pertambangan. Alat berat merupakan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan
fungsi konstruksi, seperti pengerjaan tanah, konstruksi jalan, konstruksi bangunan,
pertambangan, dan perkebunan.
Dalam pengoperasian alat berat banyak aspek yang harus diperhatikan, mulai dari prosedur
pengoperasian alat, aspek keselamatan kerja, keahlian dan pengetahuan operator, serta aspek
pemeriksaan dan pemeliharaan.
Alat berat yang digunakan dalam konstruksi, pertambangan, kehutanan, dan industri lainnya itu
mengandung risiko yang tinggi yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja bila tidak
operasikan secara benar dan aman.
Mayoritas kecelakaan kerja terkait alat berat mengakibatkan cedera serius hingga kematian pada
pekerja. NIOSH menyatakan sebagian besar kecelakaan terjadi akibat tabrakan kendaraan, alat
berat terguling, operator tertimpa beban, atau operator jatuh dari alat berat.
Area konstruksi jalan raya dan jembatan menyumbang hampir 80 persen kematian pekerja akibat
kecelakaan alat berat setiap tahunnya. Kecelakaan kerja fatal yang berhubungan dengan alat
berat juga banyak terjadi di industri lainnya, seperti pertambangan, pertanian, manufaktur, dan
kehutanan.
Potensi Bahaya dalam Pengoperasian Alat Berat
Keberadaan alat berat bisa sangat membantu berbagai proyek konstruksi atau pertambangan,
namun alat ini juga bisa berbahaya dan mengakibatkan kecelakaan jika tidak dioperasikan secara
hati-hati.
Potensi bahaya yang dapat timbul saat pengoperasian alat berat di antaranya:
• Tersengat listrik jika alat kontak langsung dengan saluran listrik tegangan tinggi di bagian atas
• Alat tumbang, terguling, atau terjungkal ke depan
• Pekerja terkena jatuhan material yang diangkat oleh alat berat
• Pekerja tertimpa atau terjepit alat berat, dan jatuh dari alat berat
• Pekerja tertabrak atau terlindas alat berat.
Mayoritas cedera atau kematian terkait alat berat yang terjadi di tempat kerja dihubungkan
dengan kesalahan manusia (human error), meskipun banyak juga yang diakibatkan oleh
kerusakan pada alat atau alat yang tidak berfungsi dengan baik.
Sering kali dua faktor tersebut mengakibatkan kecelakaan kerja yang fatal. Dalam hal ini
pengusaha dan pengurus memiliki kewajiban untuk memastikan pekerja yang mengoperasikan
alat berat bekerja dengan aman dan selamat.
Berikut beberapa penyebab kecelakaan kerja terkait alat berat yang sebenarnya dapat dicegah,
antara lain:
• Pelatihan operator tidak memadai
• Lingkungan kerja tidak aman
• Kelalaian dalam inspeksi dan pemeliharaan
• Desain mesin yang cacat ─ kerusakan pada alat
• Pengoperasian alat berat tidak sesuai prosedur keselamatan
• Pengawasan tidak efektif
• Tingkah laku operator yang tidak aman, seperti mengebut (ugal-ugalan), kurang hati-hati ketika
mundur atau kehilangan kendali saat menekan pedal gas dan rem.
• Penyalahgunaan penggunaan alat berat.
Tips Aman Mengoperasikan Alat Berat
1. Survei area kerja
• Pastikan supervisor telah melakukan pengamatan dan inspeksi area kerja
• Komunikasikan rencana pekerjaan kepada seluruh personil yang terlibat pada pekerjaan
tersebut
• Menunjuk seorang spotter untuk membantu operator apabila pandangan terbatas atau terhalang
saat mengoperasikan alat. Spotter adalah orang yang bertugas memandu kegiatan/ pengoperasian
alat berat. Spotter harus mendapatkan pelatihan sebelum memulai pekerjaan.
• Pastikan izin kerja (work permit) untuk melakukan pekerjaan di area kerja tertentu sudah
didapatkan
• Pastikan area kerja sudah aman dari kemungkinan adanya material atau kondisi lingkungan
kerja yang dapat menimbulkan bahaya.
5. Situasi darurat
Hubungi pengawas lapangan/supervisor sesegera mungkin, tidak lebih dari 24 jam, apabila
terjadi situasi darurat.
- Kecelakaan kerja
- Kebakaran
- Bencana alam (tanah longsor)
- Gangguan binatang liar.
Operator alat berat adalah orang yang memiliki keterampilan atau keahlian khusus dalam bidang
mengoperasikan alat-alat berat. Syarat-syarat operator mesin alat berat semuanya telah diatur
dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I No. PER.09/MEN/2010, tentang
operator dan petugas pesawat angkat dan angkut.
Untuk mengoperasikan alat berat, setidaknya operator harus memiliki pedoman dasar, yakni
ketahanan fisik dan mental serta teknik operasional, antara lain:
• Menyadari akan pentingnya keselamatan kerja, dengan mengutamakan keselamatan saat
mengoperasikan alat berat
• Memiliki stamina yang cukup baik untuk melakukan pekerjaan
• Memiliki sertifikat sebagai operator alat berat. Operator harus mendapatkan pengakuan berupa
SIO (Surat Izin Operasi) dari Departemen tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
• Operator kompeten dan terlatih, sehingga dapat mengoperasikan alat berat yang benar dan
aman. Operator harus memahami dasar-dasar mengenai K3 beserta regulasinya, pengetahuan
dasar alat berat, pengetahuan tenaga penggerak dan hidrolik, sebab-sebab kecelakaan pada alat
berat, pengoperasian aman, serta perawatan dan pemeriksaan alat berat.
• Selain memiliki kondisi fisik yang fit dan mental yang kuat, operator harus tetap selalu berhati-
hati dalam melakukan pekerjaan mereka
Pekerjaan dengan menggunakan alat berat memiliki risiko kecelakaan yang sangat tinggi, bahkan
bisa mengakibatkan kematian jika tidak berhati-hati. Sering kali kecelakaan yang terjadi
diakibatkan oleh ketidaktaatan dalam melaksanakan prosedur keselamatan kerja saat
pengoperasian alat-alat berat.
Maka dari itu, untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya kecelakaan, operator alat berat
harus memahami dan mengikuti petunjuk keselamatan kerja, serta mematuhi tanda peringatan
yang terdapat di area kerja.