Disusun Oleh :
Nisrina Sari Anjani 2112161107
Firmansyah 2112161157
Fariz Ramadhan 2112161205
Indra Supriatna 2112161204
Muhammad Nasirudin 2112161215
Dosen Pembimbing:
Chandra Afriade Siregar, ST. MT.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang
dilimpahkan kepada Penyusun sehingga dapat menyelesaikan tugas besar ini. Shalawat serta salam
Penyusun panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad S.A.W dan keluarganya,
sahabatnya, serta pengikutnya sampai akhir zaman. makalah yang Penulis bahas mengenai
“Metode Pelaksanaan Konstruksi” yang merupakan tugas besar mata kuliah Metode Pelaksanaan
Konstruksi. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak sedikit masalah yang
dihadapi, oleh karena itu penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Dr. H. Asep Effendi, SE, SE., MSi., PIA, selaku Rektor Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan.
2. Dr. Ir. Bakhtiar Abu Bakar, MT, selaku Dekan Fakultas Teknik.
3. Drs. Tia Sugiri, ST, Mpd, selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil.
4. Chandra Afriade Siregar ST. MT., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
judul untuk tugas besar ini.
5. Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Teknik Sipil Universitas Sangga Buana yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penyusun.
6. Bapak, Ibu dan seluruh keluarga tercinta atas dukungan do’a, waktu dan kasih sayang
yang tidak pernah putus.
7. Teman-teman yang penyusun tidak bisa sebutkan satu persatu yang telah memberikan
semangat dan bantuan hingga bisa menyelesaikan tugas besar ini.
Oleh karena itu Penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugas besar ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan menambah khasanah cakrawala pemikiran bagi pembaca. Segala hormat Penulis sampaikan
Terimakasih.
10 November 2018
Penulis
i
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
DAFTAR ISI
3.1 Metode Pelaksanaan Konstruksi Bogor Ring Road Seksi IIIA ............................ 6
ii
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
iii
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
3.7.8 Sheathing........................................................................................................ 71
iv
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
v
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Pengeboran Borepile ..................................................................................... 15
Gambar 3.2 Timah Diagram Struktur Bantalan Isolasi Karet........................................... 46
Gambar 3.3 Diagram TImah Isolasi bearing Precaetak balok Instalasi Skematik ............ 48
Gambar 3.4 Pemasangan Bearing ..................................................................................... 50
Gambar 3.5 Metode Bearing pada Balok Cor di tempat ................................................... 51
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Spek Khusus Pemindahan Pohon ....................................................................... 9
Tabel 3.2 Ketentuan Gradasi Agregat ............................................................................... 10
Tabel 3.3 Sifat-sifat agregat .............................................................................................. 11
Tabel 3.4 Batasan Proporsi Takaran Campuran ............................................................... 12
Tabel 3.5 Ketentuan Sifat Campuran ................................................................................ 13
Tabel 3.6 Spesifikasi Struktur Beton ................................................................................ 14
Tabel 3.7 Spesifikasi Umum Borepile .............................................................................. 17
Tabel 3.8 Komponen Bahan Jenis Buried Seak Joint System .......................................... 21
Tabel 3.9 Ketentuan Bahan Profil Karet ........................................................................... 21
Tabel 3.10 Ketentuan Bahan Surface Sealent ................................................................... 21
Tabel 3.11 Komponen Bahan Jenis Seal Header System ................................................. 22
Tabel 3.12 Ketentuan Bahan Polymer Mortar Header...................................................... 22
Tabel 3.13 Komponen Bahan Jenis Stripseal ................................................................... 23
vi
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
vii
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
DAFTAR LAMPIRAN
viii
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
BAB. 1.
PENDAHULUAN
1
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
2
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
BAB. 2.
STUDI PUSTAKA
3
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
4
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Organisasi lapangan
Tenaga kerja
Peralatan dan material
Kegiatan koordinasi antara lain:
Mengkoordinasikan semua kegiatan pembangunan
Mengkoordinasikan para sub kontraktor
Pihak yang terlibat adalah konsultan pengawas dan atau konsultan MK, kontraktor,
sub kontraktor, supplier dan instansi terkait
7. Tahap pemeliharaan dan persiapan pengguanan (Maintenance & Startup)
Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah sesuai
dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya. Kegiatan yang
dilaksanakan pada tahap ini antara lain:
Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa data-data saat
pelakanaan mapun gambra pelaksanaan (as build drawing)
Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan-kerusaka.
Mempersiapkan petunjuk operasional/pelaksanaan serta pedoman
pemeliharaan.
Melatih staff untuk melaksanaan pemeliharaan.
Pihak yang terlibat adalah konsultan pengawas/MK, pemakai dan pemilik.
2.2 Faktor-faktor Penunjang Metode Pelaksanan Konstruksi
1. Jadwal pelaksanan (main schedule) : Durasi kegiatan pelaksanaan konstruksi.
2. Jadwal rinci (detailed schedule) : Jadwal pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan
sesuai urutan kegiatan pelaksanaan.
3. Jadwal bahan (material schedule) : Jadwal kebutuhan material bangunan, jadwal
pemakaian material dan jadwal mendatangkan material.
4. Jadwal peralatan (equipment schedule) : Jadwal kebutuhan peralatan, jadwal
pemakaian alat dan jadwal mendatangkan perlatan.
5. Jadwal Tenaga (man power schedule) :Jadwak kebutuhan tenaga manusia muali
dari pekerja sampai dengan project manager.
6. Metode kerja pelaksanaan : Metode kerja dari seluruh kegiatan dari lingkup semua
bagian-bagian pekerjaan.
7. Job layout : Gambar rencana tata letak.
5
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
BAB. 3.
PEMBAHASAN
3.1.2 Pengajuan/Perijinan
1. Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja
Dalam pelaksanaan Kontraktor menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan sistem
mutu yang dimiliki serta memberitahukan/ijin setiap akan melaksanakan pekerjaan, agar
kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk menghindari dari
pekerjaan bongkar pasang yang akan mengakibatkan terjadinya keterlambatan serta
penambahan biaya dalam pelaksanaan.
a. Gambar Kerja (Shop Drawing)
Sebelum memulai pekerjaan dibuat gambar kerja (Shop Drawing) yang detail dan
diajukan kepihak MK untuk mendapat persetujuan. Gambar kerja dibuat berdasarkan gambar
perencana, dan setelah mendapat persetujuan dari MK diserahkan kepada Site Manager untuk
dilaksanakan di lapangan. Gambar kerja dibuat rangkap 3 (tiga): 1 (satu) set untuk kontraktor,
6
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
1 (satu) set untuk pengguna jasa dan 1 (satu) set untuk konsultan pengawas (MK). Gambar
kerja dilampirkan pada lampiran.
b. Material/Bahan
Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan material/bahan yang akan dipergunakan,
diajukan contoh untuk mendapat persetujuan dari pihak MK. Semua material yang akan
dipergunakan untuk pekerjaan ini sedapat mungki dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen
sesuai dengan brosur serta mengacu kepada persyaratan/RKS. Dalam pelaksanaan pekerjaan
ini akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan standar yang dipersyaratkan.
3.2.1 Umum
Pemindahan pohon tidak saja dapat dilakukan pada pohon ukuran bibit, namun juga
dapat dilakukan untuk pohon besar atau raksasa. Disebut raksasa ketika tidak dapat diangkat
dengan tenaga beberapa orang dewasa, caranya dengan sejumlah peralatan manual (katrol dll.)
dan alat berat, serta proses yang bertahap.
Tahap Persiapan :
1. Survey
2. Analisa dan kelayakan Pemindahan
3. Pengajuan metode dan Penawaran
4. Kesepakatan Administrasi
7
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
3.2.2 Pelaksanaan
Berikut ini tahapan yang dapat dilakukan pada pekerjaan memindahkan tanaman jenis pohon :
1. Tahap Persiapan Penggalian Pohon
Sebelum menggali lubang pada sekitar pohon, siramlah area tanah yang akan digali
dengan air lalu biarkan beberapa saat sampai air meresap dengan sempurna ke dalam tanah.
2. Tahap Penggalian Pohon
Pada tahap ini, pangkaslah beberapa cabang dan ranting pohon, kemudian galilah
sekitar batang utama pohon dengan diameter yang disesuaikan agar tanaman dapat dengan
mudah diangkat namun masih terdapat akar utama dan perakaran sekitarnya yang menyatu
dengan pangkal batang pohon.
3. Tahap Pembentukan Bola Akar Pohon
Setelah galian sekitar pohon terbentuk (bola akar) maka segera perkuat pohon dengan
penopang (misal steger). Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tanaman tidak terombang-
ambing oleh angin sehingga tidak roboh.
Biarkan kurang lebih selama satu minggu sebagai upaya agar pohon dapat
menyesuaikan diri pada kondisi dimana akar terkurangi, proses ini biasa disebut juga proses
‘disakiti’.
Pada beberapa kasus, ada yang membungkus tajuk pohon dengan menggunakan karung
dan diikat. Metode ini biasanya dilakukan oleh petani pada jenis pohon Palem dan baru dibuka
ketika tanaman dirasa kuat dan telah tertanam serta tumbuh dengan baik.
Biasanya baru setelah enam bulan kemudian pembungkus tajuk dilepas. Pada saat
melepas pembungkus biasanya terdapat pelepah atau cabang yang kering/layu sehingga
sekaligus dilakukan kegiatan penyiangan cabang yang kering tersebut.
4. Tahap Pemindahan Pohon
Perlu diperhatikan saat pengangkutan/pemindahan pohon dari lokasi awal ke lokasi
penanaman adalah:
Ikatlah bola akar pohon sekompak mungkin. Bungkus dengan bahan yang berserat namun
cukup kuat untuk menjaga tidak mudahnya media tanam yang menyatu tersebut terlepas dari
akar pohon.
Buat ikatan tumpuan beban angkut pada bola akar dan bukan pada batang akar pohon,
karena jika tidak maka di dikhawatirkan akan terjadi patah akibat titik tumpuan tersebut.
8
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Pada saat meletakkan di lubang tanam pohon,lakukan dengan cara perlahan, jangan
dibanting karena bila terjadi patah baik itu patah batang bagian luar atau bagian dalam, maka
pohon akan mengalami kematian.
5. Tahap Penanaman Pohon Pindahan
Siapkan media tanam yang berupa campuran antara tanah; pupuk kandang; kompos dan
pasir dengan perbandingan 3:2:1:1 kemudian diaduk merata.
Setelah itu masukkan ke dalam lubang tanam 1/6 bagian lubang tanam tersebut sebelum bola
akar pohon diletakkan. Lalu uruglah keseluruhan lubang tanam tersebu sambil dipadatkan
secara perlahan-lahan
3.2.3 Personil
Personil yang disyaratkan adalah berpengalaman sesuai dengan yang dibutuhkan untuk
pekerjaan diatas.
3.3.1 Umum
Sesuai dengan ketentuan pada Pasal 10.1.1 Spesifikasi Umum dengan perubahan pada
point 1.b) sebagai berikut :
Kelas A1 (K-500) : Digunakan untuk beton pratekan dan struktur atas yang terdiri
dari beton segmental, box girder, box pada ramp, pier precast, pierhead precast dan beton
blister.
Kelas A2 (K-500) : Digunakan untuk pier, pier head, cast in situ, pierhead portal.
Kelas B (K-300) : Digunakan untuk pondasi tiang bor, pilecap, beton abutment, pelat
injak dan sayap abutment.
Kelas E (K-175) : Digunakan untuk lantai kerja
9
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
3.3.2 Bahan
1. Semen
a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen portland yang
memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Terkecuali diperkenankan
oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) yang dapat menghasilkan gelembung
udara dalam campuran tidak boleh digunakan.
b. Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen portland
yang dapat digunakan di dalam proyek.
2. Air
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau
organik. Air akan diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26.
Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa pengujian. Bilamana timbul keragu-
raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan,
maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan
memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau minum. Air yang diusulkan
dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari
minimum 90% kuat tekan mortar dengan air suling atau minum pada periode perawatan yang
sama.
3. Ketentuan Gradasi Agregat
a. Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel
3.2, tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut tidak perlu ditolak
bila kontraktor dapat menunjukkan dengan pengujian bahwa beton yang dihasilkan
memenuhi sifat-sifat campuran yang diisyaratkan dalam Pasal 10.1.3.(3).
Tabel 3.2 Ketentuan Gradasi Agregat
10
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
11
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
12
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
b. Beton yang tidak memenuhi ketentuan “slump” umumnya tidak boleh digunakan
pada pekerjaan, terkecuali bila Direksi Pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui
penggunaannya dalam kuantitas kecil untuk bagian tertentu dengan pembebanan
ringan. Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa
sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga atau celah atau
gelembung udar atau gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat
pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata, halus, padat.
c. Bilamana pengujian beton berumur 7 hari menghasilkan kuat beton di bawah
kekuatan yang disyaratkan dalam Tabel 10.1.3 (2), maka Kontraktor tidak
diperkenankan mengecor beton lebih lanjut sampai penyebab dari hasil yang rendah
tersebut dapat diketahui dengan pasti dan sampai telah diambil tindakan-tindakan
yang menjamin bahwa produksi beton memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam
Spesifikasi. Kuat tekan beton berumur 28 hari yang tidak memenuhi ketentuan yang
disyaratkan harus dipandang tidak sebagai pekerjaan yang tidak dapat diterima dan
pekerjaan tersebut harus diperbaiki sebagaiman disyaratkan dalam Pasal 10.1.1 (10)
di atas. Kekuatan beton dianggap lebih kecil dari yang disyaratkan bilaman hasil
pengujian serangkaian benda uji dari suatu bagian pekerjaan yang dipertanyakan
lebih kecil dari kuat tekan karakteristik yang diperoleh dari rumus yang diuraikan
dalam Pasal 10.1.6 (2) (c).
d. Direksi Pekerjaan dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau memerintahkan
Kontraktor mengambil tindakan perbaikan untuk meningkatkan mutu campuran
atas dasar hasil pengujian kuat tekan beton berumur 3 hari. Dalam keadaan
demikian, Kontraktor harus segera menghentikan pengecoran beton yang
dipertanyakan tetapi dapat memilih menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan
13
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
3.4.1 Umum
Metode kerja ini digunakan sebagai panduan untuk pengerjaan untuk mendapatkan
hasil kerja yang baik
14
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
15
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Selama proses pengeboran, tekanan lebih dari bentonite digunakan untuk menstabilkan
lubang bor, puncak bentonite dijaga agar konstan dan selalu dipantau selama proses
pengeboran berlansgung.
Jika ada kehilangan cairan berlebih selama pengeboran, proses tersebut segera
dihentikan. Lubang bor ditimbun kembali menggunakan material buangan untuk menyumbat
lubang, untuk kemudian dibor kembali. Jika kehilangan cairan berlanjut, atau lubang bor
runtuh, lubang segera ditimbun menggunakan beton mutu rendah sebelum proses dilanjutkan.
3.4.6 Pengecoran
Beton yang digunakan untuk bor pile harus sesuai spesifikasi, dan memiliki slump
tinggi. Beton readymix disediakan dengan menggunakan truk dan dimasukkan dengan tremie.
Jika pada kondisi tertentu, akses menuju lokasi bor pile terbatas, pompa beton dapat digunakan
untuk memindahkan beton dari truk ke lokasi pengecoran.
Selama proses pengecoran berlangsung, kedalaman ujung bawah tremie dijaga pada
kedalaman minimum 2 meter di dalam beton baru.
16
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
3.5.1 Umum
Uraian
Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan siar muai yang terbuat dari logam,
karet, aspal karet (rubbertic asphalt), bahan pengisi (filler) atau bahan penutup (sealent) yang
digunakan untuk sambungan antar struktur dan sesuai dengan Gambar rencana atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
3.5.2 Persyaratan
1. Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 06-2434-1991 : Metode pengujian titik lembek aspal dan ter
SNI 06-2441-1991 : Metode pengujian berat jenis aspal padat
SNI 03-3456-1994 : Bentuk sambungan penutup elastomeric karet sintetik
untuk perkerasan beton
SNI 03-4429-1997 : Metode pengujian karet spon sebagai bahan pengisi siar
muai pada konstruksi beton
17
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
SNI 03-4432-1997 : Spesifikasi karet spon sebagai bahan pengisi siar muai
pada perkerasan beton dan konstruksi bangunan
SNI 03-4814-1998 : Spesifikasi bahan penutup sambungan beton tipe elastis
tuang panas
SNI 03-4815-1998 : Spesifikasi Pengisi Siar Muai Siap Pakai untuk
Perkerasan Bangunan Beton
AASHTO, ASTM
AASHTO M120 – 81 : Steel for Expansion Joint Class A.
AASHTO M33-96 : Preformed expansion joint filler for
concrete (bituminous tipe)
AASHTO T42-90 : Methode of test for preformed expansion
joint filler for concrete construction
AASHTO T187-90 : Method of test for concrete joint sealer
ASTM D471-79 : Methode of Test for Rubber Property-
Effect of Liquids
ASTM D545-84 : Methode of Test for Preformed Expansion Joint Filler
for Concrete Construction (Nonextruding and Resilient Tipes)
ASTM D3183-84 : Standard Practice for Rubber-Preparation of Piecies for Test
Purposes from Product.
ASTM D518-86 : Methode of Test for Rubber Deterioration-Surface Cracking
ASTM D395-89 : Method of Test for Rubber Property-Compression set
ASTM D575-91 : Method of Test for Rubber Properties in Compression
ASTM D1149-91 : Method of Test Rubber Deterioration-Surface Ozone Cracking
in a Chamber
ASTM D2240-91 : Method of Test for Rubber Property-Durometer
Hardness
ASTM D412-92 : Method of Test for Vulcanized Rubber and
Thermoplastic Rubbers and Thermoplastic Elastomers Tension.
18
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
3. Persyaratan bahan
a. Struktur Sambungan Siar Muai
Jenis struktur sambungan siar muai bergantung pada jenis pergerakan struktur yang
disambungkan dan sesuai dengan gambar rencana. Jenis-jenis struktur sambungan siar
muai terdiri dari tipe sambungan siar muai terbuka yang berbentuk pelat atau siku, baja
bergerigi (steel finger joint) dan tipe sambungan siar muai yang tertutup seperti karet
atau jenis asphaltic plug. Bahan struktur sambungan siar muai tersebut harus disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.
Sambungan Siar Muai Tipe Terbuka.
Bahan jenis siar muai yang berbentuk pelat, baja siku dan baja bergerigi harus
merupakan bahan yang dapat menahan perubahan temperatur dan perilaku struktur
jembatan sesuai dengan gambar rencana. Jenis sambungan yang menggunakan baja
dan baut angkur tersebut harus mengacu pada AASHTO M120-84 dan harus
dilindungi terhadap korosi
Sambungan Siar Muai Tipe Tertutup
Sambungan jenis siar muai yang menggunakan bahan seperti karet atau aspal karet
harus dapat menahan pergerakan struktur secara longitudinal, transversal, rotasi.
Bahan tersebut juga harus fleksibel, menahan air, tahan terhadap cuaca, dapat
menahan beban dinamis kendaraan dan dapat memberikan kenyamanan terhadap
pengguna jalan.
Bahan sambungan siar muai tertutup jenis asphaltic plug, terdiri dari rubberised
bitumen binder, single size aggregat, pelat baja dan angkur. Bitumen binder
merupakan campuran dari bitumen, polymer, filler dan surface active agent.
Aggregat merupakan single size yang mempunyai kekerasan setara dengan basalt,
gritstone, gabbro, atau kelompok granit. Batuan yang digunakan harus bersih,
berbentuk kubus (cubical ) dengan ukuran antara 14 – 20 mm dan tahan terhadap
temperatur sampai 150 derajat Celcius.
Pelat baja yang digunakan sebagai dasar sambungan siar muai jenis ini harus dapat
menahan dampak pemuaian akibat panas yang ditimbulkan pada saat pelaksanaan
dan mempunyai tebal dan lebar yang sesuai dengan ukuran celah sambungan.
Ketebalan sambungan siar muai jenis asphaltic plug bergantung pada ukuran celah
sambungan dan besarnya pergerakan dengan tebal minimum 75 mm dan lebar
minimum terisi oleh bahan asphaltic plug 400 mm.
19
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
20
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Metode Tes
Uraian Ketentuan
ASTM
Material D2628-91 Karet Sintetis
Chloroprene
Kuat Tarik, min. D-412 13.8 MPa
Pemuluran sampai putus, min D-412 250%
Kekerasan, Shore A durometer D2240 65 ± 5
Percepatan Penuaan (aging), 70 jam @
100oC D-573
- Kuat tarik, penurunan max. 20%
- Pemuluran sampai putus, 20%
penurunan max 0 to + 10 pts
- Kekerasan, Shore A , perubahan
Ketahanan thd minyak, 70 jam. D 471 Max. 45 %
Perubahan berat
Ketahanan terhadap Ozone, 70 jam @ D 1149 No Crack
40oC
Metode Tes
Uraian Ketentuan
ASTM
Titik lembek, min D 36 200oF (93oC)
Resilience, min. D 5325 60 %
Cone Penetration, 77oF (25oC), max D 5329 60 dmm
Flow, 77oF (60oC), max D 5329 1 mm
Pemuluran 77oF (25oC), min - 1000%
Curing time, max - 30 menit
Temperatur pemanasan, max. D 6690 400oF (204oC)
Temperature yang disarankan pada D-5167 380 – 400oF
saat pengaplikasian, (193–204oC)
21
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Metode Test
Uraian Ketentuan
ASTM
Kuat tekan setelah 5 jam, min. C 579-01 3,45 MPa
(modified)
Kuat tekan setelah 24 jam, min. C 579-01 14 MPa
(modified)
Kuat Tarik, 7 hari, min. D 638 1
Kuat Sobek, 7 hari, min. D 624 7 kN/m
Resilience @ 5% deflection, min. C 579-01 70 %
Slant Shear Bond Strength to D 882 (modified) 1.72
concrete, min.
Ketahanan terhadap Impact (Ball
drop), 14 hari No Crack
@ 0oC No Crack
D 5628
@ -29oC No Crack
@ 70oC
Pot Life 10 menit @ 24oC
23
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Tabel 3.16 Ketentuan Bahan Karet dari Bolt down Panel Joint with Alumunium Plate
Tabel 3.18 Ketentuan Bahan Karet dai Steel Reinforced Elastomeric Joint
24
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
25
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Bahan pengisi sambungan harus terbuat dari jenis bahan yang kenyal dan sesuai
dengan SNI 03-4432-1997 atau SNI 03-4815-1998.
26
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
3.5.3 Pelaksanaan
1. Penyimpanan Bahan
Bahan sambungan yang dikirim ke lapangan harus ditempatkan diatas landasan setinggi
30 cm di atas permukaan tanah dan ditutupi. Bahan ini harus terlindungi terhadap kerusakan,
bebas dari kotoran, minyak, gemuk atau benda-benda asing lainnya.
2. Pengisi Sambungan Pracetak dan Penutup Sambungan Elastis
Sambungan siar muai pada lantai atau dinding harus dibentuk sesuai dengan garis dan
elevasi sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Bahan pengisi sambungan yang digunakan harus dalam lembaran yang seluas
mungkin tanpa sambungan dan untuk luas sambungan yang lebih kecil dari 0,25 m2 harus
dibuat dalam satu lembaran.
Bahan sambungan yang dipotong harus menghasilkan tepi yang rapi. Bahan tersebut
harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga terpasang dengan kokoh dalam celah sambungan
dan terekat dengan baik pada tepi beton. Untuk memastikan bahwa bahan tidak terlepas selama
penggunaan akibat dari pergerakan struktur, maka jika perlu dapat digunakan paku beton.
Bahan pengisi (filler) sambungan tidak boleh diisi sampai melebihi celah sambungan
yang seharusnya terisi oleh bahan penutup (sealant). Pemasangan bahan pengisi harus
disesuaikan dengan ukuran celah sambungan pada temperatur rata-rata struktur.
Pemasangan penutup sambungan harus sedikit cembung , dan penyelesaian akhir dapat
menggunakan spatula atau alat yang sejenis untuk mendapatkan hasil akhir yang halus.
3. Struktur Sambungan Siar Muai
Sambungan harus dapat meredam goyangan, suara dan merupakan struktur yang kedap
air. Struktur sambungan siar muai harus dipasang sesuai dengan Gambar rencana dan petunjuk
pabrik pembuatnya. Ukuran celah harus sesuai (compatible) dengan temperatur jembatan rata-
rata pada saat pemasangan. Temperatur ini harus ditentukan sesuai dengan pengaturan yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
4. Sambungan Siar Muai Tipe Terbuka
Pada sambungan siar muai terbuka pemasangan pelat baja, baja siku, atau pelat
bergerigi harus mempunyai elevasi dan kerataan dengan permukaan jalan. Semua baut yang
27
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
dicor di dalam beton atau semua lubang bor yang dibuat dalam beton harus ditentukan dengan
akurat dengan menggunakan mal. Uliran skrup harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari
karat. Jalan alih harus disediakan dan dipelihara untuk melindungi semua sambungan ekspansi
dari beban kendaraan sampai sambungan ini diterima dan Direksi Pekerjaan mengijinkan
pembongkaran jalan alih tersebut. Dalam pelaksanaan pekerjaan siar muai tipe terbuka ini
harus dilengkapi dengan fasilitas drainase pada lapisan atas abutment untuk mengendalikan
air, kotoran yang dapat menimbulkan kerusakan pada sistem landasan. Pada waktu operasional
harus diperhatikan masalah pemeliharaan rutin untuk mencegah masuknya benda-benda asing
ke dalam celah yang dapat mengakibatkan siar muai ini tidak berfungsi.
5. Sambungan Siar Muai Tipe Tertutup
Pelaksanaan sambungan siar muai harus sesuai dengan tipe yang dipasang.
a. Sambungan Siar Muai Tipe Asphaltiq Plug
Pemasangan sambungan siar muai jenis ini dapat dilaksanakan minimal 1 minggu
(perkerasan sudah mantap) setelah struktur jembatan selesai diberi lapisan
permukaan aspal. Sebelum dilakukan pengaspalan, celah sambungan ditutupi
terlebih dahulu dengan triplex agar bahan aspal tidak mengisi celah.
b. Pemotongan Lapisan Aspal
Pelaksanaan pemotongan dan pembongkaran lapisan aspal harus dilakukan minimal
selebar 40 cm. Setelah dilaksanakan pemotongan dan pembongkaran, bagian
tersebut harus dibersihkan dari kotoran dan sisa-sisa aspal
c. Pemasangan Tali, Pin Dan Pelat Baja
Setelah bagian sambungan yang dibongkar dalam kondisi siap, maka pada bagian
celah sedalam 30 mm dari bagian dasar yang akan diberi pelat baja dimasukkan tali
goni yang berfungsi sebagai pengikat antara pelat baja dan pin. Lebar pelat baja
yang dipasang tidak boleh kurang dari 250 mm
d. Pemasangan Agregat Dan Aspal Karet
Agregat sebelum digelar harus dipanaskan terlebih dahulu sampai suhu 180 derajat
dengan alat pemanas tertentu (inderect heating) dimana suhu dapat terkontrol
dengan baik dan dapat menghasilkan panas yang merata pada seluruh agregat.
Penghamparan lapis pertama setebal 40 mm yang kemudian dicor dengan aspal
karet yang sudah dipanaskan dengan cara indirect heating sampai suhu 180 derajat
agar aspal karet tersebut dapat berpenetrasi ke dalam semua rongga antar agregat.
Proses ini diulangi untuk ketebalan selanjutnya, sampai elevasi yang ditentukan.
28
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
29
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Bahan yang digunakan sebagai pengisi block out berupa beton mutu min K 350 dan
diberi tulangan yang sesuai dengan tulangan pada slab beton. Untuk pekerjaan
preservasi, apabila jenis Strip Seal dipakai untuk menggantikan siar muai jenis lain
yang tidak memakai block out, maka untuk pengikatannya dapat memakai Polymer
Mortar Header.
7. Sambungan Siar Muai Jenis Bolt Down Panel Joint
Pemasangan sambungan siar muai jenis ini dapat dilaksanakan minimal 1 minggu
(perkerasan sudah mantap) setelah struktur jembatan selesai diberi lapisan permukaan aspal.
Sebelum dilakukan pengaspalan, block out ditutupi terlebih dahulu dengan karung-karung
pasir agar bahan aspal tidak mengisi block out.
a. Pemotongan Lapisan Aspal
Pelaksanaan pemotongan dan pembongkaran lapisan aspal harus dilakukan selebar
yang disyaratkan dalam gambar rencana. Setelah dilaksanakan pemotongan dan
pembongkaran, bagian tersebut harus dibersihkan dari kotoran dan sisa-sisa aspal.
b. Penyiapan Baut Angkur
Pemasangan Baut Angkur dapat dilakukan dengan memakai chemical anchor
c. Pemasangan Bolt Down Panel Joint
Pemasangan panel harus pada dasar yang benar-benar rata dan padat dengan
memperhatikan elevasi pada muka jalan.
d. Pemasangan Transition Strip
Transition Strip memakai bahan Polymer Mortar Header
8. Sambungan Siar Muai Tipe Khusus
Pelaksanaan Sambungan Siar Muai Tipe Khusus harus mengacu pada persyaratan yang
diberikan oleh pabrik pembuat jenis sambungan tersebut berdasarkan pedoman
pelaksanaannya dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Pelaksanaan sambungan siar muai harus
sesuai dengan tipe yang dipasang.
a. Sambungan Siar Muai Jenis Modular Joint
Pemasangan sambungan siar muai jenis ini dapat dilaksanakan minimal 1 minggu
(perkerasan sudah mantap) setelah struktur jembatan selesai diberi lapisan
permukaan aspal. Sebelum dilakukan pengaspalan, celah sambungan ditutupi
terlebih dahulu dengan triplex agar bahan aspal tidak mengisi celah.
b. Pemotongan Lapisan Aspal
30
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
31
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Semua bahan sambunngan siar muai dari produk tersebut harus diperiksa pada saat tiba
ditempat kerja dan setiap kerusakan harus dilaporkan secara tertulis kepada direksi pekerjaan.
Penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk melindungi dan menjaga keamanan bahan dan
pelaksanaan sambungan tersebut selama periode kontrak.
4. Pemeliharaan pekerjaan yang telah diterima
Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas pemeliharaan rutin dan berfungsinya hasil
pekerjaan sambungan siar yang telah selesai dan diterima selama minimum 30 bulan sejak
terpasang
3.6.1 Umum
1. Uraian
32
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan landasan jembatan yang terbuat
dari logam atau bantalan karet untuk menopang gelagar, pelat atau rangka baja, seperti yang
ditunjukan pada Gambar rencana dan persyaratan dalam Spesifikasi ini.
3.6.2 Persyaratan
1. Standar Rujukan
Standart Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-4801-1998 : Metode Pengujian Bantalan Karet Untuk Landasan
Jembatan
SNI 03-4816-1998 : Spesifikasi Bantalan Karet Untuk Landasan Jembatan
SNI 06-3045-1992 : Bantalan Karet Jembatan
SNI 03-3967-2002 : Spesifikasi Landasan Elastomer Jembatan Tipe Polos dan Tipe
Laminasi
AASHTO, ASTM :
AASHTO M105-96 : Gray Iron Castings
AASHTO M163-97 :Corrosion-resistant Iron-Chromium, Iron-Chromium-Nickel
and Nickel- based Castings for General Application
AASHTO M169-97 : Steel Bars, Carbon, Cold finished, Standard Quality
AASHTO M102-98 : Steel Forging, Carbon and Alloy for General Industrial
Use
AASHTO M183-98 : Structural Steel
ASTM A47 : Mild Castings (Grade no
35019)
AASHTO M251-04 : Plain and Laminated Elastomeric Bridge Bearings
EUROPEAN STANDARD EN :
EN 1337-5 : Pot Bearing
EN 1337-7 : Spherical Bearing
2. Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini
a. Beton : Seksi 10.1
b. Beton Prategang : Seksi 10.2
c. Baja Struktur : Seksi 10.4
3. Toleransi pekerjaan bantalan
a. Penempatan Bantalan
33
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
34
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
35
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
36
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
37
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Ukuran
Toleransi ukuran terhadap bidang datar pelat untuk landasan elastomer dengan
penulangan pelat harus +3 mm dan -1 mm. Toleransi ukuran terhadap ketebalan
lapisan penutup bagian atas dan bawah untuk membungkus landasan elastomer
harus antara +20 % dan -0 % dari ketebalan nominal, atau 1 mm dipilh yang lebih
kecil. Toleransi ukuran terhadap masing-masing ketebalan lapisan dalam landasan
elastomer harus ±20% dari nilai ketebalan nominal, atau 3 mm, dipilih yang lebih
kecil. Toleransi ukuran terhadap ketebalan lapisan penutup sisi yang membungkus
landasan elastomer harus +3 mm dan -0 mm.
l. Landasan Pot (Pot bearing)
Toleransi dimensi landasan Pot harus memenuhi table 7.12.2-4.
Tabel 3.24 Toleransi DImensi POt Bearing dengan EN Standard
Uraian Ketentuan
+ 0.75 mm s/d +1.25
Toleransi ketepatan antara Piston dan Pot
mm
Toleransi ketebalan elastomer untuk diameter <
-0+2.5 mm
750 mm
Toleransi ketebalan elastomer untuk diameter
-0+d/300
antara 750 mm dan 1500 mm
Pedoman kekasaran permukaan geser logam ≤ 0.5 μm
Pedoman kekasaran permukaan dalam pot yang
≤ 25 μm
kontak dengan elastomer
0,2% dari diameter
Dalam kondisi tidak terbebani, rongga bersih
elastomer atau maksimal
diameter antar pot dan elastomer
1 mm
Lubang penyetelan pada pelat landasan. Bilamana toleransi yang diperlukan pada posisi
untuk titik pusat lubang-lubang penyetelan harus sebagaimana dirinci atau disetujui oleh
direksi pekerjaan.
38
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
b. Landasan logam
Landasan logam harus berupa landasan blok rongga (pot), geser (sliding), rol
(roler), sendi (knuckle), goyang (rocker), yang disetel atau landasan lainya sebagai
mana yang ditunjukan dalam gambar dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bahan harus
memenuhi spesifikasi AASHTO atau European Standard yang berkaitan.
Tabel 3.25 Ketentuan Bahan Landasan Pot untuk EN standard
39
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
40
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
atas jembatan dimana landasan tersebut akan ditempatkan, untuk menentukan lokasi dan
menyetel landasan tersebut.
Penyedia jasa harus menyerahkan contoh bahan yang diusulkan Direksi Pekerjaan
untuk disetujui. Bahan yang dipasok akan dibandingkan dengan bahan yang telah disetujui.
Setiap perubahan mutu, bentuk atau sifat-sifat fisik dari bahan yang telah disetujui akan
mengakibatkan ditolaknya bahan tersebut dari Direksi Pekerjaan.
3.6.5 Pelaksanaan
1. Umum
Landasan harus ditandai dengan jelas tentang jenis dan tempat pemasangan pada
saat tiba di tempat kerja. Alat-alat penanganan yang cocok harus disediakan sebagaimana
diperlukan. Alat-alat penjepit sementara harus digunakan untuk menjaga orientasi bagian-
bagian dengan tepat, tetapi tidak boleh digunakan untuk menyandang atau mengantung
landasan kecuali khusus untuk maksud tersebut.
Agar permukaan yang bergerak tidak terkena kotoran, maka umumnya landasan
tidak akan dilepas setelah keluar dari pabrik. Akan tetapi, bilamana oleh suatu alasan,
landasan tersebut perlu dilepas, maka pelepasan ini hanya boleh dilaksanakan di bawah
pengawasan seorang ahli dan bantuan dari pabrik pembuatnya harus didatangkan.
Landasan jenis elastomer tidak boleh dilepas.
Pemindahan beban bangunan atas jembatan pada landasan tidak akan
diperkenankan sampai kekuatan landasan telah cukup untuk menahan beban yang
diberikan. Alat-alat pengjepit sementara harus disingkirkan pada waktu yang cocok
sebelum landasan tersebut diperlukan untuk menahan gerakan. Perhatian khusus harus
diberikan pada setiap penanganan yang diperlukan untuk lubang-lubang yang terekspos
pada saat pelepasan penjepit transit sementara. Bilamana lubang-lubang penyetelan akan
digunakan kembali, maka bahan yang dipilih untuk mengisinya tidak hanya memberikan
perlindungan terhadap kerusakan, tetapi juga merupakan bahan yang mudah dapat
dikeluarkan tanpa merusak uliran manapun.
Bilamana diperlukan, pengaturan yang cocok harus dilaksanakan untuk
menampung pergerakan termal dan deformasi elastis dari bangunan atas jembatan yang
belum selesai. Bilamana penyangga sementara di bawah pelat dasar landasan disediakan,
maka penyangga tersebut harus tahan tekanan menurut beban rancangan atau dikeluarkan
sewaktu bahan landasan telah mencapai kekuatan yang diperlukan. Setiap rongga yang
41
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
42
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
(grout) dan kemasan kering. Penggunaan bahan seperti timbal, yang cenderung meleleh di
bawah tekanan beban, meninggalkan bintik-bintik besar harus dihindarkan.
Untuk menjamin agar pembebanan yang merata pada landasan dan struktur
penyangga, maka perlu digarisbawahi bahwa adalah setiap bahan landasan, baik di atas
maupun di bawah landasan, harus diperluas ke seluruh daerah landasan.
4. Penyetelan landasan selain elastomer
Untuk mengatasi getaran dan benturan yang kebetulan, maka penyetelan harus
dilaksanakan. Sambungan geser atau baut jangkar harus dipasang dengan akurat dalam
ceruk yang dicetak didalam struktur dengan menggunakan mal dan rongga yang tertinggal
dalam ceruk harus segera diisi dengan suatu bahan yang mempu menahan beban yang
berkaitan. Baut toleransi rapat harus dipasang menggunakan landasan sebagi mal. Dalam
hal yang khusus ini pencegahan harus diambil untuk mencegah terjadinya pengotoran
landasan selama pemasangan baut.
Landasan yang akan dipasang pada penyangga sementara harus ditanam dengan
kokoh pada struktur dengan baut jangkar atau cara lain untuk mencegah gangguan selama
operasi-operasi berikutnya. Cara pengencangan baut harus sedemikian rupa sehingga tidak
mengubah bentuk landasan. Akhirnya, rongga di bawah landasan harus diisi sepenuhnya
dengan bahan landasan.
Tempat-tempat yang sulit harus dihindari, misalnya paking sementara penahan
getaran harus dikeluarkan dan digunakan ring pegas. Sebagai alternatif, landasan dapat
disetel langsung pada pelat landasan logam yang ditempatkan ke dalam atau ditanamkan
pada permukaan struktur penyangga. Hanya adukan semen tipis untuk landasan yang boleh
digunakan dan jika selain adukan resin sintetis yang digunakan untuk maksud ini, maka
adukan resin sintetis harus ditempatkan dalam suatu ceruk yang cocok untuk ditulangi pada
semua sisi.
Bilamana bangunan bawah jembatan terbuat dari baja, maka landasan dapat
langsung dibaut padanya. Dalam hal ini, perlengkapan harus disediakan untuk menjamin
bahwa garis dan elevasi berada dalam rentang toleransi yang diijinkan.
Bilamana landasan telah dipasang sebelumnya (presetting) maka pabrik
pembuatnya harus diberitahu pada waktu pemesanan sedemikian hingga perlengkapan
lainnya dapat disediakan untuk pergerakan dari bagian-bagian yang berkaitan. Bilamana
memungkinkan, maka pemasangan sebelumnya harus dihindarkan.
43
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
44
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
diantisipasikan dengan memasang pengaman untuk penahan gaya lateral maupun gaya
longitudinal pada struktur.
Alat dongkrak yang dipakai untuk pelaksanaan pengangkatan struktur harus sudah
dilengkapi dengan elemen lock nut dan mempunyai kemampuan berotasi. Apabila dalam
pelaksanaan pengangkatan struktur atas jembatan dilakukan bersamaan dibeberapa pier,
maka Penyedia Jasa harus menggunakan alat dongkrak yang dilengkapi dengan
synchronize system.
Seluruh metode kerja yang akan digunakan oleh Penyedia jasa harus mendapat
persetujuan dari direksi teknis.
45
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Semua Landasan harus diperiksa pada saat tiba ditempat kerja dan setiap kerusakan
harus dilaporkan secara tertulis kepada direksi pekerjaan. Penyedia jasa harus bertanggung
jawab untuk melindungi dan menjaga keamanan bahan pelaksanaan Landasan tersebut
selama periode kontrak.
4. Pemeliharaan pekerjaan yang telah diterima
Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas pemeliharaan rutin dan berfungsinya hasil
pekerjaan Landasan yang telah selesai dan diterima selama minimum 30 bulan sejak terpasang
Connecting plate
rubber
Internal steel
Gambar 3.2 Timah Diagram Struktur Bantalan Isolasi Karet
46
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
tegak lurus dan persyaratan kinerja mekanik horisontal karet isolasi bearing
persyaratan kinerja mekanik vertikal dan horizontal harus sesuai dengan Tabel
3.29.
Daya tahan
Daya tahan harus memenuhi persyaratan Tabel 3.30.
Semua kinerja yang relevan
Semua properti yang relevan harus sesuai dengan Tabel 3.31.
2 Kinerja
horisontal
47
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
3.6.8 Bahan
1. Bahan Bantalan Karet Timah
Bahan bantalan karet timah digunakan secara penuh sesuai dengan persyaratan desain,
bahan baku kualitas pembelian menjamin, sertifikat komposisi kimia, laporan pengujian
kinerja mekanik, jaminan kualitas dan laporan pengujian.
2. Toleransi Bantalan Karet Timah
Tabel1 EN 1337-3: 2005 Bagian 6 persyaratan toleransi
Rakitan
Total tinggi perakitan Toleransi ± 4mm
Produk
3.6.9 Pelaksanaan
1. Metode Pemasangan Timbah Isolasi bantalan untuk balok pracetak
Pengelasan Balok
Pelat meratakan
Baut pendek
Pelat penghubung atas
Isolasi bearing dan bawah
Selongsong
Tidak menyusut
Gambar 3.3 Diagram TImah Isolasi bearing Precaetak balok Instalasi Skematik
a. Sesuai dengan gambar di padstone milik lubang selongsong, ukuran lubang harus 2,5 ~
3 kali diameter baut jangkar, kedalaman sedikit lebih besar dari (lengan panjang + baut
jangkar panjang).Untuk pad stone permukaan atas harus tingkat dari, kerataan yang
48
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
tidak lebih besar dari 2 mm, tidak ada kemiringan atau fenomena yang tidak rata, dan
pad di bagian atas batu tidak diperkenankan mengangkat benda keras.
b. Menandai garis posisi bearing Pusat sesuai dengan gambar di atas batu pad.
Pad stone
Lubang untuk selongsong
c. Untuk pad lubang batu untuk perfusi epoksi adukan semen atau tak menyusut adukan
semen, perhatian terhadap kebutuhan untuk cadangan Volume baut jangkar (baut
panjang) dan lengan.
Tidak menyusut
ekposi adukan
semen atau adukan
Pad stone
semen
d. Setelah baut gerbong pendek melalui lubang baut untuk menghubungkan baja diputar
dan mengencangkan lengan bagian dalam, dan kemudian baut panjang disekrup ke
lengan bagian dalam dan kencangkan (Gambar. 3 (a)), keselarasan vertikal, pusat
desain horisontal posisi duduk lengan menyisipkan bearing pad batu selain jangkar
lubang untuk mengamati apakah ada sejumlah kecil epoksi adukan semen (tak
49
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
menyusut adukan semen) meluap jika melimpah yang menunjukkan bahwa ia telah diisi
ketat, jika tidak ada meluap dan terus menuangkan epoksi adukan semen (tak menyusut
adukan semen) sampai sejumlah kecil overflows (Gambar. 3 (b)).
Short bolt
Pelat
penghubung
Baut pendek
atas dan menurunkan
Isolasi bearing
bawah Selongsong penghubung pelat
Selongsong
Tidak menyusut ekspasi
Di sekrup
adukan semen atau adukan
e. Setelah mengangkat balok pracetak, menghubungkan pelat dan meratakan piring pada
tempat dudukan, meratakan pelat kerataan kurang dari 2mm. Ketika pengelasan harus
memperhatikan tempat berlindung dan mengambil langkah-langkah untuk
mendinginkan, agar tidak membakar karet; panjang las jahitan tidak dapat lebih besar
dari 10cm, sehingga benar-benar dingin sebelum melanjutkan pengelasan. Setelah
pengelasan, penghapusan kerak las, cat semprot primer dan cat di las dan membakar
bagian.
50
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Beton
Baut pendek
Pelat penghubung atas dan
Isolation bearing bawah
selongsong
Tidak menyusut epoksi
adukan semen atau
Pad stone adukan semen
Baut panjang
Lead isolation
bearing upper
connector
plates
51
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
52
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
3.7.1 Umum
Semua pekerjan beton untuk pratekan harus mengikuti persyaratan yang disebut pada
Seksi 10.1 yang bersifat umum untuk beton maupun yang khusus untuk beton pratekan.
3.7.2 Bahan
1. Dimensi
Pengerjaan beton pratekan menuntut persyaratan keahlian yang tinggi, ketelitian dan
kecermatan pengukuran dimensi-dimensi sedemikian sehingga sejauh mungkin sesuai dengan.
syarat-syarat yang tertera pada gambar rencana.
Harus dipertimbangkan bahwa dimensi, taraf dan bentuk yang tertera pada gambar
rencana adalah dimensi, taraf dan bentuk konstruksi pada keadaan hanya dibebani dengan berat
sendiri. Dalam hal tertentu bila perlu dimensi, taraf dan bentuk hendaknya disesuaikan dengan
deformasi-deformasi yang mungkin timbul agar bentuk akhir dapat dicapai sesuai dengan
rencana dan keindahan. Usaha kontraktor untuk keperluan itu sebelumnya harus diajukan
kepada Direksi dan pengerjaan perancah serta acuan sehubungan dengan itu tidak boleh
dimulai sebelum mendapat persetujuan dari Direksi.
53
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
54
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
55
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
dilakukan penarikan kembali sesuai dengan petunjuk Direksi atau bila Direksi berpendapat
slipnya angkur itu berbahaya bagi konstruksi maka tendon tadi harus diganti.
Seluruh pembiayaan sehubungan dengan penarikan kembali atau penggantian
tendon tadi sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor. Pada pengangkatan,
pengangkutan, pergeseran atau penempatan kembali balok-balok beton pratekan post-
tensioned harus diusahakan agar balok tetap dalam posisi berdiri.
Pembebanan yang berarah lain terhadap beban-beban yang diperhitungkan pada
peren canaan sama sekali harus dihindari.
Bila Direksi menghendaki sebelun dilakukan pengangkatan maka pada balok-balok
tersebut harus dilakukan perkuatan (bracing) untuk menghindarkan balok dari kerusakan
yang mungkin terjadi akibat gaya-gaya lain yang bekerja selama pengangkatan,
pengangkutan, pergeseran atan penempatan kembali balok-balok tersebut.
Harus diperhatikan agar tidak terjadi kerusakan pada sayap-sayap/lantai (flanges)
yang umumnya dengan pembesian sangat minim.
Pengangkatan dan pengangkutan balok-balok atau konstruksi lain harus dilakukan
dengan cermat dan hati-hati sesuai dengan yang disebutkan pada gambar rencana.
Bila pada gambar rencana tidak diberikan petunjuk-petunjuk tentang cara-cara
pengangkatan dan pengangkutannya, maka kontraktor harus mengajukan kepada Direksi
cara-cara yang akan dipakainya dan bila cara-cara pengangkatan dan pengangkutan balok-
balok dan bagian-bagian konstruksi tidak boleh dilaksanakan selain dari yang telah
ditentukan itu.
Pengangkatan hendaknya dilakukan hanya pada tempat-tempat yang telah
ditentukan dalam gambar rencana, dilandasi dengan kayu-kayu yang cukup tebal/kuat,
mencakup seluruh lebar konstruksi.
Untuk keamanan, hendaknya tanah atau alat balok diantara dua (atau lebih)
perletakan sementara dibersihkan, direndahkan dan diratakan sehingga terlihat jelas bahwa
balok hanya menumpu pada tempat-tempat yang telah ditentukan
Penumpukan balok-balok jadi hendaknya dihindari. Bila terpaksa, untuk tiang-tiang
pancang dan gelagar-gelagar jembatan yang relatif kecil dapat ditumpuk asal tidak lebih
dari 6 lapis dan diperhatikan agar tiap lapis pada tempat-tempat yang telah ditentukan
sebagai titik pengangkatan diberikan balok-balok kayu sebagai penumpunya.
56
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
57
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
58
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
pada bidang tegak lurus terhadap garis kerja gaya pratekan. Dalam hal yang dianggap perlu
plat baja angkur dapat didudukan pada adukan tipis untuk mengatur kerataanya, sesuai
dengan petunjuk Direksi.
Sesudah selesai pekerjaan pratekan dan grouting, pada waktu yang disetujui oleh
Direksi, angkur-angkur ditutup dengan beton paling sedikit setebal 3 cm.
3. Lubang grout
Harus disediakan lubang grout pada masing-masing ujung selongsong tendon
dengan 1/4” atau 3/8”.
Lubang grout tersebut harus dilengkapi dengan alat penutup yang tahan menerima
tekanan 7 kg/cm2, kedap udara dan air.
Untuk tendon-tendon yang panjang atau tendon-tendon dengan lingkungan yang
tajam bila perlu harus ditambalkan lubang grout ditempat-tempat yang tepat yang juga
dilengkapi tutup-tutup yang kuat agar grouting dapat sempurna dikerjakan.
4. Blok-blok ujung yang diprecast
Bila ditentukan demikian pada gambar rencana, blok ujung dibuat dari beton
precast. Blok ujung tersebut terpasang dengan angkur, kaitan-kaitan untuk keperluan
pengangkatan, dowel dan atau konstruksi lainnya serta bagian bagian lain seperti yang
diterakan pada gambar rencana.
Blok ujung itu akan dibuat dari beton yang sesuai kelas dan mutunya seperti yang
disyaratkan. Sebelum beton mengeras, permukaan beton yang nantinya akan berhubungan
dengan beton lain harus dibentuk sesuai dengan persyaratan untuk tercapainya kerja sama
beton yang baik.
Perawatan blok ujung harus diperhatikan secara istimewa mengingat kekuatan
beton yang umumnya disyaratkan sangat tinggi pada bagian itu. Blok ujung precast tidak
boleh digunakan / disambung / dicor dengan bagian konstruksi sebelum kekuatan kubus
test 28 hari seperti yang disyaratkan dapat dicapai, atau bagaimanapun tidak akan
digunakan sebelum berumur 14 hari terhitung dari saat selesainya pengecoran, atau
berumur 2 hari bila dilakukan perawatan dengan uap. Blok ujung harus ditahan teguh pada
tempatnya pada waktu dilakukan pengecoran konstruksi selebihnya
Kekuatan beton yang harus dicapai dan umur beton yang disyaratkan untuk
pemberian gaya pratekan.
59
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Gaya pratekan belum boleh diberikan kepada beton sebelum kekuatan beton
mencapai kekuatan seperti yang disyaratkan pada gambar rencana, dan tidak boleh lebih
cepat dari 14 hari terhitung dari saat selesainya pengecoran (bila dilakukan perawatan
dengan pembasahan) atau tidak lebih cepat dari 2 hari terhitung dari saat selesainya
pengecoran (bila dilakukan perawatan uap).
Untuk menentukan umur beton dari saat pemberian gaya pratekan sehubungan
dengan itu harus juga mempertimbangkan modulus eleastisitas dari beton yang
bersangkutan.
Variasi cuaca, tamperatur, kelembaban dan sebagainya dapat mempengaruhi nilai
modulus elastisitas, yang akan mengakibatkan deformasi pada beton. Karena itu
pemeriksaan modulus elastisitas dimaksudkan untuk menentukan saat pemberian gaya
pratekan sedemikian agar deformasi yang diakibatkannya tidak terlalu jauh meleset dari
yang diperhitungikan.
Untuk menentukan saat pemberian gaya pratekan yang dihubungkan dengan umur
beton, maka Kontraktor hendaknya mengirimkan benda-benda uji untuk masing-masing
bagian konstruksi.
Harus disediakan benda uji secukupnya untuk ditest pada umur kurang dari 28 hari.
Bila test inipun tidak memenuhi syarat, harus ditunggu hasil test benda-benda uji yang
berumur 28 hari.
Bila test inipun tidak memenuhi syarat, maka Direksi akan mengambil langkah-
langkah seperlunya sebelum akhirnya, apabila memang demikian keadaannya, diputuskan
untuk menolak bagian konstruksi itu.
5. Grouting dan finishing setelah pratekan
Usaha-usaha untuk menjaga keselamatan pekerjaan selama grouting harus
diperhatikan sebagaimana juga dilaksanakan pada waktu pemberian gaya pratekan
(penarikan tendon). Tendon-tendon harus digrout dalam waktu 24 Jam sesudah penarikan
tendon selesai di lakukan kecuali bila ditentukan lain.
Grouting harus diberikan sebelum konstruksi diangkat / dipindahkan, kecuali hal-
hal khusus. Bila tendon diberi selongsong (sheath) lubang harus diisi dengan air bertekanan
7 kg/cm2 paling tidak selama satu jam, sebelum dilakukan grouting. Dekat sebelum
grouting, lubang-lubang harus disembur dengan air bersih dan kernudian dengan tekanan
udara sedemikian agar semua partikel-partikel lepas keluar. Grouting kemudian dilakukan
dengan pompa-pompa tekanan sistem piston atau screw atm impeller.
60
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Aliran yang tetap, kontinu dari bahan grout harus diusahakan selama grouting
berlangsung, sampai ada bahan grout keluar melewati lubang-lubang keluar yang telah
ditentukan dan juga harus diperhatikan agar udara yang mungkin terbawa masuk telah
seluruhnya keluar. Alat-alat penutup kemudian secara berangsur-angsur ditutup sehingga
seluruh sistem tersebut telah dipenuhi dengan bahan grout. Tekanan bahan grout kemudian
dipertahankan sebesar 7 kg/cm2 untuk paling sedikit 1 menit baru kemudian lubang-lubang
pemasukan grout ditutup keras.
Cara grouting atau batang-batang dari tendon hendaknya tidak diganggu/dipotong
selama 7 hari sesudah grouting selesai. Ujung-ujung sedemikian agar pembetonan angkur
itu kemudian akan menutupi angkur dengan tebal paling sedikit 3 cm, atau dalam keadaan
lain dapat dicor secara monolit dengan bagian lain dari konstruksi beton (misalnya beton
lantai).
3.7.5 Tendon
1. Pendatangan
Kawat-kawat baja mutu tinggi atau batang-batang baja mutu tinggi yang akan
digunakan dalam pekerjaan pratekan harus didatangkan dalam gulungan-gulungan yang
berdiameter cukup besar agar sifat-sifat yang diperlukan tetap dapat dipertahankan dan bila
dibuka dari gulungan akan berbentuk kira-kira mendekati lurus. Harus diperhatikan bahwa
bahan-bahan tersebut tidak cacat, tertekuk atau bengkok.
Bahan-bahan tersebut harus bebas dari karat kotoran, bahan-bahan lain yang lepas,
minyak, gemuk, cat lumpur, atan bahan-bahan lainnya yang tidak dikehendaki tetapi juga
tidak berbentuk licin karena digosok.
2. Pemberian tanda-tanda
Tendon-tendon yang dipersiapkan sebelum dipakai, hendaknya digolong-
golongkan sesuai dengan ukuran dan panjangnya, diikat dan diberi label yang menyebutkan
tentang ukuran-ukurannya.
3. Penggudangan
Bahan-bahan untuk tendon, kawat, batang-batang baja, angkur, selongsong-
selongsong harus disimpan dibawah atap yang kedap air, diletakkan terpisah dari tanah dan
dilindungi dari pengaruh-pengaruh yang merusak
61
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
4. Penempatan
a. Pretensioned tendon:
Umum
Tendon harus ditempatkan/dipasang sesuai dengan gambar rencana, dan harus
diusahakan sedemikian agar selama pengecoran tendon tersebut tidak bergeser. Pada
penempatan tendon agar diperhatikan supaya tidak terkena bidang acuan yang telah
dilapisi gemuk/minyak.
Bila terlihat tanda-tanda minyak pada tendon, maka harus segera dibersihkan
dengan menggunakan kain yang dibasahi minyak tanah atau alat-alat lain yang sesuai.
Dimana mungkin, penarikan tendon hendaknya dilaksanakan sebelum memberi
minyak pada permukaan acuan. Letak angkur-angkur harus pada posisi yang
dikehendaki dan tidak bergeser karena pengecoran.
Selimut beton
Bila tidak ditentukan lain, tebal selimut beton tidak boleh kurang dari 2 kali
diameter tendon atau 3 cm mana yang terbesar. Batas diatas harus ditambah dengan
11/2 cm untuk konstruksi yang terletak di tanah atau didalam air, dan ditambah dengan
3 cm untuk konstruksi yang terletak pada air asin.
b. Post tensioned tendon
Pada selongsong yang dibentuk dengan sheath.
Bila tidak ditentukan lain, tendon dilindungi dengan sheath sebelum dilakukan
pengecoran. tendon yang di lindungi dengan sheath tadi harus diikat pada sengkang-
sengkang atau konstruksi-konstruksi khusus agar letaknya, kelengkungannya dan
kelurusannya dapat dijamin selama pengecoran dan pemadatan beton.
Sambungan-sambungan sheath yang rapat harus cukup disediakan, penggunaan
pita-pita perekat untuk menutup kebocoran yang mungkin terjadi harus dilaksanakan
sebaik-baiknya sesuai dengan keperluannya. Lubang-lubang harus angkur harus ditutup
agar tidak dimasuki adukan atau material lain selama pengecoran. Secepatnya
memungkinkan, sesudah pengecoran dan pemadatan beton, strands (batang-batang
baja,kawat-kawat baja) harus ditarik keluar masuk selongsong beberapa kali,
sedemikian agar bila ada adukan yang memasuki sheath dapat terlepas dan tidak
merupakan hambatan/gangguan terbadap pelaksanaan penarikan kabel.
Pada selongsong yang dibentuk dengan cetakan
62
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
63
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
64
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
65
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
66
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
spesifikasi lain sehubungan dengan itu. Pekerjaan penarikan tendon hanya boleh
dikerjakan oleh orang-orang yang berpengalaman cukup dan terlatih untuk bekerja
sama merupakan Team Work yang effisien dan cermat. Penarikan harus dilakukan rata
dan berangsur-angsur.
Pelepasan jack secara bertahap dan tidak terhenti-henti. Penarikan tendon harus
sesuai dengan urutannya yang telah disebut pada gambar rencana. Pemberian pratekan
sebagian (partially prestressed) hanya boleh diberikan bila gambar rencana menunjukan
demikian atau apabila Direksi menghendaki. Pemberian gaya pratekan yang melebihi
maksimum untuk maksud mengurangi geseran dapat dizinkan asal atas sepengetahuan
dan petunjuk-petunjuk Direksi, untuk kemudian tendon dikembalikan lagi pada
tegangan yang disyaratkan. Dalam keadaan apapun hendaknya diperhatikan agar
tendon tidak ditarik melebihi 80% (85%) dari batas minimum ultimatenya, dan tidak
memaksa jack untuk melebihi batas maksimum kapasitasnya.
Sebelum penarikan, tendon harus dibersihkan dengan cara menyemburkan
udara bertekanan ke dalam selongsong. Angkur-angkur juga harus dalam keadaan
bersih. Bagian tendon yang menonjol harus dibersihkan dari bahan-bahan lain, karat
sisa-sisa aduk, gemuk, minyak atau kotoran lainnya yang akan dapat mempengaruhi
perlekatannya dengan konstruksi angkur, Tendon dicoba untuk ditarik keluar masuk
selongsong agar bila ada perlekatan karena kebocoran selongsong dapat segera
diketahui dan diambil Iangkah-langkah seperlunya.
Gaya tarik pendahuluan, untuk maksud menegakkan tendon dari posisi
lepasnya, harus diatur menggunakan besarnya gaya yang disyaratkan untuk masing-
masing cara pratekan yang dicapai.
Setelah tendon tegang, ujung-ujungnya diberi tanda untuk memulai pengukuran
pengeluaran. Bila Direksi menghendaki untuk menentukan kesalahan pembacaan
pengeluaran (zero error in measuring elongation) selama proses penarikan, dapat
pembacaan dynanometer dan pengukuran penguluran dicatat dan dibuat grafiknya
untuk tiap tahap dari penarikan.
Pada keadaan dimana salah satu atau beberapa tendon dari kumpulan tendon
yang ditarik bersama-sama terjadi slip, Direksi dapat mengizinkan untuk menaikkan
penguluran dari tendon-tendon selebihnya asal gaya yang diberikan tidak akan
melebihi 8% kekuatan ultimate minimum dari tendon-tendon lain itu.
67
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Untuk keadaan di mana terjadi tendon slip atan putus sedemikian sehingga batas
toleransi yang diizinkan dilampaui, tendon tersebut harus dikendorkan, diganti bila
perlu, baru kemudian ditarik lagi.
Penarikan dengan 2 jack:
cara penarikan tendon dengan 2 jack dapat digunakan bila dianjurkan oleb
Direksi. Kedua jack ditempatkan pada kedua ujung di mana salah satu jack diberikan
pemanjangan paling tidak 2 1/2 cm. Sebelum ditempatkan (trailing jack). Tendon
ditegangkan, dan penarikan dimulai dari jack di ujung lain (yang tidak diberikan
pemanjangan, disebut leading jack).
Katup-katup pada trailing jack diatur agar gaya yang diterima oleh jack ini
dapat dicatat. Penarikan dari satu ujung ini diteruskan hingga mencapai 75% dari
penguluran total yang diduga. Diberikan juga persiapan penyesuaian bila terjadi draw-
in. Kemudian trailing jack dikerjakan, leading jack tetap dalam posisinya, sedemikian
sehingga pada kedua jack tersebut tercatat besarnya gaya yang sama.
Baru kemudian kedua jack dikerjakan sampai mencapai dasar gaya yang dikehendaki.
Penarikan dengan 1 jack:
Bila diterapkan pada gambar rencana bahwa tendon hanya ditarik dari satu
ujung (biasanya untuk konstruksi dengan bentang-bentang yang pendek) maka hanya
satu jack yang digunakan. Sesudah tendon ditegangkan, kedua ujung ditandai untuk
keperluan pengukuran penguluran draw-in.
Data-data yang harus dicatat
Umum: untuk post-tensioned, harus dilakukan pencatatan data-data sebagai berikut:
nama dan nomor pekerjaan
nomor balok/gelagar
tanggal selesainya pengecoran
tanggal diberikannya gaya pratekan
Fomulir-formulir ini dibuat dan ditanda tangani oleh Kontraktor dan Direksi
setelah diperiksa kebenarannya.
Tendon pretensioned: data-data dibawah ini harus dicatat:
merek, ketelitian dan nomor-nomor dynamometer, alat ukur, pompa-pompa dan
jack.
besarnya gaya yang dicatat oleh dynamometer.
68
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
toleransi diameter +0.03" -0.01" kawat baja halus dan mempunyai permukaan
yang halus.
3. Pemeriksaan
Untuk keperluan pengangkutan dan penyimpanan di tempat pekerjaan, batang-
batang tulangan dan angkur beserta perlengkapannya, masing-masing harus diberi tanda-
tanda dan nomor pengenal. Contoh-contoh yang diberikan untuk pemeriksaan harus
dikirim sebelum saat pengiriman, atas biaya pabrik. Bila diminta,oleh Direksi, pemilihan
dan pengambilan contoh dapat dilakukan di pabrik.
Contoh yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut:
a. Sistem pretension
Contoh dengan panjang 2,135 m (7 feet) harus disiapkan dari setiap ukuran
"strand". Contoh diambil pala ujung-ujung setiap gulungan (coil).
b. Sistem post-tension
Perlu disiapkan contoh dengan panjang sebagai berikut:
Untuk kawat yang memerlukan kepala (heading, 1,525 m) (5 feet).
Untuk kawat yang tidak memerlukan kepala diambil sedemikian sehingga
diperoleh panjang kesatuan 1,525 m (5 feet) (berisi kabel dengan jumlah yang sama.
Untuk strand dengan fitting, 1,525 (5 feet) diambil diantara "near ends of fitting".
Untuk batang dengan ujung berserat dan mur, 1,525 m (5 feet), diambil diantara serat-
serat ujung.
Perlengkapan angkur: bila perlengkapan angkur ini tidak menjadi satu dengan
contoh-contoh batang tulang, maka diperlukan dua buah perlengkapan angkur, lengkap
dengan pelat distribusi dari masing-masing ukuran dan type.
70
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
dlindungi dengan pembungkus yang diberi pelumas, dan semua lubang-lubang ditutup
sementara sampai tiba saatnya digunakan.
Perlengkapan angkur, harus dijaga agar tidak terkena kotoran-kotoran, seperti
adukan beton, minyak pelumas, lumpur, dan lain-lain.
3.7.8 Sheathing
1. Sheathing sistem post-tension
Sheathing yang dipergunakan harus disetujui oleh pihak Direksi, serta cukup
kuat terhadap pemasangan dan pengecoran beton, tanpa mendapat kerusakan ataupun
deformasi.
Ukuran diameter dalam dan luar, harus sesuai dengan gambar rencana.
Selongsong yang digunakan untuk tendon eksternal menggunakan material
HDPE dengan inner sleeve untuk mempermudah pemeliharaan serta penggantian
strand dan angkur .
2. Untuk sistem pretension
Apabila diperlukan sheathing untuk mencegah adanya ikatan pada ujung-ujung
tendon, maka sheathing harus dibuat dari plastik atau bahan-bahan lain yang sejenis,
dengan diameter dan tebal yang disetujui oleh pihak Direksi.
Sheathing harus dipasang menerus dan menutup ujung-ujung tendon paling
sedildt 2,5 cm.
71
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Volume beton yang dibayar adalah bagian konstruksi beton pratekan yang
dikerjakan dalam keadaan sudah tapasang dan diterima oleh Direksi. Bagian-bagian
konstruksi ini sudah termasuk pekerjaan beton, besi tulangan. Konstruksi baja yang
diperlukan, perletakan baut/mur angkur, dan material-material lainnya yang diperlukan
untuk pekerjaan beton pratekan.
Pekerjaan konstruksi sandaran akan dibayar menurut mata pembiayaannya
masing-masing.
3.8.1 Umum
1. Pengujian pembebanan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
dalam spesifikasi ini. Kontraktor harus mempersiapkan segala perlengkapan yang
dibutuhkan untuk dapat melakukan pengujian pembebanan, termasuk
mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan ini, seperti
izin, mengamankan lokasi di sekitar titik pengujian dll.
72
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
73
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Ram jack hidrolis harus diletakkan sentris pada test plate dengan suatu bearing plate
baja diantara bidang atas jack ram dan bidang dasar test beam. Bearing plate harus
mempunyai ukuran cukup untuk menampung ram jack serta mendukung bidang dasar
test beam sebaik-baiknya.
3. Dengan dipergunakan jack hidrolis untuk beban percobaan, maka jacking systemnya
yang terdiri dari ram hidrolis, coupling, pompa hidrolis dan pressure gauge harus
dikalibrasi terlebih dahulu, sehingga pembebanan dapat dikontrol dalam batas 5 % dari
pada beban total.
Semua alat ukur seperti dial gauges dan pressure gauges harus dikalibrasi oleh
badan/instansi pemerintah yang berwenang.
Sertifikat kalibrasi hanya berlaku untuk satu proyek dan untuk waktu satu bulan.
Kapasitas dial gauges yang digunakan minimum 50 mm dengan ketelitian 0,01 mm.
Pompa Jack hidrolis harus mempunyai pengatur otomatis untuk menjaga tetapnya besar
beban pada waktu terjadi penurunan tiang.
4. Penempatan beban percobaan pada tiang dengan menggunakan jack hidrolis dan
platform yang diberi beban
Test beam baja yang kokoh harus ditempatkan diatas base plate, ujung-ujung
test beam tersebut didukung oleh cribbing sementara dengan clearance yang
cukup diantara base plate dan bidang dasar test beam. Clerance tersebut
diperlukan untuk menampung penempatan test jack, bearing plate dan
instrumentasi lainnya.
Suatu platform harus ditempatkan diatas test beam, dan Cross beam harus
didukung oleh cribbing. Jarak bebas antara dukungan platform dengan tiang bor
percobaan sekurang-kurangnya ialah 1,50 meter. Platform sekurang-kurangnya
harus dapat menampung beban sebesar 10 % diatas maximum Anticipated
Design Load yang direncanakan.
Beban yang ditempatkan diatas platform dapat berupa blok-blok beton, batang-
batang baja, batu-batu, tanah, tangki berisi air dan sebagainya.
5. Reference Beam
Semua reference beam harus ditunjang secara mandiri dengan dukungan yang kokoh
didalam tanah. Jarak bebas antara kaki Reference Beam dengan tiang percobaan harus
lebih besar atau sama dengan 2,5 meter. Salah satu kaki dari tiap reference beam harus
fixed (dilas), dan yang lainnya harus bebas memuai dan menyusut. Reference beam
74
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
harus cukup kaku untuk mencegah lendutan yang berlebihan dan harus ada hubungan
melintang untuk menambah kekakuan.
6. Dial Gauge
Untuk mengukur penurunan aksial tiang percobaan, dipergunakan alat
pengukur berupa dial gauge.
Dua buah reference beam, masing-masing pada setiap sisi tiang percobaan,
harus ditempatkan sedemikian rupa hingga searah dengan test beam.
Harus ditempatkan atau dipasang 4 buah dial gauge yang ditempatkan pada
tiang percobaan secara diametral. Masih dibutuhkan 2 buah dial gauge untuk
mengukur gerakan horizontal, yang ditempatkan tegak lurus satu dari yang lain.
75
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
76
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Grafik beban/waktu.
Grafik settlement/waktu.
Beban kerja yang disyaratkan untuk tiang bor.
Settlement total pada ujung tiang bor akibat beban kerja (dari data pengujian).
Settlement sisa pada ujung tiang bor akibat beban kerja (dari data
pengujian).
Faktor keamanan terhadap kegagalan geser umum (dari data pengujian).
Faktor keamanan terhadap settlement sisa tertentu (dari data pengujian).
77
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
78
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
79
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
( ASTM D 3966-81 )
80
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Tanda yang sama dari tranducers dilanjutkan, didigitasi, disimpan dan diproses
dengan PDA. Kemudian dipilih keluaran dari PDA termasuk nilai-nilai :
gaya yang terukur dan tegangan maksimum yang dihitung
a. transfer energy pada tiang
b. perhitungan ram stroke
c. kapasitas tiang statik dan lain-lain.
Data masukan dari PDA berikut harus di chek dan di adjust pada tiang yang ada
dan kondisi taqnah pada proyek :
a. panjang tiang dibawah gauges
b. luas penampang tiang pada gauges
c. elastic modulus tiang
d. berat jenis material tiang
e. kecepatan gelombang tiang
f. faktor redaman
g. unit indicator
h. display scale dan transducer calibrations
Detail prosedur dari test PDA, hasil yang akan dikeluarkan, analisis dan laporan
harus sesuai dengan aturan yang ada di ASTM D4945.
Test PDA dan analisanya harus dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman.
81
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
berdasarkan penurunan total sebesar 25 mm, pada beban sebesar 200 % dari Daya
dukung izin.
3. Pengujian Lateral
Seperti yang dilakukan untuk evaluasi atas pengujian aksial, maka untuk
pengujian lateral juga akan digunakan metode yang berlaku umum. Dan jika tidak
dijumpai penyimpangan, maka secara umum dapat ditentukan bahwa daya dukung
lateral izin ditentukan berdasarkan pergeseran lateral sebesar 6,25 mm pada beban
200 % dari gaya horisontal izin.
82
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
83
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
3.9.1 Umum
1. Metoda Konstruksi
Pekerjaan ini meliputi perhitungan teoritis dari pre camber atau control
defleksi berdasarka tahapan pekerjaan yang direncanakan oleh kontraktor. Dalam
pelaksanaan aktualnya harus melakukan kontrol terhadap defleksi, camber dan
geometri pada setiap tahap pelaksanaan pekerjaan struktur atas. Termasuk
didalamnya adalah kelengkapan peralatan dan analisa data yang dibutuhkan untuk
perhitungan tersebut hingga didapat hasil akhir yang sesuai dengan gambar rencana.
Kekuatan struktur setiap tahapan juga menjadi bagian yang harus diperhitungkan
dalam pekerjaan metoda konstruksi.
2. Engineering Service
Pekerjaan ini meliputi perhitungan, review, dan layanan teknis untuk semua
tahapan pelaksanaan dari struktur bawah hingga struktur atas terkait dengan semua
justifikasi teknis yang harus diajukan kontraktor pada Direksi Pekerjaan.
3.9.2 Pelaksanaan
1. Defleksi dan data camber
Kontraktor harus menyampaikan defleksi dan/atau data camber untuk setiap
tahapan konstruksi sesuai dengan yang dibutuhkan pada pelaksanaan struktur untuk
mendapatkan hasil akhir yang sesuai. Prosedur yang digunakan harus
memperhitungkan akibat dari kehilangan tegangan dan rangkak seiring dengan
perubahan waktu yang akan terjadi selama waktu pelaksanaan. Data dari seluruh
jembatan, berdasarkan pada tahapan pelaksanaan yang diajukan oleh kontraktor,
metoda dan jadwal, harus diajukan pada direksi pekerjaan untuk menganalisa ulang
terutama pada awal pelaksanaan pembangunan pier shafts.
Camber dari struktur akan dimonitor oleh kontraktor pada setiap tahap dan
harus melakukan perbaikan dimana perlu dengan persetujuan dari direksi untuk
mendapatkan hasil akhir dari struktur yang sesuai dengan gambar rencana.
a. Kontrol Geometri
Kontraktor harus mengajukan pada direksi pekerjaan untuk disetujui denah
geometri, yang harus terindikasi secara detail bagaimana pengukuran tersebut
dilakukan dan bagaimana pelaksanaan yang diajukan oleh kontraktor untuk
84
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
menunjukkan secara jelas bentuk konstruksi dari struktur agar sesuai dengan
grade akhir yang terdapat pada gambar rencana.
Kontrol geometri harus ada untuk monitoring secara teratur dari defleksi pada
struktur atas, dimulai dari penambahan pada segmen kantilever yang pertama.
Deviasi dari alinyement yang diperkirakan tidak boleh lebih dari 1 inch.
Kontraktor harus memeriksa elevasi dan alinyemen struktur, pada setiap
tahapan konstruksi, dan harus membuat suatu catatan dari semua pemeriksaan
tersebut dan semua penyesuaian serta perbaikan yang telah dilakukan. Semua
pengukuran harus dilakukan pada saat dimana hal tersebut akan meminimisasi
pengaruh dari suhu. Perbaikan dengan cara menggetarkan (shimming) hanya
dilakukan bila ada persetujuan dari direksi pekerjaan.
Untuk semua tipe konstruksi segmental, pengukuran yang dilakukan harus
memiliki keakurasian 0.01 feet.
3.9.3 Personil
Personil yang disyaratkan adalah yang bersertifikat dan berpengalaman sesuai
dengan yang dibutuhkan untuk pekerjaan diatas. Jumlah dan kebutuhan personilnya
tercantum dalam analisa harga satuan kontrak lump sum untuk metoda konstruksi dan
engineering service.
85
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
3.10.1 Umum
Pekerjaan ini terdiri atas semua pekerja, peralatan dan material serta
pelaksanaan semua pekerjaan yang termasuk dalam proses pengereksian segmen beton
precast, termasuk semua peralatan ereksi, dan prestress sementara untuk ereksi seperti
yang tertera pada gambar dan gambar kerja yang telah disetujui.
Tegangan yang terjadi saat konstruksi tidak boleh melebihi tegangan batas yang
tertera pada gambar kerja atau spesifikasi standar.
Penyedia jasa harus mempersiapkan gambar kerja yang meliputi detail lengkap,
informasi, dan perhitungan yang mendukung untuk metode, material, peralatan dan
prosedur yang diajukan untuk pengereksian segmen precast ke posisi final pada
struktur.
Gambar kerja dan perhitungan harus ditandatangani oleh seorang insinyur sipil
dengan pengalaman dalam desain dan konstruksi jembatan segmental precast beton
menggunakan metode balanced cantilever. Insinyur sipil ini bisa merupakan pekerja
dari Penyedia jasa atau konsultan perencana dibawah kontrak dengan Penyedia jasa.
Penyedia jasa diperbolehkan untuk memperkerjakan lebih dari satu orang atau
perusahaan untuk menyediakan jasa ini. Dokumen pengalaman kerja dengan minimal
3 (tiga) jembatan segmental box girder dengan bentang lebih dari 40 meter harus
disertakan dalam usulan kerja dan gambar kerja yang dibuat oleh Penyedia jasa.
Gambar kerja yang dibutuhkan dalam bagian ini harus dipisahkan menjadi
beberapa paket untuk dilakukan pemeriksaan seperti tertera pada tabel di bawah.
Penyerahan dokumen tambahan yang bershubungan dengan bagian ini tetapi tidak
tercantum di dalam tabel di bawah, dimungkinkan untuk dikumpulkan sebagai bagian
dari dokumen penyerahan, tetapi Penyedia jasa harus mencatat bahwa jika semua
86
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
87
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
88
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
89
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
3.10.3 Toleransi
Toleransi parameter selama ereksi harus sesuai dengan persyaratan berikut:
Maksimum perbedaan offset antara permukaan bagian luar dari segmen-
segmen yang bersebelahan dalam posisi terereksi, termasuk deck atas segmen, tidak
boleh lebih dari 5 mm.
Dalam arah transversal, bentang yang telah rampung, tidak boleh menyimpang
dari kemiringan rencana lebih dari 0,001 radian, diukur dari tepi jalan ke tepi jalan, di
setiap titik sepanjang bentang.
Dalam arah memanjang, perbedaan sudut dari kemiringan teori di antara kedua
segmen yang telah menyatu tidak boleh melebihi 0,003 radian.
Dimensi antar segmen harus diatur sedemikian rupa untuk mengkompensasi
adanya suatu perbedaan dalam salah satu segmen agar dimensi keseluruhan dari
struktur yang telah selesai akan sesuai dengan dimensi yang tertera di gambar dalam
toleransi akumulasi dari kesalahan maksimum tidak melebihi 1/2000 dari panjang
kantilever baik dalam arah vertikal dan/atau dalam arah horizontal. Jika setelah
dilakukan pengukuran ternyata tidak dalam rentang toleransi yang diperbolehkan, maka
harus dikonsultasikan dengan Engineer untuk solusi dari perbedaan tersebut.
3.10.4 Peralatan
Peralatan ereksi dan konstruksi sementara lainnya harus mengacu pada
persyaratan berikut :
1. Perhitungan desain dan gambar desain harus dipersiapkan di bawah
pengawasan, dan ditandatangani oleh seorang Engineer yang kompeten dan
harus diperiksa dan disertifikasi oleh sebuah Badan Independen Pemeriksa
Engineer untuk semua peralatan ereksi, bekisting dan struktur sementara
lainnya yang mungkin dibutuhkan dalam penyelesaian pekerjaan.
90
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
2. Launching Gantry harus memiliki kapasitas angkat lebih besar daripada beban
box girder seberat 850 ton.
3. Launching gantry harus memiliki sistem End Suspension, agar dapat
dilaksanakan penarikan baja prategang sebelum transfer beban box girder ke
landasan/bearing.
4. Sebelum penggunaan peralatan apapun seperti gantry, atau peralatan
pengangkatan lainnya yang dengan khusus dibuat untuk mengangkat segmen
precast, Penyedia jasa harus mendemonstrasikan pengujian pengangkatan
beban ekivalen dengan 125% beban segmen terberat yang akan diangkat.
Penyedia jasa harus menyerahkan proposal pengujian pembebanan yang telah
disetujui oleh pendesain peralatan kepada Engineer untuk diperiksa. Penyedia
jasa harus memberitahu Engineer setidaknya 72 jam sebelum pelaksanaan
pembebanan. Peralatan tidak boleh dipasang di jembatan sebelum pengujian
beban telah dilaksanakan dengan sukses.
5. Pengawasan pengujian pembebanan pada peralatan ereksi atau pemeriksaan
gambar desain dan perhitungan atas peralatan ereksi oleh Badan Independen
Pemeriksa Engineer tidak mengurangi tanggung jawab Penyedia jasa dalam
kontrak untuk menyelesaikan pekerjaan ereksi segmen. Penyedia jasa harus
bertanggung jawab untuk desain, fabrikasi, perakitan, dan pengoperasian
semua peralatan yang digunakan untuk pengangkatan dan pengereksian
segmen.
91
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
3.10.7 Pembayaran
Pembayaran hasil pekerjaan yang dinilai sudah termasuk didalamnya semua
peralatan yang dibutuhkan serta tenaga yang diperlukan untuk proses pemasangan
semua segment. Pembayaran diberikan secara lump sum.
92
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
BAB. 4.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan optimalisasi biaya
pelaksanaan, dimana Kontraktor harus dapat merealisasikan pekerjaan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan, biaya yang telah dianggarkan dan kualitas pekerjaan sesuai dengan yang
diinginkan pihak pengguna anggaran, sebagai upaya untuk terlaksananya rencana proyek
tersebut, maka harus susun Metode Pelaksanaan.
Secara garis besar proses konstruksi memiliki tahapan sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan
2. Tahap penjelasan
3. Tahap studi kelayakan
4. Tahap perancangan
5. Tahap pengadaan/pelelangan
6. Tahap pelaksanaan
7. Tahap pemeliharaan dan persiapan pengguanan
Faktor-faktor Penunjang Metode Pelaksanan Konstruksi
1. Jadwal pelaksanan (main schedule) : Durasi kegiatan pelaksanaan konstruksi.
2. Jadwal rinci (detailed schedule) : Jadwal pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan
sesuai urutan kegiatan pelaksanaan.
3. Jadwal bahan (material schedule) : Jadwal kebutuhan material bangunan, jadwal
pemakaian material dan jadwal mendatangkan material.
4. Jadwal peralatan (equipment schedule) : Jadwal kebutuhan peralatan, jadwal
pemakaian alat dan jadwal mendatangkan perlatan.
5. Jadwal Tenaga (man power schedule) :Jadwak kebutuhan tenaga manusia muali
dari pekerja sampai dengan project manager.
6. Metode kerja pelaksanaan : Metode kerja dari seluruh kegiatan dari lingkup semua
bagian-bagian pekerjaan.
7. Job layout : Gambar rencana tata letak.
93
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
94
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
DAFTAR PUSTAKA
Materi powerpoint Chandra Afriade Siregar, ST.,MT “Metode Pelaksanaan Knstruksi”
http://philatelicollector.blogspot.com/2012/03/metode-pelaksanaan-pekerjaan-
konstruksi.html
95
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
DIVISI 1 UMUM
DIVISI 3 PEMBONGKARAN
3.01(1) Pembongkaran Pasangan Batu atau Bata s/d Sta.11+786 M3 4,453.50 446,694.77 1,989,354,606.81
3.01(3) Pembongkaran Kerb s/d Sta.11+786 M 7,140.50 60,595.70 432,683,309.87
Pembongkaran Perkerasan Jalan Aspal atau Beton s/d
SK.3.01.(7) M2 18,123.92 125,935.22 2,282,439,472.47
Sta.11+786
Pembongkaran Rambu-rambu Lalu Lintas& Reklame s/d
3.01(4) Buah 49.00 312,338.89 15,304,605.45
Sta.11+786
Pembongkaran dan Pemasangan kembali Lampu PJU&Telp
SK.3.01.(8) Buah 274.00 971,647.01 266,231,281.04
s/d Sta.11+786
TOTAL HARGA PENAWARAN UNTUK DIVISI 3 (Pindahkan
4,986,013,275.63
ke Rekapitulasi)
5.01(1) Penggalian struktur sampai kedalaman tidak lebih dari 2 m M3 15,265.68 74,525.27 1,137,678,872.56
Penggalian struktur sampai kedalaman lebih dari 2 m, tapi
5.01(2) M3 2,306.92 85,421.97 197,061,657.60
tidak lebih dari 4 m
TOTAL HARGA PENAWARAN UNTUK DIVISI 5 (Pindahkan
1,334,740,530.17
ke Rekapitulasi)
DIVISI6 DRAINASE
6.05(11) Manhole DH-1 Buah 4.00 21,726,035.13 86,904,140.51
Pipa Drainase, Ø 20 cm dengan perlengkapan sambungan dan
6.06(1) M 7,516.27 683,700.00 5,138,873,799.00
penyangga.
6.06(2) Inlet side drain beserta asessorisnya Buah 1,376.42 175,000.00 240,873,500.00
6.05(3) Saluran, Box culvert DM3 M 139.24 3,238,098.42 450,872,824.39
6.06(3) Saluran, U'Ditch DS3 M 5,084.55 2,003,936.53 10,189,115,459.09
6.06(4) Saluran, U'Ditch DS4 M 1,975.02 2,379,036.53 4,698,644,717.96
6.06(5) Saluran, U'Ditch DS5 M 2,432.45 2,990,086.53 7,273,235,968.17
i
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
DIVISI9 PERKERASAN
Perkerasan Main Road
9.05 Bitumen Lapis Pengikat (Tack Coat ) Kg 27,991.00 17,887.20 500,680,570.74
9.07(3) Asphalt Concrete Wearing Course Ton 8,292.33 552,119.78 4,578,361,524.71
9.07(4) Semen Aspal Ton 447.79 13,709,300.00 6,138,832,918.26
Perkerasan Ramp On & Ramp Off
9.05 Bitumen Lapis Pengikat (Tack Coat ) Kg 4,772.64 17,887.20 85,369,158.63
9.07(3) Asphalt Concrete Wearing Course Ton 1,413.89 552,119.78 780,639,182.14
9.07(4) Semen Aspal Ton 76.35 13,709,300.00 1,046,709,282.95
9.08(3) Perkerasan Beton (t=31 cm) M2 5,622.03 841,232.78 4,729,435,937.11
9.09 Lean Concrete (t = 10 cm) M3 562.20 1,172,214.60 659,022,567.24
9.10 Lapis Drainase M3 1,124.41 312,000.00 350,814,672.00
Perkerasaan Pada Frontage & Pelebaran jalan
9.08(3) Perkerasan Beton (t=27 cm) M2 25,860.06 660,563.92 17,082,225,486.00
9.09 Lean Concrete (t = 10 cm) M2 2,586.01 1,172,214.60 3,031,354,527.78
9.10 Lapis Drainase M3 5,172.01 312,000.00 1,613,668,024.80
TOTAL HARGA PENAWARAN UNTUK DIVISI9 (Pindahkan
40,597,113,852.35
ke Rekapitulasi)
SK10.13(1) Tes Pembebanan (Lateral Loading Test) Tiang bor beton Titik 2.00 37,510,000.00 75,020,000.00
Tes PDA (PDA Test) Tiang bor beton cast-in-place, dia. 120
10.05(7) buah 57.00 22,605,000.00 1,288,485,000.00
cm
SK10.13.4 Uji Pembebanan SLF titik 1.00 1,500,000,000.00 1,500,000,000.00
SK10.13 3 Axial Loading Test (Static Load Test) dg metoda o-cell Titik 1.00 825,000,000.00 825,000,000.00
ii
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
SK10.09(2) Pengadaan & Pemasangan Modular SB 200 Hybrid m' 235.36 79,750,000.00 18,769,960,000.00
SK10.10(13) Pengadaan & Pemasangan Bearing LRB 580x580x215mm Buah 456.00 141,350,000.00 64,455,600,000.00
SK10.12(1) Pengadaan & Pemasangan External PT Kg 1,471,377.60 31,900.00 46,936,945,440.00
SK10.12(1) Pengadaan & Pemasangan Internal PT Kg 287,701.20 31,900.00 9,177,668,280.00
Struktur Beton Ramp On & Ramp Off
SK10.01(2) Beton Kelas A - 2 pada Pier M3 2,708.10 3,814,840.97 10,330,988,311.54
SK10.01(2)a Beton Kelas A - 2a pada Pier head M3 1,649.63 4,147,094.10 6,841,160,057.58
SK10.01(3) Beton Kelas B - 1 M3 9,438.82 2,596,547.89 24,508,348,117.23
SK10.01(4) Beton Kelas E M3 210.30 1,491,622.42 313,688,195.44
10.02(2) Batang Baja Tulangan Ulir Kg 2,830,337.44 14,525.51 41,112,095,030.09
10.03.6 P.C.U. Girder, bentang 24 m Buah 148.00 372,487,500.00 55,128,150,000.00
SK10.01(3) Beton Kelas B - 1 diafragma girder M3 302.48 2,596,547.89 785,403,804.55
SK 10.3(19) Rc Plate pada U Girder M2 6,100.80 450,000.00 2,745,360,000.00
SK 10.07(2) Tiang bor beton cast-in-place, dia. 120 cm m' 7,800.00 7,249,981.72 56,549,857,454.95
SK 10.07(2a) Casing Baja Bor pile kg 21,296.74 19,950.00 424,869,883.20
Tes PDA (PDA Test) Tiang bor beton cast-in-place, dia. 120
10.05(7) buah 78.00 22,605,000.00 1,763,190,000.00
cm
SK10.09(2) Pengadaan & Pemasangan Modular SB 200 Hybrid m' 108.00 79,750,000.00 8,613,000,000.00
SK10.10(13) Pengadaan & Pemasangan Bearing LRB 520x520x134mm Buah 296.00 105,600,000.00 31,257,600,000.00
Struktur Frontage
SK10.01(2) Beton Kelas A - 2 pada Pier M3 111.10 3,814,840.97 423,844,091.49
SK10.01(2)a Beton Kelas A - 2a pada Pier head M3 155.16 4,147,094.10 643,463,120.54
SK10.01(3) Beton Kelas B - 1 M3 4,236.01 2,596,547.89 10,999,010,080.86
10.02(2) Batang Baja Tulangan Ulir Kg 415,132.32 14,525.51 6,030,008,711.20
10.03 (16) Pengadaan dan Pemasangan P.C.I Girder, bentang 20,60 m Buah 7.00 219,800,000.00 1,538,600,000.00
10.03 (17) Pengadaan dan Pemasangan P.C.I Girder, bentang 35,60 m Buah 15.00 314,000,000.00 4,710,000,000.00
10.03 (18) Pengadaan dan Pemasangan P.C.I Girder, bentang 40,60 m Buah 16.00 376,800,000.00 6,028,800,000.00
SK 10.3(19) Rc Plate pada I Girder M2 262.20 675,000.00 176,985,000.00
10.05(7) Tes PDA (PDA Test) Tiang bor beton cast-in-place, dia. 80 cm Buah 5.00 22,605,000.00 113,025,000.00
iii
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
iv
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
SK19.01 (1) Pekerjaan Erection Box girder di main road Span 114.00 1,102,894,736.84 125,730,000,000.00
TOTAL HARGA PENAWARAN UNTUK DIVISI18 (Pindahkan
125,730,000,000.00
ke Rekapitulasi)
v
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
JUMLAH HARGA
NO URAIAN PENAWARAN
(Rp)
Terbilang : .......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
vi
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Lampiran 3 Kuva S
vii
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB – YPKP
Jurusan Teknik Sipil
viii