Disusun Oleh :
Dini Yuliawati
017.01.33 82
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES MATARAM)
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segalah rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas keperawatan keluarga “Makalah
keperawatan keluarga dengan masalah keperawatan gangguan pernafasan (ASMA) ”. makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas keperawatan keluarga.
Dalam pembuatan makalah ini penulis mengalami kesulitan. Namun berkat dorongan,
dukungan serta semangat dari orang terdekat dan berbagai pihak sehingga penulis mampu
menyelesaikannya dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih. Dengan segala kekurangan makalah ini penulis sangat membutuhkan saran dan
kritikan.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat baik itu bagi penulis pribadi,
dunia keperawatan, dunia pendidikan dan masyarakat pada umumnya.
Kurang lebihnya mohon maaf wabillahitaufik walhidayah wa’alaikumussalam Warahmatullahi
Wabarakatuh.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN ............................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ........................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................
C. Tujuan .....................................................................................
D. Manfaat ................ ..................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Keluarga.....................................................................
B. Tipe atau Bentuk Keluarga......................................................
C. Struktur Keluarga ...................................................................
D. Fungsi Keluarga .....................................................................
E. Konsep Dasar Asma..............................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................
B. Saran......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan status
perekonomian yang masih terbilang belum seimbang sehingga mengakibatkan
masyarakat sulit mencari mata pencaharian yang ahirnya membawa masyarakat berusaha
kerja keras untuk memenuhi kebutuhan hingga mereka terkadang melupakan arti
kesehatan
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten,reversible dimana trakea
dan bronkhi berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimulus tertentu.Asma
dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas yang mengakibatkan dyspnea,batuk
dan mengigil (Smeltzer,C.Suzanne,2002)
Asma terjadi pada sembarang golongan usia,sekitar dari setengah kasus terjadi
pada anak-anak dan sepertiga lainnya terjadi sebelum usia 40 tahun.Hampir 17% dari
semua rakyat Amerika mengalami asma dalam satu kurun waktu tertentu dalam
kehidupan mereka (Smeltzer,2002 )
World Health Organization (WHO) memperkirakan 150 juta penduduk dunia
menderita asma,dan bertambah 180.000 orang setiap tahun.Pravalensi asma bronkial di
Kabupaten Boyolali meningkat setiap tahun.Tahun 2005 sebesar 1,1%,tahun 2006
menjadi 1,5%,tahun 2007 meningkat menjadi 1,5% dan 2,55% pada tahun 2008
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat saat ini ada 300 juta penderita
asma dis eluruh dunia,Indonesia sendiri memiliki 12,5 juta penderita asma,sebanyak 195
persen di antaranya adalah penderita asma tak terkontrol.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam keluarga
adalah “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Keluarga dengan kasus Asma?”
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Asma
b. Tujuan khusus
1) Mengkaji keluarga dengan Asma
2) Merumuskan diagnose keperawatan keluarga dengan Asma
3) Menyusun rencana keperawatan keluarga dengan Asma
4) Melaksanakan intervensi keperawatan keluarga dengan Asma
5) Mengevaluasi keluarga dengan Asma
D. Manfaat
a. Bagi Penulis
Menambah informasi dan menambah wawasan penulis dalam melakukan studi
kasus dan mengaplikasikan ilmu tentang asuhan keperawatan keluarga dengan Asma.
b. Bagi Keluarga
Hasil asuhan keperawatan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
keluarga dengan asuhan keperawatan dengan Asma di dalam keluarga.
c. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Dapat memberikan masukan dalam pelayanan kesehatan yaitu dengan
memberikan dan mengajarkan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan pada
keluarga dan terutama untuk pasien sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
koping keluarga dan pasien serta dapat menjadikan peran keluarga untuk ikut aktif
berpartisipasi dalam mengimplementasikan strategi pelaksaan dalam asuhan
keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Keluarga
Keluarga adalah suatu ikatan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan hukum
dan undang-undang perkawinan yang sah hidup bersama dalam keterikatan aturan dari
keluarga. Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari keluarga (Friedman, 2013).
B. Tipe atau Bentuk Kelurga
Menurut Friedman, Bowden dan Jones (2010) dalam Susanto (2012) ada dua tipe
keluarga yaitu :
1. Tradisional
a) The Nuclear Family
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b) The Dyad Family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama
dalam satu rumah.
c) Keluarga Usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri.
d) The Childless Family.
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan
yang terjadi pada wanita.
e) The Extended Family.
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu
rumah seperti nuclear family disertai paman, tante, orang tua (kakek nenek)
dan keponakan
f) Commuter Family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa
berkumpul dengan anggota keluarga pada saat akhir pekan atau pada
waktu-waktu tertentu.
g) The Single Parent Family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak.
h) Multigenerational Family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah.
i) Kin-network Family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama.
Contoh : Dapur, kamar mandi, telepon dan lain-lain.
j) Blended Family
Duda atau janda karena perceraian yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari hasil perkawinan atau hasil perkawinan sebelumnya.
k) The Single Adult Family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi) seperti : perceraian atau ditinggal mati.
2. Non tradisional
a. The Unmarried Teenage Mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa nikah.
b. The Step-parent Family
Keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara yang hidup bersama dalam satu rumah. Sosialisasi anak dengan aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
d. The Nonmarital Heterosexual Cohabiting Family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
e. Gay and Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai persamaan orientasi seksual hidup bersama
sebagaimana marital partners
f. Cohabitating Family
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa
alasan tertentu.
g. Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi oleh aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu
sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
h. Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara
sementara waktu, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan
untuk menyatukan kembali keluarga aslinya.
C. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (2010) dalam Harmoko (2012) menyatakan struktur keluarga
antara lain :
1. Struktur Peran Keluarga
Peran didasarkan pada preskripsi dan harapan peran yang menerangkan apa yang
individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi
harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain yang menyangkut peran-
peran tersebut.
2. Sistem Nilai dalam Keluarga
Nilai-nilai keluarga didefinisikan sebagai suatu sistem ide, sikap dan kepercayaan
tentang nilai suatu keseluruhan atau konsep yang secara sadar maupun tidak sadar
mengikat bersama-sama seluruh anggota keluarga dalam suatu budaya yang lazim.
3. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses simbolik, transaksional untuk menciptakan
dan mengungkapkan pengertian dalam keluarga.
4. Strukur Kekuasaan dalam Keluarga
Kekuasaan keluarga sebagai sebuah karakteristik dari sistem keluarga adalah
kemampuan, baik potensial maupun aktual dari seorang individu untuk mengubah
tingkah laku anggota keluarga.
D. Fungsi Keluarga
Menurut Allender & Spardley (2001) dalam Susanto (2012), fungsi keluarga adalah :
1) Affection
a. Menciptakan suasana persaudaraan/menjaga perasaan.
b. Mengembangkan kehidupan seksual dan kebutuhan seksual.
c. Menambah anggota baru.
2) Security and Acceptance
a. Mempertahankan kebutuhan fisik
b. Menerima individu sebagai anggota.
3) Identity and Satisfaction
a. Mempertahankan motivasi.
b. Mengembangkan peran dan self-image.
4) Affiliation and companionship
a. Mengembangkan pola komunikasi.
b. Mempertahankan hubungan yang harmonis.
5) Sosialization
a. Mengenal kultur (nilai dan perilaku).
b. Aturan/pedoman hubungan internal dan eksternal.
c. Melepas anggota.
6) Controls
a. Mempertahankan kontrol sosial.
b. Adanya pembagian kerja.
c. Penempatan dan menggunakan sumber daya yang ada
E. Konsep Dasar Asma
a. Definisi
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten,reversible dimana trakea dan
bronkhi berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimulus tertentu.Asma
dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas yang mengakibatkan dyspnea,batuk
dan mengigil (Smeltzer,C.Suzanne,2002)
Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronchial dengan ciri bronkospasme
periodic (kontraksi spasme pada saluran nafas). Asma merupakan saluran komplek
yang dapat diakibatkan oleh dactor biokomia,endokrin,infeksi otonomik dan
psikologi (Somantri,2008). Asma mrupakan bentuk inflamasi kronis yang terjadi pada
saluran jalan nafas dengan memperhatikan berbagai imflamasi sel dengan gejala
hiperaktivitas bronkus dalam berbagai tingkatan,obstruksi jalan nafas,dan gejala
pernafasan yang lain (mengi dan sesak ) (Mansjoer,2001).
b. Klasifikasi Asma
1. Asma bronkhiale
Asma bronkhiale merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya respon
yang berlebihan dari trakea dan bronkus terhadap berbagai macam
rangsangan,yang mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang tersebar luas
diseluruh paru dan derajatnya dapat berubah secara spontan atau setelah mendapat
pengobatan
2. Status asmatikus
Yakni suatu asma yang refraktor terhadap obat-obatan yang konvensional
(Smeltzer,2001) status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator (Depkes
RI,2007).
Status asmatikus yang dialami penderita dapat berupa pernafasan wheezing,ronchi
ketika bernafas (adanya suara bising ketika bernafas),kemudian bisa berlanjurt
menjadi pernafasan labored (perpanjangan ekshalasi) pembesaran vena
leher,hipoksemia,respirasi alkalosis,respirasi sianosis,dyspnea dan kemudian
berakhir dengan tachypnea. Namun makin besarnya obstruksi di bronkus maka
suara wheezing dapat hilang dan biasanya menjadi petanda bahaya hahal
pernafasan (Brunner & Suddarth,2001)
c. Etiologi
Sampai saat ini etiologu Asma belum diketahui. Suatu hal yang menonjol pada
penderita Asma adalah fenomena hiperaktivitas bronkus. Bronkus penderit asma
sangat peka terhadap rangsangan imunologi maupun non imunologi
Menurut (Smeltzer & Bare,2002 ). Adapun rangsangan atau factor pencetus yang
sering menimbulkan Asma adalah :
a. Faktor ekstrinsik (alergik): reaksi alergik yang disebabkan oleh alergen atau
alergen yang dikenal seperti debu,serbuk-serbuk,bulu-bulu bintang
b. Faktor intrinsik (non-alergik): tidak berhubungan dengan allergen,seperti
common cold,infeksi traktus respiratorius,,latihan,emosi,dan polutan
lingkungan dapat mencetuskan serangan
c. Asma gabungan : bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai
karakteristik dan bentuk alergik dan non-alergik
d. Patofisiologi
Ciri khas pada asma bronkial adalah terjadinya penyempitan bronkus yang disebabkan
oleh spasme atau konstriksi otor-otot polos bronkus,pembengkakan atau edema
mukosa bronkus,dan hipersekresi mukosa/kelenjar bronkus (Smeltzer,2002;
Sundaru,2001 ). Saluran nafas yang sering terserang adalahbronkus dengan ukuran 3-5
mm,tetapi distribusinya meliputi daerah yang luas,walaupun asma pada prinsipnya
adalah suatu kelainan pada jalan pemafasan,akan tetapi dapat pula menyebabkan
gangguan pada bagian fungsional paru (Rab,1996). Smeltzer (2002) menjelaskan lebih
lanjut bahwa otot-otot bronkial dan kelenjar mukosa membesar. Sputum yang ketal
banyak dihasilkan dan aveoli menjadi hiperinflasi dengan udara terperangkap dalam
jaringan paru (Smeltzer,2002). Ketiga factor tersebut selanjutnya dapat menimbulkan
hipoksemia,hiperkapnea,dan asidosis pernafasan pada tahap yang sangat lanjut.
e. Manifestasi Klinis
Gambaran klasik penderita asma berupa sesak nafas,batuk-batuk dan mengi
(Wheezing) telah dikenal oleh umum dan tidak sulit untuk diketahui,batuk-batuk
kronis dapat merupakan satu-satunya gejala asma dan demikian pula rasa sesak dan
berat didada
Tetapi untuk melihat tanda dan gejala asma sendiri dapat digolongkan menjadi :
1) Asma tingkat I
Yaitu penderota asma yang secara klinis normal tanpa tanda dan gejala asma atau
keluhan khusus baik dalam pemeriksaan fisik maupun fungsi paru. Asma akan
muncul bila penderita terpapar factor pencetus atau saat dilakukan tes provokasi
bronchial di laboratorium.
2) Asma tingkat II
Yaitu penderita asma yang secara klinis maupun pemeriksaan fisik tidak ada
kelainan,tetapi dengan ts fungsi paru Nampak adanya obstruksi saluran
pernafasan. Biasanya terjadi setelah sembuh dari serangan asma.
3) Asma tingkat III
Yaitu penderita asma yang tidak memiliki keluhan tetapi pada pemeriksaan fisik
dan tes fungsi paru memiliki tanda-tanda obstruksi. Biasanya penderita merasa
tidak sakit tetapi bila pengobatan dihentikan asma akan kambuh
4) Asma tingkat IV
Yaitu penderita asma yang sering kita jumpai di klinik atau rumah sakit yaitu
dengan keluhan sesak nafas,batuk atau nafas berbunyi. Pada serangan ini dapat
dilihat yang berat dengan gejala-gejala yang makin banyak antara lain:
Kontraksi otot-otot bantu pernafasan ,terutama sternokliedo masroideus
Sianosis
Silent Chest
Gangguan kesadaran
Tampak lelah
Hiperinflasi thoraks dan takhikardi
5) Asma tingkat V
Yaitu status asmatikus yang merupakan suatu keadaan darurat medis beberapa
serangan asma yang berat bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang
lazim dipakai. Karena pada dasarnya asma bersifat reversible maka dalam kondisi
apapun diusahakan untuk mengembalikan nafas ke kondisi normal.
f. Komplikasi
a. Pneumothoraks
b. Pneumodiastinum dan emfisema subkutis
c. Atelectasis
d. Aspergilosis bronkopulmoner alergik
e. Gagal nafas
f. Bronchitis
g. Fraktur iga
g. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan sputum
Pada pemeriksaan sputum ditemukan :
a. Terdapatnya Spiral Curschman,yakni spiral yang merupakan slinder sel-sel
cabang-cabang bronkus
b. Terdapatnya Creole yang merupakan fragmen daro epitel bronkus
c. Terdapatnya neutrophil eosinophil
2. Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan eosinophil meninggi,sedangkan
leukosit dapat meninggi atau normal,walaupun terdapat komplikasi asma
a. Gas analisa darah
Terdapat hasil aliran darah yang variable,akan tetapi bila terdapat peninggian
PaCO2 maupun penurunan PH menunjukkan prognosis yang buruk
b. Kadanf-kadang pada darah terdapat SGOT dan LDH yang meninggi
c. Hiponatremi 15.000/mm3 menandakan terdapat infeksi
d. Pada pemeriksaan factor alergi terdapat igE yang meninggi pada wakti
serangan,dan menurunnya pada waktu penderita bebas dari serangan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn.S dengan masalah kesehatan pada salah satu
anggota keluarga yang menderita Asma
A. Pengkajian
I. Data Umum
Nama Kepala Keluarga : Tn. S
Usia : 44 tahun
Pendidikan : Sekolah Dasar
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku : Sasak
Alamat : Rungun,janapria Lombok tengah
Tipe keluarga : Keluarga inti
Komposisi keluarga : Suami, istri dan anak
Tanggal pengkajian : 6 Mei 2020
Genogram :
Tn.S Ny.S
Keterangan :
: : Laki laki
: Perempuan
Type Keluarga:
a) Jenis type keluarga: Keluarga Inti : suami, istri dan anak
b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut: terjadi salah satu anggota keluarga
terkena Asma hingga Tn. S khawatir dengan keluarganya
Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa: Klien suku Sasak Warga Negara Indonesia (WNI)
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : Tn. S mengatakan masih
membahwa budaya sasak ketika ada keluarga yang sakit kepala biasa. contoh ada
salah satu keluarga yang sakit kepala akan di bawa kedukun
Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan: Agama yang dianut adalah
Islam dan menurut Tn.S senantiasa berdoa kepada Tuhan serta yakin dan percaya
Tuhan yang di sembah adalah dokter di atas segala dokter yang mampu
menyembuhkan penyakit Asma yang dideritanya.
Status sosial ekonomi keluarga :
Anggota yang mencari nafkah adalah Tn. S Penghasilan keluarga Tn. S sekitar
Rp. 2. 000. 000 – 3.000.000/bulan dan kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
sekitar Rp. 1.500.000/bulan dan sisanya disimpan untuk keperluan tidak terduga.
Aktivitas rekreasi keluarga :
Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi adalah menonton TV, membaca
buku bersama, berkumpul bersama sanak saudara lainnya daan kadang – kadang
keluarga pergi rekreasi setahun sekali bersama anggota keluarga lainnya.
II. Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Tahap perkembangan keluarga Tn.S termasuk dalam tahap perkembangan
dewasa muda.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah keluarga belum
mampu memanage waktu dengan baik.
c. Riwayat kesehatan keluarga :
Teras Rumah
Ruang Tamu
Kamar Tidur
Ruang Makan
Ruang Dapur
V. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga
b. Fungsi sosial
Kerukunan terjaga dengan baik, interaksi dalam keluarga sangat baik dengan
komunikasi yang dilakukan secara terbuka. Dan interaksi sama masyarakat
sangat baik serta mengikuti kegiatan yang ada dalam masyarakat.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga belum mampu mengatasi masalah kesehatan tentang Asma hal ini
ditunjukkan dengan keluarga kurang menyadari dampak dari masalah kesehatan
akibat penyakit Asma
d. Fungsi reproduksi
Ny. S mengambil keputusan untuk menggunakan alat kontrasepsi suntik.
e. Fungsi ekonommi
Tn. S bekerja sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari.
B. Diagnosa Keperawatan
Tabel Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
Data Obyektif :
Terlihat klein seperti kurang
faham dalam perawatan
penyakit asma
Terlihat lingkungan rumah
keluarga kurangnya
pencahayaan dan kurangnya
ventilasi udara
Keadaan umum : composmentis
Ttv :
TD : 130/90mmHg
N : 88x/Menit
R : 24x/Menit
S :36,2 C
2. Data Subyektif : Kurangnya keterampilan Risiko tinggi
Ny. S mengatakan jika keluarga dalam merawat terjadinya
melakukan aktivitas berat maka anggota keluarga dengan komplikasi Asma
asma akan kambuh. penyakit Asma
Ny. S mengatakan penyakit
asma merupakan penyakit
pernafasan yang membuat sesak
nafas.
Ny.S mengatakan jika asma nya
kambuh maka akan mengalami
mengi.
Ny.S mengatakan jika terkena
debu maka asma akan kambuh.
Data Obyektif :
Ny. S Tampak kesulitan
bernafas dikarnakan terkena
debu
Diagnosis keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berbubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang mempunyai penyakit Asma
2. Risiko tinggi terjadinya komplikasi berhubungan dengan kurangnya keterampilan
keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan penyakit Asma
Berdasarkan rumusan prioritas di atas, maka dapat diketahui prioritas permasalahan pada
keluarga Tn. S adalah sebagai berikut :
1. Pola nafas tidak efektif berbubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang mempunyai penyakit Asma
2. Risiko tinggi terjadinya komplikasi berhubungan dengan kurangnya keterampilan
keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan penyakit Asma
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No. Hari/tanggal Keperawatan Implementasi Evaluasi
1. Selasa, 5 Mei Pola nafas tidak 1. Membina S:
2020 efektif berbubungan hubungan saling Klien
dengan percaya dengan mengatakan
ketidakmampuan klien dan keluarga tidak mengetahui
anggota keluarga 2. Tanyakan kembali pengertian dari
dalam merawat kepada keluarga ASMA
anggota keluarga tentang pengertian Klien
yang mempunyai ASMA mengatakan
penyakit Asma 3. Memberikan penyebab
edukasi atau ASMA adalah
pendidikan jika beraktivitas
kesehatan tentang berat terlalu
ASMA. berlebihan
O:
Klien nampak
bingung ketika
ditanya dan
sedikit bisa
menjawab ketika
ditanya tentang
tanda dan gejala
A:
Masalah belum
teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
Jelaskan pada
klien dan
keluarga
menggunakan
lembar balik
pengertian
ASMA.
Berikan edukasi
atau pendidikan
kesehatan
tentang penyakit
ASMA
2. Selasa, 5 Mei Risiko tinggi Menjelaskan pada S :
2020 terjadinya keluarga akibat Klien
komplikasi lanjut apabila mengatakan
berhubungan dengan ASMA tidak semenjak sakit
kurangnya diobati dengan ASMA aktivitas
keterampilan baik dengan klien sedikit
keluarga dalam berdiskusi terganggu.
merawat anggota bersama keluarga. Klien
keluarga dengan Memberikan mengatakan
penyakit ASMA motivasi keluarga sesak ketika
untuk menghirup debu.
menyebutkan Klien
kembali akibat mengatakan jika
lanjut dari ASMA asma kambuh
yang tidak diobati. maka akan
Mendiskusikan mengalami
dengan keluarga mengi.
tentang keinginan Klien mampu
untuk merawat menyebutkan
anggota keluarga kembali, akibat
yang sakit. dari ASMA yang
tidak diobati
adalah gangguan
tidur,timbul
masalah
psikologi,kompli
kasi pada saluran
pernafasan
O:
Klien mampu
menyebutkan
kembali akiba
lanjut dari
ASMA.
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi Dilanjutkan:
Diskusikan
dengan keluarga
tentang
keinginan untuk
merawat anggota
keluarga yang
sakit.
A. KESIMPULAN
a) Asma merupakan suatu penyakit kronik yang penting di dunia yang terjadi pada
semua usia,penyakit ini sulit dikendalikan dan merupakan penyebab
kematian,Asma dapat disebabkan oleh berbagi faktor,antara lain:
Faktor alergan
Infeksi saluran pernafasan
Iritan
Olahraga atau kegiatan berlebih
Udara dingin
Lingkungan kerja
Psikis atau setres
b) Masalah –masalah keperawatan yang muncul pada Ny.S dengan asma
adalah,resiko pola nafas tidak efektif,ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit
c) Pendidikan kesehatan penting diberikan pada klien dan keluarga dengan serangan
asma umtuk meningkatkan pengetahuan,penanganan,dan harapan penderita asma
akan suatu kehidupan yang normal
d) Apabila asma tidak ditangani dengan segera bisa mengancam nyawa karena bisa
menimbulkan gagal nafas,selain itu juga bila asma tidak ditangani semakin lama
akan menjadi akut atau tidak bisa di sembuhkan.
B. SARAN
1. Keluarga
Peran perawat sangat penting dalam mendukung perawatan pada anggota
keluarga yang sakit asma. Keluarga agar mampu menciptakan lingkungan yang
tepat dan sehat untuk mendukung perawatan penderita asma,serta saling
mengingatkan dalam hal perawatan dan pengobatan khususnya masalah penyakit
asma.
2. Petugas kesehatan
Petugas kesehatan supaya memberikan discharge planning kepada
penderita agar lebih meeningkatkan pengetahuan akan kesehatannya dengan
penjelasan dengan menggunakan leaflet,dan tidak hanya memberikan pengobatan
bagi penderita pada saat periksa saja,jika memungkinkan berikan pelayanan home
care yang berkelanjutan bagi anggota keluarga guna mencegah masalah kesehetan
tentang asma
3. Masyarakat
Anggota masyarakat supaya mengikuti penyukuhan yang diberikan oleh
petugas kesehatan shingga dapat melakukan tindakan prevebtif secara dini untuk
masalahnya,terutama penyakit asma.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol.2.
Jakarta: EGC.
Achjar Komang Ayu Henny, (2010) Aplikasi praktis asuhan keperawatan
Keluarga ,Edisi 1 Jakarta : CV Sagung Seto
Clark Margaret Varnell. (2013) . Asthma :a clinician’s guide,Editor Edisi Bahasa
Indonesia ,Rifky,Rudi Setia,Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Friedman. (2013). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Gusti. (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.
Harnilawati. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Takalar Sulawesi
selatan: Pustaka As-Salam
Wahit Iqbal Mubarak, dkk (2009) Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan
Aplikasinya. Jakarta : Penerbit : Salemba Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI.