Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia. Hal
tersebut tidak dapat terpenuhi tanpa adanya kerja sama dari berbagai pihak. Saat
seseorang menderita penyakit ringan, tidak akan bisa disembuhkan jika dirinya
sendiri tidak mengusahakan kesembuhannya sehingga dapat menjadi penyakit
yang berbahaya jika tidak ditanggulangi. Selain pihak terdekat, yaitu diri kita
sendiri, pihak lainnya adalah kerabat terdekat, atau orang-orang di lingkungan
sekitar . Jika orang-orang di sekitar tidak dapat membantu pemulihan kondisi
kesehatan kita, maka akan sulit untuk menaggulanginya. Hal-hal kecil seperti
itulah disebut sebagai pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan dengan ruang
lingkup yang besar dan umum lainnya adalah pelayanan dari pihak yang
bertanggung jawab seperti pelayanan kesehatan di puskesmas, rumah sakit,
apotek, dan lain-lain.
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan standard yang
pelayanannya disediakan oleh dokter, keperawatan, dan tenaga ahli kesehatan
lainnya. Sesuai dengan tipe dan kemampuan rumah sakit, RS Tk II Dr. AK GANI
memiliki tugas dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam upaya
penyembuhan, pemulihan, pencegahan, pelayanan rujukan, dan lain-lain.
Berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang bermutu maka RS Tk II Dr.
AK GANI dibentuk suatu pelayanan kesehatan. “Poliklinik Penyakit Anak”
mengingat bedah merupakan jaringan terpenting dalam tubuh makhluk hidup
terutama manusia sehingga perlu diperhatikan untuk pelayanan kesehatannya.
Bedah merupakan luka terbuka ataupun tertutup yang dapat menyebabkan
jaringan yang rentan terkena gangguan atau penyakit. Terdapat berbagai
pelayanan anak pada manusia sehingga dengan semakin meningkatnya jumlah
pasien maka diperlukan peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka poliklinik penyakit anak perlu standar
pelayanan yang merupakan pedoman tata cara pelaksanaan pelayanan pada
pasien khususnya di Poliklinik Penyakit Anak Rumah Sakit Tk II Dr. AK Gani.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Tk II Dr. AK Gani.
2. Tujuan Khusus
1. Memudahkan pemberi Jasa di Unit Poliklinik Penyakit Anak untuk
memberikan pelayanan yang bermutu dan professional.
2. Setiap pemberi jasa pelayanan kesehatan di Unit Poliklinik Penyakit Anak
dapat bekerja dengan berdasarkan visi, misi, falsafah, dan tujuan Rumah
Sakit Tk II Dr. AK Gani.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


a. Pengertian
Poliklinik penyakit Anak adalah unit pelayanan gangguan anak yang
disupervisi oleh dua orang dokter spesialis dan tiga orang perawat
pelaksana.

b. Ruang lingkup pelayanan di Poliklinik Penyakit Anak meliputi:


1. Pasien dalam keadaan emergency atau gawat yang bisa mengakibatkan
gangguan pada sistem anak lainnya serta dapat menyebabkan kematian
apabila tidak mendapatkan pertolongan segera. Pasien ini tidak diberikan
pelayanan di poliklinik akan tetapi langsung berobat ke bagian emergency
untuk segera di rawat inap.
2. Pasien yang berobat dan kesehatannya terkontrol. Pasien ini adalah
pasien yang rutin berobat perminggu atau perbulan sesuai dengan obat-
obat yang diterima yang berdasarkan standar BPJS. Pasien jenis inilah
yang diberikan pelayanan kesehatan di poliklinik. Apabila terjadi kegawat-
daruratan terhadap pasien ini maka segera di bawa ke emergency oleh
keluarga atau langsung dikirim oleh Dokter Spesialis Anak ke ruangan
rawat inap melalui poliklinik untuk mendapatkan pelayanan dengan baik.
D. Batasan Operasional
a. Kriteria pasien yang ditangani
1. Pasien Gawat Darurat
Yaitu pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan emergency atau
akan menjadi gawat dan terancam serta mengakibatkan gangguan pada
anak seperti stroke, pendarahan dengan penurunan kesadaran yang
dapat menyebabkan kematian. Pasien ini biasanya dibawa oleh keluarga
langsung ke emergency untuk di rawat inap.
2. Pasien Gawat Tidak Darurat

Yaitu pasien dalam keadaan gawat tetapi berobat atau diperiksa


ke poliklinik anak, yang biasanya pasien dan keluarga tidak mengetahui
bahwa pasien tesebut akan berada dalam keadaan gawat bila tidak
segera ditangani. Pasien ini oleh Dokter spesialis anak langsung di kirim
ke ruangan rawat inap. Contoh pasien dengan tensi yang sangat tinggi
atau pada pasien dengan diagnose SBG (Syndrom Guillan Barre) dll.

3. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat

Yaitu pasien dengan keluhan ringan, yang kondisi kesehatannya


terkontrol dengan baik. Pasien hanya datang untuk melakukan check up
atau kontrol rutin untuk mendapatkan obat, sepeti pasien epilepsi , SNH,
Parkinsun dll.

a. Unit poliklinik penyakit anak RS T II dr AK GANI Palembang


dilaksanakan pada satu shift yaitu pagi.
b. Poliklinik penyakit anak RS TK II dr AK GANI Palembang telah
memiliki ketenagaan sebagai berikut:
1) Dua orang dokter spesialis penyakit bedah
2) 3 orang perawat pelaksana

E. Landasan Hukum

Penyelenggaraan pelayanan unit kesehatan sesuai dengan: UU No. 1


Tahun 1979 tentang keselamatan kerja, UU No.23 Tahun 1992 dan UU No.36,
UU No.40 Tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial nasional, UU No.24 Tahun
2011 tentang badan penyelenggara jaminan tanda, UU No.18 Tahun 2004
tentang kesehatan jiwa, UU No.36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan.

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan No: 129/ Menkes/ SK/II/2008


tentang standar pelayanan minimal rumah sakit, standar minimal rawat jalan
adalah sebagai berikut:

a. Dokter yang melayani pada poliklinik spesialis harus 100% dokter spesialis.
b. Rumah sakit setidaknya harus menyediakan pelayanan klinik anak, klinik
penyakit dalam, klinik kebidanan, dan klinik bedah.
c. Jam buka pelayanan adalah pukul 08.00-13.00 setiap hari kerja, kecuali
jumat, pukul 08.00-11.00.
d. Waktu tunggu untuk rawat jalan tidak lebih dari 60 menit.
e. Kepuasan pelanggan lebih dari 90%.
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

KUALIFIKASI
NAMA
NO KEBUTUHAN
JABATAN
PENDIDIKAN SERTIFIKASI PENGALAMAN
KERJA

1. Dokter S1 ACSL, BHD >5 Tahun


pelaksana Kedokteran- sebagai dokter
2
Poliklinik dokter umum spesialis anak
Anak

2. Kepala D-3 BHD >5 Tahun


Ruangan Keperawatan sebagai kepala
1
Poliklinik ruangan
Anak

3. Perawat D-3 BHD >5 Tahun


pelaksana Keperawatan Sebagai
2
perawat
pelaksana
B. Distribusi Ketenagaan
a. Kebutuhan

KUALIFIKASI
NO JABATAN KEBUTUHAN

PENDIDIKAN PELATIHAN

Penanggung jawab
1. Dr Sp A BHD 2
Poliklinik Anak

D-3
3. Perawat pelaksana BHD 2
Keperawatan

S1
4. Kepala Ruangan BHD 1
Keperawatan

SLTA
5. Pembantu Perawat 1
sederajat

b. Kondisi saat ini

KUALIFIKASI
NO JABATAN KEBUTUHAN
PELATIHAN
PENDIDIKAN

1. Penanggung Jawab Dr Sp A BHD 2

3. Perawat pelaksana D-3 BHD 2


Keperawatan
4. Kepala Ruangan D-3 BHD 1
Keperawatan
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan Poliklinik Penyakit Anak

Keterangan:
1. Pintu Masuk 7. Sofa Tamu Dokter
2. Kursi Antri Pasien 8. Lemari Dokumen
3. Meja Panggil 9. Westafle
4. Skerm 10. Dapur
5. Meja Periksa Pasien 11. Meja kapol/adm
6. Meja Periksa Dokter
B. Standar Fasilitas

Poliklinik penyakit anak RS Tk II Dr.AK Gani terletak di lantai 1 gedunng


utama, bersebelahan dengan Masjid Ibnu Rusyd RS Tk II Dr. AK Gani. Ruang
Poliklinik penyakit bedah terdiri satu ruangan yang di dalamnya dibagi menjadi
beberapa tempat sepeti tempat antre pasien, tepat periksa dokter, tempat
administrasi, dan lain sebagainya sesuai denah ruangan.

Peralatan yang tersedia di poliklinik penyakit anak antara lain:

1. Illuminator (Lampu baca rontgen) : 1 buah


2. Stetoskop : 2 buah
3. Tensi meter air raksa : 2 buah
4. Tensi meter berdiri : 1 buah
5. Timbangan berat badan : 1 buah
6. Senter : 1 buah
7. Refleks hammer : 1 buah
8. Tempat tidur : 1 shet
9. Standard Infus : 1 buah
10. Kursi roda : 2 buah
11. Tromol gas : 1 buah
12. Tongue spatel : 1 buah
13. Bak instrimen kecil : 1 buah

Rencana alat poli anak yang diharapkan untuk tahun yang akan datang
yaitu sehubungan dengan banyaknya pasien yang dirujuk ke RSMH ±30
pasien/bulan untuk EEG, ENMG, MRI, CT Scan, mohon Karumkit berkenan
mengadakan alat-alat tersebut di RS Dr. AK Gani supaya pelayanan kita
terhadap pasien jadi maksimal.

Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta kebutuhan Fasilitas.

Nama Luas Kebutuhan


No Fungsi Ruangan
Ruangan Ruangan Fasilitas
1. R Administrasi Untuk menyelenggarakan 3-5 Meja, kursi,
& Rekam kegiatan administrasi m²/ruangan lemar, arsip,
medis berupa registrasi, telepon,
pendataan dan computer/ printer
penyimpanan berkas medic untuk ATK
pasien Lainnya
2. R. Tunggu Ruang dimana keluarga Sesuai Kursi tunggu,
atau pengantar pasien kebutuhan dispenser, TV,
menunggu dengan jumlah Majalah
kursi sesuai dengan
aktivitas pelayanan
3. R. Periksa Ruang dimana pasien Min 7,2 m² Tempat tidur 1
mendapatkan tindakan per tempat set beserta kasur
pemeriksan. tidur dan bantal
4. R. Nurse Ruang untuk melakukan Sesuai Meja, kursi,
Station perencanaan, kebutuhan lemari arsip,
pengorganisasian asuhan telepon,
dan pelayanan computer,
keperawatan, pengaturan tensimeter,
jadwal, dokumentasi stetoskop,
sampai dengan evaluasi refleks hammer,
pasien. senter, dll
5. Ruang Kepala Ruang tempat kepala ruang 1 m² Meja, kursi,
Ruangan poliklinik penyakit syaraf computer,
bekerja melakukan kegiatan telepon, dan ATK
perencanaan dan lainnya
manajemen
6. Gudang Ruang penyimpanan alat- Sesuai Lemari atau rak
alat kebutuhan
7. Toilet Kamar mandi/ Kloset 1 m² Kloset dan bak
air
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Alur Pelayanan Poliklinik Penyakit Anak


 Pendaftaran pasien yang mau berobat ke poliklinik penyakit anak dilakukan
oleh pasien atau keluarga di bagian loket pendaftaran dengan admission
(Rekam Medik) dengan cara pasien membawa kartu BPJS yang
bersangkutan, serta rujukan dari puskesmas, dokter keluarga atau rumah
sakit lain.
 Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian administrasi/loket
pendaftaran akan diberikan SEP dan lyst atau status dari rekam medis
untuk diisi oleh petugas dan dokter poliklinik penyakit anak.
 Selanjutnya pasien menunggu antri untuk diperiksa oleh dokter. SEP pasien
ditulis sebagai resep untuk pasien. Bila selesai pasien menuju apotik untuk
mendapat obat.
 Bila pasien perlu tindakan perawatan/ rawat inap, maka akan langsung
diberikan pertolongan sesuai kebutuhannya, sementara keluarga yang
bersangkutan melakukan pendaftaran di bagian administrasi/ pendaftaran
untuk ke ruangan rawat inap melakukan registrasi perawatan, atau bisa
dibantu oleh petugas poliklinik penyakit anak untuk ke rawat inap.

Terdapat perbedaan tata laksana pendaftaran pasien BPJS dan pasien umum
di Poli Bedah sesuai dengan alur pelayanan rawat jalan sebagai berikut

Gambar Alur Pasien BPJS dan Alur Pasien Umum terlampir.

B. INFORMED CONCENT
Informed concent adalah suatu proses yang menunjukkan komunikasi
yang efektif antara dokter dengan pasien dan bertemunya pikiran tentang apa
yang akan dan apa yang tidak akan dilakukan terhadap pasien. Definisi
operasionalnya adalah suatu pernyataan sepihak dari orang yang berhak (yaitu
pasien, keluarga atau walinya) yang isinya berupa ijin atau persetujuan kepada
dokter untuk melakukan tindakan medic sesudah orang yang berhak tersebut
diberi informasi secukupnya.
Sistem komunikasi antara poliklinik penyakit anak dengan unit lain di
RS Tk II Dr. AK Gani adalah dengan menggunakan handphone pribadi
masing-masing, pengajuan telepon antar ruangan sudah dalam proses
pengajuan.

Pelayanan Unit Poliklinik Penyakit Anak


Petugas penanggung jawab pelayanan di poli anak adalah dokter
spesialis anak dan perawat. Perangkat Kerja terdiri dari: Stetoscope,
Tensimeter, Senter, Status medis & reflek hammer, dan Alat tulis.
Setelah pasien/keluarga mendaftar ke bagian administrasi atau loket
pendaftaran, pasien menuju poliklinik bedah. Pasien ditensi dan dilakukan
anamnesa sesuai keluhan. Selanjutnya dokter melakukan pemeriksaan pada
pasien secara lengkap dan menentukan prioritas penanganan. Bila perlu
dilakukan pemeriksaan penunjang seperti cito laboratorium dan radiologi
terhadap pasien , setelah mendapat hasil diharapkan pasien kembali ke
poliklinik penyakit bedah untuk ditinjau oleh dokter. Setelah pemeriksaan
lengkap oleh dokter dan ditentukan prioritas klinis pasien dengan
penanganannya, dapat diberikan resep kepada pasien yang telah diperiksa
atau dirawat sesuai dengan alur pelayanan.
Bagi Pasien yang dianjurkan untuk rawat inap, perawat segera
mencarikan ruangan yang diperlukan pasien melalui media telepon kepada
petugas/ perawat ruangan yang dituju.
Setelah ruangan dipastikan tersedia, perawat pelaksana segera
mengantar pasien ke petugas admission selanjutnyan menggunakan rostule/
kursi roda ke ruangan rawat inap. Apabila pasien tidak bersedia untuk dirawat
maka pasien diberikan blanko informed refusal (surat penolakan) untuk
dijalankan, diisi, dan ditanda tangani (Blanko terlampir).
Bila pasien perlu dirujuk ke RSMH maka dokter spesialis penyakit
syaraf membuat surat pengantar untuk dilaporkan/registrasi ulang pasien ke
loket I pendaftaran atau melalui petugas BPJS yang ada di rumah sakit,
selanjutnya ke RSMH (Blangko terlampir).
1. Pada pasien dinas, sebelum dirujuk ke rumah sakit lain di Palembang
membawa surat pengantar medic dan dilampirkan hasil pemeriksan
laboratorium, throrax foto dan keterangan lainnya.
2. Pasie perusahaan atau umum diberikan surat rujukan dari poliklinik,
selanjutnya dirujuk ke rumah sakit yang dituju sesuai keinginan pasien.
3. Pasien BPJS dirujuk sesuai PPK 3 yang ditunjuk untuk wilayah Sumatera
Selatan adalah RSMH Palembang.
BAB V
LOGISTIK

a. Perencanaan
1. Poli

2. Alastri

3. Alsetor

4. Bakes/Matkes
b. Pendistribusian
Untuk melengkapi kebutuhan masing-masing bagian adalah pengajuan
barang yang sudah tidak dipakai atau rusak dan tidak layak pakai
selanjutnya barang tersebut dilaporkan sesuai mekanisme sebagai berikut:
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana Rumah
Sakit memuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : Assesment
resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya, Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien

Program keselamatan pasien (patient safety) dikelola oleh TIM SKP


(Sasaran Keselamatan Pasien). Sesuai sistematika program yang telah ditetapka
oleh TIM SKP, maka tata laksana bidang keselamatan pasien mengacu pada
tersebut dengan metode dan uraian sebagai berikut:

a. Standar Keselamatan pasien


1. Hak Pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien.

b. 7 langkah menuju keselamatan pasien


1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung seluruh karyawan
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risisko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

Sedangkan aplikasi program “patient safety” pada pelayanan di poliklinik


syaraf meliputi solusi keamanan pasien rumah sakit, yaitu:

1. Perhatikan nama di resep obat pasien


2. Pastikan identifikasi pasien
3. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
5. Pastikan akurasi pemberian resep obat pada pengalihan pelayanan
6. Hindari salah orang saat pemberian resep obat Gunakan alat injeksi sekali
pakai bila ada
7. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Pengelolaan sistem keselamatan kerja di Poliklinik penyakit anak RS TK II Dr


AK GANI mengacu pada buku “Pedoman Umum Keselamatan Kerja, Kebakaran,
dan Kewaspadaan Bencana” yang disusun oleh K3 (Keselamatan kerja karyawan)
RS TK II Dr AK GANI sedangkan uraian hal dimaksud adalah sebagai berikut:

Pedoman Pelaksanaan Keselamatan Kerja


Di dalam pedoman pelaksanaan keselamatan kerja ini dicakup pelaksanaan
tentang keselamatan kerja itu sendiri, keselamatan kerja dan keselamatan rumah
sakit.

A. Keselamatan Kerja
Pengendalian Bahaya di Rumah Sakit
Risiko bahaya yang terjadi di rumah sakit adalah akibat faktor-faktor
lingkungan kerja yang bersumber dari bahan-bahan yag dipergunakan dalam
suatu proses produksi, hasil produksi, sisa produksi, serta peralatan dan sarana
dalam melakukan pekerjaan serta keadaan cuaca di tempat kerja.
Faktor-faktor lingkungan kerja di rumah sakit TK II dr AK Gani terdiri dari
faktor fisik, faktor kimia, faktor biologi, psikologi, dan ergonomic. Faktor-faktor
lingkungan yang nilainya melampaui nilai ambang batas (NAB), Maka
kemungkinan dapat mengakibatkan gangguan kenyamanan kerja, gangguan
kesehatan bahkan dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja.
a. Faktor fisik di lingkungan rumah sakit
1. Iklim kerja
Pengendalian bahaya fisik akibat iklim kerja dilakukan sebagai berikut:
a) Terhadap lingkungan kerja
1) Menyempurnakan sistem ventilasi
2) Terhadap permukaan yang mempunyai suhu permukaan tinggi
memperkecil panas radiasi.
3) Menyediakan tempat istirahat yang cukup
4) Memberikan warna yang cerah pada peralatan yag memberikan
sumber panas.
5) Memasang shielding (penyekat) antara sumber panas dan tenaga
kerja.

b) Terhadap tenaga kerja


1) Memberikan air minum dekat tempat kerja yang memenuhi syarat
artinya cukup dan mudah dicapai di lokasi kerja.
2) Pada lingkungan yag mempunyai suhu radiasi rendah dianjurkan
dengan pakaian kerja ringan, sedang untuk radiasi tinggi
dianjurkan dengan pakaian kerja dengan tertutup seluruh
permukaan kulit dan berwarna putih.
3) Dihindari bagi tenaga kerja yang harus bekerja di lingkungan panas
apabila berbadan gemuk sekali dan menderita penyakit cardio-
vasculer.
c) Terhadap lingkungan kerja yang bersuhu dingin
1) Disediakan intermediate room dengan perubahan suhu yang tidak
terlalu besar sebelum masuk ke tempat kerja bersuhu dingin.
2) Mencegah pengeluaran panas dari tubuh dengan pakaian
pelindung
3) Memperbesar E req dengan menaian metabolism melalui
pemberian makan tambahan dan dalam hal-hal tertentu
meningkatkan aktivitas.
2. Kebisingan
Kebisingan adalah suara yang tak dikehendaki yang dapat
menimbulkan bising mengganggu (annoyance noise), yaitu kebisingan
yang tidak menghilangan daya dengar, tetapi mengganggu
konsentrasi/ketenangan.. biasanya tingkat kebisingan rendah dan
suaranya tidak keras. Sedangkan bising yang menyebabkan kehilangan
daya dengar, yaitu kebisingan yang menyebabkan ketulian pada tingkat
kebisingan yang tinggi.
Kebisingan dapat menyebabkan:
 Gangguan fisiologis
 Gangguan tidur
 Gangguan komunikasi
 Gangguan psikologis
 Gangguan pendengaran

Pengendalian bahaya fisik akibat kebisingan


a) Pengendalian secara teknis
 Mengurangi kebisingan pada sumbernya, misalnya memasang
peredam pada tempat-tempat sumber bising
 Merawat mesin secara teratur
 Fondasi mesin harus baik, dijaga agar baut dan sambungan tidak
ada yang goyang.
b) Pengendalian secara administrative
Pengaturan administratif dilakukan dengan mengatur waktu
pemaparan yaitu tidak berada di lingkungan kerja yang mempunyai
kebisingan dengan intensitas melampaui Nilai Ambang Batas (NAB).
c) Pengendalian secara medis
 Pemeriksaan sebelum bekerja
 Pemeriksaan berkala
d) Penggunaan alat pelindung diri
 Ear muff (tutup telinga)
 Ear plug (sumbat telinga)

3. Pencahayaan
Intensitas pencahayaan yang cukup dan distribusinya merata serta
tidak menimbulkan kesilauan, dapat terlaksana kalau perencanaan atau
design atau pemasangan lampu ruangan kerja. Intensitas cahaya
dinyatakan dalam satuan “lux”.
Penerangan yang buruk dapat mengakibatan:
a) Kelelahan mata dengan akibat berkurangnya daya dan efisiensi kerja
b) Keluha pegal-pegal di daerah mata dan sakit kepala
c) Kerusakan indera mata
d) Meningkatnya terjadi kecelakaan

Pengendalian bahaya fisik aibat intensitas cahaya:

a) Membersihkan secara rutin instalasi penerangan termasuk lampunya


b) Secepatnya mengganti dan memperbaiki instalasi penerangan dan
lampu-lampu yang rusak
c) Jika penerangan alami atau sinar matahari diupayakan agar jendela
tempat jalannya masuk sinar matahari tidak terhalang atau tertutup.
d) Penambahan penerangan local apabila penerangan umum tidak
mencukupi untu jenis pekerjaan-pekerjaan tertentu.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan di RS Tk II Dr. AK Gani dalam memberikan

pelayanan di unit Rawat Jalan adalah:

1. Ketepatan waktu dokter datang sesuai jadwal praktek yang sudah disepakati

2. Pasien dilayani tidak lebih dari dua jam, pasien sudah bisa pulang membawa

obat.

3. Efektifitas pelayanan terhadap pasien yang berknjung ke unit rawat jalan

adalah sebagai berikut:

1) Nama Indikator : Angka keterlambatan dokter

terhadap jadwal praktek.

2) Dasar Pemikiran : Keterlambatan kedatangan dokter

untuk memberikan pelayanan, dapat menurunkan kepuasan pelanggan

sehingga berdampak kepada penurunan

kualitas pelayanan rumah sakit.

3) Definisi indikator : Angka kejadian kedatangan dokter yang

terlambat lebih dari 15 menit dari jadwal praktek yang telah ditentukan.

4) Inklusi : Kedatangan dokter lebih dari 15 menit

dari jadwal praktek yang seharusnya.

5) Ekslusi : Dokter berada di Rumah Sakit, tetapi

sedang melaksanakan operasi atau tindakan yang terencana ataupun

cito.

6) Tipe Indikator : Rate Base


7) Pembilang (Numerator) : Jumlah dokter yang dating

terlambat lebih dari 15 menit dari jadwal yang sudah ditentukan.

8) Penyebut (Denominator) : Jumlah seluruh dokter yang

praktek dalam waktu yang sama.

Dalam pelaksanaan indicator mutu menggunakan kurva harian dalam

format tersendiri dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada panitia.
BAB IX
PENUTUP

Demikian pedoman standar operasional pelayanan kesehatan di Poliklinik


Penyakit Anak yang dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas dan
dipergunakan di Karumkit Tk II Dr. AK Gani sebagai bahan pertimbangan untuk
menentukan kebijakan.

Palembang, Juni 2016


Ka Instal Watlan Rumkit Tk II Dr. AK Gani

Kasfi Arizul
Letnan Kolonel Ckm NRP 33796

Anda mungkin juga menyukai