Anda di halaman 1dari 12

GEREJA YANG

KATOLIK DAN
APOSTOLIK
KELAS XI
TUJUAN

Memahami sifat-sifat Gereja sebagai dasar


panggilan untuk merasul dan memperjuangkan
nilai-nilai Kerajaan Allah.
GEREJA YANG BERSIFAT KATOLIK.

Kata Katolik berasal dari bahasa Yunani dari kata


“Katholikos” yang berarti universal atau umum.
Pada zaman reformasi, kata Katolik merupakan
sebutan untuk Gereja Roma yang tersebar
dimana-mana, dibedakan dengan Gereja Protestan
yang pada masa itu hanya tersebar di daerah-
daerah tertentu. Sejak saat itu kata “Katolik”
ditujukan khusus kepada jemaat Kristen yang
mengakui Paus sebagai pimpinannya.
Konsili vatikan II mengembalikan arti asli kata Katolik
yaitu universal atau umum. Menurut Konsili terutama
dalam dokumen Lumen Gentium kata Katolik mengandung
dua arti , yakni:
1. Gereja disebut Katolik karena Gereja dapat hidup di
tengah segala bangsa dan memperoleh umatnya dari segala
bangsa.
2. Gereja disebut Katolik karena ajarannya tertuju kepada
seluruh bangsa dan Gereja dapat menampung dan
memajukan segala kemampuan, kekayaan dan adat istiadat
bangsa-bangsa yang memiliki nilai luhur, tanpa kehilangan
jati diri Gereja sendiri.
Gereja bersifat Katolik berarti terbuka bagi dunia,
tidak terbatas pada tempat tertentu, bangsa dan
kebudayaan tertentu, waktu atau golongan
masyarakat tertentu. Kekatolikan Gereja tampak
dalam:
- Rahmat dan keselamatan yang ditawarkannya.
- Iman dan ajaran yang ditawarkan bersifat
umum, dapat diterima dan dihayati oleh siapapun.
- Kekatolikan Gereja tidak berarti bahwa Gereja
melebur diri ke dalam dunia. Dalam keterbukaan
itu Gereja tetap mempertahankan identitas dirinya.
- Gereja bersifat dinamis, maka Gereja dapat
dikembangkan lebih nyata atau diwujudkan
dengan cara: bersikap terbuka dan menghormati
kebudayaan, adat istiadat, bahkan agama bangsa
manapun; bekerjasama dengan pihak manapun
yang berkehendak baik untuk mewujudkan nilai-
nilai luhur di dunia ini.
MEWUJUDKAN GEREJA YANG KATOLIK
Sifat Gereja yang Katolik atau universal umum dan terbuka perlu
diusahakan di tengah masyarakat dengan cara:
1. Bersifat terbuka dan menghormati kebudayaan, adat-istiadat,
bahasa, golongan atau agama manapun juga.
2. Bersedia bekerjasama dengan pihak manapun untuk memajukan
nilai-nilai luhur di dunia.
3. Berusaha untuk memperjuangkan dan menyejahterahkan semua
manusia di dunia.
4. Membela kaum lemah dan membebaskan siapapun juga yang
terjerat oleh kemiskinan dan ketidakadilan.
5. Harus selalu terlibat penuh dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
GEREJA YANG APOSTOLIK
Pendalaman Kitab Suci: Matius 28:16-20
1. Apa yang dikatan Yesus kepada para murid atau
para rasulnya?
2. Apa yang dimaksudkan dengan Gereja yang
apostolik?
1. Yesus mengutus para Rasul dengan
bersabda:”Pergilah, ajarilah semua bangsa, dan
baptislah mereka atas nama Bapa dan Putra dan
Roh Kudus dan ajarlah mereka menaati segala
sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu”.
2. Perintah untuk Kristus untuk mewartakan
kebenaran yang menyelamatkan itu oleh Gereja
diterima dari Para Rasul dan harus dilaksanakan
sampai ke ujung bumi.
1. Kata Apostolik berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata apostolos
yang berarti utusan .
2. Gereja yang bersifat apostolik tidak berarti bahwa Gereja terpaku
pada Gereja perdana, tetapi Gereja selalu dinamis dan berkembang di
bawah Roh Kudus dan tetap mau berpegang pada iman para rasul.
3. Gereja bersifat apostolik karena didirikan di atas dasar para Rasul
4. Gereja disebut apostolik karena Gereja berhubungan dengan para
Rasul yang diutus oleh Yesus yang tampak dalam:
a. Fungsi dan kuasa para Hierarki berasal darui para Rasul dan
diwariskan sampai pada saat ini.
b. Ajaran-ajaran Gereja diturunkan dan berasal dari kesaksian iman
para rasul.
c. Ibadat dan struktur Gereja pada dasarnya berasal dari Para Rasul.
MEWUJUDKAN GEREJA YANG APOSTOLIK
Secara singkat usaha mewujudkan keapostolikan Gereja
adalah dengan:
1. Setia mempelajari injil, sebab injil merupakan iman
Gereja para Rasul.
2. Mengevaluasi situasi konkret zaman kita dengan iman
Gereja para Rasul.
3. Setia dan taat kepada para Hierarki sebagai pengganti
para Rasul.
4. Berpegang teguh pada iman kita walaupun menghadapi
banyak rintangan dan perubahan zaman.

Anda mungkin juga menyukai