Anda di halaman 1dari 11

DASAR IMAN KATOLIK

ASAL MUASAL KEPERCAYAAN


DALAM AGAMA KATOLIK
• Katolik merupakan orang Kristen pertama yang percaya bahwa
Yesus Kristus adalah Tuhan, anak Allah, manusia, dan yang
turun ke bumi unntuk membawa manusia naik kepada Allah.
• Saat ini hampir semua denominasi Protestan mengatakan hanya
Alkitab sebagai sumber iman Kristiani (sola scriptura), namun
berbeda dengan Gereja Katolik. Hirarkinya menerima Kitab
Suci sebagai dasar iman tapi bukan satu-satunya.
• Protestan mengklaim bahwa Kitab Suci adalah satu-satunya aturan
iman, artinya bahwa kitab suci mengandung semua materi yang
diperlukan untuk teologi dan materi ini cukup jelas sehingga
seseorang tidak memerlukan tradisi apostolik atau Magisterium
Gereja (otoritas mengajar) untuk membantu memahaminya.
• Dalam pandangan protestan, keseluruhan kebenaran Kristen
ditemukan dalam halaman Kitab Suci.
• Orang katolik, di sisi lain, mengenali bahwa kitab suci tidak
mendukung pandangan ini, “Aturan iman” yang sebenarnya adalah
Kitab Suci ditambah tradisi apostolik, yang terwujud dalam otoritas
mengajar Gereja Katolik yang hidup, yang kepadanya dipercayakan
ajaran lisan Yesus dan para rasul, bersama dengan otoritas untuk
menafsirkan Kitab Suci dengan benar.
• Dalam dokumen Konsili Vatikan II tentang wahyu ilahi, Dei Verbum
(Latin : Sabda Allah), hubungan diantara Kitab Suci dan Tradisi
dijelaskan :”Oleh karena itu ada hubungan yang dekat dengan Tradisi
Suci dan Kitab Suci. Karena keduanya mengalir dari sumber ilahi yang
sama, dalam cara tertentu bergabung dalam sebuah kesatuan dan
cenderung menuju akhir yang sama.

• Karena Kitab Suci adalah sabda Allah sejauh disampaikan dalam


tulisan dibawah inspirasi Roh Ilahi. Kepada penerus para rasul,
Tradisi Suci menyerahkan Sabda Allah dalam kemurnian yang
penuh, yang dipercayakan kepada para rasul oleh Kristus Tuhan
dan Roh Kudus.
1.TRADISI SUCI
• Tradisi suci merupakan urutan pertama dari dasar iman Katolik
karena sekalipun dimasa awal Gereja Katolik bertumbuh, belum
ada satu kesatuan Alkitab seperti sekarang, berbagai
tantangan gereja masa kini pada zaman terutama serangan iman
kepada Gereja Katolik sudah gencar dilancarkan, namun dengan
tradisi suci Gereja dapat bertahan dan bertumbuh.
• Tradisi Suci adalah ajaran yang tidak tertulis seperti yang
diungkapkan dalam Kisah Para Rasul 2:4, 1 Korintus 15:3; 2
Tesalonika 2:15; Yohanes 21:25, 16:12-13). Tradisi suci ini
terjamin kebenarannya secara tidak tertulis karena dipelihara oleh
Gereja yang adalah tiang Pondasi kebenaran. Contoh Tradisi Suci
adalah orang Katolik memegang tanda Salib Katolik
2. KITAB SUCI
• Kitab Suci atau pendalaman Alkitab Katolik menurut doktrin Katolik
adalah penyampaian Diri Bapa melalui Sabda-Nya dalam Roh Kudus,
tetap hadir di dalam Gereja dan berkarya di dalamnya (Kolose
3:16). Sesuai dengan kehendak Allah, terjadilah pengalihan Kitab Suci
sebagai Injil dalam dua cara, sebagai berikut:
• Secara lisan “oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan
teladan serta penetapan dalam meneruskan apa yang mereka terima
dari mulut, pergaulan, dan karya Kristus sendiri atau dorongan
peranan Roh Kudus dalam Gereja’’.
• secara tertulis “oleh para Rasul dan tokoh para rasul, yang atas ilham
Roh Kudus itu juga telah membukukan Amanat Keselamatan atau
melakukan Amanat Agung’’ (Matius 28:20).
• "Adapun, supaya Injil senantiasa terpelihara secara utuh dan hidup di
dalam Gereja, para Rasul meninggalkan Uskup-Uskup sebagai pengganti-
pengganti mereka, yang `mereka serahi kedudukan mereka untuk
mengajar" (DV 7). Maka, "pewartaan para Rasul, yang secara istimewa
diungkapkan dalam kitab-kitab yang diilhami, harus
dilestarikan sampai kepenuhan zaman melalui penggantian-penggantian
yang tiada putusnya" (DV 8). (KGK 77)
Apa dasar hubungan Tradisi dan Kitab Suci
• "Tradisi Suci dan Kitab Suci berhubungan erat sekali dan terpadu. Sebab keduanya
mengalir dari sumber Ilahi yang sama, dan dengan cara tertentu bergabung
menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama" (DV 9). Kedua-duanya
menghadirkan dan mendayagunakan misteri Kristus di dalam Gereja, yang
menjanjikan akan tinggal bersama orang-orang-Nya "sampai akhir zaman" (Mat
28:20).
• "Kitab Suci adalah pembicaraan Allah sejauh itu termaktub dengan ilham Roh Ilahi".
"Oleh Tradisi Suci Sabda Allah, yang oleh Kristus Tuhan dan Roh Kudus
dipercayakan kepada para Rasul, disalurkan seutuhnya kepada para pengganti
mereka, supaya mereka ini dalam terang Roh Kebenaran dengan pewartaan mereka
memelihara, menjelaskan, dan menyebarkannya dengan setia" (DV 9).(KGK 81)
• "Dengan demikian maka Gereja", yang dipercayakan untuk meneruskan dan
menjelaskan wahyu, "menimba kepastiannya tentang segala sesuatu yang
diwahyukan bukan hanya melalui Kitab Suci. Maka dari itu keduanya [baik tradisi
maupun Kitab Suci] harus diterima dan dihormati dengan cita rasa kesalehan dan
hormat yang sama" (DV 9). (KGK 82)
3. MAGISTERIUM
• Magisterium adalah Wewenang Kuasa mengajar Gereja. Dasar Magisterium
adalah sebagai berikut :
• "Adapun tugas menafsirkan secara otentik Sabda Allah yang tertulis atau
diturunkan itu, dipercayakan hanya kepada Wewenang Mengajar Gereja yang
hidup, yang kewibawaannya dilaksanakan alas nama Yesus Kristus" (DV 10).
(KGK 85)
• "Wewenang Mengajar itu tidak berada di alas Sabda Allah, melainkan
melayaninya, yakni dengan hanya mengajarkan apa yang diturunkan saja,
sejauh Sabda itu, karena perintah ilahi dan dengan bantuan Roh Kudus,
didengarkannya dengan khidmat, dipelihara dengan suci, dan diterangkannya
dengan setia; dan itu semua diambilnya dari satu perbendaharaan iman itu,
yang diajukannya untuk diimani sebagai hal-hal yang diwahyukan oleh Allah"
(DV 10). (KGK 86)
• Kaum beriman mengenangkan perkataan Kristus kepada para Rasul:
"Barang siapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku" (Luk 10:16)
dan menerima dengan rela ajaran dan petunjuk yang diberikan para
gembala kepada mereka dalam berbagai macam bentuk. (KGK 87)
• Wewenang Mengajar Gereja menggunakan secara penuh otoritas yang
diterimanya dari Kristus, apabila ia mendefinisikan dogma-dogma, artinya
apabila dalam satu bentuk yang mewajibkan umat Kristen dalam iman
dan yang tidak dapat ditarik kembali, ia mengajukan kebenaran-
kebenaran yang tercantum di dalam wahyu ilahi atau secara mutlak
berhubungan dengan kebenaran-kebenaran demikian. (KGK 88)
• Tugas untuk menjelaskan Sabda Allah secara mengikat, hanya di
serahkan kepada Wewenang Mengajar Gereja, kepada Paus dan kepada
para Uskup yang bersatu dengannya dalam satu paguyuban. (KGK 100)
• Jadi kesimpulannya, Magisterium adalah Wewenang Mengajar
Gereja, yang terdiri dari Bapa Paus (sebagai pengganti Rasul
Petrus) dan para uskup (sebagai pengganti para rasul) dalam
persekutuan dengannya, yang diberikan karisma “tidak dapat
sesat” (infalibilitas) oleh Yesus, yaitu dalam hal pengajaran
mengenai iman dan moral.
• Maka kita ketahui bahwa sifat infalibilitas ini tidak berlaku
dalam segala hal, namun hanya dalam hal iman dan
moral, yaitu pada saat mereka mengajarkan dengan tindakan
definitif, seperti yang tercantum dalam Dogma dan doktrin
resmi Gereja Katolik.

Anda mungkin juga menyukai