Anda di halaman 1dari 19

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG.

324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
Dalam pengoperasian alat berat (Wheel Loader) banyak aspek yang
harus diperhatikan, mulai dari prosedur pengoperasian alat, aspek
keselamatan kerja, keahlian dan pengetahuan operator, serta aspek
pemeriksaan dan pemeliharaan.

Kebanyakan alat berat yang digunakan dalam konstruksi, pertambangan,


kehutanan, dan industri lainnya itu mengandung risiko yang tinggi yang
dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja bila tidak operasikan
secara benar dan aman.

Mayoritas kecelakaan kerja terkait alat berat mengakibatkan cedera


serius hingga kematian pada pekerja. NIOSH menyatakan sebagian besar
kecelakaan terjadi akibat tabrakan kendaraan, alat berat terguling,
operator tertimpa beban, atau operator jatuh dari alat berat.

2
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
Area konstruksi jalan raya dan jembatan menyumbang hampir 80 persen
kematian pekerja akibat kecelakaan alat berat setiap tahunnya.
Kecelakaan kerja fatal yang berhubungan dengan alat berat juga banyak
terjadi di industri lainnya, seperti pertambangan, pertanian, manufaktur,
dan kehutanan.
Potensi Bahaya dalam Pengoperasian Alat Berat
Keberadaan alat berat bisa sangat membantu berbagai proyek konstruksi
atau pertambangan, namun alat ini juga bisa berbahaya dan
mengakibatkan kecelakaan jika tidak dioperasikan secara hati-hati.
Potensi bahaya yang dapat timbul saat pengoperasian alat berat di
antaranya :
▪ Tersengat listrik jika alat kontak langsung dengan saluran listrik
tegangan tinggi di bagian atas
▪ Alat tumbang, terguling, atau terjungkal ke depan
▪ Pekerja terkena jatuhan material yang diangkat oleh alat berat
▪ Pekerja tertimpa atau terjepit alat berat, dan jatuh dari alat berat
▪ Pekerja tertabrak atau terlindas alat berat.
3
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
Mayoritas cedera atau kematian terkait alat berat yang terjadi di tempat
kerja dihubungkan dengan kesalahan manusia (human error), meskipun
banyak juga yang diakibatkan oleh kerusakan pada alat atau alat yang
tidak berfungsi dengan baik.
Sering kali dua faktor tersebut mengakibatkan kecelakaan kerja yang
fatal. Dalam hal ini pengusaha dan pengurus memiliki kewajiban untuk
memastikan pekerja yang mengoperasikan alat berat bekerja dengan
aman dan selamat.
Berikut beberapa penyebab kecelakaan kerja terkait alat berat yang
sebenarnya dapat dicegah, antara lain:
▪ Pelatihan operator tidak memadai
▪ Lingkungan kerja tidak aman
▪ Kelalaian dalam inspeksi dan pemeliharaan
▪ Desain mesin yang cacat ─ kerusakan pada alat
▪ Pengoperasian alat berat tidak sesuai prosedur keselamatan
▪ Pengawasan tidak efektif
▪ Penyalahgunaan
4
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
▪ Tingkah laku operator yang tidak aman, seperti mengebut (ugal-
ugalan), kurang hati-hati ketika mundur atau kehilangan kendali saat
menekan pedal gas dan rem.
1. Survei area kerja
▪ Pastikan supervisor telah melakukan pengamatan dan inspeksi
area kerja
▪ Komunikasikan rencana pekerjaan kepada seluruh personil yang
terlibat pada pekerjaan tersebut.
▪ Menunjuk seorang spotter untuk membantu operator apabila
pandangan terbatas atau terhalang saat mengoperasikan alat.
Spotter adalah orang yang bertugas memandu kegiatan/
pengoperasian alat berat. Spotter harus mendapatkan pelatihan
sebelum memulai pekerjaan.
▪ Pastikan izin kerja (work permit) untuk melakukan pekerjaan di
area kerja tertentu sudah didapatkan
▪ Pastikan area kerja sudah aman dari kemungkinan adanya
material atau kondisi lingkungan kerja yang dapat menimbulkan
bahaya.
5
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
2. Persiapan sebelum mengoperasikan alat berat
▪ Periksa kondisi dan kelayakan alat sesuai dengan formulir
pemeriksaan yang sudah dipersiapkan. Segera laporkan apabila
terdapat kerusakan pada alat berat dan lakukan perbaikan bila
diperlukan.
▪ Bersihkan anak tangga dan pegangannya dari lumpur, minyak, atau
kotoran penyebab licin lainnya
▪ Gunakan teknik 3 points contact (tiga titik tumpu) saat naik atau
turun tangga. 3 titik tumpu artinya 2 kaki berpijak dengan satu
tangan berpegang pada anak tangga dan satu tangan bergerak
menanggapi tangga atau 2 tangan berpegang pada anak tangga
dengan satu kaki berpijak dan kaki lain bergerak menggapai
tangga.

6
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
▪ Atur tempat duduk sesuai dengan ukuran tubuh dan gunakan sabuk
pengaman selama berada dalam kabin
▪ Atur kaca spion sesuai dengan sudut pandang operator
▪ Hidupkan mesin. Biarkan mesin dalam putaran rendah selama
kurang lebih 5 menit untuk pemanasan
▪ Pahami prosedur kerja dan situasi area kerja
▪ Pastikan pekerja lain yang tidak berhubungan dengan pekerjaan
yang dilakukan tidak berada di area kerja atau berada di area yang
aman
▪ Pastikan tanda-tanda komunikasi (klakson) dipahami operator alat
berat lain yang terlibat dalam pekerjaan.
▪ Klakson 1 x untuk menghidupkan alat berat
▪ Klakson 2 x untuk maju
▪ Klakson 3 x untuk mundur
▪ Gunakan alat pelindung diri (APD) yang diperlukan, seperti rompi
Hi-Vis (high visibility), helm keselamatan, sepatu keselamatan,
kacamata keselamatan, masker, sarung tangan dan sumbat telinga.

7
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
3. Saat mengoperasikan alat berat
▪ Periksa sekitar area kerja, terutama kemungkinan adanya pekerja
lain atau alat berat lain dan bunyikan klakson sebagai tanda alat
akan bergerak
▪ Pastikan radio komunikasi dalam kondisi aktif selama pekerjaan
berlangsung. Namun jika radio tidak tersedia, maka gunakan sinyal
tangan dari spotter
4. Setelah mengoperasikan alat berat
▪ Parkir alat berat di tempat yang datar dan aman
▪ Turunkan attachment dengan aman, netralkan transmisi, biarkan
mesin pada putaran rendah selama lima menit, dan pasang rem
parkir
▪ Bersihkan kabin operator sambil mengamati panel indicator
▪ Tutup throttle untuk mematikan mesin, kunci kontak OFF, cabut
kunci
▪ Periksa kembali semua sistem pengaman dan pastikan alat dalam
keadaan aman. Serahkan kunci kontak kepada pengawas sebagai
tanda berakhirnya tugas operator.
8
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
5. Situasi darurat
Hubungi pengawas lapangan/supervisor sesegera mungkin, tidak
lebih dari 24 jam, apabila terjadi situasi darurat.
▪ Kecelakaan kerja
▪ Kebakaran
▪ Bencana alam (tanah longsor)
▪ Gangguan binatang liar.

Operator Alat Berat Harus Paham Aturan Keselamatan


!
Operator alat berat adalah orang yang memiliki keterampilan atau
keahlian khusus dalam bidang mengoperasikan alat-alat berat. Syarat-
syarat operator mesin alat berat semuanya telah diatur dalam Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan No. 08 Tahun 2020 tentang Pesawat angkat
dan angkut.
Untuk mengoperasikan alat berat, setidaknya operator harus memiliki
pedoman dasar, yakni ketahanan fisik dan mental serta teknik
operasional, antara lain :
9
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
▪ Menyadari akan pentingnya keselamatan kerja, dengan
mengutamakan keselamatan saat mengoperasikan alat berat
▪ Memiliki stamina yang cukup baik untuk melakukan pekerjaan
▪ Memiliki sertifikat sebagai operator alat berat. Operator harus
mendapatkan pengakuan berupa Lisensi /SIO (Surat Izin Operasi)
dari Kementrian Ketenagakerjaan RI
▪ Operator kompeten dan terlatih, sehingga dapat mengoperasikan alat
berat yang benar dan aman. Operator harus memahami dasar-dasar
mengenai K3 beserta regulasinya, pengetahuan dasar alat berat,
pengetahuan tenaga penggerak dan hidrolik, sebab-sebab kecelakaan
pada alat berat, pengoperasian aman, serta perawatan dan
pemeriksaan alat berat.
▪ Selain memiliki kondisi fisik yang fit dan mental yang kuat, operator
harus tetap selalu berhati-hati dalam melakukan pekerjaan mereka.

10
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
Pekerjaan dengan menggunakan alat berat memiliki risiko kecelakaan
yang sangat tinggi, bahkan bisa mengakibatkan kematian jika tidak
berhati-hati. Sering kali kecelakaan yang terjadi diakibatkan oleh
ketidaktaatan dalam melaksanakan prosedur keselamatan kerja saat
pengoperasian alat-alat berat.

Maka dari itu, untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya


kecelakaan, operator alat berat harus memahami dan mengikuti
petunjuk keselamatan kerja, serta mematuhi tanda peringatan yang
terdapat di area kerja.

11
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
PROSEDUR PENGOPERASIAN ALAT BERAT

▪ Ketahui Sebelum Mengoperasikan Aalat Berat


▪ Menghidupan Engine
▪ Pemanasan Engine
▪ Pengujian Sistem
▪ Pengambilan Beban
▪ Meletakkan Beban
▪ Pemindahan Beban
▪ Membelok pada Lokasi Sempit
▪ Parkir dan Mematikan Engine
▪ Pedoman Pengoperasian yang Aman

12
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
MENGHIDUPKAN ENJIN

▪ Letakkan tuas-tuas pada posisi netral


▪ Putar saklar keposisi starter
▪ Tekan pedal gas (bila perlu)
▪ Setelah engine hidup, lepas saklar starter

PERHATIAN
▪ Jangan menahan saklar starter lebih 30 detik
▪ Bila engine belum hidup, ulangi tiap 3 menit

13
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
PEMANASAN ENJIN
▪ Biarkan enjin 5 menit pada putaran rendah
▪ Tingkatkan putaran selama 5 menit
▪ Perhatikan kerja indikator
▪ Perhatikan kelainan-kelainan suara

PERHATIAN
▪ Jangan memainkan pedal gas saat engine baru hidup

PENGUJIAN SISTEM
▪ Bucket naik & turun (raising & lowering)
▪ Bucket diungkit kedepan & belakang (tilt-in & tilt-out)
▪ Bulldozer maju mundur (travelling)
▪ Kerja rem pedal & tangan (pedal & hand brake)
▪ Kerja lampu-lampu (working lamp)

14
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
Dasar strategi menciptakan lingkungan yang aman harus memiliki,
antara lain :
▪ Visi & harapan yang jelas dari tiap jajaran pimpinan kebawahan dan
dikomunikasikan dengan baik untuk menciptakan lingkungan kerja
yang aman.
▪ Pemahaman yang jelas terhadap konsekuensi kinerja K3 yang tidak
memadai, terutama dalam pengoperasian alat berat
▪ Tugas dan tanggung jawab yang jelas pada operator termasuk
komitmennya.

15
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
Hirarki pengendalian lingkungan kerja yang aman dan harus dipahami
oleh setiap pekerja/operator, sebagai berikut :
1. Eliminasi
2. Substitusi
3. Reduksi (pengurangan risiko)
4. Pengendalian Engineering
5. Pengendalian Administrasi
6. Alat Pelindung Diri

▪ Setiap Operator telah mendapat pelatihan dan memiliki LISENSI /


SIO dari yang berwenang.
▪ Bekerja sesuai dengan Instruksi kerja / SOP dan atau sesuai tugas
dan tanggung jawab .
▪ Alat yang akan dioperasikan harus memenuhi persyaratan sesuai
aturan yang berlaku dan Peralatan telah memiliki Surat Izin Laik
Operasional (SILO) / Surat Keterangan (SUKET)

16
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
▪ Setiap Operator telah mendapat pelatihan dan memiliki LISENSI /
SIO dari yang berwenang.
▪ Bekerja sesuai dengan Instruksi kerja / SOP dan atau sesuai tugas
dan tanggung jawab .
▪ Alat yang akan dioperasikan harus memenuhi persyaratan sesuai
aturan yang berlaku dan Peralatan telah memiliki Surat Izin Laik
Operasional (SILO) / Surat Keterangan (SUKET)

17
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
▪ Mengamati sistem monitor secara berkala selama pengoperasian.
▪ Menguji rem sebelum mulai operasi.
▪ Menguji kemudi darurat. (kalau ada)
▪ Menguji sistem yang lain yang ada di unit.
▪ Ketahui kondisi jalan.
▪ Waspada terhadap rintangan di atas.
▪ Jangan bekerja melampaui kemampuan unit.
▪ Jangan beroperasi di luar batas kenyamanan/kemampuan saudara.
▪ Rencanakan dulu dan ikuti.
▪ Mengacu ke Buku Panduan Operasi dan Pemeliharaan.
▪ Ikuti aturan pemerintah maupun perusahaan.

18
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
19
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)

Anda mungkin juga menyukai