Modul Instalasi Tenaga Listrik PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 19

Instalasi Tenaga Listrik

MODUL 3.5 dan 4.5

Komponen Dan Sirkit

Instalasi Tenaga
Listrik
XI / 2
Rizki Rahmawati - 150534601797

1
MoM
XII-SMK
Instalasi Tenaga Listrik

LAMPIRAN 4

A. Uraian Materi

1. Panel Kontrol

Panel kontrol listrik adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur


dan mengendalikan beban listrik di bengkel listrik atau industri yang
mengunakan motor listrik sebagai penggeraknya. Setiap beban motor listrik
berdaya besar diindustri selalu dilengkapi dengan panel kontrol listrik.
Guna mengopersikan motor listrik dimana motor listrik dapat dikendalikan
dari dekat maupun jauh diperlukan alat kontrol sebagai penghubung
sekaligus sebagi pengatur. Agar motor dan alat kontrolnya dapat berfungsi
dengan baik sebagaimana mestinya, banyak faktor yang harus
dipertimbangkan mesin maupun alat kontrolnya. Dalam praktek
penggunaan alat kontrol disesuaikan kebutuhannya contohnya:
 Pengontrolan permulaan jalan (start)
 Pengontrolan berhenti ( Stop)
 Pengontrolan membalik arah putaran (Foword Reverse)
 Pengontrolan pengaturan kecepatan (speed regulation)

Pada umumnya pengontrolan di industri ada dua jenis yaitu jenis


manual dan jenis otomatis.
1. Pengontrolan manual
Yang dimaksud pengontrolan manual adalah pengontrolan motor listrik
yang dilayani dengan alat kontrol manual. Alat kontrol manual anatara
lain menggunakan :TPDT, Saklar pisau, Saklar ON/OFF, Pengontrolan
tromol (drum controller)
2. Pengontrolan otomatis
Pengontrolan otomatis adalah pengontrolan motor listrik yang
menggunakan peralatan listrik tanpa melibatkan manual. Untuk
komponen pengontrolan otomatis atau pada panel kontrol motor
umumnya ada sebagian yang sama dengan komponen pada panel
distribusi, bedanya pada panel kontrol motor dilengkapi dengan
pengaman motor SPM atau Over Load dan ELCB sesuai kebutuhan
pada beban yang di kontrol. Komponen-komponen utama antara lain:
 Saklar magnet/Magnetic Contactor
 Pengaman motor
 Time Delay relay (TDR)
 Tombol tekan ON (Push button on)
 Tombol tekan OFF(Push button off)
 Lampu indikator
 Konduktor/Kabel
 Rel omega
 Rel sirip
 Terminal deret legrand

2
XII-SMK
Instalasi Tenaga Listrik

a. Fungsi Komponen pada panel kontrol listrik


1) Saklar magnet/Magnetic Contactor
Kontaktor magnet adalah suatu alat penghubung rangkaian
listrik(saklar) yang bekerja atas dasar magnet lstrik. Kontaktor itu
ada dua jenis yaitu kontaktor magnet arus searah dan kontaktor
dengan arus bolak-balik. Kontaktor arus searah kumparannya
tidak menggunakan kumparan hubung singkat
sedang kontaktor arus bolak-balik inti magnet dipasang
kumparan hubung singkat.
Kontaktor dibedakan menjadi 2 (dua) bagian :
 Kontaktor utama
 Kontaktor bantu

0. Kode angka yang terdapat pada kontaktor :


Masukan kontaktor utama biasanya dihubungkan dengan
nomor kode terminal 1, 3, 5 atau L1, L2, L3 dan untuk
keluarannya melalui nomor kode terminal tersendiri yaitu 2,
4, 6 atau T1, T2, T3.
Nomor kode terminal berikut ini untuk menunjukkan jenis
normal kontaknya, yaitu untuk kontak NC atau NO pada
kontaktor utama maupun kontaktor bantu
Misalnya dengan angka satuan 1, 2, 3, 4 (lihat contoh
berikut) :

21 Angka satuan satu dan dua menunjukkan


jenis kontak yang normalnya menutup
(NC).

22

13 Angka satuan tiga dan empat menunjukkan


jenis kontak yang normalnya membuka
(NO).

14

3
XII-SMK
Instalasi Tenaga Listrik

2. Untuk mengetahui adanya kontak bantu yang dimiliki kontaktor


utama biasanya tertera pada tabel data kontaktor tersebut,
yaitu ditulis dengan angka 01 artinya terdapat satu kontak
bantu NC dan atau dengan angka 10 yaitu terdapat satu
kontak bantu NO. Untuk lebih jelasnya kontak NO ditunjukkan
pada angka puluhannya sedangkan kontak NC dilihat pada
angka satuannya.
3. Pemilihan kontaktor
Untuk memilih kontaktor harus memperhatikan beberapa hal
berikut ini
a) Tegangan kerja.
b) Besarnya daya.
c) Kemampuan hantar arus (kontaknya).
d) Jumlah kontak bantu yang dimiliki.
4. Pemilihan termorelay, yang harus diperhatikan :
a) Kemampuan hantar arus (KHA).
b) Tegangan kerja nominal.
c) Nilai nominal arus beban lebih (seting arus beban lebih).
Termorelay hanya mempunyai kontak bantu saja dan diagram
kontak-kontak termorelay diberi penomoran seperti berikut :
 Kontak nomor 95 - 96 disebut kontak pembuka (NC)
 Kontak nomor 97 - 98 disebut kontak penutup (NO)
 Kontak nomor 95 – 96 – 98 disebut kontak tukar (NO/NC)

Berikut rangkaian kontaktor

Gambar 2.2. Sombol dan konstruksi saklar termis(OL)

3) MCB (Miniatur Circuit Breaker)


MCB atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan
rangkaian apabila ada arus yang mengalir dalam rangkaian atau
beban listrik melebihi dari kemampuan. Misalnya adanya hubung
singkat/konsleting dan lainnya. Pemutus tenaga ada yang untuk
satu phase dan ada yang untuk 3 phase. Untuk 3 phase terdiri dari
tiga buah pemutus tenaga 1 phase yang disusun menjadi satu
kesatuan. Pemutus tenaga mempunyai posisi saat menghubungkan
maka antara terminal masukan dan terminal keluaran MCB akan

XII-SMK 4
Instalasi Tenaga Listrik

kontak. Pada posisi saat ini MCB pada kedudukan 1 (ON), dan saat
ada gangguan MCB dengan sendirinya akan melepas rangkaian
secara otomatis kedudukan saklarnya 0 (OFF), saat ini posisi
terminal masukan dan keluaran MCB tidak sambung.

Gambar 2.3. Pemutus tenaga dengan MCB

4) Time Delay Relay (TDR)


Relay penunda waktu digunakan untuk memperoleh
periode waktu yang dapat diatus/sistel menurut kebutuhan.
Setelah distel ia tidak boleh dirubah sampai pada saat yang
ditentukan, posisinya akan berubah sendiri.
Relay ini dapat digunakan untuk instalasi otomatis seperti:
 Mengubah hubungan bintang segitiga secara otomatis pada motor
 Mengubah arah putaran motor secara otomatis
 Mengubah kecepatan putaran motor secara otomatis dan
sebagainya.
Cara kerja relay penunda waktu dijelaskan pada gambar berikut,

Gambar 2.4. Time Delay Relay (TDR)

Apabila arus listrik mengalir pada terminal 2 dan


7(kumparan) dan waktu sudah diatur maka posisi semula titik 3 –
1 dan 6 – 8 terbuka sedangkan titik 4 – 1 dan titik 5 - 8 tertutup.
Setelah waktunya sudah tercapai maka posisi sekarang menjadi:
titik 3 – 1 dan 6 -8 menutup dan titik 4 – 1 dan 5 – 8 membuka.
Posisi tersebut akan tidak berubah, kecuali aliran listriknya
terputus posisinya kembali ke semula. Coba perhatikan gambar
konstruksi dari soket/kedudukan TDR dan TDR dibawah ini:

XII-SMK 5
Instalasi Tenaga Listrik

Gambar 2.5. Konstruksi TDR

5) Saklar Tekan
Saklar tekan/tombol (push button), ada dua macam yaitu
tombol tekan normally open (NO) dan tombol tekan normallly close
(NC). Konstruksinya tombol tekan ada beberapa jenis, yaitu jenis
tunggal ON dan OFF dibuat secara terpisah dan ada juga yang
dibuat satu tempat. Jenis ini untuk satu tombol dapat untuk ON dan
OFF tergantung keinginan penggunaan nya. Tombol tekan tunggal
terdiri dari dua terminal, sedang tombol tekan ganda terdiri dari
empat terminal

Gambar 2.6. Simbol tombol ON, OFF dan ON/OFF

6) Lampu indikator
Lampu tanda indikator berfungsi untuk memberi tanda bagi
operator bahwa panel dalam keadaan kerja/bertegangan atau
tidak. Warna merah sebagai tanda panel dalam keadaan kerja,
maka harus hati-hati. Sedangkan warna hijau bahwa panel
dalam keadaan ON arus mengalir kerangkaian/beban listrik.
Lampu indikator ini juga berfungsi sebagai tanda tegangan kerja
3 phase dengan warna lampu merah kuning hijau.

Gambar 2.7. Konstruksi lampu indikator

XII-SMK 6
Instalasi Tenaga Listrik

b. Tata letak komponen panel kontrol


Tata letak komponen pada panel kontrol motor 3 phase putar
kanan-kiri dengan tombol tekan dan pengaman Relay thermid
beban lebih, harus diatur sedemikian rupa sehingga dalam
pengerjaan dan pemeliharaaan dan perawatan panel tersebut
mudah dilaksanakan. Maka letak komponen harus diperhatikan:
1). Pemasangan komponen
(a) Letak komponen MCB dan kontaktor terpasang dari kanan
dengan jarak 0 – 15 mm dari tepi kanal.
(b) Penyusunan komponen tidak terbalik posisinya
(c) Pemasangannya semua komponen harus sesuai dengan
ukuran tata letak dengan toleransi 5 mm, misalnya kanal
dengan kanal, rel omega dengan kanal atas dan bawah
dan sebagainya
(d) Pemasangan semua komponen harus kuat, rapi.
(e) Pemasangan terminal dengan urutan terminal utama
sebelah kiri dan terminal kontrol sebelah kanan terminal
utama.
2). Pengawatan
(a) Gunakan sepatu kabel pada terminal-terminal : MCB, MC
dan Thermo relay, dan komponen terminal I/O
(b) Semua sambungan pada semua komponen harus kuat
(c) Mengunakan warna kabel harus sesuai PUIL dan rapi,
kabel pada pintu harus dibungkus dengan spiral plastik dan
ditempel pada pintu panel dengan isolasi perekat.
(d) Perlu label setiap komponen
(e) Kabel PE pada pintu dan landasan panel harus kuat.
3). Sambungan rangkaian
(a) Rangkaian sumber daya
Rangkaian pengaman baik pada F0, F1 , F2 harus sesuai
dengan fungsinya
(b) Rangkaian utama
Rangkaian ini harus kuat dengan penghantar yang sesuai
PUIL dan dapat bekerja sesuai dengan fungsinya.
(c) Rangkaian Kontrol
Rangkaian kontrol tidak dapat terbalik. Rangkaian kontrol
harus terpisah dengan rangkaian utama. Semua komponen
pada rangkaian kontrol harus sesuai dengan fungsinya.
(d) Rangkaian indicator
Rangkaian indikator harus berfungsi sebagai indikator
sesuai rencana
Misal untuk putar kiri, putar kanan, over load bekerja,
indikator sumber tegangan ada. Perhatikan tata letak
komponen sebagai berikut:

XII-SMK 7
Instalasi Tenaga Listrik

Gambar 2.8. Tata letak komponen panel control motor

2. Perancangan Instalasi Motor Listrik


Untuk mempermudah didalam memahami cara kerja rangkaian
kontrol, setelah kita mempelajari fungsi masing-masing komponen didalam
panel kontrol maka kita mengenal dua macam gambar rangkaian, yaitu
rangkaian diagram lingkaran arus atau rangkaian pengendali dan
rangkaian utama. Rangkaian pengendali yaitu rangkaian yang
berhubungan dengan kontrol saja, dan pada umumnya menggunakan arus
dan peng -hantar yang tidak terlalu besar. Sedangkan rangkaian utama
adalah rangkaian yang dikendalikan. Pada umumnya arus yang mengalir
adalah cukup besar tergantung yang dikendalikan, maka penghantarnya
harus menyesuaikan dan mengikuti kaidah yang berlaku (PUIL). Misalnya
beban motor-motor listrik di suatu industri. Untuk lebih jelas perhatikan
gambar rangkaian pengendali di lembar berikut ini :
Cara kerja rangkaian motor putar kanan-kiri adalah sebagai berikut :
1. Tombol “START” S1 ditekan motor berputar ke kanan.
2. Tombol “START” S2 ditekan motor berputar ke kiri.
3. Untuk memindah arah putaran dari putar kanan ke kiri harus
menekan tombol “STOP” dahulu, begitu sebaliknya.
4. Tombol S1 dan S2 ditekan bersama-sama, motor tidak berputa.
5. Motor berputar kekanan, lampu tanda H1 menyala, motor berputa
6. kekiri , lampu H2 menyala, Motor terjadi gangguan beban lebih lampu
H3 menyala.

XII-SMK 8
Instalasi Tenaga Listrik

Gambar 2.9. Rangkaian Kontrol Motor Tiga Fase Dua Arah Putaran

1 2

Gambar 2.10. Rangkaian Daya Motor Tiga Fase Dua Arah Putaran

XII-SMK 9
Instalasi Tenaga Listrik

3. Diagram Kontrol Instalasi Motor Listrik


a) Diagram Blok
Diagram blok tersusun atas beberapa persegi panjang yang
masing-masing memiliki sebuah bagian alat kontrol beserta penjelasan
rinci mengenai fungsinya. Persegi panjang-persegi panjang tersebut
dihubungkan dengan tanda panah yang menunjukkan arah dari aliran
dayanya. Diagram blok dapat dilihat seperti pada gambar berikut

Gambar 2.11. Diagram Blok Sistem Pengontrolan

b) Diagram Satu Garis


Diagram satu garis hampir sama dengan diagram blok, hanya saja
komponen-komponen-nya ditunjukkan dengan simbol-simbol dari
masing-masing komponen, bukan dengan persegi panjang. Simbol-
simbol tersebut memberikan pengertian sifat-sifat dasar komponen,
sehingga diagram satu garis menunjukkan lebih banyak informasi
mengenai pengontrolan sistem tenaga listrik yang akan dikontrol. Garis-
garis yang menghubungkan berbagai jenis komponen digambarkan
dengan dua atau lebih penghantar. Gambar diagram satu garis dapat
dilihat pada gambar berikut

Gambar 2.12. Diagram Satu Garis Sistem Pengontrolan

c) Diagram Pengawatan
Diagram pengawatan menunjukkan hubungan antar komponen-
komponen, dilihat dari posisi penempatan fisik terminal-terminal dan
bahkan juga warna penghantarnya. Diagram pengawatan digunakan
pada saat merangkai peralatan/komponen kontrol sistem tenaga listrik
atau pada saat menghubungkan sebuah rangkaian sistem tenaga listrik

XII-SMK 10
Instalasi Tenaga Listrik

ke sumber catu daya. Diagram pengawatan dapat dilihat seperti pada


gambar berikut;

Gambar 2.13. Diagram Pengawatan Sistem Pengontrolan

d) Diagram Skematik
Diagram skematik menunjukkan keseluruhan hubungan rangkaian
listrik antar komponen, tanpa melihat penempatan posisi komponen-
komponen ataupun pengaturan terminalnya. Tipe diagram ini sangat
diperlukan pada sat menghubungkan sebuah rangkaian atau pada saat
menganilsa pengoperasian rangkaian tersebut. Gambar diagram
skematik dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 2.14. Diagram Skematik Sistem Pengontrolan

4. Sistem Pengasutan Motor


a) Metode Pengasutan Lansung
Dalam mengoperasikan sebuah motor terutama motor induksi tiga
fasa, sebelum mencapai putaran penuh atau pada saat start motor
sebelumnya perlu mendapatkan pengasutan terlebih dahulu, guna
mengurangi arus start yang cukup tinggi. Terdapat dua permasalahan
yang sering dijumpai dalam start motor induksi tiga fasa, yaitu arus start
yang besar dan torsi awal yang terlalu kecil. Disisi lain untuk melakukan
start pada motor tiga fasa terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu sistem tegangan yang menyuplainya dan jenis kumparan stator
motor.
Pengasutan motor induksi tiga fasa yang paling sederhana
dilakukan adalah metode pengasutan secara langsung. Metode ini

XII-SMK 11
Instalasi Tenaga Listrik

dapat dilakukan dengan menggunakan saklar manual tiga fasa


dan 51 menggunakan magnetik kontaktor. Kelemahan dalam metode ini
adalah arus pada saat start yang tinggi yaitu dpat mencapai 4-8 kali
arus nominal motor. Oleh karena itu motor induksi tiga fasa yang
diijinkan dapat distart secara pengasutan langsung hanyalah jenis motor
yang berkapasitas relatif rendah yaitu dibawah 4 KW. Pada pengasutan
langsung, stator motor dihubungkan langsung pada catu daya listrik.
Pada kegiatan belajar 2 ini akan diperkenalkan metode pengasutan
langsung menggunakan magnetik kontaktor. Komponen-komponen
pengasutan dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 2.15. Metode Pengasutan Motor Secara Langsung

Pengasutan dengan metode pengasutan secara langsung


menggunakan magnetik kontaktor, digunakan pada saat motor harus
dikendalikan dari tempat yang jauh dan membutuhkan pangasutan awal
untuk motor-motor berkapasitas rendah. Metode ini memiliki tiga
komponen utama yaitu magnetik kontaktor, relay suhu arus beban lebih
dan pusat pengendali.

b) Metode Pengasutan Bintang Segitiga


Starting motor induksi tiga fasa dengan metode pengasutan
bintang segitiga dari sumber catu daya tiga fasa. Pengasutan motor
induksi tiga fasa dengan metode pengasutan bintang segitiga dapat
dilakukan dengan menggunakan saklar manual bintang segitiga atau
dengan menggunakan magnetik kontaktor.
Suatu belitan stator motor induksi tiga fasa sebagian besar telah di
desain untuk tegangan tertentu. Dalam kondisi normal motor selalu di
sambung secara segitiga. Dalam pengasutan dengan metode bintang
segitiga, pertama kali motor di sambung dengan hubungan bintang (γ)
dan setelah motor berputar maksimum baru kemudian sambungan
dirubah menjadi hubungan segitiga (Δ).
Jaringan distribusi tegangan rendah PLN pada umumnya memiliki
tegangan 220/380 V. Sebuah motor induksi tiga fasa harus digunakan

XII-SMK 12
Instalasi Tenaga Listrik

dalam hubungan bintang atau segitiga, tergantung pada jaringannya.


Tegangan yang harus dihubungkan dengan motor, biasanya dinyatakan
pada nameplat motor tersebut,misalnya 380/660 V.
Jika sebuah motor induksi tiga fasa pada nameplat diberi tand
tegangan 220/380 V, serta misalnya kumparannya harus mendapat
tegangan 380 V. Jadi kalau motor dihubungkan dengan jaringan
220/380 V. maka motor harus digunakan dalam hubungan segitiga. Jika
digunakan hubungan bintang kumparan stator hanya akan mendapat
tegangan 220 V sehingga tegangan yang terlalu rendah akan
menyebabkan motor tidak berputar.

(1) Pengasutan Menggunakan Saklar Manual Bintang Segitiga


Pengasutan menggunakan saklar manual bintang segitiga sebuah
motor induksi tiga fasa dihubungkan langsung dengan sumber
tegangan tiga fasa menggunakan saklar bintang segitiga. Pada saat
start saklar pada posisi bintang dan pada saat motor telah berputar
maksimum maka saklar segera dipindahkan ke posisi segitiga.
Gambar berikut memperlihatkan rangkaian pengasutan
menggunakan saklar manual bintang segitiga. Pengasutan
menggunakan saklar manual bintang segitiga sebuah motor
induksi tiga fasa dihubungkan langsung dengan 53 sumber
tegangan tiga fasa menggunakan saklar bintang segitiga. Pada saat
start saklar pada posisi bintang dan pada saat motor telah berputar
maksimum maka saklar segera dipindahkan ke posisi segitiga.
Gambar berikut memperlihatkan rangkaian pengasutan
menggunakan saklar manual bintang segitiga.

Gambar 2.16. Rangkaian Pengasuatan Menggunakan Saklar Manual


Bintang Segitiga

(2) Pengasutan Bintang Segitiga Menggunakan Magnetik Kontaktor


Pengasutan bintang segitiga menggunakan magnetik
kontaktor dapat dilihat pada Gambar 7(a) dan Gambar 7(b) dibawah
ini, dimana dalam pengasutan ini terdapat komponen utama yaitu

XII-SMK 13
Instalasi Tenaga Listrik

magnetik kontaktor, relay suhu arus beban lebih dan pusat


pengendali. Pengasutan bintang segitiga menggunakan magnetik
kontaktor dapat digunakan untuk motor induksi tiga fasa
berkapasitas besar. Pada awal pengasutan belitan stator di
sambung bintang, tegangan yang digunakan sekitar 58% dari
tegangan nominal utama. Pada tingkat kedua, sambungan di ubah
dari sambungan bintang menjadi sambungan segitiga sehingga
setiap belitan akan mendapat tegangan catu daya yang maksimum.

Gambar 2.17. Rangkaian Pelaksanaan Pengasutan Bintang


Segitiga Menggunakan Magnetik Kontaktor

Gambar 2.18. Rangkaian Pengendali Pengasutan Bintang Segitiga


Menggunakan Magnetik Kontaktor

c) Metode Pangasutan Resistor Primer


Pengasutan motor induksi tiga fasa dengan metode resistor primer
dilakukan dengan menggunakan saklar magnetik kontaktor dan tahanan
asut yang diseri dengan belitan stator motor.
Starting motor induksi tiga fasa dengan metode pengasutan resistor

XII-SMK 14
Instalasi Tenaga Listrik

primer terdiri dari tiga buah resistor yang ditempatkan secara seri dengan
belitan stator selama pengoperasian awal motor atau pada saat start. Pada
Gambar 8 terlihat bahwa kontaktor K1 menutup terlebih dahulu dan pada
saat motor telah hampir mencapai kecepatan sinkron, sedangkan kontaktor
K2 menghubungkan resistor-resistor pengasutan. Cara ini memberikan
start yang sangat halus tanpa ada sama sekali kejutan mekanik. Tegangan
jatuh pada semua resistor pada awalnya tinggi namun berangsur-angsur
berkurang selama motor menambah kecepatan dan arus turun, sehingga
tegangan pada terminal motor bertambah dengan demikian kecepatan
motor bertambah.
Starting motor induksi tiga fasa dengan metode pengasutan resistor
primer dapat mengurangi kejutan listrik dan motor dapat berputar dengan
halus. Dalam metode pengasutan ini terdapat komponen utama yaitu
kontaktor K1 dan K2 sebagai sklar magnetik dan timer sebagai tunda
waktu kontaktor K2. Gambar rangkaian pengasutan dengan metode
resistor primer dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.19. Rangkaian Pengendali Pengasutan


dengan Resistor Primer

Gambar 2.20. Rangkaian Pelaksanaan Pengasutan


dengan Resistor Primer

XII-SMK 15
Instalasi Tenaga Listrik

5. Pengaturan Putaran Motor Maju Mundur


Dalam mengoperasikan motor putaran maju mundur dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu yang pertama secara manual dan secara otomatis.
Sistem manual biasanya tidak ditambahkan timer sebagai pengatur waktu
putaran berikutnya, sedang sistem otomatis dengan menggunakan timer.
Dalam pengaturan putaran motor maju dan mundur sama halnya dengan
membalik putaran motor, putaran motor dapat terbalik, jika arah putaran
medan magnet stator juga terbalik. Untuk membalik putaran medan magnet
stator dapat dilakukan dengan menukar dua dari tiga penghantar fasa motor
tersebut.
Pengaturan putaran motor maju mundur secara manual digunakan dua
buah magnetik kontaktor, dimana kantoktor-kontaktor tersebut berfungsi
sebagai penukar dua dari ketiga fasa pada motor induksi tiga fasa. Seperti
terlihat pada gambar 19, dimisalkan K1 berfungsi untuk mengoperasikan
motor saat berputar maju dan k2 sebagai pengoperasian putaran mundur.
Pengaturan motor ini biasanya untuk mempermudah suatu pekerjaan angkat
mengangkat pada industri-industri. Untuk mengangkat barang dari satu
tempat ke tempat lain banyak menggunakan metode pengaturan motor
putaran maju mundur secara manual.

Gambar 2.21. Rangkaian Putaran Motor Maju Mundur

XII-SMK 16
Instalasi Tenaga Listrik

B. Glosarium Kegiatan Pembelajaran 3 dan 4 (Profesional))

Istilah Keterangan

Alamat Nomor yang digunakan untuk mengidentifikasi


lokasi data atau instruksi pemrograman pada
memori atau untuk mengidentifikasi lokasi jaringan.
Bit Binary Digit; Angka biner 0 atau 1 yang mewakili
keadaan sinyal listrik OFF atau ON.
Bit I/O Bit dalam memori yang digunakan untuk menyimpan
status I/O. Bit input mencerminkan status terminal input;
bit output menyimpan status terminal output.
Bit Kerja Bit pada daerah word kerja.
Blok Instruksi Sekelompok instruksi yang berkait secara logika pada
program diagram ladder. Instruksi blok logika mencakup
seluruh garis instruksi yang interkoneksi satu dengan
yang lain.
Blok Logika Sekelompok instruksi yang berkait secara logika pada
program diagram ladder dan yang memerlukan instruksi
blok logika untuk mengaitkan dengan instruksi atau blok
logika yang lain.
Bus Jalur komunikasi yang digunakan untuk
melewatkan data diantara unit-unit yang
tersambung.
Bus Bar Garis vertikal di sebelah kiri dan kadang-kadang di sisi
kanan dari diagram ladder. Eksekusi instruksi melaju ke
bawah bus bar yang mana ia merupakan titik awal untuk
semua garis instruksi.
Coil Instruksi program ladder secara grafik yang mewakili
instruksi output pada rung logika ladder.
Completion Flag (tanda) yang digunakan oleh timer dan counter
Flag yang ON saat pewaktuan timer telah usai atau timer
telah mencapai nilai setnya.
Counter Fungsi yang digunakan untuk mencacah berapa kali bit
atau kondisi eksekusi berubah dari OFF ke ON.
CPU Central Prossessing Unit
Daerah DM Daerah yang digunakan untuk menyimpan data

XII-SMK 17
Instalasi Tenaga Listrik

F. Rangkuman

 Panel kontrol listrik adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur dan
mengendalikan beban listrik di bengkel listrik atau industri yang mengunakan
motor listrik sebagai penggeraknya.
 Pada umumnya pengontrolan di industri ada dua jenis yaitu jenis manual dan
jenis otomatis.
 Pengontrolan manual adalah pengontrolan motor listrik yang dilayani dengan
alat kontrol manual. Alat kontrol manual anatara lain menggunakan :TPDT,
Saklar pisau, Saklar ON/OFF, Pengontrolan tromol (drum controller).
 Pengontrolan otomatis adalah pengontrolan motor listrik yang menggunakan
peralatan listrik tanpa melibatkan manual. Komponen dalam panel kontrol
antara lain: Saklar magnet/Magnetic Contactor, Pengaman motor, Time Delay
relay (TDR), Tombol tekan ON (Push button on), Tombol tekan OFF(Push
button off), Lampu indikator, Konduktor/Kabel, Rel omega, Rel sirip, Terminal
deret legrand.
 Diagram blok berfungsi untuk menggambarkan sistem kontrol dalam bentuk
persegi panjang yang masing-masing memiliki sebuah bagian alat kontrol
beserta penjelasan rinci mengenai fungsinya.
 Diagram satu garis berfungsi untuk menggambarkan komponen-komponen-nya
ditunjukkan dengan simbol-simbol dari masing-masing komponen.
 Diagram pengawatan berfungsi untuk menggambarkan dan menunjukkan
hubungan antar komponen-komponen, dilihat dari posisi penempatan fisik
terminal-terminal dan bahkan juga warna peghantarnya.
 Diagram skematik berfungsi untuk menggambarkan dan menunjukkan
keseluruhan hubungan rangkaian listrik antar komponen, tanpa melihat
penempatan posisi komponen-komponen ataupun pengaturan terminalnya.

XII-SMK 18
Instalasi Tenaga Listrik

Daftar Pustaka

Elliot, John. 1982. Developing Hypothesis about Classroom from Teachers


Practical Constructs; an Account of the Work or the Ford Teaching
Project. The Action Research Reader. Deakin University. Geelong
Victoria.

Hardjodiputro., 1997. Action Research, Sintesis Teoretik. IKIP Jakarta.

Kemmis, Stephen and Robbin Mc Taggart, 1988. The Action Research Planner,
nd
3 ed. Deakin University . Victoria.

Suharsimi Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penerbit: Bina
Aksara, Jakarta.

Sunyono, 2006., Efektivitas Pembelajaran Kimia pada Siswa Kelas X Semester 1


SMA Swadhipa Natar melalui Penerapan Metode Eksperimen Berbasis
Lingkungan., Laporan Hasil Penelitian (PTK), Dit.PPTK & KPT Ditjen
Dikti, Jakarta.

Sunyono, 2007. Srtifikasi dan Profesionalisme Guru. Lampung Post (Rubrik


Opini). Tanggal 21 September 2007, halaman 12.

M. Budiyanto, A. Wijaya, 2003, Pengenalan Dasar-Dasar PLC, Gava Media,


Yogyakarta.
____ ,1996,SYSMAC CQM1/CPM1 Programmable Controller Programming
Manual, OMRON Asia Pacific, PTE, Ltd, Singapore.
____ ,1997,CPM1A, Programmable Controllers Operation Manual, Omron
Corporation Systems Components Division, Tokyo.
____ ,1997,CPM2A, Programmable Controllers Operation Manual, Omron
Corporation FA Systems Division, Shizuoka.
____ , 1999, Beginner’s Guide to PLC, OMRON Asia Pacific, PTE, Ltd,
Singapore.
____ , 2001, CX-Programmer User Manual Version
____ , 2001, CX Server Run Time Version 1.6

XII-SMK 19

Anda mungkin juga menyukai