Buku Dinamis Jatim Semester 1 2019
Buku Dinamis Jatim Semester 1 2019
BUKU
DINAMIS
1 Kependudukan .....................................................................................................................84
7 Perindustrian...................................................................................................................... 108
PERTUMBUHAN
1 EKONOMI
.
1 Perekonomian Jawa Timur
1.1
Pada tahun 2014 perekonomian Jawa Timur tumbuh 5,86 persen, kemudian tahun
berikutnya mengalami perlambatan, yaitu 5,44 persen (2016). Hal ini diduga
karena melemahnya daya beli masyarakat akibat kebijakan pemerintah terkait
dengan pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan listrik yang
berakibat naiknya harga BBM dan Tarif Dasar Listrik (TDL).
Perekonomian Jawa Timur Tahun 2018 ekstrim, suhu dingin, musim hujan dan banjir.
tumbuh sebesar 5,50 persen. Dari sisi Sedangkan, pertumbuhan ekonomi Lapangan
produksi, semua lapangan usaha mengalami Usaha Industri Pengolahan didorong oleh
pertumbuhan positif kecuali Lapangan Usaha meningkatnya Industri Makanan dan Minuman
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; serta serta Industri Tekstil karena perusahaan-
Pengadaan Listrik dan Gas. Pertumbuhan perusahaan menaikkan produksi untuk stok
tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha menghadapi momen puasa dan lebaran, dan
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Industri Kertas dan Percetakan meningkatkan
sebesar 7,63 persen, diikuti Jasa Kesehatan produksinya untuk pencetakan kertas suara
dan Kegiatan Sosial sebesar 7,61 persen; dan dan alat peraga untuk keperluan Pemilu 2019.
Industri Pengolahan sebesar 7,55 persen. Adapun pertumbuhan ekonomi Lapangan
Ekonomi Jawa Timur Triwulan I-2019 Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan
terhadap Triwulan I-2018 tumbuh 5,51 persen Minum akibat maraknya belanja makanan
(y-on-y). Dari sisi produksi, beberapa kategori online seperti go food, grab food, dll yang
mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan mengadakan even promo, di samping momen
tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Jasa Pemilu 2019.
Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 7,86 Struktur ekonomi Jawa Timur menurut
persen, diikuti Industri Pengolahan sebesar lapangan usaha Triwulan I-2019 didominasi
7,28 persen, dan Penyediaan Akomodasi dan oleh tiga lapangan usaha utama yaitu Industri
Makan Minum sebesar 6,87 persen. Pengolahan dengan kontribusi sebesar 30,42
Tingginya pertumbuhan ekonomi persen; Perdagangan Besar dan Eceran,
Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar
Kegiatan Sosial karena jumlah pengunjung di 18,25 persen; dan Pertanian, Kehutanan dan
klinik kesehatan meningkat akibat faktor cuaca Perikanan sebesar 11,78 persen.
Perdagangan 360 900,23 398 229,00 102 463,80 273 213,40 290 398,80 73 313,09
Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan 69 176,35 75 164,26 19 323,15 43 835,33 46 712,45 11 639,57
Pergudangan
Penyediaan 116 058,30 126 837,95 32 948,81 79 202,19 85 247,50 21 910,56
Akomodasi dan
Makan Minum
Informasi dan 92 928,66 99 216,38 24 980,30 84 699,18 90 416,22 23 007,36
Komunikasi
Jasa Keuangan 55 033,09 59 368,84 15 284,05 38 064,50 39 859,92 10 153,72
dan
Asuransi
32 080,24 35 576,47 9 481,45 25 247,60 26 823,05 6 961,75
Real Estat
PDRB 2 012 917,99 2 189 783,70 561 551,73 1 482 299,58 1 563 756,37 396 472,54
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur
Thn.
Thn. Thn. Thn. Thn. Thn.
Lapangan Usaha 2019
2014 2015 2016 2017 2018
(TW I)
Pertanian,
Kehutanan dan 3.54 3.28 2.41 1.48 -2,10 -0,28
Perikanan
Pertambangan dan
3.07 7.96 14.18 7.47 2,38 2,24
Penggalian
Industri Pengolahan 7.67 5.63 4.44 5.69 7,55 7,28
Pengadaan Listrik
3,76 -1,98 0,64 2,58 -2,19 -4,13
dan Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan
0,25 5,28 5,19 6,44 4,18 5,44
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
Konstruksi 5,44 3,60 5,51 6,91 6,61 5,83
Perdagangan Besar
dan Eceran;
5,01 5,55 5,81 6,26 6,29 6,70
Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan
6,49 6,68 5,71 6,62 6,56 3,70
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi dan 8,88 7,72 8,49 7,91 7,63 6,87
Makan Minum
Informasi dan
5,88 6,49 7,57 6,92 6,75 6,41
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
6,76 7,19 6,99 2,44 4,72 3,44
Asuransi
Real Estat 6,97 4,97 5,22 3,91 6,24 5,48
Jasa Perusahaan 8,52 5,44 5,18 5,53 7,15 3,27
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan 0,58 5,24 4,74 2,22 4,20 5,15
Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan 6,08 6,53 5,97 3,99 5,43 6,10
Jasa Kesehatan
dan 8,17 6,46 5,74 5,39 7,61 7,86
Kegiatan Sosial
Jasa Lainnya 5,46 4,88 4,77 4,46 4,98 5,77
PDRB 5,86 5,44 5,57 5,45 5,50 5,51
Thn.
Thn. Thn. Thn. Thn. Thn.
Lapangan Usaha 2019
2014 2015 2016 2017 2018
(TW I)
Pertanian,
Kehutanan dan 13,56 13,65 13,43 12,84 11,90 11,78
Perikanan
Pertambangan dan
5,11 3,93 3,76 4,02 4,28 4,06
Penggalian
Industri Pengolahan 28,95 29,31 28,88 29,12 29,73 30,42
Pengadaan Listrik
0,36 0,35 0,33 0,33 0,31 0,30
dan Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan
0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
Konstruksi 9,49 9,49 9,72 9,82 9,71 9,20
Perdagangan Besar
dan Eceran;
17,34 17,60 17,98 17,93 18,19 18,25
Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan
3,25 3,35 3,38 3,44 3,43 3,44
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi dan 5,20 5,41 5,65 5,77 5,79 5,87
Makan Minum
Informasi dan
4,54 4,56 4,58 4,62 4,53 4,45
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
2,68 2,74 2,78 2,73 2,71 2,72
Asuransi
Real Estat 1,57 1,63 1,61 1,59 1,62 1,69
Jasa Perusahaan 0,79 0,80 0,80 0,81 0,83 0,85
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan 2,32 2,31 2,32 2,27 2,31 2,29
Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan 2,73 2,72 2,67 2,63 2,59 2,60
Jasa Kesehatan
dan 0,63 0,63 0,62 0,63 0,62 0,64
Kegiatan Sosial
Jasa Lainnya 1,38 1,43 1,39 1,36 1,36 1,37
PDRB 100 100 100 100 100 100
Pengeluaran
1 298 390,49 334 202,06 926 783,86 234 753,01
Konsumsi RT
Pengeluaran
25 711,99 6 842,52 15 494,99 4 128,14
Konsumsi LNPRT
Pengeluaran
121 418,37 23 137,48 70 952,28 13 455,19
Konsumsi Pemrntah
Pembentukan Modal
620 630,33 155 337,42 435 569,30 106 920,87
Tetap Bruto
Perubahan Inventori 28 393,47 6 032,43 18 261,80 3 877,88
Ekspor Barang Jasa 288 125,81 69 885,51 203 049,67 51 636,39
Dikurangi Impor
401 031,80 87 376,62 278 822,07 61 329,20
Barang Jasa
Net Ekspor Antar
208 145,04 53 490,93 172 466,54 43 030,27
Wilayah
PDRB 2 189 783,70 561 551,73 1 563 756,37 396 472,54
Thn. 2019
Lapangan Usaha Thn. 2017 Thn. 2018
(TW I)
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 4,54 4,84 4,87
Pengeluaran Konsumsi LNPRT 2,35 6,57 11,21
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3,47 5,00 4,81
Pemebentukan Modal Tetap Bruto 6,07 6,08 3,74
Perubahan Inventori 2,04 1,32 -6,47
Ekspor Barang dan Jasa -4,26 2,47 1,61
Dikurangi Impor Barang dan Jasa 12,19 7,37 -2,46
Net Ekspor Antar Wilayah 49,47 15,70 6,95
PDRB 5,45 5,50 5,51
Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)
Thn. 2019
Lapangan Usaha Thn. 2017 Thn. 2018
(TW I)
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 59,31 59,29 59,51
Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,16 1,17 1,22
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 5,44 5,54 4,12
Pemebentukan Modal Tetap Bruto 28,27 28,34 27,66
Perubahan Inventori 1,29 1,30 1,07
Ekspor Barang dan Jasa 13,36 13,16 12,45
Dikurangi Impor Barang dan Jasa 16,57 18,31 15,56
Net Ekspor Antar Wilayah 7,74 9,51 9,53
PDRB 100 100 100
Thn. Thn.
Uraian Thn. 2014 Thn. 2015 Thn. 2016 Thn. 2017
2018 2018
Jawa Timur 1.537,94 1.691,47 1.857,59 2.012,91 2.189,78 2.189,78
DKI Jakarta 1.762,31 1.989,08 2.176,63 2.365,36 2.599,17 2.599,17
Jawa Barat 1.385,82 1.524,95 1.652,75 1.788,38 1.962,23 1.962,23
Jawa Tengah 922,47 1.010,98 1.093,12 1.172,40 1.268,70 1.268,70
DI Yogyakarta 92,84 101,44 110,00 119,13 129,87 129,87
Banten 428,74 479.300 518,27 563,46 614,91 614,91
Nasional 10.569,70 11.526,33 12.406,77 13.587,20 14.837,40 14.837,40
2 INDEKS THEIL
. Indeks Theil berguna untuk menganalisa kecenderungan konsentrasi
1
geografis selama periode tertentu dan untuk memberi gambaran yang lebih rinci
mengenai ketimpangan antar wilayah. Nilai Indeks Theil yang semakin besar
menunjukkan ketimpangan yang semakin besar pula. Demikian sebaliknya,
semakin kecil nilai Indeks Theil menunjukkan ketimpangan yang semakin
rendah.
1
3.1 Kemiskinan Jawa Timur
P
Kemiskinan Jawa Timur
Kemiskinan di Jawa timur secara umum mengalami penurunan terhitung mulai
periode Maret 2011 sampai Maret 2019, kecuali pada periode September 2013 dan Maret
2015. Peningkatan angka kemiskina pada September 2013 dan Maret 2015 dipicu oleh
kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebagi akibat dari kenaikan harg abahan bakar
minyak. Selama periode September 2018 – Maret 2019, persentase penduduk miskin
Jawa Timur mengalami penurunan sebesar 0,48 poin persen, yaitu dari 10,85 persen
pada September 2018 menjadi 10,37 persen pada Maret 2019. Penurunan selama satu
semester tersebut ditunjukkan dengan turunnya jumlah penduduk miskin sebesar 179,9
ribu jiwa yang semula berjumlah 4.292,15 ribu jiwa pada September 2018 menjadi
4.112,25 ribu jiwa pada Maret 2019.
Persentase Penduduk Miskin Jawa Timur
Perubahan
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Jumlah Persentase
Daerah / Persentase
Penduduk Penduduk
Tahun Bukan Penduduk
Makanan Total Miskin (ribu) Miskin
Makanan Miskin (%)
Perkotaan
Mar 2013 187.35 77.853 265.203 1.550,46 8,57 ↓ 0,33
Sep 2013 200.62 78.033 278.653 1.622,03 8,90 ↑ 0,33
Mar 2014 206.858 80.723 287.582 1.535,81 8,35 ↓ 0,55
Sep 2014 210.198 83.193 293.391 1.531,89 8,30 ↓ 0,05
Mar 2015 216.139 88.779 304.918 1.524,62 8,19 ↓ 0,11
Sep 2015 222.168 92.152 314.32 1.571,15 8,41 ↑ 0,22
Mar 2016 225.9 93.762 319.662 1.518,79 7,94 ↓ 0,47
Sep 2016 233.472 95.769 329.241 1.552,77 7,91 ↓ 0,03
Mar 2017 246.078 98.086 344.164 1.574,12 7,87 ↓ 0,04
Sep 2017 272.645 99.941 372.585 1.455,45 7,13 ↓ 0,74
Mar 2018 282.265 102.744 385.009 1.457,61 7,06 ↓ 0,07
Sep 2018 296.062 103.272 399.334 1.458,09 6,97 ↓ 0,09
Mar 2019 305.729 105.971 411.731 1.449,27 6,84 ↓ 0,13
Perdesaan
Mar 2013 189.172 61.358 250.53 3.220,80 16,15 ↓ 0,73
Sep 2013 202.651 66.643 269.294 3.243,79 16,23 ↑ 0,08
Mar 2014 209.263 69.166 278.429 3.250,98 16,13 ↓ 0,10
Sep 2014 215.641 71.157 286.798 3.216,53 15,92 ↓ 0,22
Mar 2015 230.565 74.839 305.404 3.264,50 16,18 ↑ 0,26
Sep 2015 240.911 77.532 318.443 3.204,82 15,84 ↓ 0,34
Mar 2016 243.84 79.939 323.779 3.184,51 16,01 ↑ 0,17
Sep 2016 246.687 82.159 328.846 3.085,76 15,83 ↓ 0,18
Mar 2017 255.319 84.218 339.537 3.042,89 15,82 ↓ 0,01
Sep 2017 260.752 87.245 347.997 2.949,82 15,58 ↓ 0,24
Mar 2018 272.436 89.057 361.493 2.874,97 15,30 ↓ 0,28
Sep 2018 279.054 89.739 368.793 2.834,05 15.21 ↓ 0,09
Mar 2019 290.587 91.740 382.387 2.662,98 14,43 ↓ 0,78
Perkotaan + Perdesaan
Mar 2013 188.306 69.205 257.51 4,771,26 12,55 ↓ 0,53
Sep 2013 201.683 72.075 273.758 4.865,82 12,73 ↑ 0,18
Mar 2014 208.116 74.681 282.796 4.786,79 12,42 ↓ 0,32
Sep 2014 213.043 76.902 289.945 4.748,42 12,28 ↓ 0,14
Mar 2015 223.641 81.53 305.171 4.789,12 12,34 ↑ 0,06
Sep 2015 231.914 84.549 316.464 4.775,97 12,28 ↓ 0,06
Mar 2016 236.455 85.307 321.761 4.703,30 12,05 ↓ 0,23
Sep 2016 240.18 88.992 329.172 4.638,53 11,85 ↓ 0,20
Mar 2017 250.805 91.287 342.092 4.617,01 11,77 ↓ 0,08
Sep 2017 266.469 93.833 360.302 4.405,27 11,20 ↓ 0,57
Mar 2018 277.349 96.225 373.574 4.332,59 10,98 ↓ 0,22
Sep 2018 287.852 96.898 384.750 4.292,15 10.85 ↓ 0,13
Mar 2019 298.341 99.346 397.687 4.112,25 10,37 ↓ 0,48
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, diolah dari data Susenas Maret 2013 s.d Maret 2019
BUKU DINAMIS SEMESTER I - 2019 | 26
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
di Jawa Timur Menurut Daerah Tempat Tinggal
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, diolah dari data Susenas Maret 2013 s.d Maret 2019
Indeks kedalaman kemiskinan (P1) dalam satu semester ini menunjukkan kpenurunan 0,27
poin atau sebesar 2,068 pada September 2018 menjadi 1,799 pada Maret 2019. Penurunan nilai P1
tersebut terjadi di perkotaan (0,05 poin) dan di perdesaan (0,49 poin). Sementara itu, indeks
keparahan kemiskinan (P2) juga mengalami penurunan 0,11 poin. Penurunan kedua nilai yaitu P1 dan
P2 memberikan indikasi rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis
kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin juga semakin kecil.
Maret 2018
Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2019 mencapai 25,14 juta orang (9,41
persen), turun 0,53 juta orang terhadap September 2018 atau turun sebesar 0,25 persen terhadap
September 2018.
Dibanding September 2018, jumlah penduduk miskin Maret 2019 di daerah perkotaan turun
sebanyak 136,5 ribu orang (dari 10,13 juta orang pada September 2018 menjadi 9,99 juta orang pada
Maret 2019). Sementara itu, daerah perdesaan turun sebanyak 393,4 ribu orang (dari 15,54 juta orang
pada September 2018 menjadi 15,15 juta orang pada Maret 2019).
Salah satu ukuran ketimpangan yang sering digunakan adalah Gini Ratio. Nilai Gini Ratio
berkisar antara 0–1 sehingga semakin tinggi nilai Gini Ratio maka semakin tinggi pula ketimpangan
yang terjadi di wilayah tersebut. Kategori ketimpangan gini ratio, terdiri dari :
Ketimpangan rendah bila G < 0,3;
Ketimpangan sedang bila 0,3 ≤ G ≤ 0,5; dan
Ketimpangan tinggi bila G > 0,5
Indeks Gini
0,414 0,415
Thn. 2014 Thn. 2015 Thn. 2016 Thn. 2017 Thn. 2018 Thn. 2019
(Maret)
Maret
Uraian Thn. 2014 Thn. 2015 Thn. 2016 Thn. 2017 Thn. 2018
Thn. 2019
Jawa Timur 0.403 0.403 0.402 0.415 0,371 0,37
DKI Jakarta 0.436 0.421 0.397 0.409 0.390 0,394
Jawa Barat 0.398 0.426 0.402 0.393 0,405 0,402
Jawa Tengah 0.388 0.382 0.357 0.365 0,357 0,361
DI Yogyakarta 0.435 0.420 0.425 0.440 0,422 0,423
Banten 0.424 0.386 0.392 0.379 0.367 0,365
Nasional 0.414 0.402 0.394 0.391 0,384 0,382
5 GENDER
.
5.1 Indeks Pembangunan Gender
1 Jawa Timur
Indeks Pembangunan Gender Jawa Timur
1 Jawa Timur
Indeks Pembangunan Manusia Jawa Timur
Pembangunan manusia di Jawa Timur kontinu mengalami kemajuan selama periode 2011-
2017. Dari 66,06 (2011) meningkat menjadi 70,27 (2017) atau selama periode tersebut tumbuh 6,4
persen. Rata-rata pertumbuhan selama kurun waktu 2011-2017 sebesar 1,04 persen per tahun.
Hal ini menunjukkan upaya pemerintah Jawa Timur dalam meningkatkan pembangunan
manusia cukup berhasil. Prestasi itu ditunjukkan dari meningkatkan predikat IPM Jawa Timur pada
tahun 2017 menjadi IPM berkategori “tinggi” untuk pertama kalinya. Sebelumnya, dari tahun 2010
hingga tahun 2016 Jawa Timur masih berkategori “sedang”. Walaupun demikian, Pemerintah Jawa
Timur tetap perlu meningkatkan kinerja pembangunan manusianya, karena masih ada satu wilayah di
Jawa Timur (Sampang) yang berkategori IPM “rendah”. Jika program pembangunan manusia
disinergikan dengan baik, diperkirakan pada tahun mendatang Sampang akan masuk IPM berkategori
“sedang”.
Keterangan :
Kategori “Sangat Tinggi” : IPM ≥ 80
Kategori “Tinggi” : 70 ≤ IPM < 80
Kategori “Sedang” : 60 ≤ IPM < 70
Kategori “Rendah” : IPM < 60
BUKU DINAMIS SEMESTER I - 2019 | 51
Komponen Indeks Pembangunan Manusia
6.2 Komponen Indeks Pembangunan Manusia
I
daerah yang mampu mengoptimalkan pembangunan
kesehatan dengan baik. Masyarakatnya mempunyai
kesempatan untuk menikmati fasilitas kesehatan di
seluruh kategori penerima pendapatan tanpa
terkecuali.
Tingkat kemajuan peradaban suatu wilayah dapat
dilihat dari kualitas pendidikan di suatu wilayah.
P
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia. Penduduk dengan pendidikan yang tinggi
akan mampu meningkatkan produktivitas ekonomi di
wilayahnya, sebaliknya daerah dengan rata-rata
pendidikan penduduknya yang rendah, mempunyai
produktivitas yang rendah pula.
Kemampuan memenuhi kebutuhan secara ekonomi
tercermin dari indeks pengeluaran (purchasing power
M
parity) atau indeks daya beli. Semakin tinggi indeks ini,
semakin baik daya beli masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya. Indeks ini disajikan dalam bentuk
pengeluaran per kapita per tahun yang telah
disesuaikan.
IPM
Pengeluaran Per Kapita
Kab/Kota Capaian Peringkat
2016 2017 2018 2016 2017 2018 2016 2017 2018
Kab. Pacitan 8.048 8.288 8.527 65,74 66,51 67,33 28 29 29
Kab. Ponorogo 8.908 9.107 9.426 68,93 69,26 69,91 22 23 22
Kab. Trenggalek 8.829 9.034 9.400 67,78 68,10 68,71 24 25 25
Kab. Tulungagung 9.881 10.114 10.455 70,82 71,24 71,99 14 14 14
Kab. Blitar 9.467 9.828 10.327 68,88 69,33 69,93 23 21 21
Kab. Kediri 10.140 10.326 10.853 69,87 70,47 71,01 18 18 18
Kab. Malang 9.018 9.356 9.844 67,51 68,47 69,40 25 24 24
Kab. Lumajang 8.311 8.503 8.931 63,74 64,23 64,83 35 36 36
Kab. Jember 8.409 8.698 9.090 64,01 64,96 65,96 33 31 31
Kab. Banyuwangi 11.171 11.438 11.828 69,00 69,64 70,06 20 20 20
Kab. Bondowoso 10.007 10.086 10.429 64,52 64,75 65,27 31 33 33
Kab. Situbondo 9.106 9.178 9.692 65,08 65,68 66,42 30 30 30
Kab. Probolinggo 10.170 10.239 10.700 64,12 64,28 64,85 32 34 35
Kab. Pasuruan 9.198 9.556 9.933 65,71 66,69 67,41 29 28 28
Kab. Sidoarjo 13.320 13.710 14.168 78,17 78,70 79,50 4 4 4
Kab. Mojokerto 11.798 12.240 12.454 71,38 72,36 72,64 13 12 12
Kab. Jombang 10.237 10.560 10.999 70,03 70,88 71,86 17 16 16
Kab. Nganjuk 11.451 11.560 11.768 70,50 70,69 71,23 15 17 17
Kab. Madiun 10.904 11.012 11.351 69,67 70,27 71,01 19 19 19
Kab. Magetan 10.988 11.288 11.539 71,94 72,60 72,91 11 11 11
Kab. Ngawi 10.810 10.899 11.187 68,96 69,27 69,91 21 22 22
Kab. Bojonegoro 9.420 9.553 9.926 66,73 67,28 67,85 26 26 26
Kab. Tuban 9.353 9.540 10.048 66,19 66,77 67,43 27 27 27
Kab. Lamongan 10.252 10.664 11.108 70,34 71,11 71,97 16 15 15
Kab. Gresik 11.961 12.375 12.845 74,46 74,84 75,28 8 8 8
Kab. Bangkalan 8.030 8.192 8.393 62,06 62,30 62,87 37 37 37
Kab. Sampang 8.096 8.352 8.569 59,09 59,90 61,00 38 38 38
Kab. Pamekasan 7.975 8.311 8.536 63,98 64,93 65,41 34 32 32
Kab. Sumenep 7.846 8.316 8.722 63,42 64,28 65,25 36 34 34
Kota Kediri 11.070 11.550 11.976 76,33 77,13 77,58 7 5 5
Kota Blitar 12.499 12.910 13.391 76,71 77,10 77,58 5 6 5
Kota Malang 15.732 15.939 16.158 80,46 80,65 80,89 1 2 2
Kota Probolinggo 10.792 11.390 11.796 71,50 72,09 72,53 12 13 13
Kota Pasuruan 12.295 12.557 12.931 74,11 74,39 74,78 9 9 10
Kota Mojokerto 12.449 12.804 13.155 76,38 76,77 77,14 6 7 7
Kota Madiun 15.300 15.415 15.616 80,01 80,13 80,33 3 3 3
Kota Surabaya 16.295 16.726 17.157 80,38 81,07 81,74 2 1 1
Kota Batu 11.772 12.057 12.466 73,57 74,26 75,04 10 10 9
Jawa Timur 10.715 10.973 11.380 69,74 70,27 70,77 - - -
Tahun
Provinsi
2013 2014 2015 2016 2017 2018
DKI Jakarta 78,08 78,39 78,99 79,60 80,06 80,47
Jawa Barat 68,25 68,80 69,50 70,05 70,69 71,30
Jawa Tengah 68,02 68,78 69,49 69,98 70,52 71,12
DI Yogyakarta 76,44 76,81 77,59 78,38 78,89 79,53
Jawa Timur 67,55 68,14 68,95 69,74 70,27 70,77
Banten 69,47 69,89 70,27 70,96 71,42 71,95
Nasional 68,31 68,90 69,55 70,18 70,81 71,39
Pada tahun 2018, pencapaian pembangunan manusia di tingkat provinsi cukup bervariasi.
IPM pada level provinsi berkisar antara 60,06 (Papua) hingga 80,47 (DKI Jakarta). Pada dimensi umur
panjang dan hidup sehat, Umur Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 64,58 tahun (Sulawesi Barat)
hingga 74,82 tahun (DI Yogyakarta). Sementara itu, pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama
Sekolah berkisar antara 10,83 tahun (Papua) hingga 15,56 tahun (DI Yogyakarta), serta Rata-rata
Lama Sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas berkisar antara 6,52 tahun (Papua) hingga 11,05 tahun
(DKI Jakarta). Pengeluaran per kapita di tingkat provinsi berkisar antara 7,2 juta rupiah per tahun
(Papua) hingga 18,1 juta rupiah per tahun (DKI Jakarta).
Kemajuan pembangunan manusia pada tahun 2018 juga terlihat dari perubahan status
pembangunan manusia di tingkat provinsi. Secara umum, ada 8 provinsi yang naik kelas (mengalami
peningkatan status pembangunan manusia). Tujuh provinsi yang berstatus “sedang” pada tahun 2017
berubah status menjadi “tinggi”, sementara ada 1 provinsi yang mengalami peningkatan status dari
“rendah” ke “sedang”. Jadi sejak tahun 2018, tidak ada satupun provinsi di Indonesia yang status
pembangunan manusianya pada level rendah.Peningkatan IPM di tingkat nasional juga tercermin
pada level provinsi. Selama periode 2017 hingga 2018, IPM di seluruh provinsi mengalami
peningkatan. Pada periode ini, tercatat tiga provinsi dengan kemajuan pembangunan manusia paling
cepat, yaitu Provinsi Papua (1,64 persen), Provinsi Sulawesi Barat (1,24 persen), dan Provinsi Papua
Barat (1,19 persen). Kemajuan pembangunan manusia di Provinsi Papua didorong oleh dimensi
pendidikan, di Papua Barat didorong oleh dimensi standar hidup layak, sementara di Sulawesi Barat
lebih dikarenakan perbaikan dimensi pendidikan dan standar hidup layak.
BUKU DINAMIS SEMESTER I - 2019 | 61
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Provinsi, 2017-2018
Pengeluaran Per
Pertumbuhan
AHH HLS RLS Kapita Capaian
%
Provinsi (Rp 000)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017-2018
Aceh 69,52 69.64 14,13 14.27 8,98 9.09 8.957 9.186 70,60 71.19 0.84
Sumatera Utara 68,37 68.61 13,10 13.14 9,25 9.34 10.036 10.391 70,57 71.18 0.86
Sumatera Barat 68,78 69.01 13,94 13.95 8,72 8.76 10.306 10.638 71,24 71.73 0.69
Riau 70,99 71.19 13,03 13.11 8,76 8.92 10.677 10.968 71,79 72.44 0.91
Jambi 70,76 70.89 12,87 12.90 8,15 8.23 9.880 10.357 69,99 70.65 0.94
Sumatera Selatan 69,18 69.41 12,35 12.36 7,99 8,00 10.220 10.652 68,86 69.39 0.77
Bengkulu 68,59 68.84 13,57 13.58 8,47 8.61 9.778 10.162 69,95 70.64 0.99
Lampung 69,95 70.18 12,46 12.61 7,79 7.82 9.413 9.858 68,25 69.02 1.13
Kep. Bangka Belitung 69,95 70.18 11,83 11.87 7,78 7.84 12.066 12.666 69,99 70.67 0.97
Kepulauan Riau 69,48 69.64 12,81 12.82 9,79 9.81 13.566 13.976 74,45 74.84 0.52
DKI Jakarta 72,55 72.67 12,86 12.95 11,02 11.05 17.707 18.128 80,06 80.47 0.51
Jawa Barat 72,47 72.66 12,42 12.45 8,14 8.15 10.285 10.790 70,69 71.30 0.86
Jawa Tengah 74,08 74.18 12,57 12.63 7,27 7.35 10.377 10.777 70,52 71.12 0.85
DI Yogyakarta 74,74 74.82 15,42 15.56 9,19 9.32 13.521 13.946 78,89 79.53 0.81
Jawa Timur 70,80 70.97 13,09 13.10 7,34 7.39 10.973 11.380 70,27 70.77 0.71
Banten 69,49 69.64 12,78 12.85 8,53 8.62 11.659 11.994 71,42 71.95 0.74
Bali 71,46 71.68 13,21 13.23 8,55 8.65 13.573 13.886 74,30 74.77 0.63
Nusa Tenggara Barat 65,55 65.87 13,46 13.47 6,90 7.03 9.877 10.284 66,58 67.30 1.08
Nusa Tenggara Timur 66,07 66.38 13,07 13.10 7,15 7.30 7.350 7.566 63,73 64.39 1.04
Kalimantan Barat 69,92 70.18 12,50 12.55 7,05 7.12 8.472 8.860 66,26 66.98 1.09
Kalimantan Tengah 69,59 69.64 12,45 12.55 8,29 8.37 10.492 10.931 69,79 70.42 0.90
Kalimantan Selatan 68,02 68.23 12,46 12.50 7,99 8,00 11.600 12.062 69,65 70.17 0.75
Kalimantan Timur 73,70 73.96 13,49 13.67 9,36 9.48 11.612 11.917 75,12 75.83 0.95
Kalimantan Utara 72,47 72.50 12,79 12.82 8,62 8.87 8.643 8.943 69,84 70.56 1.03
Sulawesi Utara 71,04 71.26 12,66 12.68 9,14 9.24 10.422 10.731 71,66 72.20 0.75
Sulawesi Tengah 67,32 67.78 13,04 13.13 8,29 8.52 9.311 9.488 68,11 68.88 1.13
Sulawesi Selatan 69,84 70.08 13,28 13.34 7,95 8.02 10.489 10.814 70,34 70.90 0.80
Sulawesi Tenggara 70,47 70.72 13,36 13.53 8,46 8.69 9.094 9.262 69,86 70.61 1.07
Gorontalo 67,14 67.45 13,01 13.03 7,28 7.46 9.532 9.839 67,01 67.71 1.04
Sulawesi Barat 64,34 64.58 12,48 12.59 7,31 7.50 8.736 9.051 64,30 65.10 1.24
Maluku 65,40 65.59 13,91 13.92 9,38 9.58 8.433 8.721 68,19 68.87 1.00
Maluku Utara 67,54 67.80 13,56 13.62 8,61 8.72 7.792 7.980 67,20 67.76 0.83
Papua Barat 65,32 65.55 12,47 12.53 7,15 7.27 7.493 7.816 62,99 63.74 1.19
Papua 65,14 65.36 10,54 10.83 6,27 6.52 6.996 7.159 59,09 60.06 1.64
Indonesia 71,06 71.20 12,85 12.91 8,10 8.17 10.664 11.059 70,81 71.39 8.82
Keterangan :
AHH : Angka Harapan Hidup saat lahir
HLS : Harapan Lama Sekolah
RLS : Rata-rata Lama Sekolah
7
Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Timur
TERBUKA
.
7.1 Tingkat Pengangguran Terbuka
1 Jawa Timur
Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Timur dan Nasional
6,18
5,7 5,94 5,81 5,61
5,5 5,33 5,5 5,34
5,13 5,01
feb 2014 agustus feb 2015 agustus feb 2016 agustus feb 2017 agustus feb 2018 agustus feb 2019
2014 2015 2016 2017 2018
Juta Orang
Penduduk Usia Kerja 30,31 30,44 30,57 30,7 30,83
Angkatan Kerja 20,89 20,94 21,00 21,3 21,59
Bekerja 20,03 20,1 20,20 20,45 20,76
Penganggur 0,86 0,84 0,81 0,85 0,83
Bukan Angkatan Kerja 9,42 9,51 9,57 9,4 9,25
Sekolah 2,18 2,17 2,22 2,33 2,20
Mengurus Rumah Tangga 5,95 6,13 6,06 5,9 5,93
Lainnya 1,28 1,21 1,29 1,18 1,12
Persen
Tingkat Pengangguran Terbuka
4,10 4,00 3,85 3,99 3,83
(TPT)
Perkotaan 5,65 4,7 5,12 4,64 4,78
Perdesaan 2,54 3,27 2,55 3,31 2,79
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
68,93 68,78 68,71 69,37 70,02
(TPAK)
Laki-laki 81,72 83,85 83,2 83,96 83,84
Perempuan 56,71 54,37 54,85 55,43 56,79
Jumlah angkatan kerja di Jawa Timur pada Februari 2019 sebanyak 21,59 juta orang, naik
584 ribu orang dibanding Februari 2018. Komponen pembentuk angkatan kerja adalah penduduk yang
bekerja dan pengangguran. Pada Februari 2019, sebanyak 20,76 juta orang penduduk di Jawa Timur
bekerja sedangkan sebanyak 0,83 juta orang menganggur. Dibanding setahun yang lalu, jumlah
penduduk bekerja bertambah 567 ribu orang dan penganggur bertambah sekitar 17 ribu orang.
Sejalan dengan naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
di Jawa Timur juga meningkat. TPAK pada Februari 2019 tercatat sebesar 70,02 persen, meningkat
1,31 persen poin dibanding setahun yang lalu. Kenaikan TPAK memberikan indikasi adanya kenaikan
potensi ekonomi dari sisi pasokan (supply) tenaga kerja.
Berdasarkan jenis kelamin, masih terdapat perbedaan mencolok diantara TPAK laki dan
TPAK perempuan. Pada Februari 2019, TPAK laki-laki sebesar 83,84 persen, sedangkan TPAK
perempuan hanya sebesar 56,79 persen. Dibandingkan dengan kondisi setahun yang lalu, TPAK Laki-
laki & perempuan meningkat sebesar 0,64 persen poin dan 1,95 persen poin. Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga
kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja. TPT Jawa Timur pada Februari 2019
sebesar 3,83 persen, mengalami penurunan 0,03 poin dibanding TPT Februari 2018 sebesar 3,85
persen.
BUKU DINAMIS SEMESTER I - 2019 | 66
Dilihat dari daerah tempat tinggalnya, TPT di daerah perkotaan Jawa Timur lebih tinggi
dibandingkan TPT di daerah perdesaannya. Pada Februari 2019, TPT perkotaan sebesar 4,78 persen,
sedangkan TPT perdesaan sebesar 2,79 persen. Meski TPT perkotaan konsisten lebih tinggi
dibandingkan TPT perdesaan, dibandingkan setahun yang lalu TPT di daerah perkotaan Jawa Timur
pada Februari 2019 mengalami penurunan sebesar 0,34 poin. Sebaliknya, TPT perdesaan justru
mengalami peningkatan sebesar 0,24 poin.
Dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan pada Februari 2019, TPT untuk Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) masih mendominasi diantara tingkat pendidikan yang lain, yaitu sebesar
6,84 persen. TPT tertinggi berikutnya terdapat pada pendidikan Diploma sebesar 6,13 persen.
Sebaliknya, TPT terendah terdapat pada pendidikan SD kebawah sebesar 2,01 persen. Penduduk
dengan pendidikan rendah cenderung menerima tawaran pekerjaan apa saja. Dibandingkan Februari
2018, TPT lulusan SMK dan Diploma mengalami penurunan, masing-masing sebesar 2,23 persen
poin dan 0,97 persen poin, sedangkan untuk pendidikan yang lain mengalami kenaikan. Kenaikan TPT
tertinggi selama setahun terakhir (Februari 2018 – Februari 2019) terjadi pada lulusan SMA sebesar
0,63 persen poin.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (persen)
8,83
7,47
7,09
6,84
6,75
6,31
6,13
5,94
5,85
5,74
5,29
5,12
5,06
4,33
4,11
3,65
4,1
3,48
2,01
1,77
1,67
1,66
Jumlah penduduk yang bekerja pada setiap kategori lapangan pekerjaan menunjukkan
kemampuan dalam penyerapan tenaga kerja. Struktur penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan
pada Februari 2019 masih didominasi oleh tiga lapangan pekerjaan utama, yaitu Pertanian sebesar
32,15 persen, Perdagangan sebesar 17,73 persen, dan Industri Pengolahan sebesar 15,93 persen.
Dibandingkan Februari 2018, lapangan usaha yang mengalami peningkatan persentase
penduduk yang bekerja di Februari 2019 terutama pada Industri Pengolahan (0,48 persen poin),
Konstruksi (0,46 persen poin), dan Jasa Lainnya (0,31 persen poin). Sebaliknya, lapangan pekerjaan
yang mengalami penurunan utamanya pada Pertanian (0,91 persen poin), Perdagangan (0,41 persen
poin), dan Jasa Kesehatan (0,18 persen poin).
Dari seluruh penduduk Jawa Timur yang bekerja pada Februari 2019 status pekerjaan utama
yang terbanyak sebagai buruh/karyawan/pegawai sebanyak 34,56 persen diikuti oleh berusaha
dibantu buruh tidak tetap (19,30 persen), dan berusaha sendiri (16,30 persen). Sementara penduduk
yang bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap memiliki persentase yang paling kecil yaitu
sebesar 3,84 persen. Dalam setahun terakhir (Februari 2018–Februari 2019), peningkatan persentase
penduduk bekerja tertinggi pada status buruh/karyawan/pegawai (0,94 persen poin). Penurunan
persentase terjadi pada status pekerja keluarga/tidak dibayar sebesar 1,32 persen poin, berusaha
sendiri sebesar 0,86 persen poin, dan pekerja bebas nonpertanian sebesar 0,06 persen poin
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan
Formal Informal
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurut kabupaten/kota tahun 2018 berkisar antara
1,43 persen hingga 6,79 persen. TPT terendah terdapat pada Kabupaten Pacitan dan tertinggi
terdapat pada Kota Malang. Kota Surabaya sebagai ibu kota provinsi dan Kabupaten Pasuruan
sebagai daerah industri memiliki TPT tertinggi setelah Kota Malang. Daerah dengan TPT tinggi
selanjutnya adalah kab/kota yang berbatasan langsung dengan Kota Surabaya, yaitu Kabupaten
Gresik, Kabupaten Bangkalan, dan Kabupaten Sidoarjo. Meski demikian, 23 dari total 38
kabupaten/kota di Jawa Timur menunjukkan TPT yang lebih rendah dibandingkan TPT Jawa Timur.
Kendati demikian, TPT rendah tidak selalu memberikan indikasi yang positif. Di daerah pertanian atau
dengan mayoritas penduduk berpendidikan rendah, TPT rendah karena mereka harus bekerja
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari meski secara kualitas pekerjaan atau pun pendapatan tidak
cukup layak.
Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota di Jawa Timur
Kab/Kota 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kab. Pacitan 0,99 1,08 0,97 1 0,85 1,43
Kab. Ponorogo 3,25 3,66 3,68 3,94 3,76 3,87
Kab. Trenggalek 4,04 4,2 2,46 3,07 3,48 4,17
Kab. Tulungagung 2,71 2,42 3,95 3,6 2,27 2,61
Kab. Blitar 3,64 3,08 2,79 2,92 2,99 3,37
Kab. Kediri 4,65 4,91 5,02 5,44 3,18 4,25
Kab. Malang 5,17 4,83 4,95 5,5 4,6 3,24
Kab. Lumajang 2,01 2,83 2,6 1,71 2,91 2,55
Kab. Jember 3,94 4,64 4,77 5,21 5,16 4,09
Kab. Banyuwangi 4,65 7,17 2,55 4,43 3,07 3,67
Kab. Bondowoso 2,04 3,72 1,75 1,81 2,09 3,9
Kab. Situbondo 3,01 4,15 3,57 3,98 1,49 1,92
Kab. Probolinggo 3,3 1,47 2,51 2,29 2,89 4,15
Kab. Pasuruan 4,34 4,43 6,41 5,44 4,97 6,11
Kab. Sidoarjo 4,12 3,88 6,3 5,56 4,97 4,73
Kab. Mojokerto 3,16 3,81 4,05 4,29 5 4,27
Kab. Jombang 5,59 4,39 6,11 4,95 5,14 4,64
Kab. Nganjuk 4,73 3,93 2,1 2,01 3,23 2,64
Kab. Madiun 4,63 3,38 6,99 6,69 3,19 3,81
Kab. Magetan 2,96 4,28 6,05 6,36 3,8 3,92
Kab. Ngawi 4,97 5,61 3,99 5,33 5,76 3,83
Kab. Bojonegoro 5,81 3,21 5,01 4,91 3,64 4,19
Kab. Tuban 4,3 3,63 3,03 2,78 3,39 2,83
Kab. Lamongan 4,93 4,3 4,1 3,88 4,12 3,17
Kab. Gresik 4,55 5,06 5,67 4,81 4,54 5,82
Kab. Bangkalan 6,78 5,68 5 5,28 4,48 5,25
Kab. Sampang 4,68 2,22 2,51 2,77 2,48 2,41
Kab. Pamekasan 2,17 2,14 4,26 4,19 3,91 2,92
Kab. Sumenep 2,56 1,01 2,07 2 1,83 1,79
Kota Kediri 7,92 7,66 8,46 8,22 4,68 3,63
Kota Blitar 6,17 5,71 3,8 4,81 3,76 4,06
Kota Malang 7,73 7,22 7,28 6,91 7,22 6,79
Kota Probolinggo 4,48 5,16 4,01 3,96 3,42 3,64
Kota Pasuruan 5,41 6,09 5,57 6,35 4,64 4,55
Kota Mojokerto 5,73 4,42 4,88 3,33 3,61 2,45
Kota Madiun 6,57 6,93 5,1 5,12 4,26 3,85
Kota Surabaya 5,32 5,82 7,01 7,29 5,98 6,12
Kota Batu 2,3 2,43 4,29 3,75 2,26 3,12
Jawa Timur 4,3 4,19 4,47 4,14 4 3,99
SumbeR: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur
BIROKRASI
. Indeks Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Timur
1
72,81
71,11
69,54
61,04 61,28
SOSIAL
. Indeks kesalehan sosial merupakan gabungan indeks kepedulian sosial
1
dan indeks kepedulian lingkungan. Indeks ini merupakan manifestasi akan
kesalehan sosial masyarakat berupa kepedulian akan lingkungan sosial dan
lingkungan alam. Dimensi kepedulian sosial terbentuk dari 5 sub dimensi, yaitu:
sikap percaya, toleransi, kelompok dan jejaring, resiprositas, dan partisipasi dalam
aksi bersama. Sedangkan dimensi kepedulian lingkungan terbentuk dari 5 sub
dimensi, yaitu: penghematan energi, pengelolaan sampah, penghematan air,
pengurangan polusi udara (transportasi pribadi), dan penjagaan lingkungan
Indikator 2018
Kepedulian Sosial 72,51
Kepedulian Lingkungan 52,53
Rata-rata Indeks Kesalehan Sosial 62,52
Indeks Kesalehan Sosial Jawa Timur pada tahun adalah sebesar 62,52
dari skala 0-100. Kedepannya Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupaya agar
Indeks Kesalehan Sosial terus meningkat tiap tahunnya. Pemerintah perlu
bersinergi dengan stakeholder lain untuk melakukan berbagai langkah strategis
dalam peningkatan kesalehan sosial, agar nilai-nilai agama dapat memberi
kontribusi positif bagi pembangunan sesuai yang diharapkan.
INDEKS KUALITAS
10 LINGKUNGAN HIDUP
.1
10 Indeks Lingkungan Hidup
Klasifikasi
Unggul : > 90 Kurang : 58 - 66
Sangat
Sangat baik : 82 - 90 : 50 - 58
Kurang
Baik : 74 - 82 Waspada : < 50
Cukup : 66 - 74
152,7
Thn. 2014 Thn. 2015 Thn. 2016 Thn. 2017 Thn. 2018
Hasil proyeksi penduduk menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2017 sebanyak
261.890,9 ribu orang. Penduduk laki-laki sebanyak 131.579,2 ribu orang, sedangkan penduduk perempuan
sebanyak 130.311,7 ribu orang. Rasio Jenis Kelamin penduduk Indonesia sebesar 101, artinya di antara 100
perempuan terdapat 101 laki-laki.
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia pada tahun 2010-2017 sebesar 1,34 persen. Dibandingkan dengan
periode 1971-1980 (2,33 persen), 1980-1990 (1,97 persen), 1990-2000 (1,44 persen), dan 2000-2010 (1,49
persen), maka laju pertumbuhan penduduk pada periode 2010-2017 menunjukkan penurunan.
Kepadatan penduduk Indonesia pada tahun 2017 sebesar 137 jiwa per km2. Jawa merupakan pulau yang
terpadat penduduknya (1.145 per km2), kemudian secara berurutan Pulau Bali dan Nusa Tenggara (198 per
km2), Sumatera (118 per km2), Sulawesi (102 per km2), Kalimantan (29 per km2), dan yang paling jarang
penduduknya adalah Kepulauan Maluku dan Papua (14 per km2). Kepadatan penduduk menurut provinsi,
terpadat di DKI Jakarta (15.624 per km2), Jawa Barat (1.358 per km2), dan Banten (1.288 per km2). Sementara
tiga provinsi yang terjarang penduduknya yaitu Kalimantan Utara (9 per km2), Papua Barat (9 per km2), dan
Papua (10 per km2).
Penduduk Indonesia sebagian besar berdomisili di Pulau Jawa, yaitu sebesar 56,6 persen. Kemudian,
secara berturut-turut diikuti Pulau Sumatera (21,7 persen), Sulawesi (7,3 persen), Kalimantan (6,1 persen),
Bali dan Nusa Tenggara (5,5 persen) serta Maluku dan Papua (2,7 persen).
Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Provinsi
1
Menurut Alat Kontrasepsi
Perkembangan Jumlah Perserta Keluarga Berencana (KB) dan Pasangan Usia Subur
Tahun
No. Uraian
2019
2016 2017 2018
(TW I)
1. Peserta KB Aktif/Lestari 6.105.646 6.037.651 6.040.011 5.910.322
PDRB per kapita sering digunakan sebagai salah satu indikator kemakmuran
suatu wilayah, yang menggambarkan nilai PDRB yang diterima oleh setiap penduduk
Jawa Timur. PDRB per kapita diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB atas dasar
harga berlaku dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
Selama kurun waktu lima tahun terakhir, nilai PDRB per kapita Jawa Timur
selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 2014 PDRB perkapita Jawa Timur mencapai
Rp. 39,83 juta, pada tahun 2015 meningkat menjadi Rp. 43,54 juta. Pada tahun 2016
PDRB perkapita menjadi Rp. 47,53 juta; tahun 2017 sebesar Rp. 51,22 juta; dan tahun
2018 menjadi Rp. 55,43 Juta. Peningkatan PDRB per kapita tersebut disebabkan
karena perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan pertumbuhan penduduk. Dengan meningkatnya PDRB per kapita tersebut,
maka secara umum tingkat kesejahteraan masyarakat Jawa Timur semakin baik.
.
Laju Inflasi
Inflasi Tahun Kalender Jawa Timur dan Nasional
1
Inflasi 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Jawa Timur 7,59 7,77 3,08 2,74 4,04 2,86
Nasional 8,38 8,36 3,35 3,02 3,61 3,13
Sampai dengan Bulan Desember 2018 secara tahun kalender inflasi Jawa
Timur mencapai 2,86 persen. Hal ini berarti lebih rendah dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yang mencapai 4,04 persen. Inflasi tahun kalender ini lebih rendah
dibandingkan dengan target pemerintah yang mematok inflasi sebesar 3 plus minus 1
persen.
Terhadap sepuluh komoditas yang menjadi pendorong utama terjadinya inflasi
di masing-masing kota IHK di Jawa Timur tahun 2018:
Komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras merupakan komoditas yang menjadi
pendorong utama terjadinya inflasi di semua kota IHK
Komoditas bawang merah menjadi pendorong utama terjadinya inflasi di hampir
semua kota IHK di Jawa Timur kecuali di Madiun
Komoditas beras menjadi pendorong utama terjadinya inflasi di hampir semua kota
IHK di Jawa Timur kecuali di Malang
Komoditas tarif kereta api menjadi pendorong utama terjadinya inflasi di
Banyuwangi, Malang, Madiun, dan Surabaya
Komoditas wortel menjadi pendorong utama terjadinya inflasi di Jember,
Banyuwangi, Kediri, dan Surabaya Sedangkan apabila dilakukan
.
Realisasi Investasi
Total Realisasi Investasi (PMA+PMDN)
Tahun TW IV 2018 sebesar Rp. 15,09 Trilyun.
1
PMA : 781 Proyek ; Rp. 5,60 Trilyun ; 14.063 Tng Kerja (13.969 TKI) (94 TKA)
PMDN : 916 Proyek ; Rp. 9,49 Trilyun ; 51.611 Tng Kerja ( 51.585 TKI) ( 26 TKA)
PMA & PMDN : 1.697 Proyek ; Rp. 15,09Trilyun ; 65.674 Tng Kerja ( 65.554 TKI) ( 120 TKA)
Total Realisasi Investasi (PMA+PMDN+Non Fas)
TW IV Tahun 2018 sebesar Rp. 26,85 Trilyun.
PMA & PMDN : 1.697 Proyek ; Rp. 15,09 Trilyun ; 65.674 Tng Kerja ( 65.554 TKI) ( 120 TKA)
Non Fas : 1.831 Proyek ; Rp. 11,76 Trilyun ; 9.727 Tng Kerja ( 9.727 TKI) ( 0 TKA)
Total : 3.528 Proyek ; Rp. 26,85 Trilyun ; 75.401 Tng Kerja ( 75.281 TKI) ( 120 TKA)
Sumber: Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Timur
6 PERDAGANGAN
.
6.1 Ekspor
1
Perkembangan Ekspor (Ribu USD)
Ekspor Nonmigas Jawa Timur Menurut Negara Tujuan Tahun 2018 (Jan-Des)
Nilai FOB (Ribu USD)
Kawasan/ Negara Tujuan Pertumbuan
Jan-Des 17 Jan-Des 18
ASEAN 3.966.791,52 3.697.261,28 -6,79
Malaysia 1.194.101,78 1.194.136,15 0
Thailand 553.445,96 449.462,86 -18,79
Singapura 1.151.055,75 1.067.710,22 -7,24
Asean Lainnya 1.068.188,04 985.952,04 -7,7
UNI EROPA 1.600.803,98 1.630.421,06 1,85
Belanda 411.261,37 414.478,72 0,78
Jerman 325.704,26 319.049,59 -2,04
Italia 195.242,96 206.472,29 5,75
Uni Eropa Lainnya 668.595,39 690.420,47 3,26
Ekspor Nonmigas Jawa Timur Menurut Negara Tujuan Tahun 2019 (Jan-Juni)
Nilai FOB (Ribu USD)
Kawasan/ Negara Tujuan Pertumbuan
Jan-Juni 2018 Jan-Juni 2019
Secara kumulatif, selama periode Januari- Desember 2018 yaitu sebesar USD 544,58 juta
Desember 2018, impor nonmigas dari kelompok (2,63 persen).
negara ASEAN sebesar USD 3.517,55 juta atau Impor nonmigas terbesar selama periode
dengan kontribusi mencapai 16,99 persen. Januari-Desember 2018 masih didominasi dari
Thailand menjadi negara asal utama dengan negara Tiongkok dengan nilai impor sebesar
nilai impor nonmigas di ASEAN mencapai USD USD 5.844,97 juta (28,23 persen) disusul
1.133,19 juta (5,47 persen). Impor nonmigas berikutnya dari Amerika Serikat sebesar USD
dari Uni Eropa pada periode tersebut mencapai 1.454,25 juta (7,02 persen) dan berikutnya dari
USD 1.650,00 juta dengan kontribusi mencapai Thailand sebesar USD 1.133,19 juta atau
7,97 persen. Impor dari Jerman merupakan dengan kontribusi sebesar 5,47 persen.
yang dominan dari Uni Eropa selama Januari-
7 PERINDUSTRIAN
.
1
Perkembangan Pendayagunaan Industri di Jawa Timur
Tahun
No. Uraian Satuan
2015 2016 2017 2018
1 Industri Kecil dan
Kerajinan Rumah
Tangga
- Unit Usaha Unit 790.991 791.591 792.171 793.280
- Tenaga Kerja Orang 1.821.406 1.825.346 1.827.696 1.835.827
- Nilai Produksi Milyar 73.850 74.226 74.568 75.181
- Nilai Investasi Milyar 28.096 28.217 28.333 28.457
2 Industri Menengah
- Unit Usaha Unit 19.146 20.402 21.496 22.323
- Tenaga Kerja Orang 961.122 964.871 966.054 969.696
- Nilai Produksi Milyar 55.655 56.154 56.412 56.711
- Nilai Investasi Milyar 19.160 19.242 19.287 19.358
3 Industri Besar
- Unit Usaha Unit 1.136 1.147 1181 1.201
- Tenaga Kerja Orang 368.693 373.294 379884 381.123
- Nilai Produksi Milyar 84.552 84.769 85159 85.393
- Nilai Investasi Milyar 20.446 20.534 20652 20.757
4 Total Industri
- Unit Usaha Unit 811.273 813.140 814.848 816.804
- Tenaga Kerja Orang 3.151.221 3.163.511 3.173.634 3.186.646
- Nilai Produksi Milyar 214.057 215.149 216.139 217.285
- Nilai Investasi Milyar 67.702 67.993 68.272 68.572
.
Pariwisata
1
Jumlah Wisatawan Mancanegara Datang ke Jatim Melalui Pintu Masuk Juanda
Jan-Des Jan-Des
Kebangsaan Pertumbuhan
2017 2018
1 Malaysia 53.356 68,277 27,96
2 Singapura 24.495 29,528 20,55
3 Tiongkok 17.500 16.066 -8,19
4 Taiwan 9.512 8,166 -14,15
5 India 5.766 5,631 -2,34
6 Amerika Serikat 6.019 5,447 -9,5
7 Jepang 6.262 6,251 -0,18
8 Korea Selatan 5.104 4,796 -6,03
9 Thailand 8.729 7,209 -17,41
10 Hongkong 3.890 4.000 2,83
Jumlah 10 Negara 140,63 155,37 10,48
Lainnya 106,53 167,59 57,32
Jumlah Wisman 247,17 322,97 30,67
Rata-rata Lama Menginap Tamu Asing dan Indonesia Tahun 2016 – 2018
Januari :
Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang datang ke Jawa Timur melalui pintu
masuk Juanda pada bulan Januari 2019 turun sebesar 10,29 persen dibandingkan jumlah
kunjungan wisman bulan Desember 2018, yaitu dari 26.609 kunjungan menjadi 23.872 kunjungan.
Wisman terbanyak berkebangsaan Malaysia yang mencapai 3.852 kunjungan atau turun
49,59 persen, diikuti kebangsaan Tiongkok dengan 1.660 kunjungan atau naik 39,85 persen, dan
kebangsaan Singapura sebanyak 1.399 kunjungan atau turun sebesar 48,59 persen dibandingkan
Desember 2018.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Jawa Timur pada bulan Januari 2019
mencapai 51,52 persen atau turun 10,21 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-Rata Lama
Menginap Tamu (RLMT) Asing pada hotel berbintang bulan Januari 2019 mencapai 3,28 atau naik
0,62 poin dibandingkan bulan Desember 2018 yang mencapai 2,66 hari.
Maret :
Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang datang ke Jawa Timur melalui pintu
masuk Juanda pada bulan Maret 2019 naik sebesar 22,80 persen dibandingkan bulan Februari,
yaitu dari 17.561 kunjungan menjadi 21.565 kunjungan.
Wisman terbanyak berkebangsaan Malaysia yang mencapai 7.538 kunjungan atau naik
26,63 persen, diikuti kebangsaan Singapura dengan 2.437 kunjungan atau naik 21,18 persen, dan
kebangsaan Tiongkok sebanyak 1.876 kunjungan atau naik sebesar 5,93 persen dibandingkan
Februari 2019.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Jawa Timur pada bulan Maret 2019
mencapai 53,47 persen atau naik 0,82 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-Rata Lama
Menginap Tamu (RLMT) Asing pada hotel berbintang bulan Maret 2019 mencapai 3,09 atau turun
0,01 poin dibandingkan bulan Februari 2019 yang mencapai 3,10 hari.
April :
Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang
datang ke Jawa Timur melalui pintu masuk Juanda pada
bulan April 2019 turun sebesar 13,51 persen dibandingkan
bulan Maret, yaitu dari 21.565 kunjungan menjadi 18.652
kunjungan.
Wisman terbanyak berkebangsaan Malaysia yang
mencapai 5.808 kunjungan atau turun 22,95 persen, diikuti
kebangsaan Singapura dengan 1.945 kunjungan atau turun
20,19 persen, dan kebangsaan Tiongkok sebanyak 1.621
kunjungan atau turun sebesar 13,59 persen dibandingkan
Maret 2019.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di
Jawa Timur pada bulan April 2019 mencapai 53,01 persen
atau turun 0,46 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-
Rata Lama Menginap Tamu (RLMT) Asing pada hotel
berbintang bulan April 2019 mencapai 2,81 atau turun 0,28
poin dibandingkan bulan Maret 2019 yang mencapai 3,09
hari.
INDEKS TENDENSI
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Provinsi Jawa Timur
9 KONSUMEN (ITK)
.
9.1 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)
1 Jawa Timur
Untuk dapat menggambarkan kondisi ekonomi dari sisi konsumen adalah
dengan melakukan perhitungan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) setiap
triwulannya. Nilai Indeks Tendensi Konsumen (ITK) berkisar antara 0–200
sehingga semakin tinggi nilai Indeks Tendensi Konsumen (ITK) maka semakin
tinggi pula peningkatan kondisi ekonomi dari sisi konsumen dari triwulan
sebelumnya, terdiri dari :
a. Nilai ITK < 100 : Menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada
triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya.
b. Nilai ITK = 100 : Menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada
triwulan berjalan tidak mengalami perubahan (stagnan) dibanding
triwulan sebelumnya.
c. Nilai ITK > 100 : Menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen
pada triwulan berjalan meningkat dibanding triwulan sebelumnya.
113,83
108,76
110,54
104,03
103,83
101,23
111,11
97,93
Tahun
Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
Rata-rata Nilai Tukar Petani Jawa Timur tahun 2018 mengalami kenaikan
sebesar 2,42 persen dibanding tahun 2017 yaitu dari 104,10 menjadi 106,62.
Kenaikan Nilai tukar Petani tersebut disebabkan karena kenaikan indeks harga
yang diterima petani sebesar 6,56 persen lebih tinggi dari kenaikan indeks harga
yang dibayar petani sebesar 4,03 persen. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
nilai tukar produk pertanian terhadap barang dan jasa konsumsi rumah tangga
petani dan biaya produksi tahun 2018, secara umum masih lebih tinggi dibanding
kondisi tahun 2017.
Selama tahun 2018, NTP Jawa Timur secara umum lebih tinggi dibanding
dengan bulan yang sama pada tahun 2017. Pada tahun 2018, kenaikan NTP
tertinggi terjadi pada bulan Agustus sebesar 2,40 persen karena indeks harga
yang diterima petani pada bulan yang sama mengalami kenaikan sebesar 2,07
persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan
sebesar 0,32 persen. Penurunan NTP terbesar pada bulan Februari sebesar 1,18
persen karena indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,60 persen dan
indeks yang dibayar petani naik 0,59 persen.
Januari :
Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur bulan Januari 2019 naik 0,07 persen dari 108,61 menjadi
108,68. Pada bulan Januari 2019, tiga sub sektor pertanian mengalami kenaikan NTP sedangkan
sisanya mengalami penurunan. Sub sektor yang mengalami kenaikan NTP terbesar terjadi pada sub
sektor Hortikultura sebesar 0,79 persen dari 100,44 menjadi 101,24, diikuti sub sector Peternakan
sebesar 0,40 persen dari 110,87 menjadi 111,32 dan sub sektor Perikanan sebesar 0,18 persen dari
113,27 menjadi 113,48. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan NTP adalah sub sektor
Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,22 persen dari 105,43 menjadi 104,14, dan sub sektor
Tanaman Pangan sebesar 0,09 persen dari 112,61 menjadi 112,51.
Februari :
Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur bulan Februari 2019 turun 0,89 persen dari 108,68
menjadi 107,72. Pada bulan Februari 2019, tiga sub sektor pertanian mengalami penurunan NTP,
sedangkan dua sub sector mengalami kenaikan. Sub sektor yang mengalami penurunan NTP terbesar
terjadi pada sub sector Hortikultura sebesar 2,12 persen dari 101,24 menjadi 99,10, diikuti sub sektor
Tanaman Pangan sebesar 1,73 persen dari 112,51 menjadi 110,57, dan sub sector Tanaman
Perkebunan Rakyat sebesar 0,03 persen dari 104,14 menjadi 104,11. Adapun kenaikan NTP terbesar
terjadi pada sub sektor Perikanan sebesar 0,70 persen dari 113,48 menjadi 114,27, dan sub sektor
Peternakan sebesar 0,41 persen dari 111,32 menjadi 111,77.
Maret :
Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur bulan Maret
2019 turun 0,31 persen dari 107,72 menjadi 107,39. Pada
bulan Maret 2019, tiga sub sektor pertanian mengalami
penurunan NTP, sedangkan dua sub sector mengalami
kenaikan. Sub sektor yang mengalami penurunan NTP
terbesar terjadi pada sub sektor Tanaman Pangan sebesar
1,45 persen dari 110,57 menjadi 108,96, diikuti sub sektor
Perikanan sebesar 0,81 persen dari 114,27 menjadi
113,35, dan sub sektor Peternakan sebesar 0,52 persen
dari 111,77 menjadi 111,19. Sedangkan kenaikan NTP
terbesar terjadi pada sub sector Tanaman Perkebunan
Rakyat sebesar 1,24 persen dari 104,11 menjadi 105,40,
dan sub sektor Hortikultura sebesar 1,09 persen dari 99,10
menjadi 100,18.
April :
Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur bulan April
2019 turun 0,80 persen dari 107,39 menjadi 106,52. Pada
bulan April 2019, empat sub sektor pertanian mengalami
penurunan NTP, sedangkan satu sub sector mengalami
kenaikan. Sub sektor yang mengalami penurunan NTP
Luas Panen (Ha) dan Produksi Padi (Ton) di Jawa Timur Tahun 2018
Selanjutnya Berdasarkan hasil survei KSA, luas panen padi di Jawa Timur
periode Januari–September 2018 sebesar 1,61 juta hektar. Luas panen tertinggi
terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 412,12 ribu hektar, sementara luas panen
terendah terjadi pada bulan Januari dengan luas panen sebesar 37,95 ribu hektar.
Luas panen padi pada September 2018 sebesar 106,00 ribu hektar, mengalami
penurunan sebesar 19,42 persen dibandingkan luas panen pada bulan Agustus
2018. Berdasarkan hasil survei KSA pengamatan September, potensi luas panen
pada bulan Oktober November, dan Desember masing-masing sebesar 77,35 ribu
hektar, 68,90 ribu hektar, dan 67,53 ribu hektar. Dengan demikian, total potensi luas
panen 2018 adalah sebesar 1,83 juta hektar.
Luas Panen
Produksi Produksi
Januari– Konsumsi Neraca
Provinsi GKG ( Beras (Ton-
Desember (Ton-Beras) (Ton-Beras)
TonGKG) Beras)
2018 (Ha)
NILAI TUKAR
12 NELAYAN (NTN)
.1
Nilai Tukar Nelayan (NTP) di Jawa Timur
T
Indikator a
2014 2015 2016
h 2017 2018
Nilai Tukar Nelayan (NTN) 106,54 106,68 u
111,83 121,77 126,90
n
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur
Nilai Tukar Nelayan Jawa Timur Tahun 2017-2018
Rata-rata NTN Jawa Timur tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 5,13
persen dibanding tahun 2017, yaitu dari 121,77 menjadi 126,90. Kenaikan
tersebut disebabkan kenaikan rata-rata indeks harga yang diterima nelayan
(12,72 persen) lebih besar dari kenaikan rata-rata indeks harga yang dibayar
nelayan (4,82 persen). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai tukar produk
perikanan tangkap terhadap barang konsumsi rumah tangga nelayan dan
biaya produksi nelayan tahun 2018 secara umum masih lebih tinggi dibanding
kondisi tahun 2017.
Pada tahun 2018 NTN Jawa Timur lebih tinggi dibanding kondisi pada
tahun 2017. Jika dilihat besarnya perubahan di tahun 2018, kenaikan NTN
terbesar terjadi pada Bulan Agustus sebesar 2,04 persen, karena indeks harga
yang diterima nelayan pada bulan yang sama mengalami kenaikan sebesar
1,61 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar nelayan turun sebesar 0,43
persen. Penurunan NTN terbesar terjadi pada bulan Oktober sebesar 1,55
persen karena indeks harga yang diterima nelayan mengalami penurunan
sebesar 1,23 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar nelayan
mengalami peningkatan sebesar 0,32 persen.
Januari : Maret :
Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur
bulan Januari 2019 naik 0,36 persen dari 126,08 bulan Maret 2019 turun 0,84 persen dari
di bulan Desember 2018 menjadi 126,54 di 127,16 di bulan Februari 2019 menjadi 126,09
bulan Januari 2019. Kenaikan ini disebabkan di bulan Maret 2019. Penurunan ini
karena indeks harga yang diterima petani naik disebabkan karena indeks harga yang diterima
sebesar 1,32 persen, sedangkan indeks harga nelayan turun sebesar 0,30 persen,
yang dibayar petani hanya naik sebesar 0,96 sedangkan indeks harga yang dibayar nelayan
persen. naik sebesar 0,54 persen.
Perkembangan NTN bulan Januari 2019 Perkembangan NTN bulan Maret 2019
terhadap Desember 2018 (tahun kalender)
terhadap Desember 2018 (tahun kalender) naik
naik sebesar 0,01 persen. Adapun
sebesar 0,36 persen. Adapun perkembangan
perkembangan NTN bulan Maret 2019
NTN bulan Januari 2019 terhadap bulan Januari
terhadap bulan Maret 2018 (year-on-year)
2018 (year-on-year) mengalami kenaikan
mengalami kenaikan sebesar 1,68 persen.
sebesar 1,35 persen.
April :
Februari :
Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa
Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur
Timur bulan April 2019 turun 1,84 persen
bulan Februari 2019 naik 0,49 persen dari
dari 126,09 di bulan Maret 2019 menjadi
126,54 di bulan Januari 2019 menjadi 127,16 di 123,78 di bulan April 2019. Penurunan ini
bulan Februari 2019. Kenaikan ini disebabkan disebabkan karena indeks harga yang
karena indeks harga yang diterima petani naik diterima petani turun sebesar 0,68 persen,
sebesar 0,01 persen, sedangkan indeks harga sedangkan indeks harga yang dibayar
yang dibayar petani turun sebesar 0,48 persen. petani naik sebesar 1,18 persen.
Perkembangan NTN bulan Februari Perkembangan NTN bulan April 2019
2019 terhadap Desember 2018 (tahun kalender) terhadap Desember 2018 (tahun kalender)
naik sebesar 0,85 persen. Adapun turun sebesar 1,83 persen. Adapun
perkembangan NTN bulan Februari 2019 perkembangan NTN bulan April 2019
terhadap bulan Februari 2018 (year‐on‐year) terhadap bulan April 2018 (year-on-year)
mengalami kenaikan sebesar 0,98 persen. turun sebesar 0,45 persen.
13 PERHUBUNGAN
.1 No. Uraian
2015 2016
Tahun
2017 2018
I. Armada Bus Kota, Mobil Penumpang Umum (MPU), Mikro Bus Antar Kota
1. Bus Kota
- Jumlah Perusahaan (Unit) 6 6 6 6
- Jumlah Armada (Unit) 28 28 34 34
2. MPU/Mikrolet/Mikrobus
- Jumlah Perusahaan 6.017 6.082 6.112 6.112
(Perusahaan/Orang)
- Jumlah Armada (Unit) 6.017 6.082 6.112 6.112
II. Jumlah Bus AKDP dan AKAP
1. Bus AKDP :
-Jumlah Perusahaan (PO) 135 145 145 133
Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan Menurut Jenis Pengeluaran dan Daerah
Tempat Tinggal di Jawa Timur, 2017-2018
KEAMANAN DAN
15
KETERTIBAN
Jumlah Anggota Kepulisian di Jawa Timur
Status Tersangka
17 INDEKS KEBAHAGIAAN
Untuk dapat mengetahui tingkat kebahagiaan masyarakat Indonesia, maka dilakukan
penilaian menggunakan Indeks Kebahagiaan. Namun ada perubahan metode dalam penilaiannya di
tahun 2017 dibandingkan pada tahun 2014. Metode pengukuran Indeks Kebahagiaan tahun 2017
mengalami perubahan karena terdapat penambahan cakupan dimensi dibandingkan tahun 2014.
Pada tahun 2014, Indeks Kebahagiaan hanya menggunakan Dimensi Kepuasan Hidup, sedangkan
pada tahun 2017, Indeks Kebahagiaan ditambahkan Dimensi Perasaan (Affect) dan Dimensi Makna
Hidup (Eudaimonia). Perubahan lainnya pada tahun 2017, Dimensi Kepuasan Hidup terbagi menjadi
2 (dua) subdimensi, yaitu: Subdimensi Kepuasan Hidup Personal dan Subdimensi Kepuasan Hidup
Sosial. Indeks Kebahagiaan Jawa Timur pada tahun 2017 adalah sebesar 70,77 lebih tinggi dibanding
Indeks Kebahagiaan Nasional pada tahun 2017 sebesar 70,69.
Berdasarkan Indeks Kebahagiaan Jawa Timur 2017 tersebut, masing-masing dimensi dan
subdimensi memiliki kontribusi sebagai berikut: Kepuasan Hidup 33,79 persen, Perasaan (Affect)
32,42 persen, dan Makna Hidup (Eudaimonia) 33,78 persen. Khusus pada Dimensi Kepuasan Hidup
dibagi menjadi 2 subdimensi, yakni Subdimensi Kepuasan Hidup Personal dan Kepuasan Hidup
Sosial, masing-masing memiliki kontribusi 46,48 persen dan 53,51 persen terhadap Indeks Kepuasan
Hidup.
Indeks Indeks
Indeks Indeks Indeks Dimensi
Indeks Dimensi Dimensi
Provinsi Subdimensi Subdimensi Makna Hidup
Kebahagiaan Kepuasan Perasaan
Personal Sosial (Eudaimonia)
Hidup (Affect)
DKI Jakarta 71.33 68,64 74,56 71,60 68,06 74,04
Jawa Barat 69.58 65,48 74,96 70,22 66,83 71,43
Jawa Tengah 70.92 65,50 76,34 70,92 70,45 71,36
DI Yogyakarta 72.93 67,95 76,02 71,98 73,38 73,49
Jawa Timur 70.77 66,63 76,72 71,68 68,79 71,66
Banten 69.83 65,78 74,97 70,37 67,80 71,13
Bali 72.48 68,48 76,32 72,40 71,71 73,27
Nusa Tenggara Barat 70.7 65,25 77,93 71,59 67,50 72,72
Nusa Tenggara Timur 68.98 62,92 76,75 69,83 65,23 71,53
Indonesia 70.69 65,98 76,16 71,07 68,59 72,23
INDEKS PEMBANGUNAN
18 TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI
Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi Se Pulau Jawa
Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) merupakan suatu ukuran
standar yang dapat menggambarkan tingkat pembangunan teknologi informasi dan komunikasi suatu
wilayah, kesenjangan digital, serta potensi pengembangan TIK. Semakin tinggi nilai indeks
menunjukkan potensi dan progress pembangunan TIK suatu wilayah lebih optimum. Sebaliknya,
semakin rendah nilai indeks menunjukkan pembangunan TIK di suatu wilayah masih belum optimum.
Nilai IP-TIK dapat digolongkan ke dalam 4 kategori, yaitu tinggi, sedang, rendah, dan sangat
rendah. Nilai IP-TIK Provinsi Jawa Timur pada tahun 2016 berada pada kategori sedang, dengan nilai
4,27 lebih rendah 0.07 poin dari Indonesia. Sedangkan pada tahun 2017 meningkat pada nilai 4.88
dari 2016, lebih rendah 0.11 poin dari Indonesia.
Seluruh provinsi di Pulau Jawa mengalami peningkatan IP-TIK dari tahun 2016 ke 2017.
Provinsi dengan IP-TIK tertinggi adalah DKI Jakarta, yaitu 7,61 di tahun 2017, meningkat dari 7,41 di
tahun 2016. Sedangkan provinsi dengan IP-TIK terendah adalah Jawa Tengah, yaitu sebesar 4,72 di
tahun 2017, meningkat dari 4,08 di tahun 2016.
Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Jawa Timur 2018 mencapai 72,86 dalam skala indeks 0
sampai 100. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan IDI Jawa Timur 2017 yang
capaiannya sebesar 70.92. Meskipun sedikit mengalami perubahan, tingkat demokrasi Jawa Timur
tersebut masih termasuk dalam kategori “sedang”. Capaian IDI Jawa Timur dari tahun 2009 hingga
2018 mengalami fluktuasi. Pada awal mula dihitung tahun 2009, capaian IDI Jawa Timur hanya
sebesar 62,49. Angka ini terus mengalami perubahan hingga mencapai momen tertingginya pada
tahun 2015 sebesar 76,90; dan kembali turun hingga mencapai 70,92 di tahun 2017.