Anda di halaman 1dari 107

PENGERTIAN RIGGING

Sebagian besar orang mengatakan bahwa rigging adalah


pekerjaan ikat mengikat barang saja dengan mempergunakan
tali bantu angkat dan alat bantu angkat yang lainnya, tetapi
sesungguhnya pekerjaan tersebut bukan hanya terbatas pada itu
saja. Perencanaan pengangkatan juga merupakan salah satu
tugas dari seorang rigger.
Jadi yang dimaksud dengan pekerjaan rigging ialah suatu kerja
sistematis dan terencana dimana objek dipindahkan dari satu
tempat ke tempat lainnya dengan mempergunakan suatu alat

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 2


Terencana artinya sebelum pekerjaan yang sesungguhnya
dilaksanakan, sudah dibuat perencanaan pekerjaannya terlebih
dulu. Perencanaan ini perlu karena untuk menghindari
pekerjaan yang sama diulang beberapa kali karena kesalahan
perhitungan dalam menentukan kapasitas dari alat bantu yang
dipergunakan. Seorang rigger harus mengerti perihal tahapan
perencanaan pekerjaan pengangkatan.
Tahapan perencanaan :
1. Pengetahuan tentang barang yang diangkat.
2. Pengetahuan tentang titik pusat berat barang.
3. Pengetahuan tentang dari mana barang diangkat dan akan
dibawa kemana.
4. Pengetahuan tentang alat-alat bantu angkat yang
dipergunakan.

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 3


Yang termasuk dalam pekerjaan rigging selain proses
pemindahan barang tersebut antara lain adalah perancah,
pendirian dan pemasangan kerangka besi dan lain-lain.
Prinsip Dasar Rigging
Inti dari pengetahuan rigging ialah bagai mana cara seseorang
melipat gandakan kekuatan yang dimilikinya dengan
mempergunakan peralatan yan sederhana.
Beberapa alat yang dapat meningkatkan keuntungan mekanis
(Mechanical advantage)

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 4


TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB RIGGER
1. Bertanggung jawab penuh terhadap proses pemindahan
barang
2. Memperkirakan berapa berat yang dipindahkan dan
disesuaikan dengan kapasitas / kemampuan alat yang
digunakan
3. Menentukan kapasitas alat bantu angkat yang dipakai
4. Membantu operator / supervisor dalam menentukan berapa
jenis dan kapasitas alat yang akan dipakai
5. Memberikan petunjuk dan aba-aba yang benar dan telah
disetujui bersama
6. Menentukan jumlah tenaga kerja
7. Membuat laporan tentang proses pengangkatan /
pemindahan yang telah dilaksanakan
8. Menjalin kerja sama yang baik antar tenaga kerja yang terkait
dalam proses pemindahan barang

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 5


PROSEDUR DAN PERINGATAN
DALAM PENGOPERASIAN RIGGING

1. Tugas dan Tanggung Jawab


Tugas dan tanggung jawab dalam pengoperasian rigging harus
ditetapkan dengan jelas oleh manajemen terhadap para
pelaksana dilapangan
a. Perencanaan
Pengoperasian rigging yang besar harus direncanakan
dengan baik dan diawasi oleh orang yang berkompeten
agar metode yang terbaik dan peralatan yang akan
digunakan sesuai dengan jenis pekerjaan

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 6


b. Pengadaan dan Pemeliharaan Peralatan
Manajemen pekerjaan lapangan harus menjamin
▪ Peralatan rigging yang sesuai tersedia
▪ Ukuran beban yang benar tersedia dan jelas pada bahan
dan peralatan rigging
▪ Bahan dan peralatan rigging dirawat sesuai dengan
kondisi pekerjaan.

c. Pengoperasian Rigging
Pengawas pengoperasian rigging harus bertanggung jawab
atas :
▪ Beban terikat dengan baik
▪ Pengawasan atas para pelaksana rigging
▪ Menjamin bahan dan peralatan rigging mempunyai
kapasitas sesuai dengan yang diperlukan dan dalam
kondisi aman

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 7


▪ Menjamin pemasangan bahan dan peralatan rigging yang
diperlukan selama pengoperasian berlangsung seperti
pemasangan baut angkat yang benar
▪ Keselamatan kerja bagi pelaksanaan rigging dan personil
lainnya yang berada dalam daerah pengoperasian

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 8


2. Cara Kerja dan Tindakan Pengamanan
Dalam pengoperasian rigging, keselamatan kerja bagi para
pelaksana kerja merupakan faktor terpenting yang harus
diperhatikan, oleh karena itu para pelaksana hendaknya
mematuhi Cara Kerja dan Tindakan Pengamanan selama
pengoperasian berlangsung.
Praktek kerja aman berikut ini harus diperhatikan
▪ Ketahui dengan pasti beban kerja aman setiap peralatan
kerja rigging yang akan dipergunakan. Jangan melebihi
batas beban yang telah ditetapkan
▪ Tentukan berat beban / barang dengan pasti sebelum
diikat.
▪ Periksa kelaikan semua peralatan rigging sebelum
digunakan, bila ada yang tidak laik pakai agar segera
dimusnahkan karena dapat membahayakan bila
dipergunakan oleh orang lain.
▪ Jangan melakukan pengoperasian rigging bila kondisi
lingkungan tidak mendukung seperti cuaca, angin kencang
dan lain-lain .
▪ Kecelakaan yang banyak menimbulkan kefatalan dalam
pekerjaan rigging adalah peralatan angkatan dan rigging
bersentuhan dengan jaringan listrik tegangan tinggi. Oleh
karena itu perhatikan jarak kerja dengan jaringan listrik
tegangan tinggi
▪ Beban kerja aman (SWL) semua peralatan angkat dan
rigging adalah dalam kondisi ideal, oleh karenanya harap
diperhatikan faktor-faktor yang dapat berpengaruh
terhadap pekerjaan rigging. Beban kerja aman (SWL)
adalah untuk mengangkat beban secara bebas dan vertikal

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 10


▪ Pemutaran beban yang tergantung dengan cepat (rapid
swinging) akan menambah tekanan pada peralatan rigging
▪ Beban kerja aman (SWL) ditentukan dari beban keadaan
statis dan faktor keselamatan dihitung untuk gerakan
dinamis dan beban dan peralatan. Hal ini adalah untuk
menjamin beban kerja aman selama pengoperasian tidak
terlewati
▪ Beban kerja aman pada peralatan angkat dan rigging
umumnya ditetapkan tidak termasuk berat peralatan
rigging yang digunakan dibawah pancing seperti sling,
sakel dan lain-lain.

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 11


Umur dan keselamatan kerja semua alat rigging dalam
keamanan pengangkatan beban akan sangat meningkat yang
disebabkan cara penanganan dalam pelaksanaan.
Oleh karena itu perhatikan hal-hal sebagai berikut :
▪ Jangan menggunakan sling atau tali kawat baja yang
terpelintir (kink) atau rusak. Untuk itu semua peralatan
rigging hendaknya selalu dipelihara dan diperiksa secara
teratur dan berkala
▪ Semua sling dan alat rigging lainnya harus diperiksa
identitasnya. Semua peralatan yang baik harus mempunyai
tanda identifikasi dari pabrik. Peralatan yang tidak jelas
identitasnya jangan dipergunakan. Beban kerja aman sling
yang tertera pada identitas adalah beban aman untuk
pengangkatan vertikal dan bila dalam penggunaan
membentuk sudut, maka kapasitasnya akan berkurang.

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 12


▪ Semua sling dan alat rigging lainnya harus diperiksa
identitasnya. Semua peralatan yang baik harus mempunyai
tanda identifikasi dari pabrik. Peralatan yang tidak jelas
identitasnya jangan dipergunakan. Beban kerja aman sling
yang tertera pada identitas adalah beban aman untuk
pengangkatan vertikal dan bila dalam penggunaan
membentuk sudut, maka kapasitasnya akan berkurang.
▪ Sling harus dijauhkan dari sudut yang tajam, tergencet dan
lain-lain.
Mata sling hendaknya dipasangkan timbel untuk mencegah
keausan dan keadaan tergencet.
Pada sudut beban yang tajam, hendaknya diberi ganjal, agar
sling tidak rusak.

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 13


Tali angkat dan sling dari kawat baja harus diperlakukan
sebagai berikut :
▪ Jangan dibiarkan tergeletak di atas tanah atau ditempat
bahan kimia karena akan mempercepat karat dan rusak
▪ Hindari tali sling dibagian bawah beban terseret
▪ Hindari semua tali kawat baja dari daerah pengelasan
▪ Hindari tersentuh bahan-bahan kimia
▪ Sling yang tersimpul dan terpelintir (kink) jangan
dipergunakan
▪ Jangan menggunakan tali angkat (hoist) untuk berfungsi
sebagai sling
▪ Jangan menggunakan sling buatan (dianyam) untuk
mengangkat tunggal dan vertikal
▪ Jangan melilitkan tali angkat atau sling pada pancing crane
▪ Usahakan agar sudut yang dibentuk oleh beban sling selalu
lebih besar dari 45 derajat

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 14


▪ Mengajarkan kepada Slinger melakukan aktivitas
pengangkatan yang benar dan aman.
▪ Mengenalkan dan bagaimana cara penggunaan serta inspeksi
awal terhadap Alat Bantu Angkat (ABA) atau Rigging
Accessories.
▪ Menginformasikan mengenai bahaya dan cara mengurangi
resiko yang terjadi didalam aktivitas pengangkatan.

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 15


IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
TUJUAN PELATIHAN SLINGING

▪ Mengajarkan kepada Slinger melakukan aktivitas pengangkatan


yang benar dan aman.
▪ Mengenalkan dan bagaimana cara penggunaan serta inspeksi
awal terhadap Alat Bantu Angkat (ABA) atau Rigging
Accessories.
▪ Menginformasikan mengenai bahaya dan cara mengurangi
resiko yang terjadi didalam aktivitas pengangkatan.

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)


Kenapa kecelakaan kerja dapat terjadi … ?

▪ Sudah melakukannya berulang kali/sering.


▪ Sudah mengetahui apa yang harus dilakukan.
▪ Biasa kok !!! (pengalaman terdahulu)
▪ Tidak mungkin terjadi kesalahan, iya gak?
▪ TST

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)


RIGGING SAFETY

Proses pekerjaan tali temali, lebih dari 90% kecelakaan terjadi


dikarenakan oleh kesalahan manusia.
Kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan tali temali/rigging
dapat menyebabkan fatality / kematian.
Penyebab kecelakaan ini diakibatkan, antara lain oleh
pengangkatan basar atau beban yang berat, salah perhitungan
pada saat pemindahan, salah penggunaan alat-alat rigging.

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)


IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
Rigging adalah Perlengkapan tali temali serat fiber, rantai, sling,
tambahan alat bantu dan alat yang digunakan untuk menyambung.

TALI PENGIKAT BEBAN


1. Suatu tali pengikat harus terpilih dan digunakan untuk menjaga
keseimbangan atau kelebihan tegangan dari tali pengikat atau
beban.
2. Suatu beban terdiri dari 2 atau lebih potongan material panjang
di atas 3 m (10 ft) harus menggunakan 2 tali pengikat
pengaturan posisi untuk menahan beban horisontal sepanjang
mengangkat, dan masing-masing tali pengikat harus diikat di
sekitar beban dengan melilitkan ganda.

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)


IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
DEFINISI RIGGER :
Operator yang memasang dan menentukan peralatan tali temali
seperti kabel, rope , pulleys dan kerekan untuk mengangkat,
menurunkan, memindahkan atau memposisikan mesin, struktur
baja dan benda berat lainnya.

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)


TUGAS SEORANG RIGGER :
▪ Menguji benda yang akan dipindahkan, memperkirakan
dimensi, bentuk dan berat dari barang yang akan dipindahkan
serta menentukkan alat bantu angkat yang akan digunakan.
▪ Memasang boom dari sebuah crane.
▪ Memasang temporary jib atau kerekan jika diperlukan, dan
memasang kabel, pulley dan memilih atau membuatan
peralatan tali pengikat dan menyertakan pada beban.
▪ Membantu installing dan dismantling Crane dengan bagian
komponen bolting pada tempatnya dan memasang kabel /
Wire Sling

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)


TUGAS SEORANG RIGGER :
▪ Splice (menganyam) rope dan kabel untuk membuat sling dan
tackle
▪ Memasang Struktur Baja lurus untuk bangunan atau pabrik.
▪ Memasang precast-concrete panel menggunakan pada bagian
muka gedung bangunan
▪ Memeriksa, memelihara dan memperbaiki peralatan bantu
angkat (Rigging Accessories
▪ Memastikan proses pengangkatan sesuai dengan standar
keselamatan yang ada.

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)


IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
KEWAJIBAN RIGGER :
Persiapan sebelum bekerja :
1. Mempelajari perintah atasan dengan cermat antara lain :
▪ Besar beban yang akan diangkat
▪ Volume beban yang akan diangkat
▪ Menentukan titik berat beban
▪ Akan dipindah kemanan beban tersebut.
2. Memeriksa kondisi sling
3. Berdiskusi dengan operator crane dalam hal pekerjaan
4. Memahami cara aba-aba tangan (Hand Signal)
5. Waspada terhadap bahaya saat pengangkatan

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)


IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
KETIKA PEKERJAAN BERLANGSUNG :
1. Memperhatikan letak arah beban Ketika diangkat
2. Dilarang berdiri di bawah beban ketika diangkat, termasuk
bilamana ada orang lain mendekat di area kerja.
SETELAH BEBAN TURUN :
1. Melepaskan tali temali sesuai prosedur
2. Memeriksa kondisi tali temali bilamana ada cacat akibat
mengangkat / menurunkan beban.

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)


IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
Pekerjaan seorang rigger lebih banyak berada diluar
gedung/lapangan, seperti konstruksi darat/laut, galangan kapal,
pabrik dan industri hiburan (pembuatan panggung, dll.)
Persyaratan sebagai Rigger :
▪ Memiliki fisik yang kuat
▪ Mampu bekerja pada ketinggian
▪ Memiliki tangan yang terampil
▪ Mampu bekerja dalam sebuah tim

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)


IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
PENGETAHUAN CRANE

Seorang rigger pun harus mengetahui bagaimana seorang


operator crane mengoperasikan alatnya. Untuk itu harus
diketahui pula oleh seorang rigger beberapa istilah, antara
lain sebagai berikut :
1. Hoisting/lowering – gerakan naik turunnya tali hoist
2. Booming – gerakan naik/turunnya boom
3. Swing – gerakan berputar 360 derajat kekiri/kanan
4. Travelling – gerakan maju mundurnya crane
5. Radius – jarak yang diukur secara horisontal dari titik tengan
meja putar ke hook block
6. Height of lift – ketinggian angkat yang diukur secara vertikal
dari hook crane ke landasan

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)


PENGETAHUAN CRANE

7. Fall of rope – banyaknya langkah kabel / tali yang lurus secara


vetikal dari ujung boom kearah hook block
8. Free fall – Gerakan turunnya tali hoist karena beratnya hook
itu sendiri
9. Reeving – suatu cara menyusun tali melewati puli-puli
10. Tagline/tali tambera – tali pembantu yang fungsinya untuk
mengendalikan barang yang diangkat

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)


DAFTAR BEBAN

Walaupun seorang rigger secara langsung tidak ikut


mengendalikan sebuah crane, tetapi setidak-tidaknya harus
diketahui juga cara pengoperasiannya supaya pada akhirnya akan
dicapai suatu kata sepakat yang dapat menjalin suatu
pelaksanaan pekerjaan agar dapat berjalan dengan aman.
Untuk itu seorang rigger harus mengetahui juga daftar beban
pada sebuah crane supaya dapat membantu operator crane
dalam menentukan letak crane dengan tepat.
Pada daftar beban tersebut dapat diketahui berapa beban kerja
aman sebuah crane pada suatu kondisi tertentu, dimana kondisi
tertentu tersebut ialah berapa panjang boom, berapa radius yang
terjadi, dan berapa jumlah parts line yang terpasang. Ketiga
faktor ini akan menghasilkan suatu berat tertentu (SWL) yang
merupakan batas maksimum pengangkatan dari crane tersebut.

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)


Daftar Beban/Load Chart
Locatelli Mod. GRIL 830. DIN Rating Kg.
Working 360° lifting capacities with outriggers
Radius Main boom length in meters
M(•) 9.9 12 14 16 18 20 24.5
3 27200 23000 22500 22000 21500 18500
3.5 25100 23000 22500 22000 19500 17300
4 22900 22900 22500 18500 18000 16000
4.5 19600 19600 19400 19400 16000 14500
5 17600 17600 17600 17600 15000 13000 11500
6 14200 14200 14200 14200 12500 12000 9500
7 11500 11500 11500 11500 10800 10000 8400
8 10000 10000 10000 10000 8900 7400
9 8200 8200 8200 8200 7750 6700
10 7100 7100 7100 7000 6000
11 6200 6200 6200 6100 5300
12 5300 5300 5300 4800
13 4700 4700 4700 4400
14 4100 4100 4000
15 3600 3600 3400
16 3200 3200 3200
17 2900 2900
18 2600 2600
19 2300
20 2100
21 1800
22 1700

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)


RADIUS JAUH BEBAN KECIL
SUDUT BOOM BESAR pastikan beban sudah
KEMAMPUAN ANGKAT BESAR terbebas dan aman dari material
BOOM PANJANG BEBAN KECIL lain disekitar area lifting

Pastikan posisi boom center


terhadap beban yang akan
diangkat sebelum anda
memasang peralatan bantu
angkat di hook

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)


Kelebihan beban akan mengakibatkan :
1. Kerusakan pada konstruksi crane
2. Stabilitas crane terganggu dan dapat mengakibatkan crane
terjungkit.
Pada daftar beban ditunjukkan sampai seberapa jauh kerusakan
dan kecelakaan dapat terjadi khususnya pada crane mobil.
Batasan antara kerusakan konstruksi dan stabilitas ditunjukkan
dalam bentuk garis tebal horisontal yang bertingkat.
Tidak semua daftar beban crane mempunyai batasan tersebut.
Pada fedestal crane misalnya, pada crane jenis ini kekuatan
sepenuhnya tergantung pada kekuatan konstruksinya, antara lain
kekuatan tiang pedestal dan pengelasannya pada
landasan/platformnya, disamping kekuatan konstruksi boom dan
kecepatan gerakannya.

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS

1. Awal pengangkatan pertama


Terjadi penambahan radius kerja karena adanya
kelengkungan boom sehinga kapasitas crane menjadi lebih
kecil
2. Jauh Dekatnya Radius
Makin jauh radius kapasitas makin kecil. Makin dekat radius
kapasitas makin besar
3. Panjang Pendeknya Boom
Makin panjang boom, kapasitas makin kecil Makin pendek
boom, kapasitas makin besar

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)


4. Perhitungan Kalkulasi Beban
Kapasitas bersih = kapasitas kotor – kapasitas pengurang
1. Kapasitas kotor = SWL pada daftar beban
2. Kapasitas pengurang = berat alat bantu angkat, tali hoist,
hook dan lain-lain
3. Kapasitas bersih = berat barang yang diangkat
Contoh :
Pada daftar beban tertulis SWL 9.500 Kg, dimana berat hook
blok yang dipergunakan 350 Kg, sling 20 Kg, alat bantu angkat
= 25 Kg.
Berapa berat yang diangkat ?
Jawab :
9.500 Kg – (350 + 20 + 25) Kg = 9.105 Kg

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)


5. Gerakan-gerakan Mendadak (Shock Load)
Pemberian aba-aba yang mendadak dirubah/meragukan
6. Pengaruh Kecepatan Angin
Batas maksimum kecepatan angin 38 mph
7. Jumlah Phase Tali yang Terpasang
Makin banyak jumlah phase tali yang terpasang, semakin berat
barang yang dapat diangkat

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)


Materi ini dikembangkan untuk
membantu Rigger dan Signalman
untuk lebih memahami peran dan
tanggung jawab mereka. Dan
menunjukkan contoh praktek yang
baik dan buruk untuk loading dan
rigging, melakukan pemeriksaan
dasar mengangkat peralatan seperti
hook, shackle dan wire rope,
melakukan praktik komunikasi yang
baik, dan mengenali isyarat tangan
crane.

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 42


2. PENGETAHUAN / SKILL RIGGER

01. LATIHAN SECARA UMUM


Pengetahuan dasar yang harus diketahui
oleh seorang rigger dalam melakukan
pekerjaan sehari-hari

02. LATIHAN KHUSUS


Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
dalam pelaksanaan pekerjaan khusus
sehubungan dengan pekerjaan yang
dihadapi di lapangan

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 43


2. PENGETAHUAN / SKILL RIGGER

1. PENGETAHUAN TALI KAWAT BAJA


2. PENGETAHUAN ALAT BANTU ANGKAT
3. MENGHITUNG KEKUATAN
Jenis Alat Bantu Angkat Berdasarkan Beban
4. PENGETAHUAN PENGIKATAN
Cara Pembuatan Alat Bantu Angkat
5. TANDA ISYARAT
Pengoperasian Crane
6. MENGHITUNG BEBAN
Objek yang akan diangkat
7. MENENTUKAN CARA PENGIKATAN
Sling ke objek
8. MENENTUKAN JENIS DAN UKURAN SLING
Yang digunakan untuk mengangkat

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 44


3. LANGKAH PELAKSANAAN RIGGING

1. Menghitung beban objek yang akan


diangkat
2. Menentukan cara pengikatan sling
ke objek
3. Menentukan jenis dan ukuran sling
yang digunakan untuk mengangkat

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 45


3. LANGKAH PELAKSANAAN RIGGING

Persiapan Pekerjaan Rigging

1. PENGAMANAN terhadap 4. KENCANGKAN semua


situasi lapangan perlengkapan pengikat dan
penguat

2. LAKUKAN PENGAMANAN 5. PENGANGKATAN DAN


TERHADAP PEMINDAHAN beban
PERLENGKAPAN yang dilakukan sehalus mungkin
dipasang atau dibangun

3. PERGUNAKAN PERALATAN
YANG SESUAI dan memenuhi
syarat dan anjuran
keselamatan kerja

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 46


4. ISTILAH-ISTILAH RIGGING

1. BREAKING LOAD : 3. RULE OF THUMB :


Beban / gaya yg menyebabkan Methode menghitung beban
kegagalan tali atau rantai pada kerja aman secara empiris
waktu mendapatkan tegangan dimana beban putus tali tidak
langsung. di ketahui

2. SAFE WORKING LOAD : 4. FACTOR OF SAFETY :


Beban maksimum aman dari tali Faktor keamanan sling adalah
dalam kondisi kerja normal. 6

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 47


4. ISTILAH-ISTILAH RIGGING
4.1. Breaking Load
1. BREAKING LOAD : Rumus :
Beban / gaya yg menyebabkan D2
kegagalan tali atau rantai pada Breaking load = × 9.8
waktu mendapatkan tegangan 20
langsung.
Keterangan :
Cara mengukur D = Diameter sling dalam mm
Diameter Wire rope 20 = Ketentuan rumus (konstant)
9.8 = Gravitasi

OK

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 48


4. ISTILAH-ISTILAH RIGGING

4.1. Breaking Load

Contoh : Breaking load sling (diameter 8 mm ) adalah ?

D2
Breaking Load = × 9.8
20

82
Breaking load = × 9.8 = 31.36 kN
20

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 49


4. ISTILAH-ISTILAH RIGGING

4.1. Breaking Load


Table 3.5 : Breaking Load

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 50


4. ISTILAH-ISTILAH RIGGING

4.2. Safe Working Load (SWL)

Beban maksimum aman dari tali / rantai dalam kondisi kerja


normal.

SWL = Breaking Load / (9.8 × Safety Factor)

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 51


4. ISTILAH-ISTILAH RIGGING

4.2. Safe Working Load (SWL)


Contoh : Sling diameter 8 mm (6 × 24 type A (Bare sling))
Berapa SWL nya ?

SWL = Breaking Load / (9.8 × Safety Factor)

Lihat Tabel 3.5 : Breaking Load


8 mm ( 6 x 24 A ( Bare Sling )

Safe Working Load = 31.6 kN / (9.8 × 6)


= 0.537 t
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 52
4. ISTILAH-ISTILAH RIGGING

4.2. Safe Working Load (SWL)


(SWL) Safe Working Load “ ton “

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 53


5. PRINSIP KESELAMATAN KERJA RIGGING

1. Ketahui berat benda yang akan diangkat atau hindari


kelebihan beban pada setiap perlengkapan rigging yang
akan dipergunakan
2. Titik berat beban harus segaris vertical dengan titik angkat
3. Bila titik berat beban tidak berada pada tengah-tengah
beban maka dapat dilakukan dengan pengaturan panjang
sling
4. Lakukan pemeriksaan perlengkapan rigging sebelum
dipergunakan, hancurkan atau musnahkan perlengkapan
rigging yang rusak
5. Jangan melakukan pekerjaan jika kondisi cuaca tidak
menunjang seperti berkabut, berdebu, kecepatan angin
yang tinggi, dll

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 54


5. PRINSIP KESELAMATAN KERJA RIGGING

6. Perhatikan penerangan pada saat bekerja di daerah yang


gelap atau malam hari
7. Hindari swing terlalu cepat pada crane yang dioperasikan
8. Hindari gerakan kejut pada saat mengangkat beban, agar
sling tidak kelebihan beban
9. Gunakan alat bantu angkat yang diketahui identitasnya dan
lakukan pemeriksaan secara berkala
10. Lindungi sling pada tepi yang menyudut
11. Hindari tekukan mata sling pada saat dipergunakan
12. Jangan melilitkan sling pada saat dipergunakan

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 55


5. PRINSIP KESELAMATAN KERJA RIGGING

13. Hindari sudut kaki sling yang terlalu besar (maks. 900)
14. Jangan memperbesar sudut local pada kaki sling dengan
jalan ditekan atau dipukul pada pengikat jenis jerat atau
choker
15. Gunakan tali tambera atau tag line untuk mengendalikan
beban berat dan besar yang akan diangkat
16. Jangan memasang sling pada hook yang kecil atau yang tidak
memadai
17. Perhatikan ganjal sebelum barang diletakkan pada landasan
18. Perhatikan tegangan pada kaki sling
19. Pastikan pancing sling telah terpasang dengan baik dan aman

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 56


5. PRINSIP KESELAMATAN KERJA RIGGING

20. Jangan menyeret atau menarik sling yang sedang terbebani


atau terjepit termasuk pada saat sling dipindahkan
21. Hindari membuang atau menjatuhkan tali dari suatu
ketinggian
22. Simpan alat bantu angkat atau rigging gears pada tempat
yang telah ditentukan
23. Lakukan tindakan pengamanan, pergunakan sling dengan
diameter yang lebih besar bilamana diketahui dan dijumpai:

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 57


6. POTENSI KERUGIAN PADA PENGOPERASIAN
YANG ABNORMAL

Aspek Manusia
1. BEBAN JATUH TERLEPAS DARI 3. PERKAKAS ATAU PERALATAN
HOOK ATAU PENGIKAT BANTU JATUH DARI
Sebab KETINGGIAN
Rigger tidak berpengalaman, Sebab
keteledoran dan kegagalan Kecerobohan atau keteledoran
peralatan rigging dalam bekerja

2. KEGAGALAN PERALATAN 4. TINGKAH LAKU ORANG ATAU


RIGGING PIHAK LAIN
Sebab Sebab
Kurang perawatan dan Kecerobohan atau kesengajaan,
kekeliruan dalam penggunaan saling bertabrakan dan
komunikasi
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 58
6. POTENSI KERUGIAN PADA PENGOPERASIAN
YANG ABNORMAL

Aspek Financial
1. NILAI BARANG YANG RUSAK 4. NILAI ATAU CITRA PELAKSANA
dapat bernilai puluhan juta PEKERJAAN akan rusak dan
rupiah bahkan tidak akan dipergunakan
lagi di kemudian hari
2. NILAI PERALATAN ANGKAT 5. NILAI WAKTU
yang mengalami kerusakan yang hilang karena tertundanya
pekerjaan
3. NILAI GEDUNG, 6. JIWA MANUSIA
peralatan lain dan barang yang yang tidak ternilai dalam
terkena dampak kecelakaan kecelakaan fatal

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 59


7. KUNCI SUKSES RIGGER

01. MEMBINA KERJASAMA


Membina kerjasama yang baik terhadap
rekan kerja yang terkait dalam pekerjaan
tersebut

02. FOKUS
Perhatian sepenuhnya harus dicurahkan
pada setiap langkah dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 60


8. ILUSTRASI PROSEDUR SAFETY RIGGER

Alat Pelindung Diri


Suatu cara memindahkan objek dengan menggunakan alat bantu angkat

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 61


8. ILUSTRASI PROSEDUR SAFETY RIGGER

Pastikan Lifting Gear seperti sling Pastikan beban stabil, aman dan
dan Shackle dalam kondisi Baik seimbang sebelum operasi
dan dalam kondisi kerja yang baik. pengangkatan.

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 62


8. ILUSTRASI PROSEDUR SAFETY RIGGER

Pastikan barang akan diangkat Segera melaporkan setiap cacat


ditempatkan di wadah yang tepat atau rusak pada Crane Kepada
atau wadah untuk mencegah beban Supervisor /pimpinan Anda.
jatuh selama operasi pengangkatan.

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)


63
8. ILUSTRASI PROSEDUR SAFETY RIGGER

Pasang bantalan yang memadai di Gunakan “Stick “ untuk membantu


tepi beban untuk mencegah mengarahkan beban
kerusakan pada sling .

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 64


8. ILUSTRASI PROSEDUR SAFETY RIGGER

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 65


9. HOOKING SLING
Cara mengkaitkan ke Hook

Hooking

Mengantung Membelitkan di Membelitkan di Sling Tetap


setengah lingkaran bawah hook belakang hook
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 66
9. HOOKING SLING
Menghubungkan Hook dengan Objek
Bridle Hitch
Double Wrap Basket Hitch

2 slings
4 points

4 slings - 4 points
Double Choker Hitch

2 slings - 4 points Support 2 slings - 4 points

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 67


9. HOOKING SLING

Menghubungkan Hook dengan Objek


Metoda Pengikatan Sudut Pengikatan

Gambar 1.1 Gambar 2.1

1. Metoda pengikatan
2. Sudut pengikatan
Merupakan Faktor-faktor yang mempengaruhi pengangkatan beban

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 68


9. HOOKING SLING

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 69


9. HOOKING SLING

Methode pengikatan ( Vertikal )


1.a) Pengikatan model secara vertikal, beban maksimum yang boleh di
angkat setara dengan SWL sling.

Berat Beban
SWL = Jumlah Sling

SWL = 1 ton SWL = 2 ton SWL = 2 ton

1 ton 4 ton

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 70


9. HOOKING SLING

Metoda pengikatan (Basket)

Berat Beban
SWL = Jumlah Sling
x Faktor perkalian

Basket dengan beban bentuk bulat Basket dengan beban bentuk persegi

Faktor perkalian = 1 Faktor perkalian = 2


IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 71
9. HOOKING SLING

Metoda pengikatan (Choker)

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 72


9. HOOKING SLING

Metoda pengikatan (Choker)


Contoh :

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 73


9. HOOKING SLING

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 74


9. HOOKING SLING

Menggunakan Sling Ganda dan Choke


Contoh :

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 75


9. HOOKING SLING

Menggunakan Sling Ganda dan Choke


Contoh :

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 76


9. HOOKING SLING

Menggunakan Sling Ganda dan Choke


Contoh :

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 77


9. HOOKING SLING

Jangan mengangkat beban (panjang) dengan 1 sling

Sling vertikal tunggal

・ Objek dapat berputar


・ Jika objek berputar, sling dapat melonggar
・ Objek yang berputar dapat mengakibatkan kerusakan sling

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 78


9. HOOKING SLING
Sequence

Direction of hook ⇒1・2・3・4 ⇒3・1・4・2


⇒ 2・1・4・3 ⇒ 1・3・2・4

Direction of hook


2 4 1

1 3 3

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 79


9. HOOKING SLING
Sequence

Direction of hook ⇒1・2・3・4 ⇒3・1・4・2


⇒ 2・1・4・3 ⇒ 1・3・2・4

Direction of hook


2 4
1 4

1 3 3

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 80


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

Pastikan tidak ada aksi pemotongan Jangan gunakan shackle Pastikan tidak ada
pada garis berjalan. pin karena akan menjadi tindakan pemotongan
longgar dari waktu ke tali kawat sling mata
waktu. pada garis berjalan.

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 81


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

Masukkan pengunci Shackle tepat Pastikan shackle tidak tertarik


pada posisi yang disyaratkan ke sudut bawah.

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 82


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

Pastikan Safety Latch Pastikan belenggu yang Pastikan shackle yang


(kait keselamatan) baik dihubungkan sama spasi

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 83


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

Metoda Hook yang salah

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 84


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

BENAR : Salah :
Mata pancing menghadap ke luar Mata Pancing Menghadap ke dalam

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 85


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 86


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

Beban Beban

Menjadi

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 87


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 88


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 89


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 90


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 91


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

Bolt Bolt

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 92


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 93


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 94


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 95


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 96


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 97


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 98


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 99


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 100


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 101


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 102


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 103


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 104


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 105


10. CONTOH-CONTOH PENGIKATAN

IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 106


IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO) 107

Anda mungkin juga menyukai