Anda di halaman 1dari 4

TERAPI PERILAKU KOGNITIF DISTRAKSI

TERHADAP INTENSITAS NYERI PASIEN DENGAN


FRAKTUR FEMUR YANG TERPASANG TRAKSI

You Wanda Fadlani*, Ikhsanuddin Ahmad Harahap**


Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU
**Dosen Departeman Keperawatan dasar dan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara
Jl. Prof Mass No. 3 Kampus USU Medan 20155, INDONESIA
Phone : 085275988988
Email : ywf_170690@yahoo.com

Abstrak
Fraktur atau patah tulang merupakan suatu kondisi terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Pada penderita fraktur, nyeri merupakan
masalah yang paling sering dijumpai. Tujuan dari terapi perilaku kognitif adalah untuk merubah cara
berfikir tentang nyeri agar respon tubuh dan pikiran lebih baik ketika mengalami nyeri. Terapi
berfokus pada perubahan pikiran tentang penyakit dan kemudian membantu menjadi suatu koping
positif bagi pasien terhadap penyakitnya, terapi kognitif dan perilaku ini sangat berpengaruh terhadap
penurunan nyeri.

Kata Kunci: fraktur, nyeri, terapi perilaku kognitif

PENDAHULUAN membuat pasien frustasi dan seringkali


Fraktur atau patah tulang merupakan mengarah pada depresi psikologi (Purwandari,
suatu kondisi terputusnya kontinuitas jaringan 2008). Pasien nyeri fraktur yang mengalami
tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya stres, maka tekanan darahnya akan meningkat
disebabkan oleh rudapaksa.Trauma yang dan denyut jantung bekerja semakin cepat,
menyebabkan tulang patah dapat berupa sehingga dapat menurunkan sistem imun yang
trauma langsung dan trauma tidak langsung berdampak negatif bagi tubuh (Syaifuddin,
(Sjamsuhidajat, 2005). 1997).
Pada keadaan fraktur, jaringan Tujuan dari terapi perilaku kognitif
sekitarnya juga akan terpengaruh dimana akan adalah untuk merubah cara berfikir tentang
terjadi edema jaringan lunak, perdarahan ke nyeri agar respon tubuh dan pikiran lebih baik
otot dan sendi, dislokasi sendi, ruptur tendon, ketika mengalami nyeri. Terapi berfokus pada
kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh perubahan pikiran tentang penyakit dan
darah (Brunner, 1997). Kerusakan-kerusakan kemudian membantu menjadi suatu koping
diatas menimbulkan beberapa manifestasi positif bagi pasien terhadap penyakitnya,
klinis yang khas, salah satunya yaitu nyeri. terapi kognitif dan perilaku ini sangat
Pada penderita fraktur, nyeri berpengaruh terhadap penurunan nyeri. Salah
merupakan masalah yang paling sering satu cara distraksi yang efektif adalah
dijumpai (Murwani, 2009). Foley dick, 2000 mendengarkan musik. Khususnya jenis musik
mengumpulkan data sebanyak 85% pasien yang mampu mendistraksikan pola pikir
fraktur mengelihkan nyeri. Nyeri dapat pasien dari rasa nyeri yang dirasakan sehingga
dibedakan menjadi dua, yakni nyeri akut dan timbul rasa nyaman bagi pasien (Murwani,
nyeri kronis. Nyeri akut datangnya tiba-tiba 2009).
atau singkat, dapat hilang dengan sendiri, Tujuan Penelitian Untuk
dapat diprediksi, dan merupakan reaksi mengidentifikasi intensitas nyeri sebelum
fisiologi akan sesuatu yang berbahaya terapi distraksi pasien dengan fraktur femur
(Murwani, 2009). yang terpasang traksi, Untuk mengidentifikasi
Nyeri pada fraktur bersifat kronis, intensitas nyeri sesudah terapi distraksi pasien
nyeri kronis tidak dapat diprediksi sehingga dengan fraktur femur yang terpasang traksi,
Untuk mengidenfikasi perbedaan intensitas (Brunner, 1997), Fraktur stres dan lelah adalah
nyeri sebelum dan sesudah terapi distraksi fraktur akibat trauma minor berulang dan
pasien dengan fraktur femur yang terpasang kronis. Daerah yang rentan antara lain
traksi. metatarsal kedua atau ketiga, batang tibia
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas proksimal, fibula, dan batang femoral (pada
tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. pelari jarak jauh dan penari balet (Pradip,
Fraktur terjadi jika tulang dikenai stres yang 2005), Fraktur spiral adalah fraktur memuntir
lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya seputar batang tulang, arah garis pada fraktur
(Brunner, 1997). Fraktur atau patah tulang spiral memuntir diakibatkan oleh adanya
adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang trauma rotasi pada tulang (Brunner, 1997),
dan/atau tulang rawan yang umumnya Fraktur impaksi adalah fraktur dengan
disebabkan oleh rudapaksa (Sjamsuhidajat, fragmen-fragmen saling tertekan satu sama
2003). lain, tanpa adanya garis fraktur yang jelas
Jenis Fraktur terbuka adalah fraktur (Pradip, 2005) dan Fraktur efisis adalah fraktur
yang terdapat hubungan antara fragmen tulang epifisis pada anak dibawah usia 16 tahun.
dengan dunia luar karena adanya perlukaan Fraktur ini dapat dikelompokkan menjadi tipe
kulit (Arif, 1999). Menurut Brunner 1997, 1 sampai 5 berdasarkan klasifikasi Salter
fraktur terbuka dibagi menjadi tiga derajat Harris yaitu tipe 1 : epifisis dan cakram
yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan epifisis lepas dari metafisis, tetapi
berat ringannya patah tulang yaitu grade I : periosteumnya masih utuh, tipe 2 : periosteum
Fraktur dengan luka bersih kurang dari 1cm robek disatu sisi sehingga epifisis dan cakram
panjangnya, grade II : Fraktur dengan luka epifisis lepas sama sekali dari metafisis, tipe 3
lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang : patah tulang cakram epifisis yang melalui
ekstensif dan grade III : Fraktur yang sangat sendi, tipe 4 : terdapat fragmen patahan tulang
terkontaminasi dan mengalami kerusakan yang garis patahnyategak lurus cakram epifisis
jaringan lunak ekstensif, merupakan yang dan tipe 5 : terdapat kompresi pada sebagian
paling berat. cakram epifisis yang menyebabkan kematian
beberapa jenis fraktur terbuka(fraktur dari sebagian cakram tersebut (Sjamsuhidajat,
kompleks) diantaranya, Fraktur greenstick 2003).
adalah fraktur dimana salah satu sisi tulang
patah sedang sisi lainnya membengkok, fraktur Fraktur tertutup adalah fraktur yang
ini biasanya terjadi pada anak karena tulang apabila tidak terdapat hubungan antara
anak bersifat fleksibel, sehingga fraktur dapat fragmen tulang dengan dunia luar atau tidak
berupa bengkokan tulang di satu sisi dan terjadi perlukaan kulit (Arif, 1999). Pasien
patahan korteksdi sisi lainnya. Tulang juga dengan fraktur tertutup (sederhana) harus
dapat melengkung tanpa disertai patahan yang diusahakan untuk kembali ke aktivitas biasa
nyata (Pradip, 2005), Fraktur kominutif adalah sesegera mungkin. Penyembuhan fraktur dan
fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa pengembalian kekuatan penuh dan mobilitas
fragmen(multiple fraktur), garis patah pada mungkin memerlukan waktu sampai berbulan-
fraktur ini lebih dari satu dan saling bulan (Brunner, 2002).
berhubungan (Pradip, 2005), Fraktur
transversal adalah fraktur sepanjang garis Pada fraktur tertutup, ada klasifikasi
tengah tulang, garis patahan tulang tegak lurus. tersendiri yang di dasarkan pada keadaan
Terdapat sumbu panjang tulang, fraktur jaringan lunak sekitarnya yaitu: Tingkat 0
semacam ini segmen-segmen tulang direposisi Fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera
kembali ketempat semula (Mutaqqin, 2005), jaringan lunak sekitarnya., Tingkat 1 Fraktur
Fraktur oblik adalah fraktur yang membentuk dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan
sudut dengan garis tengah tulang dan lebih jaringan subkutan, Tingkat 2 Fraktur yang
tidak stabil dibandingkan dengan transversal. lebih berat dengan kontusio jaringan lunak
Fraktur semacam ini cenderung sulit bagian dalam dan pembengkakan,Tingkat 3
diperbaiki (Arif, 2005), Fraktur patologi Cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak
adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang yang nyata dan resiko terjadinya sindroma
memeng telah memiliki kelainan, seringkali kompartemen. (Mansjoer, Arif.et al, 2000,
terjadi setelah trauma trivial, misalnya Price. Suria A 1995).
penyakit paget, osteoporosis, atau tumor
Nyeri bersifat subjektif dan sangat beratnya nyeri, tetapi juga dalam mengevaluasi
bersifat individual. Stimulus nyeri dapat perubahan kondisi anda (Potter & Perry,
berupa stimulus yang bersifat fisik dan/atau 1993). Ada 3 cara mengkaji intensitas nyeri
mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi yang biasanya digunakan, antara lain : Visual
pada jaringan aktual atau pada fungsi ego Analog Scale (VAS). Digunakan garis 10 cm
seorang individu (Mahon, 1994). Murwani, batas antara daerah yang tidak sakit ke sebelah
2008 menyatakan bahwa nyeri adalah kiri dan daerah batas yang paling sakit (Mc
mekanisme perlindungan bagi tubuh dalam hal Kinney et al, 2000). Sama dengan VAS hanya
ini adalah sebagai kontrol atau alarm terhadap diberi skor 0-10 daerah yang paling sakit dan
bahaya. Melzack dan Casey (1968) kemudian diberi skala (Mc Kinney et al,
mengemukakan bahwa, nyeri bukan hanya 2000). Pada pengukuran nyeri dengan kategori
suatu pengalaman sensori belaka tetapi juga sakit, nyeri terbagi atas tidak sakit, ringan,
berkaitan dengan motivasi dan komponen moderat, sangat sakit, sakit sekali (very severe)
affektif individunya. dan sakit yang tak dapat dibayangkan.

Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Sumber Skala nyeri enam wajah dengan


Nyeri: Cutaneus/ superfisial adalah nyeri yang ekspresi yang berbeda, menampilkan wajah
mengenai kulit/ jaringan subkutan. Biasanya bahagia hingga wajah sedih, digunakan untuk
bersifat burning (seperti terbakar). Contoh: mengekspresikan rasa nyeri. Skala ini biasanya
terkena ujung pisau atau gunting, Deep dipergunakan mulai anak usia 3 (tiga) tahun
somatic/ nyeri dalam adalah nyeri yang (Potter & Perry, 2005).
muncul dari ligament, pembuluh darah, tendon
dan saraf. Nyeri menyebar & lebih lama
daripada cutaneus. Contoh: sprain sendi,
Visceral (pada organ dalam) adalah stimulasi
reseptor nyeri dlm rongga abdomen, cranium
dan thorak. Biasanya terjadi karena spasme DAFTAR PUSTAKA
otot, iskemia, dan regangan jaringan (Tamsuri,
2007). Arikunto, S. 1998. Prosedur suatu
pendekatan praktek. Jakarta: PT. Rineka
Penyebab nyeri secara fisik adalah Cipta
merupakan nyeri yang berasal dari bagian
tubuh seseorang dan ini terjadi karena stimulus Brunner and Suddarth. (8th edition) editor,
fisik serta nyeri ini dapat dilihat secara Suzanne. C. Smeltzer, Brenda G. Bare ;
langsung dari morfologi tubuh yang berubah Ahli Bahasa, Agung Waluyo, dkk, editor
(Contoh: frakturfemur), Nyeri psycogenic bahasa Indonesia, Monica Ester, Ellen
terjadi karena sebab yang kurang jelas/susah Pangabean. Jakarta : EGC. Suddarth &
diidentifikasi, bersumber dari emosi/psikis dan Brunner, 2001. Buku Ajar Keperawatan
biasanya tidak disadari. (Contoh: orang yang Medikal Bedah. Edisi 8.Jakarta :EGC.
marah-marah, tiba-tiba merasa nyeri pada
dadanya). Biasanya nyeri terjadi karena Carpenito, L.J. (1995) Diagnosa keperawatan:
perpaduan 2 sebab tersebut. Aplikasi Pada Praktik Klinis
(ed.Indonesia). Ed. 6 Jakarta: EGC.
Lama/durasi nyeri yang dialami oleh
pasien sangat beraneka ragam, hal ini tentu Donny, Arif. 2009. Kapita selekta kedokteran
sangat mengganggu aktivitas dari penderita Jilid 1 Edisi ke tiga. Jakarta: Media
nyeri tersebut. Untuk itulah maka perlu Aesculapius.
diambil tindakan secepat mungkin untuk Guyton, 1990. Textbook of Medical
mengurangi dan menghilangkan nyeri. Physiology, Saunders, Igaku Shoin
Sedangkan berdasarkan lamanya nyeri tersebut
dapat dibedakan atas 2 yaitu nyeri akut dan Kolcaba, 1994. Perawatan Medikal Bedah
nyeri kronik (Smeltzer & Bare, 2002). (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan)
Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni
Gambaran skala nyeri merupakan Pendidikan Keperawatan
makna yang dapat diukur. Gambaran skala
nyeri tidak hanya berguna dalam mengkaji
Kozier, B. Et. All. 1991. (5th edition).
Fundamental of Nursing Concepts
Processan Practise. Canada : Eddison –
Wasley. 1987. Techniques and Clinical
Nursing, a Nursing Process Approach,
California, Addison Weshley

Maramis F. Willy. 2006. Ilmu prilaku dalam


pelayanan kesehatan,Airlangga university
press

Nursalam. (2003), Konsep, penerapan dan


Metodologi ilmu Keperawatan : Pedoman
skripsi, Tesis, dan instrumen penelitian
keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Pradip, R.Patel. 2007. Radiologi. Edisi 2,


jakarta: Erlangga.

Potter, P.A. & Perry. A.G. 2005. Fundamental


of nursing : concepts, process and
practice. St. Lois Missiouri : Mosby
Company.

Pierce A. Grace. 2009. At a glance ilmu bedah


edisi 3, Erlangga

Priharjo, R 1993. Perawatan Nyeri,


Pemenuhan Aktivitas Istirahat. Jakarta

Purwandari, A. 2008. Konsep Kebidanan:


Sejarah & Profesionalisme, Jakarta. EGC.

Sjamsuhidajat, R. Wim de jong. 2005 Buku


ajar ilmu bedah edisi 2, EGC

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2001, Buku Ajar


Keperawatan Medical Bedah,

Syaifuddin. (1997). Anatomi fisiologi untuk


siswa perawat.edisi-2. Jakarta : EGC.

Tamsuri, A. (2007). Konsep dan


penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC.

Torrance and Eva Serginson, 1997. Surgical


Nursing. Author. Torrance, Colin;
Publisher. London Bailliere Tindal.

Wallace. S Mark.2008. Pain medicine and


management.

Wong, D.L. Waley, L.F. 1999. Nursing Care


of Infant and Children. St. Louis Missouri :
Mosby Company.

Anda mungkin juga menyukai