Anda di halaman 1dari 53

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

BLOK KETERAMPILAN KLINIK DASAR 4


KELUHAN BERKAITAN DENGAN
KESEHATAN BAYI DAN ANAK

1. PENDAHULUAN
Selain memahami berbagai teori di bidang kedokteran dan kesehatan, seorang
dokter juga dituntut untuk menguasai keterampilan klinis untuk menangani berbagai
kondisi yang diderita pasien. Modul-modul ketrampilan klinis ini disusun dengan tujuan
agar bisa menjadi materi acuan untuk mempelajari berbagai keterampilan klinis yang
diperlukan seorang dokter.
Modul Keterampilan Klinik Dasar 4 ini akan dilaksanakan pada semester 6. Pada
semester ini, mahasiswa diharapkan untuk memiliki keterampilan klinis dalam
anamnesis, komunikasi, pemeriksaan fisik, tindakan, dan analisis data pada sistem
keluhan reproduksi, kesehatan anak, dan pengelolaan masalah komunitas dan kesehatan
keluarga. Khusus untuk Modul ini, akan dipelajari keterampilan anamnesis gangguan
pada bayi dan anak, pemeriksaan fisik bayi baru lahir, deteksi dini tumbuh kembang.

2. TUJUAN BLOK
Setelah menyelesaikan blok Keterampilan Klinis Dasar 4 pada keluhan berkaitan
dengan sistem reproduksi ini, mahasiswa diharapkan mampu:
a. Melakukan anamnesis gangguan kesehatan pada bayi dan anak.
b. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir.
c. Melakukan deteksi dini tumbuh kembang.

3. PRAKTIK KETERAMPILAN
Praktik keterampilan/skills lab terdiri atas pembelajaran anamnesis dan komunikasi
(anamnesis gangguan kesehatan pada bayi dan anak), dan pemeriksaan fisik
(pemeriksaan fisik bayi baru lahir dan deteksi dini tumbuh kembang). Pada blok ini,
masing-masing keterampilan dilatihkan sebanyak 2 kali selama masing-masing 3 jam.

4. PENILAIAN
a. Formatif
Prasyarat ujian:
• Kehadiran skills lab & OSCE Komprehensif : 100%
• Etika pada skills lab & OSCE Komprehensif : sufficient (berbasis checklist)
b. Sumatif, terdiri atas:
- NBL setiap keterampilan = 70
- Nilai responsi skill: 20%
- Pre test = 10 %
- Post test= 10%
- OSCE = 60%Standar Penilaian
c. Standard penilaian
Penilaian Acuan Patokan (PAP)/criterion-reference dengan nilai patokan berdasarkan
aturan institusi.

1
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

A = 80-100 C = 60-64,99
B+ = 75-79,99 D+ = 55-59,99
B = 70-74,99 D = 50-54,99
C+ = 65-69,99 E = 0-49,99
d. Remediasi
Jika nilai mahasiswa berada di bawah NBL OSCE Komprehensif, maka dilakukan
1 kali remedial di minggu remedial pada akhir semester, dengan ketentuan nilai maksimal
remedial OSCE Komprehensif yang diperoleh adalah 70. Apabila setelah dilakukan 1 kali
remediasi OSCE Komprehensif, nilai yang diperoleh masih berada di bawah nilai lulus,
maka nilai yang diambil adalah nilai yang tertinggi.

5. TATA TERTIB
6. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh proses kegiatan skill lab 100%
7. Ketidak hadiran mahasiswa hanya diperkenankan apabila:
1. Sakit yang dibuktikan dengan surat keterangan sakit dari dokter
2. Mendapat musibah/kematian keluarga inti dengan surat keterangan dari orang
tua/Wali
3. Mendapat tugas dari fakultas/universitas dengan surat keterangan dari Ketua
Program Studi/Pembantu Dekan/Dekan/Rektor
8. Apabila mahasiswa tidak hadir dengan alasan selain yang disebutkan di poin (b),
maka mahasiswa akan mendapat nilai responsi nol (0) dan wajib mengganti jadwal
skills lab.
9. Apabila mahasiswa tidak hadir dengan alasan seperti poin (b), maka mahasiswa
wajib mengganti waktu skill lab/ujian dengan ketentuan administrasi yang telah
ditetapkan oleh MEU.
10. Bagi mahasiswa yang tidak hadir dengan alasan seperti pada poin (b) maka wajib
segera melapor ke bagian/lab/MEU pada saat hadir kembali ke kampus dan
penggantian jadwal skill lab harus segera dilaksanakan secepatnya maksimal 3 hari
setelah masuk kembali
11. Pada saat ujian (pretest, posttest dan OSCE Komprehensif), mahasiswa harus sudah
hadir 30 menit sebelum ujian dilaksanakan sesuai jadwal
12. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir pada saat ujian (pretest, posttest dan OSCE
Komprehensif) diatas 10 menit, maka tidak akan diperkenankan ikut ujian
13. Remedial OSCE Komprehensif hanya ditujukan bagi mahasiswa yang mendapat nilai
di bawah ketentuan blok dan secara administratif tidak ada pelanggaran (kehadiran,
etika)
14. Bagi mahasiswa yang melanggar ketentuan administratif dan etika maka dinyatakan
tidak lulus blok dan wajib mengulang pada tahun-tahun berikutnya.

15. TIM BLOK


Dr. Meitria Syahadatina Noor, dr., M. Kes
Rahmiati, dr., M. Kes., Sp. MK.
Ida Yuliana, dr., M. Biomed
Asnawati, dr., M. Sc
Nurul Hidayah, dr., M. Sc., Sp. A (K)

2
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

SKILL LAB 1
ALLOANAMNESIS DAN HETEROANAMNESIS KELUHAN PADA ANAK

Pendahuluan
Pertumbuhan dan perkembangan termasuk suatu proses yang berubah-ubah,
pembentukan jaringan, ukuran kepala, tubuh serta anggota tubuh lain seperti tangan dan
kaki yang membesar, peningkatan yang drastis dalam kekuatan dan kemampuan untuk
mengendalikan otot-otot yang besar maupun kecil, perkembangan hubungan sosial,
pemikiran dan bahasa, serta munculnya kepribadian. Terbukanya proses-proses tersebut
dan interaksinya tergantung pada kondisi biologis dan fisik anak tersebut dan lingkungan
sosialnya.
Pengertian tentang perkembangan tidak hanya memungkinkan pencarian awal
tentang penyimpangan-penyimpangan, tetapi juga menolong orangtua memahami hasil
pengamatan mereka terhadap anak mereka. Informasi riwayat seringkali diperoleh dari
orangtua dan anak apabila anak sudah bisa memberikan informasi verbal mengenai gejala
yang dialaminya. Sebagai contoh, anak usia 24 bulan yang mengalami radang
tenggorokan seringkali tidak mengeluh namun orangtua dapat mengamatinya ketika anak
mengalami kesulitan menelan ludah, menolak makanan padat dan menghembuskan nafas
yang berbau. Seiring dengan perkembangan anak, anak akan bisa mendefinisikan sakit
yang dideritanya dengan bahasa verbal tetapi pengamatan orangtua dapat menunjukkan
sebab akibat penyakit yang diderita seorang anak, misalnya anak usia 4 tahun yang
mengalami infeksi saluran kencing dapat teramati oleh orangtuanya ketika anak
memegang perut dan mengalami perubahan frekuensi kencing meskipun anak hanya
mengatakan bahwa sakit perut.
Sikap dan posisi pada saat dilakukan anamnesis cukup penting sehingga kita bisa
mengamati interaksi orangtua dan anak. Anak akan mudah teramati bila dia dalam posisi
yang nyaman, misalnya di pangku atau digendong dan sebagai seorang pemeriksa juga
bisa berinteraksi dengan anak sehingga anak tidak takut dan rewel.

Anamnesis
Anamnesis bisa dilakukan baik dengan anak yang sakit (alloanamnesis) maupun
kepada orangtua atau keluarga yang datang membawa serta anak tersebut
(heteroanamnesis). Anamnesis pada tahap ini meliputi banyak aspek, mulai dari riwayat
neonatus sampai riwayat perkembangan dan pertumbuhan anak sekarang. Riwayat
neonatus harus mendeteksi penyakit yang menimbulkan kecacatan dengan tindakan
pencegahan segera atau setelah pengobatan (misalnya asfiksia), mengantisipasi keadaan-
keadaan yang nantinya menjadi penting di kemudian hari) dan menemukan kemungkinan
faktor penyebab yang dapat menjelaskan keadaan patologis. Riwayat perinatal harus
meliputi data demografi dan sosial (status sosio-ekonomi, umur, ras), penyakit medis
yang dulu pernah terjadi pada anak dan keluarga (gangguan kardiopulmonal, penyakit
infeksi, gangguan genetik, dll), masalah-masalah reproduktif ibu sebelumnya (kelahiran
mati, prematuritas, dll), kejadian-kejadian yang terjadi pada kehamilan (perdarahan per
vaginam, obat-obatan, penyakit akut, keadaan ketuban, dll) dan uraian mengenai
kelahiran (lamanya, presentasi janin, ada tidaknya kegawatdaruratan, dll) dan persalinan
(seksio sesaria, penggunaan anastesi atau sedasi, penggunaan forsef, Apgar skor, dan
penanganan anak segera setelah lahir).

3
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

Seorang dokter dalam anamnesis seharusnya mengajukan pertanyaan umum yang


bersifat terbuka sehingga memungkinkan orangtua atau anak dapat menjelaskan secara
nyaman keadaan anak tersebut. Misalnya : “ Bagaimana keadaan anak ibu ?”“Bagaimana
kondisimu sekarang ?”. Selain keluhan utama dan keluhan penyerta, riwayat
perkembangan dan pertumbuhan juga harus dipertanyakan. Pertanyaan mengenai
pemberian makanan dan diet dan hubungan keluarga dan hubungan sosial anak juga
harus dipertanyakan. Untuk dapat tumbuh dan berkembang secara normal, anak butuh
dukungan dan bantuan dari orangtua beserta lingkungannya.

I. Identitas
Pencatatan identitas penting untuk mencari faktor risiko penyakit dan menghindari
kekeliruan dengan orang lain, meliputi : nama, umur, jenis kelamin, nama orang tua,
alamat, umur orang tua, pendidikan dan pekerjaan orang tua, agama dan suku bangsa.
1. Nama
Pada bayi belum mempunyai nama, cantumkan nama orangtua/ibu bayi
dibelakangnya, contoh: By. Ny. Aminah
2. Umur
Pada neonatus dalam hari, bila perlu dalam jam (pada bayi baru lahir)
3. Jenis Kelamin
4. Nama orang tua
5. Alamat. Alamat harus jelas dan lengkap.
6. Umur, Pendidikan dan Pekerjaan orang tua
Selain sebagai tambahan identitas, dengan informasi pendidikan dan pekerjaan
orangtua, dapat sebagai informasi hubungan sakit dengan faktor risiko dari data
tersebut.
7. Agama dan suku bangsa
Perilaku seseorang tentang kesehatan dan penyakit sering dihubungkan dengan
agama dan suku bangsa.

II. Riwaya Penyakit


- Keluhan Utama: keluhan yang membawa anak berobat.
- Riwayat Perjalanan Penyakit.
• Kronologis
• Terinci dan jelas
• Umumnya mencakup: lamanya, bagaimana terjadinya: akut, kronisatau pelan
pelan
• Lokalisasi, sifatnya, penyebaran
• Berat/ringannya
• Terdapat hal-hal yang mendahuluinya
• Keluhan baru atau lama
• Keluarga dengan keluhan yang sama
• Upaya yang telah dilakukan
Demam : Lamanya
Karateristik
Tipe (remiten, intermiten atau kontinu)
Tingginya demam

4
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

Penanganan yang sudah dilakukan di rumah


Gejala yang menyertai: kejang, menggigil, dan lain-lain
Batuk : Lamanya
Sifat (spasmodik, kering, produktif).
Dahaknya (kental, warna, bau, darah)
Ada pemicu batuk/tidak
Terus-menerus atau membaik di waktu tertentu
Keluhan lain yang menyertainya (sesak napas, sianosis, mengi).
Mencret : Frekwensi, konsistensi, jumlah, warna, bau, ada darah/lendir.
Gejala yang menyertai.
Kejang : Frekwensi, lamanya, tipe, kesadaran
Gejala yang menyertai.
Muntah : Lamanya, frekwensi, sifatnya (menyemprot/tidak)
Gejala yang menyertai.
Edema : Saat mulainya, tempat, penjalarannya.
Piting atau non piting.
Sesak napas :
Sejak kapan
Tiba-tiba/pelan-pelan
Membaik/tidak dengan perubahan posisi tubuh
Pemicu/aktivitas yang memperberat keluhan
Sesak terus-menerus atau membaik di waktu tertentu
Gejala yang menyertai.
Sianosis : Central atau perifer
Aktivitas yang menyertai
Gejala lain yang menyertai.
Ikterus : Patologis atau fisiologis (baca kriteria patologis dan fisiologis terutama
pada bayi baru lahir)
Derajat ikterus
Saat timbulnya
Penyakit penyerta.

III. Riwayat Kehamilan


- Riwayat kehamilan sekarang :
Tanyakan keadaan kesehatan ibu selama hamil, ada atau tidaknya penyakit serta
upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut. Berapa kali ibu melakukan
kunjungan antenatal dan kepada siapa kunjungan antenatal tersebut (dukun, bidan,
dokter umum atau dokter spesialis). Apakah ibu mendapatkan imunisasi tetanus
toksoid, adakah perdarahan, demam, keputihan, obat yang pernah diminum, dan
kebiasaan ibu (merokok, minum alkohol dll)
- Riwayat kehamilan - kehamilan sebelumnya :
Ditanyakan tentang apakah kehamilan sebelumnya sehat, apakah pernah abortus,
apakah ada riwayat lahir mati, apakah ada riwayat bayi lahir dengan kelainan kongenital

IV. Riwayat Kelahiran


- Cukup bulan, kurang bulan atau lebih bulan

5
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

- Penolong, cara kelahiran, air ketuban (jernih atau tidak, campur meconium atau
tidak, jumlahnya)
- Nilai apgar (langsung menangis atau tidak), berat, panjang, lingkar kepala
- Tanda infeksi intrapartum
- Keadaan setelah lahir: langasung rawat gabung atau tidak, dengan tindakan
tertentu atau tidak
- Riwayat perawatan intensif

V. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan : Berat badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada.
(bisa diminta memperlihatkan KMS)
Perkembangan : Ditelaah secara rinci
- Milestone (Motorik kasar, motoric halus, bahasa, sosial)

VI. Riwayat Imunisasi.


- Imunisasi dasar, tambahan (beserta usia saat imunisasi)
- Tempat pelaksanaan
- Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

VII. Riwayat Makanan.


- ASI/PASI
- Kualitas dan kuantitas.

VIII. Riwayat Penyakit Yang Pernah diderita.


- Hubungan dengan penyakit sekarang.
- Ada reaksi alergi obat/makanan.

IX. Riwayat Keluarga dan penyakit keluarga


- Data keluarga
- Silsilah keluarga
- Data perumahan
- Penyakit yang diderita anggota keluarga (didapat/keturunan)

6
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

Check List Anamnesis Keluhan Kesehatan Bayi dan Anak


No. ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2

Aspek Komunikasi
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Mendengarkan secara aktif
3. Tidak memotong pembicaraan pasien selama masih relevan
4. Menggunakan bahasa yang dipahami pasien
5. Mempertahankan kontak mata dengan pasien
6. Menunjukkan empati
Aspek Anamnesis
1. Identitas
- Nama
- Umur
- Jenis Kelamin
- Nama orang tua
- Alamat
- Umur orang tua
- Pendidikan
- Pekerjaan orang tua
- Agama
- Suku
2. Menanyakan keluhan utama
3. Menggali riwayat penyakit sekarang
a. Onset
b. Frekuensi
c. Sifat munculnya keluhan
d. Durasi
e. Sifat sakit
f. Lokasi
g. Hubungan dengan fungsi fisiologis
h. Akibat yang timbul terhadap aktivitas sehari-hari
i. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan
4. Menggali riwayat penyakit dahulu
a. Ada tidaknya penyakit seperti ini sebelumnya
b. Penyakit lain yang pernah diderita
5. Riwayat keluarga
• Anamnesis tentang keluarga
• Anamnesis penyakit
6. Menanyakan keluhan penyerta (berdasarkan sistem)
7 Riwayat kehamilan ibu
8 Riwayat kelahiran
9 Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
10 Riwayat imunisasi
11 Riwayat makanan
12 Membuat resume anamnesis
TOTAL
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan, tetapi tidak benar
2 = dilakukan dengan benar

7
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

SKILL LAB 2
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk


menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak
prasekolah. Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan, berupa :
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan
status gizi kurang/buruk/obes/gizi lebih dan mikro/makrosefali
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan seperti gangguan motoric kasar dan halus),
gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, misalnya gangguan mental
emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas, dan lain-
lain.

I. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan


A. Pengukuran Berat Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
• Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak,
normal, kurus, kurus sekali atau gemuk.
• Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh
kembang balita.
• Pengukuran Berat Badan (BB)
Menggunakan timbangan bayi :
- Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur dua
tahun atau selama anak masih bisa berbaring atau duduk dengan tenang.
- Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang.
- Lihat posisi jarum atau angka harus menunjukkan ke angka 0 (nol).
- Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaus kaki, sarung tangan.
- Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan.
- Lihat jarum timbangan sampaiberhenti.

8
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

- Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka


timbangan.
- Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka
ditengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri. Kondisi ini
kurang akurat, timbang lagi saat bayi tenang.
Menggunakan timbangan injak :
- Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah
- Lihat posisi jarum atau angka harus menunjukkan ke angka 0 (nol)
- Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas
kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu.
- Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi.
- Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
- Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan.
- Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka
ditengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.
• Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB)
Cara mengukur dengan posisi berbaring :
- Sebaiknya dilakukan oleh dua orang.
- Bayi dibaringkan pada alas yang datar.
- Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0 (nol).
- Petugas pertama memegang kepala bayi dengan kedua tangan agar tetap
menempel pada pembatas angka 0 (pembatas kepala).
- Petugas kedua menekan lutut bayi dengan tangan kiri agar lurus, dan
tangan kanan menekan batas kaki ke telapak kaki dan membaca angka di
tepi luar pengukur.

9
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

Cara mengukur dengan posisi berdiri :


- Anak tidak memakai sandal atau sepatu.
- Berdiri tegak menghadap ke depan.
- Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.
- Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.
- Baca angka pada batas tersebut.

Penggunaan Tabel BB/TB (Direktorat Gizi Masyrakat, 2002)


- Ukur tinggi/panjang badan dan timbang berat badan anak.
- Lihat kolom tinggi/panjang badan anak yang sesuai dengan hasil
pengukuran.
- Pilih kolom berat badan sesuai jenis kelamin anak, cari angka berat badan
yang terdekat dengan berat badan anak.
- Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk mengetahui
angka Standar Deviasi (SD).

10
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

11
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

12
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

Interpretasi :
Normal : -2 SD s/d 2 SD atau Gizi baik
Kurus : < -2 SD s/d -3 SD atau Gizi kurang
Kurus sekali : < -3 SD atau Gizi buruk
Gemuk : > 2 SD atau Gizi lebih
Contoh : Seorang anak laki-laki dengan panjang badan 71 Cm dan berat badan
6,8 Kg. Pada kolom panjang badan anak laki-laki 71 Cm, apabila
ditarik garis lurus ke kiri ternyata berat badan 6,8 Kg terletak pada
kolom 6,0 – 6,9 Kg; Kolom < -2 SD s/d -3 SD.
Interpretasinya : anak kurus

13
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

B. Pengukuran Lingkaran Kepala Anak (LK)


• Tujuan pengukuran lingkaran kepala anak adalah untuk mengetahui lingkaran
kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal.
• Jadwal disesuaikan dengan umur anak. Umur 0-11 bulan, pengukuran
dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih besar, umur 12-72 bulan,
pengukuran dilakukan setiap enam bulan, pengecualian pada anak yang
didapatkan kelainan pada lingkar kepala.
• Cara mengukur lingkaran kepala :
- Alat pengukur di lingkaran pada kepala anak melewati dahi yang paling
menonjol di atas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang
menonjol, tarik agak kencang.
- Baca angka pada pertemuan dengan angka 0 (nol).
- Tanyakan tanggal lahir anak, hitung umur anak.
- Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan
jenis kelamin anak.
- Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran
sekarang.

• Interpretasi :
- Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam ”jalur hijau” maka
lingkaran kepala anak normal.
- Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di luar ”jalur hijau” maka
lingkaran kepala anak tidak normal.

14
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

- Lingkaran kepala anak tidak normal ada dua, yaitu makrosefali bila berada
di atas ”jalur hijau” dan mikrosefali bila berada di bawah ”jalur hijau”.
• Intervensi : Bila ditemukan makrosefali maupun mikrosefali segera dirujuk
ke Rumah Sakit.

15
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

II. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan


A. Skrining/pemeriksaan Perkembangan Anak Menggunakan Kuesioner Pra
Skrining Perkembanagan (KPSP)
• Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP
adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
• Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18,
21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai
umur skring tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang
terdekat untuk pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta
kembali untuk skring KPSP pada umur 9 bulan. Apabila orangtua datang
dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang, sedangkan
umur anak bukan umur skring maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk
umur skring terdekat.
• Cara menggunakan KPSP :
- Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.
- Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak
lahir. Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh :
16
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila umur bayi 3
bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3 bulan.
- Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur
anak.
- Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, catat jawaban tersebut
pada formulir.
• Interpretasi hasil KPSP :
- Hitunglah berapa jumlah jawaban ya :
Jawaban ya, bila orangtua menjawab : anak bisa atau pernah atau sering
atau kadang-kadang melakukannya.
Jawaban tidak, bila orangtua menjawab : anak belum pernah melakukan
atau tidak pernah atau orangtua tidak tahu.
- Jumlah jawaban ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S)
- Jumlah jawaban ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
- Jumlah jawaban ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)
- Untuk jawaban tidak, perlu dirinci jumlah jawaban tidak menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian).
• Intervensi :
- Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut :
* Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
* Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.
* Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai
dengan umur dan kesiapan anak.
* Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
posyandu secara teratur sebulan sekali dan setiap ada kegiatan Bina
Keluarga Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-
72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak
Dini Usia (PADU), Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak.

17
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

* Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan


pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak
umur 24 sampai 72 bulan.
- Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut :
* Beri petunjuk pada ibu agar mellakukan stimulasi perkembangan pada
anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
*Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak
untuk mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.
* Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya
penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya.
* Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan
menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.
* Jika hasil KPSP ulang jawaban ’ya’ tetap 7 atau 8 maka kemungkinan
ada penyimpangan (P)
- Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan
berikut : rujuk ke Rumah sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah
penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa, sosialisasi dan kemandirian).

18
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

19
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

20
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

21
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

22
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

23
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

24
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

25
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

26
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

27
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

28
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

29
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

30
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

31
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

32
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

33
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

34
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

B. Tes Daya Dengar (TDD)


- Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran
sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan
daya dengar dan bicara anak.
- Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur kurang dari 12 bulan dan
setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas. Tes ini dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PADU dan petugas terlatih lainnya
- Alat/sarana yang diperlukan adalah:
* Instrumen TDD menurut umur anak.
* Gambar binatang (ayam, anjing, kucing), manusia.
* Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola)
- Cara melakukan TDD :
@ Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak dalam
bulan.
@ Pilih daftar pertanyaan TDD yang sesuai dengan umur anak.
@ Pada anak umur kurang dari 24 bulan :
* Semua pertanyaan harus dijawab oleh orang tua/pengasuh anak. Tidak
usah ragu-ragu atau takut menjawab, karena tidak untuk mencari siapa
yang salah.
* Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu,
berurutan.
* Tunggu jawaban dari orang tua/pengasuh anak.
* Jawaban YA jika menurut orang tua/pengasuh, anak dapat
melakukannya dalam satu bulan terakhir.
* Jawaban TIDAK jika menurut orangtua/pengasuh anak tidak pernah,
tidak tahu atau tak dapat melakukannya dalam satu bulan terakhir.
@ Pada anak umur 24 bulan atau lebih :
* Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui orangtua/pengasuh untuk
dikerjakan anak
* Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orangtua/perngasuh.
* Jawaban YA jika anak dapat melakukan perintah orangtua/pengasuh.

35
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

* Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan
perintah orangtua/pengasuh.
@ Interpretasi:
* Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami
gangguan pendengaran.
* Catat dalam buku KIA atau kartu kohort bayio/balita atau status/catatan
medik anak, jenis kelamin.
@ Intervensi:
• Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang ada
• Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi
C. Tes Daya Lihat (TDL)
- Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat
agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk
memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.
- Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah
umur 36 sampai 72 bulan. Tes ini dilaksanakan oleh tenasga kesehatan, guru
TK, tenaga PADU dan petugas terlatih lainnya.
- Alat/sarana yang diperlukan adalah :
* Ruangan yang bersih, tenang dengan penyinaran yang baik.
* Dua buah kursi, 1 untuk anak, 1 untuk pemeriksa.
* Poster “E” untuk digantung dan kartu “E” untuk dipegang anak.
* Alat penunjuk.
- Cara melakukan tes daya lihat :
* Pilih suatu ruangan yang bersih dan tenang dengan penyinaran yang baik.
* Gantung poster “E” setinggi mata anak pada posisi duduk.
* Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E” menghadap ke poster
“E”.
* Letakkan sebuah kursi lainnya di samping poster “E” untuk pemeriksa.
* Pemeriksa memberikan kartu “E” pada anak. Latih anak dalam
mengarahkan kartu “E” menghadap atas, bawah, kiri dan kanan; sesuai yang
ditunjuk pada poster “E” oleh pemeriksa. Beri pujian setiap kali anak mau

36
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

melakukannya. Lakukan hal ini sampai anak dapat mengarahkan kartu “E”
dengan benar.
* Selanjtnya, anak diminta untuk menutup sebelah matanya dengan
buku/kertas.
* Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada poster, satu persatu, mulai
baris pertama sampai baris keempat atau baris “E” terkecil yang masih dapat
dilihat.
* Puji anak setiap kali dapat mencocokkan posisi kartu “E” yang dipegangnya
dengan huruf “E” pada poster.
* Ulangi pemeriksaan tersebutpada mata satunya dengan cara yang sama.
* Tulis baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat, pada kertas yang telah
disediakan:
Mata kanan : ……….. Mata kiri : ………..
- Interpretasi :
Anak prasekolah pada umumnya tidak mengalami kesulitan melihat sampai
baris ketiga pada poster “E”. bila kedua mata anak tidak dapat melihat baris
ketiga poster “E”, artinya tidak dapat mencocokkan arah kartu “E” yang
dipegangnya dengan arah “E” pada baris ketiga yang dfitunjuk oleh
pemeriksa, kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat.
- Intervensi :
Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat, minta anak dating
lagi untuk pemeriksaan ulang. Bila pada pemeriksaan berikutnya, anak tidak
dapat melihat samapai baris yang sama, atau tidak dapat melihat baris yang
sama dengan kedua matanya, rujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan mata
yang mengalami gangguan (kanan, kiri atau keduanya)

37
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

38
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

III. Deteksi Dini Penyimpangan Mental emosional


Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan/pemeriksaan
untuk menemukan secara dini adanya masalah mental emosional, autisme dan
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera
dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan mental emosional terlambat
diketahui, maka intervensinya akan lebioh sulit dan hal ini akan berpengaruh pada
tumbuh kembang anak.
Deteksi ini dilakukan oleh tenaga kesehatan.

39
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan mental emosional pada anak, yaitu :
- Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) bagi anak umur 36 bulan sampai
72 bulan
- Checklist autis anak prasekolah (Checlist for Autism in Toddlers/CHAT) bagi
anak umur 18 bulan sampai 36 bulan
- Formulir deteksi dini Gangguan pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
menggunakan Abreviated Conner rating Scale bagi anak umur 36 bulan ke atas

A. Deteksi Dini Masalah Mental Emosional pada Anak Pra Sekolah


- Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan/masalah mental emosional pada anak pra sekolah.
- Jadwal deteksi dini masalah mental emosional adalah rutin setiap 6 bulan
pada anak umur 36 bulan sampai 72 bulan. Jadwal ini sesuai dengan jadwal
skrining/pemeriksaan perkembangan anak.
- Alat yang digunakan adalah KMEE.
- Cara melakukan :
• Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu
perilaku yang tertulis pada KMEE kepada orangtua/pengasuh anak.
• Catat jawaban YA, kemudian hitung jumlah jawaban YA
- Interpretasi :
Bila ada jawaban YA, maka kemungkinan anak mengalami masalah mental
emosional.
- Intervensi :
• Bila jawaban YA hanya satu :
@ Lakukan konseling kepada orangtua menggunakan Buku Pedoman Pola
Asuh yang Mendukung Perkembangan Anak
@ Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada perubahan rujuk ke
Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang
anak.

40
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

• Bila jawaban YA ditemukan dua atau lebih : Rujuk ke RS yang memiliki


fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak. Rujukan harus disertai
informasi mengenai jumlah dan masalah mental emosional yang
ditemukan.

41
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

B. Deteksi Dini Autis pada Anak Pra Sekolah


• Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak umur
18 bulan sampai 36 bulan.
• Jadwal deteksi dini autid pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau
bila ada keluhan dari ibu/pengasuh atau ada kecurigaan tenaga kesehatan,
pengelola pendidikan. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih
keadaan di bawah ini :
* keterlambatan berbicara
* gangguan komunikasi/interaksi sosial
* perilaku yang berulang-ulang
• Alat yang digunakan adalah CHAT (Checklist for Autism in Toddlers), yaitu :
* Ada 9 pertanyaan yang dijawab oleh orangtua/pengasuh anak. Pertanyaan
diajukan secara berurutan, satu persatu. Jelaskan kepada orangtua untuk
tidak ragu-ragu atau takut menjawab.
* Ada 5 perintah bagi anak, untuk melaksanakan tugas seperti yang tertulis
CHAT.
• Cara menggunakan CHAT
* Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku
yang tertulis pada CHAT kepada orangtua/pengasuh anak.
* Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan tugas pada CHAT
* Catat jawaban orangtua/pengasuh anak dan kesimpulan hasil pengamatan
kemampuan anak, YA atau TIDAK. Teliti kembali apakah semua
pertanyaan telah dijawab.
• Interpretasi :
* Risiko tinggi menderita autis : bila jawaban TIDAK pada pertanyaan A5,
A7, B2, B3, dan B4
* Risiko rendah menderita autis : bila jawaban TIDAK pada pertanyaan A7
dan B4
* Kemungkinan gangguan perkembangan lain : bila jawaban TIDAK
jumlahnya 3 atau lebih untuk pertanyaan A1-A4, A6, A8-A9, B1, B5
* Anak dalam batas normal : bila tidak termasuk dalam kategori 1,2 dan 3

42
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

• Intervensi :
Bila anak risiko menderita autis atau kemungkinan ada gangguan
perkembangan, rujuk ke Rumah Sakit yang emmiliki fasilitas kesehatan
jiwa/tumbuh kembang anak.

43
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

C. Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)


pada Anak Pra Sekolah
- Tujuannya adalah untuk mengetahui secara dini anak adanya Gangguan
Pemusatan dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak umur 36 bulan ke atas.
- Jadwal deteksi dini GPPH pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau
bila ada keluhan dari orangtua/pengasuh anak atau ada kecurigaan tenaga
kesehatan, pengola pendidikan. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau
lebih keadaan di bawah ini :
• Anak tidak bisa duduk tenang
• Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
• Perubahan suasana hati yang mendadak/impulsif
- Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas/GPPH (Abbreviated Conners Ratting Scale).
Formulir ini terdiri dari 10 pertanyaan yang ditanyakan kepada
orangtua/pengasuh anak/guru TK dan pertanyaan yang perlu pengamatan
pemeriksa.
- Cara menggunakan formulir deteksi dini GPPH :
• Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku
yang tertulis pada formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan kepada
orangtua/pengasuh anak untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab.
• Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan pada
formulir deteksi dini GPPH.
• Keadaan yang ditanyakan/diamati ada pada anak dimanapun anak berada,
misal ketika di rumah, sekolah, pasar, dll), setiap saat dan ketika anak
dengan siapa saja.
• Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama dilakukan
pemeriksaan. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
- Interpretasi :
Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan ”bobot nilai” berikut ini
dan jumlahkan nilai masing-masing jawaban menjadi nilai total.
• Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak

44
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

• Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak


• Nilai 2 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada nak
• Nilai 3 : ajika keadaan tersebut selalu ada pada anak.
Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH
- Intervensi :
• Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke Rumah Sakit yang
memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak untuk konsultasi
lebih lanjut.
• Bila nilai total kurang dari 13 tetapi anda ragu-ragu, jadwalkan
pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian. Ajukan pertanyaan kepada orang-
orang terdekat dengan anka (orangtua, pengasuh, guru, dll).

45
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

Cheklist Penilaian Deteksi Dini Tumbuh Kembang


No Keterangan Nilai
0 1 2
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Menanyakan keluhan (bila ada)
3. Menjelaskan prosedur wawancara dan menanyakan anggota
keluarga yang sehari-hari dekat dengan anak untuk diwawancara
4. Menginterpretasikan hasil pertumbuhan anak (BB per PB/TB dan
JK)
5. Memilih secara tepat KPSP yang digunakan untuk wawancara
6. Melakukan wawancara disesuaikan dengan KPSP
7. Menyimpulkan hasil wawancara sesuai KPSP
8. Merencanakan tindak lanjut kepada anggota keluarga

46
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

SKILL LAB 3
PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR

Pendahuluan
Masa neonatus merupakan waktu yang sangat rentan pada bayi yang sedang
menyempurnakan banyak penyesuaian fisiologis yang diperlukan untuk kehidupan
ektrauterin. Bayi tidak lagi tergantung pada sirkulasi ibu melalui plasenta, fungsi paru
neonatus diaktifkan untuk mencukupi pertukaran oksigen dan karbondioksida melalui
pernapasannya sendiri. Bayi baru lahir juga mulai memfungsikan saluran cerna untuk
mengabsorbsi makanan, ginjal untuk mengeksresikan bahan yang harus dibuang dan
mempertahankan hemostasis kimia, hati untuk menetralisir dan mengeksresikan bahan-
bahan toksik, dan sistem imunologi untuk melindunginya dari infeksi.
Pemeriksaan awal pada bayi baru lahir harus dilakukan sesegera mungkin sesudah
persalinan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin terjadi saat bayi lahir.

Pemeriksaan Segera Setelah Lahir


Pemeriksaan Nilai Apgar
Pemeriksaan dilakukan pada menit pertama dan selanjutnya dilakukan penilaian
kembali pada menit kelima. Pemeriksaan ini penting untuk menilai apakah ada depresi
pada sistem sirkulasi dan respirasi.
Tabel 1. Nilai Apgar
Tanda 0 1 2 Jumlah

Frekuensi Tidak ada <100 >100


DJ

Usaha Tidak ada Lambat, menangis lemah Menangis kuat


napas

Tonus otot Lumpuh Ekstremitas fleksi sedikit Gerakan aktif

Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Reaksi melawan

Warna kulit Biru/pucat Tubuh kemerahan, tangan Kemerahan seluruh


seluruh tubuh dan kaki biru tubuh

Keterangan :
1. Frekuensi jantung. Dinilai dengan meletakkan stetoskop di dada tempat detak
jantung terdengar paling kuat dan dihitung selama 1 menit penuh
2. Usaha nafas. Dinilai dengan mendengar tangis bayi
3. Tonus otot. Dinilai dengan melihat pergerakan ekstremitas
4. Refleks terhadap rangsangan. Dinilai atas dasar respon terhadap rangsangan. 0
berarti tidak ada respon terhadap stimulasi, 1 berarti wajah meringis saat distimulasi,
2 berarti meringis, menarik, batuk, atau bersin saat distimulasi

47
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

5. Warna kulit. Dinilai apakah kemerahan, pucat atau biru seluruh tubuh atau hanya
sebagian tubuh.

Penilaian pada menit pertama segera setelah lahir memberikan petunjuk derajat
asfiksia dan pedoman untuk menentukan cara resusitasi. Neonatus yang beradaptasi
dengan baik mempunyai nilai apgar 7-10, Nilai 4 -6 menunjukkan keadaan asfiksia
ringan – sedang, sedangkan nilai 0-3 menunjukkan adanya asfiksia berat. Penilaian
diulang setelah 5 menit dan nilai ini mempunyai nilai prognosis karena berkorelasi
dengan morbiditas dan mortalitas.
Setelah pemeriksaan nilai apgar, pemeriksaan segera setelah lahir yang perlu
dilakukan antara lain:
A. Gerak pernafasan simetris atau tidak, apakah ada takipne atau bradipne, retraksi,
pernafasan cuping hidung dan lain-lain
B. Abdomen. Apakah abdomen cekung (Hernia diafragmatika), cembung (obsruksi
saluran pencernaan dan ada/tidaknya tumor.
C. Tali pusat. Dilihat kesegarannya, jumlah pembuluh darah ( 2 arteri, 1 vena), ada
perdarahan atau tidak.
D. Anus. Apakah paten/tidak dengan memasukkan termometer/kateter ke dalam anus
E. Penentuan jenis kelamin
F. Pemeriksaan ada / tidak kelainan bawaan
G. Pemeriksaan plasenta dan cairan amnion. Diperiksa berat plaenta serta mencari
ada tidaknya kelainan seperti perkapuran,nekrosis dan lain-lain. Jumlah cairan
amnion perlu diukur apakah hidramnion (>2000 ml) atau oligohidramnion (< 500
ml)

Pemeriksaan Lanjutan
Pemeriksaaan lanjutan dilakukan setelah neonatus berada dalam keadaan stabil
yaitu 1 sampai 6 jam setelah pemeriksaan pertama. Dilakukan secara sistematik dan
terinci. Pemeriksaan lanjutan terdiri dari pemeriksaan keadaan umum dan dilanjutkan
pemeriksaan organ secara terinci. Bila neonatus dalam keadaan tenang, didahulukan
pemeriksaan yang mempergunakan stetoskop.
Keadaan Umum
1. Warna Kulit
Warna kulit neonatus normal adalah kemerahan, kadang-kadang terlihat sianosis
pada ujung-ujung jari. Bila sianosis seluruh tubuh dipikirkan kemungkinan kelainan
jantung bawaan sianotik atau methemoglobinemia. Kulit pucat terdapat pada anemia
atau asfiksia berat. Kulit kuning disebabkan kadar bilirubin yang tinggi didalam darah
atau pewarnaan mekonium. Warna kuning kearah jingga menunjukkan kenaikkan
bilirubin indirek, sedangkan kenaikan bilirubin direk warna kuning kehijauan. Pada
neonatus yang berkulit gelap ikterus lebih baik diperiksa pada mukosa. Pada orang
kulit bewarna, dalam keadaan normal dapat terlihat warna kebiruan pada punggung
dan bokong yang disebut Monggolian spots.
2. Keaktifan
Dinilai dengan melihat posisi dan pergerakan tungkai serta lengannya. Pada
neonatus cukup bulan yang sehat posisi ekstremitas adalah fleksi dan gerakan tungkai
serta lengannya aktif dan simetris. Bila asimetri pikirkan kelumpuhan atau patah

48
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

tulang. Bila diam saja, kemungkinan terdapat depresi SSP atau akibat obat-
obatan/infeksi.
3. Tangis Bayi
Apakah melengking, lemah atau merintih. Tangisan melengking menunjukkan
bayi dengan kelainan neurologik sedangkan lemah dan merintih terdapat pada bayi
dengan kesukaran bernafas.
4. Wajah Neonatus
Wajah neonatus dapat menunjukkan kelainan yang spesifik misalnyasindroma down.
5. Keadaan gizi
Keadaan gizi dinilai dari berat badan, panjang badan, lingkar lengan atas, tebal
lapisan subkutan, serta kerutan pada kulit.

6. Usia Kehamilan
Mengetahui usia kehamilan sangat penting untuk mengetahui kategori neonatus
apakah, kecil, sesuai atau besar untuk masa kehamilan. Dapat dinilai dengan
menghitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) sampai masa kelahiran atau
dengan pemeriksaan USG.
7. Suhu
Suhu tubuh diukur dari aksila. Suhu 35°C dapat terdapat pada neonatus, dan
akan naik bila dihangatkan dengan lampu atau dibedong. Suhu yang meninggi bisa
terjadi karena dehidrasi, gangguan serebral, infeksi atau kenaikan suhu lingkungan,
demikan pula bila suhu turun.

Pemeriksaan Sistematik
a. Kulit
Apakah ada verniks kaseosa, edema, lanugo, ptekie atau ekimosis, tumor
(ukuran, bentuk,konsistensi dan warnanya), kelainan bawaan pada kulit, turgor kulit,
milia (bintik putih kekuningan) dan miliaria kristalina (retensi keringat)
b. Kepala
Pada kelahiran normal sering terlihat tulang kepala tumpang tindih karena
molding dan akan normal kembali setelah beberapa hari, sehingga sutura, ubun-ubun
besar dan kecil mudah teraba. Pada ubun-ubun diperiksa ukuran dan ketegangannya.
Perhatikan terdapatnya kelainan karena trauma jalan lahir, seperti kaput
suksedaneum, hematoma sefal dan perdarahan subaponeurotik. Kaput suksedaneum
adalah edema kulit kepala lunak tidak berfluktuasi, batas tidak tegas dan
menyeberangi sutura, dan akan hilang dalam beberapa hari. Hematoma sefal tidak
terlihat pada hari pertama , biasanya pada hari kedua;konsistensi lunak, berfluktuasi
dengan batas tegas pada tepi tulang tengkorak. Akan menghilang sempurna 2-6
bulan.Perdarahan subaponeurotik terjadi akibat pecahnya vena-vena jaringan luar
dengan sinus-sinus didalam tengkorak. Batasnya tidak tegas sehingga bentuk kepala
dapat tampak asimetris, teraba fluktuasi dan edema.
Apakah ada kelainan bawaan, anensefali, mikrosefali, makrosefali dan lain-lain.
Pemeriksaan transiluminasi dalam kamar gelap dapat dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan hidrosefalus. Telinga dilihat ada kelainan/tidak. Pada telinga tidak
jarang ditemukan papilloma praaurikula. Membrana timpani mudah dilihat dengan
otoskop, biasanya tampak suram. Hidung sering tersumbat oleh mukus. Perhatikan

49
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

kemungkinan adanya atresia koana. Pada mulut diperhatikan kemungkinan adanya


kelainan kongenital labiognato-palatoskizis. Pipi tampak tebal karena akumulasi
lemak yaitu Sucking pads, sedangkan tenggorokan bayi sukar dilihat. Penting juga
untuk dilakukan pemeriksaan bentuk kepala.
c. Leher
Leher bayi tampak relatif pendek.Perhatikan kemungkinan adanya goiter,
higroma kistik dan perdarahan m.sternokleidomastoideus. Perhatikan pula adanya
webbed neck yang terdapat pada kelainan kongenital yaitu sindroma turner.
d. Dada
Inspeksi
Perhatikan bentuk dada neonatus,biasanya seperti tong. Pada respirasi normal
dinding dada bergerak bersama dengan dinding perut,selain itu dilihat apakah ada
retraksi/tidak, gerakan simetris atau tidak bila tidak kemungkinan pneumotoraks,
paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Frekuensi nafas neonatus normal
berkisar 40-60 permenit,dihitung selama satu menit penuh, karena sering terjadi
Periodic brathing yaitu pola pernafasan neonatus terutama prematur ditandai dengan
penghentian pernafasan yang berlangsung kurang dari 20 detik dan terjadi secara
berkala.
Perhatikan kelenjar payudara, baik pada wanita maupun laki-laki kadang-
kadang tampak membesar dan sering disertai sekresi air susu akibat pengaruh hormon
ibu. Luas aerola dan tebal jaringan dipakai untuk menilai usia kehamilan neonatus.
Palpasi
Dengan palpasi dapat diketahui adanya fraktur klavikula serta menentukan iktus
kordis.
Perkusi
Jarang dilakukan pada neonatus. Dapat memberi informasi adanya kelainan
paru misalnya : pneumothorax, atelektasis, hernia diafragmatika dll.
Auskultasi
Frekeunsi jantung dihitung selama 1 menit, normalnya adalah 100-160
permenit. Bising jantung sering terdengar pada neonatus. Bunyi nafas adalah
bronkovesikular, sura ronki kadang-kadang terdengar pada inspirasi yang panjang.
Bila bising usus terdengar didaerah dada menunjukkan terjadinya hernia
diafragmatika.
e. Abdomen
Inspeksi
Lihat dinding perut, abdomen neonatus biasanya lebih tinggi dibandingkan
dengan dinding dada. Perut yang cekung difikirkan kemungkinan hernia
diafragmatika, sedang perut membuncit mungkin disebabkan oleh hepatomegali,
megakolon kongenital, atau massa. Bila perut kembung kemungkinan enterokolitis,
perforasi usus atau ileus. Perhatikan adanya kelainan seperti omfalokel, ekstrofia
vesikalis atau gastroskisis. Umbilikus juga dilihat apakah ada kelainan atau tidak.
Auskultasi
Dalam keadaan normal suara peristaltik terdengar sebagai suara yang
intensitasnya rendah dan terdengar 10-30 detik. Nada peristaltik meninggi (nyaring)
pada obstruksi traktus gastrointestinalis (metalik sound), frekuensi akan bertambah

50
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

pada gastroenteritis, serta berkurang atau menghilang pada peritonitis atau ileus
paralitik
Palpasi
Dalam keadaan normal kadang kadang hati teraba 2-3 cm dibawah arkus costa
kanan. Limfa juga sering teraba 1 cm dibawah arkus kosta. Ginjal kanan dapat diraba
pada posisi bayi terlentang dan tungkai bayi dilipat agar terjadi relaksasi otot-otot
dinding perut. Tangan kanan diletakkan dibawah dada kanan, dan jari-jari yang
berada diatas perut ditekankan untuk meraba ginjal. Untuk ginjal kiri diraba dengan
tangan kiri.Batas ginjal mudah teraba, setinggi umbilikus diantara garis tengah dan
tepi abdomen. Bagian ginjal yang teraba biasanya sekitar 2-3 cm.
Perkusi
Cara perkusi abdomen sama dengan cara perkusi pada anak, hanya penekanan
jari lebih ringan dan lebih perlahan. Perkusi normal adalah bunyi timfani pada seluruh
permukaan abdomen, kecuali didaerah hati dan limfa.
f. Genitalia eksterna
Pada bayi perempuan dilihat labia minora. Pada bayi cukup bulan labia minora
tertutup labia mayora.Selain itu dilihat lubang uretra dan lubang vagina. Pada bayi
laki-laki, dilihat ukuran penis (p 3-4 cm, L 1-1,3 cm), apakah ada fimosis, epispadia
atau hipospadia. Keadaan skrotum, ada tidaknya hidrokel, turun tidaknya testis dan
ada tidaknya kelainan lain.
g. Anus
Diperiksa ada tidaknya atresia ani, fistula dan pengeluaran mekonium.
Pengeluaran mekonium biasanya terjadi 24 jam pertama. Bila lebih dari 48 jam belum
keluar dipikirkan kemungkinkan meconium plug syndrome, megakolon atau
obstruksi saluran pencernaan.
h. Tulang belakang dan ekstremitas
Neonatus dalam keadaan tengkurap, kemudian tangan pemeriksa meraba
sepanjang tulang belakang untuk mencari kemungkinan adanya skoliosis, sinus
pilonidalis atau spina bifida. Ekstremitas diperiksa simetris/tidak, kelumpuhan
ada/tidak, tonus otot, dislokasi dan adanya kelainan bawaan.

Ukuran Antropometrik
Neonatus cukup bulan yang sesuai usia kehamilan mempunyai ukuran berat badan
2500-4000 gram, Panjang badan 45-54 cm, Lingkaran kepala 33-37 cm dan biasanya 2
cm lebih besar dari lingkaran dada.
Cara mengukur lingkar kepala adalah dengan mengukur lingkaran kepala terbesar,
dengan meletakkan pita melingkari kepala melalui glabela pada dahi, bagian atas alis
mata dan bagian belakang kepala yang paling menonjol (protuberansia oksipitalis).
Cara mengukur lingkar dada. Pita diletakkan mengelilingi dada melalui puting susu
dalam keadaan ekspirasi maksimal.

Pemeriksaan Neurologis
Tonus otot, pergerakan ekstremitas dan tangisan bayi dapat memberi gambaran
mengenai keadaan neurologik neonatus. Pemeriksaan khusus adalah menilai refleks.
Refleks Moro

51
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

Ditimbulkan dengan menarik kain tempat tidur bayi dan bayi akan meperlihatkan
gerakan seperti memeluk. Ada tidaknya refleks ini dapat memberi keterangan mengenai
keadaan SSP. Normal refleks moro akan menghilang pada umur 5 bulan.
Plantar reflex dan grasp reflex
Berupa gerakan fleksi jari-jari kaki dan tangan, ditimbulkan dengan meletakkan
sesuatu pada telapak kaki dan tangan.
Sucking reflex (Refleks menghisap)
Diperiksa dengan memasukkan jari kemulut bayi, bayi akan mengisap jari tersebut.
Rooting reflex (Refleks mencari)
Refleks mencari akan timbul bila pada bayi yang lapar diletakkan sesuatu disekitar
mulutnya, maka bayi akan mencari dan menghisapnya.

52
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019

Check List PEMERIKSAAN NEONATUS


Skor
No Asfek yang Dinilai
0 1 2
Pemeriksaan segera setelah lahir: APGAR SCORE
• Frekuensi denyut jantung
• Usaha bernapas
1
• Tonus otot
• Refleks
• Warna kulit
Pemeriksaan lanjutan :
• Keadaan umum
• Warna kulit
• Keaktifan
2 • Tangis bayi
• Wajah neonatus
• Keadaan gizi
• Usia kehamilan ibu
• Suhu
Pemeriksaan sistematik :

• Kulit

• Kepala dan leher

• Dada : Inspeksi
Palpasi
Perkusi
3 Auskultasi
• Abdomen : Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
• Organ genitalia
• Anus
• Tulang belakang dan ekstremitas
• Antropometrik
Pemeriksaan Neurologis :
• Refleks Moro.
4 • Plantar reflex dan grasp reflex.
• Sucking reflex
• Rooting reflex.
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan, tetapi tidak benar
2 = dilakukan dengan benar

53

Anda mungkin juga menyukai