Anda di halaman 1dari 25

MATEMATIKA EKONOMI

Tentang : Penerapan Ekonomi Fungsi Diferensial


Sederhana

Disusun oleh :

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas makalah Penerapan
Diferensial Dalam Ekonomi dengan baik tanpa adanya kendala apapun yang berarti.

Tugas makalah Penerapan Deferensial Dalam Ekonomi ini kami susun agar dapat
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah matematika ekonomi. Tujuan lain
penyusunan tugas ini adalah supaya para pembacanya dapat memahami bagaimana
matematika terapan dalam bisnis dan ekonomi.

Materi pada makalah ini kami buat dengan menggunakan bahasa yang sederhana
supaya dapat dimengerti oleh pembaca. Akhirnya, kami ucapkan terima kasih kepada
pihak – pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam penyelesaian makalah
ini.Saran dan kritik dari berbagai pihak kami harapkan untuk menyempurnakan
makalah ini.

Demikian, terimakasih

Jayapura , Juni 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 5
BAB II ............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 6
2.1. Penerapan Ekonomi ...................................................................................................... 6
2.1.1. Elastisitas ............................................................................................................... 6
2.1.2. Biaya Marginal ..................................................................................................... 10
2.1.3. Laba Maksimum .................................................................................................. 12
2.1.4. Penerimaan Maksimum Dari Perpajakan ............................................................ 14
2.1.5. Pengaruh Pajak Dalam Pasar Monopoli .............................................................. 16
2.1.6. MODEL JUMLAH PEMESANAN EKONOMIS (EOQ)............................................... 18
2.1.7. Hubungan Biaya Marjinal dengan Biaya Rata-rata ............................................. 21
2.1.8. Hubungan Produk Marjinal dengan Produk Rata-rata ........................................ 22
BAB III .......................................................................................................................................... 23
PENUTUP ..................................................................................................................................... 23
3.1. KESIMPULAN ............................................................................................................... 23
3.2. SARAN.......................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 25

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam segari-hari kita sering melihat penerapan matematika dalam

kegiatan ekonomi dalam sekitar kita. Penerapan tersebut antara lain persamaan

differensial. Persamaan differensial digunakan untuk menyatakan hubungan

yang kompleks antara satu variabel tak bebas dengan satu atau beberapa

variabel tak bebas lainnya. Melalui penggunaan simbol-simbol dalam persamaan

differensial ini, hubungan antar variabel yang sebelumnya masih kurang jelas

akan menjadi semakin mudah dipahami. Dengan demikian penggunaan

persamaan differensial untuk menyusun suatu model tentang fenomena dari

suatu sistem yang ada didunia nyata merupakan suatu cara yang sering

ditempuh guna membantu mencari solusi dari permasalahan yang ada.

Makalah ini didalamnya akan membahas tentang penerapan differensial

dalam kegiatan ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis memaparkan beberapa

rumusan masalah untuk makalah ini, yaitu :

1. Apasaja jenis-jenis penerapan matematika ekonomi pada fungsi diferensial

sederhana ?

2. Bagaimana pengaplikasian penerapan matematika ekonomi pada fungsi

diferensial sederhana ?

4
1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini berusaha menjawab rumusan masalah di atas.

Untuk itu, tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui jenis-jenis penerapan matematika ekonomi pada fungsi

diferensial sederhana.

2. Untuk mengetahui pengaplikasian penerapan matematika ekonomi pada

fungsi diferensial sederhana

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Penerapan Ekonomi

Teori diferensiL mt Lzim diterapkan dalam konsep elestisitas, konsep nilai

marjinal dan konsep optimisasi. Dalam kaitannya dengan konsep elasitas pada

sub-bab ini secara berurutan akan dibahas penerapan diferensial dalam

penghitungan elesitas berbagai fariabel ekonomi; sera ketentuan nilai okimum

dari fungsi atau variable yang bersangkutan. Kemudian akan dibahas pula

hubungan antara nilai total, nilai marjinal dan nilai ata-rata dari fungsi biaya

dan fungsi produksi.

2.1.1. Elastisitas

Elastisitas dari suatu fungsi Ƴ = ƒ(x) berkenan dengan x dapat

didefinisikan sebagai :

𝐸𝑦 ∆ 𝑦/𝑦
N= = lim =
𝐸𝑥 ∆ 𝑥/𝑥

𝑑𝑦 𝑥
.
𝑑𝑥 𝑦

∆x → 0

Ini berarti bahwa elastisitas y = f(x) merupakan limit dari rasio antara

perubahan relative dalam y terhadap perubahan relative dalam x,E untuk

perubahan x yang sangat kecil atau mendekati nol. Dengan terminologi lain,

6
elastisitas y terhadap x dapat juga dikatakan sebagai rasio antara persentase

perubahan y terhadap persentase perubahan x.

2.1.1.1. Elastisitas Permintaan

Elastisitas perintaan ( istilah yang lengkap : elasititas harga permintaan,

price elasticity of demand) ialah suatu koefisin yang menjelaskan besarnya

perubahan jumlah barang yang diminta terhadap persentase perubahan harga.

Jika fungsi permintaan dinyatakan dengan Ǫ𝑑 = f(P), maka eastisitas

permintaanya :

% ∆Ǫ𝑑 𝐸𝑄𝑑 (∆𝑄𝑑 /𝑄𝑑 𝑑𝑄𝑑


Nd = = = lim = .
%∆𝑃 𝐸𝑃 (∆𝑃/𝑃 𝑑𝑃

𝑃
𝑄𝑑

∆P→𝑂

di mana d𝑄𝑑 / Dp tak lain adalah 𝑄𝑑′ atau f ’(P)

Permintaan akan suatu barang dikatakan bersifat elastic apabila ⃒𝑛𝑑⃒⃒ > 1,

elastik-uniter jika ⃒𝑛𝑑⃒⃒ = 1.

Barang yang permintaannya elastic mengisyaratkan bahwa jika harga

barang tersebut berubah sebesar persentase tertentu, maka permintaan

terhadapnya akan berubah (secara berlawanan arah) dengan persentase yang

lebih besar daripada persentase perubahan hargannya .

Dari nilai absolute ini dapat dikategorikan menjadi lima macam elastistas

harga permintaan, yaitu :

1. jika⃒𝐸ℎ𝑑 ⃒< 1, permintaan dititik itu adalah inelastic terhadap harga.

7
2. jika⃒𝐸ℎ𝑑 ⃒ = 1, permintaan di titik itu adalah unitary terhadap harga.

3. jika⃒𝐸ℎ𝑑 ⃒>1, permintaan di titik itu adalah alastis terhadap harga.

4. jika⃒𝐸ℎ𝑑 ⃒ 0, permintaan dititik itu adalah inelastic sempurna terhadap harga.

5. jika⃒𝐸ℎ𝑑 ⃒∞, permintaan di titik itu adalah elastis sempurna terhadap harga.

Contoh :

 Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukan oleh persamaan 𝑄𝑑 = 25

– 3 P² . Tentukan elastisitas permintaanya pada tingkat harga P= 5.

Penyelesaian :

𝑑𝑄𝑑 𝑃 𝑃
𝑄𝑑 = 25 – 3P² nd = . = -6 p.
𝑑𝑃 𝑄𝑑 25−3 𝑃²

𝑑𝑄𝑑 5
𝑄 ′𝑑 = = -6 P = -6(5). = 3 (elastik)
𝑑𝑝 25−75

𝑛𝑑⃒ =3 berarti bahwa apabiola, dari kedudukan P =5 , harga naik (turun)

sebesar 1 persen maka jumlah barang yang diminta akan berkurang

(bertambah) sebanyak 3 persen.

2.1.1.2. Elastisitas Penawaran

Elastisitas penawaran (istilah yang lengkap : elastisitas harga penawaran,

price elasticity of supply) ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya

perubahan jumlah barang yang ditawarkan berenan adanya perubahaan harga.

Jadi, merupakan rasio antara persentase perubahan jumlah barang yang

ditawarkan terhadap- persentase perubahan harga. Jika fungsi penawaran

dinyatakan dengan 𝑄𝑠 = f(P), maka elastisitas penawarannya :

8
%∆𝑄𝑠 𝐸𝑄𝑠 (∆𝑄𝑠 /𝑄𝑠
ns = = = 𝑙𝑖𝑚 =
%∆𝑃 𝐸𝑃 ∆ P/P

𝑑𝑄𝑠 𝑃
.
𝑑𝑃 𝑄𝑠

∆𝑃 →𝑂

di mana d𝑄𝑠 / 𝑑⃒𝑃 𝑡𝑎𝑘 𝑙𝑖𝑛 𝑎𝑑⃒𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑄′𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑓 ′ (𝑃).

Penawaran suatu barang dikatakan bersifat elastik apabila 𝑛𝑠 > 1, elastik-

uniter jika 𝑛𝑠 = 1 dan inelastik bila 𝑛𝑠 < 1. Barang yang penawarannya inelastik

tertentu, maka penawarannya berubah , (secara sarah) dengan presentase

yang lebih kecil daripada persentase perubahaan harganya.

Contoh

Fungsi penawaran suatu barang dicerminkan oleh 𝑄𝑠 = -200 + 7 P²

.Dengan elstisitas penawarannya pada tingkat harga P = 10 dan P = 15 ?

Penyelesaian :

𝑑𝑄𝑠 𝑃 𝑃
𝑄𝑠= −200+7 𝑃² n₂ = . = 14 P .
𝑑𝑃 𝑄𝑠 −200+7𝑃²

𝑄
𝑄′𝑠 = d𝑑𝑃𝑠 = 14 P

10
Pada P= 10, 𝑛𝑠 = 140. −200+700 =2,8

10
Pada P= 15, 𝑛𝑠 = 210. −200+1575 = 2,3

2.1.1.3. Elstisitas Produksi

Elastisitas produksi ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya

perubahan jumlah keluaran (output) yang dihasilkan akibat adanya perubahaan

jumlah masukan (infut) yang digunakan. Jadi, merupakan rasio antara

persentase perubahab jumlah keluaran terhadap persentase perubahan jumlah

9
masukan. Jika P melambangkan jumlah perduk yang dihasilkan sedangkan X

melambangkan jumlah factor produksi yang digunakan, dan fungsi produksi

dinyatakan dengan P = f(x), maka elastisitas produksinya :

%∆𝑃 𝐸𝑃 ∆𝑃 /𝑃 𝑑𝑃
𝑛𝑝 = = = lim = .
%∆𝑋 𝐸𝑋 ∆ 𝑋/𝑋 𝑑𝑋

𝑋
𝑃

∆𝑋 →0

Di mana Dp /Dx adalah produk marjanal dari X ⌈𝑃′ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑓 ′(𝑥)⌉

Contoh

Fungsi produksi suatu barang ditunjukan oleh persamaan P = 6 X² - 𝑋 3 .

Hitunglah elastisita poduksi sebanyak 3 unit dan 7 unit .

Penyelesaian :

P = 6 X² − 𝑋 3 → 𝑃′ = Dp / d X = 12 X – 3 X²

𝑑𝑃 𝑋 𝑋
𝑛𝑝 = . = (12 X – 3 X²).
𝑑𝑋 𝑃 (6 𝑋 2 − 𝑋 3 )

3
Pada X = 3, 𝑛𝑝 = (36 − 27). (54 − 27) = 1

7
Pada X = 7, 𝑛𝑝 = (84 – 147). =9
(294−343)

2.1.2. Biaya Marginal

Biaya tambahan untuk produksi satu unit barang disebut sebagai baya

marginal (marginal cost) . Biaya marginal adalah tingkat perubahan biaya toyal

akibat adanya perubahan satu unit produk yang diprodusi. Secara matematis

10
𝑑𝑇𝐶
biaya marginal dapat ditulis rumusnya adalah : MC = = 𝑓 ′ (𝑄) atau
𝑑𝑄

∆𝑇𝐶
MC =
∆𝑄

Dimana : MC = biaya marginal (marginal cost)

DTC = perubahan biaya total

Dq =perubahan satu unit produk

Contoh :

Jika suatu persahaan pabrikasi ingin menghasikan suatu produk, dimana

fungsi biaya total telah diketahui adalah TC = 0,1𝑄 3 − 18𝑄² + 1700𝑄 + 34000,

a) carilah fungsi biaya marginal (MC)

b) berapakah jumlah produk yang dihasilkan agar biaya marginal minimum?

c)berapa nilai biaya marginal minimum tersebut?

Penyelesaian:

a) diketaui : TC = 0,1𝑄 3 − 18𝑄² + 1700𝑄 + 34000

fungsi biaya marinal diperoleh dari deviar pertama fungsi biaya total:

𝑑𝑇𝐶
MC = 𝑑𝑄 = 0,3𝑄² − 36𝑄 + 1700

b) untuk memperoleh MC minimum, maka langkah pertama mengambil

derivative pertama pada persamaan, kemudin disamakan dengan nol, hasilnya

adalah :

𝑑⃒𝑀𝐶
= 0,6𝑄 − 36 = 0
𝑑⃒𝑄

11
0,6Q = 36

Q =60

Untuk menguji biaya minimum diujikan dengan derivative kedua dari MC.

𝑑²𝑀𝐶
= 0,6 > 0 (𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚)
𝑑𝑄²

c) selanjutnya , untuk dapat mendapat 𝑀𝐶𝑚𝑖𝑛 substitusikan nilai Q = 60 ke

dalam persamaan MC yaitu :

M𝐶𝑚𝑖𝑛 = 0,3(60)2 − 36(60) + 1700 = 1080 − 2160 + 1700 = 620

jadi , biaya marginal minimum sebesar Rp 620 dapat diperoleh, jika perusahaan

menghasilkan produk sebanyak 60 unit.

2.1.3. Laba Maksimum

Laba maksimum adalah selisih antara penerimaan total dengan biya total,

atau secara matematika dapat dinyatakan dengan rumus :

𝜋 = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜋 = (𝑃. 𝑄) − (𝐴𝐶. 𝑄)

Dimana :

𝜋 = 𝑙𝑎𝑏𝑎

𝑇𝑅 = 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

𝑇𝐶 = 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

Contoh

Jika diketahui fungsi permintaan dari suatu perushaan P = 557 – 0,2 Q

dan fungsi biaya total adalah TC = 0,05𝑄 3 − 0,2𝑄² + 17𝑄 + 7000, 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∶

12
a. berapakah jumlah output yang harus dijual agar produsen memperoleh laba

yang maksimum?

b. berapakah lba maksimum tersebut ?

c. berapakah harga jual unit produk ?

d. berapakah penerimaan total yang diperoleh dari perusahaan?

penyelesaian:

diketahui :

𝑃 = 557 − 0,2𝑄 𝑑⃒𝑎𝑛 𝑇𝐶 = 0,05𝑄 3 − 0,2𝑄² + 17𝑄 + 7000

𝑇𝑅 = 𝑃. 𝑄 = (557 − 0,2𝑄)𝑄 = 557𝑄 − 0,2𝑄²

𝜋 = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶

𝜋 = (557𝑄 − 0,2𝑄 2 ) − (0,05𝑄 3 − 0,2𝑄 2 + 17𝑄 + 7000)

𝜋 = 557𝑄 − 0,2𝑄² − 0,05𝑄 3 + 0,2𝑄² − 17𝑄 − 7000)

𝜋 = −0,05𝑄 3 + 540 = 0

𝑑⃒𝜋
= −0,15𝑄² + 540 = 0
𝑑⃒𝑄

0,15𝑄² = 540

𝑄² = 3600

𝑄 = √3600 = ±60

𝑑⃒²𝜋
= −0,3𝑄
𝑑⃒𝑄²

𝑑²𝜋
Jika 𝑄 = 60, 𝑚𝑎𝑘𝑎 = −0,3(60) = −18 < 0(𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚)
𝑑𝑄²

jadi, 𝜋𝑚𝑎𝑘𝑠 = −0,05(60)3 + 540(60) + 7000

= −0,05(216000) + 32400 + 7000

= −10800 + 32400 + 7000 = 14.600

13
karena 𝑄 = 60, 𝑚𝑎𝑘𝑎

𝑃 = 557 − 0,2(60) = 557 − 12 = 545

𝑇𝐶 = 0,05(60)3 − 0,2(60)2 + 17(60) + 7000 = 18.100

𝑇𝑅 = 557(60) − 0,2(60)2 = 32.700

Jadi, dapat disimpulkan bahwa perusahaaan harus menjual produknya

sehingga Rp545bper unit, dengan jumlah produk sebanyak 60 unit agar dapat

memaksimumkan laba sebesar Rp 14.600 dengan jumlah penerimaan total

perusahaan adalah Rp32.700 dan biaya total yang dikeluarkan adalah sebesar

Rp 18.100.

2.1.4. Penerimaan Maksimum Dari Perpajakan

Sebagai maana telah dibahas dalam subab 6.6 sebelumnya bahwa jika

pemerintah mengenakan pajak atas suatu produk tertentu, maka diasumsikan

harga produk tersebut yang akan dibbeli atau dibayar oleh konsumen akan naik

dan jumlah yang diminta atas produk tersebut akan berkurng jumlahnya.

Penerima pajak total, T, yang akan diterima oleh pemerintah adalah :

𝑇 = 𝑡𝑄₁

Di mana 𝑄𝑡 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑡 = 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑⃒𝑢𝑘

Nilai t dan 𝑄𝑡 dapat diperoleh melalui persamaaan permintaan 𝑃=

𝑓(𝑄)𝑑⃒𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑤𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑡 = 𝐹(𝑄) + 𝑡.

14
Contoh

Fungsi permintaan dan penawaran dari suatu produk adalah :𝑃 = 17 −

𝑄
𝑄 𝑑⃒𝑎𝑛 𝑃 = + 2.
4

a. Berapa besarkah pajak per unit t yang harus dikenakan oleh pemerintah supaya

penerimaan pajak maksimum ?

b. berapa besarkah pajak maksimum tersebut ?

penyelesaiaan :

𝑄
fungsi penawaran setelah dikenakan pajak adalah 𝑃 = + 2 + 𝑡, sehingga
4

keseimbangan pasar adalah:

𝑄
17 − 𝑄 = +2+𝑡
4

5
𝑡 = 15 − 𝑄
4

𝑇 = 𝑡𝑄𝑡

5
𝑇 = (15 − 𝑄) 𝑄
4

5
𝑇 = 150 − 𝑄²
4

𝑑⃒𝑇 10
= 15 − 𝑄 = 0
𝑑⃒𝑄 4

𝑑⃒²𝑇 10
=− < 0 (𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚)
𝑑⃒𝑞² 4

jika 𝑄 = 6, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑡 = 7,5 𝑑⃒𝑎𝑛 𝑇𝑚𝑎𝑘𝑠 = 45

jadi, penerimaan pajak maksimum oleh pemerintah sebesar 𝑇𝑚𝑎𝑘𝑠 =

45, 𝑑⃒𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑⃒𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑎𝑎𝑛 pajak per unit 𝑡 = 7,5.

15
2.1.5. Pengaruh Pajak Dalam Pasar Monopoli

Pengenaan pajak t per unit produk oleh pemerintah atas suatu produk

yang dihasilkan oleh seorang monopolis atau produsen akan menaikan biaya

rata-rata sebesat t, yaitu :

𝐴𝐶𝑡 = 𝐴𝐶 + 𝑡

dimana : 𝐴𝐶𝑡 = biaya rata-rata seyelah pajak sehingga biaya total akan naik

sebesar tQ yaitu :

𝑇𝐶𝑡 = 𝑇𝐶 + 𝑡𝑄

Dimana : 𝑇𝐶𝑡 =biaya total setelah pajak.

Dalam rangka memaksimumkan laba produsen, harga dan jumlah

keseimbangan yang baru dapat diperoleh dengan menggunakan fungsi biaya

total setelah pajak, yaitu 𝑇𝐶𝑡 = 𝑇𝐶 + 𝑇𝑄. Dengan demikian , besarnya laba

yang diterima oleh seorang produsen setelah dikenakan pajak t per unit produk

rumusnya adalah :

𝜋 = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶𝑡 𝑎𝑡𝑎𝑢

𝜋 = (𝑇𝑅) − (𝑇𝐶 + 𝑡𝑄)

𝜋 = (𝑃. 𝑄) − [(𝐴𝐶)(𝑄) + 𝑡𝑄]

𝜋 = 𝑃. 𝑄 − (𝐴𝐶. 𝑄) − 𝑡𝑄

𝜋 = 𝑄(𝑃 − 𝐴𝐶 − 𝑡)

Contoh

Jika diketahui fungsi permintaan adalah 𝑃 = 557 − 0,2𝑄dan biaya total𝑇𝐶 =

0,05𝑄 3 − 0,2𝑄² + 17𝑄 + 7000. Kemudian, pemerintah mengenakan pajak

kepada perusahaan sebesar Rp 165 untuk setiap unit yang dijual,

16
a) Beberapa harga jual dan jumlah barang agar dapat memaksimumkan laba

perusahaan ?

b) Beberapa nilai laba maksimum tersebut ?

c) Jika harga mengenakan pajak penjualan sebesar 25% dari harga jual barang,

tentukanlah harga dan jumlah barang yang dapat memaksimumkan laba

perusahaan? Berapa pula laba maksimum tersebut ?

penyelesaian:

a) 𝑡 = 𝑅𝑝. 165, 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑡𝑄 = 165𝑄

𝑇𝑄𝑡 = 𝑇𝐶 + 𝑡𝑄

𝑇𝑄𝑡 = 0,05𝑄 3 − 0,2𝑄² + 17𝑄 + 7000 + 𝑄

𝑇𝐶𝑡 = 0,05𝑄 3 − 0,02𝑄² + 17𝑄 + 7000 + 165𝑄

𝑇𝐶𝑡 = 0,05𝑄 3 − 0,2𝑄² + 182𝑄 + 7000

𝜋 = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶𝑡

𝜋 = (557𝑄 − 0,2𝑄 2 ) − (0,05𝑄 3 − 0,2𝑄 2 + 182𝑄 + 7000)

𝜋 = 0,05𝑄³ + 557𝑄 − 182𝑄 − 7000

𝜋 = −0,05𝑄³ + 375𝑄 − 7000

𝑑⃒𝜋
= −0,15𝑄² + 375 = 0
𝑑⃒𝑄

0,15𝑄² = 375

𝑄 = √2500

𝑄 = ±50

𝑑⃒²𝜋
= −0,3𝑄
𝑑⃒𝑄

𝑑²𝜋
Jika 𝑄 = 50, 𝑚𝑎𝑘𝑎 < 𝑂 (𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚)
𝑑𝑄²

17
b) jadi 𝜋 𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,05(50)3 + 375(50) − 7000

= −6250 + 18750 − 7000 = 5500

karena 𝑄𝑡 = 50, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑃𝑡 = 557 − 0,2(50) = 547

c) jika pemerintah mengenakan pajak penjualan sebesar 25% dari harga jual,

maka

𝑃𝑡 557 − 0,2𝑄 4
𝑃= = = (557 − 0,2𝑄) = 445,6 − 0,16𝑄
(1 + 𝑟) 1 + 0,25 5

𝑃𝑡
𝑇𝑅𝑡 | | 𝑄 = (445,6 − 0,16𝑄)𝑄 = 445,6𝑄 − 0,16𝑄²
(1 + 𝑟)

𝜋 = 𝑇𝑅𝑡 − 𝑇𝐶

𝜋 = (445,6𝑄 − 0,16𝑄 2 ) − (0,05𝑄 3 − 0,2𝑄 2 + 17𝑄 − 7000

𝜋 = −0,05𝑄³ + 0,04𝑄² + 428,6 − 7000

𝑑⃒𝜋
= −0,15𝑄² + 0,08𝑄 + 428,6 = 0
𝑑⃒𝑄

𝑄1 = 53,72 𝑑⃒𝑎𝑛 𝑄² = −53,18 (𝑡𝑖𝑑⃒𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖)

𝑑⃒²𝜋
= −0,3𝑄 + 0,08
𝑑⃒𝑄²

𝑑2 𝜋
Jika 𝑄 = 53,72, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑑𝑄2 < 0 (𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚)

𝜋 𝑚𝑎𝑘𝑠 = −0,05(53,72)3 + 0,04(53,72)2 + 428,6(53,72) − 7000

= −7751,36 + 115,43 + 23024,40 − 7000 = 83888,47

karena 𝑄𝑡 = 53,72, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑃𝑡 = 557 − 0,2(53,72) = 546,26

2.1.6. MODEL JUMLAH PEMESANAN EKONOMIS (EOQ)

Model jumlah pemesanan ekonomis (EOQ) merupakan alah satu model

dasar dan yang palig abnyak digunakan oleh prusahaaan untuk mengendalikan

18
persedian barang .Model EOQ ini dapat diterapkan bil memenuhi beberapa

asumsi berikut ini,

1. permintaan produk diketahui dan kontan

2. waktu teggang/tunggu (waktu pemesanan hingga penerimaan) konstan

3. harga produk per unit adalah konstan(tidak mungkin ada potongan harga)

4. persediaan baramg bisa segera diperoleh atau semua permintaan produk akan

dipenuhi (tidak ada kekurangna barang)

5. penerimaan persediaan barab=ng dalam waktu seketika dan dalam jumlah

yang relative banyak

6. biaya pemesanan dan penyetelan (setup) konstan

biaya persedian total tahunan secara matematis dapat dirumuskan

persamaannya adalah :

𝐷 𝑄
𝑇𝐶 = ( ) (𝑆) + ( ) (𝐻)
𝑄 2

Dimana : 𝑇𝐶 = biaya persedian total tahunan

𝐷 = permintaan tahunan dalam unit barang

𝑄 = jumlah yang dipesan (jumlah optimum yang disebut EOQ)

𝑆 = biaya pemesanan untuk setiap pesanan

𝐻 = biaya penyimpanan per unit tahun

Contoh

Toko buku “ Borobudur” ingin memesan buku dar Jakarta guna untuk

meengakapi barang dagangannya.Pemintaan buku diperkira kan 2.000 unit per

tahun. Biaya pemesanan Rp 50.000 per pesanan dan biaya penyimpanan

19
adalah Rp 8.000 per unit per tahun. Waktu untuk pengiriman buku adalah 3

hari uantuk sampai ditempat tujuan.

a. berapakah jumlh buku yang harus dipesan agar biaya persedian minimum?

b. berapakah besar biaya persedian total tersebut ?

c. tentukan titik pemesanan kembali (reorder point)?

d. berapa kali pemesanan dalam setahun (N)?

e. berapa lama waktu di antara pemesanan (T)?

penyelesaiaan :

Diketahui : 𝐷 = 2000 𝑢𝑛𝑖𝑡; 𝑆 = 𝑅𝑝50.000 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛

𝐻 = 𝑅𝑝800 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛; 𝐿 = 3ℎ𝑎𝑟𝑖

2𝐷𝑆 2(2.000)(50.000)
a) 𝑄𝑜𝑝𝑡 = √ =√
𝐻 800

= √250.000 = 500 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑏𝑢𝑘𝑢

b) Biaya persediaan total minimum adalah :

𝐷 𝑄
𝑇𝐶 = ( ) (𝑆) + ( ) (𝐻)
𝑄 2

(2000)(5000) 500
𝑇𝐶 = [ ]+( ) (800)
500 2

𝑇𝐶 = 𝑅𝑝200000 + 𝑅𝑝200000

𝑇𝐶 = 𝑅𝑝400.000 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

c)Titik pemesanan kembali adalah :

Asumsi jumlah hari kerja dalam setahun = 250 ℎ𝑎𝑟i

𝐷 2000
𝑑⃒ = = = 8 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑑⃒𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 250

20
𝑅 = 𝑑⃒𝐿

= (8)(3) = 24 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑏𝑢𝑘𝑢

d) Banyaknya pemesanan dalam setahun adalah :

𝐷 2000
𝑁=𝑄= = 4 kali pemesanan dalam setahun
500

e) Lamanya waktu diantara pemesanan adalah :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 250 ℎ𝑎𝑟𝑖


𝑇= = = 62,5
𝑁 4

2.1.7. Hubungan Biaya Marjinal dengan Biaya Rata-rata

Dalam ekonomi makro terdapat hubungan teoritis antara biaya marjinal

dan biaya rata-rata. Yakni bahwa pada saat biaya rata-rata mencapai nilai

minimunya maka biaya marjinalnya sama dengan biaya rata-rata minimum

tersebut.

Contoh

Andaikan C = Q3 – 6 Q2 + 15 Q. Buktikan bahwa biaya rata-rata

minimum sama dengan biaya marjinal.

Biaya majinal : MC = 𝐶 ′ = dC/dQ = 3 Q2 – 12Q +15

Biaya Rata-rata : AC = C/Q = Q2 – 6 Q +15

(𝐴𝐶)′ = d AC/Dq = 2Q – 6

(𝐴𝐶)′ = 0 maka

2Q – 6 =0

(Q – 3 ) (Q + 3)

Pada Q =3

MC = 3(3)3 – 12 (3) +15 = 6

21
AC = (3)2 – 6(3) + 15 =6

MC = ACmin

2.1.8. Hubungan Produk Marjinal dengan Produk Rata-rata

Analog dengan hubungan antara biaya marjinal dan biaya rata-rata,

begitu pula hubungan antara produk marjinal dan produk rata-rata. Produk

marjinal sama dengan produk rata-rata pada saat biaya rata-rata mencapai

posisi ektrimnya (dalam hal posisi maksimum)

Jika biaya total : P = f(Q)

Maka:

Biaya marjinal : MP = Pꞌ = dP/dX

Biaya rata-rata : AP = P/Q

Pada posisi AP maksimum : MP =AP

Contoh

Jika P = 9X2 – X3 maka produk rata-rata masing-masing adalah:

MP = Pꞌ = dP/dX = 18X – 3X2

AP = P/X = 9X→ X2

(ACꞌ) = d AC/dX = 9 – 2X

(ACꞌ) = 0 → 9 – 2X = 0 → X = 4,5

Pada X = 4,5

MP = 18(4,5) – 3(4,5)2 + 15 = 20,2

AP = 9(4,5) – (4.5)2 = 20,25

22
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Elastisitas permintaan (istilahnya yang lengkap : elastisitas harga-

permintaan, price elasticity of demand) ialah suatu koefisien yang

menjelaskan besarnya pengaruh perubahan jumlah barang yang diminta

akibat adanya perubahan harga. Jadi merupakan rasio antara persentase

perubahan jumlah barang yang diminta terhadap persentase perubahan

harga.

Elastisitas penawaran (istilahnya yang lengkap : elastisitas harga-

penawaran, price elasticity of supply) ialah suatu koefesien yang menjelaskan

besarnya pengaruh perubahan jumlah barang yang ditawarkan akibat adanya

perubahan harga. Jadi merupakan rasio antara persentase perubahan jumlah

barang yang ditawarkan terhadap prosentase perubahan harga.

Elastisitas produk ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya

pengaruh perubahan jumlah output yang dihasilkan akibat adanya perubahan

jumlah input yang digunakan. Jadi merupakan rasio antara persentase

perubahan jumlah output terhadap persentase perubahan jumlah input.

3.2. SARAN

Dengan terseesaikan nya makalah ini pemakalah menyadari bahwasannya

makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu pemakalah mohon

kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan yang dilakukan pada masa

23
yang akan datang. Mohon maaf atas kekurangan atau ketidak tepatan dalm

penulisan.

24
DAFTAR PUSTAKA
Dumairy, Ning Dkk. Matematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi. 2013. BPFE
: Yogyakarta
Kalangi, J.B. (2012). Matematika Ekonomi dan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat
Manullang, M., Rajagukguk. (2015). Matematika Ekonomi, Diktat Kuliah
Matematika Ekonomi, Jurusan FMIPA, Universitas Negeri Meda

25

Anda mungkin juga menyukai