Anda di halaman 1dari 140

MATERI IHT INSTRUKTUR PELATIHAN

PEMBELAJARAN BERBASIS STEM


Kerjasama antara SEAMEO QITEP in Science
dengan
PPPPTK BOE
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

Materi IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran berbasis STEM

Penanggung jawab
Dr. Indrawati, M.Pd.

Tim Penulis:
Dr. Poppy Kamalia Devi, M.Pd.
Dr. Elly Herliani, M. Phil.
Reza Setiawan, S.Si., M.T.
Yudi Yanuar, M.T.
Septian Karyana, M.Si

Penelaah:
Dr. R. Indarjani

Copyright © 2018
South East Asia Ministry of Education Organization (SEAMEO) Regional Centre for Quality
Improvement of Teachers and Education Personel (QITEP) in Science

i
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

PENGANTAR

Peningkatan kualitas pembelajaran sains dan teknologi merupakan upaya yang tidak dapat
ditunda-tunda lagi sejalan dengan berbagai tantangan yang dihadapi peserta didik saat ini,
yaitu tantangan abad 21. Untuk menyiapkan peserta didik memiliki keterampilan abad 21,
pembelajaran yang harus dilakukan guru pun harus berorientasi pada pembelajaran abad
21, yang memiliki karakteristik atau prinsip-prinsip: 1) pendekatan pembelajaran berpusat
pada peserta didik; 2) peserta dibelajarkan untuk mampu berkolaborasi; 3) materi
pembelajaran dikaitkan dengan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari,
pembelajaran harus memungkinkan peserta didik terhubung dengan kehidupan sehari-hari
mereka; dan 4) dalam upaya mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang
bertanggung jawab, sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam
lingkungan sosialnya.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat mengakomodir karakteristik pembelajaran
abad 21 tersebut di atas adalah pendekatan Science, Technology, Engineering, and
Mathematics (STEM). STEM merupakan suatu pendekatan dimana Sains, Teknologi,
Enjiniring, dan Matematika diintegrasikan dengan fokus pada proses pembelajaran
pemecahan masalah dalam kehidupan nyata, pembelajaran STEM memperlihatkan kepada
peserta didik bagaimana konsep-konsep, prinsip-prinsip sains, teknologi, enjiniring dan
matematika digunakan secara terintegrasi untuk mengembangkan produk, proses, dan
sistem yang memberikan manfaat untuk kehidupan manusia.
Untuk menyiapkan peserta didik Indonesia memperoleh keterampilan abad 21, yaitu
keterampilan cara berpikir melalui berpikir kritis, kreatif, mampu memecahkan masalah dan
mengambil keputusan serta cara bekerja sama melalui kolaborasi dan komunikasi, maka
pendekatan STEM diadopsi untuk menguatkan impelementasi Kurikulum Nasional
(Kurikulum 2013). Pendekatan STEM diyakini sejalan dengan ruh Kurikulum 2013 yang dapat
diimplementasikan melalui penggunaan model pembelajaran berbasis proyek (PJBL) atau
pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan scientific dan engineering pranctices.
SEAMEO Center for Qitep in Science bekerjasama dengan PPPPTK BOE Malang, sebagai
satker/UPT yang memiliki tugas dan fungsi meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga
pendidikan di bidang sains/sains dan teknologi untuk mendukung upaya pemerintah dalam
optimalisasi implementasi Kurikulum 2013 melalui integrasi STEM dalam Kurikulum 2013.
Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah dengan mengadakan persiapan-persiapan
salah satunya melalui IHT Instruktur Pelatihan pembelajaran berbasis STEM.

ii
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

Bandung, Juni 2018


Direktur,

Dr. Indrawati, M.Pd.


NIP. 196112021986032001

iii
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

DAFTAR ISI

PENGANTAR ........................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iv
STRUKTUR MATERI BIMBINGAN TEKNIS PEMBELAJARAN BERBASIS STEM DALAM
KURIKULUM 2013 ............................................................................................................. 1
PENDIDIKAN ABAD 21 DAN FILOSOFI Pendidikan STEM .................................................... 3
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BERBASIS STEM ............................................................ 28
ANALISIS STEM DALAM KURIKULUM 2013 ....................................................................... 43
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS STEM ....................................................... 54
PENILAIAN PEMBELAJARAN BERBASIS STEM ................................................................... 75
PENILAIAN ”HIGHER ORDER THINKING SKILL” PADA PEMBELAJARAN IPA ..................... 93
PENGEMBANGAN RPP DENGAN PENDEKATAN STEM .................................................... 111
PRAKTIK PEMBELAJARAN BERBASIS STEM ..................................................................... 121

iv
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

STRUKTUR MATERI IHT INSTRUKTUR PELATIHAN


PEMBELAJARAN BERBASIS STEM

Materi Umum: Kebijakan


1. 1 Kebijakan Direktorat Pembinaan SMP

Materi Pokok: Integrasi STEM


2.1 Pendidikan Abad 21 dan Filosofi STEM
MATERI
2.2 Karakteristik Pembelajaran Berbasis STEM

IHT 2.3 Analisis STEM dalam Kurikulum 2013


2.4 Model-model Pembelajaran Berbasis STEM
2.5 Penilaian Pembelajaran Berbasis STEM
2.6 Penyusunan RPP Berbasis STEM
2.7 Praktik Pembelajaran Berbasis STEM
2.8 Penyusunan Soal-soal HOTS

Materi Penunjang:
3.1 Pretes dan Postes
3.2 Rencana Tindak Lanjut

1
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

Materi Umum: Kebijakan


1. 1 Kebijakan Direktorat Pembinaan SMP

Materi Pokok: Integrasi STEM dalam Kurikulum


2013
2.1 Pendidikan Abad 21 dan Filosofi Pendidikan STEM
2.2 Karakteristik Pembelajaran dengan Pendekatan STEM
2.3 Analisis STEM dalam Kurikulum 2013
2.4 Model-model Pembelajaran berbasis STEM
2.5 Penilaian Pembelajaran Berbasis STEM
2.6 Penyusunan RPP Berbasis STEM
2.7 Praktik Pembelajaran STEM
2.8 Pembuatan Soal-soal STEM

2
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Materi Bimtek 2.1
PENDIDIKAN ABAD 21 DAN FILOSOFI Pendidikan STEM

Untuk menyiapkan peserta didik Indonesia memperoleh keterampilan abad 21, yaitu
keterampilan cara berpikir melalui berpikir kritis, kreatif, mampu memecahkan
masalah dan mengambil keputusan serta cara bekerja sama melalui kolaborasi dan
komunikasi, maka pendekatan Science, Technology, Engineering, and Mathematics
(STEM) diadopsi untuk menguatkan impelementasi Kurikulum Nasional (Kurikulum
2013). STEM merupakan suatu pendekatan dimana Sains, Teknologi, Enjiniring, dan
Matematika diintegrasikan dengan fokus pada proses pembelajaran pemecahan
masalah dalam kehidupan nyata. Karakteristik atau prinsip-prinsip pembelajaran abad
21 yang harus dilakukan guru untuk menyiapkan peserta didik yang memiliki
keterampilan abad 21: 1) pendekatan pembelajaran berpusat pada peserta didik; 2)
peserta dibelajarkan untuk mampu berkolaborasi; 3) materi pembelajaran dikaitkan
dengan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, pembelajaran
harus memungkinkan peserta didik terhubung dengan kehidupan sehari-hari mereka;
dan 4) dalam upaya mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang
bertanggung jawab, sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat
dalam lingkungan sosialnya.
Pada materi ini Anda akan mempelajari Pendidikan abad 21 dan filosofi STEM

Kompetensi:

 Memahami Pendidikan Abad 21 dan Filosofi Pendidikan STEM

Indikator
 Menjelaskan paradigma pergeseran belajar abad 21
 Menjelaskan kecakapan abad Ke 21 dalam pembelajaran
 Menjelaskan latar belakang, pengertian, tujuan, manfaat dan outcome STEM
Education
 Menjelaskan kaitan pembelajaran STEM dengan keterampilan abad 21
 Menjelaskan literasi STEM

3
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran BerbasisHO-
STEM
2.1.1
Pendidikan Abad 21

Abad 21 sudah berjalan satu dekade lebih, dalam dunia pendidikan sudah dirasakan
adanya pergeseran dan bahkan perubahan yang bersifat mendasar pada tataran
filsafat, arah serta tujuannya. Tidak berlebihan bila dikatakan kemajuan ilmu tersebut
dipacu oleh lahirnya sains dan teknologi komputer. Dengan piranti tersebut kemajuan
sains dan teknologi terutama dalam bidang cognitive science, bio-molecular,
infromation technology dan nano-science kemudian menjadi kelompok ilmu
pengetahuan yang mencirikan abad 21. Salah satu ciri yang paling menonjol pada
abad 21 adalah semakin bertautnya dunia ilmu pengetahuan, sehingga sinergi di
antaranya menjadi semakin cepat. Dalam konteks pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi di dunia pendidikan, menyebabkan semakin menyempitnya dan
meleburnya faktor “ruang dan waktu” yang selama ini menjadi aspek penentu
kecepatan dan keberhasilan penguasaan ilmu pengetahuan oleh umat manusia.

A. Paradigma Pergeseran Belajar Abad 21


Abad 21 terasa begitu banyak hal berubah secara fundamental dalam berbagai aspek
kehidupan manusia. Runtuhnya sekat-sekat geografis akibat agenda globalisasi dan
kemajuan teknologi informasi telah mengubah dunia ini menjadi sebagaimana
layaknya sebuah desa raksasa yang antar penghuninya dapat dengan mudah saling
berinteraksi, berkomunikasi, dan bertransaksi kapan saja serta dari dan di manapun
mereka berada. Dampak yang ditimbulkan dari perubahan lingkungan dan dunia
membengkang luar biasa, antara lain diperlihatkan melalui sejumlah fenomena
seperti, (1) Mengalirnya beragam sumber daya fisik maupun non fisik (data, informasi
dan pengetahuan) dari satu tempat ke tempat lainnya secara bebas dan terbuka; (2)
Meningkatnya kolaborasi dan kerjasama antar bangsa dalam proses penciptaan
produk dan/atau jasa yang berdaya saing tinggi secara langsung maupun tidak
langsung telah menggeser kekuatan ekonomi dunia dari “barat” menuju “timur”; (3)
Membanjirnya produk-produk dan jasa-jasa negara luar yang dipasarkan di dalam
negeri selain meningkatkan suhu persaingan dunia usaha juga berpengaruh langsung
terhadap pola pikir dan perilaku masyarakat dalam menjalankan kehidupannya sehari-
hari; dan (4) Membludaknya tenaga asing dari level buruh hingga eksekutif memasuki
bursa tenaga kerja nasional telah menempatkan sumber daya manusia lokal pada
posisi yang cukup dilematis di mata industri sebagai pengguna.
Dengan demikian paradigma pendidikan nasional abad 21 dapat dirumuskan sebagai
berikut, (1) untuk menghadapi abad 21 yang makin syarat dengan teknologi dan sains

4
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
dalam masyarakat global, maka pendidikan kita haruslah beroreintasi pada ilmu
pengetahuan matematika dan sains alam disertai dengan sains sosial dan
kemanusiaan dengan keseimbangan yang wajar; (2) Pendidikan ilmu pengetahuan
bukan hanya membuat seorang peserta didik berpengetahuan, melainkan juga
menganut sikap keilmuan, yaitu kritis, logis, analitis dan kreatif, namun disertai pula
dengan kemampuan beradaptasi. (3) Pada setiap jenjang pendidikan perlu
ditanamkan jiwa kemandirian, karena kemandirian pribadi mendasari kemandirian
bangsa, kemandirian dalam melakukan kerjasama yang saling menghargai dan
menghormati.
Pendidikan nasional abad 21 bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu
masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera, bahagia, dengan kedudukan yang
terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global, melalui pembentukan
masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu pribadi
yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan untuk mewujudkan cita-cita
bangsanya (BSNP, 2010). Sejalan dengan hal itu, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan merumuskan bahwa paradigma pembelajaran abad 21 menekankan
pada kemampuan peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber,
merumuskan permasalahan, berpikir analitis dan kerjasama serta berkolaborasi dalam
menyelesaikan masalah.
Dalam abad 21 terdapat berbagai kekhususan yang utama. Yang pertama adalah
terwujudnya masyarakat global yang menjadi kesepakatan antara bangsa, yaitu
terbukanya mobilitas yang lebih luas antara satu negara dengan negara lain dalam
berbagai hal. Yang kedua adalah abad ini akan lebih dikuasai oleh perkembangan ilmu
dan teknologi yang makin canggih dan berpadu pula dengan ilmu sosial dan
humaniora. Agar mampu berkompetisi dalam masyarakat global tersebut, tetapi juga
mempunyai penguasaan yang cukup pula atas sains sosial dan humaniora serta
perkembangannya. Dalam abad ini masing-masing ilmu tidak lagi harus bekerja
sendiri, melainkan berbagai cabang ilmu dapat bekerja sama, bukan hanya dalam
sesama kelompok sains, teknologi atau sains sosial dan humaniora saja, melainkan
dalam banyak hal antara beberapa kelompok.
Walaupun perkembangan sains dan teknologi canggih adalah konsumsi perguruan
tinggi namun kesiapan mahapeserta didik menyerapnya sangat ditentukan oleh hasil
pendidikan pre universitas, mulai jenjang pendidikan dasar sampai ke jenjang
pendidikan menengah, bahkan mulai dari pendidikan anak usia dini. Dengan demikian
rangkaian setiap jenjang pendidikan, sekurang-kurangnya mulai jenjang pendidikan
dasar sampai dengan pendidikan tinggi haruslah merupakan rantai yang masing-

5
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
masing terdiri dari mata rantai dengan ciri khasnya dan semuanya tersambung secara
utuh.
Sejalan dengan hal tersebut, kemendikbud merumuskan bahwa paradigma
pembelajaran abad 21 menekankan pada kemampuan peserta didik dalam mencari
tahu dari berbagai sumber, merumuskan permasalahan, berfikir analitis dan
kerjasama serta berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah. Hal tersebut dibuat
dalam skema sebagai berikut.

Ciri Abad 21 Model Pembelajaran

Informasi Pembelajaran diarahkan untuk


(tersedia dimana saja, kapan mendorong peserta didik mencari
saja) tahu dari berbagai sumber observasi,
bukan diberi tahu

Pembelajaran diarahkan untuk


Komputasi mampu merumuskan masalah
(lebih cepat memakai mesin) (menanya), bukan hanya
menyelesaikan masalah (menjawab)

Otomasi Pembelajaran diarahkan untuk


(menjangkau segala pekerjaan melatih berfikir analitis (pengambilan
rutin) keputusan) bukan berfikir mekanistis
(rutin)

Pembelajaran menekankan
Komunikasi pentingnya kerjasama dan kolaborasi
(dari mana saja, ke mana saja) dalam menyelesaikan masalah

Gambar 1. Skema Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21

Berbagai upaya dalam rangka peningkatan mutu pendidikanpun senantiasa


dilakukan, meliputi redesain kurikulum, pendekatan pembelajaran, penataan
isi/konten, serta penentuan kompetensi senantiasa disesuaikan dengan
perkembangan situasi dan kondisi, serta era yang terjadi. Upaya peningkatan mutu
pendidikan memerlukan kerja keras dari kita semua, kemauan yang tinggi serta
komitmen terhadap tugas, mengingat upaya peningkatan mutu pendidikan, banyak
inovasi harus diciptakan, kreativitas ditumbuhkembangkan, dengan segala
konsekuensi dan keuntungannya.

6
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

B. Keterampilan Abad 21
Tiga konsep pendidikan abad 21 telah diadaptasi oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia untuk mengembangkan kurikulum jenjang sekolah
dasar sampai menengah. Ketiga konsep tersebut adalah 21 st Century Skills (Trilling dan
Fadel, 2009), scientific approach (Dyer et al., 2009) dan authentic learning dan
authentic assesment (Wiggins dan Mc. Tighe, 2011). Selanjutnya ketiga konsep
tersebut diadaptasi untuk mengembangkan pendidikan menuju Indonesia Kreatif
tahun 2045. Indonesia Kreatif ini didukung oleh hasil penelitian yang menunjukkan
adanya pergeseran pekerjaan di masa datang. Piramid pekerjaan di masa datang
menunjukkan bahwa jenis pekerjaan tertinggi adalah pekerjaan kreatif. Sedangkan
pekerjaan rutin akan diambil alih oleh teknologi robot dan otomasi. Pekerjaan kreatif
ini membutuhkan intelegensia dan daya kreativitas manusia untuk menghasilkan
produk-produk kreatif dan inovatif.
Suatu studi yang dilakukan oleh Trilling dan Fadel (2009) juga menunjukkan bahwa
tamatan sekolah menengah dan perguruan tinggi masih kurang kompeten dalam hal,
komunikasi lisan maupun tulisan, berfikir kritis dan mengatasi masalah, etika bekerja
dan profesionalisme, bekerja secara tim dan berkolaborasi, bekerja di dalam
kelompok yang berbeda, menggunakan teknologi dan manajemen projek dan
kepemimpinan.

Perubahan radikal dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat ini membutuhkan


perhatian yang cermat oleh para pakar. Dari seluruh aspek pertumbuhan yang ada,
manusia menjadi faktor terpenting karena merupakan pelaku utama dari berbagai
proses dan aktivitas kehidupan. Oleh karena itu maka berbagai negara di dunia
berusaha untuk mendefinisikan karakteristik manusia abad 21 yang dimaksud.
Berdasarkan Trilling dan Fadel (2009) dalam bukunya yang berjudul 21st Century Skills:
Learning for Life in Our Times, terdapat beberapa kompetensi dan/atau keahlian yang
harus dimiliki oleh sumber daya manusia abad 21. Secara umum keterampilan abad
21 terbagi kepada tiga keterampilan, yaitu Learning and Innovation Skills
(Keterampilan Belajar dan Berinovasi), Information, Media, and Technology Skills

7
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
(Keterampilan Teknologi dan Media Informasi) dan Life and Career Skills
(Keterampilan Hidup dan Berkarir). Ketiga keterampilan tersebut dirangkum dalam
sebuah skema yang disebut dengan pelangi pengetahuan dan keterampilan abad 21
(The 21st century knowledge-and-skills rainbow).

Gambar 2. Pelangi Keterampilan Pengetahuan dan Keterampilan Abad 21.


Sumber: Trilling dan Fadel (2009)

(1) Learning and Innovation Skills


Fokus pertama dari keterampilan abad 21 adalah keterampilan belajar dan
berinovasi yang meliputi: Critical thinking and problem solving/berfikir kritis dan
memecahkan masalah, Communication and collaboration/komunikasi dan
kolaborasi, dan Creativity and innovation/kreativitas dan inovasi. Melalui
keterampilan berfikir kritis dan memecahkan masalah, peserta didik harus
mampu:
a) reason effectively, menggunakan berbagai jenis penalaran (induktif, deduktif,
dsb) yang sesuai dengan situasi;
b) use systems thinking, menganalisis bagaimana bagian dari suatu keseluruhan
berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan hasil keseluruhan dalam
sistem yang kompleks;
c) make judgments and decisions, mampu mensintesis dan membuat koneksi
antar informasi dan argumen, menafsirkan informasi dan menarik
kesimpulan berdasarkan analisis terbaik;

8
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
d) Solve problems, menyelesaikan permasalahan pada situasi baru baik secara
konvensional maupun inovatif.
Selanjutnya, melalui keterampilan komunikasi dan kolaborasi, peserta didik harus
mampu:
a) communicate clearly, pandai mengeluarkan pikiran dan idenya secara efektif
menggunakan keterampilan lisan maupun tulisan dalam berbagai konteks
dan mampu berkomunikasi secara efektif di lingkungan yang beragam;
b) collaborate with others, menunjukkan kemampuan untuk bekerja secara
efektif dengan tim yang beragam dan mampu bersikap fleksibel untuk
membantu dalam pencapaian tujuan bersama.
Keterampilan ketiga adalah kreatif dan inovatif. Melalui keterampilan ini peserta
didik harus mampu:
a) think creatively, membuat ide-ide baru;
b) work creatively with others, mampu menyampaikan ide-ide baru kepada
orang lain dengan efektif, bersikap terbuka dan melihat kegagalan sebagai
peluang untuk belajar;
c) implement innovations, bertindak berdasarkan ide-ide kreatif untuk
membuat kontribusi yang nyata dan berguna.
Berfikir kritis dan pemecahan masalah, komunikasi dan kolaborasi serta kreativitas
dan inovasi merupakan tiga rangkaian keahlian utama yang harus dimiliki oleh peserta
didik dalam belajar, bekerja dan hidup di abad 21. Menggerakkan keterampilan
belajar dan inovasi ini merupakan suatu alat pengetahuan di masa sekarang.

(2) Information, Media, and Technology Skills


Keterampilan selanjutnya yang harus dimiliki di abad 21 adalah keterampilan
teknologi, media dan informasi. Keterampilan ini meliputi Information
literacy/literasi informasi; Media literacy/literasi media; dan Information and
communication technology literacy/literasi TIK. Pada kemampuan literasi
informasi peserta didik harus mampu:
a) access and evaluate information, mampu mengakses informasi secara efektif
dan efisien serta mengevaluasi informasi secara kompeten dan kritis;

9
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
b) use and manage information, menggunakan informasi secara akurat dan
kreatif.
Keterampilan kedua yang harus dimiliki pada kategori ini adalah literasi media.
Di abad 21 ini, peserta didik perlu memahami cara terbaik menerapkan sumber
media yang tersedia untuk pembelajaran dan menggunakannya untuk
menciptakan komunikasi yang menarik dan efektif. Menurut Center for Media
Literacy, kemampuan literasi media memberikan “kerangka untuk mengakses,
menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan pesan dalam berbagai bentuk,
membangun pemahaman tentang peran media dalam masyarakat serta
mengembangkan keterampilan penting dari inkuiri”. Sehingga peserta didik
harus mampu:
a) Analyze media, peserta harus mampu memahami bagaimana media dibuat
dan ditujukan untuk kepentingan apa dan mampu menerapkan pemahaman
mendasar tentang etika mengakses media dan penggunaan media.
b) Create media products, memahami dengan baik bagaimana memanfaatkan
media dalam berbagai lingkungan multikultural.
Keterampilan selanjutnya adalah literasi TIK. Teknologi informasi dan
komunikasi atau TIK merupakan sarana yang penting di abad 21. Saat ini, dunia
internasional telah berusaha menerapkan teknologi ke dalam berbagai segi
kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan. Maka dari itu, agar peserta didik
mempunyai keterampilan TIK mereka harus mampu apply technology
effectively, yaitu menggunakan teknologi sebagai alat untuk meneliti,
mengevaluasi dan mengkomunikasikan informasi.
(3) Life and Career Skills
Keterampilan hidup dan berkarir meliputi Flexibility and Adaptability/fleksibilitas
dan adaptabilitas; Initiative and Self-Direction/inisiatif dan pengaturan diri;
Social and Cross Cultural Interaction/interaksi sosial dan budaya; Productivity
and Accountability/produktivitas dan akuntabilitas; dan Leadership and
Responsibility/kepemimpinan dan tanggung jawab.
Di era saat ini, perubahan sangat sering terjadi dan begitu besar. Kemampuan
beradaptasi dan fleksibel merupakan keterampilan yang penting untuk belajar,

10
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
bekerja dan hidup berbangsa dan bernegara. Laju cepat perubahan teknologi
memaksa kita untuk beradaptasi dengan cepat terhadap cara berkomunikasi,
belajar, bekerja dan hidup. Kemampuan beradaptasi dan fleksibel dapat
dipelajari dengan cara peserta didik bekerja dalam suatu kelompok untu
mengerjakan projek yang menantang. Mereka akan saling terlibat dalam proses
pemecahan masalah dan saling menyampaikan pendapatnya untuk suatu
permasalahan. Hal tersebut akan membimbing peserta didik untuk beradaptasi
dan bersikap fleksibel dalam kondisi yang baru. Hari ini peserta didik harus
mempersiapkan diri perkembangan abad 21. Peserta didik perlu
mengembangkan lagi kemampuan inisiatif dan pengaturan diri. Melalui
kemampuan tersebut peserta didik harus mampu:
a) Manage goals and time, menentukan tujuan dengan kriteria kebehasilan
yang nyata, mulai dari jangka pendek sampai jangka panjang dan mampu
memanfaatkan waktu secara efisien.
b) Work independently, bekerja secara mandiri tanpa perlu harus diawasi.
c) Be self-directed learners, menanamkan dalam diri bahwa belajar sebagi
proses seumur hidup.
Kemampuan untuk bekerja secara efektif dan kreatif dengan anggota tim dan
teman sekelas tanpa memandang perbedaan dalam budaya dan gaya hidup
adalah keterampilan hidup abad ke 21 yang penting. Memahami dan
mengakomodasi perbedaan budaya dan sosial dan menggunakan perbedaan-
perbedaan ini untuk menghasilkan ide-ide dan solusi yang lebih kreatif untuk
masalah merupakan hal penting di abad 21. Melalui keterampilan sosial dan
lintas budaya, peserta didik harus mampu:
a) Interact effectively with others, menghargai orang yang sedang berbicara
atau menyampaikan pendapat.
b) Work effectively in diverse teams, menghormati perbedaan budaya atau latar
belakang dan bersikap terbuka untuk pemikiran dan ide-ide yang berbeda.
Selanjutnya kemampuan yang harus dimiliki peserta didik di abad 21 adalah
kemampuan mempimpin dan bertanggung jawab. Melalui kemampuan ini
peserta didik harus mampu:

11
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
a) Guide and lead others, menggunakan kemampuan interpersonal dan
pemecahan masalah untuk mempengaruhi dan membimbing orang lain
mencapai tujuan, dan memberikan teladan yang baik untuk orang lain.
b) Be responsible to others, bertindak secara tanggung jawab atas tugas yang
diberikan.
Kecakapan hidup dan karier yang diuraikan sangat penting untuk bekerja dan
belajar di abad 21. Meskipun keterampilan ini sudah ada sejak lama, namun hal
ini tetap menjadi fokus perhatian untuk menjalani kehidupan saat ini bahkan
untuk kehidupan yang akan datang.
Kecakapan-kecakapan yang harus dimiliki peserta didik menjadi tantangan
tersendiri bagi guru. Tuntutan dunia international terhadap tugas guru memasuki
abad 21 tidaklah ringan. Guru diharapkan mampu dan dapat menyelenggarakan
proses pembelajaran yang bertumpu dan melaksanakan empat pilar belajar yang
dianjurkan oleh Komisi Internasional UNESCO untuk pendidikan, yaitu:

1. Learning to know (Belajar untuk Mencari Tahu)


Belajar untuk mencari tahu terkait dengan cara mendapatkan pengetahuan
melalui penggunaan media atau alat yang ada. Media bisa berupa buku, orang,
internet, dan teknologi yang lainnya.
2. Learning to do (Belajar untuk Mengerjakan)
Belajar untuk melakukan atau berkarya, hal ini tidak terlepas dari belajar
mengetahui karena perbuatan tidak terlepas dari ilmu pengetahuan. Belajar
untuk berkarya merupakan upaya untuk senantiasa melakukan dan berlatih
keterampilan untuk keprofesionalan dalam bekerja. Terkait dengan
pembelajaran di dalam kelas, maka belajar untuk mengerjakan ini sangat
diperlukan latihan keterampilan bagaimana peserta didik dapat menggunakan
pengetahuan tentang konsep atau prinsip mata pelajaran tertentu dalam mata
pelajaran lainnya atau dalam kehidupan sehari-hari.
3. Learning to be (Belajar untuk Menjadi Pribadi)
Belajar untuk menjadi atau berkembang utuh, berkaitan dengan tuntutan
kehisupan yang semakin kompleks sehingga dibutuhkan suatu karakter pada diri

12
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
sendiri. Belajar menjadi pribadi yang berkembang secara iptimal yang memiliki
kesesuaian dan keseimbangan pada kepribadiannya baik itu moral, intelektual,
emosi, spiritual, maupun sosial, sehingga dalam pembelajaran guru memiliki
kewajiban untuk mengembangkan potensi sesuai dengan bakat dan minatnya
agar peserta didik dapat menentukan pilihannya.
4. Learning to live together (Belajar untuk Hidup Berdampingan)
Hal ini sangat penting karena masyarakat yang beragam, baik dilihat dari latar
belakang, suku, ras, agama atau pendidikan. Pada pembelajaran peserta didik
harus memahamu bahwa keberagaman tersebut bukan untuk dibeda-bedakan,
melainkan dipahami bahwa keberagaman tersebut tergabung dalam suatu
lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, saling membantu dan menghargai satu
sama lain sangat diperlukan agar tercipta masyarakat yang tertib dan aman,
sehingga individu dapat belajar dan hidup dalam kebersamaan dan kedamaian.

Jika dicermati keempat pilar tersebut menuntut seorang guru untuk kreatif,
bekerja secara tekun dan harus mampu dan mau meningkatkan kemampuannya.
Berdasarkan tuntutan tersebut seorang guru akhirnya dituntut untuk berperan
lebih aktif dan lebih kreatif. Guru tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan sebagai
produk, tetapi terutama sebagai proses. Guru harus memahami disiplin ilmu
pengetahuan yang ia tekuni sebagai ways of knowing. Guru harus mengenal
peserta didik dalam karakteristiknya sebagai pribadi yang sedang dalam proses
perkembangan, baik cara pemikirannya, perkembangan sosial dan emosional
maupun perkembangan moralnya. Guru harus memahami pendidikan sebagai
proses pembudayaan sehingga mampu memilih model belajar dan sistem evaluasi
yang memungkinkan terjadinya proses sosialisasi berbagai kemampuan, nilai, sikap
dalam proses mempelajari berbagai disiplin ilmu.

Menurut International Society for Technology in Education karakteristik


keterampilan guru abad 21 dimana era informasi menjadi ciri utamanya, membagi
keterampilan guru abad 21 ke dalam lima kategori, yaitu: mampu memfasilitasi dan
menginspirasi belajar dan kreatifitas peserta didik, merancang dan

13
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
mengembangkan pengalaman belajar dan penilaian era digital, menjadi model cara
belajar dan bekerja di era digital, mendorong dan menjadi model tanggung jawab
dan masyarakat digital, serta berpartisipasi dalam pengembangan dan
kepemimpinan profesional.

C. Karakteristik Pembelajaran Abad 21


Sadar akan tingginya tuntutan penciptaan sumber daya manusia di abad 21, maka
sistem serta model pendidikan pun harus mengalami transformasi. Telah banyak
literatur yang merupakan buah pemikiran dan hasil penelitian yang membahas
mengenai hal ini, bahkan beberapa model pendidikan yang sangat berbeda telah
diterapkan oleh sejumlah sekolah di berbagai belahan dunia. Sehingga terjadi
pergeseran tata cara penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pembelajaran di
dalam kelas atau lingkukan sekitar lembaga pendidikan tempat peserta didik
menimba ilmu. Jennifer Rita Nichols menyebutkan 4 Essential Rules of 21st Century
Learning/Prinsip Pokok Pembelajaran Abad 21, yaitu Instruction should be student-
centered (pendekatan pembelajaran harus berfokus pada peserta didik), Education
should be collaborative/Pendidikan harus bersifat kolaborasi, Learning should have
context/Pembelajaran harus kontektual, dan Schools should be integrated with
society/Sekolah harus memfasilitasi peserta didik untuk terlibat dalam lingkungan
sosialnya.

a) Instruction should be student-centered (pendekatan pembelajaran harus


berfokus pada peserta didik)
b) Pengembangan pembelajaran seyogyanya menggunakan pendekatan yang
berpusat pada peserta didik. Peserta didik ditempatkan sebagai subjek
pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan potensi yang
dimilikinya. Peserta didik tidak lagi dituntut untuk mendengarkan dan
menghafalkan materi pelajaran yang diberikan guru, tetapi berupaya
mngkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan kapasitas dan
tingkat perkembangan berfikirnya, sambil diajak berkontribusi untuk
memecahkan masalah-masalah nyata yang terjadi di masyarakat.

14
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
c) Education should be collaborative/Pendidikan harus bersifat kolaborasi
Peserta didik harus dibelajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain.
Berkolaborasi dengan orang-orang yang berbeda dalam latar budaya dan nilai-
nilai yang dianutnya. Dalam menggali informasi dan membangun makna,
peserta didik perlu didorong untuk bisa berkolaborasi dengan teman-teman di
kelasnya. Dalam mengerjakan suatu projek, ssiwa perlu dibelajarkan bagaimana
menghargai kekuatan dan talenta setiap orang serta bagaimana mengambil
peran dan menyesuaikan diri secara tepat dengan mereka.

d) Learning should have context/Pembelajaran harus kontektual


Pembelajaran tidak akan banyak berarti jika tidak memberi dampak terhadap
kehidupan peserta didik di luar sekolah. Oleh karena itu, materi pelajaran perlu
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Guru mengembangkan
metode pembelajaran yang memungkinkan peserta didik terhubung dengan
dunia nyata. Guru membantu peserta didik agar dapat menemukan nilai, makna
dan keyakinan atas apa yang sedang dipelajarinya serta dapat mengaplikasikan
dalam kehidupan sehari-harinya. Guru melakukan penilaian kinerja peserta didik
yang dikaitkan dengan dunia nyata.

e) Schools should be integrated with society/Sekolah harus memfasilitasi peserta


didik untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya.
Dalam upaya mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang
bertanggung jawab, sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi peserta didik untuk
terlibat dalam lingkungan sosialnya. Peserta didik dapat terlibat dalam berbagai
pengembangan program yang ada di masyarakat. Selain itu, peserta didik perlu
diajak pula mengunjungi panti-panti asuhan untuk melatik kepekaan empati dan
kepedulian sosialnya.
Sedangkan Permendikbud No 22 Tahun 2016 mengemukakan 14 prinsip
pembelajaran yang harus dipenuhi dalam proses pembelajaran abad 21, meliputi:
1. Pembelajaran dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik menari tahu;

15
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
2. Pembelajaran dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar
berbasis aneka sumber belajar;
3. Pembelajara dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah;
4. Pembelajaran dari berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
5. Pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. Pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan
jawaban yang kebenarannya multidimensi
7. Pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills);
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai ing ngarso sung tulodo, ing madyo
mangun karso dan tut wuri handayani;
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
12. Pembelajran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa
saja adalah peserta didik dan dimana saja adalah kelas;
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efiseinsi dan efektivitas pemebelajaran; dan
14. Pengakuan atas perbedaan indvidual dan latar belakang budaya peserta didik.

Melihat begitu banyak tuntutan yang harus dipenuhi untuk proses pembelajaran di
abad 21, dituntut guru lebih kreatif dalam memilih metode pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan. Meskipun dalam prakteknya harus diingat bahwa tidak
ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh
karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah
memperhatikan kondisi peserta didik, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang
tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. Bahwa yang jelas sesuai amanat undang-
undang bahwa proses pembelajaran harus diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

16
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.

Ada beberapa model pembelajaran yang layak untuk diaplikasikan dalam


pembelajaran abad 21. Namun yang paling populer dan banyak diimplementasikan
adalah model pembelajaran Project Based Learning (PjBL), Inquiry Based Learning
(IBL), dan yang saat ini sedang gencar dipublikasikan adalah STEM Project Based
Learning.

D. Sistem Pendukung Pembelajaran Abad 21


Mengembangkan kerangka kerja yang komprehensif untuk pembelajaran abad 21
membutuhkan lebih dari mengidentifikasi spesifik keterampilan, pengetahuan
konten, keahlian dan kemahiran. Sebuah sistem pendukung yang inovatif harus
diciptakan untuk membantu peserta didik menguasai kemampuan multi-dimensi
uang diperlukan pada abad 21. Partnership for 21st Century Skills (2009)
mengidentifikasi sistem pendukung penting untuk memastikan penguasaan
keterampilan peserta didik di abad 21 antara lain:

1) Standar abad 21:


a) Fokus pada keterampilan abad 21, pengetahuan dan keahlian konten.
b) Membangun pemahaman pada mata pelajaran tertentu dan antar mata
pelajaran.
c) Lebih menekankan pada pemahaman yang mendalam dari suatu konten
d) Melibatkan peserta didik dengan dunia nyata, dan membuat peserta didik
lebih aktif dalam belajar dan pemecahan masalah
2) Penilaian keterampilan abad 21
a) Mendukung keseimbangan penialaian tes standar serta penialaian normatif
dan sumatif;
b) Menekankan pemanfaatan umpan balik bedasarkan kinerja peserta didik;
c) Membolehkan pengembangan portofolio peserta didik.
3) Kurikulum dan instruksi abad 21

17
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Mengembangkan kurikulum mandiri berbasis individu, hal ini tidaklah gampang
diperlukan suatu desain dan konsep matang serta terbukti efektif dalam
implementasinya. Sejumlah prasyarat yang harus dipenuhi kesiapan fasilitas dan
saran dan prasarana, kematangan peserta didik, infrastruktur dan suprastruktur
manajemen institusi yang handal, konten pengetahuan yang lengkap dan
sebagainya.
a) Berfokus pada penyediaan peluang untuk menerapkan keterampilan abad 21
di seluruh bidang dan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi.
b) Memungkinkan metode pembelajaran inovatif yang mengintegrasikan
penggunaan teknologi, pendekatan berbasis masalah dan berfikir tingkat
tinggi.
c) Mendorong integrasi sumber daya masyarakat yang berada di luar sekolah.
4) Pengembangan profesional abad 21
Untuk melahirkan profil guru yang profesional di abad 21, yaitu; a) memiliki
kepribadian yang matang dan berkembang; b) penguasaan ilmu yang kuat; c)
keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada sains dan teknologi;
dan d) pengembangan profesi secara berkesinambungan.
5) Pembelajaran lingkungan abad 21
a) Menciptakan latihan pembelajaran, dukungan SDM dan infrastruktur;
b) Memungkinkan pendidik untuk berkolaborasi, berbagi pengalaman dan
integritasnya di kelas;
c) Memungkinkan peserta didik untuk belajar dengan konteks dunia;
d) Mendukung perluasan keterlibatan komunitas dalam pembelajaran baik
langsung maupun tidak langsung.

Kewajiban seorang guru tidak hanya mentransferkan pengetahuan tetapi juga


dapat mengubah perilaku, memberikan dorongan positif sehingga peserta didik
termotivasi, memberi suasana belajar yang menyenangkan agar peserta didik
dapat berkembang semaksimal mungkin. Diharapkan guru juga tidak hanya
mengolah otak peserta didik tapi juga mengolah jiwanya. Bila seorang guru hanya
dapat mengolah otak peserta didiknya saja maka alhasil peserta didik akan tumbuh

18
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
sebagai robot yang tidak punya hati. Peserta didik yang cerdas tidak lagi dilihati
dari seberapa besar nilai raportnya, namun nilai emosional dan fungsi motoriknya
berjalan dengan baik.

Pembelajaran di abad 21 ini memiliki perbedaan dengan pembelajaran di masa


lalu. Seorang guru harus memahami pergeseran paradigma pendidikan di abad 21.
Guru seperti apa yang dibutuhkan dan cara seperti apa yang harus dilakukan untuk
mengajar dan mendidik peserta didik di era saat ini dan mempersiapkan mereka di
era mendatang. Guru harus memulai satu langkah perubahan yaitu mengubah pola
pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru menjadi pola pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik. Guru mempunyai peranan yang sangat penting,
karena sebaik apa pun kurikulum dan sistem pendidikan yang ada, tanpa didukung
mutu guru yang baik maka semuanya akan sia-sia.

Implementasi dalam pembelajaran IPA, siswa dituntun untuk belajar aktif yang
terimplikasi dalam kegiatan secara fisik maupun mental, tidak hanya mencakup
aktivitas hand-on tetapi juga mind-on. Proses pembelajaran IPA menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA diarahkan agar peserta
didik dapat berinkuiri dan bertindak secara ilmiah. Dalam proses pembelajaran IPA
yang sifatnya terpadu hendaknya menumbuhkan keterampilan sains, yaitu
keterampilan proses, keterampilan berfikir kreatif dan kritis serta menumbuhkan
sikap ilmiah.

Di abad 21, pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri dengan


pendekatan yang berpusat pada siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir
kreatif dan kritis, mampu memecahkan masalah, melatih kemampuan berinovasi
dan menekankan pada pentingnya kolaborasi dan komunikasi.

19
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

Contoh aktivitas pembelajaran yang menunjukkan keterampilan abad 21.


No Aktivitas Pembelajaran Keterampilan Abad 21
1 Siswa mengidentifikasi masalah mengenai Berfikir kritis
penghantar listrik nirkabel
2 Siswa membuat desain sesuai dengan solusi Berfikir kreatif
terbaik yang dipilih
3 Siswa dalam kelompok membuat purwarupa Kolaborasi
penghantar listrik nirkabel dan sesuai dengan
desain
4 Siswa mempresentasikan hasil pembuatan Komunikasi
purwarupa penghantar listrik nirkabel dengan
menekankan pada kemampuan persuasive

E. Daftar Pustaka
BSNP. (2010). Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI.
Daryanto & Karim, Syaiful. (2016). Pembelajaran Abad 21. Gava Media
Kemdikbud, (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kemdikbud: Jakarta
Mukminan. (2014). Strategi Menyiasati Pendidikan Abad 21. Makalah yang
dipresentasikan pada Seminar Pendidikan di UPI.
Nichols, Jennifer. (2013). 4 Essential Rules of 21st Century Learning. [Online].
Tersedia di: http://www.teachthought.com/learning/4-essential-rules-of-
21stcentury-learning/. Diakses 21 April 2018.
Partnership for 21st Century Learning (2007). Framework for 21st Century
Learning. Washington, DC.
Partnership for 21st Century Learning (2007). P21 Framework Definitions.
Washington, DC.

20
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran BerbasisHO
STEM
-2.1.2
FILOSOFI PENDIDIKAN STEM

Kemajuan suatu bangsa atau negara sangat ditentukan oleh sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas dan mampu berdaya saing. Untuk menyiapkan SDM yang
berkualitas dan berdaya saing, pendidikan merupakan sarana strategik. Pendidikan
pada saat ini harus menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik yang dituntut
pada abad 21. Kerangka pendidikan abad 21, merujuk pada Trilling dan Fadel (2009)
dalam bukunya yang berjudul 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times,
terdapat beberapa kompetensi dan/atau keahlian yang harus dimiliki oleh sumber
daya manusia abad 21. Secara umum keterampilan abad 21 terbagi kepada tiga
keterampilan, yaitu Learning and Innovation Skills (Keterampilan Belajar dan
Berinovasi), Information, Media, and Technology Skills (Keterampilan Teknologi dan
Media Informasi) dan Life and Career Skills (Keterampilan Hidup dan Berkarir).
Untuk menjawab dan membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi
yang dituntut di atas, STEM menjadi alternatif solusi digunakan dalam
pembelajaran. SDM yang menguasa STEM antara lain diproyeksikan akan
menduduki posisi yang lebih baik di berbagai pekerjaan, dapat menjawab
tantangan teknologi, peningkatan kemahiran dan pemahaman saintifik, dan
menjadi kunci dalam kemajuan dan inovasi.
Melalui handout ini, Anda dapat mempelajari apa, mengapa, dan bagaimana STEM
dapat digunakan dalam pendidikan.

A. Pengertian Pendidikan STEM


STEM merupakan akronim dari science,technology, engineering, dan mathematics.
Istilah ini pertama kali diluncurkan oleh National Science Foundation (NSF) Amerika
Serikat (AS) pada tahun 1990-an sebagai tema gerakan reformasi pendidikan untuk
menumbuhkan angkatan kerja bidang-bidang STEM, serta mengembangkan warga
negara yang melek STEM (STEM literate), serta meningkatkan daya saing global
Amerika Serikat dalam inovasi iptek (Hanover Research, 2011).

Gerakan reformasi pendidikan STEM ini didorong oleh laporan dari berbagai studi
yang menunjukkan terjadinya kekurangan kandidat untuk mengisi lapangan kerja
di bidang STEM, tingkat literasi sains, serta posisi capaian siswa sekolah menengah
AS dalamTIMSS dan PISA (Roberts, 2012). Selain itu, AS juga menyadari
pertumbuhan ekonominya berjalan secara datar dan akan tersaingi oleh China dan
India karena perkembangan sains, teknologi, enginering dan matematika dari
kedua negara tersebut yang lebih maju. (Friedman, 2005).

21
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Berdasarkan survey yang dilakukan bahwa pertumbuhan lapangan pekerjaan di
bidang STEM diproyeksikan lebih tinggi dibandingkan dengan lapangan pekerjaan
non-STEM. Selain itu, dari segi penghargaan, pekerjaan di bidang STEM akan
memberikan income yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan bidang pekerjaan
non-STEM.

Gambar 1. Proyeksi pertumbuhan pekerjaan STEM dan non-STEM (kiri) serta


perbandingan income dari kedua jenis bidang tersebut (kanan)

Pendidikan STEM adalah pendekatan dalam pendidikan di mana Sains, Teknologi,


Teknik, Matematika terintegrasi dengan proses pendidikan berfokus pada
pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang nyata serta dalam
kehidupan profesional. Pendidikan STEM menunjukkan kepada peserta didik
bagaimana konsep, prinsip, teknik sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM)
digunakan secara terintegrasi untuk mengembangkan produk, proses, dan sistem
yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

22
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Sebagai komponen dari STEM, sains adalah kajian tentang fenomena alam yang
melibatkan observasi dan pengukuran sebagai wahana untuk menjelaskan secara
obyektif alam yang selalu berubah. Terdapat beberapa domain utama dari sains
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, yakni fisika, biologi, kimia, serta
ilmu pengetahuan bumi dan antariksa (IPBA). Teknologi merujuk pada
inovasiinovasi manusia yang digunakan untuk memodifikasi alam agar memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia, sehingga membuat kehidupan lebih nyaman
dan lebih aman. Teknologi menjadikan manusia dapat melakukan perjalanan
secara cepat, berkomunikasi langsung dengan orang di tempat yang berjauhan,
memperoleh makanan sehat, dan alat-alat keselamatan. Rekayasa (engineering)
merupakan pengetahuan dan keterampilan untuk memperoleh dan
mengaplikasikan pengetahuan ilmiah, ekonomi, sosial, serta praktis untuk
mendesain dan mengkonstruksi mesin, peralatan, sistem, material, dan proses
yang bermanfaat bagi manusia secara ekonomis dan ramah lingkungan.
Selanjutnya, matematika berkenaan dengan pola-pola dan hubungan-hubungan,
dan menyediakan bahasa untuk teknologi, sains, dan rekayasa.

B. Tujuan dan Hasil dari Pendidikan STEM


Penggunaan pendekatan STEM dalam bidang pendidikan memiliki tujuan untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat bersaing dan siap untuk bekerja sesuai
bidang yang ditekuninya. Penelitian yang dilakukan oleh lembaga penelitian
Hannover (2011) menunjukkan bahwa tujuan utama dari STEM Education adalah
sebuah usaha untuk menunjukkan pengetahuan yang bersifat holistik antara
subjek STEM.

Dalam konteks pendidikan dasar dan menengah, pendidikan STEM bertujuan


mengembangkan peserta didik yang STEM literate (Bybee, 2013), dengan rincian
sebagai berikut.
1) memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk mengidentifikasi
pertanyaan dan masalah dalam situasi kehidupannya, menjelaskan fenomena
alam, mendesain, serta menarik kesimpulan berdasar bukti mengenai isu-isu
terkait STEM;
2) memahami karakteristik khusus disiplin STEM sebagai bentuk-bentuk
pengetahuan, penyelidikan, dan desain yang digagas manusia;
3) memiliki kesadaran bagaimana disiplindisiplin STEM membentuk lingkungan
material, intelektual dan kultural,
4) memiliki keinginan untuk terlibat dalam kajian isu-isu terkait STEM (misalnya
efisiensi energi, kualitas lingkungan, keterbatasan sumberdaya alam) sebagai
warga negara yang konstruktif, peduli, serta reflektif dengan menggunakan
gagasan-gagasan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika.

23
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

Sedangkan jika kita lihat tujuan dan hasil dari pendidikan STEM bagi siswa dan
pendidik dapat kita lihat pada tabel di bawah ini

Tabel. 1 tujuan dan hasil pendidikan STEM


Tujuan Pendidikan STEM Hasil Pendidikan STEM
Bagi Siswa  Literasi STEM  Belajar dan Berprestasi
 Kompetensi abad 21  Kompetensi abad 21
 Kesiapan Tenaga Kerja  Ketekunan dan kegigihan belajar
STEM dalam meningkatkan prestasi
 Minat dan keterlibatan  Pekerjaan yang berhubungan dengan
 Membuat koneksi STEM
 Meningkatkan minat STEM
 Pengembangan identitas STEM
 Kemampuan untuk membuat koneksi
di antara disiplin STEM

Bagi  Meningkatkan konten  Perubahan dalam praktik


Pendidik STEM  Peningkatan konten STEM dan PCK
 Meningkatkan
Pedagogical Content
Knowledge (PCK)

C. Pendidikan STEM dan keterampilan Abad 21


Abad ke-21 ditandai dengan derasnya arus globalisasi serta cepatnya
perkembangan teknologi. Berbagai sekat yang memisahkan batas-batas geografis
saat ini dengan mudah dihilangkan dengan berbagai kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi. Berbagai informasi dan pengetahuan baru bukanlah hal yang sulit
untuk didapatkan dan dikumpulkan pada era ini. Hal ini menyebabkan munculnya
era ekonomi baru yang berbasis pengetahuan serta teknologi dimana individu yang
memiliki kemampuan untuk mendapatkan, mengolah, dan menginterpretasikan
berbagai informasi dan pengetahuan ini akan dapat berhasil dalam menjawab
berbagai tantangan di masyarakat global. Hal ini menunjukkan bahwa konsep
pembelajaran yang diperlukan harus dapat membangun keterampilan yang
dibutuhkan oleh peserta didik untuk dapat berhasil di abad ke-21 ini yaitu
pembelajaran yang dapat berkontribusi pada pengembangan kemampuan
kerjasama, memecahkan masalah, kreativitas, dan inovatif yang berpotensi
menopang ekonomi. Pembelajaran berbasis STEM menjadi salah satu solusi dalam
menjawab tantangan pendidikan ini.

24
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

Pendidikan STEM memberi pendidik peluang untuk menunjukkan kepada peserta


didik betapa konsep, prinsip, dan teknik dari STEM digunakan secara terintegrasi
dalam pengembangan produk, proses, dan sistem yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Oleh karena itu, definisi pendidikan STEM diadopsi
sebagai pendekatan interdisiplin pada pembelajaran (Reeve, 2013). Dalam
pembelajaran berbasis STEM peserta didik menggunakan sains, teknologi,
rekayasa, dan matematika dalam konteks nyata yang menghubungkan sekolah,
dunia kerja, dan dunia global guna mengembangkan literasi STEM yang
memungkinkan peserta didik mampu bersaing dalam abad ke-21.

Dengan begitu, kita dapat melihat pentingnya pembelajaran berbasis STEM sebagai
berikut:
a) Transformasi proses pendidikan
Pendidikan STEM menghilangkan batas pemisah antara subjek sains,
matematika, teknologi, dan rekayasa serta menghubungkan antara
pengetahuan yang didapatkan oleh peserta didik dengan masalah di
kehidupan nyata.
b) Peningkatan kemahiran pemahaman saintifik
Dengan mengkontektualisasikan antara berbagai pengetahuan saintifik yang
dipelajari oleh peserta didik dengan masalah di kehidupan nyata, maka
pendidikan STEM dapat meningkatkan kompetensi literasi sains.
c) Pengembangan sumber daya manusia
Kriteria sumberdaya manusia yang relevan dan dibutuhkan di abad ke-21
harus memenuhi tuntutan keahlian yang diharapkan seperti kemampuan
dalam berkolaborasi, berkomunikasi, berpikir secara kritis, dan memiliki
kemampuan dalam mengembangkan kreativitasnya. Proses pembelajaran
berbasis STEM melatihkan berbagai kemampuan tersebut.
d) Tantangan teknologi
Kemampuan dalam rekayasa merupakan kunci dari lahirnya sebuah
teknologi. Dalam pendidikan STEM, peserta didik ditantang untuk
mengaplikasikan pengetahuan mereka melalui proses desain rekayasa untuk
menciptakan solusi teknologi dari sebuah permasalahan.
e) Kunci dalam kemajuan dan inovasi
Pendidikan STEM melalui berbagai proses pembelajaran yang dilalui oleh
peserta didik turut mengembangkan kemampuan problem solving atau
kemampuan dalam memecahkan permasalahan. Berbekal kemampuan ini
akan muncul berbagai inovasi dalam pengembangan teknologi.
f) Penting untuk kesejahteraan

25
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Berbagai inovasi dalam teknologi diciptakan untuk mempermudah kita dalam
menjalani kehidupan dan pada akhirnya mendorong peningkatan
kesejahteraan
(Stohlmann, Moore & Roehrig, 2012) mengidentifikasi 4 faktor yang perlu
dipertimbangkan bagi pendidik sehingga pembelajaran STEM dapat berlangsung
dengan sukses. Keempat faktor tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah.

Support
Teaching

Material
Efficacy

Gambar 2. Komponen yang mendukung pembelajaran STEM

Aspek support atau dukungan berkaitan dengan berbagai kegiatan yang dapat
mendukung pendidik dalam menerapkan pembelajaran STEM seperti keikutsertaan
dalam pelatihan yang relevan, kolaborasi dengan sekolah atau institusi lain seperti
universitas atau industri, serta adanya kesempatan untuk berkolaborasi denga
guru-guru lain dalam sekolah yang sama. Aspek teaching atau pembelajaran
menitikberatkan pada persiapan pembelajaran dan implementasi pembelajaran di
kelas. Aspek efficacy terkait dengan kepercayaan diri pendidik dalam
mengimplementasikan pembelajaran STEM yang dapat dipengaruhi oleh tingkat
penguasaan materi pembelajaran serta pedagogik, serta komitmennya dalam
melaksanakan pembelajaran. Aspek materials terkait dengan kesiapan sarana dan
prasarana penunjang pembelajaran.

26
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
D. Daftar Pustaka
Breiner, J., Harkness, S., Johnson, C., & Koehler, C. (2012). What is STEM? A
discussion about conceptions of STEM in education and partnerships. School
Science and Mathematics, 112(1), p. 3-11.
Bybee, R. W., & Landes, N. M. (1988) What research says about new science
curriculums (BSCS) Science and Children, 25, 35-39.
Chen, M. (2001). A potential limitation of embedded-teaching for formal learning.
In J. Moore & K. Stenning (Eds.), Proceedings of the Twenty-Third Annual
Conference of the Cognitive Science Society (pp. 194-199). Edinburgh, Scotland:
Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Dugger, W. (2010). Evolution of STEM in the U.S. 6th Biennial International
Conference on Technology Education Research. [Avaliable online:
http://citeseerx.ist.psu.edu]
Hanover Research (2011). K-12 STEM education overview.
Harry Firman. (2016). Pendidikan STEM sebagai Kerangka Inovasi Pembelajaran
Kimia untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa dalam Era Masyarakat Ekonomi
Asean. Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-
0951-12-6.
Johnson, D. W., Johnson, R. T., & Smith, K. (1991). Active learning: Cooperation in
the college classroom. Edina, MN: Interaction Book.
Karplus, R., & Their, H. D. (1967). A new look at elementary school science.
Chicago, IL: Rand McNally.
Morrison, J. (2006). STEM education monograph series: Attributes of STEM
education. Teaching Institute for Essential Science. Baltimore, MD.
National Academy of Sciences (2011). A Framework for K-12 Science Education:
Practices, Crosscutting Concepts, and Core Ideas. The National Academic Press:
Washington DC.
Roberts, A. (2012). A justification for STEM education. Technology and Engineering
Teacher, 74(8), 1-5.
Roberts, A. & Cantu, D. (2012). Applying STEM instructional strategies to design
and technology curriculum. Technology Education in the 21st Century, (73), 111-
118.
Resnick, L. B. (1999). Making America smarter. Education Week Century Series. 18
(40), 38-40. Retrieved from http://www.edweek.org/ew/vol-18/40resnick.h18
Wang, H., Moore, T., Roehrig, G., & Park, M. (2011). STEM integration: Teacher
perceptions and practice. Journal of Pre-College Engineering Education
Research, 1(2), 1-13.

27
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Materi Bimtek 2.2
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BERBASIS STEM

STEM merupakan suatu pendekatan dimana Sains, Teknologi, Enjiniring, dan


Matematika diintegrasikan dengan fokus pada proses pembelajaran pemecahan
masalah dalam kehidupan nyata. Sains merupakan kajian tentang fenomena alam
yang melibatkan observasi dan pengukuran, Teknologi berupa inovasi-inovasi untuk
memodifikasi alam agar memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Enjiniring
(engineering) merupakan pengetahuan dan keterampilan untuk mendesain dan
mengkonstruksi mesin, peralatan, sistem, material, dan proses yang bermanfaat bagi
manusia secara ekonomis dan ramah lingkungan. Matematika merupakan ilmu
tentang pola-pola dan hubungan-hubungan, dan menyediakan bahasa bagi teknologi,
sains, dan enjiniring. Pembelajaran dengan pendekatan STEM berdasarkan NGSS
memiliki karakter yaitu terdapat aspek Scientific & Engineering Practice, juga
menggambarkan adanya Crosscutting Concept .

Pada materi ini Anda akan mempelajari karakteristik pembelajaran dengan


pendekatan STEM mengacu pada Next Generation Science Standard Framework K12
Science Education Stem Education ( NGSS)

Kompetensi :
 Memahami karakteristik pembelajaran berbasis STEM

Indikator:
 Menjelaskan scientific and engineering practices
 Menjelaskan jenis-jenis crosscutting concepts dalam pembelajaran STEM
 Menjelaskan Disciplinary Core Ideas
 Menjelaskan tipe integrasi STEM dalam pembelajaran
 Menjelaskan Engineering Design Process (EDP)
 Melakukan aktivitas Engineering Design Process dalam pembelajaran IPA

28
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis HO-
STEM2.2

Karakteristik Pendidikan STEM mengaitkan Proses Sains dan Desain Proses


Engineering

Dalam pembelajaran STEM terdapat dua aspek utama yaitu proses sains dan desain
proses enjiniring yang keduanya sangat berkaitan untuk mendukung pembelajaran.
Proses sains merupakan proses berjenjang yang terdiri dari 5 tahapan utama, yaitu: 1)
Mengemukakan pertanyaan atau melakukan pengamatan, 2) Menyusun hipotesis,3)
Menyusun perkiraan jawaban, 4) Melakukan tes/ eksperimen dan 5) Menemukan dan
mengemukakan kesimpulan.
Sementara desain proses enjiniring merupakan suatu tahapan siklus yang secara
umum dimulai dari pemetaan masalah dilanjutkan dengan merancang solusi untuk
pemecahan masalah tersebut, selanjutnya untuk membuktikan bahwa pemecahan
masalah itu mungkin dilakukan, dalam desain proses enjiniring dilakukan juga
pemodelan untuk menjawab permasalahan yang muncul.
Pemodelan ini kemudian dicobakan dan hasilnya akan di evaluasi apakah model solusi
pemecahan masalah sudah efektif untuk memecahkan masalah atau belum, bila
dirasa kurang efektif maka dilakukan perbaikan desain model pemecahan masalah
tersebut. Model yang dikenalkan dalam desain proses enjiniring dapat berbentuk
produk, proses dan sistem.
Keterkaitan antara sains proses dan desain proses enjiniring dalam pembelajaran
STEM dapat lebih mudah difahami dengan penggambaran pada gambar 3 berikut.
Pada bagian pertama di sebelah kiri gambar, aktivitas dominan adalah proses sains
dengan pendekatan observasi, inkuiri dan percobaan yang didasarkan pada fenomena
dan permasalahan di dunia nyata. Hasil pengamatan tersebut dapat dikaitkan dengan
desain proses enjiniring di sebelah kanan gambar dengan melalui proses analisis
terlebih dahulu, pada proses ini tahap pertama dari engineering berupa pemetaan
masalah, dilakukan dengan proses sains yang dapat memberikan gambaran
komperhensif tentang masalah tersebut. Analisa dari hasil pengamatan masalah akan
berusaha dipecahkan dengan menggunakan teori serta pemodelan yang muncul dari
aktivitas pencarian solusi, berfikir kritis dan creative thinking yang secara dominan
dilakukan dengan desain proses engineering (National Academy of Sciences, 2011).
Pada tahap selanjutnya, sains proses dan desain enjiniring proses secara bersama
dibutuhkan untuk melakukan analisis apakah teori serta model yang diajukan bisa
memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan, menguji dan menganalisis solusi
pemecahan masalah untuk kemudian di evaluasi dan disempurnakan. Dalam ketiga
bagian dalam gambar, analisis adalah bagian kunci untuk menghubungkan antara
sains proses dan desain proses enjiniring, saintist dan enjiner akan bekerja sama

29
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
untuk melakukan pemecahan masalah terbaik dengan segala sumber daya yang
dimiliki. Dalam upaya pemecahan masalah ini, kedua bagian dalam gambar
melakukan Analisa masalah dan data yang lebih mudah digambarkan melalui
pemodelan termasuk menggunakan sektsa, diagram, hubungan matematik, simulasi
dan model purwarupa untuk memastikan bahwa solusi benar bisa memecahkan
masalah yang dihadapi, penggunaan pemodelan-pemodelan ini membutuhkan
kemampuan matematika yang mumpuni juga. Tiga kemampuan saintist dan enjineer
inilah yang berusaha dikenalkan kepada siswa melalui pembelajaran STEM.
Pembelajaran sains berbasis STEM terinkoporasi adalah pembelajaran materi pokok
sains yang di dalamnya terintegrasi perancangan desain, system dan penggunaan
teknologi untuk pemecahan masalah nyata. Dengan demikian diharapkan
pembelajaran berbasis pendidikan STEM berkontribusi pada peningkatan daya saing
Indonesia. Penjelasan lebih lengkap mengenai hubungan dan practices antara proses
sains dan desain proses enjiniring pada kegiatan pembelajaran dibahas pada sub Tiga
Dimensi STEM.

Gambar 3. Tiga Bagian Ranah Sains dan Enjiniring (National Academy of Sciences,
2011)

A. Kontinum Pola Integrasi dalam Pendidikan STEM


Karakteristik utama dalam intergasi pendekatan STEM dalam Implementasi Kurikulum
2013 adalah keterpaduaan/ integerasi sains, teknologi, enjiniring dan matematika
dalam memecahkan masalah di kehidupan nyata. Pada pelaksanaannya di
pembelajaran ataupun industry, terdapat beragam cara dalam praktik integrasi
disiplin-disiplin ilmu STEM tersebut. Cara, pola dan derajat keterpaduan antara tiap
disiplin ilmu dikategorikan ke dalam beberapa pola tertentu yang ditentukan oleh
banyak faktor (Roberts, 2012 dalam Firman, 2016). Dalam perkembangannya, ada tiga
pola pendekatan pembelajaran STEM yang umum dikenal oleh komunitas Pendidikan.

30
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Pembeda utama dari ketiga pola pendekatan ini adalah pada ketersinambungan dan
derajat penggunaan konten STEM, tiga pola ini dikenal dengan pola Silo, terinkoporasi
(Embedded) dan terintegerasi (integrated) (Robert dan Cantu, 2012).
1. Pola Pendekatan Silo
Pola pendekatan Silo adalah pola pendekatan paling terpisah dari pembelajaran
STEM. Guru secara jelas memberikan instruksi dan materi secara terpisah pada setiap
mata pelajaran STEM. Keterkaitan antar mata pelajaran pda pendekatan ini umumnya
disampaikan secara tersurat melalui pembicaraan guru di depan kelas (Dugger, 2010).
Diantara pendekatan STEM lainnya, pola pendekatan Silo merupakan pembelajaran
yang lebih menekankan pada penjelasan guru dibandingkan dengan kegiatan siswa
atau secara umum dikenal sebagai model pengajaran ceramah konvensional
(Morrison, 2006). Sekali pun terdapat kegiatan praktik atau pembuatan karya, karya
tersebut dipelajari hanya dalam satu perspektif mata pelajaran. Pola pendekatan Silo
dianggap sebagai pola pendekatan yang kurang sesuai dalam pembelajaran STEM
karena pelaksanaan pembelajaran dengan Silo membuat siswa masil memiliki
segregasi antar mata pelajaran dan tidak bias melihatnya sebagai kesatuan utuh untuk
memecahkan masalah di dunia nyata (Breiner, Harkness, Johnson & Koehler, 2012).
Contoh dari pola pendekatan Silo adalah pembelajaran IPA Terpadu yang umum
diajarkan pada jenjang sekolah menengah. Sekalipun telah mengusung keterpaduan
antar mata pelajaran ilmu sains, pendekatan tiap keilmuan masih dilakukan secara
terpisah dan minim menggunakan proses enjiniring dalam prosesnya.

S T

E M

Gambar 4. Proses pola pendekatan Silo

2. Pola Pendekatan Embedded/Tertanam


Metode pola pendekatan tertanam umumnya dikenal luas sebagai pendekatan yang
memberikan penekanan pada pengetahuan yang didapatkan melalui kajian
permasalahan di dunia nyata dan Teknik pemecahan masalah dalam konteks social,
budaya dan fungsional (Chen, 2001). Pelaksanaan pola terinkoporasi adalah
pendekatan yang cukup sesuai dengan kebutuhan STEM karena membutuhkan

31
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
kecakapan multidisipliner dari materi dan konten yang siswa dapatkan dari berbagai
mata pelajaran atau pengalaman sebelumnya.

Dalam pendekatan tertanam, terdapat satu materi yang lebih diutamakan


dibandingkan yang lainnya sehingga integritas dari subjek yang diutamakan tetap
terjaga. Walau pun penekanan keutamaan ini memiliki kemiripan dengan pendekatan
silo, terdapat perbedaan yang mendasar bahwa pola pendekatan tertanam
meningkatkan pembelajaran dengan menunjukan hubungan yang jelas antara materi
yang diutamakan dan materi pendampingnya. Hubungan ini disampaikan secara
kontekstual dalam penjelasan bahwa materi-materi pendamping adalah penguat
konsep pada materi utama, namun bidang materi-materi pendamping tersebut tidak
dimasukkan ke dalam evaluasi penilaian.

Salah satu kelemahan dalam pendekatan materi tertanam yaitu masih dapat
terjadinya segregasi materi dalam pembelajaran. Jika siswa tidak mampu mencari
keterkaitan dan hubungan antara materi utama dan materi pendamping, maka
dikhawatirkan siswa hanya akan mendapatkan materi secara terpotong-potong dan
hanya belajar sebagian dari pembelajaran yang harusnya menyeluruh. Selain itu,
pendekatan ini penting menekankan bahwa materi pendamping harus telah terlebih
dahulu dikuasai oleh siswa sebagai materi prasyarat agar siswa mampu lebih
memahami konten materi utama dengan baik tanpa harus mengalami kebingungan
karena tidak fahamnya siswa pada konten materi pendamping.

S
T E M

Gambar 5. Pola Pendekatan Tertanam

3. Pola Pendekatan Terintegerasi


Pola ketiga dan pola yang paling ideal adalah pola pendekatan terintegrasi, pada pola
ini tidak ada batas antara tiap mata pelajaran sehingga semua bagian dari S, T, E, M
diajarkan sebagai satu subjek utuh. Pendekatan ini mungkin dilakukan hanya dengan
kurikulum yang sesuai dan mampu meningkatkan ketertarikan siswa pada bidang
STEM. Pada pola pendekatan ini umumnya menggunakan satu diantara dua model
integrasi konsep antara interdisiplin atau multidisiplin dan menggabungkan materi
dari berbagai tingkatan kelas menjadi satu kesatuan subjek yang memiliki semua

32
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
aspek STEM dan memiliki konten yang bisa memacu siswa untuk memiliki
kemampuan berfikir kritis, keterampilan pemecahan masalah dan pengetahuan untuk
mencapai sebuah kesimpulan.

Gambar 6. Pola pendekatan terintegrasi

Dalam model multidisiplin, siswa diarahkan untuk mampu mencari hubungan antara
mata pelajaran yang berbeda yang juga diajarkan dalam waktu yang berbeda. Model
ini membutuhkan kolaborasi yang baik antar guru mata pelajaran untuk menjaminkan
bahwa siswa memahami adanya keterkaitan antar konsep dari materi yang diajarkan
(Wang et al., 2011). Sementara itu, model interdisiplin memulai pendekatan
pembelajaran melalui masalah pada dunia nyata (real life problem). Model ini
menekankan pada keterkaitan-kulikular konten dengan kemampuan berfikir kritis dan
pemecahan masalah siswa yang didasarkan pada pengetahuan yang telah dimiliki.
Dapat disimpulkan bahwa, multidisiplin mengarahkan siswa untuk menghubungkan
konsep dari beberapa mata pelajaran, sementara interdisiplin lebih memfokuskan
pada perhatian siswa untuk memecahkan masalah menggunakan berbagai konten
dan kemampuan yang telah siswa miliki dari berbagai mata pelajaran yang pernah
mereka tahu (Wang et al., 2011). Secara teori, pola pendekatan integrase dengan
model interdisiplin adalah pendekatan yang paling sulit dilakukan namun paling sesuai
untuk pembelajaran STEM.

Implementasi ketiga pola pendekatan tersebut nyatanya memiliki tantangan masing-


masing. Dalam konteks Pendidikan dasar hingga menengah di Indonesia dan
mayoritas negara lainnya, hanya mata pelajaran sains dan matematika yang menjadi
bagian dari pembelajaran kurikulum konvensional, sementara mata pelajaran/
pengetahuan teknologi dan enjiniring hanya menjadi bagian dalam kurikulum sekolah
kejuruan (vocational school) dan menjadi komponen minor dalam pembelajaran di
sekolah umum. Maka dari itu, Pendidikan STEM yang dapat dikembangkan di
Indonesia dan negara lainnya lebih terpumpu pada sains dan matematika dengan pola
pendekatan terinkoporasi. Pola pengintegrasian yang lebih mendalam dengan

33
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
menggabungkan materi S, T, E, M dalam satu mata pelajaran lintas disiplin
memerlukan restrukturisasi kurikulum secara menyeluruh, sehingga relative sulit
untuk dilaksanakan dalam konteks kurikulum konvensional Indonesia. Pola
pendekatan STEM yang paling mungkin dilakukan tanpa merestrukturisasi kurikulum
secara massif adalah dengan pola terinkorporasi terutama dengan mengenalkan
prinsip dan konsep enjiniring, teknologi dan matematika sebagai materi pendamping
dengan sains sebagai materi utama.

Pola pendekatan ideal berupa integrasi penuh, secara teori relative lebih mudah
dilakukan pada jenjang sekolah dasar karena siswa masih diajar oleh seorang guru
kelas yang menguasai semua mata pelajaran. Sementara pola terinkoporasi akan lebih
efektif untuk dikembangkan di sekolah menengah dengan catatan bahwa kegiatan
yang dilakukan melibatkan akitivitas pemecahan masalah otentik dalam konteks
sosial, kultural dan fungsional (Roberts, 2012 dalam Firman, 2016). Contoh dari
beberapa pola terinkoporasi dengan sains sebagai materi utama diberikan dalam
modul-modul unit pembelajaran pada sesi berikutnya.

B. Dimensi dalam Framework K-12


Dalam upaya reformasi pendidikan sains di AS, disusunlah sebuah standar
pembelajaran sains yang dikenal dengan nama Next Generation Science Standard
(NGSS). NGSS dikembangkan untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam
pembelajaran STEM. terdapat 3 dimensi yang menjadi kerangka NGSS.

1. Scientific and Engineering Design Practices


Scientific Practices menggambarkan tingkah laku ilmuwan ketika mereka melakukan
investigasi dan membuat model serta teori tentang alam. Sedangkan, engineering
practices merupakan kunci bagi enjiner untuk membuat model dan sistem.

Terdapat delapan scientific and engineering design practices yang sangat penting
untuk dipelajari oleh siswa seperti yang terlihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2. Scientific and Engineering Design Practices


Practices Sains Enjiniiring
1. Membuat Siswa di semua level harus siswa harus bertanya untuk
pertanyaan (sains) dapat mengemukakan menjelaskan masalah yang
dan menemukan pertanyaan tentang teks harus diselesaikan dan
masalah (enjiniiring yang siswa baca, fitur memperoleh ide atau solusi
fenomena yang siswa dari suatu masalah
amati, dan kesimpulan

34
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Practices Sains Enjiniiring
yang mereka dapat lewat
investigasi.
2. Mengembangkan Model digunakan untuk Model dapat digunakan untuk:
dan menggunakan mewakili sistem (atau menganalisa sistem untuk
model. bagian sistem) yang sedang melihat apa atau dalam
dipelajari, untuk kondisi apa kecacatan mungkin
Contoh dari model membantu pengembangan terjadi, serta dapat menguji
yaitu berupa pertanyaan dan solusi yang mungkin dalam
diagram, replika fisik, penjelasan, memperoleh menyelesaikan masalah.
representasi data yang dapat digunakan Model juga dapat digunakan
matematis, analogi untuk membuat prediksi, untuk menghaluskan desain
dan simulasi dan mengkomunikasikan dan sebagai prototype untuk
komputer ide ke siswa lainnya menguji performa desain
3. Merencanakan dan Siswa diberi kesempatan Perencanaan dan investigasi
melakukan untuk membuat dilakukan untuk mendapatkan
investigasi perencaan, data penting untuk
menginvestigasi variabel menentukan kriteria atau
dan melakukan investigasi parameter dan menguji
desain.
4. Analisis dan Data yang dikumpulkan Membuat keputusan
Interpretasi data harus dipresentasikan berdasarkan bukti tentang
dalam bentuk yang dapat sebuah desain yang akan
mengungkapkan pola dan bekerja; menganalisis desain
hubungan, juga dengan membuat model atau
menyediakan hasil yang purwarupa dan
dapat dikomunikasikan ke mengumpulkan data
orang lain bagaimana desain ini bekerja,
termasuk dalam kondisi
ekstrim
5. Menggunakan pola Menggunakan matematika Enjiner membuat analisis
berpikir matematis untuk menunjukkan desain berbasis matematika
dan komputasi variable-variabel fisis dan untuk menghitung apakah
hubungannya serta desain yang dibuat sesuai
membuat prediksi dengna yang diharapkan dan
kuantitatif. Aplikasi lainnya apakah desain tersebut dapat
dari matematika untuk dilaksanakan sesuai dengan
sains dan enjiniiring yaitu anggaran.
logika, geomteri, dan level

35
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Practices Sains Enjiniiring
paling tinggi yaitu kalkulus.
6. Membangun Siswa diminta untuk Menetapkan batasan dan
eksplanasi (sains) dan membangun kriteria untuk kualitas solusi
mendesain solusi penjelasannya, juga yang diinginkan,
(enjiniiring) mengaplikasikan mengembangkan rencana
penjelasan materi yang desain, membuat dan menguji
telah dipelajari purwarupa.
7. Terlibat dalam Pemikiran dan argument Pemikiran dan argument
argumen berbasis bukti merupakan dibutuhkan untuk
berdasarkan bukti hal yang penting dalam mengidentifikasi solusi paling
mengidentifikasi baik.
penjelasan yang paling baik
untuk suatu fenomena
alam.
8.Mendapatkan, Ilmuwan dan enjiner menggunakan banyak sumber untuk
mengevaluasi dan mendapatkan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi
mengkomunikasikan kepantasan dan validitas klaim, metoda dan desain.
informasi Mengkomunikasikan informasi, bukti, dan ide dapat
dilakukan dengan berbagai cara: tabel, diagram, grafik,
model, display interaktif, rumus baik itu secara lisan, tulisan
dan diskusi.
Sains tidak akan maju jika ilmuwan tidak dapat
mengkomunikasikan hasilnya secara jelas dan persuasive.
Begitu pula enjiner tidak dapat membuat teknologi baru jika
kelebihan dari desain nya tidak dapat dikomunikasikan
secara jelas.

2. Crosscutting concept
Secara singkat, suatu konsep disebut crosscutting concept jika konsep tersebut
dapat mengkomunikasikan cara berpikir saintifik suatu mata pelajaran, dan
konsep tersebut berlaku untuk banyak mata pelajaran Sains dan enjiniiring.
Suatu konsep disebut bukan crosscutting concept jika konsep tersebut tidak
dapat megkomunikasikan cara berpikir saintifik atau hanya berlaku untuk satu
atau dua mata pelajaran (Snider, C, “What Do I Do with Crosscutting
Concepts?”).
Sebagai contoh yaitu crosscutting concept energy:

36
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
“Hukum yang sama tentang konservasi energy digunakan oleh enjiner untuk
mendesain mobil yang lebih efisien, seorang nutrisionis menghitug makanan
yang ideal untuk pasien, dan oleh ekologis untuk menginvestigasi bagaiman
energy bergerak di suatu ekosistem. “

Crosscutting concept energy mempunyai potensi yang besar untuk membantu


siswa memahami bagaimana saintis dan enjiner berpikir, dan bagaimana mata
pelajaran biologi, fisika, kimia, enjiniiring memiliki hal yang mirip dalam konsep
juga cara berpikir.
Tabel 3. Crosscutting Concepts
Crosscutting
No Deskripsi
Concepts
1 Pola Memperhatikan pola, merupakan langkah pertama
untuk mengorganisasi fenomena dan bertanya
saintifik tentang mengapa dan bagaimana pola
terjadi. Tipe-tipe pola terdiri dari klasifikasi,
persamaan atau perbedaan, distribusi, hubungan
diantara variable, perubahan dan kecepatan
perubahan. Beberapa alat yang dapat digunakan
untuk mencari pola yaitu, grafik, bagan atau skema,
peta dan data statistik.
2 Sebab dan Kegiatan utama dalam IPA adalah menyelidiki dan
Akibat: menjelaskan hubungan sebab akibat dan
Mekanisme dan mekanisme mediasinya. Mekanisme tersebut dapat
Eksplanasi diuji melalui konteks yang diberikan dan digunakan
untuk memprediksi serta menjelaskan kejadian-
kejadian dalam konteks yang baru.
3 Skala, Proporsi Skala, proporsi, dan kuantitas berhubungan dengan
dan Kuantitas ukuran dan relasi matematis. Berhubungan dengan
konsep ini, siswa penting untuk memahami
perbedaan mengukur dan mengenali bagaimana
perubahan skala, proporsi dan kuantitas
mempengaruhi fungsi dan struktur suatu sistem.
4 Sistem dan Model akan sangat berguna dalam memprediksi
Model Sistem tingkah laku sistem atau dalam mengdiagnosa
masalah, kegagalan, terlepas dari tipe sistem apa
yang sedang diuji. Sebuah model sistem yang
digunakan untuk mengembangkan penjelasan
saintifik atau desain enjiniiring tidak hanya harus

37
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Crosscutting
No Deskripsi
Concepts
dapat menentukan bagian atau subsistem, tetapi
juga interaksi diantara satu bagian dengan bagian
lainnya.
5 Energi dan Dengan mengkaji jejak aliran energy dan usaha di
Materi: Aliran, dalam, di luar dan di antara sistem mampu
Siklus, dan membantu seseorang untuk memahami
Konservasi kemungkinan dan keterbatasan suatu sistem.
6 Struktur dan Sifat dan funsgi suatu benda ditentukan oleh
Fungsi bagaimana cara benda tersebut dibentuk.

7 Stabilitas dan Stabilitas dan variabel yang mengatur kecepatan


Perubahan perubahan merupakan hal yang penting untuk
dipertimbangkan maupun untuk dipahami, baik itu
untuk sistem buatan atau sistem alami.

3. Disciplinary Core Ideas


Dimensi ketiga STEM yaitu disciplinary core ideas (DCI), dimensi ketiga ini sudah lebih
dikenal oleh guru dibanding dengan dua dimensi STEM lainnya. DCI merupakan
kumpulan ide utama dari mata pelajaran physical, life, Earth and space Science. Dua
domain lainnya yang termasuk dalam dimensi ini adalah engineering, technologydan
applied Science.
Tabel 4. Contoh Discplinary Core Ideas dan komponennya
Subject Core and Component Idea

Physical Science Energi (Core idea)


 Definisi energy
 Konservasi dan transfer energy
 Hubungan antara energy dengan gaya
 Energy dalam proses kimia dan kehidupan sehari-hari
Life Sciences Ekosistem: Interaksi, energy, dan dinamika (core idea)
 Hubungan interdependen dalam ekosistem
 Siklus materi dan transfer energi dalam ekosistem.
 Dinamika ekosistem
 Interaksi sosial dan tingkah laku grup
Earth and Space Bumi dan Aktivitas Manusia
Science
 Sumber Daya Alam
 Bencana alam

38
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Subject Core and Component Idea
 Dampak manusia terhadap bumi
 Perubahan iklim global
Engineering Desain enjiniiring
 Menjelaskan dan membatasi masalah enjiniiring
 Mengembangkan solusi
 Mengoptimalkan solusi desain

C. Engineering Design Process (EDP)


Pada pembelajaran berbasis STEM, salah satu karakteristik yang harus terlihat
dalam proses pembelajaran adalah proses desain rekayasa atau Engineering Design
Process (EDP). Proses ini melatihkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan
suatu permasalahan (problem solving) dalam konteks dunia nyata (real world).

Gambar 7. Proses Desain Rekayasa (EDP)

Terdapat beberapa model yang dapat digunakan sebagai EDP, salah satunya adalah
yang dapat dilihat pada gambar 7, namun secara umum EDP memiliki langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Identifikasi Masalah
Pada tahap ini peserta didik dalam kelompoknya mengidentifikasi dan
menganalisa permasalahan atau tantangan yang diberikan. Peserta didik juga

39
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
diharapkan dapat mengidentifikasi constraint atau batasan dan kriteria dari
solusi yang dipersyaratkan oleh permasalahan atau tantangan yang diberikan
tersebut sebagai contoh alat dan bahan tersedia, biaya yang boleh
dikeluarkan, dan berbagai kriteria yang dibutuhkan.
2) Bertukar pikiran (brainstorm)
Tahap selanjutnya adalah peserta didik saling bertukar pikiran tentang
berbagai solusi yang memungkinkan untuk menjawab permasalahan. Peserta
didik dapat melakukan penelitian melalui bermacam-macam sumber informasi
yang mereka anggap relevan untuk membantu mereka dalam menyusun
berbagai ide solusi. Dari berbagai solusi yang dimungkinkan tersebut, peserta
didik dalam kelompoknya menentukan satu solusi terbaik yang akan
ditawarkan.
3) Merancang
Dengan ditentukannya satu solusi terbaik, maka tahapan selanjutnya adalah
memodelkan solusi tersebut dalam sebuah rancangan atau sketsa gambaran
konkrit dari solusi yang ditawarkan. Dalam rancangan tersebut, peserta didik
harus mampu menjelaskan bagian-bagian dari rancangannya, fungsi yang
terkait dari bagian-bagian tersebut, material yang digunakan, serta bagaimana
rancangan solusi mereka akan mampu menjawab permasalahan.
4) Membangun (build/construct)
Selanjutnya, dengan menggunakan material yang ditentukan, dalam
kelompoknya peserta didik menyusun produk persis sesuai dengan hasil
rancangan/sketsa yang mereka susun.
5) Ujicoba
Pada tahap ujicoba ini peserta didik akan mengetahui apakah solusi yang
mereka rancang dapat menjawab permasalahan atau tantangan yang
diberikan di awal.
6) Revisi
Jika solusi yang dikembangkan belum berhasil menjawab permasalahan, maka
dalam kelompoknya peserta didik mengidentifikasi dan menganalisa penyebab
dari adanya kegagalan tersebut dan menentukan perbaikan yang harus
dilakukan pada solusi awal.
7) Berbagi solusi/Komunikasi
Pada akhirnya masing-masing kelompok akan mengkomunikasikan berbagai
pengalaman mereka dalam menjawab permasalahan atau tantangan baik
dalam bentuk presentasi maupun laporan.

40
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

D. Daftar Pustaka
Breiner, J., Harkness, S., Johnson, C., & Koehler, C. (2012). What is STEM? A
discussion about conceptions of STEM in education and partnerships. School
Science and Mathematics, 112(1), p. 3-11.
Bybee, R. W., & Landes, N. M. (1988) What research says about new science
curriculums (BSCS) Science and Children, 25, 35-39.
Chen, M. (2001). A potential limitation of embedded-teaching for formal learning.
In J. Moore & K. Stenning (Eds.), Proceedings of the Twenty-Third Annual
Conference of the Cognitive Science Society (pp. 194-199). Edinburgh, Scotland:
Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Dugger, W. (2010). Evolution of STEM in the U.S. 6th Biennial International
Conference on Technology Education Research. [Avaliable online:
http://citeseerx.ist.psu.edu]
Hanover Research (2011). K-12 STEM education overview.
Harry Firman. (2016). Pendidikan STEM sebagai Kerangka Inovasi Pembelajaran
Kimia untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa dalam Era Masyarakat Ekonomi
Asean. Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-
0951-12-6.
Johnson, D. W., Johnson, R. T., & Smith, K. (1991). Active learning: Cooperation in
the college classroom. Edina, MN: Interaction Book.
Karplus, R., & Their, H. D. (1967). A new look at elementary school science.
Chicago, IL: Rand McNally.
Morrison, J. (2006). STEM education monograph series: Attributes of STEM
education. Teaching Institute for Essential Science. Baltimore, MD.
National Academy of Sciences (2011). A Framework for K-12 Science Education:
Practices, Crosscutting Concepts, and Core Ideas. The National Academic Press:
Washington DC.
Roberts, A. (2012). A justification for STEM education. Technology and Engineering
Teacher, 74(8), 1-5.
Roberts, A. & Cantu, D. (2012). Applying STEM instructional strategies to design
and technology curriculum. Technology Education in the 21st Century, (73), 111-
118.

41
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Resnick, L. B. (1999). Making America smarter. Education Week Century Series. 18
(40), 38-40. Retrieved from http://www.edweek.org/ew/vol-18/40resnick.h18
Wang, H., Moore, T., Roehrig, G., & Park, M. (2011). STEM integration: Teacher
perceptions and practice. Journal of Pre-College Engineering Education
Research, 1(2), 1-13.

42
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Materi Bimtek 2.3
ANALISIS STEM DALAM KURIKULUM 2013

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki


kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Pendekatan STEM dalam pembelajaran
merupakan salah satu pendekatan yang mengarah pada pencapaian tujuan
Kurikulum. Materi ajar untuk pendekatan STEM tentunya harus disesuaikan dengan
karakteristik pembelajaran STEM. Tidak semua topik sains pada kurikulum dapat
dibelajarkan menggunakan pendekatan STEM hal ini sesuai dengan karakteristik
keilmuannya. Selain itu pada pembelajaran STEM konsep, prinsip, dan teknik dari
sains, teknologi, enjiniring, dan matematika digunakan secara terintegrasi atau
terkoneksi dalam pengembangan produk, proses, dan sistem yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari mereka.
Pada materi ini Anda diharapkan mengidentifikasi topik-topik yang dapat diajarkan
dengan pendekatan STEM dapat dilakukan dengan menganalisis materi/topik/konsep
sains pada kurikulum 2013.

Kompetensi :
Menganalisis KD dan topik sesuai STEM pada Kurikulum 2013

Indikator:
 Mengidentifikasi KD yang potensial untuk pembelajaran berbasis STEM
 Mengidentifikasi topik yang dapat disajikan dengan pembelajaran berbasis STEM
 Mengidentifikasi aktivitas STEM dalam topik IPA
 Merumuskan indikator pencapaian kompetensi sesuai pembelajaran berbasis
STEM

43
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran BerbasisHO
STEM
- 2.3

ANALISIS STEM DALAM KURIKULUM 2013

Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan secara bertahap sejak tahun pelajaran


2013/2014 di sejumlah satuan pendidikan meliputi SD, SMP, SMA, dan SMK.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Dalam rangka mewujudkan manusia
Indonesia yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif maka pembelajaran di
kelas harus mengarah pada pencapaian tujuan Kurikulum. Hal tersebut dieksplisitkan
dalam Permendikbud tentang Standar Proses, di mana dinyatakan bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan ilmiah (saintifik) dalam pembelajaran dan


penilaian otentik yang menggunakan prinsip penilaian sebagai bagian dari
pembelajaran. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran diperkuat dengan
menerapkan model pembelajaran discovery/inquiry learning, problem based
learning dan project based learning.

Dalam rangka penguasaan kecakapan abad 21 maka pembelajaran IPA dipandang


bukan hanya untuk pengalihan pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge
and skills) saja kepada peserta didik, tetapi juga untuk membangun kemampuan
berpikir tingkat tinggi (analitis, sintesis, kritis, kreatif, dan inovatif) melalui
pengalaman kerja ilmiah. Untuk membelajarkan peserta didik pada aras berpikir
tingkat tinggi, pendekatan STEM saat ini menjadi alternatif yang dapat digunakan
untuk membangun generasi yang mampu menghadapi abad 21 yang penuh
tantangan. Melalui pendidikan STEM, peserta didik belajar menjadi pemecah masalah,
inovator, pencipta, dan kolaborator dan terus mengisi jalur kritis insinyur, ilmuwan,
dan inovator yang sangat penting bagi masa depan.

A. Pendekatan STEM dalam Kurikulum

Materi ajar untuk pendekatan STEM tentunya harus disesuaikan dengan karakteristik
pembelajaran STEM. Tidak semua topik sains pada kurikulum dapat dibelajarkan
menggunakan pendekatan STEM hal ini sesuai dengan karakteristik keilmuannya.
Selain itu pada pembelajaran dengan pendekatan STEM konsep, prinsip, dan teknik

44
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
dari sains, teknologi, enjiniring, dan matematika digunakan secara terintegrasi atau
terkoneksi dalam pengembangan produk, proses, dan sistem yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Untuk mengidentifikasi topik-topik yang dapat
diajarkan dengan pendekatan STEM dapat dilakukan dengan menganalisis
materi/topik/konsep sains pada kurikulum 2013. Identifikasi dilakukan terhadap
Kompetensi Dasar (KD) pada ranah pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan
dengan kegiatan perancangan baik itu berupa proses, sistem, maupun produk. Hal
selanjutnya yang harus dilakukan adalah analisis STEM pada topik terpilih. Pada
proses analisis ini harus diidentifikasi kegiatan-kegiatan yang sesuai pada keempat
ranah sains, teknologi, enjiniiring, dan matematika.
Pada kegiatan analisis kurikulum untuk perencanaan pembelajaran dengan
pendekatan STEM dapat dilanjutkan dengan merumuskan indikator pencapaian
kompetensi (IPK) sebagai penanda pencapaian KD yang dapat diukur/diobservasi
yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Kriteria yang dapat digunakan dalam
menyusun IPK yaitu Urgensi, Kontinuitas, Relevansi, Keterpakaian (UKRK). IPK ini juga
harus menggambarkan pencapaian hasil belajar dengan pendekatan STEM.

Berikut ini contoh analisis STEM pada Kurikulum 2013.

1. Kompetensi Dasar
3.4 Menerapkan konsep rangkaian listrik, energi dan daya listrik, sumber
energi listrik dalam kehidupan sehari-hari termasuk sumber energi listrik
alternatif, serta berbagai upaya menghemat energi listrik
4.4 Menyajikan hasil rancangan dan pengukuran berbagai rangkaian listrik
2. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4.1 Mengidentifikasi rangkaian listrik terbuka
3.4.2 Mengidentifikasi rangkaian listrik tertutup
3.4.3 Membedakan karakteristik rangkaian listrik terbuka dan tertutup
3.4.4 Membedakan karakteristik rangkaian listrik seri dan pararel
3.4.5 Menghitung besar arus listrik dalam suatu kawat penghantar
3.4.6 Menghitung besar energi listrik
3.4.7 Menghitung besar daya listrik
3.4.8 Menghitung biaya listrik bulanan rumah tangga
3.4.9 Menyebutkan upaya-upaya penghematan listrik
4.4.1 Membuat gambar rancangan miniatur rumah hemat energi
4.4.2 Membuat gambar rangkaian seri dan pararel di miniatur rumah hemat
energi
4.4.3 Membuat miniatur rumah hemat energi
4.4.4 Membuat rangkaian seri dan pararel di miniatur rumah hemat energi

45
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
4.4.5 Melakukan percobaan rangkaian seri dan pararel di miniatur rumah
hemat energi
4.4.6 Menyajikan hasil rancangan rangkaian listrik di miniatur rumah hemat
energi
4.4.7 Menyajikan hasil perhitungan daya listrik di miniatur rumah hemat
energi

Analisis STEM pada topik Energi dan Daya listrik


Sains Teknologi
1. Faktual: lampu akan menyala jika 1. Rumah Pasif (Rumah hemat energi)
disambungkan dengan sumber arus 2. Jaringan instalasi listrik di rumah
2. Konseptual: dengan kuat arus yang sama, 3. Internet untuk mencari informasi
tegangan rangkaian seri akan terbagi ke terkait rangkaian listrik dan rumah
dalam sejumlah lampu sedangkan pada hemat energi
rangkaian pararel tidak terbagi 4. Komputer untuk membuat laporan
3. Prosedural: cara merangkai instalasi
listrik terbuka, tertutup, seri dan pararel
4. Metakognitif: menghemat pemakaian
energi listrik
Enjiniring Matematika
1. Merancang miniatur rumah hemat energi 1. Menggunakan skala
2. Membuat miniatur rumah hemat energi 2. Menghitung panjang, lebar dan
3. Merancang instalasi jaringan listrik pada tinggi bangunan
miniatur rumah hemat energi 3. Menghitung luas ruangan terbuka
4. Membuat instalasi jaringan listrik pada (taman) dan tertutup (kamar tidur,
miniatur rumah hemat energi kamar mandi, ruang tamu dan
5. Mengevaluasi hasil pekerjaan ruang keluarga)
6. Merancang ulang jika diperlukan 4. Menentukan diagonal bidang
berdasarkan hasil evaluasi 5. Menghitung jumlah lampu dan
saklar yang digunakan
6. Menghitung berapa meter kabel
yang dibutuhkan

B. Kurikulum IPA SMP

Kurikulum mata pelajaran IPA SMP dari kelas VII sampai dengan kelas IX adalah
sebagai berikut

46
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SMP/MTs
KELAS: VII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual,
(2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran
serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kompetensi Pengetahuan dan
Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam


pengetahuan (faktual, konseptual, dan ranah konkret (menggunakan, mengurai,
prosedural) berdasarkan rasa ingin merangkai, memodifikasi, dan membuat)
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan ranah abstrak (menulis, membaca,
teknologi, seni, budaya terkait menghitung, menggambar, dan
fenomena dan kejadian tampak mata mengarang) sesuai dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Menganalisis gerak pada makhluk 4.1 Menyajikan karya tentang
hidup, sistem gerak pada manusia, dan berbagai gangguan pada sistem
upaya menjaga kesehatan sistem gerak gerak, serta upaya menjaga
kesehatan sistem gerak manusia
3.2 Menganalisis gerak lurus, pengaruh 4.2 Menyajikan hasil penyelidikan
gaya terhadap gerak berdasarkan pengaruh gaya terhadap gerak
Hukum Newton, dan penerapannya benda
pada gerak benda dan gerak makhluk
hidup

47
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
3.3 Menjelaskan konsep usaha, pesawat 4.3 Menyajikan hasil penyelidikan
sederhana, dan penerapannya dalam atau pemecahan masalah
kehidupan sehari-hari termasuk kerja tentang manfaat penggunaan
otot pada struktur rangka manusia pesawat sederhana dalam
kehidupan sehari-hari
3.4 Menganalisis keterkaitan struktur 4.4 Menyajikan karya dari hasil
jaringan tumbuhan dan fungsinya, penelusuran berbagai sumber
serta teknologi yang terinspirasi oleh informasi tentang teknologi yang
struktur tumbuhan terinspirasi dari hasil
pengamatan struktur tumbuhan
3.5 Menganalisis sistem pencernaan 4.5 Menyajikan hasil penyelidikan
pada manusia dan memahami tentang pencernaan mekanis
gangguan yang berhubungan dan kimiawi
dengan sistem pencernaan, serta
upaya menjaga kesehatan sistem
pencernaan
3.6 Menjelaskan berbagai zat aditif dalam 4.6 Membuat karya tulis tentang
makanan dan minuman, zat adiktif, dampak penyalahgunaan zat
serta dampaknya terhadap kesehatan aditif dan zat adiktif bagi
kesehatan
3.7 Menganalisis sistem peredaran darah 4.7 Menyajikan hasil percobaan
pada manusia dan memahami pengaruh aktivitas (jenis,
gangguan pada sistem peredaran intensitas, atau durasi) pada
darah, serta upaya menjaga kesehatan frekuensi denyut jantung
sistem peredaran darah
3.8 Menjelaskan tekanan zat dan 4.8 Menyajikan data hasil percobaan
penerapannya dalam kehidupan untuk menyelidiki tekanan zat
sehari-hari, termasuk tekanan darah, cair pada kedalaman tertentu,
osmosis, dan kapilaritas jaringan gaya apung, dan kapilaritas,
angkut pada tumbuhan misalnya dalam batang
tumbuhan
3.9 Menganalisis sistem pernapasan pada 4.9 Menyajikan karya tentang upaya
manusia dan memahami gangguan menjaga kesehatan sistem
pada sistem pernapasan, serta upaya pernapasan
menjaga kesehatan sistem pernapasan
3.10 Menganalisis sistem ekskresi pada 4.10 Membuat karya tentang sistem
manusia dan memahami gangguan ekskresi pada manusia dan
pada sistem ekskresi serta upaya penerapannya dalam menjaga
menjaga kesehatan sistem ekskresi kesehatan diri
3.11 Menganalisis konsep getaran, 4.11 Menyajikan hasil percobaan
gelombang, dan bunyi dalam tentang getaran, gelombang, dan
kehidupan sehari-hari termasuk sistem bunyi
pendengaran manusia dan sistem
sonar pada hewan

48
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
3.12 Menganalisis sifat-sifat cahaya, 4.12 Menyajikan hasil percobaan
pembentukan bayangan pada bidang tentang pembentukan bayangan
datar dan lengkung serta pada cermin dan lensa
penerapannya untuk menjelaskan
proses penglihatan manusia, mata
serangga, dan prinsip kerja alat optik

KELAS: VIII

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi yaitu, (1) kompetensi sikap spiritual,
(2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran
serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut
ini.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)


3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
tahunya tentang ilmu pengetahuan, membuat) dan ranah abstrak (menulis,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena membaca, menghitung, menggambar,
dan kejadian tampak mata dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Menganalisis gerak pada makhluk hidup, 4.1 Menyajikan karya tentang
sistem gerak pada manusia, dan upaya berbagai gangguan pada sistem
menjaga kesehatan sistem gerak gerak, serta upaya menjaga
kesehatan sistem gerak manusia
3.2 Menganalisis gerak lurus, pengaruh gaya 4.2 Menyajikan hasil penyelidikan
terhadap gerak berdasarkan Hukum pengaruh gaya terhadap gerak
Newton, dan penerapannya pada gerak benda

49
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
benda dan gerak makhluk hidup

3.3 Menjelaskan konsep usaha, pesawat 4.3 Menyajikan hasil penyelidikan


sederhana, dan penerapannya dalam atau pemecahan masalah tentang
kehidupan sehari-hari termasuk kerja manfaat penggunaan pesawat
otot pada struktur rangka manusia sederhana dalam kehidupan
sehari-hari
3.4 Menganalisis keterkaitan struktur 4.4 Menyajikan karya dari hasil
jaringan tumbuhan dan fungsinya, serta penelusuran berbagai sumber
teknologi yang terinspirasi oleh struktur informasi tentang teknologi yang
tumbuhan terinspirasi dari hasil pengamatan
struktur tumbuhan
3.5 Menganalisis sistem pencernaan pada 4.5 Menyajikan hasil penyelidikan
manusia dan memahami gangguan yang tentang pencernaan mekanis dan
berhubungan dengan sistem kimiawi
pencernaan, serta upaya menjaga
kesehatan sistem pencernaan
3.6 Menjelaskan berbagai zat aditif dalam 4.6 Membuat karya tulis tentang
makanan dan minuman, zat adiktif, serta dampak penyalahgunaan zat
dampaknya terhadap kesehatan aditif dan zat adiktif bagi
kesehatan
3.7 Menganalisis sistem peredaran darah 4.7 Menyajikan hasil percobaan
pada manusia dan memahami gangguan pengaruh aktivitas (jenis,
pada sistem peredaran darah, serta intensitas, atau durasi) pada
upaya menjaga kesehatan sistem frekuensi denyut jantung
peredaran darah
3.8 Menjelaskan tekanan zat dan 4.8 Menyajikan data hasil percobaan
penerapannya dalam kehidupan sehari- untuk menyelidiki tekanan zat
hari, termasuk tekanan darah, osmosis, cair pada kedalaman tertentu,
dan kapilaritas jaringan angkut pada gaya apung, dan kapilaritas,
tumbuhan misalnya dalam batang tumbuhan
3.9 Menganalisis sistem pernapasan pada 4.9 Menyajikan karya tentang upaya
manusia dan memahami gangguan pada menjaga kesehatan sistem
sistem pernapasan, serta upaya menjaga pernapasan
kesehatan sistem pernapasan
3.10 Menganalisis sistem ekskresi pada 4.10 Membuat karya tentang sistem
manusia dan memahami gangguan pada ekskresi pada manusia dan
sistem ekskresi serta upaya menjaga penerapannya dalam menjaga
kesehatan sistem ekskresi kesehatan diri
3.11 Menganalisis konsep getaran, 4.11 Menyajikan hasil percobaan
gelombang, dan bunyi dalam kehidupan tentang getaran, gelombang, dan
sehari-hari termasuk sistem bunyi
pendengaran manusia dan sistem sonar
pada hewan

50
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
3.12 Menganalisis sifat-sifat cahaya, 4.12 Menyajikan hasil percobaan
pembentukan bayangan pada bidang tentang pembentukan bayangan
datar dan lengkung serta penerapannya pada cermin dan lensa
untuk menjelaskan proses penglihatan
manusia, mata serangga, dan prinsip
kerja alat optik

KELAS: IX
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi yaitu, (1) kompetensi sikap spiritual,
(2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan
pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut
ini.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)


3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
teknologi, seni, budaya terkait fenomena (menulis, membaca, menghitung,
dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Menghubungkan sistem reproduksi pada 4.1 Menyajikan hasil penelusuran
manusia dan gangguan pada sistem informasi dari berbagai sumber
reproduksi dengan penerapan pola hidup terkait kesehatan dan upaya
yang menunjang kesehatan reproduksi pencegahan gangguan pada
organ reproduksi

51
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
3.2 Menganalisis sistem perkembangbiakan 4.2 Menyajikan karya hasil
pada tumbuhan dan hewan serta perkembangbiakan pada
penerapan teknologi pada sistem tumbuhan
reproduksi tumbuhan dan hewan
3.3 Menerapkan konsep pewarisan sifat dalam 4.3 Menyajikan hasil penelusuran
pemuliaan dan kelangsungan makhluk informasi dari berbagai sumber
hidup terkait tentang tanaman dan
hewan hasil pemuliaan
3.4 Menjelaskan konsep listrik statis dan 4.4 Menyajikan hasil pengamatan
gejalanya dalam kehidupan sehari-hari, tentang gejala listrik statis dalam
termasuk kelistrikan pada sistem saraf dan kehidupan sehari-hari
hewan yang mengandung listrik
3.5 Menerapkan konsep rangkaian listrik, 4.5 Menyajikan hasil rancangan dan
energi dan daya listrik, sumber energi listrik pengukuran berbagai rangkaian
dalam kehidupan sehari-hari termasuk listrik
sumber energi listrik alternatif, serta
berbagai upaya menghemat energi listrik
3.6 Menerapkan konsep kemagnetan, induksi 4.6 Membuat karya sederhana yang
elektromagnetik, dan pemanfaatan memanfaatkan prinsip
medan magnet dalam kehidupan sehari- elektromagnet dan/atau induksi
hari termasuk pergerakan/navigasi hewan elektromagnetik
untuk mencari makanan dan migrasi
3.7 Menerapkan konsep bioteknologi dan 4.7 Membuat salah satu produk
perannya dalam kehidupan manusia bioteknologi konvensional yang
ada di lingkungan sekitar
3.8 Menghubungkan konsep partikel materi 4.8 Menyajikan hasil penyelidikan
(atom, ion,molekul), struktur zat tentang sifat dan pemanfaatan
sederhana dengan sifat bahan yang bahan dalam kehidupan sehari-
digunakan dalam kehidupan sehari- hari, hari
serta dampak penggunaannya terhadap
kesehatan manusia
3.9 Menghubungkan sifat fisika dan kimia 4.9 Menyajikan hasil penyelidikan
tanah, organisme yang hidup dalam tentang sifat-sifat tanah dan
tanah, dengan pentingnya tanah untuk pentingnya tanah bagi kehidupan
keberlanjutan kehidupan
3.10 Menganalisis proses dan produk 4.10 Menyajikan karya tentang
teknologi ramah lingkungan untuk proses dan produk teknologi
keberlanjutan kehidupan sederhana yang ramah
lingkungan

52
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran BerbasisLK
STEM
- 2.3
ANALISIS STEM DALAM KURIKULUM 2013

Tujuan: Setelah menyimak paparan tentang Analisis Kurikulum 2013, diharapkan


Anda mampu mengindentifikasi Kompetensi Dasar (KD) untuk menentukan
topik sains yang sesuai dengan pendekatan STEM, mengembangkan Indkator
Pencapaian Kompetensi (IPK), serta membuat analisis STEM.

Langkah Kegiatan:
1) Siapkan dokumen kurikulum sesuai dengan tingkat/kelas Anda mengajar.
2) Lakukanlah analisis Kurikulum 2013 tentang KD, topik sains, yang dapat
dirancang pembelajarannya dengan pendekatan STEM serta mengembangkan
IPK.

Tabel 1. Analisis STEM dalam kurikulum 2013


No KD Topik Indikator

3) Isilah kolom di bawah ini dengan konsep/kompetensi dari setiap bidang kajian
STEM sesuai dengan topik yang dianalisis

Tabel 2. Analisis Materi Pembelajaran STEM


Sains Teknologi
1) Faktual : ...........................................................
................................................................ ...........................................................
2) Konseptual : ...........................................................
.......................................................... ...........................................................
3) Prosedural : ...........................................................
................................................................ ...........................................................

Enjiniiring Matematika
........................................................................... ...........................................................
........................................................................... ...........................................................
........................................................................... ...........................................................
........................................................................... ...........................................................
............................................................ ...........................................................
............................................

53
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Materi Bimtek 2.4
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS STEM

Pengantar
Pengalaman belajar sains dengan pendekatan STEM mengembangkan pemahaman
peserta didik terhadap konten sains, kemampuan inovasi dan pemecahan masalah,
soft skills (antara lain komunikasi, kerjasama, kepemimpinan). Pembelajaran sains
dengan pendekatan STEM melatih peserta didik dalam berpikir kritis, kreatif,
berkolaborasi dan berkomunikasi. Terdapat model pembelajaran yang digunakan
untuk pendekatan STEM diantaranya PJBL, STEM PJBL dan 5E. Contoh model
pembelajaran dapat dipelajari pada Unit pembelajaran dengan pendekatan STEM
yang merupakan naskah pedoman bagi guru dalam mempersiapkan pembelajaran
dengan pendekatan STEM mulai dari identifikasi topik pembelajaran melalui analisis
STEM pada kurikulum, identifikasi karakteristik pembelajaran STEM yang disajikan
dalam disain pembelajaran, konsep prasyarat, skenario pembelajaran sesuai model
yang dipilih, contoh penilaian dan lembar kerja siswa yang dapat diadopsi untuk
pembuatan RPP.

Pada materi ini Anda dapat mempelajari model-model pembelajaran IPA


menggunakan pendekatan STEM melalui kegiatan kajian unit pembelajaran,
melakukan uji coba model pembelajaran yang ada pada unit, terutama lembar kerja
siswanya. Setelah itu berikan masukan terhadap unit untuk penyempurnaaan agar
dapat diimplementasikan sesuai dengan kondisi sekolah.

Kompetensi :
 Memahami penerapan model-model pada pembelajaran STEM

Indikator
 Menjelaskan sintak model pembelajaran IPA dengan pendekatan STEM
 Mendeskripsikan penerapan Model PJBL, STEM PJBL dan 5E dalam
pembelajaran IPA
 Mempraktikan aktivitas pada unit pembelajaran STEM

54
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran BerbasisHO-
STEM
2.4.1

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN STEM

Model-model pembelajaran dengan pendekatan STEM diantara adalah model 5E,


PjBL, dan PjBL STEM. Berikut ini uraian tentang model PjBL, STEM PjBL, dan 5E.

A. Model Project based learning (PjBL), Lucas


Menurut George Lucas Educational Foundation (2005) Project based learning (PjBL)
adalah pendekatan pembelajaran yang dinamis di mana siswa secara aktif
mengeksplorasi masalah di dunia nyata, memberikan tantangan, dan memperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam. Saat ini penelitian dalam Project based learning
(PjBL) menunjukan bahwa projek dapat meningkatkan minat siswa dalam science,
technology, engineering, and math (STEM) karena dengan STEM melibatkan siswa
dalam pemecahan masalah secara otentik, kerjasama antar siswa, serta membangun
kemampuan untuk menciptakan solusi nyata (Fortus, Krajcikb, Dershimerb, Marx, &
Mamlok-Naamand, 2005).
Project Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Proyek adalah model
pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam suatu kegiatan (proyek) yang
menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa mulai dari merencanakan, membuat
rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan laporan
pelaksanaanya. Model pembelajaran ini menekankan pada proses pembelajaran
jangka panjang, terlibat secara langsung dengan berbagai isu dan persoalan
kehidupan sehari-hari, belajar bagaimana memahami dan menyelesaikan persoalan
nyata, bersifat interdisipliner, dan melibatkan siswa sebagai pelaku mulai dari
merancang, melaksanakan dan melaporkan hasil kegiatan (student centered). Sintak
model project based learning dapat dijelaskan sebagai berikut.

1 2 3
PENENTUAN PERTANYAAN MENYUSUN PERECANAAN
MENYUSUN JADWAL
MENDASAR PROYEK

6 5
4
EVALUASI MENGUJI HASIL
PENGALAMAN MONITORING

Gambar 1 Tahap-tahap Pelaksanaan project based learning

55
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Penjelasan sintak atau tahap-tahap project based learning sebagai berikut.
1) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat
memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas..
2) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project) Perencanaan
berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung
dalam menjawab pertanyaan esensial, dengacara mengintegrasikan
berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat
diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek antara lain: (1) membuat timeline menyelesaikan
proyek. 2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) peserta didik jika akan
merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik melaksanakan
proyek dan (5) peserta didik untuk membuat penjelasan pemilihan proyek
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project)
Monitoring dilakukan guru dengan menggunakan rubrik yang dapat merekam
keseluruhan aktivitas. Guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta
didik
5) Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian
standar, mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan
balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu
guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi
dilakukan baik secara individu maupun kelompok mengembangkan diskusi
dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada
akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
Catatan: penggunaan PjBL Lucas ketika digunakan dalam pembelajaran IPA berbasis
STEM hendaknya dipadukan dengan siklus engineering design process seperti yang
disajikan pada HO 2.2

56
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

B. Model Project based learning (PjBL) STEM, Laboy Rush


Model Project Based Learning (PjBL) merupakan model yang disarankan dalam
implementasi Kurikulum 2013, sedangkan STEM merupakan sebuah strategi
pembelajaran. Karakteristik dari STEM yaitu menekankan pada proses mendesain,
enjiniring atau merekayasa. Menurut (Capraro, et al, 2013) Design process adalah
pendekatan sistematis dalam mengembangkan solusi dari masalah dengan well
define outcome, yaitu menentukan solusi/proses terbaik dari ide-ide yang muncul.
Sintak model PjBL STEM dapat dijelaskan sebagai berikut.

Reflection Research Discovery

Communication Application

Berikut ini adalah deskripsi dari sintaks model pembelajaran PjBL STEM (Laboy-Rush,
2010)
Tahap 1. Reflection
Tujuan dari tahap pertama untuk membawa siswa ke dalam konteks masalah dan
memberikan inspirasi kepada siswa agar dapat segera mulai menyelidiki/investigasi
(Fortus, Krajcikb, Dershimerb, Marx, & Mamlok-Naamand, 2005). Fase ini juga
dimaksudkan untuk menghubungkan apa yang diketahui dan apa yang perlu
dipelajari (Diaz & King, 2007).
Tahap 2. Research
Tahap kedua adalah bentuk penelitian siswa. Guru memberikan pembelajaran sains,
memilih bacaan, atau metode lain untuk mengumpulkan sumber informasi yang
relevan (Fortus, Krajcikb, Dershimerb, Marx, & Mamlok-Naamand, 2005). Proses
belajar lebih banyak terjadi selama tahap ini, kemajuan belajar siswa
mengkonkritkan pemahaman abstrak dari masalah (Diaz & King, 2007). Selama fase
research, guru lebih sering membimbing diskusi untuk menentukan apakah siswa

57
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
telah mengembangkan pemahaman konseptual dan relevan berdasarkan proyek
(Satchwell & Loepp, 2002).
Tahap 3. Discovery
Tahap penemuan umumnya melibatkan proses menjembatani research dan
informasi yang diketahui dalam penyusunan proyek. Ketika siswa mulai belajar
mandiri dan menentukan apa yang masih belum diketahui (Satchwell & Loepp,
2002). Beberapa model dari STEM PjBL membagi siswa menjadi kelompok kecil
untuk menyajikan solusi yang mungkin untuk masalah, berkolaborasi, dan
membangun kerjasama antar teman dalam kelompok (Fortus, Krajcikb, Dershimerb,
Marx, & Mamlok-Naamand, 2005). Model lainnya menggunakan langkah ini dalam
mengembangkan kemampuan siswa dalam membangun habit of mind dari proses
merancang untuk mendesain (Diaz & King, 2007).
Tahap 4. Application
Pada tahap aplikasi tujuannya untuk menguji produk/solusi dalam memecahkan
masalah. Dalam beberapa kasus, siswa menguji produk yang dibuat dari ketentuan
yang ditetapkan sebelumnya, hasil yang diperoleh digunakan untuk memperbaiki
langkah sebelumnya (Diaz & King, 2007). Di model lain, pada tahapan ini siswa
belajar konteks yang lebih luas di luar STEM atau menghubungkan antara disiplin
bidang STEM (Satchwell & Loepp, 2002).
Tahap 5. Communication
Tahap akhir dalam setiap proyek dalam membuat produk/solusi dengan
mengkomunikasikan antar teman maupun lingkup kelas. Presentasi merupakan
langkah penting dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan
komunikasi dan kolaborasi maupun kemampuan untuk menerima dan menerapkan
umpan balik yang konstruktif (Diaz & King, 2007). Seringkali penilaian dilakukan
berdasarkan penyelesaian langkah akhir dari fase ini (Satchwell & Loepp, 2002).
5. Model 5E, Bybee
Tuntutan untuk karier yang sukses di abad 21 benar-benar berbeda dari pada abad
ke-20. Dengan kemajuan teknologi yang selalu berubah dan masalah baru yang
muncul, kita harus mempersiapkan siswa untuk pekerjaan dan tantangan yang
mungkin bahkan tidak ada untuk saat ini. Oleh karena itu, siswa harus dilengkapi
dengan keterampilan pemecahan masalah yang memungkinkan mereka untuk
secara sistematis mencari solusi dari masalah yang mereka hadapi. Selain itu,
Internet telah membuat informasi mudah dan cepat diakses, yang telah
menyebabkan pergeseran dari kebutuhan untuk menghafal menjadi belajar
bagaimana memperoleh informasi yang valid dan membuat informasi baru

58
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
berdasarkan hasil pengamatan dan analisis. Mesin juga telah mengurangi kebutuhan
akan tenaga kerja yang tidak terampil, sehingga penting bagi siswa kami untuk
mengetahui bagaimana menerapkan konsep daripada hanya memahami konsep.
Salah satu model pembelajaran yang banyak digunakan adalah model 5E (Bybee &
Landes, 1988), yang menyediakan urutan langkah-langkah pembelajaran yang
terstruktur. Tabel 1 merangkum langkah-langkah dari model 5E dan
menghubungkannya dengan langkah-langkah dalam Engineering Design Process.
Sintak model 5E dapat dijelaskan sebagai berikut.

Engagement Exploration Explanation

Elaboration/
Evaluation
Extension

Tabel 1. Kesesuaian Model 5E dengan Engineering Design Process

Tahapan pada 5E Engineering Design Process

Engagement Identify problem and constraints

Exploration Research; Ideate; Analyze ideas

Explanation Research; Ideate ; Analyze ideas

Elaboration/Extension Build and Communicate

Evaluation Test and refine; Reflect

Berikut ini adalah deskripsi dari sintaks model 5E yang terhubung dengan
langkah-langkah dalam Engineering Design Process.
Engagement-Identify problem and constraints

59
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Sebelum memperkenalkan proyek kepada siswa Anda, Anda harus menangkap
minat mereka ketika mendesain solusi untuk masalah. Sesi brainstorming
dalam kombinasi dengan diskusi kelas berdasarkan apa yang sudah diketahui
para siswa adalah cara yang bagus untuk memulai sebuah proyek. Pertanyaan
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan relevansi masalah desain
sangat penting. Saat ini, klip video, permainan peran, kunjungan lapangan,
atau menghadirkan pembicara tamu adalah metode efektif yang digunakan
untuk melibatkan siswa. Siswa biasanya lebih mudah berhubungan dengan
masalah ketika disajikan dengan alat-alat daripada melalui metode tradisional.
Selain itu, metode ini biasanya memenuhi sebagian besar gaya belajar.
Exploration-Research; Ideate; Analyze ideas
Selama tahap Research, kegiatan ini harus memodelkan tugas dunia nyata dan
didasarkan pada pembelajaran penemuan. Selama fase ini, tugas harus
dirancang agar siswa memiliki pengalaman umum agar mereka terus
merumuskan konsep, proses, dan keterampilan. Siswa harus
mempertimbangkan "gambaran besar" saat membuat dan
mengkomunikasikan desain mereka. Misalnya, keragaman budaya, masalah
lingkungan lokal, dan persyaratan hukum mungkin perlu dipertimbangkan.
Sepanjang proyek, guru harus terus menilai kemajuan siswa, memberikan
umpan balik, dan merayakan keberhasilan. Sangat penting untuk mengenali
dan mendorong pemikiran kreatif pada tahap ini.

Explanation-Research; Ideate; Analyze ideas


Selain memvalidasi data, asumsi, dan desain proyek, guru harus mengevaluasi
proses yang digunakan untuk melaksanakan proyek dan seberapa baik tim
proyek bekerja sama. Ketika guru menilai siswa, mereka harus memberikan
bimbingan jika diperlukan, tetapi penting bahwa guru tidak menetapkan
prosedur khusus untuk diikuti siswa. Seringkali, bimbingan terbaik datang
dalam bentuk pertanyaan terbuka yang diajukan guru kepada siswa.

Extension-Build; Communicate
Discovery learning atau pemecahan masalah melalui tugas Projek adalah
"keharusan" di setiap fase proses. Pengembangan prototipe oleh siswa
menyediakan koneksi nyata ke konsep sains dan matematika abstrak. Siswa
belajar baik ketika mereka memiliki kesempatan untuk memperoleh informasi

60
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
dalam konteks yang memungkinkan mereka untuk melihat bagaimana materi
berhubungan dengan dunia nyata (konkret).
Komponen kunci dari PBL adalah komunikasi tertulis dan lisan yang efektif dan
berkesinambungan. Siswa akan diminta untuk berkomunikasi baik kepada ahli
maupun awam. Selain itu, mereka juga harus berkomunikasi dalam tim,
sebagai tim, dan secara individual selama langkah-langkah yang berbeda dari
proses desain.

Evaluation-Test and refine; Reflect


Berdasarkan hasil pengujian, siswa akan memperbaiki solusi desain mereka.
Proses ini mengharuskan mereka menganalisis hasil berdasarkan kriteria
masalah dan tujuan. Dalam membandingkan hasil tes yang berbeda dengan
prediksi mereka, siswa harus berpikir kritis tentang kekuatan dan kelemahan
desain mereka. Ini adalah salah satu bagian paling penting dari proses
redesign. Tingkat pemahaman siswa cenderung meningkat ketika membuat
penemuan berdasarkan pengalaman unik mereka sendiri. Selain itu, siswa
harus didorong untuk mempertimbangkan:
- Bagaimana perubahan desain jika audiensi atau konteks berbeda?
- Bagaimana mengubah desain atau kriteria mempengaruhi solusi desain
akhir?
Siswa perlu didorong untuk meninjau kembali langkah-langkah sebelumnya,
seperti ide. Awalnya, siswa dapat menganggap ini sebagai langkah reverse
engineering. Guru harus menyadarkan dan memperkuat bahwa design process
adalah iteratif dan bukan jalan lurus melalui langkah-langkah dasar. Guru
bertanggung jawab untuk memberikan umpan balik selama semua fase proyek
dan harus meminta siswa untuk berkomunikasi sebanyak mungkin. Selain itu,
diskusi terbuka harus diizinkan setelah setiap presentasi untuk meninjau dan
memperluas informasi yang disajikan oleh masing-masing kelompok. Pada
setiap fase, tonggak atau poin perkembangan harus dinilai, dan keberhasilan
harus diapresiasi. Dengan demikian, evaluasi formatif dan sumatif harus
menjadi bagian dari proses. Penilaian formatif harus fokus pada proses desain
dan apakah siswa sadar akan keputusan yang dibuat dan memahami prinsip-
prinsip dasar yang diterapkan. Ketika tahap ini Guru harus meminta siswa
untuk:
- Menjelaskan prinsip-prinsip matematika dan sains yang digunakan dalam
pengembangan produk mereka.

61
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
- Membenarkan atau menjelaskan keputusan yang terkait dengan kendala
desain dan alternatif yang dianalisis selama proses desain.
- Diskusikan berbagai alternatif solusi dan seberapa baik mereka memenuhi
batasan desain yang dipilih.
- Evaluasi kemajuan mereka dalam menyelesaikan tugas proyek dan
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru.
Evaluasi diri dan diskusi ini tidak hanya memberikan dasar bagi penilaian formatif,
mereka juga dapat membimbing siswa untuk mengembangkan keterampilan
metakognisi secara eksplisit. Metakognisi adalah bagian penting dari semua proyek.
Itu harus dilakukan tanpa henti, dan semua refleksi harus didokumentasikan dengan
baik. Penting untuk mencerminkan secara individu dan dalam pengaturan tim.
Metakognisi juga penting bagi siswa untuk dilakukan pada akhir setiap fase proyek,
terutama pada akhir proyek. Mempertimbangkan apa yang mereka pelajari selama
proses desain, mereka harus mengidentifikasi perubahan apa yang akan mereka buat
tidak hanya untuk desain mereka tetapi juga dalam perjalanan mereka. Penilaian
sumatif mencakup evaluasi seberapa baik produk akhir memenuhi semua kriteria
masalah dan jika memenuhi semua batasan yang ditentukan.
Model PJBL, STEM PJBL dan 5E dapat dipilih dalam penyajian pembelajaran dengan
pendekatan STEM sesuai dengan karakteristik topik IPA yang akan dipelajari peserta
didik.
Berikut ini tahap-tahap pada model PJBL, STEM PJBL dan 5E
Tabel 2. EDP pada model PJBL, STEM PJBL dan 5E

No PjBL STEM PjBL


EDP 5E
(Laboy-Rush) ( Lucas )
1 Define Reflection (1) Start with essensial Engage (1)
problem question (1)
2 Background Research (2) Explore (2)
Design project (2,3)
research
3 Plan solution Discovery (3) Create schedule(3) Explain (3)
4 Make model Monitoring the Elaborate
Application
students and progress (4,5,6)
(4,5,6)
of project ( 2,3,4,5)
5 Communication Assess the outcome ( Evaluate (6,7)
Test model
(6,7) 5)
6 Reflect & Evaluation the
redesign experience ( 6,7)
7 Communicate

62
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

Daftar Pustaka

Bybee, R. W., & Landes, N. M. (1988) What research says about new science
curriculums (BSCS) Science and Children, 25, 35-39.
Capraro, et al. (2013). STEM Project-Based Learning : An Integrated Science,
Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) Approach (second ed).
Rotterdam : Sense Publishers
Diaz, D., & King, P. (2007). Adapting a Post-Secondary STEM Instructional Model to K-5
Mathematics Instruction. Clemson: Clemson University.
Fortus, D., Krajcikb, J., Dershimerb, R. C., Marx, R. W., & Mamlok-Naamand, R. (2005).
Design-based science and real-world problem solving. International Journal of
Science Education, 855–879.
George Lucas Educational Foundation. (2005). Instructional module project based
learning. [Online]. Diakses dari http://www.edutopia.org/modules/ pbl/project-
based-learning
Johnson, D. W., Johnson, R. T., & Smith, K. (1991). Active learning: Cooperation in the
college classroom. Edina, MN: Interaction Book.
Karplus, R., & Their, H. D. (1967). A new look at elementary school science. Chicago,
IL: Rand McNally.
Laboy-Rush, D. (2010). Integrated STEM education through project-based learning.
www.learning.com/stem/whitepaper/ integrated-STEM-through Project-based-
Learning.
Resnick, L. B. (1999). Making America smarter. Education Week Century Series. 18
(40), 38-40. Retrieved from http://www.edweek.org/ew/vol-18/40resnick.h18
Satchwell, R., & Loepp, F. L. (2002-Spring). Designing and Implementing an Integrated
Mathematics, Science, and Technology Curriculum for the Middle School.
Retrieved 2010-9-November from Journal of Industrial Teacher Education:
http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/JITE/v39n3/ satchwell.html.

63
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran BerbasisHO-
STEM
2.4. 2

UNIT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS STEM

Unit pembelajaran dengan pendekatan STEM merupakan naskah pedoman bagi guru
dalam mempersiapkan pembelajaran dengan pendekatan STEM mulai dari
identifikasi topik pembelajaran melalui analisis STEM pada kurikulum, identifikasi
karakteristik pembelajaran STEM yang disajikan dalam disain pembelajaran, konsep
prasyarat, skenario pembelajaran sesuai model yang dipilih, contoh penilaian dan
lembar kerja siswa yang dapat diadopsi untuk pembuatan RPP. Contoh unit
seutuhnya dicetak terpisah dengan modul ini.
Sistematika Unit

64
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Keterangan
I. Pendahuluan
A. Penjelasan Umum
Bagian ini menjelaskan tentang gambaran secara umum isi dari unit. Penjelasan
singkat tentang pembelajaran berbasis STEM serta tujuan dari pembelajaran
STEM dapat diberikan secara sekilas pada bagian ini.
B. Pembelajaran STEM pada topik (...... )
Bagian ini menjelaskan tentang bahasan topik yang dibahas pada unit dan
diuraikan menurut masing-masing ranah sains, teknologi, enjiniring dan
matematika
C. Deskripsi Unit Pembelajaran (.....)
Pada bagian ini dijelaskan kerangka isi yang menyusun unit pembelajaran
II. Pembelajaran dengan pendekatan STEM
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Kompetensi Dasar
Pada bagian ini dituliskan kompetensi dasar untuk ranah pengetahuan dan
keterampilan yang sesuai dengan topik STEM terpilih
2. Indikator Pencapaian Kompetensi
Pada bagian ini dituliskan rumusan indikator pencapaian kompetensi
sesuai dengan KD yang dipilih dan dituliskan sesuai dengan kriteria
penulisan indikator.
B. Tujuan Pembelajaran
Bagian ini mendeskripsikan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator
yang dirumuskan
C. Analisis Materi Pembelajaran STEM (S, T, E, M)
Pada bagian ini diidentifikasi proses pembelajaran yang sesuai pada keempat
ranah sains, teknologi, rekayasa, dan matematika

Sains Teknologi
1. Faktual,:......... ....................
2. .... ..............................

Enjiniring Matematika
.................... ....................
.............................. ..............................

D. D

65
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

D. Disain Pembelajaran
Disain pembelajaran menggambarkan secara umum tentang konsep esensial, model
pembelajaran, Scientific dan Enginering Practice serta Crosscutting Concept yang
digunakandalam penyajian pembelajaran suatu topik dengan pendekatan STEM ,
disajikan dalam tabel.

Scientific dan
Topik Konsep Deskripsi STEM Project Crosscutting
Enginering
Materi Esensial Based Learning Concept
Practice

E. Kemampuan Prasyarat
Bagian ini menjelaskan kemampuan yang harus dimiliki sebelumnya baik oleh guru
maupun peserta didik sebelum melaksanakan pembelajaran STEM pada topik
terpilih.
F. Pengembangan Keterampilan Abad 21
Bagian ini menjelaskan tentang keterampilan abad 21 yang dilatihkan pada
pembelajaran
G. Pengembangan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Bagian ini menjelaskan tentang nilai-nilai PPK yang dilatihkan pada pembelajaran
H. Skenario Pembelajaran
1. Pendekatan, Model dan Metode
Pada bagian ini tuliskan pendekatan, model pembelajaran, dan metode yang
digunakan dalam pembelajaran STEM pada topik terpilih
a. Pendekatan : STEM Education
b. Model : STEM Project Based Learning (Reflection, Research,
Discovery, Application ,Communication)
c. Metode : Eksperimen, Diskusi, penugasan

66
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
2. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran diuraikan untuk masing-masing pertemuan kelas
kedalam kegiatan pembelajaran, sintak pada model pembelajaran PjBL STEM,
deskripsi kegiatan, serta alokasi waktu yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah
pertemuan yang sudah ditentukan.

Pertemuan ke-1
Kegiatan Sintak Model Deskripsi Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran waktu
Pendahuluan Reflection, Deskrisikan kegiatan
guru dan siswa mulai
dari pendahuluan sd
penutup sesuai dengan
Kegiatan Inti Research, ciri kegiatan belajar dg
pendekatan STEM

Discovery,

Application ,

Penutup Communication

Pertemuan ke-2
.......................................................

Pertemuan ke-3
.......................................................
I. Sumber Belajar
Bagian ini menyajikan sumber belajar yang digunakan sebagai referensi dalam
pembelajaran STEM pada topik terpilih
J. Alat dan Bahan
Bagian ini menyajikan keperluan alat dan bahan yang digunakan sebagai referensi
dalam pembelajaran STEM pada topik terpilih

67
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

III. Penilaian Pembelajaran


Pada bagian ini diidentifikasi teknik dan bentuk penilaian yang digunakan dalam
melihat ketercapaian KD berdasarkan IPK yang telah dirumuskan serta Instrumen
penilaian yang digunakan juga disajikan pada bagian ini.

IV. DAFTAR PUSTAKA


Bagian ini menyajikan berbagai referensi yang digunakan dalam menyusun unit
sesuai dengan kaidah penulisan daftar pustaka
V. LAMPIRAN
1. Lembar Kerja Siswa ( sesuai dengan tujuan, indikator dan deskripsi kegiatan)
2. Petunjuk Guru (Tips: Teknologi, K3, pengelolaan kelas) jika diperlukan sesuai
dengan materi pembelajaran

68
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
LK- 2.4.1

KAJIAN UNIT PEMBELAJARAN

Tujuan: Setelah mengkaji unit pembelajaran STEM pada topik IPA yang telah
dikembangkan diharapkan SEAQIS Anda dapat memahami penerapan
pendekatan STEM dalam pembelajaran IPA menggunakan model
pembelajaran PJBL atau 5E

Langkah Kegiatan:
1) Siapkan unit pembelajaran berbasis STEM
2) Kajilah seluruh komponen unit pembelajaran mulai bagian pendahuluan,
pedoman guru dan lampiran melalui kegiatan diskusi kelompok terpumpun
menggunakan format-format berikut!
3) Berikan tanggapan dan saran perbaikan untuk unit yang Anda dan kelompok
Anda kaji untuk kesempurnaan unit pembelajaran

Kajian Unit Pembelajaran

Nama Unit Pembelajaran:..................................................


Mata Pelajaran: ..........................................................
Kelas/Semester:................................................
Tim Pengkaji:
No Nama Asal Sekolah

1. Komponen Unit Pembelajaran


Deskripsikan secara singkat komponen-komponen yang ada pada unit pembelajaran

1) Pendahuluan:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..................................................................................

69
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
2) Pembelajaran dengan Pendekatan STEM:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

3) Penilaian:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

4) Lampiran:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

2. Analisis STEM
Deskripsikan dengan singkat kompetensi yang diharapkan pada masing-masing
domain sains, teknologi, rekayasa, dan matematika.

Sains Teknologi
............................................................ ...................................................................
............................................................ ...................................................................
............................................................ ...................................................................
............................................................ ...................................................................
............................................................ ...................................................................

Enjiniring Matematika
............................................................ ...................................................................
............................................................ ...................................................................
............................................................ ...................................................................
............................................................ ...................................................................
............................................................ ...................................................................
......... .....

70
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
3. Tahapan PjBL STEM dan Pengalaman Belajar pada setiap tahapan

Deskripsikan dengan singkat pengalaman belajar/kegiatan belajar peserta didik pada


setiap tahapan PjBL STEM pada format berikut

*Catatan: tahapan pembelajaran menyesuaikan dengan model yang digunakan

Tahapan Pengalaman Belajar


1. Reflection (Refleksi) .......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
2. Research (Penelitian) .......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
3. Discovery (Penemuan) .......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
...................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
4. Application (Penerapan) .......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
5. Communcation .......................................................................................
(Komunikasi) .......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................

71
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
4. Deskripsi hasil Kajian Unit Pembelajaran STEM

Deskripsikan dengan singkat mengenai hasil kajian meliputi kesesuaian indikator


dengan langkah-langkah pembelajaran pada tahapan model, lembar kerja, penilaian
atau hal-hal penting lainnya

Contoh Format

Indikator Aspek Deskripsi hasil Kajian


.......................... Langkah
.......................... pembelajaran .............................................................................
.......................... pada tahapan ............................................
......................... model

Lembar Kerja .............................................................................


Siswa ............................................

Penilaian .............................................................................
............................................

Saran dan Rekomendasi

Saran:
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
.....................................................................

Rekomendasi:
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
.....................................................................

72
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis LK-2.4.2
STEM

Aktivitas Pembelajaran dengan Pendekatan STEM

Tujuan : Setelah mempelajari skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa pada
unit pembelajaran STEM diharapkan Anda dapat memahami aktivitas
siswa pada pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran dengan
pendekatan STEM yang dipandu dengan lembar kerja siswa.

Langkah Kegiatan:
1) Siapkan unit pembelajaran berbasis STEM
2) Kerjakan aktivitas STEM sesuai dengan lembar kerja siswa yang akan disajikan
dalam pembelajaran , baik kegiatan diskusi maupun praktikum
3) Laporkan hasil kegiatan dan temuan-temuan untuk catatan guru.

Format laporan

Lembar Kegiatan 1

Judul:

Hasil Kerja:

Lembar Kegiatan 2.

Judul:

Hasil Kerja:

Temuan-temuan untuk catatan guru pada saat membimbing peserta didik melakukan
aktivitas

73
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Materi Bimtek 2.5

Penilaian Pembelajaran Berbasis STEM

Pengantar
Dalam konteks pendidikan dasar dan menengah, pendidikan STEM bertujuan
mengembangkan peserta didik yang STEM literate (Bybee, 2013), dan memiliki
pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk mengidentifikasi pertanyaan dan
masalah dalam situasi kehidupannya, menjelaskan fenomena alam, mendesain, serta
menarik kesimpulan berdasar bukti mengenai isu-isu terkait STEM. Keterampilan yang
harus dimiliki diantaranya berpikir kritis, berkreasi dan berinovasi, oleh karena itu di
dalam pembelajaran harus dilatihkan keterampian berpikir tingkat tinggi atau
”Higher Order Thinking Skill” (HOTS).
Pada materi ini Anda diharapkan dapat mempelajari dan mengembangkan instrumen
penilaian untuk pengetahuan kategori HOTS, sikap dan pengetahuan sesuai dengan
pembelajaran STEM

Kompetensi :
Mengembangkan instrumen penilaian pembelajaran dengan pendekatan STEM

Indikator
 Menjelaskan penilaian HOTS pembelajaran IPA
 Mengembangkan instrumen penilaian pengetahuan berbasis STEM
 Mengembangkan instrumen penilaian keterampilan berbasis STEM

74
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
HO-2.5

PENILAIAN PEMBELAJARAN BERBASIS STEM

Hasil belajar peserta didik merupakan hasil penilaian yang berhubungan dengan
informasi peserta didik dan pembelajarannya. Penilaian itu sendiri merupakan proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik. Sedangkan pembelajaran merupakan proses interaksi yang
direncanakan antara peserta didik dengan peserta didik lainnya, dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Penilaian autentik (authentic assesment) atau bisa juga disebut penilaian berbasis
kinerja menurut sebagian besar pendidik sangatlah membuang waktu dan energi
karena perlu membuat rancangan penilaian terlebih dahulu. Padahal dengan adanya
rancangan penilaian yang baik, pendidik dapat melakukan penilaian yang konsisten
terhadap peserta didik dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

Pengertian Penilaian
Penilaian berdasarkan fungsinya sering dibedakan dalam dua kelompok yaitu
penilaian sumatif, yang berfungsi sebagai penilaian dalam mengukur tingkat
pencapaian peserta didik pada suatu periode waktu tertentu; dan formatif, yang yang
berfungsi sebagai umpan balik terhadap kemajuan belajar peserta didik dan perbaikan
proses pembelajaran.
Berdasarkan fungsinya tersebut, penilaian dapat dilakukan melalui pendekatan
sebagai berikut:
1. Assessment of Learning
Assessment of learning pada dasarnya adalah penilaian sumatif, yaitu penilaian
terhadap apa yang telah dicapai peserta didik. Selama ini assessment of
learning paling dominan dilakukan oleh pendidik dibandingkan assessment for
learning dan assessment as learning, karena penilaian ini dilakukan pada
waktu tertentu misalnya tengah semester, akhir semester, kenaikan kelas, dan
akhir suatu jenjang pendidikan.
2. Assesment for Learning
Assesment for learning pada dasarnya adalah penilaian formatif, yaitu
penilaian yang dilakukan untuk mengidentifikasi kesulitan yang mungkin
dihadapi peserta didik dan menemukan cara atau strategi untuk membantu
peserta didik sehingga lebih mudah memahami dan membuat pembelajaran

75
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
menjadi efektif. Metode yang digunakan biasanya yang dapat menunjukkan
secara jelas pemahaman atau penguasaan dan kelemahan peserta didik
terhadap suatu materi.

3. Assesment as Learning
Assesment as learning pada dasarnya adalah penilaian formatif, yaitu penilaian
yang menekankan pada keterlibatan peserta didik untuk secara aktif berpikir
mengenai proses belajar dan hasil belajarnya sehingga berkembang menjadi
pembelajar yang mandiri (independent learner).

(Sumber: www.etec.ctlt.ubc.ca)
Gambar 1 Piramida Pendekatan Penilaian
Penilaian merupakan istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa
digunakan untuk menilai kinerja peserta didik dalam pembelajaran. Sedangkan
autentik sendiri menurut KBBI adalah dapat dipercaya, asli, tulen atau sah.
Menurut Jon Mueller (2006) penilaian autentik merupakan suatu bentuk penilaian
yang para peserta didiknya diminta untuk menampilkan tugas pada situasi yang
sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan
pengetahuan esensial yang bermakna. Sedangkan penilaian autentik menurut
Pusat Kurikulum–Kemdikbud (2009) adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan
dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik dengan menerapkan
prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat,
dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran dan mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta
didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring,
dan lain-lain. Peserta didik dapat menunjukkan kompetensi mereka karena fokus
pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual.
Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana

76
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum
mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. Atas dasar itu, guru dapat
mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa
pula kegiatan remedial harus dilakukan. Biasanya penilaian autentik ada tugas bagi
peserta didik untuk menampilkan kinerjanya dan rubrik yang akan digunakan untuk
menilai penampilan peserta didik tersebut.

Prinsip-prinsip Penilaian
Prinsip-prinsip penilaian pada Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut
(Kemendikbud, 2016).
a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur;
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender;
d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik
mencakup semua aspek kompetensi dan dengan menggunakan berbagai
teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan
peserta didik;
g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku;
h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan;
i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.

77
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Jenis-jenis Penilaian
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap terdiri atas penilaian utama yang diperoleh dari hasil observasi
harian yang ditulis didalam jurnal harian dan penilaian penunjang yang diperoleh
dari penilaian diri dan penilaian antarteman, hasilnya dapat jadikan sebagai alat
konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik. Pada penilaian sikap
diasumsikan bahwa setiap peserta didik memiliki perilaku yang baik. Perilaku
menonjol (sangat baik atau perlu bimbingan) yang dijumpai selama proses
pembelajaran ditulis dalam jurnal atau catatan pendidik. Apabila tidak ada
catatan perlu bimbingan di dalam jurnal, peserta didik tersebut dikategorikan
berperilaku sangat baik.
a. Observasi
Observasi merupakan penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung menggunakan
format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Asumsinya
setiap peserta didik pada dasarnya berperilaku baik sehingga yang perlu dicatat
hanya perilaku yang sangat baik (positif) atau kurang baik (negatif) yang muncul
dari peserta didik. Catatan hal-hal sangat baik (positif) digunakan untuk
menguatkan perilaku positif, sedangkan perilaku kurang baik (negatif) digunakan
untuk pembinaan. Langkah-langkah dalam melakukan penilaian sikap melalui
observasi menurut Kunandar (2014) meliputi:
1) Menyampaikan kompetensi sikap yang perlu dicapai, kriteria penilaian dan
indikator capaian sikap kepada peserta didik;
2) Melakukan pengamatan tampilan peserta didik selama pembelajaran di kelas
atau selama sikap ditampilkan;
3) Melakukan pencatatan tampilan sikap peserta didik;
4) Membandingkan tampilan sikap peserta didik dengan rubrik penilaian;
5) Menentukan tingkat capaian sikap peserta didik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian sikap dengan
teknik observasi:
1) Jurnal digunakan oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas selama
periode satu semester;
2) Jurnal oleh guru mata pelajaran dibuat untuk seluruh peserta didik yang
mengikuti mata pelajarannya. Jurnal oleh guru BK dibuat untuk semua peserta
didik yang menjadi tanggung jawab bimbingannya, dan jurnal oleh wali kelas

78
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
digunakan untuk satu kelas yang menjadi tanggung jawabnya;
3) Hasil observasi guru mata pelajaran dan guru BK dibahas dalam rapat dewan guru
dan selanjutnya wali kelas membuat predikat dan deskripsi sikap setiap peserta
didik di kelasnya;
4) Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas
pada butir-butir sikap (perilaku) yang hendak ditumbuhkan melalui pembelajaran
yang saat itu sedang berlangsung sebagaimana dirancang dalam RPP, tetapi dapat
mencakup butir-butir sikap lainnya yang ditanamkan dalam semester itu, jika
butir-butir sikap tersebut muncul/ditunjukkan oleh peserta didik melalui
perilakunya;
5) Catatan dalam jurnal dilakukan selama satu semester sehingga ada kemungkinan
dalam satu hari perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik muncul lebih dari
satu kali atau tidak muncul sama sekali;
6) Perilaku peserta didik selain sangat baik atau kurang baik tidak perlu dicatat dan
dianggap peserta didik tersebut menunjukkan perilaku baik atau sesuai dengan
norma yang diharapkan.

b. Jurnal
Jurnal catatan guru merupakan catatan guru di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan
dengan sikap dan perilaku. Langkah-langkah dalam melaksanakan penilaian sikap
melalui jurnal menurut Kunandar (2014) meliputi:
1) Mengamati perilaku peserta didik;
2) Membuat catatan sikap dan perilaku peserta didik;
3) Mencatat tampilan peserta didik sesuai dengan indikator;
4) Mencatat sesuai urutan waktu kejadian dengan membubuhkan tanggal setiap
tampilan peserta didik;
5) Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik.

c. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan penilaian dengan cara meminta peserta didik
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Langkah-langkah dalam melakukan penilaian sikap melalui penilaian diri
menurut Kunandar (2014) meliputi:
1) Menyampaikan kriteria penilaian kepada peserta didik;
2) Membagikan format penilaian diri kepada peserta didik;
3) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.

79
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

d. Penilaian Antar Teman


Penilaian antar teman merupakan penilaian dengan cara meminta peserta didik
saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Langkah-
langkah melakukan penilaian sikap melalui penilaian antar teman menurut Kunandar
(2014) meliputi:
1) Menyampaikan kriteria penilaian dan membagikan format penilaian antar teman
kepada peserta didik;
2) Menyamakan persepsi setiap indikator yang akan dinilai;
3) Menentukan penilai untuk setiap peserta didik, satu peserta didik sebaiknya
dinilai beberapa teman lainnya;
4) Meminta peserta didik melakukan penilaian terhadap sikap temannya pada
lembar penilaian;
5) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan mengacu pada kaidah-kaidah penulisan
soal.

2. Penilaian Pengetahuan
a. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya secara tertulis, berupa pilihan
ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Langkah-langkah melakukan
tes tulis menurut jenjangnya (Kemendikbud, 2016) adalah sebagai berikut:
1) Melakukan analisis KD sesuai dengan muatan pelajaran;
2) Menetapkan tujuan penilaian;
3) Menyusun kisi-kisi soal sesuai dengan KD yang akan menjadi pedoman dalam
penulisan soal;
4) Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang digunakan;
5) Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan.
b. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan, perintah, kuis yang diberikan pendidik
secara lisan dan peserta didik merespons pertanyaan tersebut secara lisan. Jawaban
tes lisan dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf. Tes lisan bertujuan
menumbuhkan sikap berani berpendapat, mengecek penguasaan pengetahuan
(assessment of learning) untuk perbaikan pembelajaran (asessment for learning),
percaya diri, dan kemampuan berkomunikasi secara efektif. Tes lisan juga dapat

80
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
digunakan untuk melihat ketertarikan peserta didik terhadap materi yang diajarkan
dan motivasi peserta didik dalam belajar (assessment as learning). Adapun langkah-
langkah pelaksanaan tes lisan meliputi (Kemendikbud, 2016):
1) Melakukan analisis KD;
2) Menyusun kisi-kisi soal sesuai dengan KD yang akan menjadi pedoman dalam
pembuatan pertanyaan, perintah yang harus dijawab peserta didik secara lisan.;
3) Membuat pertanyaan atau perintah yang akan disampaikan secara lisan;
4) Menyusun pedoman penilaian;
5) Memberikan tindak lanjut hasil tes lisan.
c. Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur
pengetahuan dan memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan
pengetahuan. Penugasan yang berfungsi untuk penilaian dilakukan setelah proses
pembelajaran (assessment of learning). Sedangkan penugasan sebagai metode
penugasan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan yang diberikan sebelum
dan/atau selama proses pembelajaran (assessment for learning). Tugas dapat
dikerjakan baik secara individu maupun kelompok sesuai karakteristik tugas yang
diberikan, yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di luar sekolah.

3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai kemampuan
peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu.
Keterampilan dalam Kurikulum 2013 meliputi keterampilan abstrak (berpikir) dan
keterampilan konkret (kinestetik). Kaitannya dalam pemenuhan kompetensi,
penilaian keterampilan merupakan penilaian untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik terhadap kompetensi dasar pada KI-4. Penilaian ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah pengetahuan (KD pada KI-3) yang sudah
dikuasai peserta didik dapat digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sesungguhnya (real life). Penilaian keterampilan dapat dilakukan
dengan berbagai teknik antara lain:
a. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja (performance assessment) adalah penilaian yang menuntut peserta
didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam
berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Pada penilaian

81
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
kinerja, penekanannya dapat dilakukan pada produk atau proses. Penilaian kinerja
yang menekankan pada produk disebut penilaian produk, misalnya poster, puisi,
kerajinan dan sebagainya. Sedangkan penilaian kinerja yang menekankan pada
proses disebut penilaian praktik, misalnya bermain sepak bola, memainkan alat
musik, menyanyi, melakukan pengamatan menggunakan mikroskop, menari, bermain
peran, membaca puisi dan sebagainya. Cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja
adalah sebagai berikut (Kemendikbud, 2013).
1) Daftar cek (checklist);
2) Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records);
3) Skala penilaian (rating scale);
4) Memori atau ingatan (memory approach)
b. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa rangkaian
kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, dan
pelaporan/penyajian data. Ada 4 (empat) hal yang perlu dipertimbangkan pada
penilaian proyek yaitu (Kemendikbud, 2016):
1) Kemampuan pengelolaan yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik,
mencari informasi, mengelola waktu pengumpulan data, dan penulisan laporan
yang dilaksanakan secara kelompok.
2) Relevansi yaitu kesesuaian tugas proyek dengan muatan mata pelajaran.
3) Keaslian yaitu proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karya
sendiri di bawah bimbingan pendidik.
4) Inovasi dan kreativitas yaitu hasil penilaian proyek yang dilakukan peserta didik
terdapat unsur-unsur kebaruan dan menemukan sesuatu yang berbeda dari
biasanya.

c. Penilain Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan dokumen yang berisi hasil penilaian, penghargaan,
dan karya peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan
(reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu. Pada akhir periode portofolio
tersebut dinilai oleh pendidik bersama-sama dengan peserta didik dan selanjutnya
diserahkan kepada guru pada kelas berikutnya dan orang tua sebagai bukti otentik
perkembangan peserta didik. Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan
langkah-langkah seperti berikut ini (Kemendikbud, 2013).

82
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
1) Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio
2) Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan
dibuat
3) Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan
guru menyusun portofolio pembelajaran
4) Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang
sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya
5) Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu
6) Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen
portofolio yang dihasilkan
7) Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.

Adapun karya peserta didik yang dapat dijadikan dokumen portofolio, antara lain
berupa karangan, puisi, surat, gambar/lukisan, dan komposisi musik. Secara lebih
spesifik, bentuk portofolio dapat berupa:
1) File folder yang bisa digunakan untuk menyimpan berbagai hasil karya terkait
dengan produk seni (gambar, kerajinan tangan, dan sebagainya).
2) Album berisi foto, video, audio.
3) Stopmap/bantex berisi tugas-tugas dan tulisan (karangan, catatan) dan
sebagainya.
4) Buku peserta didik yang disusun berdasarkan Kurikulum 2013, juga dapat
merupakan portofolio peserta didik.

Langkah-langkah Menciptakan Penilaian


Menurut Nuryani Y. Rustaman (2006), langkah-langkah menciptakan penilaian
autentik adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi standar
Standar biasanya merupakan satu pernyataan singkat yang harus diketahui
atau mampu dilakukan peserta didik pada poin tertentu. Standar harus ditulis
dengan jelas, operasional, tidak ambigu dan rancu, tidak terlalu luas atau
terlalu sempit, mengarahkan pembelajaran dan melakukan penilaian.
Rumusan standar hendaknya dapat diobservasi dan dapat diukur. Contoh:
Peserta didik mampu menjumlah luas 2 buah segitiga sama kaki angka dengan
benar.

83
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
2. Memilih suatu tugas auntentik
Pemilihan tugas autentik berdasarkan kajian standar yang telah dibuat dan
kajian kenyataan (dunia) yang sesungguhnya. Misalkan daripada meminta
peserta didik menyelesaikan soal FPB, lebih baik peserta didik diberikan tugas
membuat parsel dari 24 botol sirup, 40 kaleng biskuit dan 72 buah minyak
goreng 1 liter.
3. Mengidentifikasi kriteria untuk tugas
Kriteria merupakan indikator-indikator dari kinerja yang baik pada tugas.
Sebaiknya diperhatikan apakah indikator-indikator tersebut memerlukan
urutan (sekuensial) seperti melakukan pengamatan dengan mikroskop atau
tidak seperti dalam matematika. Kriteria yang baik memiliki karakteristik
antara lain:
a. dinyatakan dengan jelas dan singkat;
b. pernyataan tingkah laku yang dapat diamati;
c. ditulis dalam bahasa yang dipahami.
Sedangkan jumlah kriteria untuk sebuah tugas perlu memperhatikan hal-hal
berikut ini.
a. batasi jumlah kriteria, hanya pada unsur-unsur yang esensial dari suatu
tugas (antara 3-4, dibawah 10);
b. tidak pelu mengukur setiap detil tugas;
c. kriteria yang jumlah sedikit untuk tugas-tugas yang lebih kecil atau
sederhana.
Contoh:
a. Tuliskan tiga kriteria bagi seorang petugas laboratorium yang baik
b. Tuliskan empat kriteria presentasi lisan yang baik
4. Menciptakan standar kriteria atau rubrik
a. Menyiapkan suatu rubrik analitis
Dalam rubrik tidak selalu diperlukan deskriptor yang merupakan
karakteristik perilaku yang terkait dengan level-level tertentu, seperti
observasi mendalam, prediksinya beralasan, kesimpulannya berdasarkan
hasil observasi.

84
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
b. Menyiapkan suatu rubrik yang holistik
Dalam rubrik holistik dilakukan pertimbangan seberapa baik seseorang
telah menampilkan tugasnya dengan mempertimbangkan kriteria secara
keseluruhan.
c. Mencek rubrik yang telah dibuat
Sebaiknya meminta kepada rekan kerja sesama guru untuk mereviu atau
meminta siswa mengenai kejelasan rubrik. Masukan dari mereka dapat
digunakan untuk memperbaiki standar yang telah disiapkan. Rubrik
tersebut juga perlu dicek apakah dapat dikelola dengan mudah dengan
membayangkan penampilan atau kinerja peserta didik ketika sedang
melakukannya.

Prosedur Penilaian pada Kurikulum 2013


Prosedur penilaian menurut Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang standar
penilaian adalah sebagai berikut:
1. Penilaian Sikap
Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a. mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran;
b. mencatat perilaku peserta didik dengan menggunakan lembar
observasi/pengamatan;
c. menindaklanjuti hasil pengamatan; dan
d. mendeskripsikan perilaku peserta didik
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a. menyusun perencanaan penilaian;
b. mengembangkan instrumen penilaian;
c. melaksanakan penilaian;
d. memanfaatkan hasil penilaian; dan
e. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi.

85
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
3. Penilain Keterampilan
Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a. menyusun perencanaan penilaian;
b. mengembangkan instrumen penilaian;
c. melaksanakan penilaian;
d. memanfaatkan hasil penilaian; dan
e. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi.

Instrumen Penilaian
Pendidik dituntut untuk mampu membuat dan mengembangkan instrumen
penilaian yang baik untuk mengukur kemampuan hasil belajar peserta didik
yang objektif dan proporsional dengan menggunakan pendekatan
assessment as learning, for learning, dan of learning. Instrumen penilaian
adalah alat yang disusun dan digunakan untuk mengumpulkan dan mengolah
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik
(Kemendikbud, 2016).
1. Instrumen Penilaian Sikap
Penyusunan instrumen penilaian sikap dilakukan berdasarkan KI-1 dan KI-2.
Pendidik merencanakan dan menetapkan sikap yang akan dinilai dalam
pembelajaran sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, penilaian sikap
lebih ditujukan untuk membina perilaku dalam rangka pembentukan karakter
peserta didik.
a. Sikap Spiritual
Kompetensi sikap spiritual (KI-1) yang akan diamati adalah menerima,
menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
Contoh sikap pada KI-1 adalah sebagai berikut (Kemendikbud, 2016):
Sikap Indikator
Ketaatan beribabdah  perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya
 mau mengajak teman seagamanya untuk
melakukan ibadah bersama
 mengikuti kegiatan keagamaan yang
diselenggarakan sekolah

86
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Sikap Indikator
 melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama,
misalnya: shalat dan puasa
 merayakan hari besar agama
 melaksanakan ibadah tepat waktu
Berperilaku syukur  mengakui kebesaran Tuhan dalam menciptakan
alam semesta
 menjaga kelestarian alam, tidak merusak tanaman
 tidak mengeluh
 selalu merasa gembira dalam segala hal
 tidak berkecil hati dengan keadaannya
 suka memberi atau menolong sesama
 selalu berterima kasih bila menerima pertolongan
 menerima perbedaan karakteristik sebagai
anugerah Tuhan
 selalu menerima penugasan dengan sikap terbuka
 berterima kasih atas pemberian orang lain
Berdoa sebelum dan  berdoa sebelum dan sesudah belajar
sesudah melakukan  berdoa sebelum dan sesudah makan
kegiatan  mengajak teman berdoa saat memulai kegiatan
 mengingatkan teman untuk selalu berdoa
Toleransi dalam  tindakan yang menghargai perbedaan dalam
beribadah beribadah
 menghormati teman yang berbeda agama
 berteman tanpa membedakan agama
 tidak mengganggu teman yang sedang
beribadah
 menghormati hari besar keagamaan lain
 tidak menjelekkan ajaran agama lain.

b. Sikap Sosial
Kompetensi sikap sosial (KI-2) yang akan diamati mencakup perilaku antara
lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.
Contoh sikap pada KI-2 adalah sebagai berikut (Kemendikbud, 2016):

87
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Sikap Indikator

• tidak berbohong
Jujur
• tidak mencontek
• mengerjakan sendiri tugas yang diberikan
merupakan perilaku yang pendidik, tanpa menjiplak tugas orang lain
didasarkan pada upaya • mengerjakan soal penilaian tanpa mencontek
• mengatakan dengan sesungguhnya apa yang
menjadikan dirinya
terjadi atau yang dialaminya dalam kehidupan
sebagai orang yang selalu sehari-hari
dapat dipercaya, selaras • mau mengakui kesalahan atau kekeliruan
• mengembalikan barang yang dipinjam atau
dalam perkataan dan ditemukan
tindakan • mengemukakan pendapat sesuai dengan apa
yang diyakininya, walaupun berbeda dengan
pendapat teman
• mengemukakan ketidaknyamanan belajar yang
dirasakannya di sekolah
• membuat laporan kegiatan kelas secara terbuka
(transparan)

• mengikuti peraturan yang ada di sekolah


Disiplin
• tertib dalam melaksanakan tugas
• hadir di sekolah tepat waktu
merupakan tindakan yang • masuk kelas tepat waktu
menunjukkan perilaku • memakai pakaian seragam lengkap dan rapi
• tertib mentaati peraturan sekolah
tertib dan patuh pada
• melaksanakan piket kebersihan kelas
berbagai ketentuan dan • mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah tepat
peraturan waktu
• mengerjakan tugas/pekerjaan rumah dengan
baik
• membagi waktu belajar dan bermain dengan baik
• mengambil dan mengembalikan peralatan
belajar pada tempatnya
• tidak pernah terlambat masuk kelas.


Pendidik menyiapkan format penilaian sikap yang digunakan untuk mencatat hasil
pengamatan. Format penilaian sikap ini dibuat sedemikian rupa agar proses penilaian
sikap dapat dilakukan secara mudah dan praktis.
Contoh format penilaian sikap ditunjukkan pada tabel berikut:

88
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
a. Jurnal

Tabel 1 Contoh Lembar Jurnal Harian

Nama Satuan Pendidikan : _________________________


Tahun pelajaran : ____________ / ___________
Kelas/Semester : ___________ / ____________
Mata Pelajaran : __________________________

Nama Catatan Perilaku Butir Tindak Lanjut


No Tanggal
Peserta Sikap
1. 23 April 2018 Raden
Didik Meninggalkan Tanggung Dipanggil untuk
laboratorium tanpa Jawab membersihkan meja
membersihkan meja dan alat bahan yang
dan alat bahan yang sudah dipakai.
sudah dipakai. Dilakukan
2. 24 April 2018 Ableh Tidak mengumpulkan Dispilin pembinaan.
Ditanya apa
tugas alasannya tidak
mengumpulkan
tugas, agar
selanjutnya selalu
3. 25 April 2018 Menik Menyajikan hasil Percaya mengumpulkan
Diberi apresiasi/
diskusi kelompok dan Diri tugas.
pujian. Ditingkatkan
menjawab sanggahan
kelompok lain dengan
tegas menggunakan
argumentasi yang logis
4. … … …
dan relevan … …

b. Penilaian Diri
Tabel 2 Contoh Lembar Penilaian Diri

Nama : ___________________
Kelas : ___________________
Semester : ___________________
Petunjuk Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan
keadaan sebenarnya

89
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas.
2 Saya tidak mengganggu teman yang beragama
lain ketika berdoa sesuai agamanya.
3. Saya berani mengakui kesalahan saya.
4. Saya menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu.
5. Saya menghargai pendapat orang lain
6. Saya mengembalikan barang yang saya pinjam.
7. Saya meminta maaf jika saya melakukan kesalahan.
8. Saya datang ke sekolah tepat waktu.
9 Saya mencium tangan orangtua sebelum berangkat
... sekolah
...

c. Penilaian Antar Teman

Tabel 3 Contoh Lembar Penilaian Antar Teman Model Ya atau Tidak


Petunjuk
1. Amati perilaku 2 orang temanmu selama mengikuti kegiatan kelompok.
2. Isilah kolom yang tersedia dengan tanda cek (√) jika temanmu menunjukkan
perilaku yang sesuai dengan pernyataan untuk indikator yang kamu amati atau
tanda strip (-) jika temanmu tidak menunjukkan perilaku tersebut.
3. Serahkan hasil pengamatan kepada Bapak/Ibu guru.
Nama Teman : 1. _______________________
2. _______________________
Nama Penilai : ________________________
Kelas/Semester : ____________ / _____________

No Pernyataan/Indikator Pengamatan Teman 1 Teman 2


1 Teman saya mengajukan pertanyaan dengan sopan
2 Teman saya mengerjakan kegiatan sesuai pembagian tugas
dalam kelompok
3 Teman saya mengemukakan ide untuk menyelesaikan

4 masalah
Teman saya memaksa kelompok untuk menerima usulnya

5 Teman saya menyela pembicaraan teman kelompok


6 Teman saya menjawab pertanyaan yang diajukan teman lain

90
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
No Pernyataan/Indikator Pengamatan Teman 1 Teman 2
7 Teman saya menertawakan pendapat teman yang aneh
8 Teman saya melaksanakan kesepakatan kelompok meskipun
tidak sesuai dengan pendapatnya

Laporan penilaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk


predikat (sangat baik, baik, cukup, atau kurang) dan dilengkapi dengan
deskripsi.
2. Instrumen Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan harus mengacu kepada pemetaan kompetensi dasar
yang berasal dari KI-3 pada periode tertentu. Soal disusun berdasarkan pada
indikator yang telah ditetapkan pada setiap muatan mata pelajaran.
a. Penilaian pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan;
b. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi
pedoman penskoran;
c. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan;
d. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
a. substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
b. konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan; dan
c. penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik.

91
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Daftar Pustaka:
Atherton J S. (2011). Learning and Teaching; Bloom's taxonomy
http://honolulu.hawaii.edu/intranet/committees/FacDevCom/guidebk/teachtip/quest
ype. htm TYPES OF QUESTIONS BASED ON BLOOM'S TAXONOMY lats update mei
2011
http://eduscapes.com/tap/topic69.htm Critical and Creative Thinking - Bloom's
Taxonomy
Liliasari & Muh.Tawil. ( 2013). Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam
Pembelajaran IPA. Badan Penerbit UMN. Makasar.
National Commite. (1996). National Science Educations Standards. Washington.
National Academic Press
Kendikbud. ( 2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah . Jakarta
Kendikbud. ( 2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta
Kendikbud. ( 2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah. Jakarta
Paul & Elder . ( 2004). The Nature and Function of Critical & Creative Thinking,
www.cricalthinking.org.
Poppy. K Devi ( 2010), Penilaian ”Higher Order Thinking Skill” pada Pembelajaran IPA,
BERMUTU, PPPPTK IPA- Kemdikbud. Jakarta

92
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran BerbasisHO-2.5.2
STEM

PENILAIAN ”HIGHER ORDER THINKING SKILL” PADA PEMBELAJARAN IPA

Keterampilan Belajar dan Berinovasi di Abad 21 meliputi: berpikir kritis dan


mengatasi masalah, komunikasi dan kolaborasi, kreativitas dan inovasi. Untuk
mempersiapkan peserta didik tingkat SMA dalam menghadapi keterampilan hidup
dan berkarir Abad 21, di dalam pembelajaran harus dilatihkan keterampian berpikir
tingkat tinggi. Keterampilan berpikir terdiri dari keterampilan berpikir tingkat dasar
atau Lower Order Thinking Skill (LOTS) dan berpikir tingkat tinggi atau ”Higher
Order Thinking Skill” (HOTS). LOTS meliputi keterampilan menghubungkan sebab
akibat, mentransformasi, menemukan hubungan, dan memberikan kualifikasi.
Sementara itu, HOTS meliputi berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir
kreatif. HOTS atau meliputi keterampilan pemecahan masalah, membuat keputusan,
berpikir kritis, dan berpikir kreatif (Presseisen dalam Costa, 1985).
Diantara proses berpikir tingkat tinggi di atas salah satu yang digunakan dalam
pembentukan sistem konseptual adalah berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis
sangat diperlukan pada zaman perkembangan IPTEK sekarang ini karena selain hasil-
hasil IPTEK yang dapat dinikmati saat ini, ternyata timbul beberapa dampak yang
membuat masalah bagi manusia dan lingkungannya. Para peneliti pendidikan
menjelaskan bahwa belajar berpikir kritis tidak langsung seperti belajar suatu materi
pada umumnya, tetapi belajar bagaimana cara mengaitkan berpikir kritis secara
efektif dalam dirinya ( Beyer dalam Costa ,1985). Salah satu cara melatih peserta didik
untuk berpikir tingkat tinggi di dalam pembelajaran IPA maupun lainnya diantaranya
melalui pemecahan soal-soal HOTS dengan menggunakan tiga level tertinggi dari
ranah kognitif pada taksonomi Bloom, yaitu analisis, sintesis, dan evaluasi. Menurut
Krathwohl (2002) dalam A revision of Bloom's Taxonomy, HOTS atau berada pada
level menanalisis, mengevaluasi dan mengkreasi.
Kompetensi guru pada Permendiknas nomor 16 Tahun 2007 dalam dimensi
pedagogik adalah dapat menyelenggarakan penilaian, evaluasi proses dan hasil
belajar, dengan kompetensi inti mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi
proses dan hasil belajar. Instrumen penilaian pengetahuan untuk HOTS dalam
pembelajaran IPA dapat berbetuk soal-soal yang mengukur pencapaian hasil belajar
IPA dalam level menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi. Hal ini sesuai dengan
pembelajaran IPA yang sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry)
untuk menumbuhkan keterampilan berpikir. Untuk meningkatkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi pada peserta didik pada pembelajaran dapat disajikan melalui
pemberian pertanyaan atau soal-soal, perberian masalah atau kasus dengan bantuan
instrumen yang sesuai.

93
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Soal-soal untuk pengujian ini dapat dibuat dalam bentuk soal pilihan ganda maupun
uraian. Teknik penulisan soal HOTS secara umum hampir sama dengan teknik
penulisan soal-soal pada umumnya. Namun, karena peserta didik diuji pada tahap
berpikir menganalisis , mengevaluasi dan mengkreasi , pada soal HOTS harus ada
komponen yang dapat dianalisis, dievaluasi dan yang dikreasikan. Komponen ini di
dalam soal dikenal dengan istilah stimulus. Stimulus dalam soal-soal IPA dapat berupa
data hasil percobaan, grafik, gambar suatu fenomena atau deskripsi singkat suatu
fenomena.

1. “Higher Order Thinking Skill” (HOTS)


“Higher Order Thinking Skills” (HOTS) atau keterampilan berpikir tingkat tinggi dibagi
menjadi empat kelompok, yaitu pemecahan masalah, membuat keputusan, berpikir
kritis, dan berpikir kreatif (Presseisen dalam Costa, 1985). Dalam pembentukan sistem
konseptual IPA, proses berpikir tingkat tinggi yang biasa digunakan adalah berpikir
kritis.Keterampilan berpikir kritis sangat diperlukan pada zaman perkembangan IPTEK
sekarang ini, sebab saat ini selain hasil-hasil IPTEK yang dapat dinikmati, ternyata
timbul beberapa dampak yang membuat masalah bagi manusia dan lingkungannya.
Para peneliti pendidikan menjelaskan bahwa belajar berpikir kritis tidak langsung
seperti belajar suatu materi pada umumnya, tetapi belajar bagaimana cara
mengkaitkan berpikir kritis secara efektif dalam dirinya (Beyer dalam Costa,1985).
Maksudnya masing-masing keterampilan berpikir kritis digunakan untuk memecahkan
masalah yang saling berkaitan satu sama lain.
Indikator keterampilan berpikir kritis dibagi menjadi lima kelompok (Ennis dalam
Costa, 1985), yaitu memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan
dasar, menyimpulkan, membuat penjelasan lebih lanjut serta mengatur strategi dan
taktik. Keterampilan pada kelima kelompok berpikir kritis ini dirinci lagi sebagai
berikut. 1). Memberikan penjelasan sederhana terdiri atas keterampilan
memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab
pertanyaan, 2). Membangun keterampilan dasar terdiri atas menyesuaikan dengan
sumber, mengamati dan melaporkan hasil observasi, 3). Menyimpulkan terdiri atas
keterampilan mempertimbangkan kesimpulan, melakukan generalisasi dan
melakukan evaluasi, 4). Membuat penjelasan lanjut terdiri atas mengartikan istilah
dan membuat definisi, 5). Mengatur strategi dan taktik terdiri atas menentukan suatu
tindakan dan berinteraksi dengan orang lain dan berkomunikasi. Keterampilan
berpikir peserta didik dapat dilatihkan melalui suatu kegiatan antara lain peserta didik
diberikan suatu masalah yang harus dipecahkan, pertanyaan-pertanyaan level
berpikir tingkat tinggi atau kasus.

94
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
2. Taksonomi Bloom
Penilaian hasil belajar sudah biasa dilakukan oleh guru terutama penilaian
pengetahuan atau ranah kognitif taksonomi Bloom. Biasanya penulisan ranah kognitif
untuk tahap pengetahuan disingkat C1, tahap pemahaman disingkat C2, tahap
pnerapan disingkat C3, tahap analisis disingkat C4, tahap sintesis disingkat C5, dan
tahap evaluasi disingkat C6. Ranah taksonomi Bloom sejak tahun 2001 sebenarnya
sudah direvisi oleh Anderson, LW. & Krathwohl, D.R., tetapi pada penerapannya di
lapangan umumnya masih menggunakan ranah kognitif taksonomi Bloom yang lama.
Perbedaan taksonomi Bloom lama dengan yang baru menurut Anderson, LW. &
Krathwohl, D.R. dalam Atherton J S. (2011), tertera pada Tabel 1. berikut ini.
Tabel 1 Taksonomi Bloom Lama dan Taksonomi Bloom Revisi
”Higher Order Thinking Skill” ”Higher Order Thinking Skill”
(HOTS) (HOTS)
Evaluation Creating
Synthesis Evaluating
Analysis Analysing
Application Applying
Comprehension Understanding
Knowledge Remembering
“Lower Order Thinking Skill” “Lower Order Thinking Skill”
( LOTS) ( LOTS)

Perbedaan taksonomi lama dengan yang baru tersebut salah satunya adalah terletak
pada tahap kognitif sintesis. Pada taksonomi hasil revisi tahap sintesis digabung
dengan tahap analisis. Tambahan tahap kognitif pada taksonomi Bloom revisi adalah
mencipta atau mengkreasi yang berasal dari creating. Tahap evaluasi menjadi urutan
kelima, sedangkan urutan keenam adalah creating, sehingga ranah tertinggi adalah
mencipta atau mengkreasikan. Perbedaan yang kedua adalah pada proses kognitif
paling rendah yaitu pengetahuan atau knowledge diubah menjadi mengingat yang
berasal dari remember. Dalam hal ini, ada peningkatan dalam proses kognitif yaitu
peserta didik tidak dituntut untuk mengetahui suatu konsep saja tetapi harus sampai
mengingat konsep yang dipelajarinya.
Perbedaan lainnya adalah pada taksonomi Bloom revisi kata kerjanya lebih
operasional.
Menurut Krathwohl (2002) dalam A revision of Bloom's Taxonomy: an overview -
Theory Into Practice menyatakan bahwa indikator untuk mengukur kemampuan
berpikir tingkat

95
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
tinggi meliputi menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi.
a. Menganalisis
• Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan
informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau
hubungannya
• Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebua
skenario yang rumit.
• Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan

b. Mengevaluasi
• Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dan metodologi dengan
menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai
efektivitas atau manfaatnya.
• Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian
• Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan
c. Mengkreasi
• Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu
• Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah
• Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur baru yang
belum pernah ada sebelumnya

Kata kerja operasional pada taksonomi Bloom revisi tertera pada Tabel ....

Tabel .. Kata Kerja Operasional pada ranah kognitif Taksonomi Bloom Revisi
Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Mengevaluasi Mengkreasi

mengurutkan menafsirkan melaksanakanm menguraikan menyusun- merancang


menjelaskan meringkas enggunakanme membandingkan hipotesis membangun
mengidentifi- mengklasifi- njalankan mengorganisir mengkritik merencanakan
kasi kasikan melakukan menyusun ulang memprediksi memproduksi
menamai membanding- mempraktekan mengubah- menilai menemukan
menempatkan kan memilih struktur menguji membaharui
mengulangi menjelaskan menyusun mengkerangkakan membenarkan menyempurnakan
menemukan- membeberkan memulai menyusun- menyalahkan memperkuat
kembali menyelesaikan outline memperindah
mendeteksi mengintegrasikan menggubah
membedakan
menyamakan

96
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
3. Pengembangan Soal HOTS
Pengembangan soal HOTS memerlukan berbagai kriteria, baik dari segi bentuk soal
maupun konten materi subyeknya. Permendikbud no 24 tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan tingkat SMA yaitu peserta didik “ Memiliki pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, serta
kawasan regional dan internasional” . Oleh karena itu pengembangan soal selain
mengacu pada taksonomi Bloom, juga tetap harus mengacu pada indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari Kompetensi Dasar.
Contoh Kompetensi Dasar yang harus dicapai melalui tahap-tahap berpikir tingkat
tinggi, tertera pada tabel berikut.

Tabel 2. Contoh Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Keterampilan

Kelas KD Pengetahuan KD Keterampilan

VII 3.4 Menganalisis konsep suhu, pemuaian,


kalor, perpindahan kalor, dan 4.4 Melakukan percobaan untuk
penerapannya dalam kehidupan menyelidiki pengaruh kalor
sehari-hari termasuk mekanisme terhadap suhu dan wujud benda
menjaga kestabilan suhu tubuh pada serta perpindahan kalor
manusia dan hewan

VIII 3.1 Menganalisis gerak pada makhluk 4.1 Menyajikan karya tentang
hidup, sistem gerak pada manusia, berbagai gangguan pada sistem
dan upaya menjaga kesehatan sistem gerak, serta upaya menjaga
gerak
IX 3.10 Menganalisis komponen-komponen 4.10 Menyajikan karya yang
ekosistem dan interaksi antar menunjukkan interaksi antar
komponen tersebut komponen ekosistem (jaring-
jaring makanan, siklus
Biogeokimia)

Teknik penulisan soal-soal HOTS, baik yang berbentuk pilihan ganda atau uraian,
secara umum sama dengan penulisan soal tingkat rendah, tetapi ada beberapa ciri
yang membedakannya diantaranya pada soal diajikan dulu stimulus.

Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman oleh para penulis soal untuk
menulis butir soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi. Caranya yaitu materi yang
akan ditanyakan diukur dengan perilaku sesuai dengan ranah pada HOTS. Setiap

97
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
pertanyaan diberikan dasar pertanyaan (stimulus) dan soal dapat mengukur
kemampuan berpikir kritis. Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut berpikir
tingkat tinggi, setiap butir soal selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang
berbentuk sumber/bahan bacaan, seperti teks bacaan, paragrap, teks drama,
penggalan novel/cerita/dongeng, puisi, kasus, gambar, grafik, foto, rumus, tabel,
daftar kata/simbol, contoh, peta, film, atau suara yang direkam.
Selain pengembangan soal HOTS pada berdasarkan ranah kognitif pada taksonomi
Bloom. kemampuan berpikir kritis juga dapat dijadikan dasar dalam menulis soal
HOTS
1). Menfokuskan pada pertanyaan
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah masalah/problem, aturan, kartun, atau
eksperimen dan hasilnya; peserta didik dapat menentukan masalah utama,
kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas, kebenaran argumen atau
kesimpulan.
2). Menganalisis argumen
Contoh indikator soal: Disajikan deskripsi sebuah situasi atau satu/dua
argumentasi; peserta didik dapat: (1) menyimpulkan argumentasi secara cepat,
(2) memberikan alasan yang mendukung argumen yang disajikan, (3) memberikan
alasan tidak mendukung argumen yang disajikan.
3). Mempertimbangkan yang dapat dipercaya
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah teks argumentasi, iklan, atau eksperimen
dan interpretasinya; peserta didik menentukan bagian yang dapat
dipertimbangan untuk dapat dipercaya (atau tidak dapat dipercaya), serta
memberikan alasannya.
4). Mempertimbangkan laporan observasi
Contoh indikator soal: Disajikan deskripsi konteks, laporan observasi, atau
laporan observer/reporter; peserta didik dapat mempercayai atau tidak terhadap
laporan itu dan memberikan alasannya.
5). Membandingkan kesimpulan
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada
peserta didik adalah benar dan pilihannya terdiri atas: (1) satu kesimpulan yang
benar dan logis, (2) dua atau lebih kesimpulan yang benar dan logis; peserta didik
dapat membandingkan kesimpulan yang sesuai dengan pernyataan yang disajikan
atau kesimpulan yang harus diikuti.
6). Menentukan kesimpulan
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada
peserta didik adalah benar dan satu kemungkinan kesimpulan; peserta didik

98
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
dapat menentukan kesimpulan yang ada itu benar atau tidak, dan memberikan
alasannya.
7). Mempertimbangkan kemampuan induksi
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan, informasi/data, dan
beberapa kemungkinan kesimpulan; peserta didik dapat menentukan sebuah
kesimpulan yang tepat dan memberikan alasannya.
8). Menilai
Contoh indikatornya: Disajikan deskripsi sebuah situasi, pernyataan masalah, dan
kemungkinan penyelesaian masalahnya; peserta didik dapat menentukan: (1)
solusi yang positif dan negatif, (2) solusi mana yang paling tepat untuk
memecahkan masalah yang disajikan, dan dapat memberikan alasannya.
9). Mendefinisikan Konsep
Contoh indikator soal: Disajikan pernyataan situasi dan argumentasi/naskah;
peserta didik dapat mendefinisikan konsep yang dinyatakan.
10). Mendefinisikan asumsi
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah argumentasi, beberapa pilihan yang
implisit di dalam asumsi; peserta didik dapat menentukan sebuah pilihan yang
tepat sesuai dengan asumsi.

11) Mendeskripsikan
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah teks persuasif, percakapan, iklan, segmen
dari video klip; peserta didik dapat mendeskripsikan pernyataan yang dihilangkan.
Untuk menguji keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal untuk menilai hasil
belajar dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik menjawab soal melalui
proses berpikir yang sesuai dengan kata kerja operasional dalam taksonomi Bloom.

4. Contoh Soal Pengetahuan kategori HOTS


Untuk menerapkan beberapa teori tentang pengembangan soal HOTS ke dalam
pembelajaran, berikut ini contoh soal model HOTS dalam bentuk pilihan ganda.

99
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

Contoh Soal HOTS Pilihan Ganda

Topik : Pengukuran dasar


Indikator : Disajikan grafik hubungan waktu dengan jarak,
peserta didik dapat menentukan jarak atau
waktu yang digunakan berdasarkan data grafik
Kata kerja operasional : Menganalisis dan menyimpulkan
Soal :
Grafik berikut menunjukkan perjalanan Tristan menggunakan sepeda dari
rumahnya ke rumah temannya.

Jarak (km)

Waktu (menit)

1. Berapa km jarak dari rumah Tristan ke rumah temannya?


A. 2
B. 5
C. 9
D. 18
2. Diperjalanan Tristan berhenti untuk istirahat, berapa lama dia beristirahat?
A. 1.0 menit
B. 1.5 menit
C. 2.0 menit
D. 9,0 menit
3. Diantara waktu yang mana kecepatan perjalanan Tristan?
A. 0.0 – 9.0 menit
B. 9.0 – 10.5 menit
C. 10.5 – 15.0 menit
D. 15 .0 – 18.0 menit

100
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

Topik : Fotosintesis
Indikator : Disajikan gambar percobaan fotosintesis,
peserta didik dapat menentukan percobaan
yang tepat
Kata kerja operasional : Membandingkan, menafsirkan dan
menyimpulkan

101
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Soal:
Empat orang peserta didik yang bernama Juli, Poppy, Parmin dan Anang
menyelidiki apakah tanaman membutuhkan cahaya untuk bertahan hidup.
Masing-masing menanam tanaman yang sama dalam kondisi yang berbeda
seperti yang tertera pada gambar berikut.

Juli Poppy

Semua tanaman disimpan dalam Semua tanaman disimpan dalam


keadaan gelap sepanjang waktu cahaya normal di siang hari

Parmin Anang

Sebagian tanaman disimpan dalam


keadaan gelap sepanjang waktu Sebagian tanaman disimpan dalam
cahaya normal di siang hari

Sebagian tanaman disimpan dalam


cahaya normal di siang hari Sebagian tanaman disimpan dalam
cahaya buatan
Diantara ke empat peserta didik, siapa yang melakukan percobaan dengan
variabel kontrol yang tepat?
A. Juli
B. Poppy
C. Parmin
D. Anang

102
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Topik : Campuran
Indikator : Disajikan data resep pembuatan dua macam
produk campuran peserta didik dapat menentukan
cara-cara yang tepat sesuai dengan produk yang
diinginkan
Kata kerja operasional : Menyeleksi dan mengkombinasikan
Soal:
Pada tabel di bawah ini terdapat dua resep cara membuat kosmetik sendiri yaitu
lipstik dan lipglos. Lipstik lebih keras dibandingkan dengan lipgloss, lipglosbiasanya
lebih lembut dan bertekstur seperti krim.
Lipglos Lipstik
Bahan: Bahan:
5 g castor oil 5 g castor oil
0,2 g beeswax ( lilin lebah) 1 g beeswax ( lilin lebah)
0,2 g palm wax ( lilin minyak kelapa) 1 g palm wax ( lilin minyak kelapa)
1 sendok teh pewarna 1 sendok teh pewarna
1 tetes perasa makanan 1 tetes perasa makanan
Cara membuat: Cara membuat:
Panaskan castor oil, beeswax, dan palm Panaskan castor oil, beeswax, dan palm
wax dalam sebuah wadah yang wax dalam sebuah wadah yang
terendam dalam air panas sampai terendam dalam air panas sampai
membentuk campuran yang merata. membentuk campuran yang merata.
Kemudian tambahkan pewarna dan Kemudian tambahkan pewarna dan
perasa makanan, aduk sampai merata. perasa makanan, aduk sampai merata.
1. Dalam pembuatan lipglos dan lipstik, minyak dan lilin dicampur bersamaan.
Kemudian ditambahkan zat pewarna dan perasa.
Lipstik yang dibuat menggunakan resep ini keras dan tidak mudah digunakan.
Bahan mana yang komposisinya akan kamu ubah untuk membuat lipstik yang
lebih lembut?
A. Menambah jumlah beeswax
B. Menambah palmwax
C. Menambah castor oil
D. Menambah bahan perasa
2. Minyak dan lilin merupakan zat yang dapat bercampur dengan baik. Minyak tidak
dapat dicampur dengan air, dan lilin juga tidak larut di dalam air.Manakah dari
pernyataan berikut ini yang paling mungkin terjadi bila air dalam jumlah yang
cukup banyak terpercik ke dalam adonan lipstik ketika sedang dipanaskan?

103
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

A. Akan dihasilkan campuran yang lebih lembut dan bertekstur seperti krim.
B. Campuran akan menjadi lebih padat.
C. Campuran tidak akan berubah sama sekali.
D. Gumpalan-gumpalan lemak dari campuran akan mengapung di atas air.

Contoh Soal Uraian

Topik : Pengukuran
Indikator : Disajikan data percobaan, peserta didik dapat
menjelaskan variabel pada percobaan,
membuat kesimpulan dan memprediksi
berdasarkan data percobaan
Kata kerja operasional : Membandingkan, menafsirkan, memperjelas,
dan memprediksi
Soal :
Sekelompok peserta didik ingin menyelidiki seberapa cepat dua material yang
berbeda dapat menyerap dan melepaskan energi panas. Mereka merancang
model eksperimen sederhana seperti yang tertera pada gambar. Bola lampu atau
bohlam dinyalakan pada awal penyelidikan, dan dimatikan setelah 10 menit.

Bohlam

Termometer

Cawan Penguap

Pasir kering Air

104
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

Data yang diperoleh peserta didik dicatat pada kolom pengamatan berikut.
Waktu Temperatur( oC)
menit) Pasir kering Air
Bohlam menyala 0 20.0 20.0
2 21.0 20.5
4 22.0 21.0
6 23.0 21.5
8 24.0 22.0
10 25.0 22.5

Bohlam mati 12 26.0 23.0


14 27.0 23.0
16 27.0 23.0
18 26.5 23.0
20 26.0 23.0

a. Tentukan dua variabel yang sama pada kedua eksperimen tersebut

……………………………………………………………………………..
Gambarkan grafik untuk penelitian pada pasir

Temperatur (º C)

Waktu (Menit)

b. Buatlah kesimpulan dari kecenderungan gambar grafik


…………………………………………………..………………………...

c. Gunakan grafik untuk memprediksi temperatur pasir setelah bohlam


dimatikan selama 20 menit

………………………………………………………………………………

105
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

Soal HOTS dapat dikembangkan pada setiap mata pelajaran IPA (aspek Kimia, Fisika
dan Biologi), sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dicapai. Penyajian soal HOTS
tidak hanya disajikan pada saat ulangan saja tetapi dilatihkan pada saat pembelajaran,
contohnya di dalam lembar kerja untuk eksperimen maupun diskusi.

DAFTAR PUSTAKA
Atherton J S. (2011). Learning and Teaching; Bloom's taxonomy
BBC. Home. (2009). Science. Ks3. http://www. bbc.co.uk/schools/ks3 bitesize/ science
BSNP. ( 2006). Pengembangan Penilaian. Jakarta . Depdiknas
http://honolulu.hawaii.edu/intranet/committees/FacDevCom/guidebk/teachtip/quest
ype.htm TYPES OF QUESTIONS BASED ON BLOOM'S TAXONOMY lats update mei 2011
http://eduscapes.com/tap/topic69.htm Critical and Creative Thinking - Bloom's
Taxonomy
Paul & Elder . ( 2004). The Nature and Function of Critical & Creative Thinking,
www.cricalthinking.org.
National Commite. (1996). National Science Educations Standards. Washington.
National Academic Press
PISA RELEASED ITEMS - SCIENCE 2006. OECD. PISA( Programe for International
Student Assessment
School Certificate Test. Science . 2006 BOARD OF STUDIES, New South Wales

106
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran BerbasisLK-STEM
2. 5. 1

Penilaian Pengetahuan Pembelajaran Berbasis STEM

Tujuan : Setelah mempelajari pengembangan penilaian pembelajaran kategori HOTS,


diharapkan Anda dapat mengembangkan soal HOTS bagi pembelajaran IPA
dengan pendekatan STEM

Langkah Kegiatan:
1. Siapkan dokumen kurikulum, buku teks mata pelajaran
2. Buatlah contoh soal HOTS untuk topik terpilih hasil analisis STEM mengacu
pada kisi-kisi UN/USBN 2017 atau 2018
3. Gunakan format kartu soal

Format Kartu Soal

Kartu Soal Pilihan Berganda (PG)

KARTU SOAL
Jenjang Sekolah : ......................
Mata Pelajaran : ................
Kelas : .....................

Kompetensi Dasar : .................


Topik : ..........................
Indikator Soal : ........................
Level Kognitif : ............

BAGIAN SOAL DISINI

Kunci Jawaban/Pembahasan :

107
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Kartu Soal Bentuk Uraian

KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran : ................
Kelas : .....................

Kompetensi Dasar : .................


Topik : ..........................
Indikator Soal : ........................
Level Kognitif : ............

BAGIAN SOAL DISINI

Pedoman Penskoran

No. Uraian Jawaban/Kata Kunci Skor

Total Skor

Keterangan:
Soal ini termasuk soal HOTS karena:
1. .....................................
2. .....................................

108
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran BerbasisLK-
STEM
2. 5.2

Penilaian Sikap dan Keterampilan Pembelajaran Berbasis STEM

Tujuan : Setelah mempelajari pengembangan penilaian pembelajaran , diharapkan


Anda dapat mengembangkan instrumen penilaian keterampilan bagi
pembelajaran IPA dengan pendekatan STEM

Langkah Kegiatan:
1. Siapkan dokumen kurikulum, buku teks mata pelajaran, dan skenario
pembelajaran STEM
2. Buatlah instrumen penilaian keterampilan sesuai dengan indikator yang akan
dicapai berikut rubrik penilaiannya.

Format Penilaian

Format:
Identitas Materi
Kompetensi : ……………………………….....................................................
Dasar ………………………………...................................................
……………………………….....................................................
Topik/Materi : ………………………………...................................................
Sub Topik/Sub : ...........................................................................................
Materi

1. Instrumen Penilaian Sikap

a. Observasi

b. Penilaian Diri

c. Antar Peserta Didik

109
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
2. Instrumen Penilaian Keterampilan
Indikator:
..........................................................................................................................
.........................................................................................................................

a. Tes Praktik

b. Tes Proyek
- Proyek

- Produk

110
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

Materi Bimtek 2.6


PENGEMBANGAN RPP DENGAN PENDEKATAN STEM

Pengantar
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Sistematika RPP untuk materi dengan pendekatan STEM
secara umum sesuai dengan aturan kebijakan yang berlaku, tetapi skenario
pembelajarannya sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran berbasis STEM
yakni model STEMPJBL, PJBL dan 5E.
Pada materi ini Anda akan berlatih menyusun RPP dengan pendekatan STEM.

Kompetensi Dasar:
 Menyusun RPP dengan pendekatan STEM.

Indikator
 Merumuskan tujuan pembelajaran sesuai KD dan IPK
 Mengidentifikasi materi esensial sesuai STEM
 Menentukan kemampuan prasyarat bagi topik pembelajaran STEM
 Menyusun skenario dan lembar kerja sesuai pembelajaran dengan pendekatan
STEM
 Menentukan keterampilan abad 21 dan PPK yang dikembangkan melalui
Pembelajaran STEM

111
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
HO- 2. 6

PENYUSUNAN RPP DENGAN PENDEKATAN STEM


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang
dilaksanakan kali pertemuan atau lebih.
A. Komponen RPP
Komponen RPP terdiri atas:
1. identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2. identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3. kelas/semester;
4. materi pokok;
5. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
6. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
7. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
8. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi;
9. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
10. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
11. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar,
atau sumber belajar lain yang relevan;

112
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
12. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup; dan
13. penilaian hasil pembelajaran.

B. Prinsip Penyusunan RPP


Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat
intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi,
gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,
norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
2. Partisipasi aktif peserta didik.
3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis,
dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

C. Sistematika RPP
Sistematika RPP selalu berkembang dan berubah-ubah sesuai kebijakan yang berlaku,
tetapi prinsip-prinsip pengembangannya tidak terlalu berbeda. Contoh sistematika
RPP pada Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

113
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Identitas
1. Sekolah :
2. Mata pelajaran :
3. Kelas/Semester :
4. Materi Pokok:
5. Alokasi Waktu:

B. Kompetensi Inti (KI)


[disajikan Deskripsi Rumusan KI-1 dan KI-2 seperti yang dinyatakan dalam
Kompetensi inti dan kompetensi dasar pelajaran]
KI 3:
KI 4:

C. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KD 3 KD 4

Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi

D. Tujuan Pembelajaran ( Karakter diintegrasikan dalam deskripsi tujuan)


Pertemuan 1:
.................................................................................................................
Pertemuan 2:
.................................................................................................................

E. Materi Pembelajaran
(disajikan materi pokok saja, rincian materi setiap pertemuan dinyatakan dalam
Lampiran)

F. Pendekatan/ Model/Metode Pembelajaran

114
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
G. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran
H. Sumber Belajar
I. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (...JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
[disajikan garis besar alur berpikir pembelajaran secara lengkap, materi rinci
pembelajaran dimuat pada Lampiran Materi Pembelajaran Pertemuan 1
c. Kegiatan Penutup
2. Pertemuan Kedua: (...JP)
Kegiatan Pendahuluan
a. Kegiatan Inti [disajikan garis besar alur berpikir pembelajaransecara lengkap,
materi rinci pembelajaran dimuat pada Lampiran Materi Pembelajaran
Pertemuan 2]
b. Kegiatan Penutup
3. Pertemuan seterusnya.

J. Penilaian
1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan/Jurnal
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis/Lisan/Penugasan*)
c. Penilaian Keterampilan : Praktik/Produk/Portofolio/Projek*)
*) coret yang tidak perlu
2. Bentuk Penilaian:
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
c. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
d. Portofolio : penilaian laporan
3. Instrumen Penilaian (terlampir)

Mengetahui : ……………, ……….. 2017


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

…………………………… ………….………………………
NIP …………………….. NIP ……………………………

LAMPIRAN :
1. Bahan ajar
2. Instrumen Penilaian

115
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
.

LK-2.6
Penyusunan RPP

Tujuan : Pada kegiatan ini diharapkan Anda menyususn RPP berbasis STEM

Langkah Kegiatan:
1. Siapkan dokumen kurikulum, buku teks mata pelajaran dan petunjuk pengembangan
RPP
2. Buatlah RPP untuk topik IPA terpilih hasil analisis STEM mengacu pedoman
penyusunan RPP yang berlaku

FORMAT RPP
A. Identitas
1. Sekolah : …………………………………..
2. Mata Pelajaran : …………………………………..
3. Kelas/Semester : …………………………………..
4. Materi Pokok : …………………………………..
5. Alokasi Waktu : …………………………………..

B. Kompetensi Inti (KI)


.......................................................................................................................................................
...........................................................
C. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KD 3 KD 4

Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi

D. Tujuan Pembelajaran
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………

116
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

E. Materi Pembelajaran
 …………………………………………………………………………………………………………………………....

 …………………………………………………………………………………………………………………………....

 …………………………………………………………………………………………………………………………....

F. Pendekatan/ Model/Metode Pembelajaran


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………....

G. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………

H. Sumber Belajar
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………

I. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama (.... JP)


No Tahap Kegiatan Estimasi
Waktu
1 Pendahuluan ……………………………………………………………………
.……………………………………………………………………
.……………………………………………………………………

2 Inti ……………………………………………………………………
. ……………………………………………………………………
. ……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
. ……………………………………………………………………

3 Penutup ……………………………………………………………………
. ……………………………………………………………………
. ……………………………………………………………………

117
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

Pertemuan kedua (.... JP)

No Tahap Kegiatan Karakter Estimasi Waktu

1 Pendahuluan ……………………………………………………………………
.……………………………………………………………………
2 Inti ……………………………………………………………………
. ……………………………………………………………………
. ……………………………………………………………………
3 Penutup ……………………………………………………………………
. ……………………………………………………………………

Dst
J. Penilaian
1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan/Jurnal
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis/Lisan/Penugasan*)
c. Penilaian Keterampilan : Praktik/Produk/Portofolio/Projek*)
*) coret yang tidak perlu
2. Bentuk Penilaian:
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
c. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
d. Portofolio : penilaian laporan

3. Instrumen Penilaian (terlampir)

Mengetahui : ……………, ……….. 2018


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

…………………………… ………….………………………
NIP …………………….. NIP ……………………………

LAMPIRAN :
1. Bahan ajar

2. Instrumen Penilaian

118
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

FORMAT PENELAAHAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Materi Pelajaran: ___________________________


Topik/Tema: _______________________________
Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom
tersebut! Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda!
Komponen/ Bobot Hasil Penelaahan dan Skor
No Catatan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 2 3
Tidak Kurang Sudah
A. Identitas Mata Pelajaran
Ada Lengkap Lengkap
1. Satuan pendidikan, Mata pelajaran/tema,
kelas/ semester dan Alokasi waktu.
B. Pemilihan Kompetensi Tidak Kurang Sudah
Ada/ Lengkap/ Lengkap/
sesuai sesuai sesuai
1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
2. Kesesuaian Kompetensi Dasar dengan
karakteristik proyek STEM
Tidak Sesuai Sesuai
C. Perumusan Indikator
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan KD.
2. Kesesuaian penggunaan kata kerja opera-
sional dengan kompetensi yang diukur.
3. Kesesuaian dengan aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Tidak Sesuai Sesuai
D. Pemilihan Materi Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan KD
2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik.
3. Kesesuaian dengan karakteristik proyek STEM
yang akan dibuat
4. Kesesuaian dengan alokasi waktu.
Tidak Sesuai Sesuai
E. Kegiatan Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti,
dan penutup dengan jelas
2. Kesesuaian dengan sintak model
pembelajaran yang dipilih
3. Kesesuaian kegiatan dengan proses disain
enjiniring dalam hal:
a. Identifikasi masalah
b. Identifikasi variabel yang berpengaruh
pada kualitas proyek
c. Penggunaan konsep yang tepat dalam
mengelola variabel untuk mendapatkan
proyek yang terbaik
d. Pembuatan disain
e. Pelaksanaan/ pembuatan proyek
f. Uji coba proyek
g. Refleksi/ evaluasi hasil

119
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Komponen/ Bobot Hasil Penelaahan dan Skor
No Catatan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 2 3
h. Pembuatan disain hasil perbaikan

4. Kesesuaian penyajian dengan sistematika


materi.
5. Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan
materi
Tidak Sesuai Sesuai
F. Penilaian
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan teknik penilaian autentik.
2. Kesesuaian dengan instrumen penilaian
autentik
3. Kesesuaian soal dengan dengan indikator
pencapaian kompetensi.
4. Kesesuaian kunci jawaban dengan soal.
5. Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal.
Tidak Sesuai Sesuai
G. Pemilihan Media Belajar
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan materi pembelajaran
2. Kesesuaian dengan kegiatan pada
pendekatan STEM
3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik.
4. Kesesuaian dengan proyek STEM yang akan
dibuat
H. Pemilihan Bahan Pembelajaran Tidak Sesuai Sesuai
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan materi pembelajaran
2. Kesesuaian dengan kegiatan pada
pendekatan STEM.
3. Kesesuaian dengan proyek STEM yang akan
dibuat
I. Pemilihan Sumber Pembelajaran Tidak Sesuai Sesuai
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan materi pembelajaran
2. Kesesuaian dengan kegiatan pada
pendekatan STEM
3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik.
4. Kesesuaian dengan proyek STEM yang akan
dibuat
Jumlah

Komentar/Rekomendasi terhadap RPP secara umum.


............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................ ......

120
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rubrik penilaian RPP ini digunakan fasilitator untuk menilai RPP peserta yang telah dikerjakan secara
berkelompok.

Langkah-langkah penilaian RPP sebagai berikut:


1. Cermati format RPP dan telaah RPP yang akan dinilai!
2. Periksalah RPP dengan seksama
3. Berikan nilai setiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda cek (√) pada kolom
pilihan skor (1 ), (2) dan (3) sesuai dengan penilaian Anda terhadap RPP tersebut!
4. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan setiap komponen RPP jika diperlukan!
5. Setelah selesai penilaian, jumlahkan skor seluruh komponen!
6. Tentukan nilai RPP menggunakan rumus sbb:

Skor yang diperoleh


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = x 100%
117

PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( A) 90 ≤ A ≤ 100
Baik (B) 75 ≤ B < 90
Cukup (C) 60 ≤ C < 74
Kurang (K) < 60

Materi Bimtek 2.7


PRAKTIK PEMBELAJARAN BERBASIS STEM

121
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Pengantar

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan


pendahuluan, inti dan penutup. Praktik Pembelajaran STEM dilakukan agar peserta
memperoleh pemodelan cara menerapkan pembelajaran IPA dengan Pendekatan
STEM sesuai rancangan, dan peserta dapat mengobservasi pembelajaran IPA dengan
pendekatan STEM.

Pada materi ini Anda dapat mempelajari bagaimana penerapan rancangan


pembelajaran IPA dengan pendekatan STEM dan melakukan refleksi
.
Kompetensi Dasar

 Melaksanakan pembelajaran IPA dengan Pendekatan STEM

Indikator
 Menyajikan pembelajaran IPA dengan Pendekatan STEM sesuai rancangan
 Mengobservasi pembelajaran IPA dengan pendekatan STEM

HO- 2.7

Praktik pembelajaran dengan pembelajaran STEM

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan


pendahuluan, inti dan penutup.

122
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan
aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan
perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta disesuaikan dengan
karakteristik dan jenjang peserta didik;
c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari;
d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
e. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi, yang
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan pendekatan, model pembelajaran, metode pembelajaran,


media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran. Pada pembelajaran dengan pendekatan STEM

3. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup terdiri atas:
1. Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (a) membuat rangkuman/simpulan
pelajaran; (b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan
(c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

123
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
2. Kegiatan guru yaitu: (a) melakukan penilaian; (b) merencanakan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan
hasil belajar peserta didik; dan (c) menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.

LK. 2.7

Praktik Pembelajaran dengan Pembelajaran STEM

124
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Tujuan Kegiatan : Melalui kegiatan praktik pelaksanaan pembelajaran, peserta mampu
melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan STEM dan model pembelajaran yang
sesuai.
Langkah Kegiatan:
A. Persiapan Praktik Pembelajaran
1. Dalam kelompok, siapkan perangkat pembelajaran mulai dari RPP, LKS, dan
instrumen penilaian untuk praktik pelaksanaan pembelajaran!
2. Siapkan pula media, alat atau bahan praktikum yang diperlukan dalam
pembelajaran sesuai dengan RPP!
3. Tentukan guru model yang mewakili kelompok!
4. Bacalah format pengamatan praktik pelaksanaan pembelajaran untuk memahami
setiap aspek yang dinilai pada saat pembelajaran!
B. Pelaksanaan Praktik Pembelajaran
Bagi Guru Model
1. Sajikan pembelajaran sesuai rancangan kelompok Anda seperti yang tertuang
dalam RPP!
2. Kelola waktu dengan baik sehingga semua aspek kegiatan pembelajaran dapat
disajikan!
Bagi Pengamat
1. Lengkapi identitas pada format Pengamatan Praktik Pelaksanaan Pembelajaran!
2. Amati sajian praktik pembelajaran, berikan tanda centang (√) pada kolom pilihan
penilaian Anda terhadap penyajian pembelajaran!
3. Pada kolom catatan, berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan
pembelajaran!
4. Berikan nilai menggunakan rumus yang tersedia!

LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN PjBL STEM


Nama Guru : ....................................................................................
Nama Sekolah : ....................................................................................
Materi : ....................................................................................

125
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Pelajaran
Proyek STEM : ....................................................................................
yang dikerjakan

Kualifikasi tampilan kinerja


(skor) Keterangan
NO KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN / temuan
Cukup Baik penting
Skor Kurang
(2) (3) (jika ada)
(1)
I PENDAHULUAN
1. Mengkondisikan siswa untuk mengikuti
pembelajaran
 Mengucapkan salam, mengecek kehadiran, 3
meminta siswa mempimpin doa, dan
meminta siswa menyiapkan bahan untuk
pembelajaran
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Tiga diantaranya tidak dilaksanakan 1
2. Memberikan motivasi belajar
Memberikan motivasi belajar sesuai konten, 3
kontekstual dalam kehidupan sehari-hari, dan
manfaat mempelajari konten dalam penerapan
sehari-hari
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Tiga diantaranya tidak dilaksanakan 1
3. Melakukan kegiatan apersepsi untuk
mengecek pengetahuan dan keterampilan
prasyarat siswa
 Mengajukan pertanyaan/ kuis/tes untuk 3
mengecek pengetahuan atau keterampilan
pra syarat; melakukan upaya untuk
menyamakan penguasaan prasyarat diantara
siswa; mengajukan pertanyaan atau
menyajikan wacana/gambar/animasi/video
untuk mengaitkan pembelajaran yang lalu
dengan saat ini

 Satu diantaranya tidak dilaksanakan 2


 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 1

4.Menyampaikan tujuan pembelajaran,


cakupan materi yang akan dipelajari, dan
hasil belajar yang diharapkan
Menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan 3
materi sesuai dengan rencana pembelajaran,
dan hasil belajar yang diharapkan
 Satu diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 1

126
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
5. Menyampaikan aturan dan panduan
keselamatan kerja dalam mengerjakan
proyek
 Menjelaskan pentingnya, tujuan, dan manfaat 3
K3; menjelaskan K3 yang harus diperhatikan
terkait proyek yang dilaksanakan
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Tiga diantaranya tidak dilaksanakan 1
II KEGIATAN INTI
A. Penguasaan Materi
1. Menunjukkan penguasaan materi sains yang
terkait dengan proyek/pembelajaran
 Menguasai aspek sains secara teoretik dan 3
pemanfaatannya pada proyek serta tidak
ditemukan salah konsep
 Satu diantaranya tidak ditemukan 2
 Dua diantaranya tidak ditemukan 1
2. Menunjukkan penguasaan matematika yang
terkait dengan proyek/pembelajaran
 Menguasai aspek matematik secara teoretik 3
dan pemanfaatannya pada proyek serta tidak
ditemukan salah konsep
 Satu diantaranya tidak ditemukan 2
 Dua diantaranya tidak ditemukan 1
3. Menunjukkan penguasaan teknologi yang
digunakan pada proyek
 Menguasai aspek teknologi secara teoretik 3
dan penggunaannya pada proyek serta tidak
ditemukan salah konsep
 Satu diantaranya tidak ditemukan 2
 Dua diantaranya tidak ditemukan 1
4. Menunjukkan penguasaan enjiniring yang
digunakan pada proyek
 Menguasai aspek enjiniring secara teoretik 3
dan penggunaannya pada proyek serta tidak
ditemukan salah konsep
 Satu diantaranya tidak ditemukan 2
1
 Dua diantaranya tidak ditemukan
B Pembelajaran model PjBL STEM
5. Membimbing siswa memformulasikan
masalah yang akan diselesaikan sekaligus
mengidentifikasi pengetahuan yang sudah
dan belum diketahui siswa untuk
meyelesaikan masalah.
 Membimbing siswa dalam mengidentifikasi 3
gejala yang mengerucut pada masalah,
masalah, dan sumber masalah;
memformulasikan masalah; mengidentifikasi

127
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
pengetahuan yang sudah dan belum diketahui
p untuk menyelesaikan masalah
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Tiga diantaranya tidak dilaksanakan 1
6. Memfasilitasi siswa untuk mengumpulkan
informasi yang diperlukan dan membimbing
diskusi untuk mengidentifikasi
pengembangan pemahaman konseptual
siswa yang memadai terkait proyek dan
informasi yang relevan
 Membimbing siswa dalam mengidentifikasi 3
informasi yang diperlukan, mengumpulkan
informasi yang relevan, mengklasifikasikan
informasi, dan mengidentifikasi
pengembangan konseptual siswa
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Tiga diantaranya tidak dilaksanakan 1
7. Membimbing siswa untuk memilih solusi
terbaik atas masalah yang didasarkan pada
hasil diskusi kelompok
 Membimbing siswa dalam mengidentifikasi 3
berbagai alternatif solusi, membandingkan
keunggulan dan keterbatasan masing-masing,
dan menentukan alternatif terbaik
diantaranya
 Satu diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 1
8. a. Membimbing siswa untuk mendesain
produk
 Membimbing siswa dalam mengidentifikasi 3
variabel yang berpengaruh dalam desain yang
akan dibuat, menentukan parameter/ukuran
yang digunakan per variabel, membuat
sejumlah desain yang akan dibuat
 Satu diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 1
b. Membimbing siswa untuk membuat produk
 Membimbing siswa dalam membuat produk 3
sesuai desain, memperhitungkan akurasi
produk sesuai desain, dan
mempertimbangkan kerapihan produk
 Satu diantaranya tidak dilaksanakan 2
1
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan
c. Membimbing siswa untuk menguji coba
produk yang dihasilkan
 Membimbing siswa untuk memperhatikan 3
akurasi prosedur uji coba, mengidentifikasi
apa yang diobservasi/ diukur, akurasi hasil uji

128
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
coba/ pengukuran
 Satu diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 1
9. Memfasilitasi siswa untuk dapat
mengkomunikasikan produk yang mereka
rancang
 Memfasiltasi siswa untuk menyampaikan hasil 3
pelaksanaan proyeknya, menjawab
pertanyaan dari kelompok lain, menanggapi
hasil kelompok lain
 Satu diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 1
C Penilaian Proses dan Hasil Belajar
10. Memberikan umpan balik selama
proses pengerjaan proyek dan melaksanakan
penilaian
 Melakukan penilaian proses menggunakan 3
kuis/pemberian tugas-tugas di
kelas/presentasi hasil projek, melibatkan
siswa dalam penilaian dan memantau
kemajuan belajar
 Satu diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 1
11.Melakukan penilaian hasil belajar siswa dan
meminta respon siswa
Melakukan penilaian hasil belajar mencakup 3
aspek pengetahuan, produk akhir hasil
proyek, dan meminta respon siswa terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Tiga diantaranya tidak dilaksanakan 1

III PENUTUP
12. Melakukan refleksi atau membuat
rangkuman dengan melibatkan siswa
 Membimbing siswa merefleksikan 3
pembelajarannya, merangkum hasil belajar,
dan menyusun rangkuman materi.
 Satu diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 1
13.Melaksanakan tindak lanjut dengan
memberikan arahan, kegiatan, atau tugas
sebagai bagian remidi/pengayaan

 Memberikan arahan tindak lanjut yang harus 3


dilakukan, tugas untuk pengayaan, dan
informasi rencana kegiatan belajar berikutnya
 Satu diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 1

129
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM

LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN PjBL - Lucas


Nama Guru : ....................................................................................
Nama Sekolah : ....................................................................................

130
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Materi : ....................................................................................
Pelajaran
Proyek STEM : ....................................................................................
yang
dikerjakan

Kualifikasi tampilan
kinerja (skor) Keterangan/
NO KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN Skor temuan
Kurang Cukup Baik
penting
(1) (2) (3)
(jika ada)
I PENDAHULUAN
1. Mengkondisikan peserta didik untuk
mengikuti pembelajaran
 Mengucapkan salam, mengecek kehadiran, 3
meminta siswa mempimpin doa, dan
meminta siswa menyiapkan bahan untuk
pembelajaran
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Tiga diantaranya tidak dilaksanakan 1
2. Memberikan motivasi belajar
Memberikan motivasi belajar sesuai konten, 3
kontekstual dalam kehidupan sehari-hari, dan
manfaat mempelajari konten dalam penerapan
sehari-hari
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Tiga diantaranya tidak dilaksanakan 1
3. Melakukan kegiatan apersepsi untuk
mengecek pengetahuan dan keterampilan
prasyarat siswa
 Mengajukan pertanyaan/ kuis/tes untuk 3
mengecek pengetahuan atau keterampilan
pra syarat; melakukan upaya untuk
menyamakan penguasaan prasyarat
diantara siswa; mengajukan pertanyaan
atau menyajikan
wacana/gambar/animasi/video untuk
mengaitkan pembelajaran yang lalu dengan
saat ini
 Satu diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 1
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran,
cakupan materi yang akan dipelajari, dan
hasil belajar yang diharapkan
 Menyampaikan tujuan pembelajaran, 3
cakupan materi sesuai dengan rencana
pembelajaran, dan hasil belajar yang
diharapkan

131
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Kualifikasi tampilan
kinerja (skor) Keterangan/
NO KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN Skor temuan
Kurang Cukup Baik
penting
(1) (2) (3)
(jika ada)
 Satu diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 1
5. Menyampaikan aturan dan panduan
keselamatan kerja dalam mengerjakan
proyek
 Menjelaskan pentingnya, tujuan, dan 3
manfaat K3; menjelaskan K3 yang harus
diperhatikan terkait proyek yang
dilaksanakan
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Tiga diantaranya tidak dilaksanakan 1
II KEGIATAN INTI
A. Penguasaan Materi
6. Menunjukkan penguasaan materi sains
yang terkait dengan proyek/pembelajaran
 Menguasai aspek sains secara teoretik dan 3
pemanfaatannya pada proyek serta tidak
ditemukan salah konsep
 Satu diantaranya tidak ditemukan 2
 Dua diantaranya tidak ditemukan 1
7. Menunjukkan penguasaan matematika
yang terkait dengan proyek/pembelajaran
 Menguasai aspek matematika secara 3
teoretik dan pemanfaatannya pada proyek
serta tidak ditemukan salah konsep
 Satu diantaranya tidak ditemukan 2
 Dua diantaranya tidak ditemukan 1
8. Menunjukkan penguasaan teknologi yang
digunakan pada proyek
 Menguasai aspek saiteknologi secara 3
teoretik dan pemanfaatannya pada proyek
serta tidak ditemukan salah konsep
 Satu diantaranya tidak ditemukan 2
1
 Dua diantaranya tidak ditemukan
9. Menunjukkan penguasaan enjiniring yang
digunakan pada proyek
 Menguasai aspek enjiniring secara teoretik 3
dan pemanfaatannya pada proyek serta
tidak ditemukan salah konsep
 Satu diantaranya tidak ditemukan 2
 Dua diantaranya tidak ditemukan 1
B Pembelajaran model PjBL
10. Membimbing siswa untuk menentukan

132
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Kualifikasi tampilan
kinerja (skor) Keterangan/
NO KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN Skor temuan
Kurang Cukup Baik
penting
(1) (2) (3)
(jika ada)
pertanyaan yang akan menjadi dasar
pengembangan proyek
 Membimbing siswa dalam mengidentifikasi: 3
gejala yang mengerucut pada masalah,
masalah, dan sumber masalah dari
pertanyaan esensial; pertanyaan yang
diajukan bersifat terbuka, provokatif, dan
dekat dengan kehidupan siswa;
memformulasikan masalah untuk dibuat
proyek
 Satu diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 1
11. Membimbing siswa untuk menyusun
desain proyek yang akan dilaksanakan
 Membimbing siswa dalam mengidentifikasi 3
produk yang dapat dibuat, menentukan
produk yang akan dibuat; mengidentifikasi
variabel yang berpengaruh dalam desain
yang akan dibuat, menentukan
parameter/ukuran yang digunakan per
variabel; membuat sejumlah desain yang
akan dibuat, dan menentukan desain terbaik
yang akan dibuat produk; menentukan alat
dan bahan yang diperlukan
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Tiga diantaranya tidak dilaksanakan 1
12. Membimbing siswa untuk menyusun
jadwal
 Membimbing siswa untuk menyusun jadwal, 3
deadline, kelompok yang memliki untuk
mengarahkan jika ada desain yang tidak
sesuai, mengajukan alasan mengenai
pengelolaan waktu
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Tiga diantaranya tidak dilaksanakan 1
13. Memantau pelaksanaan dan kemajuan
proyek serta membimbing mereka yang
menemui masalah
 Membimbing siswa dalam membuat produk 3
sesuai desain, memperhitungkan akurasi
produk sesuai desain, mempertimbangkan
kerapihan produk, membantu siswa yang
menemui masalah, memantau
perkembangan proyek

133
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Kualifikasi tampilan
kinerja (skor) Keterangan/
NO KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN Skor temuan
Kurang Cukup Baik
penting
(1) (2) (3)
(jika ada)
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 2 2
 Tiga diantaranya tidak dilaksanakan 1
14. Membimbing pengujian
keterlaksanaan proyek dan memberikan
penilaian
 Membimbing siswa untuk memperhatikan 3
akurasi prosedur uji coba, mengidentifikasi
apa yang diobservasi/ diukur,
memperhatikan akurasi hasil uji coba/
pengukuran, mendapatkan penilaian atas
proyek
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Tiga diantaranya tidak dilaksanakan 1
15. Membimbing peserta didik untuk
melakukan refleksi dan menemukan
temuan baru
 Memfasilitasi siswa untuk melakukan 3
refleksi atas kegiatan, proyek, perasaan
serta pengalaman mereka selama
melaksanakan proyek; mendiskusikan dan
mengidentifikasi hasil refleksi yang bisa
menjadi bahan untuk temuan; menentukan
temuan untuk perbaikan produk
 Satu diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 1
C Penilaian Proses dan Hasil Belajar
16. Memberikan umpan balik selama
proses pengerjaan proyek dan
melaksanakan penilaian
 Melakukan penilaian proses menggunakan 3
kuis/pemberian tugas-tugas di
kelas/presentasi hasil projek, melibatkan
siswa dalam penilaian dan memantau
kemajuan belajar
 Satu diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 1
17. Melakukan penilaian hasil belajar
siswa dan meminta respon siswa
Melakukan penilaian hasil belajar mencakup 3
aspek pengetahuan, produk akhir hasil
proyek, dan meminta respon siswa terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Tiga diantaranya tidak dilaksanakan 1

134
IHT Instruktur Pelatihan Pembelajaran Berbasis STEM
Kualifikasi tampilan
kinerja (skor) Keterangan/
NO KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN Skor temuan
Kurang Cukup Baik
penting
(1) (2) (3)
(jika ada)
III PENUTUP
18. Melakukan refleksi atau membuat
rangkuman dengan melibatkan siswa
 Membimbing siswa merefleksikan 3
pembelajarannya, merangkum hasil belajar,
dan menyusun rangkuman materi.
 Satu diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 1
19. Melaksanakan tindak lanjut dengan
memberikan arahan, kegiatan, atau
tugas sebagai bagian remidi/pengayaan
 Memberikan arahan tindak lanjut yang 3
harus dilakukan, tugas untuk pengayaan,
dan informasi rencana kegiatan belajar
berikutnya
 Satu diantaranya tidak dilaksanakan 2
 Dua diantaranya tidak dilaksanakan 1

135

Anda mungkin juga menyukai