Anda di halaman 1dari 7

Keselamatan Mengoperasikan Alat Berat, Ini Yang

Harus Dipahami Operator!


6 Desember 2018

Di Amerika Serikat, setengah dari total kematian yang menimpa pekerja di berbagai industri
diakibatkan kecelakaan yang berhubungan dengan alat berat. Rata-rata kecelakaan terjadi karena
tabrakan kendaraan dan alat berat tumbang atau terguling.─ National Institute for Occupational
Safety and Health (NIOSH)

Sumber: themocracy.com
Alat berat menjadi faktor penting dalam proyek, terutama proyek konstruksi maupun pertambangan. Alat
berat merupakan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi, seperti
pengerjaan tanah, konstruksi jalan, konstruksi bangunan, pertambangan, dan perkebunan.

Contoh alat-alat berat, antara lain:

• Excavator
• Motor grader
• Dump truck
• Loader
• Crane
• Dozer • Forklift
• Backhoe
• Compractors dan roller
• Mixer
• Scraper
Dalam pengoperasian alat berat banyak aspek yang harus Anda perhatikan, mulai dari prosedur
pengoperasian alat, aspek keselamatan kerja, keahlian dan pengetahuan operator, serta aspek
pemeriksaan dan pemeliharaan.

Kebanyakan alat berat yang digunakan dalam konstruksi, pertambangan, kehutanan, dan industri lainnya
itu mengandung risiko yang tinggi yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja bila tidak
operasikan secara benar dan aman.

Mayoritas kecelakaan kerja terkait alat berat mengakibatkan cedera serius hingga kematian pada
pekerja. NIOSH menyatakan sebagian besar kecelakaan terjadi akibat tabrakan kendaraan, alat berat
terguling, operator tertimpa beban, atau operator jatuh dari alat berat.

Area konstruksi jalan raya dan jembatan menyumbang hampir 80 persen kematian pekerja akibat
kecelakaan alat berat setiap tahunnya. Kecelakaan kerja fatal yang berhubungan dengan alat berat juga
banyak terjadi di industri lainnya, seperti pertambangan, pertanian, manufaktur, dan kehutanan.

Baca juga artikel ini:

• 20 Hand Signal Sesuai Standar Internasional OSHA/ANSI, Sejauh Mana Anda Memahaminya? (Link:
https://safetysign.co.id/news/225/20-Hand-Signal-Sesuai-Standar-Internasional-OSHA-ANSI-Sejauh-
Mana-Anda-Memahaminya)
• Load Capacity dan Load Center, Hal Penting yang Sering Diabaikan - Saat Mengoperasikan Forklift
(Link: https://www.safetysign.co.id/news/299/Load-Capacity-dan-Load-Center-Hal-Penting-yang-Sering-
Diabaikan-Saat-Mengoperasikan-Forklift)

Potensi Bahaya dalam Pengoperasian Alat Berat

Keberadaan alat berat bisa sangat membantu berbagai proyek konstruksi atau pertambangan, namun
alat ini juga bisa berbahaya dan mengakibatkan kecelakaan jika tidak dioperasikan secara hati-hati.
Sumber :trekkergroup.com
Potensi bahaya yang dapat timbul saat pengoperasian alat berat di antaranya:

• Tersengat listrik jika alat kontak langsung dengan saluran listrik tegangan tinggi di bagian atas
• Alat tumbang, terguling, atau terjungkal ke depan
• Pekerja terkena jatuhan material yang diangkat oleh alat berat
• Pekerja tertimpa atau terjepit alat berat, dan jatuh dari alat berat
• Pekerja tertabrak atau terlindas alat berat.

Mayoritas cedera atau kematian terkait alat berat yang terjadi di tempat kerja dihubungkan dengan
kesalahan manusia (human error), meskipun banyak juga yang diakibatkan oleh kerusakan pada alat
atau alat yang tidak berfungsi dengan baik.
Sering kali dua faktor tersebut mengakibatkan kecelakaan kerja yang fatal. Dalam hal ini pengusaha dan
pengurus memiliki kewajiban untuk memastikan pekerja yang mengoperasikan alat berat bekerja dengan
aman dan selamat.

Berikut beberapa penyebab kecelakaan kerja terkait alat berat yang sebenarnya dapat dicegah, antara
lain:

• Pelatihan operator tidak memadai


• Lingkungan kerja tidak aman
• Kelalaian dalam inspeksi dan pemeliharaan
• Desain mesin yang cacat ─ kerusakan pada alat
• Pengoperasian alat berat tidak sesuai prosedur keselamatan
• Pengawasan tidak efektif
• Tingkah laku operator yang tidak aman, seperti mengebut (ugal-ugalan), kurang hati-hati ketika mundur
atau kehilangan kendali saat menekan pedal gas dan rem.
• Penyalahgunaan penggunaan alat berat.
5 Tips Aman Mengoperasikan Alat Berat
1. Survei area kerja

• Pastikan supervisor telah melakukan pengamatan dan inspeksi area kerja


• Komunikasikan rencana pekerjaan kepada seluruh personil yang terlibat pada pekerjaan tersebut
• Menunjuk seorang spotter untuk membantu operator apabila pandangan terbatas atau terhalang saat
mengoperasikan alat. Spotter adalah orang yang bertugas memandu kegiatan/ pengoperasian alat berat.
Spotter harus mendapatkan pelatihan sebelum memulai pekerjaan.
• Pastikan izin kerja (work permit) untuk melakukan pekerjaan di area kerja tertentu sudah didapatkan
• Pastikan area kerja sudah aman dari kemungkinan adanya material atau kondisi lingkungan kerja yang
dapat menimbulkan bahaya.

2. Persiapan sebelum mengoperasikan alat berat


• Periksa kondisi dan kelayakan alat sesuai dengan formulir pemeriksaan yang sudah dipersiapkan.
Segera laporkan apabila terdapat kerusakan pada alat berat dan lakukan perbaikan bila diperlukan.
• Bersihkan anak tangga dan pegangannya dari lumpur, minyak, atau kotoran penyebab licin lainnya
• Gunakan teknik 3-points contact (tiga titik tumpu) saat naik atau turun tangga. 3 titik tumpu artinya 2
kaki berpijak dengan satu tangan berpegang pada anak tangga dan satu tangan bergerak menanggapi
tangga atau 2 tangan berpegang pada anak tangga dengan satu kaki berpijak dan kaki lain bergerak
menggapai tangga.
• Atur tempat duduk sesuai dengan ukuran tubuh dan gunakan sabuk pengaman selama berada dalam
kabin
• Atur kaca spion sesuai dengan sudut pandang operator
• Hidupkan mesin. Biarkan mesin dalam putaran rendah selama kurang lebih 5 menit untuk pemanasan
• Pahami prosedur kerja dan situasi area kerja
• Pastikan pekerja lain yang tidak berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan tidak berada di area
kerja atau berada di area yang aman
• Pastikan tanda-tanda komunikasi (klakson) dipahami operator alat berat lain yang terlibat dalam
pekerjaan.
- Klakson 1x untuk menghidupkan alat berat
- Klakson 2x untuk maju
- Klakson 3x untuk mundur
• Gunakan alat pelindung diri (APD) yang diperlukan, seperti rompi Hi-Vis (high visibility), helm
keselamatan, sepatu keselamatan, kacamata keselamatan, masker, sarung tangan dan sumbat telinga.

3. Saat mengoperasikan alat berat


• Periksa sekitar area kerja, terutama kemungkinan adanya pekerja lain atau alat berat lain dan bunyikan
klakson sebagai tanda alat akan bergerak
• Pastikan radio komunikasi dalam kondisi aktif selama pekerjaan berlangsung. Namun jika radio tidak
tersedia, maka gunakan sinyal tangan dari spotter
Poster K3 Crane Signal
(Link: http://www.safetyposter.co.id/Poster-K3-Crane-Signal.html?o=default)

4. Setelah mengoperasikan alat berat

• Parkir alat berat di tempat yang datar dan aman


• Turunkan attachment dengan aman, netralkan transmisi, biarkan mesin pada putaran rendah selama
lima menit, dan pasang rem parkir
• Bersihkan kabin operator sambil mengamati panel indikator
• Tutup throttle untuk mematikan mesin, kunci kontak OFF, cabut kunci
• Periksa kembali semua sistem pengaman dan pastikan alat dalam keadaan aman. Serahkan kunci
kontak kepada pengawas sebagai tanda berakhirnya tugas operator.

5. Situasi darurat

Hubungi pengawas lapangan/supervisor sesegera mungkin, tidak lebih dari 24 jam, apabila terjadi situasi
darurat.
- Kecelakaan kerja
- Kebakaran
- Bencana alam (tanah longsor)
- Gangguan binatang liar.
Operator Alat Berat Harus Paham Aturan Keselamatan!
Operator alat berat adalah orang yang memiliki keterampilan atau keahlian khusus dalam bidang
mengoperasikan alat-alat berat. Syarat-syarat operator mesin alat berat semuanya telah diatur dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I No. PER.09/MEN/2010, tentang operator dan
petugas pesawat angkat dan angkut.
Untuk mengoperasikan alat berat, setidaknya operator harus memiliki pedoman dasar, yakni ketahanan
fisik dan mental serta teknik operasional, antara lain:

• Menyadari akan pentingnya keselamatan kerja, dengan mengutamakan keselamatan saat


mengoperasikan alat berat
• Memiliki stamina yang cukup baik untuk melakukan pekerjaan
• Memiliki sertifikat sebagai operator alat berat. Operator harus mendapatkan pengakuan berupa SIO
(Surat Izin Operasi) dari Departemen tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
• Operator kompeten dan terlatih, sehingga dapat mengoperasikan alat berat yang benar dan aman.
Operator harus memahami dasar-dasar mengenai K3 beserta regulasinya, pengetahuan dasar alat berat,
pengetahuan tenaga penggerak dan hidrolik, sebab-sebab kecelakaan pada alat berat, pengoperasian
aman, serta perawatan dan pemeriksaan alat berat.
• Selain memiliki kondisi fisik yang fit dan mental yang kuat, operator harus tetap selalu berhati-hati dalam
melakukan pekerjaan mereka.

***

Pekerjaan dengan menggunakan alat berat memiliki risiko kecelakaan yang sangat tinggi, bahkan bisa
mengakibatkan kematian jika tidak berhati-hati. Sering kali kecelakaan yang terjadi diakibatkan oleh
ketidaktaatan dalam melaksanakan prosedur keselamatan kerja saat pengoperasian alat-alat berat.

Maka dari itu, untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya kecelakaan, operator alat berat harus
memahami dan mengikuti petunjuk keselamatan kerja, serta mematuhi tanda peringatan yang terdapat di
area kerja.

Salam safety!

Anda mungkin juga menyukai