Anda di halaman 1dari 8

KEPUTUSAN DIREKTUR RSU IBUNDA

KOTA SERANG
Nomor : 023/SK-DIR/RSU-IBUNDA/II/2019

TENTANG
PROSES KREDENSIAL TENAGA KEPERAWATAN
DI RSU IBUNDA SERANG

DIREKTUR RSU IBUNDA SERANG

Menimbang : a. Bahwa setiap rumah sakit harus membentuk komite


keperawatan yang berfungsi untuk mempertahankan dan
meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi.
b. Bahwa setiap tenaga keperawatan yang bekerja di rumah sakit
harus dilakukan kredensial sebagai proses evaluasi untuk
menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis.
c. Bahwa rumah sakit perlu menetapkan keputusan tentang
proses kredensial tenaga keperawatan RSU Ibunda.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
Mengingat : tentang Rumah Sakit.

2. PMK RI Nomor 49 Tahun 2013 Tentang Komite


Keperawatan.

1
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :

KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RSU IBUNDA TENTANG PROSES


KREDENSIAL TENAGA KEPERAWATAN RSU IUNDA
SERANG.
KEDUA : Proses kredensial tenaga keperawatan dilakukan kepada setiap tenaga
perawat dan bidan yang akan bekerja di rumah sakit
KETIGA : Daftar kompetensi tenaga keperawatan (perawat dan bidan) yang
digunakan dalam proses kredensial mengacu pada standar tenaga
profesi yang berlaku
KEEMPAT : Daftar kompetensi tenaga keperawatan sebagaimana yang dimaksud
dalam diktum ketiga tercantum dalam lampiran keputusan ini
KELIMA : Pelaksanaan rekredensial tenaga keperawatan dilakukan maksimal
setiap 3 (tiga) tahun sekali
KEENAM : Pengawasan dan pengendalian terhadap keputusan ini dilakukan oleh
direktur rumah sakit
KETUJUH : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau
kembali apabila ada perubahan yang bersifat mendasar.

Ditetapkan di : Serang

Pada Tanggal :5 Febuari 2019

Direktur RSU IBUNDA Kota Serang

Dr, IKA AGITA NINGRUM, M.KES


NIP : 0019074

2
Lampiran : KEPUTUSAN DIREKTUR RSU IBUNDA KOTA SERANG

Nomor :023/SK-DIR/RSU-IBUNDA/II/2019 :

Tanggal : 05 FEBUARI 2019

Perihal :

REGULASI TENTANG KREDENSIAL STAF KEPERAWATAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit (RS) diakui merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi,
terlebih dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis
perubahannya.Keberadaan staf medis dalam rumah sakit merupakan suatu keniscayaan
karena kualitas pelayanan rumah sakit sangat ditentukan oleh kinerja para staf medis rumah
sakit tersebut. Yang lebih penting lagi kinerja staf medis akan sangat mempengaruhi
keselamatan pasien di rumah sakit. Untuk itu rumah sakit perlu menyelenggarakan tata kelola
klinis (clinical governance) yang baik untuk melindungi pasien.Hal ini sejalan dengan
amanat peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kesehatan dan perumahsakitan.
Undang-undang tentang Rumah Sakit yang baru ditetapkan menuntut rumah sakit untuk
melindungi keselamatan pasien, antara lain dengan melaksanakan clinical governance
tersebut bagi para klinisnya. Setiap dokter di rumah sakit harus bekerja dalam koridor
kewenangan klinis (clinical privileges) yang ditetapkan oleh kepala rumah sakit.Salah satu
faktor krusial dalam keselamatan pasien adalah kewenangan dokter untuk melakukan
tindakan medis yang saat ini tidak dikendalikan dengan adekuat oleh komite medis rumah
sakit.Dalam hal seorang kurang kompeten dalam melakukan tindakan medis tertentu karena
sebab apapun, belum ada mekanisme yang mencegah dokter untuk melakukan tindakan
medis tersebut di rumah sakit.Pada gilirannya kondisi ini dapat menimbulkan keselakaan
pada pasien. Demi menjaga keselamatan pasien dari tindakan medis yang dilakukan oleh
dokter yang kurang kompeten, rumah sakit perlu mengambil langkah-langkah pengamanan
dengan cara pemberian kewenangan klinis melalui mekanisme kredensial yang dilaksanakan
oleh komite medis. Beberapa pihak yang terkait dengan upaya ini adalah Kolegium
Kedokteran Indonesia (KKI) dan komite medis rumah sakit.KKI dapat menjadi acuan untuk
menentukan lingkup dan jenis-jenis kewenangan klinis bagi setiap cabang ilmu kedokteran.
Komite medis akan menentukan jenis-jenis kewenangan klinis bagi setiap dokter yang
bekerja di rumah sakit berdasarkan kompetensinya melalui mekanisme kredensial.

3
Untuk menjaga kualitas mutu staf medik, Rumah Sakit Umum Ibunda membentuk
Komite Medis yang terdiri dari beberapa sub komite, salah satunya yaitu Sub Komite
Kredensial yang tugasnya yaitu mendapatkan dan memastikan staf medis yang profesional
dan akuntabel bagi pelayanan di Rumah Sakit Umum Ibunda. Dengan terkendalinya tindakan
medis di Rumah Sakit Umum Ibunda maka pasien lebih terlindungi dari tindakan medis yang
dilakukan oleh dokter yang tidak kompeten.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pedoman ini diterbitkan dengan tujuan utama untuk melindungikeselamatan pasien
melalui mekanisme kredensial staf medis di
Rumah Sakit Umum Ibunda.
2. Tujuan Khusus

 Membantu divisi SDM dalam proses mendapatkan danmemastikan staf medis yang
kompeten dan profesional di RumahSakit Umum Ibunda.
 Memberikan panduan mekanisme kredensial bagi para dokter diRumah Sakit Umum
Ibunda.
 Merekomendasikan kewenangan klinis bagi setiap staf medis diRumah Sakit Umum
Ibunda.
 Merekomendasikan untuk diterbitkan kewenangan klinis bagisetiap dokter untuk
melakukan tindakan medis di Rumah SakitUmum Ibunda.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kredensial dan rekredensial staf medis, yaitu Staf medis yaitu dokter
umum, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialisyang akan bergabung di Rumah
Sakit Umum Ibunda.
D.Landasan Hukum
Landasan hukum proses kredensial di Rumah Sakit Umum Ibundaadalah :
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor755/MENKES/PER/IV/2011
tentang Penyelenggaraan Komite Medikdi Rumah Sakit.
2. Pedoman Kredensial dan Kewenangan Klinis (Clinical Privilege) diRumah Sakit dari
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia tahun2009.
3. Undang-undang Rumah Sakit pasal 29 ayat (1) telah ditetapkanbahwa setiap rumah sakit
wajib menyusun dan melaksanakan hospital yang dalam penjelasan undang-undang tersebut
ditetapkanbahwa setiap rumah sakit wajib melaksanakan tata kelola klinis yangbaik (good
clinical governance). Hal ini harus dirumuskan oleh setiaprumah sakit dalam peraturan staf
medis Rumah Sakit (medical staff) antara lain diatur kewenangan klinis (clinical privilege).

4
4. Kebijakan Pelayanan Rumah sakit.

BAB II
DEFINISI

A. Proses Kredensial (Credentialing)


Proses kredensial (credentialing) adalah proses evaluasi oleh suaturumah sakit terhadap
seseorang untuk menentukan apakah yangbersangkutan layak diberi kewenangan klinis
(clinical privilege)menjalankan tindakan medis tertentu dalam lingkungan rumah
sakittersebut untuk suatu periode tertentu.
B. Kewenangan Klinis (Clinical Privilege)
Kewenangan klinis (clinical privelege) adalah kewenangan klinisuntuk melakukan tindakan
medis tertentu dalam lingkungan sebuah rumahsakit tertentu berdasarkan penugasan yang
diberikan kepala rumah sakit.
C. Surat Penugasan (Clinical Appointment)
Surat penugasan (clinical appoinment) adalah surat yangditerbitkan oleh kepala rumah sakit
kepada seorang dokter atau dokter gigiuntuk melakukan tindakan medis di rumah sakit
tersebut berdasarkandaftar kewenangan klinis yang ditetapkan baginya.
D. Staf Medis
Staf medis adalah dokter dan dokter gigi termasuk dokter spesialisdan dokter gigi spesialis.

5
BAB III
TATA LAKSANA

A. Proses Kredensial
Direktur Rumah Sakit Umum Ibunda menetapkan berbagaikebijakan dan prosedur bagi
staf medis untuk memperoleh kewenanganklinis dengan berpedoman pada peraturan internal
staf medis (medicalstaff by laws).Selain itu, direktur rumah sakit bertanggung jawab
atastersedianya berbagai sumber daya yang dibutuhkan agar kegiatan ini
dapatterselenggara.Untuk melaksanakan kredensial dibutuhkan beberapainstrumen, antara
lain daftar rincian kewenangan klinis untuk setiapspesialisasi medis, daftar mitra bestari yang
mempresentasikan tiapspesialisasi medis dan buku putih (white paper) untuk setiap
pelayananmedis. Setiap rumah sakit mengembangkan instrumen tersebut sesuaidengan
kebutuhannya.
Secara garis besar proses kredensial di Rumah Sakit UmumIbunda, yaitu sebagai berikut:
1.Staf medis yang telah dinyatakan baik hasil psikotest, MCU daninterview oleh kepala
divisi medis diajukan kepada direktur untukdilakukan kredensial.
2.Direktur membuat surat kepada Komite Medik dan diteruskan ke SubKomite
Kredensial perihal permohonan untuk mengkredensial stafmedis.
3.Berkas permohonan staf medis yang telah lengkap disampaikan olehdirektur rumah
sakit kepada komite medik melalui sekretariat komitemedik.
4.Sekretariat komite medik melakukan pengecekan berkas verifikasiberkas staf medis
yang terdiri dari :
a.Ijasah pendidikan dokter umum dan atau dokter spesialis.
b.Surat Tanda Registrasi (STR) staf medis.
c.Sertifikat ACLS dan atau ATLS dan atau Resusitasi Neonatus danatau Hiperkes
(untuk dokter umum)
d.Surat rekomendasi dari teman sejawat minimal 2 (dua) orang.
e.Sertifikat kompetensi kolegium atau sertifikat pendukung lainnya.

6
5.Sebelum kredensial dimulai, staf medis mengajukan permohonankewenangan klinis
kepada direktur dengan mengisi form daftarkewenangan klinis yang telah disediakan
Rumah Sakit UmumIbunda.
6.Pada saat kredensial, sub komite kredensial membentuk panel ataupanitia ad-hoc
dengan melibatkan mitra bestari dari berbagai disiplinyang sesuai dengan kewenangan
klinis yang diminta.
7.Permohonan kewenangan klinis yang diajukan oleh staf medis tersebutdikaji oleh sub
komite kredensial tersebut yang meliputi cakupanderajat kompetensi dan praktik.
8.Sub komite kredensial mengajukan rekomendasi kewenangan klinisstaf medis kepada
komite medis.
9.Komite medis merekomendasikan kewenangan klinis staf mediskepada direktur.
10.Direktur menerbitkan surat penugasan klinis (clinical appointment)kepada staf medis
tersebut jika staf medis tersebut sudah bergabungdengan Rumah Sakit Umum Ibunda.
Berkas Kredensial dokter umum dan spesialis akan diserahkan kepada staf SDM untuk
dimasukan ke dalam file karyawan.

7
BAB IV
PENUTUP

Rumah sakit memiliki proses efektif untuk mengumpulkan, memverifikasidan


mengevaluasi kredensial (lisensi, pendidikan, pelatihan, kompetensi danpengalaman) staf medis
yang diizinkan untuk memberikan perawatan pasien tanpa pengawasan. Untuk itu rumah sakit
perlu menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik untuk melindungi pasien. Demi menjaga
keselamatan pasien dari tindakan medis yang dilakukan oleh dokter yang kurang kompeten,
rumah sakit perlu mengambil langkah-langkah pengamanan dengan cara pemberian kewenangan
klinis melalui mekanisme kredensial yang dilaksanakan oleh komite medis.
Untuk menjaga kualitas mutu pelayanan yang diberikan oleh staf medis, maka Rumah
Sakit Umum Ibunda melakukan kredensial dan rekredensial untukpara staf medis-nya.Kredensial
dilakukan untuk staf medis. Tujuannya membantu Direktur Rumah Sakit Umum Ibunda untuk
menentukan kewenangan klinis hinggaditerbitkan surat penugasan klinis yang sesuai dengan
kompetensinya. Selain itudalam jangka waktu 3 (tiga) tahun atau sesuai dengan masa
diberlakukannya suratpenugasan klinis sebelumnya, staf medis tersebut di evaluasi kembali
melaluiproses rekredensial.Sehingga diharapkan dapat tercapai dan terjaganya mutu pelayanan
medis yangbaik untuk diberikan kepada pasien.

Anda mungkin juga menyukai