Anda di halaman 1dari 9

Bioetika Hutan

Ria Oktaviani
NIM : 1805016005

Magister Pendidikan Biologi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mulawarman
Bioetika Hutan Ditinjau dari segi
Epistemologi
• Bioetika merupakan istilah yang relatif baru dan
terbentuk dari dua kata Yunani (bios = hidup dan
“ethos” = adat istiadat atau moral), yang secara harfiah
berarti etika hidup.
• Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan
lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya.
Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-
wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai
penampung karbon dioksida (carbon dioxide
sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta
pelestari tanah, dan merupakan salah satu
aspek biosfer Bumi yang paling penting.
Cara Melestarikan Hutan
Melindungi dan menjaga
Melakukan Reboisasi habitat yang ada di hutan

Menerapkan sistem Tidak mencoret-coret


tebang pilih pohon yang ada di hutan

Menerapkan sistem Mengurangi penggunaan


tebang-tanam kertas berlebih

Melakukan penebangan Mengidentifikasi dan mencegah


secara konservatif terjadinya kebakaran hutan

Memberikan sangsi bagi Melakukan seminar


penebang yang melakukan pelestarian hutan
penebangan sembarangan

Tidak membuang sampah


sembarangan di hutan
Bioetika Hutan Ditinjau dari segi
Ontologi
• Hukum: Peraturan pemerintah Republik Indonesia
Nomor 63 Tahun 2002, tentang hutan kota yang
dimana pada bagian kedua tujuan dan fungsi pasal 2
dan 3 yaitu tujuan penyelenggaraan hutan kota adalah
untuk kelestarian, keserasian dan keseimbangan
ekosistem perkotaan yang meliputi unsure lingkungan,
sosial dan budaya. Sedangkan pada pasal 3, fungsi
hutan kota adalah (a) memperbaiki dan menjaga iklim
mikro dan nilai estetika, (b) meresapkan air, (c)
menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan
fisik kota, dan (d) mendukung pelestarian
keanekaragaman hayati Indonesia.
• Perlindungan hutan memiliki tujuan utama
untuk menjaga hutan, kawasan hutan, dan
lingkungan hutan. Secara hukum perlindungan
hutan telah dicantumkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004, serta
masalah perlindungan hutan juga berkaitan
dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun
1999 tentang kehutanan.
Bioetika Hutan Ditinjau dari segi
Aksiologi
Gangguan hutan berdasarkan sumbernya diklasifikasikan
menjadi gangguan daya alam, gangguan biotik, dan gangguan
manusia. Gangguan daya alam contohnya adalah pengaruh
cuaca, pengaruh letusan, banjir, dan kebakaran hutan.
Gangguan hutan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
menyebabkan gangguan bersifat sangat merusak atau sama
sekali tidak merusak. Faktor yang mempengaruhi gangguan
hutan adalah :
• Jenis faktor pengganggu hutan
• Frekuensi terjadinya gangguan
• Bagian hutan yang rusak (dalam hal ini objek utama adalah
pohon)
• Luas areal hutan yang rusak
• Gangguan hutan terbesar adalah
manusia. Kebakaran hutan yang terjadi di
Indonesia umumnya disebabkan oleh tindakan
manusia yang disengaja ataupun tidak
disengaja karena kebakaran hutan akibat
faktor alam hanya bisa terjadi dengan peluang
tidak lebih dari 1%. Mari lindungi hutan kita
agar kita tetap bisa menikmati jasa-jasa yang
diberikan oleh hutan.
Ekosistem Hutan yang begitu luas selaun bermanfaat sebagai
salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting, juga
mempunyai manfaat-manfaat bagi kehidupan manusia dan
lingkungan. Diantaranya:

Manfaat Klimatologis

Manfaat Ekologis

Manfaat Hidrolis

Anda mungkin juga menyukai