Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah IDK 1 ini
tentang asuhan keperawatan Infeksi.Kepada semua pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung telah membantu demi kelancaran tugas ini.
Kelompok VI
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
A. DEFINISI .......................................................................................... 2
B. RANTAI INFEKSI ........................................................................... 2
C. AGEN INFEKSI ............................................................................... 5
D. RESERVOAR (sumber mikroorganisme)......................................... 5
E. PORTAL OF EXIT (jalan keluar)..................................................... 6
F. CARA PENULARAN....................................................................... 6
G. PORTAL MASUK............................................................................. 6
H. DAYA TAHAN HOSPES (MANUSIA)........................................... 6
I. PROSES INFEKSI ........................................................................... 6
J. PERTAHANAN TERHADAP INFEKSI ........................................ 7
K. INFEKSI NOSOKOMIAL ............................................................... 7
L. PATOFISIOLOGI INFEKSI ............................................................ 8
M. TANDA- TANDA GEJALA INFEKSI ............................................ 9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ............................................................ 10
A. Pengertian............................................................................... 10
B. Factor Risiko..................................................................................... 10
C. Outcome yang Disarankan................................................................ 10
D. Contoh penggunaan NOC................................................................. 11
E. Penggunaan NIC yang sesuai................................................... 11
BAB IV PENUTUP KESIMPULAN............................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar belakang
Kesehatan yang baik tergantung pada lingkungan yang aman.Praktisiatau
teknisi yang memantau untuk mencegah penularan infeksi membantu
melindungi klien dan pekerja keperawatan kesehatan dari penyakit.Klien dalam
lingkungan keperawatan beresiko terkena infeksi karena daya tahan yang
menurun terhadap mikroorganisme infeksius,meningkatnya pajanan terhadap
jumlah dan jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dan prosedur
invasif dalam fasilitas perawatan akut atau ambulatory,klien dapat terpajan pada
mikroorganisme baru atau berbeda,yang beberapa dari mikroorganisme tersebut
daaapat saja resisten terhadap banyak antibiotik.Dengan cara mempraktikan
teknik pencegahan dan penembalian infeksi perawat dapat menghindarkan
penyebaran mikroorganisme terhadap klien.
B. Tujuan
1. Mengetahui definisi infeksi
2. Mengetahui Rantai, Proses Infeksi, Cara Penularan, Portal Of Exit (Jalan
Keluar), Reservoar (Sumber Mikroorganisme), Daya Tahan Hospes
(Manusia), Portal Masuk, Agen Infeksi
3. Mengetahui infeksi nosokomial
C. Rumusan Masalah
Mengetahui lebih detail tentang infeksi
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang
mampu menyebabkan sakit.Infeksi juga disebut asimptomatik apabila
mikroorganisme gagal dan menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau
jaringan.Penyakitb akan timbul jika patogen berbiak dan menyebabakan
perubahan pada jaringan normal.(Potter & perry Fundamental
Keperawatan.edisi 4.hal : 933 – 942:2005) Infeksi merupakan infeksi dan
pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh,terutama yang menyebabkan
cedera sellular lokal akibat kompetisi metabolisme,toksin,replikasi intra
selular,atau respon antigen-antibodi (Kamus Saku Kedokteran Dorland,edisi
25.hal :555:1998)
B. RANTAI INFEKSI
Perkembangan infeksi terjadi dalam siklus yang bergantung pada elemen –
elemen berikut :
1. Agen infeksius atau pertumbuhan patogen
2. Tempat atau sumber pertumbuhan patogen
3. Portal keluar dari tempat tumbuh tersebut
4. Cara penularan
5. Portal masuk pejamu
6. Pejamu yang rentan
Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia yang
sehat.Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam melindungi tubuh dari
datangnya bakteri patogen.Tetapi pada beberapa kasus dapat menyebabkan
infeksi jika manusia tersebut meniliki toleransi yang rendah terhadap
miikrooorganisme.Cintohnya Escherechia coli paling banyak dijumpai sebagai
penyebab infeksi saluran kemih.
Contohnya :
3 .Parasit
Cacing pita dewasa panjangnya bisa mencapai 240-300 cm. Terdiri dari
bagian kepala yang memiliki kait-kait kecil dan badannya mengandung 1000
proglotid (bagian yang mengandung telur). Siklus hidupnya mirip cacing pita
sapi, tapi babi hanya merupakan tuan rumah perantara saja. Manusia juga bisa
berperan sebagai tuan rumah perantara, dimana telur cacing mencapai lambung
bila tertelan atau bila proglotid berbalik dari usus ke lambung. Embrio lalu
dilepaskan di dalam lambung dan menembus dinding usus, lalu akan sampai ke
otot, organ dalam, otak dan jaringan dibawah kulit, dimana mereka membentuk
kista.Kista yang hidup hanya menyebabkan reaksi ringan, sedangkan kista yang
mati menimbulkan reaksi yang hebat.
4. Jamur
Banyak jamur dan parasit dapat timbul selama pemberian obat antibiotika
bakteri dan immunosupresan,contohnya infeksi dari Candida
albicans,Aspergiilus spp,Cryptococcus neformans,Cryptosporidium.
5. Kuman
5. Melalui plasenta
Melalui plasenta ibu (transplasental); dari ibu ke anak. Infeksi melalui plasenta.
Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit pada
waktu mengandung, misalnya syphilis dan toxoplasmosis.
G. PORTAL MASUK
Sebelum seseorang terinfeksi, mikroorganisme harus masuk dalam tubuh.
Kulitmerupakan barier pelindung tubuh terhadap masuknya kuman infeksius.
Rusaknyakulit atau ketidakutuhan kulit dapat menjadi portal masuk. Mikroba
dapat masuk kedalam tubuh melalui rute atau jalan yang sama dengan portal
keluar. Faktor-faktoryang menurunkan daya tahan tubuh memperbesar
kesempatan patogen masuk kedalam tubuh.
I. PROSES INFEKSI
Infeksi terjadi secara progresif,berat ringannya penyakit klien tergantung
pada tingkat infeksi,patogenesitas mikroorganisme dan kerentanan
pejamu.Didalam proses infeksi memiliki tahapan tertentu yaitu :
1. Periode Inkubasi Interfal antara masuknya patogen dalam tubuh dan munculnya
gejala utama.
2. Tahap Prodomal Interpal dari awitan tanda gejala non spesifik(malaise,demam
ringan,keletihan)sampai gejala yang spesifik selama masa ini,mikroorganisme
tumbuh dan berkembang biak dan klien mampu menularkan ke orang lain.
3. Tahap Sakit Interpal saat klien memanifestasikan tanda dan gejala yang lebih
spesifik terhadap jenis infeksi.
4. Tahap Pemulihan Interpal saat munculnya gejala akut infeksi ,lama
penyembuhannyatergantung pada beratnya infeksi dan keadaan umum
kesehatan klien.
PROSES PERADANGAN
Peradangan dapat didefinisikan sebagai reaksi jaringan terhadap cedera,
yang secara khas terdiri atas respon vaskular dan selular, yang bersama-sama
berusaha menghancurkan substansi yang dikenali sebagai asing untuk tubuh.
Proses peradangan dibagi menjadi tiga fase yaitu:
1. Fase Inflamasi
Fase inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalan tubuh terhadap
infeksi, untuk mencegah penyebaran infeksi mengalami dua cara yaitu:
a) Homeostatis yaitu terjadi vasokontriksi oleh media catekolamin dan
prostaglandin diikuti terjadinya agregasi platelet serta proses aktifitas
thromboplastin (clotting).
b) Inflammasi yaitu terjadinya vasodilatasi kapiler-kapiler sekitar daerah
radang, aktivasi sel-sel radang sampai proses fagositosis.
2. Fase Proliferatif
Fase proliferatif adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai
dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan yaitu
bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang
akan digunakan selama proses reonstruksi jaringan. Fase proliferatif
mengalamai tiga tahap yaitu:
a. Granulasi adalah tersusunnya colagen primer di daerah luka atau radang,
diikuti pelapisan oleh fibroblast dan terjadinya proses angiogenesis.
b. Kontraksi adalah matrik yang tersusun oleh colagen dan fibroblast
mengadakan kontraksi menarik tepi luka untuk menutup luka.
c. Epithelialisasi adalah pertumbuhan sel-sel epitel.
3. Fase Maturasi
Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai
kurang lebih 12 bulan. Tujuan dari fase maturasi ini adalah menyempurnakan
terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan
bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan granulasi, warna
kemerahan dari jaringan mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan
serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut.
Kekuatan dari jaringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke 10
setelah perlukaan.
Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan
antara kolagen yang produksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang
berlebihan akan terjadi penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar,
sebaliknya produksi yang berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut
dan luka akan selalu terbuka.
Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan
jaringan parut mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktivitas
normal. Meskipun proses penyembuhan luka sama bagi setiap penderita, namun
outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung pada kondisi biologis
masing-masing individu, lokasi serta luasnya luka.
K. INFEKSI NOSOKOMIAL
Infeksi nosokomial disebabkan oleh pemberian layanan kesehatan dalam
fasilitas keperawatan kesehatan,rumah sakit merupakan satu tempat yang paling
mungkin terdapat infeksi karena populasi mikroorganisme yang tinggi dengan
jenis virulen yang mungkin resisten terhadap antibiotik. Jenis infeksi
nosokomial yaitu infeksi iantrogenik yang di akibatkan oleh prosedur diagnostik
dan terapiutik.Contohnya infeksi traktus urinarius yang terjadi setelah infeksi
kateter. Infeksi nosokomial dapat secara eksogen atau endogen Infeksi eksogen
didapat dari mikroorganisme eksternal terhadap individu,yang bukan
merupakan flora normal contohnya adalah organisme salmonella dan klostridiun
tetani. Infeksi endogen dapat terjadi bila sebagian dari flora normal klien
berubah dan terjadi pertumbuhan yang berlebihan. Contohnya adalah infeksi
yang disebabkan oleh enterococcus,ragi dan streptococccus.
M. PATOFISIOLOGI INFEKSI
1. Infeksi Penyakit menular ok. Interaksi hospes & mikroba yg tjd secara
kebetulan a. Faktor hospes pd Infeksi
2. Syarat infeksi. organisme menular mampu : - melekat - menduduki - memasuki
hospes - berkembang biak
a. Infeksi. Pd Kulit & Mukosa Orofaring
b. Kulit à pertahanan tubuh - Kulit utuh punya lapisan keratin/ lap tanduk Luka
pada kulit infeksi - Dekontaminasi - Flora normal
3. Pada lapisan Mulut dan faring ~ kulit
a. Saluran Pencernaan- Keasaman lambung àtdk sesuai utk mikroorganisme-
Lambung cepat memindahkan isinya ke usus.- Antibodi pada usus halus
àbakteri sulit melekat pd mukosa- Flora normal
b. Saluran Pernafasan Epitel saluran pernafasan: - Mengeluarkan mukosa - Mgd
silia à mengeluarkan benda asing - Sawar Pertahanan lain - Saluran kemih
Epitel berlapis Desakan utuk mengeluarkan kemih - Konjungtiva Mekanis Lap.
Air mata
4. Radang Sebagai Pertahanan
a. Faktor Jasad Renik Pada Infeksi
b. Daya Transmisi - Pemindahan secara langsung Misal : batuk, bersin,
berciuman
- Secara tidak langsung mll udara, tanah Transfusi darah, jarum suntik mll
serangga Daya invasi Utk menimbulkan inf, jasad renik hrs mampu bertahan pd
hospes o Kemampuan menimbulkan penyakit
- Eksotoksin yg larut à sirkulasi à perubahan fisiologis - Bakteri gram (-) mgd
endotoksin à ??? à demam
5. Cara Interaksi Hospes & Jasad Renik
a. Komensalisme Hospes & agen menular tidak saling menyerang
b. Mutualisme Interaksi tsb menguntungkan keduanya
6. Infeksi Oportunistik Organisme yg tidak berpengaruh pd individu sehat àlingk.
Salah àpenyakit Contoh:
a. Pd RS à pend. Ggn gizi à inf.
b. Lekemi
c. Kortikosteroid. dll
RISIKO INFEKSI
(Risk for Infection)
A. Pengertian
Peningkatan risiko untuk terinvasi oleh organisme pathogen.
B. Factor Risiko
1. Prosedur Invasif.
2. Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari paparan patogen.
3. Trauma.
4. Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan.
5. Ruptur membran amnion.
6. Agen farmasi (imunosupresan).
7. Malnutrisi.
8. Peningkatan paparan lingkungan pathogen.
9. Imunosupresi.
10. Ketidakadekuatan imun buatan.
11. Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb, Leukopenia, penekanan
respon inflamasi).
12. Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan,
penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi pH, perubahan
peristaltik).
13. Penyakit kronik.
Analisa Data:
No Data Senjang Masalah Penyebab
2/11/09
DS: Risiko infeksi.
08.00
-
DO:
Terpasang IV line.
Insisi laparatomy ± 10 cm.
Hb 10 gr%.
Catatan:
Untuk penentuan skor pada criteria hasil NOC perlu kesepakatan, sehingga
pernyataan (A) boleh dengan kaalimat keterangan, seperti “luka tidak berbau”,
dll.
BAB IV
PENUTUP KESIMPULAN
1. Faktor- faktor yang menyebabkan perkembangan infeksi tergantung dari agen
yang menginfeksi, respon dan toleransi tubuh, faktor lingkungan, resistensi
antibiotika, dan faktor alat.
2. Agen Infeksi yang kemungkinan terjadinya infeksi tergantung pada:
karakteristik mikroorganisme, resistensi terhadap zat-zat antibiotika, tingkat
virulensi, dan banyaknya materi infeksius. Respon dan toleransi tubuh pasien
dipengaruhi oleh: Umur, status imunitas penderita, penyakit yang diderita,
obesitas dan malnutrisi, orang yang menggunakan obat-obatan immunosupresan
dan steroid, intervensi yang dilakukan pada tubuh untuk melakukan diagnosa
dan terapi. Faktor lingkungan dipengaruhi oleh padatnya kondisi rumah sakit,
banyaknya pasien yang keluar masuk, penggabungan kamar pasien yang terkena
infeksi dengan pengguna obat-obat immunosupresan, kontaminasi benda, alat,
dan materi yang sering digunakan tidak hanya pada satu orang pasien.
Resistensi Antibiotika disebabkan karena: Penggunaan antibiotika yang tidak
sesuai dan tidak terkontrol, dosis antibiotika yang tidak optimal, terapi dan
pengobatan menggunakan antibiotika yang terlalu singkat, dan kesalahan
diagnosa. Faktor alat, dipengaruhi oleh pemakaian infus dan kateter urin lama
yang tidak diganti-ganti.
DAFTAR PUSTAKA
Iriyanto, koes .2006. Mikrobiologi. Margahayu Permai Bandung.hal 109-120
Olmsted RN. APIC Infection Control and Applied Epidemiology:
Principles and Practice. St.LouisMosby:1996.
Pohan, HT. Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine.
Pusat Informasi dan Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI,
Jakarta;2004.
Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta;
2001.
http://nirwan-anwarcom.blogspot.com/2009/04/patofisiologi-infeksi.html
Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made
Kariasa, Ni made Sumarwati. Edisi: 3. Jakrta: EGC.
Diposting oleh Imam Rizky di 06.25