Kelak saya bertutur, Empat macam sembah supaya dilestarikan; Pertama; sembah raga, kedua; sembah
cipta, ketiga; sembah jiwa, dan keempat; sembah rasa, anakku ! Di situlah akan bertemu dengan
pertanda anugrah Tuhan.
Pada 2
Sembah raga adalah Perbuatan orang yang lagi magang “olah batin” Menyucikan diri dengan sarana
air,Yang sudah lumrah misalnya lima waktu Sebagai rasa menghormat waktu
Pada 3
Inguni-uni ersua,
mintoken kawignyanipun,
sarengate elok-elok.
Zaman dahulu belumpernah dikenal ajaran yang penuh tabir,Baru kali ini ada orang menunjukkan hasil
rekaan,memamerkan ke-bisa-an nya amalannya aneh aneh
Pada 4
Kadang seperti santri “Dul” (gundul)Bila tak salah, seperti santri wilayah selatanSepanjang Pacitan tepi
pantaiRibuan orang yang percaya. Asal-asalan dalam berucap
Pada 5
Keburu ingin tahu,cahaya Tuhan dikira dapat ditemukan,Menanti-nanti besar keinginan (mendapatkan
anugrah) namun gelap mataOrang tidak paham yang demikian ituNalarnya sudah salah kaprah
Pada 6
Pada 7
pakolehe putraningsun,
Sesungguhnya sariat itu dapat disebut olah, yang bersifat ajeg dan tekun.Anakku, hasil sariat adalah
dapat menyegarkan badan agar lebih baik,
Pada 8
Badan, otot, daging, kulit dan tulang sungsumnya menjadi segar,Mempengaruhi darah, membuat tenang
di hati.Ketenangan hati membantu Membersihkan kekusutan batin
Pada 9
Pada 10
Namun terpaksa ersua nasehatKarena sudah tua kewajibannya hanya ersua petuah.Siapa tahu dapat
lestari menjadi pedoman tingkah laku utama.Barang siapa bersungguh-sungguh akan mendapatkan
anugrah kemuliaan dan kehormatan.
Pada 11
Berikutnya, sembah kalbu itujika berkesinambungan juga menjadi olah spiritual.Olah (spiritual) tingkat
tinggi yang dimiliki Raja.Tujuan ajaran ilmu ini; untuk memahami yang mengasuh diri (guru sejati/pancer)
Pada 12
Pada 13
lageane tumalawung,
Alam penglihatan yang sejati,Menggapai sasaran dengan tata cara yang benar.Biarpun sederhana
tatalakunya dibutuhkan konsentrasiSampai terbiasa mendengar suara sayup-sayup dalam keheningan
Itulah, terbukanya “alam lain”
Pada 14
Bila telah mencapai seperti itu,Saratnya sabar segala tingkah laku.Berhasilnya dengan cara;Membangun
kesadaran, mengheningkan cipta, pusatkan fikiran kepada ersua Tuhan. Dengan hilangnya rasa sayup-
sayup, di situlah keadilan Tuhan terjadi. (jiwa memasuki alam gaib rahasia Tuhan)
Pada 15