Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATA KLIEN DENGAN PENYAKIT

KRONIS DAN KETIDAKMAMPUAN

Di susun oleh : Kelompok VI

1. Ahlan
2. Lina Agustina
3. Rabiautul Adawiyah
4. Widia Wardani

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MATARAM


TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,


karena berkat rahmat dan karunia- yang telah diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan hasil Laporan Tutorial ini sesuai waktu yang
ditentukan.

Dalam penyusunan tutorial penulis menyadari sepenuhnya banyak


terdapat kekurangan didalam penyajianya. Hal ini disebabkan terbatasnya
kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa
tanpa adanya bimbingan dan petunjuk dari semua pihak tidak mungkin hasil
laporan tutorial dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.

Akhir kata, segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan kepada
penulis, mendapatkan balasan dari Allah SWT, serta Laporan Tutorial dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya, dan para pembaca umumnya.

Mataram 26 juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang..................................................................................................1

B.Tujuan Penulisan...............................................................................................2

C.Manfaat Penulisan............................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN

A.Definisi Penyakit Kronis Dan Ketidakmampuan..............................................3

B.Sifat Penyakit Kronik........................................................................................6

C Dampak penyakit kronis Terhadap klien ..........................................................8

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit Kronis Dan


Ketidakberdayaan...........................................................................................14

E. Respon Klien Terhadap Penyakit kronik .......................................................16

D.Psikodinamika Penyakit kronik………………………………………..........16

BAB III. TINJAUAN KASUS

Asuhan Keperawatan Pre-eklampsia dan Eklamsia

BAB IV. PENUTUP

1. Kesimpulan17

2. Saran17

DAFTAR PUSTAKA18
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari.
Walaupun proses penuaan benar adanya dan merupakan sesuatu yang
normal, tetapi pada kenyataannya proses in menjadi beban bagi orang
lain dibandingkan dengan proses lain yang terjadi. Perawat yang akan
merawat lansia harus mengerti sesuatu tentang aspek penuaan yang
normal dan tidak normal.

Pelayanan/asuhan keperawatan gangguan mental pada lanjut usia


memerlukan pengetahuan khusus karena kemungkinan perbedaan
dalam manifestasi klinis, ptogenesis, dan patofisiologi gangguan mental
antara dewasa muda dan lanjut usia. Faktor penyulit pada pasien lanjut
usia juga perlu dipertimbangkan. Faktor – faktor tersebut adalah sering
adanya penyakit dan kecacatan medis penyerta, pemakaian banyak
medikasi, dan peningkatan kerentanan terhadap gannguan kognitif.

Program Epidemiologikal Catchment Area (ECA) dari National


Institute of Mental Healt telah menemukan bahwa gangguan mental
yang paling sering pada lanjut usia adalah gangguan depresif, gangguan
kognitif, dan fobia. Lanjut usia juga memiliki resiko tinggi untuk bunuh
diri dan gejala psikiatrik akibat obat. Banyak gangguan mental pada
lanjut usia dapat dicegah, dihilangkan, atau bahkan dipulihkan.
Sejumlah faktor resikopsikososial juga dapat mempredisposisiskan
lanjut usia kepada gangguan mental. Faktor resiko tersebut adalah
ilangnya peranan sosial, hilangnya otonomi, kematian teman atau sanak
saudara, penurunan kesehatan, peningkatan isolasi, keterbatasan
finansial, dan penurunan fungsi kognitif.
Saat ini udah dapat diperkirakan bahwa 4 juta lansia di Amerika
mengalami gangguan kejiwaan seperti demensia, psikosis, atau kondisi
lainnya. Hal ini menyebabkan perawat dan tenaga kesehatan profesional
yang lai memiliki tanggung jawab yang lebih untuk merawat Lansia
dengan masalah kesehatan jiwa dan emosi. Kesehatan mentl padaLansia
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti status fisiologi dan psikologi,
kepribadian, sosial support, sosial ekonomi dan pola hidup.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Untuk dapat memahami tentang Asuhan Keperawatan
gangguan jiwa pada Lansia.

2. Tujuan khusus
Setelah membaca makalah ini, pembaca akan memahami :
a. Pengertian penyakit kronis dan ketidakmampuan
b. Dampak penyakit kronis bagi klien
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit kronik dan
ketidakmampuan
d. Asuhan Keperawatan penyakit kronik dan ketidakmampuan

C. MANFAAT PENULISAN
1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Asuhan
Keperawatan gangguan jiwa
2. Memudahkan kita dalam memberikan perawatan pada klien dengan
penyakit kronik dan ketidakmampuan

BAB II
TINJAUN TEORI

A. PENGERTIAN PENYAKIT KRONIK DAN KETIDAKMAMPUAN


1. Penyakit Kronik
Suatu penyakit yang perjalanan penyakit berlangsung lama sampai
bertahun-tahun, bertambah berat, menetap dan sering kambuh.
Contoh : penyakit diabetes militus, penyakit cordpulmonaldeases,
penyakit arthritis

2. Ketidakmampuan/Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan merupakan persepsi individu bahwa sehgala
tindakannya tidak akan mendapatkan hasil atau suatu keadaan dimana
individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan
yang baru dirasakan.

B. SIFAT PENYAKIT KRONIK


1. Progresi
Penyakit kronik yang semakin lama semakin bertambah parah.
Contoh : penyakit jantung.
2. Menetap
Setelah seseorang terserang penyakit, maka penyakit tersebut akan
menetap pada individu.
3. Kambuh
Penyakit kronik yang dapat hilang timbul sewaktu-waktu dengan
kondisi yang sama atau berbeda.

C. DAMPAK PENYAKIT KRONIK TERHADAP KLIEN


1. Dampak Psikologis
Dampak ini dimanifestasikan dalam perubahan perilaku:
a. Klien menjadi pasif
b. Tergantung
c. Kekanak-kanakan
d. Merasa tidak aman
e. Bingung
f. Merasa menderita

2. Dampak Somatik
Keluhan somatik sesuai dengan keadaan penyakitnya.
Contoh : DM adanya TRIAS P’

3. Dampak Terhadap Gangguan Seksual


Merupakan akibat dari perubahan fungsi secara fisik (kerusakan organ)
dan perubahan secara psikologis (persepsi klien terhadap fungsi
seksual).

4. Dampak Gangguan Aktivitas


Dampak ini akan mempengaruhi hubungan sosial sehingga hubungan
sosial dapat terganggu baik secara total atau sebagian.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT KRONIK


DAN KETIDAKMAMPUAN
1. Persepsi klien terhadap situasi
2. Beratnya penyakit
3. Tersedianya support sosial
4. Temperamen dan kepribadian
5. Sikap dan tindakan lingkungan
6. Tersedianya fasilitas kesehatan
E. RESPON KLIEN TERHADAP PENYAKIT KRONIK
Penyakit kronik dan keadaan terminal dapat menimbulkan respon
BIO-SIKO-SOSIAL-SPIRITUAL ini akan meliputi respon kehilangan.
1. Kehilangan Kesehatan
Klien merasa takut, cemas dan pandangan tidak realistic, aktifitasnya
terbatas.
2. Kehilangan Kemandirian
Ditunjukkan melalui berbagai perilaku, bersifat kekanak-kanakan,
ketergantungan.
3. Kehilangan Situasi
Klien merasa kehilangan situasi yang dinikmati sehari-hari bersama
keluarga / kelompoknya.
4. Kehilangan Rasa Nyaman
Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi tubuh
seperti : panas, nyeri, dll.
5. Kehilangan Fungsi Fisik
Contoh : klien gagal ginjal harus dibantu melalui haoinodialisa.
6. Kehilangan Fungsi Mental
Klien mengalami kecemasan dan depresi, tidak dapat berkonsentrasi
dan berfikir efisien sehingga klien tidak dapat berfikir secara rasional.
7. Kehilangan Konsep Diri
Klien dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup bentuk
dan fungsi tubuh sehingga klien tidak dapat berfikir secara rasional
(body image) peran serta identitasnya.
Hal ini akan mempengaruhi idealisme diri dan harga diri menjadi
rendah.
8. Kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga

F. PSIKODINAMIKA PENYAKIT KRONIK


1. Dinamika Individu
a. Protes dan pengingkaran
Pada fase ini klien mengekspresikan rasa tidak percaya pada
kenyataan.“mengapa kejadian ini menimpa saya?”
Pada fase ini terjadi proses perubahan konsep diri, ini terjadi selama
kondisi klien dalam keadaan stress tetapi Setelah keadaan ini berlalu
klien mulai masuk kedalam fase berikutnya.

b. Depresi Cemas Dan Marah


Pada fase ini emosi klien mulai meningkat. Depresi, cemas dan
marah muncul Kerika klien tidak mampu mengatasi masalahnya dan
merasa tidak berdaya. “bagaimana mengatasi masalah ini?”
Manifestasi depresi ; sedih, kadang-kadang menangis, bingung
ketergantungan, tidak dapat mengambil keputusan, tidak punya
harapan. Kecemasan yang dialami pasien dialihkan menjadi
kemarahan yang diproyeksikan pada diri sendiri, keluarga dan
petugas.

c. Pelepasan dan reinvestasi


Klien mulai mengidentifikasi peningkatan keadaan cemas, depresi
dan perasaan marahnya. Klien mulai mengumpulkan kekuatan yang
dimiliki untuk mengurangi respon yang memperberat keadaan
stress, apabila penyakit ini terjadi progressif fase ini akan
berlangsung siklik. Disini klien mulai ada kerja sama. Klien mulai
melepaskan dari obyek yang hilang, mulai membina hubungan dan
penyesuaian diri terhadap realita.

2. Dinamika Keluarga
Respon keluarga bersama dengan respon emosi klien ; pengingkaran,
marah, cemas dan depresi.
3. Dinamika Lingkungan
Dengan kesadaran bervariasi menimbulkan dinamika bagi klien
STIGMA SOSIAL ketidakmampuan melakukan aktivitas sosial
perubahan peran dalam kelompok sosial merupakan hambatan dalam
melaksanakan fungsi sosial secara normal.

a. Respon perawat
Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat harus
menunjukkan sikap professional dan tulus dengan pendekatan yang
baik pada saat pasien mengalami fase pengingkaran perawat harus
dapat menghadirkan fakta.

b. Analisa diri perawat


Kesadaran diri yang kuat dan perilaku yang ideal diperlukan
perawat dalam terapi. Contoh : Bagaimana perasaan saya pada saat
melihat orang mengalami kesulitan. Bagaimana perasaan saya
tentang penyakit klien dalam keadaan kritis. Apakah keyakinan saya
tentang penyakit kronik sama/berbeda dengan klien/keluarga.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT
KRONIK DAN KETIDAKMAMPUAN PENYAKIT KRONIK
A. PENYAKIT KRONIK
1. Pengkajian
a. Pengkajian terhadap klien
Perlu dikaji bagaimana upaya klien dalam mengatasi kehilangan dan
perubahan yang terjadi. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :
1) Respon emosi klien terahadap diagnose
2) Kemampuan mengekspresikan perasaan sedih terhadap situasi
3) Upaya klien dalam mengatasi situasi
4) Kemampuan dalam mengambil dan memilik pengobatan
5) Persepsi dan harapan klien
6) Kemampuan mengingat masa lalu.

b. Pengkajian keluarga
Perawat perlu mengetahui persepsi keluarga terhadap penyakit klien
dan sejauh mana pengaruhnya terhadap keluarga, kelebihan dan
kekurangan yang memerlukan dukungan dan intervensi. Hal-hal
yang perlu dikaji antara lain :
1) Respon keluarga terhadap klien
2) Ekspresi emosi keluarga dan toleransinya.
3) Kemampuan dan kekuatan keluarga yang diketahui
4) Kapasitas dan sistem pendukung yang ada.
5) Pengertian oleh pasangan sehubungan dengan gangguan
fungsional
6) Proses pengambilan keputusan
7) Identifdikasi keluarga terhadap perasaan sedih akibat kehilangan
dan perubahan yang terjadi.

c. Pengkajian Lingkungan
1) Sumberdaya yang ada.
2) Stigma masyarakat terhadap keadaan normal dan penyakit
3) Kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan
4) Ketersediaan fasilitas partisipasi dalam asuhan keperawatan
kesempatan kerja.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Respon pengingkaran yang tidak kuat berhubungan dengan
kehilangan dan perubahan.
b. Kecemasan yang meningkat berhubungan dengan ketidakmampuan
mengekspresikan perasaan.
c. Gangguan berhubungan (menarik diri) berhubungan dengan
d. Ketidakmampuan melakukan aktivitas hidup sehari-hari (ADL)
e. Gangguan body image berhubungan dengan dampak penyakit yang
dialami
f. Resiko tinggi terjadinya gangguan identitas berhubungan dengan
adanya hambatan dalam fungsi seksual.

3. Perencanaan
1) Tujuan
a) Klien dapat mengidentifikasi respon pengingkaran terhadap
kenyataan.
b) Klien dapat mengidentifikasi perasaan cemas
c) Klien mau membina hhubungan dengan keluarga dan petugas
d) Klien dapat menerima realitas/keadaan dirinya saat ini.
e) Klien tidak mengalami gangguan fungsi seksual.

2) Intervensi terhadap klien


a) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan
cemas, marah, frustasi dan depresi.
b) Bantu klien untuk menggunakan koping yang konstruktif
c) Berikan informasi secara benar dan jujur
d) Bantu klien untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
e) Beri penjelasan mengenai perubahan fungsi seksual yang
dialami terhadap penyakitnya.
f) Ciptakan lingkungan yang mendukung penyembuhan.

3) Intervensi terhadap keluarga


a) Bantu keluarga untuk mengidentifikasi kekuatannya.
b) Beri informasi tentang klien kepada keluarga secara jelas
c) Bantu keluarga untuk mengenali kebutuhan klien
d) Berikan motivasi pada keluarga untuk memberikan perhatian
kepada klien
e) Tingkatkan harapan keluarga terhadap keadaan klien
f) Optimalkan sumber daya yang ada
g) Beri informasi tentang penyakit ynag jelas
h) Beri motivasi pada lingkungan untuk membantu klien dalam
proses penyembuhan
i) Upayakan fasilitas kesehatan yang memadai sesuai dengan
kondisi.

B. KETIDAKBERDAYAAN
1. Pengkajian
Data-data yang biasa ditampilkan pada pasien dengan ketidakberdayaan
adalah Mengatakan secara verbal ketidakmampuan mengendalikan atau
mempengaruhi situasi.
a. Mengatakan tidak dapat menghasilkan sesuatu
b. Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri
c. Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat kesempatan
diberikan
d. Segan mengekspresikan perasaan yang sebenarnya
e. Apatis, pasif
f. Ekspresi muka murung.
g. Bicara dan gerakan lambat
h. Nafsu makan tidak ada atau berlebihan
i. Tidur berlebihan
j. Menghindari orang lain.

2. Diagnosa Keperawatan
Karena ketidakberdayaan dapat menyebabkan gangguan harga diri
maka diagnosa keperawatan dapat dirumuskan :
1) Gangguan harga diri : harga diri rendah berhubungan dengan
ketidakberdayaan.

3. Rencana Tindakan Keperawatan


a. Tujuan umum :
Pasien dapat melakukan cara pengambilan keputusan yang efektif
untuk mengendalikan situasi kehidupannya dengan demikian
menurunkan perasaan rendah diri.
b. Tujuan khusus :
Pasien dapat membina hubungan terapeutik dengan perawat

4. Tindakan :
a. Lakukan pendekatan yang hangat, menerima pasien apa adanya dan
bersifat empati.
b. Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri
perawat sendiri (misalnya, rasa marah, frustasi dan simpati).
c. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya
supportif.
d. Beri waktu untuk pasien berespons.

1) Pasien dapat mengenali dan mengekspresikan emosi


a) Tunjukkan respon emosional dan menerima pasien
b) Gunakan teknik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi,
klarifikasi
c) Bantu pasien untuk mengekspresikan perasaanya
d) Bantu pasien mengidentifikasi area-area situasi
kehidupannya yang tidak berada dalam kemampuannya
untuk mengontrol.
e) Dorong untuk menyatakan secara verbal perasaan-
perasaannya yang berhubungan dengan ketidakmampuan.

2) Pasien dapat memodifikasi pola kognitif negative


a) Diskusikan tentang masalah yang dihadapi pasien tanpa
memintanya untuk menyimpulkan.
b) Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk
menurunkannyamelalui interupsai atau substitusi.
c) Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran yang positif
d) Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang
dibuat pasie. Identifikasi persepsi pasien yang tidak tepat,
penyimpangan dan pendapatnya yang tidak rasional.
e) Kurangi penilaian pasien yang negatif terhadap dirinya
f) Bantu pasien untuk menyadari nilai yang dimilikinya atau
perilakunya dan perubahan yang terjadi.

3) Pasien dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang


berkenaan dengan perwatannya.
a) Libatkan pasien dalam menetapkan tujuamn-tujuan
perawatannya yang ingin dicapai.
b) Motivasi pasien untuk mem buat jadwal aktifitas perawatan
dirinya
c) Berikan pasien privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan.
d) Berikan “reinforcement” positif untuk keputusan yang
dibuat.
e) Beri pujian jika klien berhasil melakukan kegiatan atau
penampilan yang bagus.
f) Motivasi pasien untuk mempertahankan penampilan sehari-
hari.

4) Pasien dapat termotivasi aktif untuk mencapai tujuan yang


realistis
a) Bantu pasien untuk menetapkan tujuan-tujuan yang realistic.
Fokuskan kegiatan pada saat ini bukan pada kegiatan masa
lalu.
b) Bantu pasien mengidentifikasi area-area situasi kehidupan
yang dapat dikontrolnya.
c) Identifikasi cara-cara yang dapat dicapai oleh pasien.
Dorong untuk berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas
tersebut dan berikan penilaian positif untuk berpartisipasi
dan pencapaiannya.
d) Motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam membantu
pasien menurunkan perasaan ketidakberdayaan.

BAB IV

PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Penyakit Kronik
Suatu penyakit yang perjalanan penyakit berlangsung lama sampai
bertahun-tahun, bertambah berat, menetap dan sering kambuh.
Contoh : penyakit diabetes militus, penyakit cordpulmonaldeases,
penyakit arthritis

2. Ketidakmampuan/Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan merupakan persepsi individu bahwa sehgala
tindakannya tidak akan mendapatkan hasil atau suatu keadaan dimana
individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan
yang baru dirasakan.

Kesehatan mentl padaLansia dipengaruhi oleh berbagai faktor


seperti status fisiologi dan psikologi, kepribadian, sosial support, sosial
ekonomi dan pola hidup.

DAFTAR PUSTAKA

1. Videbeck,Sheila L.Buku Ajar Keprawatan Jiwa. Jakarta: EGC


2. Suliswati,dkk.Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
EGC
3. Carpenito (2000),Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik
Klinis,Ed. Ke-6. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai