Anda di halaman 1dari 6

Tes Kemampuan Nonverbal untuk kelompok

1. Raven Progressive Matrices


RPM (Raven’s Progressive Matrices)merupakan salah satu bentuk test inteligensi yang
tidak membutuhkan kemampuan verbal ataupun kemampuan dalam berhitung sama
sekali. RPM menggunakan kemampuan spasial, yaitu kemampuan dalam merangkai
bentuk dan juga ruang dalam mengerjakannya. RPM merupakan bentuk test inteligensi
yang sifatnya supplementary, atau bisa disebut sebagai test tambahan dalam rangkaian
test inteligensi. Test RPM ini bisa diberikan secara indivudal, maupun klasikan atau
kelompok. Sama seperti beberapa test inteligensi lainnya, RPM (Raven’s Progressive
Matrices) merupakan bentuk test inteligensi yang sifatnya battery test, yang artinya,
pengerjaannya diberi batasan waktu. RPM merupakan test yang cenderung umum dan
universal, dan banyak digunakan untuk mengetes kapasitas atau kategori inteligensi pada
usia 16 hingga 60 tahun. Terdapat 3 bentuk RPM, yaitu APM (Advanced Progressive
Matrices, CPM atau Colored Progressive Matriced (Untuk usia anak – anak), dan juga
SPM atau Standard Progressive Matrices (untuk usia remaja). Semua test tersebut
memiliki administrasi yang sama, dan hanya berbeda dari sisi soal dan juga warna saja.

 Gambaran test RPM mengenai


Secara umum, test RPM ini terdiri dari dua buah buku soal, yaitu buku set 1 dan set 2.
Buku soal set 1 terdiri dari 12 soal, dan set 2 memiliki jumlah 36 soal. Dalam test RPM,
terdapat sebuah gambar di dalam bentuk persegi besar (bisa dianggap sebagai taplak
meja, kain, ataupun pola) dimana satu bagian dari persegi tersebut kosong (tidak
memiliki pola). Tugas dari peserta atau klien adalah mengisi pola atau bagian yang
kosong tersebut, dengan memilih satu dari 8 buah pilihan potongan pola, yang cocok dan
membuat persegi atau kain tersebut memiliki pola yang utuh. Kemampuan dalam
mempersepsikan dan juga kemampuan melihat kelangsungandari suatu pola sangat
dibutuhkan dalam mengerjakan test ini. selain itu, konsentrasi, focus dan juga problem
solving juga turut berperan dalam suksesnya test ini.

2. Goodenough-Harris Drawing Test (G-HDT)


Tes kecerdasan nonverbal yang luar biasa yang dapat dilakukan secara individual
atau kelompok adalah G-HDT. Walaupun bukanlah tes buku dalam pengertian yang
kaku, G-HDT merupakan tes yang paling cepat, paling mudah, dan paling terjangkau
yang dapat dilakukan diantara semua tes kemampuan. Oleh karena itu tes ini banyak
digunakan dalam lingkup pendidikan dan lainnya, termasuk klinis. Satu-satunya alat yang
dibutuhkan dalam tes ini adalah pensil dan kertas putih polos. Subjek diminta untuk
menggambar manusia secara utuh dan diminta melakukannya sebaik mungkin. G-HDT
distandardisasi dengan menentukan karakteristik gambar bentuk manusia yang
membedakan kisaran usia subjek dari objek lainnya. Subjek akan mendapatkan nilai dari
setiap bagian (bagian diinstruksikan untuk digambar) yang terdapat digambarnya. Aturan
dalam tes ini adalah memberikan satu poin dalam setiap detail dengan pon maksimal 70
poin. Sebagai contoh, jika subjek hanya menggambar sebuah muka polos tanpa adanya
pelengkapnya, maka subjek akan mendapatkan satu poin. Poin ditambahkan untuk setiap
pelengkap atau fitur pada muka dan pakaian yang berhasil digambar.

G-HDT pertama kali distandardisasi pada tahun 1926 dan kemuadian


distandardisasi ulang pada tahun 1963 (Harris, 1963). Penilaian pada G-HDT didasarkan
pada prinsip perbedaan usia anak-anak yang lebih tua usianya akan mendapatkan poin
lebih untuk keakuratan dan detail pada gambar. Oleh karena itu, seseoran dapat
menetukan usia mental dengan membandingkan skor pada sampel normative yang
tersedia. Skor besar dapat dikonversasikan ke skor standar dengan rerata 100 dan
simpanan buku 15.
Karena mudahnya administrasi dan singkatnya waktu administrasi, G-HDT dan
tes menggambar menggunkan bentuk manusia lainnya digunakan secara luas dalam
rangkaian tes. Tes ini memungkinkan penguji untuk mendapatkan estimasi kasar
intelegensi seorang anak dalam waktu singkat. G-HDT sangat cocok digunakan bersama
informasi lainnya yang diperoleh dari tes yang lain.Penggunaan G-HDT ini sendiri tanpa
didukung dengan tes lainnya tidak dianjurkan karena hasilnya dapat menyesatkan.

3. Culture Fair Intelligence test

CFIT atau yang merupakan kependekan dari Culture Fair Intelligence Test
merupakan test yang dikembangkan oleh salah satu tokoh inteligensi terkenal, yaitu
Raymond Cattel. Test CFIT ini dibuat dengan latar belakang test – test inteligensi lainnya
yang tidak bebas nilai dan masih terpengaruh oleh budaya budaya dan juga norma pada
masing – masing Negara. Norma dan juga nilai – nilai pada suatu kebudayaan ini, dapat
mempengaruhi hasil dari pengukuran IQ atau Inteligensi individu. Karena itu, diperlukan
sebuah test inteligensi universal, yang sifatnya :

 Bebas nilai

 Tidak terikat pada kebudayaan tertentu

 Dipahami oleh semua orang secara universal


Sedangkan di dalam tes CFIT ini Raymond ingin menciptakan instrumen yang
secara psikometrika sehat dan di dasarkan pada teori yang komprehensif dan juga memiliki
nilai reliabilitas dan validitas yang tinggi. Nilai Reliabitiasnya untuk skala 1 memiliki nilai
.91 dan untuk skala 2 memiliki nilai .87 dan skala 3 miliki .85 Untuk SMA keatas.
Sedangkan untuk Validitas konsep sebesar .92 dan validitas konkrit sebesar .69.

Test CFIT ini merupakan tes psikologi yang mana ia mengukur apa yang dikenal
sebagai fluid intelligence, yaitu kecerdasan yang meliputi kemampuan analisis dan
penalaran. Terdapat tiga jenis CFIT, yaitu :

 CFIT skala 1, yang ditujukan untuk mereka yang mengalami retardasi mental
 CFIT Skala 2, yang ditujukan untuk usia 8 hingga 13 tahun
 CFIT skala 3, yang ditujukan untuk dewasa

CFIT Skala 3 adalah bentuk test CFIT yang paling umum dan juga banyak digunakan
saat ini, terutama untuk penggunaan rekrutmen dan juga assessment awal individu atau
klien.

Administrasi dari Test CFIT

CFIT sendiri (Skala 3) terdiri dari 4 macam subtest. Berikut ini adalah ke empat macam
subtest pada CFIT:

 Subtest 1 – Series

Peserta atau klien diminta untuk melanjutkan pola yang sudah ada, dan memilih 1 dari 6
pilihan pola yang ada.

 Subtest 2 – Classification

Peserta atau klien diminta untuk memilih 2 dari 5 pilihan gambar, dengan pola ataupun
karakteristik yang sama atau memiliki kemiripan.
 Subtest 3 – Matrices

Peserta atau klien diminta untuk memilih 1 dari 5 pilihan jawaban, yang mampu
melengkapi gambar utama yang tersaji. Subtest ini memiliki cara kerja yang mirip dengan
APM, SPM, dan juga CPM.

 Subtest 4 – Condition / Typologi

Peserta atau klien diminta untuk memilih 1 dari 5 jawaban dimana jawaban tersebut
memiliki kondisi, tekstur ataupun situasi yang sama seperti pada soal yang tersaji.

CFIT merupakan bentuk battery test, karena itu membutuhkan waktu, dan peserta atau
klien dituntut untuk mampu menjawab soal pada masing – masing subtest dalam waktu
tertentu. Masing – masing subtest pada CFIT memiliki karekteristik yang berbeda –
beda, sehingga peserta atau klien nantinya harus konsentrasi dan juga focus terhadap
instruksi yang diberikan oleh tester pada saat pelaksanaan test.

4. General Aptitude Test Battery (GATB)

The general aptitude test battery (GATB) dikembangkan dalam tahun 1940 oleh united
state employment servise untuk memenuhi kebutuhan tes yang bisa dipergunakan untuk
berbagai tujuan. Tes ini adalah hasil dari penelitian yang dilaksanakan beberapa tahun dalam
karakteristik pekerja dan pengembangan tes.
Tes bakat baterai umum (GATB) adalah suatu tes yang berhubungan dengan jabatan yang
berorientasi pada beberapa tes bakat baterai yang mengukur sembilan bakat dalam delapan
tertulis serta empat perangkat tes.

Penggunaan the general aptitude test battery (GABT)


Hasil-hasil tes GATB bermanfaat dalam bermacam-macam hal untuk membantu koselor (guru
pembimbing) dalam memberikan bantuan terhadap klien, terutama untuk:
a) Pemahaman diri klien yang lebih mendalam dalam hubungannya dengan kekuatan dan
kelemahan bakatnya.
b) Menentukan di mana klien berada, yang berhubungan dengan bakat-bakatnya, dalam
berhubungan dengan orang lainnya dalam angkatan kerja (menggunakan norma-norma
populasi pekerjaan umum).
c) Menentukan potensi bakat klien untuk jabatan khusus (menggunakan norma-norma tes
bakat baterai khusus).
d) Menentukan potensi bakat-bakat klien untuk mengelompokkan jabatan (menggunakan
norma-norma pola tes bakat jabatan).
e) Menentukan potensi bakat klien dalam pendidikan dan pelatihan tertentu
(menggunakan semua norma yang telah dikemukakan dalam b,c,dan d di atas)

Karakteristik teknis tes bakat GATB


a) Kepraktisan
· Waktu pelaksanaan relative singkat dengan memperoleh informasi yang cukup banyak.
· Pelaksanaan dan penskoran dapat dipelajari dengan mudah.
· Dua papan perlengkapan adalah kompak, mudah dibawa, dan relative murah.
· Buku tes dan papan perlengkapan dapat dipergunakan kembali.
b) Reliabilitas
Karakteristik studi ini sebagian besar memperhaitkan stabilitas atau konsistensi pengukuran dan
secara langsung dapat diperbandingkan dengan bentuk pengganti.
c) Validitas
Studi validitas telah dilaksanakan pada tes GATB lebih dari dua puluh lima tahun.
d) Standarisasi
Catatan:
a. Tes ini sangat coocok untuk pekerjaan yang membutuhkan kemampuan psikomotor
yaitu koordinasi kecekatan jemari, misalnya : pekerjaan melinting rokok, permen,
memasak, merakit komponen – komponen dalam bidang mekanik, dan semacamnya.
b. Perlu dilakukan penelitian ulang terutama variabel umur perlu dimasukkan sehubungan
dengan kemampuan psikomotor tersebut.
c. Perlu juga standarisasi dilakukan untuk sampel jenis kelamin laki – laki.
d. Alat tes ini berguna bagi calon karyawan yang belum terlatih sebab faktor latihan
memiliki peranan yang sangat besar.
e. Ada kemungkinan tes individual ini dapat dilakukan secara klasikal.

5. Armend Service Vocational Aptitude Battery


Baterai Aptitude Kejuruan Layanan Bersenjata ( ASVAB ) adalah tes pilihan ganda ,
yang dikelola oleh Komando Pemrosesan Pintu Masuk Militer Amerika Serikat , yang
digunakan untuk menentukan kualifikasi untuk mendaftar di Angkatan Bersenjata
Amerika Serikat . Ini sering ditawarkan kepada siswa sekolah menengah Amerika ketika
mereka berada di kelas 10, 11 dan 12, meskipun siapa pun yang memenuhi syarat untuk
mendaftar dapat mengambilnya.
ASVAB pertama kali diperkenalkan pada tahun 1968 dan diadopsi oleh semua cabang
militer pada tahun 1976. ASVAB mengalami revisi besar pada tahun 2002. Pada tahun
2004, sistem penilaian peringkat persentil tes dinormalkan ulang , untuk memastikan
bahwa skor 50% benar-benar mewakili melakukan lebih baik daripada tepat 50% dari
peserta tes.
ASVAB saat ini berisi 9 bagian (kecuali tes tertulis, yang berisi 8 bagian). Durasi
masing-masing tes bervariasi mulai dari sepuluh menit hingga 36 menit untuk Penalaran
Aritmatika; seluruh ASVAB adalah tiga jam. Tes ini biasanya dilakukan dalam format
komputer di Stasiun Pemrosesan Pintu Masuk Militer, yang dikenal sebagai MEPS, atau
di lokasi satelit yang disebut situs Tes Masuk Militer (MET). ASVAB dikelola oleh
komputer di MEPS, sementara versi tertulis diberikan di sebagian besar situs
MET. Prosedur pengujian bervariasi tergantung pada mode administrasi.

Anda mungkin juga menyukai