Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

STATISTIKA

Disusun Oleh :

1. Candra Ramadan (1813021003)


2. Gunandar Prasetio (1613021003)
3. Haura Nabilah (1813021032)
4. Kartika (1613021004)
5. M. Ilhamdhani (1853021006)
6. Ramadhania Netalia Agna (1853021002)
7. Yasa Arrizky Dawami (1813021048)

Dosen Pengampu : 1. Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd.

2. Mella Triana, S.Pd, M.Pd.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini. Pada kesempatan ini kami selaku penulis mencoba untuk membuat
makalah statistika. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
statistika.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan
lebih dan bermanfaat lagi bagi pembaca. Kami menyadari dalam pembuatan makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat menantikan kritik
da saran yang membangun dari pembaca.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga Allah SWT selalu meridhai kita.

Bandar Lampung, 9 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1


A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3
A. Pengertian Statistika, Populasi, dan Sempel.................................. 3
B. Data Tunggal ................................................................................. 4
C. Data Kelompok .............................................................................. 13
BAB III PENUTUP ............................................................................... 33
A. Kesimpulan .................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 34

iii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Statistika banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Statistika
sangat berperan penting dalam penyajian data. Misalnya pemerintah
menggunakan statistika untuk menilai hasil pembangunan pada periode
sebelumnya sebagai acuan dalam membuat rencana masa depan.
Dalam penelitian atau riset, bukan saja telah mendapatkan manfaat dari
statistika tetepi sering harus menggunakannya. Untuk mengetahui apakah cara
baru yang ditemukan lebih baik daripada cara lama dilakukan riset yang
memerlukan penilaian dari statistika. Apakah model tersebut dapat digunakan,
perlu diteliti melalui metode statistika. Statistika juga dapat mengetahui faktor
yang satu dipengaruhi atau mempengaruhi faktor lainnya.
Berdasarkan penjabaran diatas, statistika sebenarnya sangat diperlukan,
minimal penggunaan metodanya. Sesungguhnya statistika sangat diperlukan
bukan saja hanya untuk penelitian, tetapi juga diperlukan diberbagai macam
bidang, seperti teknik, industri, ekonomi, astronomi, biologi, kedokteran,
asuransi, pertanian, pemerintahan, pendidikan, dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu, di dalam makalah ini, kami mencoba untuk menjabarkan
materi-materi statistika dan beberapa contoh konkrit dalam penggunaannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu statistika, populasi, dan sampel?
2. Bagaimana cara menyajikan data tunggal dan data majemuk?
3. Bagaimana cara membuat berbagai macam diagram dari data tunggal?
4. Bagaimana cara membuat histogram dan poligon dalam data majemuk?
5. Bagaimana cara menghitung rata-rata hitung, rata-rata ukur, dan rata-rata
harmonik?
6. Bagaimana cara menghitung modus dan median?
7. Bagaimana cara menghitung kuartil, desil, dan persentil?

1
8. Bagaimana cara menghitung rentang, rentang antar kuartil, simpangan
kuartil, rata-rata simpangan, dan simpangan baku?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui statistika, populasi, dan sampel.
2. Mengetahui cara menyajikan data tunggal dan data majemuk.
3. Mengetahui cara membuat berbagai macam diagram dari data tunggal.
4. Mengetahui cara membuat histogram dan poligon dalam data majemuk.
5. Mengetahui cara menghitung rata-rata hitung, rata-rata ukur, dan rata-rata
harmonik.
6. Mengetahui cara menghitung modus dan median.
7. Mengetahui cara menghitung kuartil, desil, dan persentil
8. Mengetahui cara menghitung rentang, rentang antar kuartil, simpangan
kuartil, rata-rata simpangan, dan simpangan baku.

2
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Statistika, Populasi, dan Sempel


1. Pengertian statistika
Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan data, pengolahan, atau penganalisisannya dan penarikan
kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan.
(Sudarmanta,2015:34)

2. Populasi
Populasi adalah himpunan semua objek (amatan) yang akan menjadi sasaran
suatu penelitian. (Sudarmanta,2015:34)
Contohnya dalam makalah ini, untuk data tunggal populasinya adalah
mahasiswi pendidikan matematika 2018 dan untuk data majemuk siswa SMA
Negeri 1 Tumijajar.

3. Sampel
Sampel adalah himpunan objek-objek (amatan) yang menjadi bagian dar suatu
populasi. Suatu sampel harus respresentatif, artinya objek-objek yang diamati
dapat mewakili keseluruhan sifat amatan dalam populasi. (Sudarmanta,2015:34).
Contohnya dalam makalah ini, untuk data tunggal diambil sempel 20
mahasiswi Pendidikan Matematika 2018 dan untuk data majemuk diambil
sempelnya 50 siswa SMA Negeri 1 Tumijajar.

3
B. Data Tunggal

Data Ukuran Sandal Mahasiswi Pendidikan Matematika Angkatan 2018

37 39 39 39
38 37 39 39
36 40 38 36
37 37 37 38
39 39 38 37
Sumber : Mahasiswi Pendidikan Metematika 2018

1. Daftar distribusi frekuensi

Ukuran Sandal Turus Frekuensi


36 II 2
37 IIII I 6
38 IIII 4
39 IIII II 7
40 I 1
Jumlah 20

2. Distribusi frekuensi relatif dan kumulatif


a. Distribusi Frekuensi Kumulatif
Daftar distribusi frekuensi kumulatif dapat dibentuk dari daftar
distribusi frekuensi biasa, dengan jalan menjalankan frekuensi demi
frekuensi.(Sudjana,2005:51)

4
Ukuran Sandal Frekuensi Frekuensi Kumulatif
36 2 2
37 6 8
38 4 12
39 7 19
40 1 20
Jumlah 20 -

b. Distribusi Frekuensi Relatif


Dalam daftar distribusi frekuensi, frekuensi dinyatakan dengan banyak
data yang terdapat dalam tiap kelas. Jika frekuensi dinyatakan dalam persen,
maka diperoleh daftar distribusi frekuensi relatif. (Sudjana,2005:50)

Ukuran Sandal Frekuensi Frekuensi Relatif


36 2 10
37 6 30
38 4 20
39 7 35
40 1 5
Jumlah 20 100

5
4. Diagram batang

Ukuran Sandal
8
7
6
5
4
Ukuran Sandal
3
2
1
0
36 37 38 39 40

5. Diagram garis

Ukuran Sandal
8
7
6
5
4
Ukuran Sandal
3
2
1
0
36 37 38 39 40

6. Diagram lingkaran
Diagram lingkaran dapat menunjukkan frekuensi data dalam bentuk persen
maupun derajat.(Kemendikbud,2013:348)
Contoh:

6
Ukuran Sandal

5% 10%
36
37
35%
30% 38
39
40
20%

7. Rata-rata hitung

Rata-rata atau lengkapnya rata-rata hitung untuk data kuantitatif yang terdapat
dalam sebuah sampel dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data oleh banyak
data. Simbol rata-rata untuk sampel ialah x̅ (baca: eks garis) sedangkan rat-rata
untuk populasi dipakai simbol 𝜇 (baca: mu). Jadi x̅ adalah statistik sedangkan 𝜇
adalah parameter untuk menyatakan rata-rata. (Sudjana,2005:67)

Rumus untuk rata-rata x̅ adalah :

𝑥1 + 𝑥2 + ⋯ + 𝑥𝑛 ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖
x =
̅̅̅ x =
𝑎𝑡𝑎𝑢 ̅̅̅
𝑛 𝑛
∑ 𝑥𝑖
Atau lebih sederhana lagi ditulis : x =
̅̅̅ 𝑛

Dengan ∑ 𝑥𝑖 singkatan dari ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 yang berarti jumlah semua harga x yang ada
dalam kumpulan itu.

Jika frekuensi xi lebih dari satu, dapat mengunakan rumus :

∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖
x =
̅̅̅
∑ 𝑓𝑖

7
Ukuran Sandal Frekuensi 𝑓𝑖 𝑥𝑖
36 2 72
37 6 222
38 4 152
39 7 273
40 1 40
Jumlah 20 759

Rata-rata hitung dari tabel di atas adalah:

∑ 𝑓 𝑖 𝑥𝑖 759
x =
̅̅̅ ∑ 𝑓𝑖
= = 37,95
20

8. Rata-rata ukur
Jika perbandingan tiap dua data berurutan tetap atau hampir tetap, rata-rata
ukur lebih baik dipakai daripada rata-rata hitung, apabila dikehendaki rata-
ratanya. (Sudjana,2005:73)
Contoh:
Urutkan data dari terkecil : 36, 36, 37, 37, 37, 37, 37, 37, 38, 38, 38, 38, 39, 39,
39, 39, 39, 39, 39, 40.
∑ 𝑙𝑜𝑔𝑥𝑖
𝑙𝑜𝑔𝑈 = 𝑛
∑ 𝑙𝑜𝑔𝑥𝑖
𝑙𝑜𝑔𝑈 = 𝑛
2(𝑙𝑜𝑔36)+6(𝑙𝑜𝑔37)+4(𝑙𝑜𝑔38)+7(𝑙𝑜𝑔39)+𝑙𝑜𝑔40
𝑙𝑜𝑔𝑈 =
20
31,58
𝑙𝑜𝑔𝑈 =
20

𝑙𝑜𝑔𝑈 = 1,579
𝑈 = 37,93

8
9. Rata-rata harmonik
Untuk data x1,x2,....,xn dalam sempel berukuran n, maka rata-rata harmoniknya
ditentukan oleh:
𝑛
𝐻= 1

𝑥𝑖

Contoh :
Urutkan data dari terkecil : 36, 36, 37, 37, 37, 37, 37, 37, 38, 38, 38, 38, 39, 39,
39, 39, 39, 39, 39, 40.
𝑛
𝐻= 1
∑( )
𝑥𝑖

20
= 1 1 1 1 1
2( )+6( )+4( )+7( )+( )
36 37 38 39 40

20
= 0,527

= 37,95

10. Modus
Modus adalah data yang paling sering muncul atau nilai data yang
mempunyai frekuensi terbesar. (Aksin,2017:67)
Contoh:

Ukuran Sandal Frekuensi


36 2
37 6
38 4
39 7
40 1
Jumlah 20

Frekuensi terbanyak ialah f=7, terjadi untuk data bernilai 39.


Jadi Mo=39.

9
11. Median
Median atau nilai tengah adalah nilai data yang berada di tengah setelah data
diurutkan dari yang terkecil (terurut). (Aksin,2017:67)
Contoh:
Urutkan data dari terkecil : 36, 36, 37, 37, 37, 37, 37, 37, 38, 38, 38, 38, 39, 39,
39, 39, 39, 39, 39, 40.
Dari sempel yang telah diurutkan diatas didapatkan nilai tengahnya 38 dan 38,
sehingga:
1
𝑀𝑒 = 2 (18 + 18) = 18

12. Kuartil
Kuartil adala ukuran yang membagi data terurut menjadi empat bagian sama
banyak. (Aksin,2017:67)
Contoh:
Urutkan data dari terkecil : 36, 36, 37, 37, 37, 37, 37, 37, 38, 38, 38, 38, 39, 39,
39, 39, 39, 39, 39, 40.
Misalkan ditanya K3
𝑖(𝑛+1)
Letak Ki = data ke 4
3(20+1)
Letak K3 = data ke 4

= data ke-15,75
3
Nilai K3 =data ke-15+ 4 (data ke16 – data ke15)
3
= 39+4 (39 − 39)

= 39.

13. Desil
Desil adalah ukuran yang membagi data terurut menjadi 10 bagian yang sama.
(Aksin,2017:67)
Contoh :

10
Urutkan data dari terkecil : 36, 36, 37, 37, 37, 37, 37, 37, 38, 38, 38, 38, 39, 39,
39, 39, 39, 39, 39, 40.
Misalkan ditanya D7
𝑖(𝑛+1)
Letak Di = data ke 10
7(20+1)
Letak D7 = data ke 10

= data ke-14,7
7
Nilai K3 =data ke-14+ 10 (data ke15 – data ke14)
7
= 39+10 (39 − 39)

= 39.

14. Persentil
Persentil adalah ukuran yang membagi data terurut menjadi 100 bagian yang
sama.(Yuliyanti,2017:63)
Contoh :
Urutkan data dari terkecil : 36, 36, 37, 37, 37, 37, 37, 37, 38, 38, 38, 38, 39, 39,
39, 39, 39, 39, 39, 40.
Misal ditanya P8
𝑖 (𝑛+1)
P8 = data ke 100
8 (20+1)
= data ke 100
168
= data ke 100

= data ke 1,68
P8 = x1 + 0,68(x2 – x1) = 36 + 0,68 (36-36) = 36

15. Rentang
Rentang (jangkauan) adalah selisih antara nilai data terbesar dan data nilai
terkecil. (Yuliyanti,2017:52)
Contoh :

11
Rentang = data terbesar – data terkecil
= 40 – 36
=4

16. Rentang antar kuartil


Rentang antar kuartil adalah selisih antara kuartil ketiga dan kuatil pertama.
(Sudjana,2005:91)
Contoh :
RAK = K3 – K1
Sebelumnya telah diperoleh, K1 = 37 dan K3 = 39 maka
RAK = K3 – K1 = 39 - 37 = 2

17. Simpangan kuartil


Simpangan kuartil atau deviasi kuartil atau disebut pula rentang semi antar
kuartil, harganya setengah dari rentang antar kuartil. (Sudjana,2005:92)
Contoh :
1
𝑆𝐾 = 2 (K3 – K1)

Contoh :
Diperoleh K1 = 37 dan K3 = 39 , maka simpangan kuartilnya
1 1 1
𝑆𝐾 = 2 (K3 – K1) = (39 − 37) = (2) = 1
2 2

18. Rata-rata simpangan


Misalkan data hasil pengamatan berbentuk x1,x2,...,xn dengan rata-rata 𝑥. Jika
jarak tiap data dengan 𝑥 adalah |𝑥1 − 𝑥|, |𝑥2 − 𝑥|,..., |𝑥𝑛 − 𝑥| dijumlahkan,
lalu dibagi oleh n maka diperoleh satuan yang disebut dengan rata-rata
simpangan atau rata-rata deviasi. (Sudjana,2005:93)
Contoh :
∑|𝑥𝑖 − 𝑥|
𝑅𝑆 = 𝑛

12
(2|36−37,95|+6|37−37,95|+4|38−37,95|+7|39−37,95|+|40−37,95|)
𝑅𝑆 = 20
(3,9+5,7+0,2+7,35+2,05)
𝑅𝑆 = 20

RS = 0,96

19. Simpangan baku


Simpangan baku juga disebut deviasi standar. Pangkat dua dari simpangan
baku disebut varians. Untuk sempel, simpangan baku diberi simbol s.
(Sudjana,2005:93)
Contoh :
1
𝑠 = √𝑛 ∑(𝑥𝑖 − 𝑥)2

1
𝑠=√ . (2(36 − 37,952 ) + 6(37 − 37,95)2 + 4(38 − 37,95)2 + 7(39 − 37,95)2 + (40 − 37,95)2 )
20

S = 1,116915

C. Data Majemuk
1. Daftar distribusi frekuensi
Dalam membuat daftar distribusi frekuensi terdapat berbagai istilah. Banyak
objek dikumpulkan dalam kelompok-kelompok berbentuk a-b yang disebut kelas
interval. Urutan kelas interval disusun mulai data terkecil terus kebawah sampai
nilai data terkecil. Berturut-turut dari atas diberi nama interval pertama, interval
kedua,..., interval terakhir. Banyaknya bilangan yang menyatakan berapa banyak
data pada suatu kelas interval disebut frekuensi. (Sudjana,2005:45)
Bilangan-bilangan di sebelah kiri kelas interval disebut ujung bawah dan
yang di sebelah kanan disebut ujung atas. Selain itu, juga terdapat batas kelas
interval. Batas kelas interval bergantung terhadap ketelitian data yang digunakan.
Jika data dicatat teliti hingga satuan maka batas bawah kelas sama dengan ujung
bawah dikurang 0,5 dan batas atas kelas sama dengan ujung atas ditambah 0,5.

13
Untuk data dicatat hingga satu desimal ketelitiannya 0,05, dua desimal 0,05, dst.
(Sudjana,2005:46)
Untuk membuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama
dapat dilakukan sbb:
1) Tentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.
Rentang = Xmaks - Xmin
2) Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan.
Banyak kelas = 1+ (3,3) log n, dengan n menyatakan banyak data dan
hasil akhir dijadikan bilangan bulat.
3) Terntukan panjang kelas interval.
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
Panjang kelas = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠

4) Buat interval sesuai panjang kelas.


5) Mendata banyak frekuensi dari setiap interval yang terbentuk.

Contoh :

Data nilai UN Bahasa Inggris SMA Negeri 1 Tumijajar tahun 2018

86 72 66 58 64 62 48 66 48 64

68 70 64 66 60 50 54 60 68 64

60 40 48 66 70 68 62 86 72 66

58 64 62 48 66 48 64 64 70 64

66 60 50 54 60 68 70 66 40 58
Sumber : Data kolektif hasil UN SMA Negeri 1 Tumijajar

Rentang = Xmaks - Xmin


= 86 – 40
= 46
Banyak kelas = 1+ (3,3) log n
= 1 + (3,3) log50
= 1+ (3,3) 1,70

14
= 6,6
=7
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 46
Panjang kelas = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 = = 6,57 = 7
7

Daftar nilai UN Bahasa Inggris SMA Negeri 1 Tumijajar tahun 2018


Interval Tarus Frekuensi
40-46 II 2
47-53 IIII I 6
54-60 IIIIIIII I 11
61-67 IIIIIIIIIIII IIII 19
68-74 IIIIIIII 10
75-81 0
82-88 II 2
Jumlah 50

2. Distribusi frekuensi relatif dan kumulatif


Dalam daftar distribusi frekuensi, frekuensi dinyatakan dengan banyak
data yang terdapat dalam tiap kelas. Jika frekuensi dinyatakan dalam persen,
maka diperoleh daftar distribusi frekuensi relatif. (Sudjana,2005:50)
Contoh :
Interval f(%)
40-46 4
47-53 12
54-60 22
61-67 38
68-74 20
75-81 0
82-88 4
Jumlah 100,00

15
Tentu saja, kedua bentuk frekuensi absolut dan relatif dapat disajikan
dalam sebuah daftar, contohnya
Interval fabs freal
40-46 2 4
47-53 6 12
54-60 11 22
61-67 19 38
68-74 10 20
75-81 0 0
82-88 2 4
Jumlah 50 100,00

Daftar distribusi frekuensi kumulatif dapat dibentuk dari daftar distribusi


frekuensi biasa, dengan jalan menjalankan frekuensi demi frekuensi. Dikenal
dua macam distribusi frekuensi kumulatif yaitu kurang dari dan lebih dari.
(Sudjana,2005:51)
Contoh:
a. Kumulatif kurang dari
Nilai fkum
Kurang dari 40 0
Kurang dari 47 2
Kurang dari 54 8
Kurang dari 61 19
Kurang dari 68 38
Kurang dari 75 48
Kurang dari 82 48
Kurang dari 89 50

16
b. Kumulatif lebih dari
Nilai fkum
40 atau lebih 50
47 atau lebih 48
54 atau lebih 42
61 atau lebih 31
68 atau lebih 12
75 atau lebih 2
82 atau lebih 2
89 atau lebih 0

3. Histogram
Histogram adalah bentuk penyajian daftar distribusi frekuensi dengan
menggunakan batang-batang atau persegi panjang yang lebarnya sama.
Histogram hampir sama dengan diagram batang tetapi antara batang yang satu
dengan batang yang lain tidak terdapat jarak.
Pada histogram, panjang persegi panjang menunjukan frekuensi interval
tertentu. Lebar persegi panjang menunjukkan panjang kelas interval yang
diujung setiap batangnya menunjukan batas atas dan batas bawah kelas
interval.(Yuliyanti,2017:44). Contoh :
Interval Batas bawah Batas atas Frekuensi
40-46 39,5 46,5 2
47-53 46,5 47,5 6
54-60 53,5 60,5 11
61-67 60,5 67,5 19
68-74 67,5 74,5 10
75-81 74,5 81,5 0
82-88 81,5 88,5 2
Jumlah 50

17
Data Nilai UN Bahasa inggris SMA Negeri 1 Tumijajar
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
39,5 46,5 53.5 60,5 67,5 74,5 81,5 88,5

4. Poligon
Poligon masih berhubungan dengan histogram. Apabila titik tengah dari
puncak-puncak histogram tersebut dihubungkan dengan garis, garis yang
menghubungkan titik-titik tengah inilah yang dinamakan
poligon.(Yuliyanti,2017:44)
Contoh :
Interval Frekuensi Median
40-46 2 48
47-53 6 50
54-60 11 57
61-67 19 64
68-74 10 71
75-81 0 78
82-88 2 85
Jumlah 50

18
Data nilai UN Bahasa Inggris SMA Negeri 1
Tumijajar
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
43 50 57 64 71 78 88

5. Rata-Rata Hitung
Rata-rata hitung dapat dihitung dengan membagi jumlah nilai data dengan
banyak data. (Sudjana,2005:70)
∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖
𝑥=
∑ 𝑓𝑖
Ket. 𝑥: rata-rata hitung
fi : frekuensi
xi : nilai tengah interval
Selain itu, untuk menghitung rata-rata hitung dapat menggunakan cara
sandi atau cara singkat. Untuk ini, diambil salah satu kelas, namakan xo.
Untuk harga xodiberi nilai sandi c=0. Tanda kelas yang lebih kecil dari xo
berturut-turut diberi nilai c=-1,c=-2,dst. Dan tanda kelas yang lebih besar dari
xo harga sandi berturut-turut c=1,c=2, dst. (Sudjana,2005:71)
∑ 𝑓𝑖 𝑐𝑖
𝑥 = 𝑥𝑜 + 𝑝 ( )
∑ 𝑓𝑖

19
Ket. xo : batas bawah tanda kelas
p : panjang kelas

Contoh :
Cara I.
Interval fi xi fi.xi
40-46 2 48 86
47-53 6 50 300
54-60 11 57 627
61-67 19 64 1216
68-74 10 71 710
75-81 0 78 0
82-88 2 85 170
Jumlah 50 3109

∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 3109
𝑥= = = 62,18
∑ 𝑓𝑖 50

Cara II.
Interval fi xi ci fi.ci
40-46 2 48 -3 -6
47-53 6 50 -2 -12
54-60 11 57 -1 -11
61-67 19 64 0 0
68-74 10 71 1 10
75-81 0 78 2 0
82-88 2 85 3 6
Jumlah 50 -13

20
∑ 𝑓𝑖 𝑐𝑖 13
𝑥 = 𝑥𝑜 + 𝑝 ( ) = 64 + 7 (− ) = 64 + (−1,82) = 62,18
∑ 𝑓𝑖 50

6. Rata-Rata Ukur
Jika perbandingan tiap dua data berurutan tetap atau hampir tetap, rata-
rata ukur lebih baik dipakai daripada rata-rata hitung, apabila dikehendaki
rata-ratanya. (Sudjana,2005:73)
∑ 𝑓𝑖 . 𝑙𝑜𝑔𝑥𝑖
𝑙𝑜𝑔𝑈 =
∑ 𝑓𝑖
Ket. U : rata-rata ukur
Contoh :
Interval fi xi logxi fi.logxi
40-46 2 48 1,63 3,26
47-53 6 50 1,70 10,20
54-60 11 57 1,76 19,36
61-67 19 64 1,80 34,20
68-74 10 71 1,85 18,50
75-81 0 78 1,90 0
82-88 2 85 1,93 3,86
Jumlah 50 89,38

∑ 𝑓𝑖 . 𝑙𝑜𝑔𝑥𝑖 89,38
𝑙𝑜𝑔𝑈 = = = 1,79
∑ 𝑓𝑖 50
𝑈 = 101,79 = 61,65

7. Rata-Rata Harmonik
Untuk data dalam daftar distribusi frekuensi, maka rata-rata harmonik
dapat dihitung dengan rumus:
∑ 𝑓𝑖
𝐻=
∑(𝑓𝑖 /𝑥𝑖 )

21
Ket. H : rata-rata harmonik
Contoh :
Interval fi xi fi/xi
40-46 2 48 1,63
47-53 6 50 1,70
54-60 11 57 1,76
61-67 19 64 1,80
68-74 10 71 1,85
75-81 0 78 1,90
82-88 2 85 1,93
Jumlah 50 0,8205

∑ 𝑓𝑖 50
𝐻= = = 60,9384
∑(𝑓𝑖 /𝑥𝑖 ) 0,8205

8. Modus
Modus adalah data yang paling sering muncul (yang frekuensinya
terbesar), atau peristiwa yang paling sering terjadi. (Sudarmanta,2015:40)
𝑏1
𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑝 ( )
𝑏1 + 𝑏2
Ket. Mo : Modus
b : batas bawah kelas modal(kelas interval dengan frekuensi terbanyak)
b1: frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval diatasnya
b2 : frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dibawahnya

22
Interval fi
40-46 2
47-53 6
54-60 11
61-67 19
68-74 10
75-81 0
82-88 2
Jumlah 50

Kelas modus terletak pada interval 61-67 dengan frekuensi kelas modus 19.
b=61-0,5=60,5
b1=19-11=8
b2=19-10=9
𝑏1
𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑝 (𝑏 )
1 +𝑏2

8
= 60,5 + 7 (8+9)

= 60,5 + 3,2941
= 63,7941
= 62,8

9. Median
Median atau nilai tengah sekelompok data adalah suatu data yang tepat
berada di tengah-tengah setelah data tersebut diurutkan.
(Sudarmanta,2015:40)
1
𝑛−𝐹
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 (2 )
𝑓

Ket. Me : Median
b : batas bawah kelas median, ialah di mana media terletak

23
n : banyak data
F : jumlah semua frekuensi tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas
median
F : frekuensi kelas median
Contoh :
Interval fi
40-46 2
47-53 6
54-60 11
61-67 19
68-74 10
75-81 0
82-88 2
Jumlah 50

Kelas median
1 1
𝑛 = 2 50 = 25
2

Jadi, median berada pada interval 61-67.


1
𝑛−𝐹
2
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 ( )
𝑓

1
(50)−19
2
= 60,5 + 7 ( )
19

6
= 60,5 + 7 (19)

= 60,5 + 2,2
= 67,5

24
10. Kuartil
Kuartil adalah ukuran yang membagi data terurut menjadi empat bagian sama
banyak. Sesudah disusun menurut urutan nilainya, maka bilangan pembaginya
disebut kuartil. Ada tiga buah kuartil, ialah kuartil pertama (K1), kuartial
kedua (K2), dan kuartil ketiga (K3). Pemberian nama dimulai dari nilai kuartil
paling kecil. (Sudjana,2005:81)
Letak kuartil ke i (Ki) ditentukan oleh rumus :
𝑖 (𝑛+1)
Letak Ki = data ke
4

dengan i = 1, 2, 3.
Untuk data yang telah disusun dalam daftar distributif frekuensi, Ki (i = 1, 2,
3) dihitung dengan rumus :
𝑖𝑛
−𝐹
4
Ki = b + p 𝑓

dengan b = batas bawah kelas Ki ialah kelas interval di mana Ki akan terletak
p = panjang kelas Ki
F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas
Ki
F = frekuensi kelas Ki

Contoh :
Interval Frekuensi Fk
40-46 2 2
47-53 6 8
54-60 11 19
61-67 19 34
68-74 10 48
75-81 0 48
82-88 2 50
Jumlah 50

25
 Kuartil Bawah
𝑖 (𝑛+1)
K1 = data ke 4
1(50+1)
= data ke 4

= data ke 12,75 (pada interval 54-60)


𝑖𝑛
−𝐹
4
K1 = b + p 𝑓
1.50
4
−8
= 53,5 + 7 11
12,5−8
= 53,5 + 7 11
4,5
= 53,5 + 7 11

= 53,5 + 7 (0,4)
= 53,5 + 2,8
56,3
 Kuartil Tengah
𝑖 (𝑛+1)
K2 = data ke 4
2(50+1)
= data ke 4
102
= data ke 4

= data ke 25,5 (pada interval 61-67)


𝑖𝑛
−𝐹
4
K2 = b + p 𝑓
2.50
4
− 19
= 60,5 + 7 19
25−19
= 60,5 + 7 19

= 60,5 + 7 (0,32)
= 60,5 + 2,24
= 62,74
 Kuartil Atas
𝑖 (𝑛+1)
K3 = data ke 4

26
3(50+1)
= data ke 4
153
= data ke 4

= data ke 38,25 (pada interval 61 – 67)


𝑖𝑛
–𝐹
4
K3 = b + p 𝑓
3.50
4
− 19
= 60,5 + 7 19
37,5−19
= 60,5 + 7
19
18,5
= 60,5 + 7 19

= 60,5 + 7 (0,98)
= 60,5 + 6,86
= 67,36

11. Desil
Desil adalah ukuran yang membagi data terurut menjadi 10 bagian yang sama.
Karena ada sembilan buah desil, ialah D1, D2,..................,D9.
(Sudjana,2005:83)
Letak desil ke i diberi lambang Di ditentukan oleh rumus :
𝑖 (𝑛+1)
Letak Di = data ke 10

dengan i = 1, 2, 3,..............,9)
Untuk data dalam daftar distributif frekuensi direntukan oleh rumus :
𝑖𝑛
–𝐹
10
Di = b + p 𝑓

dengan b = batas bawah kelas Di ialah kelas interval di mana Di akan terletak
p = panjang kelas Di
F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas
Di
F = frekuensi kelas Di
Contoh :

27
Misal ditanya D3
𝑖 (𝑛+1)
D3 = data ke 10
3 (50+1)
= data ke 10
153
= data ke 10

= data ke 15,3 (pada interval 54 – 60)


𝑖𝑛
–𝐹
D3 = b + p 10𝑓
3.50
–8
10
= 53,5 + 7 11
15−8
= 53,5 + 7 11

= 53,5 + 7 (0,63)
= 53,5 + 4,41
= 57,91

12. Persentil
Persentil adalah ukuran yang membagi data terurut menjadi 100 bagian yang
sama. Karena cara perhitungannya sama seperti desil, maka di sini hanya
diberikan rumus-rumusnya saja. (Yuliyanti,2017:63)
Letak persentil Pi (i = 1, 2, 3..........., 99) untuk sekumpulan data ditentukan
oleh rumus :
𝑖 (𝑛+1)
Pi = data ke 100

Sedangkan nilai Pi untuk data dalam daftar distributif frekuensi dihitung


dengan rumus :
𝑖𝑛
–𝐹
100
Pi = b + p 𝑓

dengan b = batas bawah kelas Pi ialah kelas interval di mana Pi terletak


p = panjang kelas Pi
F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kela Pi
F = frekuensi kelas Pi

28
Contoh :
Misal ditanya P8
𝑖 (𝑛+1)
P8 = data ke 100
8 (50+1)
= data ke 100
408
= data ke 100

= data ke 4,08 (pada interval 47 – 53)


𝑖𝑛
–𝐹
100
P8 = b + p 𝑓
8.50
–2
100
= 46,5 + 7 2
4−2
= 46,5 + 7 2

= 46,5 + 7
= 53,5

13. Rentang
Rentang (jangkauan) adalah selisih antara nilai data terbesar dan data nilai
terkecil. (Yuliyanti,2017:52)
Rentang = data terbesar – data terkecil
= 86 – 40
= 46

14. Rentang antar kuartil


Rentang antar kuartil adalah selisih antara kuartil ketiga dan kuatil
pertama.(Sudjana,2005:91)
RAK = K3 – K1
Contoh :
Sebelumnya telah diperoleh, K1 = 56,3 dan K3 = 67,3 maka
RAK = K3 – K1 = 67,3 - 56,4 = 11

29
15. Simpangan kuartil
Simpangan kuartil atau deviasi kuartil atau disebut pula rentang semi
antar kuartil, harganya setengah dari rentang antar kuartil. (Sudjana,2005:92)
Jadi, rumus simpangan kuartil adalah
1
𝑆𝐾 = (K3 – K1)
2
Contoh :
Diperoleh K1 = 56,4 dan K3 = 67,3 , maka simpangan kuartilnya
1 1 1
𝑆𝐾 = (K3 – K1) = (67,3 − 56,3) = (11) = 5,5
2 2 2

16. Rata-rata simpangan


Misalkan data hasil pengamatan berbentuk x1,x2,...,xn dengan rata-rata 𝑥.
Jika jarak tiap data dengan 𝑥 adalah |𝑥1 − 𝑥|, |𝑥2 − 𝑥|,..., |𝑥𝑛 − 𝑥|
dijumlahkan, lalu dibagi oleh n maka diperoleh satuan yang disebut dengan
rata-rata simpangan atau rata-rata deviasi. (Sudjana,2005:93)
∑|𝑥𝑖 − 𝑥|
𝑅𝑆 =
𝑛
Contoh :
Interval fi xi |𝒙𝒊 − 𝒙|
40-46 2 48 19,18
47-53 6 50 12,18
54-60 11 57 5,18
61-67 19 64 1,82
68-74 10 71 8,82
75-81 0 78 15,82
82-88 2 85 22,82
Jumlah 50 85,82
Telah diketahui 𝑥 = 62,18.
∑|𝑥𝑖 − 𝑥| 85,82
𝑅𝑆 = = = 1,7
𝑛 50

30
17. Simpangan baku
Simpangan baku juga disebut deviasi standar. Pangkat dua dari
simpangan baku disebut varians. Untuk sempel, simpangan baku diberi
simbol s. (Sudjana,2005:93)
Jika kita memiliki n data dengan x1,x2,...,xn dan rata-rata 𝑥, maka statistik
s2 dapat dihitung dengan :
∑ 𝑓𝑖 (𝑥𝑖 − 𝑥)2
𝑠2 =
𝑛−1
Untuk mencari simpangan baku s, dari s2 diambil harga akarnya yang positif.
Selain rumus diatas, dapat juga kita tentukan simpangan bakunya dengan
2
2
𝑛 ∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖2 − (∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 )
𝑠 =
𝑛(𝑛 − 1)
Penggunaan cara singkat atau cara sandi dapat juga digunakan untuk
menghitung varians sehingga perhitungannya lebih sederhana.
(Sudjana,2005:97)
Rumusnya adalah :
2
2
𝑛 ∑ 𝑓𝑖 𝑐𝑖2 − (∑ 𝑓𝑖 𝑐𝑖 )
2
𝑠 =𝑝 ( )
𝑛(𝑛 − 1)
Contoh :
Cara I
Interval fi xi |𝒙𝒊 − 𝒙| 𝒇𝒊 (𝒙𝒊 − 𝒙)𝟐
40-46 2 48 19,18 735,7
47-53 6 50 12,18 890,1
54-60 11 57 5,18 295,2
61-67 19 64 1,82 62,9
68-74 10 71 8,82 777,9
75-81 0 78 15,82 0
82-88 2 85 22,82 1041,5
Jumlah 50 85,82 3803,3

31
∑ 𝑓𝑖 (𝑥𝑖 −𝑥)2 3803,3
𝑠2 = = = 77,6
𝑛−1 49

𝑠 = √77,6 = 8,8
Cara II
Interval fi xi fixi 𝒙𝟐𝒊 𝒇𝒊 𝒙𝟐𝒊
40-46 2 48 86 1849 3698
47-53 6 50 300 2500 15000
54-60 11 57 627 3249 35739
61-67 19 64 1216 4096 77824
68-74 10 71 710 5041 50410
75-81 0 78 0 6084 0
82-88 2 85 170 7225 14450
Jumlah 50 3109 30044 197121
2
𝑛 ∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖2 −(∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 ) 50(197121)−(3109)2 9856050−9665881 190169
𝑠2 = = = = = 77,6
𝑛(𝑛−1) 50(50−1) 2450 2450

𝑠 = √77,6 = 8,8
Cara III
Interval fi ci fici 𝒄𝟐𝒊 𝒇𝒊 𝒄𝟐𝒊
40-46 2 -3 -6 9 18
47-53 6 -2 -12 4 24
54-60 11 -1 -11 1 11
61-67 19 0 0 0 0
68-74 10 1 10 1 10
75-81 0 2 0 4 0
82-88 2 3 6 9 18
Jumlah 50 -13 28 81
2
𝑛 ∑ 𝑓𝑖 𝑐𝑖2 −(∑ 𝑓𝑖 𝑐𝑖 ) 50(81)−(−13)2 4050−169
𝑠 2 = 𝑝2 ( ) = 72 ( ) = 49 ( ) = 77,6
𝑛(𝑛−1) 50(50−1) 50(49)

𝑠 = √77,6 = 8,8

32
III. PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dalam daftar distribusi frekuensi, frekuensi dinyatakan dengan banyak
data yang terdapat dalam tiap kelas. Jika frekuensi dinyatakan dalam
persen, maka diperoleh daftar distribusi frekuensi relatif. Daftar distribusi
frekuensi kumulatif dapat dibentuk dari daftar distribusi frekuensi biasa,
dengan jalan menjalankan frekuensi demi frekuensi.
2. Data tunggal dapat disajikan dalam diagram batang, diagram garis, dan
diagram lingkaran.
3. Data majemuk dapat disajikan dalam hidtogram dan poligon.
4. Terdapat berbagai jenis rata-rata, yaitu rata-rata hitung, rata-rata ukur, dan
rata-rata harmonik.
5. Modus adalah data yang paling sering muncul (yang frekuensinya
terbesar), atau peristiwa yang paling sering terjadi.
6. Median atau nilai tengah sekelompok data adalah suatu data yang tepat
berada di tengah-tengah setelah data tersebut diurutkan.
7. Ukuran letak data dapat berupa kuartil, desil, dan persentil.
8. Ukuran simpangan berupa rentang, rentang antar kuartil, simpangan
kuartil, rata-rata simpangan, dan simpangan baku.

33
DAFTAR PUSTAKA

Sudjana. 2005.Metoda Statistika . Bandung: Tarsito.

Sudarmanta,Eddy. 2015. Matematika Kelas IX. Surabaya: Jakarta: CV


Gravika Dua Tujuh.

Yuliyanti, Watik. 2017. Matematika Kelas XII Semester 1. Jakarta :


Kemendikbud.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.


2013.Matematika kelas X. Jakarta: Kemendikbud.

Aksin,Nur ,dkk. 2017. Detik-Detik UNBK Matematika. Klaten: Intan


Pariwara.

34

Anda mungkin juga menyukai