiga bulan dapat diproduksi kurang lebih 800ml/hari.

3) Air Susu Matang (Mature Milk)

Air susu matang adalah cairan susu yang keluar dari

payudara ibu setelah masa ASI peralihan. ASI mature

berwarna putih kekuningan. Ciri-ciri ASI mature adalah

sebagai berikut :

(a) ASI disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya

(b) Pada Ibu yang sehat, produksi ASI akan cukup untuk

bayi.

(c) Cairan berwarna putih kekuningan yang diakibatkan oleh

garam Ca-Casienant, riboflavin, dan karotes yang

terdapat didalamnya.

(d) Tidak akan menggumpal jika dipanaskan.

(e) Mengandung faktor antimikrobal.

(f) Interferon producing cell

25
(g) Sifat biokimia yang khas, kapasitas buffer yang rendah

dan adanya faktor bifidus. (Astutik, 2014) (Dr. Taufan

Nugroho, Nurrezki, Desi & Wilis, 2014)

f. Jenis – Jenis ASI

1) Foremilk

Foremilk merupakan ASI encer yang dapat di produksi pada

awal proses menyusui dengan kadar air tinggi dan mengandung

protein, laktosa serta nutrisi lainnya, akan tetapi kadar lemak

pada foremilk lebih rendah. Foremilk disimpan pada saluran

penyimpanan dan keluar pada awal menyusui. Cairan foremilk

dapat mengatasi rasa haus pada bayi.

2) Hindmilk

Hindmilk merupakan ASI yang mengandung tinggi lemak dan

memberikan zat tenaga/energi dan diproduksi pada akhir proses

menyusui. ASI handmilk keluar setelah foremilk, sehingga bisa

dikatakan sebagai asupan utama setelah asuoan pembukaan.

Produksi ASI hindmilk lebih banyak, kental dan penuh lemak

bervitamin. Hindmilk mengandung lemak 4 – 5 kali lebih

banyak dibanding foremilk. Namun bayi membutuhkan

keduanya.

(Astutik, 2014)

g. Jumlah Produksi Air Susu Ibu (ASI)

26
Air Susu Ibu (ASI) yang diproduksi setelah melahirkan

pada hari pertama adalah berupa kolostrum dengan volume sekitar

10 – 100cc. pada hari ke 2 sampai hari ke 4 akan meningkat sekitar

150 – 300ml/24 jam. Produksi ASI setelah 10 hari dan sampai bayi

berusia tiga bulan atau disebut dengan ASI matur, ASI dapat

berproduksi sekitar 300 hingga 800ml/hari, dan ASI akan

meningkat pada hari atau minggu seterusnya (Astutik, 2014)

Produksi air susu ibu dipengaruhi oleh faktor

hormonal,autokrin dan metabolisme dengan jumlah seperti yang

tertera pada tabel 2.1 :

Tabel 2.1
Volume Produksi Susu dan Asupan Rata-rata

Masa Pasca Volume / Volume / Catatan Referensi


Bersalin Hari Rata- Asupan
rata Rata-rata
Hari 1 37 mL (7– 7 mL Sesuai dengan Casey dkk., 1986;
(0-24 jam) 123 mL) kapasitas Evans dkk., 2003;
6 mL/kg fisiologis perut Houston, Howie, &
(vaginal) bayi yang baru McNeilly, 1983;
4 mL/kg lahir Roderuck,
(caesar) Williams,
& Macy, 1946;
Saint, Smith, &
Hartmann, 1984
Hari 2 84 mL (44– 14 mL Evans dkk., 2003;
(24–48 jam) 335 mL) Houston, Howie, &
25 mL/kg McNeilly, 1983
(vaginal)
13 mL/kg
(c-sec)
24 jam 4.2 mL ± Ibu cesar tanpa Chapman dkk.,
30 jam 10.6 pompa; ibu 2001
36 jam 3.1 mL ± 6.6 multipara
48 jam 3.1 mL ± 4.9 Memiliki
60 jam 6.4 mL ± 6.8 volume susu 
72 jam 14.0 mL ±

27
13.5
26.1 mL ±
26.6
24–144 jam 24 jam Arthur, Smith, &
asupan susu Hartmann, 1989
meningkat
dari 82 mL
ke 556 mL
antara 24–
144 jam
setelah
bersalin

Hari 3 408 mL 38 mL Laktogenesis II Casey dkk., 1986;


(48–72 jam) (98–775) terjadi pada Evans dkk., 2003;
66 mL/kg periode ini Houston, Howie, &
(vaginal) McNeilly, 1983;
44 mL/kg Neville dkk., 1988;
(c-sec) Saint, Smith, &
Hartmann, 1984
Hari 4 625 mL 58 mL Tertundanya Houston, Howie, &
(72–96 jam) (378–876) laktogenesis II McNeilly, 1983;
106 mL/kg mengakibatkan Saint, Smith, &
(vag) volume susu ↓ Hartmann, 1984;
82 mL/kg Evans dkk., 2003
(c-sec)
Hari 5 200–900 g Produksi susu Woolridge, 1995;
123 mL/kg disesuaikan Evans dkk., 2003
(vag) untuk
111 mL/kg memenuhi
(c-sec) kebutuhan bayi
selama 3-5
minggu
Hari 6 138 mL/kg Evans dkk., 2003
(vag)
129 mL/kg
(c-sec)
Hari 7 576 mL 65 mL Wanita Ingram dkk., 1999
(mean) multiparous
(200–1013) menghasilkan
rata-rata 142
mL lebih
banyak susu
setiap 24 jam
4 Minggu 750 mL 94 mL Ingram dkk., 1999
(mean)
(328–1127)
675 mL
(600–950)

28
2-6 Bulan 1680–3000 Susu diproduksi Saint, Maggiore, &
2,5 Bulan mL pada ibu dari Hartmann, 1986
3080 mL bayi kembar;
ibu dari bayi
kembar tiga

3 Bulan 750 mL Butte dkk., 1984


(609–837)
720 mL
(550–880)
5 Bulan 770 mL
(630–950)
6 Bulan 800 mL Neville dkk., 1988
1-6 Bulan 750 mL ± 71.8 mL Semua bayi Mitoulas dkk.,
200 Ml ± 26.3mL sepenuhnya 2002
menyusui sesuai
kebutuhan,
termasuk ibu
multiparous dan
primiparous
Sumber: Diadaptasi dari Royal College of Midwives. Successful Breastfeeding. 3rd ed.
London: Churchill Livingstone; 2002; p. 26. (Wahyutri, 2016)

3. Tinjauan Umum Tentang Laktasi

a. Pengertian

Menurut Sumastri (2012) Menyusui atau laktasi adalah suatu

proses dimana seorang bayi menerima air susu dari payudara ibu.

Menurut Sitepoe (2013) Menyusui yang dikategorikan ASI

eksklusif adalah gerakan menghisap dan menelan dari mulut sang

bayi langsung ke puting susu ibu (Pratidiana, 2014). Menurut

Astutik (2014) Pada bayi baru lahir akan menyusu lebih sering,

rata-rata 10-12 kali menyusu tiap 24 jam. Bayi yang sehat dapat

mengosongkan payudara sekitar 5-7 menit, sedangkan ASI dalam

lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam (Pratidiana, 2014)

29
b. Fisiologi Laktasi

1) Reflek penghasilan ASI

Menurut Sherwood (2009) Hormon yang berpengaruh dalam

penghasilan ASI adalah hormone prolaktin, yang disekresi oleh

kelenjar hipofisis anterior yang di stimuli oleh PRH (Prolactin

Releasing Hormon) di hipothalamus. Prolaktin bertanggung

jawab atas produksi ASI. Rangsangan produksi prolaktin

bergantung pada pengosongan ASI dari payudara. Makin

banyak ASI yang dikeluarkan atau dikosongkan dari payudara,

makin banyak ASI yang dibuat. Proses pengosongan payudara

sampai pembuatan ASI disebut reflek prolaktin (Widayanti,

2014)

2) Reflek aliran/ Let Down

Menurut Astuti (2014) Bersama dengan pembentukan prolaktin

oleh hipofisis anterior, rangsangan yang berasal dari isapan

bayi akan menghasilkan rangsangan saraf yang dilanjutkan ke

dalam kelenjar hipofisis posterior (Widayanti, 2014).

Akibatnya, hipofisis posterior menghasilkan oksitosin yang

menyebabkan sel-sel myoepithelial di sekitar alveoli akan

berkontraksi dan mendorong air susu masuk ke pembuluh

laktifer sehingga lebih banyak air susu yang mengalir keluar.

Keadaan ini disebut reflek oksitosin atau let down reflex.

30
Menurut Sherwood (2009) Reflek ini dapat dihambat oleh

faktor emosi atau psikologis dari ibu.

c. Kondisi Yang Mempengaruhi Kelancaran Produksi ASI

1) Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Menurut Lawrence (2011) Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

merupakan stimulus putting ibu dan rangsangan pada mulut

bayi. Dalam beberapa hari pertama terjadi peningkatan kontak

antara ibu dan bayi serta meningkatkan respon emosional ibu,

meningkatan menyusui dan durasi menyusui. Kontak melalui

kulit memungkinkan menyusui lebih cepat dan lama yang

menyebabkan ASI menjadi lebih lancar. (Wahyutri, 2016)

2) Rawat Gabung (rooming in)

Menurut Ruowei (2008), rawat gabung (rooming in)

memfasilitasi menyusui lebih mudah sehingga berdampak pada

produksi ASI lebih cepat , lebih banyak dan menyusui lebih

lama dibandingkan ibu yang tidak dilakukan rawat gabung.

Faktor psikososial seperti malu untuk menyusui juga

mengakibatkan ibu enggan menyusui yang berdampak pada

produksi ASI menjadi berkurang

(Wahyutri, 2012)

3) Psikososial

31
Menurut Kamariyah (2017) terdapat hubungan antara kondisi

psikologis ibu dengan kelancaran produksi ASI. Kondisi

psikologis ibu yang baik dapat berdampak baik bagi ibu untuk

kelancaran produksi ASI. Keadaan psikologis ibu yang baik

akan memberikan motifasi untuk menyusui bayinya, sehingga

hormon yang berperan pada produksi ASI akan meningkat

karena produksi ASI dimulai dari proses menyusui akan

merangsang produksi ASI. Menurut Dewi (2011) semakin

sering ibu menyusui semakin banyak ASI yang diproduksi,

karena dari proses menyusui akan merangsang hormon yang

berperan dalam produksi ASI.

4) Faktor Hormon

Ketika bayi menyusui, akan merangsang produksi hormon

prolaktin, karena adanya stimulasi dari bayi menyusui, suara

atau bahkan melihat bayi mendorong pelepasan hormon

oksitosin dari lobus posterior dari kelenjar pituitari. Reseptor

oksitosin inilah yang hadir pada sel mioepitel menginduksi otot

sekitar alveoli berkontraksi dan memeras susu yang disimpan

sehingga didorong keluar dari lumen, melalui ductules dan

menjelang akhir refleks susu yaitu ejeksi puting disebut 'let

down ' refleks.

32
5) Faktor Anatomi Payudara

Menurut Sherwood (2010) Payudara yang mampu

menghasilkan susu terdiri dari jaringan duktus yang secara

progresif mengecil yang bercabang dari puting payudara dan

berakhir di lobulus-lobulus. Setiap lobulus terdiri dari

sekelompok alveolus berlapis epitel dan mirip kantung yang

membentuk kelenjar penghasil susu. Susu disintesis oleh epitel,

lalu disekresikan ke dalam lumen alveolus, kemudian mengalir

melalui duktus pengumpul ASI ke permukaan puting payudara

(Alfiansyah Welda, 2014)

6) Faktor Pengetahuan Ibu

Menurut Komariyah (2014) Pengetahuan ibu tentang tehnik

menyusui, keterampilan ibu dalam menyusui dan cara memerah

ASI, penyimpanan ASI dan cara pemberian ASI perah ke bayi

akan mempengaruhi motivasi ibu dan meningkatkan produksi

ASI (Rahmawati & Prayogi, 2017)

7) Frekuensi Menyusui

Menurut Ambarwati (2010) Hisapan anak akan berkurang jika

ibu menyusui secara jarang dan berlangsung sebentar. Dengan

demikian maka pengeluaran ASI berkurang.

Menurut Ria (2012) Bayi yang cukup bulan, frekuensi

menyusui sekitar sepuluh kali per hari selama dua minggu

pertama setelah melahirkan karena didukung dengan produksi

33
ASI yang cukup. Ibu disarankan untuk menyusui setidaknya

delapan kali sehari pada bulan-bulan pertama setelah

melahirkan untuk menjamin produksi dan pengeluaran ASI

(Alfiansyah Welda, 2014)

8) Faktor Nyeri

Menurut Danuatmadja & Meilasari (2007) Ibu post partum

dengan sectio caesarea akan lebih berpotensi mengalami

ketidaknyamanan dibandingkan ibu post partum dengan

persalinan normal, terutama rasa nyeri yang berasal dari luka

insisi pada dinding abdomen. Keadaan tersebut yang membuat

ibu kesulitan menyusui, karena jika ibu bergerak maka nyeri

yang dirasakan akan semakin berat. Rasa sakit yang dirasakan

oleh Ibu akan mempengaruhi pengeluaran ASI. (Nurliawati,

2010)

9) Konsumsi Air Mineral

Agar produksi air susu ibu lancar, ibu dianjurkan minum 2 - 3

liter air perhari sesuai frekuensi menyusui bayinya karena

setelah menyusui ibu akan merasa lapar. Selain itu Ibu

dianjurkan minum setiap kali menyusui dan mengonsumsi

tambahan 500 kalori tiap hari. Ibu menyusui dengan gizi yang

baik, mampu menyusui bayi minimal 6 bulan. Sebaliknya pada

ibu yang gizinya kurang baik tidak mampu menyusui bayinya

34
dalam jangka waktu selama itu, bahkan ada yang air susunya

tidak keluar (Proverawati,2009)

10) Jenis Persalinan

Efek pembiusan persalinan sectio caesarea bisa mempengaruhi

produksi ASI jika dilakukan pembiusan total ( narkose ).

Akibatnya, kolostrum ( air susu yang pertama kali ) tidak bisa

dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia

dilahirkan. Namun, apabila dilakukan dengan pembiusan

regional ( misalnya spinal ) tidak banyak mempengaruhi

produksi ASI. Menurut penelitian Desmawati (2013) Ibu yang

melahirkan melalui persalinan sectio caesarea akan merasakan

nyeri setelah operasi. Nyeri yang dirasakan membuat ibu tidak

leluasa menggendong dan menyusui bayi meski rasa sakit yang

dirasakan berangsur menghilang. Ibu juga tidak diperbolehkan

untuk mengangkat benda benda berat. Semakin tinggi nyeri

yang dirasakan oleh ibu post partum sectio caesarea, maka

pengeluaran ASI semakin lambat.

11) Faktor Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup yaitu

kondisi yang menggambarkan kelahiran sekelompok atau

beberapa kelompok wanita selama masa reproduksi. Klasifikasi

paritas diantaranya yaitu Primipara, Multipara dan

Grandemultipara. Primipara adalah wanita yang telah

35
melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk hidup di

dunia luar. Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan

bayi beberapa kali (sampai 5 kali) . Grandemultipara adalah

wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup

atau mati.

Prevalensi menyusui eksklusif meningkat dengan

bertambahnya jumlah anak, dimana prevalensi anak ketiga atau

lebih akan lebih banyak yang disusui eksklusif dibandingkan

dengan anak pertama dan kedua. (Mursyida, 2013)

d. Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu

1) Self Efficacy

Faktor yang dapat mendukung tindakan menyusui efektif antara

lain keyakinan diri bahwa mampu untuk menyusui secara

efektif. Self efficacy merupakan rasa percaya diri yang dimiliki

oleh seseorang terhadap suatu hal yang belum dilakukan yang

dapat meningkatkan motivasi. Menurut McQueen (2011)

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa breastfeeding self

efficacy merupakan faktor penting yang berhubungan dengan

inisiasi, durasi dan keeksklusifan menyusui (Retnayu Pradanie,

2011)

2) Pendidikan

36
Banyak ahli pendidikan setempat sekarang mempunyai

program pendidikan yang lebih jelas meliputi modal

‘pendidikan untuk hidup, sebagai subjek (mata pelajaran)

akademik tambahan . hal ini dikarenakan ketika mendapat

pendidikan , dapat terjadi pertukaran pikiran dan gagasan yang

bermanfaat dengan orang-orang muda yang merupakan

generasi berikutnya. Selain dari itu semua, mendengarkan ,

bersikap peka terhadap sesuatu yang tidak ingin mereka

katakan, mendorong untuk menyatakan gagasan dan tanggapan

yang mereka miliki, serta membantu mereka untuk

mengungkapkan hambatan dan emosi mareka (Hamdana, 2010)

3) Faktor Emosi

Untuk memperoleh air susu ibu merupakan hak lahir bayi

pemberian air susu ibu memberikan rasa aman pada bayi dan

merupakan landasan yang baik bagi perkembangan semua

hubungan pribadi. Bagi ibu, memberikan air susu ibu tentunya

membawa perasaan keberhasilan akhir yang merupakan puncak

kehamilan.(Hamdana, 2010)

e. Manfaat Laktasi

1) Bagi Bayi

a) ASI dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi. Ibu

meneruskan zat antibodi mereka melalui ASI kepada bayi-

bayi mereka, sehingga bayi dapat membentuk sistem

37
pertahanan tubuh yang kuat untuk melawan virus flu dan

infeksi.

b) ASI membantu memperkuat ikatan emosional antara anak

dan ibu. Kedekatan ini merupakan katalis dalam

membangun hubungan yang kuat antara orang tua dengan

anak-anak mereka karena anak akan merasa lebih

terlindungi dan beradaptasi dengan dunia baru di sekitar

mereka.

c) ASI membuat anak lebih cerdas. Meskipun demikian,

masih diperdebatkan oleh para pakar, apakah kecerdasan itu

dipicu kandungan asam lemak dalam ASI ataukah ikatan

emosional yang terbentuk antara orang tua dan anak selama

proses menyusui berlangsung.

d) ASI mengurangi risiko obesitas. ASI membantu bayi untuk

memilih makanan yang lebih baik di kemudian hari, yang

pada akhirnya memperkecil risiko obesitas.

e) ASI adalah makanan yang mudah dicerna bayi, sangat

bergizi, dan membantu bayi memutuskan berapa banyak

yang bisa dia konsumsi dan kapan meminumnya.

f) ASI menjadikan anak-anak berperilaku lebih baik. Anak-

anak yang minum ASI dan mampu membentuk ikatan

emosional dengan kedua orang tuanya selama proses

menyusui, mampu mengembangkan perilaku yang lebih

38
baik daripada yang tidak. Namun jika ikatan itu tidak

terbentuk, dampaknya bisa berlawanan.

g) Nutrisi dalam ASI membantu otak anak berkembang

sempurna dan lebih baik daripada nutrisi dalam susu

formula (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,

2016)

2) Bagi Ibu

a) ASI dapat mengurangi tingkat depresi pada ibu. Sebuah

penelitian terhadap 14 ribu ibu baru, yang dimuat dalam

Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak, menunjukkan ibu yang

menyusui cenderung terhindar dari masalah kesehatan

mental. Satu dari sepuluh perempuan dunia rentan terkena

depresi, namun jumlah itu turun saat perempuan punya

kesempatan untuk memberikan ASI.

b) ASI membantu ibu menurunkan berat badan. Proses

menyusui membakar banyak kalori dalam tubuh ibu,

sehingga berat badan berlebih selama hamil dapatcepat

turun.

c) ASI mengurangi risiko kanker pada ibu, terutama kanker

payudara dan indung telur.

d) ASI membantu keluarga menghemat anggaran rumah

tangga karena gratis (Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia, 2016)

39
B. Kerangka Teori

Jenis Persalinan

Sectio Secarea Normal

Proses Pembentukan Tanda Tanda


ASI

Payudara mulai
Laktogenesis I (16-18 mensintesa air
Kondisi Yang Mempengaruhi minggu saat kehamilan) susu
Kelancaran Produksi ASI dipengaruhi
1. Inisiasi Menyusui Dini oleh HPL
2. Rawat gabung
3. Psikososial Saat kadar
Laktogenesis II (30 – 40
4. Faktor hormon jam setelah melahirkan) prolaktin tinggi,
5. Faktor anatomi Produksi ASI
payudara berlebih
6. Faktor Pengetahuan
Ibu Laktogenesis III Produksi ASI
7. Faktor cemas (Beberapa hari setelah mulai stabil,
8. Faktor nyeri melahirkan) sistem kontrol
9. Frekuensi Menyusui autokrin
10. Konsumsi Air Mineral dimulai
11. Jenis Persalinan
Produksi ASI Hari Ke 0 - 3
12. Faktor Paritas

Bagan 2.2 Kerangka Teori


(Alfiansyah Welda, 2014), (Wahyutri, 2016),(Mursyida, 2013) (Rahmawati & Prayogi, 2017)
(Nurliawati, 2010)

40
C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep menggambarkan variabel independepen yaitu jenis

persalinan dan variabel dependen yaitu produksi asi hari ke 0 - 3. Melalui

kerangka konsep ini diharapkan pembaca dengan mudah memahami apa

yang menjadi fokus utama penelitian dari variabel-variabel yang diteliti.

Variabel Independen Variabel dependen

Jenis Persalinan Produksi ASI hari ke 0 - 3

Normal Sectio
Caesarea

Bagan 2.3
Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu masalah yang dan

perlu diuji kebenarannya dengan data yang lebih lengkap dan menunjang

(Dewi, 2011). Hipotesis null (Ho) dalam penelitian ini adalah tidak ada

hubungan jenis persalinan terhadap produksi ASI hari ke 0 – 3. Hipotesis

alternative (Ha) dalam penelitian ini adalah adanya hubungan jenis

persalinan terhadap produksi ASI hari ke 0 – 3.

41
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Design penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif analitik dengan metode cross-sectional study, yaitu melakukan

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).

Dimana peneliti mengumpulkan informasi dari ibu ibu menyusui

mengenai produksi ASI, dimana Produksi ASI menjadi variabel dependen

dan jenis persalinan normal serta jenis persalinan seksio sesarea menjadi

variabel independen (Nursalam,2009)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Arikunto (2013) mengatakan bahwa populasi merupakan

keseluruhan dari subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini

adalah Ibu yang melakukan persalinan sesuai dengan kriteria inklusi di

Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda. Jumlah populasi di dalam

penelitian ini tidak diketahui dengan jelas, sehingga jenis sampling

yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan subjek

penelitian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti

(Cozby & Bates, 2011)

42
2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah responden yang diambil berdasarkan

kriterian inklusi dari populasi dan telah menandatangani inform

consent.

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria yang harus dimiliki oleh individu

dalam populasi untuk dapat dijadikan sampel dalam penelitian

(Dharma, 2017) Adapun kriteria inklusi adalah sebagai berikut :

1) Ibu menyusui hari ke 0 – 3 melalui persalinan normal di

Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda

2) Ibu menyusui hari ke 0 – 3 melalui persalinan seksio sesarea di

Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda

3) Ibu menyusui yang bersedia menjadi responden di Rumah Sakit

Dirgahayu Samarinda

4) Ibu menyusui yang berdomisli di Samarinda

5) Keadaan Umum Ibu sehat dan tidak bermasalah

b. Kritria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah kriteria yang tidak boleh ada atau tidak

boleh dimiliki sampel yang akan digunakan (Dharma, 2017)

Adapun kriteria eksklusi adalah sebagai berikut :

1) Ibu yang tidak menyusui bayi nya

2) Ibu menyusui yang bayinya dirawat dalam inkubator

43
3) Ibu yang mempunyai masalah dengan putting susu nya

4) Ibu menyusui yang bayi nya bermasalah

5) Ibu menyusui yang tidak bersedia menjadi responden

3. Metode Sampling

Besar sampel ditentukan dengan cara non probability sampling dengan

metode purposive sampling , yakni teknik sampling yang dilakukan

berdasarkan kriteria inklusi (Dharma, 2017)

4. Besar Sample

Sampel merupakan sejumlah individu yang diambil dari populasi yang

berasal dari kriteria insklusi yang mewakili nya (Sugiyono, 2013).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non

probility sampling . Non probability sampling merupakan metode

pengambilan sampel yang tidak dilakukan secara acak.

Pengambilan sampel menggunakan rumus lemeshow

menentukan besar sampel sebagai berikut.

Z 2 1−∝/2 P(1 − P)
𝑛=
d2

Z 2 1−∝/2 = Jenis persalinan yang digunakan sebesar 95% = 1,96

P = Proporsi berdasarkan literatur atau hasil pilot study

d = Presisi atau sampling eror sebesar 5%

Berdasarkan rumus diatas, kemudian dilakukan perhitungan besar

sample dengan menggunakan nilai (P = 0,009 ) berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh Sihsiliya (2018) dengan hasil sebagai berikut :

44
(1,96)2 (0,009) (1 − 0,009)
𝑛=
(0,05) 2

3,8416 𝑥 0,009 x 0,991


𝑛=
0,0025

0,0342
𝑛=
0,0025

𝑛 = 13,70

𝑛 = 14 orang

Dalam penelitian ini menggunakan metode koreksi atau penambahan

jumlah sampel berdasarkan prediksi sample drop out dari penelitian.

Adapun perhitungan nya adalah :

𝑛
𝑛′ =
1−𝑓

Dimana :

n’ = besar sampel setelah dikoreksi

n = jumlah sampel berdasarkan estimasi yaitu 14 orang

f = prediksi persentase sampel drop out yaitu 15% = 0,15

45
𝑛
𝑛′ =
1 − 0,15

14
𝑛′ =
1 − 0,15

14
𝑛′ =
0,85

𝑛′ = 16,47 ≈ 16 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, waktu

penelitian akan dilaksanakan pada bulan April-Mei 2019

46
D. Definisi Operasional

Tabel 3.1

Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional

Variabel Independen
1. Jenis Persalinan Jenis persalinan Diagnosa 1. Normal :
diantaranya yaitu dokter persalinan
persalinan normal pervaginam Ordinal
atau pervaginam 2. Tidak normal :
dan persalinan persalinan sectio
sectio secarea. caesarea
Persalinan normal
atau persalinan
pervaginam
merupakan jenis
persalinan yang
dilakukan tanpa
indikasi penyulit
yang
membahayakan
bagi Ibu serta
dengan tingkat
cemas dan nyeri
yang lebih rendah.
Persalinan sectio
secarea merupakan
persalinan dengan
pembedahan
diperut dan diberi
anestesi lumbal
yang berpengaruh
terhadap rasa nyeri
setelah melahirkan.

47
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Variabel Dependen

1. Produksi ASI Jumlah ASI yang Kuisioner, Jumlah produksi Rasio


di hasilkan oleh Botol asi (cc)
Ibu setelah Pompa
melahirkan dalam ASI dan
sekali perah Spuit (3,
(maksimal selama 5, 10,
5 menit ) 20cc)

E. Instrumen Peneltian

1. Alat dan Bahan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat dan bahan yaitu

botol pompa ASI dan spuit (3, 5, 10, 20 cc) untuk mengukur berapa

banyak jumlah produksi ASI. Semua Ibu yang menjadi responden akan

diukur jumlah produksi ASI dalam dua jam setelah Ibu menyusui

bayinya. Hasil produksi ASI yang dihasilkan akan ditulis dalam lembar

observasi jumlah produksi ASI.

2. Kuisioner

Digunakan kuisioner dengan pertanyaan terbuka, tujuan digunakan

kuisoner yaitu untuk mengetahui apakah ada variabel pengganggu.

48
F. Teknik Pengumpulan Data

1. Tahap persiapan

a. Mengurus surat izin penelitian ke kantor Prodi Sarjana Terapan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

Kalimantan Timur.

b. Mengirim surat izin penelitian ke Rumah Sakit Dirgahayu

Samarinda

2. Tahap Pelaksanaan

Pada penelitian ini, pada hari pertama peneliti melapor kepada

pihak Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda untuk melakukan penelitian

dengan cara memberikan kuisioner kepada ibu ibu menyusui yang

melahirkan spontan maupun seksio sesarea. Peneliti akan bertemu

dengan calon responden, setelah disetujui, kemudian memberikan

informed consent kepada responden. Apabila responden menyetujui,

maka masing masing responden akan diamati selama 0 - 3 hari dengan

mengukur berapa banyak produksi ASI yang diproduksi. Penelitian

dilakukan hingga sample untuk penelitian tercukupi.

3. Tahap Akhir

Data yang telah terkumpul diolah dengan software statistik

melalui beberapa tahap. Menurut (Hartono, 2007) Pengelolaan data

dapat dilakukan dengan empat tahap yaitu:

49
a. Editing : pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan

isian formulir atau lembar observasi atau kuisioner yaitu

melakukan pengecekan nama responden, alamat, usia

b. Coding : pada tahap ini peneliti merubah data dan

berbentuk huruf menjadi angka/bilangan.

c. Proccesing : pada tahap ini peneliti mengentri data yang

sudah dilakukan pengkodean ke komputer dan dimasukan

dalam master tabel

d. Clearning : pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan

kembali data yang sudah dientry pada master tabel apakah

ada kesalahan atau tidak.

G. Analisis Data

Dalam penelitian ini semua data hasil penelitian dianalisis dengan

menggunakan program software statistik pada komputer. Analisis data

dilakukan secara sistematik antara lain.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel penelitian

untuk melihat distribusi frekuensi. Dimana data usia, tingkat

pendidikan, paritas dan jenis persalinan disajikan dalam bentuk

tabel/grafik.

2. Analisis Bivariat

Setelah diketahui karakteristik dari setiap variabel, kemudian

dilakukan analisis bivariat, yaitu menentukan adanya hubungan jenis

50
persalinan (variabel independen) dengan produksi ASI hari 0 – 3

(variabel dependen). Analisis bivariat dilakukan terhadap variabel

independent. Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan T-test

Independent. Sebelum dilakukan uji T-Test Independent, harus

dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan shapiro wilk

dikarenakan data kurang dari 50 sampel.

Data terdistribusi normal apabila p >0,005. Dalam uji t-test pada

penelitian ini dilakukan pada variabel independen yaitu jenis

persalinan normal dan persalinan sectio saecarea Independent Sample

T-test adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk membandingkan

rata-rata dua grup yang tidak saling berpasangan atau tidak saling

berkaitan. Tidak saling berpasangan dapat diartikan bahwa penelitian

dilakukan untuk dua subjek sampel yang berbeda. (Notoatmodjo,

2015)

Derajat kepercayaan (confidence interval) pada pengujian bivariat

dalam penelitian ini adalah sebesar 95% dengan ∝ = 5% atau 0,05.

Jika hasil staristik (p value) < ∝ (0,05) maka Ha diterima atau dapat

dikatakan ada hubungan antara variabel independen dengan dependen.

H. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan

izin kepada instansi tempat penelitian dalam hal ini Rumah Sakit

Dirgahayu Samarinda

51
Setelah mendapat persetujuan, peneliti melakukan penelitian dengan

menerapkan tiga prinsip etik umum (Dahlan, 2008) :

1. Prinsip Menghormati Harkat dan Martabat Manusia

Pada prinsip ini peneliti menghormati otonomi responden, yaitu

menghormati keputusan responden dalam menerima ataupun menolak

dalam menjadi responden penelitian. Disini peneliti menyadari bahwa

responden memiliki hak untuk menentukan dan mengambil keputusan

sendiri (self-determination) untuk menjadi responden atau tidak.

Peneliti menghormati harkat dan martabat manusia/responden dengan

memberikan kebebasan kepada responden untuk memilih dan

mementukan sendiri keikutsertaannya dalam penelitian ini dan

menghormati responden yang tidak bersedia ikut serta dalam

penelitian ini.

2. Prinsip Etik Berbuat Baik (beneficience)

Pada prinsip ini peneliti berbuat baik, ini juga mencakup tidak

melakukan hal yang berbahaya bagi responden. Prinsip etik berbuat

baik meliputi: risiko penelitian harus wajar dibandingkan dengan

manfaat yang diharapkan dan desain penelitian harus memenuhi

persyaratan ilmiah; peneliti mampu menjamin kesejahteraan

responden saat melakukan penelitian; serta tidak merugikan orang lain

(non-maleficience). Pada prinsip non-maleficience, peneliti

memberikan manfaat, yaitu pengetahuan mengenai betapa penting nya

pemberian ASI sejak bayi dilahirkan.

52
3. Prinsip Etik Keadilan (Justice)

Pada prinsip ini peneliti memberikan perlakuan yang sama, benar,

dan pantas pada semua responden dan memberikan distribusi

seimbang antara beban dan keikutsertaan responden dalam penelitian.

Peneliti menjaga kerahasian responden beserta jawabannya

(confidential). Jawaban responden hanya digunakan untuk penelitian

dan tidak disalahgunakan

4. Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent)

Pada prinsip ini peneliti terlebih dahulu membagikan lembar

persetujuan menjadi responden penelitian (informed consent) kepada

responden lalu peneliti akan menjelaskan isi dari informed consent

jika responden setuju peneliti akan meminta responden untuk

menandatangani informed consent . Peneliti juga menjaga kerahasiaan

identitas dan jawaban responden hanya untuk kepentingan ilmu serta

metodologi keperawatan.

53
I. Alur Penelitian

Populasi

Kriteria inklusi dan


eksklusi Sampel

Informed consent

Setuju Tidak Setuju

Stop
Memberikan Mengukur
kuisioner produksi ASI

Analisa data

Pelaporan

Bagan 3.1
Bagan Alur Penelitian

54
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Dirgahayu yang terletak di Jalan Gunung Merbabu No.

62 Samarinda dengan kontak layanan Tlpn/Fax : 0541-742161/0541-

744636. Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda adalah sebuah rumah

sakit swasta yang merupakan salah satu Karya Kerasulan Gereja

Katolik Keuskupan Agung Samarinda (KASRI) secara khusus di bidang

kesehatan yang menjadi rumah sakit swasta pertama di kota

Samarinda, Kalimantan Timur.

Rumah Sakit Dirgahayu mempunyai visi dan misi yaitu untuk visi

diantaranya menjadi rumah sakit yang aman dan berkualitas dengan

semangat cinta dan kasih. Serta memiliki misi yaitu menyelenggarakan

pelayanan kesehatan mengutamakan patient safety, menyediakan sarana

dan prasarana yang berkualitas, profesionalisme sumber daya manusia,

dan karyawan yang sejahtera.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 23

April s.d 4 Mei 2019. Responden yang diambil sejumlah 16 responden

dimana untuk jenis persalinan normal berjumlah 8 responden dan untuk

55
jenis persalinan sectio caesarea berjumlah 8 responden. Didapatkan hasil

penelitian yang meliputi karakteristik responden yaitu usia, pendidikan,

pekerjaan, paritas dan mengikuti pendidikan kesehatan

1. Analisis Univariat

a. Karakteristik Responden

Tabel 4.1
Karakterisktik Responden di Rumah Sakit
Dirgahayu Samarinda, 2019

Frekuensi Persentase
Karakteristik Responden
(N) %

Usia

< 20 tahun 0 0

20-35 tahun 13 81,3

>35 tahun 3 18,3

Pendidikan

SD 2 12,5

SMP 3 18,8

SMA 7 43,8

Perguruan Tinggi 4 25

Paritas

1 6 37,5

2 5 31,3

3 2 12,5

4 2 12,5

>4 1 6,3

Mengikuti Pendkes

Pernah Mengikuti 4 25

56
Tidak Pernah 12 75

Total 16 100

Sumber : Analisa Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, diketahui karakteristik

responden berdasarkan usia yaitu sebagian besar usia 20 – 35

tahun yaitu sebanyak 13 orang (81,3%) , sebagian kecil usia >

35 tahun sebanyak 3 orang (18,33%) dan usia <20 tahun

sebanyak 0 orang (0%).

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan yaitu

hampir sebagian besar SMA dan Perguruan Tinggi masing -

masing sebanyak 7 orang (43,8%) dan 4 orang (35%), serta

sebagian kecil SD dan SMP masing - masing sebanyak 2 orang

(12,5%) dan 3 orang (18,8%).

Karakteristik responden berdasarkan paritas pada

penelitian ini yaitu hampir sebagian responden dengan jumlah

paritas 1 yaitu sebanyak 6 orang (37,5%) dan responden dengan

jumlah paritas 2 sebanyak 5 orang (31,3%), sebagian kecil

responden dengan jumlah paritas 3 sebanyak 2 orang (12,5%) ,

jumlah paritas 4 sebanyak 2 orang (12,5%) dan jumlah paritas 8

sebanyak 1 orang (6,3%).

Karakteristik responden mengikuti pendidikan kesehatan

pada penelitian ini yaitu sebagian besar tidak pernah sebanyak

12 orang (75%) dan hampir sebagian pernah mengikuti

sebanyak 4 orang (25%).

57
b. Jenis Persalinan Yang Dilakukan

Tabel 4.2
Karakterisktik Jenis Persalinan Responden di Rumah Sakit
Dirgahayu Samarinda, 2019

Klasifikasi Jenis Frekuensi Persentase


Persalinan Responden (N) %

Normal 8 50

Sectio Caesarea 8 50

Total 16 100

Sumber : Analisa Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, diketahui karakteristik jenis

persalinan responden pada penelitian ini yaitu setengah

persalinan normal sebanyak 8 (50%) dan setengah persalinan

sectio caesarea sebanyak 8 (50%).

c. Inisiasi Menyusui Dini

Tabel 4.3
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di
Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, 2019

Frekuensi Persentase
Inisiasi Menyusui Dini
(N) %

60 menit 3 18,8

30 menit 5 31,3

Tidak dilakukan 8 50

Total 16 100

Sumber : Analisa Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, diketahui gambaran umum

inisiasi menyusui dini responden pada penelitian ini yaitu

58
setengah tidak dilakukan sebanyak 8 orang (50%) , hampir

sebagian 30 menit sebanyak 5 orang (31,3%) dan sebagian kecil

60 menit sebanyak 3 orang (18,8%).

d. Rawat Gabung

Tabel 4.4

Rawat Gabung (Ibu Bersama Bayi) di


Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, Mei 2019

Rawat Gabung Frekuensi Persentase


Bersama Bayi
(Ya/Tidak) (N) %

Ya 16 100

Tidak 0 0

Total 16 100

Sumber : Analisa Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, diketahui gambaran umum

rawat gabung responden pada penelitian ini yaitu seluruhnya Ya

sebanyak 16 orang (100%).

59
e. Cemas

Tabel 4.5

Cemas Yang Dirasakan Ibu

Di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, 2019

Cemas Frekuensi Persentase

(Ya/Tidak) (N) %

Ya 4 25

Tidak 12 75

Total 16 100

Sumber : Analisa Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, gambaran umum cemas

ketika menyusui responden pada penelitian ini yaitu sebagian

besar responden mengatakan tidak cemas sebanyak 12 orang

(75%) dan hampir sebagian mengatakan cemas sebanyak 4

orang (25%)

60
f. Nyeri

Tabel 4.6

Nyeri Yang dirasakan Ibu Hari Ke-1

Di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, Mei 2019

Nyeri Saat Menyusui Frekuensi Persentase


(Ya/Tidak) (N) %

Ya 16 100

Tidak nyeri 0 0

Total 16 100

Sumber : Analisa Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.6 diatas nyeri yang dirasakan

responden hari ke-1 pada penelitian ini yaitu seluruh responden

mengatakan Ya (16 orang 100%), dan sebagian kecil

mengatakan Tidak nyeri sebanyak 0 orang (%)

g. Keadaan Puting Ibu

Tabel 4.7

Keadaan Puting Ibu

Di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, 2019

Rawat Gabung Frekuensi Persentase


Bersama Bayi
(Normal/Masuk/Datar) (N) %

Normal 16 100

Masuk 0 0

Datar 0 0

Total 16 100

61
Sumber : Analisa Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.7 diatas gambaran umum keadaan

puting responden pada penelitian ini yaitu seluruhnya normal

sebanyak 16 orang (100%).

h. Frekuensi Bayi Menyusu Pada Hari Ke-2

Tabel 4.8

Frekuensi Bayi Menyusu Pada Hari Ke-2

Di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, 2019

Frekuensi Bayi Frekuensi Persentase


Menyusu Dalam Sehari (N) %

9 – 10 kali 2 12,5

7 – 8 kali 4 25

5 – 6 kali 6 37,5

<5 kali 4 25

Total 16 100

Sumber : Analisa Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.8 diatas frekuensi bayi menyusui

dalam sehari pada penelitian ini yaitu hampir sebagian 5-6 kali

sebanyak 2 orang (37,5%), 7-8 kali sebanyak 4 orang (25%), 5-6

kali sebanyak 4 orang (25%) dan sebagian kecil 9-10 kali

sebanyak 2 orang (12,5%).

62
i. Konsumsi Air Mineral Pada Hari Ke-2

Tabel 4.9

Konsumsi Air Mineral Pada Hari Ke-2

di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, 2019

Konsumsi Air Mineral Frekuensi Persentase


dalam Sehari (N) %

7 – 8 gelas 9 56,3

5 – 6 gelas 7 43,8

<5 gelas 0 0

Total 16 100

Sumber : Analisa Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.9 diatas gambaran umum konsumsi

air mineral dalam sehari responden pada penelitian ini yaitu

sebagian besar 7 – 8 gelas sebanyak 9 orang (56,3), hampir

sebagian 5 – 6 gelas sebanyak 7 orang (43,8), sebagian kecil <5

gelas sebanyak 0 orang (0%).

63
j. Produksi ASI Hari Ke 0 Persalinan Normal dan Caesarea

Tabel 4.10

Produksi ASI Hari 0 Pada Persalinan Normal dan Caesarea

di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, 2019

Jumlah Jumlah
Produksi ASI Perse Produksi Perse
Frek Frek
Hari 0 (cc) ntase ASI Hari 0 ntase
(N) (cc) Sectio (N)
Persalinan % %
Normal Caesarea

1 2 25 0 2 25

1,5 2 25 0,5 3 37,5

2 3 37,5 1 3 37,5

3 1 12,5

Total 8 100 Total 8 100

Sumber : Analisa Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.10 diatas, diketahui produksi ASI hari

0 pada persalinan normal dalam penelitian ini yaitu hampir

sebagian 1cc sebanyak 2 orang (25%); 1,5cc sebanyak 2 orang

(25%); 2cc sebanyak 3 orang (37,5%); dan sebagian kecil 3cc

sebanyak 1 orang (12,5%)

Sedangkan produksi ASI hari 0 persalinan sectio caesarea

pada penelitian yaitu hampir sebagian responden memiliki

produksi ASI 0cc sebanyak 2 orang (25%), 0,5cc sebanyak 3

orang (37,5%), dan 1cc sebanyak 3 orang (37,5%)

64
k. Produksi ASI Hari Ke-1 Persalinan Normal dan Caesarea

Tabel 4.11

Produksi ASI Hari 0 Pada Persalinan Normal dan Caesarea

di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, 2019

Jumlah Jumlah
Perse Produksi Perse
Produksi ASI Frek Frek
ntase ASI Hari ntase
Hari Ke-1 (cc)
(N) Ke-1 (cc) (N)
Persalinan % Sectio %
Normal Caesarea

3 2 25 0 2 25

3,5 3 37,5 0,5 2 25

4 2 25 1 1 12,5

5 1 12,5 1,5 1 12,5

2,5 1 12,5

3 1 12,5

Total 8 100 Total 8 100

Sumber : Analisa Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.11 diatas, diketahui produksi ASI hari

ke-1 persalinan normal pada penelitian ini yaitu masing masing

65
responden memproduksi ASI hari 1 yaitu hampir sebagian 3cc

sebanyak 2 orang (25%); sebagian besar 3,5cc sebanyak 3 orang

(37,5%); hampir sebagian 4cc sebanyak 2 orang dan sebagian

kecil 5cc sebanyak 1 orang (12,5%).

Produksi ASI hari ke-1 persalinan sectio caesarea pada

penelitian ini yaitu masing masing responden dengan jenis

persalinan caesar rata-rata memproduksi ASI hari 1 yaitu

hampir sebagian 0cc sebanyak 3 orang (37,5%); sebagian kecil

0,5cc sebanyak 1 orang (12,5%); 1cc sebanyak 1 orang (12,5%);

1,5cc sebanyak 1 orang (12,5%); 2,5cc sebanyak 1 orang

(12,5%); dan 3cc sebanyak 1 orang (12,5%).

l. Produksi ASI Hari Ke-2 Persalinan Normal dan Caesarea

Tabel 4.12

Produksi ASI Hari Ke-2 Pada Persalinan Normal dan Caesarea

di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, 2019

Jumlah Jumlah
Produksi ASI Perse Produksi Perse
Frek ASI Hari Frek
Hari Ke-2 (cc) ntase ntase
(N) Ke-2 (cc) (N)
Persalinan % Sectio %
Normal Caesarea

8 1 12,5 0 1 12,5

10 4 50 2 1 12,5

11,5 1 12,5 2,5 2 25

12 1 12,5 3 1 12,5

15 1 12,5 4 1 12,5

66
5 1 12,5

7 1 12,5

Total 8 100 Total 8 100

Sumber : Analisa Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.11 diatas, diketahui produksi ASI hari

ke-2 dengan jenis persalinan normal 1 yaitu setengah dari

responden memiliki produksi ASI sebagian kecil 8cc sebanyak 1

orang (12,5%); 10cc sebanyak 4 orang (50%); 11,5cc sebanyak

1 orang, 12cc sebanyak 1 orang dan 15cc sebanyak 1 orang

(12,5%).

Sedangkan produksi ASI hari ke-2 dengan jenis persalinan

caesar yaitu sebagian kecil 0cc sebanyak 1 orang (12,5%); 2cc

sebanyak 1 orang (12,5%); hampir sebagian 2,5cc sebanyak 2

orang (25%); 3cc sebanyak 1 orang (12,5%); 4cc sebanyak 1

orang (12,5%); 5cc sebanyak 1 orang.

67
m. Produksi ASI Hari Ke-3 Persalinan Normal dan Caesarea

Tabel 4.13

Produksi ASI Hari 0 Pada Persalinan Normal dan Caesarea

di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, 2019

Jumlah Jumlah
Produksi ASI Perse Produksi Perse
Frek ASI Hari Frek
Hari Ke-3 (cc) ntase ntase
(N) Ke-3 (cc) (N)
Persalinan % Sectio %
Normal Caesarea

12 1 12,5 0 1 12,5

13 1 12,5 4 1 12,5

15 1 12,5 4,5 1 12,5

18 1 12,5 4,7 1 12,5

20 1 12,5 5 1 12,5

25 1 12,5 6,5 1 12,5

30 1 12,5 8 1 12,5

40 1 12,5 10 1 12,5

Total 8 100 Total 8 100

Sumber : Analisa Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.13 diatas, diketahui produksi ASI hari

ke-3 dengan jenis persalinan normal yaitu masing-masing

responden memiliki produksi ASI yaitu 12cc sebanyak 1 orang

(12,5%); 13cc sebanyak 1 orang (12,5%); 15cc sebanyak 1

orang (12,5%); 18cc sebanyak 1 orang (12,5%); 20cc sebanyak

1 orang (12,5%); 25cc sebanyak 1 orang (12,5%); 30cc

sebanyak 1 orang (12,5%); dan 40cc sebanyak 1 orang (12,5%).

68
Produksi ASI hari ke-3 dengan jenis persalinan sectio

caesarea masing-masing responden memiliki produksi ASI

yaitu 0cc sebanyak 1 orang (12,5%), 4cc sebanyak 1 orang

(12,5%), 4,5cc sebanyak 1 orang (12,5%), 4,7cc sebanyak 1

orang (12,5%), 5cc sebanyak 1 orang (12,5%), 6,5cc sebanyak 1

orang (12,5%), 8cc sebanyak 1 orang (12,5%), dan 10cc

sebanyak 1 orang (12,5%).

69
2. Analisa Bivariat

a. Uji Persyaratan Analisis

Uji persyaratan analisis dilakukan dengan menggunakan uji

normalitas untuk menentukan kelayakan penggunaan Independent

T-Test. Uji normalitas yang digunakan adalah Shapiro Wilk karena

jumlah kurang dari 50 sampel.

Tabel 4.14

Uji Normalitas Hasil Produksi ASI Hari 0-3 Pada Persalinan Normal
dan Sectio Caesarea di Rumah Sakit Dirgahayu, Mei 2019
S

u Saphiro Wilk Test


Hasil Produksi ASI
m Hari 0 - 3
P
b
Persalinan Normal
e
Hari 0 0,283
r
Hari 1 0,178
:
Hari 2 0,182
A
Hari 3 0,323
n
Persalinan Sectio
a
Caesarea
li Hari 0 0,067

s Hari 1 0,230

a Hari 2 0,874
D Hari 3 0,781
a

ta Primer, 2019

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai signifikasi hasil

produksi ASI hari 0-3 pada persalinan normal dan hasil produksi

70
ASI pada persalinan sectio caesarea yaitu p > 0,05 dengan uji

normalitas menggunakan Shapiro Wilk Test sehingga dapat

disimpulkan bahwa semua data berdistribusi normal.

b. Uji T-Test Independent

Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut maka uji signifikansi

hipotesis dua sampel tidak berpasangan untuk mengetahui beda rerata

selisih antara hasil produksi ASI hari 0 – 3 pada persalinan normal dan

sectio caesarea yaitu menggunakan Independent T-Test yang dapat

dilihat pada Tabel 4.17 dibawah ini.

Tabel 4.15
Uji Beda Rerata Selisih Produksi ASI Hari 0 – 3 Pada Persalinan
Normal dan Persalinan Sectio Caesarea

Produksi ASI N Mean±SD P

Persalinan Normal

Hari 0 8 1,175000±0,654654 0,001

Hari 1 3,68750±0,65123 0,000

Hari 2 10,81250±2,069118 0,000

Hari 3 21,62500±9,605616 0,000

Persalinan Sectio
Caesarea
Hari 0 8 0,56250±0,417261 0,001

Hari 1 1,175000±1,125992 0,000

Hari 2 3,25000±2,104417 0,000

Hari 3 2,968375 0,002

Sumber : Analisa Data Primer, 2019

71
Tabel 4.15 menunjukkan nilai signifikasi produksi ASI mulai

dari hari 0 – 3 dengan persalinan normal memiliki p-value 0,001;

0,000; 0,000 dan 0,000. Serta produksi ASI hari 0 – 3 dengan jenis

persalinan sectio caesarea memiliki p-value 0,001; 0,000; 0,000 dan

0,002 < 0,05 berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan yang bermakna antara produksi ASI hari ke 0 – 3 pada

persalinan normal dan produksi ASI pada persalinan sectio caesarea.

C. Pembahasan

1. Hasil Analisa Univariat

a. Karakteristik Responden

Pada karakteristik responden dibahas tentang usia, pendidikan,

pekerjaan, paritas dan jenis persalinan, sebagai berikut :

1) Usia

Berdasarkan hasil penelitian , diketahui karakteristik

usia responden sebagian besar usia 20 – 35 tahun yaitu

sebanyak 13 orang (81,3%) , sebagian kecil usia > 35 tahun

sebanyak 3 orang (18,33%) dan usia <20 tahun sebanyak 0

orang (0%).

Subiyanto (2012), menyatakan wanita yang hamil pada

usia di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun memiliki risiko

tinggi terjadinya abortus spontan. Dalam kurun waktu

reproduksi sehat produksi ASI akan cukup karena fungsi alat

reproduksi masih dapat bekerja secara optimal.

72
Ibu yang berusia <20 tahun masih belum matang dalam

fisik dan psikologisnya sehingga kemungkinan akan adanya

gangguan dalam produksi ASI besar, sedangkan ibu yang

berusia >35 tahun dianggap berbahaya karena baik alat

reproduksinya maupun organ tubuh lainnya sudah mengalami

penurunan sehingga resiko terjadinya komplikasi baik dalam

kehamilan, persalinan dan menyusui sangat tinggi (Depkes RI,

2012).

2) Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa responden hampir

sebagian SMA dan Perguruan Tinggi masing - masing

sebanyak 7 orang (43,8%) dan 4 orang (35%), serta sebagian

kecil SD dan SMP masing - masing sebanyak 2 orang (12,5%)

dan 3 orang (18,8%).

Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kerah cita-cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Menurut asumsi peneliti, pendidikan diperlukan untuk

mendapat informasi, misalnya hal-hal yang menunjang

kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Jika

dilihat dari pendidikan responden yang rata-rata berpendidikan

73
SMA dan perguruan tinggi harapkan responden dapat mencari

informasi, mengetahui mengenai pengeluaran ASI.

3) Paritas

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa hampir sebagian

responden dengan jumlah paritas 1 dan 2 masing – masing

sebanyak 6 orang (37,5%) dan 5 orang (31,3%), sebagian kecil

responden dengan jumlah paritas 3 sebanyak 2 orang (12,5%) ,

jumlah paritas 4 sebanyak 2 orang (12,5%) dan jumlah paritas

8 sebanyak 1 orang (6,3%).

Menurut Mursyida, (2013), prevalensi menyusui eksklusif

meningkat dengan bertambahnya jumlah anak, dimana

prevalensi anak ketiga atau lebih akan lebih banyak yang

disusui eksklusif dibandingkan dengan anak pertama dan

kedua.

4) Mengikuti Pendidikan Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden

tidak pernah mengikuti pendidikan kesehatan sebanyak 12 orang

(75%) dan hampir sebagian pernah mengikuti pendidikan

kesehatan sebanyak 4 orang (25%).

Menurut Komariyah (2014), Pengetahuan ibu tentang

menyusui, keterampilan ibu dalam menyusui dan cara memerah

ASI, penyimpanan ASI dan cara pemberian ASI perah ke bayi

74
akan mempengaruhi motivasi ibu dan meningkatkan produksi ASI

(Rahmawati & Prayogi, 2017)

Menurut asumsi peneliti, pengetahuan ibu tentang

menyusui berpengaruh terhadap motivasi ibu untuk menyusui. Hal

ini dikarenakan, ibu yang tidak mendapatkan pendidikan kesehatan

tentang ASI sebelumnya, berfikir bahwa menggunakan susu

formula tidak masalah untuk bayinya. Padahal ASI eksklusif

selama 6 bulan sangat dibutuhkan untuk memenuhi keseimbangan

nutrisi dan sebagai antibody bagi bayi.

b. Jenis Persalinan Yang Dilakukan

Berdasarkan hasil penelitian, setengah responden

melakukan persalinan normal sebanyak 8 orang (50%) dan

setengah responden melakukan persalinan sectio caesarea sebanyak

8 orang (50%).

Menurut Desmawati (2013), efek pembiusan total pada

persalinan sectio caesarea bisa mempengaruhi produksi ASI ,

namun pada pembiusan regional tidak banyak mempengaruhi

produksi ASI.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pernyataan Desmawati

(2013) bahwa jenis persalinan sectio caesarea berpengaruh pada

produksi ASI yang dihasilkan.

75
Menurut asumsi peneliti, jenis persalinan normal dan

persalinan sectio caesarea berpengaruh pada produksi ASI yang

dihasilkan. Hal ini dikarenakan, pada ibu dengan persalinan

normal, saat 8 jam hingga 10 jam setelah melahirkan dapat

melakukan aktivitas mobilisasi ringan ditempat tidur. Sedangkan

ibu dengan persalinan sectio caesarea tidak dapat melakukan

mobilisasi ringan ditempat tidur dikarenakan masih terasa adanya

efek bius saat setelah melahirkan.

c. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Berdasarkan hasil penelitian, setengah dari responden tidak

melakukan inisiasi menyusui dini sebanyak 8 orang (50%) , hampir

sebagian responden melakukan inisisasisi menyusui dini ya (30

menit) sebanyak 5 orang (31,3%) dan sebagian kecil responden

melakukan inisiasi menyusui dini selama 30 menit sebayak 3 orang

(18,8%).

Menurut Lawrence (2011) Kontak melalui kulit

memungkinkan menyusui lebih cepat dan lama yang menyebabkan

ASI menjadi lebih lancar. (Wahyutri, 2016)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Maria dkk (2016) Dimana pengeluaran kolostrum atau ASI pada

persalinan normal lebih cepat dibandingkan dengan persalinan

sectio caesarea. Dalam hal ini termasuk inisiasi menyusui dini.

Inisiasi menyusui dini dapat berpengaruh terhadap kolostrum

76
karena hormon prolaktin dalam darah ibu menurun setelah 1 jam

persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta. Isapan pertama

yang dilakukan bayi akan merangsang pengeluaran kolostrum. Bila

terjadi keterlambatan walaupun hanya beberapa jam proses

menyusui menjadi lebih sering gagal.

Menurut asumsi peneliti, pada penelitian ini ibu yang

melakukan inisiasi menyusui dini pada bayinya memiliki produksi

ASI yang lebih baik dibandingkan dengan Ibu yang tidak

melakukan inisiasi menyusui dini. Dimana, ibu dengan persalinan

normal melakukan inisiasi menyusui dini sedangkan pada ibu

dengan persalinan sectio caesarea tidak melakukan inisiasi

menyusui dini.

d. Rawat Gabung

Berdasarkan hasil penelitian, seluruh responden melakukan

rawat gabung bersama dengan bayinya sebanyak 16 orang (100%).

Menurut Ruowei (2008), rawat gabung (rooming in)

memfasilitasi menyusui lebih mudah sehingga berdampak pada

produksi ASI lebih cepat, lebih banyak dan menyusui lebih lama

dibandingkan ibu yang tidak dilakukan rawat gabung (Wahyutri,

2012)

77
Menurut asumsi peneliti, seluruh responden melakukan

rawat gabung bersama dengan bayi. Hal ini dapat menjadi faktor

keberhasilan pengeluaran ASI.

e. Cemas Hari Ke-1

Berdasarkan hasil penelitian, seluruh responden

mengatakan tidak cemas ketika menyusui sebanyak 16 orang

(100%).

Menurut Kamariyah (2017) terdapat hubungan antara

kondisi psikologis ibu dengan kelancaran produksi ASI. Kondisi

psikologis ibu yang baik dapat berdampak baik bagi ibu untuk

kelancaran produksi ASI.

Menurut asumsi peneliti, seluruh responden tidak

merasakan cemas ketika menyusui. Sehingga hal ini berpengaruh

terhadap proses pengeluaran ASI. Semakin ibu tidak merasakan

cemas, maka proses pengeluaran ASI semakin baik.

f. Nyeri Hari Ke-1

Berdasarkan hasil penelitian, seluruh responden

mengatakan nyeri sebanyak 16 orang (100%).

Menurut Danuatmadja & Meilasari (2007) Ibu post partum

dengan sectio caesarea akan lebih berpotensi mengalami

ketidaknyamanan dibandingkan ibu post partum dengan persalinan

normal, terutama rasa nyeri yang berasal dari luka insisi pada

78
dinding abdomen. Keadaan tersebut yang membuat ibu kesulitan

meny usui, karena jika ibu bergerak maka nyeri yang dirasakan

akan semakin berat. Rasa sakit yang dirasakan oleh Ibu akan

mempengaruhi pengeluaran ASI. (Nurliawati, 2010)

Menurut asumsi peneliti, nyeri dapat berpengaruh terhadap

pengeluaran ASI. Sehingga apabila Ibu tidak merasakan nyeri saat

menyusui, maka motivasi ibu menyusui semakin baik dan proses

pengeluaran ASI dapat berjalan dengan baik.

g. Keadaan Puting Ibu

Berdasarkan hasil penelitian, seluruh responden dengan

keadaan puting normal sebanyak 16 orang (100%).

Menurut Sherwood (2010) Susu disintesis oleh epitel ke

dalam lumen alveolus, yang kemudian mengalir melalui duktus

pengumpul ASI pada permukaan puting payudara (Alfiansyah

Welda, 2014)

Menurut asumsi peneliti, seluruh responden memiliki

keadaan puting susu yang normal sehingga hal ini memungkinkan

proses pengeluaran ASI yang baik.

h. Frekuensi Bayi Menyusu dalam Sehari Pada Hari Ke-2

Berdasarkan hasil penelitian, hampir sebagian bayi

menyusu 5-6 kali sebanyak 2 orang (37,5%), 7-8 kali sebanyak 4

orang (25%), 5-6 kali sebanyak 4 orang (25%) dan sebagian kecil

9-10 kali sebanyak 2 orang (12,5%).

79
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010) Hisapan anak

akan berkurang jika ibu menyusui secara jarang dan berlangsung

sebentar. Dengan demikian maka pengeluaran ASI berkurang.

Setidaknya Ibu menyusui sebanyak delapan kali sehari untuk

menjamin produksi serta pengeluaran ASI. (Alfiansyah Welda,

2014)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Warsini (2015) dimana hisapan anak akan berpengaruh terhadap

produksi ASI.

Menurut asumsi peneliti, hisapan anak akan berpengaruh

terhadap proses pengeluaran ASI. Hal ini dikarenakan semakin

sering anak menghisap puting Ibu, maka akan merangsang

pengeluaran ASI.

i. Konsumsi Air Mineral dalam Sehari Pada Hari Ke-2

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar 7 – 8 gelas

sebanyak 9 orang (56,3), hampir sebagian 5 – 6 gelas sebanyak 7

orang (43,8), sebagian kecil <5 gelas sebanyak 0 orang (0%).

Agar produksi air susu ibu lancar, ibu dianjurkan minum 2 -

3 liter air perhari sesuai frekuensi menyusui bayinya karena setelah

menyusui ibu akan merasa lapar. Selain itu Ibu dianjurkan minum

setiap kali menyusui dan mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap

80
hari. Ibu menyusui dengan gizi yang baik, mampu menyusui bayi

minimal 6 bulan. Sebaliknya pada ibu yang gizinya kurang baik

tidak mampu menyusui bayinya dalam jangka waktu selama itu,

bahkan ada yang air susunya tidak keluar (Proverawati,2009)

Menurut asumsi peneliti, responden yang telah memenuhi

kebutuhan air mineral dalam sehari masih mengalami kesulitan

dalam memberikan ASI untuk bayi. Namun kebutuhan air mineral

sangat dibutuhkan oleh ibu menyusui seiring seberapa sering ibu

menyusui bayinya, meski ASI yang dihasilkan masih dalam jumlah

yang sedikit.

j. Produksi ASI Hari 0 Pada Persalinan Normal dan Caesarea

Berdasarkan hasil penelitian, gambaran produksi ASI hari

0 pada penelitian ini yaitu hampir sebagian 2cc sebanyak 3 orang

(37,5%), 1,5cc sebanyak 2 orang (25%), 1cc sebanyak 2 orang

(25%), dan sebagian kecil 3cc sebanyak 1 orang (12,5%).

Sedangkan produksi ASI hari 0 persalinan sectio caesarea

pada penelitian ini yaitu yaitu hampir sebagian responden memiliki

produksi ASI 0,5cc sebanyak 3 orang (37,5%), 1cc sebanyak 3

orang (37,5%) dan 0cc sebanyak 2 orang (25%).

Menurut Lucky (2015), faktor yang mempengaruhi

kelancaran ASI pada ibu dengan jenis persalinan spontan yaitu

mobilisasi setelah melahirkan. Serta menurut Lawrence (2011)

Kontak melalui kulit memungkinkan menyusui lebih cepat dan

81
lama yang menyebabkan ASI menjadi lebih lancar. (Wahyutri,

2016)

Menurut Ruowei (2008), rawat gabung (rooming in)

memfasilitasi menyusui lebih mudah sehingga berdampak pada

produksi ASI lebih cepat, lebih banyak dan menyusui lebih lama

dibandingkan ibu yang tidak dilakukan rawat gabung (Wahyutri,

2012)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Maria dkk (2016) Dimana pengeluaran kolostrum atau ASI pada

persalinan normal lebih cepat dibandingkan dengan persalinan

sectio caesarea. Dalam hal ini termasuk inisiasi menyusui dini.

Inisiasi menyusui dini dapat berpengaruh terhadap kolostrum

karena hormon prolaktin dalam darah ibu menurun setelah 1 jam

persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta

Menurut asumsi peneliti, responden dengan jenis persalinan normal

memproduksi ASI yang bervariasi. Hal ini dikarenakan oleh

beberapa faktor diantaranya yaitu inisiasi menyusui dini dan rawat

gabung.

Berdasarkan hasil data yang didapatkan, setengah dari

responden tidak melakukan inisiasi menyusui dini sebanyak 8

orang (50%) , hampir sebagian responden melakukan inisiasi

menyusui slama 30 menit sebanyak 5 orang (31,3%) dan sebagian

kecil responden melakukan inisiasi menyusui dini selama 60 menit

82
sebayak 3 orang (18,8%). Didapatkan data pada penelitian ini

bahwa seluruh responden melakukan rawat gabung bersama

dengan bayinya sebanyak 16 orang (100%).

Responden yang tidak melakukan inisiasi menyusui dini

sepenuhnya adalah responden dengan jenis persalinan sectio

caesarea. Inisiasi menyusui dini sangat penting dilakukan

dikarenakan isapan pertama yang dilakukan bayi akan merangsang

pengeluaran kolostrum. Bila terjadi keterlambatan walaupun hanya

beberapa jam proses menyusui menjadi lebih sering gagal. Seluruh

responden melakukan rawat gabung bersama dengan bayi, hal ini

dapat memicu pengeluaran ASI menjadi lebih baik.

k. Produksi ASI Hari 1 Pada Persalinan Normal dan Sectio

Caesarea

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui produksi ASI hari

ke-1 responden dengan persalinan normal pada penelitian ini yaitu

hampir sebagian 3cc sebanyak 2 orang (25%); sebagian besar 3,5cc

sebanyak 3 orang (37,5%); hampir sebagian 4cc sebanyak 2 orang

dan sebagian kecil 5cc sebanyak 1 orang (12,5%).

Sedangkan pada persalinan sectio caesarea responden

memproduksi ASI hari 1 yaitu hampir sebagian 0cc sebanyak 3

orang (37,5%), sebagian kecil 0,5cc sebanyak 1 orang (12,5%), 1cc

sebanyak 1 orang (12,5%), 1,5cc sebanyak 1 orang (12,5%), 2,5cc

sebanyak 1 orang (12,5%), dan 3cc sebanyak 1 orang (12,5%).

83
Menurut Danuatmadja & Meilasari (2007) Ibu post partum

dengan sectio caesarea akan lebih berpotensi mengalami

ketidaknyamanan dibandingkan ibu post partum dengan persalinan

normal, terutama rasa nyeri yang berasal dari luka insisi pada

dinding abdomen. Keadaan tersebut yang membuat ibu kesulitan

menyusui, karena jika ibu bergerak maka nyeri yang dirasakan

akan semakin berat. Rasa sakit yang dirasakan oleh Ibu akan

mempengaruhi pengeluaran ASI. (Nurliawati, 2010)

Menurut Kamariyah (2017) terdapat hubungan antara

kondisi psikologis ibu dengan kelancaran produksi ASI. Kondisi

psikologis ibu yang baik dapat berdampak baik bagi ibu untuk

kelancaran produksi ASI.

Menurut Sherwood (2010) Susu disintesis oleh epitel ke

dalam lumen alveolus, yang kemudian mengalir melalui duktus

pengumpul ASI pada permukaan puting payudara. Puting payudara

mempengaruhi produksi ASI yang akan dihasilkan (Alfiansyah

Welda, 2014)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Lucky (2015), dimana seluruh responden pada persalinan sectio

caesarea merasa nyeri pasca pembedahan insisi pada dinding perut

sehingga berpengaruh pada produksi ASI yang dihasilkan.

Menurut asumsi peneliti, nyeri dapat berpengaruh terhadap

pengeluaran ASI. Sehingga apabila Ibu tidak merasakan nyeri saat

84
menyusui, maka motivasi ibu menyusui semakin baik dan proses

pengeluaran ASI dapat berjalan dengan baik. Hal ini didukung oleh

data yang didapatkan saat penelitian dimana seluruh responden

mengatakan merasa nyeri sebanyak 16 orang (100%), serta tidak

ada responden yang mengatakan tidak nyeri sebanyak 0 orang

(0%).

Selain itu didapatkan data saat penelitian, responden yang

merasa cemas pada hari pertama sebanyak 4 orang (25%) dan yang

tidak merasakan cemas sebanyak 12 orang (75%). Responden yang

merasakan cemas adalah responden dengan jenis persalinan sectio

caesarea. Sehingga hal ini berpengaruh terhadap proses

pengeluaran ASI. Apabila ibu tidak merasakan cemas, maka proses

pengeluaran ASI semakin baik. Serta didapatkan data pada

penelitian ini, seluruh responden dengan keadaan puting normal

sebanyak 16 orang (100%).

Menurut asumsi peneliti, seluruh responden melakukan

rawat gabung bersama dengan bayi. Hal ini dapat menjadi faktor

keberhasilan pengeluaran ASI serta seluruh responden memiliki

keadaan puting susu yang normal sehingga hal ini memungkinkan

proses pengeluaran ASI yang baik

85
l. Produksi ASI Hari Ke-2 Pada Persalinan Normal dan Sectio

Caesarea

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui produksi ASI hari

ke-2 dengan jenis persalinan normal 1 yaitu setengah dari

responden memiliki produksi ASI sebagian kecil 8cc sebanyak 1

orang (12,5%); 10cc sebanyak 4 orang (50%); 11,5cc sebanyak 1

orang, 12cc sebanyak 1 orang dan 15cc sebanyak 1 orang (12,5%).

Sedangkan produksi ASI hari ke-2 dengan jenis persalinan

caesar yaitu sebagian kecil 0cc sebanyak 1 orang (12,5%); 2cc

sebanyak 1 orang (12,5%); hampir sebagian 2,5cc sebanyak 2

orang (25%); 3cc sebanyak 1 orang (12,5%); 4cc sebanyak 1

orang (12,5%); 5cc sebanyak 1 orang.

Agar produksi air susu ibu lancar, ibu dianjurkan minum 2 -

3 liter air perhari sesuai frekuensi menyusui bayinya karena setelah

menyusui ibu akan merasa lapar. Selain itu Ibu dianjurkan minum

setiap kali menyusui dan mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap

hari. Ibu menyusui dengan gizi yang baik, mampu menyusui bayi

minimal 6 bulan. Sebaliknya pada ibu yang gizinya kurang baik

tidak mampu menyusui bayinya dalam jangka waktu selama itu,

bahkan ada yang air susunya tidak keluar (Proverawati,2009)

Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010) Hisapan anak

akan berkurang jika ibu menyusui secara jarang dan berlangsung

sebentar. Dengan demikian maka pengeluaran ASI berkurang.

86
Setidaknya Ibu menyusui sebanyak delapan kali sehari untuk

menjamin produksi serta pengeluaran ASI. (Alfiansyah Welda,

2014)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Warsini (2015) dimana hisapan anak akan berpengaruh terhadap

produksi ASI.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Maria (2015) dimana pada persalinan normal memiliki produksi

ASI yang lebih banyak dibandingkan produksi ASI dengan

persalinan sectio caesarea. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Dina, Almas dkk (2016) dimana waktu untuk

mengeluarkan ASI pada persalinan normal lebih cepat

dibandingkan waktu untuk mengeluarkan ASI dengan persalinan

sectio caesarea.

Menurut asumsi peneliti, pada hari ke-2 produksi ASI dengan

jenis

persalinan sectio caesarea memiliki produksi ASI yang cenderung

lebih sedikit dibandingkan dengan produksi ASI pada persalinan

normal. Didapatkan data bahwa responden yang mengkonsumsi air

mineral pada hari ke-2 sebagian besar 7 – 8 gelas sebanyak 9 orang

(56,3), hampir sebagian 5-6 gelas sebanyak 7 orang (43,8),

sebagian kecil <5 gelas sebanyak 0 orang (0%).

87
Menurut asumsi peneliti, hisapan anak akan berpengaruh

terhadap proses pengeluaran ASI Hal ini berdasarkan hasil

penelitian, didapatkan data hampir sebagian bayi menyusu 5-6 kali

sebanyak 2 orang (37,5%), 7-8 kali sebanyak 4 orang (25%), 5-6

kali sebanyak 4 orang (25%) dan sebagian kecil 9-10 kali

sebanyak 2 orang (12,5%).

Responden yang mengkonsumsi air mineral 5-6 gelas dihari

ke-2 sepenuhnya responden dengan jenis persalinan sectio

caesarea. Dimana responden yang mengkonsumsi air mineral

kurang dari 5-6 gelas memiliki produksi ASI yang sedikit. Hal ini

akan berpengaruh pada produksi ASI. Serta apabila anak semakin

sering menghisap puting Ibu, maka akan merangsang pengeluaran

ASI.

m. Produksi ASI Hari Ke-3 Pada Persalinan Normal dan Sectio

Caesarea

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui produksi ASI hari

ke-3 dengan jenis persalinan normal yaitu masing-masing

responden memiliki produksi ASI yaitu 12cc sebanyak 1 orang

(12,5%); 13cc sebanyak 1 orang (12,5%); 15cc sebanyak 1

orang (12,5%); 18cc sebanyak 1 orang (12,5%); 20cc sebanyak

1 orang (12,5%); 25cc sebanyak 1 orang (12,5%); 30cc

sebanyak 1 orang (12,5%); dan 40cc sebanyak 1 orang (12,5%).

88
Sedangkan Produksi ASI hari ke-3 dengan jenis persalinan

sectio caesarea masing-masing responden memiliki produksi

ASI yaitu 0cc sebanyak 1 orang (12,5%), 4cc sebanyak 1

orang (12,5%), 4,5cc sebanyak 1 orang (12,5%), 4,7cc sebanyak

1 orang (12,5%), 5cc sebanyak 1 orang (12,5%), 6,5cc sebanyak

1 orang (12,5%), 8cc sebanyak 1 orang (12,5%), dan 10cc

sebanyak 1 orang (12,5%).

Untuk rata-rata hasil produksi ASI hari 0 hingga hari ke-3

pada persalinan normal yaitu sebanyak 9,30cc, sedangkan untuk

persalinan sectio caesarea yaitu sebanyak 2,50cc. Hal ini

terlihat jelas perbedaan produksi ASI antara persalinan normal

dan persalinan sectio caesarea.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Dina, Almas dkk (2016) dimana waktu untuk

mengeluarkan ASI pada persalinan normal lebih cepat

dibandingkan waktu untuk mengeluarkan ASI dengan

persalinan sectio caesarea.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Maria (2015) dimana pada persalinan normal memiliki

produksi ASI yang lebih banyak dibandingkan produksi ASI

dengan persalinan sectio caesarea

Menurut asumsi peneliti, pada hari ke-3 produksi ASI

dengan jenis persalinan sectio caesarea memiliki produksi ASI

89
yang cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan produksi ASI

pada persalinan normal. Hal ini dikarenakan oleh berbagai

macam faktor diantaranya inisiasi menyusui dini, rawat gabung,

keadaan puting ibu, nyeri yang dirasakan ibu, cemas, konsumsi

air mineral, frekuensi bayi menyusu.

2. Hasil Analisa Bivariat

Untuk menyimpulkan hasil penelitian ini, peneliti menggunakan uji

statistik Independent T-Test, untuk menguji perbedaan mean dua

kelompok data yang dependen yaitu perbedaan rata-rata hasil produksi

ASI hari 0 – 3 antara persalinan normal dengan persalinan sectio

caesarea yang dilakukan oleh ibu pasca bersalin di Rumah Sakit

Dirgahayu Samarinda.

Dari hasil penelitian menggunakan uji statitistik Independent T-

Test dapat dibandingkan rata-rata hasil produksi ASI pada persalinan

normal dengan hasil produksi ASI pada persalian sectio caesarea.

Berdasarkan uji Independen T-Test pada tabel 4.17 rata-rata hasil

produksi ASI hari 0-3 pada persalinan normal didapatkan nilai mean

9,92188 dan rata-rata hasil produksi ASI hari 0-3 pada persalinan

normal didapatkan nilai mean 2,50000. Hasil rata-rata produksi ASI

hari 0 – 3 pada persalinan normal dengan nilai p 0,00 < 0,05 serta hasil

produksi ASI hari 0 -3 pada persalinan sectio caesarea dengan nilai p

0,00 < 0,05.

90
Jika dilihat dari nilai p 0,00 < 0,005 maka dapat disimpulkan ada

perbedaan yang bermakna antara hasil rata-rata produksi ASI hari 0 –

3 pada persalinan normal dengan rata-rata hasil produksi ASI hari 0 –

3 pada persalinan sectio caesarea. Dalam hal ini Ha dapat diterima dan

Ho ditolak.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Maria (2016) tentang onset

pengeluaran kolostrum persalinan normal lebih cepat dibandingkan

dengan persalinan sectio caesarea ditemukan hasil waktu pengeluaran

kolostrum pada persalinan normal lebih cepat dari waktu pengeluaran

kolostrum pada persalinan sectio caesarea.

Penelitian lain yang tidak sejalan dengan penelitian ini dilakukan

oleh Hamdana (2010) tentang perbandingan produksi asi pada ibu

antara persalinan spontan dengan persalinan seksio sesaria dimana

tidak ditemukan perbedaan yang signifikan hasil produksi ASI antara

persalinan normal dengan persalinan seksio sesaria.

Menurut asumsi peneliti, penelitian ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya dimana pada penelitian ini ditemukan perbedaan jumlah

produksi ASI hari 0 – 3 antara persalinan normal normal dengan

persalinan sectio caesarea.

91
D. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :

1. Peneliti terkendala waktu untuk melakukan pompa ASI pada ibu pasca

melahirkan hari 0, dimana pada hari 0 atau beberapa jam setelah

melahirkan, bayi belum mendapatkan kolostrum/ASI dari responden.

Namun pompa ASI tetap dilakukan dengan menunggu setelah bayi

mendapatkan ASI pertama.

2. Beberapa responden tidak menginginkan dilakukan pompa ASI terlalu

lama karna merasa tidak nyaman. Sedangkan waktu yang dibutuhkan

peneliti untuk memompa ASI yaitu sekitar 10 – 15 menit.

3. Alat yang digunakan untuk memompa ASI hanya 1, sehingga kurang

efisien dalam melakukan penelitian.

4. Posisi responden persalinan sectio caesarea tidak efektif saat sedang

dilakukan pompa ASI.

5. Ada beberapa responden memompa ASI dengan pompa milik pribadi

sehingga hasil produksi ASI menjadi diragukan.

6. Ada responden yang tidak memproduksi ASI sama sekali, sehingga

dokter menganjurkan agar bayi diberikan susu formula. Maka hasil

dari penelitian ini menjadi diragukan.

92
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Karakteristik responden berdasarkan usia pada persalinan normal dan

sectio caesara dengan mayoritas usia 20 – 35 tahun. Karakteristik

pendidikan terakhir responden dengan mayoritas SMA dan Perguruan

Tinggi. Karakteristik responden berdasarkan paritas dengan mayoritas

jumlah paritas 1.

2. Jenis persalinan yang dilakukan responden yaitu setengah dari

responden masing masing melakukan persalinan normal dan sectio

caesarea.

3. Produksi ASI pada hari 0 persalinan normal dengan mayoritas jumlah

produksi ASI sebanyak 2cc. Hari ke-1 mayoritas jumlah produksi ASI

sebanyak 3,5cc. Hari Ke-2 jumlah produksi ASI mayoritas sebanyak

10cc. Hari ke-3 jumlah produksi ASI masing-masing responden

memiliki jumlah yang berbeda.

4. Produksi ASI pada hari 0 persalinan sectio caesara dengan mayoritas

jumlah produksi ASI 0,5cc. Hari ke-1 mayoritas 0,5cc dan 0cc. Hari

ke-2 mayoritas jumlah produksi ASI sebanyak 2,5cc. Hari ke-3 jumlah

produksi ASI masing-masing memiliki jumlah yang berbeda.

93
5. Hasil rata rata produksi ASI hari 0, 1, 2 dan 3 pada persalinan normal
89
yaitu 9,30 cc. Sedangkan rata rata produksi ASI hari 0, 1, 2 dan 3 pada

persalinan caesar yaitu 2,55 cc.

6. Berdasarkan hasil uji beda rerata, terdapat perbedaan hasil rata-rata

antara produksi ASI hari 0-3 pada persalinan spontan dengan produksi

ASI hari 0-3 pada persalinan sectio caesarae di Rumah Sakit

Dirgahayu Samarinda dengan p value < 0,005.

B. Saran

1. Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu

keperawatan dalam melakukan asuhan keperawatan pada ibu dengan

persalinan normal dan sectio caesarea.

2. Institusi

Bagi institusi pendidikan diharapkan penelitian ini dapat dijadikan

sebagai pedoman dalam memberikan pengajaran kepada mahasiswa

khususnya tentang produksi ASI pada persalinan normal dan sectio

caesarea.

3. Responden

Kepada responden disarankan untuk tetap memberikan ASI

eksklusif kepada bayi selama 6 bulan pertama. Kemudian diberikan

94
makanan pendamping saat berusia 6 bulan dan tetap diberikan ASI

hingga anak berusia 2 tahun.

4. Penelitian Selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian

kira kira 8 – 10 jam setelah ibu melahirkan. Dikarenakan bayi belum

mendapat kolostrum beberapa jam setelah melahirkan. Sehingga

peneliti dapat lebih efektif dalam melakukan penelitian.

95
Lampiran 1. Surat Persetujuan Menjadi Responden

Lembar Informasi dan Kesediaan


(Information and Consent Form)

Saya, Winny Pratini mahasiswi Poltekkes Kaltim. Saya ingin mengajak Anda
untuk berpartisipasi dalam penelitian saya yang berjudul “Hubungan Jenis
Persalinan Terhadap Produksi ASI Hari Ke 0 – 3 Di Rumah Sakit Dirgahayu
Samarinda”.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan jenis persalinan terhadap
produksi asi hari ke 0 – 3 di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda. Partisipasi Anda
dalam penelitian ini adalah sukarela tanpa paksaan. Anda berhak untuk menolak
keikutsertaan dan berhak pula untuk mengundurkan diri dari penelitian ini,
meskipun Anda sudah menyatakan kesediaan untuk berpartisipasi. Tidak akan ada
kerugian atau sanksi apa pun yang akan Anda alami akibat penolakan atau
pengunduran diri Anda. Jika Anda memutuskan untuk tidak berpartisipasi atau
mengundurkan diri dari penelitian ini, Anda dapat melakukannya kapan pun.
Prosedur yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah mengisi lembar
kuesioner sesuai dengan kondisi Anda saat ini selama kurang lebih 10 menit.
Kemudian akan dilakukan observasi terhadap produksi ASI hari 0 – 3.
Kami menjamin kerahasiaan seluruh data dan tidak akan mengeluarkan atau
mempublikasikan informasi tentang data diri Anda. Jika Anda memiliki
pertanyaan apapun terkait prosedur penelitian, anda bisa menghubungi nomor ini
082148880511. Jika Anda bersedia untuk berpartisipasi maka Anda akan
mendapatkan satu salinan dari lembar informasi dan kesediaan ini.
Tanggal………
Tandatangan Partisipan atau Wali*, Yang menyampaikan informasi:

.........................................................
………………………………………
(Nama lengkap dengan huruf balok) (Nama lengkap dengan huruf balok)

1
Lampiran 2. Lembar kuisioner

Lembar Kuisioner

Judul: Hubungan Jenis Persalinan Terhadap Produksi ASI Hari Ke 0-3


Petunjuk Pengisian :
1. Isilah semua pertanyaan dengan benar dan lengkap
A. Identitas Khusus Responden
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
No.Hp :
Kelahiran ke :
Jenis Persalinan : Spontan ( ) seksio Sesaria ( )
Mengikuti pendidikan/penyuluhan kesehatan tentang ASI :
- Pernah ( ) Jika pernah, berapa kali ….
- Tidak Pernah ( )

B. Pertanyaan Wawancara
1. Apakah Ibu melakukan inisiasi menyusui dini (IMD)?
Jika Ya, berapa lama ?
2. Apakah Ibu melakukan rawat gabung bersama dengan bayi?
3. Apakah Ibu merasa cemas?
4. Apakah Ibu merasa nyeri (Berat, sedang, ringan)?
5. Bagaimana keadaan puting Ibu (Masuk, datar, normal) ?
6. Berapa kali bayi menyusu pada Ibu dalam sehari?
7. Berapa gelas Ibu minum air mineral/air putih dalam sehari?

2
Lampiran 3. Lembar observasi produksi ASI

Lembar Observasi Produksi ASI

No Nama Jenis Produksi ASI Pasca Melahirkan (cc)


Responden Persalinan 0 – 24 >24 jam >48 jam >72 jam
jam
1

10

11

12

13

14

15

16

3
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian

4
Lampiran 5. Balasan Surat Izin Penelitian

5
Lampiran 6 Surat Kelaikan Etik

6
Lampiran 7 Kartu Bimbingan

7
Lampiran 8. Jadwal penelitian

JADWAL PENELITIAN (2018-2019)

No Nama Kegiatan Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei
. 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengumpulan literatur
2 Pengumpulan data awal/studi
pendahuluan
3 Penyususnan proposal
4 Seminar proposal
5 Revisi proposal
6 Pengumpulan proposal
7 Perizinan penelitian
8 Pengajuan ethical clearance
9 Pengumpulan data penelitian
10 Penyusunan lapran hasil penelitian
11 Seminar hasil penelitian
12 Revisi hasil penelitian
13 Penyusunan manuskrip
14 Penyerahan naskah skripsi
15 Yudisium

8
Lampiran 9 Master Tabel Data

No Usia Pendidikan Paritas Jenis Persalinan Mengikuti Pendkes


1 2 2 2 2 2
2 2 2 2 1 2
3 2 3 1 1 2
4 2 3 4 2 2
5 2 3 1 2 2
6 2 3 2 2 2
7 3 1 8 2 2
8 2 3 1 1 2
9 3 3 1 2 2
10 2 4 1 2 2
11 3 1 3 1 2
12 2 4 2 1 1
13 2 2 2 1 1
14 2 4 4 2 1
15 2 3 3 1 2
16 2 4 1 1 1
Keterangan Keterangan Keterangan : Keterangan : Keterangan :
1 = <20 1 = SD 1=1 1 = Persalinan Normal 1 = Pernah
2 = 20-35 2 = SMP 2=2 2 = Persalinan Caesar 2 = Tidak Pernah
3 = > 35 3 = SMA 3=3
4 = Perguruan Tinggi 4=4
8 = >4

9
Rawat Nyeri Hari Ke- Keadaan Frek Bayi Menyusu Hari Konsumsi Air Mineral Hari Ke-
IMD Gabung Cemas 1 Putting Ibu 2 2
3 1 2 1 1 2 1
2 1 2 1 1 4 1
2 1 2 1 1 3 2
3 1 2 1 1 3 2
3 1 1 1 1 4 2
3 1 2 1 1 3 2
3 1 2 1 1 4 1
2 1 1 1 1 3 2
3 1 2 1 1 1 1
3 1 2 1 1 3 1
2 1 1 1 1 2 2
1 1 2 1 1 4 2
2 1 2 1 1 2 1
3 1 2 1 1 3 1
1 1 1 1 1 2 1
1 1 2 1 1 1 1

Keterangan
Keterangan : Keterangan : : Keterangan : Keterangan : Keterangan : Keterangan :
1 = 60 menit 1 = Ya 1= Ya 1= Ya 1 = Normal 1 = 9-10 kali 1 = 7-8 gelas
2 = 30 menit 2 = Tidak 2 = Tidak 2 = Tidak 2 = Masuk 2 = 7-8 kali 2 = 5-6 gelas
3 = Tidak dilakukan 3 = Datar 3 = 5-6 kali 3 = <5 gelas
4 = <5 kali

10
Produksi ASI Hari 0 (cc) Produksi ASI Hari 1 (cc) Produksi ASI Hari 2 (cc) Produksi ASI Hari 3 (cc) Jenis Persalinan
1 3 8 40 1
1 3 10 30 1
1.5 3.5 10 25 1
1.5 3.5 10 18 1
2 3.5 10 20 1
2 4 11.5 12 1
3 4 12 13 1
2 5 15 15 1
0 0 0 0 2
0 0 2 4 2
0.5 0.5 2.5 4.5 2
0.5 0.5 2.5 4.7 2
0.5 1 3 5 2
1 1.5 4 6.5 2
1 2.5 5 8 2
1 3 7 10 2

Keterangan :
1 = Persalinan Normal
2 = Persalinan Caesar

11
Lampiran 10. Hasil SPSS

A. Karakteristik Frekuensi Usia

Usia responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
V 20-35 13 81.3 81.3 81.3
al >35 3 18.8 18.8 100.0
id Total 16 100.0 100.0

B. Karakteristik Frekuensi Pendidikan Terakhir

Pendidikan responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
SD 2 12.5 12.5 12.5
SMP 3 18.8 18.8 31.3
Valid SMA 7 43.8 43.8 75.0
Perguruan Tinggi 4 25.0 25.0 100.0
Total 16 100.0 100.0

C. Karakteristik Frekuensi Paritas

paritas pada responden


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 6 37.5 37.5 37.5
2 5 31.3 31.3 68.8
3 2 12.5 12.5 81.3
Valid
4 2 12.5 12.5 93.8
8 1 6.3 6.3 100.0
Total 16 100.0 100.0

12
D. Karakteristik Frekuensi Jenis Persalinan

Jenis persalinan yang dilakukan responden


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Normal 8 50.0 50.0 50.0
Sectio
Valid 8 50.0 50.0 100.0
Caesarea
Total 16 100.0 100.0

E. Karakteristik Frekuensi Pernah Mengikuti Pendidikan Kesehatan

Apakah responden pernah mengikuti pendkes


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Pernah 4 25.0 25.0 25.0
Vali
Tidak Pernah 12 75.0 75.0 100.0
d
Total 16 100.0 100.0

F. Inisiasi Menyusui Dini

Responden yang melakukan IMD


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Ya (60 menit) 3 18.8 18.8 18.8
Vali Ya(30 menit) 5 31.3 31.3 50.0
d Tidak 8 50.0 50.0 100.0
Total 16 100.0 100.0

13
G. Cemas Hari Ke-2

Responden yang cemas


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Ya 4 25.0 25.0 25.0
Valid Tidak 12 75.0 75.0 100.0
Total 16 100.0 100.0

H. Nyeri Hari Ke-1

Responden yang merasa nyeri


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Ya 16 100.0 100.0 100.0
Valid Tidak 0 0 0 0
Total 16 0 100.0

I. Gambaran Umum Keadaan Puting Ibu

Kedaan puting responden


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Valid Normal 16 100.0 100.0 100.0

J. Gambaran Umum Frekuensi Bayi Menyusu dalam Sehari

frekuensi bayi menyusu


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
9 - 10 kali 2 12.5 12.5 12.5
7 - 8 kali 4 25.0 25.0 37.5
Val
5 - 6 kali 6 37.5 37.5 75.0
id
<5 kali 4 25.0 25.0 100.0
Total 16 100.0 100.0

14
K. Gambaran Umum Konsumsi Air Mineral dalam Sehari

Konsumsi air mineral responden dalam sehari


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
V 7 - 8 gelas 9 56.3 56.3 56.3
al 5 - 6 gelas 7 43.8 43.8 100.0
id Total 16 100.0 100.0

L. Gambaran Umum Produksi ASI Hari Ke 0 Pada Persalinan Normal

ProduksiASIHari0Normal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
.000 2 25.0 25.0 25.0
1.000 2 25.0 25.0 50.0
1.500 1 12.5 12.5 62.5
Valid
2.000 2 25.0 25.0 87.5
3.000 1 12.5 12.5 100.0
Total 8 100.0 100.0

M. Gambaran Umum Produksi ASI Hari Ke 0 Pada Persalinan Sectio


Caesarea

ProduksiASIHari0Caesar
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
.000 3 37.5 37.5 37.5
V
.500 4 50.0 50.0 87.5
al
1.000 1 12.5 12.5 100.0
id
Total 8 100.0 100.0

15
N. Gambaran Umum Produksi ASI Hari Ke 1 Pada Persalinan Normal

ProduksiASIHari1Normal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
3.000 2 25.0 25.0 25.0
3.500 3 37.5 37.5 62.5
Valid 4.000 2 25.0 25.0 87.5
5.000 1 12.5 12.5 100.0
Total 8 100.0 100.0

O. Gambaran Umum Produksi ASI Hari Ke 1 Pada Persalinan Sectio


Caesarea

ProduksiASIHari1Caesar
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
.000 3 37.5 37.5 37.5
.500 1 12.5 12.5 50.0
1.000 1 12.5 12.5 62.5
Valid 1.500 1 12.5 12.5 75.0
2.500 1 12.5 12.5 87.5
3.000 1 12.5 12.5 100.0
Total 8 100.0 100.0

16
P. Gambaran Umum Produksi ASI Hari Ke 2 Pada Persalinan Normal

ProduksiASIHari2Normal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
8.000 1 12.5 12.5 12.5
10.000 4 50.0 50.0 62.5
11.500 1 12.5 12.5 75.0
Valid
12.000 1 12.5 12.5 87.5
15.000 1 12.5 12.5 100.0
Total 8 100.0 100.0

Q. Gambaran Umum Produksi ASI Hari Ke 2 Pada Persalinan Sectio


Caesarea

ProduksiASIHari2Caesar
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
.000 1 12.5 12.5 12.5
2.000 1 12.5 12.5 25.0
2.500 2 25.0 25.0 50.0
3.000 1 12.5 12.5 62.5
Valid
4.000 1 12.5 12.5 75.0
5.000 1 12.5 12.5 87.5
7.000 1 12.5 12.5 100.0
Total 8 100.0 100.0

17
R. Gambaran Umum Produksi ASI Hari Ke 3 Pada Persalinan Normal

ProduksiASIHari3Normal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
12.000 1 12.5 12.5 12.5
13.000 1 12.5 12.5 25.0
15.000 1 12.5 12.5 37.5
18.000 1 12.5 12.5 50.0
Val
20.000 1 12.5 12.5 62.5
id
25.000 1 12.5 12.5 75.0
30.000 1 12.5 12.5 87.5
40.000 1 12.5 12.5 100.0
Total 8 100.0 100.0

S. Gambaran Umum Produksi ASI Hari Ke 3 Pada Persalinan Sectio


Caesarea

ProduksiASIHari3Caesar
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
.000 1 12.5 12.5 12.5
4.000 1 12.5 12.5 25.0
4.500 1 12.5 12.5 37.5
4.700 1 12.5 12.5 50.0
Valid 5.000 1 12.5 12.5 62.5
6.500 1 12.5 12.5 75.0
8.000 1 12.5 12.5 87.5
10.000 1 12.5 12.5 100.0
Total 8 100.0 100.0

18
T. Uji Normalitas

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
ProduksiASIHari0Normal 8 100.0% 0 0.0% 8 100.0%
ProduksiASIHari0Caesar 8 100.0% 0 0.0% 8 100.0%
ProduksiASIHari1Normal 8 100.0% 0 0.0% 8 100.0%
ProduksiASIHari1Caesar 8 100.0% 0 0.0% 8 100.0%
ProduksiASIHari2Normal 8 100.0% 0 0.0% 8 100.0%
ProduksiASIHari2Caesar 8 100.0% 0 0.0% 8 100.0%
ProduksiASIHari3Normal 8 100.0% 0 0.0% 8 100.0%
ProduksiASIHari3Caesar 8 100.0% 0 0.0% 8 100.0%

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statisti df Sig. Statistic df Sig.
c
ProduksiASIHari0Normal .148 8 .200* .941 8 .622
ProduksiASIHari0Caesar .263 8 .109 .827 8 .056
ProduksiASIHari1Normal .238 8 .200* .877 8 .178
ProduksiASIHari1Caesar .191 8 .200* .863 8 .130
ProduksiASIHari2Normal .278 8 .069 .878 8 .182
ProduksiASIHari2Caesar .172 8 .200* .967 8 .874
ProduksiASIHari3Normal .192 8 .200* .905 8 .323
ProduksiASIHari3Caesar .201 8 .200* .957 8 .781
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

19
U. Uji Independent T-Test

Group Statistics
JenisPersalinan N Mean Std. Std. Error
Deviation Mean
Persalinan Normal 8 3.68750 .651235 .230246
ProduksiASIHar
Persalinan Sectio
i1 8 1.12500 1.125992 .398098
Caesarea
Persalinan Normal 8 1.75000 .654654 .231455
ProduksiASIHar
Persalinan Sectio
i0 8 .56250 .417261 .147524
Caesarea
Persalinan Normal 8 10.81250 2.069118 .731544
ProduksiASIHar
Persalinan Sectio
i2 8 3.25000 2.104417 .744024
Caesarea
Persalinan Normal 8 21.62500 9.605616 3.396098
ProduksiASIHar
Persalinan Sectio
i3 8 5.33750 2.968375 1.049479
Caesarea

20
Independent Samples Test
Levene's t-test for Equality of Means
Test for
Equality of
Variances
F Sig. t df Sig. Mean Std. 95% Confidence
(2- Differe Error Interval of the
tailed nce Differen Difference
) ce Lower Upper
Equal
5.57 2.5625 .45988 1.57614 3.54885
variances 2.934 .109 14 .000
2 00 6 2 8
assumed
ProduksiASIHari1 Equal
variances 5.57 11.21 2.5625 .45988 1.55262 3.57237
.000
not 2 2 00 6 5 5
assumed
Equal
4.32 1.1875 .27447 1.77618
variances 1.219 .288 14 .001 .598816
6 00 2 4
assumed
ProduksiASIHari0 Equal
variances 4.32 11.88 1.1875 .27447 1.78618
.001 .588817
not 6 2 00 2 3
assumed
Equal
7.24 7.5625 1.0434 5.32458 9.80041
variances .005 .943 14 .000
8 00 21 4 6
assumed
ProduksiASIHari2 Equal
variances 7.24 13.99 7.5625 1.0434 5.32452 9.80047
.000
not 8 6 00 21 4 6
assumed
Equal
4.58 16.287 3.5545 8.66373 23.9112
variances 7.524 .016 14 .000
2 500 59 0 70
assumed
ProduksiASIHari3 Equal
variances 4.58 16.287 3.5545 8.14601 24.4289
8.325 .002
not 2 500 59 8 82
assumed

21
Lampiran 11. Dokumentasi penelitian

22
Lampiran 12. Riwayat Hidup Peneliti

RIWAYAT HIDUP PENELITI

Winny Pratini, lahir di Samarinda pada tanggal 27 Juni


1997. Merupakan anak ketiga dari empat bersaudara
yang lahir dari pasangan suami istri Suparman dan
Sulastri. Memiliki dua kakak perempuan yang bernama
Lia Riana dan Lina Wulandari serta memiliki adik laki
laki yang bernama Wahyu Fachruzi. Peneliti tinggal di
Jl. Harun Nafsi Rapak Dalam Samarinda Seberang.
Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu SD
Negeri 008 Sempaja Samarinda-Utara, lulus pada tahun
2009. Kemudian dilanjutkan dengan menempuh pendidikan di SMPN 29
Samarinda (Kelas 1), Pindah studi ke SMP Negeri 1 Nunukan-Kalimantan Utara
(kelas 2-3), lulus pada tahun 2012. Lalu melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1
Nunukan-Kalimantan Utara, lulus pada tahun 2015. Kemudian melanjutkan
jenjang pendidikan ke Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan
Timur dengan program studi Sarjana Terapan Keperawatan.
Sebagai syarat kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Terapan Keperawatan
(S.Tr. Kep), pada bulan April 2019 peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit
Dirgahayu Samarinda dengan judul:

“ANALISIS PERBEDAAN JENIS PERSALINAN TERHADAP PRODUKSI


ASI HARI KE 0 – 3 DI RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA”.

23

Anda mungkin juga menyukai