DISUSUN OLEH
TIM BLOK KKD 4
EDITOR
Dr. Meitria Syahadatina Noor, dr., M. Kes
1. PENDAHULUAN
Selain memahami berbagai teori di bidang kedokteran dan kesehatan, seorang dokter juga
dituntut untuk menguasai keterampilan klinis untuk menangani berbagai kondisi yang diderita
pasien. Modul-modul ketrampilan klinis ini disusun dengan tujuan agar bisa menjadi materi
acuan untuk mempelajari berbagai keterampilan klinis yang diperlukan seorang dokter.
Modul Keterampilan Klinik Dasar 4 ini akan dilaksanakan pada semester 6. Pada semester
ini, mahasiswa diharapkan untuk memiliki keterampilan klinis dalam anamnesis, komunikasi,
pemeriksaan fisik, tindakan, dan analisis data pada sistem keluhan reproduksi, kesehatan anak,
dan pengelolaan masalah komunitas dan kesehatan keluarga. Khusus untuk Modul ini, akan
dipelajari keterampilan anamnesis gangguan pada bayi dan anak, pemeriksaan fisik bayi baru
lahir, deteksi dini tumbuh kembang.
2. TUJUAN BLOK
Setelah menyelesaikan blok Keterampilan Klinis Dasar 4 pada keluhan berkaitan dengan
sistem reproduksi ini, mahasiswa diharapkan mampu:
a. Melakukan anamnesis gangguan kesehatan pada bayi dan anak.
b. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir.
c. Melakukan deteksi dini tumbuh kembang.
3. PRAKTIK KETERAMPILAN
Praktik keterampilan/skills lab terdiri atas pembelajaran anamnesis dan komunikasi
(anamnesis gangguan kesehatan pada bayi dan anak), dan pemeriksaan fisik (pemeriksaan fisik
bayi baru lahir dan deteksi dini tumbuh kembang). Pada blok ini, masing-masing keterampilan
dilatihkan sebanyak 2 kali selama masing-masing 3 jam.
4. PENILAIAN
a. Formatif
Prasyarat ujian:
• Kehadiran skills lab & OSCE Komprehensif : 100%
• Etika pada skills lab & OSCE Komprehensif : sufficient (berbasis checklist)
b. Sumatif, terdiri atas:
• Pretest : 10%
• Posttest : 15 %
• Nilai harian skills lab : 20%
• OSCE Komprehensif : 55% (nilai batas lulus/NBL OSCE Komprehensif = 70)
c. Standar Penilaian
Penilaian Acuan Patokan (PAP)/criterion-reference dengan nilai patokan berdasarkan
aturan institusi.
A = 80-100 C = 60-64,99
B+ = 75-79,99 D+ = 55-59,99
B = 70-74,99 D = 50-54,99
C+ = 65-69,99 E = 0-49,99
Page 13
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
d. Remediasi
Jika nilai mahasiswa berada di bawah NBL OSCE Komprehensif, maka dilakukan 1 kali
remedial di minggu remedial pada akhir semester, dengan ketentuan nilai maksimal remedial
OSCE Komprehensif yang diperoleh adalah 70. Apabila setelah dilakukan 1 kali remediasi
OSCE Komprehensif, nilai yang diperoleh masih berada di bawah nilai lulus, maka nilai yang
diambil adalah nilai yang tertinggi.
5. TATA TERTIB
a. Mahasiwa wajib mengikuti seluruh proses kegiatan skills lab dan OSCE Komprehensif
(100%).
b. Ketidakhadiran skills lab dan OSCE Komprehensif hanya diperkenankan apabila:
1. Sakit, yang dibuktikan dengan surat keterangan sakit dari dokter
2. Mendapat musibah kematian keluarga inti, dengan surat keterangan dari orangtua/wali
3. Mendapat tugas dari fakultas/universitas, dengan surat keterangan dari Ketua Program
Studi/Wakil Dekan/Dekan/Rektor
c. Apabila tidak hadir pada kegiatan skills lab/OSCE Komprehensif dengan alasan selain yang
tercantum pada poin (b) di atas, maka akan mendapat nilai nol (0).
d. Apabila tidak hadir pada kegiatan skills lab/OSCE Komprehensif dengan alasan seperti yang
tercantum pada poin (b), mahasiswa dapat mengganti waktu skills lab/OSCE Komprehensif
sesuai dengan ketentuan administrasi yang telah ditetapkan oleh MEU dan diwajibkan
mengerjakan tugas tambahan. Apabila mahasiswa tidak hadir pada pertemuan pertama skills
lab, maka tidak berhak mengikuti pertemuan kedua materi skills lab tersebut.
e. Bagi mahasiswa yang tidak hadir pada kegiatan skills lab dengan alasan selain yang
tercantum pada poin (b), maka mahasiswa tidak berhak mendapatkan penggantian waktu, dan
nilai skills lab yang ditinggalkan tersebut adalah 0 (nol). Apabila mahasiswa tidak hadir pada
pertemuan pertama, maka mahasiswa tersebut juga tidak dapat mengikuti pertemuan kedua
skills lab materi tersebut dan nilai pertemuan kedua adalah 0 (nol).
f. Bagi mahasiswa yang tidak hadir pada kegiatan OSCE Komprehensif dengan alasan yang
tercantum pada poin (b), maka mahasiswa berhak mengganti waktu OSCE Komprehensif
yang akan dilaksanakan bersamaan dengan jadwal remedial OSCE Komprehensif. Nilai
maksimal OSCE Komprehensif per station adalah nilai rata-rata kelas station tersebut.
Apabila mahasiswa mendapatkan nilai di atas rata-rata kelas station tersebut, maka nilai yang
diperoleh mahasiswa adalah 80% dari nilai asal.
g. Bagi mahasiswa yang tidak hadir pada kegiatan OSCE Komprehensif dengan alasan selain
yang tercantum pada poin (b), maka mahasiswa tidak berhak mendapatkan penggantian
waktu, dan nilai OSCE Komprehensif adalah 0 (nol)
h. Apabila mahasiswa tidak hadir pada jadwal remedial OSCE Komprehensif yang telah
ditentukan, maka nilai OSCE Komprehensif station tersebut adalah nilai asal.
i. Pada saat OSCE Komprehensif, mahasiswa harus sudah hadir 30 menit sebelum OSCE
Komprehensif dilaksanakan sesuai jadwal
j. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir pada saat OSCE Komprehensif maksimal 10 menit,
maka tidak akan diperkenankan ikut OSCE Komprehensif
k. Remedial OSCE Komprehensif hanya ditujukan bagi mahasiswa yang mendapat nilai di
bawah ketentuan blok dan secara administratif tidak ada pelanggaran (kehadiran, etika).
l. Bagi mahasiswa yang melanggar ketentuan administratif dan etika, maka dinyatakan tidak
lulus blok dan wajib mengulang pada tahun-tahun berikutnya
Page 14
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
6. TIM BLOK
Dr. Meitria Syahadatina Noor, dr., M. Kes
Dr. H. Syamsul Arifin, dr., M. Pd
Farida Heriyani, dr., MPH.
Adenan, dr., M. Kes
Djalaludin, dr., PKK., M. Kes., Sp. PD (KKV)
Alfi yasmina, dr., M. Kes., Ph. D
Page 15
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
SKILL 1
DATA DEMOGRAFI dan ANALISIS SWOT
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, Demografi berarti ilmu kependudukan: ilmu
tentang susunan, dan pertumbuhan penduduk; ilmu yang memberikan uraian atau lukisan berupa
statistik mengenai suatu bangsa dilihat dari sudut sosial politik. Demografi berasal dari kata
demos, artinya rakyat atau penduduk dan graphien berarti mencitra, menulis, melukis atau
gambaran tentang penduduk pada suatu Negara atau wilayah.
Demografi adalah ilmu pengetahuan yang secara kuantitatif dan kualitatif manganalisis
penduduk mengenai jumlah, struktur, dan perkembangannya. Data yang diperoleh untuk
keperluan demografi ini digunakan untuk menyusun perencanaan, dengan memberi gambaran
penduduk atau masa yang akan datang dibandingkan dengan pada masa lampau. Data yang
diperoleh juga digunakan untuk pembangunan disegala bidang seperti: bidang pendidikan dan
bidang-bidang lain yang memerlukan data khusus demografi ini. Data demografi tentang jumlah
penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin yang sangat diperlukan dalam kebijakan-
kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah pusat, dan daerah.
Sumber data demografi yaitu:
1. Hasil sensus (biasanya dilakukan oleh Badan Pusat Statistik sebagai keperluan-keperluan
formal seperti: pemilu)
2. Hasil survey mengenai penduduk, dilakukan dari tingkat satuan terkecil seperti RT.
Seluruh data diusahakan merupakan data terakhir yang ada. Tiap data yang disajikan harus
dianalisis akan memberikan kontribusi apa terhadap program/rencana kerja yang akan dilakukan.
Data demografi suatu wilayah dapat dianalisis sehingga menjadi salah satu dasar untu
pelaksanaan suatu program, khususnya program kesehatan. Analisis yang dikaji terhadap suatu
data adalah analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)
dalam suatu proyek atau suatu perencanaan program. Keempat faktor itulah yang membentuk
akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dan perlu mengidentifikasi faktor
internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Kekuatan dan kelemahan merupakan analisis untuk factor internal, sedangkan peluang dan
ancaman merupakan analisis untuk factor eksternal.
Page 16
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
Data demografi dan analisisnya dapat kita gunakan untuk program kerja kesehatan, seperti
program Puskesmas. Puskesmas adalah unit organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan
masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan
masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.
Peranan puskesmas sangat strategis karena berada pada tingkat yang paling dekat dengan
masalah kesehatan itu terjadi. Dengan demikian, kemampuan untuk mendeteksi adanya masalah
serta kemampuan untuk menganalisis besarnya masalah akan menentukan keberhasilan upaya
pemecahannya.
Masalah pada derajat yang tidak terlalu besar dimana masih dalam lingkup jangkauan
kemampuan puskesmas tentu akan lebih cepat ditangani. Di samping itu, pendekatan melalui
puskesmas ini sangat murah karena biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan relatif dapat terjangkau.
Data-data dasar yang dimiliki Puskesmas sebagai factor internal antara lain:
1. Denah puskesmas
2. Sarana penunjang yang dimiliki
3. Sumber daya fisik
4. Sumber daya manusia
5. Jumlah posyandu dan kader
6. Jumlah dukun kampung (jika ada)
7. Sumber dana
8. Jumlah kunjungan
9. Penggunaan obat terbanyak
10. Sepuluh penyakit terbanyak
11. Upaya pokok puskesmas
Data dasar tersebut kemudian dianalisis berdasarkan system SWOT sehingga ditemukan
masalah dasar yang mungkin ada. Data dasar yang dimiliki Puskesmas digunakan untuk
pengembangan program yang dijalankan di Puskesmas.
Contoh penyajian data demografi dan analisi SWOT: wilayah kerja puskesmas Pemurus Baru
Data eksternal:
1. Batas wilayah
Puskesmas Pemurus Baru terletak di Kecamatan Banjarmasin Selatan yang mempunyai dua
wilayah kerja yaitu Kelurahan Pemurus Baru dan Kelurahan Murung Raya dengan luas
wilayah seluruhnya adalah 224 ha yang memiliki batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah utara : Kelurahan Kelayan Dalam
Sebelah selatan : Kelurahan Tanjung Pagar
Sebelah barat : Kelurahan Kelayan Timur
Sebelah timur : Kelurahan Pemurus Dalam
Page 17
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
2. Keadaan tanah dan iklim: Keadaan tanah cukup subur dengan iklim yang berpengaruh adalah
musim penghujan dan musim kemarau.
4. Distribusi penduduk: Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Banjarmasin,
jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas Pemurus Baru tahun 2009 adalah 25.728 jiwa.
Dibandingkan dengan tahun 2008 yang sejumlah 26.442 jiwa, telah terjadi penurunan jiwa
sebesar 7,14% dan penyebaran penduduk masih belum merata. Kepadatan penduduk wilayah
kerja puskesmas Pemurus Baru yaitu sekitar 115 jiwa per hektar.
Page 18
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
8. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru
No Tingkat Pendidikan Kel. Kel. Jumlah Persentase
P.Baru M.Raya (%)
1. Belum sekolah 1.132 1.487 2.619 10,4
2. Tidak sekolah/ tidak 1.340 2.045 3.385 13,4
pernah sekolah
3. Tidak tamat SD 450 1.029 1.479 5,9
4. Tamat SD 4.425 6.040 10.465 41,6
5. Tamat SLTP 2.600 1.245 3.845 15,3
6. Tamat SLTA 1.027 980 2.107 8,4
7. Tamat PT 825 417 1.242 4,9
Total 11.799 13.243 25.142 100
1 Pemurus 7 6 4 2 2 19 6 70
Baru
2 3 5 1 - - 9 4 40
Murung
Raya
Page 19
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
Jumlah 10 11 5 2 1 28 10 110
11. Jumlah fasilitas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru
Fasilitas Kesehatan
No Kelurahan Praktek Praktek Pus
RS Pusk Pustu Labkes Poskesdes
Dokter Bidan ling
1 Pemurus Baru - 1 - 3 4 1 2 1
2 Murung Raya - - 1 - 5 - 2 1
Jumlah 1 1 3 9 1 4 2
Page 20
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
Data internal:
Contoh data dasar Puskesmas Pemurus Baru Banjarmasin:
1. Denah Puskesmas
Lantai 1 Lantai 2
Page 21
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
20 Mikroskop 1 Baik
21 Minor surgery set 1 Baik
22 Emergency kit 1 Baik
23 Laboratorium sederhana Lengkap Baik
24 Peralatan gigi Lengkap Baik
25 Peralatan kia Lengkap Baik
26 Mortir 2 Baik
Page 22
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
Page 23
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
7. Sumber dana: Sumber dana puskesmas berasal dari Anggaran Dana Pemerintah Propinsi
Kalimantan Selatan dan Pemerintah Kota Banjarmasin berupa Proyek Peningkatan
Kesehatan Masyarakat (PPKM) yang digunakan untuk menunjang program-program
puskesmas.
8. Jumlah kunjungan
No. Bulan/tahun Puskesmas Puskesmas pembantu Total
1 Januari 2010 1.304 468 1.772
2 Februari 2010 1.041 520 1.561
3 Maret 2010 1.257 673 1.930
4 April 2010 1.139 652 1.791
5 Mei 2010 1.071 654 1.725
6 Juni 2010 1.200 690 1.890
7 Juli 2010 1.104 654 1.758
8 Agustus 2010 1.049 684 1.733
September
9 928 516 1.444
2010
10 Oktober 2010 1.102 655 1.757
Total 12.374 6.787 19.161
Page 24
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
Page 25
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
balita
g. Pemberian kapsul yodium
h. Pengukuran LILA pada WUS
3 Kesehatan ibu dan anak a. K1 Berjalan
(KIA) b. K4
c. Persalinan oleh tenaga
kesehatan
d. Pemeriksaan neonatus
e. Resiko tinggi yang dibantu
tenaga kesehatan
f. Resiko tinggi yang dibantu
masyarakat
4 Promosi kesehatan a. Penyuluhan kelompok Berjalan
(Promkes) b. Siaran keliling
c. Pemantauan Prilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)
d. Kader dibina
5 Kesehatan lingkungan a. Pengawasan perumahan dan Berjalan
(Kesling) lingkungan pemukiman
b. Pengawasan Sarana Air Bersih
(SAB)
c. Pengawasan Jamban keluarga
(JAGA)
d. Pengawasan Sarana
Pembuangan Air Limbah
(SPAL)
e. Pengawasan Tempat Penjualan
Makanan (TPM)
f. Pengawasan Tempat-Tempat
Umum (TTU)
g. Pengawasan Tempat
Pembuangan Sampah (TPS)
h. Pengawasan Tempat Penjualan
Pestisida (TP2)
6 Pengobatan a. Laboratorium Berjalan
b. Apotik
c. Loket
d. Poli Umum
e. Poli Gigi
f. Poli Anak
g. Poli KIA + KB
7 Pengembangan a. Usaha Kesehatan Sekolah Berjalan
(UKS)
b. Perawatan kesehatan
masyarakat (Perkesmas)
8 Kinerja Non Keuangan a. Posyandu Berjalan
Page 26
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
b. Puskesmas keliling
Data internal Strengths • Memiliki sumber daya fisik yang memadai dalam
kondisi baik
• Memiliki program kerja yang berjalan baik
• Masih ada ruangan si Puskesmas yang dapat
dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan dalam
ruangan
• Sarana penunjang yang lengkap sehingga tiap tenaga
kesehatan memiliki kesempatan dan kemampuan
untuk memberikan pelayanan kesehatan secara
optimal
• Memiliki banyak ruangan yang produktif sehingga
memiliki kesempatan untuk memberikan pelayanan
sesuai bidang keahlian masing-masing
• Jenis tenaga kesehatan sudah cukup lengkap,
sehingga tim tenaga kerja Puskesmas dapat
memegang program sesuai bidang keahliannya
masing-masing agar program dapat berjalan dengan
baik
Weaknesses • Dilihat dari denah ruangan Puskesmas, penyusunan
lokasi untuk poli MTBS di lantai 2 sehingga
bayi/anak yang mau berobat harus ke lantai 2
• tidak ada dokter untuk memberikan pelayanan di
Puskesmas Pembantu
Data eksternal opportunities • Akses Transportasi di wilayah kerja puskesmas
tersedia dan cukup mudah dijangkau.
• Jumlah penduduk paling banyak adalah usia produktif
• Terdapat beberapa fasilitas pendidikan dari
pendidikan dasar hingga menengah yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pendidikan dan
pengetahuan masyarakat
• Terdapat beberapa fasilitas kesehatan yang dapat
membantu dalam peningkatan derajat kesehatan
masyarakat kelurahan Pemurus Baru dan Murung
Raya
• Memiliki banyak fasilitas umum yang dapat
digunakan untuk menunjang pelaksanaan program
Puskesmas
• Penduduk usia produktif dapat diberdayakan untuk
Page 27
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
O T
S Intervensi SO Intervensi ST
Page 28
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
W Intervensi WO Intervensi WT
NO KETERANGAN 0 1 2
I Mengidentifikasi data eksternal puskesmas dan menganalisisnya
1 Menganalisis data tentang Batas wilayah
2 Menganalisis peta wilayah
3 Menganalisis Keadaan tanah dan iklim
4 Menganalisis Jangkauan transportasi
5 Menganalisis kepadatan penduduk
6 Menganalisis jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
7 Menganalisis jumlah penduduk berdasarkan usia
8 Menganalisis jumlah penduduk berdasarkan agama
9 Menganalisis jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
10 Menganalisis jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan
11 Menganalisis jumlah fasilitas pendidikan
12 Menganalisis jumlah fasilitas kesehatan
13 Menganalisis jumlah RT dan RW
14 Menganalisis jumlah kepala keluarga
15 Menganalisis jumlah sarana umum
II Mengidentifikasi data internal puskesmas dan menganalisisnya
1 Menganalisis Denah puskesmas
2 Menganalisis Sarana penunjang yang dimiliki
3 Menganalisis Sumber daya fisik
4 Menganalisis Sumber daya manusia
5 Menganalisis Jumlah posyandu dan kader
6 Menganalisis Jumlah dukun kampung (jika ada)
7 Menganalisis Sumber dana puskesmas
8 Menganalisis Jumlah kunjungan puskesmas
9 Menganalisis Sepuluh penyakit terbanyak
10 Menganalisis Penggunaan obat terbanyak
11 Menganalisis Upaya pokok puskesmas
III Melakukan analisis kekuatan
IV Melakukan analisis kelemahan
V Melakukan analisis kesempatan
VI Melakukan analisis ancaman
VII Melakukan anlisis SO
VIII Melakukan anlisis ST
IX Melakukan anlisis WO
X Melakukan anlisis WT
Page 29
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
KETERANGAN:
0 tidak dikerjakan atau dikerjakan tapi salah
1 dikerjakan tapi kurang tepat
2 dikerjakan dengan baik dan benar
SKILL 2
PENYULUHAN UNTUK PROMOSI KESEHATAN
Promosi kesehatan adalah Kombinasi antara pendidikan kesehatan (penyuluhan) dan intervensi-
intervensi yang bersifat organisasi, politik dan ekonomi yang didesain untuk memfasilitasi
perubahan perilaku dan lingkungan untuk meningkatkan (status) kesehatan (Green, 1980).
Promosi kesehatan memiliki beberapa metode. Faktor yang menentukan pemilihan metode:
• waktu pelaksanaan
• peserta/sasaran: norma budaya kelompok sasaran, hubungan di antara peserta (saling
mengenal/tidak)
• lingkungan: Ukuran ruang, Tata letak/layout ruang, Kenyamanan ruang (suhu), Pencahayaan,
Tempat duduk, pengaruh dari luar, Refreshments
• hasil yang diharapkan: menjadikan metode yang nyaman untuk proses pembelajaran peserta
• keefektivan metode yang digunakan
• biaya yang diperlukan
• materi yang ingin disampaikan
• tipe media pendukung yang memungkinkan
Page 30
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
Contoh:
1. Fase 1: diagnosis komunitasnya adalah ASI eksklusif masih belum dilaksanakan masyarakat
dengan baik
2. Fase 2: berdasarkan data jumlah ibu yang memiliki anak kurang dari 6 bulan dan jumlah
anak yang mendapatkan ASI eksklusif ternyata belum mebcapai target
3. Fase 3: factor risiko yang mungkin menjadi penyebab adalah tingkat pendidikan masyarakat
secara umum dan ibu secara khusus
4. Fase 4: tingkat pendidikan masyarakat paling banyak lulus SD, lembaga lain yang terkait
adalah PKK
5. Fase 5: perencanaan
• Tujuan: meningkatkan capaian ASI eksklusif
• Sasaran: seluruh ibu ynag ada di eilayah kerja Puskesmas
• Metode: ceramah dan diskusi
• Waktu pelaksanaan: terdiri dari beberapa kali pelaksanaan disesuaikan jadwal PKK di
masing-masing kelurahan
• Media pendukung: lembar balik dan video
• Materi yang ingin disampaikan: pengertian ASI eksklusif, kandungan ASI, manfaat ASI,
cara memberikan yang benar, alternative pemberian ASI untuk ibu yang bekerja
Page 31
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
CHEKCLIST PENYULUHAN
NO KETERANGAN 0 1 2
A SEBELUM PENYULUHAN
1 Mengkaji kebutuhan masyarakat
2 Menentukan masalah komunitas, dengan memperhatikan :
a. data epidemiologi (berbasis data)
b. factor risiko dari masyarakat/individu di masyarakat
dan/atau lingkungan (data/observasi/wawancara)
c. tingkat pendidikan masyarakat (berbasis data)
3 Menyusun perencanaan penyuluhan
(a) Menetapkan tujuan
(b) Penentuan sasaran
(c)Menentukan pendekatan penyuluhan
(d) Menyusun materi / isi penyuluhan
(e) Memilih metoda dan teknik yang tepat
(f)Menentukan waktu dan tempat penyuluhan
(g) Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan
(h) Penentuan kriteria evaluasi
9i) Menentukan sumber dana
B SAAT PENYULUHAN
1 Mengecek segala persiapan secara keseluruhan serta peralatan
yang sudah dipersiapkan
2 a.Menjelaskan tujuan demonstrasi.
Page 32
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
KETERANGAN:
0 tidak dikerjakan atau dikerjakan tapi salah
1 dikerjakan tapi kurang tepat
2 dikerjakan dengan baik dan benar
Page 33
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
SKILL 3
REKAM MEDIS
DEFINISI
Dalam penjelasan Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran, yang dimaksud dengan rekam medis
adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis
dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada
sarana pelayanan kesehatan.
Kedua pengertian rekam medis diatas menunjukkan perbedaan yaitu Permenkes hanya
menekankan pada sarana pelayanan kesehatan, sedangkan dalam UU Praktik Kedokteran tidak.
Ini menunjukan pengaturan rekam medis pada UU Praktik Kedokteran lebih luas, berlaku baik
untuk sarana kesehatan maupun di luar sarana kesehatan.
Page 34
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran
dan kedokteran gigi.
D. Pembiayaan: Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan
pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan tersebut dapat
dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien.
E. Statistik Kesehatan: Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan,
khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk menentukan
jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu.
F. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik: Rekam medis merupakan alat bukti tertulis
utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik.
Page 35
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran menegaskan bahwa dokter dan dokter gigi wajib
membuat rekam medis dalam menjalankan praktik kedokteran. Setelah memberikan pelayanan
praktik kedokteran kepada pasien, dokter dan dokter gigi segera melengkapi rekam medis
dengan mengisi atau menulis semua pelayanan praktik kedokteran yang telah dilakukannya.
Setiap catatan dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang
memberikan pelayanan atau tindakan.
Apabila dalam pencatatan rekam medis menggunakan teknlogi informasi elektronik, kewajiban
membubuhi tanda tangan dapat diganti dengan menggunakan nomor identitas pribadi/personal
identification number (PIN).
Dalam hal terjadi kesalahan saat melakukan pencatatan pada rekam medis, catatan dan berkas
tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara apapun. Perubahan catatan atas kesalahan
dalam rekam medis hanya dapat dilakukan dengan pencoretan dan kemudian dibubuhi paraf
petugas yang bersangkutan. Lebih lanjut penjelasan tentang tata cara ini dapat dibaca pada
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Rekam Medis dan pedoman pelaksanaannya.
A. Rekam Medis Sebagai Alat Bukti: Rekam medis dapat digunakan sebagai salah satu alat bukti
tertulis di pengadilan.
B. Kerahasiaan Rekam Medis: Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
kedokteran wajib menyimpan kerahasiaan yang menyangkut riwayat penyakit pasien yang
tertuang dalam rekam medis. Rahasia kedokteran tersebut dapat dibuka hanya untuk kepentingan
pasien untuk memenuhi permintaan aparat penegak hukum (hakim majelis), permintaan pasien
sendiri atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, rahasia kedokteran (isi rekam medis)
baru dapat dibuka bila diminta oleh hakim majelis di hadapan sidang majelis. Dokter dan dokter
Page 36
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
gigi bertanggung jawab atas kerahasiaan rekam medis sedangkan kepala sarana pelayanan
kesehatan bertanggung jawab menyimpan rekam medis.
C. Sanksi Hukum: Dalam Pasal 79 UU Praktik Kedokteran secara tegas mengatur bahwa setiap
dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak membuat rekam medis dapat dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah).
Selain tanggung jawab pidana, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis juga
dapat dikenakan sanksi secara perdata, karena dokter dan dokter gigi tidak melakukan yang
seharusnya dilakukan (ingkar janji/wanprestasi) dalam hubungan dokter dengan pasien.
D. Sanksi Disiplin dan Etik: Dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis selain
mendapat sanksi hukum juga dapat dikenakan sanksi disiplin dan etik sesuai dengan UU Praktik
Kedokteran, Peraturan KKI, Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan Kode Etik
Kedokteran Gigi Indonesia (KODEKGI).
Dalam Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 16/KKI/PER/VIII/2006 tentang Tata Cara
Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin MKDKI dan MKDKIP, ada tiga alternatif
sanksi disiplin yaitu :
a. Pemberian peringatan tertulis.
b. Rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat izin praktik.
c. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan kedokteran atau
kedokteran gigi.
Selain sanksi disiplin, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis dapat dikenakan
sanksi etik oleh organisasi profesi yaitu Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) dan
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Gigi (MKEKG).
Di bidang kedokteran dan kedokteran gigi, rekam medis merupakan salah satu bukti tertulis
tentang proses pelayanan yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi. Di dalam rekam medis
berisi data klinis pasien selama proses diagnosis dan pengobatan (treatment). Oleh karena itu
setiap kegiatan pelayanan medis harus mempunyai rekam medis yang lengkap dan akurat untuk
setiap pasien dan setiap dokter dan dokter gigi wajib mengisi rekam medis dengan benar,
lengkap dan tepat waktu.
Dengan berkembangnya evidence based medicine dimana pelayanan medis yang berbasis data
sangatlah diperlukan maka data dan informasi pelayanan medis yang berkualitas terintegrasi
dengan baik dan benar sumber utamanya adalah data klinis dari rekam medis. Data klinis yang
bersumber dari rekam medis semakin penting dengan berkembangnya rekam medis elektronik,
dimana setiap entry data secara langsung menjadi masukan (input) dari sistem/manajemen
informasi kesehatan. Manajemen informasi kesehatan adalah pengelolaan yang memfokuskan
kegiatannya pada pelayanan kesehatan dan sumber informasi pelayanan kesehatan dengan
menjabarkan sifat alami data, struktur dan menerjemahkannya ke berbagai bentuk informasi
demi kemajuan kesehatan dan pelayanan kesehatan perorangan, pasien dan masyarakat.
Penanggung jawab manajemen informasi kesehatan berkewajiban untuk mengumpulkan,
mengintegrasikan dan menganalisis data pelayanan kesehatan primer dan sekunder,
Page 37
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
Agar data di rekam medis dapat memenuhi permintaan informasi diperlukan standar universal
yang meliputi :
a. Struktur dan isi rekam medis
b. keseragaman dalam penggunaan simbol, tanda, istilah, singkatan dan ICD
c. kerahasiaan dan keamanan data
Rekam medis sangat terkait dengan manajemen informasi kesehatan karena data-data di rekam
medis dapat dipergunakan sebagai :
a. alat komunikasi (informasi) dan dasar pengobatan bagi dokter, dokter gigi dalam memberikan
pelayanan medis.
b. Masukan untuk menyusun laporan epidemiologi penyakit dan demografi (data sosial pasien)
serta sistem informasi manajemen rumah sakit
c. Masukan untuk menghitung biaya pelayanan
d. Bahan untuk statistik kesehatan
e. Sebagai bahan/pendidikan dan penelitian data.
Page 38
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
1. Hari/tanggal/jam :
2. identitas pasien
Nama pasien :
Jenis kelamin :
Usia :
Alamat :
Agama :
Pekerjaan :
Suku :
3. Anamnesis :
4. pemeriksaan fisik
kepala/leher :
thorak :
abdomen :
ekstremitas :
system saraf :
kelenja geta bening :
lain-lain :
5. diagnosis/masalah
6. rencana penatalaksanaan :
7. tindakan/pengobatan :
Page 39
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
1. Hari/tanggal/jam :
2. identitas pasien
Nama pasien :
Jenis kelamin :
Usia :
Alamat :
Agama :
Pekerjaan :
Suku :
3. Anamnesis :
4. pemeriksaan fisik
kepala/leher :
thorak :
abdomen :
ekstremitas :
system saraf :
kelenja geta bening :
lain-lain :
5. pemeriksaan penunjang
6. diagnosis/masalah
7. rencana penatalaksanaan :
8. tindakan/pengobatan :
Page 40
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
13. nama dan tanda tangan dokter yang menangani dan mengijinkan pulang:
NO KETERANGAN 0 1 2
1 Mencatat hari/tanggal/jam
2 Mencatat identitas pasien
3 Mencatat hasil anamensis
4 Mencatata hasil pemeriksaan fisik secara menyeluruh
5 Mencatata diagnosis pasien
6 Mencatat rencana penatalaksanaan
7 Mencatat tindakan/pengobatan
8 Mencatat pelayanan lain yang diberikan kepada pasien
9 Menulis dokumentasi pasien dengan baik
KETERANGAN:
0 tidak dikerjakan atau dikerjakan tapi salah
1 dikerjakan tapi kurang tepat
2 dikerjakan dengan baik dan benar
NO KETERANGAN 0 1 2
1 Mencatat hari/tanggal/jam
2 Mencatat identitas pasien
3 Mencatat hasil anamensis
4 Mencatata hasil pemeriksaan fisik secara menyeluruh
5 Mencatata diagnosis pasien
6 Mencatat rencana penatalaksanaan
7 Mencatat tindakan/pengobatan
8 Meminta persetujuan tindakan medis (bila ada)
9 Mencatat observasi klinis dan hasil terapi/tindakan
10 Mencatat pelayanan lain yang diberikan kepada pasien
11 Mencatat ringkasan pulang
12 Menulis nama dan tanda tangan dokter yang menangani dan
mengijinkan pulang
13 Menulis dokumentasi pasien dengan baik
KETERANGAN:
Page 41
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem kesehatan
Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu pelayanan yang
lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu adanya jenjang
pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan.
Dalam pengertiannya, sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan kesehatan yang
memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya
masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun
horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional.
Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan internal dan rujukan eksternal.
• Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam
institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas
induk
• Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan
kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap)
maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan Medik dan rujukan
Kesehatan.
• Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan
(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan
penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum
daerah.
• Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya
peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya,
merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas),
atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas (pos Unit
Kesehatan Kerja).
Page 43
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
SURAT RUJUKAN
…………………………………, ………………..
Kepada Yth.
TS. Dokter ahli…………………….
RS………………………………….
Di tempat
Anamnesis:
Pemeriksaan fisik:
Diagnosis sementara:
Salam sejawat,
Page 44
Blok KKD 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga & Komunitas
…………………………..
NO KETERANGAN 0 1 2
Melakukan prosedur klinis
1 Menanyakan identitas pasien dan mencatatnya
2 Mencatat anamnesis yang telah dilakukan
3 Mencatat pemeriksaan fisik
Mencatat pemeriksaan penunjang
4 Mencatat diagnosis pasien
5 Mencatat tindakan/pengobatan yang telah diberikan (pra
rujukan)
6 Menulis unit rujukan
7 Menentukan pendamping saat merujuk (untuk kasus gawat
darurat)
8 Menandatangani surat rujukan
Prosedur administratif
1 Membuat rekam medis yang lengkap
2 Meminta informed concent untuk rujukan atau penolakan
3 Membuat surat rujukan 2 lembar
4 Menyiapkan transportasi
KETERANGAN:
0 tidak dikerjakan atau dikerjakan tapi salah
1 dikerjakan tapi kurang tepat
2 dikerjakan dengan baik dan benar
Page 45