12 Ebooks Bahan Ajar Rangkaian Listrik I ASRAN 2014 PDF
12 Ebooks Bahan Ajar Rangkaian Listrik I ASRAN 2014 PDF
RANGKAIAN
LISTRIK I
Disusun Oleh:
BA HA N A JA R
Terbit satu kali dalam setahun. Bahan Ajar Fakultas Teknik diterbitkan dengan berbagai Jurusan, berisi tulisan
atau artikel ilmiah ilmu teknik
A lamat
Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh
Jl. Cot Tengku Nie, Reuleut, Muara Batu,
Aceh Utara, P rovinsi Aceh
BAHAN AJ AR
( JURUSAN TEKNIK ELEKTRO)
RANGKAIAN
LISTRIK I
Disusun Oleh:
ASRAN , ST,. MT
PENASEHAT:
Ir. T. Hafli,. MT
Dekan Fakultas T eknik Universitas Malikussaleh
PENANGGUNG JAWAB:
Herman Fithra, S T,. MT
Pembantu Dekan I Bidang Akademik
Bustami, S.Si,. M.S i
Pembantu Dekan II Bidang Keuangan
Edzwarsyah, S T,. MT
Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan
S alwin, ST,. MT
Pembantu Dekan IV Bidang Kerjasama dan Informasi
KETUA PENYUNTING:
M. Ikhwanus, S T,. M. Eng
Ketua Jurusan T eknik Elektro
Misbahul Jannah, ST,. MT
Sekeretraris Jurusan T eknik Elektro
Kepada sdri Asran, ST,. MT yang telah membuat bahan ajar ini
dan juga kepada semua pihak yang telah membantunya, kami ucapkan
terimakasih.
Asran, ST,. MT
Nip. 197204152002121002
LAMPIRAN PENGESAHAN
2. Identitas Penulis
e. Nama Lengkap dan Gelar : Asran, ST,. MT
f. NIP : 197204152002121002
g. Golongan/Pangkat/ : Penata /IIIc
h. Jabatan Akademik : Lektor
i. Jurusan : Teknik Elektro
j. Perguruan Tinggi : Universitas M alikussaleh Lhokseumawe
k. Jumlah Penulis : 1 Orang
Disahkan Oleh :
Jurusan Teknik Elektro Penulis
Ketua,
DAFTAR ISI
Sambutan Ketua Jurusan Teknik Elektro.......................................................................v
Kata Pengantar ..............................................................................................................vi
Lampiran Pengesahan ..................................................................................................vii
Daftar Isi ....................................................................................................................... ix
Silabus M ata Kuliah....................................................................................................xiii
Satuan Acara Pengajaran (Sap).................................................................................... xv
ix
Bahan Ajar Jurusan Teknik Elektro- Ramgkaian LIstrik I
x
Daftar Isi
xi
Bahan Ajar Jurusan Teknik Elektro- Ramgkaian LIstrik I
xii
Satuan Acra Pengajaran (SAP)
4. Komponen Penilaian/Evaluasi
a. Kehadiran Perkuliahan, min 75 %
b. Tugas – Tugas parsial
c. Take home/Quis
d. UTS dan UAS
xiii
Bahan Ajar Jurusan Teknik Elektro- Ramgkaian LIstrik I
7. Pendekatan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara teoritis dan mahasiswa diharapkan
sebelum memulai perkuliahan sedah mempelajari pokok bahasan sebelumnya.
Pengajaran teoritis dilakukan secara klasikal/kelompok, dengan menggunakan
pendekatan metoda ceramah,diskusi dan presentasi kelompok.
8. Media Pembelajaran
M edia pembelajaran digunakan menurut sifat dan karakteristik materi perkuliahan
yang diajarkan, meliputi penggunaan Laptop, proyektor, white board.
9. Sumber Pustaka/Referensi :
1. “Teori dan Soal- soal Rangkaian Listrik“ edisi kedua, Joseph A.Edminister,
Ir.Sahat Pakpahan, Seri buku schum.1984.
2. M uhammad Ramdhani “Rangkaian listrik” thn. 2008 Penerbit Erlangga.
3. William H. Hayt, Jr,. Jack E. Kemmerly, Steven M . Durbin, 2005“Rangkaian
Listrik ”, edisi ke enam. Jilid 1 dan 2.Erlangga.
4. Joseph A. Edminister, 1983, “Electric Circuit”, M c-graw-Hill.
5. Irwin, J.D,. Basic Engineering Circuit Analisysi, 5th Ed. Upper Saddle River :
Prentice Hall International Inc,. 1996.
6. Johnson, D.E. et.al,. Electric Circuits Analysis, 3th Ed. Upper Saddle River,
Prentice Hall International, Inc,. 1997.
7. M ismail, Budiono, Rangkaian Listrik Jilid Pertama, Bandung, Penerbit ITB,
1995.
8. D. E Johnson, 1992,”electric Circuit Analisys”, Printice-Hall
9. Rj, Smitt, 1984, “Circuit Device ad System”, John Wiley & Son
10. W. Hayt, 1986, “Engineering Circuit Analisys”, M c-Graw-Hall
xv
Bahan Ajar Jurusan Teknik Elektro- Ramgkaian LIstrik I
xvii
Bahan Ajar Jurusan Teknik Elektro- Ramgkaian LIstrik I
xix
Bahan Ajar Jurusan Teknik Elektro- Ramgkaian LIstrik I
xxi
Bahan Ajar Jurusan Teknik Elektro- Ramgkaian LIstrik I
xxiii
Bahan Ajar Jurusan Teknik Elektro- Ramgkaian LIstrik I
xxv
Bahan Ajar Jurusan Teknik Elektro- Ramgkaian LIstrik I
xxvii
Bahan Ajar Jurusan Teknik Elektro- Ramgkaian LIstrik I
xxix
Bahan Ajar Jurusan Teknik Elektro- Ramgkaian LIstrik I
xxxi
Bahan Ajar Jurusan Teknik Elektro- Ramgkaian LIstrik I
xxxiii
Bahan Ajar Jurusan Teknik Elektro- Ramgkaian LIstrik I
BAB 1
KONSEP
RANGKAIAN LISTRIK
1.3 Penyajian
1.3.1. Definisi
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang
saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu
lintasan tertutup.
Elemen atau komponen yang akan dibahas pada mata kuliah Rangkaian Listrik
terbatas pada elemen atau komponen yang memiliki dua buah terminal atau kutub
pada kedua ujungnya. Pembatasan elemen atau komponen listrik pada Rangkaian
Listrik dapat dikelompokkan kedalam elemen atau komponen aktif dan pasif. Elemen
aktif adalah elemen yang menghasilkan energi dalam hal ini adalah sumber tegangan
dan sumber arus, mengenai sumber ini akan dijelaskan pada bab berikutnya. Elemen
lain adalah elemen pasif dimana elemen ini tidak dapat menghasilkan energi, dapat
dikelompokkan menjadi elemen yang hanya dapat menyerap energi dalam hal ini
hanya terdapat pada komponen resistor atau banyak juga yang menyebutkan tahanan
atau hambatan dengan simbol R, dan komponen pasif yang dapat menyimpan energi
juga diklasifikasikan menjadi dua yaitu komponen atau elemen yang menyerap energi
dalam bentuk medan magnet dalam hal ini induktor atau sering juga disebut sebagai
lilitan, belitan atau kumparan dengan simbol L, dan kompone pasif yang menyerap
energi dalam bentuk medan magnet dalam hal ini adalah kapasitor atau sering juga
dikatakan dengan kondensator dengan simbol C, pembahasan mengenai ketiga
komponen pasif tersebut nantinya akan dijelaskan pada bab berikutnya.
netral) yang dikelilingi oleh muatan elektron (-), normalnya atom bermuatan netral.
M uatan terdiri dari dua jenis yaitu muatan positif dan muatan negative. Arah
arus searah dengan arah muatan positif (arah arus listrik) atau berlawanan dengan arah
aliran elektron. Suatu partikel dapat menjadi muatan positif apabila kehilangan
elektron dan menjadi muatan negatif apabila menerima elektron dari partikel lain.
Coulomb adalah unit dasar dari satuan International yang digunakan untuk mengukur
muatan listrik.
Simbol: Q = muatan konstan
q = muatan tegantung satuan waktu
muatan 1 elektron = - 1,6021 x 10-19 Coulomb
1 coulomb = - 6,24 x 1018 elektron
dq
Secara matematis arus didefinisikan: i =
dt
Dengan satuannya: ampere (A)
Dalam teori rangkaian arus merupakan pergerakan muatan positif. Ketika
terjadi beda potensial disuatu elemen atau komponen maka akan muncul arus dimaan
arah arus positif mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah dan arah arus
negatif mengalir sebaliknya.
M acam-macam arus:
1. Arus searah (DC)
Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan
waktu, artinya diaman pun kita meninjau arus tersebut pada waktu berbeda akan
mendapatkan nilai yang sama.
1.3.3. Tegangan
Tegangan atau seringkali orang menyebut dengan beda potensial dalam bahasa
Inggris voltage adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan
(sebesar satu coulomb) pada elemen atau komponen dari satu terminal/kutub ke
terminal/kutub lainnya, atau pada kedua terminal/kutub akan mempunyai beda
potensial jika kita menggerakkan/memindahkan muatan sebesar satu coulomb dari
satu terminal ke terminal lainnya.
Keterkaitan antara kerja yang dilakukan sebenarnya adalah energi yang
dikeluarkan, sehingga pengertian diatas dapat dipersingkat bahwa tegangan adalah
energi per satuan muatan.
dw
Secara matematis: v = → satuannya: Volt
dq
Di sini istilah yang akan dipakai adalah pengertian pada item nomor 1 yaitu
tegangan turun. M aka jika beda potensial antara kedua titik tersebut adalah sebesar 5
Volt, maka VAB = 5 Volt dan VBA = - 5 Volt
1.3.4. Energi
Kerja yang dilakukan oleh gaya sebesar satu Newton sejauh satu meter. Jadi
energi adalah sesuatu kerja dimana kita memindahkan sesuatu dengan mengeluarkan
gaya sebesar satu Newton dengan jarak tempuh atau sesuatu tersebut berpindah
dengan selisih jarak satu meter.
Pada alam akan berlaku hukum Kekekalan Energi dimana energi sebetulnya
tidak dapat dihasilkan dan tidak dapat dihilangkan, energi hanya berpindah dari satu
bentuk ke bentuk yang lainnya. Contohnya pada pembangkit listrik, energi dari air
yang bergerak akan berpindah menjadi energi yang menghasilkan energi listrik,
energi listrik akan berpindah menjadi energi cahaya jika anergi listrik tersebut
melewati suatu lampu, energi cahaya akan berpinda menjadi energi panas jika bola
lampu tersebut pemakaiannya lama, demikian seterusnya.
Untuk menyatakan apakah energi dikirim atau diserap tidak hanya polaritas
tegangan tetapi arah arus juga berpengaruh.
Elemen/komponen listrik digolongkan menjadi:
1. M enyerap energi
Jika arus positif meninggalkan terminal positif menuju terminal
elemen/komponen, atau arus positif menuju terminal positif elemen/komponen
tersebut.
2. M engirim energi
Jika arus positif masuk terminal positif dari terminal elemen/komponen, atau
arus positif meninggalkan terminal positif elemen/komponen.
2. S atuan Turunan
Tabel 2. Satuan Turunan Besran Listrik
1.4. Penutup
1.4.1. Bahan Diskusi dan Tugas
Contoh 1: Jika arus 6 A, tentukan v jika elemen menyerap daya 18 W ?
Jawab :
M enyerap daya jika arus positif meninggalkan terminal positif
Jawab:
M engirimkan daya jika arus positif masuk terminal positif
Jawab:
Arus positif karena dari potensial tinggi ke potensial rendah
i=3A
v=6V
p = vi = 3.6 = 18 W
Arus positif meninggalkan terminal positif sumber, sehingga sumber mengirimkan
daya.
5. Tentukan:
a. Daya diserap atau dikirim
b. Nilai daya jika V = 10 Volt dan i = 12 mA
BAB 2
ELEMEN
RANGKAIAN LISTRIK
1.3 Penyajian
Elemen Aktif
Elemen aktif adalah elemen yang menghasilkan energi, pada mata kuliah
Rangkaian Listrik yang akan dibahas pada elemen aktif adalah sumber tegangan dan
sumber arus. Pada pembahasan selanjutnya kita akan membicarakan semua yang
berkaitan dengan elemen atau komponen ideal. Yang dimaksud dengan kondisi ideal
disini adalah bahwa sesuatunya berdasarkan dari sifat karakteristik dari elemen atau
komponen tersebut dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luar. Jadi untuk elemen
listrik seperti sumber tegangan, sumber arus, komponen resistor, induktor, dan
kapasitor pada mata kuliah ini diasumsikan semuanya dalam kondisi ideal.
Elemen aktif dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Sumber Tegangan (Voltage Source)
Sumber tegangan ideal adalah suatu sumber yang menghasilkan tegangan yang
tetap, tidak tergantung pada arus yang mengalir pada sumber tersebut, meskipun
1. Resistor (R)
Elemen ini menerima energi dengan cara menyerap sehingga menimbulkan
panas. Sering juga disebut dengan tahanan, hambatan, penghantar, atau resistansi
dimana resistor mempunyai fungsi sebagai penghambat arus, pembagi arus , dan
pembagi tegangan.
Nilai resistor tergantung dari hambatan jenis bahan resistor itu sendiri (tergantung dari
bahan pembuatnya), panjang dari resistor itu sendiri dan luas penampang dari resistor
itu sendiri.
Secara matematis:
l
R=ρ
A
dimana : ρ = hambatan jenis
l = panjang dari resistor
A = luas penampang
2. Kapasitor (C)
Sering juga disebut dengan kondensator atau kapasitansi. M empunyai fungsi
untuk membatasi arus DC yang mengalir pada kapasitor tersebut, dan dapat
menyimpan energi dalam bentuk medan listrik.
Nilai suatu kapasitor tergantung dari nilai permitivitas bahan pembuat kapasitor, luas
penampang dari kapsitor tersebut dan jarak antara dua keping penyusun dari kapasitor
tersebut.
Secara matematis:
A
C =ε
d
dimana : ε = permitivitas bahan
A = luas penampang bahan
d = jarak dua keping
Satuan dari kapasitor : Farad (F)
Jika sebuah kapasitor dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung
kapaistor tersebut akan muncul beda potensial atau tegangan, dimana secara
matematis dinyatakan:
dv
iC = C c
dt
Arus yang mengalir pada induktor akan menghasilkan fluksi magnetik (φ ) yang
membentuk loop yang melingkupi kumparan. Jika ada N lilitan, maka total fluksi
adalah:
λ = LI
λ
L=
I
dλ di
v= =L
dt dt
2.4.1. Resistor ( R )
Salah satu elemen dari rangkaian listrik yang memiliki struktur menahan arus
listrik/berfungsi untuk membatasi arus listrik yang mengalir.
Untuk tahanan murni, tegangan yang mengalir padanya berbanding lurus dengan arus
yang mengalir pada tahanan tersebut
Simbol Resistor ( R ):
i R
A B
+ −
V
Tegangan pada AB adalah: V AB = i × R
dimana ; i = arus listrik (ampere)
VAB = Tegangan pada terminal (volt)
R = Tahanan ( Ω )
I V1 V2 V3 Vn
R1 R2 R3 Rn
Pada resistor hubungan seri arus ( I ) yang mengalir pada setiap elemen sama
besarnya.
VT = V1 + V2 + V3 dimana; V1 = I ⋅ R1 , V2 = I ⋅ R 2 , V3 = I ⋅ R3
I ⋅ RT = I ⋅ R1 + I ⋅ R 2 + I ⋅ R 3
I ⋅ RT = I (R1 + R2 + R3 )
RT = R1 + R 2 + R3
b
Jawab;
RT = R1 + R 2 + R3 = 2 Ω + 6 Ω + 7 Ω = 15 Ω
Rangkaian menjadi;
I
a
RT = 15 Ω
I1 I2 I3 In
IT
R1 R2 R3 Rn
Pada resistor hubungan p aralel tegangan ( V ) p ada setiap elemen sama besarny a.
I T = I1 + I 2 + I 3 + ....I n
V V V V V
= + + + ....
RT R1 R2 R3 Rn
1 1 1 1 1
V = V + + + ....
RT R1 R2 R3 Rn
1 1 1 1 1
= + + + ....
RT R1 R 2 R3 Rn
Bila ran gkaian terdap at hany a dua resistor R1 dan R 2 y ang dip aralel, mak a tahanan
R × R2 1 1 1
p aralel adalah ; RT = 1 atau = +
R1 + R 2 RT R1 R 2
Contoh 1: Tentukan tahanan total (RT) p ada ran gkaian dibawah ini.
I I1 I2 I3
R1 = 3 Ω R2 = 6 Ω R3 = 9 Ω
Jawab ;
1 1 1 1
= + +
RT R1 R 2 R3
1 1 1 1 1 6 3 2
= + + → = + +
RT 3 6 9 RT 18 18 18
1 11 18
= → RT =
RT 18 11
Rangkaian RT adalah:
18
RT = Ω
11
R2 = 2 Ω R4 =15 Ω
Jawab;
R1 × R 2 10 × 2 20
R P1 = = = Ω
R1 + R2 10 + 2 12
R3 × R4 5 × 15 75
R P2 = = = Ω
R3 + R4 5 + 15 20
Rangkaian menjadi;
R P1 RP 2
20 75
12 20
20 75
R eq = R P1 + RP 2 = + = 5 ,4 Ω
12 20
Rangkaian ekivelen adalah;
R e kivalen
5,4 Ω
R1 = 1 Ω R3 = 3 Ω R5 = 6 Ω R 7 = 16 Ω
a c d e b
R4 = 6 Ω
R6 = 8 Ω
2Ω 1Ω
6Ω
3Ω 6Ω
3. T entukan rangkaian ekiv alen r esistor dan tentukan besar arus y ang men galir.
I 1Ω
I1 I2
2Ω
15 V 3Ω 6Ω
4Ω
2 kΩ 3 kΩ 4 kΩ
6. Tentukan berapa tahanan total (RT), jika ohm meter dihubungkan pada terminal
ab.
R10
Dik ;
R1 = 2 Ω
R9 R2 = 1 Ω
R2
R3 = 3 Ω
a R4 = 1 Ω
R5 = 4 Ω
R8
R6 = 8 Ω
R7 = 5 Ω
R3 R7 R8 = 6 Ω
R1 R11
R9 = 2 Ω
R5
R10 = 4 Ω
R11 = 10 Ω
R4 b R6
16 Ω
30 Ω 4Ω
15 Ω 12 Ω
9. Buatlah lan gkah-lan gkah seri dan p aralel sehin gga d idap at RT
R1 = 5 Ω R3 = 3 Ω R4 = 4 Ω R7 = 2 Ω
R2 = 2 Ω R5 = 2 Ω R8 = 6 Ω
R6 = 1 Ω R9 = 5 Ω
R6 = 2 Ω
R10 = 6 Ω
7
4Ω
b
R4 = 1 Ω R9 = 5 Ω
i
dv = dt 1 F = 106 µF = 1012 pF
C
i
∫ dv = ∫ C dt 1µF = 10 -6 F
1
V = ∫ i dt 1pF = 10 -12 F
C
Mis ; f =100 Hz
C = 50 µF
Maka,
1
XC =
2π f C
1 1 1
XC = = −6
= = 31,85 Ω
2 × 3,14 ×100 × 50 µF 628 × (50 × 10 ) F 0,0314
V1 V2 V3
i
C1 C2 C3
VT = V1 + V2 + V3
1 1 1 1
CT ∫ i dt = C ∫ i dt + C ∫ i dt + C ∫ i dt
1 2 3
1 1 1 1
CT ∫ i dt = ∫ i dt C 1
+
C2
+
C 3
1 1 1 1
= + +
CT C1 C2 C3
Pembagi tegangan ;
1
V1 =
C1 ∫ i dt
1
V2 =
C2 ∫ i dt
1
V3 =
C3 ∫ i dt
1
Dimana ; → VT =
CT ∫ i dt
Sehingga ;
CT
V1 = ⋅ VT
C1
CT
V2 = ⋅ VT
C2
CT
V3 = ⋅V
C3 T
i1 i2 i3
i
C1 C2 C3
i = i1 + i 2 + i 3
dv dv dv dv
CT = C1 + C2 + C3
dt dt dt dt
dv dv
CT = ( C1 + C 2 + C 3 )
dt dt
CT = C1 + C2 + C 3
Pembagi arus ;
dV
i1 = C1
dt
dV
i 2 = C2
dt
dV
i3 = C 3
dt
dV dV i
Dimana ; → i = CT → =
dt dt C T
Sehingga ;
C
i1 = 1 ⋅ i
CT
C
i2 = 2 ⋅ i
CT
C
i3 = 3 ⋅ i
CT
Jawab :
C p1 = 25 µF + 25 µF = 50 µF
C p 2 = 25 µF + 25 µF = 50 µF
50 × 50
CS = = 25 µF
50 + 50
C ek = CS + 25 µF = 25 + 25 = 50 µF
di
P = Li
dt
Reactance induktive ( X L ) ;
X L = 2π f L ( Ω )
Dimana ; X L = reaktansi induktif (ohm)
2π = constanta dgn π =3,14
f = frekuensi (Hz)
L = induktansi (henry)
Mis ; f =60 Hz
L = 20 H
Maka,
X L = 2π f L
X L = 2 × 3,14 × 60Hz × 20 H
X L = 7536 Ω
L1 L2 L3
i V1 V2 V3
V = V1 + V 2 + V 3
di di di di
LT = L1 + L2 + L3
dt dt dt dt
di di
LT = (L + L2 + L3 )
dt dt 1
LT = L1 + L2 + L3
Pembangi tegangan :
di
V1 = L1
dt
di
V2 = L2
dt
di
V3 = L3
dt
di di V
Dimana : → V = LT → =
dt dt LT
Sehingga ,
L
V1 = 1 ⋅V
LT
L
V2 = 2 ⋅ V
LT
L
V3 = 3 ⋅V
LT
i1 i2 i3
i
L1 L2 L3
i = i1 + i 2 + i3
1 1 1 1
LT ∫V dt =
L1 ∫V dt
L2 ∫ V dt L ∫ V dt 3
1 1 1 1
LT ∫ V dt = ∫ V dt L 1
+
L2
+
L3
1 1 1 1
= + +
LT L1 L2 L3
Pembagi arus :
1
i1 = ∫ V dt
L1
1
L2 ∫
i2 = V dt
1
L3 ∫
i3 = V dt
1
LT ∫ ∫V dt = L
Dimana : → i= V dt → T ⋅i
LT
i1 = ⋅i
L1
L
i2 = T ⋅ i
L2
L
i3 = T ⋅ i
L3
\
2.6 Penutup
2.6.1.2. Bahan Diskusi dan Tugas
Contoh 1 : Tentukan nilai Lek pada gambar dibawah ini :
Jawab :
LS 1 = 25mH + 25mH = 50mH
50 × 50
LS 1 // 50mH → LP1 = = 25mH
50 + 50
LS 2 = LP1 + 25mH = 25mH + 25mH = 50mH
50 × 50
LS 2 // 50mH → Lek = = 25mH
50 + 50
Jawab :
LS 1 = 30mH + 20mH = 50mH
LS 1 // 0 // 25mH → LP1 = 0 mH
LS 2 = LP1 + 10mH = 0 + 10mH = 10mH
L S 2 × 10
L S 2 // 10mH → Lek = = 5mH
L S 2 + 10
S oal – S oal Latihan
BAB 3
HUKUM – HUKUM
DASAR RANGKAIAN
3.3 Penyajian
3.3.1. Hukum Ohm
Jika sebuah penghantar atau resistansi atau hantaran dilewati oleh sebuah arus
maka pada kedua ujung penghantar tersebut akan muncul beda potensial, atau Hukum
Ohm menyatakan bahwa tegangan melintasi berbagai jenis bahan pengantar adalah
berbanding lurus dengan arus yang mengalir melalui bahan tersebut.
V
Secara matematis : V = R×i → i=
R
R
V
P =V ×i
P = R × i × i = i2 × R
V V2
P =V ×i → P =V× =
R R
Contoh 1 ;
Dik ; V = 24 Volt R =6Ω
i Dit ; i dan P
Jawab ;
24 V R =6Ω V 24
i= = = 4 Ampere
R 6
P = V × i = 2 4 × 4 = 96 Watt
atau,
V 2 242 576
P = i 2 × R = 4 2 × 6 = 96 Watt , P= = = = 96 Watt
R 6 6
Contoh 2 ;
R1 = 10 Ω Dari rangkaian disamping carilah
arus I dan hitung daya yang diserap
oleh resistor.
Jawab ;
5 Volt I V 5
I = = = 0,5 Ampere
R1 10
Contoh 3 ;
R1 = 2 Ω Dari rangkaian disamping ;
Tentukan ; daya yang diserap masing –masing
resistor.
+ i Jawab ;
R2 = 6 Ω V
i=
− R1 + R 2 + R3
45
i= = 3 Ampere
R3 = 7 Ω 15
Daya pada resistor R1 adalah ; PR 1 = i 2 × R1 = 3 2 × 2 = 18 Watt
Daya pada resistor R2 adalah ; PR 2 = i 2 × R2 = 3 2 × 6 = 54 Watt
Contoh : 4
Jika pada suatu rangkaian diberikan tegangan10 V, maka timbul arus sebesar 2
A. Berapa arus yang muncul jika tegangan yang diberikan pada rangkaian tersebut
sebesar 15 V.
Jawab :
V 10
R= = = 5Ω
I 2
V 15
⇒I= = =3A
R 5
Contoh : 5
Pada suatu rangkaian yang tidak diketahui nilai resistansinya, daya pada
rangkaian saat diukur dengan wattmeter adalah sebesar 250 W dan tegangan
terpasang adalah 50 V. Tentukan nilai resistansinya.
Jawab :
V2
P =V⋅I =
R
2
V 502
R= = = 10 Ω
P 250
i3 i1 + i2 = i3 + i4 + i 5
i1
i4 atau ,
i1 + i2 − i3 − i 4 − i5 = 0
i5
i2
I1 I2
I3
I1 − I 2 − I3 = 0
Cabang ; merupakan jalan tunggal dalam sebuah jaringan yang dibentuk dari sebuah
elemen sederhana dan simpul pada tiap ujung elemen tersebut.
Simpul ; sebuah titik dimana dua atau lebih elemen yang mempunyai hubungan yang
sama.
Loop ; lintasan tertutup yaitu ; lintasan dimana simpul tempat kita mulai adalah
sama dengan dimana simpul kita terakhir.
Contoh 1: Hitunglah arus yang melewati resistor R3 , jika diketahui bahwa sumber
tegangan memasok arus sebesar 3 A.
i R1 (i R 1 − 2 A)
R1 2A i = ... ?
R2 R3
10 V 5A
Jawab ;
Identifikasikan m aksud dan tujuan y ang hend ak dicap ai dari soal tersebut ;
Arus y ang m elewati resistor R3 telah d iberi lab el i sebagaiman a terlihat p ada
rangk aian d iatas.
Arus ini m en galir dar i nod e atas R3, y ang dihubun gk an p ada tiga buah caban g
rangk aian y an g lain. Arus y ang m en galir m asuk ke dalam nod e dar i masin g-
masin g cab an g akan d itambahkan untuk membentuk arus i.
Dengan men jumlahkan arus-arus y ang men galir masuk ked alam node akan
dip eroleh p ersamaan ;
iR1 − 2 − i + 5 = 0
Pada sumber tegan gan 10 Vo lt mem asok arus sebesar 3 A, m enunjukkan
bahwa arus ini m erup akan i R 1
Maka, akan didapat ; iR1 − 2 − i + 5 = 0
i = iR1 − 2 + 5
i = 3− 2 + 5
i=6A
i1
R1
J a wab ;
V
i1 =
R1
iT
V
i2 =
i2 R2
R2
iT = i1 + i2
V
2A 5Ω
RA 6Ω
18 V VX
iX
2A I4
+
7A 2A
−
V1 i V4
V1 = V2 + V3 + V4
V1 − V 2 − V3 − V4 = 0
Prosedur umum yang ditempuh dalam menetapkan persamaan rangkaian
adalah sebagai berikut ;
a. Tarik panah potensial dari kabel negative ke positif
b. Tentukan arah aliran arus
c. Disamping tiap resistor, gambarkan panah beda potensial dengan arah yang
berlawanan dengan aliran arus
d. Tuliskan persamaan tegangan kirchoff (KVL) yang dimulai pada sembarang titik
dan berakhir pada titik itu pula
3V1 8V3
A D
Jawab ;
V1 − IR1 − V2 − IR2 + V3 = 0
V1 − V2 + V3 = IR1 + IR2
3 − 2 + 8 = I ( 5 + 4)
9 = I ( 9) Dengan cara ketemu kutup ;
9
I = = 1 Ampere − V1 + IR1 + V2 + IR 2 − V3 = 0
9
A D
Jawab ;
Loop ABCD ;
− IR1 − V1 − IR2 − IR3 + V 2 = 0
V2 − V1 = IR1 + IR 2 + IR3
V2 − V1 = I ( R1 + R2 + R3 )
V2 − V1
I=
R1 + R2 + R3
Jika ; R1 = 5 Ω , R 2 = 3 Ω , R3 = 4 Ω
V1 = 10 volt , V 2 = 25 volt
Maka arus (I) adalah ;
25 − 10 15
I = =
5 + 3 + 4 12
I = 1,25 Ampere
+ v8 − + v4 −
+
v 10 10 Ω 2Ω +
60 V vx ix
− −
i10 i2
+ v4 −
8Ω
10 Ω 2Ω +
30 V vx ix
−
R1 i
i vs 2 +
vs 1 v R2 R2
−
i
Dari gambar dibawah, berapa besar arus yang diberikan oleh sumber tegangan 50 V
5Ω
2Ω
12 Ω
8Ω 6Ω 3Ω
50 V
I X1
4A
IX 5A
3A
36 V 12 V 14 V V2
a
+ −
− +
I +
III Vx V1
4V R2 VR 2
−
+
+ −
II VR1
−
b
R1 R2 R3 I RS
V Ekivalen V
Arus pada rangkaian seri sama, yang berbeda adalah : drop tegangannya.
V1 = I ⋅ R1
V2 = I ⋅ R 2
V = I ⋅ RS → RS = R1 + R2
Untuk V1=..,.
V1
V1 = I ⋅ R1 → I = ... (1)
R1
V
V = I ⋅ RS → I= ... (2)
RS
R1 = 5 Ω
R 2 = 10 Ω V2
V = 50 Volt
Jawab :
R1 5 250
V1 = ⋅ V = ⋅ 50 = = 16,67 Volt
R1 + R2 15 15
R2 10 500
V2 = ⋅V = ⋅ 50 = = 33,33 Volt
R1 + R 2 15 15
Maka,
V = V 1 + V 2 = 16,67 + 33,33 = 50 Volt
Contoh 2:
R1 VS 2
VS 1
R2
c. PR 1 = I 2 ⋅ R1 = 5 2 × 25 = 625 Watt
PR 2 = I 2 ⋅ R2 = 5 2 × 15 = 375 Watt
R1 2 K Ω V1
VS R2 5 KΩ
45 V
R3 8 K Ω V3
Jawab :
R1
V1 = ⋅V S
R1 + R2 + R3
R3
V3 = ⋅V
R1 + R 2 + R3 S
IT = I1 + I2 .... (4)
V
IT = .... (5)
RT
V
I1 = .... (6)
R1
V
I2 = .... (7)
R2
Subsitusi pers. (5)(6)(7) ke pers.(4) ;
IT = I1 + I2
V V V
= +
RT R1 R 2
1 1 1
V = V +
RT R
1 R2
1 1 1 R1 × R2
= + atau, RT =
RT R1 R 2 R1 + R 2
+
V RT
−
Tapi, untuk dua resistor R1 dan R 2 yang diparalel, maka tahanan ukurannya
dapat ditentukan ;
R × R2
RP = 1
R1 + R 2
Untuk, I2 = ..,.
I 2 ⋅ R2 = I T ⋅ RP
R1 ⋅ R2
R R1 + R 2
I 2 = P ⋅ IT = ⋅ IT
R2 R2
R1
I2 = ⋅I
R1 + R2 T
3.6 Penutup
3.6.1 Bahan Diskusi dan Tugas
Contoh 1: Gunakan aturan pembagi arus, untuk menentukan i1 dan i2 pada gambar
berikut :
Jawab:
R2 5 50
i1 = ⋅i = ⋅10 A = Ampere
R1 + R 2 10 + 5 15
R1 10 100
i2 = ⋅i = ⋅10 A = Ampere
R1 + R2 10 + 5 15
50 100 150
i = i1 + i 2 = + = = 10 Ampere
15 15 15
arus i = arus i1 ditambah arus i2
Contoh 2 ;
I1 I5
I2 I3 I4
R1 R2 R3
VS
Jawab ;
I1 − I 2 − I5 = 0
dimana ; I 5 = I 3 + I 4
maka ;
I1 − I2 − (I3 + I 4 ) = 0
I1 − I2 − I3 − I4 = 0
I 1 = I 2 + I3 + I 4
VS VS VS
I1 = + +
R1 R 2 R3
1 1 1
I 1 = V S + +
R1 R2 R 3
Contoh 3 ;
Jika; VS = 24 Volt ,
R1 = 10 Ω , R2 = 15 Ω , R3 = 20 Ω
Tentukan ; a). arus yang mengalir pada setiap elemen
b).daya yang diserap setiap elemen
Jawab ;
1 1 1
a). I 1 = V S + +
R1 R2 R 3
VS VS VS
I2 = , I3 = , I4 =
R1 R2 R3
I5 = I3 + I 4
b). PR 2 = I 2 2 × R1 , PR 3 = I 3 2 × R 2 , PR 4 = I 4 2 × R3
+ −
105 V
36 ,0 Ω 12 ,0 Ω V1 V2
103 ,2 Ω
− +
28 ,7 Ω
+
V 10 Ω 5Ω 10 Ω
−
R1 = 7 ,6 Ω
+ −
R3 = 6 Ω
V1 = 25 volt V2 = 5 volt
− +
.
4. Jika drop tegangan pada tahanan R adalah 25 volt, maka tentukan harga tahanan
R tersebut.
i1
20 Ω
a b
i2
+ 50 Ω
100 volt R
−
5. Bila daya pada tahanan 5 Ω adalah 20 watt. Hitung harga tahanan variable R
i1 5Ω
a b iT
i2
+
20 Ω
50 volt R
−
BAB 4
BILANGAN KOMPLEKS
4.3. Penyajian
4.3.1. Bilangan Kompleks
Bilangan kompleks Z adalah sebuah bilangan dalam bentuk X + jY , dimana X
dan Y adalah bilangan nyata dan j = − 1
X = r Cos θ
Y = r Sin θ ⇒ Z = X ± jY
Z = r Cos θ + j r Sin θ
Z = r (Cos θ + j Sin θ )
dimana : r = X 2 +Y 2
y
tan θ =
x
y
θ = tan −1
x
Rumus Euler
e jθ = (Cos θ + j Sin θ )
Sehingga,
Z = r (Cos θ + j Sin θ )
Z = r e jθ
Jawab:
Z1 ⋅ Z 2 = ( x1 + jy 1 ) ⋅ ( x2 + jy 2 )
= x1 x2 + jx 1 y 2 + jx 2 y 1 + j 2 y 1 y 2
dimana : ⇒ j 2 = −1
= x1 x2 + jx 1 y 2 + jx 2 y 1 − y1 y 2
= ( x1 x 2 − y1 y 2 ) + j ( x1 y 2 + x 2 y1 )
b. Bentuk polar
Z1 = r1 ∠θ1
Z 2 = r2 ∠θ 2
Jawab:
Z1 ⋅ Z 2 = r1 ∠θ 1 ⋅ r2 ∠θ 2
= r1 ⋅ r2 ∠θ 1 + θ 2
c. Bentuk exponensial
Z1 = r1 e jθ1
Z 2 = r2 e jθ2
Jawab :
Z1 ⋅ Z 2 = (r1 e jθ1 ) ⋅ (r2 e jθ 2 )
= r1 ⋅ r2 e j (θ1 +θ2 )
Jawab :
Z1 r1∠θ 1 r1
= = ∠θ 1 − θ 2
Z 2 r2 ∠θ 2 r2
c. Bentuk exponensial
Z1 = r1 e jθ1
Z 2 = r2 e jθ2
Jawab :
Z1 r1 e jθ1 r1 j (θ1 −θ2 )
= = e
Z 2 r2 e jθ2 r2
Catatan:
1. Penjumlahan dan pengurangan bilangan kompleks sebaiknya dalam bentuk
rectangular.
2. Perkalian dan pembagian bilangan kompleks sebaiknya dalam bentuk polar.
4.4. Penutup
4.4.1. Bahan Diskusi dan Tugas
1. Hitunglah perkalian dari dua bilangan kompleks dibawah ini :
a.) Z1 = 2 + j 3
Z 2 = −1 − j 3
b.) Z1 = 2∠30°
Z 2 = 5∠ − 45°
Π
j
c.) Z1 = 5e 3
Π
−j
Z 2 = 2e 6
Π
−j
Z 2 = 5e 6
BAB 5
IMPEDANSI KOMPLEKS
5.3. Penyajian
5.3.1..Rangkaian Seri RL
Vm e j ω t
R ⋅ Ke jω t + j ωL ⋅ Ke ω t = Vm e jω t
(R + jωL) ⋅ Ke jω t = Vm e jω t
Vm
K = ...... (3)
R + jω L
Subsitusikan pers. (3) ke (2) :
Vm
i (t ) = ⋅ e jω t
R + jωL
V (t )
karena impedansi adalah : Z=
i (t )
maka,
V m e jω t R + jω L
Z= → Z = Vm e jω t ⋅
V m e jω t V m e jω t
R + j ωL
Z = R + jωL
Jadi gambar rangkaiannya adalah :
Diagram impedansinya :
xL = ωL
xL = 2π fL
ω = 2πf
Vm e jω t
1
R i (t ) +
C ∫ i (t ) dt = V m e jω t ...... (1)
Diagram impedansinya :
5.4. Penutup
5.4.1. Bahan Diskusi dan Tugas
Contoh 1: Sebuah rangkaian RL seri dengan R = 5 Ω dan L= 2 mH, mempunyai
tegangan V = 150 Sin 5000 t Volt
Tentukan impedansi komplek Z
Jawab :
xL = ωL
xL = 5000 x 2 x 10 −3
xL = 10 Ω
maka,
Z = R + jxL
Z = 5 + j10 atau, → Z = 11,18∠63,4°
ωL
r= x2 + y 2 tanθ =
R
10
r = 52 + 10 2 θ = tan −1
5
r = 125 θ = tan −1 2
r = 11,18 θ = 63, 4°
Z = r ∠θ ° → Z = 11,18∠63,4°
Contoh 2: Dua elemen seri dengan R = 20 Ω dan L= 0,02 H, mempunyai Impedansi
Z = 40 ∠θ °
Tentukan sudut θ ° dan frekuensi ( f )
Jawab :
Z = 40 ∠θ o
Z = R + jxL
Z = 20 + jxL
Diagram impedansinya :
x R
Cos θ o = =
r Z
20
Cos θ o =
40
o
Cos θ = 0,5
θ o = Cos −1 0,5
θ o = 60 o
xL
Sinθ ° =
40
xL = 40 Sin θ ° xL = ωL
xL = 40 Sin 60 ° xL = 2π fL
xL = 40 x 0,866 34,64 = 2 x 3,14 x 0,02 f
34,64
xL = 34,64 Ω f =
0,1256
f = 275,79 Hz
Contoh 3: Sebuah rangk aian RC seri den gan R = 20 Ω dan C= 5 µF, memp uny ai
tegan gan V = 150 Cos 10000 t Volt
Tentukan imp edansi komp lek Z
Jawab :
1 1 106
XC = = = = 20 Ω
ωC 10000 x 5 x 10 −6 5 x10− 4
Z = R − jxC
Z = 20 − j 20 atau, ⇒ Z = 28, 28∠ − 45° Ω
Diagram impedansinya :
-4
5 o
28
,2
8
2. Gambarkan diagram fsor dan diagram impedansi serta tentukan konstanta elemen
rangkaian, jika :
V = 50 Sin (2000 t − 25° ) Volt
i = 8 Sin (2000 t + 5 o ) Ampere
3. Gambarkan diagram fsor dan diagram impedansi serta tentukan konstanta elemen
rangkaian, jika :
V = 28,3 Cos (800 t + 150 ° ) Volt
i = 11,3,5 Cos (800 t + 140 o ) Ampere
Z1 V1
V = V1 + V 2 + V3
V Z2 V2
V1 = I ⋅ Z 1
Z3 V3 V2 = I ⋅ Z 2
V3 = I ⋅ Z 3
maka,
V = I ⋅ Z1 + I ⋅ Z 2 + I ⋅ Z 3
V = I ⋅ (Z 1 + Z 2 + Z 3 )
V = I ⋅ Zeq dimana ; Z eqivalen = Z1 + Z 2 + Z 3
atau,
V
I =
Zeq
5.5.2. Rangkaian Paralel
I1 I2 I3
V Z1 Z2 Z3
I T = I1 + I 2 + I 3
V = V1 = V2 = V3
V V V
I1 = , I2 = , I3 =
Z1 Z2 Z3
maka,
V V V
IT = + +
Z1 Z 2 Z 3
1 1 1
I T = V + +
Z1 Z 2 Z 3
V 1 1 1 1
IT = → dimana ; = + +
Z eq Z eq Z 1 Z 2 Z 3
I1 I2 I3
V
Υ1 Υ2 Υ3
I T = I1 + I 2 + I 3
I T = V Υ1 + V Υ2 + V Υ3
I T = V (Υ1 + Υ2 + Υ3)
I T = V Υeq → dimana ; Yeq = Υ1 + Υ2 + Υ3
BAB 6
BENTUK GELOMBANG
BOLAK – BOLIK
6.3. Penyajian
6.3.1. Bentuk Gelombang Bolak - Balik
Arus bolak-balik (arus ac) ialah ; arus yang mempunyai dua arah. Arus bolak-
balik besarnya berubah-ubah secara berskala disekitar nilai nol, satu saat positif dan
saat berikutnya negatif.
Biasanya suatu arus bolak-balik yang murni mempunyai bentuk sinus atau cosinus.
Mis: i = i m Sin (ωt + α )
i = i m Cos (ωt + β )
Ada 3 besaran yang menentukan bentuk sinusoidal tersebut yaitu: α , β , ω
Dimana: α , β disebut: sudut fasa
ω disebut: frekuensi sudut
im disebut: amplitude maxsimum
Bagian arus ac yang terdapat dalam satu periode disebut: gelombang.
Banyaknya gelombang dalam satu detik disebut: frekuensi.
Bila periode dari suatu arus ac murni = T detik
maka,
1
banyaknya gelombang terdapat dalam satu detik adalah: = frekuensi
T
1
jadi, T =
f
mis: T = 50 mS
1 1
f = .. ? → f = = = 20 Hz
50 mS 50 × 10−3
Jawab:
Dik: i m = 10
ω = 100π
1 1
Dimana, ω = 2π f T= = = 0,02 det ik
f 50
100π = 2π f
100
f = = 50 Hz
2
0 t1 t2 t
1 t2
i rata−rata =
t2 − t1 ∫t1
i dt
1 im
i rata− rata = − ω Cos (ω t + α )
T
i rata− rata = 0
Untuk satu periode ( T ) nilai rata-rata arus adalah = 0
Contoh: Sebuah arus sinus dengan p ersamaan: i = 100 Sin ( 377 t ) Ampere
Hitung: a). Nilai rata-rata arus tersebut
b). Frekuensi (f)
c). Periode (T)
Jawab ;
2 im 2 × 100
a). i rata−rata = = = 63,69 Ampere
π 3,14
b). ω = 2π f → 377 = 2 × 3,14 f
377
f =
6,28
f = 60,03 Hz
1 1
c). T = = = 0,0167 dtk
f 60,03
0 ωt ωt
Gelomban g p eriodic y an g memp uny ai fungsi y(t) d en gan p eriode T memp uny ai harga
avarege (rata-rata):
1 T
Yav = ∫ y(t ) dt
T 0
Harga rms (root mean square) untuk beberapa bentuk sinus dan cosines:
Jik a, fungsi y (t ) = a 0 + (a1 Cosωt + a 2 Cos 2ωt + ....)
+ (b1 Sin ω t + b2 Sin 2ω t + ....)
Maka harga efektifnya:
2 1 2 2 1 2 2
Y rms = a0 + (a1 + a 2 + .....) + (b1 + b2 + .....)
2 2
6.4. Penutup
6.4.1. Bahan Diskusi dan Tugas
Contoh 1: Pada gambar dibawah tentukan harga rata-rata dan harga efektif.
y
50
0 2 4 6 t
Jawab:
Dik ; periode T = 2
0< t < 2 ⇒ y =mx → x =t
y = m⋅ t → m = tan α
y 50
m= = = 25
t 2
y (t ) = 25t
Harga rata-rata adalah:
2
1 T 1 2 25 2 25 1 2
Yav =
T ∫0
y(t ) dt =
2 ∫
0
25 t dt =
2 ∫
0
t dt = × t
2 2 0
25 1 25 4
Y av = ⋅ × 22 − 0 = ×
2 2 2 2
Yav = 25
2
625 1 3 625 625
Y rms = × ⋅t = × (2 3 − 0 ) = ×8
2 3 0
6 6
Y rms = 833,333
Yrms = 28,87
Jawab ;
Dik ; periode T = 0,03
0 < t < 0,01 ⇒ y (t ) = 10
0,01 < t < 0,03 ⇒ y (t ) = 0
0, 01
10 10 1000 1 10
Y av = ⋅t = ⋅ ( 0,01 − 0) = ⋅ =
0,03 0
0,03 3 100 3
Yav = 3,33
1 T 1 0 , 01 1 0 , 01
Yrms =
T ∫0
y (t ) 2 dt =
0,03 ∫
0
(10) 2 dt =
0,03 ∫
0
100 dt
0 , 01
100 100 10.000
Yrms = ×t = ⋅ (0,01 − 0) = ⋅ 0,01
0,03 0
0,03 3
100
Yrms =
3
Yrms = 33,33
Yrms = 5,77
0 θ π (π + θ ) 2π ωt
0 0, 01 0, 02 0 ,03 0, 04 0 ,05 t ( de t ik )
3. Dik: periode T = 0, 2
0 < t < 0,1 ⇒ Y1 = 20 (1 − e −100t )
0,1 < t < 0,2 ⇒ Y2 = 20 e − 50( t −0,1)
Dit; Yrms
y
20
0 0 ,1 0 ,2 0 ,3 0 ,4 t
1. “Teori dan Soal- soal Rangkaian Listrik“ edisi kedua, Joseph A.Edminister,
Ir.Sahat Pakpahan, Seri buku schum.1984.
2. M uhammad Ramdhani “Rangkaian listrik” thn. 2008 Penerbit Erlangga.
3. William H. Hayt, Jr,. Jack E. Kemmerly, Steven M . Durbin, 2005“Rangkaian
Listrik ”, edisi ke enam. Jilid 1 dan 2.Erlangga.
4. Joseph A. Edminister, 1983, “Electric Circuit”, M c-graw-Hill.
BAB 7
TEGANGAN DAN ARUS
SINUSOIDAL
7.3. Penyajian
7.3.1. Tegangan dan Arus Sinusoidal
V = Vm Sinωt
i = I m Sinωt
Untuk tegangan (R) → Tegangan dan arus sephasa.
Kesimpulan:
Jika, Jika,
Elemen Harga Tegangan
i = I m Sinωt i = I m Cosωt
R VR = R x i VR = R I m Sinωt VR = R I m Cosωt
di VL = ωL I m Cosωt VL = −ωL I m Sinωt
L VL = L
dt
Im Im
1 VC = − Cos ωt VC = Sin ωt
C VC = ∫ i dt ωC ωC
C
Jika, Jika,
Elemen Harga Arus
V = V m Sin ωt V = V m Cos ωt
R V Vm Sin ωt Vm Cos ωt
IR = IR = IR =
R R R
L 1 − V m Cosω t V Sin ω t
I L = ∫ V dt IL = IL = m
L ωL ωL
C dV I C = Vm ωC ⋅ Cos ωt I C = −Vm ωC ⋅ Sin ωt
IC = C
dt
i
R VR
VT
L VL
Jawab:
VT = VR + V L dimana ; VR = R ⋅ i = R ⋅ I m Sin ω t
di d
VL = L =L I m Sin ω t = ωL I m Cos ω t
dt dt
VT = R I m Sin ω t + ωL I m Cos ω t
Jika,
VT = A Sin (ω t + ϕ )
VT = A Sin ω t Cos ϕ + A Cos ω t Sin ϕ
R Im
A Cos ϕ = R I m → Cos ϕ =
A
ω L Im
A Sin ϕ = ω L I m → Sin ϕ =
A
Sin ϕ ω L⋅Im A ωL
tan ϕ = = =
Cos ϕ R⋅Im R
A ωL
ω L
ϕ = tan −1
ϕ
R
R
A Cos ϕ = R I m
Segitiga induktansi
R Im R
A = dimana; Cos ϕ =
Cos ϕ R 2 + (ω L ) 2
M aka,
R Im
A =
R
R 2 + (ω L ) 2
A = I m ⋅ R 2 + (ω L) 2
Jadi,
VT = A Sin (ω t + ϕ )
VT = I m ⋅ R 2 + (ω L) 2 ⋅ Sin (ω t + ϕ )
ωL
VT = I m ⋅ R 2 + (ω L) 2 ⋅ Sin ω t + tan −1
R
7.3.2.2. RC Seri
Contoh: Sebuah rangkaian seri RC
i
R VR
VT
C VC
Jawab:
VT = V R + VC ⋅ dimana ; VR = R ⋅ i = R ⋅ I m Cos ω t
1 1
C∫ ∫I
VC = i dt = m Cos ω t dt
C
1
VT = R I m Cos ω t +
C ∫I m Cos ω t dt
Im
VT = R I m Cos ω t + Sin ω t
ωC
Jika,
VT = A Cos (ω t + ϕ )
VT = A Cos ω t Cos ϕ − A Sin ωt Sin ϕ
R Im
A Cos ϕ = R I m → Cos ϕ =
A
Im Im
− A Sin ϕ = → Sin ϕ = −
ωC A ωC
Im
Sin ϕ A ωC 1
tan ϕ = =− =−
Cos ϕ R⋅Im ωC ⋅ R
A
1
ϕ = − tan −1 − 1
ωC ⋅ R −
ωC
ϕ
A Cos ϕ = R I m R
R Im R
A= dimana, Cos ϕ =
Cos ϕ 2
1
R +
2
ωC
R Im
A=
R
2
1
R + 2
ωC
2
1
A = I m ⋅ R + 2
ωC
Jadi,
VT = A Cos (ω t + ϕ )
2
1
VT = I m ⋅ R + ⋅ Cos (ωt + ϕ )
2
ω C
2
1 1
VT = I m ⋅ R + ⋅ Cos ω t − tan −1
2
ω C ω C ⋅ R
i
R VR
VT
L VL
C VC
Jawab:
di 1
C∫
VT = V R + VL + VC dimana ; VR = R ⋅ i , V L = L , VC ⋅ = i dt
dt
d 1
VT = R ⋅ I m Sin ω t + L ⋅ I m Sin ω t + ∫ I m Sin ωt dt
dt C
I
VT = R ⋅ I m Sin ω t + ω L ⋅ I m Cos ω t − m Cos ω t
ωC
1
VT = R ⋅ I m Sin ω t + ωL − ⋅ I Cos ω t
ω C m
Jika,
VT = A Sin (ω t + ϕ )
VT = A Sin ω t Cosϕ + A Cos ω t Sin ϕ
R Im
A Cos ϕ = R I m → Cos ϕ =
A
1
ω L −
1 ωC
A Sin ϕ = ω L − ⋅ I → Sin ϕ = ⋅ Im
ω C m A
1
I m ⋅ ω L −
ω C
Sin ϕ A
tan ϕ = =
Cos ϕ R ⋅ Im
A
1 1
ωL − ω L −
ωC ω C
tan ϕ = atau, ϕ = tan −1
R R
2
1
ωL − ωC
+
2
R 1
ω L −
ϕ ωC
R
R
Dimana ; Cos ϕ =
2
1
R + ω L −
2
ω C
Maka,
R Im
A=
Cos ϕ
R ⋅ Im 2
1
A= R → A = Im ⋅ R + ω L −
2
1
2
ω C
R 2 + ω L −
ω C
Jadi,
VT = A Sin (ω t + ϕ )
2
1
VT = I m ⋅ R + ω L −
2
Sin (ω t + ϕ )
ω C
1
2 ωL −
1 ωC
VT = R 2 + ω L − ⋅ I m Sin ω t + tan −1
ωC R
2
1
Z = R + ω L −
2
dimana, Z = Impedansi
ω C
IR IL IC
R L VT
C
Jika, V = Vm Sin ω t
Dit ; I R , I L , I C dan I T (dalam fungsi sinus)
Jawab:
IT = IR +I L + IC
V 1 dV
IT =
R
+
L ∫ V dt + C
dt
Vm Sin ω t 1 d
IT =
R
+
L ∫ V m Sin ω t dt + C Vm Sin ω t
dt
Vm Sin ω t Vm
IT = − Cos ω t + ω C Vm Cos ω t
R ωL
V m Sin ω t 1
IT = + ω C − ⋅ V Cos ω t
R ω L m
Vm Vm
A Cos ϕ = → Cos ϕ =
R AR
Vm
A=
R ⋅ Cos ϕ
Vm
Cos ϕ
R
ϕ
V R
1
m
2
+
ω C − ⋅V m Sin ϕ
ω L
ω
C
− ω
1
⋅V m
L
Sin
2
ϕ
1
ωC −
1 ω L
A Sin ϕ = ωC − ⋅V → Sin ϕ = ⋅ Vm
ω L m A
1
V m ⋅ ω C −
ω L
Sin ϕ A
tan ϕ = =
Cos ϕ Vm
AR
1 1
tan ϕ = R ⋅ ω C − → ϕ = tan −1 ω C − ⋅ R
ω L ω L
1
dimana ; R
1 ϕ
Cos ϕ = R
2 2 1
1 1 ω C −
+ ω C − ωL
R ω L
maka ;
Vm
R⋅ 1 2 2
Vm R 1 1
A= = = Vm ⋅ + ω C −
R ⋅ Cos ϕ 2 R ω L
1 1
2
+ ω C −
R ω L
Jadi ;
I T = A Sin (ω t + ϕ )
2 2
1 1
IT = Vm ⋅ + ω C − ⋅ Sin (ω t + ϕ )
R ω L
2
1
2
1 1
IT = Vm ⋅ + ω C − ⋅ Sin ω t + tan −1 ω C − ⋅ R
R ωL ω L
7.4. Penutup
7.4.2. Bahan Diskusi dan Tugas
S oal – S oal Latihan
1. Dik ; I = 2 Sin 500t Ampere
Ditanya ; VT dalam fungsi sinus
I
10 Ω
20 mH
I
5Ω
20 µF
I
2Ω
1,6 mH
20 µF
IT
R 5Ω L 0,02 H
5. Sebuah ran gkaian seri terdiri d ari 2 elemen den gan tegan gan d an arus masin g-
masin g sebagai berikut ;
VT = 255 Sin (300t + 45◊ ) Volt
I T = 8,5 Sin (300t + 15 ◊ ) Ampere
Tentukan kedua elemen tersebut.
IR IL IC
VT 20 Ω 1,6 mH 20 µF
◊
7. Dik ; V = 353,5 Cos (3000 t − 10 ) Volt
i = 12 ,5 Cos (3000 t − 55 ◊ ) A
L = 0 ,01 H
Tentukan harga ; R dan C
i
V
0,01 H
IT I1 I2
R1 10 Ω R2 10 Ω
V
L 0,002 H C 20 µF
1. “Teori dan Soal- soal Rangkaian Listrik“ edisi kedua, Joseph A.Edminister,
Ir.Sahat Pakpahan, Seri buku schum.1984.
2. M uhammad Ramdhani “Rangkaian listrik” thn. 2008 Penerbit Erlangga.
3. William H. Hayt, Jr,. Jack E. Kemmerly, Steven M . Durbin, 2005“Rangkaian
Listrik ”, edisi ke enam. Jilid 1 dan 2.Erlangga.
4. Joseph A. Edminister, 1983, “Electric Circuit”, M c-graw-Hill.
BAB 8
METODE ANALISIS
RANGKAIAN
8.3 Penyajian
8.3.1. Analisa Rangkaian Mesh
Analisa loop dapat digunakan pada jaringan yang terletak pada satu bidang
mesh yang didefinisikan sebagai sebuah loop yang tidak menyandung loop lain
didalamnya atau (loop terkecil dalam sebuah rangkaian).
1. Analisa Rangkaian
I 1 .Z1 + I 1 .Z 2 − I 2 .Z 2 = V1
(Z1 + Z2 )I 1 − I 2 .Z 2 = V1 ...... (1)
2. Analisa Rangkaian
(Z A + Z B ) − ZB 0 I1 VA
− ZB ( Z B + ZC + Z D ) ZD I2 = 0
0 ZD (Z D + Z E ) I3 VB
(Z A + Z B ) − ZB 0
∆Z = −ZB ( Z B + ZC + Z D ) ZD
0 ZD (Z D + Z E )
VA − ZB 0
0 (Z B + Z C + Z D ) ZD
VB ZD (Z D + Z E )
I1 =
∆Z
(Z A + Z B ) V A 0
−ZB 0 ZD
0 VB (Z D + Z E )
I2 =
∆Z
(Z A + Z B ) − ZB VA
−ZB ( Z B + ZC + Z D ) 0
0 ZD VB
I3 =
∆Z
a1 1 a1 2 a1 3
2) . a2 1 a2 2 a2 3 = a1 1.a2 2.a3 3 + a1 2.a2 3.a3 1 + a1 3.a2 1.a3 2 − a1 3.a2 2.a3 1 − a1 1.a2 3.a3 2 − a1 2.a2 1.a3 3
a3 1 a3 2 a3 3
Jawab :
Persamaan pada loop I :
5.I 1 + ( I1 − I 2 ).10 − 100 = 0
5.I 1 + 10.I 1 − 10.I 2 = 100
15.I 1 − 10.I 2 = 100 ...... (1)
Persamaan pada loop II :
2.I 2 + 4.I 2 + ( I 2 − I 1 ).10 = 0
2.I 2 + 4.I 2 + 10.I 2 − 10.I1 ) = 0
− 10I 1 + 16.I 2 = 0 ...... (2)
100 − 10
0 16 1600 − 0 1600
I1 = = = = 11,43 Ampere
∆Z 140 140
15 100
− 10 0 0 − (−1000) 1000
I2 = = = = 7 ,14 Ampere
∆Z 140 140
Contoh 2:
a. Tentukan daya yang disupplay oleh sumber
b. Tentukan daya pada masing-masing resistor
Jawab :
Persamaan pada loop I :
(2 − j 2)I 1 + (I 1 − I 2 ). j 2 − 10∠0 = 0
2I 1 − j 2.I 1 + j 2.I 1 − j 2.I 2 = 10∠0
2I 1 − j 2 I 2 = 10∠ 0 ...... (1)
Persamaan pada loop II :
(3 − j5).I 2 + 1I 2 + ( I 2 − I1 ). j 2 = 0
3 I 2 − j 5 .I 2 + 1 I 2 + j 2 .I 2 − j 2 .I 1 = 0
− j 2 I1 + (4 − j 3).I 2 = 0 ...... (2)
Pers. loop I dan loop II disusun dalam bentuk matrik :
2 − j2 I1 10∠0
=
− j 2 (4 − j 3) I2 0
2 − j2
∆Z = = 2(4 − j 3) − {( − j 2).(− j 2)} = 8 − j 6 − ( j 2 .4)
− j 2 (4 − j 3)
∆Z = 8 − j 6 + 4 = 12 − j6
10∠0 − j2
0 (4 − j3) 10∠0.(4 − j3) − {(− j 2).(0)} 40 − j 30
I1 = = =
∆Z 12 − j 6 12 − j 6
50 ∠ − 36, 87
I1 = = 3, 726 ∠ − 10, 31 Ampere
13, 416 ∠ − 26,56
atau,
I1 = 3,665 − j0, 67 Am pere
2 10∠0
− j2 0 0 − {(10∠0).(− j 2)} j 20
I2 = = =
∆Z 12 − j 6 12 − j6
20 ∠90
I2 = = 1,49 ∠116,56 Ampere
13,416 ∠ − 26,56
50 ∠0
5. Tentukan tegangan V0
R3
I2 R4
R1
I1
VS Loop II
R5
R2 I3 R6
11. Tentukan arus I1, I2 dan I3 dengan mengunakan analisa mesh dan berapa besar
tegangan V0
10 ∠0 °
V2 − V1 V2 V2 + Vn
Pers. 2 → + + =0
ZC ZD ZE
V2 V V V V
− 1 + 2 + 2 + 2 =0
ZC ZC ZD ZE ZE
1 1 1 1 1
− .V1 + + + .V2 = − .Vm
ZC ZC Z D Z E ZE
− ΥC .V1 + (ΥC + ΥD + Υ E ).V2 = − ΥE .V n ...... (4)
(Υ A + Υ B + ΥC ) − ΥC
∆Z =
− ΥC (ΥC + ΥD + Υ E )
ΥA .V m − ΥC
Υ E .V n (ΥC + Υ D + Υ E )
V1 =
∆Z
(Υ A + Υ B + Υ C ) Υ A .V m
− ΥC Υ E .V n
V2 =
∆Z
Contoh 1: Tentukan arus I pada tahanan R1 dengan M etode Tegangan Simpul
Jawab :
Pers. antara titik simpul 1 dan 3 :
V1 − V A V1 V1 − V2
+ + =0
R1 R2 R3
V1 − 10 V1 V1 − V2
+ + =0
2 5 5
1 10 1 1 1
.V1 − + .V1 + .V1 − .V2 =0
2 2 5 5 5
1 1 1 1
+ + .V1 − .V2 = 5
2 5 5 5
0,9V1 − 0,2V2 = 5 ...... (1)
Pers. antara titik simpul 2 dan 3 :
V2 − V1 V 2 V2 − VB V2 − V1 V2 V2 + 27
+ + = + + =0
R3 R5 R4 5 5 1
1 1 1
.V 2 − V1 + .V2 + V2 + 27 = 0
5 5 5
1 1 1
− V1 + + + 1.V 2 = −27
5 5 5
− 0, 2.V1 + 1,45.V 2 = −27 ......(2)
0 ,9 − 0, 2
∆Z = = 1,305 − 0,04 = 1, 265
− 0 ,2 1,45
5 − 0 ,2
− 27 1,45 7,25 − 5,4 1,85
V1 = = = = 1, 462 Volt
∆Z 1,265 1,265
0 ,9 5
− 0,2 − 27 24,3 + 1 23,3
V2 = = = = 18, 42 Volt
∆Z 1,265 1,265
Jawab :
Analisa Node 1 :
V1 − 25 V1 V1 − V 2
+ + =0
2 4 5
(0,5 + 0,25 + 0,2).V1 − 0,2.V 2 = 12,5
0,95.V1 − 0,2.V2 = 12,5 ...... (1)
Analisa Node 2 :
V2 − V1 V 2 V 2 + 50
+ + =0
5 2 2
− 0, 2V1 + 1,2V 2 = − 25 ...... (2)
Pers. 1 dan 2 disusun dalam Bentuk Matrik :
0,95 − 0 ,2 V1 12,5
=
− 0 ,2 1,2 V2 − 25
0,95 − 0, 2
∆Z = = 1,14 − 0,04 = 1,1
− 0 ,2 1,2
12,5 − 0,2
− 25 1, 2 15 − 5 10
V1 = = = = 9,09 Volt
∆Z 1,1 1,1
0,95 12,5
− 0,2 − 25 − 23,75 + 2,5 − 21,25
V2 = = = = −19,32 Volt
∆Z 1,1 1,1
V1 9,09
I R4 = = = 2, 27 A
4 4
PR 4 = I R2 4 x 4 = 2,27 2 x 4 = 20,61 Watt
Contoh 3: Tentukan tegangan pada node 1 dan arus I1 seperti arah pada gambar.
Jawab :
V1 V − 50 ∠0 V1
+ 1 + =0
5 + j5 j10 10
1 1 50 ∠ 0
.V1 + .V1 − + 0,1.V1 =0
7,071 ∠ − 45 10 ∠90 10 ∠90
0,141 ∠ − 45.V1 + 0,1 ∠ − 90.V1 − 5 ∠ − 90 + 0,1.V1 =0
(0,099 − j 0,099).V1 − j 0,1.V1 + j5 + 0,1.V1 =0
0,099.V1 − j 0,099.V1 − j0,1.V1 + 0,1.V1 = − j5
(0,199 − j 0,199).V1 = 5 ∠ − 90
(0,281 ∠ − 45.V1 = 5 ∠ − 90
5 ∠ − 90
V1 =
0,281 ∠ − 45
V1 = 17,793 ∠ − 45 Volt
dan arus I1 adalah :
V 17,793 ∠ − 45
I1 = 1 =
10 10
I 1 = 1,779 ∠ − 45 A→ I 1 = 1,779 ∠ − 45 + 180 A
I 1 = 1,779 ∠135 A
3. Perhatikan gambar dibawah, pilihlah salah satu cara (analisa mesh atau analisa
simpul), untuk mendapatkan harga tegangan V2
V1 = 10∠ 0o V2
4. Perhatikan gambar rangkaian dibawah. Berapa daya yang dibangkitkan oleh kedua
sumber tegangan (V1 dan V2).
Pilih salah satu metoda analisa M esh atau analisa simpul (node) dalam
penyelesaian
50 ∠0o
50 ∠0 o
Jawab :
Arus I yang mengalir disebabkan oleh sumber V1
Dimana, V2 diset = 0
R4 x R5 1 x 4 4
RT 1 = R4 // R5 = = = = 0 ,8 Ω
R4 + R5 1 + 4 5
RT 2 = RT 1 Seri R 3 = 0,8 + 5 = 5,8 Ω
R2 x RT 2 5 x 5,8 29
RT 3 = R2 // RT 2 = = = = 2,685 Ω
R 2 + RT 2 5 + 5,8 10,8
M aka,
RTotal = R1 + RT 3 = 2 + 2,685 = 4,685 Ω
V1 10
I Total = = = 2,134 Ampere
RTotal 4,685
V1 diset = 0
( 2 x 5)
+ 5 x 4
2 +5 (6,249) x 4 25,714
RTotal = +1 = +1 = + 1 = 2,466 + 1 = 3,466 Ω
(2 x 5) 10,429 10,429
+ 5 + 4
2 +5
Node 1 :
V A V A V A −V B
+ + =0
R1 R 2 R3
1 1 1 1
+ + .V A − .V B = 0
R1 R 2 R3 R3
(0,5 + 0,2 + 0,2).V A − 0,2.V B = 0
0,9.V A − 0,2.V B = 0 ...... (1)
Node 2 :
VB − V A VB V B + V 2
+ + =0
R3 R5 R4
1 1 1 1 1
− .V A + + + .VB + .V = 0
R3 R3 R 4 R5 R4 2
− 0, 2.V A + (0,2 + 1 + 0,25).VB = −V 2
− 0, 2.V A + 1,45.VB = − 27 ...... (2)
0 ,9 − 0, 2
∆Z = = 1,305 − 0,04 = 1, 265
− 0 ,2 1,45
0 − 0 ,2
− 27 1, 45 − 5,4
VA = = = − 4,269 Volt
∆Z 1,265
0,9 0
− 0,2 − 27 − 24,3
VB = = = − 19,21 Volt
∆Z 1,265
Jawab :
V2 diset = 0
1 1 1
= +
Z1 Z BC Z BD
1 1 1
= + = 0,12 − j 0,16 − j 0,2 = 0,12 − j 0,36
Z1 3 + j 4 j 5
1 1
Z1 = = = 2,638∠ 71,57 °
0,12 − j 0,36 0,379∠ − 71,57°
V1 diset = 0
1 1 1
= +
Z1 Z BD Z BC
1 1 1
= + = 0,2 + 0,12 − j 0,16 = 0,12 − j 0,36
Z1 5 3 + j 4
1
= 0,32 − j 0,16
Z1
1 1
Z1 = = = 2,793∠26,565°
0,32 − j0,16 0,358∠ − 26,565 °
V2 50∠0°
I Total = = = 7, 428∠ − 68,198 ° Ampere
ZTotal 6,731∠68,198°
10 Ω 15 Ω
10 Ω
1A
20 V
Contoh :
Langkah-langkah penyelesaian :
1.) Untuk menghitung I1, buat dua terminal a – a’ , b – b’, dimana rangkaian
dipotong pada a – a’
R 3 .( R4 + R5 )
Tahanan total bagian II, =
R3 + R 4 + R5
10.(1 + 10) 110
R (a − a') = = = 5, 238 Ω
10 + 1 + 10 21
2.) M aka dibagian II dapat digantikan dengan satu tahanan sebesar 5,238 Ω dan bila
bagian I dihubungkan kembali dengan bagian II, rangkaian menjadi :
6.) Bahagian I diganti dengan sumber tegangan V2' dan satu tahanan ekivalen (Z’)
R3 .(R1 + R2 ) 10(10 + 1)
Z' = = = 5,238 Ω
R3 + R1 + R 2 10 + 10 + 1
Contoh 2 :
Jawab :
V1 − V 2 10
I = = = 0 ,5 Ampere
Ra + Rb 20
V' 12,5
I1 = = = 2,635 Ampere
Z '+ R1 3,75 + 1
P1 = I 2 x R1 = 2,63 2 x 1 = 66,71 Watt
daya untuk R2 = 5 Ω adalah :
V'
I2 = = 1,438 Ampere
Z '+ R 2
P2 = I 2 x R2 = 10,224 Watt
daya untuk R3 = 10 Ω adalah :
V'
I3 = = 0,909 Ampere
Z '+ R3
P3 = I 2 x R3 = 8,203 Watt
2. Buatlah rangkaian ekivalen thevenin dan berapa besar daya yang diserap pada
tahanan 4 Ω yang dihubungkan pada titik AB.
A A
Rangkaian
I’
aktif linier
Z’
I’
B B
Rangkaian ekivalen
Norton
Sumber ekivalen Norton I’ adalah arus yang melalui rangkaian hubug singkat
yang digunakan pada terminal dari rangkaian aktif. Sedangkan impedansi ekivalen
Z’ dihubungkan paralel dengan sumber arus adalah impedansi ekivalen dari rangkaian
pada terminal AB bila semua sumber disensor dengan nol.
Impedansi ekivalen Z’ pada Norton adalah identik dengan impedansi teorema
thevenin.
Contoh 1:
Penyelesaian:
I.) Sumber diset = 0
5.(3 + j 4) 15 + j 20 15 + j 20 8 − j 4
Z ' = j 5 + = j5 + = j5 + x
5 + 3 + j4 8 + j4 8 + j 4 8 − j4
V 10∠0o
I Total = = = 1,575∠ − 23,2 A
ZTotal 6,346∠23,2 o
3+ j4 3 + j4
I ' = I Total = 1,575∠ − 23,2
( 3 + j 4) + j 5 3 + j9
5∠53,13
= 1,575∠ − 23,2
9,487∠71,5
I ' = 0,83∠ − 41,635 A
Contoh 2 :
Penyelesaian :
I.) Sumber diset = 0
2 x 5 10
Z ' = 8 + =8+ = 9,429 Ω
2 + 5 7
Loop I ; 5 I1 + ( I1 + I 2 ).2 − 20 = 0
7I 1 + 2 I 2 = 20 ...........(1)
Loop II ; 8 I 2 + ( I 2 + I1 ).2 − 12 = 0
2I 1 + 10I 2 = 12 ...........(2)
7 20
2 12 84 − 40 44
I '= I 2 = = = = 0,667 A
7 2 70 − 4 66
2 10
2. Dari rangkaian dibawah ini, buatlah rangkaian ekivalen thevenin dan norton untuk
output terminal A-B
3. Dari gambar rangkaian dibawah ini, buatlah rangkaian ekivalen thevenin dan
norton untuk output terminal A-B
50∠ 30 o o
50∠ 90
4Ω i
12 Ω
6Ω
3A 6Ω
12 V
7A
8Ω
4A i
4Ω 12 Ω