TAHUN 2019
Indikator mengacu pada peraturan perundang-undangan (sesuai Standar Akreditasi Nasional edisi
Dasar Pemikiran
1 tahun 2018) dan Meningkatkan kualitas Pelayanan Pasien
1. Aksessibilitas
2. Efetifitas
3. Efiensi √
Dimensi Mutu
4. Keselamatan
√
5. Fokus pada pasien
6. Kesinambumngan pelayanan √
Definisi Operasional BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat 1500-2500gr
Input Outcome
Jenis Indikator
Proses Proses Outcome
√
Jumlah BBLR 1500 gr -2500 gr dengan usia kehamilan ≥ 32 minggu yang tidak berhasil
Numerator (pembilang)
ditangani per bulan
Jumlah serluruh BBLR 1500 gram -2500gram dengan usia kehamilan ≥ 32 minggu yang
Denominator (penyebut)
ditangani dalam bulantersebut
Inklusi Berat badan bayi < 2500 gram, dengan usia kehamilan ≥ 32 minggu
Eksklusi Berat badan bayi < 1500 gram, usia kehamilan < 32 minggu
Jumlah BBLR 1500 gr -2500 gr dengan usia kehamilan ≥ 32 minggu yang tidak berhasil ditangani per
bulan x 100%
Formula
Jumlah serluruh BBLR 1500 gram -2500gram dengan usia kehamilan ≥ 32 minggu yang
ditangani dalam bulantersebut
F/KMKP/001
06.19.00
Sumber data 1. Sensus Harian 2. IT 3. (ex; Rekam Medis/Farmasi)
Tanggal : 11/07/2019 Ns Lasmaria Refrina S.Kep dr. Yuliana Maggie Juntiven Manik,SKM,MARS
F/KMKP/001
06.19.00
PROFILE INDIKATOR MUTU
TAHUN 2019
F/KMKP/001
06.19.00
PERMENKES NO 2562/MENKES/PER/XII/2011 Tentang pejuntuk teknis jaminan persalinan
Dasar Pemikiran
PERMENKES NO 604/Menkes/SK/VII/2008 Tentang pedoman pelayanan Maternal Perinatal pada RS
1. Aksessibilitas
2. Efetifitas
3. Efiensi
√
Dimensi Mutu
4. Keselamatan √
6. Kesinambumngan pelayanan
Insiden yang menunjukkan banyaknya yang ibu meninggal karena perdarahan yang dapat terjadi pada semua
Definisi Operasional
kala dalam persalinan
Input √ Outcome
Jenis Indikator
Numerator Jumlah ibu melahirkan yang meninggal karena perdarahan per bulan
Inklusi Disebabkan antara lain APB, ruptur uteri kegagalan URI ( Placenta ) untuk keluar secara spontan ( retensio
palcenta ) tidak berkontraksinya rahim ibu ( Antonia uteri )
Perdarahan karena trauma pada perut ataua karena tindakan fisisk yang lain yang tidak berhubungan dengan proses
Eksklusi
persalinan
Jumlah ibu melahirkan yang meninggal karena perdarahan per bulan x 100%
Formula
Jumlah ibu melahirkan dengan perdarahan pada bulan tersebut
F/KMKP/001
06.19.00
Sampel ☑Sensus harian □Random □Survei □Probabilitas
Tanggal ; 11/07/2019 Ns Lasmaria Refrina S.Kep dr. Yuliana Maggie Juntiven Manik,SKM,MARS
TAHUN 2019
Judul Indikator Kejadian tidak dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD ) pada bayi baru lahir
PERMENKES NO 15 TAHUN 2014 PASAL 2 Petugas kesehatan wajib melaksanakan inisiasi menyusu dini
Dasar Pemikiran
terhadap bayi baru lahir kepada ibunya paling singkat selama 1 jam , jika tidak ada kontra indikasi medis
1. Aksessibilitas
2. Efetifitas
3. Efiensi √
Dimensi Mutu
4. Keselamatan
√
5. Fokus pada pasien
6. Kesinambumngan pelayanan √
Definisi Operasional Inisiasi Menyusu Dini adalah bayi baru lahir diberi kesempatan untuk memulai atau inisiasi menyusu sendiri
segera setelah lahir dengan membiarkan kontak kulit bayi dan ibu setidaknya satu jam atau sampai menyusu
F/KMKP/001
06.19.00
pertama selesai
Input √ Outcome
Jenis Indikator
Proses Proses Outcome
Numerator Jumlah bayi baru lahir yang tidak dilakukan IMD pada bulan tersebut
Denominator Jumlah seluruh bayi baru lahir yang dapat dilakukan IMD pada bulan tersebut
Bayi baru lahir dengan permasalahan kesehatan seperti BBLR, asfiksia, Hydrocephalus, meningokel, labio palato
Eksklusi
skisis, Omvalokel/tidak ada dinding perut
Jumlah bayi baru lahir yang tidak dilakukan IMD pada bulan tersebut X 100%
Formula
Jumlah seluruh bayi baru lahir yang dapat dilakukan IMD pada bulan tersebut
Tanggal : 11/07/2019 Ns Lasmaria Refrina S.Kep dr. Yuliana Maggi Juntiven Manik,SKM,MARS
F/KMKP/001
06.19.00
F/KMKP/001
06.19.00
PROFILE INDIKATOR MUTU
TAHUN 2019
1. Aksessibilitas
2. Efetifitas
3. Efiensi √
Dimensi Mutu
4. Keselamatan
√
√
5. Fokus pada pasien
6. Kesinambumngan pelayanan
F/KMKP/001
06.19.00
Insiden yang menunjukkan banyaknya ibu yang meninggal karena eklampsia
Eklampsia adalah suatu kelainan akut yang terjadi pada wanita hamil, bersalin, atau nifas yang
Definisi Operasional
ditandai dengan pre-eklampsia serta timbulnya kejang-kejang atau komplikasi lainnya, yang
bukan disebabkan karena kelainan neurologi
Input √ Outcome
Jenis Indikator
Proses Proses Outcome
Tanggal : 11/07/2019 Ns Lasmaria Refrina S.Kep dr. Yuliana Maggie Juntiven Manik,SKM,MARS
F/KMKP/001
06.19.00
F/KMKP/001
06.19.00
PROFILE INDIKATOR MUTU
TAHUN 2019
Judul Indikator Angka Keterlambatan mengantar gawat janin ke kamar operasi tidak lebih dari 30 menit
Indikator mengacu pada peraturan perundang-undangan (sesuai Standar Akreditasi Nasional edisi 1 tahun
Dasar Pemikiran
2018) dan Meningkatkan kualitas Pelayanan Pasien
1. Aksessibilitas
2. Efetifitas
3. Efiensi √
Dimensi Mutu
4. Keselamatan
√
5. Fokus pada pasien
6. Kesinambumngan pelayanan √
Insiden yang menunjukan banyaknya asfiksia lahir yang tidak memiliki jumlah oksigen yang cukup sebelum
selam dan setelah persalinan
Definisi Operasional
Keterlambatan gawat janin adalah pasien yang dinyatakan oleh dokter gawat janin diantar ke kamar opersai
untuk tindakan tidak lebih dari 30 menit
Input √ Outcome
Jenis Indikator
Proses Proses Outcome
F/KMKP/001
06.19.00
Numerator Jumlah pasien gawat janin yang diantar ke OK lebih dari 30 menit dalam 1 bulan
Target Pencapaian 0%
Eksklusi -
Jumlah pasien gawat janin yang diantar ke OK lebih dari 30 menit dalam 1 bulan x 100%
Formula
Jumlah pasien yang dinyatakan gawat janin dalam 1 bulan
TAHUN 2019
F/KMKP/001
06.19.00
PERMENKES NO 2562/MENKES/PER/XII/2011 Tentang pejuntuk teknis jaminan persalinan
Dasar Pemikiran
PERMENKES NO 604/Menkes/SK/VII/2008 Tentang pedoman pelayanan Maternal Perinatal pada RS
1. Aksessibilitas
2. Efetifitas
3. Efiensi √
Dimensi Mutu
4. Keselamatan
√
6. Kesinambumngan pelayanan
Input √ Outcome
Jenis Indikator
Proses Proses Outcome
Eksklusi -
F/KMKP/001
06.19.00
Publikasi Data Internal Eksternal
TAHUN 2019
Dasar Pemikiran PERMENKES NOMOR 91 TAHUN 2015 Tentang Standar Pelayana Tranfusi Darah
1. Aksessibilitas
2. Efetifitas
3. Efiensi √
Dimensi Mutu
4. Keselamatan
√
√
5. Fokus pada pasien
6. Kesinambumngan pelayanan
Rangkaian kegiatanpengambilan darah dan pelabelan darah pendonor, pencegahan penularan penyakit,
Definisi Operasional
pengolahandarah dan penyimpanan darah pendonor.
F/KMKP/001
06.19.00
Keterlambatan penyediaan darah artinya keterlambatan penyediaan darah pasien di kamar bersalin ≥ 60 menit sejak
sampel darah diantar ke bank darah sampai dengan darah tiba di kamar bersalin
Input √ Outcome
Jenis Indikator
Proses Proses Outcome
Numerator Jumlah pasien yang mengalami keterlambatan penyediaan darah ≥ 60 menit pada bulan tersebut
Eksklusi -
Jumlah pasien yang mengalami keterlambatan penyediaan darah ≥ 60 menit pada bulan tersebut x 100%
Formula
Jumlah pasien yang membutuhkan darah pada bulan tersebut
Internal
Publikasi Data
Eksternal
Tanggal : 11/07/2019 Ns Lasmaria Refrina S.Kep dr. Yuliana Maggie Juntiven Manik,SKM,MARS
F/KMKP/001
06.19.00
PROFILE INDIKATOR MUTU
TAHUN 2019
Judul Indikator Bayi baru lahir yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif selama rawat inap
PASAL 128 UU NO 36 Tahun 2009 tentang kesehatan berbunyi Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu
Dasar Pemikiran
ekslusif sejak dilahirkan selama 6 bulan kecuali atas indikasi medis
1. Aksessibilitas
2. Efetifitas
3. Efiensi √
Dimensi Mutu
4. Keselamatan
√
√
5. Fokus pada pasien
6. Kesinambumngan pelayanan
Pemberian Air Susu Ibu saja kepada bayi umur 0 – 6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan
Definisi Operasional
selain obat untuk terapi (pengobatan penyakit) selama masa rawat inap
Input √ Outcome
Jenis Indikator
Proses Proses Outcome
Numerator Jumlah bayi baru lahir yang tidak mendapat ASI eksklusif selama masa rawat inap dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh bayi baru lahir yang mendapatkan AS eksklusf dalam bulan tersebut
Target Pencapaian 0%
Inklusi Semua bayi baru lahir selama masa rawat inap di rumah sakit
Eksklusi Bayi yang menderita galaktosemia , maple syrup urine, dan fenilketonuria-
Jumlah bayi baru lahir yang tidak mendapat ASI eksklusif selama masa rawat inap satu bulan X 100%
Formula
Jumlah seluruh bayi baru lahir yang mendapatkan AS eksklusf dalam bulan tersebut
F/KMKP/001
06.19.00
Sumber data 1. Sensus Harian 2. IT 3. (ex; Rekam Medis/Farmasi)
Internal
Publikasi Data
Eksternal
Tanggal : 11/07/2019 Ns Lasmaria Refrina S.Kep dr. Yuliana Maggie Juntiven Manik,SKM,MARS
TAHUN 2019
Dasar Pemikiran Sebagai acuan untuk menilai kualitas pemberian pelayanan ke pasienn
Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan keperawatan berbasis mutu dan keselamatan pasien
1. Aksessibilitas
2. Efetifitas
Dimensi Mutu
3. Efiensi √
F/KMKP/001
06.19.00
4. Keselamatan
√
6. Kesinambumngan pelayanan
Ketidaktepatan pemberian obat kepada pasien yang dinilai berdasarkan 5 benar, yaitu
Definisi Operasional
Benar pasien , Benar dosis, Benar Obat , Benar waktu pemberian , benar cara pemberian
Input Outcome
Jenis Indikator √
Proses Proses Outcome
Numerator Jumlah kejadian ketidaktepatan dalam pemberian obat pasien rawat inap dengan 5 benar
Denominator -
Target Pencapaian 0
Eksklusi -
Titik Susilowati AMK Ns Lasmaria Refrina S.Kep dr. Yuliana Maggie Juntiven Manik,SKM,MARS
F/KMKP/001
06.19.00
Tanggal : 11/07/2019
TAHUN 2019
Dasar Pemikiran Peraturan menteri kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang keselamata
Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan keperawatan berbasis mutu dan keselamatan pasien
1. Aksessibilitas
2. Efetifitas
3. Efiensi √
Dimensi Mutu
4. Keselamatan
√
Kesinambumngan pelayanan
Kesalahan penentuan identitas pasien sejak awal pasien masuk sampai dengan pasien keluar, terhadap semua
Definisi Operasional
pelayanan yang diterima oleh pasien
Input Outcome √
Jenis Indikator
√
Proses Proses Outcome
Denumerator -
F/KMKP/001
06.19.00
Target Pencapaian 0
Eksklusi -
Titik Susilowati AMK Ns Lasmaria Refrina S.Kep dr. Yuliana Maggie Juntiven Manik,SKM,MARS
Tanggal : 11/07/2019
TAHUN 2019
F/KMKP/001
06.19.00
Sebagai acuan untuk menilai kualitas pemberian pelayanan ke pasien
Dasar Pemikiran Peraturan menteri kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang keselamata
Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan keperawatan berbasis mutu dan keselamatan pasien
1. Aksessibilitas
2. Efetifitas
3. Efiensi √
Dimensi Mutu
4. Keselamatan
√
5. Fokus pada pasien
Kesinambumngan pelayanan √
Obat yang perlu diwaspadai (High allert ) adalah obat yang memiliki risiko lebih tinggi untuk menyebabkan /
Definisi Operasional menimbulkan adanya komplikasi atau membahayakan pasien secara signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan
dan penyimpanan.
Input Outcome √
Jenis Indikator
Proses Proses Outcome
Denumerator -
Target Pencapaian 0
Penyimpanan obat high allert tidak dilakukan secara benar ( prosedur penyimpan yang benar, obat high allert
Inklusi
disimpan terpisah, elektrolit konsentrat diberi stiker orange, NORUM/LASA diberi stiker hijau
Formula Pengukuran Jumlah kejadian insiden akibat penggunaan obat yang perlu diwaspadai yang tidak sesuai prosedur
F/KMKP/001
06.19.00
Publikasi Data Internal
Instrumen Pengambilan
Laporan insiden keselamatan pasien
Data
Daftar obat
Penanggung Jawab
Bid Veronika S.TR.Keb Ns Lasmaria Refrina S.Kep dr. Yuliana Maggie Juntiven Manik,SKM,MARS
F/KMKP/001
06.19.00
PROFILE INDIKATOR MUTU
TAHUN 2019
F/KMKP/001
06.19.00
1. Aksessibilitas
2. Efetifitas
3. Efiensi √
Dimensi Mutu
4. Keselamatan
√
5. Fokus pada pasien
Kesinambumngan pelayanan √
Kecepatan re terhadap komplain adalah kecepatan rumah sakit dalam menanggapi komplen baik tertulis, lisan
atau melalui mass media yang sudah diidentifikasi tingkat resiko dan dampak resiko dengan penetapan
grading/dampak resiko berupa ekstrim ( mera). tinggi ( kuning), , dan dibuktikan dengan data, dan tindak
lanjut atas respon time komplain tersebut sesuai dengan kategorisasi/grading/ dampak resiko. Warna
merah : cenderung berhubungan dengan polisi, pengadilan, kematian, mengancam sistem/kelangsungan
organisasi, potensi kerugian material dii. Warna kuning : berhubungan dengan pemberitaan media, potensi
kerugian material dll. Warna hijau tidak menimbulkan kerugian berarti baik material maupun
immaterial.kriteria penilaian : 1. Melihat data
Definisi Operasional rekapitulasi komplain yang dikatagorikan merah, kuning dan hijau.
3. Melihat data tindak lanjut komplain setiap katagori yang dilakukan dalam kurun waktu sesduai standar.
4. Membuat presebtase jumlah komplain yang ditindaklanjuti terhadap seluruh komplain di setiap katagori.
a. Komplain katagori merah (KKM) di tanggapi dan ditindak lanjuti maksimal 1 kali 24 jam.
Input Outcome
Jenis Indikator
Proses Proses Outcome
√
Numerator Jumlah KKM,KKK dan KKH yang sudah ditanggapi dan ditindak lanjuti
F/KMKP/001
06.19.00
Jumlah KKM,KKK dan KKH yang sudah ditanggapi dan ditindak lanjuti/ jumlah seluruh KKM,KKK dan
Formula
KHK x 100%
Retrospektif . Concurrent
√
Cara Pengumpulan Data
Metodologi Analisa Data akan dikumpulkan dan dianalisis oleh jajaran bidang layanan medik
Instrumen Pengambilan
survay kepuasan pelanggan, laporan,Rekapitulasi komplain/keluhan
Data
Bid Veronika R S.Tr Keb Ns Lasmaria Refrina S.Kep dr. Yuliana Maggie Juntiven Manik,SKM,MARS
F/KMKP/001
06.19.00
PROFILE INDIKATOR MUTU
BAGIAN : KPPI
TAHUN 2019
Indikator mengacu pada PMK 27 Th.2017 tentang Pedoman PPI di Fasilitas Pelayanan Kesehatan & sesuai
Dasar Pemikiran
Standar Akreditasi Nasional tahun 2018 serta untuk meningkatkan kualitas pelayanan pasien
Kesinambungan pelayanan
F/KMKP/001
06.19.00
Tujuan Umum : Meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit dan untuk
keselamatan pasien
microorganisme transient .
Kebersihan tangan (hand hygiene) adalah segala usaha yang dilakukan untuk membersihkan kotoran yang
secara kasat mata terlihat dan pengangkatan mikroorganisme yang tinggal sementara di tangan dengan
menggunakan sabun dan air mengalir (hand wash) atau dengan cairan berbasis alkohol (handrub) dalam 6
langkah (WHO,2009)
Audit kebersihan tangan adalah prosedur penilaian kepatuhan petugas melakukan kebersihan tangan sesuai 5
indikasi dari WHO yaitu sebelum kontak dengan pasien, setelah kontak dengan pasien, sebelum melakukan
tindakan invasif dan aseptik, setelah kontak dengan cairan tubuh, dan setelah kontak dengan lingkungan
dengan menjalankan 6 tahap teknik melakukan kebersihan tangan.
1. Sebelum kontak dengan pasien, yaitu sebelum masuk ruangan perawatan pasien
2.Kontak dengan pasien meliputi menyentuh tubuh pasien, baju atau pakaian
3.Prosedur aseptik contoh: tindakan transfusi, perawatan luka, pemasangan kateter urin, suctioning, perawatan
daerah tindakan invasif
4. Tindakan invasif contohnya pemasangan kateter intravena (vena pusat/ vena perifer), kateter arteri, Cairan
Definisi Operasional tubuh pasien seperti muntah, darah, nanah, urin, feces, produksi drain, dll
sekitar pasien
2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya
5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
F/KMKP/001
06.19.00
sebaliknya
Petugas yang dinilai mencakup SEMUA PETUGAS yang bertugas di ruangan (dokter, perawat, peserta didik,
pekarya, cleaning service)
Jumlah total hasil observasi staf melakukan kebersihan tangan 6 langkah dan five moment sesuai
Numerator
indikasi .
Denumerator Jumlah total opportunity staf harus melakukan kebersihan tangan 6 langkah dan five moment sesuai indikasi.
Eksklusi -
Instrumen Pengambilan
Formulir Monitoring Kebersihan Tangan
Data
F/KMKP/001
06.19.00
Kabag Instalasi Farmasi,NSB, NSC, NSD, NSE, NSF, NSG, NSH, Rawat Jalan, IGD, ICU, IMC, HD,
Endoskopi, Laboratorium, Radiologi, Perina, GIZI, Kamar Bedah, Rehab Medik, Angiografi, Kamar Bersalin,
Penanggung Jawab Kamar Bayi,
Ns.Cisilia M.R.H,S.Kep
F/KMKP/001
06.19.00