Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 2 PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

MKWU4102

NAMA: MELKY ELETHRIUS BRAMAN

NIM : 043111124

Pembinaan iman tidak hanya dilakukan sebagai bentuk kewajiban


dan kepedulian Gereja terhadap umatnya yang ada di dalam kesulitan.
Akan tetapi pembinaan iman adalah bentuk sapaan kasih Allah terhadap
umat-Nya. Kata pembinaan menurut etimoligi berasal dari kata “bana”
yang berarti membangun, sedangkan kata binaan berarti pembangunan.
Apabila iman diartikan sebagai pandangan dan sikap hidup, maka
pembinaan iman berarti membina manusia seutuhnya.

Seperti halnya cinta yang diawali dari proses saling mengenal,


kemudian meningkat menjadi senang, rindu yang diikut oleh berbagai
konsekuensi. Demikian pula sama halnya dengan iman, iman itu terbentuk
melalui proses. Berbagai pengaruh mengarahkan kepribadian seseorang,
baik pengaruh yang datang dari lingkungan keluarga, masyarakat,
pendidikan, maupun lingkungan lainnya.

Pendidikan keluarga baik langsung maupun tidak langsung,


disengaja maupun tidak, hal itu sangat berpengaruh terhadap iman
seseorang. Tingkah laku orang tua orang tua dalam rumah tangga sering
kali dijadikan contoh dan teladan bagi anak-anak. Tingkah laku yang baik
maupun yang buruk (tercela) akan ditiru anak-anak.

Hal ini juga berlaku dalam lingkungan paroki. Paroki merupakan


wilayah atau teritori dari keuskupan dimana pastor paroki yang mewakili
uskup setempat menggembalakan dombanya. Pastor paroki bersama Dewan
Pastoral Paroki (DPP) bertanggung jawab dalam menyelenggarakan aneka
pembinaan iman di parokinya. Kepada umat, pastor paroki mengarahkan
agar pembinaan iman dan hidup rohani berjalan seturut ajaran Gereja
(khususnya visi keuskupan). Tujuan utama dari semua pembinaan iman
tentunya agar umat bertumbuh dalam kesempurnaan hidup kristiani dan
terintegrasi dengan komunitas umat beriman. Pastor paroki dan DPP
memberikan perhatian kepada semua umat yang tinggal di teritorinya.
Termasuk di dalamnya terdapat aneka kelompok rohani, seperti
Persekutuan Doa Karismatik, Legio Maria, dan kelompok pelayanan
seperti lector, misdinar, dan prodiakon. Ada juga kelompok berbasis
teritori seperti lingkungan dan wilayah.

Umumnya, kelompok-kelompok rohani dan organisasi Katolik


memiliki strukur organisasi dan visi misinya sendiri. Mereka sudah
memilik cara sendiri dalam melakukan pembinaan iman, misalnya
Persekutuan Doa Karismatik memiliki kegiatan rutin untuk mengenal
sabda Tuhan atau Legio Maria yang secara rutin berkumpul. Garis relasi
dengan pastor paroki lebih sebagai pemegang reksa pastoral di paroki itu.
Bisa saja mereka menjadikan room paroki sebagai pendamping rohani. Di
beberapa paroki, para pastor paroki berbagi tugas untuk mendampingi atau
menjadi moderator kelompok-kelompok tersebut.

Arah dasar dalam pembinaan iman adalah hidup dalam Kristus:


menjadi Katolik yang cerdas, tangguh, dan misioner. Sakramen Baptis
menjadikan seseorang anak Allah dan murid Kristus. Sebagai anak Allah,
hidupnya dibentuk dan diresapi nilai-nilai injil serta dikuatkan dengan
spiritualitas kesaksian Martiria, yakni bersedia memanggul salib
kehidupan sehari-hari, mengasihi secara tulus tanpa pamrih, semangat
berkorban, serta konsisten dalam kata dan perbuatan. Sebagai murid
Kristus, orang Katolik hidup semakin bermakna bagi dunia dengan hadir
sebagai garam, ragi, dan terang (Dewan Karya Pastoral KAS 2024:43).

Arah dasar pembinaan iman adalah hidup dalam Kristus itu sendiri
yang terinspirasi dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus bab 4
ayat 13-15; “sampai kita telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan
yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkatan
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan
lagi anak-anak yang diombang-ambing oleh rupa-rupa angina pengajaran,
oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
tetapi dengan tegus berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita
bertumbuh di dalam segala hal kea rah Dia, Kristus, yang adalah Kepala”.

Sumber utama pembinaan iman adalah Sabda Allah. Sabda Allah itu
ialah Yesus Kristus yang menjadi manusia dan bahwa suara-Nya terus
menggema dalam Gerja dan di dunia melalui Roh Kudus. Sabda Allah
ditujukan kepada manusia melalui perendahan diri ilahi yang
mengagumkan dan sampai kepada manusia melalui perkataan-perkataan
dan perbuatan-perbuatan. Gereja merenungkan Sabda Allah dengan
semangat iman yang mendalam, mendengarkannya dengan saleh,
memeliharanya dengan cinta, dan mewartakannya dengan setia melalui
Tradisi dan Kitab Suci (Dewan Karya Pastoral KAS 2014:44).

Sabda Allah yang terkandung dalam Tradisi dan Kitab Suci


direnungkan dan dimengerti dengan lebih mendalam melalui perasaan iman
seluruh umat tempat Sabda Allah terus menerus dimaklumkan,
didengarkan, dibatinkan, dan dijelaskan. Bersinar dalam sejarah hidup
Gereja teristimewa kesaksian Kristiani dan secara khusus dalam diri Para
Kudus. Dikaji dan diperdalam oleh studi-studi dan penelitian-penelitian
teologis yang membantu umat beriman untuk semakin maju dan mendalam
akan pengertiannya yang vital tentang misteri-misteri iman, dan
dinyatakan dalam nilai-nilai moral dan religious serta ditaburkan dalam
masyarakat dan berbagai kebudayaan (Dewan Karya Pastoral KAS
2014:44-45).

Tetapi, masih banyak yang beranggapan bahwa beragama dan


beriman itu sama, padahal keduanya berbeda. Beragama berarti menganut
suatu agama tertentu, sedangkan beriman berarti menyerahkan diri
sepenuhnya kepada Allah. Lebih jelasnya lagi, Konsili Vatikan II dalam
Konstitusi tentang Wahyu Ilahi, bab 1 menyatakan bahwa orang beriman
menyerahkan diri sepenuhnya secara bebas kepada Tuhan, ia menundukan
akal budi dan kemauan kepada Tuhan yang meyampaikan Wahyu-Nya,
dengan menerima isi Wahyu ini secara rela. Pertama, iman memiliki
makna jawaban manusia atas Wahyu Tuhan, dan karenanya orang
mengimani sesuatu. Kedua, iman adalah rahmat ilahi yang menerangi serta
meyakinkan manusia dari dalam jiwanya. Ketiga, orang beriman bebas
menyetujui dengan akal budinya bahwa Tuhan mewahyukan Diri, maka ia
mempercayainya sepenuhnya, sehingga bersama dengan-Nya ia menumpuh
jalan kepada-Nya. Keempat, iman seluruhnya adalah pemberian Tuhan,
tetapi sekaligus seluruhnya juga jawaban manusia. Kelima, iman adalah
pertemuan, pengabdian, persahabatan dengan Tuhan, yang merupakan
keselamatan dan kebahagiaan kita.

Beriman secara Katolik berarti orang diajak untuk mengambil sikap


tertentu dalam diri dan kehidupannya, dengan cara meniggalkan dunianya
yang lama untuk mengarahkan hidup dalam dunia baru. Pokok-pokok
dalam Iman Katolik antara lain; syahadat singkat (iman para Rasul),
sakramen, hukum kasih, sabda bahagia, tiga keutamaan Kristiani, tujuh
karunia Roh Kudus, lima perintah Gereja, Dasa Firman (Dekalog/10
Perintah Allah), tujuh dosa pokok, empat hal terakhir, Doa Bapa Kami,
Doa Salam Maria, dan Kemuliaan.
Di tempat saya berasal, khususnya di paroki St. Theresia
Kefamenanu, Gereja cukup baik dalam hal memperhatikan dan membina
iman umat-Nya. Dalam pembinaan iman, paroki kami biasanya melakukan
kegiatan-kegiatan seperti ziarah dan kunjungan pastor ke lingkungan-
lingkungan yang ada dalam teritorinya. Paroki kami juga setiap minggu
selalu mengadakan perayaan ekaristi, berikut gambar/dokumentasinya;

Gambar di atas merupakan salah satu dokumentasi dari Perayaan Ekaristi


yang dilaksanakan pada Hari Minggi di Gereja St. Theresia, Kefamenanu.

Lalu pada tahun 2016, tepatnya pada hari Sabtu-Minggu (22-


23/10/2016), diadakan lomba lagu dan gerak bagi anak-anak Sekami dalam
rangka menyambut Hari Minggu Misi sedunia ke-90. Tepat pukul 17.45
Wita hari Sabtu (22/10/2016) diadakanlah lomba lagu dan gerak. Masing-
masing Paroki peserta kegiatan menampilkan diri semaksimal mungkin;
mulai dari penguasaan lagu dan gerak sampai pada pilihan busana yang
dikenakan. Tiga orang juri yang diambil dari luar wilayah dekenat
Kefamenanu itu sempat pusing karena semua peserta tampil memukau.
Selanjutnya sesuai dengan agenda yang dibuat oleh panitia, Perayaan
Puncak Hari Minggu misi sedunia yang ke-90 dilangsungkan pada Minggu,
23 Oktober 2016. Misa direncanakan terjadi tepat pukul 08.00 Wita
dengan Selebran utamanya Rm. Gerardus Salu, Pr selaku Deken
Kefamenanu dan dibantu oleh beberapa Imam konselebran. Tema yang
diusung dalam minggu misi ke-90 ini adalah Gereja Misioner Saksi
Kerahiman. Selanjutnya agenda terakhirnya yaitu para peserta diajak
melakukan aksi nyata dengan cara melakukan kunjungan ke para jompo di
Gua Maria Aplasi yang letaknya kira-kira 1 km dari Gereja.

Gambar diatas merupakan dokumentasi dari kegiatan tersebut.


Lalu, walaupun ditengah pandemi Covid-19 ini, paroki kami selalu
memperhatikan umatnya. Hal ini di tunjukan dengan tetap dilakukannya
misa Perayaan Ekaristi setiap Hari Minggu, tetapi dilakukan dengan cara
online.

Ini adalah gambar yang di posting pada laman Facebook St. Theresia
Kefamenanu agar umatnya dapat mengikuti Misa Hari Minggu secara
online

Sumber :

BMP MKWU4102

https://www.sesawi.net/seri-pastoral-omk-pembinaan-orang-muda-katolik-
2/

https://24hoursworship.com/2016/10/25/hari-minggu-misi-sedunia-di-
dekenat-kefamenanu-timor-ntt/

https://123dok.com/article/pengertian-pembinaan-iman-pembinaan-
iman.y96498dy

Anda mungkin juga menyukai