Dalam Kitab Suci Katolik, ada untuk menentukan keotentikan kitab-kitab
tambahan kitab-kitab yang dinamakan ini, berdasarkan ajaran- ajaran yang Apokripa/Deuterokanonika yang membuat terkandung di dalamnya. Kitab- kitab Alkitab Katolik berbeda dengan Protestan. Deuterokanonika ini, bersamaan dengan Protestan menolak kitab-kitab ini karena kitab-kitab lainnya dalam Perjanjian Lama Perjanjian Baru banyak mengutip dari dan Perjanjian Baru, dikutip oleh para Perjanjian Lama, namun tidak satupun Bapa Gereja di abad- abad awal untuk mengutip dari apokripa. Kitab pengajaran iman, dan prinsip- prinsip Deuterokanonika memang merupakan satu pengajaran pada kitab Deoterokanonika kesatuan dengan Kitab Perjanjian Lama ini berada dalam kesatuan dengan (yang terdiri dari 46 kitab). Dalam edisi Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru Vulgate (kitab Suci yang ditulis Kitab Suci berkaitan erat dengan berdasarkan Septuagint, yaitu yang Gereja Katolik. Kitab Perjanjian Lama memuat kitab Perjanjian Lama yang ditetapkan berdasarkan terjemahan yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani diakui oleh Gereja Katolik. Kitab pada tahun 250-125 SM) Kitab Perjanjian Baru ditulis, diperbanyak, Deuterokanonika termasuk di dalamnya, dikumpulkan dan dilestarikan oleh Gereja inilah yang dipakai oleh Gereja Katolik Katolik. Dari kanon yang ditetapkan oleh sampai sekarang. Maka benar bahwa di Gereja Katolik inilah semua gereja yang dalam Alkitab Katolik versi bahasa Inggris, lain memperoleh Kitab Suci. Namun bukan memang kitab Deuterokanonika ini berarti bahwa otoritas Gereja Katolik-lah disatukan di dalam Perjanjian Lama. Jika yang menciptakan Kitab Suci, sebab Roh di versi bahasa Indonesia dipisahkan, saya Kuduslah yang memberi inspirasi kepada rasa itu kemungkinan karena para penulis Kitab Suci. Gereja Katolik pertimbangan kemudahan percetakan, diberi kuasa ilahi oleh Yesus Kristus dengan menggunakan dasar versi yang sendiri untuk secara resmi meneguhkan sudah ada dan diterima secara umum oleh dan menentukan daftar kitab-kitab semua umat Kristen di Indonesia. tertentu sebagai kitab yang diinspirasikan Deuterokanonika adalah istilah yang oleh Roh Kudus. Penentuan ini tidak dipakai setelah abad ke-16, yang artinya mungkin salah, sebab Gereja dipimpin adalah yang termasuk dalam kanon kedua. oleh Roh Kudus yang tidak mungkin salah. Istilah ini dipakai untuk membedakan Oleh karena itu, mari bersama, kita dengan kitab-kitab Perjanjian Lama dengan rendah hati mensyukuri rahmat lainnya yang diterima oleh gereja bimbingan Roh Kudus terhadap Gereja Protestan, yang disebut sebagai proto- Katolik yang olehnya kita memperoleh canon. Namun sebenarnya Kitab Kitab Suci. Mari kita tunjukkan ketaatan Deuterokanonika ini telah termasuk dalam iman kita kepada Kristus dengan kanon Septuaginta, yaitu Kitab Suci yang mempercayai ketentuan yang ditetapkan dipergunakan oleh Yesus dan para Rasul. oleh Gereja yang didirikan-Nya. Mari Dengan berpegang pada Tradisi Para bersama-sama kita belajar lebih tekun Rasul, Magisterium Gereja Katolik membaca dan merenungkan Kitab Suci, memasukkan kitab Deuterokanonika dalam yang sudah menjadi bagian yang tak kanon Kitab Suci, seperti yang telah terpisahkan dari Gereja Katolik. ditetapkan oleh Paus Damasus I (382) dan Sumber: http://www.katolisitas.org kemudian oleh Konsili Hippo (393) dan Konsili Carthage (397). Kita percaya mereka diinspirasikan oleh Roh Kudus