Aktivitas Perencanaan
Rencana Audit
Rencana audit merupakan proses yang lebih rinci daripada strategi audit
secara menyeluruh, hal ini dikarenakan rencana audit akan mencakup sifat, saat
dan luas prosedur audit yang akan dilaksanakan oleh anggota tim perikatan.
Dalam pengembangan rencana audit, auditor harus mempertimbangkan hal
berikut:
Sebagai akibat dari berbagai peristiwa yang tak terduga, maka auditor
dimungkinkan akan memodifikasi strategi audit secara keseluruhan dan rencana
audit. Adanya modifikasi tersebut juga akan berdampak sifat, saat dan luas
prosedur audit yang telah direncanakan, sehingga juga perlu dimodifikasi. Salah
satu penyebab adanya perisiwa yang tak terduga tersebut mungkin disebabkan
adanya perbedaan informasi (sifatnya signifikan) yang menjadi perhatian auditor
dengan informasi yang tersedia ketika auditor merencanakan prosedur audit.
Contohnya adalah bukti audit yang diperoleh melalui pelaksanaan prosedur
subtantif mungkin bertentangan dengan bukti audit audit yang diperoleh melalui
pengujian pengendalian.
Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk sifat, saat dan luas
arahan; dan supervisi anggota tim perikatan, dan penelaahan yang bervariasi:
Entitas yang lebih kecil dapat menggunakan cara yang kurang terstruktur
serta proses dan prosedur yang lebih sederhana untuk mencapai tujuan mereka.
Fungsi audit internal entitas kemungkinan relevan dengan audit jika sifat
tanggung jawab dan aktivitas fungsi audit internal terkait dengan pelaporan
keuangan entitas, dan auditor mengharapkan untuk menggunakan hasil pekerjaan
auditor internal untuk memodifikasi sifat atau waktu, atau mengurangi luas
prosedur audit yang akan dilaksanakan. Jika auditor menentukan bahwa fungsi
audit internal kemungkinan relevan dengan audit, maka SA 610 berlaku.
Tujuan fungsi audit internal serta sifat dan status fungsi audit internal
dalam organisasi bervariasi dan bergantung pada ukuran dan struktur entitas,
kebutuhan manajemen dan jika relevan, kebutuhan pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola. Tanggung jawab fungsi audit internal dapat mencakup, sebagai
contoh, pemantauan pengendalian internal, pengelolaan risiko, dan penalaahan
atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Di lain pihak, tanggung
jawab fungsi audit internal mungkin terbatas hanya pada, sebagai contoh
penelaahan ekonomi serta efisiensi dan efektivitas operasi, dan oleh karena itu,
belum tentu berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas
Jika sifat tanggung jawab fungsi audit internal terkait dengan pelaporan
keuangan entitas, pertimbangan auditor eksternal atas aktivitas yang dilaksanakan,
atau akan dilaksanakan, oleh fungsi audit internal, dapat mencakup penelaahan
atas rencana audit fungsi audit internal untuk periode berjalan, jika ada, dan
pembahasan rencana tersebut dengan auditor internal.
STANDAR AUDIT 320
MATERIALITAS DALAM TAHAP PERENCANAAN DAN
PELAKSANAAN AUDIT
E. Dokumentasi
Dalam melakukan suatu audit atas laporan keuangan, tujuan auditor adalah
untuk mendapatkan perikatan yang memberikan keyakinan memadai bahwa
laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material,
baik yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan, oleh karena itu
memungkinkan auditor untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan,
dalam semua hal yang material, telah disusun sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku; dan untuk melaporkan laporan keuangan tersebut serta
mengomunikasikan temuan-temuan auditor sebagaimana disyaratkan oleh SA.
Contoh tolok ukur yang tepat, tergantung pada kondisi entitas yang
bersangkutan, meliputi kategori penghasilan yang dilaporkan seperti laba sebelum
pajak, jumlah pendapatan, laba bruto dan jumlah beban, jumlah ekuitas atau nilai
aset bersih. Laba sebelum pajak dari operasi berjalan sering kali digunakan oleh
entitas yang berorientasi laba. Jika laba sebelum pajak dari operasi berjalan
berfluktuasi, tolok ukur lain mungkin lebih sesuai, seperti laba bruto dan jumlah
pendapatan.
Dalam hubungannya dengan tolok ukur yang dipilih, data keuangan yang
relevan biasanya meliputi hasil dan posisi keuangan periode sebelumnya, hasil
dan posisi keuangan periode berjalan dan anggaran atau prakiraan untuk periode
berjalan, yang disesuaikan dengan adanya perubahan signifikan yang terjadi di
entitas tersebut (sebagai contoh, adanya akuisisi bisnis yang signifikan) dan
perubahan kondisi industri atau lingkungan ekonomi yang relevan, yang di
dalamnya entitas tersebut beroperasi. Sebagai contoh, jika sebagai titik awal,
materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan suatu entitas ditentukan
berdasarkan suatu persentase terhadap laba sebelum pajak dari operasi berjalan,
kondisi-kondisi yang mengakibatkan kenaikan atau penurunan laba yang luar
biasa dapat mengakibatkan auditor menyimpulkan bahwa penentuan tingkat
materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan akan lebih tepat jika
ditentukan dengan menggunakan angka laba sebelum pajak dari operasi berjalan
yang telah dinormalisasi berdasarkan hasil masa lalu.
I. Materialitas Pelaksanaan
Standar Audit (“SA”) ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk
merancang dan menerapkan respons terhadap risiko kesalahan penyajian material yang
diidentifikasi dan dinilai oleh auditor berdasarkan SA 315 dalam suatu audit atas
laporan keuangan.
Tujuan auditor adalah untuk memperoleh bukti audit cukup dan tepat yang
berkaitan dengan penilaian risiko kesalahan penyajian material, melalui pendesainan
dan penerapan respons yang tepat terhadap risiko tersebut.
(a) Memperoleh bukti audit tentang perubahan signifikan atas pengendalian tersebut
setelah tanggal periode interim tersebut; dan
(b) Menentukan bukti audit tambahan yang harus diperoleh setelah periode interim
sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan.
Dalam menentukan tepat atau tidak tepatnya untuk menggunakan bukti audit tentang
efektivitas operasi pengendalian yang diperoleh dalam audit sebelumnya, dan, jika
demikian, lamanya periode waktu yang mungkin telah berlalu sebelum pengujian ulang
suatu pengendalian, auditor harusmempertimbangkan hal-hal berikut:
Prosedur Substantif
Jika auditor telah menentukan bahwa risiko kesalahan penyajian material yang
telah ditentukan pada tingkat asersi merupakan risiko signifikan, auditor harus
melaksanakan prosedur substantif yang secara khusus untuk merespons risiko tersebut.
Ketika pendekatan terhadap risiko signifikan hanya terdiri dari prosedur substantif,
prosedur tersebut harus mencakup pengujian rinci.
Saat Prosedur Substantif
Berdasarkan atas prosedur audit yang dilaksanakan dan bukti audit yang
diperoleh, auditor harus mengevaluasi sebelum menyimpulkan suatu audit, apakah
penilaian risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi tetap relevan. Auditor
harus menyimpulkan apakah bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh. Dalam
menyatakan suatu opini, auditor harus mempertimbangkan semua bukti audit relevan,
tanpa memperhatikan apakah bukti tersebut mendukung atau bertentangan dengan
asersi dalam laporan keuangan.
Jika auditor tidak memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk suatu
asersi laporan keuangan yang material, auditor harus berusaha untuk memperoleh bukti
audit lanjutan. Jika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat,
auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak menyatakan
pendapat terhadap laporan keuangan tersebut.
Dokumentasi
Respons Keseluruhan
Penilaian risiko yang telah diidentifikasi oleh auditor pada tingkat asersi
memberikan suatu basis untuk mempertimbangkan pendekatan audit yang tepat untuk
merancangdan melaksanakan prosedur audit lebih lanjut. Misalnya, auditor dapat
menentukan bahwa:
Saat prosedur audit mengacu kepada kapan prosedur tersebut dilaksanakan, atau
periode atau tanggal bukti audit tersebut berlaku. Luas prosedur audit mengacu kepada
kuantitas prosedur yang dilaksanakan, misalnya ukuran sampel atau jumlah observasi
terhadap aktivitas pengendalian. Perancangan dan pelaksanaan prosedur audit lebih
lanjut yang sifat, saat, dan luasnya didasarkan pada dan merupakan respons terhadap
risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai pada tingkat asersi memberikan
kaitan yang jelas antara prosedur audit lebih lanjut dan penilaian risiko yang dilakukan
oleh auditor.
Respons terhadap Risiko yang Telah Dinilai pada Tingkat Asersi
Sifat
Risiko yang telah dinilai auditor mungkin dapat berdampak terhadap pemilihan
berbagai tipe prosedur audit yang akan dilaksanakan maupun kombinasinya. Misalnya,
ketika risiko yang telah dinilai tinggi, auditor dapat melakukan konfirmasi atas
kelengkapan ketentuan kontrak dengan pihak ketiga, sebagai tambahan atas inspeksi
terhadap dokumen kontrak. Lebih lanjut, prosedur audit tertentu mungkin lebih tepat
untuk beberapa asersi dibandingkan dengan prosedur audit lainnya.
Saat
Pertimbangan spesifik bagi entitas yang lebih kecil. Untuk audit entitas yang
sangat kecil, tidak terdapat banyak aktivitas pengendalian yang dapat diidentifikasi oleh
auditor, atau luas keberadaan atau operasinya yang telah didokumentasikan oleh entitas
mungkin terbatas. Dalam beberapa kasus, akan lebih efisien bagi auditor untuk
melaksanakan prosedur audit lanjutan yang mengutamakan prosedur substantif.
Ketika memperoleh bukti audit yang lebih meyakinkan karena penilaian risiko
yang lebih tinggi, auditor dapat meningkatkan kuantitas bukti, atau memperoleh bukti
yang lebih relevan atau andal, misalnya, dengan menekankan pada pemerolehan bukti
dari pihak ketiga atau dengan memperoleh bukti penguat dari sejumlah sumber yang
independen.
Suatu tingkat keyakinan yang lebih tinggi dapat dicapai melalui efektivitas
operasi pengendalian ketika pendekatan yang diterapkan terutama terdiri dari pengujian
pengendalian, khususnya jika tidak mungkin atau tidak praktis untuk memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat hanya dari prosedur substantif.
Dalam kondisi tertentu, mungkin diperlukan untuk memperoleh bukti audit yang
mendukung efektivitas operasi pengendalian tidak langsung. Oleh karena proses
pengolahan teknologi informasi mempunyai sifat konsistensi, bukti audit tentang
implementasi pengendalian aplikasi otomatis, pada saat dipertimbangkan dalam
kombinasi dengan bukti audit tentang efektivitas operasi pengendalian umum entitas
(secara khusus, perubahan pengendalian), dapat juga memberikan bukti audit penting
tentang efektivitas operasi.
Saat Pengujian Pengendalian Periode kepercayaan yang dituju
Bukti audit yang relevan hanya pada waktu tertentu mungkin cukup untuk
tujuan auditor. Penggunaan bukti audit yang diperoleh selama periode interim. Faktor
relevan dalam menentukan bukti audit tambahan apa yang diperoleh tentang
pengendalian yang dioperasikan selama periode sisa setelah suatu periode interim
mencakup:
Dalam kondisi tertentu, bukti audit yang diperoleh dari audit periode lalu dapat
memberikan bukti audit ketika auditor melakukan prosedur audit untuk membuat
pengacuan untuk audit periode kini.
Perubahan dapat memengaruhi relevansi bukti audit yang diperoleh dalam audit
sebelumnya seperti kemungkinan tidak lagi sebagai basis untuk diandalkan secara
berkelanjutan. Misalnya, perubahan dalam suatu sistem yang memungkinkan entitas
untuk menerima suatu laporan baru dari dari sistem yang kemungkinan tidak
mempengaruhi relevansi bukti audit yang diperoleh dalam audit sebelumnya; namun,
perubahan yang menyebabkan data yang diakumulasi atau dihitung dengan cara yang
berbeda mempunyai pengaruh atas relevansi bukti audit.
Keputusan auditor mengenai apakah akan mengandalkan pada bukti audit yang
diperoleh dari audit periode lalu untuk:
(a) Pengendalian yang belum berubah sejak terakhir kali diuji; dan
(b) Pengendalian yang bukan merupakan pengendalian yang menurunkan suatu
risiko signifikan, merupakan suatu pertimbangan profesional.
Secara umum, makin tinggi risiko kesalahan penyajian material, atau makin
besar kepercayaan yang diandalkan pada pengendalian, maka makin pendek jeda waktu
untuk pengujian kembali. Faktor yang dapat mengurangi periode pengujian kembali
pengendalian, atau mengakibatkan tidak diandalkannya bukti audit yang diperoleh
dalam audit periode lalu, mencakup hal berikut ini:
Prosedur Substantif
(a) penilaian risiko oleh auditor merupakan suatu pertimbangan dan mungkin tidak
dapat mengidentifikasi semua risiko kesalahan penyajian material; dan
(b) terdapat keterbatasan bawaan dalam pengendalian internal, termasuk di
dalamnya pengabaian pengendalian oleh manajemen.
Prosedur analitis substantif secara umum lebih dapat diterapkan untuk transaksi
dalam jumlah yang besar yang cenderung dapat diperkirakan setiap waktu. SA520
menetapkan ketentuan dan panduan tentang penerapan prosedur analitis selama audit.
Pertimbangan Apakah Prosedur Konfirmasi Eksternal Dilaksanakan
Prosedur konfirmasi eksternal sering kali relevan ketika ditujukan ke asersi yang
berkaitan dengan saldo akun dan unsurnya, tetapi tidak terbatas pada saldo akun dan
unsurnya tersebut. Misalnya, auditor dapat meminta konfirmasi eksternal tentang
syarat-syarat perjanjian, kontrak, atau transaksi antara entitas dengan pihak lain.
Prosedur konfirmasi eksternal juga dapat dilakukan untuk mendapatkan bukti audit
tentang tidak adanya beberapa kondisi. Misalnya, suatu permintaan mungkin khusus
untuk mendapatkan penegasan tidak adanya “perjanjian tambahan (side agreement)”
yang mungkin relevan untuk asersi pisah batas pendapatan entitas. Situasi lainnya di
mana prosedur konfirmasi eksternal mungkin merupakan bukti audit yang relevan
dalam merespons risiko yang telah dinilai atas kesalahan penyajian material mencakup:
Saldo bank dan informasi lain yang relevan dengan hubungan perbankan.
Saldo piutang usaha dan syarat-syaratnya.
Sediaan yang berada di tangan pihak ketiga dalam gudang kawasan berikat
untuk diproses lebih lanjut atau dalam kondisi konsinyasi.
Akta kepemilikan properti yang dipegang oleh pengacara atau konsultan
keuangan untuk penyimpanan yang aman atau sebagai jaminan.
Investasi yang dipegang oleh pihak ketiga untuk keamanan penyimpanan, atau
dibeli dari pialang saham namun belum diterima pada tanggal laporan posisi
keuangan.
Jumlah yang terutang kepada kreditur, termasuk ketentuan yang relevan untuk
pembayaran dan ketentuan pembatasannya (covenants).
Saldo utang usaha dan ketentuannya.
Sifat, dan juga luas, pemeriksaan auditor atas entri jurnal dan penyesuaian
lainnya tergantung pada sifat dan kompleksitas proses pelaporan keuangan entitas dan
risiko kesalahan penyajian material yang terkait.
Dalam hampir semua situasi, bukti audit dari prosedur audit substantif periode
lalu memberikan sedikit atau tidak memberikan sama sekali bukti audit untuk periode
kini. Namun, ada beberapa pengecualian, misalnya, opini hukum yang diperoleh dalam
audit periode lalu yang berkaitan dengan struktur perubahan aset menjadi sekuritas
yang tidak ada perubahan yang terjadi, yang mungkin masih relevan untuk periode
audit kini. Dalam hal ini, merupakan hal yang tepat untuk menggunakan bukti audit dari
prosedur substantif audit periode lalu jika bukti tersebut dan hal pokok yang terkait di
dalamnya tidak berubah secara fundamental, dan prosedur audit telah dilakukan untuk
membuat pengacuan untuk audit periode kini.
Penggunaan Bukti Audit yang Diperoleh Selama Suatu Periode Interim
Dalam kondisi tertentu, auditor dapat menentukan bahwa merupakan hal efektif
untuk melakukan prosedur substantif pada suatu tanggal interim, dan untuk
membandingkan dan merekonsiliasi informasi tentang saldo pada akhir periode dengan
informasi yang dapat dibandingkan pada saat tanggal interim tersebut untuk:
Jika auditor menyimpulkan bahwa sifat, saat, dan luas prosedur substantif yang
direncanakan yang mencakup periode di antara tanggal interim dan tanggal laporan
posisi keuangan perlu dimodifikasi sebagai akibat dari kesalahan penyajian yang tidak
diperkirakan terjadi pada tanggal interim, modifikasi tersebut mungkin berupa
perluasan atau pengulangan prosedur yang telah dilakukan pada tanggal interim tersebut
pada tanggal laporan posisi keuangan.
Audit atas laporan keuangan adalah suatu proses kumulatif dan berulang.
Selama auditor melakukan prosedur audit yang direncanakan, bukti audit yang
diperoleh dapat menyebabkan auditor untuk melakukan modifikasi sifat, saat, serta luas
prosedur lain yang direncanakan. Suatu informasi dapat menjadi perhatian auditor
karena berbeda secara signifikan dengan informasi yang menjadi basis penilaian risiko.
Dalam kondisi demikian, auditor mungkin perlu untuk mengkaji ulang prosedur
audit yang telah direncanakan, berdasarkan atas pertimbangan yang telah diubah atas
risiko yang telah ditetapkan untuk seluruh atau sebagian golongan transaksi, saldo akun,
atau pengungkapan dan asersi terkait. SA315 memberikan panduan lebih lanjut dalam
merevisi penilaian risiko auditor.
Dokumentasi