Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan
kepada anak atau siswa dalam rangka memecahkan masalah yang dialaminya.
Salah satu hal yang sangat penting sebelum memberikan bimbingan dan konseling
adalah memahami anak secara keseluruhan, baik masalah yang dialaminya
maupun latar belakangnya sehingga anak akan mendapatkan bantuan yang tepat
dan terarah. Pemahaman terhadap anak merupakan salah satu langkah yang harus
dilaksanakan oleh guru pembimbing atau konselor dalam memberikan bimbingan
pendidikan, bimbingan karir, bimbingan pribadi dan sosial.

Untuk dapat memahami anak dengan vaik, guru pembimbing dan konselor perlu
mengumpulkan berbagai keterangan atau data dari anak bimbingannnya. Data
yang terkumpul akan menentukan tingkat pemahaman dan jenis bantuan yang
dapat diberikan. Oleh karena itu, dalam rangka pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah, pengumpulan data tentang diri anak dan lingkungannya
merupakan salah satu dari program layanan bimbingan dan konseling. Proses
tersebut biasa dikenal dengan “assesmen”.

Asesmen adalah hal yang sangat penting bagi bimbingan dan konseling. Semua
layanan bimbingan konseling mesti berpangkal dari hasil asesmen yang memadai.
Data hasil asesmen yang memadai dapat menjadi dasar melakukan bantuan yang
tepat dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Tanpa asesmen yang
berkualitas tidak akan ada program bimbingan dan konseling komprehensif,
berkualitas, dan mampu mencapai tujuan layanan dengan tuntas, baik dalam
fungsi kuratif, maupun perseveratif, apalagi fungsi pengembangan
(developmental) dan pencegahan (preventif). Jadi asesmen mutlak perlu dalam
program bimbingan dan konseling;

Salah satu instrumen dalam kegiatan asesmen adalah tes. Teknik tes diberikan
dengan menyelenggarakan program testing untuk mengetahui potensi atau

1
kemampuan klien. Dalam kode etik profesi BK disebutkan bahwa dalam BK
terdapat layanan informasi, testing dan riset. Dengan demikian, testing merupakan
aspek yang dipandang urgen dan perlu untuk dilakukan dengan dasar pemikiran
bahwa hasil testing dapat melengkapi hasil non testing.

Adapun macam tes yang akan dibahasa dalam makalah ini adalah adalah tes
individu , tes kelompok, dan tes populasi khusus. Dimana tes-tes tersebut
diimplementasikan pada proses bimbingan dan konseling yang pada dasarnya
sangat membutuhkan data melalui assesmen-assesmen yang ada. Dalam makalah
ini akan dibahas lebih jauh tentang tes bakat melalui pembentukan pemahaman
mengenai arti, manfaat kelebihan serta kekurangan dari tes itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah
yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan Tes Individu, Jenis serta keuntungan dan
kerugian dalam tes individu ?
2. Apakah yang dimaksud dengan Tes kelompok, Jenis serta keuntungan dan
kerugian dalam tes kelompok ?
3. Apakah yang dimaksud dengan Tes populasi khusus, Jenis serta keuntungan
dan kerugian dalam tes populasi khusus ?

1.3 Tujuan
Untuk Mengetahui dan menjelaskan mengenai:
1. Apakah yang dimaksud dengan Tes Individu, Jenis serta keuntungan dan
kerugian dalam tes individu ?
2. Apakah yang dimaksud dengan Tes kelompok, Jenis serta keuntungan dan
kerugian dalam tes kelompok ?
3. Apakah yang dimaksud dengan Tes populasi khusus, Jenis serta
keuntungan dan kerugian dalam tes populasi khusus ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tes Individu


Tes adalah pengukuran perangkat/teknik yang digunakan untuk mengukur
perilaku, membantu dalam memahami dan memprediksi perilaku (dalam buku
psychological testing.
Tes individu adalah Tes Individual adalah tes yang dilakukan perorangan pada
dasarnya tes individu memiliki beberapa jenis-jenis tes yang mencakup pada
individual, dianatara lain tes kepribadian, tes intelegensi, tes kemampuan, dll.
Semua tes ini menggambarkan karakteristik seseorang dalam berbagai aspek yang
diukur melalui tes yang dinginkan dari salah satu jenis tes individual ini.
1.      Tes kemampuan : Mengukur kemampuan dalam hal kecepatan, keakuratan
ataupun keduanya
a. Prestasi: langkah-langkah pembelajaran sebelumnya
b. Bakat: langkah-langkah yang potensial untuk memperoleh keterampilan
tertentu dalam seseorang
c. Inteligensi: langkah-langkah potensial untuk memecahkan masalah,
beradaptasi dengan keadaan yang berubah dan mengambil keuntungan
(pembelajaran) dari pengalaman yang sudah ada

2.      Tes kepribadian: Mengukur perilaku khas/sifat, temperamen dan disposisi


a. Terstruktur (obyektif): menyediakan pernyataan “self report” dengan
merespon ya atau tidak , benar atau salah
b. Proyektif : memberikan tes dengan stimulus yang ambigu, persyaratan
yang tidak jelas

Keuntungan Tes Individu dan Kerugian Tes Individu


Keuntungan Tes Individu
a)      Tester dapat melakukan observasi yang mendalam terhadap testee.
b)      Lebih mendalam mengetahui karakter spesifik individu.
c)      Isi atau konten pertanyaan lebih spesifik dan mendalam.

3
Kerugian Tes Individu

a.Memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan tes kelompok.


b. Hasil tes bersifat spesifik pada individu tertentu dan tidak bisa
digeneralisasikan kepada individu lain.

2.2 Tes Kelompok


Tes kelompok adalah tes yang dapat melayani sekelompok testi dalam suatu
waktu. Tes kelompok ini lebih ekonomis jika dibandingkan dengan tes individual
sebab dalam waktu singkatdapat diperoleh banyak individu yang dites. Tes
kelompok biasa disebut dengan tes klasikal, yaitu tes yang dilakuka secara
keseluruhan.  
Macam-macam Tes kelompok :
1.       Multidimensional Aptitude Battery II (MAB-II)
MAB dirancang setara WAIS-R dan untuk menghasilkan skor-skor IQ dengan
sifat-sifat psikometrik yang sama dengan yang terdapat pada WAIS-R. Untuk
peserta tes usia 16-74 tahun. MAB-II menghasilkan 10 skor subtes, serta
Iverbal, kinerja, dan skala penuh.
2.       Tes Kemampuan Kognitif (CogAT – Cognitive Abilitiy Test)
CogAT merupakan salah satu tes kombinasi terbaik berbasis sekolah yang
digunakan saat ini (Lohman & Hagen, 2001). Sembilan subtes CogAT
mencakup Tes Kombinasi Verbal, Tes Kombinasi Kuantitatif, dan Tes
Kombinasi Nonverbal.
3.       Culture Fair Intelligence Test (CFIT)
Merupakan pengukuran non verbal intelegensi yang berupaya memi-nimalkan
bias budaya.
4.       Matriks Progresif Raven (RPM)
Merupakan tes nonverbal penalaran induktif yang di dasarkan pada stimuli
ber-gambar. RPM bermanfaat sebagai pengujian tambahan untuk orang-orang
yang memiliki kelemahan pendengaran , bahasa, dan fisik.
5.       EPPS (Edward Personality Preference Schedule)
Tes EPPS (Edward Personality Preference Schedule) merupakan tes
kepribadian yang mengukur tingkat kepribadian seseorang. Tes ini
dikembangkan menurut teori kepribadian H. A Murray, yang mencakup 15

4
kebutuhan yang harus dimiliki manusia. Edward menyiapkan beberapa butir
soal sesuai dengan kebutuhan itu. Tes ini biasanya digunakan orang-orang
yang akan memasuki dunia pekerjaan.
6.       PAPI (The Personality Preference Inventory)
Tes ini merupakan pemeriksaan yang khusus berkaitan dengan kerja , tes ini
berusaha untuk menjelaskan serta menjawab pertanyaan terkait permasalahan
kepribadian inheren. Gaya bekerja seseorang dan melihat kemampuan
seseorang dalam mengatasi dinamika dalam kelompok, terutama karyawan
dalam perusahaan

Perbedaan khusus Tes Kelompok dan Tes Individu dalam rancangan tes yaitu:
a. Dalam hal bentuk maupun susunan butir soal (item)
b. Pertanyaan-pertanyaan terbuka (open-ended) yang mengundang tanggapan
bebas dapat digunakan, dan digunakan  dalam tes-tes kelompok awal, 
dewasa ini tes khusus menggunakan butir soal multi pilihan.
c. Perubahan ini dituntut demi keseragamaan dan obyektivitas skoring.
d. Kontrol atas kesulitan soal.
e. Pemberian skor objektif dengan menggunakan mesin.

Keuntungan Tes Kelompok :


a. Alat ini dirancang untuk testing massal.
b. Diselenggarakan secara simultan bagi banyak mungkin orang yang benar-
benar bisa disesuaikan dengan ruang yang tersedia dan jangkauan  suara
mikrofon.
c. Soal-soal yang dicetak dan jawaban-jawaban sederhana yang dapat
direkam pada sebuah brosur tes atau lembaran jawaban, atau pada sebuah
komputer, hubungan orang perorang antara penguji dan peserta tes bisa
diabaikan.
d. Waktu testing yang tersedia dapat digunakan lebih efektif jika setiap
peserta tes berkonsentrasi kepada soal-soal yang sesuai kemampuannya.
Kerugian Tes Kelompok :

5
a. Penguji memiliki peluang yang jauh lebih kecil untuk behubungan,
bekerjasama, dan mempertahankan minat peserta tes.
b. Kondisi peserta sakit, lelah, riasu, cemas yang bis mempengaruhi kinerja
tes kurang didektesi dalm testing kelompok dibandingkan testing
individual.
c. Tes diselenggarakan karena keterbatasan-keterbatasan yang diberikan pada
jawaban- jawaban peserta.

2.3 Tes Populasi Khusus

Tes populasi khusus adalah tes-tes yang diguakan pada orang-orang yang tidak
bisa diuji dengan cara biasa atau pada cara umumnya. Dalam tes populasi khusus
ini bisa kita lihat dari sisi kelompok usia dan juga ada yang dari sisi kurva normal.
Dalam Tes ini akan menjelaskan dua alat tes yaitu tes kinerja, nonverbal, dan non
bahasa. Penggunaan alat tes ini untuk orang yang berkebutuhan khusus baik
kelompok atau pun individu. Tes kinerja adalah tes yang melibatkan objek dengan
penggunaan kertas ataupun pensil. Tes non bahasa adalah tes yang menggunakan
gerak tubuh, pantonim, dan tidak menggunakan bahasa lisan ataupun tertulis.
Digunakan untuk anak SD, anak-anak prasekolah, dan orang buta huruf, dalam
usia mana pun.

Empat kategori utama bisa dikenal dari beberapa jenis :


1. Tes-tes untuk tingkat bayi dan pra-sekolah.
2. Tes-tes yang digunakan untuk penaksiran komprehensif orang-orang yang
mentalnya terbelakang.
3. Tes-tes untuk orang dengan beragam kekurangan indrawi dan motorik.
4. Tes-tes yang dirancang untuk digunakan melintasi berbagai kultur dan sub-
kultur.

6
A.    Pengetesan Bayi dan Anak-anakk Pra sekolah

Tes untuk bayi lebih labik perorangan dengan cara tiduran, digendong, dipangku,
dan lain-lain yang membuat nyaman bayi. Pengetesan psikologis anak-anak kecil
membutuhkan spektrum perilaku yang luas, mencakup sifat sosial dan emosianal
serta kemampuan motorik, bahasa, dan kognitif lainya. Alat tes yang umum
digunakan yaitu Wechsler preschool dan primary scale of intelligence revised,
Stanford-Binet, Kaufman assessment battery for children, dan differential ability
scales.

a. Skala-skala Bayley tuk tes perkembangan bayi. Menguji mental, motorik,


dan perilaku bayi yang berusia umur 1 dan 3 ½.

b. Skala-skala Piagetian

Infant Psychological Development scale (Uzgiris dan Hunt): tes ini


mengukur kognitif anak usia 2 minggu dan 2 tahun. Tes ini terdiri dari 6
skala (permanensi objek, tahap perkembangan, imitasi, kausalitan
operasional, hubungan-hubungan oobbjek dalam ruang, dan
perkembangan skemata).
Concept Assesment kit (CAK): alat tes ini khusus anak berusia 4 sampai 7
tahun atau masa kongkrit-operasional dlm proses berpikir, mengukur
koservasi, misal berat, isis, dan jumlah tetap. Presedur tes ini yaitu anak
diberikan dua gambar terus ditanya perbedaan dan persamaan gambar
tersebut, dan ditanya alasanya.

B.     Penilaian komprehesif pada orang-orang yang mentalnya terbelekang

Menurut (American Association on Mental Retradation (AAMR)


Keterbelakangan mental adalah keterbatasan subtansial fungsi yang ada pada
individu. Ciri-ciri fungsi intelektual dibawah rat-rata, dan muncul dengan dua atau
lebih gejala berikut yang dibawah rata-rata yaitu komunikasi, perhatian terhadap
diri sendiri, kkesehatan dan keamanan, keterampilan sosial, tujuan, komunitas,
waktu, dan kerja. Keadaan ini muncul sebelum usia 18 tahun.

7
4 cara menilai komprehensif keterbelakangan mental: 1) anak harus dites dengan
alat tes cacat mental, 2) di uji oleh tim khusus, 3) sekolah memeiliki program
multidisipliner siswa, 4) di tes secara periodeik.

C.    Mengetes penyadang cacat jasmani

Menurut Educational Testing Service ada emapat cacat yaitu kerusakan


pendengaran, kerusakan penglihatan, ketidakmampuan belajar, dan kerusakan
fisik.

a. Kerusakan Pendengaran. Prsedur alat tes yang digunakan yatu


alat tes visual, alat tulis atau nnonverbal. Alat tes yang digunakan
Pintner –Paterson Performance Scale dan Arthur Performance
Scale serta Wechsler. Tes IQ menggunakan WISC-R Performance
Scale;

b. Kerusakan Penglihatan. Cara tes dengan lisan, huruf braille, atau


tap recorder. Alat tes College Board Scholastic Assesment Test
(SAT), Tes Binet 1916, Blind Learning Aptitude Test (BLAT),
Intelligence Tes for Visually Impaired Children (ITVIC) tuk Iqnya;

c. Kerusakan Motorik
Menggunakan alat tes Stanford-Binet, Adaptasi Leiter International
Performance Scale, Porteus Mazes, tes kosakata bergambar,
Peabody Picture Vocabulary Test, tes Klasifikasi bergambar.

D.    Pengetesan Multikultural

Kendala terbesar dalam tes adalah apabila satu alat tes tertentu digunakan untuk
budaya tertentu, untuk itu para ahli psikometri menyusun alat tes yang dapat
digunakan dalam lintas budaya.

8
1.      Leiter International Performance Scale-Revised

Pertama kali diterbitkan 1940. Dikembangkan dari beberapa etnik di Hawaii.


Kemudian digunakan pada berbagai etnis kelompok Afrika. Tahun 1948 edisi
revisi diterbitkan yang telah diujikan kepada anak-anak, Siswa sekolah menengah,
dan rekrutan-rekrutan angkatan bersenjata dalam PD II di AS. Tidak ada batasan
waktu, stimulus di presentasikan pada kuda-kuda; peserta kemudian memberikan
respons dengan menyeleksi kartu yang bergambar paling cocok dan
menempatkanya pada tempat alat tes.

2.      Ravens’s Progressive Matrics (RPM).

Mengukur faktor g (general) Spearman atau intlegensi umum. Berisi sosal-soal


abstrak yang terdiri dari set matriks, atau pengaturan unsur-unsur desain ke dalam
baris dan kolom. Tugas responden adalah memilih sisipan yang hilang dari bagian
yang ada. (seperti Puzle).

RPM ada tiga bentuk, Standar Progressive Matricses (SPM-edisi 1996) untuk
anak-anak kecil dan kelompok yang tidak bisa di tes dengan alat tes SPM; kedu
CPM tuk usia 5 ½ sampai 11 ½ tahun, usia 60 sampai 89 tahun, dan mentalnya
terbelakang; ketiga Advanced Prooggersive Matrics (APM-Edisi 1994) tuk remaja
dan dewasa.

3.      Goodenough Draw-a- Man Test

Responden hanya membuat gambar seorang pria; sebaik-baiknya menurut


responden. Tahun 1963 direvisi dan diperluas dan berubah namanya menjadi
GoodenoughHarris Drawing Man Test, pada tes yang baru ini peserta disuruh
menggambar wanita dan dirinya sendiri, penekanan nilai lebih pada keakuratan
anak dalam observasi dan pengemebangan pikiran konseptual. Skor standar dari
100 dan SD 15.

9
Pendekatan pengetesan lintas budaya

Tiga pendekatan jika responden dibesarkan dalam budaya yang berbeda


a. Pilih soal yang umum dan validitas alat tes
b. Mengembangkan tes dalam satu budaya dan mengaplikasikanya pada
responden yang berbeda
c. Adabtasi substansial tes-tes. Divalidasikan menurut kriteria lokal dan
digunakan hanya sesuai dengan dengan budaya tersebut.

Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan alternatif :
·         Dapat digunakan untuk tujuan khusus :
1.       Keterbatasan sensori
2.       Keterbatasan fisik
3.       Keterbatasan bahasa
4.       Orang yang secara budaya sangat kekurangan
5.       Individu yang lahir di luar negaranya (foreign-born)
·         Tidak bergantung pada respon verbal
·         Tidak bergantung pada integrasi kompleks visual-motor
·         Berguna untuk penyaringan (screening), tambahan, dan evaluasi kembali
·         Dapat diatur secara nonverbal

Kerugian alternatif :

·         Kurang variabilitas karena prestasi skolastik


·         Standarisasi sampel lebih lemah
·         Kurang stabil
·         Kurang dokumentasi validitas
·         Keterbatasan pada tes manual
·         Tidak seperti psikometrikal
·         Skor IQ tidak dapat dipertukarkan dengan Binet atau Wechsler

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tes individu adalah pada dasarnya memiliki beberapa jenis-jenis tes yang
mencakup pada individual, diantara lain tes kepribadian, tes intelegensi, tes
kemampuan. Sedangkan Tes kelompok adalah tes yang dapat melayani
sekelompok testi dalam suatu waktu. Tes kelompok ini lebih ekonomis jika
dibandingkan dengan tes individual sebab dalam waktu singkatdapat diperoleh
banyak individu yang dites. Berbeda dari keduanya Tes populasi khusus adalah
tes-tes yang diguakan pada orang-orang yang tidak bisa diuji dengan cara biasa
atau pada cara umumnya. Dalam tes populasi khusus ini bisa kita lihat dari sisi
kelompok usia dan juga ada yang dari sisi kurva normal.

3.2 Saran
Kami menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini, maka
penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Atas masukan kritikan dan sarannya, penulis
ucapkan terima kasih.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anastasi, Anne, Psycological Testing (New York: McMillan Co., 1972)

Dewa Ketut Sukardi. 2009. Analisis Tes Psikologis Teori dan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta

Melvin R, Novick, Chair, 1986, Standards for Educational and Psychological


Testing, American

Robert J. Gregory. 2010. Tes Psikologi Sejarah, Prinsip dan Aplikasinya (Edisi
Keenam Jilid 1). Jakarta. Erlangga

12

Anda mungkin juga menyukai