Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

TERAPI BERMAIN ANAK


(MEWARNAI GAMBAR)

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK II

ALVIN ANUGRAH PRATAMA


AHLAN
ELSA RAHMADI
KHUSNUL AINI
NURSINAH
NIKEN APRIANI
RYAN ERLANGGA PURWANTO
SUSI RAMDANI FITRI
LAROS SEPTI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


MATARAM

T.A 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan kasih -Nyalah sehingga kami dapat menyusun PROPOSAL TERAPI BERMAIN
ANAK MEWARNAI GAMBAR ini yang telah ditentukan. Proposal terapi bemain ini
diajukan guna memenuhi tugas profesi yang diberikan pada stase Keperawatan Anak.

Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari
semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan
Proposal Terapi Bermain ini baik itu secara langsung maupun tidak langsung.

Kami menyadari isi ini Proposal Terapi Bermain masih jauh dari kategori sempurna,
baik dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan.oleh karen itu, kritik dan saran yang
membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan, sangat kami harapkan demi
kesempurnaan Proposal Terapi Bernain ini.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bermain merupakan kebutuhan anak seperti halnya kasih sayang, makanan, perawatan,
dan lain-lainnya, karena dapat memberi kesenangan dan pengalaman hidup yang nyata.
Bermain juga merupakan unsur penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi,
mental, sosial, kreativitas serta intelektual. Oleh karena itu bermain merupakan stimulasi
untuk tumbuh kembang anak (Hidayat, 2008).
Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan untuk membantu
anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi kecemasan dan ketakutan terhadap
sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Bermain pada masa pra sekolah adalah
kegiatan serius, yang merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun
pertama masa kanak-kanak. Hampir sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan untuk
bermain (Elizabeth B Hurlock, 2000). Dalam bermain di rumah sakit mempunyai fungsi
penting yaitu menghilangkan kecemasan, dimana lingkungan rumah sakit membangkitkan
ketakutan yang tidak dapat dihindarkan (Sacharin, 2003).
Hospitalisasi biasanya memberikan pengalaman yang menakutkan bagi anak. Semakin
muda usia anak, semakin kurang kemampuannya beradaptasi, sehingga timbul hal yang
menakutkan. Semakin muda usia anak dan semakin lama anak mengalami hospitalisasi
maka dampak psikologis yang terjadi salah satunya adalah peningkatan kecemasan yanng
berhubungan erat dengan perpisahan dengan saudara atau teman-temannya dan akibat
pemindahan dari lingkungan yang sudah akrab dan sesuai dengannya (Whaley and Wong,
2001).
Anak-anak dapat merasakan tekanan (stress) pada saat sebelum hospitalisasi, selama
hospitalisasi, bahkan setelah hospitalisasi, karena tidak dapat melakukan kebiasaannya
bermain bersama teman-temannnya, lingkungan dan orang-orang yang asing baginya serta
perawatan dengan berbagai prosedur yang harus dijalaninya terutama bagi anak yang baru
pertama kali di rawat menjadi sumber utama stress dan kecemasan / ketakutan.
Hospitalisasi merupakan masalah yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan bagi
anak. Dengan demikian berarti menambah permasalahan baru yang bila tidak
ditanggulangi akan menghambat pelaksanaan terapi di rumah sakit. Aktivitas bermain
merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal (Carson, dkk,
2002).
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap
dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah
sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti
marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari
hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada
dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas
dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak
akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui
kesenangannya melakukan permainan. Tujuanbermain di rumah sakit pada prinsipnya
adalah agar dapat melanjutkan fasepertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress.
Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan
perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di
rumah sakit (Wong, 2009).
Menurut penelitian yang di lakukan oleh Suryanti dan kawan kawan di RSUD Dr. R.
Goetheng Tarunadibrata Purbalingga tahun 2011 di peroleh Hasil uji statistik diperoleh
nilai p =0,0001 < α = 0,05, sehingga Ha diterima (Ho ditolak) yang berarti ada perbedaan
tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain (mewarnai dan
origami). Terapi bermain (mewarnai dan origami) dapat menurunkan tingkat kecemasan
anak usia prasekolah, dari tingkat kecemasan sedang menjadi tingkat kecemasan ringan
(Suryanti,dkk, 2011).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 40 menit, diharapkan kreativitas anak-
anak berkembang baik anak merasa tenang dan senang selama berada di instalasi
keperawatan anakdi bangsal anak dapat bersosialisasi dengan teman sebaya sesuai tumbuh
kembang anak dan dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang
dirasakan oleh anak-anak akibat hospitalisasi

2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain diharapkan :
1. Bisa merasa tenang dan senang selama berada di instalasi keperawatan anak
2. Anak dapat bersosialisasi dengan teman sebaya
3. Anak tidak cemas dan takut akibat hospitalisasi
4. Anak menjadi lebih percaya dan tidak takut dengan perawat
C. Jenis Terapi Bermain

a. Deskripsi Bermain
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah satu alat
paling penting untuk menatalaksanakan stres karena hospitalisasi menimbulkan krisis
dalam kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering disertai stress berlebihan,
maka anak-anak perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka
alami sebagai alat koping dalam menghadapi stress. Bermain sangat penting bagi
mental, emosional dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan
kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit
(Wong, 2009).
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan
sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna akan
membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang
motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh
kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan
dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar

b. Tujuan Permainan
1. Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang mormal pada saat sakit. Pada saat sakit
anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta ide-idenya. Permainan
adalah media yang sangat efektif untuk mengekspresikan berbagai perasaan yang
tidak menyenangkan.
3. Mengembangkan kreativitas dan permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi
dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di rawat di rs
5. Mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak akibat
hospitalisasi

c. Jenis Permainan
Mewarnai, menempel gambar, bermain ular tangga, dan melipat kertas origami.
Berdasarkan kategori bermain jenis permainan menempel dan menyusun merupakan
bermain aktif. Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang dilakukan anak,
apakah dalam bentuk kesenangan bermain alat misalnya mewarnai gambar, melipat kertas
origami, puzzle dan menempel gambar. Bermain aktif juga dapat dilakukan dengan
bermain peran misalnya bermain dokter-dokteran dan bermain dengan menebak kata
(Hurlock, 1998). Pada permainan ini anak akan di ajak bermain untuk menempel gambar
yang akhirnya akan seperti frame pemandangan atau benda.
Sedangkan menurut klasifikasi bermain merupakan permainan keterampilan(skill
play). Permainan ini akan menimbulkan keterampilan anak, khususnya motorik kasar dan
halus. Misalnya, anak akan terampil akan memegang benda-benda kecil, memindahkan
benda dari satu tempat ke tempat lain dan anak akan terampil dalam menyocokan gambar
sesuai dengan imajinasinya. Jadi keterampilan tersebut diperoleh melalui pengulangan
kegiatan permainan yang dilakukan. Pada permainan ini anak diajarkan mewarnai gambar.

D. SASARAN
Anak-anak yang berada di instalasi keperawatan anak rumah sakit. Peserta yang
mengikuti terapi bermain ini adalah anak usia pra sekolah (3-5 tahun) yang sedang
menjalani perawatan di bangsal anak dengan keadaan umum baik.

E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu dan Tempat :
Hari/Tanggal : Rabu,24 april 2019
Tempat : Ruang anak RSUD dr. R SOEDJONO SELONG
Sasaran : Anak usia pra sekolah dan sekolah di Ruangan Anak
Tema : Mewarnai gambar
Jumlah anak : 15

2. Tim Pelaksana
a. Pembimbing Pendidikan : - Ns. Robiatul Adawiyah, M.Kep
- Ns. Endah Sulistyani, M.Kep., Sp.Kep.An
b. Pembimbing Lapangan :
c. Leader : Ryan Erlangga Purwanto
Tugas :
− Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi bermain sebelum kegiatan
dimulai.
− Menjelaskan Kegiatan ,mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam proses
kegiatan bermain. Mampu memimpin Terapi bermain dengan baik dan tertib,
serta menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.

b. Co. Leader : Khusnul Aini


Tugas :
− Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas anak dan
mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.

c. Fasilitator : ahlan, nursinah, Elsa rahmadi Januastuti, niken apriani


Tugas :
− Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung, memotivasi anak yang
kurang aktif, membantu leader memfasilitasi peserta untuk berperan aktif dan
memfasilitasi peserta.
d. Observer : Susi ramdani Fitri
Tugas :
− Mengobservasi jalannya proses kegiatan, mencatat perilaku verbal dan non
verbal anak selama kegiatan berlangsung
e. dokumentasi : Laros Septi, Alvin Anugrah Pratama

3. Media (Alat dan Bahan)


Alat bermain
− Kertas bergambar − kursi
− Pensil warna/crayon − Daftar hadir
− Tema gambar yang tersedia : Mobil, Helo kitty, Bunga, Naruto, Ikan

F. PROSES PELAKSANAAN
NO WAKTU KEGIATAN PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari terapi 3. Memperhatikan
bermain
4. Kontrak waktu anak dan orang tua 4. Memperhatikan
2. 30 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan 1. Memperhatikan
terapi bermain mewarnai kepada anak
2. Memberikan kesempatan kepada 2. Bertanya
anak untuk bertanya jika belum jelas
3. Antusias saat
3. Membagikan kertas bergambar dan
menerima peralatan
crayon
4. Memulai untuk
4. Fasilitator mendampingi anak dan
mewarnai gambar
memberikan motivasi kepada anak
5. Menjawab
5. Menanyakan kepada anak apakah
pertanyaan
telah selesai mewarnai gambar
6. Mendengarkan
6. Memberitahu anak bahwa waktu
yang diberikan telah selesai
7. Memperhatikan
7. Memberikan pujian terhadap anak
yang mampu mewarnai gambar
sampai selesai
Evaluasi :

1. Memotivasi anak untuk menyebutkan
 Menceritakan dan
apa yang diwarnai
Gembira
2. Mengumumkan nama anak yang 
dapat mewarnai dengan contoh
3. Membagikan reward kepada seluruh
peserta
3. 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian 1. Memperhatikan
kepada seluruh anak yang telah
mengikuti program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada 2. Gembira
anak dan orang tua
3. Mengucapkan salam penutup 3. Menjawab salam
G. EVALUASI
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan 2 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di bangsal anak
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sesuai dengan tugas
masing-masing
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar.
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3. Evaluasi Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan akibat dampak hospitalisasi anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai

Setting Tempat

= Fasilitator = Pembimbing
= Co Leader dan Leader = Pasien
= Orang tua
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B. 1998. Perkembangan Anak jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Soetjiningsih. 2008. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Suryanti,Sodikun, Mustiah. 2011 Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Dan rigami Terhadap
Tingkat Kecemasan Sebagai Efek Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Rsud Dr.
R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga.
Wong, Donna L. 2009. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EG
DAFTAR HADIR ANAK
(MEWARNAI GAMBAR)

NO NAMA USIA
1
2
3
4
5
6
7
8

9
10

11

12
13

14

15
16
17
18
19

Anda mungkin juga menyukai