1. PENDAHULUAN
Selain memahami berbagai teori di bidang kedokteran dan kesehatan, seorang
dokter juga dituntut untuk menguasai keterampilan klinis untuk menangani berbagai
kondisi yang diderita pasien. Modul-modul ketrampilan klinis ini disusun dengan tujuan
agar bisa menjadi materi acuan untuk mempelajari berbagai keterampilan klinis yang
diperlukan seorang dokter.
Modul Keterampilan Klinik Dasar 4 ini akan dilaksanakan pada semester 6. Pada
semester ini, mahasiswa diharapkan untuk memiliki keterampilan klinis dalam
anamnesis, komunikasi, pemeriksaan fisik, tindakan, dan analisis data pada sistem
keluhan reproduksi, kesehatan anak, dan pengelolaan masalah komunitas dan kesehatan
keluarga. Khusus untuk Modul ini, akan dipelajari keterampilan anamnesis gangguan
pada bayi dan anak, pemeriksaan fisik bayi baru lahir, deteksi dini tumbuh kembang.
2. TUJUAN BLOK
Setelah menyelesaikan blok Keterampilan Klinis Dasar 4 pada keluhan berkaitan
dengan sistem reproduksi ini, mahasiswa diharapkan mampu:
a. Melakukan anamnesis gangguan kesehatan pada bayi dan anak.
b. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir.
c. Melakukan deteksi dini tumbuh kembang.
3. PRAKTIK KETERAMPILAN
Praktik keterampilan/skills lab terdiri atas pembelajaran anamnesis dan komunikasi
(anamnesis gangguan kesehatan pada bayi dan anak), dan pemeriksaan fisik
(pemeriksaan fisik bayi baru lahir dan deteksi dini tumbuh kembang). Pada blok ini,
masing-masing keterampilan dilatihkan sebanyak 2 kali selama masing-masing 3 jam.
4. PENILAIAN
a. Formatif
Prasyarat ujian:
• Kehadiran skills lab & OSCE Komprehensif : 100%
• Etika pada skills lab & OSCE Komprehensif : sufficient (berbasis checklist)
b. Sumatif, terdiri atas:
- NBL setiap keterampilan = 70
- Nilai responsi skill: 20%
- Pre test = 10 %
- Post test= 10%
- OSCE = 60%Standar Penilaian
c. Standard penilaian
Penilaian Acuan Patokan (PAP)/criterion-reference dengan nilai patokan berdasarkan
aturan institusi.
1
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
A = 80-100 C = 60-64,99
B+ = 75-79,99 D+ = 55-59,99
B = 70-74,99 D = 50-54,99
C+ = 65-69,99 E = 0-49,99
d. Remediasi
Jika nilai mahasiswa berada di bawah NBL OSCE Komprehensif, maka dilakukan
1 kali remedial di minggu remedial pada akhir semester, dengan ketentuan nilai maksimal
remedial OSCE Komprehensif yang diperoleh adalah 70. Apabila setelah dilakukan 1 kali
remediasi OSCE Komprehensif, nilai yang diperoleh masih berada di bawah nilai lulus,
maka nilai yang diambil adalah nilai yang tertinggi.
5. TATA TERTIB
6. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh proses kegiatan skill lab 100%
7. Ketidak hadiran mahasiswa hanya diperkenankan apabila:
1. Sakit yang dibuktikan dengan surat keterangan sakit dari dokter
2. Mendapat musibah/kematian keluarga inti dengan surat keterangan dari orang
tua/Wali
3. Mendapat tugas dari fakultas/universitas dengan surat keterangan dari Ketua
Program Studi/Pembantu Dekan/Dekan/Rektor
8. Apabila mahasiswa tidak hadir dengan alasan selain yang disebutkan di poin (b),
maka mahasiswa akan mendapat nilai responsi nol (0) dan wajib mengganti jadwal
skills lab.
9. Apabila mahasiswa tidak hadir dengan alasan seperti poin (b), maka mahasiswa
wajib mengganti waktu skill lab/ujian dengan ketentuan administrasi yang telah
ditetapkan oleh MEU.
10. Bagi mahasiswa yang tidak hadir dengan alasan seperti pada poin (b) maka wajib
segera melapor ke bagian/lab/MEU pada saat hadir kembali ke kampus dan
penggantian jadwal skill lab harus segera dilaksanakan secepatnya maksimal 3 hari
setelah masuk kembali
11. Pada saat ujian (pretest, posttest dan OSCE Komprehensif), mahasiswa harus sudah
hadir 30 menit sebelum ujian dilaksanakan sesuai jadwal
12. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir pada saat ujian (pretest, posttest dan OSCE
Komprehensif) diatas 10 menit, maka tidak akan diperkenankan ikut ujian
13. Remedial OSCE Komprehensif hanya ditujukan bagi mahasiswa yang mendapat nilai
di bawah ketentuan blok dan secara administratif tidak ada pelanggaran (kehadiran,
etika)
14. Bagi mahasiswa yang melanggar ketentuan administratif dan etika maka dinyatakan
tidak lulus blok dan wajib mengulang pada tahun-tahun berikutnya.
2
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
SKILL LAB 1
ALLOANAMNESIS DAN HETEROANAMNESIS KELUHAN PADA ANAK
Pendahuluan
Pertumbuhan dan perkembangan termasuk suatu proses yang berubah-ubah,
pembentukan jaringan, ukuran kepala, tubuh serta anggota tubuh lain seperti tangan dan
kaki yang membesar, peningkatan yang drastis dalam kekuatan dan kemampuan untuk
mengendalikan otot-otot yang besar maupun kecil, perkembangan hubungan sosial,
pemikiran dan bahasa, serta munculnya kepribadian. Terbukanya proses-proses tersebut
dan interaksinya tergantung pada kondisi biologis dan fisik anak tersebut dan lingkungan
sosialnya.
Pengertian tentang perkembangan tidak hanya memungkinkan pencarian awal
tentang penyimpangan-penyimpangan, tetapi juga menolong orangtua memahami hasil
pengamatan mereka terhadap anak mereka. Informasi riwayat seringkali diperoleh dari
orangtua dan anak apabila anak sudah bisa memberikan informasi verbal mengenai gejala
yang dialaminya. Sebagai contoh, anak usia 24 bulan yang mengalami radang
tenggorokan seringkali tidak mengeluh namun orangtua dapat mengamatinya ketika anak
mengalami kesulitan menelan ludah, menolak makanan padat dan menghembuskan nafas
yang berbau. Seiring dengan perkembangan anak, anak akan bisa mendefinisikan sakit
yang dideritanya dengan bahasa verbal tetapi pengamatan orangtua dapat menunjukkan
sebab akibat penyakit yang diderita seorang anak, misalnya anak usia 4 tahun yang
mengalami infeksi saluran kencing dapat teramati oleh orangtuanya ketika anak
memegang perut dan mengalami perubahan frekuensi kencing meskipun anak hanya
mengatakan bahwa sakit perut.
Sikap dan posisi pada saat dilakukan anamnesis cukup penting sehingga kita bisa
mengamati interaksi orangtua dan anak. Anak akan mudah teramati bila dia dalam posisi
yang nyaman, misalnya di pangku atau digendong dan sebagai seorang pemeriksa juga
bisa berinteraksi dengan anak sehingga anak tidak takut dan rewel.
Anamnesis
Anamnesis bisa dilakukan baik dengan anak yang sakit (alloanamnesis) maupun
kepada orangtua atau keluarga yang datang membawa serta anak tersebut
(heteroanamnesis). Anamnesis pada tahap ini meliputi banyak aspek, mulai dari riwayat
neonatus sampai riwayat perkembangan dan pertumbuhan anak sekarang. Riwayat
neonatus harus mendeteksi penyakit yang menimbulkan kecacatan dengan tindakan
pencegahan segera atau setelah pengobatan (misalnya asfiksia), mengantisipasi keadaan-
keadaan yang nantinya menjadi penting di kemudian hari) dan menemukan kemungkinan
faktor penyebab yang dapat menjelaskan keadaan patologis. Riwayat perinatal harus
meliputi data demografi dan sosial (status sosio-ekonomi, umur, ras), penyakit medis
yang dulu pernah terjadi pada anak dan keluarga (gangguan kardiopulmonal, penyakit
infeksi, gangguan genetik, dll), masalah-masalah reproduktif ibu sebelumnya (kelahiran
mati, prematuritas, dll), kejadian-kejadian yang terjadi pada kehamilan (perdarahan per
vaginam, obat-obatan, penyakit akut, keadaan ketuban, dll) dan uraian mengenai
kelahiran (lamanya, presentasi janin, ada tidaknya kegawatdaruratan, dll) dan persalinan
(seksio sesaria, penggunaan anastesi atau sedasi, penggunaan forsef, Apgar skor, dan
penanganan anak segera setelah lahir).
3
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
I. Identitas
Pencatatan identitas penting untuk mencari faktor risiko penyakit dan menghindari
kekeliruan dengan orang lain, meliputi : nama, umur, jenis kelamin, nama orang tua,
alamat, umur orang tua, pendidikan dan pekerjaan orang tua, agama dan suku bangsa.
1. Nama
Pada bayi belum mempunyai nama, cantumkan nama orangtua/ibu bayi
dibelakangnya, contoh: By. Ny. Aminah
2. Umur
Pada neonatus dalam hari, bila perlu dalam jam (pada bayi baru lahir)
3. Jenis Kelamin
4. Nama orang tua
5. Alamat. Alamat harus jelas dan lengkap.
6. Umur, Pendidikan dan Pekerjaan orang tua
Selain sebagai tambahan identitas, dengan informasi pendidikan dan pekerjaan
orangtua, dapat sebagai informasi hubungan sakit dengan faktor risiko dari data
tersebut.
7. Agama dan suku bangsa
Perilaku seseorang tentang kesehatan dan penyakit sering dihubungkan dengan
agama dan suku bangsa.
4
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
5
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
- Penolong, cara kelahiran, air ketuban (jernih atau tidak, campur meconium atau
tidak, jumlahnya)
- Nilai apgar (langsung menangis atau tidak), berat, panjang, lingkar kepala
- Tanda infeksi intrapartum
- Keadaan setelah lahir: langasung rawat gabung atau tidak, dengan tindakan
tertentu atau tidak
- Riwayat perawatan intensif
6
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
Aspek Komunikasi
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Mendengarkan secara aktif
3. Tidak memotong pembicaraan pasien selama masih relevan
4. Menggunakan bahasa yang dipahami pasien
5. Mempertahankan kontak mata dengan pasien
6. Menunjukkan empati
Aspek Anamnesis
1. Identitas
- Nama
- Umur
- Jenis Kelamin
- Nama orang tua
- Alamat
- Umur orang tua
- Pendidikan
- Pekerjaan orang tua
- Agama
- Suku
2. Menanyakan keluhan utama
3. Menggali riwayat penyakit sekarang
a. Onset
b. Frekuensi
c. Sifat munculnya keluhan
d. Durasi
e. Sifat sakit
f. Lokasi
g. Hubungan dengan fungsi fisiologis
h. Akibat yang timbul terhadap aktivitas sehari-hari
i. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan
4. Menggali riwayat penyakit dahulu
a. Ada tidaknya penyakit seperti ini sebelumnya
b. Penyakit lain yang pernah diderita
5. Riwayat keluarga
• Anamnesis tentang keluarga
• Anamnesis penyakit
6. Menanyakan keluhan penyerta (berdasarkan sistem)
7 Riwayat kehamilan ibu
8 Riwayat kelahiran
9 Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
10 Riwayat imunisasi
11 Riwayat makanan
12 Membuat resume anamnesis
TOTAL
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan, tetapi tidak benar
2 = dilakukan dengan benar
7
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
SKILL LAB 2
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK
8
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
9
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
10
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
11
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
12
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
Interpretasi :
Normal : -2 SD s/d 2 SD atau Gizi baik
Kurus : < -2 SD s/d -3 SD atau Gizi kurang
Kurus sekali : < -3 SD atau Gizi buruk
Gemuk : > 2 SD atau Gizi lebih
Contoh : Seorang anak laki-laki dengan panjang badan 71 Cm dan berat badan
6,8 Kg. Pada kolom panjang badan anak laki-laki 71 Cm, apabila
ditarik garis lurus ke kiri ternyata berat badan 6,8 Kg terletak pada
kolom 6,0 – 6,9 Kg; Kolom < -2 SD s/d -3 SD.
Interpretasinya : anak kurus
13
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
• Interpretasi :
- Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam ”jalur hijau” maka
lingkaran kepala anak normal.
- Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di luar ”jalur hijau” maka
lingkaran kepala anak tidak normal.
14
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
- Lingkaran kepala anak tidak normal ada dua, yaitu makrosefali bila berada
di atas ”jalur hijau” dan mikrosefali bila berada di bawah ”jalur hijau”.
• Intervensi : Bila ditemukan makrosefali maupun mikrosefali segera dirujuk
ke Rumah Sakit.
15
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila umur bayi 3
bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3 bulan.
- Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur
anak.
- Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, catat jawaban tersebut
pada formulir.
• Interpretasi hasil KPSP :
- Hitunglah berapa jumlah jawaban ya :
Jawaban ya, bila orangtua menjawab : anak bisa atau pernah atau sering
atau kadang-kadang melakukannya.
Jawaban tidak, bila orangtua menjawab : anak belum pernah melakukan
atau tidak pernah atau orangtua tidak tahu.
- Jumlah jawaban ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S)
- Jumlah jawaban ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
- Jumlah jawaban ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)
- Untuk jawaban tidak, perlu dirinci jumlah jawaban tidak menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian).
• Intervensi :
- Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut :
* Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
* Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.
* Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai
dengan umur dan kesiapan anak.
* Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
posyandu secara teratur sebulan sekali dan setiap ada kegiatan Bina
Keluarga Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-
72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak
Dini Usia (PADU), Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak.
17
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
18
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
19
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
20
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
21
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
22
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
23
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
24
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
25
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
26
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
27
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
28
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
29
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
30
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
31
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
32
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
33
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
34
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
35
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
* Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan
perintah orangtua/pengasuh.
@ Interpretasi:
* Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami
gangguan pendengaran.
* Catat dalam buku KIA atau kartu kohort bayio/balita atau status/catatan
medik anak, jenis kelamin.
@ Intervensi:
• Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang ada
• Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi
C. Tes Daya Lihat (TDL)
- Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat
agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk
memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.
- Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah
umur 36 sampai 72 bulan. Tes ini dilaksanakan oleh tenasga kesehatan, guru
TK, tenaga PADU dan petugas terlatih lainnya.
- Alat/sarana yang diperlukan adalah :
* Ruangan yang bersih, tenang dengan penyinaran yang baik.
* Dua buah kursi, 1 untuk anak, 1 untuk pemeriksa.
* Poster “E” untuk digantung dan kartu “E” untuk dipegang anak.
* Alat penunjuk.
- Cara melakukan tes daya lihat :
* Pilih suatu ruangan yang bersih dan tenang dengan penyinaran yang baik.
* Gantung poster “E” setinggi mata anak pada posisi duduk.
* Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E” menghadap ke poster
“E”.
* Letakkan sebuah kursi lainnya di samping poster “E” untuk pemeriksa.
* Pemeriksa memberikan kartu “E” pada anak. Latih anak dalam
mengarahkan kartu “E” menghadap atas, bawah, kiri dan kanan; sesuai yang
ditunjuk pada poster “E” oleh pemeriksa. Beri pujian setiap kali anak mau
36
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
melakukannya. Lakukan hal ini sampai anak dapat mengarahkan kartu “E”
dengan benar.
* Selanjtnya, anak diminta untuk menutup sebelah matanya dengan
buku/kertas.
* Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada poster, satu persatu, mulai
baris pertama sampai baris keempat atau baris “E” terkecil yang masih dapat
dilihat.
* Puji anak setiap kali dapat mencocokkan posisi kartu “E” yang dipegangnya
dengan huruf “E” pada poster.
* Ulangi pemeriksaan tersebutpada mata satunya dengan cara yang sama.
* Tulis baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat, pada kertas yang telah
disediakan:
Mata kanan : ……….. Mata kiri : ………..
- Interpretasi :
Anak prasekolah pada umumnya tidak mengalami kesulitan melihat sampai
baris ketiga pada poster “E”. bila kedua mata anak tidak dapat melihat baris
ketiga poster “E”, artinya tidak dapat mencocokkan arah kartu “E” yang
dipegangnya dengan arah “E” pada baris ketiga yang dfitunjuk oleh
pemeriksa, kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat.
- Intervensi :
Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat, minta anak dating
lagi untuk pemeriksaan ulang. Bila pada pemeriksaan berikutnya, anak tidak
dapat melihat samapai baris yang sama, atau tidak dapat melihat baris yang
sama dengan kedua matanya, rujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan mata
yang mengalami gangguan (kanan, kiri atau keduanya)
37
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
38
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
39
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan mental emosional pada anak, yaitu :
- Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) bagi anak umur 36 bulan sampai
72 bulan
- Checklist autis anak prasekolah (Checlist for Autism in Toddlers/CHAT) bagi
anak umur 18 bulan sampai 36 bulan
- Formulir deteksi dini Gangguan pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
menggunakan Abreviated Conner rating Scale bagi anak umur 36 bulan ke atas
40
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
41
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
42
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
• Intervensi :
Bila anak risiko menderita autis atau kemungkinan ada gangguan
perkembangan, rujuk ke Rumah Sakit yang emmiliki fasilitas kesehatan
jiwa/tumbuh kembang anak.
43
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
44
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
45
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
46
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
SKILL LAB 3
PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR
Pendahuluan
Masa neonatus merupakan waktu yang sangat rentan pada bayi yang sedang
menyempurnakan banyak penyesuaian fisiologis yang diperlukan untuk kehidupan
ektrauterin. Bayi tidak lagi tergantung pada sirkulasi ibu melalui plasenta, fungsi paru
neonatus diaktifkan untuk mencukupi pertukaran oksigen dan karbondioksida melalui
pernapasannya sendiri. Bayi baru lahir juga mulai memfungsikan saluran cerna untuk
mengabsorbsi makanan, ginjal untuk mengeksresikan bahan yang harus dibuang dan
mempertahankan hemostasis kimia, hati untuk menetralisir dan mengeksresikan bahan-
bahan toksik, dan sistem imunologi untuk melindunginya dari infeksi.
Pemeriksaan awal pada bayi baru lahir harus dilakukan sesegera mungkin sesudah
persalinan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin terjadi saat bayi lahir.
Keterangan :
1. Frekuensi jantung. Dinilai dengan meletakkan stetoskop di dada tempat detak
jantung terdengar paling kuat dan dihitung selama 1 menit penuh
2. Usaha nafas. Dinilai dengan mendengar tangis bayi
3. Tonus otot. Dinilai dengan melihat pergerakan ekstremitas
4. Refleks terhadap rangsangan. Dinilai atas dasar respon terhadap rangsangan. 0
berarti tidak ada respon terhadap stimulasi, 1 berarti wajah meringis saat distimulasi,
2 berarti meringis, menarik, batuk, atau bersin saat distimulasi
47
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
5. Warna kulit. Dinilai apakah kemerahan, pucat atau biru seluruh tubuh atau hanya
sebagian tubuh.
Penilaian pada menit pertama segera setelah lahir memberikan petunjuk derajat
asfiksia dan pedoman untuk menentukan cara resusitasi. Neonatus yang beradaptasi
dengan baik mempunyai nilai apgar 7-10, Nilai 4 -6 menunjukkan keadaan asfiksia
ringan – sedang, sedangkan nilai 0-3 menunjukkan adanya asfiksia berat. Penilaian
diulang setelah 5 menit dan nilai ini mempunyai nilai prognosis karena berkorelasi
dengan morbiditas dan mortalitas.
Setelah pemeriksaan nilai apgar, pemeriksaan segera setelah lahir yang perlu
dilakukan antara lain:
A. Gerak pernafasan simetris atau tidak, apakah ada takipne atau bradipne, retraksi,
pernafasan cuping hidung dan lain-lain
B. Abdomen. Apakah abdomen cekung (Hernia diafragmatika), cembung (obsruksi
saluran pencernaan dan ada/tidaknya tumor.
C. Tali pusat. Dilihat kesegarannya, jumlah pembuluh darah ( 2 arteri, 1 vena), ada
perdarahan atau tidak.
D. Anus. Apakah paten/tidak dengan memasukkan termometer/kateter ke dalam anus
E. Penentuan jenis kelamin
F. Pemeriksaan ada / tidak kelainan bawaan
G. Pemeriksaan plasenta dan cairan amnion. Diperiksa berat plaenta serta mencari
ada tidaknya kelainan seperti perkapuran,nekrosis dan lain-lain. Jumlah cairan
amnion perlu diukur apakah hidramnion (>2000 ml) atau oligohidramnion (< 500
ml)
Pemeriksaan Lanjutan
Pemeriksaaan lanjutan dilakukan setelah neonatus berada dalam keadaan stabil
yaitu 1 sampai 6 jam setelah pemeriksaan pertama. Dilakukan secara sistematik dan
terinci. Pemeriksaan lanjutan terdiri dari pemeriksaan keadaan umum dan dilanjutkan
pemeriksaan organ secara terinci. Bila neonatus dalam keadaan tenang, didahulukan
pemeriksaan yang mempergunakan stetoskop.
Keadaan Umum
1. Warna Kulit
Warna kulit neonatus normal adalah kemerahan, kadang-kadang terlihat sianosis
pada ujung-ujung jari. Bila sianosis seluruh tubuh dipikirkan kemungkinan kelainan
jantung bawaan sianotik atau methemoglobinemia. Kulit pucat terdapat pada anemia
atau asfiksia berat. Kulit kuning disebabkan kadar bilirubin yang tinggi didalam darah
atau pewarnaan mekonium. Warna kuning kearah jingga menunjukkan kenaikkan
bilirubin indirek, sedangkan kenaikan bilirubin direk warna kuning kehijauan. Pada
neonatus yang berkulit gelap ikterus lebih baik diperiksa pada mukosa. Pada orang
kulit bewarna, dalam keadaan normal dapat terlihat warna kebiruan pada punggung
dan bokong yang disebut Monggolian spots.
2. Keaktifan
Dinilai dengan melihat posisi dan pergerakan tungkai serta lengannya. Pada
neonatus cukup bulan yang sehat posisi ekstremitas adalah fleksi dan gerakan tungkai
serta lengannya aktif dan simetris. Bila asimetri pikirkan kelumpuhan atau patah
48
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
tulang. Bila diam saja, kemungkinan terdapat depresi SSP atau akibat obat-
obatan/infeksi.
3. Tangis Bayi
Apakah melengking, lemah atau merintih. Tangisan melengking menunjukkan
bayi dengan kelainan neurologik sedangkan lemah dan merintih terdapat pada bayi
dengan kesukaran bernafas.
4. Wajah Neonatus
Wajah neonatus dapat menunjukkan kelainan yang spesifik misalnyasindroma down.
5. Keadaan gizi
Keadaan gizi dinilai dari berat badan, panjang badan, lingkar lengan atas, tebal
lapisan subkutan, serta kerutan pada kulit.
6. Usia Kehamilan
Mengetahui usia kehamilan sangat penting untuk mengetahui kategori neonatus
apakah, kecil, sesuai atau besar untuk masa kehamilan. Dapat dinilai dengan
menghitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) sampai masa kelahiran atau
dengan pemeriksaan USG.
7. Suhu
Suhu tubuh diukur dari aksila. Suhu 35°C dapat terdapat pada neonatus, dan
akan naik bila dihangatkan dengan lampu atau dibedong. Suhu yang meninggi bisa
terjadi karena dehidrasi, gangguan serebral, infeksi atau kenaikan suhu lingkungan,
demikan pula bila suhu turun.
Pemeriksaan Sistematik
a. Kulit
Apakah ada verniks kaseosa, edema, lanugo, ptekie atau ekimosis, tumor
(ukuran, bentuk,konsistensi dan warnanya), kelainan bawaan pada kulit, turgor kulit,
milia (bintik putih kekuningan) dan miliaria kristalina (retensi keringat)
b. Kepala
Pada kelahiran normal sering terlihat tulang kepala tumpang tindih karena
molding dan akan normal kembali setelah beberapa hari, sehingga sutura, ubun-ubun
besar dan kecil mudah teraba. Pada ubun-ubun diperiksa ukuran dan ketegangannya.
Perhatikan terdapatnya kelainan karena trauma jalan lahir, seperti kaput
suksedaneum, hematoma sefal dan perdarahan subaponeurotik. Kaput suksedaneum
adalah edema kulit kepala lunak tidak berfluktuasi, batas tidak tegas dan
menyeberangi sutura, dan akan hilang dalam beberapa hari. Hematoma sefal tidak
terlihat pada hari pertama , biasanya pada hari kedua;konsistensi lunak, berfluktuasi
dengan batas tegas pada tepi tulang tengkorak. Akan menghilang sempurna 2-6
bulan.Perdarahan subaponeurotik terjadi akibat pecahnya vena-vena jaringan luar
dengan sinus-sinus didalam tengkorak. Batasnya tidak tegas sehingga bentuk kepala
dapat tampak asimetris, teraba fluktuasi dan edema.
Apakah ada kelainan bawaan, anensefali, mikrosefali, makrosefali dan lain-lain.
Pemeriksaan transiluminasi dalam kamar gelap dapat dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan hidrosefalus. Telinga dilihat ada kelainan/tidak. Pada telinga tidak
jarang ditemukan papilloma praaurikula. Membrana timpani mudah dilihat dengan
otoskop, biasanya tampak suram. Hidung sering tersumbat oleh mukus. Perhatikan
49
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
50
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
pada gastroenteritis, serta berkurang atau menghilang pada peritonitis atau ileus
paralitik
Palpasi
Dalam keadaan normal kadang kadang hati teraba 2-3 cm dibawah arkus costa
kanan. Limfa juga sering teraba 1 cm dibawah arkus kosta. Ginjal kanan dapat diraba
pada posisi bayi terlentang dan tungkai bayi dilipat agar terjadi relaksasi otot-otot
dinding perut. Tangan kanan diletakkan dibawah dada kanan, dan jari-jari yang
berada diatas perut ditekankan untuk meraba ginjal. Untuk ginjal kiri diraba dengan
tangan kiri.Batas ginjal mudah teraba, setinggi umbilikus diantara garis tengah dan
tepi abdomen. Bagian ginjal yang teraba biasanya sekitar 2-3 cm.
Perkusi
Cara perkusi abdomen sama dengan cara perkusi pada anak, hanya penekanan
jari lebih ringan dan lebih perlahan. Perkusi normal adalah bunyi timfani pada seluruh
permukaan abdomen, kecuali didaerah hati dan limfa.
f. Genitalia eksterna
Pada bayi perempuan dilihat labia minora. Pada bayi cukup bulan labia minora
tertutup labia mayora.Selain itu dilihat lubang uretra dan lubang vagina. Pada bayi
laki-laki, dilihat ukuran penis (p 3-4 cm, L 1-1,3 cm), apakah ada fimosis, epispadia
atau hipospadia. Keadaan skrotum, ada tidaknya hidrokel, turun tidaknya testis dan
ada tidaknya kelainan lain.
g. Anus
Diperiksa ada tidaknya atresia ani, fistula dan pengeluaran mekonium.
Pengeluaran mekonium biasanya terjadi 24 jam pertama. Bila lebih dari 48 jam belum
keluar dipikirkan kemungkinkan meconium plug syndrome, megakolon atau
obstruksi saluran pencernaan.
h. Tulang belakang dan ekstremitas
Neonatus dalam keadaan tengkurap, kemudian tangan pemeriksa meraba
sepanjang tulang belakang untuk mencari kemungkinan adanya skoliosis, sinus
pilonidalis atau spina bifida. Ekstremitas diperiksa simetris/tidak, kelumpuhan
ada/tidak, tonus otot, dislokasi dan adanya kelainan bawaan.
Ukuran Antropometrik
Neonatus cukup bulan yang sesuai usia kehamilan mempunyai ukuran berat badan
2500-4000 gram, Panjang badan 45-54 cm, Lingkaran kepala 33-37 cm dan biasanya 2
cm lebih besar dari lingkaran dada.
Cara mengukur lingkar kepala adalah dengan mengukur lingkaran kepala terbesar,
dengan meletakkan pita melingkari kepala melalui glabela pada dahi, bagian atas alis
mata dan bagian belakang kepala yang paling menonjol (protuberansia oksipitalis).
Cara mengukur lingkar dada. Pita diletakkan mengelilingi dada melalui puting susu
dalam keadaan ekspirasi maksimal.
Pemeriksaan Neurologis
Tonus otot, pergerakan ekstremitas dan tangisan bayi dapat memberi gambaran
mengenai keadaan neurologik neonatus. Pemeriksaan khusus adalah menilai refleks.
Refleks Moro
51
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
Ditimbulkan dengan menarik kain tempat tidur bayi dan bayi akan meperlihatkan
gerakan seperti memeluk. Ada tidaknya refleks ini dapat memberi keterangan mengenai
keadaan SSP. Normal refleks moro akan menghilang pada umur 5 bulan.
Plantar reflex dan grasp reflex
Berupa gerakan fleksi jari-jari kaki dan tangan, ditimbulkan dengan meletakkan
sesuatu pada telapak kaki dan tangan.
Sucking reflex (Refleks menghisap)
Diperiksa dengan memasukkan jari kemulut bayi, bayi akan mengisap jari tersebut.
Rooting reflex (Refleks mencari)
Refleks mencari akan timbul bila pada bayi yang lapar diletakkan sesuatu disekitar
mulutnya, maka bayi akan mencari dan menghisapnya.
52
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2018/2019
• Kulit
• Dada : Inspeksi
Palpasi
Perkusi
3 Auskultasi
• Abdomen : Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
• Organ genitalia
• Anus
• Tulang belakang dan ekstremitas
• Antropometrik
Pemeriksaan Neurologis :
• Refleks Moro.
4 • Plantar reflex dan grasp reflex.
• Sucking reflex
• Rooting reflex.
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan, tetapi tidak benar
2 = dilakukan dengan benar
53