Anda di halaman 1dari 12

Kliping tokoh yang memperjuangkan nilai penting

dalam masyarakat

Dibuat oleh
Jonathan kevin giustino
XII Mipa 1 / 20
Biografi Munir
Munir Said Thalib atau akrab disapa dengan sebutan Munir adalah seorang pria keturunan Arab
yang lahir pada tanggal 8 Desember 1965 di Malang. Munir menamatkan pendidikan tingginya di
Fakultas Hukum Universitas Brawijaya pada tahun 1990. Sedari dulu Munir memang sudah terkenal
sebagai seorang aktivis kampus.

Beliau pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa Hukum Indonesia pada tahun 1989, anggota Forum
Studi Mahasiswa untuk Pengembangan Berpikir di Universitas Brawijaya pada tahun 1988,
Sekretaris Dewan Perwakilan Mahasiswa Hukum Universitas Brawijaya pada tahun 1988, Sekretaris
Al Irsyad Kabupaten Malang di tahun yang sama dan juga pernah menjadi anggota HMI (Himpunan
Mahasiswa Indonesia).

Jasa Munir
Munir mengawali kariernya dalam berbagai kasus pembelaan HAM dengan menjadi relawan di LBH
(Lembaga Bantuan Hukum) di Surabaya pada tahun 1989, hingga ia diangkat menjadi Direktur LBH
Semarang pada tahun 1996. Munir juga menduduki berbagai jabatan di YLBHI (Yayasan Lembaga
Bantuan Hukum Indonesia) sampai mendirikan Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan
(KontraS). Jabatan terakhir beliau adalah menjabat sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau
HAM Indonesia Imparsial.

Masyarakat mengatakan Munir Said Thalib mulai dikenal sejak dirinya terlibat sebagai salah satu
pejuang bagi orang-orang hilang yang diculik oleh Tim Mawar dari Kopassus setelah Soeharto
lengser dari pemerintahan. Berikut adalah berbagai permasalah HAM yang pernah Munir
perjuangkan.

Kasus Araujo dalam tuduhan pemisahan Timor Timur dari Indonesia di tahun 1992, kasus Marsinah
di tahun 1994, kasus George Junus Aditjondro di tahun 1994, kasus hilangnya 24 aktivis dan
mahasiswa di Jakarta tahun 1997-1998, kasus pembunuhan terhadap masyarakat sipil di Tanjung
Priok, kasus penembakan mahasiswa di Semanggi pada Tragedi Semanggi I dan II, penggagas
Komisi Perdamaian dan Rekonsiliasi di Maluku, dan masih ada banyak lagi jasa yang telah
dilakukannya.

Munir selalu membela dan memperjuangkan hak asasi dari mereka yang dilanggar hak-haknya.
Setiap ada masalah mengenai pelanggaran HAM, Munir akan selalu berada di barisan terdepan.

Penghargaan Munir
Jasa dan pengorbanan seorang Munir dalam gerakan-gerakan beraninya telah menuntun dirinya ke
berbagai penghargaan, baik di dalam maupun luar negeri. Salah satunya adalah ketika Munir
dinobatkan sebagai Man of The Year (1998) versi Majalah Ummah, Penghargaan Pin Emas sebagai
Lulusan Universitas Brawijaya dan merupakan satu dari 100 Tokoh Indonesia Abad XX versi Majalah
Forum Keadilan.

Beliau juga mendapat penghargaan Right Livelihood Award (Alternative Nobel Prizes) untuk
promosi HAM dan kontrol sipil atas militer di luar negeri. Munir juga dinobatkan menjadi Leader
for The Millennium dari Asia Week di tahun 2000, dan An Honourable Mention of The
2000 UNESCO Madanjeet Singh Prize atas usahanya dalam mempromosikan toleransi dan anti
kekerasan.

Kasus Munir
Setiap keberhasilan seseorang pasti terdapat mereka yang akan senantiasa mendukung dan
melindungi, tapi jangan lupakan pula mereka yang tidak menyukai dan merasa terancam. Itu
pulalah yang dihadapi oleh Munir Salid Thalib. Di balik kesuksesan dan keberhasilan dalam
memecahkan dan memperjuangkan kasus HAM, ternyata banyak pihak-pihak yang merasa
terancam dengan keberadaannya.

Buruknya adalah ketika perasaan itu menimbulkan tindakan yang keji seperti membunuh. Benar.
Tokoh Nasional kita meninggal dengan cara diracun zat arsenik. Beliau meninggal ketika sedang
dalam perjalanan menuju Amsterdam menaiki pesawat. Pada saat itu penerbangan yang dilakukan
adalah untuk mengantarkan Munir melanjutkan studi di Universitas Ultrecht.

Siapa sangka ternyata penerbangan itu justru mengantarkan dirinya menuju akhir hidupnya.
Banyak yang menyangka bahwa kematian Munir adalah sesuatu yang telah direncanakan,
terungkap dari tertangkapnya Pollycarpus Budihari Priyanto seorang pilot maskapai Garuda
Indonesia yang saat itu menerbangkan pesawat yang ditumpangi oleh Munir.

Walaupun sudah ada tersangka yang tertangkap, motif di balik pembunuhan tersebut masih belum
jelas yang mengakibatkan ketidakjelasan pada kasus ini. Hingga kini Pollycarpus telah dibebaskan
bersyarat dari penjara, tapi masih belum ada kepuasan dan kejelasan yang ditemukan dari kasus
ini. Entah mengapa kasus ini menghilang secara tiba-tiba dari perbincangan masyarakat.

Hanya sedikit dari masyarakat yang masih mengingatnya dan mungkin berusaha untuk
memperjuangkannya. Tanggal kematian Munir, yaitu 7 September 2004 kemudian dijadikan
tanggal peringatan Hari Pembela HAM Indonesia.

Nah Quipperian, itulah salah seorang tokoh nasional dari almamater Universitas Brawijaya,
seorang Aktivis HAM, Munir Said Thalib. Dia adalah seseorang yang berpegang teguh pada
keyakinannya mengenai Hak Asasi Manusia yang harus diperjuangkan dengan serius.

Beliau meninggal karena keberaniannya dalam memperjuangkan HAM. Bagaimana denganmu?


Dengan mengetahui dan mengenang jasa-jasa beliau saja sudahlah cukup, tapi akan lebih bagus
lagi jika kamu dapat menyebarkan dan mempergunakan ilmu kamu untuk hal yang berguna bagi
bangsa dan negara. Sama seperti yang dilakukan oleh Munir.

https://www.quipper.com/id/blog/quipper-campus/campus-life/munir-said-thalib-tokoh-perjuangan-
ham-dari-universitas-brawijaya/
Biografi Gandhi
Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869 di negara bagian Gujarat di India. Beberapa dari anggota
keluarganya bekerja pada pihak pemerintah. Saat remaja, Gandhi pindah ke Inggris untuk
mempelajari hukum. Setelah dia menjadi pengacara, dia pergi ke Afrika Selatan, sebuah
koloni Inggris, di mana dia mengalami diskriminasi ras yang dinamakan apartheid. Dia
kemudian memutuskan untuk menjadi seorang aktivis politik agar dapat mengubah hukum-
hukum yang diskriminatif tersebut. Gandhi pun membentuk sebuah gerakan non-kekerasan.
Ketika kembali ke India, dia membantu dalam proses kemerdekaan India dari jajahan Inggris;
hal ini memberikan inspirasi bagi rakyat di koloni-koloni lainnya agar berjuang mendapatkan
kemerdekaannya dan memecah Kemaharajaan Britania untuk kemudian
membentuk Persemakmuran.
Rakyat dari agama dan suku yang berbeda yang hidup di India kala itu yakin bahwa India perlu
dipecah menjadi beberapa negara agar kelompok yang berbeda dapat mempunyai negara
mereka sendiri. Banyak yang ingin agar para pemeluk agama Hindu dan Islam mempunyai
negara sendiri. Gandhi adalah seorang Hindu namun dia menyukai pemikiran-pemikiran dari
agama-agama lain termasuk Islam dan Kristen. Dia percaya bahwa manusia dari segala agama
harus mempunyai hak yang sama dan hidup bersama secara damai di dalam satu negara.
Pada 1947, India menjadi merdeka dan pecah menjadi dua negara, India dan Pakistan. Hal ini
tidak disetujui Gandhi.
Prinsip Gandhi, satyagraha, sering diterjemahkan sebagai "jalan yang benar" atau "jalan
menuju kebenaran", telah menginspirasi berbagai generasi aktivis-aktivis demokrasi dan anti-
rasisme seperti Martin Luther King, Jr. dan Nelson Mandela. Gandhi sering mengatakan kalau
nilai-nilai ajarannya sangat sederhana, yang berdasarkan kepercayaan Hindu tradisional:
kebenaran (satya), dan non-kekerasan (ahimsa).
Pada 30 Januari 1948, Gandhi dibunuh seorang lelaki Hindu yang marah kepada Gandhi karena
ia diduga terlalu memihak kepada Muslim.

Jasa Gandhi
Gandhi tiba di Afrika Selatan pada tahun 1893, sebuah negara bagian kolonisasi Kerajaan Inggris
seperti kampung halamannya di British-India. Gandhi yang saat ini berumur 24 tahun tentu gak bisa
dibilang ‘remaja’ yang cupu lagi (walau kadang masih suka grogi kalo ngomong, hehe..). Sekarang
Gandhi adalah seorang ahli hukum yang mau bekerja sebagai legal konsultan pada seorang pedagang
Muslim keturunan India yang kaya-raya di sebuah kota bernama Pretoria, Afrika Selatan.

Jika ada hal yang menjadi pemicu perubahan besar dalam diri Gandhi dari seorang pemuda ahli
hukum biasa menjadi seorang pejuang anti-kolonial yang paling ditakuti Kerajaan Inggris… itu adalah
serangkaian pengalaman buruk yang diterima Gandhi pada masa-masa awal kepindahannya ke Afrika
Selatan. Di Afrika Selatan, Gandhi melihat bahkan mengalami sendiri suatu bentuk diskriminasi yang
luar biasa parah oleh orang-orang Eropa terhadap kaum kulit berwarna, baik negro maupun
keturunan India.

Pada suatu kesempatan, Gandhi pernah diusir secara paksa dari kereta di Pietermaritzburg (baca:
diseret lalu dilempar keluar kereta) hanya karena orang-orang bule di sana gak percaya kenapa bisa
ada pemuda turunan India yang bisa memiliki tiket kereta kelas 1. Pada kesempatan lain, Gandhi
juga pernah digebukin sama kusir kereta kuda hanya karena dirinya menolak turun untuk
memberikan penumpang bule prioritas. Gandhi, yang sebelumnya menyandang status sosial yang
cukup tinggi di negara asalnya, harus mengalami pengusiran-pengusiran paksa di beberapa hotel,
bukan karena dia gak punya duit, tapi hanya karena dia bukan orang bule. Sebagai illustrasi, lo bisa
nonton sedikit cuplikan adegan pengusiran Gandhi dari kereta di bawah ini:

Serangkaian kejadian ini menjadi titik balik yang luar biasa dalam pandangan hidup serta karya
hidup yang ingin dia perjuangkan kelak. Sejak dirinya sendiri menyaksikan (dan juga mengalami)
bentuk diskriminasi rasisme, ketidakadilan terhadap kaum kulit berwarna di Afrika Selatan,
khususnya keturunan India… dia mulai memikirkan nasib bangsanya di India yang kurang lebih
merasakan perlakuan serupa oleh Kerajaan Inggris. Sampai akhirnya, dia bertekad untuk mengubah
situasi tersebut.

Inilah menurut gue sisi menarik dari Gandhi, ketika dirinya mengalami diskriminasi berkali-kali,
diusir dari kereta dan hotel sana-sini, dicaci-maki, bahkan dipukulin rame-rame… pada umumnya
manusia ‘biasa’ akan kapok, pasrah sama keadaan, atau justru malah membenci dan menyimpan
dendam terhadap pelaku yang melakukan bentuk ketidakadilan tersebut. Tapi di sinilah
keistimewaan seorang Gandhi, yang mampu menyalurkan energi kejengkelannya menjadi suatu
sikap, prinsip, tekad, dan komitmen yang luar biasa gigih untuk memperbaiki situasi dan
permasalahan di depan matanya.

Tekadnya itu membuat Gandhi tinggal menetap di Afrika Selatan selama 21 tahun! Lama amat!? Ya,
memang selama itulah dia menempa dirinya di Afrika untuk mengembangkan gagasan bagaimana
melawan bentuk imperialisme dari Eropa serta membebaskan warga kulit berwarna dari bentuk
diskriminasi dan kolonisasi untuk dapat membangun negara yang mandiri. Saat-saat itu dia gunakan
untuk mengasah keterampilannya berargumen, memahami bagaimana cara kerja imperialisme
Barat, serta mulai membangun basis kekuatan masa dengan berkontribusi besar terselenggaranya
kongres bagi warga keturunan India di sebuah Kota bernama Natal, untuk menyatukan suara politik
dan memupuk rasa kebersatuan antar sesama warga turunan India. Hal ini membuat Gandhi diserang
pada tahun 1897 oleh para demonstran kulit putih. Walaupun gerakan kongres ini bisa dibilang
kurang berhasil (malah justru dapetnya benjol dan memar) tetapi gerakan ini cukup mendapat
perhatian di Afrika Selatan.

Inggris telah menduduki India sejak tahun 1877 sebagai salah satu dari koloni (baca: jajahan)
Kerajaan Inggris. Pada awalnya, Inggris masuk ke India untuk tujuan perdagangan oleh sebuah
perusahaan bernama EIC (English East India Company) yang telah memperoleh hak monopoli
perdagangan di wilayah timur koloni Inggris seperti India, Malaysia, dan China. Dalam waktu 30
tahun, EIC telah memonopoli hampir seluruh aspek kehidupan ekonomi, perdagangan, serta
administrasi di wilayah India. Diskriminasi dan represi terhadap orang-orang lokal terjadi di mana-
mana, warga turunan India diharuskan membayar sewa atas tanah airnya sendiri, dan membayar
pajak atas komoditas bahan pokok hasil bumi tanah India yang telah menjadi hak monopoli dagang
Inggris.

Situasi inilah yang memicu Gandhi pulang ke tanah kelahirannya untuk membawa misi perubahan
bagi rakyat India. Gandhi memulai perjuangan dengan cara sederhana, yaitu mendirikah ashram
(seperti pesantren untuk agama Hindu). Gandhi mulai mengajarkan konsep satyagraha dan ahimsa
yang pada intinya merupakan gerakan perlawanan dengan cara damai tanpa kekerasan. Sampai
akhirnya lebih dari 250 orang bergabung dengan Gandhi untuk mempraktekkan sikap non-kekerasan,
toleransi terhadap semua agama. Kelompok spiritual Gandhi ini mulai terkenal ke beberapa daerah
di India hingga suatu ketika di tahun 1917, seorang petani dari wilayah pelosok datang dan minta
bantuan Gandhi yang seorang ahli hukum dan spiritual untuk membantu petani berjuang melawan
tuan tanah Inggris yang memungut biaya sewa tanah secara tidak adil.

Kejadian itu menyadarkan Gandhi bahwa sudah saatnya dia berjuang di lapangan untuk membela
rakyat India. Dia mengabdikan dirinya untuk membela para petani di wilayah Champaran selama 2
tahun dengan bernegosiasi dengan pemerintah Inggris dan membantu penduduk mengelola
kemandirian pangan, sampai akhirnya ia ditangkap oleh polisi Inggris. Dalam semalam, berita
penangkapan Gandhi terdengar ke berbagai pelosok bahwa seorang pahlawan daerah yang
memperjuangkan hak-hak sipil ditangkap dan diadili. Ribuan petani berkumpul di luar gedung
pengadilan untuk mendukung Gandhi. Hakim dan jaksa yang ketakutan dengan ribuan masa yang
tiba-tiba memenuhi gedung sidang segera membebaskan Gandhi tanpa syarat. Perjuangan Gandhi
untuk para petani terus dilakukan hingga hukum agraria berhasil direformasi untuk melindungi buruh
tani yang tertindas. Berita tentang keberhasilan Gandhi dalam memperjuangkan hak petani bisa
benar-benar berhasil dilakukan dengan cara negosiasi dan aksi damai. Sejak saat itulah, Gandhi
menjadi tumpuan harapan rakyat India.

Namun demikian, Inggris tetap membatasi hak-hak sipil, dan menekan kebebasan berbicara, pers
dan berserikat, pada rakyat India di berbagai daerah. Gandhi yang saat itu telah memiliki pengaruh
yang begitu luas hingga ke berbagai pelosok India (bahkan sampai dianggap sebagai orang suci),
mulai berdiskusi dengan para pejuang kemerdekaan lainnya seperti Jawaharlal Nehru, Ali Jinnah,
dkk untuk melakukan strategi pembebasan India dari kolonisasi Inggris. Saat itulah Gandhi berperan
besar dalam membentuk prinsip dasar perjuangan kemerdekaan India. Prinsip dasar itu mencakup 4
hal utama, yaitu:

Prinsip perlawanan tanpa menggunakan cara kekerasan.

Bersikap non-kooperatif, menolak kerjasama dan mengabaikan seluruh himbauan serta instruksi
apapun dari pemerintah Inggris.

Pemboikotan produk-produk monopoli dagang Inggris serta pemogokan kerja secara serentak.

Membangun kemandirian ekonomi bagi setiap kelompok masyarakat secara serentak tanpa
bergantung pada produk perusahaan Inggris.

Di saat negara-negara lain berjuang melawan kolonialisme dengan mengangkat senjata, memicu
bentrokan dan kekacauan untuk mengusir penjajah. Keempat prinsip ini sekilas nampak konyol, naif,
dan mungkin gak realistis, tapi dibalik itu ada gagasan brilian yang membutuhkan prinsip dan
komitmen yang gak main-main. Gandhi berpendapat bahwa Inggris adalah tamu di negara India,
tamu yang berjumlah 100 ribu orang (Inggris) tidak akan mampu mengendalikan tuan rumah yang
berjumlah 3,5 juta orang (India) jika sang tuan rumah menolak untuk bekerja sama.

Keempat prinsip ini kemudian tersebar luas dan dibuktikan oleh Gandhi dengan mengumumkan pada
seluruh rakyat India untuk secara serentak melakukan hari doa bersama dan berpuasa nasional.
Hasilnya sangat mencengangkan, hari itu tidak ada orang India yang datang ke pabrik, jalur
transportasi lumpuh total, jutaan orang berpawai di jalan, jutaan yang lain berdoa dan berpuasa di
rumah. Pemerintah Inggris betul-betul panik dan tercengang dengan aksi kolektif masal yang mampu
membuat seluruh India lumpuh total hanya karena hasutan dari sekelompok pejuang kemerdekaan,
termasuk Gandhi.

Pemerintah Inggris merespon aksi ini di luar kendali dengan menahan para pemimpin gerakan
(termasuk Gandhi). Sampai puncaknya pada 13 April 1919 tentara Inggris melakukan pembantaian
terhadap 1.500 penduduk sipil yang sedang melakukan aksi damai di sebuah lapangan Kota Amritsar.
Insiden ini membuat seluruh dunia terkejut dan mengecam keras aksi kebrutalan pemerintah Inggris
yang dikenal sebagai “Bangsa paling beradab” pada saat itu. Kejadian mengerikan ini juga
menimbulkan banyak pertanyaan apakah prinsip anti-kekerasan ala Gandhi bisa benar-benar efektif
melawan pemerintah Inggris, atau hanyalah sebuah prinsip untuk mengantarkan nyawa?

Terlepas dari perdebatan itu, Gandhi tetap bertekad untuk membaktikan seluruh sisa hidupnya
demi tercapainya kemerdekaan India melalui cara-cara damai tanpa-kekerasan. Di tahun 1920,
Gandhi mempengaruhi Indian National Congress untuk mengadopsi strategi satyagraha sebagai
gerakan resmi demi mencapai kemerdekaan. Selama setahun setelahnya, Gandhi terus menyerukan
pembangkangan sipil secara luas, memboikot barang komoditas produksi Inggris. Bahkan menghasut
orang-orang untuk tidak mengenakan baju buatan pabrik Inggris dengan membuat baju dengan cara
menenun sendiri.

Namun prinsip anti-kekerasan ini tidak semudah itu merasuk ke setiap sendi masyarakat India yang
mendapatkan tekanan dari Inggris. Ada banyak insiden ketika sebagian kecil massa tersulut emosinya
sampai melakukan pengeroyokan dan pembunuhan pada opsir polisi Inggris. Selama tahun-tahun
berikut, Gandhi seringkali mengangkat sumpah untuk berpuasa hingga mati bila ada kekerasan
sedikit saja di antara gerakan pembebasan India. Masyarakat India yang sangat menghormati Gandhi
dan bahkan menganggap dirinya sebagai ‘orang suci’, akhirnya menghentikan pendekatan kekerasan
dan kembali pada jalan damai.

Gandhi yang sangat keras kepala betul-betul menjalani puasa hingga menghentikan pemberontakan
massal pada tahun 1922. Setelah keberhasilannya meredam pemberontakan, pengaruh Gandhi
semakin ditakuti oleh pemerintah Inggris. Mereka betul-betul tidak habis pikir bagaimana mungkin
pengaruh satu orang yang bersumpah untuk berpuasa dapat meredam pemberontakan jutaan orang?
Konyolnya, setelah berhasil meredam pemberontakan, Gandhi malah ditangkap lagi oleh pemerintah
Inggris dan disidang dengan tuntutan menghasut, Gandhi dihukum enam tahun di penjara. Di balik
penjara, pengaruh Gandhi tidak bisa hilang di hati masyarakat India. Pada suatu kesempatan Gandhi
pernah mengatakan bahwa untuk berjalan menuju kemerdekaan politik dan spiritual, setiap orang
di India harus siap untuk dipenjara.

Pada 5 Februari 1924, Gandhi dilepaskan dari penjara karena alasan kesehatan. Pada tahun-tahun
berikutnya, Gandhi mempersiapkan kampanye internal bagi rakyat India untuk menyambut
kemerdekaan. Bagi Gandhi, untuk mendapatkan kemerdekaan, rakyat India harus membuat diri
mereka pantas untuk mendapatkan itu. Berikut adalah beberapa bentuk kampanye internal Gandhi
bagi masyarakat India:

Persatuan umat Hindu dan Muslim di India dan himbauan untuk melakukan rekonsiliasai atas konflik
antar agama yang kerap terjadi di berbagai daerah.

Penghapusan diskriminasi terhadap kasta rendah (paria dan sudra) atau lebih dikenal dengan
sebutan dalit yang saat itu dianggap oleh masyarakat India sebagai golongan orang ‘najis’.

Pemberdayaan perempuan sebagai golongan yang harus disejajarkan dengan laki-laki untuk
mendapatkan kesempatan dan perlakuan yang sama.

Pada 12 Maret 1930, Gandhi melakukan sebuah gerakan berjalan kaki sepanjang 240 mil ke pesisir
laut Kota Dandi untuk melakukan aksi boikot terhadap produksi pajak garam yang sangat tinggi, itu
kira-kira jaraknya sama dengan jalan kaki dari Jakarta ke Semarang! Gilanya lagi, aksi gerak jalan
ini diikuti oleh puluhan ribu orang pendukungnya, kota demi kota dilaluinya, ribuan orang
menyalaminya untuk memberikan dukungan. Sampai pada 6 April dia tiba di pesisir pantai, lalu
memungut garam dari pasir (yang dianggap sebagai tindakan ilegal) sebagai bentuk protes terhadap
pemungutan pajak garam.

Tindakan sederhana Gandhi itu memicu tindakan lain, ratusan ribu orang mulai memanen garam,
dan mendistribusikan sebagai komoditas mandiri di luar pemerintah Inggris. Aksi boikot produksi
garam itu membuat pabrik garam dan perdagangan Inggris kacau balau. Dalam watu sebulan Inggris
lagi-lagi menahan Gandhi dan memenjarakan 60.000 orang yang tidak melawan sama sekali. Pada
20 Mei, dua ribu orang penganut prinsip ajaran Gandhi untuk tidak melakukan kekerasan nekat
mendekati pintu tambang garam Dharsana untuk mengambil garam hak panen mereka.

Aksi damai tersebut berakhir dengan pemukulan oleh serdadu Inggris terhadap ribuan penduduk sipil
secara sepihak tanpa ada bentuk perlawanan. Kejadian ini kembali menjadi sorotan dunia
internasional yang mengecam kebiadaban pemerintahan Inggris. Aksi ini terus bertambah, beribu-
ribu orang lain malah ikut bergabung dengan aksi protes damai itu. Dalam tahun itu, Inggris
memenjarakan lebih dari 100.000 orang India karena protes damai. Jutaan orang di seluruh dunia
mulai mendesak Inggris untuk meninggalkan India dan memberikan kemerdekaan.

Karena tekanan dunia internasional yang semakin memuncak, pada Maret 1931 Inggris melepas
semua tahanan politik, mengakui hak boikot pakaian rakyat India, serta mencabut larangan atas
produksi garam buatan sendiri. Mereka kemudian mengundang Gandhi ke Inggris untuk sebuah
konferensi untuk membahas kemungkinan kemerdekaan bagi India. Gandhi pergi ke London selama
4 bulan dan mendapat banyak sambutan positif di Eropa. Namun konferensi itu tidak menghasilkan
sebuah keputusan resmi apapun dan hanya bersifat seremonial oleh pemerintah Inggris.

Sekembalinya dari Eropa, Gandhi meneruskan perjuangan internal untuk menghapus diskriminasi
kasta Hindu terbawah (dalit) yang selama ribuan tahun dianggap sebagai golongan najis,
gelandangan, dan fakir dalam budaya Hindu India. Pada 20 September, Gandhi memulai lagi sumpah
“puasa hingga mati” sebagai bentuk desakan agar para petinggi agama Hindu dapat membentuk
kesepatakan untuk menghapus sistem kasta. Sikap keras kepala Gandhi ini membuat seluruh negeri
bahkan dunia terkejut. Pengaruh Gandhi yang sangat besar membuat para pemimpin Hindu mulai
menerima orang-orang dalit yang sebelumnya mereka anggap najis di kuil-kuil mereka. Hanya
karena pengaruh seorang Gandhi, budaya konservatif Hinduisme selama ribuan tahun di India
mengalami reformasi besar. Sampai Gandhi memberi sebutan baru bagi kaum dalit yaitu harijans
yang berarti “Anak-anak Tuhan”.

Setelah perang dunia 2 berakhir, publik India semakin yakin dalam waktu dekat Inggris akan angkat
kaki dari India. Pada kesempatan itu, para pejuang pembebasan India yang beragama Muslim,
termasuk Ali Jinnah menuntut agar India dibagi berdasarkan mayoritas agama. Daerah yang diduduki
mayoritas beragama Islam akan menjadi negara Pakistan Barat dan Pakistan Timur (sekarang
Bangladesh). Hal ini sebetulnya tidak disetujui oleh Gandhi yang mengharapkan pemersatuan agama
Islam dan Hindu untuk dapat hidup dalam keharmonisan di India. Namun ketegangan antar
masyarakat Hindu dan Islam semakin memuncak, dan Gandhi memutuskan untuk mengalah demi
mencegah terjadinya perang saudara.

Gandhi ketika sedang berpuasa, ditemani oleh puteri dari Nehru, Indira Gandhi.

Namun demikian, bentrokan antar kelompok Hindu dan Muslim sudah terlanjur merebak di beberapa
daerah. Gandhi memutuskan untuk melakukan perjalanan di berbagai wilayah India dari mulai yang
termiskin, dimana kebanyakan kerusuhan dan pembantaian brutal terjadi. Desa demi desa ia
kunjungi untuk menyeruakan misi perdamaian dalam setiap kelompok bentrokan. Keseluruhannya,
dia mengunjungi 49 desa dan cukup berhasil menjadi juru damai antar umat Muslim dan Hindu di
berbagai daerah.

Pemerintah Inggris yang baru memutuskan untuk memberi kemerdekaan kepada India pada 15
Agustus 1947. Pada hari yang sama, negara India dengan Pakistan Barat serta Pakistan Timur
(Bangladesh) memerdekakan dirinya. Dalam proses pengungsian antar wilayah tersebut, bentrokan
antar warga Muslim dan Hindu kembali terjadi. Hari-hari awal kemerdekaan India dan Pakistan
diwarnai dengan berbagai bentrokan dan kekacauan. Lagi-lagi Gandhi yang keras kepala
memutuskan sumpah untuk berpuasa sampai mati hingga kekerasan sepenuhnya berhenti antar umat
beragama. Ia memutuskan pindah ke rumah seorang Muslim yang paling miskin di Calcutta dengan
tingkat bentrokan paling buruk, untuk berpuasa hingga mati di sana. Lagi-lagi Gandhi membuat
‘keajaiban’.

Dalam waktu kurang dari seminggu, bentrokan antar ribuan umat Hindu dan Muslim berhenti, bahkan
beberapa di antara mereka mulai berpawai dan berdoa bersama. Ketika Gandhi hampir meninggal,
Calcutta terdiam dan setiap orang berdoa bagi perdamaian. Gandhi mengakhiri puasanya. Kekerasan
telah berhenti karena tak seorangpun menginginkannya menderita karena apa yang mereka lakukan.
Gandhi telah membuat sebuah mukjizat lagi. Namun demikian, tidak semua pihak dari Muslim
maupun Hindu mendukung aksi perdamaian Gandhi. Sebagian umat Muslim di India masih banyak
yang memandang sinis kepada Gandhi karena bentuk aksi puasanya itu, sementara itu banyak umat
Hindu fanatik membencinya karena membela dan melindungi umat Muslim.

Puncak sentimen masyarakat ini terjadi pada 30 Januari 1948, ketika Gandhi berjalan melintasi
taman menuju upacara doa. Gandhi ditembak di depan umum pada jarak dekat oleh penganut Hindu
ekstremis karena Gandhi dinilai terlalu membela umat Muslim di India maupun Pakistan pada saat
itu. Gandhi wafat pada hari itu juga. Selama hidupnya Gandhi melakukan sumpah puasa untuk
menghentikan bentrokan sipil sebanyak 17 kali dan dipenjara sebanyak 12 kali selama hidupnya.
https://www.zenius.net/blog/9510/biografi-mahatma-gandhi

Biografi Novel Baswedan


Kompol (Purn.) Novel Baswedan (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 22 Juni 1977; umur 42 tahun)
adalah seorang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK). Ia adalah cucu dari
anggota BPUPKI Abdurrahman Baswedan dan sepupu dari Anies Baswedan.[1]
Perjalanan karier suami Rina Emilda di Kepolisian RI diawali dari Akademi Kepolisian, lulus pada
tahun 1998. Setahun kemudian beliau bertugas di Bengkuluhingga 2005, di mana pada tahun 2004
beliau menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Bengkulu berpangkat Komisaris. Dari situlah
akhirnya Novel Baswedan ditarik ke Bareskrim Mabes Polri. Kemudian pada Januari 2007
ditugaskan sebagai penyidik untuk KPK dan resmi diangkat menjadi penyidik tetap KPK tahun 2014
lalu.
Karier Novel Baswedan di KPK terbilang bersinar. Beliaulah yang berhasil membawa pulang mantan
Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin dari pelariannya di Kolombia.
Mengungkap kasus wisma atlet yang turut menyeret anggota DPR Angelina Sondakh. Novel juga
sukses menjebloskan Nunun Nurbaeti ke dalam penjara terkait kasus suap cek pelawat pada
pemilihan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia tahun 2004 lalu. Selain itu, pria lulusan SMA
Negeri 2 Semarang ini juga turut membongkar kasus jual beli perkara Pemilukada dengan
keterlibatan mantan Ketua MK Akil Mochtar.
Tidak berhenti di situ, perannya sebagai ketua tim penyidik dalam kasus dugaan korupsi simulator
SIM menyeret sejumlah nama petinggi Polri. Keberanian Novel Baswedan menggeledah Korlantas
dan memeriksa mantan Kakorlantas Polri Irjen Djoko Susilo menuai kontroversi. Peristiwa ini
kembali meretakkan hubungan antara KPK dan Polri. Kemudian Kepolisian menjerat Novel
Baswedan dalam kasus penembakan tersangka pencurian sarang walet kala masih bertugas di
Polres Bengkulu. Pada Mei 2015, Novel ditangkap di kediamannya, kawasan Kelapa Gading,
Jakarta Utara.
Berbagai kalangan menilai terdapat kejanggalan dalam kasus ini. Kasus tersebut terjadi pada 2004
dan sidang etik Polri telah menyimpulkan bahwa Novel Baswedan bukanlah pelakunya. Namun
kenyataannya kasus tersebut dibuka kembali, saat Novel sedang gencar-gencarnya mengungkap
kasus korupsi yang mengobok-obok tubuh Polri.
Pada 11 April 2017, Novel disiram memakai air keras oleh orang tak dikenal.
https://id.wikipedia.org/wiki/Novel_Baswedan

Biografi Martin Luther King Jr


Kejadian ini pun memicu demonstrasi dan aksi boikot transportasi. Para aktivis kulit hitam dari
Asosiasi Pengembangan Montgomery memilih Martin Luther King, Jr sebagai pemimpin mereka.
Boikot tersebut berjalan selama 382 hari hingga bus Montgomery bebas segregasi setelah
Pengadilan Amerika Serikat mendeklarasikan tidak berlakunya segregasi hukum di Alabama.
Selama terjadinya boikot, Martin ditangkap dan rumahnya dibom. Usai pengeboman rumahnya,
Luther meminta para pengikutnya untuk melakukan protes tanpa kekerasan dan menenangkan
mereka.

Pada tahun 1957, Martin Luther King mengatur diadakannya Southern Christian Leadership
Conference untuk menyukseskan gerakan Montgomery. Ia pun terpilih sebagai pemimpinnya.
Menjabat sevagai pemimpin Luther melakukan perjalanan ke beberapa daerah, termasuk tempat
kelahirannya untuk memulai aksi hak sipil. Dalam perjalanan itulah ia mendapatkan inspirasi
perjuangan Gandhi tentang perlawanan tanpa kekerasan sebagai bentuk dan media mendapatkan
kemerdekaan.

Dalam aksi tersebut, Martin Luther bersama Ralph Abernathy ditangkap karena melakukan
demonstrasi tanpa izin. Selama sebelas hari mendekam di dalam penjara, Martin menulis suratnya
yang terkenal dari balik penjara Birmingham berjudul “The Letter from Birmingham Jail”.

Surat tersebut merupakan bentuk tanggapan dari delapan pendeta Alabama yang mengkritisi
gerakan Birmingham, Dalam suratnya Martin Luther King, Jr menulis :
“Suatu hari, wilayah selatan akan mengenali pahlawan mereka yang sebenarnya, Mereka bakal
menjadi James Meredith dengan tujuan mulia yang akan mampu mengatasi olokan serta
kerumunan masa yang memusuhi dengan kesendirian yang menyedihkan bagai seorang pionir.”

Gerakan protes di Washington menjadi penanda penting perjalanan sejarah perjuangan hak sipil.
Hal ini karena aksi tersebut berpengaruh terhadap lahirnya undang-undang hak-hak sipil tahun
1964 dan undang-undang hak pilih tahun 1965.

Sepanjang kehidupannya ia telah banyak berjuang untuk kemanusiaan. Ia berjuang melawan


hukum tanpa kekerasan. Ia sangat terinspirasi oleh gerakan Gandhi di India. Ia telah keluar masuk
penjara. Siksaan dan penderitaan pun telah banyak dilaluinya. Namun, itu semua tidak
menyurutkan semangat MLK (Martin Luther King) untuk terus berjuang hingga akhir hayatnya.
Luther meninggal dunia pada tangga 4 April 1968.

Refleksi
Mereka yang diatas adalah tokoh yang memperjuangkan nilai
kehidupan seperti Munir dengan keberanian menegakan keadilan HAM,
Gandhi dengan semangata perdamaian menyeleasaikan konflik antara umat
hindu dan islam di hindia. Serta Novel Baswedan yang memperjuangkan
kebenaran bagi para koruptor meskipun akhirnya dia disiram oleh air keras.
Kita sebagai Sedesian seharusnya mengikuti semangat mereka
sebagai pejuang nilai kehidupan dan mempraktekan di kehidupan nyata.
Bukanya malah mendiamkan teman yg sedang dibully, membiarkan teman
kita mencontek.

Anda mungkin juga menyukai