Anda di halaman 1dari 2

RINGKASAN MATERI 03

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Dan Budi Pekerti


Materi : TRADISI
Kelas / Semester : X/1 (Satu)
Tahun Pelajaran : 2021/2022

1. Penegertian Tradisi
Kata Tradisi dalam Bahasa Yunani yaitu Paradosis yang secara harafiah berarti sesuatu yang telah
“diserahkan”, “diteruskan”, atau “diwariskan”.
Gereja senantiasa melestarikan dan meneruskan hidup, ajaran, dan ibadatnya dari generasi ke
genarasi berikutnya.
Proses penerusan atau komunikai iman terjadi dari satu generasi kepada generasi berikutnya dan
di antara orang- orang segenarasi atau seangkatan.
Dengan demikian, Tradisi berarti penerusan atau pewarisan terus- menerus antargenerasi
berikutnya mengenai Gereja yang pada intinya berkaitan dengan ajaran, hidup, dan ibadahnya.
Tradisi bukan sesuatu yang “kolot” atau ketinggalan zaman, melainkan sesuatu yang terjadi
sekarang juga.
2. Penegrtian Tradisi di dalam Gereja;
Tradisi di dalam Gereja merupakan:
1. Pewarisan dari segala “ajaran, hidup, serta ibadahnya”. Tradisi menentukan jati diri dan
mempersatuak Gereja, menjamin kesinambungan antara masa awal (Gereja Perdana), masa
kini dan masa depan.
2. Kenyataan yang terus hidup dan menyimpan pengalaman iman jemaat yang telah diterima,
diwartakan, dirayakan, dan diwariskan. Oleh karena itu, tradisi jauh lebih dalam daripada
sekedar hormat terhadap hal-hal yang kuno dan masa lampau.
3. Pengalaman iman jemaat Kristiani atas hidup Kristus dan persatuannya di dalam Roh Kudus.
Hal ini diwariskan dari zaman para Rasul hingga kini, sehingga sifatnya selalu
berkesinambungan, terus-menerus, bersifat umum dan dapat diterima semua jemaat.
Pengalaman iman jemaat ini pasti telah diungkapkan, meskipun dalam pengungkapannya bisa
bersifat resmi namun juga ada yang tidak resmi.
➢ Secara Resmi, Tradisi di dalam Gereja diungkapkan dalam: Kitab Suci, Syahadat, Liturgi, dan
Sakramen-sakramen Gereja, serta dalam rumusan doktrinal dari kuasa Gereja tertinggi.
Untuk menjaga tradisi di dalam Gereja itu, Gereja awal mampu mengumpulkan tulisan-
tulisan suci yang diakui sebagai iman Para Rasul oleh semua Gereja ke dalam Kanon Kitab
Suci.
Tradisi di dalam Gereja yang dipertahankan itu, ada kurun waktu yang istimewah, yakni
zaman Yesus dan Para Rasul, yang disebut zaman Gereja Perdana. Tradisi yang dibangun di
atas dasar Para Rasul dan Nabi dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru (Ef 2:20). Maka,
perumusan pengalaman iman Gereja Perdana, yang disebut Kitab Suci Perjanjian Baru yang
ditulis dengan Ilham Roh Kudus merupakan pusat dan sumber seluruh Tradisi. Dengan
demikian, Kitab Suci Perjanjian Baru mengajarkan dengan teguh dan setia serta tanpa
kekeliruan, kebenaran yang oleh Allah mau dicantumkan di dalamnya demi keselamatan
kita.
➢ Tradisi dalam Gereja yang Tidak Resmi.
Tradisi di dalam Gereja diungkapkan begitu rupa dalam berbagai ungkapan.
Ungkapan tersebut dapat melalui:
❖ Bentuk Seni : Musik, tulisan-tulisan, sastra kekristenan, baik secara popular dari ajaran
para teolog melalui spiritualitas, tradisi-tradisi doa serta devosi.
❖ Ceritera- ceritera para Kudus dan hidup orang Kristiani dari masa ke masa.

1
Maksud dari tidak resmi di sini adalah bahwa kekayaan tradisi di dalam Gereja kita
begitu beragam dan sangat banyak.
Tradisi dalam Gereja yang tidak resmi ini biasanya berkembang sesuai dengan budaya di
mana jemaat atau umat tersebut tinggal.
4. Macam- macam Tradisi di dalam Gereja Katolik:
a. Perayaan Masa Adven (Selama 4 minggu); di mana Gereja mengenang kembali keadaan
manusia yang malang, sejenak sesudah penciptaan sampai dengan kedatangan Yesus di dunia.
b. Perayaan Natal; di mana Gereja merayakan penjelmaan Putera Allah menjadi manusia untuk
kita dan penebusan kita.
c. Perayaan Penampakan Tuhan; di mana Gereja merayakan panggilan bangsa-bangsa kafir
kepada iman Kristiani.
d. Perayaan Masa Prapaskah; di mana Gereja menyampaikan panggilan kepada umat beriman
untuk kembali kepada keadaan tidak berdosa yang terjadi pada saat baptisan.
e. Perayaan Pekan Suci (Minggu Palma, Kamis Putih dan Jumat Agung); di mana Gereja
mengajak umat beriman untuk mengikuti langkah Tuhan Yesus yang dimulai dengan
masuknya Yesus dengan penuh kemenangan ke kota Yerusalem, pemberian karunia-karunia
besar, yaitu Ekaristi dan Imamat pada Malam Perjamuan Terakhir serta pendritaan dan
perjalanan yang bersimbah darah menuju kematian di kayu salib.
f. Perayaan Masa Paska yang dimulai dengan Sabtu Suci sebagai perayaan kebangkitan Yesus
Kristus yang merupakan peristiwa pokok liturgis dalam hidup Gereja, dilanjutkan dengan
Minggu Paskah dan berakhir pada hari Pentakosta; di mana Gereja merayakan kebangkitan
Kristus dan menghidupkan pengharapan umat beriman akan kebangkitan bersama Kristus,
karya Roh Kudus dalam hidup Gereja dan umat beriman.
g. Perayaan Minggu Biasa sepanjang tahun yang menjadi tanda kehidupan beriman, sebaliknya
menghidupkan iman umat.
h. Berbagai Tradisi Doa dan Ibadat Devosional yang telah melengkapi dan memperkaya
kehidupan beriman yang dirayakan di luar Ibadat Liturgis (Ibadat Resmi Gereja)
5. Kitab Suci dan Tradisi Sebagai Tolok Ukur Tertinggi Iman Katolik:
➢ Tradisi dan Kitab Suci merupakan dua cara yang dipakai Para Rasul untuk meneruskan Injil
sendiri.
➢ Kesatuan antara Tradisi dan Kitab Suci terletak pada kesamaan asal dan tujuan.
➢ Tradisi dan Kitab Suci berasal dari Allah sendiri yang menetapkan bahwa Tradisi dan Alkitab
menjadi sarana penerusan Wahyu.
➢ Tujuan Tradisi maupun Kitab Suci sama yakni meneruskan Wahyu atau Sabda Allah yang sama
dengan cara yang berbeda.
➢ Tradisi berarti meneruskan dan menafsirkan warta apostolic itu.
Berkat karya Roh Kudus, Gereja memperoleh kepastian bahwa apa yang diwahyukan bukan
dari Kitab Suci saja (non per solam Sacram Scripturam).
➢ Tradisi bersama dengan Kitab Suci membentuk khazanah (perbendaharaan atau kekayaan)
Suci Sabda Ilahi yang diserahkan kepada Gereja (Dei Verbum, art. 10).

Anda mungkin juga menyukai