NI
St rder l{:3lonal lndon..la
sNt 0{-35ss-1998
s
Gara uji minyak dan lemak
Halaman
10
12
14
15
Cara uji minyak dan lemak
1 Ruang lingkuP
uji minyak dan lerrak yang terdiri dari kadar
Standar inimeliputi penyiapan contoh serta cara lemak
]''i'irir"""" ll.Gda, bitangan ioo, oilngan p"nvjoun"n' brlangan asam/asam
Pore4ske'
tetuslO#iat isar. uilangan Reichert Me'jsse// dan bila.lgan
2 Acuan
SNI o'l- 2891- 1992, Cara uiimakanan dan minuman'
I
3 PenyiaPan contoh
4 Definisi
'@
pada pemanasan dengan suhu dan waktLl
4.1 Kadar air adalah bahan yang mengLlap
tertentu.
vano terdapal da'ar co^toh olnyatakan
4.2 Brlanqan peroksida adalah JJm'ah oe'oksida kg' 'yuni rn"ngot.,out' kalium ;odrda pada
i",;fun miliekivalen okslgen akllf oer
"..*"
iJnii.' p"rr"r.r"" },""g dijelaskar^ pada cara kerJa
banyakrya gram halogen }/ang drserap oleh
4.3 Brlanqdn iod da-i lemak daa n;nya( aoalan
ib-o q;";i"*ul oun o:nyatakan da'am
herar rod
hidroksida yang diPerlukan untuk
4.4 Bilangan penyabunan adalah jumlah mg kalium
menyabJnkan satu gram lemak
KoH yang diperlukan untuk menetralkan satu
4.4.1 Bilangan asam adalah banyaknya mg
gram lemak.
lemak bebas yang terkandung dalam
4.4.2 Asam lemak bebas adalah kadar asam-asam
lemak.
1 dafi 1B
sNt 0r -3i55 - 1998
4.4.3 Derajat asam adalah banyaknya ml larutan basa (NaOH atau KOH) 0,1 N, yang
diperlukan untuk menetralkan 100 gram lemak.
5 Kadar air
5.1,'l Acuan
makanan dan rninuman
Standar Nasional Indonesia, SNI A1-2891- 1992' Cara uii
5.1.2 PrinsiP
Kehilangan pada bobot pemanasan 105oC dianggap
sebagai kadar air yang terdapat dalarn
contoh.
iJ 5.1.3 Peralatan
al Neraca analitik;
bi Oven pengering dengan penar.as Lstrr('
Icrn-9cm, dalamnya 4 cm - 5 cn'r,
.i eotor ii.o'a"q irrm..,nium bedutup dengan'drameler
dasar rata;
d) Desikator.
2 dati 18
sNr 0l - is5s - r99s
Keterangan:
m, adalah bobot cuplikan
m? adalah bobot cuplikan sbtelah pengeringan
5.2.1 Acuan
Standar Nasional lndonesia, SNI 01-2891- 1992, Cara uji makanan dan minuman.
,)
5.2.2 Prinsip
Pemisahan azeotropik air dengan pelarut organik.
5.2.3 Pereaksi
Xylol, Toluene.
5.2.4 Peralalan
a) AIat aufhauser, berukuran 5 ml;
b) Pemanas listrik;
c) Neraca analitik.
5.2.6 Perhitunqan
Kadarair=Lxl00Yo
W
Keterangan.
yyada'ah bobot cupl\an, o.nyatakal dala-r g'an'
V adalah volume air yang dibaca pada alat aufhauser, dinyatakan dalam ml
3 dari 1B
Metode Karl Fischer
5.3.1 Acuan
Heitch K. Official Melhods of Analysis af the Associallo,, Analytical lChemists, 1 sthed.,
Arlington, Mrginia. USA, 1990.
5.3.2 Prinsip
Titrasi air yang terkandung dalam contoh dengan pereaksi yang sesuai.
5.3.3 Peralatan
a) Alat tikasi Karl F/scher, manual ataupun otomatis, beserta pengaduk;
b) Neraca analitik.
5.3,4 Pereaksi
a) Pereaksi Kari yang telah distabilkan dengan HrO/ml yang setara dengan kira-kira 5 mg/
ml pereaksi :
1. Larutkan 133 gram iod dalan1 425 piridin kering dalam bobot g s kering dan
-
tambahkan 425 ml etilen glikol monoetileter.
\..e 2. Dinginkan sampai mencapai suhu di bawah 4'C dalam penangas es dan alirkan '102
gram -105 gram SO2. Kocok dan biarkan selama 12 jam Pereaksi ini stabil, ietapi
harus distandarkan setiap kali pemakaian.
3. Standardisasikan dengan natrium tartrat 2HrO, 1 ml Na-tadrat. 2HrO = 0,1566 mg
HrO. Sebagai pilihan, standardisasilah dengan HrO dalam meianol yang ditimbang
seperti berikut :
- Timbang 50 mg H2O dan masukan ke dalam wadah penitar dan tite.
- Hitunglah C = mg H2O/ml pereaksi.
b) Pengencer larutan Ka Fischer.2 melaksietanol, pirldin (4: 1)
c) Pelarut contoh yaitu CHCh anhidrat:CH3OH (1 : 1)atau (2: 1).
5.3.6 Perhitungan
Kadar air dinyatakan sebagai persen, dihitung s;mpai 2 desimal dengan rumus
Kadat air, ak = (VxC)
WxlO
Keterangan:
Y adalah volume pereaksi
I/Vada'ah bobot coltoh
C adalah banyaknya mg H?O/ml pereaksi (llhat butir 5 3.4 .a.3)
4 dari '18
sNl 0l-'i5i5- rooe
6 Bilangan peroksida
6.1 Acuan
- Standar Nasional lndonesia, SNI 01- 3555 -'1994, Cara uji minyal; dan lemak.
- Paquot C. IUPAC, Standad Methads fot the Analysis of Ails, Fat and Detivates 6th e<l
(cara pertama), Pergamon, 1979 (cara kedua).
5.2 Prinsip
Larutan contoh dalam asam asetat glasial, dan kloroform direaksikan dengan larutan KI
lodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan standar hatrium tiosuliat
6.3 Reaksi
o,
6.4 Pereaksi
1. Kloroform pro analisis-
2. Asam asetat glasial, pro analisjs.
3. Kalium iodida, pra krislal.
4 Etanol 95%
1.
Pembuatan larutan standar natriLlm tiosulfat I N
Timbanq 246 gram nalrium tiosuliat NarS?O35HrO, larutkan ke dalarn l2.u ukur satu
liter dengan air suling bebas C02 kemudian tera dan himpitkan-
2. Pembuatan larutan standar natrium tisolfat 1 N
Encerkan 100 ml larutan standar natrium tiosulfat ini ke dalam labu ukur saiu llter lalu
isi dan tera labu ukur sampaitanda garis dengan alr suling bebas CO?.
3. Larutan nairium tiosulfat 0,02 N
Larutkan 20 ml larutan natrium tiosuliat 0,1 N (dengan pipet) dalam labu ukur 100 ml
lalu isi dan tera labu ukur sampai tanda garis dengan air suling bebas COz
e. Air suling bebas CO,.
Didihkan air suling selama 20 menit, kemudian dinginkan dalam sebuah v/adah yang
dilengkapi dengan alat proteksi CO, yang berupa tabung penyerap yang mengandung
campuran NaOH dan CaO.
f. lndikator larutan kanji 0,5%.
Didihkan 0,5 gram serbuk kanji dengan 100 ml air suling.
6.5 Peralatan
a) Neraca analitik, ketelitian 0,1 mg, terkalibrasi:
b) Erlenmeyer, bertutup asah 250 ml - 300 ml,
c) Pipet gondok 20 ml, terkalibrasi;
d) Labu uku.'100 ml, ierkalibrasii
5 dari 1B
;: ., I
sNI 0r-3555- t 998
6 dari 18
sNI 0i-35ss- 1998
6.7 Perhitungan
Bilangan peroksida dapat dinyatakan dalam:
a) Miligram ekivalen dari oksigen aktif per kg. dihitung sampai dua desimal conloh derigan
menggunakan rumus I
(Vt-Vo)xT
Bilangan perol,sida (mg I kg) - x 1000 atau
(V,-Vo)xT x8
Bilangan peroksiila (mg / kg) = x 1000
m
Keterangan:
yo adalah nilai numerik volume darilarutan natrium tiosulfat unt!k blanko, dinyatakan dalam ml
y, adalah nilai numerik volume da larutan nalrium tiosulfat uniuk contoh, dinyatakan dalam ml
f adalah normalitas larutan standar natrium tiosulfat yang digLrnakan
m adalah berat contoh, dinyatakan dalam gram
7 Bilangan iod
7.1 Acuan
Paquout. C. IUPAC, Standatd Methods for the Anatysis af aib, Fatand Derivates,6th edition,
Pergamon, 1979.
7.2 Prinsip
Penambahan larutan iodium monokhlorida dalam campuran asam asetat dan karbon
tetrakhlorida ke dalam contoh. Setelah melewatiwaklu tertentu dilakukan penetapan halogen
yang dibebaskan dengan penambahan kalium iodida (Kl). Banyaknya iod yang dibebaskan
ditiirasidengan larutan standar natrium tiosulfat dan indikator kanii
7.3 Reaksi
HH ct ct
tl C, + 2l Cl
tl
(-C-C-) +
-C = ----+ l2
lkaran ra.1gkap da'i lemak -_- l1
l, + NarS2O3 2 Nal + Na,SlO6
7-4 Pereaksi
a) Karbon tetrakhlorida pro analisis.
b) Larutan kalium iodida (Kl) 20%, larutkan 20 gram kaliurn iodida dalam '100 ml air suling.
c) Larutan nakium iiosulfat 0,1 N. Pembuatan 1 N standar natrium tiosulfat. Timbang 248
natrium tiosulfat. LarLtikan dengan air suling bebas C02 dan masukan ke dalam Lirrr ukur
1 liter kemudian tera dan himpitkan. Encerkan 100 ml larutan nairiLlm tiosulfat 1 N ke
dalam labu ukur 1 liter dan lera labu ukur sampai tanda garis dengan air suling bebas
Coz
7 dari 1B
sNI 0l - 3555 - 1998
d) lndikator larutan kanji 0,5%. 0,5 gram serbuk kanii dididihkan dengan 100 ml air suling.
e) Larutan w./s.
Pembuatan:
Timbang 13 gram iod dllarutkan ke dalam 1 liter asam asetat pekat lalu aliri gas khlor
(tidak b;leh berlebihan), sehingga sejumlah khlor yang terikat setara dengan iod yaitu
diperlukan 3,6 gram khlor.
Untuk mengetahui apakah jumlah tersebut sudah cukup, Erlenmeyer berisi larutan asam
isetat aitiribang sebelum'dan sesudah dialiri gas khlor atau dengan memperhatikan
peruuatran waria dari coklat tua menjadi coklat kekuning-kuningan' Larutan w'is
dimasukkan ke dalam botol berwarna dan disimpan ditempat gelap pada suhu kurang
oafl JU-\..
CATATAN : Larutan wrs dapat juga diperoleh dalam keadaan siap pakai
7.5 Peralatan
a) Neraca analitik, ketelitian minimal10"1 mg, terkalibrasii
b) Erlenmeyer 500 ml beriutuP asah;
c) Pipet gondok 25 ml, terkalibrasi;
d) Buret 50 ml, kelelitian 0,1 ml, terkalibrasi
Conloh
Nilai bilangan iod
(granr)
<5 3,00
5-24 1,00
21 -50 0,40
51 - 100 0,20
10'1 - 50 1 1 ,13
0,'10
151 - 2oo
8 dari 18
sNr 0l - ls55 - t998
7.7 Perhitungan
Bilangan iod dinyatakan sebagai gram iod yang diserap per '1OO'gram dihitung sampai dua
desimaldengan menggunakan rumus I
12,69xTx(V, *V,)
Bilangan Iod =
m
Keterangan:
7 adalah normalitas larutan standar natrium tiosulfat 0,1 N
y3 adalah volume larutan tio O,'1 N yang diperlukan pada penileran blanko, dinyatakan delam ml
y. adalah volume larutan tio 0,1 N yang diperlukan pada peniieran conloh , dinyatakan dalam ml
m adalah bobol contoh, dinyaiakan dalam gram
8 Bilangan penyabunan
8.1 Acuan
Paquout., C. IUPAC, Stardard Methods fot the Anatysi$ ol Oils, Fal and Detivates, 6th
8.3 Reaksi
H, CO-C-R
lo o Hr C-OH
lrr +
H CO_C*R + 3KOH 3R-C-OK + H C-OH
o H, C_OH
..$,
H, CO- C-R
8.4 Pereaksi
a) Kalium hidroksida 0,5 N dalam etanol 95%. Timbang KOH sebanyak kir;-kira 40 gram
dan dilarutkan dengan 25 mlair suling, kemudian encerkan dengan etanol 95% sampai 1
liter dan simpan dalam botol coklal.
b) Asam khlorida, HCl, 0,5 N. Larutkan 4'1,5 r.l (HCl 37% bj. 1,19) menjadi 1 liter dengan
air suling.
c) lndikatollarutan fenolftalein 0,5%. Larutkan 0,5 gram fenolftalein dalam alkohol 95% ke
dalam Iabu ukur 100 ml.
I dari 1B
sNt 0l - 3555 - 1998
-8.5 Peralatan
a) Neraca analitik, dengan ketelitian 0,1 mg terkalibrasi;
b) Erlenmeyer 200 ml;
c) Pendingin tegak yang panjangnya 'l m;
d) Pipet volumetri25 ml, terkalibrasi;
e) Buret 50 ml, dengan ketelitian 0,01 ml, terkalibrasii
f) Penangas air atau pemanas listrik.
8.7 Perhitungan
Bilangan penyabunan dinyatakan sebagai miligram KOH per gram lemak dihitung sampai
satu desimal dengan menggunakan rumus;
Bilangan penyabunan =
56,1 x T x (Ya - Yt\
Keterangan:
yo adalah volume HCI 0,5 N yang diperlukan pada peniteran blanko . dinyatakan dalam ml
% adalah volume HCl0,5 N yang diperukan pada peniteran contoh, dinyaiakan dalam ml
7 adalah normalitas HCl0.5 N
m adalah bobot conloh, dinyatakan dalam gram
'fu
9 Bil"ng"n asam/asam lemak bebas/derajat asam
9.1 Acuan
Paquout.. C IUPAC, Slandard Melhods lu the Analysis af O s, Fat and Derivales, 6th
edllion, Pergamon, 1979.
9.2 Prinsip
Pelarutan contoh lemak-hinyak dalam pelarut organik tefieltJ (alkohol 96% netral)
dilanjutkan dengan penitaran dengan basa (NaOH atau KOH).
10 dari 18
sNl 0l-3555- t998
9.3 Reaksi
H, COO-C-R 'l
H, C-OH
I
---->
I
H, COO-C-R H, C-OH
Lemak
Asam lemak
9.4 Pereaksi
.t a) Larutan alkohol95% netral
L4asukan alkohol 95% sebanyak yang diperlukan ke dalam Erlenmeyer, tetesi dengan
beberapa tetes indikator fenolftalein kemudian dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,1
N sampai terbentuk warna merah muda.
b) lndikator fenolftalein (PP) 0,5%
Larutkan 0,5 gram fenolftalein dalam '100 ml etanol 95%
c) Larutkan standar NaOH 0,1
- Pembuatan larutan NaOH 50% (larutan sorensen)
Larutkan 100 gram NaOH dalam air suling bebas CO, sebanyak 100 ml.
Pembuaian laruian standar NaOH 0,1 N
Larutkan 5,26 ml NaOH 50o/o (19 N) ke dalam labu ukur 1000 ml dan ditera sampai
tanda garis dengan air suling bebas COr. Tetapkan normaliias larutan lersebut.
9.5 Peralatan
a) Neraca analitik, ketelitian minimal 0,1 ml, terkalibrasi;
b) Erlenmeyer 250 ml, terkalibrasi;
c) Burel 10 ml atau 50 ml, terkalibrasi
11 dari '18
!': -
.., :
Tambahkan 3 tetes - 5 tetes indikator PP dan liear dengan larutan NaOH 0,1 N hingga
wama merah muda tetap (tidak berubah selama 15 detik).
Lakukan penetapan duPlo.
Hitung bilangan asam/kadar asam lemak bebas/derajat asam dalam contoh.
20 0,50
1-4 10 0,20
4-15 0,01
0,5 0,001
15 -75
>75 0,1 0,0002
9.7 Perhitungan
a. Bilangan asam dinyatakan sebagai mg KOH/gram lemak, dihitung sampai dua desimal
@ dengan menggunakan rumus :
Vx f x 56.1
b. Asam lemak bebas dinyatakan sebagai persen asam lemak, dihitung sampai dua
desimaldengan menggunakan rumus :
- MxVxT
'10 m
c. Derajal asam dinyatakan sebagai miliekivalen/1 OO gram lemak, dihitung sampai dua
desimal dengan menggunakan rumus :
100xVxI
m
Keterangan:
V adalah volurne NaOH yang diperlukan dalam penileran, dinyatakan dalam
ml
Lt 7 adalah normalilas NaOH
m adalah bobot contoh, dinyatakan dalam gram
M adalah bobot molekul asam lemak
10.2 Prinsip
Penvabunan lemak dalam larutan gliserol kemudian diikuti pelarutan dengan
air dan
pemiebasan asam-asam lemak bebas oleh asam su{fal'
12 dati 1B
,,a*ry,rF!1.:4rpr!,r"q1B!aqli!_rfl lair.d
{.-;.'r'.x+*"
'10.3 Reaksi
o
il
Lemak + NaOH Gliserol + R-C-ONa
o
tt
2 R-C-ONa H,SO. Na,SO! + Asam lemak bebas
->
Destilasi
Asaml lemak bebas Asam yang menguap
c1 - c14
Larut (C1dan C6)
Asam yang menguap + H2O
Tidak larut (Cs - C1,
o 1o-4 Pereaksi
a) Gliserol netralgB% (BJ i.26).
b) Larutan natrium hidroksida, NaOH 50%.
c) Larutan asam sulfat, H2SO. encer.
d) lndikatorfenolftalein.
e) Larutan nalrium hidroksida, NaOH 0,'l N.
0 Natrium sulfat, NarSO4 anhidrat.
'10.5 Peralatan
a) Neraca analitik, dengan ketelitian minimal0,l mg, terkalibrasi;
b) Labu berdasar.ata 300 ml;
c) Gelas ukur '100 mli
d) Bubuk batu apung dengan ukuran '1,4 mm - 2 mm;
e) Alat deslilasi;
0 Kertas saring berdiameter g0 mm;
g) Labu berskala 100/110 ml.
'13 dari 1B
ry i)
j)
Tutup labu ukur dan masukan ke dalam penangas air lSoC sedemikian
batas 1 't0 ml terletak ,i cm di bawah garjs penarigas, Oiamt€n
10 menit tabu dibolak-batikkan 4 kali_ 5 kaii (tanpi tertocoXt.
rupa sehingga
ietami j 6 menit. Setetah
Sarin!.larutan dengan ke(as saring fittrat aln iamOafrf<ln ml indikator pp
t kemudian
titrasidengan larutan NaOH. LakukJn juga penetapan bla;ko.
10.7 Perhitungan
RM= 11 x Nx(a-b)
Keterangan :
,7 Bilangan Polenske
'11.1 Acuan
Paquout., C. lUpAC, Standard Methods for the Analysis of Oits, Fal and Derivates, 6th
edition, Pergamon, 1979.
('^
11.2 Prinsip
Penyabunan iemak mentega dalam gliserol dengan basa kuat dengan
cara votumetri.
Bilangan Polerske untuk menentukan asam lemak yang menguap aan
tiiit< tarut Oatam air.
11.3 Pereaksi
a) Gliserol nerral 98% (BJ'1,26).
b) Larutan natrium hidr6ksida, NaOH S0% (b/b) yang sudah jernih.
c) Asam sulfat H2SO! encer.
d) lndikator PP (fenotftatein).
e) Larutan natrium hidroksida NaOH 0,1 N atau kalium hidroksida, KOH 0,1 N.
0 Ak suling yang telah dididihkan 15 menit untuk membeOaskan bO,
g) Etanol 95% (v/v).
'11.4 Peralatan
a) Neraca analitik, dengan ketelilian minimum 0,1 mg, terkalibrasil
b) Gelas piala,25 ml:
c) Labu berskala 100/110 mt,
d) Corong;
e) Kertas saring;
0 Alat destilas';
s) Bubuk batu apung dengan ukuran pa.tikel 1,4 ml- 2 ml:
h) Burel;
i) Gelas ukur 100 mt:
i) Labu berdasar rata 300 mt.
11.5 Cara kerja
a) Setelah qelgl.apan bilangan Rerbhe,,t Melsse//, cuci pendingin dengan 15 mt air suting
yang telah didinginkan.
b) Tampung air pembilas pada getas piala 25 ml. Bilas labu berskala 1OO/1.10
mt dengan air
pembilas ini, kemudian saring. Ulangi pekerjaan ini masing_masing dengan
15 mt air
suling.
14 dati 18
c) Kumpulkan air pembilas terakhir dalam wadah terpisah dan nekalkan dengan alkali. Bita
larutan pembilas ini pada penetralannya dibutuhkan kurang satu tetes al[ati, bilasan ini
tidak dipergunakan. Cudi pendingjn dengan 1S mt etanot 95% (y/v). Kumputkan etanol
pencuci dalam gelas piala 25 ml dan gunakan untuk membil;s iabu ukur, kemudian
saring. Ulangi pengerjaan inidua kali.
d) Tambahkan tiga tetes indikator fenolftalein (pp) ke datam etanol pembilas (45) dan titer
dengan larutan NaOH atau KOH.
e) Lakukan penetapan blanko.
D Hitung bilangan Poleaske dalam contoh.
1'1.6 Perhitungan
=
Bilangan Polenske 10 xNx(V1-V2)
Keterangan: I
y, adalah ju;bh NaOH atau KOH yang digunakan uniuk contoh , dinyatakan dalam mt
y2 adalah jumlah NaOH atau KOH yang digunakan !ntuk btanko, dinyatakan dalam ml
N adalah normalitas NaOH atau KOH
12 Ketepatan
('
12.1 Validasi metode uji bilangan peroksida (cara pertama)
lni dilakukan dengan menganalisis contoh yang sama dengan menggunakan metode yang
berbeda di laboratorium yang berbeda. Data statislik yang djperoteh adalah :
Slandar deviasi 1,881
Koeflsien variasi 31,A2
Repitibilitas
- nilaidugaan 0,684
- nilai ketidakpastian o,21
Reprodusibility
- nilaidugaan 5,343
- nilai ketidakpastian 1 ,64
15 dari 18
12.3 validitas metode uji bilangan penyabunan
lni dilakukan dengan menganatisis contoh yang sama dengan menggunakan metode yang
berbeda di laboratorium yang berbeda. Dala statistik yang diperoleh adalah:
Standar deviasi . 4,04
Koeflsien variasi 2,11
Repitibilitas
- Nilaidugaan 3,15
- Nilai ketidakpasiian 1,2
Reprodusibilitas
11,64
- Nilaidugaan
4
- Nilai ketidakpastian
'13 Lampiran
'13.1 Standardisasi larutan natrium tiosulfat 0,02 N
a) Timbang 0,05 gram gram kalium iodal (Kl03) kering, larutkan ke dalam Erlenmeyer
- O,'1
250 mldengan airsuling sebanyak 50 ml
b) Tambahkan 10 ml kalium iodida 20% dan 2,5 ml HCI 4 N, iod yang dibebaskan dititer
denoan natrium tiosuifat 0,1 N sampai larulal ben^/arra kuning
c) Tamiahkal 2 ml 3 ml larutan kanjr dan lllrasr dilanjut(an sampa' warna biru hilang.
-
Lakukan penetapan duplo. HitLlng normalitas natrium tiosulfat 0,1 sampai 4 desimal
dengan menggunakan rumus :
{\
N (greu) = 'n
Vx Ee
Keterangan:
m adalah berat kalium iodat, dinyatakan dalam mg
y adalah volume larutan nalaium tiosuliat yang digunakan !ntuk iitrasi
Eq adalah berat ekivalen dari kalium iodat.
CATATAN : Apabila perbedaan anlara kedua penetapan lebih dari0,0004, lakukan penetapan triplo'
a)' Timbang kira-kira 0,75 gram boraks (analt4ical grade) dengan ketelitian 0,001 gram,
dalam klca arloii, kemudian pindahkan dalam Erlenmeyer 250 ml larutkan dengan air
suling dan gelas kaca a,lojinya.
b) Tam6ahkai 3 tptes penunjuk merah melil (0,1) gram dalam 100 ml etanol 70% titar
dengan HClO,5 N hingga warna larutan menjadi merah muda.
'16 dari 18
c) Lakukan peneiapan duplo.
d) Hitung normalitas larutan standar HCl.
Perhitungan:
Normalitas larutan standar HCI dapat dihitung sampai 4 desimal dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
w
190,6 x,4
Keterangan:
W adalah berat boraks, dinyatakan dalam mg
A adalah volume HCliang dipakai dalam peniteran
CATATAN Perbedaan hasil diantara dua penetapan tidak boleh lebih dai O,OOO4. Bila lebih dari
0.0004 lakukal,) penetaPan triPlo.
vxoS
Keterangan :
CATATAN : Apabila perbedaan antara kedua penetapan lebih dari 0,0004, lakukan penetapan kiplo
()
'17 dari 18
Gambar
18 dari 18
-*-*f*.'"et-,---Itsi'.rlt!84! q ffif-'